KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di...

8
@kabarmaduranews kabarmadura.id www.kabarmadura.id Kabar Madura Saya sampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar bapak Adi Toegarisman dan keluarga besar bapak Achsanul Qosasi dan semuanya pihak-pihak atas kekhilafan.” MIFTAHUL ULUM Mantan Asisten pribadi mantan Menpora www.kabarmadura.id KAMIS l 11 Juni 2020 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 BERSAMBUNG KE HAL 7 COVID-19 PERPUSDA Email Redaksi: [email protected] Email Opini/Sastra: [email protected] LAYOUTER: AKBAR BERSAMBUNG KE HAL 7 KM/MOH SA’ED SEPI: Pengunjung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bangkalan menurun sejak wabah Covid-19. Belanja Rp100 Juta, Koleksi Tidak Berubah BANGKALAN-Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bangkalan mendapatkan anggaran Rp100 juta untuk penambahan 600 koleksi buku. Namun salah seorang mahasiswa menemukan, koleksi buku tersebut tida- klah baru, namun tetap buku-buku lama. Sebagaimana disampaikan oleh Andre Rahmatul- lah Al Haq, salah seorang mahasiswa di Bangkalan, kondisi buku yang dilihat tidaklah baru, namun buku- buku lama atau masih tetap seperti yang sebelumnya. Andre menyinggung anggaran Rp100 juta yang telah dicairkan untuk pengadaan buku baru. “Kondisi buku yang berada di Perpusda masih menggunakan buku lama, selain menggunakan buku lama, juga persedian buku di sana terbatas, sebab ketika saya cari sering kosong,” ujarnya, Rabu (10/6/2020) PKL Didata Tanpa Tujuan SAMPANG-Di tengah wabah Covid-19, sebanyak 426 pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Sam- pang didata oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) Sampang. Sayangnya, tujuan pendataan itu tidak ada kejelasan. Hal itu dibenarkan Kepala Seksi (Kasi) Pengemban- gan Pemasaran dan Kemitraan Diskumnaker Sam- pang Tugas Joko Wasito. Dikatakan bahwapendataan PKL di Sampang telah rampung. Namun, kejelasan tujuan dari pendataan tersebut tidak diketahui. Namun, pendataan PKL tersebut berdasarkan per- intah bupati melalui kepala Diskumnaker. Terdapat 426 PKL yang didata. Objeknya PKL di seluruh kecamatan di Sampang. Data PKL terdampak wabah Covid-19 di Kabupaten Sampang itu sudah dikirim ke Provinsi Jawa Timur. “Dari provinsi kemarin minta data 197 untuk div- erifikasi yang terdampak Covid-19, itu sudah saya kirim, tetapi sampai sekarang tidak ada informasi lanjutan” imbuhnya. Melalui Pledoi dan Pernyataan Langsung Miftahul Ulum, mantan Asisten pribadi mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyampaikan permohonan maaf seka- ligus menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berkomunikasi, baik langsung maupun tidak langsung, kepada para pihak yang sempat ditudingnya dalam persidangan sebelumnya. Kedua pihak yang dituding Ulum pada persidangan sebelumnya, yakni Adi Toegarisman dan Achsanul Qosasi. Kedua nama itu disebut dalam persi- dangan kasus gratifikasi hibah KONI di Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemepora) pada pertengahan Mei lalu. “Saya sampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar bapak Adi Toegarisman dan keluarga besar bapak Achsanul Qosasi dan semuanya pihak- pihak atas kekhilafan,” ujar Ulum saat membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi, Ulum juga menyampaikan permoonaan maaf kepada Adi dan Achsanul atas tudingan yang sebelumnya disampai- kan dalam persidangan. Ulum bahkan menyatakan kalau dirinya tidak pernah bertemu maupun berkomunikasi dengan Adi dan Achsanul. “Saya mohon maaf sebesar-besarnya dan semoga Bapak Achsanul Qo- sasi, juga Bapak Adi Toegarisman sudi menerima permohonan maaf saya,” kata Ulum. Sebelumnya, saat Ulum menyebutkan nama Achsanul Qosasi mengatakan tidak mengenal Ulum dan tidak pernah bertemu maupun berkomunikasi dengan Ulum. Sebab itu, Achsanul berharap dapat bertemu dengan Ulum untuk mengonfirmasi kesaksian Ulum yang menyeret namanya tersebut. Ulum Minta Maaf ke AQ SUMENEP- Lantaran fokus penanganan wabah Covid-19, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep belum merancang strategi penanggu- langan kekeringan. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, sebelum memasuki musim kemarau seperti saat ini, peta wilayah kekeringan sudah tersedia, termasuk anggaran penanganannya. Kepala BPBD Summenep Rah- man Readi menyampaikan bahwa musim hujan masih terbilang cukup panjang. Sehingga sampai saat ini belum ada peta kekeringan yang dirilis oleh Badan Meteo- rologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). KM/RAZIN BERAT BUNG: Kekeringan yang menjadi bencana musiman itu belum tertangani secara signifikan. Bantuan air melalui mobil tangki masih jadi solusi andalan setiap tahun. Fokus Covid-19, Kekeringan Belum Dipikirkan SUMENEP-Beropersainya tambak udang di Desa Pakandangan Barat, Keca- matan Bluto, Sumenep lepas dari kendali organisasi perangkat daerah (OPD) yang berwenang dalam perizinan. Sebab, sam- pai saat ini proses perizinannya belum diselesaikan. Kepala Bidang (Kabid) Dinas Penana- man Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumenep Kukuh Agus Susyanto mengatakan, tambak udang itu belum mengantongi izin operasional. Seharusnya, belum beroperasi. Jika me- maksa beroperasi, maka tugas selanjutnya dimandatkan kepada pihak yang membi- dangi penindakan. Pihak yang dimaksud adalah tim pen- gendalian pengawasan dan sSatuan Polsi Pamog Praja (Satpol PP) Sumenep. Sebab, sebelumnya dia telah berkoordinasi pada tim tersebut. KM/IST PINGPONG: Tambak udang di Desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto Sumenep nekat beroperasi meskipun masih memproses izin. Satpol PP-DPMPTSP Saling Tunjuk PAMEKASAN-Kendari bantuan sosial banyak diurus Dinas Sosial, namun Dinas Tanaman Pan- gan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distan PHP) Pamekasan juga tidak ingin kalah saing. Dinas yang membidangi pertanian dan perkebu- nan itu ikut-ukutan mengupayakan adanya jaring pengaman sosial (JPS) kepada para petani yang dinilai terdampak Covid-19. Bahkan, data calon penerimanya sudah dikirim ke pemerintah pusat. Namun, rencana itu mendapat kritik dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pame- kasan Syafiuddin. Pria yang biasa disapa Syafi’ itu menilai, jika wa- cana pemberian JPS masih disamakan dengan ban- tuan langsung tunainya, maka hal itu kurang efektif untuk membantu dalam mempertahankan ketahanan pangan dari sisi produksi dan hasil panen petani. “Bantuannya lebih efektif berbentuk alat atau benih pertanian, pupuk, atau alat pertanian lain untuk ket- ahanan pangan kita. Itu lebih penting daripada JPS seperti bantua beras, yang tentu beberapa petani kita adalah petani beras,” ungkapnya. Menurutnya, sudah banyak JPS yang disalurkan, mu- lai dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa. KM/KHOYRUL UMAM SYARIF HANYA DIMINTA: Distan PHP Pamekasan juga tidak ingin kalah saing, dinas yang mengurusi pertanian itu juga berencana memberikan bansos. Bansos Petani Dinilai Tidak Efisien PASIEN TERINFEKSI MENINGGAL BANGKALAN SAMPANG PAMEKASAN SUMENEP 10 Orang 4 Orang 10 Orang 0 Orang BANGKALAN-Sebanyak 10 dari 117 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Bangkalan meninggal. Sedangkan dari 32 orang pasien dalam pengawasan (PDP), 25 lainnya juga meninggal dunia. Berdasarkan sumber dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syam- rabu Bangkalan dan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bangkalan me- nyatakan, data durasi perawatan pada kasus kematian pasien terkait Covid-19 itu selama Maret hingga Mei 2020. KETAT : Proses pemakaman PDP di Bangkalan dengan protokol kesehatan. 90 Persen Meninggal di Masa Perawatan Awal KM/ISTIMEWA

Transcript of KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di...

Page 1: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

@kabarmaduranews

kabarmadura.id

www.kabarmadura.id

Kabar Madura

Saya sampaikan permohonan maaf

kepada keluarga besar bapak Adi

Toegarisman dan keluarga besar bapak Achsanul Qosasi dan

semuanya pihak-pihak atas kekhilafan.”

MIFTAHUL ULUM Mantan Asisten pribadi

mantan Menpora

www.kabarmadura.id

KAMIS l 11 Juni 2020

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

BERSAMBUNG KE HAL 7

COVID-19

PERPUSDA

Email Redaksi: [email protected] Email Opini/Sastra: [email protected] LAYOUTER: AKBAR

BERSAMBUNG KE HAL 7

KM/MOH SA’ED

SEPI: Pengunjung Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bangkalan menurun sejak wabah Covid-19.

Belanja Rp100 Juta,Koleksi Tidak Berubah

BANGKALAN-Perpustakaan Daerah (Perpusda) Bangkalan mendapatkan anggaran Rp100 juta untuk penambahan 600 koleksi buku. Namun salah seorang mahasiswa menemukan, koleksi buku tersebut tida-klah baru, namun tetap buku-buku lama.

Sebagaimana disampaikan oleh Andre Rahmatul-lah Al Haq, salah seorang mahasiswa di Bangkalan, kondisi buku yang dilihat tidaklah baru, namun buku-buku lama atau masih tetap seperti yang sebelumnya.

Andre menyinggung anggaran Rp100 juta yang telah dicairkan untuk pengadaan buku baru.

“Kondisi buku yang berada di Perpusda masih menggunakan buku lama, selain menggunakan buku lama, juga persedian buku di sana terbatas, sebab ketika saya cari sering kosong,” ujarnya, Rabu (10/6/2020)

PKL Didata Tanpa TujuanSAMPANG-Di tengah wabah Covid-19, sebanyak

426 pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Sam-pang didata oleh Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Tenaga Kerja (Diskumnaker) Sampang. Sayangnya, tujuan pendataan itu tidak ada kejelasan.

Hal itu dibenarkan Kepala Seksi (Kasi) Pengemban-gan Pemasaran dan Kemitraan Diskumnaker Sam-pang Tugas Joko Wasito. Dikatakan bahwapendataan PKL di Sampang telah rampung. Namun, kejelasan tujuan dari pendataan tersebut tidak diketahui.

Namun, pendataan PKL tersebut berdasarkan per-intah bupati melalui kepala Diskumnaker. Terdapat 426 PKL yang didata. Objeknya PKL di seluruh kecamatan di Sampang. Data PKL terdampak wabah Covid-19 di Kabupaten Sampang itu sudah dikirim ke Provinsi Jawa Timur.

“Dari provinsi kemarin minta data 197 untuk div-erifi kasi yang terdampak Covid-19, itu sudah saya kirim, tetapi sampai sekarang tidak ada informasi lanjutan” imbuhnya.

Melalui Pledoi dan Pernyataan Langsung

Miftahul Ulum, mantan Asisten pribadi mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyampaikan permohonan maaf seka-ligus menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berkomunikasi, baik langsung maupun tidak langsung, kepada para pihak yang sempat ditudingnya dalam persidangan sebelumnya.

Kedua pihak yang dituding Ulum pada persidangan sebelumnya, yakni Adi Toegarisman dan Achsanul Qosasi. Kedua nama itu disebut dalam persi-dangan kasus gratifi kasi hibah KONI di Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemepora) pada pertengahan Mei lalu.

“Saya sampaikan permohonan maaf kepada keluarga besar bapak Adi Toegarisman dan keluarga besar bapak Achsanul Qosasi dan semuanya pihak-pihak atas kekhilafan,” ujar Ulum saat membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam.

Selain menyampaikan dalam pledoi, Ulum juga menyampaikan permoonaan maaf kepada Adi dan Achsanul atas tudingan yang sebelumnya disampai-kan dalam persidangan. Ulum bahkan menyatakan kalau dirinya tidak pernah bertemu maupun berkomunikasi dengan

Adi dan Achsanul.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya dan semoga Bapak Achsanul Qo-sasi, juga Bapak Adi Toegarisman sudi menerima permohonan maaf saya,” kata Ulum.

