kasus 4 RA

15
II.4 Patofisiologi Arthritis Rheumatoid merupakan akibat dari disregulasi komponenhumoral yang dimediasi sel sistem imun. Kebanyakan pasien menghasilkanantibodi yang disebut faktor rheumatoid; pasien-pasien seropositif ini cenderung untuk lebih memiliki “agressive sourse” dibandingkan pasien yang seronegatif. Immunoglobulin dapat mengaktivasi sistem komplemen, yangmelipatgandakan respon imun dengan meningkatkan kemotaksis, fagositosis,dan pelepasan limfokin oleh sel mononuklear yang kemudian disajikankepada limfosit T. Antigen yang diproses dikenali oleh protein major hiscompatibility complex (MHC) pada permukaan limfosit, yang berakibatpada aktivasi sel T dan sel B.Tumor nekrosis faktor (TNF), interleukin-1 (IL-1), dan interleukin-6(IL6) merupakan sitokin proinflamasi yang penting dalam inisiasi dankelanjutan inflamasi. Sel T yang teraktivasi menghasilkan sitotoksin, yang secaralangsung toksis terhadap jaringan, dan sitokin, yang menstimulasi aktivasilebih lanjut proses inflamasi dan menarik sel-sel ke daerah inflamasi.Makrofag menstimulasi untuk melepaskan prostaglandin dan sitotoksin.Sel B yang teraktivasi menghasilkan sel plasma, yang membentukantibodi dengan kombinasi dengan komplemen, mengakibatkan akumulasi polymorphonuclear leukocyte (PMN). PMN melepaskan sitotoksin, radikalbebas oksigen, dan radikal hidroksil yang mendukung kerusakan selular padasinovium dan tulang.Substansi vasoaktif (histamin, kinin, prostaglandin) dilepaskan padadaerah inflamasi, meningkatkan aliran darah dan permeabilitas pembuluhdarah. Hal ini menyebabkan edema, rasa hangat, erythema, dan rasa sakitdan membuat granulosit lebih mudah untuk keluar dari pembuluh darahmenuju daerah inflamasi.Inflamasi kronik pada jaringan lapisan sinovial kapsul sendimenghasilkan proliferasi jaringan (bentuk pannus). Pannus menyerangkartilago dan permukaan tulang, menghasilkan erosi tulang dan kartilago dan menyebabkan destruksi sendi. Hasil akhir mungkin kehilangan ruang sendi,kehilangan

description

ra

Transcript of kasus 4 RA

Page 1: kasus 4 RA

II.4 Patofisiologi

Arthritis Rheumatoid merupakan akibat dari disregulasi komponenhumoral yang dimediasi sel sistem imun. Kebanyakan pasien menghasilkanantibodi yang disebut faktor rheumatoid; pasien-pasien seropositif ini cenderung untuk lebih memiliki “agressive sourse” dibandingkan pasien yang seronegatif. Immunoglobulin dapat mengaktivasi sistem komplemen, yangmelipatgandakan respon imun dengan meningkatkan kemotaksis, fagositosis,dan pelepasan limfokin oleh sel mononuklear yang kemudian disajikankepada limfosit T. Antigen yang diproses dikenali oleh protein major hiscompatibility complex (MHC) pada permukaan limfosit, yang berakibatpada aktivasi sel T dan sel B.Tumor nekrosis faktor (TNF), interleukin-1 (IL-1), dan interleukin-6(IL6) merupakan sitokin proinflamasi yang penting dalam inisiasi dankelanjutan inflamasi. Sel T yang teraktivasi menghasilkan sitotoksin, yang secaralangsung toksis terhadap jaringan, dan sitokin, yang menstimulasi aktivasilebih lanjut proses inflamasi dan menarik sel-sel ke daerah inflamasi.Makrofag menstimulasi untuk melepaskan prostaglandin dan sitotoksin.Sel B yang teraktivasi menghasilkan sel plasma, yang membentukantibodi dengan kombinasi dengan komplemen, mengakibatkan akumulasi polymorphonuclear leukocyte (PMN). PMN melepaskan sitotoksin, radikalbebas oksigen, dan radikal hidroksil yang mendukung kerusakan selular padasinovium dan tulang.Substansi vasoaktif (histamin, kinin, prostaglandin) dilepaskan padadaerah inflamasi, meningkatkan aliran darah dan permeabilitas pembuluhdarah. Hal ini menyebabkan edema, rasa hangat, erythema, dan rasa sakitdan membuat granulosit lebih mudah untuk keluar dari pembuluh darahmenuju daerah inflamasi.Inflamasi kronik pada jaringan lapisan sinovial kapsul sendimenghasilkan proliferasi jaringan (bentuk pannus). Pannus menyerangkartilago dan permukaan tulang, menghasilkan erosi tulang dan kartilago dan menyebabkan destruksi sendi. Hasil akhir mungkin kehilangan ruang sendi,kehilangan pergerakan sendi, fusi tulang (ankilosis), dislokasi sendi,penyusutan tendon dan kelainan bentuk yang kronik.

