Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV....

20
BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 19 BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2012 sebesar 5,95% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,90% (y.o.y) yang dipicu oleh volatile food inflation. Peningkatan inflasi volatile food terjadi akibat dari naiknya harga komoditas bahan makanan diantaranya ikan. Kenaikan harga ikan terjadi akibat dari berkurangnya produksi karena munculnya angin musim timur pada triwulan laporan. Kondisi cuaca angin musim timur dicirikan dengan angin kencang dan ombak tinggi sehingga menyulitkan nelayan untuk melaut. Di sisi lain, para pedagang menyatakan bahwa bulan Juni 2012 permintaan bahan makanan naik sehingga menyebabkan harga juga ikut melonjak. Hal ini terjadi karena pada bulan laporan dianggap bulan yang baik oleh masyarakat Gorontalo (mendekati bulan Puasa) untuk mengadakan hajatan pesta pernikahan, pesta, dsb sehingga permintaan bahan makanan meningkat tajam. 2.1 INFLASI GORONTALO Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2012 sebesar 5,95% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,90% (y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi terutama akibat dari melonjaknya harga-harga komoditas bahan makanan. Volatile food inflation tercatat sebesar 3,50% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,71% (y.o.y). Hal ini terjadi karena pada bulan laporan dianggap bulan yang baik oleh masyarakat Gorontalo (mendekati bulan Puasa) untuk mengadakan hajatan pesta pernikahan, pesta, dsb sehingga permintaan bahan makanan meningkat tajam. Core inflation pada triwulan laporan sebesar 8,44% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,71% (y.o.y). Menurunnya harga semen dibandingkan triwulan sebelumnya memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap pelemahan core inflation. Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo Sumber : Bank Indonesia Gorontalo (Data Diolah) APR MEI JUNI SEPT DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI Total Inflasi 6.17% 6.69% 7.11% 3.27% 4.08% 5.69% 6.51% 5.90% 7.86% 6.25% 5.95% Core Inflation 4.23% 4.27% 4.64% 6.44% 7.23% 9.24% 9.35% 9.71% 9.05% 8.91% 8.44% Volatile Food 8.69% 11.35% 12.07% -0.90% -0.74% 1.03% 3.02% 1.71% 8.81% 3.78% 3.50% Administered Price 6.75% 5.30% 5.47% 2.96% 4.93% 5.36% 5.78% 4.12% 4.00% 4.30% 4.31% Total Inflasi -0.50% 0.92% 0.60% -0.27% 0.66% 1.65% 0.70% -0.58% 1.33% -0.59% 0.32% Core Inflation 0.56% 0.12% 0.59% 0.95% 0.28% 2.45% 0.65% 0.53% -0.05% -0.01% 0.16% Volatile Food -2.49% 2.68% 0.94% -2.20% 1.52% 1.45% 1.12% -2.81% 4.31% -2.07% 0.67% Administered Price 0.21% 0.08% 0.14% -0.01% 0.25% 0.19% 0.20% 0.33% 0.09% 0.36% 0.15% Inflasi Bulanan (mtm) Disagregasi 2011 2012

Transcript of Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV....

Page 1: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 19

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2012 sebesar 5,95% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,90% (y.o.y) yang dipicu oleh volatile food

inflation. Peningkatan inflasi volatile food terjadi akibat dari naiknya harga komoditas bahan

makanan diantaranya ikan. Kenaikan harga ikan terjadi akibat dari berkurangnya produksi

karena munculnya angin musim timur pada triwulan laporan. Kondisi cuaca angin musim

timur dicirikan dengan angin kencang dan ombak tinggi sehingga menyulitkan nelayan untuk

melaut. Di sisi lain, para pedagang menyatakan bahwa bulan Juni 2012 permintaan bahan

makanan naik sehingga menyebabkan harga juga ikut melonjak. Hal ini terjadi karena pada

bulan laporan dianggap bulan yang baik oleh masyarakat Gorontalo (mendekati bulan

Puasa) untuk mengadakan hajatan pesta pernikahan, pesta, dsb sehingga permintaan

bahan makanan meningkat tajam.

2.1 INFLASI GORONTALO

Inflasi Gorontalo pada triwulan II-2012 sebesar 5,95% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,90% (y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi

terutama akibat dari melonjaknya harga-harga komoditas bahan makanan. Volatile food

inflation tercatat sebesar 3,50% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 1,71% (y.o.y). Hal ini terjadi karena pada bulan laporan dianggap bulan yang baik

oleh masyarakat Gorontalo (mendekati bulan Puasa) untuk mengadakan hajatan pesta

pernikahan, pesta, dsb sehingga permintaan bahan makanan meningkat tajam. Core

inflation pada triwulan laporan sebesar 8,44% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 9,71% (y.o.y). Menurunnya harga semen dibandingkan triwulan

sebelumnya memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap pelemahan core inflation.

Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo

Sumber : Bank Indonesia Gorontalo (Data Diolah)

APR MEI JUNI SEPT DES JAN FEB MAR APR MEI JUNI

Total Inflasi 6.17% 6.69% 7.11% 3.27% 4.08% 5.69% 6.51% 5.90% 7.86% 6.25% 5.95%

Core Inflation 4.23% 4.27% 4.64% 6.44% 7.23% 9.24% 9.35% 9.71% 9.05% 8.91% 8.44%

Volatile Food 8.69% 11.35% 12.07% -0.90% -0.74% 1.03% 3.02% 1.71% 8.81% 3.78% 3.50%

Administered Price 6.75% 5.30% 5.47% 2.96% 4.93% 5.36% 5.78% 4.12% 4.00% 4.30% 4.31%

Total Inflasi -0.50% 0.92% 0.60% -0.27% 0.66% 1.65% 0.70% -0.58% 1.33% -0.59% 0.32%

Core Inflation 0.56% 0.12% 0.59% 0.95% 0.28% 2.45% 0.65% 0.53% -0.05% -0.01% 0.16%

Volatile Food -2.49% 2.68% 0.94% -2.20% 1.52% 1.45% 1.12% -2.81% 4.31% -2.07% 0.67%

Administered Price 0.21% 0.08% 0.14% -0.01% 0.25% 0.19% 0.20% 0.33% 0.09% 0.36% 0.15%

Inflasi Bulanan (mtm)

Disagregasi2011 2012

Page 2: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

20 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Sementara itu, harga barang yang ditentukan oleh pemerintah (administered price) sebesar

4,31% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,12% (y.o.y). Secara

keseluruhan tahun, pergerakan administered price relatif terkendali karena pemerintah tidak

melakukan kebijakan untuk merubah harga BBM bersubsidi selama periode laporan.

Sumber : Bank Indonesia Gorontalo (Data Diolah)

Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo

2.1.1 FAKTOR FUNDAMENTAL

Core inflation atau inflasi inti pada triwulan II-2012 sebesar 8,44% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 9,05% (y.o.y) akibat melemahnya

tekanan faktor fundamental terutama output gap dan imported inflation. Output gap

diperkirakan kurang dominan dalam memberi tekanan kepada inflasi inti. Proyek-proyek

pembangunan gedung dan infrastruktur diperkirakan masih relatif lesu pada triwulan laporan

yang ditandai dengan menurunnya harga semen. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga

(SPH), komoditas semen pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp67.500/sak lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp70.000/sak. Sementara itu faktor imported

inflation diperkirakan juga mengalami penurunan. Harga komoditas yang diimpor seperti

harga emas di Gorontalo mengalami penurunan karena mengikuti tren penurunan harga

emas internasional.

Page 3: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 21

Sumber : SPH, Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 2.2 Harga Emas di Gorontalo

Hasil SPH menunjukkan bahwa harga emas (23 karat) di Gorontalo pada triwulan laporan

sebesar Rp425.000/gram lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

Rp450.000/gram. Di sisi lain, ekspektasi inflasi diperkirakan terus meningkat seiring dengan

mendekatinya bulan Ramadhan yang jatuh pada bulan Agustus 2012. Hal ini tercermin dari

nilai Indeks Keyakinan Konsumen (Survei Konsumen) yang menunjukkan tren peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sumber : SK, Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen di Gorontalo

2.1.2 FAKTOR NON – FUNDAMENTAL

Komponen volatile food pada Triwulan II-2012 menunjukkan inflasi sebesar 3,50%

(y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,71% (y.o.y). Peningkatan

inflasi volatile food akibat dari naiknya harga komoditas bahan makanan terutama ikan.

Page 4: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Kenaikan harga ikan akibat dari berkurangnya produksi karena adanya angin musim timur.

Kondisi cuaca angin musim timur dicirikan dengan angin kencang dan ombak tinggi

sehingga menyulitkan nelayan untuk melaut. Di sisi lain, para pedagang menyatakan bahwa

bulan Juni 2012 permintaan bahan makanan naik sehingga menyebabkan harga juga ikut

melonjak. Hal ini terjadi karena pada bulan laporan dianggap bulan yang baik oleh

masyarakat Gorontalo (mendekati bulan Puasa) untuk mengadakan hajatan pesta

pernikahan, pesta, dsb sehingga permintaan bahan makanan meningkat tajam.

Sementara itu, inflasi administered price pada triwulan II-2012 sebesar 4,31% (y.o.y)

relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,12% (y.o.y). Inflasi administered

price relatif terkendali karena pemerintah belum melakukan kebijakan untuk merubah harga

BBM bersubsidi pada periode laporan. Pergerakan pada administered price terutama terjadi

akibat kenaikan harga tiket pesawat karena pada periode laporan bertepatan dengan musim

liburan sekolah. Sementara itu, permasalahan penimbunan BBM masih menjadi sorotan

utama di Provinsi Gorontalo. Gubernur menegaskan kepada pemilik SPBU agar lebih tertib

dalam menjalankan kegiatan operasionalnya untuk menghindari penimbunan. Sesuai

kesepakatan dalam rapat TPID bahwa setiap SPBU wajib memasang CCTV dan bekerja

sama dengan pihak keamanan agar pengawasan dalam distribusi BBM lebih baik.

Sementara itu, Pemda Kabupaten Gorontalo telah menerapkan aturan penggunaan

pertamax (BBM non subsidi) untuk kendaraan dinas. Hal ini dilakukan sebagai upaya

kebijakan penghematan BBM yang dihimbau oleh Pemerintah Pusat.

2.2 INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA

2.2.1 INFLASI TAHUNAN (y.o.y)

Secara tahunan, inflasi Gorontalo triwulan II-2012 sebesar 5,95% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,90% (y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi IHK

dibandingkan tahun sebelumnya terutama disebabkan oleh inflasi kelompok bahan

makanan.

