Karya Ilmiah Part 02.doc

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban manusia yang terus berkembang seiring dengan perubahan zaman, juga semakin memacu perkembangan teknologi. Hal tersebut tentu saja akan berdampak secara langsung terhadap pola atau gaya hidup manusia. Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup dan tingkat persaingan kerja yang terjadi dalam kehidupan modern, menuntut manusia untuk selalu memanfaatkan waktu dan teknologi yang ada sehingga manusia cenderung untuk memilih untuk bergaya hidup yang serba praktis, cepat, dan instant, agar tidak ada waktu yang terbuang secara percuma. Gaya hidup tersebut juga banyak dianut manusia modern dalam mengkonsumsi makanan. Mereka memilih untuk mengkonsumsi makanan atau minuman siap saji yang didapat melalui restoran fast food, maupun melalui makanan instant seperti mie instant, makanan kaleng, dan sebagainya. Padahal makanan instant dan minuman kaleng pada umumnya merugikan kesehatan karena kadar lemak jenuh dan kadar gulanya yang tinggi, atau kadar

description

12345

Transcript of Karya Ilmiah Part 02.doc

Page 1: Karya Ilmiah Part 02.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peradaban manusia yang terus berkembang seiring dengan perubahan

zaman, juga semakin memacu perkembangan teknologi. Hal tersebut tentu saja

akan berdampak secara langsung terhadap pola atau gaya hidup manusia.

Tuntutan akan pemenuhan kebutuhan hidup dan tingkat persaingan kerja yang

terjadi dalam kehidupan modern, menuntut manusia untuk selalu memanfaatkan

waktu dan teknologi yang ada sehingga manusia cenderung untuk memilih untuk

bergaya hidup yang serba praktis, cepat, dan instant, agar tidak ada waktu yang

terbuang secara percuma. Gaya hidup tersebut juga banyak dianut manusia

modern dalam mengkonsumsi makanan. Mereka memilih untuk mengkonsumsi

makanan atau minuman siap saji yang didapat melalui restoran fast food, maupun

melalui makanan instant seperti mie instant, makanan kaleng, dan sebagainya.

Padahal makanan instant dan minuman kaleng pada umumnya merugikan

kesehatan karena kadar lemak jenuh dan kadar gulanya yang tinggi, atau kadar

seratnya yang rendah. Namun mereka kadang tidak peduli pada kandungan zat

makanan yang disantapnya, selama perut mereka telah terisi. Salah satu akibat

dari gaya hidup tersebut yang tampaknya menjadi wabah dunia modern adalah

obesitas atau kelebihan lemak tubuh. Hal tersebut diperparah lagi dengan

kurangnya gerak tubuh yang dilakukan, baik melalui gerak fisik saat kerja maupun

olah raga.

Obesitas merupakan masalah kesehatan utama di negara maju. Di negara

Amerika setengah penduduk usia dewasa mempunyai kelebihan berat badan,

bahkan 20% anak mengalami obesitas. Hal ini terbukti dengan larisnya slimming

center dan banyaknya iklan tentang cara-cara pengurusan badan. Masalah

1

Page 2: Karya Ilmiah Part 02.doc

2

obesitas bukan hal sederhana yang diduga selama ini. Kenyataan menunjukkan

bahwa mekanisme obesitas adalah sangat kompleks, melibatkan faktor genetik,

sistematik, lingkungan dan proses metabolisme yang rumit. Untuk itu perlu

adanya pemahaman tentang patogenesis, konsekuensi metabolik, endokrinologik

dan kardiovaskuler baik ditingkat seluler maupun molekuler. Dari segi

endokrinologik ternyata obesitas sangat erat kaitannya dengan sekresi leptin yang

ada dalam sirkulasi. Di negara ini, obesitas menjadi penyebab kematian pada 5

dari 10 kematian.

Negara Indonesia memang tidak semaju negara Amerika, sehingga

masalah yang timbul tidak sekompleks negara tersebut. Akan tetapi seiring

dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, jumlah penderita obesitas

cenderung meningkat. Di Indonesia, masalah kesehatan yang diakibatkan oleh

gizi yang berlebihan. Gizi yang berlebihan mulai muncul pada awal tahun 1990-

an. Peningkatan pendapatan masyarakat pada kelompok sosial ekonomi tertentu,

terutama di perkotaan, menyebabkan adanya perubahan pola makan dan pola

aktifitas yang mendukung terjadinya peningkatan jumlah penderita kegemukan

dan obesitas. Masalah ini sangat sering dijumpai, terutama di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Di kota-kota tersebut, 10 dari 100

penduduk menderita obesitas. Dan bukan hal baru lagi bila obesitas menjadi

pemicu penyakit-penyakit lain seperti jantung, artritis, diabetes serta tekanan

darah tinggi. Terkadang obesitas malah dapat menyebabkan kematian. Untuk

mencegah hal-hal buruk yang diakibatkan oleh obesitas, dalam karya ilmiah ini

penulis memberikan solusi untuk mengatasi penyakit obesitas dengan mengambil

judul “VCO (Virgin Coconut Oil), sebagai Obat Mujarab Mengatasi

Obesitas”.

Page 3: Karya Ilmiah Part 02.doc

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam karya

tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut.

a. Apakah yang terkandung di dalam minyak kelapa murni (VCO) sehingga

dapat mengatasi obesitas?

b. Bagaimana minyak kelapa murni (VCO) dapat mengatasi obesitas?

c. Bagaimana cara pembuatan minyak kelapa murni (VCO)?

d. Berapa banyak minyak kelapa murni (VCO) yang dibutuhkan seseorang?

1.3 Tujuan Penulisan

Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang

diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan generasi muda.

