KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg), KADMIUM …digilib.unila.ac.id/57291/2/SKRIPSI TANPA BAB...

70
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg), KADMIUM (Cd) DAN KROMIUM (Cr) PADA SEDIMEN DI SUNGAI WAY KURIPAN BANDAR LAMPUNG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (Skripsi) Oleh EDIT HENDRI PURNAMI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg), KADMIUM …digilib.unila.ac.id/57291/2/SKRIPSI TANPA BAB...

  • KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg), KADMIUM (Cd)

    DAN KROMIUM (Cr) PADA SEDIMEN DI SUNGAI WAY KURIPAN

    BANDAR LAMPUNG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

    (Skripsi)

    Oleh

    EDIT HENDRI PURNAMI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • ABSTRACT

    STUDY OF HEAVY METAL CONTENT MERCURY (Hg), CADMIUM (Cd)

    AND CHROMIUM (Cr) IN SEDIMENT IN WAY KURIPAN RIVER OF

    BANDAR LAMPUNG WITH ATOMIC ABSORPTION

    SPECTROPHOTOMETRY

    By

    Edit Hendri Purnami

    Research has been conducted on the study of heavy metal content of mercury (Hg),

    cadmium (Cd) and chromioum (Cr) in sediment on the Way Kuripan River of Bandar

    Lampung. This study aims to determine the level of heavy metal pollution in Way

    Kuripan River by analyzing the content of heavy metal in sediment. The heavy metal

    in sediment than analyzed by atomic absorption spectrophotometry. Sampling was

    carried out in 3 location point are upstream, middle and estuary. The result of analysis

    of sediment in the upstream, middle and estuary showed the concentration of Hg

    metal in the range 0,1456-0,2383 ppm, metal Cd in the range 15,4510-23,8427 ppm,

    metal Cr in the range 12,7217-36,4717 ppm. The result of the study showed that the

    metal concentration of Hg and Cr are below quality standards by the National

    Sediment Quality Survey (USEPA) in 2004. The metal concentration of Cd is above

    quality standard by the National Sediment Quality Survey (USEPA) in 2004.

    Validation of methods on the determination of metal concentration of Hg, Cd and Cr

    in sediment showed a correlation coefficient value for each metal that is 99,81%,

    100% and 100%; limit of detection (LoD) and limit of quantitation (LoQ) values for

    each metal which is 0,0018 and 0,0059 ppm, 0,8035 and 2,6785 ppm, 0,2157 and

    0,7190 ppm; the precision value of each metal is 0,4842-1,1291%, 1,2595-2,9306%

    dan 1,1197-2,9276%; the accuracy value for each metal is 101,56-102,19%, 100-

    100,08% and 99,57-1100,94%.

    Keywords : Cd, Cr, Hg, heavy metal, sediment, atomic absorption spectrophotometry,

    Way Kuripan River

  • ABSTRAK

    KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg), KADMIUM (Cd)

    DAN KROMIUM (Cr) PADA SEDIMEN DI SUNGAI WAY KURIPAN

    BANDAR LAMPUNG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

    Oleh

    Edit Hendri Purnami

    Telah dilakukan penelitian tentang kajian kandungan logam berat merkuri (Hg),

    kadmium (Cd) dan kromium (Cr) pada sedimen Sungai Way Kuripan Bandar

    Lampung. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat di

    Sungai Way Kuripan dengan cara menganalisis kandungan logam berat pada sampel

    sedimen. Logam berat pada sedimen dianalisis menggunakan spektrofotometri

    serapan atom. Pengambilan sampel dilakukan pada 3 titik lokasi yaitu hulu, tengah

    dan muara. Hasil analisis sedimen pada hulu, tengah dan muara menunjukan

    konsentrasi logam Hg pada rentang 0,1456-0,2383 ppm, logam Cd pada rentang

    15,4510-23,8427 ppm, dan logam Cr pada rentang 12,7217-36,4717 ppm. Hasil

    penelitian menunjukan bahwa konsentrasi logam Hg dan Cr masih berada dibawah

    baku mutu yang ditetapkan oleh National Sediment Quality Survey (USEPA) Tahun

    2004. Konsentrasi logam Cd berada diatas baku mutu yang ditetapkan oleh National

    Sediment Quality Survey (USEPA) Tahun 2004. Validasi metode pada penentuan

    konsentrasi logam Hg, Cd dan Cr pada sedimen menunjukan nilai koefisien korelasi

    pada masing-masing logam yaitu 99,81%, 100% dan 100%; nilai limit deteksi (LoD)

    dan limit kuantitasi (LoQ) pada masing-masing logam yaitu 0,0018 dan 0,0059 ppm,

    0,8035 dan 2,6785 ppm, 0,2157 dan 0,7190 ppm; nilai presisi pada masing-masing

    logam yaitu 0,4842-1,1291%, 1,2595-2,9306% dan 1,1197-2,9276%; nilai akurasi

    pada masing-masing logam yaitu 101,56-102,19%, 100-100,08% dan 99,57-100,94%.

    Kata kunci : Cd, Cr, Hg, logam berat, sedimen, spektrofotometri serapan atom,

    Sungai Way Kuripan.

  • KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg), KADMIUM (Cd)

    DAN KROMIUM (Cr) PADA SEDIMEN DI SUNGAI WAY KURIPAN

    BANDAR LAMPUNG SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

    Oleh

    EDIT HENDRI PURNAMI

    Skripsi

    Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

    SARJANA SAINS

    Pada

    Jurusan Kimia

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMPUNG

    BANDAR LAMPUNG

    2019

  • Judul Penelitian : KAJIAN KANDUNGAN LOGAM BERAT

    MERKURI (Hg), KADMIUM (Cd) DAN

    KROMIUM (Cr) PADA SEDIMEN DI SUNGAI

    WAY KURIPAN BANDAR LAMPUNG SECARA

    SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

    Nama Mahasiswa : Edit Hendri Purnami

    Nomor Pokok Mahasiswa : 1417011031

    Jurusan : Kimia

    Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    MENYETUJUI

    1. Komisi Pembimbing

    Diky Hidayat, M.Sc. Rinawati, Ph.D.

    NIP 19740609 200501 1 002 NIP. 19710414 200003 2 001

    2. Ketua Jurusan Kimia FMIPA

    Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T. NIP : 19740705 200003 1 001

  • MENGESAHKAN

    1. Tim Penguji :

    Ketua : Diky Hidayat, M.Sc. ………………….

    Sekretaris : Rinawati, Ph.D. …………………..

    Penguji

    Bukan Pembimbing : Prof. Wasinton Simanjuntak, Ph.D. .……………….

    2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Drs. Suratman, M.Sc.

    NIP 19640604 199003 1 002

    Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 24 April 2019

  • RIWAYAT HIDUP

    Penulis dilahirkan di Margo Mulyo, pada tanggal 07 Juni

    1996, sebagai anak keempat dari empat bersaudara, putri dari

    Bapak Paulus Kasdi dan Ibu Theresia Parinten. Penulis mulai

    menempuh pendidikan Taman Kanak-Kanak di Aisyiyah

    Bustanul Athfal (ABA) Margo Mulyo dan lulus pada tahun

    2002, lalu melanjutkan pendidikan dasar di SDN 2 Margo

    Dadi dan lulus pada tahun 2008, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 3 Tumijajar

    dan lulus pada tahun 2011, selanjutnya penulis melanjutkan di SMA Negeri 1

    Tumijajar dan lulus pada tahun 2014. Pada tahun 2014, penulis diterima di Jurusan

    Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

    melalui jalur undangan Seleksi Nasional Masuk PerguruanTinggi Negeri (SNMPTN).

    Selama menempuh pendidikan di Jurusan Kimia, penulis memiliki pengalaman

    organisasi, diantaranya sebagai Kader Muda Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI)

    periode 2014/2015, Anggota Biro Kesekretariatan HIMAKI periode 2015/2015 dan

    periode 2016/2017, dan Anggota UKM Katolik Universitas Lampung periode

    20114/2015. Penulis juga mengikuti organisasi di luar kampus yaitu Anggota

    Komunitas Mahasiswa Katolik Lampung (KMKL) dan Anggota Persekutuan

  • Oikumene FMIPA (POM MIPA). Penulis juga pernah menjadi Asisten Kimia

    Analitik 1 pada Semester Ganjil T.A 2017/2018 dan Kimia Analitik 2 pada Semester

    Genap T.A 2017/2018. Tahun 2017 penulis menyelesaikan Kerja Praktik Lapangan

    (PKL) di PT Sungai Budi Group dengan judul Uji Kualitas dan Mutu Gula Rafinasi

    di PT Sungai Budi Group Berdasarkan SNI 3140:3:2010. Penulis juga telah

    melaksanakan Kerja Kuliah Nyata (KKN) di Desa Sukajaya, Kecamatan Penengahan,

    Lampung Selatan pada Juli-Agustus 2017.

  • MOTTO

    Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan,

    dan bertekunlah dalam doa. (Roma 12:12)

    Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu. (1 Petrus 5:7)

    Not all of us can do great things. But we can do small things with great love. (Mother Teresa)

    Saya memang seorang yang melangkah dengan lambat, tetapi saya tidak akan pernah berjalan mundur kebelakang. (Abraham Lincoin)

  • Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih karunia yang melimpah sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Dan juga kuucapkan terimakasihku kepada Bunda Maria yang telah banyak membantu menjawab doa-doaku melalui Devosi Tiga Salam Maria.

    Kupersembahkan karya kecilku ini teruntuk:

    Kedua Orangtuaku, Bapak dan Mamaku Tersayang

    Terimakasih telah merawat, mendidik, membesarkanku, selalu memberikan kasih sayang, cinta kasih, perhatian, motivasi, dukungan, kerja keras,dan senantiasa mendoakan yang terbaik untukku, semoga

    Tuhan Yesus Kristus selalu melindungi dan melimpahkan kasih karunia-Nya.

    Saudara Kandung dan Keluarga Besar

    Mas, Mba, Adik dan semuanya yang selalu memberikan doa dan motivasi untukku.

    Dengan rasa hormat kepada Bapak Diky Hidayat, M.Sc.,

    Ibu Rinawati, Ph.D., dan Bapak Prof. Wasinton Simanjuntak, Ph.D., serta seluruh dosen jurusan kimia yang telah membimbingku sampai

    menyelesaikan pendidikan sarjana.

    Sahabat dan teman-temanku yang telah memberikan motivasi, dukungan, pengalaman hidup serta berjuang bersamaku selama

    menempuh perkuliahan.

    Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku.

    Almamater tercinta Universitas Lampung.

