KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH · diusung oleh PDI Perjuangan, Pasangan YUDA juga didukung...

157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT dan Kekalahan dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Disusun Oleh : TRI DWI NUGROHO D 1208630 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH · diusung oleh PDI Perjuangan, Pasangan YUDA juga didukung...

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH

    (Studi Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT

    dan Kekalahan dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

    Komunikasi Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Disusun Oleh :

    TRI DWI NUGROHO

    D 1208630

    ILMU KOMUNIKASI

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    MOTTO

    “ Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu dan sesungguhnya

    yang demikian ini sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang

    khusuk “

    (Al-Baqarah : 45)

    “ Sesungguhnya sesudah kesusahan itu pasti ada kemudahan “

    ( Q.S Alam Nasroh : 6 )

    “ Orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak pernah

    mencoba, maka janganlah mudah menyerah sebelum kamu mencoba “

    ( Penulis )

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    PERSEMBAHAN

    Syukur alhamdulilah aku ucapkan pada Allah SWT atas hidayah-Nya,

    Dan dengan segala kerendahan hati aku persembahkan karyaku ini

    kepada……

    Kupersembahkan karya ini teruntuk :

    Allah SWT,

    Atas segala limpahan karunia-Nya.

    Ibuku dan ( almarhum) Ayahku

    Terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan moril dan materiil

    yang tidak dapat ternilai dengan apapun jua.

    Kakakku, Dwi Eko “21 “ dan adikku Gigih Widiyanto

    Terima kasih atas dukungan dan support kalian selama ini.

    Teman-teman Komunikasi Non Reg 2008

    Atas semangat kalian dalam suka dan duka.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’Alaikum Wr. Wb.

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas

    segala anugerah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    dengan judul KAMPANYE DAN PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi

    Tentang Kampanye Politik Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung

    Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT dan Kekalahan dalam

    Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011).

    Penyusunan skripsi ini merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban

    Penulis sebagai mahasiswa guna memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar

    Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Keberhasilan ini tidak lepas dari semua pihak yang telah membantu penulis

    dengan sepenuh hati. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih

    kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan serta dukungan moral.

    Ucapan terima kasih ini Penulis sampaikan kepada:

    1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus sebagai Pembimbing

    I Skripsi. Terima kasih atas bantuan dan kesabaran beliau dalam

    membimbing penyelesaian skripsi.

    2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    3. Mahfud Anshori, S.Sos, M.Si selaku Pembimbing II Skripsi, terima

    kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.

    4. Bambang Samekto, S.H selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten

    Sragen, terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada penulis

    dalam mengikuti berbagai agenda Kampanye Pasangan YUDA.

    5. Segenap Tim Sukses Pasangan YUDA dan Pengurus DPC PDI Perjuangan

    Kabupaten Sragen (Mas Supriyanto, Pak Laksono AR, Pak Suwondo, Mas

    Wihartono, Mas Sugiyamto, Mas Vicki ) dan semua rekan-rekan DPC PDI

    P Kab. Sragen yang tidak dapat penulis sebut satu persatu.

    6. Mas Sigit Pramono dan keluarga di Sragen, terima kasih atas bantuannya.

    7. Rekan-rekan Seperjuangan Jurusan Ilmu Komunikasi Swadana Transfer

    FISIP UNS Angkatan 2008, atas segala bantuan yang telah diberikan

    sehingga penelitian ini dapat selesai. (Buat Wahyu dan Itang…”ayo

    semangat, kalian pasti bisa”…). Untuk Mas Tanto “Juru Kunci Parkiran

    Fisip” ….terima kasih atas bantuannya selama ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan Oleh

    karena itu, dengan segala kerendahan dan kelapangan hati penulis menerima saran

    maupun kritik yang sifatnya membangun. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat

    bagi semua pihak.

    Wassalamu’Alaikum Wr. Wb.

    Surakarta, Juni 2011

    Tri Dwi Nugroho

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN

    JUDUL ................................................................................................................. i

    PERSETUJUAN .................................................................................................. ii

    PENGESAHAN ................................................................................................... iii

    PERNYATAAN ................................................................................................... iv

    MOTTO .............................................................................................................. v

    PERSEMBAHAN ................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

    ABSTRAK ........................................................................................................... xv

    ABSTRACT ......................................................................................................... xvi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

    B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 11

    D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 12

    E. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 12

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    1. Komunikasi Politik ........................................................................ 12

    2. Kampanye Politik .......................................................................... 18

    3. Efek dan Tujuan Kampanye .......................................................... 15

    3.1 Jenis dan Tipe Kampanye ....................................................... 24

    3.2 Media Kampanye Politik ........................................................ 26

    4. Strategi dan Teknik dalam Kampanye ......................................... 27

    5. Faktor Penghambat dan Penunjang dalam Kampanye .................. 29

    6. Fungsi Partai Politik ...................................................................... 33

    F. Metodologi Penelitian ............................................................................... 36

    1. Jenis Penelitian ................................................................................... 36

    2. Obyek Penelitian ................................................................................. 36

    3. Jenis Data ........................................................................................... 36

    4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 37

    5. Populasi dan Sampel .......................................................................... 40

    6. Validitas Data ....................................................................................... 41

    7. Teknik Analisis Data ............................................................................ 41

    BAB II. DESKRIPSI LOKASI DAN OBJEK PENELITIAN

    A. Sejarah Berdirinya Partai Demokrasi Perjuangan .................................... 43

    B. Kiprah PDI Perjuangan di Era Reformasi ............................................... 51

    C. Profil Calon Bupati dan Wakil Bupati…………………………………… 62

    D. Profil Kabupaten Sragen…………………………………………………. 68

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    BAB III. SAJIAN DAN ANALISA DATA

    A. Kegiatan Kampanye Politik Pasangan Yuni-Darmawan ( YUDA ) .......... 76

    1. Agenda PDI P Sragen dalam Penjaringan Cabup-Cawabup ............... 76

    2. Agenda Pendaftaran Pasangan YUDA ke KPU Sragen ..................... 79

    3. Kegiatan Konsolidasi dalam memenangkan Pasangan YUDA........... 81

    4. Agenda Komunikasi Politik dan Kampanye Pasangan YUDA……... 85

    5. Pemaparan Visi dan Misi Pasangan YUDA………………………… 89

    6. Agenda Kampanye Terbuka Pasangan YUDA……………………… 96

    7. Peran Media Massa dalam Kampanye YUDA……………… ...... ….. 112

    8. Koalisi Partai Pendukung dan Relawan bagi Pasangan YUDA……… 116

    B. Kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen…………………… 118

    1. Analisa kekalahan Pasangan YUDA dalam Pilkada…………................. 118

    2.Hasil Analisa Kekalahan Pasangan YUDA tiap kecamatan….................. 121

    BAB IV. PENUTUP

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 135

    B. Saran .......................................................................................................... 140

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    LAMPIRAN

    1. Hasil Dokumentasi Kegiatan Kampanye Pasangan YUDA

    2. Surat Keterangan Penelitian dari DPC PDI Perjuangan Kabupaten

    Sragen

    3. Rincian Kegiatan Pemenangan Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen

    4. Catatan Hasil Pengamatan Penulis dalam Kampanye Pasangan YUDA

    5. Transkrip Hasil Wawancara dengan Narasumber

    6. Jadwal Waktu Pelaksanaan Kampanye Pasangan YUDA

    7. Jadwal Pembekalan Struktural PDI Perjuangan Kabupaten Sragen

    8. Jadwal Pembekalan Saksi per Kecamatan Pasangan YUDA

    9. Instruksi DPC PDI Perjuangan bagi pemenangan Pasangan YUDA

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR TABEL

    TABEL HALAMAN

    Tabel I.1 Tabel Perolehan Jumlah Kursi Parpol di DPR Hasil Pemilu .............. 55

    Tabel 1.2 Tabel Perolehan Suara dalam Pilpres 2004 Putaran pertama ............ 56

    Tabel 1.3 Tabel Perolehan Suara dalam Pilpres 2004 Putaran ke dua ................ 56

    Tabel 1.4 Tabel Perolehan Suara dalam Pemilu Presiden 2009 .......................... 59

    Tabel 1.5 Tabel Perplehan Kursi DPRD Kabupaten Sragen ............................... 60

    Tabel 1.6 Tabel Data Jumlah Penduduk Kabupaten Sragen…………………….73

    Tabel 1.7 Tabel Data Jumlah dan Kepadatan Penduduk Sragen Tahun 2010…..74

    Tabel 1.8 Tabel Jumlah Pemeluk Agama di Kabupaten Sragen………………...75

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    • Peta Wilayah Kabupaten Sragen

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    ABSTRAK

    Tri Dwi Nugroho. D.1208630. Kampanye dan Pemilihan Kepala Daerah ( Studi Tentang Kampanye Calon Bupati dan Wakil Bupati dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki,M.M,M.T dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 )Skripsi. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2011.

    Pemilihan Umum Kepala Daerah atau Pemilukada Kabupaten Sragen

    tahun 2011 telah usai. Pemilihan Kepala Daerah Sragen yang dilaksanakan pada 19 Maret 2011 lalu merupakan Pilkada ke dua secara langsung yang diselenggarakan di Bumi Sukowati. Dalam Pemilukada Sragen 2011, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Yuni-Darmawan diprediksi sebagai calon terkuat yang bakal memenangi Pilkada. Karena pasangan ini memiliki modal dan dukungan politik paling kuat bila dibandingkan dengan calon lainnya. Selain diusung oleh PDI Perjuangan, Pasangan YUDA juga didukung oleh koalisi partai besar di Sragen, yakni Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR.

    Selain modal kuat tersebut pasangan ini juga didukung kekuasaan incumbent Bupati Sragen Untung Wiyono yang merupakan ayah kandung dari Calon Bupati Yuni Sukowati. Namun keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai memperlihatkan hasilnya. Di luar dugaan pasangan yang diusung oleh PDI Perjuangan dan didukung koalisi 5 partai besar ini hanya bisa meraih 44,2 % suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan Agus Facturrahman-Daryanto.

