Kanker Payudara - FAM 2 (LP)
-
Upload
fida-himmatah -
Category
Documents
-
view
62 -
download
0
description
Transcript of Kanker Payudara - FAM 2 (LP)
LAPORAN PENDAHULUANPEBRO ADENO MAMMAE (PAM)
I. KANKER PAYUDARA
A. Definisi Penyakit
Kanker payudara adalah suatu proses prtumbuhan sel-sel abnormal
yang terletak pada epitel payudara yang cenderung menginvasi jaringan
sekitarnya dan menyebar ke tempat jauh. (Buku saku Patofisiologi,
2001 : 96)
Kanker payudara adalah suatu proses perubahan genetik atau
mutasi dalam gen normal dan pengaruh protein yang baik yang
menekan atau meningkatkan perkembangan payudara. (Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah, 2002 : 1579)
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kanker payudara
adalah keadaan abnormal pada sel-sel yang terletak pada epitel
payudara.
B. Anatomi, Fisiologi dan Gambar Anatomi
Pada pria dan wanita payudara adalah sama sampai masa
pubertas. Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan
mengeluarkan air susu, buah dada terletak dalam fasia superfisial di
daerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga
ketujuh. Bagian tengah terdapat puting susu yang dikelilingi oleh areola
berwarna coklat dekat dasar puting erdapat kelenjar montgomeri yang
mengelurkan zat lemak supaya puting tetap lemas, puting mempunyai
lubang + 15-20 buat tempat kelenjar susu.
Struktur Mamae : buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar
susu (jaringan alveolar) tersusun atas lobus yang saling terpisah oleh
jaringan ikat dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus
taktiferus (saluran air susu)
1
Pada perkembangan dan perubahan buah dada terjadi setelah
remaja atau pubertas terdapat penambahan jaringan kelenjar. Seorang
wanita mulai menstruasi pertama maka terjadi pembesaran buah dada
disebabkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh ovarium, lama kelamaan buah dada berkembang penuh
dan penimbunan lemak menimbulkan pembesaran yang tetap. Pada
masa menopause lama kelamaan ovarium berhenti berfungsi dan
jaringan buah dada mengkerut.
Perkembangan dan struktur dari glandula mamaria berkaitan
dengan kulit, fungsi utamanya adalah mensekresi susu untuk nutrisi
bayi. Fungsi ini terarah dan diperantarai oleh hormon-hormon yang
sama dengan mengatur fungsi sistem reproduksi. Oleh karena itu
glandula mamaria dianggap sebagai pelengkap sisitem reproduksi.
Glandula mamaria mencapai potensi penuh pada saat menarke pada bayi
dan anak-anak dan pada pria glandula ini hanya berbentuk rudimenter.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa,dan lemak.
Jaringan-jaringan ini terpisah dari otot-otot dinding dada, otot pektoralis
dan seratus anterior oleh jaringan ikat.
Sedikit dibawah ousat payudara dewasa terdapat putting (papila
mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola. Puting
mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil-kecil
apeturaduktur lakteferosa tuberkel-tuberkel Montgomeny adalah
kelenjar lemak pada permukaan areola.
Jaringan kelenjar memebentuk 15-25 lobus yang tersusun
radier disekitar putting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang
bervariasi jumlahnya yang mengelilingi jaringan ikat (stroma) diantara
lobus-lobus. Setiap lobus berbeda sehingga penyakit yang menyerang
satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju
kedalam sinus laktiferosa,yang kemudian bermuara ke puting.
2
Dibanyak tempat jaringan ikat akan memadat membentuk pita
fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi lemak, mengikat lapisan
dalam fibrosa subkutan payudara pada kulit. Pita ini yaitu ligamentum
cooper merupakan ligamentum suspensorium dari payudara.
C. Patofisiologi
Sewaktu pembentukan, suatu tumor sering tampaknya berasal dari
sebuah sel yang tumbuh tidak terkontrol. Hal ini menghasilkan suatu
tumor monoklonal yang berasal dari satu sel bakal. Terdapat suatu sel
yang mengalami insisi dan akhirnya membentuk kanker.
