kasus 3 (SINTA)

16

Click here to load reader

description

tutorial

Transcript of kasus 3 (SINTA)

Page 1: kasus 3 (SINTA)

Sinta Tri Ciptarini

H2A011042

SKENARIO 3

Page 2: kasus 3 (SINTA)

SKENARIO 3

Seorang anak usia 2 tahun dibawa ibunya ke UGD

dengan keluhan BAB cair 1 hari dengan frekuensi lebih dari 5x,

disertai muntah dan perutnya sakit. Feses bercampur lendir dan

darah. Sebelumnya anak sudah mengalami demam dalam

beberapa hari dan nafsu makan turun. Pemeriksaan fisik

menunjukkan turgor anak kurang dan mata cekung. Dokter

menyarankan ibu untuk periksa darah rutin dan feses.

Page 3: kasus 3 (SINTA)

STEP 1

1. Turgor berkurang : Kelainan pada kulit untuk mengubah bentuk menjadi normal.

2. Pemeriksaan darah rutin : pemeriksaan darah meliputi hemoglobin, hematokrit, leukosit, hitung trombosit, LED, hitung eritrosit.

Page 4: kasus 3 (SINTA)

STEP 2

1. Apa penyebab BAB cair?

2. Apa penyebab muntah dan sakit perut?

3. Mengapa feses mengandung lendir dan darah?

4. Mengapa pasien mengalami demam?

5. Mengapa turgor kurang dan mata cekung?

6. Mengapa dokter menyarankan untuk periksa darah rutin dan feses?

Page 5: kasus 3 (SINTA)

STEP 3

1. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali

sehari.

penyebab diare :

• Faktor infeksi

Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare

pada anak, ini meliputi infeksi bakteri, virus, parasit.

• Faktor malabsorbsi

Gangguan penyerapan makanan akibat malabsorbsi karbohidrat, misalnya karena

intoleransi laktosa, malabsorbsi lemak dan protein.

• Faktor alergi makanan

Faktor makanan misalnya makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan.

Page 6: kasus 3 (SINTA)

• Mekanisme diare :

• a) Gangguan osmotik

terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke

dalam rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

• b) Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul

karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

• c) Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya jika peristaltik menurun

akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

Page 7: kasus 3 (SINTA)

2. Muntah dan perutnya sakit

• Muntah merupakan suatu cara saluran pencernaan membersihkan dirinya

sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas saluran pencernaan

teriritasi secara luas, sangat mengembung, atau bahkan terlalu terangsang.

Distensi atau iritasi berlebihan dari duodenum menyebabkan suatu rangsangan

yang kuat untuk muntah.

Page 8: kasus 3 (SINTA)

• Sinyal sensori yang mencetuskan muntah terutama berasal dari faring,

esofagus, perut, dan bagian atas dari usus halus. Dan impuls saraf yang

ditransmisikan oleh serabut saraf aferen vagal dan saraf simpatis ke berbagai

nuclei yang tersebar di batang otak yang semuanya bersama-sama disebut

"pusat muntah." Dari sini, impuls motorik yang menyebabkan muntah

sebenarnya ditransmisikan dari pusat muntah melalui jalur saraf cranial V, VII,

IX, X, dan XII ke saluran pencernaan bagian atas, melalui saraf vagal dan

simpatis ke saluran yang lebih bawah, dan melalui saraf spinalis ke diafragma

dan otot perut.

Page 9: kasus 3 (SINTA)

• Aksi muntah

• Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku, efeknya adalah :

1. napas dalam

2. naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esofagus bagian atas supaya

terbuka

3. penutupan glotis untuk mencegah aliran muntah memasuki paru, dan

4. pengankatan palatum molek untuk menutup nares posterior.

Kemudian datang kontraksi diafragma yang kuat ke bawah bersama dengan

kontraksi semua otot dinding abdomen. Keadaan ini memeras perut di antara diafragma dan

otot-otot abdomen, membentuk suatu tekanan intragastrik sampaik ke batas yang tinggi.