Sebelumnya, saat Ulum menyebutkan nama Achsanul Qosasi mengatakan tidak mengenal Ulum dan tidak pernah bertemu maupun berkomunikasi dengan Ulum. Sebab itu, Achsanul berharap dapat bertemu dengan Ulum untuk mengonfi rmasi kesaksian Ulum yang menyeret namanya tersebut.

Ulum Minta Maafke AQ

SUMENEP-Lantaran fokus penanganan wabah Covid-19, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep belum merancang strategi penanggu-langan kekeringan. Padahal di tahun-tahun sebelumnya, sebelum memasuki musim kemarau seperti saat ini, peta wilayah kekeringan sudah tersedia, termasuk anggaran

penanganannya.

Kepala BPBD Summenep Rah-man Readi menyampaikan bahwa musim hujan masih terbilang cukup panjang. Sehingga sampai saat ini belum ada peta kekeringan yang dirilis oleh Badan Meteo-rologi, Klimatologi, dan Geofi sika (BMKG).

KM/RAZIN

BERAT BUNG: Kekeringan yang menjadi bencana musiman itu belum tertangani secara signifi kan. Bantuan air melalui mobil tangki masih jadi solusi andalan setiap tahun.

Fokus Covid-19,Kekeringan Belum Dipikirkan

SUMENEP-Beropersainya tambak udang di Desa Pakandangan Barat, Keca-matan Bluto, Sumenep lepas dari kendali organisasi perangkat daerah (OPD) yang berwenang dalam perizinan. Sebab, sam-pai saat ini proses perizinannya belum diselesaikan.

Kepala Bidang (Kabid) Dinas Penana-man Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumenep Kukuh Agus Susyanto mengatakan, tambak udang itu

belum mengantongi izin operasional. Seharusnya, belum beroperasi. Jika me-maksa beroperasi, maka tugas selanjutnya dimandatkan kepada pihak yang membi-dangi penindakan.

Pihak yang dimaksud adalah tim pen-gendalian pengawasan dan sSatuan Polsi Pamog Praja (Satpol PP) Sumenep. Sebab, sebelumnya dia telah berkoordinasi pada tim tersebut.

KM/IST

PINGPONG: Tambak udang di Desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto Sumenep nekat beroperasi meskipun masih memproses izin.

Satpol PP-DPMPTSP Saling Tunjuk

PAMEKASAN-Kendari bantuan sosial banyak diurus Dinas Sosial, namun Dinas Tanaman Pan-gan, Hortikultura, dan Perkebunan (Distan PHP) Pamekasan juga tidak ingin kalah saing.

Dinas yang membidangi pertanian dan perkebu-nan itu ikut-ukutan mengupayakan adanya jaring pengaman sosial (JPS) kepada para petani yang dinilai terdampak Covid-19. Bahkan, data calon penerimanya sudah dikirim ke pemerintah pusat.

Namun, rencana itu mendapat kritik dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pame-kasan Syafi uddin.

Pria yang biasa disapa Syafi ’ itu menilai, jika wa-cana pemberian JPS masih disamakan dengan ban-tuan langsung tunainya, maka hal itu kurang efektif untuk membantu dalam mempertahankan ketahanan pangan dari sisi produksi dan hasil panen petani.

“Bantuannya lebih efektif berbentuk alat atau benih pertanian, pupuk, atau alat pertanian lain untuk ket-ahanan pangan kita. Itu lebih penting daripada JPS seperti bantua beras, yang tentu beberapa petani kita adalah petani beras,” ungkapnya.

Menurutnya, sudah banyak JPS yang disalurkan, mu-lai dari tingkat pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten hingga pemerintah desa.

KM/KHOYRUL UMAM SYARIF

HANYA DIMINTA: Distan PHP Pamekasan juga tidak ingin kalah saing, dinas yang mengurusi pertanian itu juga

berencana memberikan bansos.

Bansos Petani Dinilai Tidak Efisien

PASIEN TERINFEKSI MENINGGAL

BANGKALAN

SAMPANG

PAMEKASAN

SUMENEP

10 Orang

4 Orang

10 Orang

0 Orang

BANGKALAN-Sebanyak 10 dari 117 pasien yang terinfeksi Covid-19 di Bangkalan meninggal. Sedangkan dari 32 orang pasien dalam pengawasan (PDP), 25 lainnya juga meninggal dunia.

Berdasarkan sumber dari Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Syam-rabu Bangkalan dan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bangkalan me-nyatakan, data durasi perawatan pada kasus kematian pasien terkait Covid-19 itu selama Maret hingga Mei 2020.

KETAT: Proses pemakaman PDP di Bangkalan dengan

protokol kesehatan.

90 Persen Meninggaldi Masa Perawatan Awal

KM/ISTIMEWA

Page 2: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: RAHMAN2 KAMIS l 11 Juni 2020

PPDB

Belum Bisa 100 Persen Online

KOTA- Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) akan segera dilaksanakan. Namun, pelaksanaan PPDB di Bangkalan belum bisa dilaksanakan secara online 100 persen. Sebab, banyak lembaga Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK) memiliki keterbatasan sarana dan prasarana.Terutama lembaga sekolah yang ada di pelosok Kabupat-en Bangkalan. Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan Sunarto menuturkan, untuk Bangkalan tidak bisa diberlakukan PPDB secara online di seluruh sekolah. Katanya, situasi di Bangkalan tidak bisa disamakan dengan di wilayah perkotaan seperti Surabaya.Katanya, pendaftaran PPDB tahun ini bisa dilakukan dengan dua cara, yakni melalui online dan offline (datang ke sekolah). Karena sarana dan prasarana belum terpenuhi secara keseluruhan.“Kalau di Bangkalan kan kadang ada yang terkendala perangkat dan sinyalnya, sehingga kami buat kebijakan itu. Sehingga, kebiasaan anak biasanya langsung datang ke sekolah,” terangnya.Lebih lanjut, dia menekankan kepada seluruh siswa dan orang tua untuk mendaftarkan anaknya melalui online yang telah disiapkan provinsi. Sebab, PPDB ini terpusat. Sehingga meski anak datang ke sekolah, sekolah tidak bisa melakukan proses pendaftaran. Karena pendaftar harus melalui admin umum, bukan admin sekolah. “Meski melayani pendaftaran offl ine, nanti pihak sekolah harus menerapkan protokol kesehatan. Saya tekankan agar admin sekolah tidak langsung bertatap muka dengan siswa,” ujarnya.Sunarto mengungkapkan, hal tersebit dilakukan un-tuk mencegah terjadinya penyebaran Covid-19 dalam lingkungan pendidikan. Jika memang nantinya ada pendaftar yang datang langsung ke sekolah, lanjut dia, protokol kesehatan harus dilakukan. Yakni harus pakai masker, jaga jarak dan menjaga kebersihan. “Itu kami terapkan di masing-masing sekolah,” tandasnya.Sementara itu, PPDB di Bangkalan akan dimulai di-buka mulai 15-16 Juni 2020 mendatang. Saat ini sendiri prosesnya masih tahap pengambilan PIN. Diketahui, untuk pagu penerimaannya sendiri ada 2.836 siswa SMA dan 3.728 untuk SMK. (ina/pai)

Legislatif Awasi Realisasi Anggaran

KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan menyiapkan anggaran sebesar Rp137 miliar untuk menangani penyebaran Co-vid-19. Sebab, penyebaran Covid-19 semakin hari semakin meningkat.Sumber anggaran yang akan digunakan untuk penanganan Covid-19 tersebut merupakan hasil dari kebijakan refocusing anggaran di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di kabupaten Bangkalan. Anggaran penanganan Covid-19 senilai Rp137 miliar. Tersebar un-tuk belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp88 miliar. Sisanya, Rp 49 miliar melekat di belanja pegawai, barang dan jasa serta belanja modal.Diketahui, anggaran tersebut tersebar untuk Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar Rp88 miliar. Sisanya, sebesar Rp49 miliar melekat di belanja pegawai, barang dan jasa serta modal. Sedangkan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah (BHPRD) sebesar 5,6 miliar, dan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2,4 miliar akan inklude di selain BTTNamun, untuk mengetahui sejauh mana peng-gunaan anggaran tersebut, Anggota Komisi D dan B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangkalan memanggil 7 imnas yakni BPKAD, Dinkes, BPBD, dan RSUD Bangkalan.Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan menyampaikan, pemanggilan kepada beberapa OPD untuk memastikan, sejauh mana penggunaan anggaran untuk penanganan Covid-19.“Kami panggil OPD yang terkait agar bisa memberikan jelasan terkait seluruh anggaran yang difokuskan penanganan Covid-19 ber-dasarkan informasi dan paparan dari BPKAD. Total anggran mencapai 137 milyar, “ uang-kapnya, Rabu (10/6/2020).Ketua Komisi D ingin memastikan berapa jumlah anggaran di rumah sakit, pihaknya menyebutkan bahwasannya biaya dirumah sakit tidak begitu besar yang kita bayangkan.Ketua komisi D berharap bahwa penggu-naan anggaran yang sangat fantastis tersebut sesuai dengan kententuan dalam perundang-undangan. Selain itu, pihaknya berharap agar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. “Saya berharap supaya anggaran tersebut bisa digunakan dengan benar sehingga bisa berman-faat bagi masyarakat,” ucapnya.Kepala Bidang ( Kabid ) Anggaran Badan Per-encanaan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) BPKAD Bangkalan, Moh. Waki menyampai-kan, untuk mengetahui jumlah anggaran yang digunakan, sebenarnya yang lebih tahu di setiap SKPD masing-masing yang menggunakan. Tujuan danya pemanggilan seperti ini kita lebih tahu, sebab anggaran sebesar Rp137 milyar tersebut digunakan untuk apa saja,” jelasnya.Sejauh ini pihaknya mengaku bahwasannya tercatat ada sebesar Rp3,1 miliar yang sudah direalisasikan untuk penanganan Covid-19. Sumber realisasi anggaran itu, dari Belanja Tidak Terduga.“Kita perlu mengintip dari setiap OPD, karena melekat di setiap SKPD. Jika BTT su-dah terpakai sebesar Rp3,1 miliar. Di luar BTT harus dilihat dulu,” katanya.(sae/pai)

Penanganan Covid-19 Capai Rp137 M

Anggaran Dipangkas, Finishing Tersendat

KOTA- Gedung baru Dewan Per-wakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bangka-lan tidak sepenuhnya selesai. Masih ada pembangunan lanjutan sebelum bangu-nan tersebut benar-benar bisa ditempati.Untuk pembangunan lanjutan ini diper-kirakan akan menghabiskan Rp27 miliar. Namun saat ini anggarannya menjadi Rp5 miliar saja. Pasalnya, anggaran tersebut akan dipangkas sebesar Rp22 miliar untuk penanganan Covid-19.Akhirnya rencana untuk ditempati atau digunakan tahun depan yakni 2021 batal direalisasikan. Karena anggaran yang tersisa tersebut masih kurang untuk pembangunan finishingnya. Tentunya kelanjutan pembangunan gedung yang belum selesai itu dipastikan molor akibat pemangkasan anggaran. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pe-nataan Ruang (PUPR) Bangkalan Taufan Zairinsyah menuturkan, pembangunan tersebut terke refocusing.“Sehingga, yang jelas sisa anggaran saat ini hanya Rp5 miliar dan itu tidak bisa di-pergunakan untuk fi nishing,” terangnya.Mau tidak mau, Taufan menuturkan, anggota legislatif Bangkalan belum bisa menempati gedung tersebut tahun 2021. Anggaran tersebut katanya, hanya bisa digunakan pada pembangunan paving dan pagar gedung baru yang megah itu. Namun, pihaknya akan mengusulkan kembali pada tahun anggaran berikutnya.“Kami masih menunggu bisa atau tidak anggaran diusulkan kembali tahun depan. Akhir tahun 2021 mungkin baru bisa ditempati,” jelasnya. Terpisah, Ketua DPRD Bangkalan Mohammad Fahad menerangkan, dengan anggaran yang tersisa sekitar Rp5 miliar itu hanya cukup untuk paving dan pagar.“Kami legowo mas, karena anggaran yang ada tidak memungkinkan (untuk tahun ini), harapannya paling tidak akhir 2021 sudah bisa ditempati,” ungkapnya.Sementara itu, Kepala Bidang Tata Bangunan dan Gedung PRKP Bangkalan, Nur Taufi q menyampaikan, stelah sele-sai evaluasi, pihaknya akan melakukan tender daring di LPSE dan ditargetkan bulan Juli sudah mulai melanjutkan pembangunan. Katanya, siapapun boleh mendaftar untuk menjadi tender pemban-gunan mega proyek tersebut. “Kemungkinan bulan Juli 2020 akan segera kami lakukan pembangunan fi siknya,” tandasnya. (ina/pai)

