BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978...

19
21 BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di Prancis Kebebasan untuk menyalurkan aspirasi politik masyarakat secara penuh dijamin dalam konstitusi serta peraturan Prancis, yang mana hal ini kemudian berimplikasi pada sistem partai yang dianut Prancis. Pengaruh partai dalam kehidupan politik Prancis secara jelas dinyatakan pada Artikel 4 Konstitusi Prancis pada 4 Oktober 1958, sebagai berikut: “Political parties and groups shall contribute to the exercise of suffrage. They shall be formed and carry on their activities freely. They shall respect the principles of national sovereignty and democracy.” “Partai dan kelompok-kelompok politik berkontribusi dalam ekspresi hak pilih. Mereka membentuk diri mereka sendiri dan melakukan aktivitas dengan bebas. Mereka harus menghormati prinsip-prinsip kedaulatan dan demokrasi nasional.” Prancis merupakan negara yang menganut sistem multipartai. Sistem ini menjamin masing-masing partai dapat berkontribusi aktif dalam politik Prancis. Tidak ada satu partai yang menguasai seluruh kursi dalam parlemen. Selain itu, tidak ada satu partai yang tidak berkontribusi dalam pemilu. Walaupun demikian, secara tradisional dan historis, Prancis menjadikan partai kanan-tengah (droite) dan kiri-tengah (gauche) menjadi dua partai utama dalam politik Prancis. Pada lima dekade awal La Cinquième République terdapat empat partai besar dalam politik Prancis, yaitu UDF dan RPR yang aliran politiknya droite serta PS dan PCF yang gauche. Pada masa ini kepemimpinan Prancis berpindah dari droite ke gauche, yakni seperti pada perpindahan kepemimpinan dari Valéry Valéry Giscard d’Estaing (UDF) ke François Mitterand (PS) pada tahun 1981. Maupun dari gauche ke droite, seperti dari François Mitterand ke Jacques Chirac (RPR) pada tahun 1995 (Cole, 2003: 50). Kondisi itu kemudian berubah sejak terjadinya quadrille bipolaire, yaitu situasi di mana keempat partai utama dalam posisi yang sama. Total perolehan dukungan pada pemilu legislatif pada tahun 1978 yang didapatkan oleh keempat partai itu berjumlah 90%, dan masing-masing partai mendapat dukungan sebanyak 20% hinggs 25% (Jocelyn, 2005: 3). Semenjak itu, masing-masing blok tidak mampu untuk mempertahankan posisi mereka di pemerintahan. Sejak 1978, sistem partai di Prancis berubah dari struktural menjadi konjungtural

Transcript of BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978...

Page 1: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

21

BAB IV

SISTEM PARTAI DI PRANCIS

4.1 Sistem Partai di Prancis

Kebebasan untuk menyalurkan aspirasi politik masyarakat secara penuh dijamin dalam

konstitusi serta peraturan Prancis, yang mana hal ini kemudian berimplikasi pada sistem partai

yang dianut Prancis. Pengaruh partai dalam kehidupan politik Prancis secara jelas dinyatakan

pada Artikel 4 Konstitusi Prancis pada 4 Oktober 1958, sebagai berikut:

“Political parties and groups shall contribute to the exercise of suffrage. They shall be formed and carry on their activities freely. They shall respect the principles of national sovereignty and democracy.”

“Partai dan kelompok-kelompok politik berkontribusi dalam ekspresi hak pilih. Mereka membentuk diri mereka sendiri dan melakukan aktivitas dengan bebas. Mereka harus menghormati prinsip-prinsip kedaulatan dan demokrasi nasional.”

Prancis merupakan negara yang menganut sistem multipartai. Sistem ini menjamin

masing-masing partai dapat berkontribusi aktif dalam politik Prancis. Tidak ada satu partai yang

menguasai seluruh kursi dalam parlemen. Selain itu, tidak ada satu partai yang tidak

berkontribusi dalam pemilu. Walaupun demikian, secara tradisional dan historis, Prancis

menjadikan partai kanan-tengah (droite) dan kiri-tengah (gauche) menjadi dua partai utama

dalam politik Prancis. Pada lima dekade awal La Cinquième République terdapat empat partai

besar dalam politik Prancis, yaitu UDF dan RPR yang aliran politiknya droite serta PS dan PCF

yang gauche. Pada masa ini kepemimpinan Prancis berpindah dari droite ke gauche, yakni

seperti pada perpindahan kepemimpinan dari Valéry Valéry Giscard d’Estaing (UDF) ke

François Mitterand (PS) pada tahun 1981. Maupun dari gauche ke droite, seperti dari François

Mitterand ke Jacques Chirac (RPR) pada tahun 1995 (Cole, 2003: 50). Kondisi itu kemudian

berubah sejak terjadinya quadrille bipolaire, yaitu situasi di mana keempat partai utama dalam

posisi yang sama. Total perolehan dukungan pada pemilu legislatif pada tahun 1978 yang

didapatkan oleh keempat partai itu berjumlah 90%, dan masing-masing partai mendapat

dukungan sebanyak 20% hinggs 25% (Jocelyn, 2005: 3).

Semenjak itu, masing-masing blok tidak mampu untuk mempertahankan posisi mereka di

pemerintahan. Sejak 1978, sistem partai di Prancis berubah dari struktural menjadi konjungtural

Page 2: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

22

(Jocelyn, 2005: 3). Hal itu berarti pemilihan didasarkan pada profil kandidat yang mewakili

partai, bukan berdasarkan profil partai. Hal ini dibuktikan dengan lolosnya Marine Le Pen dan

Emmanuel Macron ke putaran kedua pemilu Presiden Prancis tahun 2017. Pemilu tahun ini

bahkan dimenangkan oleh Macron yang berasal dari partai En Marche, partai tengah dan liberal

yang baru saja dibentuk oleh Macron untuk mendukung posisinya dalam pemilu.

Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi

yang berbeda dengan partai-partai utama dapat turut aktif dalam aktivitas politik Prancis. Partai-

partai seperti FN dan MPF yang l’extrême droite, LO dan LCR yang l’extrême gauche, maupun

CPNT dan LV yang centre dapat turut berpartisipasi dalam pemilu-pemilu yang berlangsung di

Prancis. Di bawah kepemimpinan Jean-Marie Le Pen, FN berhasil mendapatkan basis suaranya

dalam masyarakat yang mana berdampak pada kemampuannya untuk menjadi kekuatan ketiga

dalam politik Prancis. FN berhasil menjadi partai ketiga dalam pemilu Presiden di Prancis.

Bahkan dalam pemilu Presiden Prancis pada tahun 2017, FN berhasil lolos ke putaran kedua

dengan suara 21,5%.

Partai-partai hijau yang centrist seperti CPNT dan LV juga semakin dapat berpartisipasi

dalam pemilu Prancis, walaupun dalam perkembangannya mereka tak mampu mendulang suara

lebih dari 5%. Hal ini memposisikan mereka sebagai partai yang berada pada pinggir

perpolitikkan di Prancis. Mereka tidak mampu menyediakan alternatif yang dibutuhkan oleh

beberapa kelompok masyarakat yang lelah dengan partai-partai utama, yang semakin lama

dianggap tidak lagi kredibel dalam menyelesaikan permasalahan mereka (Evans, 2003: 3).