  • SANWACANA

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kajian Kandungan

    Logam Berat Merkuri (Hg), Kadmium (Cd) dan Kromium (Cr) pada Sedimen

    di Sungai Way Kuripan Bandar Lampung Secara Spektrofotometri Serapan

    Atom”. Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

    Sains di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

    Lampung. Dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak sedikit kendala yang penulis

    hadapi, namun Puji Tuhan, Allah telah memberikan kemudahan melalui orang-orang

    baik untuk membantu penulis, sehingga kendala dapat dihadapi. Maka pada

    kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Kedua orangtuaku tersayang, Bapak Paulus Kasdi dan Ibu Theresia Parinten

    yang selalu memberikan doa, kasih sayang, cinta kasih, perhatian, semangat,

    dukungan, arahan, nasihat, motivasi, dan materi untuk keberhasilanku.

    Terimakasih atas segala pengorbanan, perjuangan, jerih payah dan kerja keras

    yang telah diberikan untukku. Semoga Tuhan selalu memberikan kesehatan,

    perlindungan, rezeki dan berkat yang melimpah untuk bapak dan mamak. Aamin.

  • 2. Bapak Diky Hidayat, M.Sc., selaku pembimbing I yang telah bersedia

    membimbing penulis dan banyak memberikan ilmu, motivasi, dukungan,

    semangat, kritik, saran dan nasihat serta kebaikan kepada penulis sehingga dapat

    menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan bapak.

    3. Ibu Rinawati, Ph.D., selaku pembimbing II yang telah memberikan ilmu,

    bimbingan, motivasi, dukungan, semangat, kritik dan saran serta nasihat yang

    bermanfaat kepada penulis sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. Semoga

    Allah membalas kebaikan ibu.

    4. Bapak Prof. Wasinton Simanjuntak, Ph.D., selaku pembahas yang telah

    memberikan kritik, saran, arahan dan nasihat kepada penulis sehingga dapat

    menyelesikan skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan bapak.

    5. Bapak Prof. Suharso Ph.D., selaku pembimbing akademik yang telah

    memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan nasihat kepada penulis selama

    perkuliahan ini. Semoga Allah membalas kebaikan bapak.

    6. Bapak Dr. Hardoko Insan Qudus, M.S., selaku Kepala Laboratorium Kimia

    Analitik dan Instrumentasi atas izin yang telah diberikan kepada penulis,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan baik.

    7. Bapak Dr. Eng Suripto Dwi Yuwono, M.T., selaku Ketua Jurusan Kimia FMIPA

    Universitas Lampung.

    8. Bapak Drs. Suratman, M.Sc selaku Dekan FMIPA Universitas Lampung.

    9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung yang telah

    membantu penulis selama belajar di Jurusan Kimia FMIPA Universitas

    Lampung. Semoga Allah membalas kebaikan bapak dan ibu.

  • 10. Seluruh karyawan Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung terkhusus Mba

    Iin dan Mas Udin selaku Laboran Kimia Analitik dan Instrumentasi, serta Pak

    Gani atas seluruh bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

    11. Kakak-kakakku tersayang Mba Yustina Purwati, Mas Yosep Dwi Purwanto dan

    Mas Fransiskus Dian Purnomo yang telah banyak memberikan doa, kasih

    sayang, perhatian, dukungan, bantuan, semangat, motivasi, bimbingan, dan

    nasihat untuku. Terimakasih atas pengorbanan kalian. Semoga selalu diberikan

    kesehatan, kerukunan dan kemudahaan segala urusan.

    12. Kakak iparku Mas Petrus Eko Sudarwanto, Mba Theresia Suratinah dan Mba

    Ceacilia Eva Ratnasari. Terimakasih untuk doa, semangat, dukungan, motivasi

    nasihat dan bantuan untukku serta keponakanku dek Theyo, Dion, Nanda-Nando

    dan Axel yang menjadi penghibur dan pelepas lelah ku. Semoga selalu diberikan

    kesehatan dan kerukunan.

    13. Keluarga Besar Alm. Mbah Mulyo Pawiran dan Alm. Mbah Petrus Ranu

    Dikromo. Terimakasih telah memberikan doa, dukungan, motivasi, semangat

    dan nasihat untukku. Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.

    14. Bapak dan Ibu guru dari TK, SD, SMP, SMA yang telah banyak memberikan

    ilmu, pendidikan, pengalaman, dan motivasi kepada penulis. Semoga Allah

    membalas kebaikan bapak dan ibu.

    15. Sahabatku “Sister From Another Moms” Dina, Gabril, Sobeth dan Beber. Kalian

    adalah sahabat sekaligus keluargaku, terimakasih telah hadir dan mewarnai hari-

    hariku selama menempuh perkuliahan, aku bersyukur dipertemukan dengan

  • kalian, semoga persahabatan ini akan terus terjalin sampai tua dan semoga sukses

    untuk kita semua. Love you sister!

    16. Patner Penelitian “Keluarga Cemaran Logam Berat” Riza, Yola, Daus, dan Firza

    yang telah berjuang bersama-sama dalam menyelesaikan penelitian. Terimakasih

    atas kerjasama, bantuan, dukungan, motivasi, semangat, kritik dan saran untukku.

    Semangat dan sukses untuk masa depan kita.

    17. Sahabatku Yusuf yang telah menemani dari SMP hingga sekarang. Terimakasih

    untuk motivasi, dukungan, nasihat, dan semuanya. Semoga persahabatan kita

    akan terus terjalin sampai kita tua.

    18. Patner terbaikku Deta, Rere, Bidari, Jepry, Agung, Nova, Heni, Ayi, Reni, Riri,

    Yusuf, Novi, Sifa, Risa, Asrul, Erwin, dan Hotasi. Terimakasih atas dukungan,

    motivasi, nasihat, bantuan dan pengalaman hidup yang telah diberikan kepada

    penulis. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dan sukses untuk kita semua.

    19. Patner KKN Desa Sukajaya Leny, Sinta, Agung dan Wahyu yang telah

    memberikan pelajaran dan pengalaman hidup selama 40 hari. Terimakasih untuk

    kerjasamanya selama menjalani masa KKN.

    20. Patner hangoutku Indah Mayatika Sihaloho yang telah menemani disaat

    kegabutan melanda. Terimakasih untuk doa, motivasi, semangat, dan

    bantuannya. Semangat dan sukses dalam meraih cita-cita.

    21. Penghuni Kosan Arko Deta, Nopi, Valen, Wiwin, dan dena yang telah

    memberikan semangat, motivasi, bantuan dan telah menemani selama penulis

    menempuh kuliah. Dan untuk bapak, ibu dan keluarga kosan Arko atas doa,

  • semangat, motivasi dan bantuannya. Terimakasih untuk kebersamaannya.

    Semoga segala urusan kita selalu dipermudah oleh Allah.

    22. Kakak seperbimbinganku Mba Anita, Mba Yuvica, Mba Kiki dan Mba Fera yang

    telah memberikan ilmu, nasihat, arahan, motivasi, dukungan, kritik dan saran.

    Semoga Allah membalasnya dengan kebaikan.

    23. Keluarga Chemistry 2014 : Riza Umami, Yola Yashinta Batubara, M. Firza Ersa,

    Muhammad Firdaus, Windi Antika, Teguh Wijaya Hakim, M. Ilham Haqqiqi, Desi

    Tiara, Dellania Frida Yulita, Fitrah Adhi Nugroho, Riri Auliya, Yunita Damayanti,

    Ayisa Ramadona, Heny Wijaya, Nova Ariska, Siti Fatimah, Rizka Ari Wandari,

    Fergina Prawaningtyas, Dinda Mezia Physka, M. Arqam, Grace Nadya Putri D,

    Diani Widya Pangestika, Ismini Hidayati, Agnesa Anugrah, YusuF Hadi Kurniawan,

    Reni Anggraeni, Audina Uci Pertiwi, Hafid Darmais Halan, Fikri Muhammad, Lucia

    Arum Hartati, Rica Royjanah, Devi Tri Lestari, Cindy Claudia Putri, Ainun Nadiyah,

    Ana Devita Mutiara, Ismi Aditya, Ferita Angriana, Fitria Luziana, Asdini Virginia,

    Novi Indarwati, Hot Asi, Aniza Vidya Widata, Khumil Ajmila, Putri Sendi

    Khairunnisa, Widia Sari, Bayu Andani, Deni Diora, Dira Fauzi Ridwan, Kartika

    Dewi Rachmawati, Elisabeth Yulinda, Gabriela Setia W, Astriva Novri Harahap,

    Laili Dini Ariza, Herda Yulia, Rizky Fijaryani, Nur laelatul K, Hidayatul Mufidah,

    Dicky Sildianto, Risa Septiana, Wahyu Fichtiana Dewi,Berliana Anastasia P, Fendi

    Setiawan, Erien Ratna P, Fitri Oktavianica, Rahma Hanifah, Nella Merliani,

    Fransisca Clodina Dacosta, Dhia Hawari, Hamidin, Erwin Simarmata, Mattew

    Maranata, Lilian Elisabet, Meliana Sari Simarmata, Ranaldi Arlento, V. Ari Viggi,

    M. Ilham Imanudin, Sola Gratia, Liana Hariyanti, Ganjar Andulangi, Khasandra,

  • Herliana, Mahliani Erianti, Tika Dwi Febriyanti, Michael Alberto Sihombing, Rizky

    Nurfitriyani, Ni Putu Rahma Agustina, Bunga Lantri Dwinta, Riza Mufarida Akhsin,

    Rica Aulia, Erika Liandini, Hestianingsih Famela, Diva Amila, Ayuning Fara M,

    Jepry Romansyah, Bidari Maulid Diana, Asrul Fanani, Fernando Silaban, Luthfi

    Hijrianto, Leony Fransiska, Agung Setyo Wibowo dan Angga Hidayatulla Eza.

    Terimakasih untuk pelajaran dan pengalaman hidup selama perkuliahan. Semoga

    kita semua menjadi orang sukses.

    24. Kakak-kakak angkatan 2013, 2012, 2011, dan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan

    satu persatu. Terimakasih untuk pengalaman dan bantuan untukku.

    25. Adik-adik angkatan 2015 dan 2016 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

    Terimakasih untuk kerjasamanya. Semangat untuk kalian.

    26. Almamater tercinta Universitas Lampung.

    27. Semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang diberikan kepada

    penulis. Penulis sadar dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

    karena itu, kritik dan saran sangat membantu penulis dalam penulisan untuk

    penelitian selanjutnya. Semoga skripsi yang sudah penulis buat bermanfaat bagi para

    pembaca. Aamiin.