KOTA- Selama wabah Covid-19 melanda Bangkalan 3 bulan terakhir ini, berdasar catatan Dinas Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (DKB-P3A) Bangkalan pada bulan April hingga Mei, setidaknya ada penambahan ibu hamil (Bumil) seban-yak 189 perempuan.Hal tersebut diungkapkan oleh Ke-pala DKBP3A Bangkalan Amina Rachmawati. Selama ini, pihaknya mengaku, telah melakukan sosialisasi untuk menunda program kehamilan atau mendapatkan momongan dan tidak boleh lebih dari 2 anak. Khususnya di tengah wabah Covid-19 yang belum mereda.“Selama bulan Maret ke April ada penambahan 125 bumil di Bangkalan,” ujarnya, Rabu (10/6/20250). Masih menurut Amina, angka kehami-lan di Kabupaten Bangkalan terhitung hingga bulan Mei 2020 tercatat totalnya mencapai angka 4.821 bumil. Total kehamilan tersebut merupakan hasil laporan dari lapangan selama masa kehamilan ibu bulan pertama hingga bulan ke 9.“Kalau dari kami selalu menggalakkan petugas penyuluh untuk melakukan so-sialisasi pencegahan pada masa wabah Covid-19 untuk menunda kehamilan-nya. Sebab, kami khawatirkan ada re-siko tinggi pada ibu hamil,” terangnya.Lebih lanjut, dia menjelaskan, resiko tinggi ini bisa berakibat kesehatan ibu dan janin. Namun, saat di lapangan, dia banyak menemukan ibu muda yang segera ingin memiliki anak. Keban-yakan, ibu hamil di Bangkalan saat ini, dia prediksi karena adanya pasangan baru menikah dan ibu muda yang ingin menambah anak.“Kami tetap gelorakan untuk tetap menunda kehamilan selama wabah Covid-19,” jelasnya.Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indone-sia (IDI) Bangkalan dr Farhat Suryanin-grat menyampaikan, selama kehamilan berlangsung pada perempuan akan terjadi perubahan hormon. Selama itu, kondisi tubuh tidak stabil. Sehingga, kondisi kehamilan menjadi lebih rentan. Mengenai resiko tertularnya Covid-19 pada ibu hamil terjadi lebih tinggi atau tidak? Farhat menjelaskan, kemungki-nan bisa saja tertular. Tetapi resiko lebih tinggi tertular Covid-19 atau tidak, dia belum mengetahuinya secara pasti. “Bisa sepertinya, mengenai dampak Covid-19 pada ibu hamil yang lebih ahli dari kandungan. Untuk di Bangkalan apakah ada kasus pasien Covid-19 pada ibu hamil, belum tahu saya,” pungkas-nya. (ina/pai)

Ibu Hamil Meningkat, IDI: Lebih Rentan

Dewan Batal Tempati Gedung Baru

KM/FA’IN NADOFATUL M.MEGAH: Gedung baru DPRD Bangkalan yang sudah selesai pembangunan tahap pertama.

AMINA RACHMAWATIKepala Dinas Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (DKB-P3A) Bangkalan.“Kalau dari kami selalu meng-galakkan petugas penyuluh

untuk melakukan sosialisasi pencegahan pada masa wabah

Covid-19 untuk menunda kehamilannya. Sebab, kami

khawatirkan ada resiko tinggi pada ibu hamil,”

KM/MOH SA’EDRAPAT: Komisi D dan Komisi B panggil set iap OPD yang menangani Covid-19. KM/FA’IN NADOFATUL M

TAHAN DULU: DKB-P3A Bangkalan menyarankan agar para ibu menunda kehamilan untuk memperkecil resiko di tengah wabah Covid-19.

Page 3: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: RAHMAN

3KAMIS l 11 Juni 2020

BANSOS

KM/JAMLUDDIN

TUNGGAK: Belasan desa di Kabupaten Sampang belum mencairkan BLT-DD tahap pertama.

15 Desa Belum Tuntaskan Pencairan

BLT-DD KOTA-Pendistribusian bantuan langsung tunai dana

desa (BLT-DD) tahap pertama di Kabupaten Sampang, belum tuntas. Sedikitnya, ada 15 desa yang belum menyalurkan bantuan sosial (bansos) dampak wabah Covid-19 tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Pemerintahan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sampang Suhanto mengatakan, jumlah desa yang belum menyalurkan BLT-DD awalnya ada 35 desa. Dari jumlah itu, kini tersisa 15 desa yang belum me-nyalurkan bansos tersebut.

Suhanto menuturkan, sejauh ini pihaknya sudah me-maksimalkan pengawasan terhadap desa yang melaku-kan pencairan BLT-DD tersebut. Pihaknya mengaku sudah mewanti-wanti kepala desa agar menyalurkan bantuan sesuai dengan regulasi.

“15 desa itu berada di Kecamatan Robatal, Ketapang, Sreseh. Kami target minggu depan sudah tuntas, namun tergantung dari kesiapan pihak bank, sebab kami hanya memfasilitasi,” ungkapnya, Rabu (10/6/2020).

Menyikapi hal itu, Ketua Jaringan Kawal Jawa Timur (Jaka Jatim) Koordinator Daerah (Korda) Sampang Sidik mengatakan, lambannya penyaluran BLT-DD di puluhan desa itu, menggambarkan jika DPMD dan kepala desa mengabaikan intruksi Kementrian Desa (Kemendes).

“Intruksinya jelas, pada 9 Mei itu sudah harus telaksana tahap satu, dan bulan Juni ini seharusnya pencairan tahap dua,” cetusnya.

Menurutnya, alasan yang disampaikan DPMD terkait adanya permintaan kepala desa yang ingin mencairkan bansos melalui rekening itu, tidak masuk akal. Sebab menurut dia, banyak desa yang sudah mencairkan DD tahap pertama, sehingga seharusnya BLT-DD bisa disalurkan sesuai jadwal yang ditentukan.

“Alasan untuk mencairkan BLT-DD melalui rekening itu omong kosong,” pungkasnya. (mal/pin)

Diskan Akui Tidak Punya Target Serapan

KOTA-Dinas Perikanan (Diskan) Sampang, mengaku tidak mempunyai target serapan garam musim produksi 2020. Hal itu dilatarbelakangi tidak terserapnya garam produksi tahun 2019 secara maksimal. Bahkan hingga kini, masih ada sebanyak 280 ribu ton garam milik petani yang dibiarkan menumpuk karena tidak terserap.

Sirad salah seorang petani garam asal Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampang mengatakan, meski produksi garam tahun 2019 belum terserap maksimal. Namun menurutnya, pemerintah segharusnya memiliki target pasti terkait serapan garam tahun ini.

Sebab jika tidak demikian, para petani akan dihantui rasa khawatir untuk meng-garap lahan garam mereka. Terlebih lanjut dia, saat ini banyak garam petani yang dibiarkan menumpuk karena tidak terjual akibat harga yang murah.

Lanjut dia, dalam kondisi sep-erti itu pemerintah harusnya hadir membantu petani agar hasil panen garam terserap semua. Pemer-intah harus mengawal kesejahteraan petani garam yang selama ini terkesan diabaikan.

“Kami masih harus memperaiapkan lahan, peralatan dan lainnya, kalau garam kami tak terserap, apa yang akan dijadi-

kan modal produksi,” ungkapnya, Rabu (10/6/2020).

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Budidaya Diskan Sam-pang Moh. Mahfud mengakui, tahun ini pihaknya tidak menargetkan angka serapan garam rakyat. Namun demikian, pihaknya tetap berusaha agar garam petani bisa terserap maksimal, tentunya dengan harga yang tinggi.

Dijelaskan olehnya, selain PT Garam, di Kabupaten Sampang terdapat sejum-lah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan garam. Namun, perusahaan itu belum maksimal melakukan serapan garam rakyat.

Dirinya mengaku, akan terus melakukan komunikasi dengan sejumlah perusahaan agar bisa menyerap garam rakyat tersebut. Terlebih menurut dia, kualitas garam di Sampang sudah ada peningkatan.

“Harganya sekarang memang murah dalam satu ton dihargai Rp250 ribu,”

pungkasnya. (mal/pin)

280 Ribu Ton Garam Rakyat

Menumpuk

lam kondisi h harusnya

tu petani garam Pemer-ngawal petani

ama ini an.

harus lahan, nya,

mi

ebih ram

uk rga

“Harganya sekarang memang murah dalam satu ton dihargai Rp250 ribu,”

pungkasnya. (mal/pin)

sep-

KOTA-Aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sampang, menilai kinerja Kepolisian Resor (Polres) Sampang dalam melakukan upaya pence-gahan penanggulangan wabah Covid-19 buruk.

Korp Bhayangkara dinilai tidak tegas dalam mengawal penerapan pembatasan sosial (social distancing). Terbukti, banyak warga yang masih melanggar imbauan untuk tidak berkerumun.

Pantauan Kabar Madura, belasan aktivis GMNI Sampang mendatang Mapolres Sam-pang dengan membawa bunga mawar hitam dan replika kuburan yang bertuliskan ‘Polres Buta dan Tuli, Sampang Berduka’.

Atribut itu dibawa sebagai simbol keke-cewaan mahasiswa terhadap kinerja Polres Sampang selama ini. Mereka menilai petu-gas kepolisian terkesan tidak peduli terhadap pencegahan Covid-19. Akibatnya, muncul keresahan dan ketidaknyamanan di tengah masyarakat.

Sekretaris Dewan Pengurus Cabang (DPC) GMNI Sampang Mauzul Maulana men-gatakan, terdapat delapan poin penting yang menjadi catatan merah kinerja Polres selama ini. Pertama terkait adanya pembiaran keg-iatan yang mengundang massa banyak di tengah wabah Covid-19.

Kedua, lemahnya sinergitas dan koordi-nasi antara jajaran Polres dengan polsek setempat. Ketiga, kebohongan publik ter-kait laporan tugas physical distancing yang hanya terkesan pencitraan.

Keempat, kurangnya sosialisasi, edukasi kepada masyarakat. Kelima, program ung-gulan desa tangguh yang masih belum terealisasi maksimal.

“Kinerja yang paling mengecewakan dari pihak Polres ini, yakni pada poin keenam

dan seterusnya, yakni pembiaran adanya kegiatan sosial seperti acara pernikahan, kerapan sapi dan pembagian bansos Co-vid-19 yang kontradiktif dengan protokol kesehatan, tapi tidak ditindak tegas,” ucap-nya, Rabu (10/6/2020).

Menanggapi hal itu, Waka Polres Sampang Kompol Moh Lutfi mengatakan, aksi dari GMNI itu, adalah bentuk kepedulian terha-dap situasi dan kondisi wabah Covid-19 di Sampang yang beberapa hari terakhir terus melonjak.

Namun demikian, dirinya mengklaim kegiatan imbauan dan edukasi kepada masyarakat sudah gencar dilakukan. Bah-kan dirinya menampik tudingan adanya pembiaran dari pihak kepolisian terhadap kegiatan yang mengundang kerumunan massa.

“Terkait adanya kegiatan yang mengun-dang kerumunan massa ini, kami tidak mengeluarkan izin, tapi masyarakat tetap memaksa, bahkan kami sudah memasang maklumat larangan di berbagai tempat strategis,” singkatnya. (sub/pin)

Kinerja Polres dalam Pencegahan Covid-19 Dinilai Buruk

KM/SUBHAN

GAGAL: Aktivis GMNI Kabupaten Sampang menilai kinerja Polres setempat dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19 di wilayah itu tidak maksimal.

KOTA-Nasib para guru honorer dan tenaga suka relawan (sukwan) di tengah wabah Covid-19 di lingkungan pendidikan Kabupaten Sampang, kian memprihatinkan. Hingga kini, para tenaga pendidik non aparatur sipil Negara (ASN), belum masuk pada daf-tar penerima jarring pengaman sosial (JPS).

Untuk itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat mendesak Dinas Sosial (Dinsos) Sampang, untuk memasukkan dan memprioritaskan para pahlawan pendidikan itu sebagai penerima manfaat bantuan sosial (bansos) yang bersumber dari JPS kabupaten.

Hal itu disampaikan oleh Anggota Komisi IV DPRD Sampang Moh. Iqbal Fathoni. Kata dia, hingga kini petunjuk tehnis (juknis) penyaluran dan penerima bansos JPS kabupaten itu belum jelas. Akibatnya, bantuan yang

bertujuan meringankan beban warga miskin terdampak wabah Covid-19 tidak kunjung terealisasi.

