PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL - bi.go.id · Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74%...

16
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 1 BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka tersebut masih sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia Provinsi Gorontalo sebelumnya dikisaran 7,7-8,2% (y.o.y). Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh tingginya konsumsi baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi rumah tangga termasuk pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba. Kinerja konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan kenaikan belanja barang dan jasa sedangkan konsumsi rumah tangga antara lain didorong oleh imbas dari liburan sekolah dan penyelenggaraan beberapa event pemerintah pada triwulan laporan. Di sisi penawaran, pertumbuhan sektoral didorong oleh kinerja sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini sangat terkait dengan pelaksanaan beberapa event di Gorontalo, terutama Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren tingkat Nasional) VI pada bulan Juni 2013. Volume penerbangan serta tingkat hunian hotel meningkat tajam seiring dengan kedatangan para kontingen dari berbagai daerah. Sektor pengolahan industri juga termasuk salah satu sektor dengan pertumbuhan tertinggi disebabkan kenaikan produksi industri manufaktur mikro dan kecil serta industri manufaktur besar dan sedang. Sementara itu, sektor pertanian mengalami sedikit penurunan disebabkan musibah banjir yang menghambat panen serta faktor musim panen yang telah mencapai puncaknya pada triwulan I-2013 lalu. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Transcript of PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL - bi.go.id · Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74%...

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 1

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Perekonomian Gorontalo pada triwulan II-2013 tumbuh 7,74% (y.o.y) relatif lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,63% (y.o.y). Angka

tersebut masih sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia Provinsi Gorontalo sebelumnya

dikisaran 7,7-8,2% (y.o.y).

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi masih didorong oleh tingginya konsumsi

baik konsumsi pemerintah maupun konsumsi rumah tangga termasuk pengeluaran

konsumsi lembaga swasta nirlaba. Kinerja konsumsi pemerintah meningkat seiring dengan

kenaikan belanja barang dan jasa sedangkan konsumsi rumah tangga antara lain didorong

oleh imbas dari liburan sekolah dan penyelenggaraan beberapa event pemerintah pada

triwulan laporan.

Di sisi penawaran, pertumbuhan sektoral didorong oleh kinerja sektor perdagangan,

hotel, dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Hal ini sangat terkait dengan

pelaksanaan beberapa event di Gorontalo, terutama Pospenas (Pekan Olahraga dan Seni

antar Pondok Pesantren tingkat Nasional) VI pada bulan Juni 2013. Volume penerbangan

serta tingkat hunian hotel meningkat tajam seiring dengan kedatangan para kontingen dari

berbagai daerah. Sektor pengolahan industri juga termasuk salah satu sektor dengan

pertumbuhan tertinggi disebabkan kenaikan produksi industri manufaktur mikro dan kecil

serta industri manufaktur besar dan sedang. Sementara itu, sektor pertanian mengalami

sedikit penurunan disebabkan musibah banjir yang menghambat panen serta faktor musim

panen yang telah mencapai puncaknya pada triwulan I-2013 lalu.

Grafik 1.1

Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

1.1 SISI PERMINTAAN

Kinerja konsumsi, investasi dan ekspor-impor menunjukkan perkembangan yang

lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pertumbuhan yang cukup tinggi berasal dari

konsumsi lembaga swasta nirlaba antara lain terkait dengan meningkatnya belanja sosial

untuk bantuan terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa wilayah

Provinsi Gorontalo. Sementara itu, kinerja investasi lebih digerakkan sektor swasta

sementara investasi yang bersumber dari pembiayaan pemerintah relatif belum optimal.

Perkembangan ekspor masih relatif lambat tetapi lebih baik dari triwulan sebelumnya

sedangkan impor mencatat pertumbuhan tertinggi terutama impor kebutuhan pokok untuk

menghadapi hari raya keagamaan seperti puasa dan lebaran.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

1.1.1 KONSUMSI

Pada triwulan II-2013 kinerja konsumsi secara keseluruhan tumbuh 7,13% (y.o.y)

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,81% (y.o.y). Meningkatnya

pertumbuhan konsumsi pada triwulan laporan didorong oleh beberapa aspek yaitu: kegiatan

liburan sekolah, penyelenggaraan event pemerintah, bantuan terhadap bencana, serta

kenaikan belanja pemerintah. Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 6,24% (y.o.y) pada

triwulan laporan, meningkat dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,91%

