PERCOBAAN 4 KARBOHIDRAT

download PERCOBAAN 4 KARBOHIDRAT

of 30

Transcript of PERCOBAAN 4 KARBOHIDRAT

PERCOBAAN IV Judul Tujuan : Karbohidrat : Untuk mengidentifikasi terdapatnya karbohidrat dalam suatu sampel

Hari/Tanggal : Rabu / 04 April 2012 Tempat : Laboratorium FKIP Kimia Unlam Banjarmasin

I.

DASAR TEORI Karbohidrat ('hidrat dari karbon', hidrat arang) atau sakarida (dari bahasa

Yunani , skcharon, berarti "gula") adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di bumi. Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup, terutama sebagai bahan bakar (misalnya glukosa), cadangan makanan (misalnya pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan), dan materi pembangun (misalnya selulosa pada tumbuhan, kitin pada hewan dan jamur). Pada proses fotosintesis, tetumbuhan hijau mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya sepert I bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja. Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus umum Cn(H2O)m Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksilketon, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

1

banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur. Karbohidrat dapat dibagi dalam tiga kelompok: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana yang tidak dapat dihidrolisis menjadi unit yang lebih kecil walau dalam keadaan lunak sekalipun. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa, yakni glukosa, galaktosa, manosa, talosa, altrosa, alosa, gulosa, dan idosa. Monosakarida dengan gugus keton dikenal sebagai ketosa, misalnya fruktosa. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kearah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebih. Berikut ini struktur dari glukosa:

Gambar 1. -D-glukosa Fruktosa adalah suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke kiri dan karenanya disebut levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis daripada glukosa, juga lebih manis daripada gula tebu atau sukrosa.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

2

Berikut ini struktur dari fruktosa :

Gambar 2. -D-fruktosa Galaktosa mempunyai rasa kurang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan. Struktur galaktosa adalah :

Gambar 3. -D-galaktosa Oligosakarida mempunyai molekul yang terdiri atas beberapa molekul monosakarida. Oligosakarida yang mengikat dua molekul monosakarida satu sama lain disebut disakarida. Beberapa disakarida yang dikenal adalah laktosa, sukrosa, dan maltosa. Sukrosa ialah gula yang dikenal sehari-hari sebagai gula dari tebu ataupun dari bit. Berikut ini struktur dari sukrosa :

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

3

Gambar 4. -D-glukopiranosil--D-fruktofuranosida Laktosa dengan hidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Berikut ini struktur dari laktosa :

Gambar 5. -D-galaktopiranosil--D-glukopiranosa Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa. Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa tetapi kurang manis daripada sukrosa. Struktur maltosa yaitu :

Gambar 6. -D-glukopiranosil--D-glukopiranosa Polisakarida terdiri atas banyak molekul monosakarida. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya ialah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

4

Amilum terdiri atas dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa, yaitu amilosa (kira-kira 20-28%) dan sisanya amilopektin, sebagian dari struktur amilosa digambarkan di bawah ini :

Gambar 7. unit glukosa dalam amilosa

Karbohidrat dapat diidentifikasi dengan beberapa uji di laboratorium, yaitu: uji Molisch, uji antron, uji Benedict, uji Barfoed, uji pikrat, dan uji iodin. Uji Molisch adalah uji umum karbohidrat. Uji ini sangat efektif untuk senyawasenyawa yang dapat didehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa fulfural atau senyawa fulfural yang tersubstitusi, seperti hidroksilmetil fulfural. Warna yang terjadi disebabkan kondensasi fulfural atau derivatnya dengan -naftol menghasilkan timol. Timol dapat digunakan sebagai pengganti -naftol. Ia juga lebih stabil dari -naftol dan pada penyimpanannya yang lama tidak berubah warna. Berikut ini struktur pereaksi molisch :

Gambar 8. -naftol Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan hati-hati sehingga tidak tercampur. Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran karbohidrat

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

5

dengan naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji MolischUji antron merupakan uji umum karbohidrat yang merupakan bentuk keton dari 9-hidroksiantrasen, bereaksi dengan karbohidrat dan menghasilkan suatu produk yang berwarna hijau atau hijau biru. Uji Benedict dan uji Barfoed keduanya berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ pada proses reduksi kupri dalam suasana alkalis biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat pada larutan benedict atau tartat pada larutan Fehling, hal ini dilakukan untuk mencegah pengandapan CuCO3 dalam larutan natrium karbonat pada Benedict, sedangkan pada Fehling untuk mencegah pengendapan Cu(OH)2 atau CuO dalam larutan natrium hidroksida. Pada uji pikrat gula-gula pereduksi mengubah asam pikrat menjadi asam pikramat. Sedang uji iodin dapat dipakai untuk membedakan amilum dari glikogen.