    Bandar Lampung, Juni 2019

    Penulis,

    Edit Hendri Purnami

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    DAFTAR ISI ...................................................................................................... i

    DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii

    I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Latar Belakang ........................................................................................... 1 B. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4 C. Manfaat penelitian ..................................................................................... 4

    II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5 A. Gambaran Umum Wilayah Teluk Lampung ............................................. 5

    1. Letak Geografis .................................................................................... 5 2. Kondisi Perairan Teluk Lampung ........................................................ 5 3. Kondisi Sedimen Perairan Teluk Lampung .......................................... 6

    B. Kondisi Daerah Aliran Sungai Way Kuripan ........................................... 7 C. Pencemaran Sungai Way Kuripan ............................................................ 8 D. Sedimen .................................................................................................... 11 E. Logam Berat ............................................................................................. 12 F. Merkuri (Hg) ............................................................................................. 16

    1. Sifat Fisika dan Kimia Merkuri ........................................................... 16 2. Sumber Pencemaran Merkuri .............................................................. 16 3. Toksisitas Merkuri ............................................................................... 17

    G. Kadmium (Cd) ........................................................................................... 18 1. Sifat Fisika dan Kimia Kadmium ........................................................ 18 2. Sumber Pencemaran Kadmium ............................................................. 18 3. Toksisitas Kadmium ............................................................................ 18

    H. Kromium (Cr) ........................................................................................... 19 1. Sifat Fisika dan Kimia Kromium .......................................................... 19

  • ii

    2. Sumber Pencemaran Kromium ............................................................. 19 3. Toksisitas Kromium ............................................................................. 20

    I. Spektrofotometri Serapan Atom ................................................................ 20 1. Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom..................................... 21 2. Instrumentasi Spektrofotometri Serapan Atom .................................... 22

    2.1. Sumber Sinar ................................................................................. 22

    2.2. Sumber Atomisasi ......................................................................... 23

    2.3. Monokromator .............................................................................. 26

    2.4. Detektor ......................................................................................... 26

    2.5. Readout ......................................................................................... 26

    3. Jenis-jenis gangguan SSA .................................................................... 28 3.1 Gangguan Kimia ............................................................................ 28

    3.2 Gangguan Fisika ............................................................................ 28

    J. Validasi Metode ......................................................................................... 29 1. Linearitas............................................................................................... 29 2. Limit Deteksi (LoD) dan Limit Kuantitasi (LoQ) ................................ 29 3. Presisi .................................................................................................... 30 4. Akurasi ................................................................................................. 31

    III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 32 A. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 32 B. Alat dan Bahan .......................................................................................... 32 C. Prosedur Kerja ........................................................................................... 33

    1. Pembuatan Larutan ............................................................................... 33 1.1 Larutan HNO3 5% .......................................................................... 33

    1.2 Larutan Standar Hg 1000 ppm ....................................................... 33 1.3 Larutan Standar Cd 1000 ppm ....................................................... 33 1.4 Larutan Standar Cr 1000 ppm ........................................................ 33

    2. Metode Pengambilan Sampel ............................................................... 34

    2.1 Persiapan Pengambilan Sampel ..................................................... 34

    2.2 Pengambilan Sampel ...................................................................... 34 3. Preparasi Sampel ................................................................................. 35

    3.1 Preparasi Sampel Untuk Menentukan Kadar Logam Hg ............... 35

    3.2 Preparasi Sampel Untuk Menentukan Kadar Logam Cd ............... 35

    3.3 Preparasi Sampel Untuk Menentukan Kadar Logam Cr ................ 36

    4. Pembuatan Kurva Kalibrasi .................................................................. 36

    4.1 Kurva Kalibrasi Merkuri (Hg) ....................................................... 36

    4.2 Kurva Kalibrasi Kadmium (Cd) .................................................... 37 4.3 Kurva Kalibrasi Kromium (Cr) ...................................................... 37

    5. Validasi Metode .................................................................................... 38 5.1 Linieritas ........................................................................................ 38 5.2 Limit Deteksi (LoD) dan Limit Kuantitasi (LoQ) ......................... 39 5.3 Presisi ............................................................................................. 39 5.4 Akurasi ........................................................................................... 39

  • iii

    5.3.1 Uji Perolehan Kembali Hg ................................................... 39

    5.3.2 Uji Perolehan Kembali Cd ................................................... 40

    5.3.3 Uji Perolehan Kembali Cr ................................................... 40

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 41

    A. Pengambilan Sampel ................................................................................. 41 1. pH .......................................................................................................... 42 2. Suhu ..................................................................................................... 43

    B. Preparasi Sampel ....................................................................................... 44 C. Kandungan Logam Hg, Cd dan Cr pada Sedimen

    Sungai Way Kuripan ................................................................................. 45

    1. Kandungan Logam Hg .......................................................................... 46 2. Kandungan Logam Cd .......................................................................... 48 3. Kandungan Logam Cr ........................................................................... 50

    D. Validasi Metode ......................................................................................... 51 1. Linearitas............................................................................................... 51 2. Limit Deteksi (LoD) dan Limit Kuantitasi (LoQ) ............................... 53 3. Presisi .................................................................................................... 54 4. Akurasi .................................................................................................. 58

    V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 59 A. Simpulan ................................................................................................ 59 B. Saran ...................................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61

    LAMPIRAN ....................................................................................................... 66

  • DAFTAR TABEL

    Tabel Halaman

    1. Hasil Pengukuran pH di Sungai Way Kuripan ................................................ 42

    2. Hasil Pengukuran Suhu di Sungai Way Kuripan ............................................. 43

    3. Nilai LoD dan LoQ Logam Hg, Cd dan Cr ...................................................... 54

    4. Nilai Rerata, SD dan RSD Hasil Analisis Logam Hg pada Sedimen .............. 55

    5. Nilai Rerata, SD dan RSD Hasil Analisis Logam Cd pada Sedimen .............. 56

    6. Nilai Rerata, SD dan RSD Hasil Analisis Logam Cr pada Sedimen ............... 57

    7. Nilai Perolehan Kembali Logam Hg, Cd dan Cr ............................................. 58

    8. Konsentrasi Logam Hg pada Sedimen Hulu, Tengah dan

    Muara sungai Way Kuripan ............................................................................. 69

    9. Konsentrasi Logam Cd pada Sedimen Hulu, Tengah dan

    Muara sungai Way Kuripan ............................................................................. 70

    10. Konsentrasi Logam Cr pada Sedimen Hulu, Tengah dan

    Muara sungai Way Kuripan ............................................................................. 71

    11. Absorbansi Larutan Standar Merkuri (Hg) ...................................................... 72

    12. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Hulu Sungai Way Kuripan .......... 74

    13. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Tengah Sungai Way Kuripan ...... 75

    14. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Muara Sungai Way Kuripan ....... 76

  • v

    15. Absorbansi Larutan Standar Kadmium (Cd) ................................................... 77

    16. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Hulu Sungai Way Kuripan .......... 79

    17. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Tengah Sungai Way Kuripan ...... 80

    18. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Muara Sungai Way Kuripan ....... 81

    19. Absorbansi Larutan Standar Kromium (Cr) ..................................................... 82

    20. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Hulu Sungai Way Kuripan .......... 84

    21. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Tengah Sungai Way Kuripan ...... 85

    22. Absorbansi Larutan Sampel Sedimen pada Muara Sungai Way Kuripan ....... 86

    23. Nilai Standar Deviasi Blangko untuk Logam Hg ............................................ 87

    24. Nilai Standar Deviasi Blangko untuk Logam Cd ............................................. 88

    25. Nilai Standar Deviasi Blangko untuk Logam Cr ............................................. 89

    26. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Hg

    pada Hulu Sungai Way Kuripan ...................................................................... 90

    27. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Hg

    pada Tengah Sungai Way Kuripan .................................................................. 91

    28. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Hg

    pada Muara Sungai Way Kuripan .................................................................... 92

    29. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Cd

    pada Hulu Sungai Way Kuripan ...................................................................... 93

    30. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Cd

    pada Tengah Sungai Way Kuripan .................................................................. 94

    31. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Cd

    pada Muara Sungai Way Kuripan .................................................................... 95

  • vi

    32. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Cr

    pada Hulu Sungai Way Kuripan ...................................................................... 96

    33. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Cr

    pada Tengah Sungai Way Kuripan .................................................................. 97

    34. Nilai Konsentrasi (X) dan Konsentrasi Rerata (X) Logam Cr

    pada Muara Sungai Way Kuripan .................................................................... 98

    35. Nilai Persen Perolehan Kembali (Recovery ) Logam Hg ................................ 99

    36. Nilai Persen Perolehan Kembali (Recovery ) Logam Cd ................................. 99

    37. Nilai Persen Perolehan Kembali (Recovery ) Logam Cr ................................. 99

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar Halaman

    1. Lokasi Muara Sungai Way Kuripan................................................................. 8

    2. Komponen Spektrofotometer Searapan Atom ................................................. 22

    3. Sumber Atomisasi ............................................................................................ 23

    4. Lokasi Pengambilan Sampel ............................................................................ 34

    5. Rerata Kandungan Logam Hg pada Sedimen .................................................. 46

    6. Rerata Kandungan Logam Cd pada Sedimen .................................................. 48

    7. Rerata Kandungan Logam Cr pada Sedimen ................................................... 50

    8. Kurva Kalibrasi Larutan Standar .................................................................... 52

  • I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi Lampung secara geografis terletak pada

    posisi 5°20'LS-5°30'LS dan 105°28'BT-105°37'BT. Sebagian besar wilayah Bandar

    Lampung merupakan daerah pesisir. Pesisir Teluk Lampung menjadi pusat kegiatan

    perindustrian, perikanan dan perdagangan. Pesisir Teluk Lampung juga mempunyai

    sumber daya yang besar yang harus dimanfaatkan dengan baik. Dalam pengelolaan

    wilayah pesisir ini, peranan sungai sangat penting, karena sungai mempunyai fungsi

    sebagai sumber air bagi masyarakat, perikanan, wadah transportasi, dan juga

    dimanfaatkan sebagai pemeliharaan dalam hidrologi. Selain itu, sungai juga dapat

    membawa sedimen, sampah, limbah dari aktivitas manusia atau industri yang

    menuju ke muara Teluk Lampung.

    Secara hidrologi Kota Bandar Lampung mempunyai dua sungai besar yaitu sungai

    Way Kuripan dan sungai Way Kuala serta 23 sungai-sungai kecil, semua sungai

    yang ada merupakan daerah aliran sungai yang berada di wilayah Kota Bandar

    Lampung yang bermuara ke Teluk Lampung (Wiryawan dkk, 2000). Sungai Way

    Kuripan terletak di Kota Bandar Lampung. Sungai ini mengalir sepanjang tahun,

  • 2

    pada musim hujan debit sungai cukup besar sedangkan pada musim kemarau debit

    sungai sangat kecil. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Way Kuripan

    memanfaatkan sungai ini untuk keperluan industri atau domestik seperti mencuci,

    mandi, perikanan, transportasi kapal serta pembungan limbah rumah tangga, hal

    inilah yang dapat mejadikan sungai tercemar serta dapat menurunkan kualitas air

    sungai.

    Pencemaran sungai yang diakibatkan oleh aktivitas manusia seperti pembuangan

    limbah domestik atau industri ini dapat menjadi sumber pencemaran logam berat.

    Logam berat merkuri, kadmium, dan kromium ini mempunyai sifat toksik yang lebih

    tinggi dibandingkan dengan logam berat lainya sehingga apabila kandungan logam

    berat tersebut melebihi baku mutu di perairan akan berbahaya. Menurut Kementrian

    Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (2004) sifat toksisitas logam berat

    dapat dikelompokan kedalam 3 kelompok yaitu bersifat toksik tinggi (Hg, Cd, Pb,

    Cu, dan Zn), bersifat toksik sedang (Cr, Ni, dan Co), dan bersifat toksik rendah (Mn

    dan Fe).

