KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang...

55
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Bank Indonesia Samarinda Triwulan II - 2009

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang...

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia Samarinda

Triwulan II - 2009

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2009 dapat

dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem

pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para

stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber

rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-

pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan

Timur (Kaltim) selama triwulan II-2009, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang

positif sebesar 1,89% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2009 yagn tercatat

sebesar 0,30% (y-o-y). Namun pertumbuhan ekonomi Kaltim tersebut lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan mencapai 4% (y-o-y).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan II-2009 mencapai 4,9% (y-o-y), menunjukkan

penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 9,39% (y-o-y). Laju inflasi

tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat

sebesar 3,65% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang

terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan

untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 4,87% (y-o-

y), 3,77% (y-o-y) dan 8,40% (y-o-y).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim masih menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-

Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 42,35 triliun, mengalami peningkatan sebesar

42,35% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan

II-2009 mencapai sebesar Rp 22,25 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 22,18%

dibandingkan dengan posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan lokasi

proyek, kredit yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat

meningkat sebesar 13,6% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya

sehingga posisinya menjadi Rp 30,78 triliun pada triwulan II-2009 (s.d Mei).

c) Berdasarkan perkembangan kegiatan intermediasi perbankan diatas diketahui bahwa rasio

pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek mencapai 72,7%, lebih

tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor di Kaltim yang sebesar 52,5%.

d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank

umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,6% atau Rp 14,6

triliun dari total kredit sebesar Rp 22,25 triliun. Penyaluran kredit UMKM pada triwulan II-

2009 tercatat meningkat sebesar 6,04% dibandingkan dengan triwulan I-2009.

4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan III-2009

diperkirakan mencapai 1,4% - 2,4% (y-o-y), dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan

lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi Kaltim yang mulai terimbas krisis ekonomi

global, stimulus fiskal baik yang berasal dari APBN maupun APBD menjadi kunci utama untuk

menyelamatkan sektor riil dari keterpurukan yang lebih dalam. Program pembangunan yang

diarahkan kepada penguatan kemandirian ekonomi domestik dan peningkatan daya saing ekonomi

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

ii

lokal perlu mendapat prioritas dan langkah nyata dari pemerintah daerah dan segenap unsur

masyarakat. Selain itu, sinergitas antara dunia usaha, perbankan dan pemerintah daerah perlu

dipupuk secara berkala sehingga setiap kendala yang menghambat jalannya perekonomian Kaltim

dapat dicarikan solusinya secara optimal didukung dengan aparat birokrat yang handal dan memilki

tata kelola yang baik (good governance).

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus

menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan

balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam

penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti

perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih

informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang

setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan

dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Samarinda, Juli 2009

BANK INDONESIA SAMARINDA

Gentur Wibisono Deputi Pemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

iii

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................

i

iii

vi

vii

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………

I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..

II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................

III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................

1. Perbankan .........................................................................................

2. Sistem Pembayaran .............................................................................

V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..

VI. Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….

1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................

Boks. 1 Seminar Sektor Kelautan dan Perikanan “Siapkah Kaltim Membangun Melalui Sektor Perikanan Kelautan?” ………….....…………………………………….

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..

2.2. Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...…………….

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….………………………………………………

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….…………..

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………

1

1

1

2

2

2

3

4

4

5

5

5

6

7

7

8

10

11

12

12

13

13

14

14

15

16

17

19

19

20

20

20

21

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

iv

2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..

21

21

22

22

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..

3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….

a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..

3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................

3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................

3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................

4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur …………………………………. …………

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Sektor Ekonomi dan Status Pekerjaan Utamanya ……………………………………………………………………………………….

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2009 ..............................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................

LAMPIRAN

24

24

25

25

25

25

26

27

29

31

31

31

31

32

32

33

34

35

35

35

36

37

37

37

37

38

38

38

40

40

40

42

42

43

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

v

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman

1.1

1.2 1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

2.1 2.2 2.3 2.4

2.5

2.6

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

3.13 4.1 5.1

6.1

6.2

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................

Indeks Belanja Modal APBD Kaltim……………………………………………………………………………

Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2009 ……………………………………………………..

Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................

Perkembangan Komponen Impor Tw II-2009 ……………………………………………………….

Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......

Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………

Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw II-2009 (y-o-y) ............................

Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Trw II-2009 (y-o-y) ..........................

Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………………….

Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ………………………………………………………

Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan II-2009 ………………………………………………………...

Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda................................................................

Inflasi Triwulanan di Kota Balikpapan.................................................................

Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan ………………………………………………………………………………

Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................

Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......

Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................

Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim .....

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................

Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................

Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ......................

Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ...............................

Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur .................

Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) .........................

Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ....................................

Penduduk Umur 15 th keatas yang bekerja menurut Status Pekerjaan Utama....

6

8 8

9 10

10

11

12

14

15

16 19

20 20

21 22

22

23

25 26

27

28 28

29

29

30

30

32

32

33

34

35

39

40

41

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

vi

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

1.13

1.14

1.15

1.16

1.17

1.18

1.19

1.20

1.21

1.22

2.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

4.1

4.2

5.1

5.2

5.3

5.4

6.1

6.2

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..

Perkembangan Kredit Konsumsi …………………………………………………………………………...…...

Perkembangan IKK, Kondisi Ekonomi Saat Ini & Ekspektasi Konsumen .…........…….

Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan .............................................

Perkembangan Dana Pemda di Perbankan Kalimantan Timur.................................

Perkembangan Kredit Investasi ……………..…………....................................…..…………

Perkembangan Ekspor Impor melalui Pelabuhan di Samarinda & Balikpapan ………

Komoditas Penyumbangan Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw II-09 …………

Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Q 2-09 per Negara………………………

Kontribusi Pertumbuhan Impor Non Migas Kalimantan Timur Tw 2-2009………………

Kontribusi Pertumbuhan Sektor Pertanian Triwulan II-2009 (y-o-y) …………………………

Perkembangan Kredit Sektor Pertanian di Kaltim ……………………………………………………….

Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertambang Triwulan II-2009 (y-o-y) ………………

Perkembangan Produksi Batubara di Kaltim........................................................

Perkembangan Kredit Sektor Industri di Kaltim..................................................

Perkembangan Kredit Sektor Listrik di Kaltim.....................................................

Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur..........................................

Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ……………..................................……….

Perkembangan Bongkar & Muat melalui Pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan……

Perkembangan Arus Penumpang Melalui Pelabuhan Samarinda dan

Balikpapan……………………………………………………………………………………………………………………

Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….

Perkembangan Laba Operasional Perbankan di Kaltim………………………………………………..

Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………

Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............

Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............

Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................

Perkembangan Aset BPR .................................................................................

Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................

Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................

Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................

Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................

Realisasi Komponen Pendapatan APBD 2009 Provinsi Kalimantan Timur (miliar Rp)..

Realisasi Komponen Belanja APBD 2009 Provinsi Kalimantan Timur (miliar Rp).......

Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………

Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..

Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….

Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................

Komposisi Bukan Angkatan Kerja di Kalimantan Timur (Sakernas Feb 2009) .......

Komposisi Penyerapan Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi di Kaltim .......................

5

6

6

7

7

7

8

8

9

10

11

11

12

12

12

13

13

14

14

14

15

15

19

24

24

25

26

26

27

31

31

31

33

33

34

36

36

37

38

38

39

40

40

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

vii

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Survei Kegiatan Dunia Usaha ............................ .........................................

Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................

Perkembangan Ekspektasi Konsumen ...........................................................

Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................

Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................

42

42

43

43

44

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Ringkasan Eksekutif

1

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN IIII--22000099

I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan II-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 1,89% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang sebesar 0,3%. Dari sisi permintaan,

kontributor terbesar pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2009 ini berasal komponen

ekspor neto, yang dipengaruhi oleh laju pertumbuhan komponen ekspor yang positif,

sementara komponen impor mengalami kontraksi.

Dari sisi penawaran, laju pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan berasal dari

sektor industri pengolahan, yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi LNG karena

permintaan yang bertumbuh. Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan juga

mengalami pertumbuhan yang positif, seiring dengan meningkatnya permintaan baik migas

maupun non migas, yaitu batubara. Sektor lain yang diperkirakan juga akan mengalami

pertumbuhan yang positif adalah sektor listrik, gas, dan air bersih, dan sektor jasa-jasa.

Sementara sektor-sektor lainnya diperkirakan masih akan mengalami kontraksi.

Sementara itu, laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada

periode berjalan ini cenderung mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan triwulan I-

2009. Penurunan laju inflasi ini dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas dan

permintaan masyarakat.

Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2009

ditandai dengan pertumbuhan yang positif pada bank umum di Kaltim dalam hal

penghimpunan simpanan masyarakat (2,36%) dan penyaluran pinjaman baik kredit atas

dasar lokasi kantor (5,89%) maupun kredit atas dasar lokasi proyek (2,09%). Asesmen

terhadap risiko yang dihadapi perbankan Kaltim menunjukkan stabilitas yang tetap konusif

dengan sedikit peningkatan pada risiko kredit dan risiko likuiditas.

Pada triwulan III-2009, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan tumbuh

posisitf dalam kisaran antara 1,4% sampai dengan 2,4% (y-o-y). Faktor yang diperkirakan

akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan III-2009 dari sisi permintaan adalah

meningkatnya permintaan pasar terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur seiring

dengan pulihnya kondisi perekonomian global. Sedangkan dari sisi penawaran, laju

pertumbuhan ekonomi masih dipengaruhi oleh pertumbuhan posisif yang terjadi pada sektor

industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian, yang merupakan sektor

dominan dalam perekonomian Kalimantan Timur.

Laju perubahan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009

diperkirakan akan mengalami peningkatan karena pengaruh meningkatnya permintaan

masyarakat karena adanya pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya bulan puasa dan

perayaan Hari Raya Idul Fitri.

II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan II-2009

diperkirakan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 1,89% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya; lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang mencapai 0,3% (y-o-y).

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Ringkasan Eksekutif

2

Dari sisi permintaan

Dari

, kontributor terbesar laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-

2009 ini berasal dari komponen ekspor neto yaitu sebesar 2,21%, dengan pertumbuhan

mencapai 3,6% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Komponen ini dipengaruhi oleh meningkatnya laju pertumbuhan ekspor yang tumbuh

sebesar 0,34%, sementara impor mengalami kontraksi sebesar -2,93%. Pertumbuhan ekspor

ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pasar.

sisi penawaran

, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari

pertumbuhan sektor industri pengolahan, yang tumbuh sebesar 4,45% (y-o-y), dengan

kontribusi sebesar 1,42% terhadap pertumbuhan PDRB Kalimantan Timur triwulan II-2009.

Pertumbuhan pada sektor ini terutama dipengaruhi oleh meningkatnya produksi LNG karena

permintaan yang mengalami pertumbuhan. Sektor lainnya yang juga diperkirakan menjadi

pendorong laju pertumbuhan triwulan berjalan adalah sektor pertambangan dan penggalian

yang diperkirakan menyumbang sebesar 0,91% terhadap laju pertumbuhan triwulan

berjalan, dengan pertumbuhan 2,33% (y-o-y).

III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan II-2009, yang

ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 4,90% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan I-2009 tercatat sebesar 9,39%. Namun laju inflasi tahunan Kalimantan

Timur ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar

3,65%. Melambatnya laju inflasi tahunan pada triwulan II-2009 ini dipengaruhi oleh

menurunnya tingkat konsumsi masyarakat karena kecenderungan masyarakat untuk

menyimpan dananya guna membiayai keperluan sekolah anak-anak mereka.

Laju inflasi tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi tahunan

triwulan II-2009 mencapai 4,87% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan triwulan I-2009 sebesar 10,52%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota

Samarinda terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu

sebesar 10,87% (y-o-y). Inflasi kelompok komoditas ini meningkatnya permintaan

masyarakat untuk komoditas ini akibat pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya

masa liburan anak sekolah. Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas pendidikan, rekreasi

dan olahraga (8,40%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik dan bahan bakar

(7,25%).

Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan

pada periode berjalan ini mencapai 3,77% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 7,29%. Kelompok

komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 13,63% (y-o-y), yang dipengaruhi oleh

meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau (9,33%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik,

gas dan bahan bakar (4,84%).

Kota Tarakan

triwulan II-2009 tercatat sebesar 8,40% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan I-2009 yang mencapai 11,69%.

Kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi

tertinggi, yaitu sebesar 15,42% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi

(14,86%) dan kelompok komoditas kesehatan (7,31%).

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

1. Perbankan

Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan II-2009 dari sisi

penghimpunan dana menunjukkan peningkatan sebesar 2,36% (q-t-q) sehingga posisinya

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Ringkasan Eksekutif

3

menjadi Rp 42,35 triliun. Menurut jenis simpanan, peningkatan dana pada triwulan laporan

terutama berasal dari giro dan tabungan, yang masing-masing naik sebesar 4,2% dan

2,66%. Sementara itu, simpanan deposito hanya naik sebesar 0,38%.

Jumlah kredit yang dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan

laporan mencapai Rp 22.249,1 miliar atau hanya tumbuh sebesar 5,89% (q-t-q), atau lebih

tinggi dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 2,63% (q-t-q). Sementara

itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek pada periode laporan (s.d Mei 2009)

tercatat berjumlah Rp 30.777 miliar atau mengalami penurunan sebesar 2,09% dibandingkan

posisi triwulan I-2009. Dengan perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi proyek

mencapai 72,7% atau lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang

sebesar 52,5%.

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di

Kaltim pada Triwulan II-2009 mencapai Rp 14.596 miliar atau dengan pangsa 65,6%

terhadap total kredit. Searah dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit MKM

pada triwulan laporan juga tumbuh positif sebesar 6,04% (q-t-q). Dari segi kualitasnya,

persentase NPLs kredit MKM menunjukkan penurunan, yakni dari 3,06% menjadi 2,74%.

Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan II-2009

menunjukkan perkembangan yang positif. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan

dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 18,95% dan 24,29% (y-o-y). Jumlah

aset meningkat menjadi Rp 191,84 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 69,41 miliar.

Penyaluran kredit BPR juga mengalami peningkatan, yaitu sebesar 21,87% (y-o-y); menjadi

Rp 142,76 miliar; dengan persentase NPL menjadi 12,74% dari 11,14% pada triwulan I-

2009.

Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan I-2009

menggambarkan tingkat risiko yang relatif terkendali meskipun dengan sedikit peningkatan

pada risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada sisi risiko kredit, persentase NPL mencatat sedikit

kenaikan, dari 2,20% pada triwulan IV-2008 menjadi 2,50% pada triwulan laporan.

Sementara dari risiko likuiditas, rasio alat likuid terhadap non-core deposits (NCD)

mengalami penurunan, dari 97,30% pada triwulan IV-2008 menjadi 89,63% pada triwulan I-

2009.

2. Sistem Pembayaran

Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan

Bank Indonesia pada triwulan II-2009 mencapai Rp 1.811 miliar, turun -4,83% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar

tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 229 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp

1.582 miliar; sehingga pada triwulan II-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net

outflow sebesar Rp 1.352,76 miliar. Menurunnya jumlah peredaran uang kartal di wilayah

Kalimantan Timur pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh menurunnya kegiatan

masyarakat dalam bertransaksi secara tunai. Sementara itu jumlah uang kartal yang

dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) pada triwulan berjalan

mencapai Rp 94 miliar atau turun -44,56% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan II-2009.

