kasus 4

40
1 Kasus 4 Ketidakpuasan pasien Hasil survei bapeda dan dinas kesehatan terhadap pelayanan rumah sakit disebuah di sebuah RSUD menunjukan data sangat mengejutkan sebanyak 2500 responden mengeluhkan keterlambatan dokter di ruang praktik poliklinik bahkan tak jarang hingga pukul 10 WIB dokter spesialis belum kelihatan batang hidungnya . padahal sejak pukul 07.00 para pasien sudah antri mengunggu untuk berobat. STEP I - STEP II 1. Bagaimana prinsip etika dan hokum kedokteran ? 2. Hak pasien apasaja yang tidak terpenuhi pada kaus ini ? 3. Bagaimana prilaku professional seorang dokter ? 4. Hak serta kewajiban seorang dokter dan pasien ? 5. Hak pasien di rumah sakit ? 6. Hak dan kewajiban pasien BPJS ? STEP III 1. Prinsip etika kedokteran - kejujuran

description

LAPORAN PBL

Transcript of kasus 4

Page 1: kasus 4

1

Kasus 4

Ketidakpuasan pasien

Hasil survei bapeda dan dinas kesehatan terhadap pelayanan rumah sakit

disebuah di sebuah RSUD menunjukan data sangat mengejutkan sebanyak 2500

responden mengeluhkan keterlambatan dokter di ruang praktik poliklinik bahkan tak

jarang hingga pukul 10 WIB dokter spesialis belum kelihatan batang hidungnya .

padahal sejak pukul 07.00 para pasien sudah antri mengunggu untuk berobat.

STEP I

-

STEP II

1. Bagaimana prinsip etika dan hokum kedokteran ?

2. Hak pasien apasaja yang tidak terpenuhi pada kaus ini ?

3. Bagaimana prilaku professional seorang dokter ?

4. Hak serta kewajiban seorang dokter dan pasien ?

5. Hak pasien di rumah sakit ?

6. Hak dan kewajiban pasien BPJS ?

STEP III

1. Prinsip etika kedokteran

- kejujuran

- objektivitas

- integritas

- kesetiaan

- menghormati kekayaan intelektual

- kerahasiaan

- bertanggungjawab

- menghormati rekan

- tidak mendiskriminasi

Page 2: kasus 4

2

- kompetensi dan legalitas

Prinsip etika kedokteran

a. otonomy

b. beneficence

c. non-maleficience

d. justice

Perbedaan hukum dan etika :

a. hukum : Aturan-aturan tertulis bagi pedomen hidup bermasyarakat

b. etika : Ilmu yang mempelajari kebaikan dan keburukan manusia

2. Hak pasien apa saja yang tidak terpenuhi di kasus ini?

- Hak untuk mendapatkan pelayanan cepat

- Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien agar pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi

3. Bagaimana prilaku profesiona seorang dokter?

- Melaksanakan tugasnya sesuai standar dan SOP

- Kesopanan

- Jujur

- Berintegritas

- Empati

4. Kewajiban dokter dan pasien?

Hak pasien ( pasal 52 UU no.29 2004) :

- Hak untuk hidup

- Hak untuk memperoleh penjelasan terapi

- Hak untuk memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran

- Hak untuk kerahasiaan rekam medic

- Hak untuk penjelasan peraturan rumah sakit

Page 3: kasus 4

3

- Hak untuk menerima penjelasan biaya dll

Kewajiban pasien (pasal 23 UU no. 29 2004) :

- Memeriksakan diri

- Memberi informasi

- Percaya pada dokter

Hak dokter :

- Pasal 50 UU no. 29

Kewajiban dokter :

- Pasal 51 UU no. 29

- Terhadap diri sendiri

- Terhadap teman sejawat

- Terhadap pasien

5. Hak pasien di Rumah Sakit?

UU no. 44 tahun 2009 pasal 32

6. Hak dan kewajiban pasien BPJS

- Mendapat pelayanan sesuai BPJS

- Membayar iuran

STEP IV

1. Prinsip etika dan hukum kedokteran:

- Kejujuran : dalam memperoleh data, hasil, metode, prosedur

komunikasi ilmiah.

- Objektivitas : upaya untuk menghindari bias dalam desain

eksperimen, anarkis data.

- Integritas : menepati janji dan perjanjian, bertindak dengan

ketulusan berusaha untuk konsistensi dan tidakan.

- Kejelian : hindari perlakuan ceroboh dn kelalaian, harus hati-hati

dan kritis memeriksa pekerjaan anda sendiri dan karya rekan-rekan anda.

Page 4: kasus 4

4

- Otonomi : menghormati hak otonom.

- Benefisience : manfaat lebih banyak dari sisi buruknya

- Non-malefisienc : melarang tindakan yang memperburuk

4. Hak dan kewajiban dokter-pasien :

Dalam KODEKI PBIDI

Hak Dokter

1) Melakukan praktek dokter setelah memperoleh Surat Izin Dokter

(SID) dan Surat Izin Praktek (SIP)

2) Memperoleh informasi yang benar dan lengkap dari pasien/keluarga

tentang penyakitnya

3) Bekerja sesuai standard profesi

4) Menolak melakukan tindakan medik yang bertentangan dengan etika,

hukum, agama dan hati nuraninya

5) Mengkahiri hubungan dengan seorang pasien, jika menurut

penilaiannya kerja sama pasien dengannya tidak ada gunanya lagi,

kecuali dalam keadaan gawat darurat

6) Menolak pasien yang bukan bidang spesialisnya, kecuali dalam

keadaan darurat atau tidak ada dokter lain yang mampu

menanganinya

7) Hak atas “Privacy” dokter

8) Ketentraman bekerja

9) Mengeluarkan surat-surat keterangan dokter

10) Menerima imbalan jasa

11) Menjadi anggota perhimpunan profesi

12) Hak membela diri

Kewajiban Dokter

Kewajiban umum

- Pasal 1

Page 5: kasus 4

5

Setiap dokter harus menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan

Sumpah Dokter.

- Pasal 2

Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya

sesuai dengan standar profesi yang yang tertinggi .

- Pasal 3

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak

boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya

kebebasan dan kemandirian profesi.

- Pasal 4

Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat

memuji diri.

- Pasal 5

Tiap perbuatan atau nasihat yang mungkin melemahkan daya tahan

psikis maupun fisik hanya diberika untuk kepentingan dan kebaikan

pasien,setelah memperoleh persetujuan pasien.

- Pasal 6

Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan

menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum

diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan

masyarakat.

- Pasal 7

Seorang dokter hanya memberi keterangan atau pendapat yang telah

diperiksa sendiri kebenarannya.

o Pasal 7a

Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya

memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasab

Page 6: kasus 4

6

teknis dan moral sepenuhnya disertai rasa kasih sayang

(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

o Pasal 7b

Seorang dokter harus bersikaf jujur dalam berhubungan dengan

pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk

mengingatkansejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan

dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan

atau penggelapan, dalam menangani pasien.

o Pasal 7c

Seorang dokter harus memenuhi hak-hak pasien hak-hak

sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga

kepercayaan pasien.

o Pasal 7d

Setiap dokter harus senantiasa mengingat kewajiban

melindungi hidup mahluk insani.

- Pasal 8

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan

kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan

kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif), baik fisik maupun psikososial, serta berusaha menjadi

pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

- Pasal 9

Setiap dokter dalam bekerjasama dengan para pejabat dibidang

kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling

menghormati

Kewajiban dokter terhadap pasien

- Pasal 10

Page 7: kasus 4

7

Setiap dokter wajib bersikaf tulus ikhlas dan mempergunakan segala

ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia

tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka

atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang

mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

- Pasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar

senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasihatnya

dalam beribadah dan atau dalam masalah lainnya.

- Pasal 12

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

tentang seseorang pasien, bahkan juga setelah penderita itu meniggal

dunia.

- Pasal 13

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas

kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu

memberikannya.

Kewajiban dokter terhadap teman sejawat

- Pasal 14

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana dia

sendiri ingin diperlakukan .

- Pasal 1

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman

sejawatnya tanpa persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

Kewajiban dokter terhadap diri sendiri

- Pasal 16

Page 8: kasus 4

8

Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja

dengan baik.