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dalam upanya memenangkan pasangan ini. Selain itu penelitian ini akan mencoba mengulas dan menganalisa mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen. Penulis menggunakan teknik observasi dan wawancara dalam pengumpulan data. Sumber data pendukung dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang didapat dari buku, artikel koran, majalah, jurnal, hasil dokumentasi, dan informasi dari berbagai media massa. Teknik analisa data dilakukan melalui proses reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

    Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA dan partai pendukung sudah maksimal, yakni menggunakan strategi kampanye politik dan mendayagunakan semua sumber daya yang ada. Dari penelitian ini kita juga mendapatkan fakta berkaitan dengan kekalahan Pasangan YUDA, yakni banyaknya partai politik yang mendukung seorang kandidat bukanlah sebuah ukuran dan faktor penentu kemenangan. Hasil Pilkada di Sragen memperlihatkan bahwa Pilkada bukan hanya pemilihan partai politik saja tapi lebih pada pemilihan seorang pemimpin, figur, atau individu. Di sisi lain kita melihat bahwa pesan yang hendak disampaikan dalam Pemilukada Sragen adalah keinginan adanya perubahan.

    Kata Kunci : Pemilukada, Kampanye, dan Perubahan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    ABSTRACT

    Tri Dwi Nugroho. D.1208630. Local Principal Campaign and Election (A Study on the campaign of prospect regent and deputy of regent dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan Minto Basuki, M.M,M.T in Sragen Local Principal Election in 2011) Thesis. Communication Department of Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University. 2011.

    Local Principal Election or Local Principal Election of Sragen Regency of

    2011 has finished. The Sragen Local Principal Election that has been carried out on March 19, 2011 is the second directly local principal election held in Sukowati Earth. In Sragen Local Principal Election of 2011, the pair Prospect Regent and Prospect Deputy of Regent Yuni-Darmawan is predicted as the strongest nominee to win this election. It is because this pair has the strongest political capital and support compared with other nominees. In addition to be carried by PDI Perjuangan, YUDA pair is also supported by the big party coalition: Demokrat, PKB, PKS and PBR parties.

    In addition to such the strong capital, this pair is also supported by the incumbent power of Sragen Regent Untung Wiyono, the father of the prospect regent Yuni Sukowati. However, the superiority of YUDA pair changes after the voting result shown. Unexpectedly, the pair carried by PDI Perjuangan and supported by 5 big parties-coalition only reaches 44.2% vote and should accept their defeat from their strongest rival, the pair Agus Facturrahman-Daryanto.

    The objective of research is to find out the campaign activity done by the Success Team of YUDA pair in the attempt of winning this pair. In addition, this research also wants to explain and to analyze the factors causing the defeat of YUDA pair in Sragen Local Principal Election. The writer employed observation and interview technique in collecting data. The supporting data source in this research was the library data deriving from books, newspaper article, magazine, journal, documentation result, and information from a variety of media. Technique of analyzing data was done through data reduction process, data display and conclusion drawing.

    From the result of research, it can be concluded that the campaign activity carried out by the YUDA pair’s success team and the supporting parties has been maximum, using political campaign strategy and utilizing all of available resources. From this research we also obtain the facts relevant to the defeat of YUDA pair, namely the large number of political parties supporting a candidate will not be a measurement and determinant factor of winning. The result of local principal election in Sragen reveals that Local Principal Election is not only political party election but the election of a leader, figure or individual. On the other hand, we can see that the message that will be conveyed in Sragen Local Principal Election is the desire for the change.

    Keywords: Local Principal Election, Campaign and Change.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kesadaran akan pentingnya demokrasi bagi warga negara saat ini sangat

    tinggi. Hal ini dapat dilihat dari peran serta rakyat Indonesia dalam melaksanakan

    Pemilihan Umum baik yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat maupun

    pemerintah daerah.

    Ada fenomena baru dalam suasana demokrasi di Indonesia yang dimulai

    tahun 2004. Dalam Pemilihan Umum 2004 untuk pertama kalinya rakyat

    Indonesia diberi kebebasan untuk memilih presiden dan wakil presiden secara

    langsung. Setelah sukses dengan pemilihan presiden dan wakil presiden secara

    langsung tahun 2004 maka pada tahun 2005 bangsa Indonesia memulai era baru

    dalam pesta demokrasi yakni dengan diadakannya pemilihan kepala daerah

    (Pilkada) secara langsung.

    Lahirnya UU Pemerintah Daerah No.22 Tahun 1999 yang kemudian

    diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah memberikan harapan baru bagi

    bangsa ini untuk perubahan sistem politik yang otoriter menjadi sistem politik

    yang demokratis. Sebelum dikeluarkannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah No.6/2005 tentang pemilihan

    Kepala Daerah secara langsung, maka pemilihan kepala daerah (Gubernur,

    Walikota maupun Bupati) mekanismenya diserahkan kepada DPRD di daerah

    masing-masing.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    Pemilihan Kepala Daerah secara langsung memberikan optimisme pada

    publik akan membaiknya kualitas kepemimpinan di daerah. Mekanisme pemilihan

    kepemimpinan yang dipilih secara langsung diyakini lebih baik dibandingkan

    dengan mekanisme yang tidak langsung (perwakilan), karena praktek sistem

    perwakilan dalam pemilihan kepala daerah, cenderung “membuka kran”

    terjadinya jual beli suara dan menghasilkan kepemimpinan yang bermasalah. 1

    Pada tanggal 19 Maret 2011, Kabupaten Sragen menyelenggarakan

    Pemilihan Kepala Daerah secara langsung. Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2004

    (pasal 59 ayat 2) dijelaskan bahwa Partai Politik atau gabungan partai politik

    yang dapat mendaftarkan pasangan calon kepala Daerah dan Wakil Kepala

    Daerah adalah sekurang-kurangnya mempunyai 15 % (lima belas persen) dari

    jumlah kursi DPRD atau memperoleh suara sekurang-kurangnya 15 % (lima belas

    persen) dari suara sah dalam pemilihan umum anggota DPRD di daerah

    bersangkutan.2

    Sementara untuk pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati independen

    atau perorangan (bukan dari Parpol), harus memenuhi kuota dukungan minimal

    3% dari jumlah penduduk. Jumlah pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih

    Tetap (DPT) Pilkada Sragen 2011 sebanyak 751.071 calon pemilih.

    Berdasarkan pengumuman KPU Sragen Nomor :148/KPU KAB.

    012.329486 /XI/ 2010, dijelaskan bahwa pendaftaran calon bupati mapun wakil

    bupati dari perseorangan ( independen) dibuka tanggal 3-7 Desember 2010. 1 Kristina, Isu Strategis Dalam Penyelenggaraan Pilihan Kepala Daerah Langsung. Dalam Jurnal Dinamika VOL. 5 NO.1 Th.2005 2Agung Wibawanto,Syamsudin. 2005. Memenangkan Hati dan Pikiran Rakyat ( Strategi dan Taktik Menang dalam Pemilihan Kepala Daerah ). Yogyakarta : Pembaruan, hal. 2  

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    Dengan ketentuan jumlah minimal dukungan sebanyak : 35.920 (tiga puluh lima

    ribu sembilan ratus dua puluh) penduduk dan jumlah minimal sebaran kecamatan

    adalah tersebar di 11 (sebelas) kecamatan di Wilayah Kabupaten Sragen.

    Sedangkan untuk pendaftaran pasangan calon bupati maupun wakil bupati dari

    partai politik dibuka mulai tanggal 30 Desember 2010 - 5 Januari 2011.

    Menghadapi Pemilukada 2011 yang semakin dekat, jajaran Pengurus DPC

    PDI P Sragen segera menyusun berbagai agenda atau program partai. Salah

    satunya terkait dengan persoalan nama calon yang akan diusung oleh PDI P

    Sragen. Dalam proses penjaringan Cabup maupun Cawabup PDI-P yang dimulai

    pada bulan Oktober 2010, terdapat delapan pasangan Calon Bupati maupun Wakil

    Bupati yang mendaftar lewat DPC PDI P Sragen dan bersaing untuk mendapatkan

    rekomendasi dari DPP PDI P. Ke delapan Cabup tersebut adalah Ketua DPC PDI-

    P Sragen, Bambang Samekto, SH, kemudian dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati

    dan disusul Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen, yakni Ir. Darmawan Minto

    Basuki, MM, MT. Selain tiga tokoh kuat tersebut, terdapat politikus lain seperti

    Kepala DPU Sukoharjo Bambang Haryanto, Pengusaha dan Pemilik Koperasi

    Babussalam Suparlan Ismanto, ST, mantan Legislator Sulardi, Purnawirawan

    TNI Suparno dan Kader PDI P Sragen Suharjo, SH.

    Setelah melalui proses penjaringan yang dimulai sejak Oktober 2010,

    akhirnya rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan perihal Cabup maupun Cawabup

    yang akan diusung oleh PDI P Sragen jatuh kepada Pasangan dr. Kusdinar Untung

    Yuni Sukowati dan Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Keputusan DPP PDI

    Perjuangan tersebut tertuang dalam Surat Rekomendasi DPP PDI Perjuangan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    Nomor : 609/IN/DPP/2011, perihal Rekomendasi Calon Bupati dan Wakil Bupati

    Sragen yang diusung oleh PDI Perjuangan dalam Pemilukada Sragen 2011.

    Setelah resmi mendapat rekomendasi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP)

    PDI Perjuangan, akhirnya pasangan ini resmi mendaftarkan diri ke Komisi

    Pemilihan Umum (KPU) Sragen pada tanggal 5 Januari 2010. Kedatangan

    pasangan Yuda di KPU Sragen tersebut, didampingi oleh Ketua DPC PDI P

    Sragen, yakni Bambang Samekto, SH beserta Sekretaris DPC PDI P Sragen

    Sugiyamto, SH.