4.2 Partai-Partai di Prancis

Sub-bab ini memaparkan secara ringkas terkait partai-partai yang ada di Prancis. Dari 78

partai yang ada di Prancis semenjak La Cinquième République, sub-bab ini hanya membahas

sepuluh partai yang memiliki perkembangan maupun pengaruh yang besar dalam pemilu

Presiden di Prancis.

4.2.1 Gauche

A. Parti Socialiste

Parti Socialiste merupakan partai gauche paling populer di Prancis. Partai ini secara

resmi dibentuk pada tahun 1905 dengan nama Section Française de l’Internationale Ouvrière.

Page 3: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

23

SFIO berhasil menyatukan enam partai kecil beraliran sosialis di Prancis. Hal ini menjadikan

SFIO sebagai partai sosialis yang memiliki beragam tradisi sosialisme. Dari anarkis, Marxisme

Prancis, hingga sosialisme reformis (Cole, 2003: 159). SFIO menjadi satuan politik besar pada

awal masa pembetukkannya. Pada tahun 1914 SFIO berhasil memenangkan 102 kursi dalam

Parlemen dan mendptkn 1.4 juta dukungan (Cole, 2003: 159). Wujud gauche yang terunifikasi

ini hanya bertahan hingga tahun 1920, hingga terjadinya Kongres Tours yang akhirnya memecah

gauche menjadi dua yaitu sosialisme dan komunisme. Perpecahan ini terjadi dikarenakan

munculnya konflik antar pemegang tradisi gauche dalam diri SFIO.

Semenjak saat itu nasib buruk SFIO tak kunjung membaik hingga akhirnya masuk dalam

masa La Cinquième République. Krisis Aljazair membuat SFIO kembali terpecah. Pada tahun

1975, Parti Socialiste kemudian muncul dari kehancuran SFIO ini. PS kembali menjadi partai

sosialis yang dipandang mumpuni setelah François Mitterand menjadi pemimpin partai sejak

tahun 1971. Selain dari pengaruh kepemimpinan Mitterand, perubahan strategi politik dan

evolusi ideologi juga turut berpengaruh pada keberhasilan PS menjadi salah satu terbesar hingga

sekarang.

Di bawah kepemimpinan Mitterand, PS kembali dapat menyatukan beberapa kelompok

kecil beraliran sosialisme dalam keanggotaannya. Hal ini kemudian berdampak pada dukungan

yang semakin kokoh terhadap pencalonan Mitterand sebagai Presiden pada pemilu Presiden

Prancis tahun 1981. Dibalik konflik yang terjadi antara SFIO serta PCF, pada tahun 1972 PS

membuat program koalisi dengan PCF. Program koalisi menuntut dilakukannya nasionalisasi

industri-industri besar di Prancis serta diterapkannya expanded welfare state1. Koalisi ini terus

berlanjut pada masa pemerintahan Mitterand. Pada pemilu tahun 1981, Mitterand keluar sebagai

pemenang pemilu Presiden dan koalisi ini berhasil memenangkan pemilu legislatif. Pemerintah

yang secara mayoritas dikuasai oleh koalisi ini kemudian berhasil menerapkan beberapa

reformasi dalam kebijakan ekonomi Prancis. Perubahan-perubahan tersebut meliputi kenaikan

gaji, perbaikan bantuan pemerintah dalam praktek keamanan sosial, desentralisasi administratif,

serta nasionalisasi beberapa bank besar dan firma industri di Prancis.

Kepemimpinan Mitterand kemudian berlanjut setelah ia terpilih kembali pada pemilu

Presiden Prancis tahun 1988. Kepemimpinan kemudian berpindah ke droite setelah Jacques

1 Expanded welfare state berarti di mana sebuah negara yang memiliki program pemberian bantuan sosial (baik dana maupun kemudahan praktis lainnya), memperluas batasan syarat program tersebut.

Page 4: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

24

Chirac terpilih menjadi presiden pada pemilu tahun 1995. Namun pada pemilu legislatif tahun

1997 yang terjadi lebih awal akibat permintaan Chirac, PS secara mencengangkan memenangkan

255 kursi dalam Parlemen dan Lionel Jospin menjadi Perdana Menteri. Hal ini membuat koalisi

droite-centre dalam pemerintahan berhenti. PS kemudian membentuk koalisi pemerintahannya

sendiri dengan PCF dan LV.

Nasib baik PS kemudian terhenti pada pemilu Presiden Prancis tahun 2002. Pada pemilu

kali ini, Lionel Jospin yang menjadi kandidat calon Presiden dari PS, gagal untuk lolos ke

putaran kedua pemilu. Ia berada pada peringkat ketiga, di bawah Jacques Chirac dan Jean-Marie

Le Pen. Selain gagalnya Jospin dalam memenangkan pemilu Presiden, PS juga kehilangan 115

kursi dalam pemilu legislatif tahun 2002 (Jocelyn, 2005: .

Pada pemilu Presiden Prancis tahun 2007, Ségolène Royal mencalonkan diri sebagai

kandidat calon Presiden dari PS. Royal menjadi perempuan pertama yang dapat lolos ke putaran

kedua pemilu Presiden Prancis. Royal sendiri berhasil menarik perhatian publik dengan

kehadirannya sebagai politisi perempuan yang mumpuni serta retorika agenda kerjanya. Kala itu

PS tak mampu mempertahankan kesatuan dukungan gauche di Prancis. Hal ini kemudian

menyebabkan gagalnya Royal untuk mengalahkan Sarkozy pada putaran kedua. Royal hanya

mendapatkan dukungan sebanyak 47% dibandingkan Sarkozy yang mendapatkan 53% suara.

Pada tahun 2012, PS hampir mencalonkan Dominique Strauss-Kahn, seorang ahli

ekonomi yang menjadi direktur IMF yang berasal dari PS. Namun pada 2011, Strauss-Kahn

ditahan di New York dengan tuduhan tindak kekerasan seksual. Hal itu kemudian memunculkan

keraguan terhadap kemampuan dan kredibilitas Strauss-Kahn, yang mana kemudian berdampak

pada tidak diusulkannya nama Strauss-Kahn dalam pemilihan kandidat PS yang dilakukan secara

internal.

Strauss-Kahn gagal untuk maju dalam pemilu Presiden Prancis tahun 2012. Namun

demikian, François Hollande yang berhasil keluar sebagai pemenang pemilu mengalahkan

Sarkozy. Reputasi buruk Sarkozy, stagnansi perekonomian yang terus terjadi, serta agenda kerja

Hollande dalam melegalkan pernikahan sesama jenis. Hal ini kemudian menjadikan Hollande

sebagai Presiden sosialis pertama semenjak Mitterand.

Namun Hollande dinilai tidak mampu menepati janji-janji agenda kerjanya.

Permasalahan ekonomi tidak kunjung membaik, bahkan tingkat pengangguran semakin tinggi.

Hal ini kemudian berdampak pada populeritas Hollande sebagai Presiden Prancis. Hollande yang

Page 5: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

25

menjadi Presiden Prancis yang paling tidak populer kemudian secara publik menyatakan bahwa

dirinya tidak mewakili PS dalam pemilu Presiden Prancis tahun 2017.