Untuk itu, pria yang akrab disapa Bung Fafan tersebut meminta agar pemkab memberikan perhatian lebih kepada para tenaga honorer, guru ngaji dan sukwan di wilayah itu. Karena untuk sementara ini, penerima JPS yang sudah ditetapkan oleh pemkab itu adalah orang dalam resiko (ODR) Covid-19.

“Mari berikan JPS ini kepada guru honorer, guru ngaji, tenaga sukwan dan dosen, karena saat ini kondisi guru honorer, khususnya yang di lembaga swasta banyak yang tidak menerima honor, karena sudah tidak mengajar di kelas, jadi mereka wajib dimasukkan ke JPS ini,” ujar Bung Fafan kepada Kabar Madura, Rabu (10/6/2020).

Lanjut politisi muda dari Partai

Persatuan Pembangunan (PPP) itu, hingga kini dirinya selaku wakil rakyat belum menerima laporan tentang juknis JPS tersebut. Dengan demikian, Fafan berharap Pemkab segera menyelesaikan juknis JPS agar bansos itu segera disalurkan kepada yang berhak, utamanya para honorer, guru ngaji dan lainnya.

“Sampai detik ini kami belum mener-ima laporan terkait juknis JPS ini, tapi kami harap usulan dari legislatif untuk memasukkan honorer dan guru ngaji sebagai penerima JPS bisa direalisasi-kan,” pintanya.

Sementara itu, Kabid Penanganan Fakir Miskin dan Sosial Dinas So-sial (Dinsos) Sampang M. Nashrun menerangkan, hingga kini juknis dan Perbup untuk penerima JPS kabupaten itu belum selesai. Dirinya belum bisa menjelaskan secara detail terkait penerima JPS tersebut. Bahkan dirinya

belum bisa menerima usulan dari leg-islatif untuk memasukkan tenaga hon-orer dan guru ngaji sebagai pemerima manfaat bansos JPS tersebut.

Dirinya menjelaskan, penerima JPS memiliki kriteria, yakni warga miskin terdampak Covid-19. Kalau untuk tenaga honorer, sukwan dan se-bagainya, dirinya mengaku belum bisa dipastikan tercover. Bahkan dirinya belum menyebutkan pagu, bentuk ban-tuan dan jumlah penerimanya, karena perbup atau keputusan dan juknisnya sedang digodok.

“Kami belum bisa memastikan usulan dari dewan ini dapat diterima atau tidak, saat ini masih proses peng-godokan untuk juknis JPS ini, kami ini (Dinsos, red) hanya sebatas pelaksana, untuk penentu kriteria penerima dan sasarannya adalah TAPD sebagai tim kabupaten,” kelit Nasrun. (sub/pin)

Guru Honorer Tidak Masuk Data JPS

KOTA-Akibat adanya pemangkasan anggaran pembayaran listrik peneran-gan jalan umum (PJU) sebesar Rp1,6 miliar. Kini Dinas Perhubungan (Di-shub) Sampang, terancam menunggak pembayaran rekening PJU selama empat bulan.

Kepala Dishub Sampang Aji Waluyo saat dikonfirmasi melalui Kepala Seksi (Kasi) Teknis Sarana Prasarana (TSP) Jalan Heri Budiyanto mengaku, pihaknya tidak bisa berbuat banyak meski harus menunggak pembayaran listrik selama empat bulan akibat ad-

anya pemangkasan anggaran.

Diungkapkannya, pada 2020 ang-garan untuk pembayaran listrik PJU sebesar Rp6,547 miliar. Namun karena ada pemangkasan untuk penanganan Covid-19, anggaran tersebut terpaksa dipangkas sebesar Rp1,6 miliar, dan saat ini tersisa sebesar Rp Rp4,985 miliar.

Namun demikian, dirinya berjanji akan mengajukan kembali anggaran tersebut malalui perubahan anggaran keuangan (PAK) sekitar bulan Oktober mendatang. Jika tidak, maka instan-sinya dipastikan tidak bisa membayar rekening PJU di wilayah itu selama empat bulan.

Kata dia, anggaran rekening PJU yang tersedian saat ini hanya cukup un-tuk membayar tagihan bulan Januari-Agustus mendatang, Sementara untuk bulan berikutnya, pada September sampai Desember sudah dipastikan tidak ada anggaran.

“Pembayaran rekening listrik setiap bulannya rata-rata menelan APBD sekitar Rp550 juta, dari jumlah PJU yang ditanggung pemerintah sebanyak 439 Idpel yang tersebar di berbagai wilayah,” ucap Heri Budiyanto kepada Kabar Madura, Rabu (10/6/2020).

Disinggung soal penambahan PJU baru di wilayah Sampang, pria yang akrab disapa Hery itu mengungkap-kan, penambahan PJU juga terdampak pemangkasan akibat wabah Covid-19. Diungkapkannya, tahun ini penamba-han PJU hanya tinggal di dua lokasi, yakni di Jalan Wahid Hasyim, dan Kelurahan Karangdelem. Sedangkan untuk di wilayah lainnya sudah dicoret dan anggarannya dialihkan untuk pencegahan penanganan covid-19.

“Tidak hanya rekening PJU yang di pangkas, penambahan PJU baru juga hampir ditiadakan, hanya tinggal dua lokasi yang tidak dipangkas, karena ini dinilai sangat mendesak,” jelasnya.

Sementara itu, Moh. Zainal salah seorang aktivis di Sampang meminta pemkab tidak pasrah dengan keadaan. Dirinya mendesak pemkab harus mencari solusi agar PJU itu tidak mati, apalagi sampai empat bulan lamanya.

Di sisi lain kata dia, Dishub juga ha-rus bisa terus menekan maraknya aksi pencurian jaringan listrik PJU yang mengakibatkan kerugian uang negara.

“Pemkab jangan pasrah, harus ada solusi, jangan sampai masyarakat yang menerima dampaknya,” sing-katnya. (sub/pin)

KM/SUBHAN

NUNGGAK: Dishub Sampang mengaku tidak bisa membayar rekening PJU selama empat bulan.

Pembayaran Listrik PJUTerancam Tidak Terbayar

Page 4: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

4 KAMIS l 11 Juni 2020

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: RAHMAN

Pemkab Hanya Lakukan Tambal

Sulam

PAKONG-Bukan hanya rusak, tapi hancur, seperti itulah warga menggambarkan kondisi Jalan Raya Cenlecen, Kecamatan Pakong, Pa-mekasan. Bahkan sebagai bentuk protes keras pada pemerintah atas pembiaran kondisi jalan yang sering memakan korban itu, warga melaku-kan aksi pemblokiran dengan mena-nam pohon pisang di tengah jalan.Pantauan Kabar Madura, tidak han-ya melakukan tanam pohon pisang di tengah jalan, warga yang kesal lantaran tidak kunjung ada perbaikan jalan itu, juga melakukan aksi bakar ban bekas di tengah jalan. Akibatnya, arus lalu-lintas di wilayah itu sempat tertutup.Koordinator lapangan (Korlap) aksi pemblokiran jalan Kadarisman menegaskan, aksi tersebut sebagai bentuk tuntutan masyarakat lantaran kondisi jalan yang sudah lama rusak dibiarkan tanpa perbaikan. “Jalan ini dibiarkan lama rusak dan sudah banyak memakan korban. Sebelumnya sudah sempat dilakukan pengukuran, namun tidak kun-jung diperbaiki, masyarakat hanya sekedar diberi harapan palsu,” ujar Kadarisman saat ditemui di sela-sela aksi, Rabu (10/6/2020).Pihaknya mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, untuk bisa memfasilitasi masyarakat agar jalan provinsi yang dibiarkan rusat selama 5 tahunan itu bisa segera diperbaiki. “Kami berharap pemerintah daerah bisa memfasilitasi kami agar jalan ini layak untuk dilalui lagi,” imbuhnya.Sementara Suma’iyah, warga Desa Cenlecen, Kecamatan Pakong yang pernah menjadi korban akibat keru-sakan jalan tersebut, meminta per-hatian dan belas kasih pemerintah. Sebab menurutnya, bukan hanya dirinya yang menjadi korban jalan rusak tersebut, akan tetapi banyak warga lain yang melintas di jalan tersebut mengalami kecelakaan.“Saya termasuk korban akibat jalan yang rusak ini. Jutaan rupiah yang saya habiskan untuk berobat. Jadi, kami hanya menginginkan jalan ini bagus. Mohon kepada pemerintah dengar dan perhatikan suara kami,” harap warga yang berprofesi sebagai pedagang tersebut. Protes yang dilakukan warga itu sontak menarik perhatian Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan. Wakil Ketua Komisi III DPRD Pamekasan H Ma-sykur Rasyid menegaskan, pihaknya akan melakukan peninjauan ke lokasi tersebut. “Kami prihatin sampai mereka melakukan aksi bakar ban dan tanam pisang di tengah jalan, tentu itu per-soalan serius,” tukasnya. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Pamekasan Cahya Wiba-wa mengatakan, pihaknya sudah menjelaskan kepada masyarakat mengenai teknis dalam pengerjaan jalan. Bahkan dirinya mengaku, semestinya perbaikan jalan tersebut sudah dikerjakan, namun karena ter-kendala Covid-19, perbaikan belum bisa dilakukan.“Untuk pengerjaannya kami akan lakukan secara perlahan, pada tahun 2020 ini kami anggarkan pemeli-haraannya, kemarin tidak langsung kami laksanakan karena memang terkendala Covid-19,” paparnya. Pihaknya mengaku, langsung men-datangi lokasi pemblokiran untuk memberi penegasan kepada ma-syarakat bahwa perbaikan jalan akan segera dilakukan. Namun saat ini, perbaikan hanya sebatas peme-liharaan berupa tambal sulam saja.Dirinya mengungkapkan, sebel-umnya Pemkab Pamekasan sudah melakukan pertemuan dengan empat kepala desa yang berada di sepanjang jalur tersebut. Dalam pertemuan itu, pihaknya mengaku sudah meng-ganggarkan kegiatan tambal sulam jalan dengan anggaran di bawah Rp200 juta. “Kami perbaiki dengan tambal sulam dulu, nanti di 2021 kami akan lakukan perbaikan lagi, jadi memang tidak bisa diperbaiki semua,” pung-kasnya. (rul/pin)Jabatan adalah pilihan, me-nyikapi se� ap persoalan adalah pilihan, selama pekerjaan dilakukan dalam koridor kepan-tasan dan kepatutan maka � dak ada masalah. Begitulah prinsip Amin Jabir dalam menjalani tugasnya sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pame-kasan.ALI WAFA, KOTA

Bapak enam anak itu mulai meniti karir sebagai aparatur sipil negara (ASN) pada ta-hun 1998. Pertama menjadi abdi negara, dirinya bertugas di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga.Selama 14 tahun bertugas dan men-iti karir birokrasi, kini dia mendulang sejumlah pencapaian istimewa hing-ga dipercaya mengatasi dan menja-min keasrian Kabupaten Pamekasan sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pamekasan. Tidak ada jalan tanpa kerikil, begi-tupun dengan perjalanan karir Amin Jabir. Selama bertugas menangani proyek pembangunan di Kabupaten Pamekasan, dia menghimpun banyak cerita, mulai dari menjaga integritas diri agar amanah yang dipercayakan kepadanya tidak luntur, serta bisa bekerja dengan maksimal.Menjadi penanggung jawab sebuah pembangunan, merupakan jabatan yang paling membuatnya merasa hidup di atas dahan tinggi. Dimana angin kencang selalu menyertai posisinya, sehingga dirinya harus benar-benar bersabar menahan dan mengendalikan nafsunya agar bisa bekerja profesional. Dia menceritakan, tidak sedikit pihak yang berusaha mencari hidup dengan berusaha memeluk sambil mencekiknya. Maklum, proyek pembangunan meru-pakan pekerjaan yang kerap kali di-hadapkan dengan anggaran dana yang jumlahnya menggiurkan.“Kami bekerja bukan hanya dengan retorika tetapi juga dengan bukti nyata dan dokumen yang dapat diper-tanggungjawabkan, serta mengacu dengan prosedur dan aturan yang berlaku, sehingga dengan itu tidak ada masalah yang sulit diselesaikan,” ujar alumnus Unisma Malang kepada Kabar Madura, Rabu (10/6/2020).Saat ini sebagai Kepala DLH Pamekasan, Jabir dipercaya untuk mengatur dan menjamin keindahan serta keasrian Kota Gerbang Salam. Diakui Jabir, hal tersulit baginya yaitu mengajak masyarakat Pame-kasan, untuk mau saling mengerti guna menjaga lingkungan agar tetap terlihat bersih nan indah tanpa ada pemandangan buruk oleh sampah.Menurutnya, jauh dari segala pe-nyebab teknis, tidak teraturnya sampah di Kabupaten Pamekasan disebabkan oleh tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah. Sehingga untuk mencabut akar per-masalahan keasrian lingkungan yaitu dengan membuat masyarakat Pame- kasan turut merasa peduli terhadap wajah kota dan wajah desa.Dalam menjalankan amanahnya, Jabir seringkali berjumpa dengan pihak-pihak kontra produktif yang cenderung tidak memiliki spirit yang sama dengannya. Tetapi dengan kebesaran hatinya, dia tidak me-nyambut hal itu dengan sambutan negatif, justru menurutnya, dengan transparansi dan kebijaksanaan dia bisa melalui itu dengan mudah.Prinsipnya teghas Jabir, adalah bekerja keras dengan gigih, dengan selalu berada di koridor yang jelas dan benar. Dengan demikian, tidak akan ada hal sulit yang menyebabkan dirinya salah mengambil keputusan.“Saya welcome dengan semua pihak, saya tidak menutup diri untuk siapapun, jadi bagi saya asal tujuannya butuh kebenaran maka saya akan memberikan kebenaran, karena selama kita berpegang pada kebenaran apapun yang kita lakukan jauh dari risiko,” pungkasnya. (pin)