    Logam berat yang ada pada perairan, suatu saat akan mengendap pada dasar

    perairan, membentuk sedimentasi dan hal ini akan menyebabkan biota laut yang

    mencari makan di dasar perairan seperti udang, kerang dan kepiting akan memiliki

    peluang yang sangat besar untuk terkontaminasi logam berat tersebut. Jika biota laut

    yang telah terkontaminasi logam berat tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu

    tertentu, dapat menjadi racun yang akan meracuni mahluk hidup (Palar, 2008).

    Pencemaran logam berat yang diakibatkan oleh dampak kegiatan domestik atau

  • 3

    industri ini harus dapat dikendalikan, karena akan menimbulkan permasalahan yang

    serius bagi manusia maupun biota disekitarnya.

    Beberapa limbah yang dibuang ke perairan adakalanya berupa limbah B3 (Bahan

    Beracun Berbahaya), dimana limbah B3 ini mengandung logam berat seperti

    merkuri, kadmium dan kromium yang apabila masuk ke ekosistem pesisir dapat

    menimbulkan dampak yang fatal, baik bagi biota perairan maupun manusia yang ada

    di wilayah tersebut. Polutan yang berupa logam-logam berat diketahui dapat

    menyebabkan keracunan, kelumpuhan, kelainan genetik, hingga kematian.

    Keracunan dalam jangka panjang dapat menurunkan proses degeneratif fisik, otot

    dan syaraf (Dinis and Antonio, 2011).

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniar (2016) di muara Sungai Way Kuripan

    dari sampel sedimen yang dianalisis mempunyai konsentrasi logam berat kadmium

    yang telah melewati ambang baku mutu sedimen yang ditetapkan oleh National

    Sediment Quality Survey USEPA (0,65-2,49) ppm dan The OntarioMinistry of The

    Environment (0,5-2,5) mg/Kg. Besarnya kandungan logam berat kadmium ini

    diakibatkan oleh buangan limbah domestik atau rumah tangga ke perairan baik secara

    langsung atau tidak langsung.

    Keberadaan logam berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), dan kromium (Cr)

    yang menumpuk pada air dan sedimen akan masuk ke dalam kehidupan organisme di

    dalamnya, logam berat pada konsentrasi tertentu akan terakumulasi ke dalam air,

    biota, serta sedimen pada perairan tersebut, dan dapat menimbulkan efek toksik

  • 4

    terhadap organisme di dalamnya (Sembel, 2015). Oleh sebab itu, untuk mengetahui

    tingkat pencemaran logam berat di Sungai Way Kuripan maka perlu dilakukan kajian

    kandungan logam berat Hg, Cd, dan Cr pada sedimen di Sungai Way Kuripan

    Bandar Lampung dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom.

    B. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dilakukannya penelitian adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan kadar logam berat Hg, Cd, dan Cr pada sedimen di Sungai Way

    Kuripan Bandar Lampung dengan menggunakan metode spektrofotometri

    serapan atom.

    2. Mengetahui tingkat pencemaran logam berat Hg, Cd, dan Cr pada sedimen di

    Sungai Way Kuripan Bandar Lampung.

    C. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu dari hasil penelitian yang diperoleh

    diharapkan dapat menjadi sumber informasi mengenai tingkat pencemaran logam

    berat Hg, Cd, dan Cr pada sedimen di Sungai Way Kuripan Bandar Lampung dan

    dapat dijadikan masukan bagi pemerintah daerah, industri dan masyarakat dalam

    mengelola kegiatan rumah tangga atau industri yang berwawasan lingkungan.

  • II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Gambaran Umum Wilayah Teluk Lampung

    1. Letak Geografis

    Teluk Lampung merupakan sebuah teluk di perairan Selat Sunda yang terletak di

    Lampung bagian selatan. Di Teluk Lampung ini tempat bermuara 2 sungai yang

    membelah Kota Bandar Lampung. Teluk Lampung berada di antara Kota Bandar

    Lampung, Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pesawaran. Pesisir Teluk

    Lampung ini meliputi daratan dan perairan, dengan posisi geografis terletak

    antara104º56’-105º45’ BT dan 5º25’-5º59’ LS. Wilayah perairan Teluk Lampung

    meliputi luas wilayah 3.865 km2 dengan panjang garis pantai 140 km, dan jumlah

    pulau-pulau kecil mencapai 51 buah (Helfinalis, 2000).

    2. Kondisi Perairan Teluk Lampung

    Kondisi perairan pada Teluk Lampung relatif masih dalam keadaan yang belum

    tercemar, tetapi pada daerah sekitar Teluk Betung dan Panjang menunjukan

    bahwa kualitas air di daerah tersebut mengalami pencemaran ringan. Terdapat

    beberapa industri yang dapat menimbulkan pencemaran, industri yang dimaksud

    antara lain: semen, batubara, kayu, minyak, molase, kegiatan reklamasi pantai

    serta kegiatan bongkar muat kapal pada Pelabuhan Panjang . Wilayah Teluk

    Lampung dibatasi oleh adanya morfologi perbukitan, sehingga sungai-sungai

  • 6

    yang terdapat di Bandar Lampung bermuara pada Teluk Lampung. Berbagai

    sungai yang cukup besar bermuara di Teluk Lampung, diantaranya yaitu: Way

    Sulan, Way Galih, Way Belau, Way Ratai, Way Sabu,Way Kuripan, Way Kuala,

    Way Pedada dan Way Punduh. Pada dasarnya sungai-sungai ini memiliki lembah

    yang terbilang sempit dan terjal serta aliran sungai yang bersifat musiman, pada

    musim hujan debit air besar dan berwarna keruh sedangkan pada musim kemarau

    debit air kecil dan warna air terlihat jernih (Pemerintah Provinsi Lampung Dinas

    Perikanan dan Kelautan, 2007).

    3. Kondisi Sedimen Perairan Teluk Lampung

    Sebaran sedimen di Teluk Lampung cukup bervariasi mengikuti pola arus yang

    terjadi. Hasil penelitian Helfinalis (2000) di Teluk Lampung, menunjukkan

    bahwa pada lokasi-lokasi dasar perairan yang dipengaruhi oleh arus pasang surut

    yang cepat akan didominasi pasir, dan sebaliknya yang dipengaruhi oleh

    pergerakan arus pasang surut yang lemah akan didominasi sedimen lumpur.

    Wilayah pantai Kecamatan Teluk Betung Barat dan Teluk Betung Selatan, serta

    Kecamatan Panjang bagian Utara merupakan muara dari sungai-sungai utama di

    Kota Bandar Lampung. Pada wilayah tersebut dominan terjadi pergerakan

    sedimen yang berasal dari sungai dan kemudian terendapkan di dasar laut, bahkan

    pada muara Sungai Way Kuripan telah terbentuk tanah timbul cukup luas.

    Karakteristik sedimen tersebut, mempengaruhi bentukan material dasar laut di

    Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung. Material dasar laut di wilayah Kecamatan

    Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, Panjang bagian Utara, dan Muara

    Sungai Way Galih Panjang adalah lempung, lanau, pasir, dan pecahan koral.

  • 7

    B. Kondisi Daerah Aliran Sungai Way Kuripan

    Secara hidrologi Kota Bandar Lampung mempunyai dua sungai besar (main

    drain) yaitu Way Kuripan dan Way Kuala serta 23 sungai-sungai kecil, semua

    sungai yang ada merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berada dalam

    wilayah Kota Bandar Lampung yang sebagian besar bermuara ke Teluk Lampung.

    Sungai yang mengalir di wilayah Kota Bandar Lampung antara lain: (1) Sungai

    Way Kuripan, Way Kupang, Way Kunyit dan Way Bakung sebagai zona drainase

    Tanjungkarang; (2) Sungai Way Kemiling, Way Pemanggilan, Way Langkapura,

    Way Kedaton, Way Balau, Way Halim, Way Durian Payung; Way Simpur; Way

    Awi, Way Penengahan dan Way Kedamaian sebagai zona drainase Telukbetung;

    (3) Sungai Way Lunik Kanan dan Way Lunik Kiri, Way Pidada, Way Galih

    Panjang dan Srengsem sebagai bagian dari zona drainase Panjang; (4) Sungai

    Way Kandis 1, Way Kandis 2, Way Kandis 3 merupakan bagian dari zona

    drainase Kandis (Wiryawan dkk, 2000) .

    Sungai Way Kuripan mempunyai panjang 9,6 km dan luas cathment area 31 km2.

    Pada bagian hulu merupakan perbukitan dari Bukit Betung kondisinya saat ini

    menurun akibat alih fungsi lahan. Sungai Way Kuripan mengalir dari bagian

    barat kota Bandar Lampung menuju ke tenggara dan bermuara di Teluk Lampung.

    Bentuk morfologi Sungai Way Kuripan secara umum adalah berkelok-kelok

    (meandering), dengan kemiringan dasar sungai adalah curam pada bagian hulu

    dan landai pada bagian hilir. Daerah bagian hulu sampai tengah berupa daerah

    dataran tinggi/ perbukitan namun sebagian besar kondisinya telah rusak oleh

    perambahan dan tidak adanya kegiatan rehabilitasi atau reboisasi. Pada daerah

  • 8

    hilir, kondisi saluran cenderung datar, dengan pemukiman yang relatif padat dan

    tidak tertata, seperti pada kelurahan Kuripan, dan kota Karang. Pemanfaataan

    bantaran sungai sebagai pemukiman akan menyebabkan adanya perubahan

    dimensi saluran sungai menjadi sempit atau mengurangi kapasitas tampung

    sungai, sehingga akibatnya jika terjadi hujan lebat maka debit banjir yang terjadi

    akan meluap, ditambah dengan saluran drainase yang buruk sehingga wilayah ini

    mengalami kejadian banjir atau genangan saat musim penghujan (Baskoro, 2009).

    Lokasi muara Sungai Way Kuripan dapat dilihat pada Gambar 1.

    Gambar 1. Lokasi Muara Sungai Way Kuripan (Baskoro, 2009).