    Dalam pendaftaran tersebut juga hadir pimpinan empat Parpol lain yang

    ikut mendukung pencalonan pasangan YUDA. Ke empat tokoh tersebut adalah

    Ketua DPC Partai Demokrat Drs. Joko Saptono, M.Si, Ketua DPD PKS Dedy

    Endriyanto, Ketua DPC PKB Mukafi Fadli dan juga pimpinan DPC Partai

    Bintang Reformasi Sragen. Setelah selesai melakukan pendaftaran, maka

    pasangan YUDA langsung melakukan Deklarasi bersama dan meresmikan

    pembukaan Posko Tim Sukses YUDA yang berlokasi di kompleks Atrium

    Sragen, yakni di Jalan Sukowati depan Kantor Dinas Bupati Sragen.

    Sampai dengan batas akhir pendaftaran, tanggal 5 Januari 2011 terdapat 5

    pasangan bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati yang sudah resmi

    mendaftar di KPUD Sragen. Ke lima calon tersebut yakni Pasangan dr. Kusdinar

    Yuni Untung Sukowati dan Ir. Darmawan Minto Basuki, MM, MT yang diusung

    PDI P, dan didukung oleh Partai Demokrat, PKB , PKS dan PBR. Pasangan ke

    dua adalah Agus Fatchurrohman, SH, MH. dan H Daryanto, SH yang diusung

    Partai Golkar, PAN, dan PPP.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    Pasangan ketiga adalah Drs. Wiyono, M.Si - Drs. Daryanto, M.Pd yang

    diusung Partai Gerindra, PPRN, Hanura, dan koaliasi 13 partai kecil lainnya.

    Pasangan ke empat adalah pasangan Danang Wijaya, S.T dan Sumiyarno.

    Sedangkan pasangan terakhir yang juga mendaftar adalah Dr. H. Sularno, M.Si

    dan Drs. H. Kushardjono, dimana pasangan keempat dan kelima ini merupakan

    merupakan calon yang berasal dari perseorangan atau calon independen. Namun

    demikian, penetapan nama Calon Bupati maupun Calon Wakil Bupati yang

    maju dalam pilkada Sragen 2011 baru ditetapkan oleh KPUD Sragen pada 17

    Februari 2011.

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pada hari Kamis tanggal 17

    Februari 2011, KPU Sragen secara resmi mengumumkan bahwa ke lima bakal

    calon bupati mupun wakil bupati Sragen semuanya lolos seleksi dan berhak maju

    dalam Pemilihan Kepala Daerah Sragen 2011. Kemudian pada hari Jumat tanggal

    18 Februari 2011, dilanjutkan dengan acara pengambilan nomor urut Cabup

    maupun Cawabub yang juga digelar di Kantor KPU Kabupaten Sragen.

    Berdasarkan hasil pengundian nomor urut yang digelar di Kantor KPU

    Sragen tersebut, maka pasangan Drs. Wiyono, M.Si - Drs. Daryanto, M.Pd

    mendapat nomor urut 1. Untuk Pasangan Dr. H. Sularno, M.Si – Drs.

    Kushardjono mendapat nomor urut 2, Pasangan Danang Wijaya, S.T - Sumiyarno

    mendapat nomor urut 3, Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowawati- Ir.

    Darmawan Minto Basuki, MM, MT mendapat nomor urut 4. Terakhir Pasangan

    Agus Fachturrahman, SH, MH – H. Daryanto, SH mendapat nomor urut 5.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    Proses pemilihan Calon Bupati dan Wakil Bupati dalam Pilkada Sragen

    2011 ini tampaknya berlangsung sangat ketat, hal ini karena Kader PDI-P Sragen

    dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang juga merupakan putri Bupati Sragen

    Untung Wiyono tampil sebagai Calon Bupati Sragen. Selain pasangan kuat

    tersebut maka muncul calon bupati lain yang cukup kuat dalam kancah

    perpolitikan di Sragen, yakni calon petahana (incumbent) yang menjabat sebagai

    Wakil Bupati Sragen yakni Agus Fatchurrohman, SH, MH yang berpasangan

    dengan pengusaha H. Daryanto, SH.

    Dalam Pemilukada Sragen 2011, pasangan Calon Bupati dan Wakil

    Bupati yang akrab disapa Yuni dan Darmawan atau Pasangan YUDA mendapat

    dukungan yang sangat besar dari partai politik. Dalam pencalonannya sebagai

    Calon Bupati dan Wakil Bupati, Pasangan YUDA tidak hanya hanya diusung oleh

    Partai PDI Perjuangan Sragen saja, namun juga didukung oleh beberapa partai

    besar di Sragen, yakni Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR. Berdasarkan

    perolehan suara dalam Pemilu Legislatif 2009, apabila dikalkulasi secara

    menyeluruh, pasangan ini sudah memiliki modal awal dukungan sebesar 70 %

    suara pemilih dalam Pemilu Legislatif 2009 di Sragen.

    Selain dukungan dari partai politik yang mengusung dan mendukung,

    maka pasangan ini juga didukung kekuasaan Bupati Sragen, yakni Untung

    Wiyono yang merupakan ayah kandung dari Calon Bupati Kusdinar Untung Yuni

    Sukowati. Tidak hanya itu saja, namun Pasangan YUDA juga memiliki

    bargaining politik yang cukup matang dengan menggandeng Calon Wakil Bupati

    yang berasal dari unsur birokrat, yakni Sekretaris Daerah Kabupaten Sragen Ir.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    Darmawan Minto Basuki, MM, MT. Dengan menggandeng pasangan Wakil

    Bupati yang berasal dari unsur birokrat, maka diharapkan suara pemilih yang

    berasal dari kalangan birokrasi atau PNS bisa lari ke pasangan YUDA.

    Dengan adanya dukungan yang sangat besar tersebut tentunya menjadi

    salah satu modal dan kelebihan yang dimiliki pasangan YUDA, bila

    dibandingkan dengan empat pasangan Cabup maupun Cawabup yang lain. Untuk

    itu, maka diharapkan dapat terjalin kerjasama yang solid antara kader-kader partai

    tersebut dalam menyusun suatu strategi kampanye politik agar pasangan YUDA

    dapat menjadi pemenang dalam Pilkada Sragen 19 Maret 2011. Melihat berbagai

    keunggulan, di atas maka Pasangan YUDA diprediksi menjadi calon terkuat dan

    berpotensi untuk menjadi pemenang dalam Pemilukada Sragen 2011.

    Menjelang pelaksanaan Pemilukada Sragen 2011 yang semakin dekat

    berbagai cara telah dilakukan oleh Tim Sukses baik yang berasal dari partai

    pengusung, pendukung maupun relawan. Salah satu bentuk kegiatan yang

    dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA adalah dengan menggelar kegiatan

    konsolidasi atau rapat bersama antara partai pengusung dan partai pendukung,

    baik yang berada di tingkat DPC, PAC, Ranting hingga Pengurus Anak Ranting.

    Dalam pelaksanaan kampanye yang dimulai tanggal 2 Maret 2011

    Pasangan YUDA benar-benar mengoptimalkan segala sumber daya yang dimiliki.

    Selain dukungan kuat dari partai politik, popularitas dan strategi politik yang

    matang Pasangan YUDA juga memilki dana kampanye yang lebih besar bila

    dibandingkan dengan calon yang lain. Bahkan untuk persiapan dana kampanye,

    Pasangan YUDA sudah mempersiapkan dana kampanye lebih dari 20 Milyar

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    rupiah. Dengan memiliki dana kampanye yang besar, maka Pasangan YUDA bisa

    mencukupi segala kebutuhan yang berkaitan dengan pendanaan kampanye

    maupun logistik kampanye.

    Dalam menghadapi Pemilukada Sragen 2011 strategi pemasaran politik

    atau pendekatan yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YUDA adalah dengan

    memperkenalkan Pasangan YUDA kepada masyarakat. Karena proses seseorang

    untuk memilih pemimpin adalah dimulai dari proses mengenal, setelah

    masyarakat mengenal calon maka masyarakat akan suka dan akhirnya akan

    memilih Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 2011.

    Di sini cara yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan Pasangan

    YUDA kepada masyarakat, baik secara langsung atau menggunakan berbagai

    media. Di antaranya adalah memasang iklan kampanye di berbagai media, baik

    media cetak maupn media elektronik. Untuk media cetak dilakukan dengan

    pemasangan iklan di berbagai surat kabar, diantaranya adalah pemasangan iklan

    advertorial di Harian Solo Pos, Joglo Semar, Jawa Pos, dan Harian Suara

    Merdeka.

    Selain itu Tim Sukses Pasangan YUDA juga mempromosikan Pasangan

    YUDA melalui baliho maupun spanduk yang dipasang di berbagai wilayah di

    Sragen, yakni dari perkotaan hingga sampai ke wilayah pedesaan. Kemudian

    untuk kampanye politik melalui media elektronik Tim Sukses Pasangan YUDA

    mengunakan media Radio dan Televisi, yakni dengan memasang iklan politik di

    radio Buana Asri Sragen dan RRI Surakarta. Dalam agenda kampanye Pasangan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    YUDA juga pernah dua kali mengadakan acara kampanye dialogis yang disiarkan

    secara langsung oleh Stasiun TV lokal “TA TV”.

    Dalam agenda kampanye politik yang dilakukan Pasangan YUDA,

    komunikasi memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya komunikasi

    yang tepat dan terarah dari komunikator / Tim Sukses Pasangan YUDA, maka

    pesan politik yang disampaikan kepada khalayak pasti akan diterima dengan jelas

    sehingga tujuan dari komunikasi yang disampaikan akan berhasil. Untuk dapat

    menunjang keberhasilan tersebut maka diperlukan seorang komunikator atau

    Jurkam yang handal untuk menyampaikan pesan kampanye kepada masyarakat.