- Pasal 17

Setiap dokter hendaknya senantiasa mengikuti perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi kedoktean / kesehatan.

Hak Pasien

1) Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya sendiri dan hak untuk mati secara

wajar

2) Memperoleh pelayanan kedokteran yang manusiawi sesuai dengan

standard profesi kedokteran

3) Memperoleh penjelasan tentang diagnosis dan terapi dari dokter yang

mengobati

4) Menolak prosedur diagnosis dan terapi yang direncanakan, bahkan

dapat menarik diri dari kontrak terapeutik

5) Memperoleh penjelasan tentang riset kedokteran yang akan diikutinya

6) Menolak atau menerima keikutsertaanya dalam riset kedokteran

7) Dirujuk kepada dokter spesialis jika diperlukan, dan dikembalikan

kepada dokter yang merujukannya setelah selesai konsultasi atau

pengobatan untuk memperoleh perawatan atu tindak lanjut

8) Kerahiasaan dan rekam mediknya atas hal pribadi

9) Memperoleh penjelasan tentang peraturan-peraturan rumah sakit

10) Berhubungan dengan keluarga, penasihat atau rohaniawan dan lain-

lainnya yang diperlukan selama perawatan di rumah sakit

11) Memperoleh penjelasan tentang perincian biaya rawat inap, obat,

pemeriksaan LAB, pemrikasaan rontgen, Ultasonografi (USG), CT-

scan, Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan sebagainya, (jika

dilakukan) biaya kamar bedah, kamar bersalin, imbalan jasa dokter

dan lain-lainnya

Page 9: kasus 4

9

Kewajiban Pasien

1) Memeriksakan diri sedini mungkin pada dokter

2) Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang penyakitnya

3) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter

4) Menandatangani surat-surat PTM, surat jaminan dirawat di rumah

sakit dan lain-lain

5) Yakin kepada dokternya, dan yakin akan sembuh

6) Melunasi biaya perawatan di rumah sakit, biaya pemeriksaan dan

pengobatan serta honorarium dokter

UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

- Pasal 50 mengenai Hak Dokter

a) Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas

sesuai dangan standar prosedur operasional;

b) Memberikan pelayanan medis menurut standard profesi dan

standard prosedur operasional;

c) Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

keluarganya, dan;

d) Menerima imbalan jasa.

- Pasal 51 mengenai Kewajiban Dokter

a) Memberikan pelayanan medis sesuia dengan standar profesi dan

standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b) Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai

keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu

melakukan suatu pemerikasaan atau pengobatan;

c) Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien,

bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

Page 10: kasus 4

10

d) Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan ,

kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu

melakukannya, dan;

e) Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu

kedokteran atau kedokteran gigi.

- Pasal 52 mengenai Hak Pasien

a) Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis

sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat 3;

b) Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;

c) Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;

d) Menolak tindakan medis, dan;

e) Mendapatkan isi rekam medis.

- Pasal 53 mengenai Kewajiban Pasien

a) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya;

b) Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau dokter gigi;

c) Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesahatan,

dan;

d) Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Kewajiban dokter

- Pasal 21 ayat 1

Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban

untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.

- Pasal 22 ayat 1

Page 11: kasus 4

11

Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas

profesinya berkewajiban untuk :

a) Menghormati hak pasien

b) Menjaga kerahaisaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien

c) Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan

tindakan yang akan dilakukan

d) Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan

e) Membuat dan memelihara rekam medis

Hak pasien

- Pasal 23

Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan kesehatan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan mengakibatkan terganggunya

kesehatan, cacat atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau

kelalain.

UU No.23 tahun 1992

- Pasal 4 mengenai hak pasien

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat

kesehatan yang optimal.

- Pasal 5 mengenai kewajiban pasien

Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan

lingkungan.

Undang-undang No. 36 tahun 2009

Hak Pasien

- Pasal 4

Setiap orang berhak atas kesehatan

- Pasal 5

Page 12: kasus 4

12

1) Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses

atas sumber daya di bidang kesehatan.

2) Setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau.

3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab

menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi

dirinya.

- Pasal 6

Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi

pencapaian derajat kesehatan.

- Pasal 7

Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi

tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab.

