KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Aroma … filecontoh, Polantas (Polisi Lalu Lintas)...

1
PARTAI Demokrat mendu- kung perempuan untuk me- menangi seleksi calon pim- pinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, perem- puan lebih memiliki karakter kuat dalam pemberantasan korupsi. “Kenapa tidak sekali-kali perempuan? Kalau melihat contoh, Polantas (Polisi Lalu Lintas) perempuan kalau di- sodori uang, ia marah,” ujar Ketua Divisi Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat yang juga anggota Komisi III DPR Ruhut Sitom- pul di Jakarta, kemarin. Ia juga cenderung agar hasil panitia seleksi (pansel) lang- sung mengganti seluruh pim- pinan KPK, bukan hanya mengganti posisi Ketua KPK Antasari Azhar. “KPK sekarang apa kerja- nya? Terlepas dia ahli, tapi 2 lainnya hanya konsultan, 2 lainnya serbasalah. Maju kena, mundur kena. Semestinya li- ma-limanya diganti, tidak hanya satu,” tukasnya. Masih ada tujuh nama calon pimpinan KPK yang lolos seleksi profile assessment pada 26 Juli, yakni Busyro Muqod- das (Ketua Komisi Yudisial), Jimly Asshiddiqie (mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden), Bambang Widjo- janto (advokat), Chaerul Ra- syid (purnawirawan polisi), Fachmi (jaksa), Meli Darsa (advokat), dan I Wayan Sudirta (anggota DPD RI dari Bali). Meli adalah satu-satunya kan- didat perempuan. Anggota Komisi III DPR dari F-Gerindra Martin Hu- tabarat mengingatkan calon pimpinan KPK terpilih belum tentu mengisi posisi Ketua KPK untuk menggantikan Antasari Azhar. “Ingat bahwa kita memilih salah satu pimpinan, tetapi belum tentu yang terpilih ini otomatis menjadi ketua. Yang menentukan Ketua KPK itu Komisi III,” kata Martin. Akan tetapi, ia enggan me- nyebut kandidat yang paling layak mengisi posisi itu meski mengakui ada wacana untuk mendukung Busyro Muqod- das. “Kalau saya duga yang di- jagokan beberapa teman ada- lah Busyro. Tapi, yang ter- penting mereka memiliki pa- rameter, rekam jejak, kebera- nian, komitmen, itu diumum- kan terbuka,” tukasnya. Sekretaris Pansel KPK Ah- mad Ubbe menjelaskan, pan- sel mencatat ada 28 penolakan yang diajukan LSM terkait dengan rekam jejak tujuh calon tersebut. Akan tetapi, Ubbe menolak membeberkan- nya. “Ada 28 catatan penolakan. Sempat ada debat di situ. Jadi tidak diterima mentah-men- tah,” imbuhnya. Menurut Ubbe, penolakan menyebar ke seluruh calon pimpinan KPK. Akan tetapi, ada juga calon yang hanya menerima satu alasan penola- kan. Sebelumnya, Indonesia Cor- ruption Watch (ICW) menolak untuk melakukan proses re- kam jejak atas Bambang Wi- djojanto. Pasalnya, Bambang adalah anggota Dewan Etik ICW. Akan tetapi, Ubbe mengata- kan ICW tetap melakukan proses rekam jejak atasnya. “Ada tracking ke Pak Bam- bang,” serunya. (Din/CC/P-1) P ENCOPOTAN Suba- hagio dari posisi Ke- tua DPRD Kotawari- ngin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, oleh Par- tai Demokrat memperjelas keganjilan putusan Mahka- mah Konstitusi (MK). Hal itu terkait dengan putusan MK yang membatalkan kepu- tusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kobar dan mendiskuali- fikasi pasangan Sugianto-Eko Sumarno. MK lalu menetapkan pasangan yang diusung Partai Demokrat, Ujang Iskandar-Bam- bang Purwanto, sebagai pa- sangan terpilih. “Pemecatan Subahagio mem- perjelas indikasi putusan MK atas Kabupaten Kobar tidak beres. Calon yang dimenangkan dari mereka toh? Mata, hati, dan telinga masyarakat seolah di- bodohi dengan hal ini,” cetus Wakil Ketua Komisi II DPR Gan- jar Pranowo kepada Media Indo- nesia di Jakarta, kemarin. Selain itu, lanjutnya, Ganjar