    Dalam setiap agenda kampanye para juru kampanye (Jurkam) menjadi

    wakil bagi Pasangan YUDA dalam berkampanye atau mengkomunikasikan apa

    yang menjadi visi, misi maupun program kerja Pasangan YUDA. Selain itu, para

    Jurkam juga mengajak dan menghimbau agar masyarakat bisa memilih Pasangan

    YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011. Jadi juru kampanye atau jurkam

    memegang peranan yang sangat penting yakni sebagai komunikator dalam

    menyampaikan pesan politik bagi Pasangan YUDA.

    Karena peran atau tugasnya yang sangat besar, maka setiap Jurkam atau

    juru kampanye perlu mendapatkan bekal materi, wawasan atau ilmu yang hendak

    disampaikan dalam kampanye. Hal ini sangat penting sekali, karena materi yang

    akan disampaikan oleh Jurkam harus bisa ditangkap dan dipahami oleh calon

    pemilih. Dalam kampanye pasangan YUDA terdapat pembagian tugas, yakni

    antara jurkam pokok dan jurkam figur.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    Selain berbagai kegiatan di atas upaya atau pendekatan yang dilakukan

    oleh Tim Sukes Pasangan YUDA dalam merekrut massa adalah melalui

    pendekatan psikologis kepada calon pemilih, baik yang berada di wilayah

    pedesaaan maupun perkotaan. Bentuk nyata dari kegiatan ini adalah dengan

    mengadakan silaturahmi atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan

    masyarakat. Di antaranya adalah dengan mengadakan kegiatan bakti sosial

    maupun kunjungan ke sentra industri kecil. Kegiatan bakti sosial yang rutin

    dilakukan oleh Pasangan YUDA adalah dengan memberikan layanan pengobatan

    gratis dan pemberian santunan kepada masyarakat miskin.

    Dari beberapa uraian di atas kita dapat mengetahui bahwa kegiatan

    komunikasi politik maupun kampanye politik yang dilakukan ooleh Tim Sukses

    Pasangan YUDA ini sudah terlihat all out dan maksimal dalam usaha pemenangan

    Pasangan YUDA. Kegiatan kampanye yang digelar oleh Pasangan YUDA juga

    terlihat lebih meriah bila dibandingkan dengan kegiatan kampaye yang digelar

    oleh Pasangan Cabup-Cawabup yang lain. Selain menghadirkan jurkam lokal

    dalam setiap agenda kampanye maka Pasangan YUDA juga mendatangkan juru

    kampanye nasional, di antaranya adalah Puan Maharani, Rano Karno, Rieke Dyah

    Pitaloka, Anas Urbaningrum, dan Muhaimin Iskandar.

    Namun politik ternyata bukan ilmu pasti, kalkulasi di atas kertas tentang

    keunggulan Pasangan YUDA berubah setelah hasil pemungutan suara mulai

    memperlihatkan hasilnya. Di luar dugaan, pasangan yang diusung oleh PDI P dan

    didukung koalisi Partai Demokrat, PKB, PKS dan PBR ini hanya bisa meraih 44,2

    % suara dan harus menerima kekalahan dari rival terkuatnya, yakni Pasangan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    ADA. Dalam Pemilukada yang digelar 19 Maret 2011 lalu, pasangan Agus

    Facturrahman-Daryanto (ADA) yang membawa Jargon Kampanye

    “PERUBAHAN “ berhasil menjadi pemenang dan mengalahkan Pasangan YUDA

    dengan menguasai 50,6 % suara pemilih.

    B. RUMUSAN MASALAH :

    Dari paparan yang telah disampaikan di atas dapat diketahui bahwa

    sekalipun Pasangan YUDA memiliki kelebihan daripada calon yang lain yakni dari

    segi dukungan partai politik, popularitas, strategi politik maupun dana yang sangat

    besar, namun Pasangan YUDA (Yuni-Darmawan) hanya bisa meraih 44,2 % suara

    dan harus menerima kekalahan dari Pasangan ADA (Agus-Daryanto) dengan

    menguasai 50,6 % suara pemilih.

    Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :

    1. Bagaimana kegiatan kampanye politik yang dilakukan Pasangan YUDA dalam

    menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 ?

    2. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kekalahan Pasangan YUDA dalam

    Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Sragen Tahun 2011 ?

    C. TUJUAN PENELITIAN

    Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan kampanye politik Pasangan

    YUDA dalam mencari massa dan dukungan dalam Pemilukada Sragen 2011.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    2. Untuk mengetahui berbagai kendala atau faktor-fator yang menyebabkan

    kekalahan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011.

    3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pemikiran, serta dapat

    bermanfaat dalam mempraktekan ilmu dan teori tentang ilmu politik yang telah

    dipelajari.

    D. MANFAAT PENELITIAN

    1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan memperkaya

    khazanah pengetahuan di bidang komunikasi, khususnya kajian tentang

    komunikasi politik.

    2. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman tentang kegiatan

    kampanye politik, khususnya tentang kegiatan kampanye politik calon kepala

    daerah dalam Pilkada secara langsung.

    E. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Komunikasi Politik

    Komunikasi merupakan aktifitas yang tidak dapat terpisahkan dalam

    keseharian manusia di berbagai bidang. Di dalam setiap realitas kehidupan politik

    pasti terjadi komunikasi. Komunikasi tidak hanya tampil dalam bentuk aksi-aksi

    protes menuntut hak yang terampas maupun menyuarakan aspirasi tetapi

    kehidupan politik meniscayakan adanya rapat, pidato, kampanye, kontak antar

    lembaga, debat dalam sidang parlemen, perundingan ataupun negoisasi.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    Secara etimologis Komunikasi berasal dari bahasa latin communicare yang

    berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Untuk pengertian secara definitif

    komunikasi dinyatakan oleh Carl I. Hoveland sebagai berikut : “Communication

    is the proces by which an individual transmit stimuli (usually verbal symbols) to

    modify the behaviour of another individuals.” (Komunikasi adalah sebuah proses

    dimana seorang individu mengirim atau mentransfer stimulan (yang biasanya

    berupa lambang-lambang verbal) - untuk mengubah perilaku individu lain).

    Menurut Littlejohn di dalam komunikasi terdapat level atau tingkatan

    komunikasi yakni Komunikasi Antar Personal, Komunikasi Kelompok,

    Komunikasi Organisasi dan Komunikasi Massa.

    Komunikasi Antar Personal adalah komunikasi yang melibatkan antar

    sesama orang atau individu dan biasanya face to face. Komunikasi Kelompok

    adalah komunikasi atau hubungan antara individu di dalam kelompok kecil, dan

    biasanya dilakukan dalam merencanakan pengambilan keputus. Komunikasi

    organisasi lebih kompleks lagi, karena hubungannya tidak hanya melibatkan antar

    individu akan tetapi juga antara individu dengan kelompok-kelompok. Sedangkan

    Komunikasi Massa adalah komunikasi yang melibatkan ranah publik, dan memuat

    banyak hubungan, yakni hubungan antarpersonal, kelompok, dan organisasi.3

    Harold D. Lasswell menyatakan bahwa cara terbaik untuk menerangkan

    proses komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan: Who Says What, In Which

    Channel, To Whom, With What Effect (Siapa Mengatakan Apa, Melalui Saluran

    Apa, Kepada Siapa, dan Dengan Efek Apa). Jawaban dari pertanyaan tersebut

    3Stephen W.Littlejohn,1998.Theories of Human Communication, Wadworths Publishing Company, USA, hal. 17

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban pertanyaan

    yang diajukan, yakni :

    - Komunikator (communicator, source, sender)

    - Pesan (Message)

    - Media (channel,media)

    - Komunikan (communicant, communicare, receiver, recipient)

    - Efek (effect, impact, influence)

    Lebih lanjut lagi Lasswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi

    meliputi 3 hal, yakni :

    1. The surveillance of the environment (pengamatan lingkungan). Fungsi ini

    merupakan kegiatan mengumpulkan dan menyebarkan informasi

    mengenai peristiwa dalam suatu lingkungan, seperti penggarapan dan

    penyampaian berita.

    2. The correlation of the parts of society in responding to the environment

    (korelasi kelompok-kelompok dalam masyarakat ketika menanggapi

    lingkungan). Fungsi ini merupakan kegiatan interpretasi terhadap

    informasi mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan, seperti

    propaganda-propaganda atau tajuk rencana.

    3. The transmission of the social heritage from one generation to the next

    (transmisi warisan sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain).

    Fungsi ini merupakan kegiatan pengkomunikasian informasi, nilai, dan

    norma sosial dari generasi yang satu ke generasi yang lain atau dari

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    anggota suatu kelompok kepada pendatang baru, seperti kegiatan

    pendidikan/pembelajaran.4

    Source-Message-Channel-Receiver Theory. S-M-C-R merupakan

    singkatan dari Source (sumber) - Message (pesan) - Channel (saluran/media) -

    Receiver (penerima/komunikan). Pada rumus S - M - C - R, khusus mengenai C

    (channel) yang berarti saluran atau media dua pengertian, yakni primer dan

    sekunder. Saluran primer adalah media yang merupakan lambang, misalnya

    bahasa, gambar atau warna yang digunakan dalam komunikasi tatap muka (face to

    face communication), sedangkan saluran sekunder adalah media berwujud, baik

    media massa misalnya surat kabar, televisi atau radio, maupun media non massa,

    misalnya surat, telepon atau poster.

    Untuk masyarakat perkotaan atau kelas menengah atas, komunikasi politik

    melalui media massa sangat efektif karena pola hidup mereka yang sibuk tidak

    memberi mereka peluang untuk melakukan komunikasi langsung dengan orang

    lain. Apalagi kalau mereka tidak punya kepentingan langsung dengan sang

    komunikator. Bagi mereka, media massa cetak dan elektronik merupakan sarana

    paling efektif untuk mengetahui dan menyampaikan umpan balik setiap pesan

    politik yang ada.

