KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB
Transcript of KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 392
KAJIAN BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA ARAB
FENOMENA IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM
ANIMASI SALAHUDDIN AL AYYUBI PERSPEKTIF GRICE
(KAJIAN PRAGMATIK)
Ahmad Irfan Fauzi, Fadhel Haekal Al-Muhammady, dan Ahmad Maki
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tuturan yang mengandung implikatur percakapan dan sifat-sifatnya yang terdapat di setiap tuturan dalam film animasi Salahuddin al-Ayyubi episode 1 (satu) sampai 3 (tiga) yang menggunakan bahasa Arab, karena implikatur percakapan merupakan akibat pragmatis yang terkandung di dalam percakapan yang muncul akibat terjadinya pelanggaran terhadap prinsip percakapan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif bersifat deskriptif. adapun sumber data yang digunakan adalah film animasi Salahuddin al-Ayyubi episode 1 (satu) sampai 3 (tiga) dan buku-buku serta jurnal atau artikel yang berkaitan dengan teori implikatur percakapan berdasarkan perspektif Grice. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik tonton dan teknik catat. Teknik validasi data, peneliti menggunakan uji kreadibilitas dengan meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan diskusi dengan teman sejawat atau ahli. Sedangkan dalam teknik analisis data, peneliti menggunakan model analisis Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun hasil dari penelitian ini, terdapat 10 (sepuluh) percakapan yang mengandung implikatur dari episode 1 (satu) sampai 3 (tiga). Dari 10 (sepuluh) percakapan tersebut, selain memiliki tujuan yang disembunyikan penutur juga mengandung 4 (empat) sifat implikatur percakapan berdasarkan perspektif Grice, yaitu: daya batal (cancebility), daya kemustahilan (defeasibility), daya pisah (detachability), dan daya hitung (calculability). KATA KUNCI: Implikatur, percakapan, Salahuddin.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak lepas dari interaksi. Interaksi
yang dilakukan manusia tidak lepas dari bahasa sebagai sarananya. Dalam proses
interaksi ini manusia akan melakukan pertukaran informasi. Proses pertukaran
informasi ini akan sangat mudah dilakukan ketika manusia benar-benar memahami
bahasa sebagai sarana berinteraksi.
Interaksi antara dua manusia atau lebih inilah yang dikenal sebagai
percakapan. Percakapan merupakan proses interaksi secara lisan dan saling bertatap
muka antara satu penutur atau lebih serta lebih dari sekedar bertukar informasi.
Proses percakapan dan interaksi juga dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung. Seringkali percakapan dan interaksi antar dua penutur atau lebih ini tidak
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 393
menyampaikan maksud secara langsung. Sehingga membuat pendengar
membutuhkan waktu untuk memahami tuturan yang disampaikan oleh penutur.
Para linguis merasa kebingungan saat mencari maksud tuturan berdasarka
linguistik struktural. Kebingungan ini memicu munculnya ilmu baru yang
menjawab ketidakmampuan linguistik struktural dalam mencari maksud tuturan
yang tersembunyi. Pragmatik merupakan cabang ilmu baru yang muncul di awal
tahun 1960-an. Kajian pragmatik menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat pada
sudut pandang linguistik struktural. Seringkali tuturan tidak memiliki makna asli,
namun memiliki makna tersembunyi di baliknya. Maka pragmatik merupakan teori
yang tepat untuk mengkaji hal tersebut. Pragmatik adalah teori yang mengkaji
hubungan fungsi ujaran dan bentuk kalimat yang mengungkapkan ujaran (Rustanto,
2015, h. 4).
Implikatur merupakan bagian dari pragmatik, digunakan untuk menangkap
maksud yang tersembunyi di dalam komunikasi antara penutur dan lawan bicaranya
(Setiawati, 2018, h. 73). Adakalanya sebuah implikatur dapat ditangkap melalui
percakapan antara penutur dan lawan bicaranya, adakalanya dapat ditangkap
implikatur pada tuturan pada satu pihak.
Grice membagi implikatur menjadi dua macam: percakapan dan konvensional
(Rahardi, 2003, h. 85). Implikatur muncul disebabkan pelanggaran dari beberapa
maksim. Implikatur konvensional muncul pada makna atau maksud yang bersifat
konvensional dan tidak beracuan pada suatu percakapan dan konteks percakapan.
Prinsip dasa dari implikatur konvensional ini tidak harus terjadi di dalam
percakapan. Implikatur konvensional dituturkan dengan kata-kata khusus serta
menghasilkan maksud yang tersirat memiliki makna tersembunyi di dalamnya yang
disampaikan bersamaan dengan tuturan diungkapkan (Yule, 2014, h. 78).
Objek kajian implikatur dapat ditemui pada segala macam tuturan di dalam
kehidupann sehari-hari, karya sastra dan film yang terjadi proses percakapan di
dalamnya. Animasi Salahuddin Al-Ayyubi merupakan salah satu contohnya, yang
akan menjadi objek kajian ini. Dalam film animasi Salahuddin Al-Ayyubi yang
menggunakan bahasa Arab fusha ini seringkali menggunakan kata kiasan yang khas
disampaikan oleh masyarakat Arab umumnya. Animasi ini pernah di tampilkan di
salah satu stasiun TV lokal Indonesia pada tahun 2013 yaitu, Izah TV. Kemudian
animasi ini diupload kembali oleh salah satu akun youtube bernama Abu Giyas.
Sehingga akan banyak ditemui bentuk implikatur yang akan sulit dipahami
maksudnya bagi orang-orang yang baru belajar dan memahami bahasa Arab.
Penelitian mengenai implikatur percakapan bukan penelitian yang baru,
adapun penelitian sebelumnya yang menggunakan teori yang serupa atau objeknya.
Hikmah Wahyuningsih, Zainal Rafli. Implikatur Percakapan Dalam Stand
Up Comedy 4. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan serta
menggambarkan bentuk implikatur, dengan subfokus jenis implikatur, sifat
implikatur, dan maksim kerja sama. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 394
deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini berupa cuplikan video Stand Up
Comedy di awal tahun 2012an. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tuturan yang disampaikan oleh salah satu komika yaitu Abdur. Hasil penelitian ini
bahwa terdapat terdapat dua jenis implikatur yaitu implikatur percakapan dan
implikatur konvensional, tiga sifat implikatur, yaitu sifat daya batal, daya pisah, dan
daya kalkulabilitas, serta maksim kerja sama, maksim kuantitatif, maksim
kualitatif, maksim cara, dan maksim relevansi (Wahyuningsih, 2017, h. 139).
Kd. Nita Kristina, I N. Martha, Md. Sri Indriani. Implikatur Dalam Wacana
“Bang Podjok” Bali Post: Kajian Teori Grice. Tujuan penelitian ini adalah
mendeskripsikan jenis implikatur dalam wacana “Bang Podjok” Bali Post dan
maksud implikatur dalam wacana “Bang Podjok” Bali Post. Metode dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian adalah menggunakan metode dokumentasi dan simak. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa kedua jenis implikatur yang dikemukakan oleh
Grice terdapat dalam “Bang Podjok” Bali Post, yakni implikatur konvensional dan
implikatur percakapan. Dari 50 wacana “Bang Podjok” Bali Post, muncul jenis
implikatur konvensional sebanyak 16 wacana (32%) dan jenis implikatur
percakapan sebanyak 34 wacana (68%) (Kristina, 2015, h. 1).
Dwi Budiyanto.Penyimpangan Implikatur Percakapan Dalam Humor-
Humor Gus Dur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk
pelanggaran implikatur ucapan dalam wacana humor Gus Dur. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi teknik pustaka, teknik baca
markah, dan teknik catat.Sumber data dari penelitian ini adalah koleksi humor Gus
Dur pada okezone.com dan gusdur.net. Data dianalisis dengan menggunakan teknik
deskriptif melibatkan tabulasi, kategorisasi, dan inferensi. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa efek humor dalam humor Gus Dur dibuat melalui
pemanfaatan pelanggaran implikatur ucapan. Dalam prinsip koperasi ada
pelanggaran dari maksim kuantitas, kualitas, relevansi, dan cara. Di prinsip
kesopanan, ada pelanggaran dari prinsip kedermawanan, persetujuan, dan
kesederhanaan (Budiyanto, 2009, h. 105).
Berdasarkan pemaparan di atas, dan juga ditinjau dari kajian terdahulu
bahwa penelitian ini belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga dalam penelitian
ini, peneliti mengangkat judul “Fenomena Implikatur Percakapan dalam Film
Animasi Salahuddin Al-Ayyubi Berdasarkan Perspektif Grice (Kajian Pragmatik).
Metode Penelitian
Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif.
Penelitian ini disebut kulitatif deskriptif karena dalam penelitian ini
mendeskripsikan tentang implikatur percakapan dalam animasi Salahuddin al-
Ayyubi. Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar
yang memiliki arti yang lebih nyata daripada sekadar sajian angka atau frekuen.
Untuk menggambarkan mengapa ada fenomena itu terjadi (Suryana, 2010, h. 34).
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 395
Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna dibalik data,
untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris logis, dan
empiris logis (Kuntjojo, 2009, h. 15).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
sumber data primer dan sumber data sekunder (Surachman, 1990, h. 160-163).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik tonton dan Teknik
catat. Menurut Galo, pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Rustanto, 2015. h. 57).
Validasi berarti memberikan deskripsi, keterangan, informasi yang adil dan
jujur. Memvalidasi hasil penelitian berarti peneliti menentukan akurasi dan
kredibilitas hasil melalui strategi tepat (Raco, 2010, h. 133-134). Sedangkan
menurut Thomas, validasi diartikan sebagai tingkat, derajat kepercayaan terhadap
data hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti (Rustanto, 2015, h. 17).
Dalam penelitian ini, teknik validasi data peneliti akan menggunakan uji
kreadibilitas dengan tiga tahap, yaitu: meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan
diskusi dengan teman ahli atau sejawat.
Teknik analisis data adalah aktivitas identifikasi satuan bahasa dari
sumbernya untuk dikelompokkan berdasarkan persoalan pada penelitian. Subroto
menambahkan bahwa menganalisis adalah menguarai atau memilah bedakan unsur
yang membentuk satuan lingua (Muhammad, 2014, h. 171). Data-data yang
terkumpul pada penelitian ini akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif
dengan model analisis data menurut Miles dan Huberman. Miles dan Huberman
mengemukakan tiga tahapan yang harus dilakukan dalam menganalisis data
penelitian kualitatif, yaitu: reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Implikatur
Implikatur secara bahasa diambil dari kata ‘to imply’ yang memiliki makna
menyatakan suatu hal secara tidak langsung. Adapun secara etimologis, berarti
membungkus atau menyembunyikan maksud dengan tujuan tertentu (Nugraheni,
2011, h. 188). Dalam beberapa kejadian, adakalanya maksud dari sebuah tuturan
tidak ditampakkan secara langsung. Misalnya, seorang anak yang bertanya kepada
ayahnya saat berada di toko mainan
“Apakah ayah membawa uang?”
Dalam ucapan anak tersebut, memiliki maksud untuk meminta ayah membelikan
mainan. Sehingga implikatur yang merupakan bagian dari pragmatik yang
digunakan untuk menangkap maksud yang tersembunyi di dalam komunikasi antara
penutur dan lawan bicaranya menjadi objek yang menarik untuk dikaji (Setiawati,
2018, h. 73). Adakalanya sebuah implikatur dapat ditangkap melalui percakapan
antara penutur dan lawan bicaranya, adakalanya dapat ditangkap implikatur pada
tuturan pada satu pihak.
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 396
Menurut Brown dan Yule, implikatur merupakan istilah yang digunakan
untuk mengartikan dan menerangkan apa yang diucapkan oleh penutur. Akan tetapi
tuturan tersebut memiliki makna yang berbeda dengan tuturan yang secara harfiah
atau disebut juga yang dituturkan tidak sesuai denga kejadian yang terjadi (Rahardi,
2003, h. 74). Contoh kata yang termasuk implikatur konvensional yaitu kata
“tetapi” yang bermakna kebalikan atau bertolak belakang dan juga kata “bahkan”
yang juga bermakna bertolak dari apa yang diharapkan dalam kalimat (peristiwa)
itu.
d) Marry menyarankan warna hitam, tetapi saya pilih warna putih.
e) Bahkan john datang ke pesta itu dan dia bahkan membantu merapikan setelah
itu.
Dalam mengidentifikasi implikatur, dapat dipahami melalui konteks ujaran
yang disampaikan. Diperlukan pemahaman dan pengetahuan untuk dapat
menganalisa sebuah ujaran yang dikaitkan atau dihubungkan dengan konteks
(Rani, 2004, h. 181). Sehingga seorang pendengar dapat menangkap maksud yang
ingin disampaikan penutur dengan tepat. Hal ini akan sangat sulit bagi orang-orang
yang baru belajar bahasa.
Implikatur Percakapan
Grice membagi implikatur menjadi dua macam: percakapan dan
konvensional (Rahardi, 2003, h. 85). Implikatur muncul disebabkan pelanggaran
dari beberapa maksim. Implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang
terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran
prinsip percakapan (Rustanto, 2015, h. 82). Sejalan dengan batasan tentang
implikasi pragmatis, implikatur percakapan itu adalah proporsi atau ‘pernyataan’
implikatif, yaitu apa yang mungkin diartikan, disiratkan, atau dimaksudkan oleh
penutur yang berbeda dari apa yang sebenarnya dikatakan oleh Grice di dalam suatu
percakapan. Sebagaimana yang menjadi fokus utama kajian ini yang berfokus pada
implikatur yang terdapat pada percakapan tanpa menyentuh aspek konvensional
yang muncul pada tuturan.
Penggunaan implikatur percakapan seringkali digunakan untuk
memberikan pertimbangan saran yang ditujukan pada lawan bicara. Penggunaan
implikatur merupakan bukti bahwa komunikasi memiliki dorongan untuk
memenuhi beberapa tujuan; tujuan pribadi dan tujuan sosial. Tujuan pribadi
merupakan tujuan yang disampaikan dalam tuturan dengan harapan mendapat
sesuatu dari mitra tutur. Tujuan sosial merupakan tujuan yang disampaikan dalam
tuturan dengan harapan mampu menjaga hubungan antara penutur dan mitra
tuturnya agar komunikasi tetap berjalan lancer (Fitriyani, 2016, h. 55).
Grice juga menjelaskan bahwa implikatur-implikatur itu dapat dibedakan
dengan melihat pada sifat-sifat berikut: daya batal(cancebility), daya
kemustahilan(defeasibility), daya pisah(detachability), daya hitung(calculability)
(Louise, 2007, h. 20).
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 397
Daya batal pada implikatur percakapan dapat digambarkan melalui contoh
berikut:
A: Apakah kau akan pergi malam ini?
B: Aku akan pergi jika tugas-tugasku telah selesai.
Pada perckapan di atas menunjukkan bahwa implikatur percakapan dapat
menimbulkan daya batal. Si ‘B’ akan membatalkan kepergiannya jika tugasnya
belum selesai (Louise, 2007, h. 20).
Hasil dan Pembahasan
Implikatur percakapan adalah implikasi pragmatis yang terdapat di dalam
percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan.
Untuk mengetahui makna dari tuturan yang memiliki implikatur pada sebuah
percakapan, akan sangat bergantung pada pemahaman konteks pada sebagian alur
cerita atau bahkan seluruhnya. Berikut adalah data dari implikatur percakapan
dalam video animasi Salahuddin Al-Ayyubi yang pernah ditayangkan pada salah
satu program TV lokal Indonesia, Izah TV. Adapun bentuk implikatur percakapan
tersebut dipaparkan oleh peneliti dalam tabel berikut ini:
Episode Jumlah
1 4
2 2
3 4
Setelah melihat animasi Salahuddin Al Ayyubi pada episode 1 sampai 3
dengan masing-masing durasi per video 25 menit, ditemukan total 10 percakapan
yang mengandung implikatur. Sebagaiman definisi yang telah dipaparkan
sebelumnya bahwa implikatur percakapan merupakan tuturan yang tidak memiliki
makna sebenarnya serta sangat bergantung kepada konteks.
Setelah peneliti menemukan 10 percakapan yang mengandung implikatur
pada animasi Salahuddin Al Ayyubi. Peneliti mencoba mengurai maksud tuturan
yang terjadi antara penutur dan lawan bicaranya sebagaimana perspektif Grice
sebagaimana berikut:
Episode 1
Tuturan 1
: "أريد أن آتي معكما" صلاح الدن : " عندما تصبح أكبر السن، يا أخي" شهين
(Izah tv ep. 1, 00:05:17)
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 398
Pada tuturan di atas, ditemukan tuturan antara penutur dan lawan bicaranya.
Konteks yang terdapat pada bagian ini adalah perang yang terjadi saat Salahuddin
Al Ayyubi masih usia anak-anak. Salahuddin mengutarakan keinginannya untuk
ikut berperang. Namun, kakaknya (Sahin) tidak memperbolehkan dengan
menuturkan, “ketika engkau beranjak dewasa, wahai saudaraku.”
Jika melihat dari tuturan Salahuddin Al Ayyubi kepada kakaknya, jawaban
yang seharusnya dilontarkan kakaknya adalah “boleh” atau “tidak boleh.” Namun,
dengan tujuan memberikan daya batal (cancebility). Daya batal ini ditunjukkan
melalui syarat yang dituturkan oleh kakaknya, yaitu: “Saat kau beranjak dewasa.”
Saat syarat terpenuhi, maka daya batal akan dapat dihilangkan. Dalam tuturan
kakaknya juga terkandung tujuan pribadi yaitu agar adiknya (Salahuddin) selamat
dan tidak ikut dalam berperang.
Tuturan 2
: " لا أريد أن أموت " طارق : " نحن لن نموت أو ربما " صلاح الدين
(Izah tv ep. 1, 00:05:59)
Pada tuturan di atas, Thoriq dan Salahuddin berlari di tengah-tengah kota
yang sedang diserang. Thoriq sangat ketakutan, namun Salahuddin meyakinkan
bahwa mereka tidak akan mati. Namun, kata “أو ربما” yang diucapkan Salahuddin
merupakan pelanggaran terhadap prinsip percakapan yang menjadikan tuturan
Salahuddin menggambarkan ketidakyakinan terhadap apa yang Salahuddin
tuturkan serta mengandung daya kemustahilan (defeasibility) sebagaiman yang ada
pada teori implikatur percakapan perspektif Grice.
Tuturan 3
: " و أين صديقك المتبور؟ " عمر نجد عملا " : " طارق؟ إذا كنا سنرحل فعلينا أن صلاح الدين
(Izah tv ep. 1, 00:09:38)
Pada tuturan di atas, Salahuddin menjawab Umar dengan tuturan, “Jika kita
ingin bepergian maka kita harus menemukan pekerjaan.” Respon yang diberikan
Salahuddin merupakan jawaban tidak langsung yang yang bermakna bahwa Thoriq
sedang mencari pekerjaan. Meskipun tidak secara jelas menyembunyikan maksud
tuturan, namun jawaban Salahuddin atas pertanyaan Umar merupakan pelanggaran
terhadap prinsip percakapan yang menjadi pengertian dari implikatur percakapan
perspektif Grice.
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 399
Tuturan 4
: " مذا عني أنا لا يمكن أن تتركا ني " مصطفى : " قلت نحن براغيت في مهب الريخ " صلاح الدين
(Izah tv ep. 1, 00:19:29)
Pada tuturan diatas, konteks cerita berisi tentang Musthofa, Salahuddin, dan
Thoriq terjebak di sebuah gudang yang terbakar dalam keadaan terikat. Kemudian,
Salahuddin dan Thoriq mampu melepaskan diri dan Musthofa meminta mereka
berdua untuk melepaskannya. Salahuddin menanggapi tuturan Musthofa dengan
mengulang kalimat penghinaan Musthofa saat menolak mereka berdua bekerja
padanya.
Tuturan Salahuddin merupakan implikatur percakapan yang memliki tujuan
pribadi agar Musthofa mau menerima mereka berdua bekerja. Hal ini sangat sesuai
dengan teori implikatur percakapan perspektif Grice.
Episode 2
Tuturan 1
جميعا هنا": " سوف نموت مصطفى : " و من جهة أخرى" طارق
(Izah tv ep. 2, 00:06:05)
Pada tuturan diatas, Thoriq bersiap-siap untuk memanah musuh namun
Musthofa ketakutan dan meragukan Thoriq. Tuturan yang dituturkan keduanya
menggambarkan adanya daya hitung (calculabilaty) di mana Thoriq meyakinkan
Musthofa bahwa dia akan berhasil memanah musuh jika mengarahkan anak
panahnya ke arah lain.
Tuturan 2
: " أين كنت؟ " صلاح الدين : " أ لم تسمع بدخول البطلي؟ " دنكن
(Izah tv ep. 2. 00:19:54)
Pada tuturan diatas, Salahuddin bertanya kepada Dankin karena dia telat
untuk menyelamatkan Salahuddin. Jawaban Dankin memiliki daya pisah
(detachability) dengan memasukkan tujuan pribadi. Dankin bermaksud untuk
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 400
menutupi kesalahannya saat akan melepaskan kuda dari kandang serta menjaga
agar Salahuddin tidak marah atas kesalahan yang dia perbuat.
Episode 3
Tuturan 1
: " إن تكنت من إيصالنا سالمين فسأكون شاكرا" صلاح الدين : " و هذا هو الشاكي الثاني يصدر أوامره" دنكن
(Izah tv ep. 3, 00:01:31)
Pada tuturan diatas, Salahuddin menuturkan bahwa jika perjalanan mereka
selamat sampai tujuan ia akan benar-benar berterima kasih. Dankin membalas
tuturan Salahuddin dengan “ini dia pengadu kedua yang melontarkan perintahnya.”
Terdapat implikatur pada percakapan Salahuddin dan Dankin, dimana Dankin
menanggapi tuturan Salahuddin dengan maksud agar Salahuddin bisa diam, karena
sebelum Salahuddin bertutur, Thoriq juga telah meminta hal yang serupa.
Tuturan 2
: " هل تريد أن تتبعهم يا سيدي؟" الجيش : " هل من أسئلة غبية أخرى؟" رجنلد
(Izah tv ep. 3, 00:05:27)
Pada tuturan di atas. Jenderal Riznadi menendang prajuritnya ke laut dan
menjawab pertanyaannya dengan tuturan yang mengandung pertanyaan juga.
Maksud pada tuturan yang disampaikan jenderal Riznaldi adalah bahwa pertanyaan
dari prajuritnya tersebut tidak memerlukan jawaban dan cukup dilakukan,
meskipun maksud dari prajuritnya adalah meyakinkan diri apakah mengejar kapal
lawan harus dilakukan atau tidak.
Tuturan 3
: " يجب أن نعود إلى الشاطئ " صلاح الدين علينا سهامهم": " طبعا..نعود إلى من يطالقون القبطان سينا
(Izah tv ep. 3, 00:07:29)
Pada tuturan diatas yang mengandung implikatur percakapan di episode
ketiga, kapten Sina menjawab tuturan Salahuddin dengan tuturan yang
mengandung daya batal (cancebility). Yaitu, dengan kata “طبعا” yang bermakna
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 401
“tentu”, kemudian melanjutkan tuturan dengan fakta yang ada di pelabuhan yang
tidak memungkinkan mereka untuk kembali ke Pelabuhan.
Tuturan 4
: " أ نهرب في الظلام يا قبطان؟ " صلاح الدين : " العبد في التفكير و الرب في التدبير " القبطان سينا
(Izah tv ep. 3, 00:12:50)
Tuturan diatas yang mengandung implikatur percakapan pada episode
ketiga. Kapten Sina menjawab pertanyaan Salahuddin dengan tuturan, “Hamba
hanya berfikir, dan Rabb yang mengatur.” Dimana tuturan kapten Sina ini memiliki
maksud untuk membuat Salahuddin tenang dan menyerahkan semua kepada Allah.
Tuturan yang disampaikan kapten Sina ini melanggar prinsip percakapan dimana
kata “أ” yang bermakna “apakah” menuntut jawaban “iya” atau “tidak”.
Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian terhadap animasi Salahuddin al Ayyubi dari
episode 1 sampai 3. Telah ditemukan 10 percakapan yang mengandung implikatur
menurut perspekti Grice. Serta telah diurai maksud dari tuturan yang terdapat pada
10 percakapan yang mengandung implikatur tersebut.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua tuturan yang terjadi dalam
percakapan mengandung atau menggunakan implikatur. Implikatur hanya akan
digunakan jika penutur memiliki tujuan tertentu sebagaimana yang sudah tercantum
pada pembahasan sebelumnya. Hal ini juga sesuai dengan teori implikatur
percakapan perspektif Grice. Di mana implikatur merupakan tuturan yang tidak
memiliki makna sebenarnya, melanggar prinsip percakapan serta memiliki tujuan
tertentu yang disembunyikan oleh penutur.
Saran
Berdasarkan pemaparan dan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki
dalam penyusunan makalah penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan kedepannya penulis akan lebih detail atau rinci
dalam menjelaskan dengan sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Besar harapan penulis, penelitian ini bisa dikaji lebih lanjut lagi oleh para pembaca
nantinya.
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 402
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Dwi. (2009). Penyimpangan Implikatur Percakapan Dalam Humor-
Humor Gus Dur. Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta.
Jurnal LITERA, Volume 8, Nomor 2. Hlm. 105-117.
Cummings, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamal. (2017). Paradigma Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Fitriyani, Dwi (2016). Implikatur Percakapan Mahasiswa STKIP Muhammadiyah
Pringsewu Lampung. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP
Muhammadiyah: Lampung. Jurnal PESONA Volume 2 No. 1. Hlm. 53- 62
Hikmah, Wahyuningsih. Zainal, Rafli.(2017). Implikatur Percakapan Dalam Stand
Up Comedy 4. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Universitas1 Negeri Jakarta.
BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 16. Nomor 2.
Hlm. 139-153.
Kuntjojo.(2009), Metodelogi Penelitian, Kediri: Universitas Nusantara PGRI.
Muhammad. (2014). Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.
Nita Kristina, Kd.Martha, I N. Sri Indriani, Md.(2015).Implikatur Dalam Wacana
“Bang Podjok” Bali Post: Kajian Teori Grice. Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. e-Journal Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol. 3. Nomor. 1.
Nugraheni, Yunita (2011). Implikatur Percakapan Tokoh Wanita Dan Tokoh Laki-
Laki Dalam Film Harry Potter And The Goblet Of Fire. Semarang: UNIMUS.
Jurnal LENSA VOL. 1 no. 2. Hlm. 183-193.
Setiawati, Eti. Heni Dewi Arista. 2018. Piranti Pemahaman Komunikasi dalam
Wacana Interaksional (Kajian Pragmatik). Malang: UB Press.
Raco. (2010). Metode Penelititian Kualitatif. Jakarta: Grasido.
Rahardi, Kunjana. (2009). Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Malang:
Gelora Aksara Pratama.
Rani, Abdul, dkk. (2004). Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam
Pemakaian. Malang: Bayumedia Publishing.
Rahardi, Kunjana. (2003). Berkenalana dengan Ilmu Bahasa Pragmatik . Malang:
Dioma.
Rustanto, Bambang. (2015). Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sangidu, (2004). Metodologi Penelitian Sastra, Pendekatan Teori dan Kiat .
Yogyakarta, UGM.
Surachman.(1990), Dasar dan Teknik: Pengantar Metodologi Ilmiah, Bandung,
Sinar Harapan.
Prosiding Semnasbama IV UM Jilid 1
Peran Mahasiswa Bahasa Arab dalam Menghadapi
Revolusi Industri 4.0
P-ISSN 2598-0637
E-ISSN 2621-5632
Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa IV 2020 HMJ Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang 403
Suryana, (2010). Metodologi Penelitian Model Praktis Kuantitatif dan Kualitatif,
Bandung, UPI.
Winarni, Endang Widi. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitaitf, Kualitatif,
PTK, R& D. Jakarta: Bumi Aksara.
Yule, George. (2014). Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.