KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

35
KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh : Ameliatul Khoiriah Nasution 13210507 ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA 2017 M/1438 H

Transcript of KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

Page 1: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Ameliatul Khoiriah Nasution

13210507

ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh :

Ameliatul Khoiriah Nasution

13210507

Pembimbing:

Andi Rahman, MA

ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ)

JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 3: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

i

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan berjudul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Marah Labid

(Analisa Sanad dan Matan Hadis Surah Yusuf)” yang disusun oleh

Ameliatul Khoiriah Nasution dengan nomor induk mahasiswa (NIM)

13210507 telah melalui proses bimbingan dengan baik dan dinilai oleh

pembimbing telah memenuhi syarat ilmiah untuk diajukan pada sidang

munaqasah.

Pembimbing

Andi Rahman, MA

Page 4: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

ii

PENGESAHAN

Skripsi ini berjudul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir Marah Labid

(Analisa Sanad dan Matan Hadis Surah Yusuf” yang disusun oleh

Ameliatul Khoiriah Nasution dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM)

13210507 telah di ujikan disidang munaqasah Fakultas Ushuluddin Institut

Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta 20 Agustus 2015. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Agama Islam (S. Ag).

Jakarta, 5 Agustus 2017

Dekan Fakultas Ushuluddin

Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta

Dr. Hj. Maria Ulfa, M.A

Sidang Munaqasyah

Ketua Sidang Sekretaris Sidang

DR. M. Ulinnuha, Lc, MA Dra. Rukoyah Tamami

Penguji I Penguji II

Dr. Hj. Romlah Askar, MA DR. M. Ulinnuha, Lc, MA

Pembimbing

Andi Rahman, MA

Page 5: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

iii

PERNYATAAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ameliatul Khoiriah Nasution

NIM : 13210507

Tempat/ Tanggal Lahir : Sabahotang, 30 Oktober 1992

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Kualitas Hadis Dalam Tafsir

Marah Labid (Analisa Sanad dan Matan Hadis Surah Yusuf) adalah

benar-benar asli karya penulis, kecuali kutipan-kutipan yang sudah

disebutkan. Kesalahan dan kekurangan di dalam karya ini sepenuhnya

menjadi tanggung jawab penulis.

Jakarta, 5 Agustus 2017

Ameliatul Khoiriah N.

Page 6: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

iv

MOTTO

Berbuat tanpa pamrih

“Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk

mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki Balasan dari

kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.”

Page 7: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua terkasih yang

telah banyak menumpahkan keringat dan airmatanya dalam setiap fase

perjuangan saya ini. Ayahanda M. Yusuf Nasution dan Ibunda Niron

Hasibuan, jazakumullah ahsanal jaza‟ atas segala kasihsayang yang tercurah

untuk ananda. Terimakasih atas kesabaran dan keikhlasan kalian dalam

mendoakan ananda di setiap sujud kalian. Tanpa doa kalian, saya tidak

mampu melangkah sejauh ini. Maafkan ananda yang belum mampu

memberikan kebahagiaan untuk kalian. Semoga senantiasa dalam naungan

inayah-Nya.

Untuk Abang dan adik-adik tersayang, terimakasih karena selalu

menerima saya apa adanya, yang selalu memaklumi banyaknya kelemahan

saya. Mungkin tidak ada yang mampu berbuat seperti kalian. Terimakasih

sudah mensupport semua perjuangan saya, hingga saya merasa harus selalu

bersemangat dalam menggapai cita-cita tuk jadi insan yang mampu menabur

manfaat.

Page 8: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah mencurahkan anugerah dan karunia-

Nya kepada penulis hingga dapat menyelesikan skripsi ini pada waktunya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah saw.

Sang suri tauladan kita dalam menjalani kehidupan fana‟ ini. Allahumma

shalli wa sallim alaih.

Alhamdulilah, skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan banyak

pihak. utamanya:

1. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga tercinta yang selalu

mendo‟akan dan memberikan dukungan penuh kepada penulis.

2. Andi Rahman, MA, hafizhahullah, selaku pembimbing penulisan

Skripsi ini.

3. Prof. Dr. Hj. Huzaemah T. Yanggo, MA selaku Rektor Institut

Ilmu Al-Qur‟an Jakarta.

4. Dr. Hj. Maria Ulfa, MA selaku Dekan Fakultas Ushuluddin.

5. Para Instruktur Tahfidh IIQ Jakarta, hafizhahumullah.

6. Seluruh dosen dan Staf Fakultas Ushuluddin yang membantu

dari proses awal sampai akhir perkuliahan.

7. Staf Perpustakaan Institut llmu Al-Qur‟an Jakarta, Perpustakaan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Iman Jama‟.

8. Ruaedah, MA, Dliyaul Ula, S. Ud, Salwa Fakhriani, S.Pdi, Husna

Farida, S. Pdi, selaku Direktris & Pengurus Pesantren Takhassus

IIQ Jakarta.

Page 9: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

vii

9. Dijah, Arin, Fiki, Lulu, Nazla & Tika, teman-teman kamar Geng

Ayu.

10. Teman-teman Ushuluddin A sejawat seperjuangan dalam

menggapai cita.

Kepada seluruh pihak yang membantu penulisan skripsi ini, penulis

ucapkan terima kasih yang disertai untaian doa: ”Kalian layak mendapat

pahala dari Allah Ta‟ala, Aamiin”.

Jakarta, 5 Agustus 2017

Ameliatul Khoiriah N.

