Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan...
-
Upload
vuongthuan -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan III 2011 · Inflasi Gorontalo pada triwulan...
Kajian Ekonomi Regional
Provinsi Gorontalo
Triwulan III 2011
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA
Visi Bank Indonesia :
“Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional
melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”
Misi Bank Indonesia :
“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter
dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara
Indonesia yang berkesinambungan”
Tugas Bank Indonesia :
1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank.
Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada
Redaksi :
Kelompok Kajian dan Survey
Bank Indonesia Gorontalo
Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo – 96115
Telp : +62 435 824444
Fax : +62 435 827993
Web : www.bi.go.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga
penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan
baik.
Kajian periode triwulan III-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo
sebagai ‘economic intelligent and research unit’ yang diharapkan mampu memberikan
informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai
bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang
amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia
yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari
berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan
datang.
Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan
perekonomian Provinsi Gorontalo.
Gorontalo, 8 November 2011
BANK INDONESIA GORONTALO
Dudung C. Setyadi.
Deputi Pemimpin
Halaman ini sengaja dikosongkan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB 1 PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI REGIONAL
1.1 Sisi Permintaan 2
1.1.1 Konsumsi 3
1.1.2 Investasi 5
1.1.3 Ekspor - Impor 6
1.2 Sisi Penawaran 9
1.2.1 Sektor Pertanian 9
1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 11
1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 13
1.2.4 Sektor Bangunan 15
1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 16
1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 16
1.2.7 Sektor Lainnya 17
1.3 BOKS I : Penurunan Kinerja Ekspor Gorontalo 18
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI
2.1 Inflasi Gorontalo 21
2.1.1 Faktor Fundamental 22
2.1.2 Faktor Non Fundamental 24
2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang 25
2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y) 25
2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 26
2.3 BOKS II : Laporan Monitoring Harga Periode Puasa dan Lebaran 2011 27
BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
3.1 Fungsi Intermediasi 31
3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 31
3.1.2 Penghimpunan Dana Masyarakat 32
3.1.3 Penyaluran Kredit 33
3.2 Stabilitas Sistem Keuangan 37
3.2.1 Resiko Kredit 37
3.2.2 Resiko Likuiditas 38
3.2.3 Resiko Pasar 40
3.3 BOX III : Pengembangan Usaha Kerajinan Karawo Gorontalo 44
BAB 4 KEUANGAN DAERAH
4.1 Pendapatan Daerah 41
4.2 Belanja Daerah 43
4.3 Kontribusi Realisasi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 44
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 47
5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 47
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 47
5.1.3 Uang Palsu 48
5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 49
5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 49
5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 50
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.1 Pengangguran 51
6.2 Kemiskinan 52
6.3 Rasio Gini 53
6.4 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 54
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.1 Outlook Makroe Ekonomi Regional 55
7.2 Outlook Inflasi 57
7.3 Outlook Perbankan 58
LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 2
Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 3
Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang dan Jasa 3
Grafik 1.4 Perkembangan Belanja Pegawai 3
Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia 3
Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi 4
Grafik 1.7 Perkembangan Simpanan Masyarakat 4
Grafik 1.8 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 4
Grafik 1.9 Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor 4
Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani 5
Grafik 1.11 Konsumsi BBM Rumah Tangga 5
Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi 6
Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal Pemprov 6
Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen 6
Grafik 1.15 Kredit Konstruksi 6
Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 7
Grafik 1.17 Perkembangan Harga Gula Internasional 7
Grafik 1.18 Perkembangan Harga CPO 8
Grafik 1.19 Perkembangan Harga Jagung 8
Grafik 1.20 Ekspor Antar Provinsi 8
Grafik 1.21 Perkembangan Impor Semen 8
Grafik 1.22 Perkembangan Bongkar Barang 8
Grafik 1.23 SKDU Pertanian 10
Grafik 1.24 Realisasi Panen Tabama 10
Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Jagung 10
Grafik 1.26 Perkembangan Luas Panen Padi 10
Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 12
Grafik 1.28 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 12
Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 12
Grafik 1.30 Perkembangan Kargo Laut 12
Grafik 1.31 Perkembangan Penumpang Pesawat 13
Grafik 1.32 Perkembangan Bagasi Pesawat 13
Grafik 1.33 Kredit Perdagangan 14
Grafik 1.34 Volume Muat Pelabuhan 14
Grafik 1.35 Kargo Pesawat 14
Grafik 1.36 Tingkat Penghunian Hotel 14
Grafik 1.37 Penjualan Semen 15
Grafik 1.38 Kredit Konstruksi 15
Grafik 1.39 NIM Perbankan 16
Grafik 1.40 Perkembangan Pendapatan/Beban 16
Grafik 1.41 Konsumsi Listrik Industri 17
Grafik 1.42 Perkembangan Kredit Perdagangan 17
Grafik 1.43 Konsumsi BBM Industri 17
Grafik 1.44 Daya Listrik Tersambung PLN 17
Grafik 1.45 Realisasi Kredit Jasa-jasa 17
Grafik 1.46 Kinerja Ekspor Luar Negeri 18
Grafik 1.47 Kinerja Ekspor Antar Pulau 18
Grafik 1.48 Perkembangan Net Ekspor Impor Gorontalo 19
Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 21
Grafik 2.2 Kapasitas Produksi 22
Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen 23
Grafik 2.4 Perkembangan Harga Emas Internasional 23
Grafik 2.5 Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan 24
Grafik 2.6 Harga Beras 27
Grafik 2.7 Harga Daging Sapi dan Daging Ayam 28
Grafik 2.8 Harga Bumbu-bumbuan 29
Grafik 2.9 Harga Komoditas Lainnya 30
Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 32
Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 32
Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 34
Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 34
Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 35
Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 35
Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 36
Grafik 3.8 Perkembangan NPL 37
Grafik 3.9 NPL Per Sektor 37
Grafik 3.10 Konsentrasi Kredit 38
Grafik 3.11 Perkembangan Portofolio DPK 39
Grafik 3.12 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 39
Grafik 3.13 Perkembangan Kurs USD dan BI Rate 40
Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 47
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 47
Grafik 5.3 Perputaran Kliring Gorontalo 49
Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 49
Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
49
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011 55
Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia 56
Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS 56
Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan Prov. Gorontalo 57
Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual 58
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2
Tabel 1.2 Proyek Infrastruktur Pemerintah Daerah 5
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 9
Tabel 1.4 ARAM III Pertanian Padi 11
Tabel 1.5 ARAM III Pertanian Jagung 11
Tabel 1.6 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 17
Tabel 1.7 Ekspor Luar Negeri Gorontalo Periode Jan-Sept 2011 19
Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 21
Tabel 2.2 Perkembangan Harga-harga 24
Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 25
Tabel 2.4 Inflasi Tahunan Sub-Kelompok Bahan Makanan (y.o.y) 26
Tabel 2.5 Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (q.t,q) 26
Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo
42
Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 42
Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 43
Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 44
Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD Terhadap Sektor Riil 44
Tabel 4.6 Dampak APBD Terhadap Uang Beredar 45
Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) 48
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 48
Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 50
Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan 51
Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
52
Tabel 6.3 Persentase Penduduk Miskin Prov. Gorontalo (%) 53
Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 53
Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 54
Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kab/Kota Tahun 2006-2007 54
Tabel 7.1 Rencana Pengeluaran Pemerintah Untuk Pilkada Gubernur Gorontalo
55
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pemasangan JRL Oleh Petani Rumput Laut di Gorut 21
Halaman ini sengaja dikosongkan
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 i
RINGKASAN EKSEKUTIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
Perekonomian Gorontalo
triwulanI II-2011 tumbuh
5,64% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan
triwulan sebelumnya
(7,65% y.o.y)
Dinamika perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 melambat.
Ekonomi tumbuh sebesar 5,64% (y.o.y), berada dibawah angka
proyeksi Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan sebelumnya
sebesar 7,0-7,5% (y.o.y). Perlambatan yang terjadi cukup
signifikan dikarenakan (i) lambatnya penyerapan belanja fiskal
pemerintah daerah (ii) penurunan produksi pertanian karena
pengaruh musim dan cuaca. Tekanan yang terjadi pada dua
komponen tersebut memberikan implikasi negatif bagi
perkembangan komponen lainnya seperti investasi, dan
ekspor/impor.
Menurunnya penyerapan
belanja fiskal daerah
mendorong
perekonomian tumbuh
melambat.
Keseluruhan sektor
perekonomian
mengalami perlambatan
pada triwulan III-2011
Disisi permintaan, melambatnya perekonomian triwulan III-2011
terjadi pada hampir seluruh komponennya kecuali konsumsi
rumah tangga dan komponen impor. Rendahnya penyerapan
belanja modal pemerintah daerah mendorong kinerja investasi
merosot. Sementara tren pelemahan kinerja ekspor masih terus
berlangsung hingga triwulan III-2011 dan relatif memburuk.
Ekspor luar negeri terkontraksi hingga 18,21% (y.o.y) dimana
ekspor hanya dilakukan untuk komoditas kayu sementara untuk
komoditas jagung sudah tidak dilakukan ekspor luar negeri lagi
sejak Januari 2011. Permasalahan produksi jagung serta
tekanan harga jagung internasional menjadi salah satu faktor
pemicu pengalihan ekspor Jagung Gorontalo ke pasar domestik.
Disisi penawaran, hampir keseluruhan sektor mengalami
perlambatan. Penurunan kinerja terbesar terjadi pada sektor
pertanian. Angka Ramalan III 2011 yang dirilis oleh BPS Prov.
Gorontalo menyebutkan bahwa produksi jagung terkontraksi
hingga 1,34% sementara produksi pertanian padi diperkirakan
akan melambat. Cuaca dan musim serta penurunan produktivitas
pertanian menjadi pemicu merosotnya perkiraan produksi
pertanian pada triwulan laporan.
ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN INFLASI
Inflasi Gorontalo pada
triwulan III-2011 sebesar
3,27% (y.o.y) lebih rendah
dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar
7,11% (y.o.y)
Penurunan harga
komoditas bumbu-
bumbuan terutama tomat,
cabe dan bawang merah
menyebabkan secara
keseluruhan inflasi
Gorontalo mengalami
perlambatan
Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y)
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,11%
(y.o.y). Melemahnya tekanan inflasi periode laporan terutama
akibat dari menurunnya volatile food yang mengalami deflasi
sebesar 0.90% (y.o.y) jauh lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 12,07% (y.o.y).
Sementara itu, core inflation sebesar 6,44% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,64% (y.o.y).
Sedangkan administered price sebesar 2,96% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,47%
(y.o.y).
Meskipun harga barang sandang mengalami kenaikan karena
meningkatnya tekanan permintaan masyarakat saat Ramadhan
dan Lebaran, namun penurunan harga yang signifikan dari
komoditas bumbu-bumbuan terutama tomat, cabe dan bawang
merah menyebabkan secara keseluruhan inflasi Gorontalo
mengalami perlambatan. Lancarnya ketersediaan pasokan
menjadi faktor utama menurunnya harga komoditas bumbu-
bumbuan. Cuaca yang mendukung meningkatkan produktivitas
tanaman tomat dan cabe. Di sisi lain, permintaan cabe dari
Manado juga masih minim sehingga harga cabe di Gorontalo
cenderung menurun. Sementara itu, harga bawang juga jatuh
karena hasil liason dengan para pedagang menginformasikan
bahwa daerah asal impor bawang sedang mengalami panen
raya.
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 iii
PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH
Fungsi intermediasi
perbankan pada triwulan
III-2011 menunjukkan
kinerja yang cukup -baik
Aktivitas perbankan di Provinsi Gorontalo pada triwulan III-2011
masih menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari beberapa
indikator perbankan antara lain dari sisi penghimpunan Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan penyaluran kredit. Hingga triwulan
laporan, DPK yang berhasil dihimpun oleh bank umum adalah
sebesar Rp2,60 trilliun atau secara (y.o.y) tumbuh sebesar
19,10% dan DPK yang berhasil dihimpun BPR sebesar Rp14,82
milliar atau secara (y.o.y) tumbuh 27,25%. Sedangkan
penyaluran kredit bank umum tercatat sebesar Rp4,31 trilliun
atau tumbuh (y.o.y) sebesar 28,39%, sementara pada BPR
tercatat Rp22,09 milliar atau tumbuh (y.o.y) 17,80%. Dilihat dari
angka tersebut di atas, terlihat bahwa permintaan kredit di
Gorontalo cukup tinggi seperti ditunjukkan oleh angka LDR yang
mencapai 165,65% pada bank umum dan 149,08% pada BPR.
Untuk kredit bermasalah, hal yang perlu mendapat perhatian
adalah pada kredit bermasalah Bank Perkreditan Rakyat yang
masih cukup tinggi dan relatif meningkat dibanding triwulan
sebelumnya yaitu 17,91%, sedangkan kredit bermasalah bank
umum masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 3,33%.
PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
Rendahnya angka
penyerapan belanja
APBD mendorong
perlambatan ekonomi
Gorontalo
Realisasi penyerapan belanja APBD Pemerintah Provinsi
Gorontalo triwulan III-2011 relatif sama dengan periode yang
sama tahun sebelumnya. Rendahnya angka penyerapan belanja
APBD membawa siklus perekonomian regional menurun secara
signifikan. Kondisi semacam ini terjadi pula pada triwulan III-2010
sebelumnya.
Sementara itu realisasi penghimpunan pendapatan daerah telah
mencapai 80% dari target anggaran namun angka penyerapan
belanja daerah hanya berkisar 65% sehingga memberikan efek
kontraktsi fiskal bagi jumlah uang beredar di masyarakat. Kondisi
tersebut berimplikasi kurang baik bagi pertumbuhan ekonomi
regional selama triwulan III-2011.
iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA
PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
Transaksi sistem
pembayaran tunai di
Gorontalo diwarnai oleh
net outflow dan
penurunan uang layak
edar. Sementara itu,
sistem pembayaran non
tunai menunjukkan
penurunan transaksi
kliring.
Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan II-
2011 diwarnai oleh net outlow dan penurunan persediaan uang
layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai
menunjukkan penurunan transaksi kliring dan peningkatan
transaksi RTGS. Net outflow pada triwulan II-2011 merupakan
cerminan dari pergerakan uang kartal yang keluar dari
perbankan untuk kebutuhan transaksi ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan
Gorontalo pada akhir triwulan II-2011 sebesar Rp80,39 miliar
lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
Rp99,15 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud
sebesar Rp80,39 miliar untuk uang kertas dan Rp2 juta untuk
uang logam. Di sisi lain, pada triwulan laporan belum
teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi
Gorontalo. Transaksi non tunai kliring mengalami pertumbuhan
sebesar 0,08% (qtq) lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya sebesar 8,28% (qtq). Sedangkan Perkembangan
penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke
Gorontalo) selama triwulan II-2011 secara nominal sebesar
Rp521 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 4,34% (qtq)
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami
kontraksi sebesar -22,96% (qtq).
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tingkat kesejahteraan
cukup baik, antara lain
terlihat dari indikator
penurunan jumlah
penduduk miskin dan
pengangguran.
Tingkat pengangguran
terbuka di Gorontalo
pada Agustus 2011
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011
menunjukkan penurunan dari 23,19% menjadi 18,75% dibanding
tahun 2010. Demikian pula dengan jumlah pengangguran
terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,61
persen pada Februari 2011. Angka tersebut menjadi salah satu
indikasi bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi
Gorontalo menunjukkan perbaikan.
Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo
pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 465.027 jiwa atau
meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 v
menurun.
Pada Tahun 2007 indeks
gini tercatat 0,39
mengalami kenaikan
dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang
tercatat sebesar 0,36.
yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Tingkat pengangguran terbuka
(TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan
Agustus 2011 tercatat sebanyak 4,26%, menurun dibandingkan
TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%.
Persentase penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan
pada tahun 2011 (data bulan Maret) di Provinsi Gorontalo
sebesar 18,75% atau mengalami penurunan dibandingkan
periode Maret 2010 yang tercatat sebesar 23,19%.
Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun
terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini
tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini
Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin
pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20%
penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari
44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding
IPM 2006 yang sebesar 68,01.
PROSPEK PEREKONOMIAN
Perekonomian Gorontalo
triwulan IV- 2011
diperkirakan tumbuh 7,3
–7,8% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan
sebelumnya
Inflasi Gorontalo pada
triwulan IV-2011
diproyeksikan pada
kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y)
Pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2011 diperkirakan berkisar 7,3
– 7,8% (y.o.y) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Pemilukada Gubernur diharapkan menjadi pendorong positif
pertumbuhan ekonomi. Sementara itu penyelenggaraan
peringatan Hari Pangan Sedunia ke XXXI diharapkan turut
meningkatkan kegiatan konsumsi masyarakat. Kegiatan
konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh dengan baik yang
diindikasikan oleh hasil survei Konsumen Bank Indonesia bulan
Oktober 2011 dimana Indeks Keyakinan Konsumen masih
berada pada level 125,56.
Pada triwulan IV-2011 inflasi diperkirakan akan sedikit
meningkat, dengan kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason dengan para
pedagang mengemukakan bahwa perkembangan harga-harga
secara umum relatif stabil hingga akhir tahun, namun terdapat
vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 | BANK INDONESIA
Aktivitas perbankan
triwulan IV-2011
diperkirakan meningkat
yang bersumber dari
meningkatnya
permintaan.
potensi kenaikan harga untuk beberapa komoditas. Harga beras
dan cabe mulai meningkat terkait permintaan ekspor ke daerah
lain khususnya Manado. Sementara itu, harga minyak goreng
dari distributor diperkirakan juga mulai merangkak naik. Menurut
para pedagang jika terus terjadi kenaikan harga minyak goreng
di tingkat distributor tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh
kenaikan harga di tingkat pedagang.
Aktivitas usaha perbankan pada triwulan IV-2011 diperkirakan
akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan
bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi
masyarakat. Meningkatnya aktivitas masyarakat antara lain dari
permintaan domestik selama musim liburan akhir tahun, lebaran
Idul Adha dan Pemilukada Gubernur Gorontalo. Kondisi tersebut
diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan
penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 1
BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL
Perekonomian Gorontalo triwulan III-2011 tumbuh melambat 5,64% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,65% y.o.y. Hal ini berada
dibawah proyeksi Bank Indonesia pada triwulan sebelumnya bahwa perekonomian
Gorontalo triwulan III-2011 akan tumbuh pada kisaran 7,5 - 8,0% (y.o.y). Melemahnya
perekonomian Gorontalo secara signifikan dimaksud didorong oleh dua faktor utama yaitu
rendahnya penyerapan belanja APBD dan merosotnya produksi pertanian karena pengaruh
cuaca. Tekanan yang cukup signifikan tersebut sedikit diredam oleh kegiatan konsumsi
rumah tangga selama lebaran.
Di sisi penawaran, hampir keseluruhan sektor perekonomian turun signifikan.
Pertanian yang menjadi penopang perekonomian terus menunjukkan kinerja yang menurun
sejak awal tahun 2011. Tercatat sektor ini hanya tumbuh 2,45% (y.o.y) pada triwulan
laporan. Demikian juga dengan sektor bangunan yang selama ini menjadi sektor unggulan
lainnya. Rendahnya penyerapan APBD Belanja Modal menjadikan kinerja sektor ini
merosot. Indikator tersebut dikonfirmasi pula oleh realisasi kredit konstruksi yang
terkontraksi dalam 9 bulan terakhir. Evaluasi pencapaian proyek pemerintah daerah
hendaknya mampu mendorong kebijakan percepatan realisasi fisik proyek-proyek
infrasturktur sehingga mampu menyanggah pertumbuhan ekonomi. Sementara itu kinerja
angkutan juga terus mengalami penurunan. Krisis BBM yang saat ini masih dirasakan oleh
masyarakat menjadikan kinerja sub sektor angkutan darat terus mengalami penurunan.
Berbagai upaya Pemerintah Daerah dan Pertamina untuk melarang penjualan BBM
bersubsidi diluar SPBU resmi rupanya belum mendapatkan respon positif dari masyarakat.