Kapasitas Ruang Isolasi Dua RS OverloadMengenal Lebih Jauh Kepala DLH Amin JabirKomitmen Menjaga Integritas Demi Kemajuan Pembangunan

KOTA–Seiring terus bertam-bahnya pasien terkonfirmasi terinfeksi Covid-19 di Kabupaten Pamekasan, serta dengan didu-kung oleh ketersediaan tes cepat molekuler (TCM), ruang isolasi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Slamet Martodirdjo (RSUD SMart) Pa-mekasan dan Rumah Sakit Umum Mohammad Noer (RSMN) Pame-kasan, alami overload.Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 RSUD SMart Pamekasan dr. Syaiful Hidayat mengungkapkan, pi-haknya saat ini tengah merawat 22 orang pasien yang terdiri dari 16 orang terkonfi rmasi terinfeksi Covid-19, serta enam orang ber-status pasien dalam pengawasan (PDP).Akibat dari meningkatnya jum-lah pasien Covid-19 itu, pihaknya harus harus menambah ruang isolasi demi bisa menampung keseluruhan pasien yang ada. Se-bab, ruang isolasi yang disiapkan sudah penuh.“Tadi malam masuk lagi kesini enam orang, jadi sekarang kami merawat sebanyak 16 orang positif dan enam orang PDP, jadi total 22 orang yang kami rawat,” ucapnya, Rabu (10/6/2020).Syaiful menyebutkan, sebelum-nya RSUD SMart hanya mem-fungsikan paviliun fl amboyan se- bagai ruang isolasi. Kini pihaknya harus memfungsikan paviliun mawar sebagai ruang isolasi. Hingga saat ini lanjut dia, dari 10 kamar yang tersedia di pavili-un mawar, sudah ada enam kamar yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19.“Kemarin kan kami meng-gunakan ruang isolasi khusus yang memiliki enam bet itu, dan paviliun fl amboyan, nah sekarang kami juga menggunakan pavilion mawar,” tukasnya.Di lain pihak, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 RSMN dr. Mokh. Mukhlis menyebutkan, saat ini pihaknya tengah merawat delapan orang pasien terkonfi r-masi terinfeksi Covid-19.Sementara ruang isolasi yang tersedia hanya enam ruang. Oleh karena itu, saat ini pihaknya ten-gah melakukan renovasi empat ruang isolasi untuk menambah kapasitas ruang isolasi pasien Covid-19.“Jadi nanti kami miliki sembilan kamar isolasi, itu semua tanpa ventilator dan tekanan negatif,” ucapnya.Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan dr. Achmad Marsuki mengatakan, setiap langkah yang dilakukan oleh kedua rumah sakit telah ses-uai dengan prosedur tetap (Pro-tap) dari kedua instansi tersebut. Selain itu, menurutnya, keter-batasan ruang isolasi di kedua rumah sakit bisa dicarikan jalan keluar dengan memindahkan pasien yang tergolong ringan ke ruang observasi gedung Islamic Centre.“Pasien dengan PDP ringan bisa dipindahkan ke sana (Islamic Centre, red),” ulasnya. (ali/pin)

KM/ ALI WAFA

OVERLOAD: Ruang isolasi di RSUD SMart dan RSMN Pamekasan penuh dengan pasien Covid-19.

KOTA–Rencana Pemerintah Kabupat-en (Pemkab) Pamekasan untuk mendiri-kan badan usaha milik daerah (BUMD) khusus untuk mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), hingga saat ini belum menemukan kejelasan.Rencana pembentukan BUMD khusus UMKM itu, pertama diwacanakan oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam di awal masa kepemimpinannya. Pemben-tukan BUMD khusus UMKM itu, dinilai penting dilakukan untuk memfasilitasi produk lokal agar bisa bersaing dengan produk luar daerah.Namun sayang, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Pame-kasan Abdul Fata mengaku, pihaknya masih belum berencana untuk mendirikan BUMD baru khusus pengembangan UMKM.Sebab menurutnya, saat ini pihaknya ten-gah fokus pada proses kerjasama dengan pasar modern guna memasukkan produk UMKM asal Bumi Gerbang Salam.“Sejauh ini kami masih belum ada langkah-langkah kesana (pembentukan BUMD, red), Insya Allah bertahap,” ucapnya, Rabu (10/6/2020).Fata menjelaskan, saat ini pihaknya tengah berkonsentrasi pada proses penekanan kepada pasar modern, agar produk UMKM lokal bisa juga diterima di pasar modern. Selain itu, dia men-gakui kekurangan produk UMKM si-fatnya yang fl uktuatif, sementara pasar modern menginginkan produk yang sifatnya stagnan, sehingga ketika pasar modern membutuhkan suplai produk UMKM selalu siap.Lebih lanjut Fata menyebutkan, mes-ki tidak disediakan BUMD khusus UMKM, pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp9 miliar untuk bekerjasama dengan bank UMKM dalam bentuk channeling untuk mem-fasilitasi tambahan usaha bagi UMKM.Dia menjelaskan, dalam program chan-neling itu, pihaknya menitipkan dana Rp9 miliar ke bank UMKM dengan bunga yang sangat murah yaitu 6 persen. Bahkan dia menyebutkan, Bupati Pa-mekasan menginginkan ada penurunan bunga menjadi 4 persen, selain itu ada perlakukan khusus bagi UMKM pemula di mana bunga hanya diberlakukan sebesar 1 persen.“Bupati ingin membentuk dan mencip-takan 10.000 wirausaha baru. Jadi pro-gram channeling itu untuk memberikan dukungan usaha baru,” tukasnya.Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan Ismail A Rahim berharap pemerintah bisa lebih serius dengan pengembangan BUMD. Dia menilai, sejauh ini BUMD tidak ter-urus dengan baik. Bahkan ada beberapa BUMD yang terbengkalai dan tidak bisa menjadi sumber pendapatan kas daerah.“Rata-rata BUMD banyak yang tidak serius, padahal dana yang disiapkan itu jumlahnya tidak sedikit, ini menjadi PR besar bagi pemerintah,” tukasnya. (ali/pin)

Rencana Pembentukan BUMD Khusus UMKM Buram

Seriusi Pemblokiran

Jalan Cenlecen oleh Warga

AMIN JABIR: Kepala Dinas

Lingkungan Hidup

KM/KHOYRUL UMAM SYARIF

KECEWA BERAT: Warga mendesak pemerintah menyikapi serius persoalan jalan rusak di Jalan Raya Cenlecen, Kecamatan Pakong yang sudah sering memakan korban.

Page 5: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

Email Redaksi: [email protected] LAYOUTER: RAHMAN

KAMIS l 11 Juni 20205

BEP Tembakau, Dispertahortbun-

Disperindag Saling Lempar Tanggung

JawabKOTA-Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebu-nan (Dispertahortbun) Sumenep menyampaikan bahwa Break Even Point (BEP) atau batas harga tem-bakau tahun ini masih belum bisa diterapkan untuk petani tembakau di Sumenep.Hal itu dikarenakan untuk pen-gaturan harga tidak ada regulasi yang mengatur, baik dalam bentuk peraturan daerah (perda) maupun peraturan bupati (perbup). Kepala Dispertahortbun Sumenep melalui Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan Rina Suryandari me-nyampaikan, penentuan batas harga minimal tembakau meskipun dapat menguntungkan petani, namun be-lum bisa diterapkan. Sebab, tidak ada aturan yang memicu lahirnya program tersebut.“Tahun ini juga tidak ada program tersebut, patok harga ini tidak bisa diterapkan sampai musim tembakau tahun ini kalau di sini tidak ada, mungkin ini bisa diupayakan oleh Disperindag,” katanya kemarin.Sementara itu, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) me-lalui Kepala Bidang (Kabid) Promosi dan Perlindungan Konsumen Cicik Suryaningsih mengatakan, mengenai program BEP tanahnya Dispertahort- bun, bukan Disperindag. Di instan-sinya hanya tentang harga makan minum (mamin) saja, tidak spesifi k ke persoalan harga tembakau.“Nah biasanya kalau saya masih di sekretariat DPRD dulu itu yang dilibatkan adalah Dinas Pertanian. Sejauh ini soalnya juga tidak ada yang mengatur terkait BEP tem-bakau,” paparnya.Anggota Komisi II Juhari juga membenarkan bahwa untuk BEP atau regulasi tentang tataniaga tembakau memang belum diatur secara serius, padahal kuali-tas tembakau di Sumenep telah diakui oleh daerah-daerah luar. Sehingga pekerjaan rumah ke depan adalah melahirkan regulasi tataniaga tembakau yang memi-hak petani. Menurutnya, pembicaraan tentang BEP ini sudah lama, tetapi tidak ada kata sepakat sampai saat ini, teru-tama dari pabrikan.“Ceritanya itu panjang, dulu BEP sudah dibicarakan, tapi pihak pabri-kan itu mengancam tidak akan mem-beli tembakau di Sumenep kalau menerapkan BEP. Tapi kami untuk ke depannya akan merevisi regulasi tentang tembakau itu sehingga ada patokan harga yang menguntungkan petani,” paparnya. (ara/pai)KOTA-Tes Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Calon Pegawai Neg-eri Sipil (CPNS) di Sumenep masih belum diketahui kapan akan dilak-sanakan. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sumenep, Abd. Madjid mengatakan, hingga saat ini masih belum ada petunjuk teknis dari pemerintah pusat.“Belum ada petunjuk lebih lanjut lagi,” katanya, Rabu (10/6/2020).Jadwal pelaksanaan SKB CPNS Ka-bupaten Sumenep semula dilakukan 10 hingga 17 Maret 2020. Namun karena ada wabah Covid-19 mem-buat rencana tersebut tidak dilakukan dan belum diketahui ditunda sampai kapan.Badan Kepegawaian Negara (BKN) kemudian menyusun ulang jadwal SKB. Direncanakan akhir April hing-ga awal Mei. Namun, pada akhirnya juga gagal dan hingga saat ini masih belum ada surat resmi. “Jadwal atau pun surat belum pasti. Apalagi dengan kondisi sekarang. Kalau ada kejelasan pasti diumumkan nantinya,” ujarnya. “Kami akan terus berusaha mencari informasi baru dari pemerintah pusat. Jika ada info maka kami umumkan di website CPNS Sumenep,” ujarnya.Diletahui sebelumnya, formasi PNS di Sumene berdasarkan keputusan Kementerian Pendayagunaan Apara-tur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) tersedia 310 orang. Rinciannya, tenaga kesehatan sebayak 95 orang , dan tenaga teknis pertanian 45 orang, tenaga teknis 67 orang dan tenaga pendidikan 103 orang.Kemudian untuk ketentuan nilai ambang batas pelaksanaan tes seleksi Terbagi atas tes karakteristik pribadi (TKP) 126 poin wawasan kebangsaan (TWK) 65 poin, tes intelegensia umum (TIU) 80 poin, dan formasi umum yakni 271 poin.Untuk formasi cum laude, peserta harus mencapai nilai TIU 85 poin. Un-tuk total nilai yang harus dikumpul- kan bagi peserta formasi ini minimal 271 poin,dan untuk formasi disabilitas peserta harus mengumpulkan nilai minimal 260 poin. asalkan TIU mini-mal 70 poin. Sedangkan untuk nilai tes lainnya tidak ditentukan.“Pelaksnaan tes CPNS lanjutan nantinya akan dilakukan sesuai me-knisme yang ada,” paparnya. Sebelumnya, anggaota Komisi I DPRD Sumenep Nurus Salam mengatakan, tertundanya tes SKB memang wajar jika ada alasan Wabah Covid-19. Namun demikian pemer-intah diharapkan mencari solusi lain mengenai pelaksanaan tersebut. Entah dengan menggunakan tes di rumah ataupun lainnya yang sekiranya tidak berkerumunan. Harapannya, tes SKB terlaksana. Agar kebutuhan CPNS terpenuhi. “Kami akan terus memantau atau melakukan pengawasan mengenai berjalannya tes SKB,” pungkasnya.