Page 10: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

viii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………. i

LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………… ii

PERNYATAAN PENULIS…………………………………………… iii

MOTTO ……………………………………………………………….. iv

PERSEMBAHAN……………………………………………………... v

KATA PENGANTAR……………………………………………….... vi

DAFTAR ISI………………………………………………………….. viii

ABSTRAKSI…………………………………………………………. xi

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1

B. Identifikasi Masalah……………………………………………. 6

C. PembatasanMasalah……………………………………………. 6

D. PerumusanMasalah …………………………………………….. 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………… 7

F. Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 8

G. Metodologi Penelitian..………………………………………… 11

H. Tehnik Penulisan……………………………………………….. 13

I. SistematikaPenulisan………………………………………….... 13

BAB II : Tafsir Marah Labid………………….…………………….. 14

A. Biografi Pengarang……………………………………………... 14

1. Riwayat Hidup……………………………………………… 14

2. Guru dan Murid …………………………………………….. 21

3. Karya-karya…………………………………………………. 22

4. Pendapat Para Tokoh……………………………………….. 27

B. Profile Tafsir……………………………………………………. 29

1. Riwayat Tafsir……………………………………………… 29

Page 11: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

ix

2. Metodologi Penulisan……………………………………… 33

3. Bentuk dan Corak Tafsir…………………………………… 34

BAB III : Takhrij Hadis……………………………………………… 40

A. Sejarah Perkembangan Kajian Sanad dan Matan Hadis………. 41

B. Definisi dan Sejarah Perkembangan Takhrij Hadis……………. 44

C. Metode Takhrij Hadis………………………………………….. 49

1. Metode Penelusuran Hadis Berdasarkan Perawi Sahabatnya 49

2. Ungkapan Pertama dalam Matan…………………………… 52

3. Metode Indeks Kata………………………………………… 53

4. Metode Tematis Hadis…………………………………….... 53

5. Metode Penelusuran Berdasarkan Kondisi Matan atau Sanad 54

D. Manfaat Takhrij Hadis…………………………………………. 55

E. Kitab-Kitab Takhrij Hadis yang Terkenal……………………… 59

BAB IV : Takhrij Hadis-Hadis dalam Tafsir Marah Labid……….. 61

A. Takhrij Hadis dalam Surah Yusuf…………………………….. 61

1. Hadis Asbab Nuzul Surah Yusuf…………………………. 61

2. Hadis Bintang-Bintang yang dilihat Yusuf dalam Mimpinya 68

3. Hadis yang Mencegah Membunuh Yusuf…………………. 72

4. Hadis Makna al-Jubb (1)…………………………………... 75

5. Hadis Makna al-Jubb (2)…………………………………… 76

6. Hadis Doa Yusuf Ketika dilemparkan Ke dalam sumur…… 78

7. Hadis Doa yang diajarkan Jibril Ketika Takut…………….. 80

8. Hadis Makna Busyra (1)…………………………………… 85

9. Hadis Makna Busyra (2)…………………………………… 85

10. Hadis Nama Istri Aziz……………………………………… 87

11. Hadis yang Beribadah di Masa Muda……………………… 90

12. Hadis Makan dalam Keadaan Bersandar…………………... 90

13. Hadis Doa Yusuf Ketika Hendak Masuk Istana Raja……… 93

Page 12: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

x

14. Hadis Tuhan Ahl Mekah…………………………………... 95

15. Hadis “Ulama itu Kepercayaan Para Rasul”……………….. 96

16. Hadis Tinggal di Daerah Pedalaman………………………. 100

17. Hadis Ta‟wil Siti Aisyah………………………………….. 105

B. Orientasi Penggunaan Hadis dalam Tafsir…………………….. 109

BAB V : PENUTUP………………………………………………….. 112

A. Kesimpulan……………………………………………………. 112

B. Saran-Saran……………………………………………………. 112

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………... 113

Page 13: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

xi

ABSTRAK

Tafsir Marah Labid merupakan salah satu tafsir yang menjadi

rujukan dalam dunia pesantren di Indonesia. Tafsir ini memuat riwayat-

riwayat hadis dan yang diindikasikan sebagai hadis. Skripsi ini menjawab

dua pertanyaan yang muncul: Pertama, apa kualitas hadis-hadis yang

disebutkan dalam Tafsir Marah Labid? Kedua, bagaimana orientasi

penggunaan hadis dalam tafsir ini terkait penisbatannya (penyandarannya

kepada Rasulullah atau selainnya) dan jenis periwayatannya?

Penulis merujuk sumber-sumber hadis yang primer (mashadir

asliyyah) untuk melacak keberadaan hadis beserta sanadnya. Kemudian

untuk meneliti kualitas sanadnya, penulis merujuk ke kitab tahdzib al-kamal,

tahdzib at-tahdzib juga al-jarh wa ta‟dîl yang memuat penilaian ulama atas

masing-masing perawi itu. Sementara dalam memberikan penilaian terhadap

sebuah hadis, penulis mempertimbangkan pendapat ulama yang telah

memberikan penilaian atas hadis itu.

Sebelumnya, sudah ada yang mengkaji terkait dengan riwayat dalam

tafsir Marah Labid ini, yaitu Ahmad Dimyathi Badruzzaman dengan judul

Tesis “Kualitas Kisah-kisah Israiliyyat dalam Tafsir Marah Labid”. Beliau

menyimpulkan bahwa dalam tafsir tersebut terdapat riwayat Israiliyyat yang

dipandang benar, yang dipandang tidak benar dan maskut „anhu. Oleh sebab

itu, beliau memberi saran supaya memfilter kisah-kisah israiliyyat yang ingin

diambil.

Skripsi ini menyimpulkan bahwa riwayat-riwayat yang ada dalam Tafsir

Marah Labid bervariasi, baik dilihat dari nisbat periwayatan (marfu‟,

mawqûf, dan maqtu‟), jenis periwayatan (hadis dan asbab al-nuzul), maupun

kualitasnya (shahih dan dha‟if). Hal ini menjelaskan orientasi tafsir dalam

menggunakan periwayatan atau hadis.

Dengan melihat aspek nisbatnya, 41% dari total riwayat yang dikaji

adalah marfu‟, 6% mawquf, 35% maqtu‟, 6% tawaqquf. Kemudian dengan

melihat jenis periwayatannya, 94% adalah hadis, sementara sisanya (6%)

adalah sabab nuzul. Sementara penilaian atas kualitasnya didapati bahwa

47% riwayat yang ada dalam Tafsir masuk kategori maqbul atau diterima

sebagai hujjah (yaitu shahih dan hasan), 29% riwayatnya dha‟if, dan 24%

tidak dapat ditentukan kualitasnya. Mengingat fakta bahwa dalam tafsir ini

masih memuat riwayat-riwayat (hadis) yang dha‟if, maka penulis

menyarankan kepada pihak-pihak pembaca supaya melakukan kajian ulang

terhadap riwayat yang akan diambil dan yang akan disampaikan.

Page 14: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tafsir Marah Labid merupakan salah satu karya ulama nusantara yang

diakui mutunya oleh dunia. Di Indonesia khususnya di kalangan pesantren

dan lembaga-lembaga pendidikan islam, serta peminat kajian Islam, Nawawi

al-Bantani sangat terkenal. Sebagian kitabnya secara luas dipelajari di

pesantren-pesantren Jawa, selain di lembaga tradisional di Timur Tengah dan

berbagai pemikirannya menjadi kajian para sarjana, baik yang dituangkan

dalam skripsi, tesis, disertasi atau paper-paper ilmiah, di dalam maupun luar

negri.1 Oleh sebab itu penulis memilih tafsir ini sebagai bahan penelitian

skripsi, disebabkan penulis terharu dan bangga bahwa Indonesia mempunyai

putra pribumi yang telah berhasil memberikan konstribusi besar dalam

khazanah Intelektual muslim dunia lewat Tafsir Marah Labid.