II. ALAT DAN BAHAN 2.1 Alat yang digunakan : a. Gelas kimia 500 mL b. Hot Plate c. Gelas ukur 10 mL d. Gelas ukur 25 mL e. Tabung reaksi f. Rak tabung reaksi g. Penjepit h. Penangas air i. Batang pengaduk j. Pipet tetes : 1 buah : 1 buah : 2 buah : 2 buah : 7 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 1 buah : 2 buah

2.2 Bahan yang digunakan : a. Larutan glukosa 1%

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

6

b. Larutan fruktosa c. Larutan galaktosa d. Larutan maltosa e. Larutan laktosa f. Larutan sukrosa g. Larutan amilum h. Reagen Molisch i. Asam sulfat pekat j. Reagen pikrat k. Larutan Na2CO3 l. Larutan benedict m. NaOH n. Larutan iodin o. HCl p. Akuades

1% 1% 1% 1% 1% 1%

1M

6M 0,01 M 6M

III. PROSEDUR KERJA 3.1 Uji Molisch 1. Menambahkan 2 tetes reagen molisch ke dalam tabung-tabung reaksi yang berisi 2 mL larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, dan amilum sambil mengaduk. 2. Menambah asam sulfat pekat melalui dinding-dinding tabung dengan hati-hati, uji positif ditunjukkan dengan terbenuknya cincin ungu di pertemuan kedua larutan. 3.2 Uji Iodin 1. Memasukkan 3 mL larutan amilum ke dalam 3 tabung reaksi.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

7

2. Pada tabung 1 menambahkan 2 tetes air, tabung 2 dengan dua tetes HCl 6 M, sedangkan pada tabung 3 dengan 2 tetes NaOH 6 M sambil mengocok. 3. Menambahkan iodine pada masing-masing tabung. 4. Memperhatikan warna yang terbentuk. 5. Memanaskan tabung yang berwarna, mendinginkan, dan memperhatikan perubahan yang terjadi 3.3 Uji Benedict 1. Menambahkan 8 tetes dari setiap larutan karbohidrat ke dalam masingmasing tabung yang telah berisi 5 mL benedict sambil mengocok. 2. Menempatkan semua tabung dalam penangas air selama 3 menit, mendinginkan lalu membandingkannya. 3.4 Uji Pikrat 1. Mencampur 2 mL larutan sampel dengan 2 mL reagen pikrat jenuh dan 0,5 mL Na2CO3 1M 2. Menginkubasi dalam penangas air mendidih sampai terlihat perubahan warna. 3.5 Uji Tollens 1. Memasukkan 3 tetes cuplikan ke dalam tabung reaksi dan menambahkan 3 mL pereaksi tollens. 2. jika tidak terjadi cermin perak, mencoba dengan memanaskan campuran tersebut.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

8

IV. HASIL PENGAMATAN No A. Variable yang Diamati Uji Molisch a. 2 mL larutan glukosa 1% + 2 tetes reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat b. 2 mL larutan fruktosa 1% + 2 tetes reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat c. 2 mL larutan galaktosa 1% + 2 tetes reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat d. 2 mL larutan maltosa 1% + 2 tetes reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat e. 2 mL larutan laktosa 1% + 2 tetes Bening reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat f. 2 mL larutan sukrosa 1% + 2 tetes reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat g. 2 mL larutan glukosa 1% + 2 tetes reagen Molisch Menambahkan 5 mL H2SO4 pekat Larutan ungu pekat Bening Bening Bening Bening Bening Bening Hasil Pengamatan

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

9

B.

Uji Iodin a. 3 mL larutan amilum + 2 tetes air Larutan ungu pekat + 1 tetes iodin Memanaskan Mendinginkan Ada bias kuning Warna menjadi biru kehitaman

b. 3 mL larutan amilum + 2 tete s Larutan ungu pekat HCl 6 M + 1 tetes iodin Memanaskan Mendinginkan Ada bias kuning Warna menjadi biru kehitaman

c. 3 mL larutan amilum + 2 tetes Larutan tetap bening NaOH 6 M + 1 tetes iodin Memanaskan Mendinginkan Ada bias kuning