juga menilai majelis hakim MK telah memutuskan sesuatu yang melampaui kewenangan, yakni menetapkan salah seorang pa- sangan calon sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. Padahal, MK seharusnya hanya memutus- kan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU). “Putusannya enggak jelas kok. Ya, wajar kalau tidak bisa dilaksanakan (KPU Kobar),” timpal Ganjar. Lebih lanjut, intervensi Demokrat itu secara jelas tere- kam dalam Surat Keputusan (SK) DPP Partai Demokrat No 58/EXP/DPP.PD/VIII/2010 tentang pergantian unsur pim- pinan Ketua DPRD Kobar, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), yang dibuat tanggal 12 Agustus 2010. Posisi Subahagio lalu digantikan Rusmalena. “Bahwa di dalam pelaksanaan kepemimpinan Saudara Subaha- gio selaku Ketua DPRD Kobar dinilai tidak sejalan dengan ke- bijakan DPP Partai Demokrat, dalam hal dukungan dalam hasil pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah Kobar, Provinsi Kalteng,” demikian disebutkan dalam SK pencopotan Subahagio yang ditandatangani langsung Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekreta- ris Jenderal Edhie Baskoro Yu- dhoyono. Gugat Namun, menurut Ganjar, SK tersebut belum kuat untuk meng- geser Subahagio dari kursi Ketua DPRD. Subahagio berhak meng- gugat Partai Demokrat di peng- adilan. “Sebab, keanggotaan DPRD itu dilindungi di UU No 27/2009. Bisa menuntut ke peng- adilan. Kalau belum diputus oleh pengadilan, tidak bisa dipecat,” tegasnya. Saat dimintai konrmasi, Ke- tua Divisi Komunikasi Politik Partai Demokrat Andi Nurpati mengakui pencopotan Subaha- gio sebagai Ketua DPRD Kobar adalah bentuk intervensi partai untuk mengingatkan kadernya. Seperti yang tertulis dalam SK. “Dia (Subahagio) kan dicopot dari jabatan Ketua DPRD, bukan dari keanggotaan di Demokrat,” ujar mantan komisioner KPU tersebut. Sebelumnya, Partai Demokrat sudah melakukan dua kali per- ingatan kepada Subahagio terkait hal itu. Peringatan pertama di- lakukan dengan memanggil yang bersangkutan ke Jakarta. “Peringatan kedua adalah saat Sekjen Partai Demokrat (Edhie Baskoro Yudhoyono) datang ke Kobar dan bertemu langsung dengan Subahagio. Ternyata juga tidak diindahkan,” lanjutnya. Menurut Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (Ce- tro) Hadar Gumay, tindakan Demokrat itu tidak elegan. Se- mestinya, hal tersebut cukup ditangani oleh KPU Kobar saja. “Tidak cantik tindakan mereka ini.” Subahagio sendiri mengaku menerima pencopotan itu de- ngan lapang dada. “Saya ingin bersikap profesional sebagai Ke- tua DPRD Kobar,” tutur dia. Ia mengatakan masih menung- gu respons Gubernur Kalteng atas permintaan DPP Partai Demokrat itu. “Dalam prosesnya harus ada SK dari gubernur un- tuk masalah seperti ini,” jelasnya. (AT/P-4) [email protected] 2 | Politik & HAM KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA MI/RAMDANI Martin Hutabarat Anggota Komisi III DPR DIAJAK BERTEMU GAYUS: Penyidik Bareskrim Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Mardiyani memberikan kesaksian atas terdakwa Ajun Komisaris Sri Sumartini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Mardiyani mengaku pernah bertemu dengan Gayus Tambunan diajak oleh Sri Sumartini. MASALAH seputar kebe- basan umat beragama bukan saja menjadi masalah umat agama tertentu. Masalah tersebut sudah menjadi masalah bangsa yang menga- kar. Hal tersebut disampaikan Ketua Persekutuan Gereja- Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Robinson Nainggolan, kemarin, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Media Indone- sia di Jakarta Barat, kemarin. Oleh karena itu, Robinson mengingatkan agar untuk ke depan, isu pluralisme harus selalu diangkat. “Tujuannya agar pemerin- tah selalu diingatkan akan kewajibannya untuk menjaga kebebasan beragama. Mau dibawa ke mana negara ini kalau sampai terjadi disinte- grasi?” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) AA Yewangoe meng- ungkapkan ada empat pucuk surat yang dilayangkan PGI kepada Presiden RI. Namun hingga kini, sambung dia, belum ada respons yang sig- nikan. “Ini sudah sampai yang keempat kali (surat dilayang- kan). Tapi, belum juga ada jawaban dari Presiden. Dari prespektif kebebasan be- ragama, situasi itu mengkha- watirkan,” tuturnya. Kondisi tersebut, menurut Yewangoe, jelas mencermink- an bahwa pemerintah tidak memiliki komitmen terkait dengan kebebasan beragama. Lantaran itulah, Yewangoe memprediksi konflik antar- umat dalam konteks tersebut akan terus berulang. “Kalau pimpinan negara diam saja, berarti ada yang salah. Persoalan seperti yang di HKBP Bekasi akan terus berulang,” ujar Yemangoe. Padahal, menurut Yewangoe, masalah seputar perizinan gereja HKBP bukanlah semata soal perizinan membangun tempat ibadah. Itu, kata dia, merupakan pula masalah kebe- basan beragama. “Oleh karena itu, pemerin- tah harus memiliki kesadaran untuk melindungi kebebasan beragama setiap umat be- ragama,” tuturnya. Selain itu, Yewangoe meng- ingatkan pemerintah harus- nya juga menepati aturan tentang prosedur mendirikan tempat ibadah. Turut hadir dalam kun- jungan khusus tersebut, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia Ronny Mandang. Ronny memaparkan fakta lapangan yang menunjukkan betapa umatnya kerap dila- rang mendirikan tempat iba- dah. Pelarangan tersebut, kata dia, bahkan disampaikan tan- pa alasan jelas. “Padahal sebenarnya, pe- merintah wajib mencarikan tempat ibadah yang baru bila izin mendirikan tempat iba- dah tidak dapat diberikan. Ini semua kan ada proses hukum- nya. Kalau memang dilarang, mari kita ikuti prosedur yang ada. Pemerintah harus tegas mengikuti aturan yang dibuat- nya,” katanya. (*/S-8) Aroma Intervensi di Putusan Kobar Ketua DPRD Kobar Subahagio disarankan menggugat balik DPP Partai Demokrat. Umat Beragama masih Terancam Partai Demokrat Jagokan Perempuan Pimpin KPK Lebih Baik 10 Kawan Setia KATA orang bijak, carilah kawan sebanyak mungkin. Tetapi, lebih baik mempunyai 10 kawan yang setia dan saling menghar- gai daripada sejuta kawan yang menikam (melecehkan/meng- khianati) dari belakang. Mestinya kita berani nendang kawan yang sering kurang ajar sama kita. Jaya selalu Indonesiaku. Mbah Sutho Tidak Pernah Selesai KESAL. Itu kesan pertama membaca berita mengenai masalah per- batasan dengan Malaysia. Dari dulu tidak pernah selesai selesai!!! Tri Prabowo Broto Capeeek Deh CAPEK euy dengerinnya, seakan semua permasalahan di negara ini enggak ada solusinya. Dari dulu gitu-gitu aja. Agam Komar Comenk Kehilangan Taji INDONESIA sudah kehilangan taji.... I’am Ank SEJAK gerakan Ganyang Malaysia yang dikobar- kan Presiden Soekarno pada 27 Juli 1963, In- donesia tak pernah lagi bersikap tegas kepada Malaysia. Insiden pe- langgaran wilayah atas teritorium Indonesia terus terjadi. Atas hal tersebut, berbagai tanggapan disampaikan melalui www.mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indo- nesia dan [email protected]. Berikut petikannya. INTERUPSI PENGANTAR Selengkapnya di mediaindonesia.com ANTARA Dari Dulu Gitu-Gitu Aja ANTARA/PUSPA PERWITASARI Maria Jeanindya Ganjar Pranowo Wakil Ketua Komisi II DPR Putusannya enggak jelas kok. Ya wajar kalau tidak bisa dilaksanakan.”

Transcript of KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Aroma … filecontoh, Polantas (Polisi Lalu Lintas)...

Page 1: KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Aroma … filecontoh, Polantas (Polisi Lalu Lintas) perempuan kalau di-sodori uang, ia marah,” ujar Ketua Divisi Komunikasi dan Informatika

PARTAI Demokrat mendu-kung perempuan untuk me-menangi seleksi calon pim-pinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, perem-puan lebih memiliki karakter kuat dalam pemberantasan korupsi.

“Kenapa tidak sekali-kali perempuan? Kalau melihat contoh, Polantas (Polisi Lalu Lintas) perempuan kalau di-sodori uang, ia marah,” ujar Ketua Divisi Komunikasi dan I n f o r m a t i k a D P P P a r t a i Demokrat yang juga anggota Komisi III DPR Ruhut Sitom-pul di Jakarta, kemarin.

Ia juga cenderung agar hasil panitia seleksi (pansel) lang-sung mengganti seluruh pim-pinan KPK, bukan hanya mengganti posisi Ketua KPK Antasari Azhar.

“KPK sekarang apa kerja-nya? Terlepas dia ahli, tapi 2 lainnya hanya konsultan, 2 lainnya serbasalah. Maju kena, mundur kena. Semestinya li-ma-limanya diganti, tidak hanya satu,” tukasnya.

Masih ada tujuh nama calon pimpinan KPK yang lolos seleksi profile assessment pada 26 Juli, yakni Busyro Muqod-das (Ketua Komisi Yudisial), Jimly Asshiddiqie (mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden), Bambang Widjo-janto (advokat), Chaerul Ra-syid (purnawirawan polisi), Fachmi (jaksa), Meli Darsa (advokat), dan I Wayan Sudirta (anggota DPD RI dari Bali). Meli adalah satu-satunya kan-didat perempuan.

Anggota Komisi III DPR dari F-Gerindra Martin Hu-tabarat mengingatkan calon pimpinan KPK terpilih belum tentu mengisi posisi Ketua KPK untuk menggantikan Antasari Azhar.

“Ingat bahwa kita memilih salah satu pimpinan, tetapi belum tentu yang terpilih ini otomatis menjadi ketua. Yang menentukan Ketua KPK itu

Komisi III,” kata Martin.Akan tetapi, ia enggan me-

nyebut kandidat yang paling layak mengisi posisi itu meski mengakui ada wacana untuk mendukung Busyro Muqod-das.

“Kalau saya duga yang di-jagokan beberapa teman ada-lah Busyro. Tapi, yang ter-penting mereka memiliki pa-rameter, rekam jejak, kebera-nian, komitmen, itu diumum-kan terbuka,” tukasnya.

Sekretaris Pansel KPK Ah-mad Ubbe menjelaskan, pan-

sel mencatat ada 28 penolakan yang diajukan LSM terkait dengan rekam jejak tujuh calon tersebut. Akan tetapi, Ubbe menolak membeberkan-nya.

“Ada 28 catatan penolakan. Sempat ada debat di situ. Jadi tidak diterima mentah-men-tah,” imbuhnya.

Menurut Ubbe, penolakan menyebar ke seluruh calon pimpinan KPK. Akan tetapi, ada juga calon yang hanya menerima satu alasan penola-kan.

Sebelumnya, Indonesia Cor-ruption Watch (ICW) menolak untuk melakukan proses re-kam jejak atas Bambang Wi-djojanto. Pasalnya, Bambang adalah anggota Dewan Etik ICW.

Akan tetapi, Ubbe mengata-kan ICW tetap melakukan proses rekam jejak atasnya. “Ada tracking ke Pak Bam-bang,” serunya. (Din/CC/P-1)

PENCOPOTAN Suba-hagio dari posisi Ke-tua DPRD Kotawari-ngin Barat (Kobar),

Kalimantan Tengah, oleh Par-tai Demokrat memperjelas keganjilan putusan Mahka-mah Konstitusi (MK).

Hal itu terkait dengan putusan MK yang membatalkan kepu-tusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kobar dan mendiskuali-fikasi pasangan Sugianto-Eko Sumarno. MK lalu menetapkan pasangan yang diusung Partai Demokrat, Ujang Iskandar-Bam-bang Purwanto, sebagai pa-sangan terpilih.

“Pemecatan Subahagio mem-perjelas indikasi putusan MK atas Kabupaten Kobar tidak beres. Calon yang dimenangkan dari mereka toh? Mata, hati, dan telinga masyarakat seolah di-bodohi dengan hal ini,” cetus Wakil Ketua Komisi II DPR Gan-jar Pranowo kepada Media Indo-nesia di Jakarta, kemarin.

