KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT...

download KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DAN LIQUID ASBUTON

of 10

Transcript of KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT...

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    1/10

    KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAHPOLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DAN

    LIQUID ASBUTON

    N. Ali1, T.Hartanto

    2, P.Gultom

    3

    ABSTRACT Porous asphalt is a new generation of flexible pavement using open-graded aggregate which has a fraction of

    coarse aggregate not less than 85% of the total weight of the mixture to obtain a higher cavity, which serves as a rough surface drainage on the road surface that allow water to seep into the upper layer is vertical and horizontal, the abilityto reduce noise and increase the friction between the road surface by vehicle tires. The increasing need for a national asphalt requires Pertamina to import almost half of total domestic demand. One alternative that could be considered toreduce imports and improve the performance of asphalt mixtures is to utilize liquid asphalt asbuton. Liquid asbuton is anew technology of processing asbuton rock containing 70% binder and 30% mineral, which is expected to be used as amixture of petroleum asphalt that has been used as a binder in the asphalt mixture. The problem is how the

    performance of the combination of oil and liquid asphalt asbuton when used as a binder in the porous asphalt mixtures.To test the performance of porous asphalt, has been studied in the laboratory by creating a test object using open

    graded version of the FHWA total of 160 specimens with 6 variations in levels of binder content of asphalt with acombination of 40% oil and 60% liquid asphalt asbuton and with 4 variations in levels of additional material of

    polypropylene .From the results obtained the test results cantabro loss test results ranging from 7.70% - 51.37%, porosity ranges 11.67% - 16.27%, permeability ranges from 0.064 cm/sec - 0.134 cm/sec, stability ranges from 857.07 kg 967.12 kg, and binder drain down around 0.08% - 0.20%.

    Keywords: porous asphalt, the combination of 40 % petroleum asphalt 60% asbuton liquid, cantabro , open graded, FHWA, polypropylene.

    1

    Dosen, Jurusan Teknik Sipil, INDONESIA2 Dosen, Jurusan Teknik Sipil, INDONESIA3 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, INDONESIA

    PENDAHULUAN

    Aspal poros merupakan generasi barudalam perkerasan lentur. Aspal poros adalahcampuran aspal dengan agregat tertentu yangdidesain setelah dipadatkan mempunyai pori-pori udara yang membolehkan air meresapsecara vertical dan horizontal. Aspal porosumumnya memiliki nilai stabilitas marshallyang lebih rendah dari aspal beton yangmenggunakan gradasi rapat, stabilitasmarshall akan meningkat bila gradasi terbukayang digunakan lebih banyak fraksihalus.(Cabrera & Dixon, 1994)

    Aspal poros merupakan salah satualternatif untuk meningkatkan keselamatan di

    jalan dan mengurangi kebisingan ( noisereduction ). Aspal poros didesain untuk mendapatkan kadar rongga yang besar untuk meneruskan aliran air ke saluran samping dan

    lapisan dasar yang kedap air untuk mencegahair meresap ke lapis subbase dan badan jalansehingga genangan air di atas permukaan

    jalan yang seringkali terjadi setelah hujan danmengganggu kelancaran arus lalu lintas dapatdiminimalisir. Kondisi ini dimungkinkankarena gradasi yang digunakan merupakangradasi terbuka yang memiliki fraksi agregatkasar tidak kurang dari 85% dari berat totalcampuran. (Media Teknik Sipil, Setyawan A.Sanusi, 2005)

    Beberapa negara telah menetapkanstandar desain campuran agregat untuk gradasi terbuka. Salah satunya adalahAmerika.Penggunaan gradasi terbuka (konsepmastik aspal dari British) lebih cocok digunakan untuk aspal modifikasi (terutamauntuk lapis tipis) daripada menggunakangradasi tertutup (konsep gradasi menerus

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    2/10

    1

    menurut teori Amerika) yang biasanyadipakai untuk lapis penutup.

    Polypropylene merupakan salah satuplastik polimer yang memiliki rumus kimiaC3H6. Bahan ini biasa digunakan sebagai

    pembentuk plastik (kotak makanan) dandigunakan sebagai serat (fiber). Padapenelitian ini Polypropylene yang digunakanadalah yang berbentuk serat.

    Dari uraian diatas maka tujuan penelitianini adalah untuk mengetahui pengaruh bahantambah polypropylene terhadap kinerja aspal

    porous yang menggunakan gradasi terbukaversi Federal Highway Administration(FHWA) dengan kombinasi 40% aspalminyak 60% liquid asbuton sebagai bahan

    pengikat.

    METODOLOGI

    Metode eksperimen sungguhan ( true-experimental research ) digunakan dalam

    penelitian ini dengan mengadakan kegiatan percobaan di laboratorium. Agregat diperolehdari Sungai Bili-Bili Kecamatan Parangloehasil stone crusher PT. Cisco Sinar JayaPropinsi Sulawesi Selatan, sedangkan aspal

    minyak dan liquid Asbuton diambil dariLaboratorium Bidang Pengujian danPengembangan Teknologi Dinas Bina MargaPropinsi Sulawesi Selatan yang selanjutnyadilakukan observasi terhadap nilai-nilaikarakteristik bahan di Laboratorium RekayasaTransportasi Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Berikutnya dibuat

    benda uji dengan enam variasi kadar aspaldan empat variasi penambahan polypropyleneuntuk pengujian permeabilitas , marshall test,cantabro loss dan binder drain-down.

    Bahan-bahan yang digunakan dalamcampuran aspal porous terlebih dahulu diujikarakteristik dari masing-masing bahan baik agregat kasar (tabel 1), agregat halus (tabel 2)maupun pengujian terhadap aspal minyak (pen 60/70) dimana metode pengujianmengacu pada SNI (tabel 3) dan pengujian inidilakukan di laboratorium. Spesifikasi daripengujian aspal berpori dapat dilihat padatabel 4. Sedangkan jumlah benda uji tiapvariasi kadar aspal benda uji dapat dilihatpada tabel 5

    Tabel 1. Karakteristik bahan agregat kasarJenis

    PengujianMetode

    Pengujian Satuan Syarat

    Berat JenisCurah ( Bulk )

    SNI-03-1969-1990 -

    2,5

    Berat Jenis SSD SNI-03-1969-

    1990- -

    Berat JenisSemu

    SNI-03-1969-1990 % -

    Penyerapan Air SNI-03-1969-1990 % 3,0

    KeausanAgregat( Abration )

    SNI-03-2417-1991

    % 40

    IndeksKepipihan

    SNI-M-25-1991-03 %

    25

    IndeksKelonjongan

    SNI-M-25-1991-03 %

    25

    (sumber: Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina

    Marga)

    Tabel 2. Karakteristik bahan agregat halusJenis

    PengujianMetode

    PengujianSatuan Syarat

    Berat JenisCurah ( Bulk )

    SNI-03-1969-1990 -

    2,5

    Berat Jenis SSD SNI-03-1969-1990 - 2,5

    Berat JenisSemu

    SNI-03-1969-1990 %

    2,5

    Penyerapan AirSNI-03-1969-

    1990 % 3,0

    Sand Equivalent SNI-03-4428-1997 % 50

    (sumber: Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga)

    Tabel 3. Standar pengujian benda uji

    Jenis pengujian Standar Pengujian

    Binder drain-down AASHTO T305

    Permeabilitas Simposium III FSTPT, ISBNNo. 979-96241-0-X

    Marshall test SNI-06-2489-1991

    Cantabro loss ASTM C-131

    Tabel 4. Spesifikasi Aspal BerporiStability > 500 Kg

    Flow 2 6 mm

    Void in Mix 10% 25 %Marshall Question > 200 kg/mm

    Marshall Immersion > 75 %

    Permeabilitas > 10 -1 cm/detik

    Porositas 10% 30 %

    Cantabro Loss < 15 %

    Binder Drain Down

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    3/10

    2

    Tabel 5. Jumlah benda uji

    JenisPenguji

    an

    KadarAspal

    (%)

    KadarPolypropylen

    e

    JumlahBenda

    Uji

    StandarPenguji

    an(%)

    Permeabilitas

    4,5

    0 2

    Simposium III

    FSTPT, ISBNNo.979-96241-0-X

    1 22 23 2

    5

    0 21 22 23 2

    5,50 21 22 23 2

    6

    0 21 22 23 2

    6,5

    0 21 2

    2 23 2

    Cantab

    ro Loss

    4,5

    0 2

    ASTM

    C-131

    1 22 23 2

    5

    0 21 22 23 2

    5,50 21 22 2

    3 2

    6

    0 21 22 23 2

    6,5

    0 21 2

    2 23 2

    Marshall Test

    4,5

    0 2

    SNI-06-2489-1991

    1 22 23 2

    5

    0 21 22 23 2

    5,5

    0 21 22 23 2

    6

    0 21 22 23 2

    6,5

    0 21 22 23 2

    BinderDrainDownTest

    4,5

    0 2

    AASHTOT 305

    1 22 23 2

    5

    0 21 2

    2 2

    3 2

    5,5

    0 2

    1 2

    2 2

    3 2

    60 21 22 23 2

    6,5

    0 21 22 23 2

    Jumlah Total Benda Uji 160

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    4/10

    3

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat

    Hasil Pengujian Sifat Fisik Agregat

    yang diambil dari Sungai Bili-Bili KecamatanParangloe hasil stone crusher PT. Cisco Sinar Jaya Propinsi Sulawasi Selatan diperlihatkan

    pada Tabel 6, 7 dan 8, Karakteristik agregatkasar dan karakteristik agregat halus telahmemenuhi syarat spesifikasi untuk digunakansebagai agregat campuran beraspal.

    Tabel 6. Hasil pengujian sifat fisik agregat kasar

    Jenis Pengujian Sat. Hasil Spek.

    Berat Jenis Curah( Bulk ) gr/cc 2,61 2,5

    Berat Jenis SSD gr/cc 2,63 2,5

    Berat Jenis Semu gr/cc 2,66 2,5

    Penyerapan Air % 0,81 3,0

    Keausan Agregat( Abration) % 15,63

    40

    Indeks Kepipihan % 8,42 25

    Indeks Kelonjongan % 16,81 25

    (sumber: Hasil Pengujian & Pengolahan Data)

    Tabel 7. Hasil pengujian sifat fisik agregat halus

    Jenis Pengujian Sat. Hasil Spek.

    Berat Jenis Curah ( Bulk) gr/cc 2,67 2,5

    Berat Jenis SSD gr/cc 2,56 2,5

    Berat Jenis Semu gr/cc 2,64 2,5

    Penyerapan Air % 1,99 3,0

    Sand Equvalent % 76,92 50

    (sumber: Hasil Pengujian & Pengolahan Data)

    Tabel 8. Hasil pengujian sifat fisik Debu Batu

    Jenis Pengujian Sat. Hasil Spek.

    Berat Jenis Curah ( Bulk) gr/cc 2,52 2,5

    Berat Jenis SSD gr/cc 2,59 2,5

    Berat Jenis Semu gr/cc 2,71 2,5

    Penyerapan Air % 2,68 3,0

    (sumber: Hasil Pengujian & Pengolahan Data)

    Penentuan Gradasi Campuran

    Persentase batu pecah, pasir dan abu batuadalah 90%, 5% dan 5% dari berat Agregat.Agregat yang digunakan didesain dan dibuat

    berdasarkan gradasi terbuka versi FHWAdengan komposisi yang diperlihatkan tabel 9.

    Tabel 9. Gradasi campuranUkuran Saringan Lolos (%)

    13,2 mm 100,00

    9,5 mm 97,31

    4,75 mm 36,41

    2,36 mm 7,00

    0,075 mm 2,08

    (sumber: Hasil Pengujian & Pengolahan Data)

    Gambar 1. Grafik Gradasi Gabungan(sumber: Hasil Pengujian & Pengolahan Data)

    Sifat Bahan Aspal Aspal

    Hasil pengujian sifat-sifat fisik Aspal(kombinasi 40% aspal minyak 60% liquid asbuton) diperlihatkan pada Tabel 10.

    Tabel 10. Karakteristik bahan AspalJenis Pengujian Sat. Hasil Spek

    Penetrasi (25 C, 5 dtk,100 gr)

    0,1mm

    59,70 40-60

    Penetrasi SetelahKehilangan Berat % semula 81,83 Min 55

    Titik Nyala oC 290 Min. 225

    Titik Lembek oC 56,6 Min.55

    Berat Jenis (25 C) gr/cc 1.34 Min. 1

    Penurunan Berat % berat 0,24 Maks.2Viscositas 170 Cst(Suhu Pencampuran)

    oC 152 -

    Viscositas 280 Cst(Suhu Pemadatan)

    oC 141 -

    Daktilitas (25 C, 5cm/menit) cm 100 Min. 50

    (sumber: Hasil Pengujian & Pengolahan Data)

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    5/10

    4

    Pengujian Cantabro loss

    Gambar 2 menunjukkan hasil pengujianCantabro Loss berdasarkan tabel 11 berikut.

    Tabel 11 Hasil Pengujian Cantabro Loss4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 51,37 16,80 10,49 16,44 7,701% 18,64 13,52 14,37 8,53 7,872% 26,62 17,07 10,05 7,84 10,91

    3% 24,42 18,91 12,20 13,48 7,99

    Gambar 2. Hubungan antara kadar aspaldengan Cantabro Loss

    Berdasarkan hasil analisis, Gambar 2menunjukkan bahwa nilai cantabro losssemakin kecil seiring dengan penambahankadar Aspal dan polypropylene. Denganmelihat fenomena perilaku cantabro loss ,menunjukkan daya ikat antar agregat dalamcampuran semakin baik sehingga pemisahanantara agregat saat dilakukan pengujiancantabro loss dengan mesin Los Angelessemakin kecil. Pada Gambar 2 terlihat bendauji yang memenuhi spesifikasi nilai cantabroloss yang diisyaratkan terjadi mulai dari kadaraspal 5,5%.

    Gambar 3. Pengujian cantabro loss(Sumber : Lab. Rekayasa Transportasi UNHAS)

    Pengujian Porositas

    Gambar 4 menunjukkan hasil pengujianPorositas berdasarkan tabel 12 berikut.

    Gambar 4. Hubungan antara kadar aspaldengan porositas

    Berdasarkan hasil analisis Gambar 4,menunjukkan bahwa nilai Porositas semakinkecil seiring penambahan kadar aspal dankadar Polypropylene. Hal ini terjadi karenarongga-rongga dalam campuran akan diisioleh aspal dan Polypropylene. Nilai porositasmenunjukkan persentase rongga dalamcampuran aspal porus setelah pemadatansehingga dapat mengalirkan air yang beradapermukaan melewati rongga-rongga yangberada dalam lapisan aspal porus menuju kesaluran drainase baik secara horisontalmaupun pengaliran secara vertikal.

    Pengujian Permeabilitas

    Gambar 5 menunjukkan hasil pengujianPermeabilitas berdasarkan tabel 13 berikut.

    Tabel 12. Hasil Pengujian Porositas4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 16,27 13,39 13,18 12,40 11,67

    1% 13,84 13,69 15,55 13,18 11,98

    2% 17,44 16,43 17,95 13,78 14,12

    3% 17,22 15,50 14,89 13,81 12,82

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    6/10

    5

    Tabel 13. Hasil Pengujian permeabilitas4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 0,134 0,106 0,083 0,097 0,064

    1% 0,081 0,065 0,063 0,057 0,051

    2% 0,072 0,057 0,047 0,039 0,0293% 0,069 0,055 0,046 0,048 0,033

    Gambar 5. Hubungan antara kadar aspaldengan permeabilitas

    Peningkatan rongga dalam campuransangat berpengaruh terhadap nilaipermeabilitas. Dalam campuran porus aspal,

    jumlah agregat kasar dan gradasi sangatmenentukan nilai rongga dalam campuran,selanjutnya mempengaruhi nilai permeabilitas

    Berdasarkan hasil analisis Gambar 5menunjukkan bahwa koefisien permeabilitassemakin menurun dengan semakinbertambahnya kadar aspal dan kadarPolypropylene. Hal ini disebabkan karenadengan semakin banyaknya aspal danPolypropylene yang menutupi rongga dalamcampuran aspal porous , yang berakibat padaberkurangnya nilai koefisien permeabilitasatau kemampuan campuran untuk mengalirkan air dari permukaann aspal

    porous .

    Gambar 6. Pengujian permeabilitas(Sumber : Lab. Rekayasa Transportasi UNHAS)

    Pengujian Binder Drain-Down

    Gambar 7 menunjukkan hasil pengujianBinder Drain Down berdasarkan tabel 14berikut.

    Gambar 7. Hubungan antara kadar Aspaldengan Binder Drain Down

    Berdasarkan hasil analisis Gambar 7menunjukkan bahwa nilai binder drain downsemakin meningkat seiring bertambahnyanilai kadar aspal.Dan dari hasil pengujiandengan variasi penambahan Polypropylene,dapat mempengaruhi persentase dari drain-down yang menjadi lebih rendah. Nilaiterbesar terjadi pada kadar Aspal 6.5% padavariasi kadar Polypropylene 0% dengan

    persentase agregat yaitu 0.20%. Hasil inimenunjukkan bahwa hasil yang diperolehsudah memenuhi spesifikasi binder draindown yang diisyaratkan yaitu maksimum0.3% dari berat total campuran sebelumdipadatkan.

    Tabel 14. Hasil Pengujian Binder Drain Down4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 0,08 0,09 0,12 0,18 0,20

    1% 0,06 0,07 0,10 0,16 0,182% 0,05 0,06 0,09 0,14 0,173% 0,04 0,05 0,08 0,13 0,16

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    7/10

    6

    Gambar 8. Pengujian binder drain down(Sumber : Lab. Rekayasa Transportasi UNHAS)

    Hubungan kadar Aspal dengan Void In Mix(VIM)

    Gambar 9 menunjukkan nilai Void in Mix

    (VIM) berdasarkan tabel 15 berikut.

    Gambar 9. Hubungan antara kadar Aspaldengan VIM

    Berdasarkan hasil analisis Gambar 9menunjukkan bahwa nilai VIM menurundengan bertambahnya kadar aspal dan kadarPolypropylene.

    Nilai VIM pada dasarnya mirip dengannilai porositas. Nilai VIM yang diperoleh

    telah memenuhi spesifikasi stabilitas aspalporos untuk lalu lintas sedang yaitu 10 25%.

    Hubungan kadar aspal dengan Stabilitas

    Gambar 10 menunjukkan nilai Stabilitasberdasarkan tabel 16 berikut.

    Tabel 16. Hasil Pengujian Marshall (Stabilitas)4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 967,12 868,97 823,36 910,17 857,071% 863,13 840,22 804,26 842,07 788,41

    2% 839,66 803,90 738,20 779,34 752,12

    3% 779,88 716,96 653,28 703,18 667,83

    Gambar 10. Hubungan antara kadar Aspaldengan stabilitas

    Berdasarkan hasil analisis, Gambar 10menunjukkan bahwa nilai stabilitas menurundengan bertambahnya kadar aspal dan dan

    bahan Polypropylene berpengaruh terhadap penurunan nilai stabilitas seiring penambahankadar Polypropylene. Hal ini disebabkankadar bitumen yang tinggi akan mengikat

    agregat lebih kuat sehingga agregat akankokoh pada posisinya. Stabilitas marshall menurun pada saat kadar aspal sudahmelebihi kadar Aspal optimum. Hal ini akanmengakibatkan terjadinya bleeding .

    Hubungan kadar aspal dengan flow

    Gambar 11 menunjukkan nilai Stabilitasberdasarkan tabel 17 berikut.

    Tabel 15. Hasil Pengujian Marshall (VIM)4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 14,17 13,53 14,30 13,27 12,221% 12,54 12,78 13,26 12,30 11,042% 12,52 14,63 13,56 13,44 12,153% 14,35 14,45 14,07 13,61 12,44

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    8/10

    7

    Tabel 17. Hasil Pengujian Marshall (Flow)4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%

    0% 1,90 2,53 2,45 3,38 2,32

    1% 2,73 2,28 2,20 2,43 2,45

    2% 1,93 1,80 2,08 2,22 2,623% 1,35 2,13 1,69 1,20 2,41

    Gambar 11. Hubungan antara kadar Aspaldengan flow

    Berdasarkan hasil analisis, Gambar 11memperlihatkan bahwa nilai flow semakinmeningkat dengan semakin bertambahnyakadar aspal,namun nilainya semakin menurun

    seiring penambahan kadar Polypropylene. Halini disebabkan oleh pengaruh dari aspal yangbersifat plastis. flow merupakan parameter empirik untuk mengukur kelenturan campuran,yaitu kemampuan untuk mengikuti deformasiyang terjadi akibat lalu lintas, tanpa timbulnyaretak dan perubahan volume. Suatu campuranyang memiliki kelelehan yang rendah akanlebih kaku dan kecenderungan untuk mengalamiretak dini pada usia pelayanannya.

    Hubungan kadar Aspal dengan marshallquotient

    Gambar 12 menunjukkan nilai Stabilitasberdasarkan tabel 18 berikut.

    Gambar 12. Hubungan antara kadar Aspaldengan Marshall Quotient

    Berdasarkan hasil analisis pada Gambar 12diperoleh nilai marshall quotient yangsemakin kecil dengan bertambahnya kadaraspal. Parameter marshall quotient (MQ)merupakan perbandingan antara stabilitasdengan flow . Nilai marshall quotient (MQ)merupakan indikator kelenturan campuranyang potensial terhadap keretakan.

    Gambar 13 Pengujian marshall (Sumber : Lab. Rekayasa Transportasi UNHAS)

    Kadar Aspal Optimum

    Penentuan Kadar aspal optimumditentukan dari hubungan beberapa parameter

    pengujian mix design aspal porus denganvariasi penambahan Polypropylene sepertiterlihat pada Gambar 14, Gambar 15, Gambar

    16, dan Gambar 17 berikut.

    Tabel 18. Hasil Pengujian Marshall (MarshallQuotient)

    4,5% 5% 5,5% 6% 6,5%0% 509,01 344,25 364,11 270,52 378,321% 317,31 369,76 365,91 352,88 337,592% 437,43 481,25 356,86 359,95 324,18

    3% 577,69 348,67 391,59 648,20 289,79

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    9/10

    8

    1 5 , 4 5 1 2 , 1 5

    9 9 1 , 2 4 8 6 6 , 0 5

    1 , 9 0 3 , 2 2

    5 2 1 , 7 1 2 6 8 , 9 1

    1 5 , 5 0 1 2 , 2 5

    2 0 9 , 8 6

    0 , 1 3 0 , 1

    0 , 0 8 0 , 2 0

    KADAR ASPAL OPTIMUM = 4,96 + 5,84

    6,5

    2= 5,40 %

    KADAR ASPAL (%)

    Void in Mix ( %)

    Stabilitas ( Kg )

    Flow ( mm )

    Marshal l Quotient ( Kg/mm )

    Porositas ( % )

    Cantabro Loss ( % )

    Permeabilitas ( cm/det )

    Binder Drain Down ( % )

    4,5 5,0 5,5 6,04,96 5,845,40

    14,15 1 1 , 7 3

    8 7 8 , 2 6 7 8 6 , 5 8

    2 3 , 0 2

    4 7 5 , 7 8 2 6 0 , 7 7

    1 4 , 0 6 1 1 , 7 3

    20 7 , 9 7

    0 , 0 6 0 , 1 8

    KADAR ASPAL OPTIMUM =

    Flow ( mm )

    Marshall Quotient ( Kg/mm )

    Porositas ( % )

    Cantabro Loss ( % )

    Void in Mix ( %)

    Stabilitas ( Kg )

    Permeabilitas ( cm/det )

    Binder Drain Down ( % )

    KADAR ASPAL (%) 4,5 5,0 5,5 6,0 6,5

    Tidak didapatkan kadar aspal optimum, karena pada salah satukarakteristiknya tidak memenuhi spesifikasi.

    Tidak masuk spesifikasi permeabilitas ( > 0,1 cm/detik)

    13,58 1 1 , 5 6

    8 3 2 , 1 3 7 3 8 , 2 2

    2 2 , 8 9

    4 6 2 , 3 4 2 5 5 , 1 2

    1 3 , 5 0 1 1 , 5 9

    19,23 6 , 7 2

    0 , 0 5 0 , 1 7

    KADAR ASPAL OPTIMUM =

    KADAR ASPAL (%) 4,5 5,0 5,5

    Void in Mix ( %)

    Stabilitas ( Kg )

    Flow ( mm )

    Mars hall Quotient ( Kg/mm )

    Porositas ( % )

    Cantabro Loss ( % )

    Permeabilitas ( cm/det )

    Binder Drain Down ( % )

    6,0 6,5

    Tidak didapatkan kadar aspal o ptimum, karena pada salah satukarakteristiknya tidak memenuhi spesifikasi.

    Tidak masuk spesifikasi permeabilitas ( > 0,1 cm/detik)

    12,75 1 0 , 7 5

    7 8 1 , 1 9 6 7 1 ,0 0

    2 2 , 7 9

    4 5 5 , 0 8 2 4 0 ,8 0

    1 2 , 9 2 1 0 , 7 1

    18,41 4 , 5 4

    0 , 0 4 0 ,1 6

    KADAR ASPAL OPTIMUM =

    KADAR ASPAL (%) 4,5 5,0 5,5

    Void in Mix ( %)

    Stabilitas ( Kg )

    Flow ( mm )

    Marshall Quotient ( Kg/mm )

    Porositas ( % )

    Cantabro Loss ( % )

    Permeabilitas ( cm/det )

    Binder Drain Down ( % )

    6,0 6,5

    Tidak didapatkan kadar aspal optimum, karena pada salah satukarakteristiknya tidak memenuhi spesifikasi.

    Tidakmasuk spesifikasi permeabilitas ( > 0,1 cm/detik)

    Gambar 14. Kadar Aspal Optimum Kadar Polypropylene 0 %

    Gambar 15. Kadar Aspal Optimum Kadar Polypropylene 1 %

    Gambar 16. Kadar Aspal Optimum Kadar Polypropylene 2 %

    Gambar 17. Kadar Aspal Optimum Kadar Polypropylene 3 %

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    Dari hasil analisa data yang diperolehdalam penelitian ini, maka dapat disimpulkansebagai berikut :1. Dengan penambahan Polypropylene dalam

    campuran aspal porus dengan kombinasiaspal minyak dan liquid asbuton sebagai

    pengikat menunjukkan perubahankarakteristik aspal porus mengikuti jumlah

    penambahan kadar Polypropylene padacampuran

    2. Pada saat proses pencampuranPolypropylene ke dalam aspal,Polypropylene mengalami penggumpalandan terapung ke permukaan aspal.sehingga Polypropylene tidak tercampur merata (larut) di dalam aspal.

    3. Nilai Kadar Aspal Optimum yangdiperoleh dari hasil analisis grafik hubungan beberapa parameter yaitucantabro, porositas, permeabilitas,stabilitas marshall, flow, marshall quotientdan binder drain down didapatkan nilaikadar aspal optimum yaitu 5,40% untuk kadar Polypropylene 0 %, sedangkanuntuk kadar Polypropylene 1%, 2%, dan3% tidak didapat nilai Kadar AspalOptimum-nya dikarenakan pada salah satu

    parameternya yaitu pada pengujian

  • 8/12/2019 KARAKTERISTIK ASPAL POROUS YANG MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH POLYPROPYLENE DENGAN BAHAN PENGIKAT KOMBINASI ASPAL MINYAK DA

    10/10

    9

    permeabilitas tidak memenuhi spesifikasiyang disyaratkan. Sehingga dapatdisimpulkan, Polypropylene Fiber Meshmemberikan pengaruh yang kurang baik

    pada karakteristik aspal porous.

    Saran saran

    1. Perlu dilakukan penelitian tentang aspal porus menggunakan kombinasi aspalminyak dan liquid asbuton dengan

    penambahan Polypropylene dalamcampuran aspal porus. Namun dari hasil

    penelitian ini, bahan tambah PolypropyleneFiber Mesh memberikan pengaruh yangkurang baik pada karakteristik aspal porous,sehingga tidak direkomendasikan untuk dipakai sebagai bahan tambah padacampuran aspal porous.

    2. Pada saat proses pencampuranPolypropylene ke dalam aspal,sebaiknyadilakukan secara bertahap. Polypropyleneyang akan dicampurkan ke dalam aspaldibagi menjadi beberapa bagian, kemudiandicampurkan ke dalam aspal sedikit demisedikit sehingga diharapkan Polypropylenetersebut akan larut di dalam aspal.

    3. Perlu dilakukan uji coba penggunaan aspal porus untuk ruas-ruas jalan di Indonesiakhususnya pada daerah dengan curah hujanserta tingkat kecelakaan yang tinggi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Setyawan, Ary Sanusi. 2005 . Observasi Properties Aspal berpori BerbagaiGradasi Dengan Material Lokal.

    Surakarta: Media Teknik Sipil.hal. 15-20Ali, N. 2010. Kajian EksperimentalCampuran Aspal Berpori Menggunakan

    Liquid Asbuton Sebagai Bahan Subsitusi Aspal Minyak Pada Lapis Permukaan Jalan .

    Cabrera. J. G and Dixon. J. R. 1994.Performance and Durability of

    Bituminous Material , Proceeding of Symposium University of Leeds. London.

    Direktorat Jenderal Bina Marga. 2010. BAB

    VII Spesifikasi Umum , DepartemenPekerjaan Umum.

    Irwan. 2012. Studi Penggunaan Aspal Kombinasi Pada Campurn Aspal Porous Gradasi Versi Federal Highway Administration (FHWA). Makassar:Universitas Hasanuddin.

    Pradana, Rezky. 2012. Analisis Eksperimental Aspal Porous Menggunakan BahanTambahan Serat Ijuk Dengan Bahan

    Pengikat Aspal Minyak. Makassar:Universitas Hasanuddin.

    Penuntun Praktikum edisi keenam. 2010. Laboratorium Rekayasa Transportasi Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin . Makassar:Universitas Hasanuddin.