    C. Pencemaran Sungai Way Kuripan

    Pencemaran lingkungan menurut Keputusan Kementrian dan Lingkungan Hidup

    tahun 2014 adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi,

    dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia

    sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

  • 9

    Sungai di daerah perkotaan juga telah dikaitkan dengan masalah kualitas air

    karena pada praktiknya aktivitas rumah tangga yang tidak diperhatikan dan

    limbah industri masuk ke dalam badan air yang menyebabkan kenaikan tingkat

    logam di air sungai (Khadse et al., 2008). Ekosistem perairan menjadi penerima

    utama hampir semuanya termasuk logam berat. Polusi logam berat di lingkungan

    perairan menjadi masalah yang berkembang di seluruh dunia dan saat ini telah

    mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Ada bermacam-macam sumber logam

    berat berasal dari kegiatan antropogenik seperti pengeringan saluran air limbah,

    pembuangan limbah rumah sakit dan kegiatan rekreasi. Sebaliknya, logam dalam

    jumlah kecil secara alami dan bisa masuk ke dalam air melalui pencucian batuan,

    debu udara, kebakaran hutan dan vegetasi. Karena logam berat tidak dapat

    terdegradasi, mereka terus menerus disimpan dan digabungkan bersama air,

    sedimen dan organisme air, sehingga menyebabkan pencemaran logam berat di

    badan air (Linnik and Zubenko, 2000).

    Badan Pengelola Lingkungan Hidup Bandar Lampung memastikan bukan hanya

    enam sungai yang tercemar, melainkan sebanyak 21 batang sungai yang melintasi

    Kota Bandar Lampung, tercemar oleh limbah industri, rumah tangga, maupun

    domestik. Program Kali Bersih yang dilakukan sejak 2001 belum juga berdampak

    terhadap kebersihan sungai, akibat rendahnya kesadaran masyarakat menjaga

    kebersihan lingkungan. Sungai yang ada di Bandar Lampung, hampir semua

    tercemar, baik oleh limbah rumah tangga maupun industri. Pencemaran tersebut

    dapat ditemui hampir diseluruh daerah aliran sungai padat penduduk. 23 sungai

    yang ada, 21 sungai diantaranya tercemar yaitu: Sungai Way Awi, Way

    Penengahan, Way Simpur, Way Kuala, Way Galih, Way Kupang, Way Lunik,

  • 10

    Way Kunyit, Way Kuripan, Way Kedamaian, Anak Way Kuala, Way Belau, Way

    Halim, Way Langkapura, Way Keteguhan, Way Sukabumi, Way Kedaton, Way

    Gading, Way Kandis, Way Limus, dan Way Batu Lengguh. Seluruh sungai

    tersebut berhulu di Gunung Betung, sebuah gunung di sebelah barat Bandar

    Lampung dan bermuara ke Teluk Lampung. Sungai-sungai tersebut sebagian

    besar berukuran kecil dengan debit yang kecil. Karena itu, pada musim kemarau

    batang sungai cenderung kering, sementara saat musim hujan air mengalir dengan

    debit kecil (BPPLH Kota Bandar Lampung, 2008).

    Pencemaran Sungai Way Kuripan dapat disebabkan oleh pencemaran dari sumber

    alami atau sumber aktivitas manusia seperti limbah industri atau limbah domestik.

    Pencemaran bersumber dari alam seperti pengikisan batuan, hujan, dan tanah

    longsor. Pencemaran lebih banyak bersumber dari aktivitas manusia dari pada

    proses alam. Kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan limbah seperti

    limbah rumah tangga, limbah industri, kegiatan transportasi serta kegiatan

    pertanian dapat menjadi sumber pencemaran logam berat. Meningkatnya jumlah

    populasi manusia juga berdampak pada bertambahnya jumlah limbah domestik

    dan limbah industri yang dibuang ke lingkungan. Hal ini berkaitan dengan

    peningkatan kebutuhan seperti pangan, bahan bakar, pemukiman dan kebutuhan

    dasar yang lain, sehingga akan meningkatkan limbah domestik dan limbah

    industri yang menjadi sumber pencemaran logam berat (Wardhana, 2004).

  • 11

    D. Sedimen

    Sedimen merupakan campuran dari berbagai substrat yang memiliki fraksi yang

    berbeda, seperti kerikil, pasir, lumpur dan tanah liat. Sebagian besar daerah aliran

    sungai selalu membawa lumpur yang disebabkan oleh erosi alam dari sungai dan

    hampir semua isi sedimen akan terus meningkat dengan adanya erosi dari tanah

    pertanian, kehutanan, kontruksi dan pertambangan (Darmono, 2001).

    Sedimen yang ada akan terangkut sampai di suatu tempat yang disebut cekungan.

    Sedimen sangat besar kemungkinan terendapkan karena daerah tersebut relatif

    lebih rendah dari daerah sekitarnya dan karena bentuknya yang cekung maka

    sedimen akan susah sekali bergerak melewati cekungan. Semakin banyaknya

    sedimen yang diendapkan, maka cekungan akan mengalami penurunan dan

    membuat cekungan tersebut semakin dalam sehingga semakin banyak sedimen

    yang terendapkan (Siaka, 2008).

    Sedimen merupakan bahan organik dan anorganik yang bisa mempengaruhi

    kualitas air. Bahan organik berasal dari pembusukan organisme atau tanaman

    yang kemudian tenggelam ke dasar perairan dan bercampur di sungai. Proses

    yang terjadi bisa disebabkan oleh proses anorganik, seperti curah hujan dan

    pembilasan dengan hidroksida oleh Fe dan Mn (Balachandran et al., 2005).

    Sedimen terdiri dari beberapa komponen bahkan tidak sedikit sedimen yang

    merupakan pencampuran dari komponen-komponen tersebut. Adapun komponen

    itu bervariasi, tergantung dari lokasi, kedalaman dan geologi dasar (Korzeniewski

    et al., 1991).

  • 12

    Menurut Fardiaz (2006) adanya sedimen dalam jumlah tinggi di perairan dapat

    merugikan karena menyebabkan pendangkalan dan penyumbatan sehingga

    mengurangi volume air yang ditampung, mengurangi populasi ikan dan hewan air

    lainnya karena telur dan sumber makanan terendam oleh sedimen dan mengurangi

    penetrasi cahaya ke dalam perairan sehingga mengurangi kecepatan fotosintesis.

    Sedimen dapat menjadi indikator sensitif saat memantau kontaminan di

    lingkungan perairan. Sedimen dapat tercemar dengan berbagai macam jenis zat

    berbahaya dan beracun, seperti logam berat. Logam berat menumpuk di sedimen

    melalui beberapa jalur, seperti pembuangan limbah cair, limpasan terestrial dan

    lindi yang membawa bahan kimia yang berasal dari aktivitas perkotaan, industri

    dan pertanian serta pengendapan atmosfer (Cohen, 2003). Sedimen sungai

    sebagai komponen dasar lingkungan telah menyediakan bahan makanan untuk

    kehidupan organisme. Telah diakui bahwa sedimen air menyerap zat kimia dan

    beracun lebih tinggi dari konsentrasi kolom air (Casper et al., 2004).

    E. Logam Berat

    Logam berat adalah istilah yang digunakan secara umum untuk kelompok logam

    dan metaloid dengan densitas lebih besar dari 5 g/cm3, terutama pada unsur seperti

    Cd, Cr, Cu, Hg, Ni, Pb dan Zn. Berbeda dengan logam biasa, logam berat

    biasanya menimbulkan efek khusus pada makhluk hidup. Logam berat dapat

    menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh makhluk hidup, tetapi beberapa

    jenis logam masih dibutuhkan oleh makhluk hidup, walaupun dalam jumlah yang

    sedikit (Palar, 2008). Logam juga didefinisikan sebagai unsur alam yang dapat

  • 13

    diperoleh dari laut, erosi batuan tambang, vulkanisme dan sebagainya (Clark,

    1986).

    Adapun sifat-sifat logam berat adalah sebagai berikut :

    1. Sulit didegradasi, sehingga mudah terakumulasi dalam lingkungan perairan dan

    keberadaannya secara alami sulit terurai (dihilangkan).

    2. Dapat terakumulasi dalam organisme termasuk kerang dan ikan, dan akan

    membahayakan kesehatan manusia yang mengkomsumsi organisme tersebut.

    3. Mudah terakumulasi dalam sedimen, sehingga konsentrasinya selalu lebih

    tinggi dari konsentrasi logam di dalam air.

    4. Mudah tersuspensi karena pergerakan masa air yang akan melarutkan kembali

    logam yang dikandungnya ke dalam air, sehingga sedimen menjadi sumber

    pencemar potensial dalam skala waktu tertentu (Efendi, 2003).

    Pencemaran logam berat seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn), kadmium

    (Cd), kromium (Cr), tembaga (Cu), timbal (Pb), nikel (Ni) dan raksa (Hg)

    berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat ini dapat dibagi dalam dua

    jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, dimana keberadaannya dalam

    jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah

    yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah

    Zn, Cu, Fe, Co, Mn, Ni dan sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam

    berat tidak esensial atau beracun, dan dimana keberadaannya dalam tubuh masih

    belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb,

    Cr dan lain-lain. Logam berat ini dapat menimbulkan efek kesehatan bagi

    manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh.

  • 14

    Apabila kepekatan logam-logam ini tinggi dari biasa, logam-logam ini akan

    menjadi suatu ancaman bagi kesehatan manusia jika memasuki rantai makanan.

    Oleh karena itu pemantauan kadar logam berat dalam air sungai sangat perlu

    dilakukan (Yudo, 2006).

    Keberadaan logam berat di perairan dapat berasal dari berbagai sumber, antara

    lain dari kegiatan pertambangan, rumah tangga, limbah pertanian dan buangan

    industri. Dari keempat jenis limbah tersebut, limbah yang paling banyak

    mengandung logam berat adalah limbah industri. Hal ini disebabkan senyawa

    yang sering digunakan dalam industri adalah sebagai bahan baku, bahan

    tambahan maupun katalis. Sifat beracun dan berbahaya dari logam berat

    ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan baik dari segi kualitas dan

    kuantitasnya (Rochyatun dkk., 2006).

    Selain dari aktivitas manusia, organisme yang hidup di perairan juga dapat

    meningkatkan konsentrasi logam berat melalui proses biomagnifikasi.

    Biomagnifikasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh organisme perairan untuk

    meningkatkan konsentrasi bahan pencemar baik dalam bentuk logam berat atau

    persenyawaan kimia beracun lainnya, yang melebihi keseimbangan penyerapan

    dalam tubuh organisme tersebut (Gobas et al., 1999). Bioakumulasi merupakan

    proses yang menentukan keberadaan logam tertentu di dalam biota. Beberapa

    jenis logam yang dapat terlibat dalam proses bioakumulasi adalah As, Cd, Cr,

    Cu, Pb, Hg, dan Zn. Logam berat dapat terakumulasi dalam lingkungan terutama

    dalam sedimen karena dapat terikat dengan senyawa organik dan anorganik

    melalui proses adsorpsi dan pembentukan senyawa kompleks.

  • 15

    Logam berat dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan manusia,

    tergantung pada bagian mana dari logam berat tersebut yang terikat dalam tubuh

    serta besarnya dosis paparan. Efek toksik dari logam berat mampu menghalangi

    kerja enzim sehingga mengganggu metabolisme tubuh, menyebabkan alergi,

    bersifat mutagen, teratogen, atau karsinogen bagi manusia maupun hewan.

    Tingkat toksisitas logam berat terhadap manusia dari yang paling toksik adalah

    Hg, Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn (Widowati dkk., 2008).

    Menurut Pallar (1994) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi logam berat

    di dalam suatu badan air yaitu:

    a. pH Badan Air

    Di dalam lingkungan perairan, bentuk logam antara lain berupa ion bebas,

    pasangan ion organik dan ion kompleks. Kelarutan logam di dalam air kontrol

    oleh pH air. Kenaikan pH menurunkan kelarutan logam dalam air karena

    mengubah kestabilan dari bentuk karbonat menjadi hidroksida yang membentuk

    ikatan dengan partikel pada badan air sehingga mengendap dan membentuk

    lumpur.

    b. Suhu Air

    Kenaikan suhu air dan penurunan pH akan mengurangi adsorbsi senyawa logam

    berat pada partikulat. Logam yang memiliki kelarutan yang kecil akan

    ditemukan pada permukaan air selanjutnya dengan perpindahan dan waktu

    tertentu akan mengendap hingga kedasar, maka logam tersebut hanya akan

    berada di dekat permukaan air dalam waktu yang sesaat saja yang untuk

    kemudian akan mengendap kembali.

  • 16

    c. Konsentrasi Oksigen dalam Badan Air

    Pada daerah yang rendah oksigen maka daya larut logam berat menjadi rendah

    sehingga mudah mengendap. Logam berat yang terlarut dalam air akan

    berpindah kedalam sedimen jika berikatan dengan materi organik bebas atau

    materi organik yang melapisi permukaan sedimen dan penyerapan langsung oleh

    permukaan partikel sedimen, dan penyerapan langsung oleh permukaan partikel

    sedimen.

    F. Merkuri (Hg)

    1. Sifat Fisik dan Kimia Merkuri (Hg)

    Merkuri (Hg) merupakan salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam

    dan tersebar dalam batu-batuan, bijih tambang, tanah, air dan udara sebagai

    senyawa anorganik dan organik (Setiawati, 2012). Merkuri adalah unsur yang

    mempunyai nomor atom 80 serta mempunyai massa molekul relatif 200,59 g/mol.

    Merkuri ditulis dengan simbol kimia Hg yang berarti “perak cair” (liquid silver)

    adalah jenis logam yang berbentuk cair pada temperatur kamar, berwarna putih-

    keperakan, memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya

    memiliki sifat konduktor panas yang kurang baik. Merkuri membeku pada

    temperatur –38.9°C dan mendidih pada temperatur 357 ºC (Setiabudi, 2005).

    2. Sumber Pencemaran Merkuri (Hg)

    Merkuri (Hg) secara alami terdapat di alam sangatlah sedikit. Pelapukan batuan

    dan erosi tanah dapat melepas merkuri ke dalam perairan (effendi, 2003).

    Merkuri berasal dari kegiatan gunung berapi, rembesan-rembesan air tanah yang

    melewati daerah yang mengandung merkuri. Konsentrasi meningkat setelah

  • 17

    manusia menggunakan merkuri sebagai bahan industri (Darmono, 2001). Selain

    pengaruh alam, keberadaan merkuri di lingkungan dapat berasal dari berbagai

    aktivitas manusia yang menghasilkan limbah merkuri seperti limbah

    pertambangan emas, pertanian, pencampuran logam, katalis pada pertambangan,

    kedokteran gigi, peralatan listrik, obat-obatan dan penggunaan di laboratorium

    yang kemudian sebagian besar dibuang ke lingkungan sekitarnya (Sarjono, 2009).

    3. Toksisitas Merkuri (Hg)

    Merkuri (Hg) yang terdapat dalam limbah (waste) di perairan umum diubah oleh

    aktivitas mikroorganisme menjadi komponen metil-merkuri (Me-Hg) yang

    memiliki sifat racun dan daya ikat yang kuat di samping kelarutannya yang tinggi

    terutama dalam tubuh hewan air. Hal tersebut mengakibatkan merkuri

    terakumulasi baik melalui proses bioakumulasi maupun biomagnifikasi yaitu

    melalui rantai makanan (food chain) dalam tubuh jaringan tubuh hewan-hewan

    air, sehingga kadar merkuri dapat mencapai level yang berbahaya baik bagi

    kehidupan hewan air maupun kesehatan manusia yang mengkonsumsi hasil

    tangkapan hewan-hewan air tersebut (Harizal, 2006). Tubuh yang terpapar

    merkuri dalam waktu yang lama dapat menimbulkan dampak kesehatan hingga

    kematian pada manusia. Salah satu pengaruh merkuri terhadap fisiologi manusia

    yaitu : pada sistem saluran pencernaan dan ginjal, terutama akibat merkuri yang

    terakumulasi, juga berpengaruh terhadap sistem syaraf, karena senyawa kerusakan

    otak yang irreversible sehingga mengakibatkan kelumpuhan permanen serta

    berpengaruh terhadap pertumbuhan.

  • 18

    G. Kadmium (Cd)

    1 Sifat Fisika dan Kimia Kadmium

    Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, mengkilap, tidak larut dalam

    basa, mudah bereaksi, serta menghasilkan kadmium oksida bila dipanaskan.

    Kadmium (Cd) umumnya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd klorida) atau

    belerang (Cd sulfit). Kadmium membentuk Cd2+

    yang bersifat tidak stabil.

    Kadmium memiliki nomor atom 48, berat atom 112,4 g/mol, titik leleh 321°C,

    titik didih 767ºC dan memiliki massa jenis 8,65 g/cm3 (Widowati dkk., 2008).

    2. Sumber Pencemaran Kadmium

    Kadmium merupakan logam yang bersumber dari aktivitas alamiah dan

    antropogenik. Secara alamiah Cd didapat dari letusan gunung berapi, jatuhan

    atmosferik, pelapukan bebatuan, dan jasad organik yang membusuk. Logam Cd

    juga didapat dari kegiatan manusia, yaitu industri kimia, pabrik tekstil, pabrik

    semen, tumpahan minyak, pertambangan, pengolahan logam, pembakaran bahan

    bakar, dan pembuatan serta penggunaan pupuk fosfat. Dalam kehidupan sehari-

    hari, mainan anak-anak, fotografi, tas dari vinil, dan mantel merupakan sumber Cd

    (Darmono, 1995). Kadmium (Cd) digunakan untuk elektrolisis, bahan pigmen

    untuk industri cat, enamel dan plastik. Kadmium (Cd) didapat pada industri alloy,

    pemurnian Zn, pestisida, dan lain-lain (Said, 2008).

    3. Toksisitas Kadmium

    Logam kadmium diserap oleh hewan air melalui insang dan saluran pencernaan.

    Karena sifatnya yang toksik, logam ini dapat mematikan. Jika hewan air tersebut

    tahan terhadap kandungan logam yang tinggi, maka logam kadmium dapat

  • 19

    tertimbun di dalam jaringannya, terutama hati dan ginjal. Logam kadmium

    berikatan dengan protein sehingga disebut metalotionin yang bersifat agak

    permanen dan mempunyai waktu paruh cukup lama (Darmono, 2008). Kadmium

    merupakan logam penyebab toksisitas kronis yang biasanya terakumulasi di dalam

    tubuh terutama dalam ginjal. Logam ini tidak menunjukkan gejala pada penderita

    selama bertahun-tahun. Keracunan Cd dalam jangka waktu lama dapat bersifat

    toksik terhadap beberapa macam organ, yaitu paru-paru, tulang, hati, dan ginjal.

    Selain itu keracunan dapat menyebabkan darah tinggi, kerusakan jaringan

    testikular, kerusakan ginjal dan kerusakan sel darah merah (Svehla, 1985).

    H. Kromium (Cr)

    1. Sifat Fisika dan Kimia Kromium

    Kromium merupakan salah satu unsur logam transisi golongan VI B yang tahan

    karat dan berwarna abu-abu. Kromium mempunyai nomor atom 24, massa jenis

    7,19 g/cm3. Kromium secara alami merupakan unsur essensial yang dibutuhkan

    oleh tubuh dan terdapat dalam hewan, tumbuhan maupun tanah. Kromium di

    alam terdapat dalam 3 jenis valensi, yaitu kromium (0), kromium (III), dan

    kromium (VI). Kromium (III) merupakan unsur essensial yang dibutuhkan tubuh

    dalam reaksi enzimatis untuk metabolisme gula, protein, dan lemak (ATSDR,

    2008).

    2. Sumber Pencemaran Kromium

    Dalam perairan kromium dapat masuk melalui dua cara yaitu secara alamiah dan

    non alamiah. Masuknya kromium secara alamiah dapat terjadi oleh beberapa

  • 20

    faktor fisika, seperti erosi atau pengikisan yang terjadi pada batuan mineral. Di

    samping itu debu-debu dan partikel-partikel kromium yang di udara akan dibawa

    turun oleh air hujan. Masuknya kromium yang terjadi secara non alamiah lebih

    merupakan dampak dari aktivitas manusia. Sumber-sumber kromium yang

    berkaitan dengan aktivitas manusia dapat berupa limbah atau buangan industri

    sampai buangan rumah tangga (Palar, 2004). Industri sebagai pencemar logam

    kromium diantaranya yaitu industri pelapis baja atau logam, industri penyamakan

    kulit dan bahan pelapis pada bermacam-macam peralatan, mulai dari peralatan

    rumah tangga sampai peralatan mobil.

    3. Toksisitas Kromium

    Akumulasi kromium dalam tubuh manusia dalam jumlah yang besar sangat

    mengganggu kesehatan dan dapat mengakibatkan kerusakan dalam sistem organ

    tubuh. Efek toksisitas kromium (Cr) dapat merusak serta mengiritasi hidung,

    paru-paru, lambung, dan usus. Mengkonsumsi makanan berbahaya mengandung

    kromium dalam jumlah yang sangat besar dapat menyebabkan gangguan pada

    perut, ginjal, kerusakan hati dan bahkan kematian (Palar, 1994).

    J. Spektrofotometri Serapan Atom

    Spektrofotometri serapan atom merupakan suatu metode analisis yang digunakan

    untuk penentuan unsur-unsur pada logam dan metaloid dimana pengukurannya

    berdasarkan pada penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh

    atom logam dalam keadaan bebas (Ellwel and Gidley,1996). Spektrofotometer

    serapan atom adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk

  • 21

    penentuan unsur-unsur logam dan metalloid yang berdasarkan pada penyerapan

    cahaya oleh atom. Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis

    kuantitatif unsur-unsur logam dalam jumlah sekelumit dan sangat kelumit. Cara

    ini cocok untuk analisis kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi

    (batas deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana dan

    interfrensi nya sedikit. Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada

    penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral, dan sinar yang diserap biasanya

    sinar tampak atau sinar ultraviolet. Dalam garis besarnya prinsip spektrofotometri

    serapan atom sama saja dengan spektrofotometri sinar tampak dan ultraviolet.