C

Uji Benedict a. 2 mL benedict + 4 tetes glukosa Mengocok Memanaskan 3 menit Membiarkan dingin. b. 2 mL benedict + 8 tetes fruktosa Mengocok Memanaskan 3 menit dan mendingin. c. 2 mL benedict + 4 tetes galaktosa Larutan berwarna biiru Mengocok Memanaskan 3 menit, Terdapat dua lapisan Larutan merah bata Larutan berwarna merah bata Larutan berwarna biru Larutan berwarna biru

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

10

mendinginkan

Atas: merah bata

Bawah: cokelat d. 2 mL benedict + 4 tetes maltosa Mengocok Memanaskan 3 menit, mendinginkan e. 2 mL benedict + 4 tetes laktosa Mengocok Memanaskan 3 menit, mendinginkan Terbentuk 2 lapisan Atas : cokelat Bawah : merah bata f. 2 mL benedict + 4 tetes sukrosa Mengocok Memanaskan 3 menit, mendingin g. 2 mL benedict + 4 tetes amilum Mengocok Memanaskan 3 menit, mendinginkan Larutan berwarna cokelat Tidak terjadi perubahan Terjadi perubahan warna D. Uji Pikrat a. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL glukosa + 0,5 mL Na2CO3 1M Memanaskan b. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL galaktosa + 0,5 mL Na2CO3 1M Kuning (+++) Kuning Kuning Larutan berwarna cokelat Larutan berwarna biru Larutan berwarna biru Larutan berwarna biriu Larutan merah bata Larutan berwarna biru

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

11

Memanaskan

Kuning (+++++)

c. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL fruktosa + 0,5 mL Na2CO3 1M Memanaskan d. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL maltosa + 0,5 mL Na2CO3 1M Memanaskan e. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL laktosa + 0,5 mL Na2CO3 1M Memanaskan f. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL sukrosa + 0,5 mL Na2CO3 1M Memanaskan g. 1 mL larutan asam pikrat jenuh + 2 mL amilum + 0,5 mL Na2CO3 1M Memanaskan

Kuning

Kuning (++) Kuning

Kuning (++++) Kuning

Kuning keorangean (+++++++) Kuning

Kuning (++++++) Kuning

Kuning (+)

E.

Uji Tollens a. 3 tetes glukosa + 2 mL pereaksi Ada endapan kaca perak Tollens b. 3 tetes fruktosa + 2 mL pereaksi Ada endapan kaca perak Tollens

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

12

c. 3 tetes galaktosa + 2 mL Tollens

Tidak terbentuk kaca perak

Memanaskan

Terbentuk kaca perak

d. 3 tetes sukrosa + 2 mL pereaksi Tidak terbentuk kaca perak Tollens Memanaskan Terbentuk kaca perak

e. 3 tetes maltosa + 2 mL pereaksi Tidak terbentuk kaca perak Tollens Memanaskan Terbentuk kaca perak

V. ANALISIS DATA 5.1 Uji Molisch Dari percobaan diperoleh hasil, bahwa semua larutan sampel karbohidrat yakni larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa dan amilum membentuk cincin ungu. Uji Molisch didasarkan pada reaksi antara -naftol dengan furfural atau hidroksimetil furfural hasil reaksi asam sulfat dengan karbohidrat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentose menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan alpha-naftol dalam pereaksi molish. Penambahan asam sulfat berfungsi untuk menghidrolisis karbohidrat

menghasilkan fulfural atau turunannya. Reaksi pembentukan fulfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dehidrasi heksosa akan menghasilkan hidroksimetil furfural. Senyawa fulfural ini dapat membentuk senyawa yang berwarna ketika direaksikan dengan -naftol. Terbentuknya warna ungu ketika larutan direaksikan dengan uji Molisch disebabkan oleh terjadinya reaksi kondensasi antara hidroksimetil furfural dengan -naftol.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

13

Berikut ini reaksi secara umum yang terjadi adalah :

Dengan terbentuknya cincin berwarna ungu, yang disebut kwnoid. menandakan bahwa ketujuh sampel larutan yang digunakan dalam percobaan memberikan hasil positif dengan pereaksi Molisch atau mengandung karbohidrat. Uji ini biasanya digunakan sebagai reaksi pendahuluan dalam analisis kualitatif karbohidrat.

5.2 Uji Iodin Pada uji ini, masing-masing larutan amilum ditambahkan dengan akuades, HCl dan NaOH. Lalu ditambahkan dengan iod sehingga terbentuk warna biru untuk larutan amilum yang ditambahkan dengan HCl. Terbentuknya warna biru ini disebabkan oleh terbentuknya kompleks berwarna biru-hitam dengan iodin. Iodin membentuk kompleks polisakarida yang besar dengan -heliks amilosa menghasilkan warna biru-hitam, dimana I2 terperangkap atau terikat molekul spiral dari amilum. Terbentuknya warna ungu ketika ditambahkan HCl, karena dalam suasana asam amilum dapat terhidrolisis sehingga memudahkan untuk bereaksi dengan iodine membentuk kompleks berwarna ungu pada amilopektin dan biru pada amilosa.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

14

Berikut ini gambar amilum dengan iodin dan membentuk kompleks berwarna :

Setelah itu, larutan amilum yang berwarna dipanaskan dan terjadi perubahan warna dimana warna yang berwarna biru-ungu tadi menjadi bening. Terbentuknya larutan bening ini karena terlepasnya I2 akibat dari pemanasan, sehingga warna birunya tidak terbentuk lagi dan larutan menjadi bening.

5.3 Uji Benedict Uji ini digunakan untuk mengetahui sifat reduksi dari karbohidrat. Pereaksi Benedict berupa larutan yang mengandung kuprisulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Adanya natrium karbonat dan natrium sitrat membuat pereaksi Benedict bersifat basa lemah. Uji benedict berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis. Larutan ini berwarna biru karena adanya ion kupri (Cu2+). Setelah itu, larutan karbohidrat tersebut dipanaskan. Ketika proses pemanasan ini, beberapa larutan karbohidrat mulai mengalami perubahan warna. Setelah dipanaskan, larutan didinginkan dan diperoleh bahwa larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltose dan laktosa mengalami perubahan warna dimana di dalam larutan terdapat bias coklat ataupun orange atau warna merah bata. Sedangkan larutan

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

15

sukrosa dan amilum tidak menunjukkan perubahan warna, dimana larutannya tetap berwarna biru. Terbentuknya warna merah bata ini adalah karena karbohidrat yang tergolong gula pereduksi mampu mereduksi ion Cu2+ dari kuprisitrat menjadi ion Cu+ yang kemudian mengendap sebagau Cu2O yang berwarna merah. Adapun reaksi yang terjadi secara umum yaitu :

Melalui percobaan dapat dinyatakan bahwa yang termasuk gula pereduksi adalah larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa dan laktosa karena memberikan hasil yang positif dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Sedangkan larutan sukrosa dan amilum, tidak mengalami perubahan warna atau memberikan hasil yang negatif dimana larutannya berwarna cokelat sehingga dapat dikatakan bahwa kedua larutan ini tidak termasuk sebagai gula pereduksi. karena amilum merupakan polisakarida dan juga karena gugus aldehidnya terikat kuat satu sama lain dan panjang sehingga tidak dapat bereaksi dengan pereaksi. Sukrosa tidak dapat mereduksi sebab tidak mempunyai OH-laktol (OH yang terikat pada atom C pertama), sehingga gugus O-nya sudah terikat pada atom C glukosa dan fruktosa dan membentuk sukrosa yang bergugus keton. Berikut ini reaksi yang terjadi : Glukosa

Galaktosa

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

16

Namun, fruktosa yang memiliki gugus keton juga bisa dioksidasi karena dalam larutan basa fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehid diastereomerik serta penggunaan suatu zat antara tautometrik enadiol. Karena adanya tautomerik inilah fruktosa bisa mereduksi ion kupri. Berikut ini zat antara fruktosa :

Sedangkan untuk disakarida yakni laktosa dan maltosa dapat memberikan hasil yang positif karena kedua disakarida ini juga bersifat mereduksi. Hal ini dapat terjadi karena molekul laktosa dan maltosa masih mempunyai gugus OH glikosidik. Berikut ini reaksinya : Laktosa

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

17

Maltosa

5.4 Uji Pikrat Pada uji ini, larutan karbohidrat yakni glukosa, fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa, sukrosa dan amilum ditambahkan dengan reagen pikrat sehingga menghasilkan warna kuning. Setelah itu, larutan dipanaskan, larutan karbohidrat menjadi berwarna orange. Reagen pikrat merupakan asam pikrat dengan struktur sebagai berikut :