Sebagaimana umumnya kitab klasik, kitab tafsir Marah Labid ini termasuk

kitab yang kaya materi, di dalamnya termuat berbagai macam cabang ilmu

keislaman, seperti: uraian bahasa, unsur balaghah, ilmu nahwu sharaf, qiraat,

rasm utsmani dan lain sebagainya. Dalam hal periwayatan, tafsir ini banyak

menukil hadis, aqwal sahabat dan tabiin tanpa sanad.2 Oleh sebab itu penulis

tertarik meneliti kualitas hadis yang digunakan oleh Nawawi dalam kitab

tafsirnya.

Hadis adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad

saw. baik berupa perkataan, perbuataan, taqrir maupun sifat Nabi saw..3

Hampir seluruh umat islam telah sepakat menetapkan hadis sebagai salah

1 Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, (Banten: Mazhab Ciputat, 2013), h. 49-50

2 Mafri Amir, Literatur Tafsir Indonesia, h. 51-52

3 H. Mudassir, Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. ke-1, h. 14

Page 15: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

2

satu undang-undang yang wajib ditaati, baik berdasarkan petunjuk akal,

petunjuk nash-nash Al-Qur’an maupun ijma’ para sahabat.4 Dalam hal ini

Muhammad Ajjaj al-Khatib berkata yang dikutip oleh Mudassir:

Al-Qur’an dan Sunnah merupakan dua sumber hukum syariat islam yang

tepat, sehingga umat islam tidak mungkin mampu memahami syariat islam

tanpa kembali kepada kedua sumber islam tersebut. Mujtahid dan orang

alim pun tidak diperbolehkan hanya mencukupkan diri dengan salah satu

dari keduanya.5

Terhadap Al-Qur’an hadis berfungsi sebagai Ta’kid (menetapkan dan

menguatkan hukum-hukum Al-Qur’an), Tafsir (menjelaskan ayat yang masih

umum), Tasyri’ (menetapkan suatu hukum yang tidak ada dalam Al-Qur’an),

Takhshish dan Taqyid (mengkhususkan Al-Qur’an dan mengqaidkannya).6

Para sahabat di masa Rasulullah saw. memahami hukum-hukum syara’

dari Al-Qur’an yang mereka terima langsung dari Rasulullah saw.,

kebanyakan ayat-ayat turun secara umum tanpa penjelasan. Maka tidak ada

jalan lain kecuali mesti kembali kepada Rasulullah untuk mengetahui

hukum-hukum itu secara rinci dan jelas. Sebab, beliau adalah pembawa

berita dari Tuhan dan yang paling tahu tentang maksud syari’at Allah, begitu

pula batasan, metode dan tujuannya.7 Hal ini telah diberitakan oleh Allah

dalam firman-Nya:

4Fatchur Rahman, Ikhtishar Mushthalahul Hadis, (Yogyakarta: PT Alma’arif

Bandung, 1987), Cet. ke-5, h.43 5 H. Mudassir, Ilmu Hadis, h.65

6Hasbi as-Shidqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Semarang: PT. Pustaka

Rizki Putra, 2005), Cet. ke-9, h. 165 7Musthafa as-Shiba’i, Sunnah dan Peranannya dalam Penetapan Hukum Islam,

Terj. Nurkholish Madjid, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991), Cet. ke-1, h. 3-4

Page 16: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

3

“…Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada

umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka

berfikir.”(QS. an-Nahl [16]: 44)

Setelah Nabi saw. wafat, ketiadaan otoritasnya segera terasa. Hanya Al-

Qur’an satu-satunya sumber informasi yang tersedia untuk memecahkan

berbagai persoalan yang muncul di tengah-tengah umat islam yang masih

berusia muda, wahyu-wahyu ilahi meskipun sudah dicatat, belum disusun

dengan baik dan rapi. Bahkan belum dapat terkumpulkan ketika Nabi saw.

wafat. Para khalifah membimbing umat dengan semangat Nabi, meskipun

bersandar pada penilaian pribadi mereka. Namun, setelah beberapa lama,

ketika muncul kesulitan-kesulitan yang tak dapat mereka pecahkan sendiri,

mereka mulai menjadikan sunnah sebagai contoh dengan mengikuti ingatan

beberapa sahabat dan dengan menjadikan kesetiaan padanya sebagai prinsip

pemandu utama setelah Al-Qur’an.

Berbeda dengan Al-Qur’an yang senantiasa terjaga kemurniannya dan

terjamin pemeliharaannya (QS. al-Hijr: 9). Karena sejak permulaan islam,

setiap menerima wahyu Nabi Muhammad saw. menyampaikannya kepada

para sahabat dan memerintahkan mereka untuk menghafal dan

menuliskannya.8 Sementara penulisan hadis pada masa itu masih dilarang

oleh Nabi secara umum, karena khawatir timbul kerancuan antara sabda,

penjelasan dan perilaku beliau dengan Al-Qur’an. Nabi saw. bersabda:

Janganlah kalian tulis apa yang datang dariku, barangsiapa menulis dariku

selain Al-Qur’an hendaklah ia menghapusnya. Sampaikan apa yang kalian

dengar dariku, itu tidak apa-apa. Tetapi barangsiapa membuat kedustaan

8Badan Litbang & Diklat Kemenag RI, Para Penjaga Al-Qur’an: Biografi Huffaz

Al-Qur’an di Nusantara, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2011), Cet. ke-1,

h. 1

Page 17: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

4

atasku secara sengaja, maka ia telah menyiapkan tempatnya di neraka.9

Oleh sebab itu, masih dibutuhkan penelitian terhadap hadis karena hadis

tidak hanya diriwayatkan secara mutawatir tetapi juga secara ahad. Para

ulama telah sepakat bahwa yang perlu diteliti adalah hadis yang berstatus

ahad, untuk hadis yang berstatus mutawatir ulama menganggap tidak perlu

untuk melakukan penelitian lebih lanjut, sebab hadis mutawatir telah

menimbulkan keyakinan yang pasti bahwa hadis yang bersangkutan berasal

dari Nabi saw..10

Karena hadis Nabi saw. telah mengalami pemalsuan-pemalsuan.