(imd/pai)

KOTA-Penyelesaian proyek jembatan di Desa Pakamban Daya, Kecamatan Paragaan Sumenep masih belum jelas.Kepala Bidang (Kabid) Pem-bangunan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Sumenep Harianto Effendi mangakui, proyek jembatan di Desa Pragaan tersebut belum selesai dan tidak ada rencana di tahun 2020 untuk melanjutkan proyek tersebut. Sebab, anggaran-nya masih minim, terlebih di masa Covid-19. Dijelaskan, saat ini ia masih fokus pengerjaan jembatan yang lainnya. Seperti, di Desa Barisan Kecamatan Manding dan Jem-batan di Montorna. Sebab, meski-pun tidak selesai, di Pragaaan sudah bisa dilewati walau belum sempurna.“Yang penting bisa digunakan masyarakat” ujarnya. Ditegaskan, Anggaran Jembatan di Paragaan itu senilai Rp1 miliar. Namun, anggaran tersebut tidak mencukupi dan masih kurang Rp200 juta hingga selesai. “Hanya beberapa pengerjaan yang belum selesai mas, jadi tidak apa-apa dipending dulu,” paparnya. Diketahui, proyek tersebut dik-erjakan pada tahun 2019, dan sempat dilakukan perpanjangan pada tahun 2020 lantaran bahan materiilnya tidak cepat datang. Namun, pada saat perpanjangan waktu sebanyak 75 hari dan sele-sai pada 70 hari dan saat ini tidak selesai lantaran terkendala ang-garan yang nantinya akan dilanjut setelah PAK 2020 atau 2021. Saat ini pengerjaan tinggal tembok samping dan pecanggah lainnya. Tujuannya, agar jem-batan kokoh dan ada pengamanan antisipasi bahaya lainnya. Mis-alnya ketika lewat di jembatan tersebut takut ada rintangan di pertengahan jalan sehingga, jatuh dari jembatan.“Jika tidak dikasi pecanggah dan penguatan beton dikhawatirkan ada bahaya,” paparnya. kontrak pengerjaan proyek pada Agustus lalu sampai tang-gal (10/12/2019) dalam kontrak sudah selesai. Maka, Dinas PU Bina marga sudah memberikan keleluasaan untuk dikerjakan dengan syarat dikasi denda seper 1000 dikali jumlah kontrak. “Pihak rekan sudah diberlaku-kan denda. Sebab, tidak selesai sesuai kesepakan kontrak,” tan-dasnya. Sebelumnya, Sekretaris Komisi III DPRD Sumenep M Ramzi mengatakan, proyek di Pakam-ban Daya belum tuntas sebab, terkendala anggaran. Sebenarnya pengerjaan tersebut direncanakan tuntas pada perpanjangan waktu. Hanya saja karena faktor peker-jaan sebelumnya tidak selesai maka pekerjaan yang dianggara-kan nantinya di PAK.“Otomatis gagal diselesaikan, jadi harus ada finising lagaya berharap tambahan anggaran dapat menyelesaikan jembatan,” tegasnya. Dia berharap, Organiasi Per-angkat Daerah (OPD) terkait maksimalkan dan tepat waktu sesuai yang direncanakan. Kede-pannya, Jangan ada lagi istilah putus kontrak. Sebab, diputus kontrak semuanya itu karena perencanaannya tidak matang. “Perencanaan yang matang maka akan menghasilkan pem-bangunan yang matang pula,” tukasnya. (imd/pai)Tes SKB CPNS Masih Buram

Mandek, Terancam

Tidak Selesai Tahun Ini

KM/RAIN

PANEN: Tembakau yang hampir selesai produksi.

KM/IMAM MAHDI

BELUM JELAS: Tes SKB di Kabupaten Sumenep belum diketahui kapan akan dilaksanakan.

KM/IMAM MAHDI

MANDEK: Proyek Jembatan di Desa Pakamban Daya, Kecamatan Paragaan Sumenep belum sempurna.

Penentuan BEP Terganjal Ancaman Pabrikan Ada banyak cara krea� f yang disampaikan oleh para ak� vis untuk mengkri� k perusakan lingkungan di Sumenep. Salah satunya dilakukan oleh Moh. Sutrisno selaku Ketua Front Komunikasi Mahasiswa Sumenep (FKMS). Di tengah wabah Covid-19, ia melakukan aksi damai dengan memben-tangkan pamfl et agar bisa dilihat oleh se� ap orang yang melintas.MOH RAZIN, SUMENEPM

eskipun terik ma-tahari menghan-tam wajahnya , Moh Sutrisno tetap memperlihatkan pamlet bertu-liskan “Kami tidak anti Tambak Udang tapi kami benci pengru-sakan lingkungan.”Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Aksi da-mai ini diperlihatkan kepada setiap pengendara yang melintas di sim-pang empat utara Taman Adipura pada Rabu (10/6/2020).Ia menyayangkan sikap pemer-intah yang tidak tegas terhadap investor. Berdasarkan temuan komunitasnya, terdapat tambak-tambak yang tidak mengantongi izin (ilegal) dan tetap dibiarkan beroperasi.Padahal, tambak ilegal tersebut bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengganggu kenya-manan masyarakat. Misalnya limbah di sekitar tambak itu me-nyebarkan bau tak sedap.“Kami FKMS tidak anti inves-tor, tapi aturan-aturannya jangan dilanggar. Izinnya dilengkapi, lingkungannya dijaga jangan diru-sak. Kalau itu sudah bisa dilakukan monggo dipersilakan,” ungkapnya, Rabu (10/6/2020).Karena jika ini terus dibiarkan, maka kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah selaku pe-mangku kebijakan berangsur sirna. Sehingga dia berharap agar pemer-intah selaku pembuat regulasi bersikap tegas terhadap petambak udang yang melanggar.Pria, yang juga aktif di PMII itu juga menyampaikan, pemer-intah tidak boleh pandang bulu dalam memberikan sanksi terha-dap pengusaha. Kalau sudah tidak mengantongi izin itu sudah dapat dipastikan melanggar peraturan yang sudah dibuat sendiri oleh pemerintah.“Kami tidak hanya berharap, tapi juga mendesak kepada pemerintah khususnya tim perizinan yang lintas OPD untuk bagaimana menunjukkan ketegasan kepada pengusaha yang nakal, siapapun itu. Yang nakal harus mendapatkan sanksi, mau lokal mau asing, sia-papun itu yang melanggar aturan harus ditindak, kalau perlu ditutup tambaknya,” imbuhannya.Berdasarkan pantauanya di lapan-gan beberapa tambak ilegal yang tetap beraktivitas normal terjadi di Desa Pakandangan Barat, Ke-camatan Bluto, di Desa Andulang Kecamatan Gapura, Kecamatan Kalianget, Kecamatan Talango, Kecamatan Dungkek, dan Keca-matan Batu Putih.“Itu tidak hanya satu desa loh, terutama di Kecamatan Dungkek itu banyak yang tidak berizin tapi tetap beraktivitas,” pungkasnya. (pai)

Moh Sutrisno, Ak� vis Forum Komunikasi Mahasisiwa Sumenep (FKMS)Tidak Anti Investor, Tolak Perusakan Lingkungan

KM/RAZIN

KONSISTEN: Ketua FKMS Moh Sutrisno menyampaikan

aspirasi di tempat umum.

Page 6: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

KAMIS l 11 Juni 2020

SPORT6

RIHLAH MASJID

Hingga memasuki Bulan Juni, kurva wabah Covid-19 masih terus naik sejak kasus pertama di Indonesia Bulan Maret lalu. Guna mencegah penyebaran wabah tersebut, pemerintah pusat menerapkan pembatasan mobilitas.

Akan tetapi, seiring dengan persiapan menerapkan new normal, sejumlah daerah kembali bersiap agar roda ekonomi bisa kembali berputar.

Di tengah persiapan new normal itu, Kiper Madura United M. Ridho Djazulie mengajak kepada umat mus-lim Indonesia dan dunia. Itu agar kembali meramaikan masjid yang beberapa bulan terakhir terdapat yang tutup dan sedikit jamaah.

Selain itu, palang pintu terakhir Madura United terse-but tetap mengimbau agar masyarakat yang hendak beribadah ke masjid tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sebut saja menggunakan masker, membawa sajadah pribadi, mengecek suhu tubuh dan cuci tangan sebelum masuk masjid.

“Saya Muhammad Ridho Djazulie mengajak seluruh umat muslim di Indonesia dan dunia, yuk kita salat berjamaah dan ramaikan masjid. Jangan lupa tetap jaga kesehatan dengan menggunakan masker, membawa sajadah sendiri, cuci tangan dan cek suhu tubuh sebelum masuk ke masjid,” ujarnya.

Tidak sebatas kiper asal Pekalongan itu, Gelandang Madura United Guntur Ariyadi menceritakan, beberapa bulan terakhir telah lama tidak salat berjamah di masjid. Bahkan, dia salat tarawih di rumah saat Bulan Ramadan 2020 kemarin.

Tak ayal, pemilik nomor punggung 2 di tim berjuluk Laskar Sape Kerrab itu rindu untuk salat kembali di masjid. Seiring dengan persiapan new normal, dia juga mulai salat di luar dengan tetap memperhatikan pro-tokol kesehatan agar berpartisipasi dalam mencegah penulawan Covid-19.

“Memang rindu ya, lama sekali sudah tidak salat di masjid. Tapi sudah akhir-akhir ini sudah mulai lagi, saya salat di masjid. Tentunya dengan memperhatikan aturan-aturan pemerintah. Iya, agar tidak ada penularan dan terus menekan angkanya itu,” tandasnya. (idy/nam)

Ajak Kembali

Ramaikan Masjid

Tim Nasional (Timnas) Indonesia U16 tengah menatap Piala Asia 2020 yang bakal dihelat di Bahrain, sejak 16 September hingga 3 Oktober 2020. Pasalnya, Tim Garuda muda itu tercatat sebagai perwakilan semata wayang Asia Tenggara.

Dalam skuad seleksi Timnas Indo-nesia U16 dalam persiapan gelaran tersebut, Fullback Madura United U16 Febrian Tri Yanto masih ber-tahan hingga seleksi tahap ketika di Depok, sebelum pemusatan latihan tersebut dihentikan seiring adanya wabah Covid-19.

Diketahui, drawing Piala Asia U16 tersebut bakal dilakukan, Kamis (18/6/2020). Timnas Indonesia U16 berpotensi bertarung dengan tim kuat seperti yang berada di Pot 1 Bahrain, Jepang, Tajikistan, dan Korea Selatan.

Sementara itu, di Pot 2 yang meru-pakan tempat Indonesia terdapat Australia, Korea Utara, dan Oman. Serta, di Pot 3 diisi oleh India, Iran, Yaman, dan Arab Saudi. Terakhir, tim di Pot 4 seperti China Uzbakistan, Qatar, dan Uni Emirat Arab.

Guna mempersiapkan asa berang-kat ke Bahrain, Febri menaikkan in-tensitas latihannya, meskipun sebatas latihan mandiri di rumahnya atau

lapangan dekat rumah di Kecamatan Pademawu, Pamekasan.

“Kalau harapan, saya ingin sekali ikut ke Bahrain. Semua yang masih seleksi atau tidak tentu juga punya harapan yang sama. Tapi, saya tidak hanya berharap. Saya latihan lebih giat ketika mendengar akan tetap ada Piala Asia 2020 itu,” kata Fullback Madura United U16 tersebut.

Sejatinya, pemain yang bisa menem-pati posisi winger itu menceritakan, memang dirinya mampu menjaga konsistensi latihan di tengah wabah Covid-19. Dia juga selalu mengaba-dikan via video untuk dikirimkan kepada Pelatih Timnas Indonesia U16 Bima Sakti. Lantaran, setiap pemain yang seleksi harus tetap latihan, serta mengirimkannya.