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan informasi mengenai VCO (Virgin Coconut Oil)

sebagai obat mujarab mengatasi obesitas

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung di dalam minyak

kelapa murni (VCO) sehingga dapat mengatasi obesitas

b. Untuk mengetahui bagaimana kelapa murni (VCO) dapat mengatasi

obesitas

c. Untuk mengetahui berapa banyak minyak kelapa murni (VCO) yang

dibutuhkan seseorang

d. Untuk mengetahui cara pembuatan minyak kelapa murni (VCO)

Page 4: Karya Ilmiah Part 02.doc

4

1.4 Manfaat Penulisan

1. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dijadikan

sebagai salah satu bacaan bagi penulis berikutnya.

2. Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi

berbagai pihak yang terkait untuk meningkatkan pemahaman akan obesitas

dan minyak kelapa murni.

3. Bagi penulis sendiri, diharapkan akan menjadi pengalaman berharga dalam

memperluas pemahaman akan khasiat minyak kelapa murni bagi penderita

obesitas.

1.5 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan, penulis

mempergunakan metode sebagai berikut:

a. Penelitian Kepustakaan atau Studi Pustaka

Pada metode ini, penulis membaca buku-buku referensi yang berhubungan

dengan penulisan karya ilmiah ini atau teknik penulisan karya ilmiah dan

yang berhubungan dengan materi karya ilmiah ini, yaitu buku-buku yang

berhubungan dengan Minyak Kelapa Murni (VCO) dan Obesitas.

b. Teknik Pengumpulan data

Pada metode ini, penulis berusaha mengumpulkan data-data yang terkait

dengan materi yang akan dibahas dalam karya ilmiah dari berbagai sumber

yang dapat dipertanggung jawabkan melalui internet. Kemudian data yang

telah terkumpul akan disusun secara sistematis dan dicari hubungannya

antara satu dengan yang lainnya, sehinga pada akhirnya akan diperoleh

suatu gambaran yang jelas mengenai materi.

Page 5: Karya Ilmiah Part 02.doc

5

1.6 Waktu dan Lokasi Penulisan

Jangka waktu penulisan dan pengumpulan data adalah kurang lebih satu

bulan, yaitu dari 25 Februari 2008 hingga 20 Maret 2008. Penulisan karya ilmiah

ini dimulai dari merumuskan masalah, mengumpulkan data-data yang

diperlukan, mengolah data, hingga menulis dan menyusun karya tulis ilmiah.

Lokasi dalam penulisan karya ilmiah ini adalah di tempat tinggal penulis.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terbagi adalam empat bab. Hal

ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas, lebih terperinci, dan

lebih sistematis sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami materi yang

dibahas. Keempat bab tersebut diuraikan sebagai berikut.

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian awal dari sebuah naskah yang

menampilkan masalah, mengapa dan bagaimana masalah tersebut.

Bab ini juga menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penulisan karya ilmiah, metode yang digunakan,

serta mengenai sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang variabel-variabel yang menguraikan

tentang VCO (Minyak Kelapa Murni) dan Obesitas yang

merupakan landasan teori penulisan karya ilmiah ini.

Page 6: Karya Ilmiah Part 02.doc

6

BAB III : PEMBAHASAN

Bab ini merupakan pembahasan tentang inti gagasan dari proses

penggabungan variabel-variabel. Bab ini menguraikan hasil kajian

yang berupa solusi dari masalah-masalah yang telah dirumuskan

pada bab sebelumnya.

BAB IV : PENUTUP

Pada bab terakhir ini, penulis mencoba membuat kesimpulan

berdasarkan apa yang telah dipelajari, hasil yang telah diperoleh,

manfaat, kelebihan, dan aplikasi dari hasil gagasan yang diperoleh.

Akhirnya penulis mencoba untuk memberikan saran sebagai bahan

masukan dan pertimbangan yang dapat berguna bagi semua pihak.

Page 7: Karya Ilmiah Part 02.doc

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Virgin Coconut Oil (VCO)

2.1.1 Definisi VCO

Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil, VCO) adalah minyak

murni yang berasal dari sari pati kelapa, diproses secara higienis tanpa

sentuhan api secara langsung dan bahan kimia tambahan.

Minyak kelapa murni (VCO) diproduksi dengan menggunakan

berbagai mesin, sehingga menjadikan minyak VCO yang diproduksi

memiliki standar kualitas terjamin.

Minyak VCO (Virgin Coconut Oil) biasa juga disebut minyak

kelapa murni, minyak kelapa dara, minyak kelapa perawan, ataupun

minyak kelapa asli.

2.1.2 Senyawa Kimia dalam VCO

Secara kimiawi, minyak kelapa terbentuk dari rantai karbon,

hidrogen, dan oksigen yang disebut dengan asam lemak. Asam lemak

digabung oleh satu molekul gliserol membentuk glserida. Gliserida yang

terdapat pada lemak dan minyak adalah trigliserida atau lipida.

Diperlukan tiga molekul asam lemak yang dikombinasikan dengan satu

molekul gliserol untuk membentuk satu molekul trigliserida.

Berdasarkan tingkat kejenuhannya, asam lemak dikelompokkan

menjadi tiga golongan, yakni asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh

tunggal, dan asam lemak tak jenuh ganda. Asam lemak dalam minyak

kelapa sebagian besar (92%) merupakan minyak jenuh. Dibandingkan

dengan minyak nabati lainnya, minyak kelapa memiliki kandungan asam

7

Page 8: Karya Ilmiah Part 02.doc

8

lemak jenuh yang paling tinggi. Tingginya asam lemak jenuh yang

dikandungnya menyebabkan minyak kelapa tahan terhadap ketengikan

akibat oksidasi. Oksidasi menyebabkan pembentukan radikal bebas yang

berbahaya bagi tubuh.

Setiap asam lemak, baik dalam jenuh maupun tidak jenuh memberi

pengaruh yang berbeda pada tubuh dan kesehatan. Selama ini,

pemahaman orang akan lemak jenuh, termasuk minyak kelapa tidak sehat

dikonsumsi karena meningkatkan serum kolesterol. Padahal, tingkat

kejenuhan bukan satu-satunya faktor yang menentukan baik buruknya

lemak bagi tubuh.