Sementara jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur tercatat sebesar Rp 4.739 miliar,

mengalami kontraksi sebesar -0,21% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS mencapai Rp 34.165 miliar, atau mengalami

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Ringkasan Eksekutif

4

pertumbuhan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar

14,29% (y-o-y).

V. Perkiraan

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan IIII-2009 diperkirakan akan tumbuh

positif, yaitu berkisar antara 1,4% s.d. 2,4% (y-o-y). Berdasarkan PDRB sisi penggunaan,

beberapa indikator yang diperkirakan menentukan arah pertumbuhan ekonomi yang positif

pada triwulan III-2009, adalah: ekspektasi pada pelaku usaha masih menunjukkan

kecenderungan yang positif, yang dipengaruhi oleh situasi bisnis yang diperkirakan

berlangsung kondusif seiring dengan telah terpilihnya kembali kepemimpinan nasional untuk

periode 5 tahun mendatang melalui pemilu yang berjalan dengan baik dan aman. Selain itu,

faktor adanya pola konsumsi musiman, yaitu adanya bulan puasa dan perayaan Hari Raya

Idul Fitri, diperkirakan akan meningkatkan permintaan masyarakat. Demikian halnya dengan

permintaan dari luar negeri terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur yang diperkirakan

akan mengalami peningkatan seiring dengan pemulihan perekonomian dunia setelah

mengalami tekanan akibat krisis finansial.

Sedangkan dari PDRB sektoral, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan masih

akan didorong oleh kinerja positif sektor industri pengolahan, terutama migas, yang didorong

oleh meningkatnya produksi LNG karena bertumbuhnya permintaan. Demikian halnya

dengan sektor pertambangan dan penggalian yang juga diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan yang positif karena meningkatnya permintaan.

2. Inflasi

Laju inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan III-2009 diperkirakan akan

mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan II-2009. Hal ini terutama dipengaruhi

oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena dipengaruhi oleh pola konsumsi musiman,

yaitu adanya masa puasa dan perayaan Hari Besar Idul Fitri.

VI. Anekdotal Informasi

• Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara di Kawasan Industri Kariangau,

Balikpapan

PT. Gunung Bayan Coal bekerjasama dengan Pemkot Balikpapan untuk membangun

powerplant khusus untuk kepentingan di Kawasan Industri Kariangau. Pembangkit listrik

tersebut direncanakan mampu menyediakan daya sebesar 2 x 25 MW dan akan menelan

biaya sebesar Rp 2,4 triliun.

• PT. Kaltim Prima Coal (KPC) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

di Kutai Timur.

PT. KPC berencana membangun PLTU di Kabupaten Kutai Timur, berkapasitas 2 x 100

Megawatt (MW), yang pembangunannya akan dilaksanakan oleh Bakrie Power. PLTU ini

untuk memenuhi kebutuhan di sistem Mahakam, yang jaringannya mampu mencapai

Balikpapa, Samarinda, Kutai Kartanegara, Bontang dan Kutai Timur. PLTU ini direncanakan

selesai pada tahun 2013.

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

5

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO

RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada

triwulan II-2009 diperkirakan mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 1,89%

(y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang

sebesar 0,3%. Pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur ini diperkirakan lebih rendah

dibandingkan perkiraan pertumbuhan PDB

Nasional sebesar 4% (Grafik 1.1.).

Dari sisi permintaan, meningkatnya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

triwulan II-2009 ini dipengaruhi oleh meningkatnya laju pertumbuhan ekspor, yang dipengaruhi

oleh mulai pulihnya permintaan. Sedangkan di sisi lainnya, impor diperkirakan mengalami

kontraksi. Hal ini menyebabkan laju pertumbuhan net ekspor cukup tinggi, sehingga memberikan

kontribusi yang cukup besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode

berjalan ini. Sementara komponen lainnya secara umum mengalami kontraksi.

Berdasarkan PDRB sisi penawaran, meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dipengaruhi

oleh meningkatnya laju pertumbuhan sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan

penggalian; yang dipengaruhi oleh meningkatnya produksi sektor-sektor tersebut karena pengaruh

meningkatnya permintaan dan harga jual di pasar dunia, seperti harga minyak mentah dan

batubara.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan II-2009, perekonomian Kalimantan

Timur diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 1,89% (y-o-y). Hal ini

terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan pada komponen ekspor yang mampu tumbuh sebesar

0,34% (y-o-y), dengan kontribusi terhadap pertumbuhan mencapai 0,41%. Sementara di sisi

lainnya, impor mengalami kontraksi, sehingga hal ini berpengaruh pada komponen net ekspor yang

mampu tumbuh sebesar 3,60% (y-o-y), dengan kontribusi mencapai 2,21%. Mulai pulihnya

permintaan pasar di luar negeri terhadap komoditas ekspor Kalimantan Timur menjadi pendorong

pertumbuhan ekspor.

Komponen lainnya yang juga mampu tumbuh positif adalah komponen perubahan stok,

sementara komponen lainnya, seperti konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah dan

penanaman modal tetap domestik bruto diperkirakan mengalami kontraksi.

BBBAAABBB

III

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

6

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Q IV-08 Q I-09 Q II-09* Q IV-08 Q I-09 Q II-09*Konsumsi Rumah Tangga 1.14 3.43 -0.06 0.18 0.53 -0.01

Makanan 1.38 4.38 4.45 0.11 0.34 0.34Non Makanan 0.91 2.51 -4.34 0.07 0.20 -0.35

Pengeluaran KLSN 2.78 12.99 0.05 0.01 0.05 0.00Pengeluaran Pemerintah 4.28 3.20 -0.91 0.22 0.16 -0.05

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 4.90 3.22 -1.70 0.80 0.53 -0.28Perubahan Stok 10.89 10.96 1.22 0.10 0.11 0.01

Ekspor Neto (a-b) 0.21 -1.76 3.60 0.13 -1.08 2.21a. Ekspor -6.19 -9.79 0.34 -7.52 -11.93 0.41

Ekspor LN -6.45 -11.24 1.07 -5.49 -9.63 0.92Ekspor Antar Daerah -5.58 -6.36 -1.37 -2.03 -2.31 -0.50

b. Impor -12.71 -17.97 -2.93 -7.65 -10.85 -1.80Impor LN -23.50 -29.62 -3.29 -7.85 -9.99 -1.14

Impor Antar Daerah 0.74 -3.25 -2.46 0.20 -0.87 -0.66PDRB Kaltim 1.44 0.30 1.89 1.44 0.30 1.89Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q II-09 perkiraan Bank Indonesia)

Jenis PenggunaanKontribusiPertumbuhan (y-o-y)

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di

Kalimantan Timur pada triwulan II-2009

diperkirakan mengalami kontraksi, yaitu

sebesar -0,06% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

3,43%. Melambatnya pertumbuhan tingkat

konsumsi ini dipengaruhi oleh melambatnya

pertumbuhan konsumsi rumah tangga non

makanan. Kontribusi pertumbuhan komponen

konsumsi non makanan ini terhadap

pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga mencapai -4,34%. Sedangkan

pertumbuhan komponen makanan sebesar 4,45%. Kontraksi yang terjadi pada komponen

konsumsi rumah tangga ini terlihat juga dari melambatnya pertumbuhan penyaluran kredit

konsumsi perbankan yang pada triwulan II-2009 tumbuh sebesar 20,55%(y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang mencapai 23,84% (y-

o-y) (Grafik 1.2). Penyaluran kredit konsumsi pada periode berjalan ini mencapai Rp 6,98

triliun.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen

(SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia

Samarinda pada triwulan II-2009, Indeks

Keyakinan Konsumen (IKK) masih berada

diatas level optimis 100, yaitu sebesar

116,25. Posisi ini dipengaruhi oleh Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat

sebesar 134,33. Nilai IEK ini menunjukkan

bahwa konsumen memiliki ekspektasi yang

positif terhadap perkembangan ekonomi

dalam 6 bulan ke depan. Sementara Indeks

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES) masih berada di bawah level 100, yaitu sebesar 98,17

(Grafik 1.3). Rendahnya indeks ini menunjukkan bahwa konsumen melihat bahwa

perekonomian saat ini masih berada pada kondisi yang relatif tertekan oleh perkembangan

global.

Perlambatan yang terjadi

pada pertumbuhan komponon

konsumsi non makanan ini

dipengaruhi juga oleh meningkatnya

ekspektasi masyarakat untuk

menabung penghasilan yang mereka

peroleh, dibandingkan dengan

membelanjakannya (Grafik 1.4).

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluran Pemerintah

pada triwulan I-2009 diperkirakan

mengalami kontraksi sebesar -

0,91% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan I-2009 yang tercatat

sebesar 3,20%. Hal ini dipengaruhi

oleh relatif rendahnya realisasi

pengeluaran pemerintah, terutama

untuk pembiayaan proyek. Hal ini

dapat tercermin dari nominal simpanan milik Pemda di perbankan Kaltim yang mengalami

peningkatan sebesar 44,27% (y-o-y) yaitu dari Rp 8.068 miliar menjadi Rp 11.640 (Grafik

1.5).

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan II-

2009 diperkirakan mengalami kontraksi, yaitu

sebesar -1,70% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan PMTDB pada

triwulan I-2009 yang mencapai 3,22%.

Dari sisi pembiayaan perbankan,

kontraksi yang terjadi tersebut terlihat juga dari

melambatnya pertumbuhan kredit investasi

perbankan pada periode berjalan. Penyaluran

kredit investasi pada triwulan II-2009 mencapai Rp 5,5 triliun, atau tumbuh 30,40% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang sebesar 45,05%. (Grafik

1.6). Penurunan ini diperkirakan masih terkait dengan prilaku pelaku usaha yang membatasi

investasinya mengingat masih adanya potensi perlambatan ekonomi ke depan.

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

Tabel 1.2 Indeks Belanja Modal APBD Kalimantan Timur

Jan Feb Mar Apr Mei JunIndeks Belanja Modal APBD 101.75 101.89 102.72 103.61 106.80 108.78Sumber: BPS Kaltim

2009Keterangan

Sementara itu, Indeks Belanja Modal APBD Kalimantan Timur pada bulan Juni 2009 berada

pada level 108,78 (Tabel 1.2).

1.2.4 Ekspor dan Impor

Pertumbuhan ekspor

Kalimantan Timur pada triwulan II-

2009, diperkirakan mengalami

pertumbuhan sebesar 0,34% (y-o-

y) dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan triwulan I-

2009 yang mengalami kontraksi sebesar -9,79%. Kontribusi pertumbuhan komponen ekspor

pada triwulan berjalan adalah komponen ekspor luar negeri yang berkontribusi sebesar -

0,75%, sedangkan komponen ekspor antar daerah mengalami kontraksi sebesar -1,37%

dengan kontribusi sebesar -0,41%.

Pertumbuhan ekspor

tersebut juga terlihat dari

pertumbuhan aktivitas ekspor di dua

pelabuhan besar di Kalimantan Timur,

yaitu pelabuhan di Kota Samarinda

dan Kota Balikpapan. Pertumbuhan

volume ekspor di kedua pelabuhan

tersebut pada triwulan II-2009

mencapai 45,79% (y-o-y) (Grafik

1.7). Pertumbuhan ini lebih lambat

dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2009 yang mencapai

56%.

Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen. Bea

dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan II-

2009 mencapai USD 1.796,9 juta, mengalami pertumbuhan sebesar 76,96% dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 1.045,4 juta. Berdasarkan

komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non

migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 81,93% dengan nilai

USD 1.472,1 juta (Tabel 1.3). Nilai

ekspor komoditas ini mengalami

pertumbuhan sebesar 78,66%

dibandingkan dengan triwulan II-

2008, yang mencapai USD 823,96

juta. Hal ini dipengaruhi oleh

meningkatnya permintaan dan

harga batubara di pasar dunia.

Kontribusi ekspor batubara

Komponen Pangsa Pertumb. KontribusiEkspor 1.00 0.34 0.34

Ekspor LN 0.70 1.07 0.75Ekspor Antar Daerah 0.30 -1.37 -0.41

Sumber: Perkiraan BI Samarinda, diolah

Tabel 1.3 Perkembangan Komponen Ekspor Tw II-2009

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

terhadap pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan II-2009 mencapai

63,83%. Sementara komoditas non migas lainnya juga mengalami pertumbuhan yang cukup

tinggi sehingga mampu memberikan kontribusi cukup besar terhadap laju pertumbuhan

ekspor non migas Kalimantan Timur periode berjalan. Komoditas tersebut antara lain adalah

komoditas kapal laut dan bangunan terapung dengan kontribusi sebesar 16,70%, komoditas

lemak dan minyak hewan/nabati (1,54%), komoditas kayu, barang dari kayu (0,45%) dan

komoditas perangkat optik (0,34%) (Gafik 1.8).

Tabel 1.4. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan II-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)

Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa

27 - Bahan Bakar Mineral 1,472,120,542 81.93% Taiwan 308,136,758 17.15%

89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 175,633,494 9.77% Korea Selatan 298,158,167 16.59%

44 - Kayu, Barang dari Kayu 48,022,762 2.67% India 293,517,403 16.33%

28 - Bahan Kimia Anorganik 39,516,228 2.20% Jepang 191,572,013 10.66%

03 - Ikan dan Udang 20,453,749 1.14% Singapura 175,346,619 9.76%

15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 17,412,649 0.97% Cina 173,682,164 9.67%

29 - Bahan Kimia Organik 10,687,577 0.59% Malaysia 79,478,759 4.42%

84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 4,137,794 0.23% Hongkong 61,921,648 3.45%

90 - Perangkat Optik 4,068,455 0.23% Filipina 58,411,939 3.25%

73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 762,789 0.04% Thailand 41,287,755 2.30%

Lainnya 4,093,782 0.23% Lainnya 115,396,596 6.42%

Total 1,796,909,821 100% Total 1,796,909,821 100%

Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

Berdasarkan negara tujuan ekspor, pangsa terbesar triwulan II-2009 ini dimiliki

oleh Taiwan (17,15%), diikuti oleh

Korea Selatan (16,59%), dan negara

dengan pangsa pasar terbesar ketiga

adalah India (16,33%). Berdasarkan

kontribusi terhadap pertumbuhan,

kontribusi terbesar pertumbuhan

berasal dari India (19,88%), diikuti

Korea Selatan (16,24%), Singapura

(16,07%), Taiwan (12,12%) dan Cina

(11,22%) (Grafik 1.9). Pada triwulan I-2009 ini, negara tujuan ekspor non migas Kalimantan

Timur yang mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan triwulan II-2008 adalah

Negara-negara Eropa lainnya, yang mengalami pertumbuhan sebesar 6385,44%; diikuti oleh

Singapura (1342,06%) dan Belanda (1016,60%). Sementara negara tujuan yang mengalami

penurunan adalah Rusia sebesar 100%, diikuti oleh negara Eropa lainnya (-97,86%) dan

Kanada (-95,64%).