1. RA

SUMBER 1

Perubahan – perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya

Page 2: kasus 4 RA

beberapa golongan reumatik. Salah satu golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis. Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia manusia.

Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.

Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982)

Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo, 1994)

Artritis reumatoid merupakan kasus panjang yang sangat sering diujikan. Bisanya terdapat banyak tanda- tanda fisik. Diagnosa penyakit ini mudah ditegakkan. Tata laksananya sering merupakan masalah utama. Insiden pucak dari artritis reumatoid terjadi pada umur dekade keempat, dan penyakit ini terdapat pada wanita 3 kali lebih sering dari pada laki- laki. Terdapat insiden familial ( HLA DR-4 ditemukan pada 70% pasien ).

http://www.scribd.com/doc/81389530/RAtritis

2. OSTEOARTRITIS

SUMBER 2

OSTEOARTHRITIS Adalah salah satu jenis dari keluarga besar penyakit arthritis yang paling sering terjadi. Sering disebut juga degeneratif osteoarthritis atau hipertropic OA. OA merupakan radang sendi yang bersifat kronis dan progresif disertai kerusakan tulang rawan sendi berupa integrasi (pecah) dan perlunakan progresif permukaan sendi dengan pertumbuhan tulang rawan sendi ( osteofit) di tepi tulang.

Page 3: kasus 4 RA

Literatur menunjukkan 1 dari 6 populasi menderita penyakit OA ini. WHO melaporkan 40 persen penduduk dunia yang lansia akan menderita OA lutut, dari jumlah tersebut, 80 persen mengalami keterbatasan gerak sendi

Patofisiologi Kartilago hyaline (jaringan rawan sendi)

Adalah jaringan elastis yang 95 persen terdiri dari air dan matrik ekstra selular, 5 persen sel kondrosit. Fungsinya sebagai penyangga atau shock breaker, juga sebagai pelumas, sehingga tidak menimbulkan nyeri pada saat pergerakan sendi.

Apabila kerusakan jaringan rawan sendi lebih cepat dari kemampuannya untuk memperbaiki diri, maka terjadi penipisan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa nyeri pada sendi lutut.

Setelah terjadi kerusakan tulang rawan, sendi dan tulang ikut berubah. Pada permukaan sendi yang sudah aus terjadilah pengapuran. Yaitu tumbuhnya tulang baru yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk menjadikan sendi kembali stabil, tapi hal ini justru membuat sendi kaku.

Sendi yang sering menjadi sasaran penyakit ini adalah sendi yang sering digunakan sebagai penopang tubuh seperti lutut, tulang belakang, panggul, dan juga pada sendi tangan/kaki. Jika tidak diobati sakit akan bertambah dan tidak bisa berjalan. Selain itu, tulang bisa mengalami perubahan bentuk atau deformity bersifat permanen. Bengkok pada kaki bisa ke dalam maupun keluar. Dampak kelainan ini muncul perlahan 10 tahun kemudian untuk itu perlu waspada.

JENIS-JENIS OA

1. Primer

Penyebab tak diketahui, akibat proses penuaan alami. Dialami setelah usia 45 tahun, tidak diketahui penyebab secara pasti, menyerang perlahan tapi pasti, dan dapat mengenai banyak sendi. Biasanya mengenai sendi lutut dan panggul, bisa juga sendi lain seperti punggung dan jari-jari.

2. Sekunder

Dialami sebelum usia 45 tahun, penyebab trauma (instability) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar dan pembedahan pada sendi. Penyebab lain adalah faktor genetik dan penyakit metabolik.