(y.o.y). Demikian halnya dengan konsumsi pemerintah yang tumbuh 8,37% (y.o.y) lebih baik

dibandingkan triwulan I-2013 sebesar 0,34% (y.o.y). Sementara itu,konsumsi lembaga

I II III IV I II

Konsumsi 931,154 956,972 970,220 997,601 3,855,945.95 966,624 1,025,180

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 568,365 576,142 591,459 595,727 2,331,693.24 601,948 612,100

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8,858 8,621 9,012 9,130 35,619.54 9,554 9,722

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 353,931 372,208 369,749 392,744 1,488,633.17 355,122 403,357

Pembentukan Modal Tetap Bruto 274,486 294,183 300,172 304,361 1,173,202.63 276,941 299,793

Perubahan Stok (113,913) (150,269) (133,837) (169,045) (567,063.03) (27,114) (92,334)

Ekspor Barang dan Jasa 103,586 107,238 105,929 109,667 426,421.45 66,995 76,639

Impor Barang dan Jasa 368,581 369,962 380,808 385,537 1,504,887.18 393,626 406,253

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 826,734 838,162 861,676 857,047 3,383,619.83 889,819 903,026

I II III IV I II

Konsumsi 8.93 8.95 7.47 6.55 7.94 3.81 7.13

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6.13 5.84 6.12 5.35 5.86 5.91 6.24

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 10.13 3.15 3.48 6.77 5.82 7.87 12.78

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13.70 14.30 9.79 8.41 11.43 0.34 8.37

Pembentukan Modal Tetap Bruto 5.83 10.14 8.35 3.37 6.85 0.89 1.91

Perubahan Stok 19.79 32.61 27.83 1.23 18.11 (76.20) (38.55)

Ekspor Barang dan Jasa 11.27 14.98 8.97 8.72 10.92 (35.32) (28.53)

Impor Barang dan Jasa 5.47 5.27 4.51 4.80 5.01 6.80 9.81

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.39 8.29 6.64 7.57 7.71 7.63 7.74

2013

2013

20122012

2012 (% y.o.y)2012KOMPONEN

KOMPONEN

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 3

swasta nirlaba tercatat mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu tumbuh 12,78% (y.o.y) lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,87% (y.o.y).

Meningkatnya kinerja konsumsi pemerintah tercermin dari realisasi belanja APBD

belanja barang / jasa yang tumbuh lebih baik dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu

realisasi belanja pegawai tercatat lebih rendah dari triwulan sebelumnya.

Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan Belanja Barang/Jasa Perkembangan Belanja Pegawai

Grafik 1.4 Grafik 1.5 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Gorontalo

Optimisme masyarakat dalam melakukan kegiatan konsumsi masih cukup tinggi.

Survei Konsumen Bank Indonesia mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen berada

pada level 148,8 meningkat dibandingkan kondisi pada triwulan sebelumnya yang sebesar

142,37. Kondisi tersebut diikuti oleh tingkat ekspektasi konsumsi yang terus menunjukkan

peningkatan. Selain itu, Indeks Tendensi Konsumen BPS turut menunjukkan peningkatan

pada triwulan laporan. Kenaikan tendensi konsumsi terkait rendahnya pengaruh inflasi

terhadap konsumsi makanan serta peningkatan pendapatan rumah tangga.

Meningkatnya konsumsi masyarakat Gorontalo selama triwulan laporan ditunjukkan

oleh perkembangan beberapa prompt indicators. Di sisi pembiayaan, pertumbuhan kredit

konsumsi terus menunjukkan peningkatan dalam rangka pemenuhan kegiatan konsumsi

masyarakat selama triwulan laporan. Sementara itu, penghimpunan tabungan dan deposito

masih tumbuh relatif stabil dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Grafik 1.4

Survei Konsumen

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan Kredit Konsumsi Perkembangan Simpanan Masyarakat

Grafik 1.8 Grafik 1.9 Konsumsi Listrik Rumah Tangga Penghimpunan Pajak Kendaraan Bermotor

Grafik 1.10 Perkembangan NTP Petani

1.1.2 INVESTASI

Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan II-2013 meningkat. Investasi tumbuh 1,91%

(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 0,89% (y.o.y).

Peningkatan investasi pada triwulan laporan didorong oleh sektor swasta serta investasi

pemerintah seiring dengan perkembangan belanja modal untuk pembangunan infrastruktur

jalan dan lainnya.

Meningkatnya investasi swasta ditunjukkan oleh perkembangan kredit investasi

perbankan. Walaupun masih terkontraksi 9,57% (y.o.y), tetapi realisasi tersebut masih relatif

lebih baik daripada triwulan sebelumnya yang terkontraksi hingga 23,42% (y.o.y). Indikator

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 5

peningkatan tersebut ditunjukkan pula oleh realisasi penjualan semen yang tumbuh hingga

6,36%.

Grafik 1.11 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi Perkembangan Penjualan Semen

Grafik 1.13 Grafik 1.14 Realisasi Belanja Modal APBD Perkembangan Kredit Konstruksi

1.1.3 EKSPOR – IMPOR

Kinerja ekspor Gorontalo mulai menunjukkan pertumbuhan pada triwulan II-2013

dengan negara tujuan ekspor utama yaitu China dan Korea Selatan. Komoditas ekspor

Gorontalo didorong oleh kopra serta kayu atau barang dari kayu. Kenaikan harga kopra

internasional yang cukup baik selama triwulan laporan mendorong peningkatan ekspor luar

negeri. Sementara itu impor luar negeri mengalami penurunan daripada triwulan

sebelumnya. Kebutuhan akan bahan bakar mineral untuk rumah tangga dan industri

mendorong impor komoditas tersebut ke Gorontalo.

Peningkatan ekspor tidak hanya terdapat untuk pengiriman luar negeri tetapi juga

ekspor domestik. Nilai ekspor luar negeri mencapai US$ 1,9 juta atau tumbuh signifikan

dikarenakan pada triwulan sebelumnya Gorontalo tidak melakukan ekspor. Sementara

kinerja ekspor antar provinsi yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan menunjukkan

peningkatan. Walaupun masih tumbuh melambat akan tetapi volume muat barang

menunjukkan perkembangan yaitu terkontrasi 8,47% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi hingga 61,42% (y.o.y).

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

Grafik 1.15 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Muat Barang

Grafik 1.17 Grafik 1.18 Perkembangan Impor Luar Negeri Perkembangan Muat Barang

Grafik 1.19 Grafik 1.20 Perkembangan Harga Kopra Perkembangan Harga Jagung

Perkembangan ekspor kopra didorong oleh semakin membaiknya harga kopra.

Sementara itu komoditas jagung belum menunjukkan perkembangan ekspor baik luar negeri

maupun domestik. Hal ini disebabkan karena semakin menurunnya harga jagung

internasional hingga US$ 6,67/bushel. Menurunnya luas panen jagung setelah mengalami

masa panen pada triwulan I-2013 juga ikut mempengaruhi rendahnya produksi jagung pada

triwulan II-2013.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 7

1.2 SISI PENAWARAN

Dinamika perkembangan sektoral pada triwulan II-2013 menunjukkan pertumbuhan

yang relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan terjadi pada sektor

pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, perdangangan-hotel-restoran, serta

sektor jasa-jasa. Sementara itu sektor utama seperti pertanian mengalami penurunan di

triwulan II-2013.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

1.2.1 SEKTOR PERTANIAN

Kinerja sektor pertanian mengalami sedikit penurunan dimana pada triwulan laporan

tercatat sebesar 7,16% (y.o.y) lebih rendah daripada triwulan I-2013 yang tercatat sebesar

7,26% (y.o.y).

Pada triwulan laporan, wilayah provinsi Gorontalo memasuki musim tanam setelah

mengalami musim panen pada triwulan sebelumnya. Curah hujan yang cukup tinggi hingga

menyebabkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah Gorontalo juga ikut

mempengaruhi turunnya produksi pertanian dan perikanan. Pada akhir bulan Juni 2013,

Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo turun menjadi 101,98 lebih rendah dibandingkan bulan

Juni 2012 yang tercatat mencapai 102,57. Sementara kinerja sub sektor tanaman

perkebunan mengalami pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan kenaikan harga jual tanaman

perkebunan, terutama kopra dan kakao, baik di pasar domestik maupun di pasar

internasional.