B. Parti Communiste Française

Parti Communiste Française merupakan partai yang terbentuk dari Kongres Tours pada

tahun 1920. Pada masa interwar2, PCF menjadi partai yang menerima bahwa Uni Soviet

memiliki peran penting dalam hubungan internasional (Cole, 2005:162). Partai ini menjadi partai

yang menyatakan kesetiaannya pada Uni Soviet. PCF merupakan partai komunis yang paling

setia pada Stalin di seluruh Eropa (Cole, 2005: 163). Sepanjang masa La Quatrieme République,

PCF berperan sebagai komunitas yang kontras dengan masyarakat Prancis pada umumnya. Partai

ini merupakan partai yang diatur dengan sangat baik dan dapat menyediakan kepuasan emosional

tersendiri bagi pendukung-pendukungnya.

PCF merupakan salah satu partai terbesar pada masa ‘Liberasi’. Partai ini dilihat sebagai

partai nasional yang patriotis, reformis, dan modern dibandingkan dengan rivalnya pada masa itu

yaitu PS yang dianggap masih tradisional ketika PCF mulai mempenetrasikan pengaruhnya pada

kelompok masyarakat pekerja. Kemudian selama masa La Quatrieme République dan La

Cinquième République, PCF menjadi partai berpengaruh di Prancis. Puncaknya adalah

terpilihnya François Mitterand pada pemilu Presiden Prancis pada tahun 1981 serta berhasilnya

PCF menjadi salah satu partai mayoritas pada pemilu legislatif di tahun yang sama. Aliansi yang

dibentuk dengan PS menjadikan PCF mendapatkan porsi dalam kemenangan PS kala itu.

Pengaruh PCF dalam politik Prancis juga dapat terlihat pada kemampuan partai ini dalam

mengatur serta menaungi serikat-serikat buruh yang ada di Prancis. Selain itu, PCF juga

memiliki perusahaan percetakkannya sendiri.

Pada masa ini pula PCF semakin terpisah dengan PS yang semakin moderat. Partai ini

kemudian diserang oleh partai-partai antisistem dari berbagai macam aliran politik. Selain itu,

PCF juga tidak mampu menyediakan solusi terhadap permasalahan-permasalahan yang ada,

terutama krisis Aljazair serta runtuhnya La Quatrieme République pada tahun 1958.

Semakin lama, pengaruh partai semakin lama semakin menurun. Hal ini dapat dilihat

pada jumlah dukungan yang semakin turun. Dari tahun 1950 ke tahun 2001, dukungan PCF dari

kelompok masyarakat pekerja berkurang dari 40% ke 27% (Jocelyn, 2003: 30). Pengurangan

2 Masa interwar adalah masa yang ada di antara Perang Dunia I dan Perang Dunia II.

Page 6: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

26

dukungan ini dimulai dari tahun 1980-an dan 1990-an. Pada pemilu Presiden tahun 1995,

pemimpin partai yaitu Robert Hue hanya memenangkan dukungan sebanyak 8,7% dalam polling

yang diadakan oleh koalisi gauche, dibandingkan dengan kandidat dari PS yang berhasil

mendapatkan suara sebanyak 23,7% (Jocelyn, 2003: 30). Pada pemilu Presiden tahun 2002, PCF

kembali hanya dapat memenangkan segelintir suara yaitu sebanyak 3,37%.

Permasalahan utama yang dihadapi partai ini adalah kesulitannya untuk dapat terus aktid

berpartisipasi dalam sistem partai di Prancis (Jocelyn, 2003: 37). Dengan kata lain, PCF telah

kehilangan tempatnya dalam sistem dukungan terhadap Uni Soviet dan tidak menemukan

strategi untuk dapat kembali mendapatkan posisi yang sama. Runtuhnya Uni Soviet dan

berakhirnya Perang Dingin membuat peran PCF semakin memudar seiring berjalannya waktu.

Strategi pencarian peran baru maupun alternatif bagi PCF dianggap tidak berhasil, hal ini dapat

dilihat pada reputasinya yang semakin tidak populer. Pada sepuluh tahun terakhir, PCF menjadi

partai yang bahkan lebih lemah dibandingkan partai-partai minor di Prancis.

4.2.2 l’Extrême Gauche

A. Lutte Ouvrière

Lutte Ouvrière menyatakan dirinya sebagai salah satu partai dengan aliran komunisme.

Secara radikal, LO menolak nilai-nilai kapitalisme dalam pemerintahan. LO dibentuk pada tahun

1956 oleh Robert Barcia. Awalnya, LO merupakan sebuah gerakan/kelompok politik dengan

aliran Trotskys3. Kelompok ini secara anarki dan radikal membela nasib para pekerja serta

revolusi industri di Prancis. Pada awal kemunculannya pada tahun 1956, LO memiliki buletin

mingguannya sendiri yang membahas tentang perjuangan kelas dan industri. Pada masa-masa

itulah PCF berusaha meredam dukungan LO dengan menjaga distribusi persebaran buletin itu.

Posisi LO hingga sekarang tetap menjadi partai sampingan dalam sistem politik Prancis.

Pada pemilu Presiden Prancis tahun 1995, Arlette Laguiller kembali maju dalam pencalonan

dirinya sebagai kandidat calon presiden mewakili LO. Laguiller gagal untuk maju ke putaran

kedua dengan hanya menerima dukungan suara sebanyak 5,37% (Cole, 2003: 173).

3 Trotskys merupakan salah satu cabang Marxisme yang dikembangkan oleh Leon Trotsky. Inti dari teori ini adalah perjuangan kelas merupakan sebuah revolusi yang dapat selesai apabila kelas pekerja dapat menggulingkan kelas yang sedang berkuasa.

Page 7: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

27

B. Ligue Communiste Révolutionnaire

Ligue Communiste Révolutionnaire merupakan partai antikapitalis yang dibentuk pada

tahun 1974 sebagai kelahiran kembali dari Ligue Communiste. LC sendiri dibentuk pada tahun

1969, sebagai gabungan dari Parti Communiste Internationaliste serta Jeunesse Communiste

Révolutionnaire.

Pada masa di mana PS berhasil menyatukan koalisi gauche serta LV, LCR memilih untuk

tidak bergabung dalam aliansi ini. LCR menganggap bahwa koalisi tersebut tidak termasuk

dalam upaya melawan kapitalisme, yang mana hal ini menjadi ideologi dasar bagi LCR. Pada

pemilu Eropa tahun 1999, LCR bersama LO menjadi satu kekuatan l’extrême gauche pada

kancah Eropa. Koalisi mereka kemudian berhasil memenangkan lima kursi deputé dalam

Parlemen Eropa, yang dua di antaranya merupakan kursi bagi LCR.

LCR akhirnya kembali hadir dalam kontestasi pemilu Presiden Prancis pada tahun 2002.

Olivier Besancenot tampil sebagai kandidat calon Presiden dari LCR, yang kemudian gagal

untuk lanjut ke putaran kedua pemilu. Besancenot hanya berhasil mendapatkan dukungan

sebanyak 4,25% suara.

Pada pemilu Presiden Prancis tahun 2007, LCR hadir dengan Olivier Besancenot kembali

sebagai kandidat calon Presiden yang mewakili partai. Namun Besancenot hanya mendapatkan

sdikit dukungan. Besancenot hanya berhasil mendapatkan dukungan sebanyak 4,08% atau setara

dengan 1.498.581 suara. Menanggapi Sarkozy dan Hollande yang lolos ke putaran kedua,

Besancenot meminta para pendukungnya untuk tidak mendukung Sarkozy tanpa menyatakan

dukungan terhadap Royal.

Selama masa aktifnya dalam politik Prancis, LCR tidak dapat menjadi partai utama

dalam peta perpolitikkan Prancis. LCR sendiri akhirnya dibubarkan pada tahun 2009, yang mana

bubarnya LCR menjadi cikal bakal didirikannya partai antikapitalis bernama NPA.