Sementara itu, pertumbuhan impor Kalimantan Timur pada triwulan II-2009

diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -2,93% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Kontraksi ini lebih rendah dibandingkan dengan pada triwulan I-2009

yang tercatat sebesar -17,97%. Penurunan kinerja impor Kalimantan Timur triwulan II-2009

ini diperkirakan masih dipengaruhi oleh penurunan impor luar negeri, yang menyumbang -

1,85% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan ini. Sementara impor antar daerah

menyumbang -1,08% (tabel 1.5).

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama

triwulan II- 2009 berjumlah USD 300,94

juta atau mengalami peningkatan sebesar

22,98%, dibandingkan dengan triwulan II

tahun 2008. Berdasarkan negaranya,

kontribusi terbesar pertumbuhan impor

non-migas adalah impor dari Korea Selatan yang menyumbang sebesar 12,03% dari

kenaikan impor non migas Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan impor yang

berasal dari Kanada (6,96%), Singapura (6,14%), Jepang (3,33%) dan Filipina (2,66%).

Berdasarkan pangsa pasarnya, Singapura merupakan negara asal barang dengan pangsa

pasar terbesar, yaitu mencapai 20,8% diikuti oleh Amerika Serikat (18%), Jepang (11,8%)

dan Korea Selatan (10,4%) (Tabel 1.6).

Tabel 1.6 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan II-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)

Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa(USD) Pasar (USD) Pasar

84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 93,260,061 31.0% Singapura 62,670,774 20.8%89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 45,053,230 15.0% Amerika Serikat 54,306,768 18.0%87 - Kendaraan dan Bagiannya 41,414,916 13.8% Jepang 35,611,191 11.8%40 - Karet dan Barang dari Karet 28,379,617 9.4% Korea Selatan 31,218,718 10.4%73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 23,272,008 7.7% Kanada 19,713,178 6.6%31 - Pupuk 20,874,792 6.9% Australia 18,202,835 6.0%85 - Mesin / Peralatan Listik 18,482,280 6.1% Perancis 14,847,504 4.9%38 - Berbagai Produk Kimia 7,634,681 2.5% Jerman 10,747,226 3.6%90 - Perangkat Optik 7,002,867 2.3% Filipina 10,687,791 3.6%36 - Bahan Peledak 6,486,026 2.2% Eropa Lainnya 10,534,348 3.5%Lainnya 9,077,163 3.0% Lainnya 32,397,308 10.8%Total 300,937,641 100% Total 300,937,641 100%Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

NegaraKomoditas

Sementara berdasarkan

komoditasnya, pertumbuhan impor

non-migas Kaltim pada triwulan I-

2009 disumbang oleh komoditas

kapal laut dan bangunan terapung

(8,44%), mesin/peralatan listrik

(3,92%) dan komoditas benda-

benda dari besi dan baja (2,61%).

Pangsa terbesar impor non migas

Kalimantan Timur didominasi oleh

komoditas mesin-mesin/pesawat mekanik yaitu sebesar 31% (Grafik 1.10).

Perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan II-2009

mengalami net export (jumlah ekspor lebih besar dibandingkan dengan impor) sebesar USD

1.495,97 juta.

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Perekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan

migas diperkirakan mengalami pertumbuhan pada triwulan II-2009, yaitu sebesar 1,89% (y-o-y),

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang tumbuh sebesar 0,30%.

Sedangkan PDRB tanpa migasnya diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -1,71% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang tumbuh sebesar 0,50%.

Komponen Pangsa Pertumb. KontribusiImpor 1.00 -2.93 -2.93

Impor LN 0.56 -3.29 -1.85Impor Antar Daerah 0.44 -2.46 -1.08

Sumber: Perkiraan BI Samarinda, diolah

Tabel 1.5 Perkembangan Komponen Impor Tw II-2009

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

Pertumbuhan PDRB sisi penawaran Kalimantan Timur periode berjalan ini terutama berasal

dari pertumbuhan di sektor industri pengolahan yang diperkirakan mencapai 4,45% (y-o-y) dengan

kontribusi sebesar 1,42%. Penurunan sektor ini terutama berasal dari penurunan produksi pada

sub-sektor pertambangan non migas, terutama batubara. Beberapa sektor lainnya yang

diperkirakan mengalami pertumbuhan adalah sektor listrik, gas dan air bersih (1,95%), dan sekto

jasa-jasa (1,22%). Sementara sektor-sektor lainnya mengalami kontraksi.

Table 1.7. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Q IV-08 Q I-09 Q II-09* Q IV-08 Q I-09 Q II-09*Pertanian -17.58 -14.72 -0.70 -1.27 -1.13 -0.05Pertambangan & penggalian 5.73 0.81 2.33 2.22 0.31 0.91Industri Pengolahan -2.10 -1.58 4.45 -0.68 -0.50 1.42Listrik, gas, & air bersih 3.38 4.00 1.95 0.01 0.01 0.01Bangunan 5.35 7.95 -2.53 0.18 0.27 -0.09Perdagangan, hotel dan restoran 4.11 6.53 -1.53 0.34 0.54 -0.13Pengangkutan 5.80 8.49 -1.38 0.30 0.44 -0.07Keuangan 7.40 7.22 -4.58 0.21 0.21 -0.13Jasa-jasa 6.41 7.75 1.22 0.12 0.15 0.02PDRB 1.44 0.30 1.89 1.44 0.30 1.89PDRB tanpa Migas 0.36 0.50 -1.71Sumber: BPS Kaltim & BI Samarinda, (Q II-09 perkiraan Bank Indonesia)

Kontribusi Sektor Ekonomi

Pertumbuhan (y-o-y)

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan pada triwulan II-2009 diperkirakan

mengalami kontraksi sebesar -0,70% (y-o-y), lebih

baik dibandingkan kontraksi yang terjadi pada

triwulan I-2009 yang mencapai -14,72%. Kontraksi

ini dipengaruhi oleh pertumbuhan negatif yang

terjadi pada hampir semua sub sektor, kecuali sub

sektor kehutanan dan sub sektor peternakan dan

hasil-hasilnya, yang mampu tumbuh sebesar 9,60%

dan 0,58% (y-o-y), dengan kontribusi sebesar

2,75% dan 0,06% terhadap pertumbuhan sektor

pertanian pada triwulan II-2009 ini. Pertumbuhan yang terjadi di sub sektor kehutanan dipengaruhi

oleh meningkatnya permintaan bahan baku kayu untuk dipergunakan pada industri kertas dan

produk-produk dari kayu lainnya. Sedangkan kontribusi negatif terbesar berasal dari sub sektor

perikanan sebesar -2,83% yang dipengaruhi oleh menurunya produksi akibat berkurangnya

permintaan. Sub sektor lainnya yang berkontribusi negatif adalah sub sektor tanaman perkebunan

(-0,49%) dan sub sektor tanaman bahan makanan (-0,19%).

Dari sisi pembiayaan perbankan, terlihat

bahwa penyaluran kredit untuk sektor

pertanian masih mengalami pertumbuhan

yang melambat, dengan jumlah penyaluran

pada triwulan II-2009 sebesar Rp 1.016,7

miliar, atau tumbuh sebesar 52,68% (y-o-y),

lebih lambat dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang

mencapai 66,35%.

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini diperkirakan mengalami

pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 2,33% (y-

o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2009 yang sebesar 0,81%. Kinerja

positif ini dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja sub

sektor pertambangan migas, yang tumbuh sebesar

8,64%. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya

produksi migas di Kalimantan Timur karena

pengaruh meningkatnya permintaan dan harga jual.

Sementara sub sektor pertambangan non migas

mengalami kontraksi sebesar -3,68% (y-o-y),

karena pengaruh menurunnya produksi batubara di

Kalimantan Timur. Berdasarkan data produksi batubara yang bersumber dari Departemen ESDM,

produksi batubara Kalimantan Timur triwulan II-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan yang

melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009. Penurunan tersebut

dipengaruhi oleh permintaan yang belum

mengalami pemulihan (Grafik 1.13).

Kontraksi yang terjadi di sub sektor

ini menyumbang sebesar -1,85% terhadap

pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian. Demikian halnya yang terjadi

dengan sub sektor penggalian, yang juga

mengalami pertumbuhan yang negatif,

yaitu sebesar -0,63% (y-o-y) dengan

kontribusi sebesar -0,01%.

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada

triwulan II-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang positif,

yaitu sebesar 4,45% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan dengan triwulan I-

2009 yang mengalami kontraksi

sebesar -1,58% (y-o-y). Meningkatnya

pertumbuhan sektor berasal dari

meningkatnya kinerja sub sektor industri pengolahan migas, yang pertumbuhannya didorong oleh

meningkatnya produksi LNG guna memenuhi

permintaan pasar.

Laju pertumbuhan sub sektor industri

pengolahan non migas juga menunjukkan

pertumbuhan yang positif, yaitu sebesar 4,51%

(y-o-y). Kontributor terbesar pertumbuhan yang

positif tersebut berasal dari sub sektor industri

kertas dan barang cetakan, dengan kontribusi

sebesar 1,93% atau tumbuh sebesar 5,55% (y-

o-y). Meningkatnya produktivitas sub sektor ini

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. KontribusiMakanan, Minuman & Tembakau 0.15 -1.55 -0.24Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 2.15 0.01Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.20 7.64 1.54Kertas & Barang Cetakan 0.35 5.55 1.93Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.24 5.42 1.30Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 -2.37 -0.04Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 -0.69 -0.02Barang Lainnya 0.01 2.23 0.02

Jumlah 1.00 4.51 4.51Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.8 Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Tw II-2009 (y-o-y)

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan pasar. Sub sektor lain yang juga berkontribusi cukup

besar pada pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas adalah sub sektor industri

barang kayu dan hasil hutan lainnya, dengan kontribusi sebesar 1,54% (Tabel 1.9). Sementara itu,

penyaluran kredit perbankan untuk sektor industri di Kalimantan Timur pada triwulan II-2009

mencapai Rp 737,24 miliar atau tumbuh sebesar 3,76% (y-o-y), pertumbuhan ini lebih lambat

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I-2009 yang sebesar 9,18% (Grafik 1.15).

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada

periode laporan diperkirakan tumbuh

sebesar 1,95% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

4%. Meningkatnya produksi sektor ini

dipengaruhi oleh subsektor listrik yang

mengalami pertumbuhan sebesar 1,77% (y-

o-y) dan sub sektor air bersih (3,03%).

Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut

dipengaruhi dengan adanya peningkatan

penyediaan fasilitas listrik dan air bersih

untuk masyarakat. Peningkatan kinerja sektor ini terlihat juga dari meningkatnya pertumbuhan

kredit perbankan yang disalurkan pada sektor listrik, air dan gas, yang pada triwulan II-2009

mengalami pertumbuhan sebesar 172,22% (y-o-y), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-

2009 yang tumbuh sebesar 144,05% (Grafik 1.15).

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan diperkirakan

mengalami kontraksi pada periode berjalan

ini, yaitu sebesar -2,53% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2009 yang tumbuh sebesar

7,95%. Hal ini terlihat dari menurunnya

konsumsi semen di Kalimantan Timur, yang

pada triwulan II-2009 mencapai 231 ribu

ton, atau mengalami penurunan sebesar -

6,04% (y-o-y); lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -4,10%. Penurunan ini dipengaruhi

oleh berkurangnya aktivitas pembangunan fisik, terutama proyek pemerintah yang biasanya pada

triwulan pertama masih dalam proses perencanaan atau persiapan pelelangan.

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan

restoran pada triwulan II-2009

diperkirakan mengalami kontraksi

sebesar -1,53% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan I-2009

yang tumbuh sebesar 6,53%. Kontraksi

ini dipengaruhi oleh menurunnya

permintaan masyarakat karena

kecenderungan masyarakat untuk

menabung guna memenuhi kebutuhan

pendidikan anak-anak mereka. Hal ini

didukung pula oleh melambatnya

pertumbuhan penyaluran kredit perdagangan pada triwulan laporan, yang mencapai Rp 5,04 triliun,

atau tumbuh sebesar 16,67% (y-o-y); lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2009 yang sebesar 22,31%.

Sementara itu arus bongkar muat di

pelabuhan Samarinda dan Balikpapan pada

triwulan II-2009 mengalami pertumbuhan

sebesar 43,01% (y-o-y), lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan I-2009 yang sebesar -37,23%.

(Grafik 1.18).

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan & komunikasi

pada triwulan II-2009 diprediksi mengalami

kontraksi sebesar -1,38% (y-o-y), setelah pada

triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 8,49%.

Penurunan sektor ini berasal dari sub sektor

komunikasi yang tumbuh negatif sebesar -5,24% (y-o-y), karena adanya penurunan tarif

komunikasi. Sub sektor angkutan juga mengalami kontraksi, namun tidak sebesar yang terjadi

pada sub sektor komunikasi, yaitu sebesar 0,66% (y-o-y). Hal ini dipengaruhi kontraksi yang

terjadi pada sub sektor angkutan udara dan sub sektor angkutan jalan raya, yang masing masing-

masing mengalami kontraksi sebesar -3,66% dan -1,70% (y-o-y). Kedua sub sektor tersebut juga

memberikan kontribusi yang besar terhadap kontraksi yang terjadi pada sub sektor angkutan, yaitu

sebesar -0,50% dan -0,46% (Tabel 1.10).

Sementara itu berdasarkan data arus

penumpang yang melalui pelabuhan

Samarinda dan Balikpapan, walaupun

masih menunjukkan perkembangan yang

negatif pada triwulan II-2009, namun

jumlah pertumbuhan arus penumpang di

kedua pelabuhan tersebut menunjukkan

peningkatan dibandingkan dengan

Pengangkutan Pangsa Pertumb. KontribusiAngkutan Jalan Raya 0.27 -1.70 -0.46Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.11 1.21 0.14Angkutan Laut 0.11 2.85 0.31Angkutan Udara 0.14 -3.66 -0.50Jasa Penunjang Angkutan 0.37 -0.42 -0.16

Jumlah 1.00 -0.66 -0.66Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.9 Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Tw II-2009 (y-o-y)

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

pertumbuhan pada triwulan I-2009 (Grafik 1.20).

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan pada triwulan II-2009 ini

diperkirakan akan mengalami kontraksi

sebesar -4,58% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan I-2009 sebesar 7,22%. Kontribusi

terbesar kontraksi yang terjadi pada sektor ini

dipengaruhi oleh sub sektor bank yaitu sebesar

-2,65% dari keseluruhan pertumbuhan sektor

keuangan, dengan kontraksi sebesar -10,24%.

Hal ini terlihat dari pertumbuhan penyaluran

kredit perbankan pada triwulan II-2009 yang

tumbuh sebesar 22,18% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan I-2009 yang sebesar 27,93% (Grafik

1.21). Secara nominal, penyaluran kredit

perbankan pada periode berjalan ini mencapai

Rp 22,25 triliun.