I II III IV I II

1. PERTANIAN 237,866.28 230,559.95 241,395.50 225,856.50 255,136.77 247,067.94

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 9,212.82 9,340.39 9,560.64 9,615.89 9,542.22 9,783.12

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 65,464.67 66,523.58 67,869.37 68,119.96 70,455.64 73,388.81

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4,676.63 4,821.66 4,934.57 5,044.81 5,074.77 5,227.64

5. BANGUNAN 74,388.82 76,954.74 79,311.52 80,856.52 79,975.95 82,179.97

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 122,522.55 126,486.03 130,913.07 133,492.22 135,960.95 140,829.55

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 86,867.51 90,391.57 94,508.33 96,136.07 95,785.47 99,349.37

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 72,508.35 75,445.05 77,080.46 78,898.51 79,310.04 81,948.41

9. JASA-JASA 153,226.44 157,639.45 156,102.96 159,026.44 158,577.49 163,251.41

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 826,734.07 838,162.42 861,676.41 857,046.92 889,819.31 903,026.23

I II III IV I II

1. PERTANIAN 5.76 5.67 5.72 5.70 7.26 7.16

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 11.57 7.55 2.71 5.23 3.58 4.74

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 13.31 12.20 8.15 5.13 7.62 10.32

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6.66 8.86 8.27 8.69 8.51 8.42

5. BANGUNAN 11.56 9.75 6.33 10.13 7.51 6.79

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12.56 11.71 10.11 10.29 10.97 11.34

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7.02 8.15 9.44 10.01 10.27 9.91

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 7.40 10.43 9.46 9.86 9.38 8.62

9. JASA-JASA 7.00 6.41 2.17 5.44 3.49 3.56

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.39 8.29 6.64 7.57 7.63 7.74

2013

20132012

2012 (% y.o.y)SEKTOR

SEKTOR

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

Grafik 1.21 Grafik 1.22 Survei Kegiatan Dunia Usaha Pertanian Realisasi Panen Pertanian Tabama

Grafik 1.23 Grafik 1.24 Perkembangan Nilai Tukar Petani Perkembangan Luas Tanam Padi & Jagung

Grafik 1.25 Perkembangan Luas Panen Padi & Jagung

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan II-2013 menunjukkan kondisi

yang relatif stabil walaupun mengalami sedikit penurunan. Pada triwulan II-2013 sektor ini

tercatat tumbuh sebesar 9,91% (y.o.y) sementara pada triwulan I-2013 sebesar 10,27%

(y.o.y). Pertumbuhan cukup tinggi terjadi pada sub sektor angkutan udara, sementara sub

sektor angkutan darat dan air relatif stabil.

Sub sektor angkutan udara mengalami peningkatan yang cukup signifikan di akhir

triwulan II-2013 disebabkan penyelenggaraan event pemerintah yaitu Pospenas (Pekan

Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren tingkat Nasional) VI yang digelar mulai dari

tanggal 24 sampai dengan 30 Juni 2013. Bahkan untuk mengantisipasi lonjakan

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 9

penumpang, salah satu maskapai penerbangan telah menambah penerbangan khusus

untuk para kontingen Pospenas demi kelancaran pengangkutan udara dari dan ke provinsi

Gorontalo. Jumlah penumpang pesawat tumbuh 16,36% (y.o.y) pada triwulan laporan lebih

tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,89%. Hal itu juga disertai

dengan lonjakan bagasi muat pesawat di Bandara Jalaluddin, Gorontalo.

Grafik 1.26 Grafik 1.27 Perkembangan Bagasi Pesawat Perkembangan Penumpang Pesawat

Grafik 1.28 Grafik 1.29 Perkembangan Pajak Kendaraan Perkembangan Konsumsi BBM

Sementara itu, sub sektor angkutan darat mengalami sedikit peningkatan pada

triwulan II-2013 yang antara lain dikonfirmasi oleh meningkatnya sewa kendaraan bermotor

untuk mengangkut kontingen peserta Pospenas.

Sub sektor pengangkutan laut masih tumbuh relatif stabil pada triwulan laporan. Di

sisi lain, perkembangan penggunaan kargo laut baik untuk pengiriman dari/menuju

Gorontalo menunjukkan peningkatan. Aktivitas kargo laut cukup meningkat terutama

disebabkan oleh impor barang konsumsi untuk memenuhi pasokan kepada masyarakat. Hal

tersebut diperkirakan masih akan meningkat disebabkan upaya pemerintah dalam menjaga

ketersediaan stok BBM pasca mengalami kenaikan harga.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

Grafik 1.30 Grafik 1.31 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut

1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

Perkembangan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) di Gorontalo

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sektor PHR pada

triwulan II-2013 tumbuh 11,34% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan I-

2013 sebesar 10,97% (y.o.y).

Meningkatnya kinerja sektor ini tidak hanya didorong oleh kinerja sub sektor

perdagangan tetapi juga perkembangan kinerja sub sektor hotel dan restoran. Sub sektor

perdagangan mengalami peningkatan dengan salah satu faktor pendorong adalah

perkembangan harga komoditas internasional untuk kopra dan kakao yang meningkat.

Peningkatan kinerja sub sektor perdagangan juga dikonfirmasi oleh peningkatan survei

kegiatan usaha perdagangan, peningkatan volume bongkar muat, serta relatif stabilnya

realisasi kredit perdagangan. Kegiatan perdagangan masih optimis dibandingkan triwulan

sebelumnya dimana peningkatan penyerapan belanja barang dan jasa pemerintah serta

masa liburan sekolah sangat mempengaruhi kegiatan tersebut.

Grafik 1.32 Grafik 1.33 SKDU Perdagangan Volume Bongkar Muat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 11

Grafik 1.34 Grafik 1.35 Perkembangan Kredit Perdagangan Tingkat Penghunian Hotel

Sementara itu kinerja sub sektor perhotelan masih stagnan pada triwulan laporan.

Tingkat penghunian hotel (TPK) pada bulan Juni 2013 tercatat sebesar 44,51% relatif stabil

dibandingkan bulan Maret 2013 yang mencapai 44,89%. Peningkatan TPK melonjak di

bulan Juni 2013 seiring dengan kedatangan kontingen Pospenas VI di Gorontalo dan

kegiatan pemerintahan lainnya.

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN

Perkembangan kinerja sektor bangunan masih menunjukkan perlambatan. Pada

triwulan II-2013 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 6,79% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,51 % (y.o.y)

Grafik 1.36 Grafik 1.37 Perkembangan Kredit Konstruksi Perkembangan Belanja Modal APBD

Melambatnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indicators angka

kredit konstruksi dan penyerapan belanja modal. Sampai dengan Juni 2013, kredit

konstruksi masih terkontraksi 19,8% (y.o.y) sedikit meningkat dibandingkan bulan Maret

2013 yang terkontraksi hingga 21,38% (y.o.y). Sejalan dengan hal tersebut, pembiayaan

konstruksi yang berasal dari belanja APBD pemerintah daerah tercatat sebesar 51,94%

(y.o.y) menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 394,88% (y.o.y).

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Kinerja sektor keuangan melambat 8,62% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 9,38% (y.o.y). Hal ini dipengaruhi oleh

meningkatnya beban bunga lembaga keuangan perbankan.

Net Interest Margin (NIM) perbankan Gorontalo menunjukkan arah yang menurun.

Sampai dengan bulan Juni 2013, NIM perbankan mencapai Rp 347 Miliar atau tumbuh

26,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan NIM periode Maret 2013 yang tumbuh hingga

103,29% (y.o.y). Kondisi ini didorong oleh meningkatnya beban bunga perbankan seiring

dengan naiknya BI Rate menjadi 6% pada posisi Juni 2013.

Grafik 1.38 Grafik 1.39

Perkembangan NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Perkembangan sektor industri di Gorontalo menunjukkan pertumbuhan cukup

signifikan. Sektor industri pada triwulan II-2013 tumbuh 10,32% (y.o.y) sementara pada

triwulan sebelumnya tumbuh 7,62% (y.o.y).

Berdasarkan survei industri pengolahan besar-sedang, meningkatnya kinerja industri

tampak pada hampir seluruh sektor industri. Pertumbuhan ditunjukkan oleh industri

makanan dan minuman, pakaian jadi, tekstil, serta kayu dan barang dari kayu. Pada triwulan

laporan, meningkatnya industri kayu dan barang dari kayu disertai dengan impor barang

tersebut ke luar negeri. Survei kegiatan dunia usaha industri pengolahan juga menunjukkan

optimisme dibandingkan triwulan I-2013.

Grafik 1.40 Grafik 1.41 Survei Industri Pengolahan Besar & Sedang SKDU Industri Pengolahan

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 13

1.2.7 SEKTOR LAINNYA

Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2013 tumbuh 8,42% (y.o.y)

relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya 8,51% (y.o.y). Daya tersambung sampai

dengan Juni 2013 mencapai 164.386 KVA atau meningkat dibandingkan posisi Maret 2013

yang mencapai 157.253 KVA. Pembangunan fisik PLTU Anggrek yang merupakan bagian

dari Fast Track Program (FTP) 10.000MW Tahap I terus dilakukan dan ditargetkan dapat

dioperasikan pada 2014. Sementara itu, dengan telah siap beroperasinya PLTU Molotabu,

pasokan listrik di Gorontalo diharapkan dapat terpenuhi dengan baik. Sebagai salah satu

infrastruktur penting dalam pembangunan daerah, ketersediaan listrik dapat mendorong

percepatan investasi di Gorontalo.

.

Grafik 1.42 Grafik 1.43 Daya Listrik Tersambung PLN Realisasi Kredit Jasa-jasa

Kinerja sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2013 meningkat

dibandingkan triwulan I-2013. Sektor ini tumbuh 4,74% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mencapai 3,58% (y.o.y). Sementara itu, kinerja sektor jasa-jasa

pada triwulan II-2013 tumbuh 3,56% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan pada

triwulan I-2013 yang tercatat sebesar 3,49% (y.o.y).

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

BOKS 1 : MENUJU KEMANDIRIAN HORTIKULTURA

Sejak Oktober 2012 Bank Indonesia

melalui program PSBI KPwBI Gorontalo

bekerjasama dengan masyarakat Desa

Ulapato A mengembangkan sektor

hortikultura dan perikanan darat di lahan

seluas ±2 Hektar. Program ini bertujuan

untuk memberdayakan masyarakat dan

membantu dalam pengentasan kemiskinan

yang pada akhirnya dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah juga sebagai upaya pengendalian inflasi daerah, terutama

inflasi bahan makanan.

Hasil analisis awal yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa komoditas

yang sesuai untuk dikembangkan antara lain : kangkung darat, sawi hijau, timun permata,

melon, tomat, terong, jagung manis, ikan nila, dan lele. Hasil nyata pun kian terlihat dan

mulai dirasakan masyarakat Desa Ulapato A. Hasil jerih payah masyarakat dalam

menanam, merawat, dan membudidayakan berbagai komoditas hortikultura dan komoditas

perikanan darat telah membuahkan hasil.

Tabel 1.3 Perkembangan Sektor Hortikultura Desa Ulapato A

KOMPONEN SEBELUM SESUDAH

1. Pendapatan Petani Rp 300.000/bulan Rp 1,5-2 Juta/bulan

2. Sistem produksi Panen pada periode tertentu Panen harian dan tanam harian

3. Omzet Tidak menentu ± Rp 550.000/ hari

4. Komoditas Unggulan Belum Ada Kangkung, Sawi, Timun, Terong, Melon

5. Konsumen Pedagang Keliling (70%)Pasar Tradisional (30%)

Rumah Makan (70%)Pasar Tradisional (24%)Lainnya (6%)

6. Harga Jual Kangkung Rp 400/ikatSawi Rp 400/ikat

Kangkung Rp 1.000/ikatSawi Rp 1.500/ikat

7. Penggunaan Lahan ± 2 hektar ± 6 hektar

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013 15

Memasuki Triwulan II-2013, dari penggunaan lahan awal seluas ±2 hektar di bulan

oktober 2012 telah bertambah menjadi ±8 hektar pada akhir Maret 2013. Dari omzet

penjualan harian sebesar ±Rp 100ribu/hari saat pertama kalo dirintis telah bertumbuh

mencapai Rp 700ribu – 1juta/hari saat ini. Program ini juga berusaha mengenalkan

masyarakat petani miskin dengan industri perbankan, melalui semangat financial inclusion

setiap transaksi keuangan dengan konsumen dan mekanisme bagi hasil usaha akan

memanfaatkan rekening bank yang selama ini tidak dimiliki petani. Hal ini pun tentu

bermanfaat bagi pihak bank di Provinsi Gorontalo untuk kembali menggiatkan masyarakat

untuk menabung ke bank agar dapat menekan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang

mencapai 195,11% di akhir triwulan II-2013.

Diharapkan dengan adanya program seperti ini dapat mengembangkan pola pikir

masyarakat menuju kemandirian di bidang hortikultura.

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

16 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2013| BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan