Karbohidrat
-
Upload
muhammad-yusuf-m -
Category
Documents
-
view
91 -
download
0
Transcript of Karbohidrat
LAPORAN PRAKTIKUM
KARBOHIDRAT
NAMA : MUH. YUSUF M.
NIM : H311 11 262
KELOMPOK : II (DUA)
TGL. PRAKTIKUM : 11 APRIL 2013
ASISTEN : HERLINA K.
LABORATORIUM BIOKIMIAJURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari segala aktivitas dan
rutinitas yang tentu saja memerlukan energi. Energi yang diperlukan untuk
beraktivitas ini kita peroleh dari bahan makanan yang kita makan sehari-hari
(Poedjiadi, 1994).
Karbohidrat adalah komponen makanan yang merupakan sumber energi
utama bagi kita. Karbohidrat dalam bentuk gula dan pati melambangkan bagian
utama kalori total yang dikonsumsi manusia (Poedjiadi, 1994).
Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Pati (starch) adalah salah satu
polisakarida penyimpan yang paling penting di alam, yang khas bagi sel tanaman.
Pati, terutama terdapat dalam jumlah tinggi dalam golongan umbi seperti kentang
dan pada biji-bijian seperti jagung (Hart, dkk., 2003).
Komponen karbohidrat pada makanan telah tersusun dalam kadarnya
masing-masing. Dalam percobaan ini, dilakukan isolasi starch (pati) dari kentang,
sehingga dapat diketahui kadar amilum dalam kentang. Selain itu, juga dilakukan
reaksi uji amilum menggunakan iodida dalam suasan netral, asam, dan basa,
sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh kondisi atau suasana reaksi
terhadap reaksi amilum dengan iodide (Hart, dkk., 2003).
Untuk lebih memahami dan mengetahui bagaimana proses isolasi starch
dari kentang serta uji amilum dengan iodida, maka dilakukanlah percobaan ini.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
1.2.1 Maksud Percobaan
Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan
mempelajari isolasi starch dari kentang dan mereaksikan amilum dengan iodida.
1.2.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:
1. Menentukan kadar amilum dari kentang.
2. Mereaksikan amilum dengan iodida dalam suasana asam, basa, dan netral.
1.3 Prinsip Percobaan
1.3.1 Isolasi Starch dari Kentang
Mengisolasi starch dari kentang dengan cara menghomogenkan dan
mendekantasikan menggunakan akuades dan etanol beberapa kali hingga didapat
starch murni.
1.3.2 Uji Iodida terhadap Amilum
Mereaksikan amilum dengan iodida dengan menambahkan pereaksi yang
bersifat asam, basa, dan netral. Kemudian melihat perubahan warna yang terjadi,
setelah dipanaskan dan didinginkan.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat dari percobaan ini adalah kita dapat mengetahui kadar amilum pada
kentang serta identifikasi terhadap amilum dengan uji Iodida. Dimana pengujian
ini sangat bermanfaat misalnya dalam analisis bahan makanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Nama karbohidrat berasal
dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus
empiris, yang menunjukan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat”, dan
memiliki nisbah karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen sebagai 1:2:1.
Sebagai contoh, rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6, yang juga dapat ditulis
sebagai (CH2O)6. Walaupun banyak karbohidrat yang umum sesuai dengan rumus
empiris (CH2O)n, yang lain tidak memperlihatkan nisbah ini dan beberapa yang
lain juga mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur (Lehninger, 1995).
Karbohidrat juga bisa didefinisikan sebagai senyawa-senyawa polihidroksi
yang juga mengandung gugus lain, yang dapat berupa aldehid atau keton.
Meskipun karbohidrat merupakan senyawa biologis yang paling banyak
jumlahnya di muka bumi ini, karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1 % saja dari
keseluruhan tubuh manusia. Senyawa ini diolah oleh tubuh sebagai bahan
makanan, disimpan sebagai bentuk glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar
sel yang utama. Karbohidrat juga penting dalam membentuk rawan dan tulang
(Pine, dkk., 1988).
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon,
hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat
adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang
dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses
oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh
untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung
dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga
atau bekerja (Irawan, 2007).
Karbohidrat tubuh manusia hanyalah 1% saja dari keseluruhan tubuh
manusia. Senyawa ini diolah oleh tubuh sebagai bahan makanan, disimpan
sebagai glikogen dan digunakan sebagai bahan bakar sel yang utama. Karbohidrat
juga penting dalam membentuk tulang rawan (Schumm, 1993).
Karbohidrat terdapat dalam semua tumbuhan dan hewan dan penting bagi
kehidupan. Lewat fotosintesis, tumbuhan mengonversi karbon dioksida atmosfer
menjadi karbohidrat, terutama selulosa, pati, dan gula. Selulosa adalah blok
pembangun pada dinding sel yang kaku dan jaringan kayu dalam tumbuhan,
sedangkan pati adalah bentuk cadangan utama dari karbohidrat untuk nantinya
digunakan sebagai makanan atau sumber energi. Beberapa tumbuhan (tebu dan bit
gula) menghasilkan sukrosa. Gula lain, yakni glukosa, merupakan komponen
penting dalam darah. Dua gula lainnya, ribosa dan 2-deoksiribosa, ialah
komponen material genetik RNA dan DNA. Karbohidrat lain penting sebagai
komponen koenzim, antibiotik, tulang rawan, cangkang krustasea, dinding sel
bakteri, dan membran sel mamalia (Hart, dkk., 2003).
Nila merupakan salah satu kelompok spesies budidaya terpenting di dunia.
Menurut FAO (2005), total produksi global budidaya nila mencapai 1,7 juta
metrik ton (mt) dengan total nilai sebesar 178 juta dollar Amerika. Produksi nila
pada tahun 2009 di Indonesia mencapai 323.389 ton atau meningkat 11,12%
dibandingkan tahun 2008 (Dirjen Budidaya, 2010). Nila sebagai komiditas ikan
mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting sebagai penopang ekonomi
masyarakat karena nila mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya; mudah di
budidayakan, pertumbuhan relatif cepat, mudah berkembang biak, dan relatif
tahan terhadap penyakit. Teknologi bioflok menjadi salah satu alternatif
pemecahan masalah limbah budidaya yang paling menguntungkan karena selain
dapat menurunkan limbah nitrogen anorganik, teknologi ini juga dapat
menyediakan pakan tambahan berprotein untuk kultivan sehingga dapat menaikan
pertumbuhan dan efisiensi pakan. Teknologi bioflok dapat dilakukan dengan
menambahkan karbohidrat organik kedalam media pemeliharaan untuk
merangsang pertumbuhan bakteri heterotrof dan meningkatkan rasio C/N (Crab et
al., 2007) (Panca, 2012).
Karbohidrat biasanya digolongkan menurut strukturnya sebagai
monosakarida, oligosakarida, atau polisakarida. Istilah sakarida berasal dari kata
latin (sakarum, gula) dan merujuk pada rasa manis beberapa karbohidrat
sederhana. Ketiga golongan karbohidrat ini berkaitan satu dengan lainnya lewat
hidrolisis.
Contohnya, hidrolisis pati, yaitu polisakarida, mula-mula menghasilkan maltosa
dan kemudian glukosa (Hart, dkk., 2003).
Monosakarida atau gula sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida
aldehida atau keton. Oligosakarida (bahasa Yunani oligos, sedikit) terdiri dari
rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen. Diantaranya disakarida, yang mempunyai dua unit monosakarida.
Teristimewa adalah sukrosa atau gula tebu, yang terdiri dari gula D-glukosa dan
D-fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida
yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida tidak terdapat secara bebas,
tetapi digabungkan digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada
glikoprotein dan proteoglikan (Lehninger, 1995).
Pada umumnya polisakarida mempunyai molekul besar dan lebih
kompleks daripada monosakarida dan oligosakarida. Molekul polisakarida terdiri
atas banyak molekul monosakarida. Polisakarida yang terdiri atas satu macam
monosakarida saja disebut homopolisakarida, sedangkan yang mengandung
senyawa lain disebut heteropolisakarida. Umumnya polisakarida berupa senyawa
berwarna putih dan tidak berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis, dan
tidak mempunyai sifat mereduksi. Berat molekul polisakarida bervariasi dari
beberapa ribu hingga lebih dari satu juta. Polisakarida yang dapat larut dalam air
akan membentuk larutan koloid. Beberapa polisakarida yang penting diantaranya
adalah amilum, glikogen, dekstrin, dan selulosa (Poedjiadi, 1994).
Starch (pati) adalah polisakarida yang terdiri dari berbagai proporsi
polimer glukosa, yaitu amilosa dan amilopektin. Pati dijumpai banyak dalam
tumbuhan, terutama dalam akar, umbi, biji, dan buah, sebagai simpanan energi
dalam bentuk karbohidrat. Jika dicerna, pati pada akhirnya menghasilkan glukosa.
Granula pati tidak larut dalam air dingin tetapi pecah jika dipanaskan, membentuk
larutan seperti gelatin. Larutan pati memberikan warna biru tajam dengan larutan
iodin, sehingga pati digunakan sebagai indikator dalam titrasi tertentu
(Daintith, 1994).
Amilum atau pati dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam
sehingga menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan
enzim amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas
terdapat amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan
kita. Oleh enzim amilase, amilum diubah menjadi maltosa dalam bentuk β maltosa (Poedjiadi, 1994).
Pati adalah karbohidrat penyimpan energi bagi tumbuhan. Pati merupakan
komponen utama pada bebijian, jagung dan beras. Inilah bentuk cadangan glukosa
yang disimpan oleh tumbuhan untuk digunakan kemudian. Pati tersusun atas unit-
unit glukosa yang bergabung terutama lewat ikatan 1,4-α-glikosidik, meskipun
rantainya dapat mempunyai sejumlah cabang yang melekat lewat ikatan 1,6-α-
glikosidik. Hidrolisis parsial dari pati menghasilkan maltosa dan hidrolisis
sempurna hanya menghasilkan D-glukosa (Hart, dkk., 2003).
Gelatinisasi starch (pati) dapat dicapai tidak hanya melalui pemanasan
starch dengan air, tetapi juga melalui perlakuan tekanan hidrostatik tinggi (HHP).
Gelatinisasi-tekanan starch memiliki sifar gelatinisasi dan retrogradasi yang
berbeda dengan gelatinisasi-panas. Pada gelatinisasi tekanan, starch
mempertahankan struktur granularnya dan menunjukan penurunan jumlah amilosa
yang dilepas, laju awal aktivitas enzimatik yang lebih rendah, serta daya bengkak
lebih rendah dibandingkan dengan gelatinisasi panas (Djukri dan Purwoko, 2003).
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain kentang, etanol
95%, akuades, larutan HCl 6 M , larutan NaOH 6 M, larutan iod 0,01 M, kertas
saring, kertas label, larutan amilum 1%, sabun dan tissue roll.
3.2 Alat Percobaan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah pisau, blender,
batang pengaduk, kain penyaring, gelas ukur 100 mL, gelas kimia 250 mL,
erlenmeyer 250 mL, neraca Ohaus, oven, corong, tabung reaksi, pipet tetes, rak
tabung, penjepit tabung reaksi (gegep), penangas air, neraca digital, dan sikat
tabung.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Isolasi Starch dari Kentang
Kentang yang akan digunakan ditimbang sebanyak 75 gram, dikupas dan
dicuci lalu dipotong kecil-kecil dan dihomogenasikan dengan 100 mL air dalam
blender sehingga terbentuk suspensi. Campuran tersebut disaring dengan kain
kasa dan cairannya ditampung dalam gelas piala sedangkan residunya
ditambahkan akuades 50 mL dan diblender kembali. Campuran tersebut disaring
dan cairannya dimasukkan dalam gelas piala dan residunya dibuang. Cairan
tersebut dibiarkan mengendap. Setelah terbentuk endapan, kemudian didekantasi
dengan cara cairannya dibuang dan endapan yang tersisa ditambahkan 50 mL air
dan dibiarkan mengendap. Endapan yang terbentuk didekantasi lagi dengan 50
mL air. Kemudian didekantasi lagi dengan 25 mL etanol 95%. Kemudian dicuci
dengan etanol dan disaring dengan kertas saring yang sudah diketahui bobotnya.
Setelah itu starch tersebut dikeringkan dalam oven selama beberapa menit dan
setelah kering ditimbang. Dicatat hasil penimbangan dan dihitung kadar amilum
dalam kentang.
3.3.2 Uji Iodida untuk Kentang
3 buah tabung reaksi disiapkan kemudian 3 mL amilum dipipet ke dalam
masing-masing tabung reaksi. Pada tabung reaksi I ditambahkan 2 tetes air,
tabung reaksi II ditambahkan 2 tetes HCl 6 M dan tabung reaksi III ditambahkan 2
tetes NaOH 6 M. Masing-masing tabung ditambahkan 3 tetes iod 0,01 M
kemudian warna yang terbetuk diamati. Kemudian dilanjutkan dengan pemanasan
dan warna yang terbentuk kembali diamati. Kemudian larutan didinginkan dalam
air es dan warna yang tebentuk kemudian diamati lagi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Isolasi Starch dari Kentang
1. Berat contoh (kentang) = 75 gram
2. Kentang setelah diblender akan terjadi campuran homogen dari kentang dan
air.
3. Amilum dalam suspensi alkohol berwarna putih, setelah kering berwarna
putih.
4. Berat amilum setelah kering = 2,7616 gram
4.2 Uji Iodida terhadap Amilum
Pada percobaan ini, pati atau starch direaksikan dengan pereaksi iodin.
Pereaksi iodin dengan starch akan menghasilkan warna biru karena iodin dan
amilum jika bereaksi akan membentuk warna biru. Pada percobaan ini starch
direaksikan dengan iodin dalam suasana asam, basa, dan netral. Berdasarkan
percobaan yang dilakukan maka didapatlah data pengamatan di bawah ini :
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Uji Iodida
Perubahan Tabung I
(H2O)
Tabung II
(HCl)
Tabung III
(NaOH)
Warna sebelum ditambah
Iod 0,01 M
Keruh Keruh Keruh
Warna setelah ditambah iod
0,01M
Biru muda Biru tua Keruh
Warna setelah pemanasan Keruh Keruh Keruh
Warna setelah pendinginan Biru muda Biru tua Keruh
4.2 Reaksi
4.2.1 Reaksi amilum + H2O + I2
4.3 Perhitungan
Berdasarkan dari hasil pengamatan isolasi starch dari kentang yang telah
dilakukan maka dapat kita menghitung kadar amilum yang terdapat pada kentang
yaitu sebagai berikut :
Berat kentang = 75 gram
Berat kertas saring = 1,0385 gram
Berat starch = 3,8001 gram
Berat amilum = Berat starch – berat kertas saring
= 3,8001 gr – 1,0385 gr
= 2,7616 gr
Berat amilumKadar amilum = Berat kentang
2,7616 gr = x 100 % 75 gr
= 3,68 %
4.4 Pembahasan
4.4.1 Isolasi Kanji (Starch) dari Kentang
Percobaan pertama yaitu mengisolasi starch dari kentang. Terlebih dahulu
kentang dicuci agar bersih dari kotoran yang dapat mengurangi hasil rendamen
kanji. Kemudian ditimbang berat kentang seberat 75 gram dengan menggunakan
neraca Ohaus. Hal ini dilakukan agar kita dapat menghitung rendamen starch.
Kemudian kentang dipotong kecil agar mempermudah proses homogenasi dengan
air yang dilakukan menggunakan blender, yang dapat mengubah kentang dari
ukuran padat menjadi ukuran koloid yang tersuspensi dengan air. Kemudian
campuran disaring dengan menggunakan kain putih tipis untuk mengurangi zat
pengotor yang tertinggal sebagai residu.
Filtrat yang diperoleh disuspensi dengan air dan dibiarkan mengendap
agar pengotor yang tersisa dapat terpisah, cairan di atasnya didekantasi untuk
memisahkan pati dan pengotor yang tidak ikut mengendap, kemudian pekerjaan
yang tersuspensi dan dekantasi diulangi sekali lagi agar pengotor benar-benar
terpisah. Penggunaan air disini untuk menghilangkan pengotor yang bersifat
polar. Dekantasi merupakan proses pemisahan endapan, sehingga yang tertinggal
adalah starch atau amilumnya saja.
Kemudian dilakukan dekantasi dengan etanol 95 % dengan tujuan untuk
menghilangkan zat-zat pengotor yang bersifat nonpolar yang mungkin masih ada
atau terikat dalam starch. Sehingga diperoleh starch yang lebih murni, kemudian
proses suspensi dan dekantasi diakhiri dengan penyaringan dengan menggunakan
kertas saring untuk memantapkan proses pemisahan. Penggunaan etanol 95 %
juga bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan starch di dalam oven,
karena sifat dari etanol yang mudah menguap.
Starch yang berhasil diisolasi, dikeringkan dengan menggunakan oven.
Saat kering, amilum berubah menjadi warna putih. Fungsi pengeringan ini adalah
untuk menghilangkan molekul etanol yang masih terikat dalam starch agar
diperoleh amilum murni. Setelah dikeringkan, kemudian ditimbang dengan
menggunakan neraca digital. Berat amilum yang diperoleh adalah sebesar 3,8001
gram, atau dengan rendamen sebesar 3,68 % dimana ini merupakan kadar amilum
yang terkandung di dalam 75 gram kentang.
4.4.2 Uji Iodida
Pada percobaan uji amilum dengan larutan Iodida, akan dilakukan
pengujian amilum dengan menggunakan larutan Iodida. Pengujian akan dilakukan
dalam suasana asam, basa dan netral dimana pada suasana asam digunakan larutan
HCL, pada suasana basa digunakan NaOH dan pada suasana netral digunakan
H2O. Selanjutnya ketiga larutan tersebut akan dipanaskan dan diamati perubahan
warnanya kamudian didinginkan lalu diamati kembali perubahan warnanya.
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa uji Iodida memberikan uji
positif yaitu munculnya warna biru pada amilum yang direaksikan dalam suasana
asam dan warna biru muda pada suasana netral sedang pada suasana basa tidak
menghasilkan perubahan warna, larutan tetap bening. Hal tersebut dikarenakan
ikatan yang terjadi antara amilum dan larutan iodida adalah ikatan semu sehingga
dengan pemanasan akan terjadi pemutusan ikatan. Tetapi setelah pendinginan,
ikatan antara amilum dengan larutan iodida akan terjadi kembali sehingga
menghasilkan warna biru kembali.
Dari reaksi diatas dapat dilihat bahwa pada reaksi antara amilum dan
larutan iodida pada suasana asam dan suasana netral terjadi ikatan antara amilum
dan I2 dari larutan Iodida. Namun setelah pemanasan, ikatan antara amilum dan
iodida putus tetapi akan terjadi kembali setelah pendinginan. Sedangkan pada
suasana basa tidak terjadi ikatan antara amilum dengan larutan Iodida karena
larutan Iodida tersebut sudah bereaksi duluan dengan Natrium dari NaOH
membentuk NaI dan NaOI.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan:
1. Kadar amilum yang terdapat dalam 75 gram kentang adalah 3,68 %
2. Amilum hanya dapat bereaksi dengan iodida dalam suasan netral dan
asam, sedangkan dalam suasana basa amilum tidak bereaksi.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium
Dalam praktikum ini alat-alat yang digunakan cukup baik, tapi perlu ada
peningkatan atau penambahan alat agar tidak ada hambatan.
5.2.2 Saran untuk Asisten
Asisten dalam menjelaskan mekanisme kerja lumayan baik, tapi perlu ada
peningkatan dalam hal membahas teori-teorinya seperti fungsi-fungsi bahan dan
alat.
DAFTAR PUSTAKA
Daintith, J., 1994, Kamus Lengkap Kimia, diterjemahkan oleh Suminar Achmadi, Erlangga, Jakarta.
Djukri., dan Purwoko, B.S., 2003, Effect of Paranets Shade to Tolerance Characters of Taro (Colocasia Seculenta (L.) Schott), Ilmu Pengetahuan, 10(2), (online), (http://www.Jstage.jst.go.jp/article/hpbb/1/1/ 280/_pdf, diakses tanggal 11 April 2010).
Hart, H., Craine, L. E., dan Hart, J. D., 2003, Kimia Organik edisi kesebelas, diterjemahkan oleh Suminar Setiati achmadi, Erlangga, Jakarta.
Irawan, A., 2007, Karbohidrat, Sports Science Brief, 01(03), 1-5.
Lehninger, A. L., 1995, Dasar-Dasar Biokimia jiid 1, diterjemahkan oleh Maggy Thenawidjaja, Erlangga, Jakarta.
Pine, S. H., Hendrickson, J.B., Cram, D.J., dan Hammond, G.S., 1988, Kimia Organik 2: Edisi Keempat diterjemahkan oleh Roenyati Joedodobroto dan Sasanti W, Penerbit ITB, Bandung.
Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia edisi revisi, UI-Press, jakarta.
Schumm, D. E., 1993, Intisari Biokimia, diterjemahkan oleh Moch. Sadikin, Binarupa Aksara, Jakarta.
Lampiran 1. Bagan Kerja
- Isolasi Starch dari kentang
Kentang
- dikupas, dibersihkan, lalu dipotong-
potong.
- ditimbang sebanyak 75 gram.
75 g kentang
- dihomogenasikan dengan 50 mL
akuades dalam blender.
- disaring menggunakan kain penyaring.
Cairan keruh Residu
- dibuang - ditambahkan 50 mL akuades
- dibiarkan mengendap, lalu didekantasi
Endapan Filtrat
- Didekantasi dengan 50 mL akuades
Endapan Filtrat
- didekantasi dengan 25 mL etanol
- disaring menggunakan kertas saring
Starch Filtrat
- dikeringkan dalam desikator
- ditimbang
Data
- dibuang
- dibuang
- dibuang
- Uji Amilum dengan Iodida
Larutan Amilum
- dipipet sebanyak 3 mL ke
dalam 3 tabung reaksi
Tabung II Tabung IIITabung I
- ditambahkan
2 tetes
akuades
- ditambahkan
2 tetes HCl
- ditambahkan
2 tetes NaOH
- ditambahkan 1 tetes larutan iod
- diamati perubahan warna yang
terjadi
- Dipanaskan dan diamati perubahan
warnanya
- Didinginkan dan diamati kembali
perubahan warnanya
Hasil