- Pasal 8

Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan

dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun yang

akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Kewajiban Pasien

- Pasal 9

1) Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan,

dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya.

2) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaanya

meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan

masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan.

- Pasal 10

Page 13: kasus 4

13

Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam upaya

memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun

sosial.

- Pasal 11

Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk

mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang

setinggi-tingginya.

- Pasal 12

Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat

kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya.

- Pasal 13

1) Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan

kesehatan sosial.

2) Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

5. Hak pasien di Rumah Sakit:

UU no. 44 2009 pasal 32:

- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di

Rumah Sakit

- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien

- Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa

diskriminasi

- Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar

profesi dan SOP

- memperoleh pelayanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari

kerugian fisik dan materi

- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan

Page 14: kasus 4

14

- Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dengan

perlakuan yang berlaku di RS.

- Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk

data medis.

- Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain

yang punya SIP baik di dalam maupun diluar RS.

- Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,

tujuan tindakan medis, dll.

- Memberikan persetujuan dan menolak atas tindakan yang akan dilakukan

oleh tenaga kesehatan.

STEP V

1. Etika dan hukum kedokteran?2. Hak pasien BJS?

Profesionalisme

Hak dan kewajiban

Perilaku Etika dan hukum prinsip etika kedokteran

PasienDokter

BPJS Rumah Sakit

Page 15: kasus 4

15

STEP VI

BELAJAR MANDIRI

STEP VII

1. Etika dan hukum kedokteran?

Etika Kedokteran

Etik (ethics) berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat

kebiasaan, watak, perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Menurut Kamus

Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu

pengetahuan tentang asas akhlak. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa.

Indonesia dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika adalah

(Hanafiah dan Amir, 2009):

1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan

kewajiban moral

2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Menurut Kamus Kedokteran (Kamali dan Pamuncak,1987), etika

adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi. Istilah

etika dan etik sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas perbedaan

antara keduanya. Dalam buku ini, yang dimaksud dengan etika adalah ilmu

Page 16: kasus 4

16

yang mempelajari azas akhlak, sedangkan etik adalah seperangkat asas atau

nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode Etik. Istilah etis

biasanya digunakan untuk menyatakan sesuatu sikap atau pandangan yang

secara etis dapat diterima (ethically acceptable) atau tidak dapat diterima

(ethically unacceptable, tidak etis) (Hanafiah dan Amir, 2009).

Pekerjaan profesi (professio berarti pengakuan) merupakan pekerjaan

yang memerlukan pendidikan dan latihan tertentu, memiliki kedudukan yang

tinggi dalam masyarakat, seperti ahli hukum (hakim, pengacara), wartawan,

dosen, dokter, dokter gigi, dan apoteker (Hanafiah dan Amir, 2009).

Pekerjaan profesi umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Hanafiah

dan Amir, 2009):

1. Pendidikan sesuai standar nasional

2. Mengutamakan panggilan kemanusiaan

3. Berlandaskan etik profesi, mengikat seumur hidup.

4. Legal melalui perizinan

5. Belajar sepanjang hayat

6. Anggota bergabung dalam satu organisasi profesi.

Dalam pekerjaan profesi sangat dihandalkan etik profesi dalam

memberikan pelayanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat

perilaku anggota profesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengamalan

etika membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral (Hanafiah dan Amir,

2009).

Ciri-ciri etik profesi adalah sebagai berikut (Hanafiah dan Amir, 2009):

1. Berlaku untuk lingkungan profesi

2. Disusun oleh organisasi profesi bersangkutan

3. Mengandung kewajiban dan larangan

4. Menggugah sikap manusiawi.

Page 17: kasus 4

17

Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai

profesi yang mulia karena ia berhadapan dengan hal yang paling berharga

dalam hidup seseorang yaitu masalah kesehatan dan kehidupan (Hanafiah dan

Amir, 2009).

Menurut Pasal 1 butir 11 Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran profesi kedokteran atau kedokteran gigi adalah suatu

pekerjaan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilaksanakan berdasarkan suatu

keilmuan, kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan berjenjang dan kode

etik yang bersifat melayani masyarakat (Hanafiah dan Amir, 2009).