Selain itu, lanjutnya, Ganjar juga menilai majelis hakim MK telah memutuskan sesuatu yang melampaui kewenangan, yakni menetapkan salah seorang pa-sangan calon sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. Padahal, MK seharusnya hanya memutus-kan perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU). “Putusannya enggak jelas kok. Ya, wajar kalau tidak bisa dilaksanakan (KPU Kobar),” timpal Ganjar.

Lebih lanjut, intervensi Demokrat itu secara jelas te re-kam dalam Surat Keputusan (SK) DPP Partai Demokrat No 58/EXP/DPP.PD/VIII/2010

tentang pergantian unsur pim-pinan Ketua DPRD Kobar, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), yang dibuat tanggal 12 Agustus 2010. Posisi Subahagio lalu digantikan Rusmalena.

“Bahwa di dalam pelaksanaan kepemimpinan Saudara Subaha-gio selaku Ketua DPRD Kobar dinilai tidak sejalan dengan ke-bijakan DPP Partai Demokrat, dalam hal dukungan dalam hasil pelaksanaan pemilihan umum

kepala daerah Kobar, Provinsi Kalteng,” demikian disebutkan dalam SK pencopotan Subahagio yang ditandatangani langsung Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan Sekreta-ris Jenderal Edhie Baskoro Yu-dhoyono.

GugatNamun, menurut Ganjar, SK

tersebut belum kuat untuk meng-geser Subahagio dari kursi Ketua DPRD. Subahagio berhak meng-gugat Partai Demokrat di peng-adilan. “Sebab, keanggotaan DPRD itu dilindungi di UU No 27/2009. Bisa menuntut ke peng-adilan. Kalau belum diputus oleh

pengadilan, tidak bisa dipecat,” tegasnya.

Saat dimintai konfi rmasi, Ke-tua Divisi Komunikasi Politik Partai Demokrat Andi Nurpati mengakui pencopotan Subaha-gio sebagai Ketua DPRD Kobar adalah bentuk intervensi partai untuk mengingatkan kadernya. Seperti yang tertulis dalam SK.

“Dia (Subahagio) kan dicopot dari jabatan Ketua DPRD, bukan dari keanggotaan di Demokrat,” ujar mantan komisioner KPU tersebut.

Sebelumnya, Partai Demokrat sudah melakukan dua kali per-ingatan kepada Subahagio terkait hal itu. Peringatan pertama di-lakukan dengan memanggil yang bersangkutan ke Jakarta.

“Peringatan kedua adalah saat Sekjen Partai Demokrat (Edhie Baskoro Yudhoyono) datang ke Kobar dan bertemu langsung dengan Subahagio. Ternyata juga tidak diindahkan,” lanjutnya.

Menurut Direktur Eksekutif Centre for Electoral Reform (Ce-tro) Hadar Gumay, tindakan Demokrat itu tidak elegan. Se-mestinya, hal tersebut cukup ditangani oleh KPU Kobar saja. “Tidak cantik tindakan mereka ini.”

Subahagio sendiri mengaku menerima pencopotan itu de-ngan lapang dada. “Saya ingin bersikap profesional sebagai Ke-tua DPRD Kobar,” tutur dia.

Ia mengatakan masih menung-gu respons Gubernur Kalteng atas permintaan DPP Partai Demokrat itu. “Dalam prosesnya harus ada SK dari gubernur un-tuk masalah seperti ini,” jelasnya. (AT/P-4)

[email protected]

2 | Politik & HAM KAMIS, 19 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

MI/RAMDANI

Martin HutabaratAnggota Komisi III DPR

DIAJAK BERTEMU GAYUS: Penyidik Bareskrim Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Mardiyani memberikan kesaksian atas terdakwa Ajun Komisaris Sri Sumartini di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Mardiyani mengaku pernah bertemu dengan Gayus Tambunan diajak oleh Sri Sumartini.

MASALAH seputar kebe-basan umat beragama bukan saja menjadi masalah umat agama tertentu. Masalah tersebut sudah menjadi masalah bangsa yang menga-kar.

Hal tersebut disampaikan Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Robinson Nainggolan, kemarin, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Media Indone-sia di Jakarta Barat, kemarin.

Oleh karena itu, Robinson mengingatkan agar untuk ke depan, isu pluralisme harus selalu diangkat.

“Tujuannya agar pemerin-tah selalu diingatkan akan kewajibannya untuk menjaga kebebasan beragama. Mau dibawa ke mana negara ini kalau sampai terjadi disinte-

grasi?” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) AA Yewangoe meng-ungkapkan ada empat pucuk surat yang dilayangkan PGI kepada Presiden RI. Namun hingga kini, sambung dia, belum ada respons yang sig-nifi kan.

“Ini sudah sampai yang keempat kali (surat dilayang-kan). Tapi, belum juga ada jawaban dari Presiden. Dari prespektif kebebasan be-ragama, situasi itu mengkha-watirkan,” tuturnya.

Kondisi tersebut, menurut Yewangoe, jelas mencermink-an bahwa pemerintah tidak memiliki komitmen terkait dengan kebebasan beragama. Lantaran itulah, Yewangoe

memprediksi konflik antar-umat dalam konteks tersebut akan terus berulang.

“Kalau pimpinan negara diam saja, berarti ada yang salah. Persoalan seperti yang di HKBP Bekasi akan terus berulang,” ujar Yemangoe.

Padahal, menurut Yewangoe, masalah seputar perizinan gereja HKBP bukanlah semata soal perizinan membangun tempat ibadah. Itu, kata dia, merupakan pula masalah kebe-basan beragama.

“Oleh karena itu, pemerin-tah harus memiliki kesadaran untuk melindungi kebebasan beragama setiap umat be-ragama,” tuturnya.

Selain itu, Yewangoe meng-ingatkan pemerintah harus-nya juga menepati aturan tentang prosedur mendirikan

tempat ibadah. Turut hadir dalam kun-

jungan khusus tersebut, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga Injili Indonesia Ronny Mandang.

Ronny memaparkan fakta lapangan yang menunjukkan betapa umatnya kerap dila-rang mendirikan tempat iba-dah. Pelarangan tersebut, kata dia, bahkan disampaikan tan-pa alasan jelas.

“Padahal sebenarnya, pe-merintah wajib mencarikan tempat ibadah yang baru bila izin mendirikan tempat iba-dah tidak dapat diberikan. Ini semua kan ada proses hukum-nya. Kalau memang dilarang, mari kita ikuti prosedur yang ada. Pemerintah harus tegas mengikuti aturan yang dibuat-nya,” katanya. (*/S-8)

Aroma Intervensi di Putusan Kobar

Ketua DPRD Kobar Subahagio disarankan menggugat balik DPP Partai Demokrat.

Umat Beragama masih Terancam

Partai Demokrat Jagokan Perempuan

Pimpin KPK

Lebih Baik 10 Kawan SetiaKATA orang bijak, carilah kawan sebanyak mungkin. Tetapi, lebih baik mempunyai 10 kawan yang setia dan saling menghar-gai daripada sejuta kawan yang menikam (melecehkan/meng-khianati) dari belakang. Mestinya kita berani nendang kawan yang sering kurang ajar sama kita. Jaya selalu Indonesiaku.

Mbah Sutho

Tidak Pernah SelesaiKESAL. Itu kesan pertama membaca berita mengenai masalah per-batasan dengan Malaysia. Dari dulu tidak pernah selesai selesai!!!

Tri Prabowo Broto

Capeeek DehCAPEK euy dengerinnya, seakan semua permasalahan di negara ini enggak ada solusinya. Dari dulu gitu-gitu aja.

Agam Komar Comenk

Kehilangan TajiINDONESIA sudah kehilangan taji....

I’am Ank

SEJAK gerakan Ganyang Malaysia yang dikobar-kan Presiden Soekarno pada 27 Juli 1963, In-donesia tak pernah lagi bersikap tegas kepada Malaysia. Insiden pe-langgaran wilayah atas teritorium Indonesia terus terjadi.

Atas hal tersebut, berbagai tanggapan disampaikan melalui www.mediaindonesia.com, Facebook Harian Umum Media Indo-nesia dan [email protected]. Berikut petikannya.

INTERUPSI

PENGANTAR

Selengkapnya di mediaindonesia.com

ANTARA

Dari Dulu Gitu-Gitu Aja

ANTARA/PUSPA PERWITASARI

Maria Jeanindya

Ganjar PranowoWakil Ketua Komisi II DPR

Putusannya enggak jelas kok. Ya wajar kalau tidak bisa dilaksanakan.”