Gambar 1

Minyak Kelapa Murni. Mengandung asam lemak jenuh yang paling tinggi dibandingkan dengan minyak nabati lainnya

Tabel 1Komposisi lemak dalam beberapa jenis minyak

Page 9: Karya Ilmiah Part 02.doc

9

Penelitian terdahulu tentang lemak dan minyak memang belum

sampai membedakan jenis-jenis lemak. Asam lemak jenuh bukanlah

kelompok homogen, tetapi terdiri atas tiga subkelompok. Pertama,

kelompok minyak dengan asam lemak rantai pendek atau short chain

triglyceride (SCT). Kedua, kelompok minyak dengan rantai sedang atau

medium chain triglyceride (MCT). Ketiga adalah long chain triglyceride

(LCT). Perbedaan panjang rantai karbonnya merupakan faktor utama

yang menentukan mekanisme lemak dicerna dan dimetabolisir tubuh,

serta cara lemak tersebut mempengaruhi tubuh.

Kandungan lemak asam jenuh minyak kelapa didominasi olah asam

laurat (44-52%) yang merupakan MCT. Asam laurat inilah yang

Tabel 2Komposisi asam lemak minyak kelapa

Page 10: Karya Ilmiah Part 02.doc

10

menjadikan minyak kelapa menjadi unik, karena kebanyakan minyak

tidak mengandung MCT. Keunikan ini membuat minyak kelapa berbeda

dari semua minyak nabati lain dan mampu menambah kesehatan bagi

tubuh. MCT dalam tubuh dipecah dan secara dominan digunakan untuk

memproduksi energi dan jarang tersimpan sebagai lemak yang dapat

menumpuk di pembuluh nadi. Karena itu, asam lemak dari minyak kelapa

menghasilkan energi, bukan lemak.

MCT mempunyai sifat fisik yang unik serta lebih polar atau lebih

cepat melepas ion H daripada LCT, sehingga lebih mudah larut dalam air.

Karena pengaruh perbedaan kelarutan dalam air, MCT dimetabolisasikan

di dalam tubuh dengan cara yang berbeda dari LCT. MCT dapat masuk

ke dalam lever secara langsung melalui pembuluh vena dan dengan cepat

dibakar menjadi energi sehingga MCT tidak tertimbun di dalam jaringan

tubuh.

Sementara itu, lemak dan minyak konvensional dihidrolisis dalam

usus kecil bersama dengan lemak rantai panang yang dikombinasikan

dengan gliserol dalam sel usus. LCT dalam minyak konvensional

diangkut ke lever untuk dioksidasi, dan yang tidak digunakan akan

tersimpan sebagai cadangan lemak di dalam tubuh. MCT diserap usus

sehingga tidak memerlukan enzim atau asam empedu seperti dalam

proses metabolisme LCT.

2.1.3 Khasiat VCO

Minyak kelapa murni, memiliki manfaat yang luar biasa untuk

menjaga kesehatan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Berikut ini

adalah sebagian manfaat minyak VCO:

Mematikan berbagai virus yang menyebabkan mononucleosis,

influenza, hepatitis C, cacar air, dan herpes.

Page 11: Karya Ilmiah Part 02.doc

11

Membunuh berbagai jenis bakteri penyebab penyakit pneumonia,

sakit telinga, infeksi tenggorokan, gigi berlubang, keracunan

makanan, infeksi saluran kencing, meningitis, gonorrhea, dan luka

gangren.

Membunuh jamur dan ragi yang dapat menyebabkan candida, jock

itch, kadas, athletes foot, dan ruam karena keringat.

Membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan

yang dihubungkan dengan diabetes melitus.

Mengurangi gangguan yang dikaitkan dengan gejala kesulitan

pencernaan dan cystic fibrosis.

Membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit osteoporosis.

Membantu meredakan gejala sakit saluran kandung kemih.

Meredakan gejala yang dihubungkan dengan chorn’s diseases,

ulcerative colitis, dan bisul perut.

Membantu melindungi tubuh dari serangan kanker payudara dan

kanker kolon.

Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi.

Membantu dalam pencegahan serangan sakit jantung, stroke, dan

atherosclerosis.

Membantu mencegah tekanan darah tinggi.

Melindungi tubuh dari radikal bebas berbahaya yang meningkatkan

penuaan dini dan penyakit degeneratif.

Meredakan gejala benign prostatic hyperplasia (pembesaran kelenjar

prostat).

Membantu mencegah sakit lever

Mengurangi gejala psoriasis, eksim, dan dermatitis.

Melumpuhkan dan mematikan cacing pita, lice, giardia dan parasit

lainnya.

Menyediakan sumber nutrisi dan energi cepat.

Page 12: Karya Ilmiah Part 02.doc

12

Meningkatkan energi dan stamina yang memperbaiki fisik dan

penampilan atlit.

Memperbaiki pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin dan asam

amino yang larut dalam lemak.

Memperbaiki sekresi insulin dan pendayagunaan glukosa darah.

Meredakan stres pada pankreas dan sistem-sistem enzim tubuh.

Memperbaiki penyerapan kalsium dan magnesium serta mendukung

perkembangan tulang dan gigi yang kuat.

Mengurangi peradangan kronis.

Mendukung penyembuhan dan perbaikan jaringan tubuh.

Mendukung dan membantu fungsi kekebalan tubuh.

Membantu mencegah sakit periodental dan kerusakan gigi.

Berfungsi sebagai antioksidan pelindung.

Memperbaiki pendayagunaan asam lemak essensial dan

melindunginya dari oksidasi.

Meredakan gejala kelelahan kronis.

Mengurangi tekanan epileptis.

Melindungi tubuh dari penyakit ginjal dan infeksi kandung kemih.