Sub sektor lainnya yang mengalami

kontraksi adalah sub sektor jasa perusahaan, sub

sektor sewa bangunan dan sub sektor lembangan

keuangan bukan bank; sedangkan sub sektor

jasa penunjang keuangan merupakan satu-

satunya yang mampu tumbuh positif. Sementara

itu dari operasional perbankan menunjukkan

bahwa laba operasional perbankan masih tumbuh

positif, yaitu sebesar 25,92% (y-o-y), namun

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2009 yang sebesar 29,84%

(Grafik 1.22).

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. KontribusiBank 0.26 -10.24 -2.65Lembaga Keuangan Tanpa bank 0.04 -0.07 0.00Jasa Penunjang Keuangan 0.00 0.81 0.00Sewa Bangunan 0.43 -1.54 -0.67Jasa Perusahaan 0.26 -4.79 -1.27

Jumlah 1.00 -4.58 -4.58Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode laporan

diperkirakan mengalami pertumbuhan

sebesar 1,22% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

I-2009 sebesar 7,75%. Subsektor

pemerintah umum mengalami peningkatan sebesar 2,21%, sebaliknya subsektor swasta

diperkirakan mengalami kontraksi sebesar -1,92%.

Pada subsektor swasta, kontribusi kontraksi dipengaruhi oleh sub sektor jasa perorangan

dan rumah tangga yaitu sebesar -1,816%, dengan pertumbuhan sebesar -2,64% (y-o-y). Kontraksi

juga terjadi pada sub sektor lainnya, yaitu sub sektor jasa hiburan dan rekreasi, dan sub sektor

jasa sosial kemasyarakatan, yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar -0,30% dan -

0,46% (y-o-y) (Tabel 1.12).

Swasta Pangsa Pertumb. KontribusiJasa Hiburan dan Rekreasi 0.26 -0.30 -0.08Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 -0.46 -0.02Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.69 -2.64 -1.81

Jumlah 1.00 -1.92 -1.92Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.12 Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

Boks. 1

1. BANK INDONESIA: “SIAPKAH KALTIM MENGOPTIMALKAN POTENSI PERIKANAN DAN KELAUTAN SEBAGAI PENUNJANG PERTUMBUHAN EKONOMI?”;

SEMINAR SEKTOR KELAUTAN DAN PERIKANAN “SIAPKAH KALTIM MEMBANGUN MELALUI SEKTOR PERIKANAN KELAUTAN?” TOPIK MAKALAH:

2. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV. KALTIM: “POTENSI SEKTOR PERIKANAN KELAUTAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN REGIONAL KALIMANTAN TIMUR”;

3. DEKAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNMUL: “ RENCANA PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN KELAUTAN KALIMANTAN TIMUR”.

A. Kondisi Aktual dan Faktual Perikanan Kelautan RUMUSAN HASIL SEMINAR:

Kaltim memiliki potensi sumber daya alam di bidang perikanan yang terkandung dalam wilayah perairan dan laut dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga menjadi modal dalam pembangunan wilayah provinsi Kaltim.

B. Permasalahan dalam Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Kelautan Beberapa kendala yang diidentifikasi menjadi potensi hambatan dalam pengelolaan sumber daya Perikanan Kelautan yaitu:

a. Permasalahan atas kondisi biofisik lingkungan perairan pesisir dan laut yang kurang mendapat perhatian sebagai faktor utama dalam pengembangan sektor Perikanan Kelautan;

b. Permasalahan atas kondisi sosial ekonomi kemasyarakatan di wilayah pesisir dan laut yang masih kurang mendapat perhatian khususnya dari pemerintah daerah setempat;

c. Bidang kelembagaan formal pemerintah yang masih bersifat sektoral serta sumber daya manusia bidang perikanan yang belum optimal melakukan fungsi dan tugasnya sebagai akibat keterbatasan skill dan sarana prasarana lapangan;

d. Sumber daya fisik wilayah (infrastruktur) yang masih sangat kurang; e. Kurangnya dukungan Suprastruktur dalam menunjang peningkatan usaha melalui

penerapan IPTEK produksi Perikanan; f. Belum terbangunnya sistem kemitraan antara pemilik modal dan lembaga keuangan

dengan pihak pengelola sumber daya perikanan kelautan (masyarakat lokal).

C. Faktor Pendukung Rencana Pengelolaan Sumber Daya Perikanan Kelautan Faktor pendukung yang perlu dipersiapkan dan dibangun dalam implementasi rencana pengelolaan sumber daya perikanan dan kelautan:

A. Dokumen rencana pengelolaan yang tersusun dengan prinsip bottom up dan grass root approach, dengan melibatkan seluruh stakeholder terikait yaitu pemerintah, swasta, lembaga keuangan (Bank), perguruan tinggi dan lembaga masyarakat (masyarakat lokal);

B. Derivasi dokumen dalam bentuk detil program kerja yang menunjukkan tanggung jawab dari masing-masing pihak (stakeholder)

C. Regulasi dan kebijakan pengelolaan sumber daya perikanan kelautan lintas sektoral dan spasial administratif (kabupaten/kota di Prov. Kaltim);

D. Konsep pembiayaan dan pengembangan usaha yang menganut sistem kemitraan (usaha mikro-kecil dengan usaha menengah-besar) dan proses pengelolaan sumber daya yang efisien dan efektif.

D. Skenario Pendekatan Model Rencana Pengelolaan Beberapa skenario pengelolaan yang dapat diusulkan dengan memperhatikan kondisi, permasalahan dan ketersediaan faktor pendukung agar sektor Perikanan Kelautan siap sebagai penunjang dalam pembangunan wilayah Kaltim yaitu:

a. Pengelolaan yang didasarkan pada keterpaduan antar sektoral ; b. Pengelolaan berdasarkan kemitraan antara produsen (masyarakat local) dengan

usaha menengah/besar dalam hal permodalan/pembiayaan, teknologi, manajemen usaha dan pemasaran yang difasilitasi oleh pemerintah, perbankan dan perguruan tinggi dengan hasil akhir tercapainya industrialisasi perikanan dengan prinsip grass root approach;

c. Pengelolaan berdasarkan potensi spasial yang mengarah pada klasterisasi wilayah berdasarkan produk ekonomi yang dihasilkan;

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

d. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan berbasiskan masyarakat local melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dengan penekanan pada aspek kehidupan/mata pencaharian masyarakat.

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

19

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII

2.1 Gambaran Umum

Laju inflasi tahunan di Kalimantan

Timur pada triwulan II-2009 mencapai

4,90% (y-o-y), masih lebih rendah

dibandingkan laju inflasi tahunan pada

triwulan I-2009, yang tercatat sebesar

9,39%. Namun laju inflasi di Kalimantan

Timur ini masih lebih tinggi dibandingkan

dengan laju inflasi tahunan nasional yang

sebesar 3,65%. Berdasarkan

komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi

pada kelompok komoditas makanan jadi,

minuman, rokok dan tembakau, yaitu sebesar 10,79% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga (9,98%), dan kelompok komoditas bahan makanan (6,41%).

Sementara kelompok komoditas transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-

satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -6,60%.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan

terjadi di Tarakan yakni sebesar 8,40% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masing-

masing sebesar 4,87% (y-o-y) dan 3,77% (y-o-y).

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan II

2009, meliputi:

• Dari sisi permintaan, adanya pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu adanya masa liburan

sekolah.

• Dari sisi penawaran, pasokan barang yang cukup memadai dan tanpa adanya kendala

transportasi.

Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan II-2009

Q-t-Q Y-o-YBahan Makanan -0.48 6.41Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.04 10.79Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.95 6.13Sandang -1.40 3.71Kesehatan 0.61 5.79Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.87 9.98Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.29 -6.60

UMUM 0.50 4.90Sumber: BPS, diolah

KelompokInflasi (Q 2-09)

BBBAAABBB

IIIIII

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Evaluasi Perkembangan Inflasi

20

2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada

triwulan II-2009 mencapai 0,42% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada

triwulan I-2009 yang sebesar 1,49%. Laju inflasi tertinggi tercatat pada kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 1,07% (q-t-q), diikuti oleh kelompok

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (1,03%). Hal ini dipengaruhi oleh

adanya pola konsumsi musiman, yaitu masa liburan anak sekolah. Sementara deflasi tertinggi

terjadi pada kelompok komoditas sandang, yaitu sebesar -2,03% (q-t-q).

Tabel 2.2

Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda

Kelompok Inflasi Q-t-Q (%)

Q 1-09 Q 2-09

Bahan Makanan 2.44 0.43 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.94 1.03

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.36 0.73 Sandang 2.59 -2.03 Kesehatan 1.86 0.08 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.36 1.07 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -3.82 0.32

UMUM 1.49 0.42

Sumber: BPS, diolah

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan II-2009 tercatat sebesar 0,31%

(q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2009 yang sebesar 0,03%. Kelompok

komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, yaitu sebesar 1,81%; diikuti oleh kelompok

komoditas perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar (1,19%) dan kelompok komoditas

kesehatan (0,56%). Sedangkan laju deflasi terbesar terjadi pada kelompok komoditas bahan

makanan, yaitu sebesar -1,40%. Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya harga komoditas bahan

makanan.

Tabel 2.3 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan

Kelompok Inflasi Q-t-Q (%)

Q 1-09 Q 2-09 Bahan Makanan -0.84 -1.40 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.82 1.81 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 1.13 1.19 Sandang 1.82 -0.71 Kesehatan 0.84 0.56 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0.07 0.31 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.30 0.02

UMUM 0.03 0.31 Sumber: BPS, diolah

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Evaluasi Perkembangan Inflasi

21

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)

Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan II-2009 mencapai 0,53% (q-t-q), merupakan

yang tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, lebih tinggi dibandingkan

triwulan I-2009 yang mencapai 0,53%. Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok komoditas makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau yang mencapai 6,52% (q-t-q), diikuti oleh kelompok komoditas

kesehatan (2,74%) dan kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga (2,22%). Sementara

deflasi terjadi pada kelompok komoditas bahan makanan, yaitu sebesar -1,00% (q-t-q). Deflasi ini

terjadi karena adanya penurunan harga komoditas.

Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan

Kelompok Q-t-Q (%)

Q 1-09 Q 2-09 Bahan Makanan 1.92 -1.00 Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0.33 6.52 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.30 0.97 Sandang 4.89 -0.99 Kesehatan 0.07 2.74 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.00 2.22 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -4.11 0.97

UMUM 0.53 1.34 Sumber: BPS, diolah

2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan II-2009 tercatat sebesar 4,87%

(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 10,52%.

Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara

nasional yang tercatat sebesar 3,65%.

Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok komoditas makanan

jadi, minuman, rokok dan tembakau yaitu sebesar 10,87%, diikuti oleh kelompok komoditas

pendidikan, rekreasi dan olahraga (8,40%) dan kelompok komoditas perumahan, air listrik,

gas dan bahan bakar (7,25%). Hal ini dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, yaitu

adanya masa liburan anak sekolah. (Tabel 2.5). Sementara itu, deflasi terjadi pada kelompok

komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan (-6,19%), yang dipengaruhi oleh

penurunan ongkos angkutan.

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Evaluasi Perkembangan Inflasi

22

Tabel 2.4

Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 4-08 Q 1-09 Q 2-09 Bahan Makanan 20.38 11.28 6.55 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 12.94 14.88 10.87 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 15.91 18.07 7.25 Sandang 7.85 5.44 2.82 Kesehatan 7.64 8.43 6.80 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 8.50 7.77 8.40 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 3.53 -0.52 -6.19

UMUM 12.69 10.52 4.87 Sumber: BPS, diolah

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 3,77% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan I-2009 yang mencapai 7,29%. Laju

inflasi tahunan Kota Balikpapan ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan

nasional yang tercatat sebesar 3,65%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada

kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 13,63% (y-o-y), yang

dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi musiman, yaitu masa liburan anak sekolah. Kelompok

komoditas lainnya yang juga memiliki tingkat inflasi yang cukup tinggi pada triwulan II-2009

adalah kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (9,33%) dan

kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (4,84%). Sementara satu-

satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi adalah kelompok komoditas transpor,

komunikasi dan jasa keuangan, yang dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan kota.

Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 4-08 Q 1-09 Q 2-09 Bahan Makanan 21.02 9.21 3.22 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6.92 8.12 9.33 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 12.64 10.57 4.84 Sandang 5.02 3.59 3.75 Kesehatan 4.83 4.68 4.02 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 15.91 13.69 13.63 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 2.50 -2.27 -6.37

UMUM 11.30 7.29 3.77 Sumber: BPS, diolah

2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan II-2009 mencapai 8,40% (y-o-y),

merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi

tahunan Kota Tarakan ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang 3,65%.

Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Evaluasi Perkembangan Inflasi

23

komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 15,42% (y-o-y); diikuti oleh kelompok

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (14,86%), dan kelompok komoditas

kesehatan (7,31%). Sementara deflasi terjadi pada kelompok komoditas transportasi, komunikasi

dan jasa keuangan, yaitu sebesar -8,63% (y-o-y).

Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Y-o-Y (%)

Q 1-09 Q 2-09 Bahan Makanan 21.31 15.42 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 13.46 14.86 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 7.53 5.92 Sandang 8.89 7.16 Kesehatan 7.46 7.31 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.68 3.49 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.56 -8.63

UMUM 11.69 8.40 Sumber: BPS, diolah

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

24

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Kinerja kegiatan usaha perbankan di Kaltim pada triwulan laporan secara umum

menunjukkan peningkatan baik secara triwulanan (qtq) maupun tahunan (yoy). Hal ini tercermin

dari pertumbuhan positif yang dialami indikator utama kegiatan usaha perbankan meliputi aset,

penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan penyaluran kredit.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Mei 2009) menurut pertumbuhan

triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha perbankan di Kaltim dan nasional menunjukkan

perkembangan yang tidak searah. Jumlah aset dan DPK bank umum secara nasional tercatat

turun masing-masing sebesar 1,8% dan 0,1% serta kredit tidak bertumbuh. Sementara pada

saat yang sama bank umum di Kaltim mengalami peningkatan aset, DPK dan kredit masing-

masing sebesar 2,4%; 2,4% dan 5,9%. Berdasarkan pertumbuhan tahunan (yoy),

penghimpunan DPK dan penyaluran kredit oleh bank umum di Kaltim mengalami peningkatan

masing-masing sebesar 20,6% dan 22,2%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional

masing-masing sebesar 14,8% dan 13,7%. Namun dari sisi aset, jumlah aset bank umum di

Kaltim hanya naik 4,9%, atau lebih rendah dibanding pertumbuhan aset nasional sebesar

13,2%.

Perkembangan kinerja BPR di Kaltim menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini

terlihat dari pertumbuhan jumlah aset BPR yang mencapai 18,95% (y-o-y). Demikian juga

halnya dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 24,29% (y-o-y), sementara kredit mampu

tumbuh sebesar 21,87% (y-o-y).

Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan

terjadinya peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas namun tetap dalam kondisi yang

terkendali.