Hakikat profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa

(calling), untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan berlandaskan moralitas

yang kental. Prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, empati, keikhlasan, kepedulian

kepada sesama dalam rasa kemanusiaan, rasa kasih sayang (compassion), dan

ikut merasakan penderitaan orang lain yang kurang beruntung. Dengan

demikian, seorang dokter tidaklah boleh egois melainkan harus mengutamakan

kepentingan orang lain, membantu mengobati orang sakit (altruism). Seorang

dokter harus memiliki Intellectual Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan

Spiritual Quotient (SQ) yang tinggi dan berimbang (Hanafiah dan Amir, 2009).

Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan

calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan

emosional. Para pendidik masa lalu melihat perlu tersedia berbagai pedoman

agar anggotanya dapat menjalankan profesinya dengan benar dan baik. Para

pendidik di bidang kesehatan masa lalu melihat adanya peluang yang

diharapkan tidak akan terjadi sehingga merasa perlu membuat rambu-rambu

yang akan mengingatkan para peserta didik yang dilepas di tengah-tengah

masyarakat selalu mengingat pedoman yang membatasi mereka untuk berbuat

yang tidak layak (Hanafiah dan Amir, 2009).

Page 18: kasus 4

18

Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan

dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman

sejawat dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh

organisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi

yang bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode

Etiknya, namun Kode Etik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etika

kedokteran Indonesia (KODEKI) (Hanafiah dan Amir, 2009).

Prinsip-prinsip etika medis menurut American Medical Association

(AMA):

1. Seorang dokter harus didedikasikan untuk menyediakan perawatan medis

yang kompeten, dengan belas kasih dan menghormati martabat manusia dan

hak.

2. Seorang dokter harus menjunjung tinggi standar profesionalisme, jujur

dalam semua interaksi profesional, dan berusaha untuk melaporkan

kekurangan dokter dalam karakter atau kompetensi, atau terlibat dalam

penipuan atau penipuan,untuk entitas yang sesuai.

3. Seorang dokter harus menghormati hukum dan juga menyadari tanggung

jawab untuk mencari perubahan persyaratan yang bertentangan dengan

kepentingan terbaik pasien.

4. Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, kolega, dan profesional

kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan dan privasi pasien dalam

batasan hukum.

5. Seorang dokter harus terus belajar, menerapkan, dan memajukan

pengetahuan ilmiah, menjaga komitmen untuk pendidikan kedokteran,

membuat informasi yang relevan tersedia bagi pasien, kolega, dan

masyarakat umum, mendapatkan konsultasi, dan menggunakan bakat

profesional kesehatan lainnya jika diperlukan.

6. Seorang dokter harus, dalam penyediaan perawatan pasien yang tepat,

kecuali dalam keadaan darurat, bebas untuk memilih siapa yang melayani,

Page 19: kasus 4

19

dengan siapa bergaul, dan lingkungan di mana untuk memberikan perawatan

medis.

7. Seorang dokter harus mengakui tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam

kegiatan yang berkontribusi terhadap perbaikan masyarakat dan perbaikan

kesehatan masyarakat.

8. Seorang dokter ketika merawat pasien harus menganggap tanggung jawab

kepada pasien merupakan hal yang utama.

9. Seorang dokter harus mendukung akses ke perawatan medis bagi semua

orang.

Berikut ini merupakan ringkasan prinsip etika kedokteran dari berbagai

aspek:

1. Kejujuran

Upayakan untuk kejujuran dalam semua komunikasi ilmiah. Jujur

melaporkan data, hasil, metode dan prosedur, dan status publikasi. Jangan

mengarang, memalsukan, atau menggambarkan data. Jangan menipu rekan,

lembaga pemberian, atau masyarakat. (Hanafiah dan Amir, 2009).

2. Objektivitas

Upayakan untuk menghindari bias dalam desain eksperimen, analisis

data, interpretasi data, peer review, keputusan personil, menulis hibah,

kesaksian ahli, dan aspek lain dari penelitian di mana objektivitas diharapkan

atau dibutuhkan. Menghindari atau meminimalkan bias atau menipu diri

sendiri. Mengungkapkan kepentingan pribadi atau keuangan yang dapat

mempengaruhi penelitian. (Hanafiah dan Amir, 2009).