Payudara adalah salah satu organ penting dan khas yang dimiliki
perempuan. Sekali waktu, mungkin saja payudara Anda terasa sakit,
keluar cairan dari puting, atau ada benjolan. Walau tidak selalu
berbahaya, anda tetap harus waspada, dan segera cari tahu penyebabnya.
Proses tumbuh kembang payudara antara lain dipengaruhi oleh aktivitas
hormon, khususnya hormon estrogen. Selain pada payudara, hormon
yang dihasilkan indung telur ini juga bertanggung jawab dalam
mengembangkan sifat-sifat kelamin sekunder lainnya, seperti
timbulnya rambut di daerah kemaluan, perubahan-perubahan dalam
vagina sampai timbulnya haid. Nah, bila terjadi ketidakseimbangan
hormon, misalnya selama haid, biasanya payudara akan terasa penuh
alias mengeras atau membesar. Kadang-kadang, akan teraba pula
benjolan lunak yang terasa sakit saat menjelang haid.
Biasanya, benjolan tersebut akan mengecil atau menghilang
dengan sendirinya begitu haid usai. Asal tahu saja, semua perubahan ini
termasuk normal dan tidak berbahaya. Apalagi, jika siklus haid Anda
berlangsung normal (sekitar 24-31 hari sekali) dan lamanya berkisar
antara 4-7 hari.
Sebaliknya, bila terjadi gangguan pada siklus haid, misalnya jadi
tidak teratur, anda sebaiknya waspada. Bukan apa-apa. Ketidakteraturan
siklus haid menunjukkan adanya gangguan keseimbangan hormon
seksual. Apalagi, bila gangguan tadi disertai timbulnya beberapa gejala
lain.
3
Penelitian-penelitian telah menunjukkan, kemungkinan wanita
yang mengonsumsi makanan tinggi lemak untuk terkena kanker
payudara akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak
mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Namun, belum diketahui
apakah diet rendah lemak bisa benar-benar mencegah kanker payudara
atau tidak.
Dalam jurnal kedokteran terbitan FKUI, Medical Journal of
Indonesia edisi April-Juni 1999 dilaporkan, ada sejumlah hasil
penelitian yang berkaitan dengan faktor risiko kanker payudara. Antara
lain diungkapkan bahwa minum susu dan makan daging berlemak
merupakan faktor risiko yang signifikan bagi munculnya kanker
payudara. Begitu pula makanan dan minuman yang mengandung santan
kelapa, terutama jika dikonsumsi setiap hari.
Adanya zat-zat lemak dalam makanan yang tidak dipecah dalam
proses metabolisme tubuh bisa menyebabkan hormon estrogen di tubuh
tidak bisa bekerja dengan oke. Akibatnya, bisa memudahkan tumbuhnya
kista, miom dan gangguan lain pada organ yang aktivitasnya
berhubungan dengan hormon estrogen, termasuk payudara.
D. Tanda dan Gejala
Nyeri terjadi akibat tumor yang meluas dan menekan saraf.
Kakeksia atau berkurangnya lemak dan protein.
Anemia.
Kelelahan akibat nutrisi yang buruk.
Lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas tidak
teratur.
Tampak dimpling atau peau d’ orange pada kulit payudara.
Retraksi puting susu.
E. Manajemen Medik
Pengobatan Ca Mamae
Pengobatan Lokal Kanker Payudara
4
Masektomi
Terapi radiasi
Rekonsruksi
Imuno Terapi
Pengobatan Sistemik Kanker Payudara
Kemoterapi : Adrimycin ( A ).
Cytoxan ( C ). Dll.
Terapi Kombinasi : CMF, CAF, CMF VP.
Terapi Hormonal : Andregon, Estrogen, Kortikoste, Roid. Dll.
Transplantasi Sum-sum tulang.
F. Data Fokus Pengkajian
1. Wawancara
Pengkajian riwawyat kesehatan tentang reaksi pasien terhadap
diagnosis dan kemampuannya untuk mengatasi situasi tersebut.