4.2.3 Centre

A. Chasse Pêche Nature et Traditions

Chasse Pêche Nature et Traditions merupakan partai yang berlandaskan pada fokus

agenda kerja agraris di Prancis. CPNT dibentuk pada tahun 1985. CPNT sendiri adalah salah satu

anggota dalam UMP, sehingga tak jarang apabila CPNT menyatakan dukungannya terhadap

UMP ketika tak dapat lolos dalam pemilu.

Page 8: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

28

Sepak terjang CPNT dalam kontestasi pemilu di Prancis tidak bernasib baik. Pada pemilu

Eropa pada tahun 1989 dan 1994, CPNT gagal untuk menaruh wakilnya dalam Parlemen Eropa.

Nasib serupa kemudian juga terjadi pada pemilu Parlemen Eropa pada tahun 2004 dan 2009.

Pada pemilu Presiden Prancis tahun 2002, CPNT menjadikan Jean Saint-Josse yang pada

kala itu adalah pemimpin partai sebagai kandidat. Hal ini kemudian tidak berjalan baik, karena

CPNT tidak mampu lolos ke putaran kedua pemilu. CPNT hanya berhasil mendapatkan

dukungan sebanyak 4,23%.

Pada tahun 2007 CPNT kembali mengikuti kontestasi pemilu Presiden. Kali ini CPNT

menjadikan Frédéric Nihous sebagai kandidat calon Presiden. Nihous sendiri adalah seorang

pemuda berumur 40 tahun yang merupakan asisten Saint-Josse pada pemilu sebelumnya.

Dukungan CPNT anjlok dibandingkan dengan pemilu sebelumnya, Nihous hanya mampu

mendapatkan dukungan sebanyak 1,15%.

B. Les Verts

Les Verts didirikan pada tahun 1984. Namun, sebenarnya partai ini sudah dapat dilihat

awal terbentuknya pada majunya Réne Dumont pada pemilu Presiden Prancis tahun 1974. Pada

masa itu, LV hanyalah berbentuk gerakan massal yang kemudian berevolusi menjadi partai yang

semakin kompleks seiring berjalannya waktu.

Kemudian pada tahun 1997, LV berhasil masuk dalam Parlemen sebagai hasil koalisi

yang baik dengan partai-partai gauche pada masa itu. LV menjadi partner gauche yang penting

pad masa itu dengan munculnya perjanjian dengan PS. Relasi itu menjadi penting karena

dianggap berhasil mengumpulkan dukungan para pemerhati lingkungan yang sadar politik dalam

dukungan koalisi gauche. Pada masa itu pula LV mendapatkan dukungan dana yang besar. Di

antara tahun 1984 dan 1989, keanggotaan telah menjadi sumber dana terbesar partai karena LV

menolak kontribusi perusahaan maupun kelompok-kelompok manapun. Namun perubahan

terkait regulasi pendanaan partai dilakukan, hal ini berdampak pada pendanaan Negara terhadap

partai pada tahun 1988.

Seiring dengan berjalannya waktu, LV berhasil menaruh pengaruhnya dalam politik

Prancis. Reputasi LV yang awalnya hanya populer dalam kelompok masyarakat kelas menengah

dengan pendidikan serta pendapatan yang cukup dan cenderung tinggi, menjadi semakin melebar

dan populer. Pendukung muda terhadap LV semakin banyak. Hal ini ditunjukn dari 79%

Page 9: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

29

dukungan terhadap LV di Cohn-Bendit berusia kurang dari 49 tahun (Jocelyn, 2003: 61). Pada

tahun 2004, LV akhirnya berhasil memasukkan pejabat-pejabatnya dalam segala posisi politik di

Prancis. Hingga sekarang, LV tetap menjadi partai minor di kancah perpolitikkan Prancis namun

tetap menjadi salah satu partner gauche yang masih diperhitungkan.

4.2.4 Droite

A. Union pour la Démocratie Française

UDF dibentuk pada 1978, hanya beberapa minggu sebelum diadakannya pemilu

legislatif. UDF awalnya dibentuk sebagai konfederasi partai-partai untuk menjadi basis

dukungan bagi Presiden Valéry Giscard d’Estaing. UDF merupakan aliansi partai centre-droite

yang sepanjang masa aktifnya terus berjuang untuk tidak menjadi gauche maupun droite di

tengah tradisi politik gauche-droite di Prancis, namun gagal untuk berpegang pada prinsip

tersebut.

UDF membentuk koalisi centre-droite dan maju dalam pemilu Presiden Prancis pada

tahun 1981. Valéry Giscard d’Estaing kemudian kalah pada putaran kedua melawan Mitterand.

UDF dan aliansinya berhasil mengalahkan RPR dalam pemilu-pemilu legislatif maupun regional,

namun pada pemilu Presiden UDF tidak mampu keluar sebagai pemenang pemilu. Valéry

Giscard d’Estaing berharap bahwa UDF dapat menjadi dasar kemunculan kekuatan centre-droite

yang menggantikan posisi partai-partai Gaullist. Namun, UDF sendiri merupakan sebuah

kegagalan (Cole, 2003: 156). UDF tidak memiliki basis yang efektif yang diperlukan sebagai

dukungan mobilisasi massa. Hal ini berdampak pada rapuhnya dukungan serta kepengurusan

UDF.

Pada tahun 1988 François Bayrou menyatakan bahwa UDF merupakan .partai tunggal.

Pembentukan kembali UDF ini dilakukan untuk menahan RPR serta UMP menjadi partai-partai

centre-droite yang dapat menguasai peta perpolitikkan Prancis.

Kemudian, UDF dapat aktif kembali dalam kontestasi pemilu Presiden saat Bayrou

menjadi kandidat calon Presiden pada pemilu Presiden Prancis tahun 2002 dan 2007. Dukungan

terhadap UDF mengalami peningkatan, yaitu dari 6,88% pada pemilu 2002 menjadi 18,57%

pada pemilu tahun 2007. Namun, pada November 2007, UDF akhirnya benar-benar hilang

dengan dibentuknya partai baru bernama Mouvement Democratique yang dipimpin oleh Bayrou.

Page 10: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

30

B. Union pour Mouvement Populaire

Union pour Mouvement Populaire secara resmi dibentuk pada tahun 2002 oleh Jacques

Chirac. Chirac membuat UMP sebagai kumpulan partai-partai droite di Prancis. UMP sendiri

dibentuk dari peleburan dua partai droite yaitu RPR serta DL. RPR sendiri dulunya merupakan

partai droite dan Gaullist dengan dukungan terbanyak pada 30 tahun pertama berdirinya La

Cinquième République. UMP merupakan salah satu partai yang memiliki dukungan besar baik

pada hampir seluruh pemilu di Prancis. Partai ini berhasil menyatukan berbagai macam tradisi

maupun ideologi droite dalam jangkauan dukungannya.

Pada tahun 2004, UMP belum mampu berhasil tampil sebagai partai yang mumpuni. Hal

ini ditunjukkan oleh perolehan dukungan yang didapat pada pemilu regional Prancis tahun ini.