Lebih lanjut, Febri meminta sam-bungan doa terhadap masyarakat Madura ataupun suporter Madura United agar dirinya terpilih untuk berangkat ke Bahrain.

“Sebenarnya, semua pemain me-mang diminta untuk mengirim foto latihan. Iya, saya tetap konsisten tidak bohong, saya latihan dan kirim tugas itu. Saya berharap bisa terpilih, mohon doanya masyarakat Madura,” pungkasnya. (idy/nam)

Perempuan asal Pamekasan

Fa� matuz Zahrah memilih

kuliah di Universitas Bahaudin

Mudhary di Jalan Raya Lenteng,

Aredake, Batuan, Sumenep.

Meskipun berstatus mahasiswi,

Ima tetap se� a menjadi “bi-

dadari tribun”.

SUMENEP, SYAHID MUJTAHIDY

Sejatinya cukup banyak kampus yang berada di Bumi Gerbang Salam itu, sebut saja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Universitas Madura (Unira), Universitas Islam Madura (UIM), dan sebagainya.

Akan tetapi, seperti yang disam-paikan Ima, dirinya tetap memilih UNIBA Madura tidak terlepas dari programnya yang memikat. Dia menyebutkan seperti 3+1; tiga tahun di kelas setahun magang. Serta, dia juga tertarik dengan pengantar berbahasa Inggris yang mampu meningkatkan kualitas kebahasaan internasionalnya.

“Memang banyak kampus di Madura. Bukan berarti mereka tidak bagus sehingga saya memilih untuk kuliah di UNIBA Madura, tapi ada beberapa alasan seperti programnya juga. Ada 3+1, pen-gantar menggunakan Bahasa Ing-

gris, dan banyak juga yang lain,” ceritanya kepada Kabar Madura.

Mahasiswi Jurusan Manajemen se-mester 4 tersebut juga tidak menjadi mahasiswa yang sebatas ke kampus kuliah, lalu pulang. Namun, dia mengembangkan dirinya dengan mengikuti Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen, teater, paduan suara, dan silat.

Di samping sibuk di organisasi dan kuliah sejatinya Ima menyukai sepak bola. Dia juga menjadi Ketua Ratu Taretan Dhibik (Trendi) serta menjadi dirigen suporter. Semen-tara itu, lokasi UNIBA Madura juga jauh dengan Stadion Gelora

Madura Ratu Pamelingan (SGMRP) Pamekasan atau Stadion Gelora Bangkalan (SGB) sebagai venue Madura United.

Namun, jarak yang jauh itu tidak melunturkan tekadnya untuk tetap memilih UNIBA Madura guna menimba ilmu. Kata Ima, kuncinya terdapat di manajemen waktu.

“Saya bisanya kalau ada pertand-ingan, setelah kuliah langsung ke stadion untuk nonton Madura United main, mau memberikan dukungan bagi tim kebanggaan Madura. Itu tidak jadi halangan bagi saya, atur waktu saja dengan baik,” tutup Ima. (idy/nam)

Masjid Al-Furqon berdiri di Jalan Pelabuhan Bandaran, Branta Pe-sisir, Tlanakan, Sumenep. Ketika hendak memasuki masjid itu, terdapat kursi yang disedikan di tepi masjid.

Kursi tersebut tidak dihadirkan untuk bersantai. Akan tetapi, ja-maah yang membutuhkan seperti yang lanjut usia mengambil kursi tersebut agar tidak melakukan ger-akan dari sujud langsung berdiri.

Seperti yang disampaikan Rema-ja Masjid Al-Furqon Muhammad Fajara, usia jamaah di masjid tersebut beragam, mulai dari

anak-anak, pemuda, tua, hingga lanjut usia.

“Memang disediakan kursi itu sudah lama, bukan baru. Itu bi-asanya ada jamaah yang sudah lanjut usia, ketika harus sujud dan berdiri lagi. Jadi, ada fasilitas kursi untuk meringankan ja-maah. Karena yang saat di sini tidak hanya yang masih muda,” kata Remaja Masjid Al-Furqon itu kepada Kabar Madura, Rabu (10/6/2020) siang.

Di tengah wabah Covid-19, ja-maah bakal langsung bersua den-gan tandon untuk tempat mencuci

tangan di dekat pintu gerbang. Bi-asanya, jamaah mampir ke tempat itu sebelum masuk masjid.

Diketahui, Kabupaten Pame-kasan sudah menjadi zona merah. Berdasarkan data Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) per-Selasa (9/6/2020) pet-ang, 51 pasien terinfeksi Covid-19, 70 pasien dalam pengawasan (PDP), dan 485 orang dalam pan-tauan (ODP).

Selain menyediakan tempat untuk mencuci tangan, Fajar me-nyampaikan, masjid untuk saat ini tidak memfasilitasi sajadah.

Tak, heran, jamaah yang hendak menggunakan sajadah harus membawanya sendiri.

Lebih lanjut, pemuda berusia 25 tahun itu menjelaskan, langkah tersebut diambil guna mencegah penyebaran Covid-19 di Masjid Al-Furqon.

“Biasanya sebelum masuk ke sini cuci tangan terlebih dahulu di tempat itu, baru masuk mas-jid. Iya, karena ada Covid-19 ini, agar bisa mencegah penyebaran juga. Di dalam, juga tidak ada sajadah, agar yang mau membawa sendiri,” terang Fajar. (idy/nam)

KM/ SYAHID MUJTAHIDY

STRATEGIS: Masjid Al-Furqon berada di tepi jalan dekat Pelabuhan Branta Pesisir.

Sediakan Kursi untuk Jamaah Lanjut Usia

KM/ SYAHID MUJTAHIDY

ATUR WAKTU: Mahasiswi Universitas Bahaudin Mudhary (UNIBA) Madura Fatimatuz Zahrah bisa membagi waktu dengan baik.

Fa� matuz Zahrah, Ketua Ratu Trendi yang Terpikat UNIBA Madura

Pintar Bagi Waktu

antara Kuliah dan Nribun

KM/SYAHID MUJTAHIDY

LATIHAN MANDIRI: Fullback Madura United U16 Febrian Tri Yanto tetap menjaga kondisi fi siknya.

Bersiap ke Bahrain, Febri Genjot Latihan

TONGGHAL ATÈH

KM/SYAHID MUJTAHIDY

RAPI: Kiper Madura United M. Ridho Djazulie bersiap untuk salat di masjid.

Page 7: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

7

Email Redaksi: [email protected].

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL DAN DILARANG ME MINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA

Plt. Pemimpin Redaksi: Hairul Anam. Redaktur Pelaksana: Wawan Awalluddin Husna. Koordinator Liputan: Tabri S. Munir. Redaktur: Tabri S. Munir, Paisun, Miftahul Arifi n. Staf Redaksi: Masruroh. Sport: Syahid Mujtahidy. Bangkalan: Mohammad Khairul Umam (Kepala), Fa’in Nadofatul M. Moh

Sa’ed. Sampang: Mohammad Khairul Umam (Kepala), Subhan, Jamaluddin. Pamekasan: Totok Iswanto (Kepala), Khoyrul Umam Syarif, Ali Wafa. Sumenep: Fathor Rahman (Kepala), Imam Mahdi, Razin. Tata Artistik/Desain Grafi s: Akbar Iman (Kepala), Moh. Faiq, Akh. Zainuddin, Abd Rahman.

Sekretaris Redaksi: Feri Anggriawan, Sekretaris Biro: Subaidi Ikhsan (Sumenep), Mar’atus Saleha (Sampang), Muallifa (Pamekasan). Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Pendiri: Achsanul Qosasi, Cholili Ilyas. Komisaris: Tabri S. Munir. Direktur: Hairul Anam. Alamat Redak si/

Iklan dan Pemasaran: Jl. Panglegur No.10 KM 1 Pamekasan. -,Bangkalan: Perumahan Griya Abadi RT. 02 Nomor AE 21. Sampang: Jl Raya Taddan KM 101 Sampang (Kantor POJUR Sampang); Pamekasan: Jl. Panglegur No.10 KM 1 Pamekasan; Sumenep: Jl. Diponegoro No. 100 Karang-

duwak (Kantor POJUR Sumenep); e-mail Redaksi: [email protected]. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Sambungan dari hal 1

90 Persen....

Sambungan dari hal 1

Ulum....

Sambungan dari hal 1

Satpol PP....

Sambungan dari hal 1

Fokus....

KAMIS l 11 Juni 2020

PER 10 JUNI 2020

“Saya akan senang jika saya bertemu saudara Ulum untuk mengonfi rmasi uca-pan dan tuduhannya. Semoga saudara Ulum bisa menyampaikan kebenaran yang sesungguhnya, jangan melempar tuduhan tanpa dasar dan fakta yang sebenarnya,” ujar pria dengan sapaaan akrab AQ itu beberapa waktu lalu.

Lebih jauh, AQ menyampaikan dukun-gan terhadap proses hukum kasus KONI berjalan lancar.

“Semoga saudara Ulum bisa menyam-paikan kebenaran yang sesungguhnya. Jangan melempar tuduhan tanpa dasar dan fakta yang sebenarnya. Dan Saya mendukung proses hukum kasus KONI ini berjalan lancar dan fair, tanpa ada fi tnah pada pihak lain, termasuk saya sendiri,” pungkas AQ. (bri/waw)

Sambungan dari hal 1

PKL....

Bahkan pihaknya menuturkan, untuk sementara ini data tersebut dipending dulu untuk diajukan, yang penting sudah didata. Siapa tahu sewaktu-waktu nanti ada bantuan dari provinsi, pihaknya tinggal mengajukan data.

“426 PKL itu mayoritas bidang makanan. Dan data itu sekarang ada di kantor, belum diajukan dikarenakan belum ada permin-taan dari pemda,” tuturnya.

Sementara Kepala bidang (Kabid) Pen-anganan Fakir Miskin dan Penanganan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Sampang M. Nashrun mengatakan, untuk bantuan para PKL memang ada, namun untuk kouta penerimanya belum bisa memastikan.

“PKL nanti masuk ke bantuan JPS, na-mun jumlah penerimanya tidak diketahui, adapun jenis bantuannya nanti berupa sembako,” singkatnya.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi

II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sampang Alan Kaisan berharap, hasil dari pendataan para PKL atau peda-gang asongan yang terdampak dengan ad-anya wabah Covid-19 tersebut mendapat-kan bantuan.

Sebab, tempat satu-satunya untuk pen-cari penghasilan bagi para PKL hanya berjualan.

“Semoga para PKL itu dibantu oleh pemerintah, sebab jika tidak dibantu apa yang akan membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” harapnya.

Sementara itu, Abd Ghoni, salah seorang PKL di Taman Bunga (TB) Sampang menuturkan, akibat wabah Covid-19 ini, pendapatan setiap harinya menurun dari sebelumnya, apalagi saat penerapan PSBB.

Namun, PKL penjuan kopi tersebut tetap bersyukur meski pendapatannya ada penurunan, sebab kalau rezeki itu tidak akan tertukar.

“Ya untuk pendapatan menurun, apalagi saat dimalam hari ada pembeli untuk ngopi disuruh pulang, tapi alham-dulillah lah masih ada penghasilan,” singkatnya. (mal/waw)

Sambungan dari hal 1

Belanja....

Terpisah, Kepala Bidang (Kabid) Penge-lolaan dan Pelayanan Perpustakan Dinas Perpusatakaan dan Kearsipan (DPK) Bang-kalan Latifah menyampaikan, pengadaan buku untuk perpustakaan sudah datang pada Mei melalui CV. Media Pratama yang beralamatkan di Kecamatan Kwanyar.

“Pengadaan buku untuk perpustakaan sebenarnya sudah datang, sebanyak 600 buku yang akan siap dibaca oleh teman-

teman mahasiswa atau pelajar,” ungkapnya

Buku tersebut seharusnya datang pada April lalu, namun lantaran adanya Co-vid-19, pengirimannya jadi terlambat.

Namun kata Latifah, buku yang sudah datang tersebut tidak bisa dibaca oleh pen-gunjung perpustakaan, sebab masih berada di kantor DPK untuk diklasifi kasi.

“Kami masih menulis nomor induk buku serta memberikan stempel agar para pen-gunjung perpustakaan saat mencari buku lebih mudah, serta buku tersebut tidak mu-dah tertukar dengan miliknya pengunjung,” jelasnya. (sae/waw)

“Ya saat ini kami masih memfokuskan diri untuk penanganan Covid-19 di Sumenep, apalagi kan sudah diketahui bersama bahwa kita sudah masuk zona merah, dan yang paling menjadi pertimbangan kan masih belum ada informasi dari BMKG,” katanya, Rabu (10/6/2020).

