Kasus Mendalam Sc Mammae

download Kasus Mendalam Sc Mammae

of 23

description

kasus mendalam

Transcript of Kasus Mendalam Sc Mammae

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPelayanan gizi di rumah sakit merupakan salah satu bagian dari sistem pelayanan rumah sakit yang mempunyai peranan penting dalam mempercepat tingkat kesehatan baik bersifat sebagai promotif, preventif, maupun rehabilitatif. Kegiatan pokok pelayanan gizi di rumah sakit meliputi pengadaan dan pengolahan makanan, pelayanan gizi rawat inap, konsultasi dan penyuluhan gizi serta penelitian dan pengembangan bidang gizi terapan (PGRS, 2005).Pada saat ini kanker payudara yang juga dikenal sebagai kanker mamae merupakanjenis penyakit kanker dengan jumlah penderita terbanyak nomor dua di dunia. Sedangkandari tingkat kematian, jenis kanker ini menyebabkan kematian nomor lima terbesar di dunia setelah kanker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus.Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dandestruktif dapat bermetastase. Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormaltimbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker payudara adalah jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan penunjang payudara. Tingkat insidensi kanker payudara di kalangan wanita adalah 1 berbanding 8. Di Indonesia,kanker payudara menduduki peringkat kedua dari semua jenis kanker. Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan pada stadium lanjut dan berakibat fatal. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas. (Carpenito,1995).

B. Tujuan1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan Nutritional Care Proses (NCP) pada pasien Ca mammae sebagai salah salah penunjang proses penyembuhan.2. Tujuan Khususa. Mampu melaksanakan anamnesis gizi pada pasien Ca mammae.b. Mampu membuat assesment gizi tentang pasien Ca mammae.c. Mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien Ca mammae.d. Mampu melakukan implementasi gizi pada pasien Ca mammae.

C. Waktu dan TempatWaktu pengumpulan data dilakukan pada tanggal 3 Desember 3 Januari 2014 di Bangsal Melati Kamar 10C RSUD Panembahan Senopati Bantul.

D. Jenis data dan Cara Pengumpulan1. Jenis Dataa. Data PrimerData primer meliputi data antropometri, data riwayat gizi, kebutuhan makan. Data ini diperoleh dengan melakukan observasi dan wawancara.b. Data SekunderData sekunder meliputi data identitas pasien, data laboratorium dan fisik/ klinis. Data ini diperoleh dari rekam medis di Bangsal Melati Kamar 10C RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Cara Pengumpulan DataCara pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi serta diperoleh berdasarkan data rekam medis yang ada.

E. Manfaat1. InstansiBagi instansi terkait seperti instalasi gizi dapat digunakan sebagai masukan tentang penatalaksanaan diit pada pasien Ca mammae.2. Bagi MahasiswaMengetahui dan melaksanakan dengan benar penatalaksanaan diet pada pasien Ca mammae.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Penyakit1. Ca mammaeCa mammae adalah suatu pertumbuhan sel, akibat adanyonkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara. Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara (Karsono, 2006).Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang menyebabkan sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara tidak terkendali (Mardiana, 2004).

B. Etiologi PenyakitSaat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama penyakit ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen dalam tubuh yang berlebihan (Harianto, 2005).Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan terjadinya ca mammae yaitu :1.Riwayat keluarga Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae seperti pada ibu, saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko terkena ca mammae 2 hingga 3 kali lebih tinggi.2.HormonHaid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid (menopause) setelah umur 55 tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35 tahun dan tidak pernah menyusui anak.3.UmurWanita berumur >30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar mendapat kanker payudara dan kemungkinan tersebut bertambah setelah menopause.4.Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak atatu tumor ganas kontralateral.5.Wanita yang mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada.6.Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.7.Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3 hingga 4 kali lebih tinggi.8.Lama menggunakan kontrasepsi oral.9.Pola konsumsi makanan berlemak.10.Kurangnya aktivitas fisik.