BBBAAABBB

IIIIIIIII

-1.8%

-0.1%

0.0%

2.4%

5.9%

2.4%

-4.0% -2.0% 0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0%

Aset

DPK

Kredit

Nasional

Kaltim

Grafik 3.1

Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)

13.2%

14.8%

13.7%

4.9%

20.6%

22.2%

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0%

Aset

DPK

Kredit

Grafik 3.2

Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

25

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan II-2009 tercatat Rp

45.756 miliar, mengalami peningkatan 2,42% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya

(Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, peningkatan jumlah aset bersih dialami oleh bank

pemerintah, yakni sebesar 3,84% sedangkan bank swasta mencata penurunan aset bersih

sebesar 0,87%. Jika dibandingkan dengan posisi triwulan II-2008, total aset perbankan

mencatat pertumbuhan sebesar 20,74% (yoy).

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim

Tw2-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw1-09 Tw2-09 qtq yoy

Jumlah Aset Bersih 38,724 46,465 45,652 46,756 100.00% 100.00% 2.42% 20.74%

Bank Pemerintah 27,349 32,634 31,850 33,074 69.77% 70.74% 3.84% 20.93%

Bank Swasta 11,375 13,832 13,802 13,682 30.23% 29.26% -0.87% 20.28%

Aktiva Produktif 30,487 30,487 30,572 31,368 100.00% 100.00% 2.60% 2.89%

Penempatan pada Bank Indonesia 7,891 7,891 7,549 7,505 24.69% 23.93% -0.57% -4.89%

Penempatan pada Bank Lain 790 790 702 248 2.30% 0.79% -64.67% -68.61%

Surat berharga yang dimiliki 1,308 1,308 1,296 1,355 4.24% 4.32% 4.61% 3.61%

Kredit yang diberikan 20,474 20,474 21,012 22,249 68.73% 70.93% 5.89% 8.67%

Lainnya 24 24 13 10 0.04% 0.03% -23.98% -59.32%

Pertumb. Tw2-09Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi

oleh pemberian kredit dengan pangsa 70,93% dan penempatan pada BI dengan pangsa

23,93%. Penurunan suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan, diperkirakan ikut

berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 0,57%, dari Rp 7.549 miliar

pada triwulan I-2009 menjadi Rp 7.505 miliar pada triwulan laporan.

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil

dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada

triwulan II-2009 mencapai Rp 42.346

miliar, atau meningkat 2,36% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Jika dibandingkan dengan

posisi triwulan II-2008, penghimpunan

dana pihak ketiga (DPK) telah mengalami

pertumbuhan sebesar 20,6% (yoy).

Peningkatan dana pada triwulan

laporan berasal dari semua jenis

simpanan. Berdasarkan pertumbuhan triwulanan (qtq), giro mencatat pertumbuhna tertinggi

sebesar 4,2%, diikuti tabungan dan simpanan berjangka, yang masing-masing tumbuh

sebesar 2,66% dan 0,38%.

Menurut kelompok bank, peningkatan simpanan terjadi pada bank milik pemerintah,

yakni sebesar 3,52% sedangkan bank swasta mengalami penurunan jumlah simpanan

sebesar 0,62%. Penurunan simpanan bank swasta berasal dari penurunan deposito sebesar

5,81% (qtq).

05

1015202530354045

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008 2009

DPK

(triliu

n Rp)

-10%-5%0%5%10%15%20%25%30%35%40%

DPK (sumbu kiri) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.3. Perkembangan Simpanan Masyarakat

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

26

Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

KomposisiTw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw2-09 q-t-q y-o-y

Total DPK 35,113 39,350 41,518 41,367 42,346 100.0% 2.36% 20.60%Giro 11,013 13,532 12,917 12,597 13,126 31.0% 4.20% 19.19%Tabungan 14,031 14,474 15,525 14,920 15,316 36.2% 2.66% 9.16%Deposito 10,069 11,344 13,075 13,851 13,903 32.8% 0.38% 38.08%

Bank Pemerintah 25,797 29,183 29,940 29,852 30,902 73.0% 3.52% 19.79%Giro 9,099 11,643 10,859 10,586 10,907 25.8% 3.03% 19.87%Tabungan 10,168 10,405 10,962 10,326 10,717 25.3% 3.79% 5.40%Deposito 6,530 7,135 8,119 8,941 9,278 21.9% 3.78% 42.08%

Bank Swasta 9,315 10,166 11,578 11,515 11,443 27.0% -0.62% 22.84%Giro 1,914 1,889 2,059 2,011 2,219 5.2% 10.34% 15.92%Tabungan 3,863 4,069 4,563 4,594 4,599 10.9% 0.12% 19.06%Deposito 3,538 4,208 4,957 4,910 4,625 10.9% -5.81% 30.71%

Pert. Tw2-09Posisi (dalam Rp Miliar)Jenis Simpanan

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Penyaluran kredit bank umum di Kaltim

pada triwulan II-2009 menunjukkan perlambatan

namun masih tercatat positif. Perlambatan

pertumbuhan kredit tersebut terjadi ditengah

mulai turunnya tingkat bunga pinjaman. Akan

tetapi, penurunan suku bunga simpanan tersebut

tidak secepat penurunan BI-rate sehingga

tingkat bunga pinjaman yang berlaku dinilai

masih relatif tinggi. Adapun BI-rate selama

triwulan laporan telah turun sebanyak 75 basis

poin, yakni dari 7,75% pada akhir triwulan I-2009 menjadi 7% pada akhir triwulan laporan

(Grafik 3.4).

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan bank

umum yang berkantor di Kaltim pada

triwulan II-2009 mencapai Rp 22.249,1

miliar (tabel 3.3). Secara triwulanan,

pertumbuhan kredit pada triwulan laporan

tercatat 5,89% (qtq) atau lebih tinggi

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan I-2009 sebesar 2,63%. Jika

dibandingkan dengan posisi triwulan II-

2008, penyaluran kredit pada triwulan II-

2009 telah tumbuh sebesar 22,18% (yoy)

atau melambat dibanding pertumbuhan

tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 27,85% (grafik 3.5).

Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp

14.402,1 miliar (pangsa 64,7%) atau mengalami peningkatan 9,38% dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Sementara itu, penyaluran kredit oleh bank umum swasta pada

triwulan laporan hanya meningkat sebesar 0,03%, menjadi Rp 7.847 miliar (pangsa

35,3%).

68

1012

14161820

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2007 2008 2009

Suku

Bun

ga (%

)

K. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4.

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate

0

5

10

15

20

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008 2009

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5.

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

27

Berdasarkan jenis penggunaannya, semua jenis kredit mengalami pertumbuhan

yang positif secara triwulanan (qtq). kredit modal kerja (pangsa 43,9%) mencatat

pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar 8,26% menjadi Rp 9.769,5 miliar. Selanjutnya kredit

konsumsi (pangsa 31,4%) meningkat sebesar 4,7% menjadi Rp 6.977,2 miliar, diikuti

kredit investasi (pangsa 24,7%) yang meningkat 3,34% menjadi Rp 5.502,3 miliar.

Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan

air (17,18%), diikuti sektor konstruksi (15,75%), sektor pertambangan (12,89%) dan

sektor pertanian (11,01%).

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

KomposisiTw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw2-09 q-t-q y-o-y

Kredit 18,209.6 19,846.9 20,473.8 21,012.4 22,249.1 100.0% 5.89% 22.18% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 11,144.0 11,938.4 12,028.3 13,167.5 14,402.1 64.7% 9.38% 29.24%Bank Swasta 7,065.6 7,908.5 8,445.5 7,844.9 7,847.0 35.3% 0.03% 11.06%

Jenis PenggunaanModal Kerja 8,202.2 8,713.7 8,958.4 9,024.0 9,769.5 43.9% 8.26% 19.11%Investasi 4,219.6 4,804.4 5,030.6 5,324.5 5,502.3 24.7% 3.34% 30.40%Konsumsi 5,787.9 6,328.8 6,484.7 6,664.0 6,977.2 31.4% 4.70% 20.55%

Sektor EkonomiPertanian 665.9 846.0 887.4 915.9 1,016.7 4.6% 11.01% 52.68%Pertambangan 583.0 478.7 555.5 680.7 768.4 3.5% 12.89% 31.79%Perindustrian 710.5 767.5 864.7 785.9 737.2 3.3% -6.19% 3.76%Listrik, Gas dan Air 14.9 27.4 27.2 34.6 40.5 0.2% 17.18% 172.22%Konstruksi 2,384.7 2,719.9 2,476.4 2,627.5 3,041.2 13.7% 15.75% 27.53%Perdagangan 4,319.5 4,524.9 4,765.4 4,771.3 5,039.5 22.7% 5.62% 16.67%Angkutan 703.8 813.8 889.9 950.3 1,008.5 4.5% 6.12% 43.29%Jasa Dunia Usaha 2,803.6 3,090.1 3,254.6 3,311.0 3,342.0 15.0% 0.94% 19.20%Jasa Sosial 222.4 238.8 254.7 260.7 267.8 1.2% 2.71% 20.39%Lain-Lain 5,801.2 6,339.8 6,498.0 6,674.7 6,987.2 31.4% 4.68% 20.44%

LDR 51.86% 50.44% 49.31% 50.79% 52.54%

Pert. Tw2-09Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Dengan terjadinya pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibandingkan dengan

pertumbuhan simpanan maka nisbah pinjaman terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank

umum yang berkantor di Kaltim mengalami kenaikan, dari 50,79% pada triwulan I-2009

menjadi 52,54% pada triwulan laporan.

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan perbankan

secara nasional untuk membiayai proyek yang

berlokasi di wilayah Kaltim pada periode

laporan (s.d Mei 2009) tercatat sebesar Rp

30.777 miliar, mengalami peningkatan sebesar

2,09% (qtq) dibandingkan dengan posisi kredit

pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.4). Namun

jika dibandingkan dengan triwulan II tahun

2008, kredit berdasarkan lokasi proyek

mengalami pertumbuhan sebesar 13,6% (yoy)

atau melambat dibanding pertumbuhan triwulan

sebelumnya yang sebesar 21,26% (Grafik 3.6).

0

510

1520

2530

35

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008 2009

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

-20%

-10%0%

10%20%

30%40%

50%Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi

Proyek di Kaltim

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

28

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit memperlihatkan

baik bank pemerintah maupun bank swasta mengalami peningkatan kredit yakni sebesar

3,77% dan 0,26%. Menurut sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor

pertanian (18,93%) dan sektor pertambangan (9,98%). Sementara itu, empat sektor

ekonomi mengalami penurunan kredit, tertinggi terjadi pada sektor perindustrian (-

15,29%). Dengan pertumbuhan kredit yang hampir sama dengan dibanding pertumbuhan

DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR) berdasarkan lokasi proyek di Kaltim

relatif tidak bergerak, yakni dari sebesar 72,9% per triwulan I-2009 menjadi 72,7% per

triwulan II-2009.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Komposisi

Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw2-09 q-t-q y-o-y

Kredit Lokasi Proyek 27,091.9 29,728.4 30,166.0 30,147.2 30,777.0 100.0% 2.09% 13.60% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 13,024.9 14,086.1 15,116.8 15,724.1 16,316.5 53.0% 3.77% 25.27%Bank Swasta 14,067.0 15,642.3 15,049.2 14,423.2 14,460.4 47.0% 0.26% 2.80%

Sektor EkonomiPertanian 1,898.7 2,213.0 2,438.5 2,522.7 3,000.2 9.7% 18.93% 58.01%Pertambangan 4,969.4 5,220.0 4,617.3 3,566.8 3,923.0 12.7% 9.98% -21.06%Perindustrian 1,323.5 1,492.1 1,688.4 1,989.7 1,685.4 5.5% -15.29% 27.34%Listrik, Gas dan Air 344.3 348.2 335.7 347.8 342.0 1.1% -1.65% -0.65%Konstruksi 2,943.2 3,315.2 3,109.7 3,479.2 3,510.0 11.4% 0.89% 19.26%Perdagangan 4,733.5 5,173.5 5,417.6 5,430.5 5,536.6 18.0% 1.95% 16.97%Angkutan 1,086.5 1,164.2 1,277.0 1,338.6 1,363.6 4.4% 1.87% 25.50%Jasa Dunia Usaha 3,839.5 4,292.3 4,547.6 4,568.6 4,484.1 14.6% -1.85% 16.79%Jasa Sosial 168.6 198.5 222.6 226.8 225.9 0.7% -0.38% 33.98%Lain-Lain 5,784.6 6,311.4 6,511.6 6,676.6 6,706.1 21.8% 0.44% 15.93%

LDR - lokasi proyek 77.2% 75.5% 72.7% 72.9% 72.7%

Pert. Tw2-09Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek

di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.

Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 9.874,3 miliar

(pangsa 32,03%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara)

sebesar Rp 8.870,2 miliar (pangsa 28,77%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh

Kabupaten Malinau sebesar Rp 82,9 miliar (pangsa 0,27%).

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredit DPKKota Samarinda 9,874.3 14,046.1 32.03% 34.46% 70.30%Kota Balikpapan 8,870.2 9,443.9 28.77% 23.17% 93.92%Kab. Kutai Kartanegara 3,258.3 3,274.3 10.57% 8.03% 99.51%Kota Bontang 3,063.0 1,999.7 9.93% 4.91% 153.17%Kab. Berau 1,715.8 1,877.0 5.56% 4.60% 91.41%Kota Tarakan 1,228.8 3,166.9 3.99% 7.77% 38.80%Kab. Paser 894.7 1,920.5 2.90% 4.71% 46.59%Kab. Kutai Timur 767.3 1,928.7 2.49% 4.73% 39.78%Kab. Bulungan 495.2 1,465.1 1.61% 3.59% 33.80%Kab. Kutai Barat 355.5 288.0 1.15% 0.71% 123.44%Kab. Nunukan 226.9 655.1 0.74% 1.61% 34.63%Kab. Malinau 82.9 699.4 0.27% 1.72% 11.85%

Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa

LDR

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

29

Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi

terjadi di kota Bontang sebesar 153,17%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat sebesar

123,44%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Kartanegara (99,51%) dan kota Balikpapan

(93,92%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten Malinau dengan nisbah

11,85% (Tabel 3.5).

3.3. Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim

pada Triwulan II-2009 mencapai Rp 14.596 miliar atau dengan pangsa 65,6% terhadap total

kredit (Tabel 3.6). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit MKM Kaltim pada triwulan laporan

mencapai 6,04% (qtq) atau sedikit lebih tinggi dibanding pertumbuhan total kredit yang sebesar

5,89%. Menurut skalanya, tingkat pertumbuhna tertinggi terjadi pada kredit berskala kecil

(plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) sebesar 8,40%, diikuti kredit berskala menengah (plafon

Rp 500 juta s.d Rp 5 miliar) yang tumbuh sebesar 5,99% dan kredit mikro (plafon hingga Rp 50

juta) yang tumbuh sebesar 3,36%. Apabila dibandingkan dengan posisi triwulan II-2008, kredit

MKM per triwulan II-2009 mencatat pertumbuhan sebesar 22,18% (yoy).

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit

Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw2-09 q-t-q y-o-y

Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,245 3,499 3,523 3,694 3,818 17.2% 3.36% 17.64%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 3,848 4,212 4,248 4,342 4,706 21.2% 8.40% 22.32%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 5,368 5,705 5,804 5,728 6,072 27.3% 5.99% 13.12%

Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 12,460 13,416 13,575 13,764 14,596 65.6% 6.04% 17.14%

Besar (> Rp 5 miliar) 5,749 6,431 6,899 7,249 7,654 34.4% 5.58% 33.12%

Total 18,210 19,847 20,474 21,012 22,249 100.0% 5.89% 22.18%

Pert. Tw2-09Posisi (miliar Rp)Skala Kredit

Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan

laporan tercatat Rp 8.742 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 10,4% dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta

tercatat Rp 5.853,6 miliar atau hanya naik sebesar 0,14% dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya (Tabel 3.7).

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,

Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw1-09 Tw2-09 q-t-q y-o-y

Kredit UMKM 12,460.2 13,415.7 13,574.6 13,763.7 14,595.5 100.0% 100.0% 6.04% 17.14% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 6,967.1 7,504.4 7,228.8 7,918.3 8,742.0 57.5% 59.9% 10.40% 25.47%Bank Swasta 5,493.1 5,911.3 6,345.8 5,845.4 5,853.6 42.5% 40.1% 0.14% 6.56%

Jenis PenggunaanModal Kerja 5,127.8 5,426.3 5,459.4 5,381.4 5,845.1 39.1% 40.0% 8.62% 13.99%Investasi 1,622.6 1,749.6 1,793.9 1,889.1 1,926.7 13.7% 13.2% 1.99% 18.74%Konsumsi 5,709.8 6,239.8 6,321.2 6,493.2 6,823.7 47.2% 46.8% 5.09% 19.51%

Sektor EkonomiPertanian 340.7 321.7 351.5 352.9 413.3 2.6% 2.8% 17.12% 21.31%Pertambangan 143.0 138.7 139.5 133.0 143.4 1.0% 1.0% 7.84% 0.24%Perindustrian 177.9 189.6 184.4 177.8 185.3 1.3% 1.3% 4.17% 4.10%Listrik, Gas dan Air 7.9 21.1 20.8 21.4 28.2 0.2% 0.2% 31.96% 258.00%Konstruksi 949.7 1,063.8 969.2 956.9 1,132.2 7.0% 7.8% 18.31% 19.22%Perdagangan 3,192.9 3,356.7 3,462.9 3,497.4 3,717.1 25.4% 25.5% 6.28% 16.42%Angkutan 299.4 333.7 372.3 357.0 340.0 2.6% 2.3% -4.79% 13.54%Jasa Dunia Usaha 1,534.3 1,640.7 1,641.8 1,661.4 1,698.9 12.1% 11.6% 2.26% 10.73%Jasa Sosial 91.3 98.9 97.7 102.0 103.5 0.7% 0.7% 1.43% 13.35%Lain-Lain 5,723.1 6,250.8 6,334.5 6,503.9 6,833.7 47.3% 46.8% 5.07% 19.41%

Pert. Tw2-09Keterangan

KomposisiPosisi (dalam Rp miliar)

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

30

Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran

kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 309

miliar dengan jumlah debitur sebanyak 29.026.

Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha

produktif yang pangsanya mencapai 53,2%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi

masing-masing berjumlah Rp 5.845,1 miliar (pangsa 40%) dan Rp 1.926,7 miliar (pangsa

13,2%). Sementara sisanya sebesar Rp 6.823,7 miliar (pangsa 46,8%) merupakan kredit

konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit modal kerja tumbuh

paling tinggi yaitu sebesar 8,62%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 5,09% dan kredit

investasi yang tumbuh sebesar 1,99%.

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor

utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,5%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 11,6%) dan

sektor konstruksi (pangsa 7,8%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), hampir semua

sektor mencatat pertumbuhan positif, tertinggi dialami oleh sektor listrik, gas & air (31,96%).

Sedangkan, sektor angkutan merupakan satu-satunya sektor yang mengalami penurunan kredit

(-4,79%).

Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Mikro Kecil Menengah UMKM Mikro Kecil Menengah UMKM

1-Lancar 3,244.1 3,798.6 5,056.1 12,098.7 3,369.8 4,202.9 5,368.6 12,941.3

2-Dalam Perhatian Khusus 362.2 431.3 450.4 1,243.9 353.8 382.4 518.5 1,254.7

3-Kurang Lancar 17.9 15.2 59.5 92.7 18.6 21.1 28.4 68.1

4-Diragukan 22.9 18.7 35.1 76.6 24.6 20.1 27.9 72.6

5-Macet 46.5 77.9 127.4 251.8 50.6 79.7 128.5 258.8

Total Kredit UMKM 3,693.6 4,341.7 5,728.5 13,763.7 3,817.5 4,706.2 6,071.9 14,595.5

Nominal NPLs (3,4,5) 87.3 111.8 222.0 421.1 93.9 120.9 184.7 399.5

% NPLs 2.36 2.57 3.88 3.06 2.46 2.57 3.04 2.74

Trw2-09 (miliar Rp)Trw1-09 (miliar Rp)Koletibilitas

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan

menunjukkan perbaikan seperti terlihat dari persentase kredit bermasalah bruto (gross-non

performing loans/NPLs) yang sebesar 2,74% atau lebih kecil dibanding persentase NPLs pada

triwulan sebelumnya yang sebesar 3,04%. Dilihat dari skalanya, persentase NPLs terendah

terjadi pada kredit mikro yaitu 2,46%, sedangkan persentase NPLs tertinggi dialami oleh kredit

berskala menengah sebesar 3,04% (Tabel 3.8).

Tabel 3.9

Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 +/ - (Rp M) q-t-q Tw1-09 Tw2-09

NPLs Kredit UMKM 379.5 358.2 326.1 421.1 399.5 -21.6 -5.12% 3.06% 2.74% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 179.0 162.1 164.6 193.5 195.2 1.7 0.90% 3.60% 3.34%Investasi 71.9 72.6 45.5 76.6 60.0 -16.6 -21.65% 4.06% 3.12%Konsumsi 128.5 123.5 116.0 151.0 144.3 -6.7 -4.45% 2.33% 2.11%

Sektor EkonomiPertanian 24.3 13.7 10.6 15.6 11.7 -3.9 -25.07% 4.41% 2.82%Pertambangan 3.1 5.0 3.3 3.4 6.5 3.1 90.86% 2.55% 4.51%Perindustrian 13.0 12.0 5.0 4.2 4.0 -0.2 -5.45% 2.37% 2.15%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.0 0.2 0.2 - -0.2 na 0.84% 0.00%Konstruksi 34.2 38.7 32.5 71.8 59.9 -12.0 -16.68% 7.51% 5.29%Perdagangan 114.6 108.1 92.9 109.9 121.2 11.3 10.29% 3.14% 3.26%Angkutan 6.4 5.9 5.3 3.6 3.9 0.3 7.96% 1.00% 1.13%Jasa Dunia Usaha 48.4 41.9 51.0 51.4 37.7 -13.7 -26.66% 3.09% 2.22%Jasa Sosial 5.0 7.4 7.0 6.8 7.1 0.3 4.36% 6.66% 6.85%Lain-Lain 130.4 125.4 118.4 154.3 147.7 -6.5 -4.24% 2.37% 2.16%

KeteranganNisbah NPLPert. Tw2-09Posisi (Rp miliar)

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

31

Dilihat dari jenis penggunaan kredit (tabel 3.9), persentase NPLs UMKM untuk kredit

modal kerja merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 3,34%, namun masih lebih rendah

dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya yang sebesar 3,6%. Selanjutnya, persentase

NPLs UMKM untuk kredit invesatsi dan konsumsi juga mengalami penurunan menjadi masing-

masing sebesar 3,12% dan 2,11%, atau lebih rendah dibanding persentase NPLs triwulan

sebelumnya sebesar 4,06% dan 2,33%. Menurut sektor ekonomi, persentase NPLs tertinggi

terjadi pada sektor jasa sosial (6,85%) dan sektor konstruksi (5,29%). Sedangkan sektor-sektor

lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5%.

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR

Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan Timur pada

triwulan II-2009 mengalami pertumbuhan sebesar

18,95% (y-o-y), dengan total nilai mencapai Rp

191,84 miliar. Sementara secara triwulanan aset BPR

tumbuh sebesar 3,82% (q-t-q) dibandingkan dengan

jumlah aset pada triwulan I-2009.

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di

Kalimantan Timur pada triwulan II-2009 ini mengalami

peningkatan sebesar 24,29% (y-o-y) dibandingkan

triwulan II-2008. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan

jumlah deposito sebesar 27,95% (y-o-y) menjadi Rp

69,41 miliar, dan pertumbuhan tabungan yang mencapai

19,23% (y-o-y) menjadi Rp 46,86 miliar. Pertumbuhan

deposito menyumbang sebesar 16,21% terhadap

pertumbuhan DPK BPR triwulan II-2009.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR

Penyaluran kredit oleh BPR pada triwulan laporan mencapai Rp 142,76 miliar, atau

mengalami peningkatan sebesar 21,87% (y-o-

y) dibandingkan triwulan II-2008. Peningkatan

ini dipengaruhi oleh pertumbuhan pada setiap

komponen kredit, yaitu modal kerja yang

tumbuh 13,07% (y-o-y) menjadi Rp 82,68

miliar; investasi tumbuh 64,48% (y-o-y)

menjadi Rp 14,198 miliar dan kredit konsumsi

yang tumbuh sebesar 29,67% (y-o-y) menjadi

Rp 45,89 miliar. Kontribusi terbesar

pertumbuhan penyaluran kredit BPR berasal

dari penyaluran kredit konsumsi sebesar

8,96%, diikuti oleh kredit modal kerja

(8,16%) dan kredit investasi (4,75%).

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

32

Tabel 3.10. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur

(dalam juta rupiah)

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q-t-Q Y-o-YJumlah BPR 11 11 11 11 11 11Aset 143,155 161,276 172,714 182,727 184,786 191,841 3.82 18.95Kredit 94,943 117,144 125,516 136,050 137,695 142,763 3.68 21.87

Modal Kerja 59,157 73,120 80,966 86,113 82,183 82,675 0.60 13.07Investasi 6,951 8,632 9,301 12,727 13,116 14,198 8.25 64.48Konsumsi 28,836 35,391 35,248 37,209 42,396 45,890 8.24 29.67

DPK 86,408 93,546 101,344 104,923 114,939 116,265 1.15 24.29Deposito 48,714 54,247 60,423 61,081 67,147 69,410 3.37 27.95Tabungan 37,694 39,299 40,920 43,842 47,791 46,855 -1.96 19.23LDR (%) 109.88 125.23 123.85 129.67 119.80 122.79 NPLs (%) 7.86 7.74 6.59 8.83 11.14 12.74

Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.

Keterangan2008 2009 Q II-2009

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim masih kondusif

meskipun terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs)

pada jenis penggunaan kredit untuk invesatsi dan sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan II-2009 sebesar

2,55% atau sedikit lebih tinggi dibanding nisbah NPLs triwulan I-2009 sebesar 2,50% (Tabel

3.11). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat meningkat sejumlah

Rp 40,9 miliar (7,78%) bila dibandingkan dengan posisi triwulan I-2009.

Tabel 3.11. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum

Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw II-07 Tw1-09 Tw2-09 +/- (Rp M) q-t-q

1-Lancar 16,594.6 17,986.9 18,868.7 18,470.8 19,816.1 88.91% 87.90% 89.06% 1,345.3 7.28%

2-Dalam Perhatian Khusus 1,089.6 1,337.9 1,155.4 2,016.1 1,866.5 6.96% 9.59% 8.39% -149.5 -7.42%

3-Kurang lancar 61.2 86.5 64.9 121.2 87.6 0.45% 0.58% 0.39% -33.7 -27.78%

4-Diragukan 65.4 71.5 103.4 82.6 113.2 1.25% 0.39% 0.51% 30.5 36.97%

5-Macet 398.8 364.1 281.4 321.7 365.7 2.43% 1.53% 1.64% 44.0 13.68%

NPLs (3+4+5) 525.4 522.1 449.7 525.6 566.5 4.13% 2.50% 2.55% 40.9 7.78%

Total Kredit 18,209.6 19,846.9 20,473.8 21,012.4 22,249.1 100.00% 100.00% 100.00% 1,236.6 5.89%

Pert. Tw2-09Sektor

Kolektibilitas (Rp M) Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit

bermasalah (NPLs) pada bank pemerintah yang tercatat 2,62%, atau lebih tinggi

dibandingkan dengan nisbah NPLs bank swasta sebesar 2,41%. Dilihat dari

perkembangannya, bank pemerintah mengalami penurunan nisbah NPLs sedangkan bank

swasta mengalami peningkatan nisbah NPLs (Tabel 3.12).

Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga

dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada

kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,08%.

Sementara itu, persentase NPLs kredit investasi dan kredit konsumsi tercatat masing-masing

sebesar 2,20% dan 2,07%. Dilihat dari perkembangannya, hanya kredit investasi yang

mengalami peningkatan persenbtase NPLs sedangkan persentase NPLs kredit modal kerja

dan konsumsi pada triwulan laporan tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

33

Tabel 3.12. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum

Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw1-09 Tw2-09 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 319.09 383.07 280.67 359.28 377.64 18.36 5.1% 2.73 2.62 Bank Swasta 206.32 139.08 169.01 166.31 188.82 22.52 13.5% 2.12 2.41

Jenis PenggunaanModal Kerja 212.21 218.78 255.09 280.49 300.92 20.43 7.3% 3.11 3.08 Investasi 184.67 179.88 78.59 94.12 121.28 27.16 28.9% 1.77 2.20 Konsumsi 128.53 123.48 116.00 150.98 144.26 -6.71 -4.4% 2.27 2.07

Sektor EkonomiPertanian 34.88 24.22 21.04 30.07 11.67 -18.40 -61.2% 3.28 1.15 Pertambangan 6.36 5.02 15.92 15.99 37.02 21.03 131.5% 2.35 4.82 Perindustrian 21.59 20.63 4.96 4.22 3.99 -0.23 -5.4% 0.54 0.54 Listrik, Gas & Air 0.02 0.02 0.20 0.18 - -0.18 -100.0% 0.52 - Konstruksi 133.83 144.49 82.30 120.45 145.97 25.52 21.2% 4.58 4.80 Perdagangan 121.65 133.87 114.44 125.64 136.63 10.99 8.7% 2.63 2.71 Angkutan 6.44 5.91 5.32 3.57 8.87 5.30 148.4% 0.38 0.88 Jasa Dunia Usaha 65.25 49.64 74.79 59.13 62.33 3.20 5.4% 1.79 1.87 Jasa Sosial 4.96 12.92 12.30 12.07 12.26 0.19 1.6% 4.63 4.58 Lain-Lain 130.44 125.42 118.41 154.26 147.73 -6.53 -4.2% 2.31 2.11

525.41 522.14 449.68 525.58 566.46 40.88 7.8% 2.50 2.55

Nisbah NPL (%)Keterangan

Total

Pert. Tw2-09Nominal NPL (Rp M)

Berdasarkan sektor ekonomi, semua sektor mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah

(dibawah 5%) dengan nisbah tertinggi terjadi pada sektor pertambangan, konstruksi dan

sektor jasa sosial, dengan persentase NPLs masing-masing sebesar 4,82%, 4,8% dan

4,58%.

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang

dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan

simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.

Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali

meskipun sedikit mengetat. Ketahanan likuiditas perbankan Kaltim yang tercermin dari rasio

antara jumlah alat likuid terhadap jumlah non-core deposit (NCD) tercatat sebesar 88,14%

atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 89.63%. Penurunan ini berasal

dari lebih besarnya tingginya peningkatan kewajiban jangka pendek dibanding peningkatan

alat likuid (Grafik 3.10).

Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa 57,1% simpanan di bank umum pada

triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni mencapai Rp 24.177 miliar. Selanjutnya

88.1489.6397.30

104.55

84.1393.71

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

T1-08 T2-08 T3-08 T4-08 T1-09 T2-09

(Rp

tri

liu

n)

0

20

40

60

80

100

120

(%)

Alat Likuid NCD Alat Likuid/NCD Grafik 3.10.

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim

11.6

3.9

2.6

11.2

4.1

1.2

24.4

8.8

5.2

2.1

21.6

10.1

4.1

3.6

20.4

8.1

3.8

2.8

24.224.8

0 5 10 15 20 25 30

Perorangan

Pemda

Perus. Swasta

Lainnya

DPK (Rp miliar)

Tw 2-09

Tw 1-09

Tw 4-08

Tw 3-08

Tw 2-08

Grafik 3.11. Struktur Kepemilikan Simpanan

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Perbankan Daerah

34

dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 11.640 miliar dengan pangsa 27,49% dan dana

milik perusahaan swasta sebesar Rp 3.895 miliar dengan pangsa 9,2% (Grafik 3.11).

Tabel 3.13

Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK

Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09 Tw4-08 Tw1-09 Tw2-09

Jangka pendek

Giro 12,917 12,597 13,126 31.1% 30.5% 31.0%

Tabungan 15,525 14,920 15,316 37.4% 36.1% 36.2%

Simpanan berjangka s.d 3 bulan 10,908 11,821 11,495 26.3% 28.6% 27.1%

Total DPK s.d 3 bulan 39,350 39,338 39,937 94.8% 95.1% 94.3%

Jangka menengah panjang

Total DPK > 3 bulan 2,168 2,030 2,409 5.2% 4.9% 5.7%

Struktur Sebaran Nominal DPK

Nominal s.d Rp 100 juta 10,769 10,452 10,775 25.9% 25.3% 25.4%

Nominal >Rp 100 juta s.d Rp 2 miliar 15,381 14,750 15,097 37.0% 35.7% 35.7%

Nominal > Rp 2 miliar 15,367 16,166 16,473 37.0% 39.1% 38.9% Struktur Sebaran Rekening DPK

Rekening s.d Rp 100 jt (dlm ribuan) 1,779.7 1,844.1 1,854.1 97.2% 97.4% 97.3%

Rekening > Rp 100 jt s.d Rp 2 miliar 50.4 47.6 49.1 2.8% 2.5% 2.6%

Rekening > Rp 2 miliar 1.6 1.4 1.4 0.1% 0.1% 0.1%

41,518 41,367 42,346 100.0% 100.0% 100.0%

1,831.7 1,893.1 1,904.6 100.0% 100.0% 100.0%

Komposisi

Total DPK

Keterangan

Total Rekening

Posisi (nominal dlm miliar Rp)

Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada

simpanan jangka pendek dengan pangsa 94,3% (Tabel 3.13). Struktur simpanan yang

didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara

tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Namun tingginya kepercayaan

deposan terhadap keamanan sistem perbankan nasional membuat perkembangan struktur

sebaran nominal dan rekening DPK tidak mengalami perubahan yang berarti selama triwulan

laporan. Hampir 40% simpanan merupakan DPK dengan besaran nominal diatas Rp 2 miliar

namun dimiliki hanya oleh 0,1% rekening. Sementara itu 97,3% rekening mempunyai

besaran nominal simpanan di bawah Rp 100 juta.

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga kredit

dengan rasio NPLs dalam periode triwulan I-

2006 s.d triwulan II-2009 (Grafik 3.12),

terlihat pergerakan yang acak antara nisbah

NPLs dengan suku bunga kredit. Hal ini

didukung oleh hasil penghitungan koefisien

korelasi2

kedua variabel tersebut yang hanya

0,44. Oleh karenanya dapat dikatakan

bahwa persentase NPLs tidak sensitif

terhadap perubahan tingkat bunga kredit.

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

10.011.012.013.014.015.016.017.018.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2006 2007 2008 2009

(%)

0.01.02.03.04.05.06.07.08.0

(%)

Bunga Kredit (sumbu kiri)

Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.12.

Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

35

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Komponen pendapatan pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur Triwulan II 2009 dari

data Biro Keuangan Provinsi Kalimantan Timur yang masuk sampai dengan tanggal 22 Juni 2009 secara

total mencapai 21,54 milyar atau mencapai kekurangan realisasi sebesar 99,57% dari total pendapatan

yang direncanakan pada APBD 2009. Realisasi komponen pendapatan ini tergolong masih sangat kecil

yang keseluruhannya disumbangkan oleh komponen Pendapatan Aseli Daerah, dengan prosentase

kekurangan realisasi sebesar 98,64% dari total Pendapatan Aseli Daerah yang direncanakan pada APBD

2009. Komponen belanja yang sudah terealisasi pada triwulan II 2009 secara total mencapai 145

milyar, dengan prosentase kekurangan realisasi mencapati 97,30%. Pencapaian realisasi ini

disumbangkan oleh komponen belanja operasi sebesar 46,94 milyar, komponen belanja modal sebesar

8,06 milyar, komponen belanja tidak terduga sebesar 0.014 milyar dan komponen transfer bagi hasil ke

kabupaten/desa/kota sebesar 87,46. Kekurangan realisasi komponen pendapatan dan komponen

belanja sampai dengan Triwulan II 2009 yang tergolong besar ini selain disebabkan oleh belum

masuknya data realisasi dari keseluruhan SKPD yang ada terutama di wilayah utara (Nunukan,

Tarakan) dan wilayah selatan (Pasir, Penajam Paser Utara) provinsi Kalimantan Timur, juga disebabkan

oleh kegiatan pembangunan yang menyerap anggaran dalam jumlah besar seperti kegiatan

pembangunan infrastruktur dasar masih belum banyak dilakukan sampai dengan triwulan II 2009.

Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur

Sumber : Biro Keuangan Pemprov Kalimantan Timur (data sampai dengan 22 Juni 2009)

4.2 Pendapatan

Komponen pendapatan pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur sampai dengan Triwulan

II 2009 tercatat sebesar 21,54 milyar atau mencapai kekurangan realisasi sebesar 99,57% dari total

BBBAAABBB

IIIVVV

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Keuangan Daerah

36

pendapatan yang direncanakan pada APBD 2009. Pendapatan tersebut disumbangkan oleh komponen

Pendapatan Aseli Daerah yang berasal dari Pendapatan Retribusi Daerah dengan prosentase realisasi

sebesar 13,92%. Beberapa SKPD yang belum menyampaikan laporan realisasi anggarannya

menyebabkan kecilnya angka realisasi komponen pendapatan.

4.3 Belanja

Komponen belanja pada realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur tahun 2009 mencapai

145,49 milyar. Komponen terbesar pembentuk belanja tersebut adalah komponen transfer bagi hasil

pajak ke kabupaten/kota sebesar 87,46 milyar, dengan prosentase realisasi yang juga paling besar jika

dibandingkan komponen lainnya yaitu sebesar 12,54%. Secara berturut-turut komponen pembentuk

realisasi belanja lainnya adalah komponen belanja pegawai sebesar 31,07 milyar, komponen belanja

barang sebesar 17,84, dan komponen belanja jalan irigasi dan jaringan sebesar 7,97 milyar.

Kekurangan realisasi komponen belanja secara keseluruhan tergolong besar yaitu 97,30%. Hal ini

disebabkan oleh kegiatan pembangunan yang menyerap anggaran dalam jumlah besar seperti kegiatan

pembangunan infrastruktur dasar masih belum banyak dilakukan sampai dengan triwulan II 2009.

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

37

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Perkembangan peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur yang diukur dari

jumlah uang kartal yang masuk dan keluar dari kas Bank Indonesia Samarinda dan Balikpapan

pada triwulan II-2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Secara keseluruhan, peredaran uang kartal di wilayah Kalimantan Timur

mengalami net outflow karena jumlah uang kartal yang keluar dari kas Bank Indonesia di

Kalimantan Timur lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk. Sementara jumlah

uang kartal yang masuk dalam kategori PTTB juga mengalami penurunan dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan juga terjadi pada transaksi kliring, sedangkan pada transaksi RTGS

mengalami peningkatan.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai antara perbankan

di Kalimantan Timur dengan Kantor

Bank Indonesia Samarinda dan

Balikpapan, pada triwulan II-2009

mencapai Rp 1.811 miliar atau

mengalami penurunan dibandingkan

dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, sebesar -4,83% (grafik

5.1). Angka pertumbuhan tersebut lebih

rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan transaksi tunai secara year-on-year pada triwulan I-2009 yang sebesar

42,99%. Menurunnya jumlah peredaran uang kartal pada periode berjalan ini dipengaruhi

oleh menurunnya kegiatan transaksi di Kalimantan Timur yang menggunakan uang kartal.

Sementara itu, transaksi tunai secara triwulanan mengalami kontraksi sebesar –15,50%

dibandingkan dengan triwulan I-2009, yang mencapai Rp 2.143 miliar.

Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar

dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.582 miliar. Jumlah ini

mengalami peningkatan sebesar 54,95% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai

Rp 229 miliar atau turun sebesar -79,59% dibandingkan triwulan I-2009. Secara

keseluruhan, pada triwulan II-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net outflow (jumlah

uang masuk lebih kecil dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 1.352,76 miliar.

BBBAAABBB

VVV

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Sistem Pembayaran

38

Dari jumlah uang kartal yang

masuk ke kas Bank Indonesia di

wilayah Kalimantan Timur, terdapat

uang kartal yang masuk dalam

kategori Uang Tidak Layak Edar

(UTLE), yaitu uang yang menurut

klasifikasi Bank Indonesia sudah

tidak layak untuk menjadi alat

pembayaran, misalnya mengalami

kelusuhan dalam tingkat yang

parah atau rusak. Jenis uang yang

termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk dimusnahkan atau

Bank Indonesia melakukan Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah uang yang

termasuk dalam kategori PTTB ini pada triwulan II-2009 mencapai Rp 94 miliar atau

mengalami penurunan sebesar -44,56% (y-o-y) dibandingkan triwulan II-2008 (grafik 5.2).

Sedangkan secara triwulanan, jumlah PTTB ini mengalami peningkatan sebesar 82,51% (y-o-

y).

Menurunnya jumlah uang kartal yang termasuk dalam PTTB pada periode triwulan II-

2009 ini dipengaruhi juga oleh menurunnya volume peredaran uang kartal di wialyah

Kalimantan Timur pada periode berjalan ini.

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi kliring di wilayah Kalimantan

Timur, yang meliputi Kota Samarinda, Balikpapan,

Bontang dan Tarakan, pada triwulan II-2009

mengalami kontraksi dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun sebelumnya (grafik

5.3). Jumlah transaksi kliring triwulan II-2009

mencapai Rp 4.739 miliar atau berkontraksi

sebesar -0,21% (y-o-y); dengan jumlah volume

transaksi sebesar 229.000 transaksi. Sementara

dibandingkan dengan periode triwulan I-2009,

transaksi kliring mengalami peningkatan sebesar 5,34% (q-t-q). Kontraksi yang terjadi pada

laju pertumbuhan transaksi kliring di Kalimantan Timur dipengaruhi oleh menurunnya

aktivitas transaksi dengan menggunakan kliring dan beralih ke RTGS baik karena nilai

transaksi yang besar maupun kecepatan transaksinya.

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan II-2009

mencapai Rp 34.165 miliar, atau mengalami petumbuhan sebesar 14,92% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Meningkatnya pertumbuhan

transaksi RTGS pada periode berjalan ini dipengaruhi oleh meningkatnya transaksi dengan

menggunakan RTGS, baik yang berasal dari maupun yang masuk ke Kalimantan Timur, yang

masing-masing menunjukkan pertumbuhan sebesar 11,90% dan 17,73% (y-o-y).

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Sistem Pembayaran

39

Sementara secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan I-2009 juga mengalami

peningkatan sebesar 18,81% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan I-2009

yang sebesar Rp 28.755 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya

kecenderungan masyarakat untuk bertransaksi dalam nominal yang besar dan penggunaan

akses yang lebih cepat dibandingkan dengan melalui kliring.

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)

Transaksi RTGS 2008 2009 Q II-2009

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q-t-Q Y-o-Y

Keluar Kaltim

Jumlah 28,145 14,320 16,340 17,746 14,077 16,024 13.83 11.90

Volume 16,243 17,476 20,648 20,163 17,024 18,579 9.13 6.31

Masuk Ke Kaltim

Jumlah 20,863 15,409 20,123 21,686 14,678 18,141 23.59 17.73

Volume 22,142 23,940 28,501 30,181 26,740 29,762 11.30 24.32

Total

Jumlah 49,008 29,729 36,463 39,431 28,755 34,165 18.81 14.92

Volume 38,385 41,416 49,149 50,344 43,764 48,341 10.46 16.72

Sumber : Bank Indonesia

Berdasarkan lokasi Kantor Bank

Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur,

transaksi RTGS di wilayah kerja KBI

Samarinda pada periode berjalan ini

mencapai Rp 24.902 miliar dengan volume

transaksi sebesar 29.454 transaksi. Jumlah

transaksi RTGS di KBI Samarinda

mengalami peningkatan sebesar 20,46%

(y-o-y) dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Sementara

transaksi RTGS di Balikpapan tercatat sebesar Rp 9.263 miliar atau meningkat sebesar

2,28% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan

transaksi di Kota Samarinda memberikan sumbangan yang besar terhadap penurunan

transaksi RTGS di Kalimantan Timur, yaitu dengan andil sebesar 14,23%.

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

40

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

Jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun keatas, berdasarkan data Sakernas

Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur bulan Februari 2009, berjumlah 2.242.398 orang, atau

mengalami peningkatan sebesar 3,44% (y-o-y) dibandingkan dengan data Sakernas bulan Februari

2008. Dari jumlah tersebut, yang termasuk dalam angkatan kerja mencapai 1.488.456 orang,

mengalami peningkatan sebesar 19,13% (y-o-y); sehingga tinggkat partisipasi angkatan kerja (TPAK)

di Kalimantan Timur mencapai 66,38%. Sementara yang bukan angkatan kerja adalah sebanyak

753.942 orang, mengalami penurunan sebesar -17,90% (y-o-y).

Dari jumlah angkatan kerja, yang

termasuk dalam kategori bekerja mencapai

1.323.369 orang atau meningkat sebesar

19,55% (y-o-y), sedangkan yang menganggur

mencapai 165.087 orang, mengalami

peningkatan sebesar 15,85% (y-o-y).

Sementara itu dari jumlah bukan angkatan

kerja, didominasi oleh orang yang termasuk

dalam klasifikasi mengurus rumah tangga, yaitu

sebanyak 443.114 orang atau 58,77%. Sedangkan kategori lainnya adalah sekolah dan lainnya (Grafik

6.1).

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur

2009 PertumbuhanFebruari Agustus Februari (y-o-y, %)

Bekerja 1,106,982 1,259,587 1,323,369 19.55 Pengangguran 142,506 157,376 165,087 15.85

Angkatan Kerja 1,249,488 1,416,963 1,488,456 19.13 Sekolah 241,929 199,570 213,623 (11.70) Mengurus Rumah Tangga 501,465 495,114 443,114 (11.64) Lainnya 174,884 91,764 97,205 (44.42)

Bukan Angkatan Kerja 918,278 786,448 753,942 (17.90) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 11.41 11.11 11.09Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 57.64 64.31 66.38

Total Penduduk Berumur 15 tahun ke Atas 2,167,766 2,203,411 2,242,398 3.44 Sumber: BPS Kalimantan Timur

2008Jenis Kegiatan Total Kalimantan Timur

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur berdasarkan Sektor Ekonomi dan

Status Pekerjaan Utamanya

Penyerapan tenaga kerja terbesar di

Kalimantan Timur masih didominasi oleh sektor

pertanian dengan pangsa sebesar 35,07% atau

mencapai 464.076 orang. Penyerapan ini mengalami

peningkatan sebesar 9,08% (y-o-y) dibandingkan

dengan bulan Februari 2008. Sektor lainnya yang juga

mampu menyerap tenaga kerja cukup besar adalah

BBBAAABBB

VVVIII

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah

41

sektor perdagangan dan sektor jasa, masing-masing dengan pangsa sebesar 20,45% dan 16,24%

(Grafik 6.2). Sementara berdasarkan laju pertumbuhannya, penyerapan tenaga kerja di sektor listrik,

gas dan air bersih mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu mencapai 65,19%; diikuti oleh sektor jasa

dan sektor perdagangan, masing masing bertumbuh sebesar 59,48% dan 41,61% (y-o-y).

Berdasarkan status pekerjaan utamanya, pekerja di Kalimantan Timur didominasi oleh orang-

orang yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebanyak 41,60% dari keseluruhan pekerja

di Kalimantan Timur; kemudian diikuti orang-orang yang berusaha sendiri (19,09%) dan berusaha

dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (16,10%). Pertumbuhan tertinggi terjadi pada pekerja

bebas di pertanian, yang tumbuh sebesar 91,16% (y-o-y), kemudian diikuti pekerja yang bekerja

sebagai pekerja keluarga/tak dibayar (50,48%) dan sebagai buruh/karyawan/pegawai (18,34%) (Tabel

6.2).

Tabel 6.2 Penduduk Umur 15 th keatas yang bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

2009 PertumbuhanFebruari Agustus Februari (y-o-y, %)

Berusaha Sendiri 220,490 266,718 252,668 14.59 19.09%Berusaha dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar 202,218 207,073 213,058 5.36 16.10%Berusaha dibantu Buruh Tetap 31,946 33,930 37,600 17.70 2.84%Buruh/Karyawan/Pegawai 465,244 537,441 550,585 18.34 41.60%Pekerja Bebas di Pertanian 19,173 23,829 36,652 91.16 2.77%Pekerja Bebas di Non Pertanian 35,670 28,528 33,807 -5.22 2.55%Pekerja Keluarga/tak Dibayar 132,241 162,068 198,999 50.48 15.04%

Total 1,106,982 1,259,587 1,323,369 19.55 100.00%Sumber: BPS Kalimantan Timur

Pangsa2008

Status Pekerjaan Utama Total Kalimantan Timur

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

42

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan III-2009

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan III-

2009 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang

positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara

1,4% s.d. 2,4% (y-o-y). Salah satu indikator yang menjadi

arah pertumbuhan positif tersebut dapat terlihat dari hasil

Survei Indikator Ekonomi Regional (SKDU) yang dilakukan

Bank Indonesia Samarinda, yang menunjukkan bahwa

pada triwulan III-2009 para pelaku usaha memiliki

ekspektasi yang cukup optimis terhadap kondisi usaha

mereka. Saldo bersih tertimbang (SBT) Ekspektasi usaha

triwulan III-2009 tercatat sebesar 1,51%, dengan

ekspektasi situasi bisnis sebesar 40,08%. Faktor yang

mendorong meningkatnya ekspektasi para pelaku usaha adalah ekspektasi meningkatnya permintaan

masyarakat karena adanya pengaruh pola konsumsi musiman, yaitu dengan adanya bulan puasa dan

perayaan Idul Fitri.

Dari PDRB sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan mengalami pertumbuhan

yang positif, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan II-2009, yang diperkirakan

didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi musiman. Dari

indikator Survei Konsumen (SK) bulan Juli 2009,

yaitu ketepatan waktu untuk membeli barang

tahan lama, berada pada level 90; lebih tinggi

dibandingkan posisi akhir triwulan II-2009 (Juni)

yang sebesar 87,5 (Grafik 7.2) Meningkatnya

indikator ini diperkirakan didorong oleh adanya

pola konsumsi musiman dan tambahan

penghasilan yang diterima karena pemberian

tunjangan hari raya (THR). Pertumbuhan

ekonomi triwulan III-2009 juga diperkirakan

akan didorong oleh kembali tumbuhnya

komponen ekspor dengan mulai membaiknya permintaan luar negeri. Pertumbuhan ekspor ini

diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan impor, yang diperkirakan

masih akan mengalami kontraksi, seiring dengan meningkatnya ekspektasi pelaku ekonomi untuk

meningkat skala usahanya.

Sementara itu dari sisi PDRB sektoral, pertumbuhan ekonomi triwulan III-2009 diperkirakan

didorong oleh pertumbuhan di sektor industri pengolahan, terutama migas, dengan adanya kebijakan

pemerintah untuk meningkatnya produksi LNG; dan sektor pertambangan dan penggalian, yang

didorong oleh meningkatnya permintaan. Sektor lainnya yang diperkirakan untuk tumbuh positif adalah

sektor pertanian yang diperkirakan didorong oleh laju pertumbuhan di sub sektor kehutanan, yang

dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan produk-produk kehutanan seiring dengan membaiknya

BBBAAABBB

VVVIIIIII

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II Q III

2008 2009

Inde

ks S

BT (%

)

Grafik 7.1 Survei Kegiatan Dunia Usaha

Ekspektasi Usaha

Ekspektasi Situasi Bisnis

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Prospek perekonomian Daerah

43

perkembangan pada industri pengolahan yang menggunakan bahan baku kayu, seperti industri kertas

dan produk kayu lainnya.

Sementara itu hasil SK yang dilakukan

Bank Indonesia Samarinda pada bulan Juli 2009

menunjukkan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

berada pada level 145,17; berada diatas level

optimis 100,00, dan lebih tinggi dibandingkan

posisi akhir triwulan II-2009 (Juni), yang tercatat

sebesar 134,33 (Grafik 7.3). Meningkatnya

indeks ini menunjukkan bahwa konsumen cukup

optimis terhadap perkembangan kondisi

perekonomian di masa mendatang, yang

diperkirakan dipengaruhi oleh faktor adanya ekspektasi penghasilan yang diterima karena penerimaan

tunjangan hari raya (THR) dan meningkatnya permintaan masyarakat karena pengaruh pola konsumsi

musiman dengan adanya bulan Puasa dan perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di

masa yang akan datang, antara lain:

• Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara di Kawasan Industri Kariangau, Balikpapan

PT. Gunung Bayan Coal bekerjasama dengan Pemkot Balikpapan untuk membangun powerplant

khusus untuk kepentingan di Kawasan Industri Kariangau. Pembangkit listrik tersebut direncanakan

mampu menyediakan daya sebesar 2 x 25 MW dan akan menelan biaya sebesar Rp 2,4 triliun.

• PT. Kaltim Prima Coal (KPC) berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Kutai

Timur.

PT. KPC berencana membangun PLTU di Kabupaten Kutai Timur, berkapasitas 2 x 100 Megawatt

(MW), yang pembangunannya akan dilaksanakan oleh Bakrie Power. PLTU ini untuk memenuhi

kebutuhan di sistem Mahakam, yang jaringannya mampu mencapai Balikpapa, Samarinda, Kutai

Kartanegara, Bontang dan Kutai Timur. PLTU ini direncanakan selesai pada tahun 2013.

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan

harga barang dan jasa pada triwulan III-2009

diperkirakan akan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan periode triwulan II-

2009. Hal ini dipengaruhi oleh adanya

peningkatan konsumsi masyarakat yang

dipengaruhi oleh adanya pola konsumsi

musiman, yaitu dengan adanya bulan puasa

dan perayaan Hari Raya Idul Fitri. Selain itu

juga dipengaruhi meningkatnya ekspektasi

penghasilan karena adanya penerimaan tunjangan hari raya (THR). Hal ini terlihat dari indeks

ekspektasi penghasilan pada bulan Juli 2009 yang sebesar 160, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan

Juni 2009 sebesar 151. Sedangkan indeks ekspektasi tabungan pada periode yang sama sebesar 148,

lebih rendah dibandingkan dengan bulan Juni 2009 yang sebesar 149,5 (Grafik 7.4). Hal ini

menunjukkan bahwa masyarakat memiliki kecenderungan untuk menggunakan tambahan penghasilan

yang mereka peroleh untuk konsumsi dibandingkan dengan ditabung. Hal ini didukung pula dengan

meningkatnya indeks ketepatan waktu untuk membeli barang tahan lama (Gafik 7.2).

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Prospek perekonomian Daerah

44

Sementara itu juga, indeks yang

mengukur perubahan harga umum 3 bulan

yang akan datang dari hasil SK bulan Juli

2009 berada pada level 148; sedikit lebih

rendah dibandingkan posisi bulan Juni 2009

yang sebesar 150 (Grafik 7.5); namun lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata indeks

perubahan harga di triwulan II-2009. Hal ini

menunjukkan bahwa pada triwulan III-2009,

harga-harga berpotensi untuk mengalami kenaikan.

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

LAMPIRAN

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II*

MAKRO EKONOMI

Indeks Harga Konsumen (IHK) 166.80 112.61 116.35 116.63 117.54 117.72

Kota Samarinda 165.99 113.57 116.93 116.86 118.60 118.81

Kota Balikpapan 167.76 110.64 113.98 114.43 114.46 114.69

Kota Tarakan 115.17 121.55 122.55 123.20 123.08

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 11.05 14.9 13.99 13.06 9.39 7.71

Kota Samarinda 11.60 15.83 14.37 12.69 10.52 8.09

Kota Balikpapan 10.40 13.66 11.42 11.30 7.29 6.65

Kota Tarakan 15.33 20.68 19.85 11.69 9.52

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 25,592.33 25,814.59 25,949.64 25,811.47 25,668.77 26,301.52

Pertanian 1,957.63 1,860.22 1,728.87 1,511.26 1,669.54 1,847.12

Pertambangan & Penggalian 9,858.43 10,041.29 10,184.14 10,429.62 9,938.13 10,275.10

Industri Pengolahan 8,164.66 8,232.89 8,231.40 8,010.76 8,035.48 8,599.25

Listrik, gas dan air bersih 78.64 79.30 80.24 80.35 81.79 80.84

Bangunan 874.35 892.53 907.53 913.97 943.86 869.91

Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,107.97 2,117.59 2,162.06 2,190.87 2,245.70 2,085.14

Pengangkutan dan Komunikasi 1,328.20 1,347.21 1,375.70 1,382.01 1,440.95 1,328.67 Keuangan, Persewaan dan Jasa 727.37 745.19 764.74 767.97 779.90 711.03 Jasa 495.07 498.37 514.97 524.68 533.42 504.45

Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) 6.62 6.82 4.58 1.44 0.30 1.89 Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 992.79 1,015.41 1,688.86 1,804.46 1,823.66 1,796.91 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 18,860 18,065 20,799 23,673 25,289 23,743 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 119.07 108.23 273.65 427.53 1,268.89 300.94 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 117.72 89.70 95.03 86.65 157.03 82.14

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

2009INDIKATOR

2008

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER)

Q I Q II Q III Q IV Q I Q II*PERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 41.93 44.56 51.44 50.37 53.68 52.54DPK (Rp triliun) 32.97 35.11 39.35 41.52 41.37 42.35

Tabungan (Rp triliun) 12.64 14.03 14.47 15.52 14.92 15.32 Giro (Rp triliun) 9.52 11.01 13.53 12.92 12.60 13.13 Deposito (Rp triliun) 10.81 10.07 11.34 13.08 13.85 13.90

Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 24.01 25.38 29.75 29.83 29.26 30.14 Modal Kerja 11.55 12.03 14.26 12.85 12.38 13.27 Konsumsi 5.21 5.58 6.31 6.49 6.63 6.82 Investasi 7.25 7.77 9.18 10.49 10.24 10.06 LDR 72.80% 72.29% 75.59% 71.85% 70.72% 71.18%

Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 16.44 18.21 19.85 20.47 21.01 22.25 Modal Kerja 7.37 8.20 8.71 8.96 9.02 9.77 Konsumsi 5.39 5.79 6.33 6.48 6.66 6.98 Investasi 3.67 4.22 4.80 5.03 5.32 5.50 LDR 49.84% 51.86% 50.43% 49.31% 50.79% 52.54%

Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.00 3.25 3.50 3.52 3.69 3.82

Kredit Modal Kerja 0.35 0.41 0.44 0.42 0.44 0.49

Kredit Investasi 0.04 0.10 0.10 0.10 0.11 0.12 Kredit Konsumsi 2.61 2.74 2.95 3.00 3.14 3.21

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 3.41 3.85 4.21 4.25 4.34 4.71 Kredit Modal Kerja 1.20 1.32 1.42 1.39 1.36 1.46 Kredit Investasi 0.25 0.36 0.42 0.46 0.52 0.55 Kredit Konsumsi 1.96 2.17 2.37 2.40 2.45 2.69

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 4.78 5.37 5.70 5.80 5.73 6.07 Kredit Modal Kerja 2.98 3.40 3.56 3.65 3.58 3.90 Kredit Investasi 1.09 1.16 1.23 1.24 1.26 1.26 Kredit Konsumsi 0.72 0.81 0.91 0.92 0.90 0.92

Total Kredit MKM (Rp triliun) 11.19 12.46 13.42 13.57 13.76 14.60 NPL MKM gross (%) 3.66 3.05 2.67 2.40 3.06 2.74 NPL MKM nett (%)

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

2009INDIKATOR

2008