Kandungan kalori lebih rendah dari lemak lain sehingga efek

penggunaan maksimal untuk pengobatan jauh lebih baik.

Mendukung fungsi hormon tiroid.

Meningkatkan aktifitas metabolik sehingga memberikan efek

penurunan berat badan yang alamiah dan stabil (mencegah

kegemukan).

Mencegah infeksi topical bila dioleskan (melalui kulit).

Melembutkan kulit dan mengencangkan kulit dan lapisan lemak di

bawahnya.

Page 13: Karya Ilmiah Part 02.doc

13

Itulah beberapa manfaat minyak kelapa murni. Masih banyak lagi

manfaat yang lain. Pada intinya, VCO (minyak kelapa murni) bermanfaat

untuk kesehatan dan pengobatan penyakit.

2.2 Tinjauan Tentang Obesitas

2.2.1 Definisi Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari

penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan

sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas,

penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak

tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal

antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada

wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30%

dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami

obesitas.

Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai

tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.

Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%

Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%

Obesitas berat : kelebihan berat badan >100%. Obesitas berat

ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk.

2.2.2 Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebih

banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya

Page 14: Karya Ilmiah Part 02.doc

14

ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum

jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor sebagai berikut.

a) Faktor genetik

Obesitas cenderung bersifat menurun, sehingga diduga memiliki

penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen,

tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong

terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya

hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa

rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap

berat badan seseorang.

b) Faktor lingkungan

Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas,

tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup

berarti. Lingkungan,termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa

yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana

aktivitasnya). Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi

dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

c) Faktor psikis

Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan

makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang

negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak

wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan

kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak

nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang

bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat

banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada

malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan

kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang

makan dalam jumlah yang banyak, bedanya pada binge hal ini tidak

Page 15: Karya Ilmiah Part 02.doc

15

diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai

akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma

makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi

hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia

pada malam hari.

d) Faktor kesehatan

Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya adalah

sebagai berikut.

Hipotiroidisme

Sindroma Cushing

Sindroma Prader-Willi

Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang

banyak makan.

e) Obat-obatan

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa

menyebabkan penambahan berat badan.

f) Faktor perkembangan

Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya)

menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam

tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa

kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampak 5 kali lebih banyak

dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-

sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan

hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam

setiap sel.

g) Aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu

penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah

masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan

Page 16: Karya Ilmiah Part 02.doc

16

lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi

makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang

seimbang, akan mengalami obesitas.

2.2.3 Gejala-gejala Obesitas

Penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di

dalam dinding dada bisa menekan paru-paru, sehingga timbul gangguan

pernafasan dan sesak nafas, meskipun penderita hanya melakukan

aktivitas yang ringan. Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur

dan menyebabkan terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur

apneu), sehingga pada siang hari penderita sering merasa ngantuk.

Obesitas bisa menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk

nyeri punggung bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah

pinggul, lutut dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan

kelainan kulit.

Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang

relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga panas

tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang

lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat

penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan kaki.

2.2.4 Akibat yang Ditimbulkan Obesitas

Berikut merupakan akibat-akibat yang akan ditimbulkan oleh

penderita obesitas.

a) Gangguan fungsi insulin dan diabetes

Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh tubuh. Fungsinya antara

lain memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh untuk

digunakan sebagai sumber energi. Kalau fungsi insulin terganggu,

gula tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga tetap beredar dalam

Page 17: Karya Ilmiah Part 02.doc

17

darah. Pada penderita obesitas, sensifitas insulin menjadi menurun.

Akibatnya, penderita membutuhkan kadar insulin beberapa kali lipat

lebih tinggi untuk mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.

Pada orang obesitas, risiko relatif untuk terjadinya diabetes mellitus

tipe 2.

b) Gangguan jantung dan pembuluh darah

Obesitas merupakan penyebab utama terjadinya penyakit jantung dan

pembuluh darah (kardiovaskuler). Pasalnya, obesitas menyebabkan

peningkatan beban kerja jantung, karena dengan bertambah besar

tubuh seseorang, maka jantung harus bekerja lebih keras

memompakan darah ke seluruh jaringan tubuh. Bila kemampuan

kerja jantung telah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung.

Tanda-tandanya, napas sesak dan timbulnya bengkak pada tungkai.

Pengidap obesitas juga sering mengalami tekanan darah tinggi

(hipertensi) karena pembuluh darah menyempit akibat jepitan

timbunan lemak. Kombinasi obesitas dan hipertensi ini tentu saja

memperberat kerja jantung. Akibatnya, timbul penebalan pada

dinding bilik jantung disertai kekurangan oksigen. Keadaan ini akan

mempercepat timbulnya gagal jantung.

c) Penyakit kandung empedu

Adanya hubungan antara obesitas dan penyakit kandung empedu

ditunjukkan dalam studi Atherosclerosis Risk in Communities Study

(ARIC study). Studi ini melibatkan lebih dari 12.700 orang berusia

antara 45 sampai 64 tahun. Hasilnya, pada wanita-wanita obesitas,

risiko dirawat inap karena penyakit kandung empedu 45% lebih

tinggi. Sedangkan pada laki-laki, hubungan antara indeks masa tubuh

(IMT) dan risiko dirawat inap karena penyakit kandung empedu

hanya terlihat pada kelompok obesesitas yang berat.

Page 18: Karya Ilmiah Part 02.doc

18

d) Kanker

Pengaruh obesitas terhadap kematian akibat kanker diteliti dalam

suatu studi  melibatkan 750.000 orang laki-laki dan wanita yang

diamati selama 12 tahun. Dari studi ini terlihat bahwa laki-laki dan

wanita yang mempunyai berat badan (BB) lebih, mempunyai risiko

meninggal akibat kanker lebih tinggi daripada mereka dengan BB

normal. Secara spesifik, angka kematian akibat kanker kolorektal,

prostat, endometrium, uterus, ovarium, kandung empedu dan

payudara lebih tinggi pada kelompok BB lebih dan obesitas.

