kajian teori sastra semiotik

7
BAB II KAJIAN TEORI I. Deskripsi Teoritik A. Puisi Sebagai Karya Sastra Poesie, art de combiner les sonorities, les rhytems, les mots, d’une langue pour evoquer des images suggerer des sensations, des emotions. ( Larousse, 1993, 796). MP. Schmitt dan A. Viala (1982 : 115) berpendapat bahwa kata puisi memiliki 3 makna : 1. Puisi adalah sebuah teks dengan larik dan bait atau sebuah proses berirama 2. Puisi adalah seni dalam membuat larik 3. Puisi adalah sebuah mutu yang khusus pada semua hal yang menyentuh, mempesona, dan memperdalam pikiran. Puisi berasal dari bahasa Yunani “poiesis” yang berarti penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kata-kata kiasan ( ensiklopedia Indonesia A-Z)

description

metodologi penelitian kajian struktural semiotik sastra

Transcript of kajian teori sastra semiotik

Page 1: kajian teori sastra semiotik

BAB II

KAJIAN TEORI

I. Deskripsi Teoritik

A. Puisi Sebagai Karya Sastra

Poesie, art de combiner les sonorities, les rhytems, les mots,

d’une langue pour evoquer des images suggerer des sensations, des

emotions. ( Larousse, 1993, 796). MP. Schmitt dan A. Viala (1982 : 115)

berpendapat bahwa kata puisi memiliki 3 makna :

1. Puisi adalah sebuah teks dengan larik dan bait atau sebuah

proses berirama

2. Puisi adalah seni dalam membuat larik

3. Puisi adalah sebuah mutu yang khusus pada semua hal yang

menyentuh, mempesona, dan memperdalam pikiran.

Puisi berasal dari bahasa Yunani “poiesis” yang berarti

penciptaan. Tetapi arti yang semula ini lama kelamaan semakin

dipersempit ruang lingkupnya menjadi hasil seni sastra yang kata-

katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan

irama, sajak dan kata-kata kiasan ( ensiklopedia Indonesia A-Z)

Sangatlah sulit membatasi makna dalam sebuah puisi karena

perbedaan pandangan dan konsepsi setiap orang berbeda. Setiap puisi

merupakan ekspresi dari pengalaman imajinatif manusia, maka yang

pertama kali diperoleh tiap kali membaca puisi adalah pengalaman.

Semakin banyak seseorang membaca puisi serta menikmatinya, maka

semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh dan dinikmatinya

( Tarigan 1984 :8).

Page 2: kajian teori sastra semiotik

B. Puisi Sebagai Struktur

Sajak (karya sastra) merupakan sebuah struktur, struktur disini

dalam arti bahwa susunan karya sastra itu merupakan susunan unsur-

unsur yang bersistem, yang antara unsur-unsurnya terjadi hubungan

yang timbal balik, saling menentukan ( Pradopo, 1987,118).

Kata struktur menandai adanya penataan keterkaitan antar unsur-

unsur. Dalam sebuah teks terdapat banyak unsur pembentuknya, urutan

dan sifat yang berubah-ubah. ( Schmitt- Viala, 1982,21)

Pendapat lain mengenai struktur datang dari Sumarjo dan Sami

(1984:142), menurut mereka struktur merupakan kesatuan dari bagian-

bagian. Sedangkan Luxemburg menyimpulkan bahwa karya sastra

menjadi sebuah keseluruhan karena adanya relasi timbal balik antara

bagian-bagiannya dan antara bagian dan keseluruhan.

Atas dasar tersebut struktur puisi tidak dapat lepas dari analisis

struktur atas unsurnya. Sebab, lewat analisislah dapat dipahami totalitas

dan keutuhan sebuah karya sastra (Damono, 1979)

Kegiatan analisis dalam hal ini tampil dengan mencoba

menerangkan pesanan masing-masing unsur, bagian hubungan antar

unsur dan apa sumbangannya terhadap makna keseluruhan. Suatu

konsep dasar yang menjadi arti khas analisis struktural adalah dipahami

sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan yang bulat dengan antar unsur

pembangunnya yang saling berkaitan. (Pradopo, 1987 : 118)

Dalam suatu penelitian, analisis struktural berpangkal pada

paham strukturalisme dalam ilmu bahasa ( linguistik) yang dirintis

Ferdinand de Saussure. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti bunyi,

ekspresi puisi melalui bahasa kiasan dan citraan, serta aspek sintaksis

dan semiotik.

Page 3: kajian teori sastra semiotik

1. Aspek Bunyi

Bunyi sebagai salah satu unsur puisi memegang peranan

penting untuk mendapatkan keindahan suatu puisi. Bunyi

selain sebagai hiasan dalam puisi, juga mempunyai tugas

yang lebih penting lagi, yaitu untuk memperdalam ucapan,

menimbulkan suasana yang khusus dan sebagainya

( Pradopo, 1987 : 22)

a. Aliterasi

Merupakan pengulangan satu atau lebih bunyi konsonan

dalam suatu baris sajak. Contoh : des biches blanches qui

broutent l’ache et le cytise

b. Asonansi

Pengulangan satu atau lebih bunyi vokal dalam satu baris

sajak

1) Les voyelles / vokal

Tipe

Aigues ( tajam) : i [i] ; u [y]

Claires ( jelas) : é [e] ; è [e] : eu tertutup [Ø] ; in [e]

Eclarantes : a [a] ; o terbuka [ ] : eu terbuka [œ] ; e

diam [ ] ; an [ã] ; un [œ]

Sombre : ou [u] ; o tertutup [o] ; on [õ]

2) Les consonnes momentanées / konsonan terhambat

Tipe

Sourdes / tertahan : p [p]; t [t]; c [k]

Sonores / berbunyi : b[b]; d[d]; g[g]

3) Les consonnes continues / konsonan lancar

Tipe

Nasales : m[m]; n[n]

Page 4: kajian teori sastra semiotik

Liquide : l[l]

Vibrante : r [r]

Spirantes : f [f]; v[v]; s[s]; z[z]; ch[ ], J [ ]

2. Ekspresi Ketidaklangsungan Puisi

Bahasa puisi berbeda dengan pemakaian bahasa pada

umumnya karena puisi mengekpresikan konsep dan ikhwal-

ikhwal melalui ketidaklangsungan atau dengan kata lain puisi

mengatakan suatu hal dan memaksudkan hal lain. ( riffatere,

1978:3 )

a) Bahasa Kiasan

Bahasa kiasan sering dipandang sebagai ciri khas

jenis sastra yang disebut puisi. Sekalipun ada puisi

yang hampir tidak menampilkan kiasan, tetapi dalam

banyak puisi bahasa kiasan itu penting bagi susunan

makna. Penelitian ini akan membahas tentang

bahasa kiasan yang merupakan bagian penting

dalam pengkajian bahasa puisi ( Luxemburg, 1984:

3)

b) Citraan

Citraan adalah gambaran-gambaran angan yang

digunakan penyair dalam puisi untuk memberikan

gambaran dalam pikiran dan pengindraan dan juga

untuk menarik perhatian pembaca. ( Pradopo,

2000:79)

3. Analisis Semiotik

Menurut Riffatere, puisi adalah suatu aktifitas bahasa. Dalam

puisi ada ‘sesuatu’ yang ingin disampaikan. Akan tetapi, dalam

menyampaikan ‘sesuatu’ itu seringnya sebuah puisi

Page 5: kajian teori sastra semiotik

menggunakan bahasa tidak langsung yang kerap kali disebut

bahasa kiasan.

Ada tiga hal yang mempengaruhi terjadinya keberbedaan

wujud atau penggunaan bahasa dalam puisi yang

menimbulkan ketidaklangsungan semantik dalam puisi. Ketiga

hal tersebut seperti yang diungkapkan Riffatere ( 1978:2)

adalah (1) penggantian arti (displacing of meaning), (2)

pemencongan atau penyimpangan atau perusakan arti

(desorting of meaning) dan (3) adalah penciptaan arti

( creating of meaning).

Penggantian arti terjadi manakala suatu tanda bergeser dari

makna yang satu ke makna yang lain, manakala suatu kata

“mewakili” kata yang lain. Biasanya terjadi di penggunaan

metafora dan metonimi. Pemencongan atau penyimpangan

atau perusakan arti terjadi disebabkan oleh adanya

ambiguitas, kontadiksi, ataupun nonsense. Sedangkan

penciptaan arti disebabkan oleh adanya pengorganisasian

ruang teks. Dengan kata lain, penciptaan arti terjadi ketika

ruang kosong tekstual berfungsi sebagai suatu prinsip

organisasi yang tidak bermakna.

Menganalisis puisi secara semiotik adalah menganalisis puisi

dengan berbagai cara menganalisisnya hingga memungkinkan

karya tersebut memiliki suatu makna.