C. Patofisiologi PenyakitSel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memicu sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi (Desen, 2008).Ca mammae, sama seperti keganasan lainnya penyebab dari keganasan ini merupakan multifaktoral baik lingkungan maupun faktor herediter, diantaranya adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetik, mutasi gen ini dapat menyebabkan ca mammae, kegagalan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor menyebabkan rangsangan abnormal antara sel stromal dengan sel epitel, adanya defek pada DNA repair genes seperti BRCA1, BRCA2, yang pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta kelainan yang menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (Heffner, 2005).Ca mammae terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel payudara dan apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-menerus. Hilangnya fungsi apoptosis menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan DNA. Bila terjadi mutasi gen p53 maka fungsi sebagai pendeteksi kerusakan DNA akan hilang, sehingga sel-sel abnormal berpoliferasi terus-menerus. Peningkatan jumlah sel tidak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong. Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sel-sel tumor dan racun yang dihasilkan keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seperti biasanya.Ca mamae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara. Pertumbuhan dimulai dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma noninvasif. Kemudian tumor menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjarr di daerah lobulus dan invasi ke dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler membesar. Ca mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak (Heffner, 2005).

Menurut Suryaningsih 2009, tanda dan gejala ca mammae yaitu 1. BenjolanAdanya benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan. Semakin lama benjolan tersebut semakin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.2. Perubahan kulit pada payudaraa.Kulit tertarik (skin dimpling)b.Benjolan yang dapat dilihat (visible lump)c.Eritema d.Ulkus3.Kelainan pada puttinga.Putting tertarik (nipple retraction)b. Eksemac.Cairan pada putting (nipple discharge)

D. Manajemen Terapi Diit1. Tujuan Diit (Almatsier, 2007)Tujuan pemberian diit TETP yaitu untuk memenuhi kebutuhan zat gizi supaya meningkat dan mengurangi infeksi yang ada.2. Prinsip dan syarat diita. Energi diberikan sesuai kebutuhan untuk memenuhi adanya peningkatan kebutuhan zat gizib. Protein diberikan untuk membantu mengurangi infeksi yaitu 2 gr/kgBBc. Lemak diberikan untuk cadangan energi yaitu 20% dari kebutuhan energid. KH diberikan sisa total kebutuhan energie. Cairan diberikan cukup untuk mengganti cairan yang hilang

E. Interaksi Obat dan MakananPengaruh makanan atau minuman terhadap obat dapat sangat signifikan atau hampir tidak berarti, bergantung pada jenis obat dan makanan/minuman yang kita konsumsi. Selain itu harus pula dipahami bahwa sangat banyak faktor lain yang mempengaruhi interaksi ini, antara lain dosis obat yang diberikan, cara pemberian, umur, jenis kelamin, dan tingkat kesehatan pasien. Pengurangan penyerapan obat oleh tubuh dapat juga terjadi bila obat-obat ditelan bersama obat dan makanan yang mengandung kalsium, magnesium, aluminium dan zat besi.Obat yang diberikan secara oral akan melalui saluran pencernaan terlebih dahulu. Oleh karena itu hasil kerja obat di dalam tubuh manusia sangat mungkin dipengaruhi oleh makanan atau minuman yang dikonsumsinya. Mekanismenya bisa terjadi melalui penghambatan penyerapan obat atau dengan mempengaruhi aktivitas enzim di saluran cerna ataupun enzim di hati.Ada 2 kemungkinan hasil interaksi obat dan makanan. Yang pertama interaksi obat dan makanan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan khasiat atau manfaat obat dan yang kedua dapat meningkatkan efek samping atau efek dari obat itu sendiri (Wijaya, 2011).

BAB IIISKRINING GIZI DAN NUTRITION CARE PROCESS (NCP)A. Skrining GiziNUTRITIONAL RISK SCREENING (NRS-2002)Nama : Ny St

Bangsal : Melati 10C

Usia : 46

Diagnosis : Ca Mammae

Tanggal masuk RS : 8 Desember 2014

Tanggal skrining : 9 Desember 2014

1. Skrining AwalNoKriteriaJawaban

YaTidak

1Apakah IMT < 20.5 atau LLA < 25 cm untuk wanita dan LLA < 26.3 cm untuk pria?

2Apakah pasien kehilangan BB dalam 3 bulan terakhir?

3Apakah asupan makan pasien menurun 1 minggu terakhir?

4Apakah pasien dengan penyakit berat ? (ICU)

- Jika tidak untuk semua kriteria skrining diulang 1 minggu kemudian- Jika ada 1 atau lebih kriteria dengan jawaban ya dilakukan skrining lanjut

2. Skrining Lanjut IRisiko GiziKriteria

Absen (Skor = 0)Status gizi normal

Ringan (Skor = 1)Kehilangan BB > 5% dalam 3 bulan atau asupan 50-75% dari kebutuhan

Sedang (Skor = 2)Kehilangan BB > 5% dalam 2 bulan atau IMT 18.5-20.5 atau asupan 25-50% dar kebutuhan

Berat (Skor = 3)Kehilangan BB > 5% dalam 1 bulan (> 15% dalam 3 bulan) atau IMT < 18.5 atau asupan 0-25% dari kebutuhan.

3. Skrining Lanjut IIRisiko GiziKriteria

Absen (Skor = 0)Kebutuhan gizi normal

Ringan (Skor = 1)Fraktur, pasien kronik (sirosis hati, COPD, HD rutin, DM, kanker)

Sedang (Skor = 2)Bedah mayor, stoke, pneumonia berat, kanker darah

Berat (Skor = 3)Cedera kepala, transplantasi sumsum, pasien ICU (APACHE>10)

Kesimpulan:Berdasarkan hasil screening pasien memiliki LLA< 25 dan kehilangan BB >5% selama 2 bulan . Anamnesis1. Identitas PasienNama: Ny. TSUmur: 46 tahunSex: PerempuanNo RM: 531828Ruang Perawatan: Melati 10CStatus Pasien: Rawat InapAgama: IslamTanggal Masuk: 8 Desember 2014Tanggal Kasus: 9 Desember 2014Alamat: Kejuhan Kulon Triwidadi Pajangan Dignosis Medis: Ca mammae (Recovery)

2. Riwayat PenyakitKeluhan UtamaAda benjolan, nyeri pada payudra

Riwayat Penyakit SekarangPasien datang dengan keluhan adanya benjolan pada payudara dan nyeri pada payudara.

Riwayat Penyakit DahuluCa mammae

Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada

3. Riwayat GiziData SosekPenghasilan/bulan : -Jumlah kel : 4 orangSuku : JawaBangsa : Indonesia

Aktifitas FisikLama Kerja : - jamLama Tidur : 8 jam

Alergi Makanan/PantanganTidak ada

Makanan KesukaanTidak ada

Fungsi GITidak ada

Perubahan BBBerkurang : 4 kgKurun waktu : 2 bulan

Cara Mengolah MakananDigoreng dan dibacem

Kebiasaan MakanMakanan PokokNasi 3x/hari @ 1/2 centhong (50 gr)

Lauk HewaniDaging ayam 1x/minggu @ 1 ptg kcil (40 gr)Telur sering @1 butir (50 gr) Ikan 1x/minggu @1 potong kecil (40)

Lauk NabatiTempe,/tahu 3x/hari @ 1 ptg sdg (40 gr)

Sayur3x/hari @ 1 gelas (100 gr)

Air putih 2 gelas

Rata-rata asupan zat giziEnergi : 609,5 kkal (28,5%) (Defisit Berat)Protein : 25,3 gr (27,5%) (Defisit Berat)Lemak : 18,4 gr (38,7%) (Defisit Berat)KH : 88,1 gr (26,27%) (Defisit Berat)

Kesimpulan :Asupan makan pasien tergolong masih kurang, dibuktikan dengan hasil recall asupan zat gizi pasien yang tergolong deficit Berat.

4. AntropometriBB = 41,6 kg RL : 71,9 TB =150 cmLLA = 23,5Estimasi TB= 63,18 + ( 0,63x RL) (0,17 x Umur) cm= 63,18 + ( 0,63 x 143,8) ( 0,17 x 46)= 63,18 + 90,59 7,82= 150 cm

BBI= TB 100= 150 100= 50 kg

% LLA = LLA aktual x 100% LLA standar= 235 mm x 100% 301 = 78.07 (Gizi Kurang)Kesimpulan: Status gizi pasien tergolong dalam kategori Gizi Kurang berdasarkan % LLA .Batas ambang %LLA Klasifikasi :Gizi Baik : >85%Gizi kurang : 70,1 84.90Gizi Buruk : < 70%5. Fisik KlinisHasil pemeriksaan klinis pasien dapat dilihat pada tabel 1 berikut.Tabel 1. Pemeriksaan KlinisPemeriksaan Hasil PemeriksaanNilai normalKeterangan

Tensi110/60 mmHg120/80 mmHgMeningkat

Nadi x/menit80-100x/menitNormal

Respirasix/menit18-24x/menitNormal

Suhu 38,50C36-37CDemam

Fisik: keadaan umum sedang/composmentis

Kesimpulan: Dari hasil pemeriksaan fisik klinik, pasien keadaan umumnya sedang dan composmentis. Tekanan darah pasien mengalami penurunan yaitu 110/60 mm/Hg. Pasien dalam keadaan demam dan keadaan fisik umum sedang/composmetis

6. BiokimiaHasil pemeriksaan laboratorium pasien dapat dilihat pada tabel 2 berikut.Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 12 Desember 2014PemeriksaanHasil LaboratoriumSatuanNilai RujukanKeterangan

Hemoglobin9,2g/dl12,0 16,0Rendah

Leukosit4900/UL4800 10800Normal

Hematokrit39%37 47Normal

Eritrosit 3,19106 / UL4,2 5,4Rendah

Trombosit313.000/UL150000 450000Normal

Batang0,5%2-6Rendah

Basofil0,3%0,0 1,0Normal

Eosinofil 3,4%2,0 4,0Normal

Hematokrit31,2%40-48Rendah

Creatinin 0,56% 90-119% Di atas kebutuhan: > 120%8. Pemeriksaan Penunjang:ThoraxHasil: Tidak tampak adanya metastase

9. Interaksi Obata. Cefriaxon:Untuk pengobatan infeksib. Infus Dextro 5% 16 tpm :Memenuhi kebutuhan energy

B. Assesmen Zat Gizia. Antropometri : Status gizi pasien kurang.b. Biokimia : Pasien mengalami anemia.c. Klinik :Dari hasil pemeriksaan fisik klinik, pasien keadaan umumnya sedang dan composmentis. Tekanan darah pasien mengalami penurunan. Pasien dalam keadaan demam.d. Dietory history : Asupan makan pasien tergolong masih kurang,dibuktikan dengan hasil recall asupan zat gizi pasien yang tergolong defisit Berat.e. Medical history : Ca mamae

C. Kesimpulan Asessmen Gizi1. Pasien mengalami anemia.2. Pasien mengalami infeksi karena ca mammae

D. Diagnosis Gizi1. Berat badan kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang dibuktikan dengan %LLA dan intake yang kurang (Energi 28,5%, protein 27,5%, lemak 38,7%, KH 26,27%).2. Peningkatan kebutuhan zat gizi (energi, protein) berkaitan dengan adanya infeksi dibuktikan dengan kadar batang 0,5%.3. Peningkatan kebutuhan Fe berkaitan dengan anemia dibuktikan dengan kadar Hb 9,2 g/dL.

E. Intervensi Gizia. Tujuan diet Meningkatkan kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakn jaringan tubuh Membantu meningkatkan status gizi Membantu meningkatkan asupan makan

b. Prinsip dan syarat diet1. Energi diberikan lebih tinggi yaitu 2135,36 kkal untuk meningkatkan berat badan pasien2. Protein diberikan sebesar 91,8 gr/kg BB untuk untuk memperbaiki jaringan yang rusak3. Lemak diberikan sebesar 47,45% untuk cadangan energi4. KH diberikan sisa dari total kebutuhan5. Bentuk makanan nasi biasa6. Vitamin dan mineral cukup.

c. Perhitungan kebutuhan energy dan zat giziHarris Benedict :BEE = 655 + (9,6 x BB ) + (1,8 x TB ) (4,7 x U)= 655 + (9,6 x 45,9) + (1,8x 145,9) (4,7 x 46)=655 + 440,6 + 262,6 216,2= 1152 kkalTEE= BEE x F. Aktifitas x F. Stres = 1152 x 1,2 x 1,4 = 1935,36 + 200 = 2135,36 kkalProtein= 2 x 45,9 = 91,8 gr x 4 = 367,2 kkalLemak = 20 % x 2135,36 = 427.07 = 47,45 gr9 9KH= 2135,36 (367,2 + 427,07) = 335,27 gr 4