Sehingga sejauh ini, belum memikirkan persiapan penanggulangan kekeringan, termasuk anggaraannya. Selain ada tentang waktu yang cukup panjang, untuk semen-tara pihak tetap fokus ke penanganan wabah Covid-19.

Namun untuk antisipasi dampak bencana kekeringan, pihaknya akan memaksimalkan fungsi pembangunan atau proyek yang sudah dibangun.

“Sementara kan sudah ada embung, maka nanti prosesnya mudah, juga ada pem-bangunan tandon di beberapa titik yang memang rawan kekeringan seperti Desa Montornah, sehingga jika ada kebutuhan mendesak maka langsung berfokus ke sana dan segera bisa dialirkan ke masyarakat,” imbuhnya.

Selain itu, menurutnya, dua armada yang disiapkan mengirimkan air bersih sudah siap untuk mengelilingi daerah yang din-

yatakan mengalami seperti tahun lalu. Apalagi sampai saat ini tidak ada satu pun masyarakat yang mengajukan bantuan air.

“Tentunya harus ada pengajuan terlebih dahulu, kalau tidak ya endak bisa. Kan kami tidak tahu. Dan sampai saat ini belum ada yang mengajukan,” paparnya.

“Belum tentu yang sepuluh kecamatan yang mengalami kekeringan tahun kema-rin sekarang terjadi lagi, karena mungkin sudah ada pengeboran atau cara-cara lain yang sudah dilakukan, jadi jika itu sudah

dilakukan pasti tidak akan terjadi kekerin-gan,” imbuhnya.

Tahun sebelumnya, BPBD Sumenep mendistribusikan 206 rit air melalui mobil tangki. Air itu disalurkan ke wilayah ter-dampak kekeringan.

“Padahal selain mengimbau, kami bekerja sama dengan para aparatur sipil negara (ASN) melakukan reboisasi di sejumlah wilayah, tetapi memang kan tidak langsung besar sehingga manfaatnya masih belum nampak,” pungkasnya. (ara/waw)

“Saya tidak bisa menindak. Yang mem-berikan pengendalian adalah tim pengenda-lian pengawasan. Tugas kami adalah mem-proses izin,” tegas dia, Rabu (10/6/2020).

Sejatinya, kata Kukuh, setiap permohonan izin yang diproses, pihaknya mengundang tim yang salah satunya adalah Satpol PP. Sehingga, Satpol PP sudah tahu jika tidak berizin. Sehingga Satpol PP tidak harus selalu ke DPMTSP jika ada masalah pen-goperasian tanpa izin.

“Satpol PP memang harus menindak jika tidak beroperasi, tanpa harus selalu berkoordinasi. Sebab, hal tersebut sudah kewenagannya sebagai penegak perda,” ujarnya.

Selain Satpol PP, tim tersebut berisi OPD lain, antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Perikanan (Diskan), Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permuki-man dan Cipta Karya (DPRKP dan CK) Sumenep.

Kukuh menjelaskan, tambak udang di Pakandangan Barat sudah mengajukan dan memproses izin, namun belum rampung. Dengan begitu, tidak boleh beroperasi sebelum izinnya lengkap.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Sumenep Purwo Edi Prasetia saat dikonfi rmasi men-gaku masih menunggu dari DPMPTSP. Alasannya, yang berhak mengeluarkan izin adalah OPD tersebut, termasuk rekomen-dasi untuk melakukan tindakan.

“Kami masih menunggu dan tidak serta merta melakukan tindakan. Apakah sudah berizin apa tidak,” tukasnya.

Bahkan dia mengaku sampai saat ini be-

lum ada laporan dari DPMPTSP Sumenep. Sebab, Satpol PP hanya menunggu laporan

“Satpol PP tingkatannya eksekusi terakhir jika ada tembusan surat resmi dari tim per-izinan. Jika melanggar akan diketok lagi atau mau ditutup,” tandasnya.

Namun dia mengaku kaget atas informasi beroperasinya tambak sebelum meram-pungkan proses izin. Sebab, pengawsasan sudah dilakukan, bahkan setiap pekan.

“Saya tidak dengar. Baru dengar seka-ranga,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Komisi II DPRD Sumenep Subaidi megatakan, setiap tam-bak ilegal yang berpotensi merugikan ma-syarakat atau merugikan salah satu pihak, harus ditindaklanjuti dan ditutup jika sudah beroperasai tanpa mengantongi izin.

“Kami masih mau menelisik tentang tidak beroperasinya tambak ini, termasuk di Pak-andangan Barat,” paparnya.

Sebelumnya, Forusm Komunikasi Ma-

hasiswa Sumenep (FKMS) mendatangi tambak udang tersebut, lalu diketahui masih terjadi aktivitas di tempat reklamasi pantai secara besar-besaran tersebut.

“Kami mendatangi langsung kawasan tambak udang tersebut, ternyata benar sudah beroperasi kembali karena nampak beberapa pekerja yang sedang beraktivitas,” ujarnya Ketua FKMS Moh. Sutrisno

Terhadap tambak udang ilegal yang kem-bali beroperasi itu, dipertanyakan izinnya. Menurut perkiraannya, tidak mungkin tambak udang itu mendapatkan izin. Se-bab tambak itu sudah melanggar aturan, lantaran melakukan reklamasi pantai secara besar-besaran yang juga disinyalir tanpa melalui izin.

“Tidak mungkin Pemkab Sumenep mengeluarkan izin, karena telah terjadi reklamasi besar-besaran. Kalau sampai pemkab mengeluarkan izin, berarti ada ok-num yang nakal,” ujar Sutrisno. (imd/waw)

Sambungan dari hal 1

Bansos....

Sehingga untuk lebih efisiennya, ujar politisi PKB itu, bisa dimaksimalkan ke-pada penyaluran JPS yang ada, mulai dari kevalidan data, sampai memastikan tidak ada JPS yang ditilap oleh beberapa oknum.

“Jadi akan elok lagi JPS yang lebih produktif sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan,”pungkasnya.

Sedangkan menurut Pelaksana tugas (Plt)

Kepala Distan PHP Pamekasan Bambang Prayogi, data petani yang terdampak wabah Covid-19 itu dikirim ke pemerintah pusat. Namun sejauh ini belum ada tindak lanjut.

Bambang juga mengaki sudah berkoordi-nasi dengan kementerian. Selain itu, banyak warga yang mendatanginya kemudian me-minta verifi kasi ulang kartu tani yang sem-pat hilang. Setelah dikonfi rmasi, ternyata sebagai prasyarakat untuk mendapatkan JPS dari Kemensos.

“Yang sosial ini kan sudah melakukan verfi kasi berkaitan dengan itu, artinya ka-lau memang tidak layak, mereka kan bisa mencoret, artinya kami terima matangnya dari sana,” pungkasnya. (rul/waw)

Dalam kurun waktu 2 bulan tersebut, ditemukan sebanyak 90 persen pasien meninggal dalam masa perawatan kurang dari 48 jam. Sedangkan yang meninggal dalam masa perawatan di atas 48 jam hanya 10 persen. Artinya 9 pasien Covid-19 yang meninggal masuk rumah sakit dalam kondisi yang sudah terlambat secara medis, sehingga menyebabkan kematian.

Direktur RSUD Syamrabu Bangkalan Nu-nuk Kristiani mengatakan, kebanyakan pasien yang sudah terinfeksi Covid-19 atau PDP, telat dibawa ke rumah sakit. Dia menjelaskan, banyak pasien yang dibawa ke rumah sakit dalam keadaan sudah sakit parah.

“Pasien yang dibawa ke sini rata-rata sudah sakit, bahkan ada yang sudah parah baru dibawa ke rumah sakit. Dan ini sebenarnya salah, karena pasien tidak kunjung mendapat penanganan kesehatan Covid-19,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Bangkalan Abdul Latif Amim Imron selaku ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Bangkalan menyampaikan, arahan kepada pelaksana gugus tugas serta jajaran petugas kesehatan supaya terus-menerus menyampaikan kepada masyarakat untuk menyegerakan periksa ke dokter atau ke rumah sakit atau ke puskesmas terdekat bila dirasa ada keluhan kesehatan agar tidak terlambat mendapatkan perawatan medis.

“Dari fakta ini, kami minta seluruh elemen masyarakat punya kewajiban dan tanggung jawab dalam upaya memutus rantai penye-baran Covid-19,” paparnya.

Dia juga menekankan, kepada seluruh masyarakat diminta untuk meningkatkan disiplin dalam menerapkan protokol kese-hatan, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun atau handsanitiser dan selalu menjaga jarak (physical distancing).

Selain itu, sehubungan dengan maraknya informasi di media sosial atau grup What-sApp yang kontennya bertentangan dengan upaya-upaya memutus rantai penyebaran Covid-19.

“Masyarakat jangan langsung memper-cayai tetapi perlu mengkonfi rmasi infor-masi apapun mengenai Covid-19 melalui media mainstream atau bertanya kepada pihak yang kompeten,” pesannya.

Menyikapi beberapa kasus penolakan keluarga pasien meninggal untuk mematuhi protokol pemakaman Covid-19, dia me-minta kepada semua pihak untuk mengede-pankan komunikasi persuasif dan efektif agar diperoleh satu pemahaman bersama. Sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali. Karena dampaknya berpotensi pada meningkatnya kasus positif.

Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas RSUD Syamrabu Bangkalan dr Catur Budi menu-turkan, dari keseluruhan pasien yang saat ini tengah dirawatnya. Hampir separuh pasien-nya memiliki riwayat penyakit bawaan. Mulai dari penyakit diabetes, darah tinggi hingga jantung, gagal ginjal dan penyakit bawaan lainnya.

“Hampir separuh lah ada riwayat penya-kit bawaan. Kebanyakan yang membawa riwayat penyakit ini PDP, macam-macam penyakit bawaannya. Kalau OTG tidak ada, hanya gejala ringan,” tandasnya. (ina/waw)

PASIEN TERINFEKSI COVID-19

PASIEN TERINFEKSI SEMBUH

PASIEN PDP

BANGKALAN

SAMPANG

PAMEKASAN

SUMENEP

117 Orang

59 Orang

52 Orang

16 Orang

BANGKALAN

SAMPANG

PAMEKASAN

SUMENEP

15 Orang

10 Orang

10 Orang

4 Orang

BANGKALAN

SAMPANG

PAMEKASAN

SUMENEP

32 Orang

20 Orang

73 Orang

11 OrangJUMLAH 136 Orang

JUMLAH 39 Orang

JUMLAH 244 Orang

PAMEKASAN-Setelah memberi kepas-tian akan menyalurkan bantun sosial, Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan belum siap menyalurkan jaring pengaman sosial (JPS) itu itu dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) kepada guru non kategori.

Sebelumnya, masa penyetoran data guru berakhir 5 juni 2020. Kemudian dilanjutkan verifi kasi data tersebut, mulai guru taman kanak kanak (TK), sekolah menengah per-tama (SMP), dan tingkat sekolah menengah atas (SMA).

Kepala Disdik Pamekasan Akhmad Zaini mengatakan, dalam proses verifi kasi ini, untuk memastikan tidak ada JPS ganda yang diterima guru, datanya dicocokan dengan data di tiga aplikasi berbeda, yaknia apakah termasuk kategori penerima JPS,

bersertifi kasi atau sudah ada di data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) atau tidak.

“Jadi lama, satu orang itu dikonfi rmasi ke-pada tiga aplikasi itu,waktunya bisa 5 menit per orang,” ungkapnya. Rabu (10/7/2020).

Mantan kepala Bagian (Kabag) Kes-ejahteraan Rakyat (Kesra) Setkab Pa-mekasan itu menargetkan, verifi kasi itu rampung pekan ini. Sehingga pekan depan bansosnya akan disalurkan.

Dari 16.780 guru yang terdata, dipastikan akan berkurang. Sebab banyak ditemukan para guru yang menerima JPS dari pemer-intah.

“Kami tidak ingin berisiko, lebih baik kami dibilang terlambat dar pada cepat, ada yang jemput pakai mobil tahanan, gara-gara salah,” pungkasnya. (rul/waw)

JPS Guru NonkategoriSegera Disalurkan

Page 8: KAMIS l 11 Juni 2020 ke AQ - kabarmadura.id€¦ · membacakan nota pembelaan atau pledoi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (9/6/2020) malam. Selain menyampaikan dalam pledoi,

KAMIS l 11 Juni 2020