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

18

Dari percobangan larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa dan sukrosa mengalami perubahan warna dari kuning menjadi orange, dan dapat dikatakan bahwa kelima larutan karbohidrat ini bereaksi positif dengan reagen pikrat. Perubahan warna ini diakibatkan karena reaksi reduksi asam pikrat menjadi asam pikramat. Jadi, dapat dinyatakan bahwa kelima larutan karbohidrat tersebut merupakan gula pereduksi. Padahal menurut literature sukrosa bukan gula pereduksi, tapi karena adanya pengaruh monomer fruktosa dan glukosa dalam sukrosa sehingga dapat bereaksi dengan reagen pikrat. Adapun penambahan natrium karbonat (Na2CO3) berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi larutan karbohidrat dengan asam pikrat. Adapun reaksi yang terjadi adalah:

+

Na2CO3

Sedangkan larutan amilum tidak memberikan hasil yang positif karena amilum merupakan polisakarida yang tidak bersifat pereduksi sehingga tidak mampu bereaksi dengan reagen pikrat.

5.5 Uji Tollens Uji ini menyebabkan terjadinya oksidasi pada senyawa yang diuji dengan adanya penambahan reagen Tollens yang ditandai dengan terbentuknya cermin perak pada dinding tabung reaksi. Uji ini akan menunjukkan hasil positif pada aldehid dan menunjukkan hasil negatif pada keton.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

19

Pada uji tollens ini, semua karbohidrat seperti glukosa, fruktosa, maltosa, galaktosa, laktosa, sukrosa, dan amilum ditambahkan dengan pereaksi tollens menghasilkan larutan yang berwarna abu-abu dan ketika dipanaskan menghasilkan endapan perak, endapan perak yang dihasilkan menandakan hasil positif. Pemanasan yang dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi, akan tetapi reaksi tidak berlangsung sempurna sehingga perak yang dihasilkan berupa sangat sedikit pada dinding tabung. Reaksi pembuatan tollen :

2 Ag(NH3)2+ -OH Ag2O + 4 NH3 + H2O Pereaksi Tollens Untuk sampel sukrosa dan amilum seharusnya ketika diuji dengan pereaksi Tollens tidak menghasilkan cermin perak karena sukrosa bukan gula pereduksi. Adanya kesalahan ini mungkin disebabkan karena pereaksi Tollens yang digunakan belum terbentuk dengan sempurna sehingga ada kesulitan saat mengidentifikasi ada atau tidaknya cermin perak yang terbentuk pada sampel karbohidrat (cermin peraknya tidak terlihat dengan jelas) sehingga ada kesalahan pada saat pengamatannya. Sampel karbohidrat yang lain (larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa), yang menunjukkan hasil positif dengan pereaksi Tollens merupakan senyawa yang bersifat sebagai gula pereduksi. Berikut reaksi yang terjadi : GlukosaCH 2OH H H OH OH H OH H OH O H CH 2OH OH O H H CH 2OH OH H OH OH OH H OH H CO 2-

H2O

H OH OH H

Ag

+

+ Ag cermin perak

Glukosa

Galaktosa

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

20

CH 2OH OH H OH H H OH H OH H O OH

CH 2OH OH H OH H OH O CH H H OH+

CH 2OH OH H OH H CO 2-

H2O

Ag

+ Ag cermin perak

H

OH

galaktosa

Fruktosa juga merupakan gula pereduksi karena dalam suasana basa fruktosa berada dalam kesetimbangan dengan dua aldehid diastereomerik serta penggunaan suatu zat antara tautometrik enadiol. Berikut ini zat antara fruktosa :

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

21

CH2OHO HO H H H OH OH CH 2OH HO H H

CHOHOH H OH OH CH 2OH HO H H

CHOCHOH H OH OH CH 2OH

fruktosa

suatu zat antara enadiol

suatu aldosa Ag-

+

CO2

CHOH HO H H H OH OH CH 2OH

+

Ag cermin perak

Sedangkan untuk disakarida yakni laktosa dan maltosa dapat memberikan hasil yang positif karena kedua disakarida ini juga bersifat mereduksi. Hal ini dapat terjadi karena molekul laktosa dan maltosa masih mempunyai gugus OH glikosidik.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

22

Berikut ini reaksinya : LaktosaCH 2OH OH O H OH H H H H OH H OH H OH CH 2OH O H OH H OH CH 2OH CH 2OH H OH H H OH H OH OH O H H CH OH

H2O

OH O H OH H H

laktosa

AgCH 2OH OH O H OH H H H H OH

+

CH 2OH H OH OH H OH H CO 2- + Ag

cermin perakH OH

MaltosaCH 2OH CH 2OH H H OH O H2 O H H OH OH H OH H OH HO H OH H OH CH 2OH OH H OH H OH HO H OH H H CH 2OH OH O H CH OH H H OH

maltosa

Ag

+

CH 2OH CH 2OH H H OH OH H H OH H OH H CO 2- + Ag OH HO cermin perak H OH H OH

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

23

VI. KESIMPULAN 1. Beberapa uji yang dapat dilakukan untuk menganalisa karbohidrat secara kualitatif yakni uji molisch, benedict, tollens, pikrat, dan iodin. 2. Uji molisch digunakan untuk mengetahui adanya karbohidrat dengan memberikan hasil psotif berupa terbentuknya cincin ungu dalam larutan. Dari percobaan larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sukrosa, dan amilum memberikan hasil yang positif terhadap uji ini. 3. Uji iodin menunjukkan karbohidrat jenis polisakarida yaitu amilum, memberikan warna ungu pada amilopektin dan biru pada amilosa. Berdasarkan percobaan amilum yang dicampur dengan HCl membentuk larutan berwarna biru-ungu karena terbentuknya kompleks berwarna dengan iod. 4. Uji benedict berfungsi untuk identifikasi karbohidrat yang memiliki sifat pereduksi dengan menunjukkan hasil positif berupa terbentuknya endapan merah bata. Melalui percobaan yang tergolong gula pereduksi adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, maltosa, laktosa, sedangkan sukrosa dan amilum bukan merupakan gula pereduksi. 5. Uji pikrat digunakan untuk mengetahui karbohidrat yang bersifat gula pereduksi dengan mereduksi asam pikrat membentuk asam pikramat dimana uji positifnya ditandai dengan perubahan warna larutan dari kuning menjadi berwarna coklat. Melalui percobaan diperoleh hasil berupa larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa dan sukrosa bersifat mereduksi asam pikrat, sedangkan amilum memberikan hasil yang negatif. 6. Dengan menggunakan pereaksi Tollens, gula pereduksi teridentifikasi dengan adanya endapan berbentuk cermin perak di dalam larutan. Berdasarkan percobaan semua larutan menunjukkan uji positif untuk uji ini. Padahal berdasarkan literatur sukrosa dan amilum tidak menghasilkan cermin perak.

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

24

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

25

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, Bambang Purnowo, Harno Dwi Pranowo dan Tutik Dwi Wahyuningsih. 1996. Pengantar Praktikum Kimia Organik. Depdikbud, Jakarta. Fessenden dan Fessenden. 1994. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta. Matsjeh, Sabirin, Hardjono Sastrihamidjojo dan Respati Sastrosajdono. 1996. Kimia Organik II. Depdikbud, Jakarta. Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press, Jakarta. Raharjo, Alip. 2011. Laporan Praktikum Biokimia (Karbohidrat). (online) http://alipart.blogspot.com/2011/06/protein-dan-asam-amino.html diakses tanggal 09 April 2012. Syahmani dan Sudarsih. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Banjarmasin: PMIPA UNLAM

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

26

LAMPIRAN

1. Lingkari dan beri label gugus hemiasetal dan gugus asetal pada karbohidrat berikut ini : a. Sukrosa b. Laktosa Jawab : a. Sukrosa

b. Laktosa

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

27

2. Sukrosa adalah suatu gula non pereduksi. Setelah hidrolisis asam selesai, akankah ada gugus yang tereduksi ? Menurut literature sukrosa bukan gula pereduksi, tapi karena adanya pengaruh monomer fruktosa dan glukosa dalam sukrosa sehingga dapat bereaksi dengan reagen pikrat. Adapun penambahan natrium karbonat (Na2CO3) berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi larutan karbohidrat dengan asam pikrat.

Adapun reaksi yang terjadi adalah :

+

Na2CO3

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

28

LAMPIRAN II FOTO-FOTO PRAKTIKUM

Gambar 1. Larutan karbohidrat

Gambar 2. Setelah ditambahkan reagen molish

Gambar 3. Larutan karbohidrat + H2SO4 pekat

Gambar 4. Uji iodin larutan amilum

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

29

Gambar 5. Uji iodin larutan amilum setelah dipanaskan

Gambar 6. Larutankarbohidrat + reagen Benedict

Gambar 7. Pemanasan larutan kiarbohidrat + reagen benedict

Gambar 8. Larutan karbohidrat + reagen pikrat

Gambar 9. Pemanasan larutan karbohidrta + reagen pikrat

Gambar 10. Uji pikrat setelah didinginkan

Praktikum Biokimia: KARBOHIDRAT

30