Kami Menerima Memalsukan Hasil Pemeriksaan DNA Tersebut

download Kami Menerima Memalsukan Hasil Pemeriksaan DNA Tersebut

of 3

description

n

Transcript of Kami Menerima Memalsukan Hasil Pemeriksaan DNA Tersebut

Kami menerima memalsukan hasil pemeriksaan DNA tersebut. Walaupun kami mengerti, bahwa tindakan yang kami lakukan menyalahi aturan Kode Etik Kedokteran terutama di pasal 7, yaitu Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya. Yang artinya kami sudah melanggar dan mencoreng nama baik profesi kami. Jika dilihat sejenak, banyak hal yang kami pertimbangkan didalam pengambilan keputusan ini karena adanya perdebatan di suara hati kami masing masing. Namun kami kemudian bisa menemukan titik terang dari semuanya itu dengan pandangan seorang filsuf bernama Benjamin Disraeli yang menyatakan Jangan pernah menyesal setelah anda mengungkapkan suatu perasaan. Yang artinya adalah kita boleh menyalalahi aturan seperti Kode Etik Kedokteran kalau itu sesuai dengan perasaan kita dan tidak boleh ada penyesalan. Kita tidak mungkin melakuan sesuatu yang memiliki risiko besar, yang bisa merusak keluarga dan mengancam keselamatan mereka karena tindakan yang kita perbuat. Dan kita ketahui, bahwa perasaan kita pasti memilih keluarga. Karena keluarga adalah darimana kita bisa hidup didunia ini, mereka bagaikan pondasi jika diibaratkan dengan sebuah rumah. Dengan keluargalah kita untuk pertama kalinya untuk belajar segala hal. Baik dan buruknya. Sangat tidak mungkinlah kita mengorbankan keluarga untuk kasus yang kita hadapi. Betapa tidak punya rasa bersyukur dan berterimakasihnya kita. Suara hati itu adalah kesadaran akan kewajiban berhadapan dengan sistuasi konkret yang kita hadapi kini dan disini. Berkaitan dengan adanya kesadaran (conscientia = bersama dengan, turut mengetahui) tentang perbuatan dan tentang pelaku (diri sendiri). Semacam instansi dalam batin kita, yang menilai dari segi moral perbuatan-perbuatan yang kita lakukan. Kesimpulan yang kami dapatkan dari suara hati adalah suara hati tidak menunjukkan bahwa tindakan kita harus baik atau buruk. Tetapi suara hati itu menjelaskan apa yang benar-benar kita inginkan. Tega kah kita melihat kesengsaraan kepada keluarga kita?Berlainan dengan topik diatas, kami akan membahas etika. Yang sebagaimana dimaksud adalah aturan yang mengatur perbuatan dari dalam diri kita dan perbuatan itu datangnya asli dari kita sendiri, dan apapun yang kita perbuat selalu datangnya dari diri kita, tanpa paksaan dari pihak lain. ebelum mengacu pada permasalahan yang akan dibahas, terlebih dahulu saya memaparkan apa yang dinamakan dengan etika. Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Artinya bahwa etika hanya mengajarkan yang baik dan yang salah. Sedangkan yang dikatakan Sokrates yang benar yang baik. Dengan bahasan ini kami dapat menyimpulkan terhadap etika yang kami ambil itu adalah benar adanya . karena itu merupakan dari pemikiran kami sendiri, bukan paksaan. Kami juga sudah mempertimbangkan konsekuensi-konsekuensinya.Dengan kami memalsukan pemeriksaan tersebut, Negara Indonesia akan tenang. Tidak akan adanya demonstrasi dan sebagainya didaerah-daerah. Pandangan negara lain pun tidak akan memandang sebelah mata terhadap negara kita, karena ketua MK nya terbukti tidak memakai narkoba. Pemerintah akan damai. Kita lihat saja, apabila ketua MK tersebut terbukti bersalah. Maka permasalahan yang timbul tidak hanya itu saja. Tetapi masih banyak lagi. Indonesia akan hancur dan pulau pulau di Indonesia akan memisahkan diri dan membentuk negara baru. Bisa kita bayangkan betapa malunya kita mengakui diri kita sebagai orang Indonesia. Negara Indonesia juga, bukan hanya tugasnya mengurusi masalah Akil Mochtar saja. Masih banyak permasalahan yang lebih besar dan penting. Susah menerapkan kejujuran di negara kita ini, pasti akan terjadi KKN. KKN di Indonesia sudah dianggap hal yang biasa dan sewajarnya. Malah para pejabat di pemerintahan sana memamerkan hasil KKNnya tersebut. Dari segi kepentingan masyarakat, masyarakat akan dibohongi terhadap kasus. Namun bisa membuat masyarakat tenang. Tidak bertanya-tanya lagi yang bisa membuat persoalan makin runyam. Apa kata masyarakat kita tentang pemimpin mereka yang terbukti menggunakan narkoba? Bukankah seorang pemimpin merupakan contoh bagi masyarakatnya? Seperti menurut Young, pemimpin merupakan bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Dari segi hukum apabila kasus Akil Mochtar terbukti bersalah adalah Akil Mochtar akan dipenjara. Namun sama saja. Hukum di Indonesia itu seperti barang dagangan. Dilelang pasti akan laku. Begitu juga dengan hukum yang di Indonesia. UUD 1945 pasal 27 yang menyatakan semua orang sama di depan hukum juga tidak terbukti sampai dengan sekarang. Buktinya yang kaya yang menang dan miskin yang kalah. Jika yang kaya pun kalah, mereka tetap bisa menikmati indahnya hidup layaknya rumah. Karena penjara untuk para pejabat memiliki fasilitas yang lengkap seperti hotel. Bayangkan saja? Apakah dengan hukuman penjara dapat membuat para pejabat tersebut? Tidakkan? Jadi sama saja bohong. Hanya menyulitkan permasalahan tersebut.