    Sementara untuk masyarakat pedesaan, apalagi masyarakat pedalaman

    yang secara literal tidak memiliki tradisi membaca, pesan politik hanya bisa

    disampaikan oleh sistem komunikasi tradisional. Dalam konteks ini, komunikasi

    yang paling efektif adalah dengan menggunakan sistem komunikasi lokal yang

    4Onong Uchana.Efendi,1993. “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal 253. 

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    sesuai dengan budaya masyarakat. Pendekatan-pendekatan interpersonal dengan

    tokoh-tokoh lokal yang menjadi pengatur lalu lintas opini menjadi kunci

    keberhasilan dalam sistem komunikasi tradisional ini.5

    Menurut McQuail (1992: 472-243) menyatakan bahwa“ Political

    Communication all processes of information (including facts,opinions, belieffs,

    etc.) transmission, exchange and search angaged in by participants in the course

    of institutionalized political activities” (Komunikasi Politik adalah semua proses

    penyampaian informasi, termasuk fakta, pendapat, keyakinan-keyakinan dan

    seterusnya, pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang dilakukan oleh para

    partisipan dalam konteks kegiatan politik yang lebih bersifat melembaga).6

    “ Political Communication is a sub-field of political science and

    communication that deals with the production, dissemination, procession and

    effects of information, both through media and interpersonally, within a political

    context. This includes the study of the media, the analysis of speeches by

    politicians and those that are trying to influence the political process, and formal

    and informal conversations among members of the public, among other aspects. “

    Menurut Jurnal International dalam wikipedia dijelaskan bahwa

    Komunikasi Politik adalah sub-bidang ilmu politik dan komunikasi yang

    berhubungan dengan penyebaran proses, produksi, dan efek informasi. Baik

    melalui media dan interpersonal dalam konteks politik. Konteks ini mencakup

    studi terhadap media, analisis pidato oleh para politisi dan orang-orang yang

    5 M.Rizwan Haji Ali. 2007. Strategi Politik Memenangkan Pilkada Damai, Tulisan opini di dalam www.acehinstitute.org. 6 Pawito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, hal .2 

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    mencoba untuk mempengaruhi proses politik, percakapan formal dan informal di

    antara anggota masyarakat dan di antara aspek-aspek lainnya.7

    Sedangkan pengertian Komunikasi politik menurut Lord Windlesham

    seperti yang dikutip oleh Dan Nimmo adalah sebagai berikut :

    “Political communication is the deliberate passing of a political message by

    a sender to a receiver behave in a way might not oyherwise have done. “

    (Komunikasi politik adalah suatu penyampaian pesan politik yang secara sengaja

    dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan tujuan untuk membuat

    komunikan berperilaku tertentu).

    Jadi yang menjadi inti permasalahan dan pembahasan pada komunikasi

    politik adalah isi pesan dan tujuannya. Dari definisi tentang komunikasi politik di

    atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi politik, maka politik

    adalah isi pesan dan atau tujuan dari sebuah komunikasi politik.

    Dalam studi komunikasi politik terdapat tiga elemen penting yang saling

    berhubungan erat dalam menciptakan proses komunikasi politik. Pertama adalah

    organisasi politik seperti partai politik, organisasi masyarakat, kelompok penekan,

    organisasi ‘peneror’, dan pemerintahan.

    Sedang yang kedua adalah media dan ketiga adalah warga negara. Di

    dalam kehidupan kehidupan berdemokrasi, maka kegiatan komunikasi politik

    sangat lazim dilakukan, terlebih lagi ketika memasuki proses menjelang pemilu

    7James L. Bonville, jimbonville.Political Communication. International Journal of Communication 2 (2008), http://en.wikipedia.org/wiki/Communication. diposting tanggal 15 Mei 2011.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    maupun pilkada. Pada saat proses tersebut berlangsung, maka aktivitas

    komunikasi politik terlihat dimana mana dan sangat tinggi sekali intensitasnya.

    Di dalam iklim politik yang penuh dengan persaingan terbuka dan

    transparan, maka setiap kontestan membutuhkan suatu metode yang dapat

    memfasilittasi mereka dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu

    politik, ideologi partai, karakteristik pemimpin dan program kerja partai kepada

    masyarakat. Dengan metode dan strategi yang tepat, maka diharapkan segala

    sesuatu yang menjadi cita-cita dan harapan partai politik dapat tercapai.

    Jadi untuk dapat memenangkan sebuah pemilihan kepala daerah (Pilkada)

    maka pendekatan dan komunikasi politik harus dijalankan secara optimal oleh

    para kontestan. Para kontestan perlu melakukan kajian untuk mengidentifikasi

    besaran (size) pendukungnya, massa mengambang dan pendukung kontestan

    lainnya.

    2. Kampanye Politik

    Telah banyak sekali diadakan penelitian tentang studi Kampanye Politik

    yang relevan, di antaranya adalah :

    Penelitian tentang Kampanye Politik yang dilakukan oleh Dwi Wulansari

    (2005). Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret

    Surakarta. Penelitian ini mengambil studi tentang Strategi Kampanye PKS Kota

    Surakarta dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2004. Dari penelitian tersebut

    didapatkan suatu kesimpulan bahwa, PKS menggunakan gaya political

    publicrelation dalam mengkomunikasikan pesan kepada khalayak. Selain itu,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    Strategi yang dipakai oleh PKS adalah melakukan pencitraan partai untuk meraih

    simpati dan dukungan dari publik.8

    Penelitian tentang Kampanye Politik yang lain adalah Penelitian oleh Gina

    Ramandha (2008), yakni mengambil studi tentang Teknik Kampanye Hubungan

    Masyarakat Tim Sukses Pasangan Cabup-Cawabup H.Ismet Iskandar - H.Rano

    Karno dalam memenangkan Pilkada di Kabupaten Tangerang Tahun 2008. Dalam

    penelitian ini, peneliti menggunakan meteode penelitian deskriptif kualitatif.

    Berdasarkan penelitian tersebut, diambil kesimpulan bahwa teknik kampanye

    memperoleh empati sangat bermanfaat untuk mendapatkan dukungan massa

    dalam Pilkada Kota Tangerang 2008.

    Penelitian yang dilakukan oleh Windhy Jayanti (2009). Fakultas Ilmu

    Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini

    mengambil studi tentang Manajemen Tim Pemenangan Pemilu SBY-Boediono

    dalam Pilpres 2009. Penelitian tersebut menggunakan metode deskriptif kualitatif.

    Dalam Penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Strategi kampanye

    politik yang dilakukan Tim kampanye SBY-Boediono banyak mengedepankan

    visi dan misi serta program kerja yang telah dibangun oleh SBY ketika menjadi

    Presiden periode 2004-2009. Hal ini dilakukan dengan berbagai bantuan media,

    yakni media cetak maupun media elektronik. Selain itu, tim kampanye juga

    8 Dwi Wulansari, 2005. Strategi Kampanye PKS Kota Surakarta dalam Pemenangan Pemilu Legislatif 2004. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    menerapkan Strategi Pencitraan melalui ketokohan dari calon yang diusung yakni

    SBY dan Boediono.9

    Penelitian yang dilakukan oleh Urip Rahayu D 0204124 (2009). Fakultas

    Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini

    mengambil studi tentang Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur

    Jawa Tengah Tahun 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dilihat dari

    proses strategi marketing, BWC menempatkan Bibit Waluyo sebagai kandidat

    yang berpihak pada masyarakat kecil. Dalam strateginya BWC menggunakan alat

    presentasi dan tiga pendekatan pasar . Secara keseluruhan , strategi pemasaran

    yang dilakukan oleh BWC surakarta sudah memenuhi sembilan elemen

    pemasaran politik, meskipun pada beberapa aspek kurang dilaksanakan secara

    utuh dan adaptif. Dari penelitian tersebut dapat ditarik suatu hasil atau kesimpulan

    yang menjelaskan bahwa Strategi Pemasaran Politik yang dilakukan oleh Tim

    Relawan Bibit Waluyo berpengaruh pada kemenangan pasangan tersebut.

    Dari beberapa penelitian tentang kampanye politik di atas, maka sangat

    jelas sekali bahwa Komunikasi Politik yang terjadi dalam kampanye pemilihan

    kepala daerah menjadi kunci dari keberhasilan menyampaikan pesan politik.

    Kampanye politik yang dilakukan oleh calon Kepala Daerah ditujukan untuk

    meningkatkan pemahaman masyarakat tentang visi, misi serta berbagai program

    yang ditawarkan oleh calon Kepala Daerah. Selain itu, Kampanye Politik yang

    dibangun oleh calon kepala daerah tidak terlepas dari Tim pemenangan calon

    9 Windhy Jayanti,” Manajemen kampanye Tim Pemenangan Pemilu SBY-Boediyono dalam Pilpres2009”. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.  

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    kepala daerah yang bertugas untuk merancang strategi kampanye politik yang

    hendak dijalankan oleh pasangan calon kepala daerah.

    Kampanye Politik pada dasarnya merupakan salah satu bentuk dari

    komunikasi poliltik. Untuk dapat menyusun sebuah kampanye politik yang

    efektif, maka kita harus dapat memahami komunikasi politik terlebih dahulu.

    Komunikasi politik menjadi hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh

    setiap elit politik. Karena komunikasi politik menjadi kunci yang utama bagi

    partai politik maupun kandidat dalam menyampaiakan pesan kepada massa

    maupun pendukungnya.

    Identifikasi ini perlu dilakukan untuk menganalisis kekuatan dan potensi

    suara yang akan diperoleh pada saat pencoblosan dan juga untuk mengidentifikasi

    strategi pendekatan yang diperlukan terhadap masing-masing kelompok pemilih.

    Strategi ini perlu dipikirkan oleh setiap kontestan maupun partai politik, karena

    pesaing juga secara intens melakukan upaya-upaya untuk memenangkan

    persaingan politik.10

    Banyak sekali definisi mengenai Kampanye yang dikemukakan oleh para

    ahli, diantaranya adalah :

    Rice dan Paisley : “ Someone’s intention to influence someone else’s

    beliefs or behavior using communicated appeals.” (Kampanye diartikan sebagai

    keinginan seseorang untuk mempengaruhi kepercayaan atau tingkah laku orang

    lain dengan menggunakan daya tarik komunikasi.)