Tabel 2.2

Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

6 9 12 1 2 3 4 5 6

Inflasi Umum 7.11% 3.27% 4.08% 5.69% 6.51% 5.90% 7.86% 6.25% 5.95%

1 Bahan makanan 12.04% -0.70% -0.62% 1.18% 3.19% 1.90% 8.90% 3.84% 3.58%

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 7.44% 4.82% 7.69% 7.97% 8.09% 6.00% 6.74% 7.95% 7.04%

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 5.05% 6.58% 7.85% 11.62% 11.82% 12.67% 11.51% 10.87% 10.47%

4 Sandang 5.12% 12.33% 9.78% 9.54% 9.53% 9.44% 7.22% 6.78% 7.12%

5 Kesehatan 3.43% 3.50% 4.64% 4.08% 4.05% 3.81% 3.57% 2.86% 2.91%

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.60% 3.88% 3.96% 4.44% 3.80% 3.72% 3.72% 4.24% 4.26%

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 3.36% 1.38% 2.44% 2.86% 3.51% 3.18% 2.95% 2.97% 3.00%

2011No

Inflasi Tahunan 2012

Page 5: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 23

Inflasi bahan makanan pada periode laporan mengalami peningkatan yang cukup

signifikan sebesar 3,58% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

1,90% (y.o.y). Inflasi kelompok ini terutama akibat dari naiknya harga-harga komoditas

utama seperti telur, ikan segar, dan bawang merah. Hal ini terjadi karena pada bulan

laporan dianggap bulan yang baik oleh masyarakat Gorontalo (mendekati bulan Puasa)

untuk mengadakan hajatan pesta pernikahan, pesta, dsb sehingga permintaan bahan

makanan meningkat tajam.

Sementara itu, harga inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

juga menunjukkan level yang tinggi yaitu sebesar 10,47% (y.o.y), meskipun melemah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 12,6% (y.o.y). Walaupun harga semen pada

triwulan laporan menurun bila dibandingkan triwulan sebelumnya, namun kenaikan rata-rata

harga semen yang relatif persisten sepanjang tahun 2012. Harga semen pada tahun 2011

rata-rata berada pada kisaran Rp60.000/sak, namun pada tahun 2012 harga semen berada

pada tingkat yang lebih tinggi yaitu pada kisaran Rp70.000/sak. Makin meningkatnya

aktivitas ekonomi dan pembangunan di Gorontalo diperkirakan menjadi pemicu utama

meningkatnya harga semen.

Sumber : SPH, Bank Indonesia Gorontalo

Grafik 2.4 Harga Lokal Semen Tonasa

2.2.2 INFLASI TRIWULANAN (q.t.q)

Secara triwulanan, perkembangan harga-harga di Gorontalo pada triwulan II-2012

mengalami inflasi sebesar 1,06% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 1,77% (q.t.q). Penurunan inflasi secara triwulanan terutama disebabkan oleh

meredanya kenaikan harga semen.

Page 6: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

24 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Tabel 2.3 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Secara triwulanan, inflasi subkelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar

pada triwulan II-2012 menunjukkan penurunan yang sangat signifikan. Kelompok tersebut

pada triwulan laporan mengalami deflasi sebesar 0,74% (qtq) lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 6,28% (qtq). Melemahnya harga

semen merupakan pemicu utama penurunan inflasi subkelompok perumahan, air, listrik, gas

dan bahan bakar. Harga semen pada triwulan laporan sebesar Rp67.500/sak lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp70.000/sak.

Tabel 2.4

Survei Pemantauan Harga

Sumber : Bank Indonesia

6 9 12 1 2 3 4 5 6

Umum 1.01 1.84 1.16 2.26 3.04 1.77 1.46 0.16 1.06

1 Bahan makanan 1.12 -0.23 1.20 2.28 4.18 -0.20 2.54 -0.72 2.79

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0.74 1.69 2.44 0.68 0.44 1.01 1.46 1.95 1.72

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 1.23 3.60 1.08 5.36 6.12 6.28 1.28 0.01 -0.74

4 Sandang 2.28 7.93 -0.73 -0.58 -0.63 -0.13 -0.24 -0.14 0.11

5 Kesehatan 1.11 0.76 1.13 1.52 1.50 0.76 0.22 0.06 0.24

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga -0.38 3.52 0.19 0.58 0.38 0.39 0.03 0.12 0.14

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0.69 0.94 0.83 0.48 0.79 0.68 0.72 0.55 0.52

2011No

Inflasi Triwulanan2012

No Komoditas Satuan 5-Mar 19-Mar 3-Apr 16-Apr 1-May 15-May 4-Jun 18-Jun

1 Beras

Super Win kg 8500 8500 8500 8500 8500 8500 8500 8500

Ciheran kg 8000 8000 8000 8000 8000 8000 8000 8000

IR 64 kg 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500 7500

2 Minyak Goreng

Kemasan Bimoli liter 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000 15000

Curah kg 12000 13000 13000 13000 13000 13000 13000 12000

3 Daging&telur

Daging Sapi kg 75000 75000 75000 75000 75000 75000 75000 75000

Daging Ayam ekor/kg 40000 40000 42500 40000 40000 40000 42500 40000

Telur Ayam Ras butir 1200 1200 1200 1200 1200 1200 1300 1200

4 Cabe Merah

Cabe Rawit kg 18000 20000 40000 30000 22000 22000 28000 18000

Cabe Keriting kg 12000 10000 25000 25000 24000 20000 20000 18000

5 Bumbu-bumbuan

Bawang Merah kg 14000 14000 17000 24000 22000 18000 18000 20000

Bawang Putih kg 12000 12000 15000 15000 15000 14000 14000 22000

Tomat kg 6000 5000 6000 6000 6000 5000 5000 5000

6 Ikan

Ekor Kuning kg 17000 18000 22000 23000 23000 24000 27000 20000

Tude/Oci kg 20000 25000 20000 20000 17000 22000 21500 25000

Malalugis kg 23000 17500 17500 17500 15000 17000 17500 15000

Cakalang Kg 17000 15000 13000 14000 14000 16000 14000 15000

Mujair Kg 35000 35000 35000 35000 35000 35000 35000 35000

7 Gula

Gula Pasir kg 11000 11000 11500 11000 11000 11000 11000 11000

8 Semen

Semen Tonasa sak 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 67500

Page 7: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 25

Tahunan (yoy) Bulanan (mtm)

1 Jayapura 1.80% 0.96%

2 Manado 3.73% 0.50%

3 Makassar 3.91% 0.64%

4 Ternate 4.30% 0.64%

5 Kendari 4.65% 0.66%

6 Palu 4.99% 0.95%

7 Gorontalo 5.95% 0.32%

8 Ambon 6.25% 2.39%

Inflasi Semester I-2012ProvinsiNo

BOKS 2 : REVIEW INFLASI GORONTALO SEMESTER-I 2012

Inflasi Gorontalo hingga semester I-2012 relatif terkendali, masih sejalan dengan target

inflasi Gorontalo akhir tahun 2012 sebesar 5,3 +1% (y.o.y).

Secara tahunan, inflasi Gorontalo semester I-2012 sebesar 5,95% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan Desember 2011 sebesar 4,08% (y.o.y). Pergerakan inflasi Gorontalo terutama

dipengaruhi oleh pergerakan inflasi kelompok bahan makanan. Bila dibandingkan dengan

provinsi lain di wilayah Indonesia Timur, inflasi tahunan Gorontalo merupakan kedua

tertinggi setelah Ambon.

Grafik 2.5 Tabel 2.5 Inflasi Tahunan & Bahan Makanan Inflasi Per Provinsi

Secara bulanan, tekanan inflasi pada semester-I 2012 terutama terjadi pada bulan Januari

(1,65%, mtm) dan April (1,33%, mtm). Sementara itu, pada semester laporan juga terjadi

deflasi bulanan yaitu pada bulan Maret (-0,58%, mtm) dan Mei (-0,59%, mtm). Lonjakan

harga komoditas semen (core inflation) merupakan penyebab utama tingginya inflasi bulan

Januari, sementara kenaikan harga bawang merah (volatile food) memberi tekanan inflasi

bulan April.

Grafik 2.6 Grafik 2.7

Inflasi Bulanan (m.t.m) Disagregasi Inflasi

Page 8: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI

26 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Secara year to date, inflasi semester I-2012 sebesar 2,85% (ytd) masih sejalan dengan

target inflasi akhir tahun 2012 yaitu sebesar 5,3 + 1% (y.o.y). Walaupun bergejolak, inflasi

bahan makanan cenderung moderat, bahkan sempat mengalami deflasi tajam pada bulan

Maret dan Mei karena lancarnya pasokan bahan makanan. Hal ini menyebabkan inflasi year

to date bergerak naik secara moderat. Di sisi lain, tidak adanya kebijakan pemerintah untuk

menaikkan harga BBM bersubsidi pada semester laporan menyebabkan kecenderungan

harga-harga keseluruhan relatif stabil.

Grafik 2.8 Inflasi Tahunan (y.o.y)

Upside risk

Memasuki awal semester II-2012 diperkirakan akan terjadi lonjakan inflasi yang cukup

tinggi. Pada bulan Juli – Agustus diperkirakan harga-harga komoditas makanan akan

melonjak terkait dengan masuknya Bulan Ramdhan. Karakter masyarakat Gorontalo

yang cenderung merayakan Bulan Ramadhan dengan hidangan istimewa menyebabkan

permintaan komoditas bahan makanan akan sangat tinggi.

Memasuki Juli 2012 kondisi cuaca diperkirakan relatif buruk untuk produksi komoditas

ikan. Pada periode ini kondisi cuaca memasuki angin musim timur yang dicirikan dengan

angin kencang dan ombak tinggi sehingga menyulitkan nelayan untuk melaut.

Downside risk

Diharapkan shock kenaikan inflasi pada semester II-2012 mencapai puncaknya pada

bulan Agustus 2012 (saat lebaran). Bila hal ini terjadi diperkirakan masih terdapat

keleluasaan penurunan tingkat inflasi (terjadi deflasi bulanan) pada rentang waktu 4

bulan berikutnya.

Krisis keuangan di Eropa yang saat ini tengah berlangsung menyebabkan harga minyak

dunia terus menurun. Kekhawatiran perlambatan kegiatan/aktivitas ekonomi global

menyebabkan permintaan minyak dunia turun. Hal ini semakin memperkuat keyakinan

bahwa pemerintah belum akan menaikkan harga BBM bersubsudi pada tahun 2012.

Page 9: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 27

BAB 3 : PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Angka indikator perbankan Gorontalo pada triwulan II-2012 menunjukkan tren

peningkatan yang cukup baik. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum

tercatat sebesar Rp.3,01 trilliun atau tumbuh tahunan (y.o.y) sebesar 24,05%, sementara itu

DPK yang berhasil dihimpun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah sebesar Rp.16,86

milliar atau tumbuh 12,24% (y.o.y). Penyaluran kredit yang dilakukan oleh bank umum

tercatat sebesar Rp.5,03 trilliun atau tumbuh sebesar 21,58% (y.o.y), sementara pada BPR

tercatat Rp.22,87 milliar atau tumbuh 3,83% (y.o.y). Dari angka tersebut, terlihat bahwa

permintaan kredit di Gorontalo masih cukup tinggi seperti ditunjukkan oleh angka Loan to

Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 166,78% pada bank umum dan 135,70% pada BPR.