Pertanyaan yang berhubungan mencakup yang berikut :
a. Bagaimana pasien berespon terhadap diagnosis ?
b. Mekanisme koping apa yang pasien temukan paling
membantu ?
c. Dukungan psikologis atau emosional apa yang dia
gunakan ?
d. Apakah ada pasangan/ anggota keluarga/ atau teman untuk
membantunya dalam membuat pilihan pengobatan ?
e. Bagian informasi mana yang paling penting yang pasien
butuhkan ?
f. Apakah pasien mengalami suatu ketidaknyamanan ?
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe dengan berfokus
pada area yang terkena kanker yang akan menunjukkan tanda-
tanda dari kanker tersebut yang saling berhubungan dengan
organ-organ tubuh lainnya.
3. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pengumpulan data mengenai kebiasaan perorangan.
5
b. Pemeriksaan penapisan (screening test) = Pap smear
c. Sinar X, pemindai CAT.
d. Biopsi jaringan.
G. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah kesehatan atau
masalah keperawatan. (Nasrul Effendi, 1998 : 97).
H. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
1. Pra Operatif
a. Kurang pengetahuan tentang kanker dan pilihan pengobatan.
b. Takut dan koping tidak efektif berhubungan dengan diagnosis
kanker, pengobatan dan prognosis.
2. Pasca Operatif
a. Nyeri dan ketidaknyamanan.
I. Perencanaan
Dx I
Takut dan koping tidak efektif berdasarkan diagnosis kanker
payudara, pengobatan dan prognosis.
1. Tujuan
Penurunan stress emosional, ketakutan dan ansietas.
2. Intervensi keperawatan
a. Mulai lakukan persiapan emosional pasien.
b. Uraikan pengalaman-pengalaman yang akan dialami pasien dan
dorong pasien untuk bertanya.
c. Lengkapi pasien dengan sumber-sumber yang tersedia untuk
memfasilitasi penyembuhan.
3. Rasional
a. Memberdayakan pasien untuk mengerahkan respon koping.
6
b. Ketakutan akan ketidaktahuan menurun.
c. Menguatkan bahwa perhatian besar telah diberikan pada
metode pengobatan terbaru.
4. Hasil yang diharapkan
a. Menunjukkan stress emosional dan ansietas yang berkurang
dan memperhatikan kemampuan untuk mengatasi masalah.
Dx II
Gangguan dalam konsep diri yang berdasarkan sifat pembedaan
dan efek samping radiasi/ kemoterapi.
1. Tujuan
Adaptasi realistic terhadap perubahan-perubahan yang akan terjadi
relatif terhadap modalitas pengobatan.
2. Intervensi
a. Konfirmasi dengan dokter mengenai sifat dari pengobatan yang
diperkirakan.
b. Jelaskan pada pasien bahwa ada rasa berduka ketika mengalami
kehilangan bagian tubuh.
3. Rasional
a. Membentuk dasar rencana terapeutik kooperatif yang akan
mencegah tidak sampainya informasi yang membingungkan
pasien.
b. Pasien dapat dengan bebas beralih pada tingkat koping
selanjutnya.
4. Hasil yang diharapkan
a. Memutuskan tentang rencana pengobatan setelah
mendiskusikan dengan dokter dan keluarga.
b. Mengungkapkan bahwa berduka harus berjalan sesuai apa
adanya.
Dx III
Nyeri berhubungan dengan trauma insisi.
1. Tujuan
7
Tidak adanya nyeri dan rasa tidak nyaman.
2. Intervensi
a. Kaji intensitas, sifat dan letak nyeri.
b. Berikan analgetik melalui rute IM, oral, atau IV sesuai yang
diresepkan.
3. Hasil yang diharapkan
a. Melaporkan ketika nyeri memburuk dan menerima medikasi
untuk nyeri yang diresepkan.
b. Menyesuaikan posisinya untuk menghilangkan
ketidaknyamanan menggunakan bantal kecil secara efektif.
8
DAFTAR PUSTAKA
- Brunner & Suddarth, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC.
- Elizabeth J. Corwin, 2002. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta EGC.
9