Kegiatan pemalsuan hadis mulai muncul dan berkembang pada masa

khalifah Ali bin Abi Thalib. Faktor yang mendorong seseorang melakukan

pemalsuan hadis adalah kepentingan politik. Pada masa itu terjadi

pertentangan politik antara Ali dengan Muawiyah. Para pendukung masing-

masing tokoh telah melakukan berbagai upaya untuk memenangkan

perjuangan mereka, salah satu upaya yang dilakukan sebagian mereka adalah

pembuatan hadis-hadis palsu. Oleh sebab itu, ulama hadis berupaya untuk

menyelamatkan hadis-hadis Nabi dengan meneliti pribadi para periwayat

hadis yang menyatakan telah memperoleh suatu riwayat. Penyeleksian sanad

menjadi salah satu bagian terpokok dalam penelitian hadis.11

Dengan

penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan periwayatannya berasal

dari Nabi atau tidak. Dapat dijadikan hujjah atau tidak.

Kritik dalam pengertian membedakan yang benar dan yang salah,

menjelaskan yang sulit dipahami atau menjelaskan yang terkesan kontradiktif

telah terjadi sejak Nabi saw. masih hidup. Pengertian kritik pada masa ini

9Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Terj. Tim Pustaka Firdaus, (Jakarta:

Pustaka Firdaus, 2013), Cet. ke-9, h. 36 10

Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, (Jakarta: Bulan Bintang,

2007), Cet. ke-2, h. 27 11

Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi..., hal. 12-15

Page 18: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

5

hanyalah untuk memperkuat kebenaran informasi yang diterima.12

Ada dua

tahapan yang harus dilakukan untuk kritik hadis. Pertama adalah meneliti

para perawi hadis (sanad). Setelah tahapan pertama dilakukan dan diperoleh

kesimpulan tentang status sanad hadis dan dapat dipastikan bahwa materi

(matan) hadis tersebut bersumber dari Nabi saw., tahap selanjutnya adalah

penelitian materi (matan) guna menjelaskan apabila terjadi kontradiktif atau

kesulitan dalam pemahamannya. Tahapan ini dilakukan secara hirarki.

Apabila tidak lulus dalam tahapan pertama maka tidak ada gunanya

melakukan tahapan kedua.13

Dalam Al-Qur’an Allah mencantumkan banyak kisah, baik tentang Nabi

terdahulu, umatnya dan hal ihwal yang ada pada masanya. Hal itu tentu saja

bukan sesuatu yang sia-sia, namun memiliki tujuan dan hikmah. Salah satu

kisah yang tertuang dalam Al-Qur’an adalah kisah Nabi Yusuf yang terdapat

dalam surah Yusuf itu sendiri.

Kisah nabi Yusuf adalah kisah yang unik jika dibandingkan dengan

kisah-kisah yang lain. Pertama, kisah nabi Yusuf diceritakan dalam satu

surah khusus, dan satu surah ini hanya berisi rangkaian cerita kisah Yusuf.

Kedua, isi kisah nabi Yusuf ini berlainan pula dengan kisah Nabi yang lain.

Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah menitikberatkan kepada tantangan

yang bermacam-macam dari kaum mereka, kemudian mengakhiri kisah itu

dengan kemusnahan para penentang nabi itu. Sedangkan dalam kisah nabi

Yusuf Allah menonjolkan akibat yang baik dari kesabaran, dan bahwa

kesenangan itu datangnya sesudah penderitaan. “Sungguh pada kisah Yusuf

12

Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, (Jakarta: Tranpustaka, 2013),

Cet. ke-1, h. 45 13

Ahmad Fudhaili, Perempuan di Lembaran Suci, h. 44-45

Page 19: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

6

dan saudara-saudaranya ada ayat (tanda kekuasaan Allah) bagi orang-

orang yang bertanya” (QS.Yusuf ayat 7).

Maka pada skripsi ini penulis akan membahas tentang KUALITAS

HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID (Analisa Sanad dan Matan Hadis

Surah Yusuf).

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari kerangka dan latar belakang masalah, maka muncul

beberapa permasalahan yang menjadi acuan pembahasan, yakni:

1. Adanya hadis yang digunakan Nawawi dalam menafsirkan surah

Yusuf.

2. Hadis-hadis yang dicantumkan Nawawi tanpa sanad.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mengingat kitab Tafsir Marah Labid cukup besar dan banyaknya hadis

yang terdapat dalam Tafsir tersebut. Maka penulis membatasi pembahasan

masalah hanya pada hadis-hadis yang terdapat dalam Surah Yusuf. Hal

tersebut karena beberapa alasan: Pertama, kisah nabi Yusuf satu-satunya

kisah yang diceritakan dalam satu surah khusus, dan satu surah ini hanya

berisi rangkaian cerita kisah Yusuf. Kedua, isi kisah nabi Yusuf ini berlainan

pula dengan kisah Nabi yang lain. Dalam kisah nabi-nabi yang lain Allah

menitikberatkan kepada tantangan yang bermacam-macam dari kaum

mereka, kemudian mengakhiri kisah itu dengan kemusnahan para penentang

nabi itu. Sedangkan dalam kisah nabi Yusuf Allah menonjolkan akibat yang

baik dari kesabaran, dan bahwa kesenangan itu datangnya sesudah

penderitaan. “Sungguh pada kisah Yusuf dan saudara-saudaranya ada ayat

Page 20: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

7

(tanda kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang bertanya” (QS.Yusuf ayat

7). Ketiga, Kisah Yusuf merupakan salahsatu kisah yang banyak

disampaikan oleh para muballigh.

Permasalahan-permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Apa kualitas hadis-hadis dalam Tafsir Marah Labid yang terdapat dalam

Surah Yusuf? Bagaimana orientasi penggunaan hadis dalam Tafsir ini terkait

penisbatannya (penyandarannya kepada Rasulullah atau selainnya) dan jenis

periwayatannya?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini memiliki dua tujuan yaitu khusus dan umum.

Adapun tujuan khususnya adalah untuk mengetahui kualitas hadis yang

digunakan Nawawi dalam menafsirkan kisah Nabi Yusuf.

Sedangkan yang menjadi tujuan umum dari penulisan skripsi ini adalah

untuk memberikan manfaat yang bersifat teoritis dan praktis dalam rangka

menambah khazanah keilmuan terutama dalam kajian kritik sanad dan

matan pada ayat-ayat kisah yang ada dalam surah Yusuf yang ditafsirkan

dengan hadis Nabawi dan untuk mengetahui bagaimana seharusnya umat

islam memahami hadis dengan benar agar dapat dipraktekkan sesuai dengan

praktek Nabi saw..

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah:

1. Manfaat untuk masyarakat: Dengan mengetahui status hadis-hadis

tentang kisah pada surah Yusuf baik dari segi sanad ataupun matan

Page 21: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

8

maka masyarakat dapat memahami kisah-kisah yang ada dalam surah

Yusuf dengan pemahaman yang benar.

2. Manfaat untuk penulis: Dengan mengetahui kualitas hadis khususnya

yang berbicara tentang kisah-kisah. Penulis berharap penulis

bukanlah orang yang hanya bertaqlid buta pada anggapan yang

samar-samar tanpa mengetahui sumber asli redaksinya.

F. Tinjuan Pustaka

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menemukan beberapa penelitian

judul skripsi yang membahas judul berbeda namun dalam kajian tema yang

hampir sama. Di antaranya adalah:

1. Skripsi yang ditulis oleh Siti Farida Nurlaili tahun 2009 dengan

judul: ”Pengaruh Kondisi Banten Abad XIX: Studi Kasus Tafsir

Marah Labid Karya Syaikh M. Nawawi al-Jawi al-Bantani”, Jurusan

Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini membahas tentang

pengaruh kondisi sosial politik dan pendidikan Banten terhadap

tafsir Marah labid.14

Sedangkan skripsi yang akan peneliti tulis

terfokus kepada kualitas hadis tentang kisah Nabi Yusuf dalam tafsir

Marah Labid.

2. Tesis yang ditulis oleh Ahmad Dimyathi Badruzzaman tahun 2001

dengan judul: “Studi Kritis Kisah-kisah Israiliyat Dalam Tafsir Munir

(Marah Labid) Karya Syaikh Nawawi al-Bantani” Program Magister

Studi Islam, IIQ Jakarta. Tesis ini membahas tentang adanya dan

14

Siti Farida Nurlaili, Pengaruh Kondisi Banten Abad XIX: Studi Kasus Tafsir

Marah Labid Karya Syaikh M. Nawawi al-Jawi al-Bantani, (Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2009).

Page 22: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

9

kualitas kisah-kisah israiliyyat dalam tafsir Marah Labid.15

Sedangkan penulis hanya membahas tentang kualitas hadis yang

digunakan oleh Nawawi al-Bantani dalam menafsirkan surah Yusuf

dalam tafsir Marah Labid.

3. Skripsi yang ditulis oleh Siti Nur Wakhidah tahun 2009 dengan

judul: “Penafsiran Nawawi Al-Bantani Tentang Fitrah Dalam Tafsir

Marah Labid Li Kasyf Ma'na Qur'an Majid Dan Implikasinya Dalam

Kehidupan Sosial”. Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, UIN

Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Skripsi ini membahas makna fitrah

yang terdapat dalam Tafsir Marah Labid karya Nawawi Al-Bantani

serta bagaimana implikasi penafsiran Nawawi al-Bantani tentang

fitrah khususnya jika dikaitkan dengan konteks kekinian.16

Sedangkan penulis hanya meneliti tentang kualitas hadis-hadis

tentang kisah Nabi Yusuf yang terdapat dalam tafsir Marah Labid.

4. Skripsi yang ditulis oleh Misbakhul Mu’min tahun 2008 dengan

judul: “Metode Kajian Kitab Tafsir Dengan Fakta Sosial (Studi

Terhadap Kajian Tafsir Munir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi

al-Bantani di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh, Wonokromo I,

Pleret, Bantul, Yoyakarta”. Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas

Ushuluddin, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Skripsi ini membahas

tentang metode yang digunakan dalam kajian tafsir Marah Labid di

Pondok Pesantren Fadlun Minalloh serta pengaruh social dari kajian

15

Ahmad Dimyathi Badruzzaman, Studi Kritis Kisah-Kisah Israiliyyat Dalam

Tafsir Munir (Marah Labid) Karya Syaikh Nawawi al-Bantani, (Tesis IIQ Jakarta 2001). 16

Siti Nur Wakhidah, Penafsiran Nawawi Al-Bantani Tentang Fitrah Dalam Tafsir

Marah Labid Li Kasyf Ma'na Qur'an Majid Dan Implikasinya Dalam Kehidupan Sosial,

(Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2009).

Page 23: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

10

ini.17

Sementara penulis akan meneliti kualitas hadis-hadis tentang

kisah Nabi Yusuf yang terdapat dalam tafsir Marah Labid.

5. Skripsi yang ditulis oleh Susi Nurlita, tahun 2008 dengan judul:

“Konsep Dakwah Syekh Nawawi Al-Bantani: Telaah Atas

Pemikirannya Dalam Kitab Tafsir Marah Labid dan Qatr Al-Ghaits.”

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan

Komunikasi,UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Skripsi ini membahas

tentang konsep Syekh Nawawi mengenai pengertian dakwah, sasaran

dakwah, metodologi dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, juga

membahas tentang aktivitas dakwah Syekh Nawawi al-Bantani untuk

mewujudkan konsep dakwahnya.18

Sedangkan penulis akan meneliti

tentang kualitas hadis-hadis dalam surah Yusuf yang terdapat dalam

tafsir Marah Labid.

6. Skripsi yang ditulis oleh Adi Hidayat, tahun 2014 dengan judul:

“Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Yusuf Ayat 23-25 dan Relevansinya

Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Usia Remaja (Studi Tafsir Al-

Mishbah Karya M. Quraish Shihab).” Jurusan Pendidikan Agama

Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta. Skripsi ini membahas tentang nilai-nilai akhlak yang

terkandung dalam QS. Yusuf ayat 23-25 dalam Tafsir al-Misbah

karya M. Quraish Shihab.19

Sedangkan penulis akan meneliti kualitas

17

Misbakhul Mu’min, Metode Kajian Kitab Tafsir Dengan Fakta Sosial (Studi

Terhadap Kajian Tafsir Munir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi Al-Bantani di Pondok

Pesantren Fadlun Minalloh, Wonokromo I, Pleret, Bantul, Yoyakarta, (Skripsi UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta 2008). 18

Susi Nurlita, Konsep Dakwah Syekh Nawawi Al-Bantani: Telaah Atas

Pemikirannya Dalam Kitab Tafsir Marah Labid dan Qatr Al-Ghaits, (Skripsi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta2008). 19

Adi Hidayat, Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Yusuf Ayat 23-25 dan Relevansinya

Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Usia Remaja (Studi Tafsir Al-Mishbah Karya M.

Quraish Shihab), (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2014).

Page 24: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

11

hadis-hadis yang terdapat dalam surah Yusuf dalam tafsir Marah

Labid.

7. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Habibi, tahun 2013 dengan judul:

“Dimensi Sabar Dalam Kisah Nabi Yusuf dan Implementasinya pada

Keterampilan Konselor.” Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam,

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.

Skripsi ini membahas tentang nilai-nilai sabar yang terkandung dalam

kisah Nabi Yusuf dan implementasi nilai sabar dalam kisah Nabi

Yusuf pada keterampilan seorang konselor.20

Sedangkan penulis akan

meneliti kualitas hadis-hadis yang terdapat dalam surah Yusuf.

Adapun persamaan ketujuh skripsi di atas dengan skripsi yang akan

penulis bahas adalah empat skripsi pertama sama-sama menggunakan kitab

yang sama yaitu tafsir Marah Labid karya Nawawi, sedangkan perbedaannya

terletak pada permasalahan yang dibahas. Kemudian dua skripsi berikutnya

adalah sama-sama membahas surah Yusuf, namun berbeda tema yang

dibahas.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research),

yaitu dengan mengumpulkan semua hadis-hadis yang terdapat pada surah

Yusuf yang ada dalam tafsir Marah Labid sebagai acuan primer. Dan

sejumlah buku-buku yang masih ada kaitannya dengan objek penelitian

seperti kitab-kitab tentang biografi perawi hadis dan kitab-kitab tentang

kritik matan, dan bahan-bahan rujukan lain yang relevan dengan objek

pembahasan yang dibahas, sebagai acuan sekunder. Hal ini dimaksud agar

20

Ahmad Habibi, Dimensi Sabar Dalam Kisah Nabi Yusuf dan Implementasinya

pada Keterampilan Konselor, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2013).

Page 25: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

12

mendapat informasi secara lengkap untuk menemukan titik terang dari

kesimpulan yang akan penulis ambil.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, penulis

membaca sumber-sumber relevan yang ada di perpustakaan-perpustakaan

keagamaan. Adapun sumber-sumber tersebut terdiri dari sumber primer dan

skunder.

Sumber primer adalah referensi pokok yang menjadi sumber utama

dalam penulisan skripsi ini yaitu: Tafsir Marah Labid karya Nawawi al-

Bantani

Sedangkan sumber skunder adalah referensi tambahan, sebagai penopang

dan pendukung dari sumber primer, yaitu:

a. Kitab-kitab yang berkaitan dengan takhrij hadis.

b. Buku-buku yang membahas kritik sanad dan matan hadis.

Hal ini dimaksud agar mendapat informasi secara lengkap untuk

menemukan titik terang dari kesimpulan yang akan penulis ambil.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah

dokumentsi kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data-data

melalui bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan pembahasan penulis.

4. Metode Analisis Data

Objek kajian dalam skripsi ini bervariasi, ada riwayat yang dinyatakan

sebagai hadis namun tanpa dijelaskan secara eksplisit matan hadisnya, sanad,

Page 26: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

13

mukharrij (kitab sumber), dan kualitasnya.Ada juga ungkapan yang tidak

secara lugas dinyatakan sebagai hadis namun diindikasikan sebagai hadis.

Dalam melakukan kajian, penulis menggunakan kajian perpustakaan

(library research) dengan menetapkan hal-hal berikut:

1. Jika dalam Tafsir disebutkan bahwa “Rasulullah bersabda,” atau

bahwa “dalam sebuah riwayat disebutkan begini atau begitu", tanpa

secara eksplisit menjelaskan matan hadisnya, maka penulis mencari

matan hadis itu beserta mukharrijnya.

2. Jika disebutkan matan hadisnya saja, maka penulis mencari

mukharrijnya.

3. Setelah hadis diketahui mukharrijnya dan didapatkan sanadnya,

penulis melakukan kajian untuk mengetahui kualitas sanadnya.

4. Jika mukharrij hadisnya al-Bukhâri dan atau Muslim, maka penulis

menilainya sahîh karena adanya kesepakatan ulama yang menyatakan

bahwa seluruh hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim

atau salah satu di antara keduanya kualitasnya sahîh.21

5. Jika hadisnya terdapat dalam sunan arba’ah (Abu Dawud, al-Nasa’i,

alTirmidzi, dan Ibn Majah) atau kitab hadis lainnya yang sudah

masyhur seperti Musnad Ahmad, Shahih Ibn Hibban, Mustadrak al-

Hakim, dan Sunan al-Daruqutni, maka kualitas hadisnya sesuai

dengan kekuatan hadis tersebut dilihat dari hasil kajian sanad dan

matan mengikuti kaedah umum kritik hadis.

21

Mahmud Thahhan berkata, “Terdapatnya hadis dalam salah satu as-Shahihayn

(Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim) dapat dipastikan bahwa hadis itu shahih.Tidak perlu

dilakukan kajian atas sanadnya.”

Ibn al-Shalâh berkata, "Hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhârî atau Muslim

termasuk hal-hal yang dipastikan kesahîhannya…"

Ibn Katsîr berkata, "Aku sependapat dengan Ibn al-Salâh dalam hal ini"

Mahmûd al-Thahhan, Usûl al-Takhrîj wa Dirâsah al-Asânid, (Riyadh: Maktabah

al-Ma’arif, 1996 M), Cet. ke-3, h. 183-184

Page 27: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

14

6. Jika ada ulama hadis yang telah memberikan penilaian atas kualitas

hadis, maka penulis menyebutkan penilaian itu sebagai pembanding

dan bahan pertimbangan.

H. Teknik dan Sistematika Penulisan

Adapun teknik penulisan skripsi ini mengacu pada buku Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi yang diterbitkan oleh IIQ Jakarta

Press tahun 2013 oleh Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta.

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang

diuraikan dalam skripsi ini, dan agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan

sistematis, maka pembahasan dibagi menjadi 5 (lima) bab, yaitu:

Bab pertama, berisi Pendahuluan. Pada bab ini penulis mencoba

menguraikan bagian yang merupakan pendahuluan yang meliputi latar

belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penelitian.

Bab kedua, Pada bab ini berisi tentang Biografi Nawawi, dimulai dari

riwayat hidup, guru dan murid, karya-karya dan pendapat para tokoh .

Kemudian penulis juga menjelaskan tentang profil dari kitab tafsirnya,

seperti riwayat tafsirnya, metodologi penulisan serta bentuk dan corak tafsir.

Bab ketiga, berisi tentang Landasan Teori. Pada bab ini penulis mencoba

menguraikan sejarah perkembangan kajian sanad dan matan hadis, defenisi

dan sejarah perkembangan takhrij hadis, metode dan manfaat takhrij hadis,

serta kitab-kitab takhrij hadis yang terkenal.

Bab keempat, Pada bab ini Penulis memaparkan takhrij hadis-hadis

dalam tafsir Marah Labid.

Bab kelima, Penutup.Yang berisi Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 28: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

15

Page 29: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

115

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan berdasarkan penelitian pada Bab IV, penulis menyatakan bahwa

riwayat-riwayat yang ada dalam Tafsir Marah Labid bervariasi, baik dilihat

dari nisbat periwayatan (marfu’, mawquf, dan maqthu’), jenis periwayatan

(hadis dan asbab al-nuzul), maupun kualitasnya (shahih dan dha’if). Hal ini

menjelaskan orientasi Tafsir dalam menggunakan periwayatan atau hadis.

Dengan melihat aspek nisbatnya, 41% dari total riwayat yang dikaji

adalah marfu’, 6% mawquf, 35% maqtu’, 6% tawaqquf. Kemudian dengan

melihat jenis periwayatannya, 94% adalah hadis, sementara sisanya (6%)

adalah sabab nuzul. Pembedaan riwayat menjadi hadis dan sabab nuzul ini

untuk memudahkan klasifikasi riwayat dilihat dari keterkaitannya dengan

ayat Al-Qura’n. Sementara penilaian atas kualitasnya didapati bahwa 41%

riwayat yang ada dalam tafsir masuk kategori maqbul atau diterima sebagai

hujjah (yaitu shahih dan hasan), 35% riwayatnya dha’if, dan 24% tidak dapat

ditentukan kualitasnya.

B. Saran-Saran

Mengingat fakta bahwa dalam tafsir ini masih memuat riwayat-riwayat

(hadis) yang dha’if, maka penulis menyarankan kepada pihak-pihak pembaca

supaya melakukan kajian ulang terhadap riwayat yang akan diambil dan

yang akan disampaikan.

Page 30: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

117

DAFTAR PUSTAKA

Mushaf Al-Qur’an al-Karim

Abu Muhammad, Abd al-Muhdi, Thuruq Takhrij Hadis Rasulillah SAW,

Kairo: Dar al-I’tisham, T.t

Abdullah bin Muhammad, Mushannnaf Ibn Abi Syaibah,

www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).

Abdurrahman bin Ibn Abi Hatim, al-Jarh wa at-Ta’dil, Kairo: Dar al-Kitab

al-Islami, 1371 H/1952 M.

-----------------, ‘Ilal al-Hadits li Ibn Abi Hatim, Kairo: al-Faruq al-Haditsah

li ath-Thaba’ah wa an-Nasyr, 1423 H/2003 M.

-----------------, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, Beirut: Dar al-Fikr, 1424 H/

2003 M.

Almanar, Abduh, Pengatar Studi Hadis, Jakarta: Referensi, 2012.

Amin, Samsul Munir, Sayyid Ulama Hijaz: Biografi Syaikh Nawawi Al-

Bantani, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2011.

Amir, Mafri, Literatur Tafsir Indonesia, Banten: Mazhab Ciputat, 2013.

Al-Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar, Tahdzib at-Tahdzib, tk: Dar al-Fikr,

1415 H/1995 M.

Azami, Muhammad Mustafa, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya,

Terj. Ali Mustafa Ya’qub, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2000.

Badan Litbang & Diklat Kemenag RI, Para Penjaga Al-Qur’an: Biografi

Huffaz Al-Qur’an di Nusantara, Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-

Qur’an, 2011.

Badruzzaman, Ahmad Dimyathi, Studi Kritis Kisah-Kisah Israiliyyat Dalam

Tafsir Munir (Marah Labid) Karya Syaikh Nawawi al-Bantani, Tesis

IIQ Jakarta 2001.

Page 31: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

118

Bahary, Ansory, Tafsir Nusantara: Studi Kritis terhadap Marah Labid

Nawawi al Bantani, dalam Jurnal IPTIQ, Ulul Albab Volume 16, No.2

Tahun 2015.

Al-Bantani, Muhammad Nawawi, Marah Labid Tafsir an-Nawawi,. tk: Dar

al-Fikr, tth.

-------------, Tafsir al-Munir (Marah Labid), Terj. Bahrun Abu Bakar,

Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2011.

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail, Shahih al-Bukhari, Kairo: Dar al-Hadits,

1425 H/2004 M.

Al-Busti, Muhammad bin Hibban, Shahih Ibnu Hibban, Beirut: Dar al-Fikr,

1417 H/1996 M.

Chaidar, Sejarah Pujangga Islam Syaikh Nawawi al-Bantani Indonesia,

Jakarta: Sarana Utama, 1978.

Ad-Darimi, Abdullah bin Abdurrahman, Sunan ad-Darimi, Beirut: Dar al-

Basyair, 1434 H.

Ad-Dulabi, Abu Bisyr Muhammad bin Ahmad, al-Kunni wa al-Asma,

www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).

Ad-Dunya, Ibn Abi, al-Faraju Ba’da asy-Syiddah, www.ahlaldeeth.com

(dalam program Maktabah al-Syamilah).

Al-Fattani, Jamaluddin Muhammad bin Thahir, Tadzkiratul Mawdhu’at,

Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1433H/2012 M.

Fudhaili, Ahmad, Perempuan di Lembaran Suci, Jakarta: Tranpustaka, 2013.

Harahap, Syahrin, Metodologi Studi dan Penelitian Ilmu-Ilmu Ushuluddin,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002.

Hasan, Ahmad Rifa’i, Warisan Intelektual Islam Indonesia: Telaah Atas

Karya-Karya Klasik, Bandung: Mizan, 1987.

Hidayat, Adi, Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Yusuf Ayat 23-25 dan

Relevansinya Terhadap Pembinaan Akhlak Siswa Usia Remaja (Studi

Page 32: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

119

Tafsir Al-Mishbah Karya M. Quraish Shihab), (Skripsi UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta 2014).

Husnan, Ahmad, Kajian Hadis Metode Takhrij, Jakarta: Pustaka al-Kautsar,

1993.

Yanggo, Huzaimah Tahido, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan

Disertasi, Jakarta: IIQ Press, 2011.

Ibnu Hazen, dkk, 100 Ulama Dalam Lintas Sejarah Nusantara, Jakarta: PT

Yellow Multi Media, 2015.

Ibn al-Jauzi, Abdurrahman bin Ali bin Muhammad, al-Mawdhu’at,

www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).

Isa, Salam M., Metodologi Kritik Hadis, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2004.

Ismail, Syuhudi, Kaidah Keshahihan Sanad Hadis: Telaah Kritis dan

Tinjauan dengan Ilmu Sejarah, Jakarta: Bulan Bintang, 2005.

--------, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, Jakarta: Bulan Bintang, 2007.

Al-Khazin, Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim, Lubab at-Ta’wil fi

Ma’ani at-Tanzil, tk: Dar al-Fikr, 1979.

al-Mawsuli, Abu Ya’la, Musnad Abi Ya’la, Beirut: Dar al-Fikr, 1422

H/2002M.

Al-Mizzi, Yusuf bin Zakki, Tahdzib al-Kamal, Beirut: Muassasah ar-

Risalah, 1418 H/1998 M.

Mudassir, Ilmu Hadis, Bandung: Pustaka Setia, 1999.

Al-Mundziri, at-Targhib wa at-Tarhib, www.ahlaldeeth.com (dalam

program Maktabah al-Syamilah).

Mu’min, Misbakhul, Metode Kajian Kitab Tafsir Dengan Fakta Sosial (Studi

Terhadap Kajian Tafsir Munir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi Al-

Bantani di Pondok Pesantren Fadlun Minalloh, Wonokromo I, Pleret,

Bantul, Yoyakarta, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2008).

Page 33: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

120

Muttaqin, Ahmad, Karakteristik Tafsir Marah Labid Karya Syaikh Nawawi

al-Bantani, dalam Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan al-Hadits, UIN

Lampung: Al-Dzikra, 2014, Vol. 8 No. 1.

An-Nasa’i, Ahmad bin Syu’ayb, Sunan an-Nasa’i, Kairo: Dar al-Hadits,

1420 H/1999 M.

An-Naysaburi, Muslim bin Hajjaj, Shahih Muslim, Beirut: Dar Ihya at-Turats

al-‘Arabiy, tth.

An-Naysaburi, Muhammad bin Abdullah, al-Mustadrak ala ash-Shahihain,

Beirut: Dar Ibn Hazm, 1428 H/2007 M.

An-Naysaburi, Nazhmuddin, Gharaib al-Qur’an wa Raghaib al-

Furqan,www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).

Nurlaili, Siti Farida, Pengaruh Kondisi Banten Abad XIX: Studi Kasus Tafsir

Marah Labid Karya Syaikh M. Nawawi al-Jawi al-Bantani, (Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009).

Nurlita, Susi, Konsep Dakwah Syekh Nawawi Al-Bantani: Telaah Atas

Pemikirannya Dalam Kitab Tafsir Marah Labid dan Qatr Al-Ghaits,

(Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008).

Al-Qazwaini, Muhammad bin Yazid, Sunan Ibnu Majah, Kairo: Dar al-

Hadits, 1426 H/2005 M.

Rahman, Fatchur, Ikhtishar Mushthalahul Hadis, Yogyakarta: Almaarif

Bandung,1987.

Ramli, Rafi’uddin, Sejarah Hidup dan Silsilah Syaikh Kyai Muhammad

Nawawi Tanara, Tangerang: Yayasan Nawawi, 1399 H.

Ranuwijaya, Utang, Ilmu Hadis, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996.

Ar-Razi, Fakhruddin, Mafatih al-Ghaib, Beirut: Dar Ihya’ li at-Turats al-

Arabiy, 1420 H.

As-Shalih, Subhi, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, Terj. Tim Pustaka Firdaus,

Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013.

Page 34: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

121

As-Shiba’i, Musthafa, Sunnah dan Peranannya dalam Penetapan Hukum

Islam, Terj. Nurkholish Madjid, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1991.

As-Shidqy, Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Semarang: PT.

Pustaka Rizki Putra, 2005.

As-Sijistani, Abu Dawud Sulayman bin al-Asy’ats, Sunan Abi Dawud,

Kairo: Dar al-Hadits, 1420 H/1999 M.

As-Suyuthi, Abdurrahman bin Abu Bakar, al-Jami’ ash-Shaghir fi Ahadits

al-Basyir an-Nadzir, tk: Dar al-Fikr, tth.

--------------, al-La’ali al-Mashnu’ah fi al-Ahadits al-Maudhu’ah,

www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).

--------------, Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur, Beirut: Dar al-Fikr,

1414 H/1993 M.

Asy-Syaibani, Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal, tk:

Muassah ar-Risalah: 2001.

Thahan, Mahmud, Ushul at-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, Riyadh:

Maktabah al-Ma’arif, 1996.

At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa, al Jami’ al-Kabir Sunan at-Tirmidzi,

Beirut: Dar al-Gharb al-Islami, 1998.

At-Tanukhi, Muhsin bin Ali, al-Faraju Ba’da asy-Syiddah,

www.ahlaldeeth.com (dalam program Maktabah al-Syamilah).

Ath-Thabari, Muhammad bin Jarir Abu Ja’far, Tafsir ath-Thabri: Jami’ al-

Bayan fi Ta’wil al-Qur’an, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1420 H/

1999 M.

Ath-Thabrani, Sulayman bin Ahmad,al-Mu’jam al-Awsath, Kairo: Dar al-

Haramain, tth.

-----------------, ad-Du’a li ath-Thabrani,www.ahlaldeeth.com (dalam

program Maktabah al-Syamilah).

Ulum, Amirul, Syaikh Nawawi al-Bantani: Penghulu Ulama di Negeri Hijaz,

Yoyakarta: Global Press, 2015.

Page 35: KUALITAS HADIS DALAM TAFSIR MARAH LABID

122

-------, Ulama-Ulama Aswaja Nusantara yang Berpengaruh di Negeri Hijaz,

Yogyakarta: Pustaka Ulama, 2015.

Usman, Maghfur, Metode Takhrij Hadis: Cara Mudah Mencari Hadis,

Kranggan Permai: T.p, 2004.

Wakhidah, Siti Nur, Penafsiran Nawawi Al-Bantani Tentang Fitrah Dalam

Tafsir Marah Labid Li Kasyf Ma'na Qur'an Majid Dan Implikasinya

Dalam Kehidupan Sosial, (Skripsi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

2009).

Wensicnk, A.J., dkk, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Hadits an-Nabawi,

Terj. M. Fuad Abd al-Baqi, Leiden: tp, 1936.

Ya’kub, Ali Musthafa, Haji Pengabdi Setan, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2006.