Hal yang masih perlu mendapat perhatian adalah rasio kredit bermasalah (Non Performing

Loans/NPLs), dimana pada periode laporan BPR tercatat sebesar 10,62%, sedangkan pada

bank umum masih terjaga pada level wajar yaitu sebesar 2,44%.

3.1 FUNGSI INTERMEDIASI

Hingga triwulan II-2012 indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank umum

tercatat sebesar 166,78%, sementara pada BPR tercatat sebesar 135,70% artinya dana

yang berhasil dihimpun oleh perbankan di Gorontalo telah seluruhnya disalurkan kepada

masyarakat Gorontalo. Pangsa kredit konsumsi masih mendominasi share kredit perbankan

yakni sebesar 47,59% dari total kredit yang disalurkan. Besarnya pangsa kredit konsumsi

dibandingkan produksi menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Gorontalo

cenderung bersifat konsumtif. Di sisi lain, untuk BPR terlihat bahwa pangsa terbesar

penyaluran kredit adalah kredit modal kerja yaitu 53,63% dari total kredit yang disalurkan.

Sementara itu jika dilihat secara sektoral, kredit terbesar disalurkan oleh perbankan adalah

pada sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dengan pangsa sebesar 34% pada

bank umum dan 37,64% pada BPR.

3.1.1 PERKEMBANGAN KANTOR BANK

Perkembangan jumlah bank di Gorontalo hingga triwulan II-2012 tercatat sebanyak

13 Bank Umum Konvensional, 3 Bank Umum Syariah dan 4 Bank Perkreditan Rakyat

(BPR). Jumlah bank tersebut sama seperti periode triwulan sebelumnya. Dari jumlah bank

tersebut, jaringan kantor Bank Umum di Provinsi Gorontalo terdiri dari 17 kantor cabang, 33

kantor cabang pembantu, 2 kantor fungsional, 11 kantor kas serta 23 kantor unit. Sementara

itu, jaringan kantor BPR terdiri dari 4 kantor pusat, 3 kantor cabang dan 1 kantor kas.

Page 10: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

28 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

3.1.2 PENYERAPAN DANA MASYARAKAT

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Gorontalo pada periode

triwulan II-2012, tercatat sebesar Rp.3,01 triliun atau tumbuh sebesar 24,05% (y.o.y).

Pertumbuhan DPK tersebut meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 22,93% (y.o.y). Pertumbuhan jumlah DPK tersebut terutama bersumber dari

tabungan dan giro yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 31,57% dan

29,89% (y.o.y). Dalam grafik 3.2, terlihat bahwa pangsa tabungan terhadap pembentukan

DPK pada triwulan laporan masih sangat tinggi (57,24%), namun mengalami penurunan

dibandingkan triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 61,75%. Sementara itu simpanan giro

masih memiliki pangsa terhadap DPK terkecil yaitu sebesar 15,41%, dengan pertumbuhan

sebesar 29.89% (y.o.y) seperti ditunjukan dalam grafik 3.1.

Komponen pembentuk DPK lainnya seperti deposito, pada triwulan laporan

menunjukkan perlambatan pertumbuhan sebesar 8,35% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan

periode triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 21,93% (y.o.y). Di sisi lain, pangsa

deposito terhadap pembentukan DPK juga mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar

27,35% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 30,56%.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.1 Grafik 3.2 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK)

Pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR), penghimpunan DPK triwulan II-2012 tercatat

sebesar Rp. 16,86 milliar atau tumbuh sebesar 12,24% (y.o.y). Pertumbuhan tersebut lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 13,54% (y.o.y). Penurunan

jumlah penghimpunan dana BPR terutama terjadi karena menurunnya jumlah deposito

sebesar 7,29% (y.o.y) yakni dari Rp 9,55 milliar menjadi Rp. 9,49 milliar. Hal sebaliknya

terjadi pada tabungan yang meningkat dari Rp. 6,91 milliar menjadi Rp. 7,36 miliiar atau

tumbuh 19,35% (y.o.y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Page 11: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 29

Angka statistik Dana Pihak Ketiga (DPK) di atas, menunjukkan bahwa

penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan Gorontalo sudah cukup baik dan perlu

terus diupayakan untuk mendorong kesadaran masyarakat dalam hal menabung atau

menyimpan uang di bank. Dana Pihak Ketiga (DPK) khususnya dalam bentuk Deposito

agaknya perlu ditingkatkan untuk membantu perbankan dalam menjaga keseimbangan

likuiditas keuangan, khususnya dalam jangka menengah panjang. Hal tersebut penting guna

menunjang pertumbuhan kredit yang masih cukup tinggi di Gorontalo.

3.1.3 PENYALURAN KREDIT

Penyaluran dana yang dilakukan oleh bank umum dalam bentuk kredit/pembiayaan

pada triwulan II-2012 masih cukup baik. Hal tersebut tercermin dari jumlah

kredit/pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp. 5,03 triliun atau mengalami pertumbuhan

sebesar 21,58% (y.o.y) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka tersebut

lebih rendah dibandingkan triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 22,61% (y.o.y).

Pertumbuhan kredit pada triwulan ini ditopang oleh penggunaan kredit produktif.

Kredit investasi pada triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp. 642 miliar atau tumbuh sebesar

45,27% (y.o.y). Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat Rp. 725 milliar atau tumbuh 49,12% (y.o.y). Seperti halnya kredit investasi, kredit

modal kerja juga menunjukkan penurunan yaitu sebesar Rp. 1,99 triliun atau tumbuh

sebesar 29,85% (y.o.y) dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Sejalan

dengan hal tersebut, pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan laporan juga sedikit

menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit konsumsi hingga triwulan II-2012

tercatat sebesar Rp 2,39 trilliun dengan pertumbuhan sebesar 10,85% (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 11,37% (y.o.y). Pertumbuhan kredit

berdasarkan penggunaan dapat dilihat pada grafik 3.3.

Ditinjau dari penggunaan kredit, pangsa terbesar kredit/pembiayaan di Gorontalo

pada triwulan II-2012 masih didominasi oleh kredit konsumsi yang tercatat sebesar Rp 2,39

trilliun, dengan pangsa sebesar 47,59%. Selanjutnya kredit modal kerja, yang tercatat

sebesar 39.83% dari total kredit di Gorontalo. Pangsa kredit investasi terhadap total

kredit/pembiayaan masih yang terendah yaitu sebesar 12,78% dari total kredit perbankan di

Gorontalo sebagaimana ditunjukan dalam grafik 3.4.

Page 12: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

30 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Pertumbuhan kredit penggunaan dan pangsa masing-masing jenis kredit terhadap

total kredit di Gorontalo, dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.3 Grafik 3.4 Pertumbuhan Kredit Penggunaan Komposisi Kredit Penggunaan

Pada BPR, jumlah kredit yang disalurkan hingga triwulan II-2012 tercatat sebesar Rp

22,86 milliar atau tumbuh sebesar 3,83% (y.o.y) namun mengalami penurunan yang cukup

signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

14,40% (y.o.y). Pangsa terbesar kredit BPR adalah kredit modal kerja (53,63% dari total

kredit) yang menyumbang pertumbuhan kredit tertinggi sebesar 13,37% (y.o.y).

Peningkatan tersebut diperkirakan karena meningkatnya geliat usaha di Gorontalo

khususnya pada sektor mikro. Sementara itu, kredit konsumsi BPR tercatat Rp. 10,24 miliar

atau tumbuh sebesar -4.91% (y.oy) pada triwulan laporan. Di sisi lain, kredit investasi

tercatat Rp. 369 miliar namun pertumbuhan secara tahunan masih negatif, yaitu sebesar -

16,49% (y.o.y). Hal tersebut mencerminkan sebagian besar masyarakat, khususnya di

pedesaan masih belum memanfaatkan pembiayaan BPR untuk kebutuhan investasi usaha.

Dilihat secara sektoral, sektor usaha yang banyak menerima penyaluran kredit dari

bank umum di Gorontalo adalah pada sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR).

Hingga triwulan II-2012, baki debet kredit sektor ini tercatat sebesar Rp 1,71 trilliun atau

34% dari total kredit sektoral perbankan. Kredit pada sektor tersebut tumbuh sebesar

41,22% (y.o.y), relatif lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit pada triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 40,54% (y.o.y). Sementara itu pada sektor lainnya

menunjukan perlambatan pertumbuhan pada triwulan II-2012. Perlambatan terbesar terjadi

pada sektor listrik, gas dan air bersih yang tercatat sebesar -57,62% (y.o.y). Perlambatan

tersebut diperkirakan karena industri/usaha yang bergerak pada sektor tersebut relatif

Page 13: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 31

sedikit atau belum tersedia di Gorontalo, sehingga penyalurannya kreditnya terbatas.

Adapun rincian pertumbuhan dan komposisi kredit sektoral pada triwulan II-2012, dapat

dilihat pada grafik berikut ini.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.5 Grafik 3.6

Pertumbuhan Kredit Sektoral Komposisi Kredit Sektoral

Total kredit yang disalurkan oleh BPR pada triwulan laporan adalah sebesar Rp.

22,57 milliar. Baki debet kredit terbesar disalurkan ke sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran (PHR) yaitu sebesar Rp. 8,61 milliar atau 37,64% dari total kredit. Sektor PHR

agaknya masih menjadi sektor yang mendominasi kredit/pembiayaan baik bank umum

maupun BPR di Gorontalo. Sedangkan sektor pertanian, meskipun menjadi penyumbang

terbesar bagi pembentukan PDRB Gorontalo namun penyaluran kredit pada sektor ini

masih relatif kecil yaitu hanya sekitar 2,50% dari total kredit BPR.

Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada bank umum, hingga triwulan

II-2012 tercatat sebesar Rp. 2,38 triliun atau mengambil pangsa sebesar 47,42% dari total

kredit di Gorontalo. Jumlah kredit UMKM tersebut mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tercatat Rp.1,99 trilliun dengan pangsa sebesar 42,18% dari total

kredit. Angka tersebut tentunya cukup menggembirakan karena merefleksikan keberpihakan

perbankan dalam mendorong pengembangan UMKM di Provinsi Gorontalo. Dari ketiga jenis

kredit UMKM (mikro, kecil, menengah) tersebut, pangsa terbesar disumbangkan oleh kredit

skala kecil dimana pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp.1,03 trilliun atau 43,28% dari

total kredit UMKM yang disalurkan. Angka tersebut lebih tinggi dibanding triwulan I-2012

yang tercatat sebesar Rp 1,01 trilliun. Untuk kredit skala mikro, jumlah yang tercatat sebesar

Rp. 732 milliar atau 30,73% dari total kredit UMKM. Sedangkan skala menengah tercatat

sebesar Rp. 619 miliar atau 25,99% dari total kredit UMKM. Kualitas kredit UMKM yang

tercermin dari rasio kredit UMKM bermasalah (Non Performing Loans/NPLs) juga masih

cukup terjaga yaitu total sebesar 3,48%. Kualitas kredit skala mikro dan skala kecil tercatat

cukup baik sebagaimana tercermin dari rasio NPLs dari kedua jenis kredit tersebut yaitu

masing-masing 0.54% dan 1,40%. Sedangkan kredit skala menengah memiliki rasio kredit

Page 14: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

32 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

bermasalah (NPLs) yang relatif lebih tinggi sebesar 1,54%. Kualitas kredit yang cukup baik

tersebut tentunya menjadi pertimbangan tersendiri bagi perbankan untuk terus menyalurkan

kredit/pembiayaan kepada UMKM khususnya skala mikro dan kecil sehingga dapat tumbuh

menjadi usaha skala menengah maupun besar yang pada gilirannya dapat menggerakan

perekonomian Gorontalo. Adapun gambaran perkembangan penyaluran kredit UMKM pada

bank umum, secara ringkas dapat dilihat pada grafik berikut ini.

Sumber : Bank Indonesia Grafik 3.7

Pertumbuhan Kredit UMKM

Berdasarkan data Kementerian Koordinator Perekononomian, perkembangan Kredit

Usaha Rakyat (KUR) hingga triwulan II-2012 menunjukkan outstanding sebesar Rp. 140,78

milliar. Angka tersebut menurun -9,07% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp. 154,83 milliar. Adapun jumlah penerima kredit program tersebut

mencapai 45.349 debitur. Sejak digulirkan oleh pemerintah pada tahun 2008 lalu, jumlah

penyaluran KUR menunjukkan peningkatan yang cukup baik seiring dengan kualitas kredit

yang membaik pula. Pertumbuhan KUR di Gorontalo ditunjukan dengan grafik 3.8 berikut.

Sumber : Kementerian Koordinator Perekonomian

Grafik 3.8 Pertumbuhan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Page 15: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 33

3.2 STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPLs) yang mencerminkan risiko

kredit pada bank umum pada triwulan II-2012 tercatat sebesar 2,44%. Di sisi lain, risiko

likuiditas yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 166,78%.

3.2.1 RISIKO KREDIT

Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loans (NPLs) pada bank umum hingga

triwulan II-2012 masih berada pada level wajar yaitu 2,44% (bruto) dan tercatat mengalami

perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,56%. Rasio NPLs tersebut

menunjukan bahwa perbankan dalam menyalurkan kreditnya di Gorontalo senantiasa

memperhatikan faktor risiko dan menerapkan prinsip kehati-hatian (prudential banking)

sebagaimana tercermin dari rasio kredit bermasalah yang masih terjaga pada level wajar

sesuai aturan Bank Indonesia yaitu dibawah 5% (bruto). Secara sektoral, kredit pada sektor

konstruksi dan sektor pertambangan dan penggalian masih perlu mendapat perhatian

mengingat hingga posisi Juni 2012 rasio NPLs kedua sektor tersebut tercatat masih cukup

tinggi dimana yaitu masing-masing sebesar 15,52% dan 8,79%. Sementara itu, untuk BPR,

rasio kredit bermasalah (NPLs) hingga triwulan laporan adalah sebesar 10,62%, mengalami

perbaikan (lebih rendah) dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat 11,66%. Penurunan

NPLs pada BPR tersebut merupakan tindak lanjut dari upaya BPR untuk menjaga tingkat

risiko kredit bank dan diharapkan angka NPLs tersebut akan terus diperbaiki hingga berada

pada level dibawah 5%.

Sumber : Bank Indonesia

Grafik 3.9 Grafik 3.10 Perkembangan NPL Bank Umum NPL Bank Umum Per Sektor

Dipandang dari segi konsentrasi penyaluran kredit pada bank umum, terlihat bahwa

kredit ke sektor lainnya (konsumsi) masih cukup dominan yaitu diatas 47,59% dari total

kredit, seperti tampak pada grafik di bawah ini. Namun demikian, dalam rangka mendorong

Page 16: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

34 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

pertumbuhan sektor riil, perbankan Gorontalo senantiasa dihimbau untuk memerhatikan

keseimbangan penyaluran kredit pada sektor produktif.

Sumber : Bank Indonesia Grafik 3.11

Konsentrasi Kredit

3.2.2 RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas perbankan yang tercermin dari indikator jangka waktu komposisi Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan Loan Deposit Ratio(LDR) menunjukkan tendensi penurunan, namun

demikian perlu mendapat perhatian karena berkaitan langsung dengan kewajiban jangka

pendek perbankan. Untuk DPK, terlihat bahwa komposisi dana jangka menengah-panjang

(giro-deposito) relatif lebih kecil dibanding dana jangka pendek (tabungan) pada triwulan II-

2012. Komposisi dana jangka panjang yaitu deposito pada triwulan laporan tercatat

mencapai 27,35% dari total DPK, relatif menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 30,56% dari total DPK. Sementara itu, dana jangka pendek khususnya

tabungan mencapai 57,24% dalam struktur Dana Pihak Ketiga (DPK). Hal tersebut

menunjukkan bahwa perbankan masih menghadapi risiko likuditas karena komposisi dana

jangka pendek masih mendominasi struktur Dana Pihak Ketiga (DPK). Adapun gambaran

perkembangan portofolio Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan, dapat dilihat pada tabel

berikut.

Page 17: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 35

Sumber : Bank Indonesia Grafik 3.12

Perkembangan Portofolio DPK

Sebagian kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan di Gorontalo masih

berasal dari kantor bank di luar wilayah Gorontalo. Hal tersebut nampak dari rasio kredit

terhadap dana simpanan pihak ketiga (LDR) pada triwulan laporan sebesar 166,78% relatif

meningkat dibanding triwulan I-2012 yang tercatat sebesar 164,38%. Grafik 3.13

menunjukkan bahwa selama setahun terakhir, angka LDR perbankan (khususnya bank

umum) di Gorontalo rata-rata berada diatas 150%. Hal ini menunjukkan bahwa di samping

likuiditas perbankan Gorontalo sangat ketat, juga merefleksikan perlunya upaya peningkatan

kemandirian dalam penyaluran kredit/pembiayaan oleh perbankan di Gorontalo. Angka LDR

sebesar 166,78% mengindikasikan bahwa masih terdapat sekitar 66,78% kebutuhan kredit

masyarakat yang dananya berasal dari perbankan di luar Gorontalo (dana antar kantor bank

umum). Oleh karenanya perbankan Gorontalo perlu mengoptimalkan penghimpunan Dana

Pihak Ketiga (DPK) dari masyarakat sehingga pada akhirnya tercapai tingkat LDR yang

dinilai wajar/optimal. Perkembangan kondisi LDR bank umum di Gorontalo dapat dilihat

pada grafik berikut ini.

Sumber: Bank Indonesia Grafik 3.13

Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo (dalam %)

Page 18: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

36 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

3.2.3 RISIKO PASAR

Risiko pasar yang dihadapi perbankan diindikasikan dari volatilitas suku bunga dan

pergerakan kurs rupiah. Suku bunga acuan (BI Rate) pada posisi Juli 2012 ditetapkan

sebesar 5,75% atau tidak mengalami perubahan sejak ditetapkan bulan Februari 2012.

Tingkat BI Rate tersebut dinilai masih konsisten dengan tekanan inflasi Indonesia dari sisi

fundamental yang diperkirakan relatif terkendali. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi

Indonesia diperkirakan masih relatif tinggi seiring perlambatan ekonomi dunia.

Sementara itu, dalam kurun waktu triwulan II-2012 pergerakan nilai tukar rupiah

mengalami pelemahan. Pada posisi Juni 2012, kurs tengah rupiah mencapai Rp 9.485 per

dolar atau menguat dibanding bulan Mei 2012 yang tercatat sebesar Rp 9.565 per dolar.

Perkembangan kurs rupiah terhadap dolar Amerika dan tingkat BI Rate ditunjukkan grafik di

bawah ini.

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.14

Perkembangan Kurs Rupiah terhadap USD dan BI-Rate

Page 19: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012 37

BOKS 3 : SOSIALISASI APU-PPT SEBAGAI UPAYA MITIGASI

KEJAHATAN PERBANKAN

Sepanjang tahun 2011 dan hingga medio 2012 republik ini diwarnai oleh serangkaian

kasus korupsi yang menjerat pejabat negara maupun oknum institusi keuangan pemerintah

dengan nilai kerugian mencapai milyaran hingga triliunan rupiah. Dunia perbankan pun

sempat digegerkan dengan terungkapnya kasus penyelewengan dana nasabah oleh oknum

pejabat bank yang nilainya fantastis. Kasus tersebut mengindikasikan bahwa negara kita

sedang menghadapi tindak kejahatan yang terorganisir yang lazim disebut white collar crime

atau kejahatan kerah putih.

Mengantisipasi hal tersebut, pemerintah menggulirkan sebuah program yang disebut

Anti Pencucian Uang (APU) yang dirangkaikan dengan Pencegahan Pendanaan Terorisme

(PPT) sebagai langkah mitigasi melawan tindak kejahatan kerah putih dan terorisme. APU-

PPT disosialisasikan kepada seluruh pihak di berbagai instansi pemerintahan dan swasta

mulai dari Sabang hingga Merauke oleh KPK dan PPATK.

Pada bulan Juli 2012, tim dari KPK, PPATK yang bekerjasama dengan Bank

Indonesia melakukan sosialisasi di Gorontalo. Aparat pemerintahan, mulai dari tingkat

Provinsi hingga Kabupaten/Kota di Gorontalo antusias mengikuti sosialisasi tersebut. Hadir

sebagai pemateri Penasihat KPK, Abdullah Hehamahua; Analis Hukum Senior PPATK, M.

Novian serta Asisten Direktur Grup Penelitian dan Pengaturan Bank, Evi Alkaviati. Acara

tersebut dibuka langsung oleh Wakil Gubernur Gorontalo, Dr. Drs. H. Idris Rahim, MM.

Dalam sosialisasi dipaparkan kasus-kasus korupsi serta upaya pencucian uang

(money laundering) yang dilakukan para penjahat kerah putih. Mitigasi risiko berupa Know

Your Customer (KYC) di tingkat bank yang mencakup identitas beneficial owner, sumber

dana, rata-rata penghasilan serta maksud dan tujuan penggunaan dana oleh nasabah

hingga upaya follow the money yang diterapkan oleh penyidik PPATK. Seluruh upaya ini

merupakan langkah dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan keuangan khususnya

pencucian uang (money laundering) dan pendanaan terorisme. Disamping itu, implementasi

Good Corporate Governance (GCG) oleh pemerintah dan swasta perlu senantiasa

ditegakkan agar ke depan negara ini dapat keluar dari Non Cooperative Countries and

Territories (NCCTs). Terakhir, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo,

Wahyu Purnama A mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendukung

penerapan program APU dan PPT dengan cara memberikan data pribadi dan pekerjaan

yang sebenarnya secara lengkap pada saat melakukan transaksi awal dengan lembaga

keuangan.

Page 20: Disagregasi 2011 2012 - bi.go.id · BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI 22 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA Kenaikan harga ikan akibat dari …

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

38 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2012| BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan Halaman ini sengaja dikosongkan