Page 4: kasus 4 RA

GEJALA OA

Penyakit ini bisa tanpa gejala (asimptomatik) artinya walaupun menurut hasil X-ray hampir 70 persen manula lebih 70 tahun dideteksi menderita penyakit OA, tetapi hanya setengahnya mengeluh, sedangkan selebihnya normal. Berikut ini tanda tanda serangan OA :

Persendian terasa kaku dan nyeri apabila digerakkan .Pada mulanya hanya terjadi pagi hari, tetapi apabila dibiarkan akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu , terutama pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahat kan . Pada beberapa penderita , nyeri sendi dapat timbul setelah istirahat lama,misalnya duduk di kursi atau di jok mobil dalam perjalanan jauh. Terkadang juga dirasakan setelah bangun tidur di pagi hari.

Adanya pembengkakan/peradangan pada persendian (Heberden’s dan Bouchard’s nodes)Persendian yang sakit berwarna kemerah-merahan.

Kelelahan yang menyertai rasa sakit pada persendian

Kesulitan menggunakan persendian

Bunyi pada setiap persendian(crepitus). Gejala ini tidak menimbulkan rasa nyeri, hanya rasa tidak nyaman pada setiap persendian (umumnya lutut)

Perubahan bentuk tulang.Ini akibat jaringan tulang rawan yang semakin rusak, tulang mulai berubah bentuk dan meradang , menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.

FAKTOR RESIKO;

Usia diatas 50 tahun.

wanita

Kegemukan

Riwayat immobilisasi

Riwayat trauma atau radang di persendian sebelumnya.

Adanya stress pada sendi yang berkepanjangan,misalnya pada olahragawan.

Adanya kristal pada cairan sendi atau tulang .

Densitas tulang yang tinggi

Page 5: kasus 4 RA

Neurophaty perifer

faktor lainnya : ras, keturunan dan metabolik.

PENCEGAHAN OA

Dengan mengeleminir faktor predisposisi di atas. Sebagai tips, lakukan hal-hal berikut untuk menghindari sedini mungkin anda terserang OA atau membuat OA anda tidak kambuh yaitu dengan;

Menjaga berat badan

Olah raga yang tidak banyak menggunakan persendian

Aktifitas Olah raga sesuai kebutuhan

Menghindari perlukaan pada persendian.

Minum suplemen sendi

Mengkonsumsi makanan sehat

Memilih alas kaki yang tepat dan nyaman

Lakukan relaksasi dengan berbagai tehnik

Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan.

Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan. hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang.

DIAGNOSIS OA

Curigai pada manula dengan gejala OA dan lakukan pemeriksaan Xray foto pada sendi yang dikeluhkan, khusus untuk lutut pemeriksaan dilakukan posisi berdiri dan kedua lutut diperiksa untuk pembanding.

Pada foto xray penderita OA kita bisa jumpai adanya osteofit pada pinggir sendi, penyempitan rongga sendi,peningkatan densitas tulang subkhondral, kista pada tulang subkhondral, cairan sendi. Pada pemeriksaan laboratorium penderita OA normal, tapi diperlukan untuk membedakan dengan penyakit lain.

Pada kasus OA dengan cairan sendi berlebihan diperlukan pemeriksaan analisis cairan sendi untuk membedakan dengan OA yang terinfeksi, karena pada OA analisis cairan sendi jernih, kental, sel darah putih < 2000/mL

PENGOBATAN OSTEOARTHRITIS

Page 6: kasus 4 RA

Edukasi pasien

Obat nyeri

Excercise, menghilangkan kekakuan dan lingkup sendi lebih luas.

Suplemen sendi : Glukosamin dan Chondroitin , masing-masing memiliki fungsi yaitu : Chondroitin sulfat berguna untuk merangang pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan tulang rawan.Glukosamin adalah pembentukan proteoglycan, bekerja dengan merangsang pembentukan tulang rawan, serta menghambat perusakan tulang rawan.

Pemberian injeksi hyaluronic acid

Artroskopi debridement, suatu prosedur tindakan untuk diagnosis dan terapi pada kelainan sendi dengan menggunakan kamera, dengan alat ini dokter melakukan pembersihan dan pencucian sendi, selain itu dokter dapat melihat kelainan pada sendi yang lain dan langsung dapat memeperbaikinya.

Penggantian sendi (THR), prosedur ini dilakukan pada kasus stadium lanjut (3dan 4). Setelah operasi pasien dapat berjalan kembali dengan tanpa rasa nyeri.

http://mukipartono.com/osteoartritis/

SUMBER 3

ALERGI MAKANAN DAN PENYAKIT REUMATIK

Hubungan Alergi Makanan Dengan Beberapa 

Jenis Reumatik

a. Rheumatism palindromik.