    Sedangkan menurut Kotler dan Roberto (1989) , “ Campaign is an

    organized conducted by one group ( the change agent ) which intends to persuade

    10 Firmanzah, 2007. Marketing Politik Antara Pemahaman dan Reaitas, Jakarta : Yayasan Obor Indonsia, hlm.123

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    others (the target adopter), to accept, modify, or abandon certains idea, attitudes

    practices and behavior.” (Kampaye ialah sebuah upaya yang dikelola oleh satu

    kelompok (agen perubahan) yang ditujukan untuk memersuasi target sasaran agar

    bisa menerima, memodifikasi atau membuang ide, sikap dan perilaku tertentu.)11

    Selain definisi di atas, maka Rogers dan Storey, menjelaskan bahwa

    kampanye sebagai “ Serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan

    tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan

    secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu.” 12

    “ A political campaign is an organized effort which seeks to influence the decision making process within a specific group. In democracies, political campaigns often refer to electoral campaigns, wherein representatives are chosen or referendums are decided.” (Sebuah kampanye politik adalah usaha yang terorganisir yang berusaha untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam suatu kelompok tertentu. Dalam demokrasi , kampanye politik sering menyebut pemilu kampanye, dimana wakil-wakil dipilih atau referendum yang memutuskan.) 13

    Dari definisi di atas, maka setiap aktifitas kampanye konunikasi

    setidaknya harus mengandung empat hal yakni :

    1. Tindakan kampanye yang ditujukan untuk menciptakan efek atau

    dampak tertentu.

    2. Jumlah khalayak sasaran yang besar

    3. Biasanya dipusatkan pada kurun waktu tertentu

    4. Melalui serangkaian tindakan komunikasi yang terorganisasi.

    11 Hafied Cangara. 2009. Komunikasi Politik, Konsep, Teori dan Strategi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.284 12 Antar Venus, 2004.Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama Media, Bandung,2004, hal 7 13 Daniel Kreiss and Philip N. Howard. political campaign.International Journal of Communication 4 (2010), 1032–1050 1932–8036/20101032Copyright © 2010). Licensed under the Creative Commons Attribution, diposting 20 Maret 2011.  

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    Kampanye adalah bagian dari bentuk komunikasi, yakni proses

    penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga

    menimbulkan efek tertentu. Dari proses komunikasi tersebut, maka yang

    dimaksud dengan komunuikator adalah pelaksana kampanye itu sendiri (the

    campaigner) tentang suatu kegiatan (the campaign setting), yaitu isi pesan yang

    disampaikan melaluimedia tertentu (the chanell) dengan tujuan untuk

    mempengaruhi komunikan (the audience), dan dengan harapan membawa dampak

    tertentu pada diri khalayak (the effects). 14

    3. Efek dan Tujuan Kampanye

    Efek komunikasi dalam kampanye, merupakan bagian penting dalam

    pencapain tujuan kampanye. Efek yang diharapkan timbul dari proses komunikasi

    dalam kampanye adalah :

    1. Dampak Kognitif

    Komunikan mengetahui atau meningkat intelektualitasnya. Pesan

    ditujukan kepada pikiran si komunikan. Tujuan komunikator berkisar pada

    upaya mengubah pikiran komunikan.

    2. Dampak Afektif

    Komunikan tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu, misalnya

    sedih, gembira, marah dan sebagainya.

    3. Dampak Behavioral

    Dampak ini dalah dampak yang paling tinggi kadarnya, timbul pada diri

    komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau tindakan.

    14 Harsono Suwardi, dalam Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2008, Skripsi Urip Rahayu D 0204124  Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS 2009,Hal.16

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    Di dalam konteks antar partai maka terdapat tiga tujuan kampanye, yakni :

    1. Ada upaya untuk membangkitkan kesetiaan alami para pengikut suatu

    partai dan agar mereka memilih sesuai dengan kesetiaan itu.

    2. Ada kegiatan untuk menjajaki warga negara yang tidak terikat pada partai

    dan menurut istilah Kenneth Burke untuk menciptakan pengidentifikasi di

    antara golongan independen.

    3. Ada kampanye yang ditujukan pada oposisi, bukan dirancang untuk

    mengalihkan kepercayaan dan nilai anggota partai, melainkan untuk

    meyakinkan rakyat bahwa keadaan lebih baik jika dalam kampanye ini

    mereka memilih kandidat dari partai lain. 15

    Sedangkan pengertian kampanye yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    kampanye di dalam dunia politik atau kampanye dalam konteks pemilihan kepala

    daerah, dalam hal ini adalah kampanye pemilihan bupati maupun wakil bupati.

    Untuk dapat membedakan perbedaan antara kampanye sosial (social campaigns)

    dengan kampanye komersial (commercial campaigns) ataupun perbedaannya

    dengan kampanye politik (political campaigns), maka kita harus mengetahui jenis

    atau tipe kampanye, bentuk atau gaya kampanye yang dipakai serta model

    kampanye yang digunakan.

    3.1 Jenis dan Tipe Kampanye

    Berbagai jenis maupun tipe kampanye pada dasarnya ditentukan oleh

    motivasi yang melatar belakangi diselenggarakannya sebuah program kampanye.

    Dan motivasi inilah yang akan menentukan ke arah mana kampanye ini akan

    15 Dan Nimmo, Komunikasi Politik, terjemahan : Tjun Surjaman, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1993. hal. 192

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    digerakkan dan tujuan apa yang akan dicapai. Berdasarkan keterkaitan antara

    motivasi dan tujuan kampanye tersebut, Charles U. Larson membagi jenis

    kampanye ke dalam tiga kategori, yakni 16 :

    1. Product Oriented Campaigns : Kampanye yang berorientasi pada produk.

    Motivasi yang mendasarinya adalah memperoleh keuntungan finansial.

    Cara yang ditempuh adalah dengan memperkenalkan produk dan melipat

    gandakan penjualan, sehingga diperoleh keuntungan yang diharapkan.

    Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan commercial campaign atau

    coorporate campaigns.

    2. Candidate Oriented Campaigns : Sebuah kampanye yang berorientasi

    pada kandidat, umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan

    politik. Tujuan dari kampanye ini antara lain adalah untuk memenangkan

    dukungan masyarakat terhadap kandidat-kandidat yang diajukan oleh

    partai politik agar dapat menduduki jabatan-jabatan politik ayng

    diperebutkan lewat proses pemilihan umum. Kampanye jenis ini sering

    juga disebut dengan political campaigns.

    3. Ideologically or Cause Oriented Campaigns : Bentuk kampanye yang

    berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan sering kali

    berdimensi pada perubahan sosial. Kampanye ini ditujukan untuk

    menangani masalah-masalah sosial melaui perubahan sikap dan perilaku

    publik yang terkait. Kampanye jenis ini sering juga disebut dengan social

    change campaigns.

    16 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama, Bandung, 2004, hal.11

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    Jadi untuk jenis kampanye yang sesuai dengan penelitian ini adalah

    kampanye yang berorientasi pada kandidat atau candidate oriented campaigns.

    Hal ini karena kampanye yang dilakukan oleh PDI-Perjuangan maupun Tim

    Sukses Pasangan Yuni-Darmawan adalah kampanye yang bertujuan untuk

    memenangkan seoarang kandidat dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada)

    Sragen 2011.

    3.2 Media Kampanye Politik

    Di dalam pustaka komunikasi politik terdapat enam media kampanye,

    yakni mingling, printed matter, rallies, speech, radio dan TV spot; dan joint

    forum or debate. 17

    Mingling berarti bergaul. Kampanye dengan media ini adalah kandidat

    pergi menemui calon pemilih ke tempat masing-masing dan tidak mengarahkan

    mereka ke satu tempat. Kandidat mendatangi pemilih di suatu pasar, mall,

    kampus, restoran dan tempat lain,di mana rakyat yang didatangi diajak berjabat

    tangan menyapa dengan penuh persahabatan dan sebagainya.

    Kedua, printed matter adalah media kampanye berupa barang cetakan

    yang berupa lambang partai, foto kandidat, tanda anggota, brosur-brosur yang

    berisi program partai / kandidat, stiker yang disebarluaskan pada rakyat pemilih,

    sehingga mereka mengenal kandidat dan partai yang mengusung.

    17 PJ. Suwarno, “ Mengurangi Bentrokan kampanye”, dalam Strategi Pemasaran Politik Dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah tahun 2008, Skripsi jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS 2009,Hal.16  

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    Ketiga, rallies merupakan media kampanye yang paling menggairahkan

    dan melibatkan banyak orang secara langsung seperti yang sudah dikenal di

    Indonesia sampai sekarang, misalnya arak-arakan atau pawai massal.

    Keempat, speech yakni media kampanye yang berupa pidato. Biasanya

    dilakukan sesudah arak-arakan massa atau pawai, berkumpul satu tempat atau di

    tanah lapang. Tetapi pidato yang mengikuti kampanye arak-arakan tersebut

    sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai bentuk kampanye pidato. Pidato itu

    merupakan bagian dari media rallies, sebab isinya masih bertujuan untuk

    menggairahkan massa. Biasanya pidato tersbut melibatkan artis (celebrity

    endorsment).

    Kelima, radio dan tv Spot. Media kampanye ini di Indonesia sudah

    dimulai dengan istilah kampanye dialogis. Namun dapat dikemas lebih umum

    seperti misalnya dibuka dengan tanya jawab dengan penonton atau pendengar di

    rumah dengan hubungan langsung, sehingga maksud kampanye untuk

    memperkenalkan kandidat atau partai pada pemilih dapat benar-benar tercapai.