UMP hanya memenangkan dua region dari 22 region di Prancis. Di tahun yang sama pula, Alain

Juppé yang kala itu merupakan pemimpin partai terjerat kasus korupsi yang menyebabkan ia

harus turun dari tampuk kepemimpinan UMP. UMP secara resmi dipimpin oleh Nicolas Sarkozy

pada tahun 2004 dengan memenangkan pemungutan suara internal sebanyak 85,09%. Sarkozy

kemudian dapat melepaskan UMP dari pengaruh Chirac dan memenangkan pemilu Presiden

Prancis pada tahun 2007. Selain itu, UMP juga berhasil untuk memenangkan 313 kursi di

Parlemen pada pemilu legislatif di tahun yang sama. Pada tahun 2010, perombakan kabinet

terjadi di mana salah satu politisi UMP François Fillon menjadi Perdana Menteri.

Pada tahun 2012, UMP mengalami konflik internal serta terjerat skandal keuangan yang

mana menyebabkan Jean-François Copé turun dari jabatan pemimpin partai. Hal ini lalu

menjadikan Sarkozy kembali terpilih menjadi pemimpin partai. Sarkozy kemudian mengajukan

proposal untuk mengganti nama partai menjadi Les Republicains. Hal itu menjadi permasalahan

tersendiri dalam UMP karena konteks republik dalam nama tersebut ditakutkan beberapa pihak

dapat menyalahartikan sistem pemerintahan Republik yang ada di Prancis. Namun hal itu tidak

menjadi masalah besar dengan resminya Les Republicains muncul menggantikan UMP pada

tahun 2015.

4.2.5 l’Extême Droite

A. Front National

Front National dibentuk pada tahun 1972 oleh François Duprat, François Brigneau dan

sebagian besar oleh Jean-Marie Le Pen. Kepengurusan FN di awal pembentukannya kemudian

Page 11: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

31

diserahkan kepada Jean-Marie Le Pen sebagai ketua, François Brigneau sebagai wakil ketua,

Alain Robert sebagai sekretaris umum, Roger Holeindre sebagai deputi sekretaris umum, Pierre

Bousquet sebagai bendahara, dan Pierre Durant sebagai deputi bendahara (Shields, 2007: 169).

Masing-masing pengurus dan pejabat FN tersebut memiliki ideologi l’extrême droite-nya sendiri,

seperti Le Pen yang ‘l’extrême droite parliamentary’ dan Alain Robert yang ‘revolutionary and

pro-European activism’ (Shields, 2007: 170). Ideologi yang beragam ini kemudian menandakan

pula variasi dukungan dan kelompok-kelompok l’extrême droite yang FN berusaha rengkuh.

Keragaman ideologi yang terkandung dalam FN kemudian berdampak pada karakter umum FN

yaitu xenofobia, populis, rasis, dan ultranasionalis.

Mulai dari mantan anggota Organisation de l’Armée Secrète (OAS)4, para veteran dan

simpatisan perang Aljazair, mantan anggota Club de l’Horloge serta GRECE, para konservatif,

blue collar class, petani serta para petit independent yang terutama merupakan mantan anggota

gerakan Poujadist. Peristiwa merdekanya Aljazair ternyata meninggalkan luka bagi beberapa

kelompok nasionalis Prancis. Pemerintahan de Gaulle dianggap gagal dalam mempertahankan

Aljazair untuk tetap menjadi koloni Prancis. Hal ini kemudian menjadi kekecewaan mendalam

bagi simpatisan dan pendukung partai de Gaulle yang nasionalis. Kemudian munculnya FN,

dengan nilai-nilai ultranasionalisme sempit serta karisma Le Pen dalam memimpin partai,

berhasil menarik mantan anggota OAS dan simpatisan perang Aljazair yang sempat

terpinggirkan dan berada dalam periperi politik Prancis. Bahkan Roger Holeindre, yang menjabat

sebagai bendahara pertama FN, merupakan veteran OAS dan perang Aljazair. Mereka menjadi

basis nasionalis, bahkan ultranasionalis, yang kuat bagi FN.

Jatuhnya gerakan Poujadist kemudian membuat para petit independent merasa kehilangan

pejuang hak-haknya. Melihat hal ini, FN kemudian berhasil menarik perhatian para petit

independent tersebut dengan agenda kerja yang melindungi lahan bisnis tradisional, proteksionis,

dan anti-imigran. Kehadiran petit independent, baik yang dulu tergabung dalam gerakan

Poujadist maupun yang tidak, membuat FN menyuarakan pentingnya ekonomi yang berbasis

tradisional untuk terus dijaga dan dilindungi. FN juga lantang dalam ‘upaya pengusiran’ imigran

4 OAS merupakan salah satu organisasi radikal semasa Algerian War yang melakukan kekerasan terhadap masyarakat muslim Aljazira. OAS beranggotakan pieds-noir (orang-orang Prancis yang tinggal di Aljazair) yang memutuskan untuk melakukan aksi-aksi radikal dan teror sebagai bentuk protes merdekanya Aljazair (Christopher Hitchens, ‘A Chronology of the Algerian War of Independence’ di akses di http://www.theatlantic.com/amp/article/305277 pada 23 February 2017).

Page 12: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

32

dan menyalahkan kehadiran imigran sebagai penyebab lemahnya perekonomian tradisional

Prancis. Kebijakan proteksionis dan reindustrialisasi yang diusung oleh FN kemudian berhasil

pula menarik kelas blue collar yang kehilangan pekerjaan mereka dan lelah akan stagnansi

ekonomi untuk dapat hadir dalam daftar pendukung. Hal ini sangatlah aneh mengingat bahwa

dukungan kelas ini seharusnya dapat diserap dengan baik oleh gauche maupun komunis. Namun,

kekecewaan terhadap pemerintahan gauche pada masa-masa itu dalam mengentaskan

permasalahan ekonomi yang berdampak pada angka pengangguran yang tinggi serta stagnansi

ekonomi membuat segelintir kelompok blue collar memantapkan dukungan mereka terhadap

FN.

Selain itu, mantan-mantan anggota Club d l’Horloge serta GRECE yang ada dalam tubuh

partai juga turut menentukan arah nasionalisme tertutup dan sikap rasis FN. FN yang

mendasarkan nasionalitasnya pada faktor-faktor generik dan organik digadang-gadang timbul

dari sintesa dan pengaruh GRECE dan Club de l’Horloge.

Dari sikapnya yang menyuarakan hak-hak petit independent dalam perlindungan serta

pendukungan bisnis tradisional hingga janji-janji pengurangan imigran, FN menyatakan dirinya

adalah partai populis. FN dan Le Pen menganggap diri mereka adalah suara dari rakyat yang

memperjuangkan hak-hak dan kebutuhan rakyat yang selama ini tidak berhasil dipenuhi oleh

partai-partai mainstream yang pernah memimpin negri. FN berhasil menyampaikan ideologi dan

agenda kerja mereka melalui langkah-langkah dan bahasa yang mudah dipahami oleh

masyarakat, walaupun ‘keramahan’ tersebut sering dinilai terlalu kasar dan blak-blakan.

Namun FN juga memiliki karakter yang tidak antiparlemen dan antisistem. Hal ini

membuat FN dapat terus ada dalam sistem perpolitikkan la cinquiéme republique yang dirancang

untuk tidak memperbolehkan partai memiliki kekuatan yang teramat besar terhadap

pemerintahan dan tentu saja untuk menahan perkembangan l’extrême droite. Bahkan media-

media internasional juga dalam negri tak jarang mengatakan bahwa FN merupakan partai fasis

dan memiliki keterkaitan dengan Hitler. Hal tersebut muncul setelah Le Pen mengeluarkan

pernyataan kontroversial mengenai Nazi’s gas-chamber pada tahun 1978, walaupun di bawah

kepemimpinan Marine Le Pen FN image tersebut sudah diusahakan untuk dihilangkan.

Terdapat beberapa faktor yang membuat kemunculan FN menjadi terlihat begitu

gemilang. Pertama, Front National berhasil dibangun atas runtuhnya paham komunisme di

Eropa dan Prancis. FN yang anti komunis dan anti Uni Soviet berhasil menemukan target dan

Page 13: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

33

titik tolak yang tepat untuk mendefinisikan dirinya dan menyuarakan ideologinya. Pada masa itu

pula komunis menjai lebih moderat dan mengaliansikan dirinya dengan gauche (Williams, 2011:

682). Hal tersebut kemudian berdampak pada kemarahan kelas pekerja radikal yang merasa

terabaikan, yang kemudian menjadi bahan bakar FN untuk merengkuh variasi dukungan yang

lebih luas serta menyudutkan komunis dan gauche yang dianggap gagal menjalankan tanggung

jawab dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Prancis. Selain itu, Peter Davies juga

menuliskan dalam bukunya bahwa naiknya Mitterand dan partai sosialisnya menjadi keuntungan

tersendiri bagi FN dalam pemantapan identitas dan identifikasi diri FN (Davies, 1999: 134).

Hadirnya sosok yang begitu berbeda dan sangat bertentangan satu sama lain dengan FN

membuat keberadaan serta identitasnya menonjol dan terlihat dengan jelas.

Politik Prancis yang pada masa itu masih belum stabil juga turut memberikan ruang bagi

terbentuknya FN. Turunnya sosok de Gaulle yang sangat berkarisma dan kuat dari tampuk

kepimpinan membuat alur perpolitikkan Prancis agak kabur karena kehilangan sosok pemimpin

yang sangat dihormati dan kuat. Hal ini kemudian menciptakan ruang bergerak bagi partai-partai

maupun organisasi-organisasi politik yang kecil dan baru seperti FN. Selain itu, gaya

kepimipinan Le Pen yang kuat dan berkharisma serta kemampuannya dalam meramu resep yang

tepat bagi landasan partai membuat FN berhasil naik ke permukaan perpolitikkan Prancis.

Agenda Kerja dan Isu Utama Front national

Dalam kampanye-kampanyenya, FN dikenal sebagai partai yang radikal dalam

penggunaan kalimat serta jargon. Tak jarang poster-poster FN yang ditempel di tembok-tembok

kota menyuarakan semangat xenofobia, rasis, dan revolusionis yang tajam. Slogan-slogan yang

tak kenal takut seperti ‘Let’s stop the Populer Front in its tracks’ dan ‘Let’s drive the thieves

from power’ dikumandangkan pada masa awal terbentuknya FN yang notabene ditujukan pada

korupsi yang sedang terjadi dalam masa pemerintahan Georges Pompidou (Shields, 2007: 170).

Slogan xenofobia dan anti-imigran ‘A million unemployed is a million immigrants too many!

France and the French First’ muncul pada kampanye FN untuk pemilu provinsional tahun 1977

(Shields, 2007: 185) dan jargon ‘Les Français d’abord’ (The French First) menjadi jargon utama

dalam pemilu Eropa tahun 1984 (Shields, 2007: 208). Kedua jargon tersebut muncul atas

kemarahan partai terhadap kehadiran imigran yang menjamur dalam sektor sosial dan ekonomi

Prancis. Para imigran yang datang untuk mencari kehidupan yang lebih baik maupun sekedar

Page 14: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

34

‘memenuhi panggilan’ pemerintah untuk mengisi pasokan tenaga kerja pada masa itu dianggap

telah mengurangi hak-hak masyarakat asli Prancis, baik dalam mendapatkan public welfare

maupun berhasil mendapatkan pekerjaan. Selain itu dua Le Pen (Jean-Marie dan Marine),

walaupun Marine menyatakan bahwa ia lebih moderat dan kurang radikal, dan politikus-

politikus FN lainnya seperti Bruno Mégret dan Marion-Maréchal Le Pen selalu berhasil

mengundang sorotan publik dengan pernyataan-pernyataan yang kontroversial mereka.

Seringnya isu imigrasi dijadikan agenda politik, membuat banyak orang mengira bahwa

FN merupakan single-issue party, yang pada kenyataannya tidak benar. FN memiliki berbagai

macam aspek isu yang juga mendapat bagian dalam agenda kerjanya seperti agrikultur,

pendidikan, keluarga, aborsi, serta kemakmuran publik. Dalam sektor agrikultur, FN percaya

bahwa tanah dan lingkungan yang ada di Prancis merupakan bagian dari nation sehingga harus

turut dijaga dan dipergunakan dengan baik.

Berdasarkan konteks historis, Prancis merupakan negara agraris yang penting di Eropa,

menjadikan agrikultur sebagai fondasi perekonomian Prancis. Produk agrikultur, baik yang

olahan maupun yang tidak, menjadi produk ekspor utama Prancis sehingga membuat keberadaan

masyarakat rural menjadi penting secara ekonomis maupun politis. Hal ini kemudian menjadi

tradisi dan ciri masyarakat Prancis itu sendiri. Setelah Perang Dunia II, sektor ini kehilangan

sinarnya. Pemerintah yang berfokus pada pemaksimalan dan perbaikan ekonomi kemudian

memodernisasi seluruh sektor pendapatan negara, yang berdampak pada mendukung penuh

industrialisasi dan perkembangan sektor jasa. Jumlah lahan pertanian berkurang hingga setengah

– yaitu sampai tiga juta lahan saja – dalam kurun waktu tiga puluh tahun (Girling, 2001: 12). Hal

ini kemudian dilihat FN sebagai salah satu penurunan nilai tradisi nasional Prancis yang harus

dibenahi (Davies, 1999: 47). Mengutip salah satu media FN tertulis, “The misery of Lorraine:

our agriculture is being assassinated.” Kalimat tersebut ditulis dengan sebab yaitu menurunnya

pendapatan dari sektor agrikultur sebanyak 10% di Lorraine (Davies, 1999: 47).

Selain sektor agrikultur, FN juga menentang aborsi yang pada tahun 1975 telah

dilegalkan oleh pemerintahan Mitterand. Penentangan tersebut didasarkan pada konservatisme

Katolik dan pemahaman FN terhadap peran keluarga. FN, seperti l’extrême droite tradisional

lainnya, juga menitikberatkan pentingnya keluarga dalam kehidupan masyarakat. Keluarga

dianggap sebagai sumber kekuatan Prancis dengan menjadi dasar terciptanya masyarakat

Prancis. Keluarga adalah sebuah unit sosial alami yang harus dijaga dari pengaruh eksternal yang

Page 15: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

35

buruk (Davies, 1999: 125). FN mengusulkan bahwa pemerintah harus mendukung pertumbuhan

populasi dengan menawarkan insentif finansial bagi keluarga yang besar. Selain itu, FN juga

percaya bahwa masyarakat Prancis harus mendapat keuntungan dari tunjangan kesejahteraan

yang disediakan pemerintah sebagai bentuk pemahaman instirinsik dari konsep national

preference5 dan family preference6 FN (Davies, 1999: 26).

Dalam sektor pendidikan, FN menuntut silabus pengajaran haruslah bermuatan konsep-

konsep nasionalisme. FN menganggap bahwa pendidikan sangat penting untuk menjaga dan

menanamkan sikap nasionalisme sedari kecil. Pada program kebijakan tahun 1985, FN

memprotes dengan menyatakan bahwa ‘rooted subjects like history and geography had been

knowingly destroyed’ (Davies, 1999: 26). FN bersikukuh bahwa pendidikan Prancis telah

‘ternodai’ oleh konsep-konsep kiri dan komunisme sehingga dapat mengancam nasionalisme

bangsa. Adanya silabus pelajaran ‘kosmopolitanisme’ di sekolah-sekolah Prancis dianggap

sebagai salah satu pelajaran anti-nasional (Davies, 1999: 26). Selain itu, FN juga menyatakan

bahwa kemudahan akses pendidikan merupakan salah satu hak seluruh masyarakat Prancis.

Dalam kampanyenya tahun 1995 di Bordeaux, FN menjanjikan RMI (Minimum Student

Revenue) kepada para pelajar sebanyak 3,000 Euro sebulan sedangkan di le Nord FN

menawarkan transportasi publik gratis bagi pelajar (Davies, 1999: 61).

B. MPF

Mouvement Pour la France merupakan partai l’extrême droite di Prancis yang dibentuk

pada tahun 1994 oleh Philippe de Villiers. Tidak seperti FN yang bernasib baik dengan adanya

tren kenaikan dukungan yang pesat, MPF terus menjadi partai yang berada di peripheral peta

perpolitikkan di Prancis.

Pada pemilu Presiden tahun 1995, Villiers maju sebagai kandidat calon Presiden pertama

dari MPF. Pada pemilu kali ini ia tak mampu membawa MPF lolos ke putaran kedua, dengan

hanya dapat mengantongi dukungan sebanyak 4,74%.

Pada tahun 2005 MPF menjadi salah satu aktor vocal dalam kampanye ‘no’ terhadap

5 National preference menandakan tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan nasional berdasarkan nilai-nilai nasionalisme (Davies, 1999: 34). 6 Family preference menandakan hak khusus yang didapatkan oleh sebuah keluarga. Hak khusus tersebut antara lain adalah sebuah keluarga harus diuntungkan dari keuntungan sosial dan finansial yang spesial yang tidak didapatkan oleh orang lajang maupun pasangan yang belum menikah (Davies, 1999: 125). Hal tersebut dilandaskan pada pemahaman bahwa keluarga adalah dasar dari masyarakat, sehingga harus dilindungi dan didukung.

Page 16: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

36

referendum Eropa. Kemudian MPF tak muncul lagi dalam pemilu Presiden tahun 2002, dan baru

kembali dalam kontestasi pemilu Presiden pada tahun 2007. Pada pemilu kali ini MPF kembali

menyalonkan Villiers sebagai kandidat calon Presiden yang mewakili MPF. Namun, MPF

kembali gagal untuk lolos ke putaran kedua pemilu Presiden ini. Ia hanya dapat mengumpulkan

dukungan sebanyak 2,23%. Penurunan dukungan ini menggambarkan buruknya performa MPF

dalam pemilu presiden tahun 2007.

4.3 Satu Dekade Terakhir Front National

Sub-bab ini menjelaskan perkembangan FN dalam sepuluh terakhir sebagai gambaran

dasar tentang FN. Perpindahan kepemimpinan dari Jean-Marie Le Pen ke Marine Le Pen pada

tahun 2011 kemudian berdampak pada dinamika perpolitikkan FN. Setelah mendepak ayahnya

dari partai, Marine menyatakan bahwa sekarang FN adalah partai yang lebih moderat. Ia

menyatakan bahwa FN bukan lagi partai radikal seperti yang telah dikenal publil selama 30

tahun belakangan. Namun, perpindahan kepemimpinan ini bukanlah sebuah perubahan radikal

namunlah hanya sebuah transisi (Charalombous, 2016: 37). Hal ini disebabkan tidak ada

perubahan signifikan dalam pembentukan agenda kerja dan pendekatan partai. Marine memiliki

karakteristik yang sama dengan ayahnya seperti karisma, pendekatan populis, dan ideologi yang

diekspresikan dalam terminologi orang awam, namun memang FN lebih lembut dalam

penggunaan jargon kampanyenya (Williams, 2011: 12).

Seperti ayahnya yang juga menarik think tank sebagai salah satu atribut yang memiliki

peran penting dalam politik FN, Marine juga memilih Idées Nation untuk menjadi think tank

yang memberi masukan kepada FN. Louis Aliot, pembentuk Idées Nation, menjadi wakil ketua

FN yang dilantik pada Januari 2011 (Williams, 2011: 691). Namun, berbeda dengan ayahnya

yang identik dikenal sebagai xenofobia, Marine cenderung untuk memperlihatkan dirinya yang

anti-Euro, anti-UE, dan anti-elitis.

Pada pemilu Presiden tahun 2012, FN berhasil meraih prestasi tertingginya setelah

hampir 30 tahun FN berkiprah dalam peta politik Prancis. Menurut poll yang dilakukan oleh

TNS/SOFRES yang dilakukan pada Mei 2011 menyatakan bahwa Marine Le Pen berhasil

menjadi kandidat Presiden droite yang paling difavoritkan dengan total suara sebanyak 29%,

mengalahkan Sarkozy yang ketinggalan 9% suara dari Le Pen (Williams, 2011: 9). Marine Le

Pen kemudian mewakili l’extrême droite sebagai calon Presiden dan berhasil mengumpulkan

Page 17: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

37

suara sebanyak 18% pada putaran pertama pemilu Presiden 2012. Hal ini didukung oleh

performa Sarkozy yang dianggap kurang memuaskan pada masa kepemimpinannya dari tahun

2007. Masyarakat yang ‘lelah’ menunggu Sarkozy untuk mewujudkan janji-janji yang ia umbar

semasa kampanye pemilu Presiden tahun 2007 dan merasa belum terpuaskan oleh kebijakan-

kebijakan dan kepemimpinan Sarkozy, akhirnya menemukan sosok Marine yang dianggap

memiliki sikap dan agenda kerja yang lebih ‘ramah’ kepada masyarakat dan kuat. Hal tersebut

juga dikarenakan Marine berhasil membawa ketakutan masyarakat Prancis terhadap krisis Eropa

pada masa itu dengan menyalahkan sistem Uni Eropa dan menjadi Eurosceptic.

Marine tampil dengan isu Eurosceptic yang jarang disentuh pada masa pemerintahan

sebelumnya. Pada kampanye pemilu Presiden tahun 2012, ia menyebar slogan-slogan dan

pernyataan-pernyataan yang Eurosceptic. Mata uang Uni Eropa, Euro, menjadi target utama

kampanyenya pada masa itu. Krisis ekonomi Eropa pada tahun 2008 kemudian dikaitkan dengan

peran Euro dalam menyebarkan krisis ekonomi yang awalnya hanya dialami oleh beberapa

negara menjadi penyakit yang harus disembuhkan pula oleh negara-negara lain yang tergabung

dalam perjanjian kesamaan mata uang tersebut. Ia juga mengusulkan untuk keluar dari Schengen

Zone sebagai salah satu bahan kampanyenya yang Eurosceptic.

Selain itu, Le Pen juga mengatakan bahwa ia akan mengurangi jumlah imigran dengan

menolak 10,000 migran tiap tahunnya. Isu imigrasi memang selalu menjadi isu utama FN,

namun kemunculannya pada pemilu 2012 disebabkan oleh polemik permasalahan migran yang

semakin besar di masyarakat Prancis. Imigran yang terus datang semasa pemerintahan Sarkozy

kemudian menjadi titik tolak polemik tersebut dan runtuhnya dukungan bagi Sarkozy sendiri.

Le Pen juga menaruh perhatian isu agrikultur nasional. Ia berjanji akan merombak

Common Agricultural Policy. Menciutnya pendapatan serta jumlah lahan sektor agrikultur

sebagai salah satu penopang ekonomi Prancis menjadi tolak pikir FN. Hal ini kemudian

berdampak pada dukungan penuh dari petani dan masyarakat rural Prancis terhadap FN.

Pada pemilu Eropa tahun 2014, FN juga berhasil mendapatkan dukungan sebanyak

24.86% dan mendapatkan 23 kursi, meninggalkan UMP yang mendapat 20.81% suara dan

Socialist Party yang mendapat suara sebanyak 13.98%. Hasil pemilu tersebut, menandakan citra

Hollande dan Socialist Party yang semakin tidak populer. Angka tersebut merupakan pencapain

terburuknya selama 40 tahun terakhir. Hal tersebut merupakan akibat dari lemahnya kebijakan

pemerintah dalam upaya memperbaiki krisis ekonomi dan finansial. Selain dari performa gauche

Page 18: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

38

yang buruk, UMP yang sedang berfokus pada persiapan pemilu regional tahun 2015 dan pemilu

Presiden tahun 2017 juga membuat UMP tampil tidak maksimal dalam pemilu Eropa kali ini.

Pada kampanye pemilu Eropa tahun ini, FN kembali membawa isu Eurosceptic dengan

menyalahkan Euro dan Uni Eropa atas krisis ekonomi dan sosial yang berkepanjangan. Prancis,

seperti negara-negara Eropa lain, sedang mengalami permasalahan terhadap austerity measure

yang ditetapkan oleh Uni Eropa.

Selain austerity measure, kebijakan Uni Eropa yang cukup terbuka terhadap migran juga

menjadi sumber kampanye Eurosceptic FN. Arus pengungsi dan pencari suaka pada tahun ini

telah membanjiri negara-negara Eropa, dan negara-negara Eropa secara tidak langsung harus

membuka perbatasannya. Tercatat sebanyak 1.6 juta warga non-Eropa bremigrasi ke Eropa, dan

Prancis menjadi negara ketiga penerima migran dengan menerima 339 ribu migran.7 FN

menganggap otoritas Uni Eropa telah mendegradasi nasionalitas dan kedaulatan negara-negara

anggotanya, begitu pula Prancis. Menurut FN, Prancis harus mendapatkan kembali kedaulatan

penuhnya dengan keluar dari keanggotaan Uni Eropa.

Pemilu regional Prancis tahun 2015 FN berhasil menorehkan pencapaian terbaiknya.

Pada putaran pertama pemilu, FN berhasil memenangkan suara sebanyak 27,98% dalam pemilu

regional putaran pertama pada 6 November 2015, walaupun pada putaran kedua partai ini gagal

memenangkan suara di seluruh wilayah.8 Marion Maréchal Le Pen, keponakan Marine yang

menjadi deputi termuda FN, yang diperkirakan akan menang di Provence-Alpes-Côte d’Azur

bahkan tidak lolos pemilu putaran kedua. Hal ini dapat disebabkan oleh mundurnya dua kandidat

gauche di Nord-Pas-de-Callais/Picardie dan Provence-Alpes-Côte d’Azur sehingga pendapatan

suara yang akan didapat gauche berpindah ke droite.

Pada masa kampanye pemilu regional 2015, FN membawa isu pengetatan imigrasi dan

Eurosceptic. Hampir sama dengan kampanye pemilu Eropa 2014, FN membawa pesan

kebencian terhadap migran dan Uni Eropa. Bahaya yang ditimbulkan dari arus migran negara-

negara Islam ke Eropa menjadi highlight penting dari kampanye FN. Tingginya angka terorisme,

pengangguran, dan anggaran belanja publik menjadi alat FN dalam mendulang ketakutan

7 Migration and migrant population statistics diakses di http://e.europa.eu/eurostat/statistics-explained/index.php/Migration_and_migrant_population_statistics pada 24 Februari 2017 8 Gregor Aisch, Adam Pearce and Bryant Rousseau, “How Far Is Europe Swingingto th Right?” diakses di http://www.nytimes.com/interactive/2016/05/22/world/europe/europe-right-wing-austria-hungary.html?_r=0 pada 16 September 2016

Page 19: BAB IV SISTEM PARTAI DI PRANCIS 4.1 Sistem Partai di ......Perubahan sistem partai pada 1978 menyebabkan partai-partai dengan ideologi serta tradisi yang berbeda dengan partai-partai

39

masyarakat Prancis menjadi dukungan terhadap partai. Buruknya performa Hollande dalam

menyelesaikan permasalahan pengangguran dan imigran menjadi salah satu faktor yang

mendukung naiknya FN dalam politik Prancis.

FN kemudian disebut-sebut sebagai partai tandingan yang berbahaya dalam pemilu

Presiden 2017. Melihat buruknya performa gauche dalam pemerintahan dan droite yang sedang

terpecah dalam memilih kandidat pemilu, FN tampil dengan yakin dan kuat bersama Marine Le

Pen yang maju sebagai kandidat calon Presiden 2017.

4.4 Simpulan

Sistem partai di Prancis adalah multipartai, namun secara historis dan tradisional peta

perpolitikkan di Prancis terbagi menjadi dua yaitu kanan-tengah (droite) dan kiri-tengah

(gauche). Polarisasi politik tersebut memuncak pada tahun 1978, ketika empat partai utama

Prancis (PS, PCF, RPR, dan UDF) masing-masing mendapatkan dukungan sebanyak 20% hingga

25% pada pemilu legislative tahun ini. Setelah peristiwa itu terjadi, tak ada blok partai yang

dapat mempertahankan posisi mereka dalam pemerintahan. Selain itu sistem partai berubah dari

yang awalnya pemilihan didasarkan pada profil partai, menjadi profil kandidat. Hal ini kemudian

mempengaruhi perkembangan partai-partai dengan ideologi dan tradisi yang berbeda dengan

partai-partai blok utama.

Paska peristiwa 1978, terdapat sepuluh partai dengan pengaruh yang besar dalam politik

Prancis. Sepuluh partai itu adalah Parti Socialiste dan Parti Communiste Française dari blok

gauche, Lutte Ouvrière dan Ligue Communiste Révolutionnaire dari blok l’extrême gauche,

Chasse Pêche Nature et Traditions dan Les Verts dari blok centre, Union pour la Démocratie

Française dan Union pour Mouvement Populaire dari blok droite, serta Front National dan

Mouvement Pour la France dari blok l’extrême droite.

FN menjadi salah satu partai yang memiliki perkembangan pesat. Dalam satu dekade

terakhir, dukungan terhadap FN mengalami tren kenaikan. Baik dalam pemilu Parlemen Eropa

maupun dalam pemilu Presiden Prancis. Naiknya Marine Le Pen sebagai pemimpin partai juga

turut menjadi salah satu peristiwa penting dalam politik Prancis. Hal ini disebabkan oleh semakin

pesatnya pertumbuhan dukungan terhadap FN di bawah kepemimpinan Marine Le Pen.