2.2.5 Diagnosa Obesitas

a) Mengukur lemak tubuh

Tidak mudah untuk mengukur lemak tubuh seseorang. Cara-cara

berikut memerlukan peralatan khusus dan dilakukan oleh tenaga

terlatih:

Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam

air dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air

yang tersisa.

BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah

dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD,

jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak

tubuh.

DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening

tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi

dari lemak tubuh.

Berikut merupakan beberapa cara mengukur lemak yang lebih

sederhana dan tidak rumit:

Page 19: Karya Ilmiah Part 02.doc

19

Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh

diukur dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang

menyerupai forseps).

Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik),

penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik

yang tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

b) Tabel berat badan-tinggi badan

Tabel ini telah digunakan sejak lama untuk menentukan apakah

seseorang mengalami kelebihan berat badan. Tabel biasanya memiliki

suatu kisaran berat badan untuk tinggi badan tertentu. Permasalahan

yang timbul adalah bahwa kita tidak tahu mana tabel yang terbaik yang

harus digunakan. Banyak tabel yang bisa digunakan, dengan berbagai

kisaran berat badan yang berbeda. Beberapa tabel menyertakan ukuran

kerangka, umur dan jenis kelamin, tabel yang lainnya tidak.

Kekurangan dari tabel ini adalah tabel tidak membedakan antara

kelebihan lemak dan kelebihan otot. Dilihat dari tabel, seseorang yang

sangat berotot bisa tampak gemuk, padahal sesungguhnya tidak.

c) Body Mass Index (BMI).

BMI merupakan suatu pengukuran yang menghubungkan

(membandingkan) berat badan dengan tinggi badan. BMI merupakan

rumus matematika dimana berat badan (dalam kilogram) dibagi

dengan tinggi badan (dalam meter) pangkat dua. Seseorang dikatakan

mengalami obesitas jika memiliki nilai BMI sebesar 30 atau lebih.

2.2.6 Pencegahan Penyakit Obesitas

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan

komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua

komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah

Page 20: Karya Ilmiah Part 02.doc

20

terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola

aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat.

Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada

setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan

keadaan penderita.

Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang

(1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk

pria) disertai dengan olah raga.

Penderita dengan resiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah

kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari

untuk pria) disertai olah raga.

Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi,

mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olah

raga.

a) Obat-obaan.

Ada 2 jenis utama obat-obatan yang digunakan untuk

mengatasi obesitas:

Obat yang mengurangi nafsu makan, contohnya fenfluramin,

deksfenfluramin, fentermin.

Obat yang menghalangi penyerapan zat gizi dari usus,

contohnya orlistat (menghalangi penyerapan lemak di usus).

b) Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil.

Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu

program penurunan berat badan:

Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang

dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk

menurunkan berat badan harus rendah kalori.

Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada

penurunan berat badan secara perlahan dan stabil.

Page 21: Karya Ilmiah Part 02.doc

21

Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai,

dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan

setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat

badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan.

BAB III

Page 22: Karya Ilmiah Part 02.doc

22

PEMBAHASAN

3.1 Keampuhan VCO Sebagai Obat Obesitas

Penelitian telah membuktikan bahwa pergantian minyak kedelai ke minyak

kelapa dapat menurunkan berat badan secara bermakna. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa dengan mengkonsumsi minyak kelapa, asam lemak jenuhnya akan

langsung dibakar oleh tubuh dan menghasilkan energi.

Ketika asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat dalam minyak kelapa

berada di dalam saluran pencernaan, maka akan segera diserap oleh dinding usus

tanpa harus mengalami proses hidrolisis terlebih dahulu. Selanjutnya, asam

lemak jenuh dapat masuk mengikuti aliran darah untuk dibawa ke hati untuk

dimetabolisme. Berbeda dengan minyak kedelai yang banyak mengandung asam

lemak rantai panjang, dalam tubuh ditimbun dalam bentuk lemak karena tidak

bisa langsung dibakar dan diserap tubuh sehingga menimbulkan kegemukan.

Mendengar kata lemak jenuh, orang mudah menjadi takut, terseret oleh

mitos tentang bahaya lemak jenuh bagi kesehatan, tanpa menyimak bahwa lemak

jenuh yang berantai sedang, justru mendukung kesehatan.

Beberapa dekade terakhir ini, minyak kelapa dan jenis-jenis minyak jenuh

lainnya dituding sebagai penyebab kegemukan sehingga banyak yang

menghindarinya. Namun, bukti-bukti dari hasil penelitian yang dilakukan akhir-

akhir ini justru membantahnya. Menuruh hasil-hasil penelitian tersebut, minyak

jenuh justru sangat dibutuhkan tubuh, tergantung pada jenis-jenis asam lemak

yang terkandung di dalamnya.

Minyak kelapa tidak akan menyebabkan kegemukan kecuali dikonsumsi

berlebihan justru jika dikonsumsi pada batas tertentu minyak kelapa dapat

mengurangi kegemukan. Penjelasannya demikian, setelah melalui sistem

pencernaan, minyak kelapa yang dikonsumsi akan memasuki sistem aliran darah.

22

Page 23: Karya Ilmiah Part 02.doc

23

Melalui mekanisme insulin, minyak kelapa dalam darah akan dibawa ke lever.

Dari lever, minyak kelapa segera mengalami pembakaran.

Proses pembakaran itulah yang menyebabkan suhu badan orang yang

banyak makan kelapa menjadi lebih tinggi daripada yang tidak makan kelapa.