    Perbedaan terletak pada bentuk spektrum, cara pengerjaan sampel dan

    peralatannya (Rohman, 2007). Analisis menggunakan spektrofotometri serapan

    atom ini mempunyai keuntungan berupa analisisnya sangat peka dan cepat,

    pengerjaan nya relative sederhana serta tidak perlu dilakukan pemisahan unsur

    logam dalam pelaksanaannya (Anderson, 1987).

    1. Prinsip Dasar Spektrofotometri Serapan Atom

    Prinsip dasar dari spektrofotometri serapan atom adalah tumbukan radiasi

    (cahaya) dengan panjang gelombang spesifik ke atom yang sebelumnya telah

    berada pada tingkat energi dasar (ground- state energy). Atom tersebut akan

    menyerap radiasi tersebut dan akan timbul transisi ke tingkat energi yang lebih

    tinggi. Intensitas dari radiasi yang dihasilkan berhubungan dengan konsentrasi

    awal atom pada tingkat energi dasar. Proses atomisasi, yaitu mengubah analit dari

    bentuk padat, cair, atau larutan membentuk atom-atom gas bebas yang dilakukan

    dengan energi dari api atau arus listrik (Harvey, 2000). Sebagian besar atom akan

    berada pada ground state, dan sebagian kecil (tergantung suhu) yang tereksistasi

  • 22

    akan memancarkan cahaya dengan panjang gelombang yang khas untuk atom

    tersebut, ketika kembali ke ground state.

    2. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom

    Adapun bagian-bagian komponen spektrofotometer serapan atom dapat dilihat

    pada Gambar 2.

    Gambar 2. Komponen Spektrofotometer Serapan Atom (Underwood, 2002).

    2.1 Sumber Sinar

    Merupakan sistem emisi yang diperlukan untuk menghasilkan sinar yang

    energinya akan diserap oleh atom bebas. Sumber sinar haruslah bersifat sumber

    yang kontinyu. Seperangkat sumber yang dapat memberikan garis emisi yang

    tajam dari suatu unsur yang spesifik tertentu dengan menggunakan lampu pijar

    Hollow cathode (HCL) . Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang

    mengandung satu katoda dan anoda. Katoda sendiri berbentuk silinder berongga

    yang terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini

    diisi dengan gas mulia (neon dan argon) dengan tekanan rendah (10-15 torr).

    Neon biasanya lebih disukai karena memberi intensitas pancaran lampu yang

    lebih rendah. Bila antara anoda dan katoda diberi suatu selisih tegangan yang

    tinggi (600 volt), maka katoda akan memancarkan berkas-berkas elektron yang

  • 23

    bergerak menuju anoda yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi.

    Elektron-elektron dengan yang mana kecepatan dan energi nya sangat tinggi,

    elektron-elektron dengan energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju anoda

    akan bertabrakan dengan gas-gas mulia diisikan tadi (Rohman, 2007). Sumber

    sinar lain yang sering dipakai yaitu Electrodes Discharge Lamp (EDL) merupakan

    sumber untuk spektrum atom garis dan mempunyai prinsip kerja hampir sama

    dengan Hallow Cathode Lamp tetapi mempunyai output radiasi lebih tinggi dan

    biasanya digunakan untuk analisis unsur-unsur As dan Se, karena lampu HCL

    untuk unsur-unsur ini mempunyai signal yang lemah dan tidak stabil.

    2.2 Sumber Atomisasi

    Sumber atomiasi merupakan bagian yang penting karena pada tempat ini senyawa

    akan dianalisa. Dalam analisis dengan spektrofotometri serapan atom, sampel

    yang akan dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam

    keadaan dasar (Rohman, 2007). Sumber atomisasi pada bagian komponen

    instrument spektrofotometri serapan atom dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Sumber Atomisasi (Slavin, 1987).

  • 24

    Sumber atomisasi pada instrument spektrofotometri serapan atom dibagi menjadi

    dua bagian yaitu nyala dan tanpa nyala. Kebanyakan instrumen sumber

    atomisasinya adalah nyala dan sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan.

    Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Aerosol biasa dihasilkan oleh

    nebulizer (pengabut) yang dihubungkan ke nyala oleh ruang penyemprot

    (chamber spray). Jenis nyala yang digunakan secara luas dan umum untuk

    pengukuran analitik adalah udara-asetilen dan nitrous oksida-asetilen.

    a. Nyala (flame)

    Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau cairan

    menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Pada

    spektrofotometri emisi atom, nyala ini berfungsi untuk mengeksitasikan atom dari

    tingkat dasar menjadi tingkat yang lebih tinggi. Suhu yang dicapai oleh nyala

    tergantung pada gas-gas yang digunakan, misalnya untuk gas batubara-udara,

    suhunya kira-kira sebesar 1800°C, gas alam-udara 1700°C, asetilen-udara 2200°C

    dan gas asetilen-dinitrogen oksida (N2O) sebesar 3000°C (Rohman, 2007).

    Adapun beberapa jenis nyala yang digunakan dalam proses atomisasi yaitu :

    Nyala Udara-Asetilen

    Biasanya menjadi pilihan untuk analisis mengunakan spektrofotometer serapan

    atom. Temperatur nyalanya yang lebih rendah mendorong terbentuknya atom

    netral dan dengan nyala yang kaya bahan bakar pembentukan oksida dari banyak

    unsur dapat diminimalkan.

  • 25

    Nitrous Oksida-Asetilen

    Suhu nyala ini sangat tinggi karena nitrous oksida mempunyai daya pereduksi

    yang kuat sehingga dapat digunakan untuk unsur yang sulit diuraikan oleh nyala

    lain. Biasanya digunakan untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk

    oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan karena temperatur nyala yang

    dihasilkan relatif tinggi. Unsur-unsur tersebut adalah Al, B, Mo, Si, So, Ti dan V.

    Nyala Udara-Hidrogen

    Dibanding dengan nyala udara- asetilen nyala ini mempunyai transmitan yang

    baik pada daerah panjang gelombang pendek yaitu untuk analisis spektrum pada

    daerah 230 nm. Nyala udara ini efektif untuk analisis unsur Pb, Cd, Sn, dan Zn.

    Nyala Argon-Hidrogen

    Nyala ini mempunyai transmitan pada daerah panjang gelombang pendek, nyala

    ini sesuai untuk analisis unsur As (192,7 nm) dan Se (196 nm). Akan tetapi

    karena suhu nyala yang sangat rendah memungkinkan adanya interferensi yang

    besar.

    b. Tanpa Nyala (flameless)

    Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena atom gagal mencapai

    nyala, tetesan sampel yang masuk ke dalam nyala yang terlalu besar, dan proses

    atomosasi yang kurang sempurna. Oleh karena itu timbullah suatu teknik

    atomisasi yang baru yakni atomisasi tanpa nyala. Pengatoman dapat dilakukan

    dengan tungku dari grafit seperti tungku yang dikembangkan oleh Masmann

    (Rohman, 2007).

  • 26

    2.3 Monokromator

    Pada SSA, monokromator dimaksudkan untuk memisahkan dan memilih panjang

    gelombang yang digunakan dalam analisis. Selain sistem optik, dalam

    monokromator juga terdapat suatu alat yang digunakan untuk memisahkan radiasi

    resonansi dan kontinyu yang disebut dengan chopper (Rohman, 2007).

    2.4 Detektor

    Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat

    pengatoman. Biasanya digunakan tabung penggandaan foton (photomultiplier

    tube). Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam sistem deteksi yaitu yang

    memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi kontinyu, dan yang

    hanya memberikan respon terhadap radiasi resonansi (Rohman, 2007).

    2.5. Pembacaan

    Pembacaan merupakan suatu alat petunjuk atau dapat juga diartikan sebagai

    sistem pencatat hasil. Pencatat hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah

    terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Hasil pembacaan

    dapat berupa angka atau berupa kurva dari suatu recorder yang menggambarkan

    absorbansi atau intensitas emisi (Rohman, 2007).

    Untuk keperluan analisis kuantitatif dengan spektrofotometri serapan atom, maka

    sampel harus dalam bentuk larutan. Untuk menyiapkan larutan, sampel harus

    diperlakukan sedemikian rupa yang pelaksanaannya tergantung dari macam dan

    jenis sampel. Yang penting untuk diingat adalah bahwa larutan yang akan

    dinalisis haruslah sangat encer (Rohman, 2007).

  • 27

    Ada beberapa cara untuk melarutkan sampel, yaitu :

    - Langsung dilarutkan dengan pelarut yang sesuai

    - Sampel dilarutkan dengan suatu asam

    - Sampel dilarutkan dengan suatu basa atau dilebur terlebih dahulu dengan basa

    kemudian hasil leburan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai.

    Metode pelarut apapun yang akan dipilih untuk dilakukan analisis dengan

    spektrofotometri serapan atom, yang terpenting adalah bahwa larutan yang

    dihasilkan harus jernih, stabil, dan tidak mengganggu zat-zat yang akan dianalisis.

    Metode kuantifikasi hasil analisis dengan metode spektrofotometri serapan atom

    yang dilakukan adalah dengan menggunakan kuantifikasi dengan kurva kalibrasi

    (Rohman, 2007).

    Pada dasarnya hubungan antara absorpsi atom dengan konsentrasi di dalam

    metode spektrofotometri serapan atom dapat dinyatakan dengan hukum Lambert-

    Beer, yaitu secara matematik persamaannya adalah sebagai berikut:

    …....……..……………..(1)

    (

    ) ……………………(2)

    ………………………(3)

    Keterangan:

    Io : Intensitas cahaya yang datang (mula-mula)

    I : Intensitas cahaya yang ditransmisikan

    A : Absorbansi

    a : Absorptivitas

    b : Panjang jalan cahaya atau tebalnya medium penyerap yang besarnya

    tetap untuk alat yang sama (cm)

    c : Konsentrasi atom yang mengabsorpsi (M)

  • 28

    3 Jenis-Jenis Gangguan Spektrofotometri Serapan Atom

    Gangguan-gangguan (interference) pada spektrofotometri serapan atom adalah

    peristiwa-peristiwa yang menyebabkan pembacaan absorbansi unsur yang

    dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan

    konsentrasinya dalam sampel. Gangguan-gangguan yang dapat terjadi dalam

    spektrofotometri serapan atom adalah sebagai berikut:

    3.1 Gangguan Kimia

    Biasanya memperkecil populasi atom pada level energi terendah. Gangguan uap

    terjadi karena terbentuknya senyawa seperti oksida atau klorida, atau karena

    terbentuknya ion. Gangguan lainnya yaitu terjadi karena senyawa yang sukar

    menguap atau sukar terdisosiasi dalam nyala. Hal ini terjadi pada nyala ketika

    pelarut menguap meninggalkan partikel-partikel padat.

    3.2 Gangguan Fisika

    Gangguan fisika seperti kekentalan akan mempengaruhi laju penyemprotan dan

    mempengaruhi konsentrasi atom dalam nyala. Bobot jenis, kekentalan, serta

    kecepatan gas menentukan besar butir tetesan. Oleh karena itu sifat-sifat fisika

    dari zat yang diperiksa dan larutan pembanding harus sama. Efek ini dapat

    diperbaiki dengan menggunakan pelarut organik dimana sensitivitas dapat

    dilakukan 3 sampai 5 kali bila dibandingkan dengan pelarut air. Hal ini

    disebabkan karena pelarut organik mempercepat penyemprotan (kekentalan

  • 29

    rendah), cepat menguap, mengurangi penurunan suhu nyala, menaikan kondisi,

    mereduksi nyala.

    K. Validasi Metode

    Validasi metode analisis adalah proses pengujian mutu secara sistematik yang

    bertujuan untuk membuktikan bahwa parameter memenuhi persyaratan untuk

    penggunaannya sehingga validasi metode analisis memberikan tingkat

    kepercayaan pada hasil analisis dari suatu metode. Parameter validasi metode

    antara lain :.

    1. Lineritas

    Lineritas merupakan metode analisis dengan bantuan transformasi matematik

    yang baik, menghasilkan kurva kalibrasi yang proposional antara respon (y)

    dengan konsentrasi (x) (Harmita, 2004).

    2. Limit Deteksi dan Limit Kuantifikasi

    Limit deteksi (LoD) batas deteksi yang dinyatakan sebagai konsentrasi terendah

    dari suatu analit yang dapat dideteksi oleh prosedur analisis. Sedangkan limit

    kuantifikasi (LoQ) batas deteksi yang diartikan sebagai konsentrasi terkecil analit

    dalam sampel yang masih memenuhi kriteria cermat. LoD dan LoQ dinyatakan

    dalam persamaan berikut (Harmita, 2004) :

    …...……………………...(4)

    ………………………...(5)

  • 30

    Keterangan :

    LoD : limit deteksi

    LoQ : limit kuantifikasi

    Sb : simpangan baku respon analitik dari blanko

    SI : arah garis linier (kepekaan arah) dari kurva antar respon terhadap

    konsentrasi = slope (b pada persamaan garis y = a + bx)

    3. Presisi (ketelitian)

    Presisi merupakan ukuran kedekatan antara hasil tes yang diperoleh di bawah

    kondisi yang ditetapkan. Semakin dekat nilai-nilai hasil pengulangan

    pengukuran maka presisi (ketelitian) semakin tinggi. Presisi diukur sebagai

    Simpangan Baku (SB) dan Relative Standar Deviasi (RSD) yang dapat dihitung

    dengan persamaan berikut (Harmita, 2004) :

    √(∑( ̅) )

    ……………………...(6)

    Keterangan :

    SD : standar deviasi (simpangan baku)

    X : konsentrasi hasil analisis

    n : jumlah pengulangan analisis

    ̅ : konsentrasi rata-rata hasil analisis

    %100X

    SDRSD

    ……………………….…(7)

    Keterangan :

    RSD : Relatif standar deviasi

    ̅ : Konsentrasi rata-rata hasil analisis

    SD : Standar deviasi

  • 31

    Metode dengan presisi yang baik ditunjukkan dengan nilai < 5% pada perolehan

    relative standar deviasi. Semakin kecil nilai relatife standar deviasi yang

    diperoleh maka semakin tinggi tingkat presisi atau ketelitiannya.

    4. Akurasi (kecermatan)

    Akurasi didefinisikan sebagai ukuran derajat antara kedekatan hasil pengukuran

    dan nilai benar dari kuantitas yang diukur. Semakin dekat hasil analisis yang

    diperoleh dengan nilai sebenarnya maka akurasinya semakin tinggi. Akurasi

    dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ( AOAC, 1998) :

    ( )

    ………….(8)

    Keterangan :

    Cf : konsentrasi total sampel yang diperoleh dari pengukuran

    Ca : konsentrasi sampel sebenarnya

    Ca* : konsentrasi analit yang di tambahkan

  • III. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai Januari 2019.

    Preparasi sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

    Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung, serta

    analisis spektrofotometri serapan atom di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan

    Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam

    Indonesia.

    B. Alat dan Bahan

    Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas

    laboratorium, neraca analitik, oven, kertas saring, Eckman Grab sampler, wadah

    sampel, coolbox, ayakan, mortar dan alu, pH meter, penangas listrik, spidol

    permanen, kantong plastik transparan , seperangkat alat spektrofotometer serapan

    atom (shimadzu AA-7000) .

    Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sedimen sungai Way

    Kuripan, HNO3 pekat 68%, HgSO4, Cd(NO3)2, K2Cr2O7, H2SO4, HClO4 dan

    akuades.

  • 33

    C. Prosedur Penelitian

    1. Pembuatan Larutan

    1.1 Larutan HNO3 5%

    Diambil sebanyak 73,52 mL HNO3 68% diencerkan ke dalam labu ukur 1000 mL

    yang telah di masukkan sebelumnya sedikit akuades kemudian ditambahkan

    akuades hingga tanda batas dan dihomogenkan.

    1.2 Larutan Standar Hg 1000 ppm

    Ditimbang sebanyak 1,478 gram HgSO4 dimasukkan ke dalam labu ukur 1000

    mL, dilarutkan dan ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian

    dihomogenkan.

    1.3 Larutan Standar Cd 1000 ppm

    Ditimbang sebanyak 2,103 gram Cd(NO3)2 dimasukkan ke dalam labu ukur 1000

    mL, dilarutkan dan ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian

    dihomogenkan.

    1.4 Larutan Standar Cr 1000 ppm

    Ditimbang sebanyak 5,668 gram K2Cr2O7 dimasukkan ke dalam labu ukur 1000

    mL, dilarutkan dan ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian

    dihomogenkan.

  • 34

    2. Metode Pengambilan Sampel

    2.1 Persiapan Pengambilan Sampel

    Sebelum dilakukan pengambilan sampel, wadah sampel harus dicuci bersih

    dengan sabun dan dibilas air, kemudian wadah sampel direndam dengan larutan

    HNO3 5% selama 24 jam, tujuannya untuk menghilangkan kontaminasi logam-

    logam pada wadah sampel. Selanjutnya proses pengeringan dan penyimpanan

    dilakukan dalam keadaan tertutup sampai digunakan (Sulistiani, 2009).

    2.2 Pengambilan Sampel

    Sampel sedimen diambil di Sungai Way Kuripan pada 3 titik yang berbeda yaitu

    bagian hulu, tengah dan muara. Sampel sedimen diambil dengan menggunakan

    eckman grab kemudian dimasukan kedalam kantong plastik transparan dan diberi

    label. Lalu sampel sedimen disimpan dalam coolbox yang selanjutnya dibawa ke

    laboratorium untuk dianalisis. Lokasi pengambilan sampel sedimen di Sungai

    Way Kuripan dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Lokasi Pengambilan Sampel (Google Map)

  • 35

    3. Preparasi Sampel

    3.1 Preparasi Sampel Untuk Menentukan Kadar Logam Hg

    Sedimen basah dikeringkan dengan sinar matahari kemudian dikeringkan kembali

    dalam oven 60oC selama 24 jam, selanjutnya sedimen kering digerus. Disiapkan

    erlenmeyer 250 mL, kemudian sedimen yang telah halus ditimbang 5 gram dan

    dimasukan kedalam erlenmeyer lalu ditambahkan 2 mL larutan HNO3 dan HClO4

    dengan perbandingan (1:1). Selanjutnya ditambahkan 5 mL H2SO4 kedalam

    erlenmeyer, kemudian ditambahkan 1 mL air suling bebas merkuri. Selanjutnya

    sampel didestruksi dipenangas air dengan suhu 60°C selama 20 menit. Kemudian

    didinginkan lalu dimasukan kedalam labu ukur 100 mL kemudian ditambahkan

    dengan air suling bebas merkuri sampai tanda tera, selanjutnya disaring dan

    filtratnya diukur dengan spektrofotometer serapan atom.

    3.2 Preparasi Sampel Untuk Menentukan Kadar Logam Cd

    Sedimen basah dijemur dibawah sinar matahari kemudian dioven selama 1 jam

    pada suhu 100oC selanjutnya sedimen kering yang diperoleh digerus dan

    ditumbuk hingga halus. Kemudian sedimen halus ditimbang dengan teliti 10

    gram dimasukan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 20 mL larutan HNO3

    pekat kemudian didestruksi dipenangas air dengan suhu 100°C selama 3 jam.

    Kemudian hasil destruksi didinginkan, lalu disaring dengan menggunakan kertas

    saring whatman no. 41. Sisa sedimen yang terdapat dikertas saring dicuci dengan

    10 mL akuades dengan 15 kali pengulangan hingga pH 2-3. Filtrat yang

    dihasilkan kemudian diukur dengan spektrofotometer serapan atom.

  • 36

    3.3 Preparasi Sampel Untuk Menentukan Kadar Logam Cr

    Sedimen basah dijemur dibawah sinar matahari kemudian dioven selama 1 jam

    pada suhu 100oC selanjutnya sedimen kering yang diperoleh digerus dan

    ditumbuk hingga halus. Kemudian sedimen halus ditimbang dengan teliti 10

    gram dimasukan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 20 mL larutan HNO3

    pekat, kemudian didestruksi dipenangas air dengan suhu 100°C selama 3 jam.

    Kemudian hasil destruksi didinginkan, lalu disaring dengan menggunakan kertas

    saring whatman no. 41. Sisa sedimen yang terdapat dikertas saring dicuci dengan

    10 mL akuades dengan 15 kali pengulangan hingga pH 2-3. Filtrat yang

    dihasilkan kemudian diukur dengan spektrofotometer serapan atom.

    4. Pembuatan Kurva Kalibrasi

    4.1 Kurva Kalibrasi Merkuri (Hg)

    Larutan standar merkuri 1000 ppm dipipet sebanyak 1 mL kemudian dimasukan

    kedalam labu ukur 100 mL, lalu larutan diencerkan dengan ditambahkan akuades

    kedalam labu ukur sampai tanda batas dan larutan dihomogenkan. Hasilnya yaitu

    larutan dengan konsentrasi 10 ppm, selanjutnya dipipet sebanyak: 0,025 mL: 0,05

    mL: 0,1 mL, 0,15 mL dan 0,2 mL, lalu masing-masing larutan dimasukan ke

    dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan ditambahkan akuades sampai

    tanda batas dan larutan dihomogenkan sehingga diperoleh larutan dengan

    konsentrasi 0,0025 ; 0,005 ; 0,01 ; 0,015 dan 0,02 ppm. Larutan-larutan standar

    merkuri ini diukur serapannya menggunakan spektrofotometer serapan atom.

  • 37

    4.2 Kurva Kalibrasi Kadmium (Cd)

    Larutan standar kadmium1000 ppm dipipet sebanyak 5 mL kemudian dimasukan

    kedalam labu ukur 100 mL, lalu larutan diencerkan dengan ditambahkan akuades

    kedalam labu ukur sampai tanda batas dan larutan dihomogenkan. Hasilnya yaitu