Gejala penyakit ini berupa serangan poliartritis akut yang diantara dua interval serangan penderita bebas gejala. Periode bebas gejala tersebut bervariasi diantara berhari-hari dan berbulan-bulan. Menyerang baik wanita maupun pria, terutama pada usia antara dekade 3 dan 6, diduga mempunyai hubungan familier. Gejala berupa bengkak, panas dan kemerahan pada sendi yang terserang, biasanya menyerang 2 sampai banyak sendi. Gejala ini akan menghilang dengan cepat antara 1 sampai 3 hari. Sendi yang paling sering terserang ialah lutut, pergelangan tangan dan bahu, jari tangan dan tumit6. Makanan yang berhubungan dengan keadaan ini sangat berva¬riasi, antara lain jagung, gandum, susu, daging babi, telur, daging sapi, kopi, keju, tomat, anggur, kacang, daging

Page 7: kasus 4 RA

kambing, mentega dan sebagainya. Semuanya berupa laporan dan belum dilakukan penelitian yang lebih mendalam.

b. Lupus eritematosus sistemik

Makanan yang dilaporkan ialah biji alfalfa dan taoge, baik pada manusia maupun primata. Pada primata ditemukan adanya anemia hemolitik autoimum, kadar komplemen rendah, ANA positif, anti-DNA, sel LE positif, deposit imunoglobulin dan komplemen di kulit. Gejala yang timbul dihubungkan dengan L-canavanine, komponen alfalfa yang berupa asam amino non pro¬tein. Antibodi terhadap biji alfalfa bereaksi-silang dengan DNA dan mungkin mengaktifkan limfosit B.

c. Artritis reumatoid

Makanan yang dilaporkan memperberat ialah olahan susu, jagung, daging sapi, gandum. Penelitian lain melaporkan pula bahwa debu rumah, merokok dan bahan petrokimia dapat memperberat gejala artritis reumatoid. Pada penderita tersebut ditemukan pula kompleks imun yang beredar yang mengandung IgE, IgG anti IgE. Sayang sekali semua laporan tersebut tidak menggunakan kontrol lengkap sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimpulkan bahwa makanan tertentu akan menyebabkan eksaserbasi artritis2. Penelitian oleh Panush dkk, menunjukkan bahwa kelompok penderita artritis reumatoid aktif, kronik, progresif yang diberi diet tertentu (tanpa daging segar, buah, olahan susu, jamu, bumbu, aditif dan alkohol) ternyata hasilnya tidak berbe¬da dengan plasebo, walaupun ada beberapa pasien yang menun¬jukkan adanya perbaikan bila menggunakan diet tersebut9.Pada seorang penderita yang diketahui gejala artritis kambuh bila menggunakan olahan susu, setelah dilakukan penelitian ternyata menderita hipersensitif imunologik terha¬dap susu yang co-existed dengan artritis reumatoid. Hal ini menunjukkan sukarnya melakukan penelitian dengan sempurna karena luasnya spektrum dari makanan maupun dari penyakit reumatiknya sendiri.

d. Vaskulitis2

Vaskulitis alergik hanya merupakan sebagian kecil saja dari semua penderita sindroma vaskulitis. Laporan dalam majalah utama sangat sedikit. Oslser (1914) yang pertama kali melaporkan adanya hipersensitivitas protein pada pasien dengan purpura. Pada tahun 1929 dilaporkan bahwa pencegahan terhadap sejumlah makanan akan memperbaiki gejala dari He¬noch-Schonlein purpura dan pemberian kembali akan memperberat penyakit tersebut. Ackroyd (1953)

Page 8: kasus 4 RA

melaporkan 23 pasien dengan purpura alergik yang disebabkan oleh telur, susu, coklat, gan¬dum, buncis dan ikan. Vaskulitis alergik oleh makanan sangat jarang dijumpai. Mekanisme imunologik yang mendasarinya ialah kompleks imun pada reaksi seperti fenomena Arthus, reaksi berperantara IgE mungkin menyebabkan peningkatan permeabilitis vaskuler dan meningkatkan deposit kompleks imun.

http://anakkomik.blogspot.com/2009/12/artritis-diet-dan-nutrisi.html

3. GOUT

Gout adalah sejenis artritis. Hal ini dapat menyebabkan serangan tiba-tiba, rasa terbakar, sakit, kaku dan pembekakan di sendi, biasanya di jempol kaki. Serangan ini bisa berulang-ulang pada penyakit gout yang tidak diobati.Seiring waktu penyakit ini ini dapat membahanyakan sendi, tendon dan jaringan lain. Gout umumnya menyerang pria suia 30-50 tahun dan wanita yang menopause.

PenyebabGout disebabkan oleh meningkatnya asam urat dalam darah. Banyak orang yang kadar asam urat dalam darah tinggi tidak menderita penyakit gout. Tetapi ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, asam urat dapat membentuk kristal keras di pada sendi.

Pengendapat kristal urat di sendi dapat terjadi berulang dan menumpuk yang membentuk menjolan yang disebut tofi. Tofi merupakan penimbunan asam urat yang dikelilingi reaksi radang pada sinovia, tulang rawan, bursa, dan jaringan lunak. Sering timbul di tulang rawan telinga sebagai benjolan keras. Tofi ini merupakan manifestasi lanjut dari gout yang timbul 5-10 tahun setelah serangan artritis akut pertama.

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatnya resiko terjadinya gout. Berat badan yang berlebihan, terlalu banyak minum alkohol, atau terlalu banyak makan daging dan ikan yang tinggi kadar purin. Beberapa obat diueretik, dapat juga meningkatkan risiko gout.

GejalaTanda yang paling umum dari penyakit gout adalah serangan pada malam hari, bengkak, nyeri dan kemerahan pada sendi yang terkena. Sendi kaki, pergelangan kaki dan lutut adalah sendi yang biasanya mula-mula terkena gout. Serangan dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum raasa sakit benar-benar hilang. Serangan selanjutnya bisa terjadi beberapa bulan bahkan setahun kemudian.

Page 9: kasus 4 RA

DiagnosisSelain dari gejala yang diderita, dalam menegakkan diagnosis gout biasanya dokter melakukan pemeriksaaan kadar asam urat dalam darah.

Di samping pemeriksaan tersebut, pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk menegakkan diagnosis. Cairan tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali sehingga sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan gambaran kristal asam urat (berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.

PengobatanUntuk menghentikan serangan gout, dokter biasanya menyuntikkan kortikosteroid, atau meresepkan dosis harian besar dari satu atau lebih obat-obatan. Pemberian aspirin harus dihindarkan karena akan memperberat penyakit. Pada serangan yang berlanjut dapat diberikan obat penurun asam urat, tapi obat ini tidak akan diberikan pada periode akut. Mengistirahatkan sendi yang terkena dengan mengurangi gerakannya dapat meringan penyakit ini. Pemberian vitamin C dosis tinggi bisa mempercepat pemulihan dan mengurangi risiko serangan lebih lanjut.

Pencegahan Penyakit gout ini dapat dicegah. Lihat cara mencegah penyakit asam urat atau gout.

http://blogbeken.com/2010/11/10/gout-atau-asam-urat.html#more-32

4. OSTEOPOROSIS

Osteoporosis sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah osteoporosis sampai tulang mereka menjadi begitu lemah bahwa strain tiba-tiba, benjolan, atau jatuh menyebabkan patah tulang pinggul untuk atau tulang belakang runtuh.

Vertebra runtuh awalnya mungkin merasa atau terlihat dalam bentuk sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi, atau kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis (bungkuk sangat postur) Osteoporosis. Sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah osteoporosis sampai tulang mereka menjadi begitu lemah bahwa strain tiba-tiba, benjolan, atau jatuh menyebabkan patah tulang pinggul untuk atau tulang belakang runtuh. Vertebra runtuh awalnya mungkin merasa atau terlihat dalam bentuk sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi,

Page 10: kasus 4 RA

atau kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis (bungkuk sangat postur).

Osteoporosis pada tulang belakang dapat menyebabkan masalah serius bagi perempuan. Sebuah fraktur di daerah ini terjadi dari hari-hari kegiatan seperti naik tangga, mengangkat benda, atau membungkuk ke depan

Miring bahu Kurva di bagian belakang Tinggi badan Nyeri punggung Postur membungkuk Perut buncit

Osteoporosis dapat terjadi pada setiap tulang Anda, tetapi yang paling umum di pergelangan tangan, pinggul, dan tulang belakang, juga disebut tulang belakang Anda. Vertebra penting karena tulang menopang tubuh Anda untuk berdiri dan duduk tegak. Lihat gambar ke kiri.

Osteoporosis sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah osteoporosis sampai tulang mereka menjadi begitu lemah bahwa strain tiba-tiba, benjolan, atau jatuh menyebabkan patah tulang pinggul untuk atau tulang belakang runtuh.

Vertebra runtuh awalnya mungkin merasa atau terlihat dalam bentuk sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi, atau kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis (bungkuk sangat postur) Osteoporosis. Sering disebut silent disease karena kehilangan tulang terjadi tanpa gejala. Orang mungkin tidak tahu bahwa mereka telah osteoporosis sampai tulang mereka menjadi begitu lemah bahwa strain tiba-tiba, benjolan, atau jatuh menyebabkan patah tulang pinggul untuk atau tulang belakang runtuh. Vertebra runtuh awalnya mungkin merasa atau terlihat dalam bentuk sakit punggung yang parah, kehilangan tinggi, atau kelainan bentuk tulang belakang seperti kyphosis (bungkuk sangat postur).

http://www.news-medical.net/health/Osteoporosis-Symptoms-(Indonesian).aspx

NOMOR 2

1. ANAMNESIS TAMBAHAN

Page 11: kasus 4 RA

Apakah ada keluarga yang menderita RA? Krn RA bisa disebabkan faktor genetik

Prosedur pelaksanaan :

A. Otot

1. Inspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya atrofi atau hipertrofi

2. Jika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan menggunakan meteran

3. Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang ditunjukkan oleh malposisi suatu bagian tubuh

4. Lakukan palpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak secara aktif dan pasif untuk mengetahui adanya kelemahan (flasiditas), kontraksi tiba-tiba secara involunter (spastisitas)

5. Uji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong tangan pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan ekstremitas kiri.

6. Amati kekuatan suatu bagian tubuh dengan cara memberi penahanan secara resisten

B. Tulang1. Amati kenormalan susunan tulang dan adanya deformitas2. Palpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan3. Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakanC. Persendian1. Inspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian2.Palpasi persendian untuk mengetahui adanya nyeri tekan, gerakan, bengkak, nodul, dan lain-lain3.kaji tentang gerak persendian4. Catat hasil pemeriksaan

Mengkaji Sistem Persendian

Sistem persendian dievaluasi dengan memeriksa luas gerakan, deformitas, stabilitas, dan adanya benjolan. Luas gerakan yang terbatas bias disebabkan karena deformiatas skeletal, patologis sendi, atau kontraktur otot dan tendon disekitarnya. Pada lansia, keterbatasan gerakan yang berhubungan denga patologi sendi degenerative dapat menurunkan kemampuan meraka melakukan aktivitas hidup sehari hari. Jika gerkan sendi mengalami gangguan atau sendi terasa nyeri, maka harus diperiksa adanya kelabihan cairan dalam kapsulnya (efusi), pembengkakan, dan peningkatan suhu yang mencerminkan adanya inflamsi aktif 

Page 12: kasus 4 RA

Deformitas sendi bisa disebabkan kontraktur (pemendekan struktur sekitar sendi) dislokasi (lepasnya permukaan sendi), subluksasi (lepasnya sebagian permukaan sendi), atau disrupsi struktur sekitar sendi.Palpasi sendi sementara sendi digerakkan secara pasif akan memberiikan informasi mengenai integritas sendi. Normalnya, sendi bergerak secara halus. Suara gemletuk dapat menunjukkan adanya ligament yang tergelincir di antara tonjolan tulang. Permukaan yang kurang rata, seprti pada keadaan arthritis, mengakibatkan adanya krepitus karena permukaan yang tidak rata tersebut yang saling bergeseran satu sama lain.Jaringan sekitar sendi diperiksa adanya benjolan. Rheumatoid arthritis, gout, dan osteoarthritis menimbulkan benjolan yang khas. Benjolan dibawah kulit pada rheumatoid arthritis lunak dan terdapat di dalam dan sepanjang tendon yang memberikan fungsi ekstensi pada sendi biasanya, keterlibatan sendi mempunya pola yang simetris. Benjolan pada GOUT keras dan terletak dalam dan tepat disebelah kapsul sendi itu sendiri. Kadang mengalami rupture, mengeluarkan Kristal asam urat putih kepermukaan kulit. Benjolan osteoatritis keras dab tidak nyeri dan merupakan pertumbuhan tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago dan tulang di dalam kapsul sendi (biasanya ditemukan pada lansia).