3. Integritas

Menepati janji dan perjanjian; bertindak dengan ketulusan; berusaha

untuk konsistensi pemikiran dan tindakan.

4. Kejelian

Hindari kesalahan, ceroboh dan kelalaian; hati-hati dan kritis memeriksa

pekerjaan Anda sendiri dan karya rekan-rekan Anda. Menyimpan catatan

Page 20: kasus 4

20

yang baik kegiatan penelitian, seperti pengumpulan data, desain penelitian,

dan korespondensi dengan lembaga atau jurnal.

5. Keterbukaan

Berbagi data, hasil, ide, peralatan, sumber daya. Jadilah terbuka untuk

kritik dan ide-ide baru.

6. Menghormati Kekayaan Intelektual

Honor paten, hak cipta, dan bentuk-bentuk kekayaan intelektual. Jangan

gunakan data yang tidak dipublikasikan, metode, atau hasil tanpa izin.

Berikan kredit dimana kredit ini jatuh tempo. Berikan pengakuan yang tepat

atau kredit untuk semua kontribusi untuk penelitian. Jangan pernah

menjiplak.

7. Kerahasiaan

Melindungi komunikasi rahasia, seperti kertas atau hibah dikirimkan

untuk publikasi, catatan personalia, perdagangan atau rahasia militer, dan

catatan pasien.

8. Bertanggung jawab untuk mempublikasi

Publikasikan untuk memajukan penelitian dan beasiswa, tidak hanya

untuk memajukan karir Anda sendiri. Hindari publikasi boros dan duplikasi.

9. Bertanggung jawab mementoring

Bantuan untuk mendidik, mentor, dan menyarankan siswa.

Meningkatkan kesejahteraan mereka dan memungkinkan mereka untuk

membuat keputusan sendiri.

10. Menghormati rekan

Hormati rekan Anda dan memperlakukan mereka dengan adil.

11. Tanggung Jawab Sosial

Upayakan untuk mempromosikan baik sosial dan mencegah atau

mengurangi kerugian sosial melalui penelitian, pendidikan masyarakat, dan

advokasi.

12. Non-Diskriminasi

Page 21: kasus 4

21

Menghindari diskriminasi terhadap rekan atau siswa atas dasar jenis

kelamin, ras, etnis, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan

kompetensi ilmiah mereka dan integritas.

13. Kompetensi

Mempertahankan dan meningkatkan kompetensi profesional Anda

sendiri dan keahlian melalui pendidikan seumur hidup dan pembelajaran;

mengambil langkah untuk mempromosikan kompetensi dalam ilmu

pengetahuan secara keseluruhan.

14. Legalitas

Tahu dan mematuhi hukum dan kebijakan kelembagaan dan pemerintah.

15. Perawatan Hewan

Menunjukkan rasa hormat yang tepat dan perawatan untuk hewan ketika

menggunakan mereka dalam penelitian. Jangan melakukan percobaan hewan

yang tidak perlu.

16. Manusia Subjek Perlindungan

Ketika melakukan penelitian pada subyek manusia, meminimalkan

bahaya dan risiko dan memaksimalkan keuntungan; menghormati martabat

manusia, privasi, dan otonomi; mengambil tindakan pencegahan khusus

dengan populasi rentan; dan berusaha untuk mendistribusikan manfaat dan

beban riset yang cukup. (Hanafiah dan Amir, 2009).

Hukum Kedokteran

Definisi hukum tidak dapat memuaskan semua pihak karena banyak

seginya, dan demikian luasnya sehingga sulit disatukan dalam satu rumusan.

Untuk praktisnya, dalam buku ini yang di maksud hukum adalah peraturan

perundangan seperti yang terdapat dalam hukum pidana, hukum perdata,

hukum tata negara, dan hukum administrasi negara. (Jusuf Hanafiah, 2008)

Dalam lebih dari dua dekade terasa sekali disiplin hukum memasuki

wilayah kedokteran atau bisa juga dikatakan kalangan kesehatan makin

akrab dengan bidang dan pengetahuan hukum. Dua disiplin tertua di dunia

Page 22: kasus 4

22

itu, pada awalnya berkembang dalam wilayahnya masing-masing, yang satu

dalam mengatasi masalah kesehatan yang timbul pada anggota masyarakat,

yang satu lagi mengatur tentang ketertiban dan ketentraman hidup

masyarakat. Dalam perkembangan kedua untuk mencapai tujuan dimaksud,

ternyata disiplin yang satu di perlukan oleh disiplin lain cabang ilmunya.

Dalam proses penegakan hukum, peran ilmu dan bantuan dokter diperlukan

oleh jajaran penegak hukum yang dikenal sebagai Ilmu Kedokteran

Forensik, yaitu cabang ilmu kedokteran yang sejak awal berkembangnya

telah mendekatkan disiplin ilmu kedokteran dan ilmu hukum. Sebeliknya,

dalam perkembangan dan peningkatan upaya pemeliharaan dan pelayanan

kesehatan diperlukan pula pengetahuan dan aturan hukum dan ini berada

dalam cabang ilmu hukum yang kemudian hadir sebagai Hukum Kesehatan.

(Jusuf Hanafiah, 2008)

Pada waktu ini, tidak mungkin lagi para dokter mengetahui dan

memahami hukum kesehatan, apa lagi setelah terbitnya Undang-Undang

Kesehatan (1992) dan Undang-Undang Praktik Kedokteran (2004), yaitu

aturan hukum atau ketentuan hukum yang mengatur tentang pelayanan

kedokteran/kesehatan. (Jusuf Hanafiah, 2008)

Hukum kesehatan menurutAnggaran dasar Perhimpunan Hukum

Kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang

berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan

penerapan hak dan kewajiban baik bagi perseorangan maupun segenap

lapisan masyarakat, baik sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun

sebagai pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek,

organisasi,sarana, pedoman standar pelayanan medic, ilmu pengetahuan

kesehatan dan hukum, serta sumber-sumber hukum lain. Hukum

Kedokteran merupakan bagian dari Hukum Kesehatan, yaitu yang

menyangkut pelayanan kedokteran (medical care/service). (Jusuf Hanafiah,

2008)

Page 23: kasus 4

23

Hukum kesehatan merupakan bidang hukum yang masih muda.

Perkembangannya dimulai pada waktu World Congress on Medical Law di

Belgia pada tahun 1967 dan diteruskan secara periodic untuk beberapa lama.

Di Indonesia, perkembangan Hukum Kesehatan dimulai sejak terbentuknya

Kelompok Studi untuk Hukum Kedokteran UI/RS Cipto Mangunkusumo

Jakarta pada tahun 1982. Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran Indonesia

(PERHUKI), terbentuk di Jakarta pada tahun 1983 dan berubah menjadi

Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (PERHUKI) pada kongres I

PERHUKI di Jakarta pada tahun 1987. PERHUKI wilayah Sumatra Utara

terbentuk pada tanggal 14 April 1986 di Medan. (Jusuf Hanafiah, 2008)

Hukum Kesehatan mencangkup komponen hukum bidang kesehatan

yang bersinggungan satu dengan yang lain, yaitu hukum

Kedokteran/Kedokteran Gigi, Hukum Keperawatan, Hukum Farmasi Klinik,

Hukum Rumah Sakit, Hukum Kesehatan Masyarakat, Hukum Kesehatan

Lingkungan, dan sebagainya (Konas PERHUKI, 1993). (Jusuf Hanafiah,

2008)

Di atas telah diuraikan pengertian etik dan hukum. Persamaa dan

perbedaan antara keduanya adlah sebagai berikut :

Persamaan etik dan hukum

a. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup

bermasyarakat.

b. sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia

c. Mengandung hak dan kewajiban anggota masyarakat agat tak

saling merugikan

d. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi

e. sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman

para anggota senior

Page 24: kasus 4

24

Perbedaan etik dan hukum

a. Etik berlaku untuk lingkungan profesi, hukum berlaku untuk

umum

b. Etik disusun berdasarkan kesepakatan anggota profesi, hukum

disusun oleh badan pemerintah

c. Etik tidak seluruhnya tertulis, hukum tercantum secara terinci

dalam kitab undang-undang dan lembaran/berita Negara

d. Sanksi terhadap pelanggaran etik berupa tuntunan, sanksi

terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutan

e. Pelanggaran etik diselesaikan oleh Majelis Kehormatan Disiplin

Kedokteran Indonesia (MKDKI) yang dibentuk oleh Konsil

Kedokteran Indonesiadan atau oleh Majelis Kehormatan Etika

Kedokteran (MKEK) , yang dibentuk oleh Ikatan Dokter

Indonesia (IDI), pelanggaran hukum diselesaikan oleh

Pengadilan

f. Penyelesaian pelanggaran etik tidak selalu disertai bukti fisik,

penyelesaian pelanggaran hukum memerlukan bukti fisik

Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa etik merupakan

seperangkat perilaku yang benar dan baik dalam suatu profesi. Etika

kedokteran adalah pengetahuan tentang suatu professional para dokter dan

dokter gigi dalam menjalankan pekerjaannya sebagaimana tercantum dalam

lafal sumpah dan kode etik masing-masing yang telah disusun oleh

organisasi profesinya bersama-sama pemerintah. (Jusuf Hanafiah, 2008)

Hukum merupakan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh

suatu kekuasaan. Hukm kesehatan merupakan peraturan perundang-

undangan yang menyangkut pelayanan kesehatan baik untuk penyelenggara

maupunpenerima pelayanan kesehatan. (Jusuf Hanafiah, 2008)

Page 25: kasus 4

25

Pelanggaran etika kedokteran tidak selalu berarti pelanggaran hukum,

begitu pula sebaliknya pelanggaran hukum belum tentu berarti pelanggaran

etika kedokteran. Pelanggaran etika kedokteran diproses melalui MKDKI

dan MAEK IDI, sedangkan pelanggaran hukum diselesaikan nelalui

pengadilan. (Jusuf Hanafiah, 2008)

2. Hak dan kewajiban peserta BPJS

a. Hak peserta

a) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh

pelayanan kesehatan

b) Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban sesuai

prosedur pelayanan kesehatan sesuai dengaketentuan yang berlaku

c) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang

bekerjasama dengan BPJS Kesehatan

d) Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau

tertulis ke kantor BPJS Kesehatan

b. Kewajiban Peserta

a) Mendaftarkan dirinya sebagai peserta serta membayar iuran yang

besarannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b) Melaporkan perubahan data peserta, baik karena pernikahan,

perceraian, kematian, kelahiran, pindah alamat atau pindah fasilitas

kesehatan tingkat I

c) Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang, atau dimanfaatkan

oleh orang yang tidak berhak

d) Mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan

Hak Kelas Perawatan

Page 26: kasus 4

26

a. Ruang Perawatan kelas III bagi:

- Peserta PBI JK

- Peserta PBPU dan peserta BP yang membayar iuran untuk manfaat

pelayanan di ruang perawatan kelas III

b. Ruang Perawatan kelas II bagi:

- PNS dan PP PNS gol I dan gol II beserta anggota keluarganya

- Anggota TNI dan penerima pensiun Anggota TNI yang setara PNS gol

I dan gol II beserta anggota keluarganya

- Anggota Polri dan penerima pensiun Anggota Polri yang setara PNS

gol I dan gol II beserta anggota keluarganya

c. Ruang Perawatan kelas I bagi:

- Pejabat Negara dan anggota keluarganya

- PNS dan PP PNS gol III dan gol IV beserta anggota keluarganya

- Anggota TNI dan Penerima Pensiun Anggota TNI yang setara PNS

Gol III dan Gol IV beserta anggota keluarganya

- Anggota TNI dan Penerima Pensiun Anggota Polri yang setara PNS

Gol III dan Gol IV beserta anggota keluarganya

- Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya

Page 27: kasus 4

27

DAFTAR PUSTAKA

AMA. 2001. Principles of Medical Ethics. American Medical Association.

Hanafiah, MJ. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum Kedokteran edisi 4. Jakarta: EGC.

Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Kedokteran Indonesia.

Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia. 2006. Pedoman Pelaksanaan Kode

Etik Kedokteran Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.

William JR. 2005. Panduan Etika Medis. Yogyakarta : Pusat Studi Kedokteran Islam

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah.