KARBOHIDRAT KELOMPOK 4
-
Upload
buncit-suligiyanto -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
description
Transcript of KARBOHIDRAT KELOMPOK 4
MAKALAH KIMIA BAHAN PANGAN
KARBOHIDRAT
Disusun oleh:
Buncit Suligiyanto (4311413051)
Indah Muji Mulyani (4311413071)
Renata Putri Prasetyaningtyas (4311413075)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Kimia Bahan Pangan Karbohidrat, untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kimia Bahan Pangan. Selain untuk memenuhi tugas perkuliahan, makalah ini
diharapkan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan atau pedoman
pembaca.
Dalam penulisan ini tentu masih banyak kekurangan didalamnya. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak sangat kami harapkan demi
perbaikan penyusunan makalah untuk menjadi lebih baik.
Semarang, Oktober 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Makhluk hidup membutuhkan energi untuk aktivitasnya. Sumber energi
makhluk hidup berupa glukosa atau karbohidrat. Winarno (1997) menyatakan
karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun
jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 Kal (kkal)
bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang
murah.
Karbohidrat banyak dipunyai oleh bahan pangan nabati (Winarni, 2010),
terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (Winarno, 1997).
Banyak sekali sumber karbohidrat disekitar kita. Karbohidrat tidak hanya
terdapat dalam sumber makanan seperti beras namun juga terkandung didalam
umbi-umbian dan lain-lain. Berbagai macam olahan makanan yang mengandung
karbohidrat telah ada di Indonesia sejak bertahun-tahun yang lalu. Setiap daerah
memiliki makanan utama ataupun makanan-makanan khas tertentu.
Perkembangan era globalisasi sekarang ini, tidak hanya merambah terhadap
munculnya teknologi modern, namun juga segala bidang sepeti budaya, gaya
hidup dalam masyarakat bahkan termasuk pola makan. Masyarakat sekarang
lebih mengenal makanan siap saji, makanan burger, pizza, kebab dan makanan-
makanan luar negeri yang lain. Atau makanan-makanan yang mengandung
kandungan-kandungan yang baik untuk tubuh yang sudah dikemas sedemikian
rupa.
Gaya hidup yang menganggap bahwa membeli makanan tradisional dianggap
kuno, dan lebih memilih makanan yang sesuai trend, terlebih anggapan bahwa
makanan yang modern memiliki kandungan yang lebih dibandingkan makanan
tradisional. Memang faktanya banyak makanan yang memang mengandung
berbagai kandungan yang bermanfaat dalam tubuh, namun disisi lain banyak juga
kandungan yang tidak baik seperti adanya pengawet, sekalipun tidak semuanya
seperti itu.
Keadaan yang demikian, mengesampingkan adanya makanan tradisional.
Faktanya sekarang jarang ditemukan makanan tradisional diantara pedagang-
pedagang. Makanan tradisional hanya ada beberapa didalam pasar tradisional.
Kekurangsadaran masyarakat terhadap kandungan dalam hal ini karbohidrat
dibanding makanan yang sudah ada saat ini. Hal tersebut sangat disayangkan,
pasalnya hal demikian juga mengakibatkan menghilangkan kekayaan budaya
Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi karbohidrat yang berkaitan dengan bahan pangan ?
2. Bagaimana kandungan karbohidrat dalam bahan pangan ?
3. Apa saja contoh-contoh makanan tradisional yang mengandung karbohidrat ?
4. Bagaimana kandung karbohidrat beberapa bahan pangan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karbohidrat secara umum dalam bahan pangan
2. Untuk mengetahui kandungan karbohidrat dalam bahan pangan
3. Mengetahui contoh-contoh olahan makanan tradisional yang mengandung
karbohidrat.
4. Kandungan karbohidrat dalam beberapa bahan makanan
D. Manfaat
Untuk memberi informasi tentang kandungan karbohidrat secara umum
dalam bahan pangan, mengetahui kandungan karbohidrat di dalam beberapa
bahan makanan yang dianggap mengandung karbohidrat, mengetahui contoh-
contoh olahan makanan tradisional yang mengandung karbohidrat sebagai upaya
untuk melestarikan budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Karbohidrat adalah senyawa penting yang diperlukan oleh makhluk hidup
sebagai sumber energi, sumber unsur karbon untuk pembentukan biomolekul dan
merupakan bahan penyusun sel dan jaringan (Supardi, 2012). Karbohidrat banyak
terdapat dalam bahan nabati, baik berupa gula sederhana, heksosa, pentosa,
maupun karbohidrat dengan berat molekul yang tinggi seperti pati, pektin,
selulosa, dan lignin. Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari
beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Karbohidrat berguna
untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan
protein (Winarno, 1997).
Jenis-jenis karbohidrat
Pada umumnya karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi monosakarida,
oligosakarida, serta polisakarida (Winarno, 1997) yaitu:
a. Monosakarida (gula sederhana), yang termasuk dalam gula sederhana adalah
glukosa, fruktosa, arabinosa, galaktosa (Winarni, 2010). Pada umumnya
buah-buahan mengandung monosakarida seperti glukosa dan fruktosa
(Winarno, 1997).
b. Disakarida terdiri dari 2 monosakarida, yang termasuk disakarida adalah
sukrosa (gula tebu yang terdiri dari glukosa dan fruktosa), maltosa(terdiri
dari dua glukosa), laktosa (terdiri dari galaktosa dan glukosa) (Winarni,
2010). Disakarida banyak terkandung dalam batang tebu; didalam air susu
terdapat laktosa atau gula susu (Winarno, 1997).
c. Oligo sakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari 3-10 monosakarida
(Winarni, 2010). Beberapa oligosakarida seperti dekstrin terdapat dalam
sirup pati, roti, dan bir.
d. Polisakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari banyak monosakarida (>10
satuan monosakarida), poligosakarida yang terkenal adalah selulosa
(Winarni, 2010). Berbagai polisakarida seperti pati, banyak terdapat dalam
serealia dan umbi-umbian; selulosa dna pektin banyak terdapat dalam buah-
buahan (Winarno, 1997).
Energi dan analisis karbohidrat
Dari reaksi yang terjadi dalam fotosintesis dapat dihitung energi yang
dihasilkan per gram karbohidrat:
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Setiap molekul heksosa akan membebaskan 675 Kal dalam suatu reaksi kebalikan
dari reaksi yang terlihat diatas. Dari pengukuran dengan menggunakan
kalorimeter, pembakaran sempurna 1 mol heksosa sederhana menjadi CO2 dan
H2O akan menghasilkan energi sebesar 675/150 = 3,75 Kal per gram.
Pembakaran sukrosa memberikan 3,95 Kal per gram. Pencernaan sukrosa dalam
tubuh hanya mempunyai efisiensi 98%, karena itu kalori yang dihasilkan untuk
tubuh dari 1 gram sukrosa adalah 3,95 0,98 = 3,87 Kal per gram. Bila terjadi
polierisasi, beberapa molekul heksosa membentuk homoglikan, mislanya pati
akan menghasilkan 4,18 Kal per gram. Karena efisiensi pencernaan pati 98-99%,
maka 1 gram karbohidrat akan menghasilkan 0,98 4,18 = 4,0 Kal (Winarno,
1997).
Salah satu bahan pangan yang mengandung karbohidrat yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu singkong. Singkong atau ubi kayu merupakan salah satu
sumber karbohidrat lokal Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar
setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling
potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi
kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar
protein 1%, kadar lemak 0,5% dan kadar abu 1%, karenanya merupakan sumber
karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti protein.
Singkong segar mengandung senyawa glokosida sianogenik dan bila terjadi
proses oksidasi oleh enzim linamarase maka akan dihasilkan glukosa dan asam
sianida (HCN) yang ditandai dengan bercak warna biru, akan menjdai toxin
(racun) bila dikonsumsi pada kadar HCN lebih dari 50 ppm (Agroinovasi, 2011).
Singkong merupakan komoditas hasil pertanian, sumber karbohidrat yang
penting setelah beras. Namun sesuai dengan perkembangan teknologi, singkong
tidak hanya dimanfaatkan sebagai makanan saja tetapi juga dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri, terutama industri pellet atau makanan ternak dan industri
pengolahan tepung. Industri pengolahan tepung akan menghasilkan antara lain :
tepung tapioka yang merupakan bahan baku pembuatan krupuk, gula cair,
industri tekstil dan sebagainya (Wulandari, 2008). Di samping itu di beberapa
daerah, singkong dijadikan sebagai bahan makanan pokok pengganti nasi (jawa :
tiwul), gatot, roti, biskuit, tape, patila dan berbagai macam makanan lainnya
(Soetanto dalam Wulandari, 2008).
Pengelompokan ubikayu berdasarkan kadar HCN menjadi 3 kelompok, yaitu
a. Tidak boleh dikonsumsi bila kadar HCN lebih dari 100 ppm (rasa pahit),
seperti varietas Adira II, Adira IV dan Thailand
b. Dianjurkan tidak dikonsumsi bila kadar HCN 40 – 100 ppm (agak pahit),
seperti varietas UJ-5
c. Boleh dikonsumsi kadar HCN kurang dari 40 ppm (tidak pahit), seperti
varietas Adira I dan Manado
Ada korelasi antara kadar HCN ubikayu segar dengan kandungan pati.
Semakin tinggi kadar HCN semakin pahit dan kadar pati meningkat dan
sebaliknya. Oleh karenanya, industri tapioka umumnya menggunakan varietas
berkadar HCN tinggi (varietas pahit). Di samping itu, ubikayu segar mengandung
senyawa polifenol dan bila terjadi oksidasi akan menyebabkan warna coklat
(browning secara enzimatis) oleh enzim fenolase, sehingga warna tepung kurang
putih.
Berdasarkan kadar amilosa, ubikayu dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu
a. Ubi kayu gembur (kadar amilosa lebih dari 20%) yang ditandai secara fisik
bila kulit ari yang berwarna coklat terkelupas dan kulit tebalnya mudah
dikupas
b. Ubi kayu kenyal (kadar amilosa kurang dari 20%) yang ditandai bila kulit ari
warna coklat tidak terkelupas (lengket pada kulit tebalnya) dan kulit tebalnya
sulit dikupas.
Contoh olahan makanan yang mengandung karbohidrat
Singkong dapat diolah secara langsung ataupun secara intermediet. Untuk
olahan langsung, sebaiknya digunakan bahan baku singkong yang tidak pahit.
Beberapa jenis olahan singkong saat ini menjadi bisnis yang menguntungkan,
seperti keripik berbumbu dengan berbagai merek: Qtela, Kusuka, dan jenis
keripik balado di Sumatera Barat. Berbagai jenis olahan langsung dengan bahan
baku singkong telah berkembang menjadi industri skala besar, menengah dan
rumah tangga dengan omset besar bahkan untuk ekspor (Agroinovasi, 2011).
Produk intermediet singkong diantaranya:
a. Gaplek
Gaplek dibuat dari singkong yang dikeringkan setelah dikupas. Masyarakat
umumnya membuat gaplek dengan cara sederhana, yaitu singkong dikupas, utuh
atau dibelah kemudian dijemur. Ada dua jenis gaplek, yaitu gaplek yang putih
biasa ditepungkan atau dibuat thiwul dan gaplek hitam yang disebut gatot. Warna
hitam pada gatot dihasilkan oleh bermacam fungi dan bakteri yang tumbuh
karena selama penjemuran, singkong dibiarkan pada hamparan siang dan malam.
Perombakan pati menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh berbagai fungi dan
bakteri menyebabkan tekstur gatot menjadi kenyal.
b. Tepung Kasava
Singkong dapat diolah menjadi tepung yang dikenal dengan nama tepung
kasava atau tepung gaplek agar lebih tahan disimpan untuk waktu lama dan
mudah diolah. Proses pengerjaannya masih sederhana yaitu: ubikayu setelah
dikupas dan dicuci bersih, kemudian disawut dan dikeringkan. Sawut kering
digiling dan diayak dengan ayakan 80 mesh. Untuk mencegah terjadinya
pencoklatan, maka sawut ubikayu direndam dalam larutan sodium bisulfit 0,02%
selama 15 menit. Tepung ubikayu ini juga sangat berguna sebagai bahan baku
industri.
c. Tapioka
Tapioka atau pati ubikayu berguna sebagai bahan baku industri. Singkong
setelah dicuci bersih, kemudian diparut sambil diberi air. Parutan tersebut
dimasukkan dalam air dan disaring, serta diperas sampai patinya keluar semua.
Air perasan kemudian diendapkan dan airnya dibuang. Gumpalan pati
diremahkan dengan alat molen sehingga bentuknya butiran kasar, selanjutnya
dikeringkan dan digiling, serta diayak dengan ukuran 80 mesh. Ampas hasil
pengolahan pati tersebut dapat digunakan untuk makanan ternak. Bagi
masyarakat Cirendeu, Cimahi, Kabupaten Bandung yang tidak makan nasi dari
beras, maka ampas tapioka tersebut dijemur, kemudian dikukus dan disantap
bersama sayur dan lauk. Masyarakat setempat menyebutnya Rasi.
d. Tepung Kasava Termodifikasi
Adalah tepung singkong yang dibuat dengan menambahkan proses
fermentasi sebelum pengeringan. Untuk fermentasi digunakan starter Bimo-CF
untuk memperbaiki sifat tepung singkong. Fermentasi dilakukan dengan cara
merendam sawut atau chips ubikayu. Setelah perendaman, sawut dipres, dan
dikeringkan kemudian digiling. Hasilnya tepung Kasava-Bimo dengan karakter
lebih putih dan tidak beraroma singkong. Pada pelatihan ini akan dipraktekkan
proses pembuatan tepung kasava Bimo yang merupakan salah satu jenis tepung
kasava termodifikasi.
e. Sagu Kasbi
Sagu kasbi merupakan makanan khas Maluku Utara dibuat dengan cara
mencetak tepung kasbi (singkong) dalam cetakan berbentuk persegi, kemudian
memanggangnya dalam forna/cetakan sagu hingga kering dan matang. Sagu kasbi
memiliki rasa tawar, teksturnya keras, warna putih, bentuk dan ukurannya besar
persegi panjang. Jenis makanan ini sangat cocok sebagai bahan pangan di musim
paceklik karena memiliki daya tahan yang lama, yaitu 1-2 tahun, apabila
disimpan dalam kondisi yang baik dan kering. Masyarakat Maluku Utara
biasanya mengonsumsi sagu kasbi sebagai pangan pokok dengan cara
mencelupkan ke dalam air atau kuah dari makanan hingga lembek lalu
dikonsumsi bersama lauk pauk, sebagaimana layaknya mengonsumsi nasi. Selain
itu sagu kasbi juga dikonsumsi pada saat sarapan pagi dengan dicelupkan dalam
minuman teh dan kopi. Sekarang sudah dikembangkan sagu kasbi aneka rasa,
dengan bahan ubi kayu, susu bubuk, perisa mangga, perisa jeruk, perisa
stawberry, coklat, dan gula halus.
f. Kasoami
Adalah makanan khas masyarakat Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Singkong yang telah dikupas, diparut, diperas dibuang airnya, kemudian
dikeringkan. Jika akan dikonsumsi, kasoami dikukus dan disantap dengan sayur
dan lauk.
g. Gatot
Merupakan makanan khas yang jarang ditemukan dan jarang masyarakat
sekarang mengetahui makanan tersebut. Warnanya memang kehitam-hitaman, itu
terjadi karena gaplek direndam dalam air sampai berubah warna, mungkin terjadi
juga proses fermentasi. Gatot ini penyajiannya juga ditaburi dengan kelapa parut.
h. Tiwul
Merupakan makanan yang terbuat dari singkong. Tiwul ini terbuat dari
biasanya digunakan untuk pengganti beras. Tiwul ini pembuatannya cukup
mudah, tepung gaplek dikukus sampai matang saja, hampir sama seperti ngukus
singkong.
i. Gethuk
Makanan dari singkong yang cara membuatnya, pertama kupas dulu
singkongnya, lalu rebus sampai matang. Setelah itu baru ditumbuk sampai halus
atau bisa juga digiling. Waktu penggilingan itu biasanya diberi pewarna pemanis,
bisa dari gula pasir atau gula jawa. Biasanya dihidangkan dengan taburan parutan
kelapa di atasnya.