Akhirnya, sfingter esophageal bagian bawah berelaksasi secara lengkap, membuat

pengeluaran isi lambung ke atas melalui esophagus.

Page 10: kasus 3 (SINTA)

3. Feses berlendir dan berdarah

Terdapatnya lendir berarti ada rangsangan atau radang pada dinding usus. Kalau lendir itu

hanya didapat di bagian luar tinja, lokalisasi iritasi itu mungkin terletak pada usus besar.

Sedangkan bila lendir bercampur dengan tinja kemungkinan terjadi iritasi pada usus halus.

salmonella

Mikro organisme kolonisasi di jejunum/ileum/kolon invasi ke sel epitel mukosa usus

invasi ke lamina propia infiltrasi sel-sel radang sintesis prostaglandin produksi

heat-labile cholera-like enterotoxin invasi ke Plak Peyeri penyebaran ke mesenterium

hipertrofi penurunan aliran darah ke mukosa nekrosis mukosa ulkus bergaung

eritrosit dan plasma keluar ke lumen tinja bercampur lendir dan darah

eritrosit dan plasma keluar ke lumen usus --> tinja bercampur darah

Page 11: kasus 3 (SINTA)

Shigella

MO --> kolonisasi di ileum terminalis/kolon, terutama kolon distal invasi ke sel epitel mukosa usus --

> multiplikasi --> penyebaran intrasel dan intersel --> produksi enterotoksin --> ↑cAMP -->

hipersekresi usus (diare cair, diare sekresi).--> produksi eksotoksin (Shiga toxin) --> sitotoksik -->

infiltrasi sel radang --> nekrosis sel epitel mukosa --> ulkus-ulkus kecil -->

Page 12: kasus 3 (SINTA)

4. Demam

• Berbagai macam agen infeksius, imunologis atau agen yang

berkaitan dengan toksin (pirogen eksogen) mengibas produksi

pirogen endogen oleh sel-sel radang hospes. Pirogen endogen ini

dalah sitokin, misalnya interleukin (IL-!, β IL-1, α IL-6), factor

nekrosis tumor (TNF, α TNF-β), dan interferon-α (INF).

• Sitokin endogen yang sifatnya pirogenik menstimulasi

hipotalamus untuk memproduksi prostaglandin E2 titik-

ambang naik ke tingkat demam transmisi neuronal ke

perifer konversasi dan pembentukan panas, dengan

demikian suhu di bagian dalam tubuh meningkat.

Page 13: kasus 3 (SINTA)

5. Turgor turun dan mata cekung

Turgor turun dan mata cekung terjadi karena pasien

mengalami dehidrasi. Adanya gangguan osmotik mengakibatkan

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus yang

berlebihan sehingga akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya dan mengakibatkan terjadinya diare sehingga

pasien mengalami dehidrasi.

Page 14: kasus 3 (SINTA)

6. Pemeriksaan Laboratorium

Dokter menyarankan untuk periksa darah rutin dan feses untuk menentukan diagnosis pasti. Pemeriksaan laboratorium tersebut digunakan untuk melihat apakah terdapat bakteri di dalam darah dan feses pasien.• Pemeriksaan tinja

• Makroskopis jumlah, konsistensi, warna, bau, darah, lendir, parasit

• Mikroskopis pemeriksaan protozoa, telur cacing, leukosit, eritosit, sel epitel, kristal dan sisa makanan.

• Pemeriksaan darah rutin leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat ditemukan leukopenia

Page 15: kasus 3 (SINTA)

Anak usia 2 th

anamnesisBAB cair 1 hari >5x

Muntah dan sakit perutFese bercampur lendir dan darah

DemamNafsu makan turun

Pemeriksaan fisik :Turgor kurangMata cekung

Pemeriksaan penunjang :Pemeriksaan darah rutin dan feses

UGD

diagnosis Penatalaksanaan dan pencegahan

Page 16: kasus 3 (SINTA)

SASBEL1. Anamnesis

2. Desentri basiler