Disisi permintaan, perlambatan terjadi pada hampir seluruh komponen konsumsi,
investasi dan ekspor-impor. Konsumsi pemerintah turun cukup signifkan, sementara
konsumsi rumah tangga meskipun mengalami peningkatan namun magnitude-nya kurang
mampu meredam perlambatan yang terjadi. Kinerja investasi menurun cukup signifikan
selama triwulan laporan terkait rendahnya realisasi belanja modal pemerintah. Akan tetapi
upaya swasta untuk meningkatkan kegiatan investasinya memberikan arah positif bagi
pertumbuhan komponen investasi, indikator tersebut nampak pada pertumbuhan kredit
investasi perbankan. Sementara itu kinerja ekspor-impor belum menunjukkan perbaikan.
Ekspor semakin menunjukkan penurunan, kontraksi pada triwulan III-2011 telah mencapai
18, 21% (y.o.y) dan menjadi kinerja ekspor terendah sejak 3 tahun terakhir. Pengaruh
penurunan produksi pertanian, serta gejolak harga internasional menjadikan kinerja ekspor
tidak kunjung membaik.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
Grafik 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo
1.1 SISI PERMINTAAN
Melemahnya kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor mendorong perlambatan
pertumbuhan ekonomi Gorontalo triwulan III-2011. Hampir seluruh komponen permintaan
menunjukkan penurunan. Tekanan terbesar berasal dari rendahnya realisasi APBD
Pemerintah Daerah. Kondisi demikian semakin diperburuk karena ekspor luar negeri juga
tidak kunjung menunjukkan perbaikan.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan
*) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo
I II III IV I *) II III
Konsumsi 784,798 841,110 907,059 982,791 949,178 982,500 1,034,419
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 519,781 546,905 579,341 615,389 629,851 648,494 688,844
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 7,397 7,752 7,934 7,835 8,043 8,357 8,797
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 257,619 286,453 319,784 359,568 311,284 325,649 336,778
Pembentukan Modal Tetap Bruto 228,749 244,263 262,782 286,939 259,373 264,461 266,381
Perubahan Stok (72,223) (119,132) (159,816) (228,366) (117,857) (133,739) (131,766.66)
Ekspor Barang dan Jasa 104,819 110,995 118,846 95,707 93,093 96,168 97,206
Impor Barang dan Jasa 344,759 352,582 368,958 405,606 423,380 429,265 463,459
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 701,383 724,653 759,912 731,465 760,407 780,125 802,780.04
I II III IV I II III
Konsumsi 11.47 13.57 14.44 18.78 20.95 16.81 14.04
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.93 13.96 15.26 22.28 21.18 18.58 18.90
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 12.07 13.97 8.41 7.55 8.73 7.81 10.86
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12.54 12.82 13.14 13.48 20.83 13.68 5.31
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.30 5.36 6.26 7.43 13.39 8.27 1.37
Perubahan Stok 5.50 46.43 63.33 15.33 63.18 12.26 (17.55)
Ekspor Barang dan Jasa 4.13 5.67 18.73 (7.64) (11.19) (13.36) (18.21)
Impor Barang dan Jasa 9.47 9.85 14.13 22.70 22.80 21.75 25.61
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.25 8.42 7.65 5.64
2010
2010
KOMPONEN
KOMPONEN
2011
2011
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 3
1.1.1 KONSUMSI
Pada triwulan III-2011 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 14,04% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 16,81% (y.o.y). Melambatnya
pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh menurunnya pertumbuhan
konsumsi pemerintah sementara konsumsi swasta mampu memberikan efek redaman
terhadap perlambatan. Relatif rendahnya realisasi APBD pada triwulan III-2011 sebesar
65,69% menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan konsumsi.
Pada triwulan laporan, tercatat konsumsi pemerintah tumbuh 5,31% (y.o.y),
melambat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,68% (y.o.y).
Perlambatan tersebut terutama bersumber dari pertumbuhan belanja modal dan belanja
barang/jasa yang menurun sementara untuk belanja rutin lainnya mengalami peningkatan.
Sementara itu kegiatan konsumsi rumah tangga menjelang lebaran diperkirakan
tumbuh lebih baik. Kondisi tersebut didukung oleh kebijakan realisasi gaji ke-13 bulan Juli,
pembayaran gaji September di bulan Agustus serta beberapa tunjangan yang dibayarkan
lebih awal oleh Pemerintah Daerah menjelang lebaran. Kinerja konsumsi rumah tangga
tumbuh 18,90% (y.o.y) sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
18,58% (y.o.y)
Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Perkembangan Belanja Barang dan Jasa
Grafik 1.4 Grafik 1.5 Perkembangan Belanja Pegawai Survei Konsumen Bank Indonesia
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
Redaman perlambatan konsumsi bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi
rumah tangga. Salah satu faktor utama pendorong kinerja konsumsi swasta diperkirakan
dampak dari pembayaran gaji ke-13 bulan Juli 2011. Hasil liason dengan beberapa
perusahaan pembiayaan kendaraan, diyakini bahwa tingkat konsumsi pembelian kendaraan
masyarakat meningkat selama triwulan laporan. Hal tersebut dikonfirmasi oleh data Badan
Keuangan Provinsi Gorontalo yang mencatat tingkat penghimpunan pajak kendaraan
bermontor meningkat. Pada triwulan III-2011 pajak penghimpunan kendaraan bermotor
tumbuh 48,93% (y.o.y) meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
mencapai 20,97% (y.o.y).
Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat
Grafik 1.8 Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor
Namun, peningkatan konsumsi masyarakat kelompok petani diperkirakan stagnan
selama triwulan laporan. Daya beli petani selama triwulan III-2011 relatif menurun terkait
merosotnya produksi pertanian di Gorontalo karena pengaruh cuaca. Hal ini dikonfirmasi
oleh pertumbuhan NTP yang hanya sebesar 1% (y.o.y) pada akhir triwulan III-2011.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 5
Grafik 1.10 Grafik 1.11 Perkembangan NTP Petani Konsumsi BBM Rumah Tangga
1.1.2 INVESTASI
Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan III-2011 melambat. Investasi tumbuh 1,37
% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 8,27% (y.o.y).
Melambatnya kinerja investasi terkait pertumbuhan belanja modal pemerintah daerah yang
relatif menurun selama triwulan laporan. Namun perlambatan tersebut sedikit diredam oleh
kinerja investasi sektor swasta.
Disisi pemerintah, realisasi pembiayaan investasi fisik yang bersumber dari APBD
menurun. Penyerapan belanja modal sampai dengan triwulan III-2011 tercatat sebesar Rp
89,37 Milyar, atau tumbuh 16,10% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan II-2011 yang
tumbuh 89,55 (y.o.y). Sementara pembiayaan investasi dari swasta yang tercermin dari
kredit investasi perbankan menunjukkan peningkatan setelah pada beberapa bulan
sebelumnya menunjukkan penurunan. Kredit investasi pada September 2011 tercatat
tumbuh 269,90% (y.o.y) meningkat dibandingkan kondisi Juni 2011 yang tumbuh sebesar
124,85% (y.o.y). Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa kinerja investasi swasta secara
keseluruhan tahun 2011 masih lebih baik dibandingkan tahun 2010.
Dibandingkan triwulan sebelumnya, perlambatan kinerja investasi terutama didorong
oleh melemahnya investasi bangunan. Kredit konstruksi terkontraksi 0,99% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,08% (y.o.y).
Tabel 1.2
Proyek Infrastuktur Pemerintah Daerah
Nama Proyek Realisasi
Fisik Anggaran
Pembangunan Jalan Petikemas Dermaga Pelabuhan III Kota Gorontalo
47% 30%
Pembangunan Dermaga Penyeberangan Marisa Tahap V 65% 20%
Pembangunan Dermaga III Pelabuhan Gorontalo Tahap IV 2,9% 20%
Pembangunan Dermaga Pelabuhan Anggrek 60% 50%
Pembangunan ILS Bandara Jalaluddin Tahap II 20% 20%
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
Grafik 1.12 Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov.
Grafik 1.14 Grafik 1.15 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi.
1.1.3 EKSPOR – IMPOR
Tren melemahnya ekspor masih terus berlanjut hingga triwulan III-2011, setelah
pada triwulan II-2011 ekspor terkontraksi 13,36% (y.o.y), hingga saat ini laju kontraksi
ekspor terus meningkat menjadi 18,21% (y.o.y). Sementara kinerja impor relatif lebih baik
dibandingkan triwulan sebelumnya terkait permintaan konsumsi selama lebaran.
Merosotnya nilai ekspor terjadi untuk ekspor luar negeri maupun ekspor domestik.
Nilai ekspor luar negeri hanya mencapai US$ 37.307 atau terkontraksi 99,4% (y.o.y) lebih
rendah dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya sebesar US$ 34.982 yang terkontraksi
98,99% (y.o.y). Demikian juga untuk kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh
volume muat pelabuhan turut menunjukkan penurunan. Volume muat barang mencapai
46.512 ton atau terkontraksi 31,73% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya yang terkontraksi 21,83% (y.o.y). Tekanan ekspor luar negeri terjadi hampir
seluruh komoditas kecuali komoditas kayu.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011 7
Grafik 1.16 Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional
Merosotnya kinerja ekspor terutama didorong oleh menurunnya ekspor komoditas
utama seperti kopra, jagung dan gula. Hampir selama tiga triwulan Gorontalo tidak
melakukan ekspor kopra keluar negeri. Merosotnya harga kopra mendorong beberapa
pedagang kopra menghentikan pengiriman kopranya. Pengiriman kopra Gorontalo dilakukan
melalui Bitung, sebagian kopra di Bitung diekspor ke luar negeri dan sebagian digunakan
oleh industri lokal. Menurunnya harga CPO menjadikan permintaan minyak kopra semakin
merosot. Pada akhir Juni 2011 kopra di Bitung diperdagangkan dengan harga Rp 7.000/kg
sementara pada September 2011 merosot hingga Rp 4.600/kg. Sementara komoditas
substitusi bahan baku minyak goreng yaitu CPO terus mengalami penurunan. Di bulan Juni
2011 CPO diperdagagngkan pada kisaran 9.000, kemudian menurun hingga Rp 8.000/kg
pada September 2011. Kondisi ini menjadikan permintaan kopra Gorontalo semakin merosot
karena kalah bersaing dengan produk CPO sebagai bahan baku minyak goreng.
Penurunan juga terjadi pada komoditas jagung, pada triwulan III-2011 ekspor luar
negeri jagung tidak dilakukan. Hampir seluruh eksportir kesulitan memenuhi stok ekspor
jagung. Selain karena permasalahan produksi jagung, harga internasional untuk produk
jagung juga terus menurun. Pada akhir triwulan II-2011 jagung diperdagangkan dengan
harga US$ 6.5/bushel terus merosot menjadi US$ 5.5/bushel pada akhir triwulan III-2011.
Demikian pula untuk pasar domestik, jagung yang pada akhir triwulan II-2011
diperdagangkan pada harga Rp 2500/kg terus menurun hingga menjadi Rp 2000/kg pada
akhir triwulan III-2011. Tekanan harga internasional dan penurunan produksi pertanian
menjadikan pengusaha eksportir mengalihkan pangsa ekspor dari luar negeri ke dalam
negeri. Ekspor pengapalan Jagung ke luar negeri dilakukan terakhir pada bulan Januari
2011.
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL
8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
Grafik 1.18 Grafik 1.19 Perkembangan Harga CPO Perkembangan Harga Jagung
.
Grafik 1.20 Grafik 1.21 Ekspor Antar Provinsi Impor Semen
Di sisi lain perkembangan impor Gorontalo triwulan III-2011 menunjukkan arah yang
meningkat. Indikator dimaksud ditunjukkan oleh volume bongkar di beberapa pelabuhan di
Gorontalo. Peningkatan kegiatan impor antar pulau pada triwulan III-2011 lebih didorong
oleh meningkatnya permintaan barang konsumsi menjelang lebaran.
Grafik 1.22
Perkembangan Bongkar Barang