    Terakhir, adalah kampanye dengan media joint for um or debate. Dalam

    forum ini para kandiadat akan diuji kemampuannya dalam memaparkan visi, misi

    dan program programnya serta menjawab dan memberi solusi atas pertanyaan dari

    panelis. Dengan metode seperti ini, maka publik bisa mengetahui kecakapan dari

    masing masing kandidat atau calon yang bersaing.

    4. Strategi dan Teknik dalam Kampanye Politik

    Menjelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) , maka partai

    politik atau kandidat calon bupati pasti selalu melakukan upaya atau strategi

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    untuk mendapatkan suara atau massa sebanyak-banyaknya. Upaya-upaya untuk

    mempengaruhi pemilih tersebut dapat dilakukan melalui strategi komunikasi

    politik dan menerapkan strategi kampanye politik. Pemasaran politik merupakan

    serangkaian aktivitas terencana, strategis tetapi juga taktis, berdimensi jangka

    panjang dan jangka pendek, untuk menyebarkan makna politik kepada para

    pemilih.18

    Onong Uchjana Effendi (2004; 32), menjelaskan bahwa strategi pada

    hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajenen (management) untuk

    mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan Strategi komunikasi yang

    merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi

    yakni unuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi harus

    mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan,

    dalam arti kata bahwa pendekatan ( approach ) bisa berbeda-beda sewaktu-waktu

    tergantung pada situasi dan kondisi. 19

    Agar dapat memenangkan persaingan dalam bidang politik, maka

    diperlukan suatu strategi yang tepat. Strategi merupakan sesuatu yang sangat

    penting dalam kehidupan politik, tanpa adanya suatu strategi yang baik maka

    partai politik tidak akan mampu bersaing dan memenangkan persaingan politik.20

    Perencanaan kampanye merupakan cetak biru (blue print) yang lengkap

    dari rangkaian tahap demi tahap kegiatan kampanye yang akan dilakukan oleh tim

    18 Adman Nursal,2004.Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilihan Umum, Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. hal.21 19 Onong Uchana, Effendi,2004. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, hal 32  20 Achmad Herry,2005. 9 Kunci Sukses Tim Sukses Dalam Pilkada Langsung,Yogyakarta: Galang Press, hal.15

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    kampanye dalam upaya untuk mencapai tujuan dan keberhasilan kampanye.

    Secara sederhana, perencanaan kampanye dapat didefinisikan sebagai rangkaian

    proses yang bersifat terstruktur dari upaya kampanye atau pemasarn politik,

    Rangkaian proses ini mencakup beberapa unsur pokok, yakni

    a. Penelitian dan analisis mengenai kecenderungan –kecenderungan situasi

    dan masyarakat pemilih.

    b. Analisis SWOT mengenai partai atau kandidat

    c. Tujuan-tujuan kampaye, bersifat target dan tujuan dari kampanye dan

    pemasaran politik dalam konteks pemilihan untuk memenangkan

    pemilihan.

    d. Strategi-strategi kampanye atau pemasaran politik.

    e. Program-program kegiatan beserta segala dukungan yang dibutuhkan,

    termasuk dana.

    f. Monitoring atau kontrol terhadap implementasi perencanaan. 21

    5. Faktor Penghambat dan Penunjang Keberhasilan suatu Kampanye

    Di dalam suatu kegiatan kampanye politik, baik kampanye pemilu

    legislatif, pemilu presiden maupun pemilu kepala daerah pasti banyak terdapat

    faktor yang dapat menghambat dan menunjang jalannya suatu kampanye. Di

    bawah ini pendapat para ahli terkait faktor-faktor yang menjadi penghambat

    maupun penunjang jalannya suatu kampanye.

    a. Faktor –faktor Penghambat dalam kampanye

    21 Pawito, Komunikasi Politik: Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta, 2008.

    hal.219.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    Menurut Kotler dan Roberto (1989), ketidakberhasilan sebagian besar

    kampanye biasanya disebabkan oleh22 :

    1. Program-program kampanye tersebut tidak menetapkan khalayak sasarannya

    secara tepat. Mereka mengalamatkan kampanye kepada semua orang, hasilnya

    kampanye menjadi tidak fokus dan tidak efektif.

    2. Pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye juga tidak mampu

    memotivasi khalayak untuk menerima dan menerangkan gagasan yang

    diterima.

    3. Pesan-pesan tersebut juga memberikan petunjuk bagaimana khalayak harus

    mengambil tindakan yang diperlukan.

    4. Pelaku kampanye terlalu mengandalkan media massa tanpa

    menindaklanjutinya dengan komunikasi antar pribadi.

    5. Anggaran untuk membiayai program kampanye tersebut tidak memadai,

    sehingga pelaku kampanye tidak berbuat secara total.

    b. Faktor-faktor Penunjang Keberhasilan dalam Kampanye

    Menurut Rogers dan Storey, kesuksesan dalam sebuah kampanye ditandai

    oleh empat hal, yakni :

    a. Penerapan pendekatan yang bersifat strategis dalam menganalisis khalayak

    sasaran kampanye.

    b. Pesan-pesan dalam kampanye dirancang secara segmentatif sesuai dengan

    jenis khalayak yang dihadapi.

    c. Penetapan tujuan yang realistis

    22 Antar Venus, Manajemen Kampanye, Simbiosa Rekatama, Bandung, 2004, hal.131  

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    d. Kampanye lewat media massa akan mendatangkan keberhasilan jika

    ditindaklanjuti dengan komunikasi interpersonal.

    Sedangkan menurut Mendelsohn terdapat tiga hal yang harus

    diperhatikan oleh campaign makers jika menginginkan suatu kampanye dapat

    berjalan dengan sukses, yakni :

    a. Kampanye seharusnya menetapkan tujuan yang realistis sesuai dengan

    situasi masalah dan sumber daya yang tersedia.

    b. Menyampaikan pesan kampanye hanya melalui media massa saja tidak

    cukup, pemanfaatan berbagai saluran komunikasi secara terpadu perlu

    dilakukan teruatama saluran komunikasi interpersonal.

    c. Perencanaan kampanye harus mengetahui publik yang mereka hadapi secara

    memadai. Khalayak sasaran tidak boleh diperlakukan sebagai monolithic mass

    (massa yang seragam) melainkan sebagai sasaran yang beragam.

    Dalam suatu persaingan di dunia politik, suatu partai politik atau

    kontestan membutuhkan suara dari para pemilih agar bisa berkiprah di dunia

    politik. Untuk itu, maka kontestan politik harus bisa memahami pemilih

    mereka. Tanpa adanya pemahaman ini, maka mereka tidak akan diterima oleh

    masyarakat, sehingga akan gagal untuk menyelenggarakan tujuan mereka di

    dunia politik.23

    Selain beberapa hal di atas terdapat hal-hal yang dapat menunjang

    keberhasilan seorang kandidat atau calon untuk dapat menjadi pemenang

    dalam event Pilkada, yakni :

    23 Firmansyah, Marketing Politik. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2007 hal.101

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    a. Popularitas

    Di dalam event Pemilihan Kepala Daerah secara langsung popularitas

    figur memainkan peran yang sangat significant dalam mendulang

    perolehan suara. Dalam ranah kajian voting behavior sendiri, popularitas

    adalah key success factor yang tak dapat ditawar-tawar bagi seorang

    politisi untuk merintis jalan menuju kekuasaan. Popularitas adalah modal

    dasar bagi seoarang kandidat untuk terpilih (elektabilitas). Seorang calon

    atau kandidat yang memiliki popularitas yang tinggi pasti akan memilki

    peluang terpilih yang tinggi bila dibandingkan dengan calon atau kandidat

    yang tidak populer / terkenal di mata publik.

    b. Akseptabilitas : Selain faktor popularitas maka faktor lain yang harus

    diperhatikan oleh seorang kandidat atau tim sukses adalah dengan

    mengukur akseptabilitas dari calon yang hendak maju dalam sebuah

    pertarungan Pilkada. Saat ini popularitas bukan satu-satunya faktor yang

    membuat seseorang bisa menjadi pemenang dalam event pemilihan kepala

    daerah. Karena dalam era sekarang masyarakat sudah cukup cerdas untuk

    memilih seorang calon yang dianggap memiliki kompetensi, integritas,

    kredibilitas, dan akseptabilitas yang tinggi. Dengan adanya penerimaan

    yang tinggi dari masyarakat kepada calon atau kandidat maka akan

    menjadi salah satu pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan

    pilihan politiknya.

    c. Dana / Uang : Dana atau uang adalah salah satu sumber daya yang

    penting dan harus dimiliki untuk kelancaran program kampanye. Jika

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    kandidat memiliki financial besar tentu saja tim bisa membuat program

    pemenangan yang lebih fariatif, kreatif dan lebih banyak.

    d. Strategi : Strategi komunikasi politik merupakan rencana yang

    meliputi metode, teknik dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur

    dan faktor-faktor dari proses komunikasi untuk kegiatan operasional dalam

    rangka pencapaian tujuan dan sasaran. Untuk dapat memenangkan sebuah

    pertarungan dalam event Pilkada maka strategi komunikasi politik harus

    dikemas dengan baik. Dengan menerapkan strategi komuniksi politik yang

    tepat maka seorang kandidat pasti akan dapat mengalahkan pesaingnya.

    Namun dalam hal ini juga harus didukung dengan faktor-faktor

    pendukung lainnya, seperti Popularitas Kandidat, Akseptabilitas dan

    dibantu dengan Dana / anggaran yang mencukupi.

    6. Fungsi Partai Politik

    Perkembangan politik di tanah air, yakni pasca tumbangnya rezim Orde

    Baru ternyata membuat perubahan yang sangat besar. Salah satunya adalah

    kembalinya sistem multi-partai yang dulu pernah dianut oleh bangsa Indonesia

    pada era pemerintahan Presiden Soekarno.

    Secara umum dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok

    yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan

    cita-cita yang sama. Tujuan dari kelompok ini adalah untuk memperoleh

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    kekuasaan poliik dan merebut kedudukan politik, dengan cara konsitusional untuk

    melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka.24

    Menurut Carl J. Friedrich, Partai Politik adalah “ Sekelompok manusia

    yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau memperahankan

    penguasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan

    penguasaan ini memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat

    idiil maupaun matteriil” (A political party is a group of human beings, stably

    organizedwith the objective of securing or maintaining for its leaders the control

    of a government, with the further objective of giving to members of the pary,

    through such control ideal and material benefits and advantages)25

    Di dalam negara demokratis, maka partai politik memiliki beberapa fungsi.

    Beberapa fungsi tersebut adalah sebagi berikut :

    1. Partai Politik Sebagai Sarana Komunikasi Politik

    Salah satu tugas dari partai politik adalah menyalurkan pendapat dan

    aspirasi dari masyarakat, serta mengaturnya sedemikian rupa sehingga

    kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat dapa berkurang. Dalam hal ini partai

    politik merumuskan berbagai aspirasi atau pendapat masyarakat sebagai usul

    kebijaksaan. Kemudian usul kebijakksanaan tersebut dimasukkan dalam program

    partai unuk diperjuangkan atau disampaikan kepada pemerintah agar dijadikan

    sebagai kebijaksanaan umum (public policy)

    2. Partai Politik Sebagai Sarana Sosialisasi Politik

    24 Firmanzah, 2009.Mengelola Partai Politik, Komunikasi dan Ideologi Politik di Era Demokrasi. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta, hal. 15 25 Miriam Budiarjo,1983. Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakara: PT Gramedia, hlm.161

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    Di dalam ilmu politik, sosialisasi politik diartikan sebagai proses dimana

    seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang

    umumnya berlaku dalam masyarakat. Dalam hubungan ini, partai politik berfungsi

    sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Untuk memenangkan persaingan

    politik, maka partai politik harus mendapatkan dukungan seluas mungkin dari

    massa. Untuk itu, partai berusaha menciptakan “ image “ bahwa ia

    memperjuangkan kepentingan umum. Proses sosialisasi tersebut diselenggarakan

    melalui ceramah-ceramah peneranga, kursus kader, penataran kader dan

    sebagainya.

    3. Partai Politik Sebagai Sarana Rekruitmen Politik

    Di sini partai politik berfungsi untuk mencari dan mengajak setiap orang

    yang berbakat untuk tturut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai

    (politycal recruitment). Dengan demikian partai turut memperluas partisipasi

    politik, yakni dengan menarik golongan muda untuk dididik menjadi kader

    sehingga di masa yang akan datang bisa mengganti pimpinan lama (selection of

    leadership)

    4. Partai Politik Sebagai Sarana Pengatur konflik (conflict management)

    Di dalam suasana demokrasi, maka persaingan dan perbedaan pendapat

    dalam masyarakat merupakan hal yang dianggap wajar. Namun jika sampai terjadi

    konflik yang idak diinginkan, maka partai politik berusaha untuk

    menyelesaikannya26

    26 Ibid, hlm.163 

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    METODOLOGI PENELITIAN

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian

    kualitatif tidak dimaksudkan untuk memberikan penjelasan-penjelasan,

    mengontrol gejala-gejala, dan mengemukakan prediksi-prediksi, tetapi lebih

    dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran atau pemahaman dan memaparkan

    mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala komunikasi bisa terjadi.

    2. Obyek Penelitian

    Sesuai dengan ruang lingkup penelitian ini maka yang menjadi objek

    dari penelitian adalah berbagai tahapan maupun kegiatan kampanye politik yang

    dilakukan oleh Pasangan dr. Kusdinar Untung Yuni Sukowati – Ir. Darmawan

    Minto Basuki, MM, MT menjelang pilkada Sragen 2011. Penelitian ini juga

    dilakukan di Kantor DPC PDI-P Sragen dan Posko Tim Sukses Pasangan YUDA.

    Secara lebih konkrit yang menjadi objek penelitian ini adalah elemen-

    elemen atau segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan maupun kampanye

    politik baik yang dilakukan oleh Tim Sukses Pasangan YU-DA maupun tim

    sukses dan partai pendukung Pasangan YUDA dalam Pilkada Sragen 2011.

    3. Jenis Data

    Penelitian ini menggunakan 2 jenis data:

    1. Sumber Data Primer

    Adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari objek penelitian

    atau lapangan. Dalam penelitian ini data-data diperoleh langsung dari sumber di

    lokasi penelitian, diantaranya dengan mengikuti dan mengadakan pengamatan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    terhadap kegiatan kampanye politik Tim sukses pasangan YU-DA dalam pilkada

    Sragen 2011 dan melakukan wawancara dengan Tim sukses pasangan YU-DA.

    Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan berbagi kegiatan yang diikuti selama

    proses kampanye pasangan YUDA.

    2. Sumber Data Sekunder

    Adalah data yang diperoleh peneliti dalam bentuk data yang sudah berupa

    publikasi terkait dengan penelitian untuk melengkapi data primer. Sumber data

    pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kepustakaan yang

    didapat dari buku-buku pendukung, artikel koran, majalah, jurnal, hasil

    dokumentasi, skripsi dan informasi yang diperoleh dari berbagai media massa.

    Dalam penelitian ini didapatkan data-data yang berhubungan dengan

    kegiatan kampanye yang dilakukan oleh Pasangan YUDA. Data ini didapat dari

    artikel berbagai surat kabar, antara lain adalah pemberitaan tentang kegiatan

    Kampanye Pasangan YUDA yang didapat lewat surat kabar Solo Pos, Jawa Pos,

    Joglo Semar dan informasi seputar kampanye lewat media internet. Selain itu,

    juga didapat data berupa arsip kegiatan kampanye yang berasal dari DPC PDI

    Perjuangan Sragen maupun arsip data dari Tim Sukses Pasangan YUDA.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Data yang diperlukan dalam penelitian ini ada dua, yakni data primer dan

    data sekunder. Untuk pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan berbagai

    cara antara lain adalah :

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    a. Wawancara atau Interview

    Wawancara atau Interview merupakan suatu cara yang dilakukan oleh

    penulis untuk mendapatkan informasi secara detail mengenai berbagai hal yang

    berhubungan dengan Pasangan YUDA. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan

    tanya jawab kepada beberapa narasumber atau informan. Dalam pelaksanaan

    wawancara, pertanyaan pokok yang diajukan adalah mengenai bagaimana

    kegiatan kampanye politik yang dilakukan oleh Pasangan YUDA dan berbagai

    persiapan Pasangan YUDA dalam Pemilukada Sragen 2011.

    Pelaksanaan wawancara dilakukan setelah pelaksanaan Pemilukada

    Kabupaten Sragen antara rentang waktu 26 Maret 2011 – 1 April 2011. Dalam

    pelaksanaan wawancara peneliti menghampiri langsung narasumber di tempat

    masing-masing seperti Kantor DPC dan kediaman pribadi narasumber.

    Dalam penelitian ini, maka jenis wawancara yang dilakukan dengan

    menggunakan pedoman wawancara ( interview guide) . Jenis interview guide pada

    umumnya dimaksudkan untuk kepentingan wawancara yang lebih mendalam

    dengan lebih memfokuskan pada persoalan-persoalan yang menjadi pokok dari

    minat penelitian.27 Dalam metode ini, pewawancara biasanya menyiapkan

    pertanyaan-pertanyaan singkat yang akan dikembangkan sesuai dengan konteks

    dan situasi wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah langkah-

    langkah sistemasi data yang masuk.

    Pedoman wawancara biasanya tidak berisi pertanyaan pertanyaan yang

    mendetail, akan tetapi sekedar garis besar tentang data atau informasi yang ingin

    27Pawito, 2008. Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan, Yogyakarta: Jalasutra, hal 70 

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    didapatkan dari informan. Sehingga nanti dapat dikembangkan oleh pewawancara

    ketika melakukan wawancara dengan narasumber.

    Berikut adalah daftar nama narasumber dalam wawancara :

    1.BAMBANG SAMEKTO, SH : Ketua Tim Sukses YUDA

    2.LAKSANA AR, SH : Wakil Ketua Bidang Hukum & Advokasi

    3.SIGIT PRAMONO : Wakil Ketua Bidang Saksi & Penghitungan

    4.SUPRIYANTO, S. Pd : Wakil Sekretaris DPC PDI P Sragen

    5.WIHARTONO : Wakil Ketua Bidang Kampanye / Logistik

    b. Observasi atau Pengamatan

    Penelitian dengan menggunakan metode observasi biasanya dilakukan

    untuk melacak secar sistematis dan langsung gejala-gejala komunikasi terkait

    dengan persoalan-persoalan sosial, politis, dan kultural masyarakat28. Observasi

    yang dilakukan adalah bersifat non sistematis, artinya tidak menggunakan

    instrumen atau alat pengamatan dalam mengamati aktivitas dan pelaksanaan

    kegiatan kampanye politik Pasangan YUDA dalam menghadapi Pilkada Sragen

    2011.

    Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi secara participant

    observasion, namun sebatas active participant observasion, yakni peneliti ikut

    ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan kampanye pemenangan

    Pasangan YUDA, dan dalam hal ini peneliti tidak menjadi bagian dari kelompok

    yang diteliti.

    Pada tahapan observasi, peneliti mengamati segala bentuk kegiatan

    kampanye politik yang dilakukan oleh pasangan YUDA secara langsung atau

    28 Pawito, 2007.Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKiS, hal 111 

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    melakukan pengamatan melalui media massa. Observasi ini dilakukan dalam

    kurun waktu bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Maret 2011.

    Sebelum massa kampanye dimulai, peneliti mengamati segala bentuk

    kegiatan politik pasangan YUDA melalui media massa. Selain itu, peneliti juga

    melakukan pendekatan atau menjalin komunikasi secara langsung dengan

    pengurus DPC PDI-P Sragen, yakni dimulai sejak bulan Januari 2011.

    Pada massa kampanye peneliti juga menghadiri dan men