F. Rencana Konsultasi GiziTabel 4. Rencana Konsultasi GiziMasalah GiziTujuanMateri KonselingKeterangan

Asupan adekuat

Berat Badan Kurang

Meningkatkan asupan makan pasien

pasienMemberikan informasi kepada pasien

Fungsi makanan dalam tubuh

Memotivasi untuk menghabiskn makanannya

Diet TETP

Meningkat

Meningkat

G. Rencana Monitoring dan EvaluasiTabel 5. Rencana Monitoring dan EvaluasiAnamnesisYang DiukurPengukuranEvaluasi/Target

AntropometriBBLLA39,6 kg23,5BBI = 48,84 kgLLA = >85%

BiokimiaHemoglobinHematokritkreatininBatangeritrosit

9,231,20,560,53,1912,0-16,037-47 90-119% Di atas kebutuhan: > 120%

Hasil pengamatan asupan makan pasien selama studi kasus yaitu asupan energi masuk dalam kategori defisit 60,70%, protein defisit yaitu sebanyak 67,70%, lemak masuk dalam kategori defisit yaitu 67,22%, dan karbohidrat masuk dalam kategori defisit yaitu sebanyak 57,24%. Selama pengamatan asupan gizi pasien masuk dalam kategori defisit. Hal ini dikarenakan pasien mengalami penurunan nafsu makan sebelum masuk rumah sakit dan pasien pernah pusa sebelum operasi Ca Mammae..Penurunan asupan makanan pada pasien kanker disebabkan karena adanya gangguan penyerapan makanan.

B. Monitoring dan Evaluasi Data SubyektifTabel 7. Hasil Monitoring Pemeriksaan Fisik Pasien Selama Studi KasusTanggalPemeriksaan fisik

9/12/2014Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis.

10/12/2014Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis.

11/12/2014Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis, lemas.

12/12/2014Keadaan/kesadaran: sedang/composmentis, lemas

Sumber: Data Rekam medikKeadaan pasien selama studi kasus tidak banyak mengalami perubahan dimana keadaan umum pasien sedang dan kesadarannya composmentis, dan setelah di lakukan operasi pasien merasa lemas. Tapi asupan makan pasien tidak menganurunan. Tabel 8. Hasil Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien Selama Studi KasusTanggalTD (mmHg)Nadi (x/menit)Respirasi (x/menit)Suhu (C)Keterangan

9/12/2014170/100110/602836Tinggi

10/12/2014140/90-2436Normal

11/12/2014140/90130/902036Normal

12/12/2014140/90130/902836Normal

Sumber: Data Rekam MedikKeadaan klinis pasien selama studi kasus tidak banyak mengalami perubahan. Tekanan darah pasien mengalami peningkatan pada tanggal 9 Desember 2014. Tekanan darah pasien 110/60, pada tanggal 11 Desember 2014 tekanan darah pasien meningkat yaitu 130/90 kemungkinanhal ini disebabkan karena habis di operasi jadi kondisi psikologi pasien yang sedang mengalami stress. Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat hipertensi. Kemudian selama di rawat psien dalam keadaan demam ,Nadi, respirasi selama 4 hari masih dalam kondisi normal. C. Monitoring dan Evaluasi Data Obyektif Hasil monitoring laboratorium selama studi kasus dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Selama Studi KasusPemeriksaanHasil LaboratoriumSatuanNilai RujukanKeterangan

kalium3,02g/dl3,5-5,1Rendah

Sumber: Data Rekam medik pasien tanggal 9 Desember 2014PemeriksaanHasil LaboratoriumSatuanNilai RujukanKeterangan

Leukosit4900/UL4800 10800Normal

Hematokrit39%37 47Normal

Eritrosit 3,19106 / UL4,2 5,4Rendah

Trombosit313.000/UL150000 450000Normal

Batang0,5%2-6Rendah

Basofil0,3%0,0 1,0Normal

Eosinofil 3,4%2,0 4,0Normal

Hematokrit31,2%40-48Rendah

Creatinin 0,56%