Kondisi ini menyebabkan tubuh memerlukan energi lebih banyak dan kadang-

kadang harus mengambil lemak cadangan yang tersimpan dalam tubuh. Proses

tersebut menunjukkan bahwa mengkonsumsi minyak kelapa tidak akan

menyebabkan kegemukan, justru membantu menurunkan berat badan.

3.2 Prinsip Pembuatan VCO

Kandungan kimia yang paling utama dalam sebutir kelapa yaitu air,

protein, dan lemak. Ketiga senyawa tersebut merupakan jenis emulsi dengan

protein sebagai emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari

campuran dua zat, di mana zat yang satu terdapat dalam keadaan terpisah secara

halus atau merata di dalam zat yang lain. Sementara yang dimaksud dengan

emulgator yaitu zat yang berfungsi untuk mempererat (memperkuat) emulsi

tersebut. Dari ikatan tersebut, protein akan membungkus butir-butir minyak

kelapa dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak akan bisa

bergabung, demikian juga dengan air. Emulsi tersebut tidak akan pernah pecah

karena masih ada tegangan protein air yang lebih kecil dari protein minyak.

Dengan demikian, air merupakan fasa kontinu, sedangkan minyak merupakan

fasa diskontinu.

Page 24: Karya Ilmiah Part 02.doc

24

Minyak kelapa (VCO) baru bisa keluar bila ikatan emulsi tersebut dirusak.

Untuk merusak emulsi tersebut banyak sekali cara, yaitu pemanasan, pemanasan

bertingkat, sentrifugasi, pengasaman, enzimatis dan pancingan.

3.3 Metode-metode Pembuatan VCO

3.3.1 Membuat VCO dengan cara tradisional

Adapun tahap pembuatan VCO dengan cara tradisional adalah

sebagai berikut.

a) Endapkan santan pada ember transparan selama satu jam hingga

terbentuk krim santan dan skim santan. Krim santan berada di

bagian atas karena mengandung minyak dalam jumlah banyak.

Sementara skim santan berada di bawah karena umumnya terdiri

dari air dan protein. Ambil air (bagian bawah) dengan selang hingga

tinggal tersisa krim bagian atasnya.

b) Ambil krim santan dan masak di atas kompor dengan suhu sekitar

100-110°C menggunakan wajan. Panaskan hingga mendidih. Aduk-

aduk santan selama proses pemasakan agar panas yang diterima

oleh santan bisa merata.

Gambar 2Ikatan lipoprotein. Minyak dalam santan akan diikat oleh ikatan lipoprotein sehingga emulsi akan tetap kontinu

Page 25: Karya Ilmiah Part 02.doc

25

c) Matikan api kompor bila telah terbentuk minyak dan blondo. Lama

waktu yang dibutuhkan sampai terbentuk minyak berkisar 3-4 jam.

Umumnya minyak tersebut tidak berwarna bening, tetapi sedikit

kekuningan. Sementara blondo berwarna kecokelatan.

3.3.2 Membuat VCO dengan pemanasan bertahap

Seperti namanya, pembuatan VCO dengan cara pemanasan

bertahap dilakukan dengan pemanasan. Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut.

a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan

selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim.

b) Masak krim yang telah terbentuk dalam suhu sedang, sekitar 60-

75°C. Usahakan suhunya konstan sehingga pemasakan bisa berjalan

dengan lancar.

c) Seperti dengan cara tradisional, matikan api kompor bila minyak

telah keluar dan terbentuk endapan berupa blondo. Umumnya

blondo yang diperoleh berwarna lebih terang (putih) dibandingkan

dengan blondo yang diperoleh dari pembuatan VCO dengan cara

tradisional (cokelat). Hal ini disebabkan pengaruh suhu. Suhu yang

digunakan di sini tidak terlalu tinggi sehingga tidak sampai gosong.

d) Pisahkan minyak dari blondo dengan cara disaring menggunakan

serok. Penyaringan harus dipastikan berjalan sempurna agar tidak

ada kotoran, termasuk blondo yang terikut.

3.3.3 Membuat VCO dengan enzimatis

Tahapan pembuatan VCO dengan enzimatis dilakukan sebagai

berikut.

Page 26: Karya Ilmiah Part 02.doc

26

a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan

selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim pada bagian atas dan

skim yang terlarut dalam air pada bagian bawahnya.

b) Buang air paada bagian dasar stoples menggunakan selang air.

Untuk memudahkan, pembuangan air pun bisa dilakukan dengan

kran yang ada di stoples bagian bawah.

c) Kupas nanas dan iris tipis daging buahnya, ikutkan juga

bonggolnya.

d) Parut nanas hingga halus, kemudian masukkan ke dalam stoples

yang telah berisi krim santan.

e) Campur rata santan dan bahan enzim bromelin dengan cara diaduk.

f) Tutup stoples tersebut agar tidak terkena kotoran. Diamkan selama

sekitar 20 jam.

g) Setelah 20 jam, akan terbentuk tiga lapisan, yaitu berturut-turut dari

atas minyak, blondo, dan air.

h) Buang air yang berada di dasar stoples menggunakan sselang atau

kran. Untuk memurnikan minyak yang diperoleh perlu dilakukan

penyaringan.

i) Ambil lapisan minyak paling atas dengan menggunakan sendok

besar. Usahakan blondo tidak terikut.

3.3.4 Membuat VCO dengan pengasaman

Adapun langkah-langkah pembuatan VCO dengan pengasaman

sebagai berikut.

a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan

selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim.

b) Ambil krim santan dan tampung dalam stoples yang berbeda.

Tambahkan beberapa mililiter asam cuka. Aduk hingga rata.

Page 27: Karya Ilmiah Part 02.doc

27

c) Ambil kertas lakmus, kemudian celupkan ke dalam larutan santan-

cuka tersebut beberapa detik. Angkat dan cocokkan warnanya

dengan yang tertera di label belakang. Apabila setelah dicocokkan

ternyata pH-nya lebih kecil dari 4,3 maka pada campuran tersebut

perlu ditambahkan santan lagi. Demikian bila ternyata pH campuran

santan-asam lebih besar dari 4,3 maka perlu ditambahkan asam lagi.

Aduk lagi campuran santan-asam yang telah ditambahkan asam

atau santan. Ukur lagi dengan kertas lakmus hingga pH-nya sama

atau mendekati 4,3.

d) Tutup toples dengan tutupnya. Diamkan selama 10 jam hingga

terbentuk tiga lapisan, dari atas masing-masing minyak, blondo, dan

air.

e) Buang air yang berada di dasar stoples dengan menggunakan selang

plastik. VCO siap untuk disaring.

3.3.5 Membuat VCO dengan sentrifugasi

Adapun langkah pembuatan VCO dengan cara sentrifugasi sebagai

berikut.

a) Tampung santan kelapa dalam stoples transparan dan diamkan

selama sekitar satu jam hingga terbentuk krim.

b) Masukkan krim santan yang telah dimasukkan ke dalam tabung ke

dalam sentifuse, kemudian tutup sentrifuse.

c) Atur pada angka 20.000 rpm dan waktu pada angka 15 menit.

Kemudian nyalakan sentrifuse.

d) Matikan sentrifuse dan diamkan sebentar. Ambil tabung yang berisi

santan yang telah disentrifuse. Di dalam tabung tersebut akan

terbentuk tiga endapan, yaitu minyak (VCO), blondo, dan air.

e) Ambil VCO yang berada di dalam tabung dengan pipet secara

perlahan-lahan.

Page 28: Karya Ilmiah Part 02.doc

28

3.3.6 Membuat VCO dengan pancingan

Tahapan pembuatan VCO dengan pancingan dilakukan dengan

urutan sebagai berikut.

a) Masukkan santan ke dalam stoples transparan/ ember trasparan.

b) Tutup rapat stoples dan diamkan larutan santan tersebut selama

sekitar satu jam.

c) Setelah sekitar satu jam, akan terbentuk dua lapisan yang

batasannya terlihat dengan jelas. Lapisan atas berupa krim dan

lapisan bawah berupa skim.

d) Keluarkan air dengan selang. Caranya, masukkan selang sampai

dasar ember, kemudian sedot selang dengan mulut. Untuk

mempermudah pengeluaran air dengan selang juga dapat dilakukan

dengan cara mengisi selang dengan air terlebih dahulu. Kemudian,

masukkan selang ke dasar ember. Dengan sendirinya air akan

mengalir dari dasar ember ke luar. Tampung air tersebut dengan

ember lain.

e) Tambahkan minyak kelapa murni yang telah jadi sebagai

pemancing

(umpan) untuk pembentukan minyak kelapa murni yang baru.

Perbandingannya yaitu 1:3, artinya 1L VCO untuk memancing 3L

krim.

f) Aduk rata campuran tersebut sehingga larutan homogen, sekitar 5-

10 menit.

g) Pindahkan larutan tersebut ke dalam stoples transparan hingga

dapat terlihat dengan jelas isi larutan tersebut.

h) Tutup stoples dan diamkan selama sekitar 10 jam sampai terbentuk

tiga lapisan. Lapisan teratas berupa minyak (VCO), tengah blondo

(ampasnya), dan terkhir air.

Page 29: Karya Ilmiah Part 02.doc

29

i) Keluarkan air pada bagian dasar stoples dengan selang. Caranya,

sama ketika mengeluarkan air pada proses pembentukan krim.

j) Ambil minyak kelapa murni (VCO) yang berada pada lapisan

paling atas dengan menggunakan sendk gula agar VCO tidak

tercampur lagi dengan blondo. Tampung VCO dalam stoples

transparan.

3.4 Dosis VCO yang Dibutuhkan

Hingga sekarang ini, masih belum diketahui dosis minyak kelapa murni

yang dibutuhkan oleh tubuh. Dugaan sementara ini dosis yang digunakan orang

dewasa bertubuh sedang adalah sekitar 3 ½ sendok makan (sdm) atau 50 gram

minyak kelapa sehari. Dari dosis tersebut, jumlah MCT yang diperoleh sama

dengan MCT yang diperoleh dari 7 ons kelapa mentah.

Penelitian memperlihatkan bahwa efek antimikroba akan meningkat sejalan

dengan penambahan penggunaan minyak kelapa. Beberapa penelitian klinis

menyatakan bahwa minyak kelapa masih aman dikonsumsi 10 gram/kg berat

badan. Orang dengan berat badan sekitar 70 kg dapat mengkonsumsi sekitar 5

sendok makan. Namun, yang paling umum dosis yang digunakan 2-3 sendok

Gambar 3Dosis minyak kelapa murni yang dibutuhkan. Dugaan sementara yang digunakan adalah 3 ½ sdm perhari untuk orang dewasa bertubuh sedang

Page 30: Karya Ilmiah Part 02.doc

30

makan per hari. Asupan minyak kelapa bisa didapat dari masakan, suplemen,

atau mengoleskan langsung ke kulit.

Mengganti minyak goreng dengan minyak kelapa adalah langkah paling

mudah umtuk memperoleh khasiat minyak kelapa. Minyak lain terdiri atas lemak

tak jenuh yang mudah teroksidasi saat pemanasan. Sebaliknya, minyak kelapa

berisi lemak jenuh yang tahan oksidasi saat pemanasan. Untuk menggoreng tidak

ada yang sehebat minyak kelapa, karena minyak kelapa tidak diserap ke dalam

makanan sebanyak minyak nabati lain. Minyak kelapa juga bisa ditambahkan

pada minuman panas, seperti teh, kopi, cokelat panas, sari apel panas, dan jus

sayuran hangat. Rasa minyak kelapa juga enak jika dicampur dengan jus buah.

Minyak kelapa sangat stabil, sehingga tidak perlu disimpan dalam lemari

pendingin. Minyak kelapamurni tahan disimpan sampai 2-3 tahun pada suhu

kamar dan akan tahan lebih lama lagi jika disimpan dalam lemari es. Semakin

banyak minyak kelapa yang ditambahkan dalam makanan, akan semakin baik

hasilnya.

Page 31: Karya Ilmiah Part 02.doc

31

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan dalam karya ilmiah ini, kesimpulan penulis adalah

sebagai berikut.

a. Di dalam VCO terkandung beberapa asam lemak rantai sedang, seperti

asam kaprilat (C 8) 5%-10%, asam kaprat (C 10) 4,5%-8%, dan asam

laurat 43%-53%. Di dalam tubuh, asam laurat akan diubah menjadi

monolaurin yang dapat mengurangi obesitas.

b. Minyak kelapa tidak akan menyebabkan kegemukan kecuali dikonsumsi

berlebihan justru jika dikonsumsi pada batas tertentu minyak kelapa dapat

mengurangi kegemukan.

c. VCO dapat dibuat dengan berbagai metode, diantaranya adalah dengan

cara tradisional, pemanasan bertahap, pengasaman, enzimatis, sentrifugasi,

dan dengan cara pancingan.

d. Dugaan sementara ini dosis yang digunakan orang dewasa bertubuh sedang

adalah sekitar 3 ½ sendok makan (sdm) atau 50 gram minyak kelapa sehari.

4.2. Saran

Berdasarkan pembahasan tersebut, saran penulis adalah sebagai berikut.

a. Kepada Dinas Kesehatan

Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan

mengenai bahaya penyakit obesitas.

Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk mensosialisasikan

mengenai VCO (Virgin Coconut Oil) sebagai obat mujarab dalam

berbagai penyakit, terutama penyakit obesitas.

31

Page 32: Karya Ilmiah Part 02.doc

32

Diharapkan kepada Dinas Kesehatan untuk membuat produk makanan

dan minuman ringan yang mengandung VCO (Virgin Coconut Oil)

agar seluruh masyarakat dapat terhindar dari segala macam penyakit,

khususnya penyakit obesitas dengan cara mengkonsumsinya.

b. Kepada Masyarakat

Diharapkan kepada masyarakat untuk berusaha semampunya untuk

menghindari penyakit obesitas.

Diharapkan kepada masyarakat agar menyadari bahaya dari penyakit

obesitas.

c. Kepada Pemerintah

Diharapkan kepada pemerintah agar terus menerus membudidayakan

Minyak Kelapa karena minyak kelapa ini masih sangat diperlukan

untuk mengatasi berbagai macam penyakit, terutama penyakit

obesitas.

Page 33: Karya Ilmiah Part 02.doc

33

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Hoan, Tan. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: PT Elex Komputindo.

Menteri Pendidikan Nasional. 2000. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Nova, Hengky. 2005. Pembuatan dan Pemanfaatan VCO. Bogor: Agro Media

Pustaka.

Rosaline, Hartin. 2005. Taklukkan Penyakit dengan VCO. Bogor: Agro Media

Pustaka.

Setiadi, Bambang. 2006. Membuat VCO berkualitas tinggi. Yogyakarta: Penebar

Swadaya.

Subroto, Ahkam. 2006. VCO Dosis Tepat Taklukkan Penyakit. Tanggerang: Penebar

Swadaya.

Sukartin, Kuncoro. 2005. Gempur Penyakit dengan VCO. Jakarta: Agro Media

Pustaka.

Syah, Nur Alam. 2005. Perpaduan Sang Penakluk Penyakit, VCO + Minyak Buah

Merah . Bogor: Agromedia Pustaka.

. 2005. Virgin Coconut Oil. Bogor: Agromedia Pustaka.

Page 34: Karya Ilmiah Part 02.doc

34

Sumber Internet

Enggar, Erdini. 2006. “Informasi Peluang Bisnis Minyak Kelapa Murni.” [Online].

Tersedia: http://www.minyakvco.com/. [15 Maret 2008].

Sibuea, Posman. (2004, 22 Desember). “Penyembuh Ajaib dari Buah Kelapa.”

Kompas [Online]. Tersedia: http://www2.kompas.com/kompas

cetak/0412/22/ilpeng/1447395.htm. [15 Maret 2008].

Wijaya, Hendra. (2004, 18 Mei). “Manfaat Virgin Coconut Oil Bagi Manusia.”

Gizi.net [Online]. Tersedia: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?

newsid1084849009,34512. [15 Maret 2008].

Untung, Onny. 2005. “Fakta Ilmiah VCO.” [Online]. Tersedia:

http://anissahusadavco.bravehost.com/artikel/artikel-faktailmiah.htm. [15

Maret 2008].

Page 35: Karya Ilmiah Part 02.doc

35

RIWAYAT HIDUP

Gadis kelahiran Jayapura, 26 November 1991 yang bernama Astari

Pratiwi Nuhrintama, namun lebih akrab dipanggil Tari, merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara dari pasangan Drs. Akbar Silo, MSi dan Andi Rahmiwati, SE. Telah

menamatkan pendidi-kan di TK Aisyiah Jayapura 1995-1997, SD Negeri Kotaraja

Jayapura 1997-2000, SDN 08 Pagi Jakarta 2000-2001, SDN Perumnas I Waena

Jayapura 2001-2003, SMPN 2 Jayapura 2003-2006, dan sedang menempuh

pendidikan di SMA Negeri 17 Makassar. Gadis yang tinggal bersama orang tua dari

ibunya di Kompleks Rumah Sakit Faisal ini memiliki hobi membaca serta bermain

basket dan bercita-cita menjadi orang yang beguna bagi nusa dan bangsa. Karya

ilmiah ini merupakan hasil karya pertama dari gadis yang menyukai pelajaran

eksakta. Mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.