Bahan-Bahan Pangan yang Mengandung Karbohidrat
Pangan Lokal Sumber Karbohidrat
Kandungan Karbohidrat dalam Beberapa Bahan Makanan
Sumber : Direktorat Gizi Depkes RI, 1981, Suismono, 1995)
No Bahan Pangan
Zat Gizi
Energi
(kkal)
Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat
(gr)
1 Beras 360 6.8 0.7 78.9
2 Gandum lokal (tepung)c) 360 13.4 1.6 73.0
3 Hermada (tepung)b) 367 2.4 1.5 86.0
4 Hotong (hotoburu)b) 366 9.9 3.6 73.4
5 Jawawut / nyolaia) 334 9.7 3.5 73.4
6 Jali / sokuia) 289.0 11.0 4.0 61.0
7 Sorghum / lenab) 395 20.3 8.73 58.8
8 Sorghum Jagung Roteb) 385 10.6 7.4 69.0
9 Ubi kayu putiha) 146 1.2 0.3 34.7
10 Ubi kayu kuninga) 157 0.6 0.3 37.9
11 Beras Arukb) 353 0.6 0.8 85.9
12 Beras Kufu 342 2.3 0.1 83.1
13 Beras Singkong
(Cirendeu)b)
359 1.4 0.9 86.5
No. Bahan Pangan
Zat Gizi
Energi
(Kkal)Protein (gr)
Lemak
(gr)
Karbohidrat
(gr)
14 Oyeka) 342 2.3 0.1 83.1
15 Thiwul 363 1.1 0.5 88.2
16 Jeppab) 352 1.3 1.1 84.1
17 Iluy mentahb) 352 6.2 1.3 79.0
18 Tepung kasava 363 1.1 0.5 88.2
19 Tapioka (pati singkong) 362 0.5 0.3 86.9
20 Mie bendob) 350 0.4 0.9 85.0
21 Ubi jalara) 123 1.8 0.7 27.9
22 Tepung ubi jalar ungud) 375 3.0 0.55 89.5
23 Tepung ubi jalar kuningd) 375 2.5 0.6 90.0
24 Tepung ubi jalar putihd) 371 4.0 0.35 88.0
No. Bahan Pangna
Zat Gizi
Energi
(Kkal)Protein (gr) Lemak (gr)
Karbohidrat
(gr)
25 Ubi banggaib) 118 2.5 0.7 25.4
26 Sagu rendangb) 364 0.6 0.8 88.6
27 Tepung sagua) 353 0.7 0.2 84.7
28 Sagu bakar tepungb) 363 14.5 2.4 71.0
29 Sagu mentah kerugb) 349 0.8 0.6 85.8
30 Ganyong* 77 0.6 0.2 18.4
31 Mie ganyongb) 341 1.1 0.85 82.1
32 Talas Bogor* 108 1.4 0.4 25
33 Garut* 102 1 0.2 24.1
34 Tepung garuta) 355 0.7 0.2 85.2
No Bahan Pangan
Zat Gizi
Energi
(kkal)
Protein (gr) Lemak (gr) Karbohidrat
(gr)
35 Tepung buah bakaub) 367 4.28 1.11 84.95
36 Tepung labu kuninge) 331 5.04 0.08 77.65
37 Tepung pisangb) 364 4.1 1.2 84.2
38 Tepung sukun 365 5.7 1.6 81.9
39 Tepung sirsakb) 370 4.4 1.3 85.4
40 Buah bakaub) 371 4.2 1.5 85.1
41 Tepung jalejob) 366 19.1 2.47 66.87
42 Mie kering jalejob) 369 14.4 1.6 74.3
43 Mie jalejo+bayamb) 362 13.7 2.1 72.2
44 Mie jalejo+wortelb) 369 14.2 2.0 73.4
45 Mie basah jalejob) 193 7.88 0.86 38.42
46 Mie jalejo+bayam (basah)b) 199 7.70 1.10 39.48
47 Mie jalejo+wortel (basah)b) 197 7.4 1.1 39.3
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Karbohidrat merupakan senyawa penting yang mengandung karbon dan
hidrat yang diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, sumber
unsur karbon, untuk pembentukan biomolekul serta merupakan bahan
penyusun sel dan jaringan. Berdasarkan unit gulanya karbohidrat dibagi
menjadi 4 kelompok yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Pada bahan pangan terdapat beberapa pangan lokal sumber
karbohidrat diantaranya ganyong, ubi jalar, ubi kuning dan golongan umbi-
umbian yang lainnya, selain itu beras putih, beras merah, jagung, kentang
dan lain-lain. Pada bahan olahan tradisional juga terdapat makanan yang
mengandiung karbohidrat seperti gatot, timus, mataroda, gembus dan
sebagainya. Kandungan karbohidrat dalam bahan makanan berbeda-beda
sehingga tidak dapat dipatenkan untuk kandungannya.
PERTANYAAN
1. Bagaimana mengetahui kandungan karbohidrat dalam makanan?
2. Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, kentang,
singkong sudah dapat dipastikan mengandung karbohidrat, namun
bagaimana cara mengetahui bahwa suatu bahan makanan yang lain juga
mengandung karbohidrat pula tanpa dilakukan uji karbohidrat ? tuangkan
pemikiran anda!
Daftar pustaka
Agroinovasi. 2011. Inovasi Pengolahan Singkong Meningkatkan Pendapat dan Diversifikan Pangan. Jakarta Selatan: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Supardi, K. I dan Gatot Luhbandjono. 2010. Kimia Dasar II. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Winarno, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari, Fitri. 2008. Uji Kadar Protein Tape Singkong (Manihot utilissima) dengan Penambahan Sari Buah Nanas (Ananas comosus). Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta.