Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap...

52
Kajian Ekonomi Regional Jakarta Triwulan III - 2009

Transcript of Kajian Ekonomi Regional Jakarta - bi.go.id · membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap...

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta i

Kajian Ekonomi RegionalJakartaTriwulan III - 2009

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakartaii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya

sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Jakarta Triwulan III-2009 ini dapat

diselesaikan. Buku Kajian Ekonomi Regional berisi informasi mengenai perkembangan terkini

ekonomi dan perbankan di Jakarta yang di era otonomi daerah keberadaannya dirasakan semakin

penting. Tujuan dari penyusunan buku laporan triwulanan ini untuk memenuhi kebutuhan Bank

Indonesia dalam mempertajam informasi tentang perekonomian regional khususnya DKI Jakarta,

sehingga dapat mendukung formulasi kebijakan moneter Bank Indonesia. Selain itu, juga ditujukan

untuk memberikan informasi kepada stakeholder Bank Indonesia tentang perkembangan ekonomi

dan perbankan di Jakarta, dengan harapan informasi tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber referensi bagi pembuat kebijakan, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak lainnya yang

membutuhkan dan memiliki perhatian terhadap perkembangan ekonomi di Jakarta.

Cakupan kajian di dalam buku KER meliputi kajian perkembangan ekonomi, inflasi, perbankan,

keuangan daerah,Ω dan outlook perekonomian ke depan. Berdasarkan asesmen pada triwulan

III-2009, secara umum pertumbuhan ekonomi Jakarta meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, hal tersebut terlihat dari beberapa indikator ekonomi telah menunjukkan perbaikan.

Kinerja perbankan masih relatif terjaga dan inflasi masih berada pada level yang rendah. Dengan

perkembangan tersebut dan tren indikator-indikator ekonomi yang terus mengalami perbaikan,

menambah optimisme bahwa pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-2009 akan

semakin membaik. Namun masih tingginya ketidakpastian perekonomian global perlu terus

diwaspadai agar tidak memberikan tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi Jakarta, sehingga

upaya-upaya untuk meminimalisasi dampak tersebut perlu mendapat prioritas.

Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Masih banyak hal yang harus

dilakukan untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas kajian buku ini. Untuk itu masukan

dan terutama supplai data terkini, serta kritik dan saran yang membangun sangat kamiΩ harapkan.Ω

Selanjutnya, pada kesempatan ini kami juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini.

Jakarta, 2 November 2009

BIRO KEBIJAKAN MONETER

Sugeng

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta iii

Ringkasan Eksekutif .......v

Bab 1. Kondisi Makro Ekonomi Regional.......1Sisi Permintaan.......3

Sisi Penawaran.......8

Bab 2. Perkembangan Inflasi Jakarta.......17

Bab 3. Perkembangan Perbankan.......23Intermediasi Perbankan.......24

Risiko Kredit Perbankan.......27

Kredit UMKM.......28

Bab 4. Perkembangan Sistem Pembayaran.......29Transaksi RTGS.......30

Transaksi Kliring.......31

Transaksi Tunai.......32

Bab 5. Keuangan Daerah.......33Realisasi Belanja APBD 2009.......34

Realisasi Pendapatan APBD 2009.......35

Bab 6. Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi.......37Asumsi dan Skenario yang Digunakan.......38

Pertumbuhan Ekonomi.......39

Inflasi.......43

Faktor Risiko.......43

Daftar Isi

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakartaiv

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta v

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Jakarta pada triwulan III-2009 diprakirakan akan tumbuh sebesar

4,9-5,3%(yoy), meningkat dibanding triwulan sebelumnya (5,0%, yoy). Di sisi

permintaan, pendorong optimisme peningkatan tersebut adalah masih tingginya

konsumsi rumah tangga serta adanya perbaikan pada kinerja ekspor/impor. Dari sisi

penawaran, semua sektor utama diperkirakan akan membaik terutama yang

mempunyai berkontribusi besar (sektor keuangan, industri, dan PHR). Secara umum

perkembangan harga-harga di DKI Jakarta masih dalam tren menurun dan berada

pada level yang rendah. Perkembangan tersebut didukung oleh kondisi perbankan

Jakarta yang relatif stabil dan perkembangan sistem pembayaran yang masih tetap

dapat memenuhi kebutuhan transaksi perekonomian. Selain itu, membaiknya

stimulus fiskal dari APBD Jakarta hingga triwulan III-2009 sebagaimana ditunjukkan

oleh realisasi yang membaik dibanding tahun sebelumnya turut membantu

pertumbuhan ekonomi Jakarta. Apabila perkembangan perbaikan kondisi tersebut

terus berlanjut ditambah semakin membaiknya kondisi ekonomi global, pertumbuhan

ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik dan tumbuh

sebesar 5,2%-5,6% (yoy).

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakartavi

Perkembangan Makro RegionalPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwaPerkembangan beberapa indikator utama ekonomi Jakarta mengindikasikan bahwa

perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan.perekonomian Indonesia di triwulan III-09 mengalami perbaikan. Perbaikan ekonomi tersebut

terindikasi dari tren membaiknya indikator penuntun (leading indicator) maupun indikator

dini (prompt indicator). Pada triwulan III-2009, indikator penuntun PDRB Jakarta menunjukkan

perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal tersebut berkaitan dengan mulai

stabilnya komponen indikator penuntun yang berhubungan dengan kegiatan konsumsi

(survei penjualan eceran) dan ekspor (nilai tukar riil dan nilai ekspor). Faktor pendorong

perbaikan tersebut utamanya adalah disebabkan oleh membaiknya perekonomian negara

mitra dagang terutama di Asia, Amerika, dan Eropa serta perbaikan ekonomi domestik.

Selain itu, indikasi perbaikan tersebut juga tercermin dari perkembangan beberapa indikator

dini untuk konsumsi dan ekspor impor, sementara indikator investasi hanya meningkat tipis.

Perbaikan yang sama terjadi pada sisi penawaran, seluruh sektor baik itu primer, sekunder,

dan tersier.

Dari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jakarta triwulan III-09 diprakirakan

berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor.berasal dari kuatnya konsumsi dan mulai membaiknya ekspor. Konsumsi akan terus bertumbuh,

yang telah dimulai peningkatannya sejak triwulan II-09. Meskipun Pemilu telah usai, indikator

konsumsi dan daya beli masih bergerak naik terkait dengan dengan adanya perayaan hari

besar keagamaan (Ramadhan dan lebaran). Investasi mengindikasikan perbaikan meskipun

masih terbatas. Ekspor akan membaik seiring pulihnya kondisi perekonomian global, terutama

untuk ekspor Jakarta ke Amerika, Asia, dan Eropa. Seiring dengan perbaikan ekspor, impor

juga diperkirakan akan membaik.

Di sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektorDi sisi penawaran, masih kuatnya permintaan domestik mendorong laju pertumbuhan sektor

unggulan Jakarta.unggulan Jakarta.unggulan Jakarta.unggulan Jakarta.unggulan Jakarta. Sektor industri terpacu oleh faktor pendorong seperti peningkatan permintaan

dalam negeri, ditambah kegiatan ekspor yang mulai membaik. Dengan masih kuatnya

permintaan domestik ditambahnadanya lebaran, menambah dorongan positif untuk sektor

perdagangan retail untuk makanan dan nonmakanan, demikian pula sektor pengangkutan

seiring melonjaknya permintaan untuk perpindahan masyarakat antar daerah dan kebutuhan

komunikasi. Kuatnya konsumsi rumah tangga juga memicu peningkatan permintaan sektor

bangunan. Selanjutnya sektor keuangan masih bertumbuh seiring menguatnya indeks saham

dan penurunan suku bunga bank/nonbank. Sementara sektor untuk memenuhi kebutuhan

energi rumah tangga, seperti listrik pertumbuhannya meningkat, demikian pula sektor jasa

karena ditopang oleh adanya liburan lebaran.

Perkembangan Inflasi RegionalPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hinggaPerkembangan harga-harga secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun hingga

triwulan III-2009. triwulan III-2009. triwulan III-2009. triwulan III-2009. triwulan III-2009. Inflasi IHK (indeks harga konsumen) pada triwulan ini tercatat sebesar

2,63%(yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,45%, yoy), terkait

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta vii

pengaruh penurunan inflasi dari faktor nonfundamental yaitu sektor transportasi (administered

prices) serta terjaganya pasokan bahan makanan (volatile foods). Sementara secara triwulanan,

inflasi triwulan III-09 mencatat peningkatan dari 0,15% (qtq) di triwulan II-09 menjadi 1,73%

(qtq), terkait dengan faktor musiman yaitu pelaksanaan hari besar keagamaan (puasa dan

lebaran). Akan tetapi, peningkatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan periode

yang sama tahun lalu sehingga secara keseluruhan inflasi terus mengalami penurunan karena

upaya beberapa instansi di Jakarta dalam menjaga pasokan dan distribusi melalui Tim Ketahanan

Pangan.

Perkembangan Perbankan dan Pasar KeuanganPerkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-Perkembangan yang relatif stabil ditunjukkan oleh kondisi perbankan Jakarta pada triwulan III-

2009. 2009. 2009. 2009. 2009. Kondisi tersebut tercermin dari perkembangan kegiatan intermediasi perbankan yang

masih terlaksana dengan baik serta masih terjaganya tingkat risiko kredit dari perbankan.

Kegiatan intermediasi perbankan di Jakarta relatif stabil dengan perkembangan LDR pada

triwulan laporan tercatat sebesar 74,5%, relatif sama dibanding triwulan sebelumnya (74,2%).

Risiko kredit terjaga karena rasio gross Non Performing Loan (NPL) relatif stabil dari 4,5%

menjadi 4,6%. Selain itu, respons perbankan terhadap kebijakan moneter semakin baik. Sampai

dengan pertengahan triwulan III-2009, rata-rata suku bunga kredit sudah turun sebesar 18

bps. Sementara itu, penyaluran kredit berdasar lokasi bank di Jakarta sampai dengan triwulan

III-2009 (Juli) tumbuh 13,4% (yoy), tidak jauh berbeda dengan perkembangan kredit nasional

12,3% (yoy). Demikian pula penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) Jakarta terjadi peningkatan

20,0% (yoy), sebagaimana perkembangan DPK nasional yang tumbuh 20,9% (yoy). Sementara

kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) di Jakarta masih tertinggi dibanding provinsi lainnya,

dengan pertumbuhan mencapai 16,2% (yoy).

Perkembangan Sistem PembayaranPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhiPerkembangan sistem pembayaran hingga triwulan III-2009 masih tetap dapat memenuhi

kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. kebutuhan transaksi perekonomian. Transaksi pembayaran nontunai dengan menggunakan

sarana BI Real Time Gross Settlement (RTGS) masih tinggi baik dari sisi nilai maupun volume

masing-masing mencapai Rp 62,1 triliun per hari dan 19.661 transaksi per hari. Kinerja pelayanan

nontunai lainnyan√ kliring √ juga menunjukkan perbaikannsebagaimana tercermin dari

peningkatan rata-rata harian transaksi melalui kliring dan persentase rata-rata harian tolakan

cek/BG. Rata-rata harian nilai nominal transaksi kliring di triwulan laporan Rp 2,63 triliun, sedikit

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Rp 2,54 triliun). Persentase rata-rata

harian nilai nominal dan volume cek/BG yang ditolak masing-masing adalah 0,82% dan 0,34%.

Sementara perkembangan kegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatif

stabil, tetap dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi, dan kinerjanya semakin membaik

ditopang oleh penurunan persentase temuan bilyet uang palsu.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakartaviii

Perkembangan Keuangan DaerahHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkanHingga akhir triwulan III-2009, realisasi belanja APBD Pemprov DKI Jakarta menunjukkan

perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. perbaikan dibanding tahun sebelumnya. Angka realisasi belanja APBD DKI Jakarta triwulan III-

2009 mencapai 42,5%, sedikit lebih tinggi daripada tahun 2008 (42,2%). Faktor pendorong

adalah lebih cepatnya pengesahan APBD Jakarta 2009 dibandingkan APBD 2008 dan semakin

gencarnya beberapa upaya percepatan yang ditempuh Pemprov DKI Jakarta. Peningkatan

realisasi belanja tersebut terutama terjadi pada pos belanja modal. Pada triwulan III-2009, realisasi

belanja modal tercatat sebesar 29,9%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2008 (13,1%).

Hal tersebut diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian Jakarta, terutama

melalui peningkatan investasi pemerintah.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi dan InflasiSemakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,Semakin membaiknya beberapa indikator ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,

pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik danpertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09 diprakirakan akan terus membaik dan

tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). tumbuh sebesar 5,2%-5,6% (yoy). Apabila kondisi perbaikan tersebut terus berlanjut di triwulan

IV-2009, maka pertumbuhan ekonomi Jakarta pada keseluruhan tahun 2009 diprakirakan

sebesar 5,0-5,4% (yoy). Bahkan pertumbuhan tersebut diatas pertumbuhan nasional yang

diproyeksikan hanya sebesar 4,0-4,5% (yoy). Penopang peningkatan tersebut diprakirakan

berasal dari konsumsi RT yang masih kuat, serta terus membaiknya kinerja ekspor. Sementara

dari sisi sektoral, seiring dengan perbaikan ekonomi dunia dan domestik, seluruh sektor utama

yaitu sektor keuangan, perdagangan, dan industri diperkirakan masih akan meningkat.

Inflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada padaInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan berada pada

level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. level yang paling rendah dalam rentang pola historisnya. Faktor pendorong stabilnya inflasi

antara lain terjaganya pasokan dan distribusi bahan makanan, minimalnya kebijakan peningkatan

administered price, dan masih terdapatnya kapasitas produksi yang dapat ditingkatkan. Apabila

perkembangan inflasi tetap stabil di triwulan IV-2009, maka inflasi tahun 2009 diproyeksikan

akan tetap terjaga dan diperkirakan akan berada pada level yang paling rendah dalam rentang

pola historisnya.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 1

Kondisi MakroEkonomi Regional

bab 1

Perekonomian Jakarta pada triwulan III-2009 diperkirakan akan

tumbuh sebesar 4,9-5,3%(yoy), meningkat dibandingkan

sebelumnya yaitu sebesar 5,0%(yoy). Di sisi permintaan, masih

tingginya konsumsi rumah tangga serta adanya perbaikan pada

kinerja ekspor/impor menjadi pendorong optimisme tersebut.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan akan masih tetap tinggi

karena adanya kegiatan hari raya keagamaan (ramadhan dan

lebaran). Di samping itu, perbaikan kinerja ekspor diperkirakan

akan juga membantu peningkatan kinerja ekonomi Jakarta, seiring

dengan perbaikan ekonomi dari beberapa mitra dagang utama.

Sementara itu, pertumbuhan investasi terindikasi mengalami

perbaikan meskipun belum signifikan. Seiring perbaikan ekspor

dan kondisi domestik, impor diperkirakan juga akan membaik.

Dari sisi penawaran, semua sektor utama yg mempunyai

berkontribusi besar yaitu sektor keuangan, industri, dan PHR

diperkirakan akan membaik. Konsumsi yang menguat dan

perbaikan ekspor diperkirakan akan berdampak positif terhadap

sektor perdagangan, pengangkutan/ komunikasi, dan bangunan.

Sektor industri sedikit membaik dengan perkembangan jumlah

PHK yang terhenti. Kebutuhan akan hiburan pada saat liburan

panjang (lebaran) ditunjang kemampuan daya beli, mendorong

sektor jasa lebih meningkat. Perbaikan kondisi ekonomi Jakarta

tersebut juga dikonfirmasi oleh perkembangan data PHK yang

menunjukkan perkembangan positif. Berdasarkan data dari

Departemen Tenaga Kerja per posisi pertengahan September 2009,

posisi tenaga kerja yang di PHK tercatat sebesar 18.009 orang.

Jumlah tersebut tidak mengalami perubahan sejak bulan Juni 2009

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta2

1. Perkembangan Produk DomestikRegional Bruto JakartaPerkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan leading indicatorsleading indicatorsleading indicatorsleading indicatorsleading indicators PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan PDRB mengindikasikan

bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.bahwa perekonomian masih berada dalam siklus kontraksi.

Meskipun demikian, pertumbuhan PDRB Jakarta di triwulan

III-09 terindikasi membaik dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Perbaikan indikator penuntun tersebut karena

stabilnya nilai komponen indikator penuntun yang

berhubungan dengan kegiatan konsumsi (survei penjualan

eceran) dan ekspor (nilai tukar riil dan nilai ekspor). Membaiknya

perekonomian negara mitra dagang terutama di Asia, Amerika,

dan Eropa, mulai meningkatkan permintaan komoditas

manufaktur dari Jakarta. Indikasi perbaikan tersebut tercermin

pula dari perkembangan PDRB triwulanan (qtq, seasonal

adjusted). Pertumbuhan triwulan II-09 tercatat sebesar 1,3%,

meningkat dibandingkan dengan triwulan I-09 (0,37%). Dilihat

dari komponennya, hampir seluruh komponen sisi permintaan

secara triwulanan (kecuali ekspor) sdh mengindikasikan

perbaikan. Sementara sisi penawaran, data triwulanan seluruh

sektor baik itu primer, sekunder, dan tersier sudah menunjukkan

perbaikan di triwulan II-09 (tabel I.1).

Grafik I.1Leading Indikator PDRB Jakarta

Dilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belumDilihat dari strukturnya perekonomian Jakarta masih belum

banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan.banyak mengalami perubahan. Dari sisi permintaan,

pertumbuhan ekonomi Jakarta utamanya masih ditopang oleh

konsumsi sementara dari sisi penawaran masih didukung oleh

sektor tersier (perdagangan, pengangkutan, keuangan, dan jasa)

kemudian diikuti oleh sektor sekunder dan primer. Sementara

terhadap perekonomian nasional kontribusi Jakarta sekitar

17,0%.

Keterangan : membaikmemburuk

Tabel I.1Perkembangan PDRB Triwulanan (qtq, seasonal adjusted)

Pert. Triwulan Seas. Adj. (qtq)

2008Q4 1,73 1,69 1,30 0,67 7,31 2008Q4 0,42 0,91 1,90

2009Q1 0,37 1,12 -1,30 -1,03 -4,13 2009Q1 0,48 -0,10 0,85

2009Q2 1,30 1,37 1,42 -2,56 -1,75 2009Q2 1,59 0,38 1,43

Pert. Triwulan Seas. Adj. (qtq)Y C I X M Primer Sekunder TersierOBS OBS

pdrb CLI

989999

100100101101102102103103

fase kontraksi fase kontraksi

2005 2006 2007 2008 20092 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 10

Composite indicators:IPI, impor barang modal, RER,RTGS, SPE, ekspor total

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 3

A. SISI PERMINTAANDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulanDari sisi permintaan, meningkatnya pertumbuhan PDRB triwulan

III-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulaiIII-09 diprakirakan bersumber dari kuatnya konsumsi dan mulai

membaiknya ekspor.membaiknya ekspor.membaiknya ekspor.membaiknya ekspor.membaiknya ekspor. Konsumsi yang telah meningkat mulai

triwulan II-09, diprakirakan akan terus bertumbuh, berdasarkan

indikator konsumsi dan daya beli yang masih bergerak naik.

Meskipun Pemilu telah usai, adanya Ramadhan dan lebaran

memberikan efek positif lebih lanjut terhadap konsumsi

masyarakat. Investasi mengindikasikan perbaikan meskipun

masih terbatas. Ekspor akan membaik seiring pulihnya kondisi

perekonomian global. Ekspor Jakarta ke Amerika, Asia, dan

Eropa ada indikasi, terus mengalami peningkatan, khususnya

untuk barang-barang manufaktur seperti garment, peralatan

listrik, mesin, dan suku cadang (pangsa ekspor Jakarta terhadap

nasional sekitar 7%). Seiring dengan perbaikan ekspor, impor

juga diperkirakan akan membaik.

* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BISumber : BPS, diolah

Tabel I.2Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan Jakarta (%, y-o-y)

D K I Proyeksi TwIII

Konsumsi 7,7 6,1 6,4 6,5 6,7 6,2 6,4 6,4 - 6,7Investasi 8,3 8,6 8,9 8,1 8,5 4,0 4,2 4,1 - 4,5Ekspor 6,4 0,8 0,5 0,7 2,0 0,6 -1,7 (0,7) - (0,3)Impor 17,3 12,5 8,5 12,9 12,6 5,9 2,4 2,4 - 2,8Net Ekspor -24,3 -33,8 -29,3 -40,4 -30,7 -22,8 -22,3 (18,1 ) - (17,7)

P D R B 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3

2008 20092008

I II III IV I* II*

1. KonsumsiPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akanPada triwulan III-2009, konsumsi diprakirakan masih akan

tumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkantumbuh meningkat sekitar 6,4-6,7% (yoy), dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). dengan triwulan sebelumnya (6,4%). Beberapa indikator dini

mengindikasikan peningkatan tersebut, seperti konsumsi

bahan tahan lama (durable goods) yaitu alat rumah tangga

dan pakaian (Survei Penjualan Eceran) (grafik I.2) serta

penjualan mobil/motor baru (Dinas Pelayanan Pajak DKI

Jakarta) (grafik I.3). Survei Konsumen menunjukkan adanya

peningkatan jumlah konsumen yang menyatakan bahwa saat

ini merupakan saat yang tepat untuk melakukan pembelian

Grafik I.2Survei Penjualan Eceran

g.Indeks Alat RTg.Makanan g.Pakaian

%, yoy

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-80-60-40-20

020406080

100120

meningkatmelambat

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta4

barang tahan lama (grafik I.5). Kebutuhan energi (listrik dan

BBM wilayah DKI dan Tangerang) untuk konsumsi rumah

tangga (grafik I.4) terpantau mengalami peningkatan.

Pengeluaran yang bersifat rutin seperti makanan (barang

nondurable) (grafik I.2) juga tumbuh meningkat, sehingga

secara keseluruhan konsumsi diprakirakan tumbuh meningkat.

Peningkatan konsumsi didorong oleh optimisme konsumen

(hasil Survei Konsumen BI) bahwa kondisi perekonomian juga

terus membaik (grafik I.5), dan akan bertahan hingga 6 bulan

yang akan datang.

Pembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulaiPembiayaan konsumsi dari nonbank perkembangannya mulai

meningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankanmeningkat sementara kredit perbankan1 tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas.

Pembiayaan kredit konsumsi baik yang berasal dari bank

maupun nonbank (pegadaian dan leasing) terindikasi mulai

meningkat. Namun akselerasi pertumbuhan kredit nonbank

terutama pegadaian lebih cepat dibandingkan kredit bank,

salah satu faktor utamanya adalah pengurusan kredit

pegadaian lebih mudah dan cepat dengan menjaminkan

barang berharga berupa emas dan alat-alat elektronik. Kredit

konsumsi bank masih tumbuh terbatas sebesar 16,6% (per

Juli 2009) sama seperti triwulan II-09. Kredit lembaga

pembiayaan leasing juga tumbuh terbatas 11,1% karena masih

tingginya suku bunga pembiayaan. Sementara kredit

pegadaian dapat tumbuh meningkat signifikan 62,4%

dibanding triwulan II-09 (56,4%).

Masih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masihMasih tingginya konsumsi terutama didorong oleh masih

kuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke ataskuatnya daya beli masyarakat menengah ke atas. Masyarakat

Jakarta didominasi oleh kelompok medium high income yaitu

sekitar 75% (golongan C1-A1) (tabel I.3). Kelompok

masyarakat berpenghasilan tinggi tersebut selain tidak terkena

dampak krisis global (hasil Survei Ipsos (Februari 2009) dan

riset Nielson Company (Juni 2009)), penghasilannya juga masih

meningkat 3-13% (table I.4). Penghasilan masyarakat secara

umum juga mengalami peningkatan dengan adanya tambahan

penghasilan dari tunjangan hari raya (THR) berupa satu kali

gaji. Ditambah pula dengan tidak bertambahnya jumlah PHK

Grafik I.3Perkembangan Pendaftaran Mobil/Motor Baru

Grafik I.4Konsumsi Energi Rumah Tangga

Grafik I.5Indeks Keyakinan Konsumen Saat Ini

1 Masyarakat yang menggunakan pembiayaan konsumsi yang berasal dari banksekitar 30%, sebagian besar pembiayaan menggunakan dana sendiri (84,4%)(Hasil Quick Survei UMKM, Juni 2009).

%, yoy

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Sumber: Dinas Pelayanan Pajak Jakarta

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

g.Pendaftaran Motor Barug.Pendaftaran Mobil Baru

Sumber : PLN dan Pertamina, diolah

% %

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-30

-20

-10

0

10

20

30

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

g.Konsumsi Listrik RT (yoy) g.Kons BBM Rumah Tangga(mtm)-rhsg.Kons BBM Rumah Tangga(yoy)

Indeks

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

0

20

40

60

80

100

120

Indeks Penghasilan saat iniIndeks Ketersediaan Lap. Kerja

Ketepatan waktu pembelianbarang tahan lama

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 5

(per 11 September tetap sejumlah 18.009 orang). Dari

perkembangan daya beli tersebut, penjualan barang-barang

bermerk masih meningkat tinggi, terlihat dari penjualan dan

net income PT Mitra Adi Perkasa (MAP) sebagai pemegang

lisensi beberapa departemen store modern SOGO, SEIBU,

Harvey Nichols, Java and Debenhams department stores serta

pemegang lisensi beberapa merek terkenal seperti Adidas dan

Reebook (grafik I.8). Selain itu, tawaran diskon hingga

midnight sale, mampu menarik minat konsumen (berdasarkan

data dari Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI)

Jakarta, jumlah konsumen di 132 mal di Jakarta rata-rata naik

10-30 persen jelang Lebaran).

Grafik I.6Perkembangan Kredit Konsumsi

(Lokasi Proyek) dan Leasing

Grafik I.7Perkembangan Kredit Pegadaian

Sumber : Riset BTI Consultants, Mei 2009

Tabel I.4Kenaikan Gaji Profesional

2009 3 - 10 % 0 - 9% 6 - 9% 7 - 1 0% 6 - 10% 9 - 13% 7 - 10%

2008 9 - 10% 10 - 12% 8 - 10% 8 - 11% 9 - 12% 11 - 15% 9 -12%

2007 10 - 12% 12 - 17% 9 - 11% 8 - 12% 10 - 15% 8 - 12% 9 - 12%

Tahun FMCG Telekomunkasi TI Farmasi Bank Asuransi Logistik

Sumber : AC Nielsen, 2007

Tabel I.3Struktur Penghasilan Masyarakat Jakarta

A1 > 9.000 13A2 6.000 - 9.000 16B 4.500 - 6.000 20

C1 3.000 - 4.500 25C2 2.100 - 3.000 18D 1.500 - 2.100 4E < 1.500 3

Strata Jakarta (%)Penghasilan

(Rp ribu)

Grafik I.8Kinerja PT Mitra Adiperkasa

%, yoy %, yoy

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

0

5

10

15

20

25

0102030405060708090100

g.Leasing riil (rhs)g.kredit kons riil

* data sementara

Penyaluran Kredit g.Penyaluran Kredit (rhs)

Rp triliun %, yoy

I II III IV I II III*2008 2009

0102030405060708090

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0

Perusahaan : MAPISumber : BEJ dan Laporan Keuangan Perusahaan(diolah)

net incometotal sales

%, y-o-y

0102030405060708090

2008 20092007I II III IV I II III IV I II

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta6

2. InvestasiPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaikPerkembangan investasi diprakirakan akan tumbuh membaik

4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas.4,1-4,5% (yoy), meskipun terbatas. Indikator investasi

nonbangunan seperti impor barang modal dan pendaftaran alat

berat menunjukkan ada sedikit perbaikan (grafik I.9). Sementara

investasi bangunan diprakirakan tumbuh terbatas, karena

berdasarkan proyeksi lembaga riset dan konsultan properti, pada

triwulan III-09 perkembangan pasokan dan permintaan properti

di Jakarta hanya akan meningkat tipis, pengembang memang

mulai menambah pasokan untuk properti retail, apartemen,

perkantoran, dan industri, namun belum berani melakukan

ekspansi yang signifikan. Kondisi tersebut dikonfirmasi oleh data

konsumsi semen tahunan yang hanya menunjukkan sedikit

perbaikan (grafik I.10).

Indikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatanIndikator pembiayaan investasi mengindikasikan peningkatan

yang tipis.yang tipis.yang tipis.yang tipis.yang tipis. Pembiayaan investasi yang berasal dari dana

perbankan yang berlokasi di Jakarta hanya menunjukkan tren

peningkatan tipis menjadi 3,7% (riil, y-o-y), dibandingkan

triwulan sebelumnya (2,2%). Pencatatan pembiayaan nonbank

pun yaitu IPO saham dan obligasi oleh Bapepam-LK pada

triwulan III-2009, menunjukkan belum ada emiten yang

melakukan penawaran IPO.

Pengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belumPengusaha masih menunggu kondisi eksternal yang belum

stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. stabil, namun ada optimisme terhadap kondisi domestik. Minat

pengusaha untuk melakukan ekspansi berupa investasi masih

menunggu stabilnya perbaikan kondisi ekonomi global. Investasi

asing untuk investasi jangka panjang dalam bentuk foreign direct

investment (FDI) masih terbatas, sepanjang 2009 baru sebesar

347 juta USD (per Februari 2009). Peningkatan kondisi bisnis

lebih cenderung didorong oleh optimisme pengusaha akan

kondisi bisnis di dalam negeri, yaitu faktor peningkatan pesanan

dalam negeri, dan stabilnya harga jual (grafik I.12).

Perkembangan tersebut yang mendorong pesanan barang

masukan (input) mengalami peningkatan. Situasi intern

perusahaan untuk melakukan usaha, perkembangannya pun

cukup baik, sehingga pertambahan jumlah PHK yang terhenti.

Pengusaha memiliki ekspektasi, situasi usaha akan semakin

membaik, dan ke depan diperkirakan akan ada penambahan

jumlah karyawan (grafik I.13).

Grafik I.10Konsumsi Semen

Grafik I.9Perkembangan Impor Barang Modal dan

Pendaftaran Alat Berat Baru

%, yoy

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8

-100

-50

0

50

100

150

Pick Up,Truk,Alat Berat,Truk Tanki[baru]Nilai Impor Brg Modal

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, diolah

%

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

g.Kons Semen Jkt(m-t-m)g.Kons Semen Jkt(y-o-y)

Grafik I.11Pembiayaan Investasi

g.kredit inv riil (yoy)Total IPO (Rp miliar)-rhs

%

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

02000400060008000100001200014000160001800020000

Rp miliar

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 7

3. Kegiatan Ekspor-Impor2

Kegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masihKegiatan ekspor-impor di Jakarta pada triwulan III-2009 masih

menunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu darimenunjukkan pertumbuhan net ekspor yang negatif, yaitu dari

negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.negatif 22,3% menjadi sekitar negatif 18,1% s.d. 17,7%.

Namun demikian negatif net ekspor semakin kecil, karena

kegiatan ekspor mulai ada perbaikan dengan akselerasi sedikit

lebih baik dibandingkan impor. Ekspor secara keseluruhan akan

lebih baik, karena ekspor barang maupun jasa menunjukkan

adanya tren peningkatan. Impor dapat tumbuh lebih tinggi,

seiring meningkatnya permintaan barang impor bahan baku

untuk pasokan industri pengolahan, yang kapasitasnya

meningkat (grafik I.21) untuk memenuhi permintaan domestik

(grafik I.12).

Perkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akanPerkembangan ekspor pada triwulan laporan diperkirakan akan

sedikit membaik. sedikit membaik. sedikit membaik. sedikit membaik. sedikit membaik. Ekspor jasa, sebagaimana ditunjukkan oleh

lama menginap turis asing maupun domestik ada tren

peningkatan, mengakibatkan ekspor jasa membaik (grafik I.15).

Demikian pula ekspor barang, seiring akan tumbuhnya

perekonomian negara mitra dagang di Asia, Amerika Serikat,

dan Eropa, di atas perkiraan semula, sehingga akan

meningkatkan permintaan barang manufaktur Jakarta. Barang

manufaktur tersebut diantaranya pakaian jadi, mesin/mekanik,

peralatan listrik, suku cadang/aksesoris, dan plastik (grafik I.16).

Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,Impor Jakarta diprakirakan tumbuh pada kisaran 2,4-2,8%,

meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%).meningkat tipis dibanding triwulan II-2009 (2,4%). Peningkatan

tipis impor, berasal dari barang konsumsi dan bahan baku. Porsi

terbesar impor (80%) adalah bahan baku, sehingga

pertumbuhannya tergantung permintaan sektor industri

manufaktur. Kapasitas produksi sektor industri (makanan,

logam, dan alat angkut) yang meningkat (grafik I.21), ditengarai

berdampak kepada perbaikan pertumbuhan impor. Impor

bahan baku utama yang terpantau membaik seperti besi/baja,

mesin/mekanik, dan suku cadang terutama karena mulai

tumbuhnya permintaan industri otomotif. Permintaan akan

mobil dan motor mulai menunjukkan tren meningkat (grafik

I.3). Peningkatan yang sama terjadi pada barang kebutuhan

Grafik I.14Komposisi Ekspor Jakarta

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Luar negeri(36,7%)

Domestik(63,3%)

Jasa(70,0%)

Barang(30,0%)

2 Konsep ekspor-impor dalam PDRB, ekspor-impor termasuk kegiatan ekspor-impordomestik (perdagangan antara daerah dan atau antar pulau) (grafik I.14)

Grafik I.13Kegiatan Usaha

Indeks SBT

Sumber : SKDU Jakarta

2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3p

-10

0

10

20

30

40

Ekspektasi Kegiatan Dunia UsahaSituasi Kegiatan Dunia Usaha

Jumlah karyawanEkspektasi jumlah karyawan

Grafik I.12Ekspektasi Kegiatan Bisnis

Indeks

*) angka perkiraanSumber : BPS, diolah

2007 2008 2009

70

80

90

100

110

120

130

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

Order Brg. Input RiilOrder DN RiilPerkiraan ITB

Harga Jual RiilOrder LN Riil

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta8

industri lainnya seperti kimia organik, bahan plastik, dan

peralatan listrik (grafik I.18).

B. SISI PENAWARANSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorongSecara umum, masih kuatnya permintaan domestik mendorong

laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta.laju pertumbuhan sektor unggulan Jakarta. Faktor pendorong

seperti peningkatan permintaan dalam negeri, ditambah

kegiatan ekspor yang mulai membaik, memacu sektor industri

untuk berproduksi lebih optimal dari periode sebelumnya. Masih

kuatnya permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga

ditunjang adanya lebaran, memberikan keuntungan bagi sektor

terkait, seperti perdagangan retail untuk makanan dan

nonmakanan (pakaian, alat rumah tangga), demikian pula sektor

pengangkutan dengan melonjaknya permintaan untuk

perpindahan masyarakat antar daerah dan kebutuhan

komunikasi. Permintaan sektor bangunan sedikit meningkat

dengan masih kuatnya konsumsi rumah tangga. Sektor

keuangan masih bertumbuh seiring menguatnya indeks saham

dan penurunan suku bunga bank/nonbank. Sementara sektor

lain seperti listrik, karena untuk memenuhi kebutuhan energi

rumah tangga, pertumbuhannya meningkat, demikian pula

sektor jasa karena masyarakat memanfaatkan jasa pariwisata

selama liburan lebaran.

Grafik I.15Indikator Ekspor Jasa

Grafik I.16Pertumbuhan Nilai Ekspor Komponen Utama

Manufaktur Jakarta

IndonesiaAsing

hari

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

1

2

3

4

5

Bahan plastikSuku cadang & aksesoriPakaian Jadi

Peralatan listrikMesin dan mekanik

%, yoy

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

Tabel I.5Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran Jakarta (%, y-o-y)

D K I Proyeksi TwIII

Pertanian 1,4 -0,3 0,7 1,4 0,8 1,4 -0,4 (0,1 )- 0,3Pertambangan 1,5 0,1 -0,3 0,0 1,3 0,4 3,9 3,8 - 4,2Industri 4,1 3,8 3,9 3,6 4,0 1,7 0,1 0,3 - 0,8Listrik 6,8 7,0 5,6 5,9 6,3 6,2 4,8 4,8 - 5,2Bangunan 7,5 7,6 7,8 7,8 7,8 6,3 6,5 6,4 - 6,8Perdagangan 6,9 6,3 6,1 5,7 6,3 3,9 4,4 4,3 -4,7Pengangkutan 15,0 14,8 15,0 15,0 15,0 15,6 15,2 15,1 -15,5Keuangan 4,1 4,2 4,2 4,8 4,0 4,3 4,0 4,0 - 4,4Jasa-jasa 6,3 6,1 6,0 5,9 6,0 5,5 5,9 5,7 - 6,1

PDRB 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3

2008 20092008

I II III IV I* II*

* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BISumber : BPS, diolah

meningkatmelambat

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 9

1. IndustriPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaikPada triwulan III-2009, sektor industri tumbuh sedikit membaik

dalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulandalam kisaran 0,3% s.d. 0,8%, dibandingkan triwulan

sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%).sebelumnya (0,1%). Perbaikan pertumbuhan sektor industri

terindikasi pada tren peningkatan penggunaan energi (BBM dan

listrik) (grafik I.19) dan indeks produksi industri (grafik I.20).

Penggunaan kapasitas produksi industri, terutama makanan,

logam, dan alat angkutan mulai terjadi peningkatan (grafik I.21).

Perkembangan pertambahan jumlah PHK (terutama di sektor

industri) sudah terhenti (tabel I.6).

Grafik I.17Perkembangan Arus Perdagangan di Terminal

Konvensional Tj. Priok

Grafik I.19Konsumsi Energi Industri

Sumber : Depnakertrans

Tabel I.6Perkembangan Jumlah PHK

Tanggal Jumlah Selisih

11-Dec-08 14.26806-Feb-09 15.550 1.28213-Mar-09 16.650 1.10024-Apr-09 17.150 50022-May-09 17.150 -05-Jun-09 17.705 55512-Jun-09 18.009 30426-Jun-09 18.009 -10-Jul-09 18.009 -24-Jul-09 18.009 -21-Aug-09 18.009 -26-Jul-09 18.009 -11-Sep-09 18.009 -

Indikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulaiIndikator pembiayaan perbankan sektor industri mulai

menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.menunjukkan tren peningkatan, meskipun masih terbatas.

Perkembangan pembiayaan perbankan di sektor industri

tumbuh terbatas sekitar 5%, namun terjadi tren peningkatan

(grafik I.22). Terbatasnya perkembangan kredit tersebut karena

risk profile sektor industri cukup tinggi, dengan rasio NPL hampir

mencapai 9%.

Sumber : PLN dan Pertamina, diolah

g.Kons Listrik Industrig.Kons. BBM Industri (rhs)

%, y-o-y %, y-o-y

-100

-50

0

50

100

150

200

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-30-25-20-15-10-505

10152025

Grafik I.18Perkembangan Volume Impor Jakarta

Bahan plastikSuku cadang & aksesoriSerat/Benang Tekstil

Mesin dan mekanikBesi/bajaPeralatan listrik

%, yoy

-80-60-40-20

020406080

100120

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

Sumber : Pelindo II (diolah)

g.Eksporg.Impor

g.Bongkar Antar Pulaug.Muat Antar Pulau

%, yoy

-0,06

-0,04

-0,02

0,00

0,02

0,04

0,06

0,08

0,10

2006 2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta10

Faktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karenaFaktor pendorong industri sedikit meningkat karena

permintaan domestik.permintaan domestik.permintaan domestik.permintaan domestik.permintaan domestik. Hasil survei tendensi bisnis (BPS) (grafik

I.12) menyatakan permintaan dalam negeri riil meningkat

dengan harga jual yang stabil. Situasi kegiatan usaha Bank

Indonesia (grafik I.13) bahkan menyatakan bahwa perbaikan

kegiatan perekonomian akan memacu pengusaha untuk

menambah jumlah karyawannya. Sampai dengan triwulan III-

09 memang perkembangan pertambahan jumlah PHK telah

terhenti (per 11 September 2009). Kegiatan ramadhan dan

lebaran berdampak positif terhadap industri, terutama industri

makanan, terlihat bahwa industri tersebut meningkatkan

kapasitas produksinya untuk memenuhi lonjakan permintaan.

Mulai meningkatnya permintaan industri otomotif (mesin),

baik di dalam negeri (penjualan mobil/motor) maupun di luar

negeri (ekspor otomotif) kapasitas produksi industri logam

dan alat angkut lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya

(grafik I.21).

2. Pengangkutan dan KomunikasiSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkatSektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh meningkat

terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-terbatas (15,1% - 15,5%), dibandingkan dengan triwulan II-

2009 (15,2%). 2009 (15,2%). 2009 (15,2%). 2009 (15,2%). 2009 (15,2%). Kontribusi utama sektor ini masih meningkat

diperkirakan berasal dari subsektor komunikasi. Jumlah

pelanggan seluler di Jakarta mulai menunjukkan tren

peningkatan, (grafik I.23), ditambah trafik saat lebaran tercatat

meningkat. XL mencatat peningkatan trafik sebesar 44 persen

dibanding tahun lalu, Telkomsel naik 65 persen dibandingkan

hari biasa, dan trafik Indosat rata-rata naik 21,1 persen

dibandingkan Lebaran 2008. Sementara subsektor

pengangkutan diperkirakan tumbuh terbatas, karena justru

banyak masyarakat Jakarta yang memanfaatkan waktu

lebaran untuk keluar daerah. Jumlah penumpang transportasi

dalam kota (kereta Jabodetabek (grafik I.24) dan bus trans

Jakarta (grafik I.25)) sedikit menurun. Penurunan

pertumbuhan jumlah penumpang bus trans Jakarta,

dikarenakan ada penyesuaian jalur dan jam operasional ketika

Pemilu dan perayaan Hari Kemerdekaan RI, terutama di koridor

I dan VI, bukan karena minat penumpang yang menurun.

Jumlah penumpang bus trans Jakarta rata-rata mencapai 7

Grafik I.20Indeks Produksi Industri

Grafik I.22Kredit Sektor Industri

% %

Sumber : CEIC, diolah

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

-10-8-6-4-202468

g.Industrial Production Index(yoy)

g.Industrial Production Index(mtm)-rhs

% %

Sumber : CEIC, diolah

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

g.kredit Industri Riil (yoy) g.kredit Industri Riil (mtm)-rhs

Grafik I.21Penggunaan Kapasitas Produksi

* data sementara

%, yoy

2008 2009

50

60

70

80

90

100

I II III IV I II III*

Logam dasar, besi dan bajaTotal Industri Pengolahan

Makanan, minuman dan tembakauAlat angkutan, mesin dan peralatannya

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 11

juta orang per bulan. Sementara moda transportasi antar

daerah/negara (pesawat udara) yang melalui bandara Sukarno

Hatta (grafik I.26) hanya ada sedikit peningkatan untuk

penerbangan internasional.

Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektorDukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor

pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.pengangkutan masih tinggi dengan risiko kredit semakin kecil.

Posisi kredit yang disalurkan perbankan pada sektor ini per posisi

akhir bulan Juli 2009 tercatat sebesar Rp 50,02 triliun, naik

33,16% (y-o-y). Peningkatan kredit ini diikuti dengan

peningkatan kualitas kredit yang semakin baik (NPLs sebesar

2,2%).

Terbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena levelTerbatasnya peningkatan sektor ini diperkirakan karena level

pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . pertumbuhannya yang sudah cukup tinggi . Sistem

transportasi dalam kota telah semakin diperluas infrastruktur

pelayanannya dengan adanya penambahan kereta komuter

per Mei 2009, pun bus trans Jakarta ada penambahan koridor

VIII per Februari 2009. Untuk dapat mempertahankan

pertumbuhan tersebut tinggal pelayanan yang perlu

ditingkatkan supaya bertambah masyarakat yang

memanfaatkan moda transportasi tersebut. Demikian pula sub

sektor komunikasi, porsi jumlah pelanggan di Jabodetabek

yang mencapai 40% dari nasional, perkembangannya telah

mencapai level optimal, perlu diimbangi dengan pelayanan

dan infrastruktur yang memadai, terutama ketika terjadi

lonjakan trafik pada saat tertentu.

Grafik I.23Perkembangan Telepon Seluler

Grafik I.24Jumlah Penumpang KA Jabodetabek

Sumber : CEIC dan Pers Releasep data perkiraan

g.Pelanggan CellularJabodetabek (qtq)-rhs

g.Pelanggan CellularJabodetabek (yoy)

%%

0

10

20

30

40

50

60

-4-202468101214

2007 2008 20091 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3p

%%

Sumber : BPS, diolah

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

g.Pnpg KA Jabodetabek (mtm)g.Pnpg KA Jabodetabek (yoy)

Grafik I.25Perkembangan Jumlah Penumpang Bus Trans

Jakarta

Sumber : transjakartabusway.com

g.jumlah penumpang(rhs)jumlah penumpang

%, yoyjuta orang

-1

2

3

4

5

6

7

8

-1001020304050607080

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta12

3. BangunanSektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-Sektor bangunan pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar 6,4-

6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan6,8%, meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan

triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). triwulan II-2009 (6,5%). Peningkatan pertumbuhan sektor

bangunan diperkirakan bersumber dari pembangunan properti

oleh swasta, khususnya properti retail untuk memenuhi

permintaan sektor perdagangan yang masih tumbuh. Di Jakarta,

pasokan untuk pusat perdagangan misalnya di Seasons City

Jakarta Barat, Pusat Grosir Senen Jaya Jakarta Pusat, dan

Carrefour di Seasons City (grafik I.27). Sementara untuk properti

residensial, terjadi tren peningkatan untuk tipe menengah dan

besar (grafik I.28).

Perkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masihPerkembangan pembiayaan perbankan sektor bangunan masih

tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. tumbuh terbatas. Jumlah unit terjual untuk tipe kecil (s.d. tipe

70) yang masih menurun, menyebabkan kredit bangunan

tumbuh terbatas. Sementara sesuai dengan riset lembaga

properti, bahwa sektor properti retail yang masih berkembang,

kredit untuk ruko/rukan menunjukkan peningkatan (grafik I.29).

Sementara itu, risiko kredit (NPLs) sektor bangunan trennya

membaik (4,7%).

Perkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retailPerkembangan bangunan ditopang oleh sektor properti retail

yang masih meningkat. yang masih meningkat. yang masih meningkat. yang masih meningkat. yang masih meningkat. Rasio tingkat hunian rata-rata di pusat

perbelanjaan Jakarta yang masih tinggi sekitar 78%( Riset

Cushman & Wakefield Indonesia), masih menarik minat

pengusaha retail. Diperkirakan risiko yang ditanggung relatif

kecil, karena konsumsi rumah tangga masih kuat, bahkan untuk

konsumsi akan barang retail (fast moving consumer goods)

masyarakat perkotaan masih meningkat meskipun terkena

dampak krisis global(Riset Nielson Company).

Grafik I.26Perkembangan Jumlah Penumpang Udara di

Bandara Soekarno Hatta

Grafik I.28Hasil Survei Properti Residensial

%, yoy

Sumber : BPS, diolah

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

-20

-10

0

10

20

30

40

50

g.Domestikg.Internasional

g.Penumpang Soekarno Hatta Total

Unit Terjual

0200400600800

100012001400160018002000

TW IV-2008 TW I-2009 II-2009

TIPE KECIL TIPE MENENGAH TIPE BESAR

Grafik I.27Pembangunan Sektor Retail di Jakarta

p data perkiraan

Colliers International (rhs)Cushman Wakefield

juta m2 juta m2

2,7

2,8

2,9

3

3,1

3,2

3,3

2,7

2,9

3,1

3,3

3,5

3,7

3,9

4,1

2008 2009Q2 Q3 Q4 Q2 Q3-pQ1

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 13

4. Perdagangan, Hotel dan RestoranSektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-Sektor perdagangan hotel dan restoran (PHR) pada triwulan III-

2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat2009 tumbuh sebesar 4,3-4,7% (y-o-y), sedikit meningkat

dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). dibandingkan dengan triwulan II-2009 (4,4%). Peningkatan

tersebut tercermin dari beberapa prompt indikator dan hasil

survei, seperti indeks penjualan eceran dan konsumsi listrik

sektor bisnis (grafik I.30), serta arus barang di Tanjung Priok

(grafik I.32). Demikian pula indikator untuk hotel, seperti jumlah

wisman yang masuk melalui bandara Sukarno Hatta dan Tanjung

Priok, serta tingkat hunian hotel (grafik I.31).

Perkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secaraPerkembangan pembiayaan perbankan ke sektor ini secara

umum masih terbatas. umum masih terbatas. umum masih terbatas. umum masih terbatas. umum masih terbatas. Posisi kredit lokasi proyek yang disalurkan

di sektor ini masih tumbuh terbatas dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Pada posisi akhir Juli 2009, jumlah kredit

yang disalurkan mencapai Rp 75,5 triliun, turun menjadi 11,0%

(y-o-y), disertai risiko kredit yang tercermin pada NPLs

menunjukkan tren meningkat (5,1%).

Pertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaranPertumbuhan sub sektor perdagangan didorong pengeluaran

konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh.konsumsi yang masih bertumbuh. Terutama didukung

gencarnya promosi pusat perdagangan dengan aneka tawaran

diskon seperti Jakarta Great Sale dan midnight sale. Asosiasi

Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jakarta, menyatakan

pengunjung mal di 132 mal di Jakarta rata-rata naik 10-30

persen jelang Lebaran. Indikasi lain yang juga menunjukkan

peningkatan adalah total penjualan beberapa pusat

perbelanjaan seperti di PT Mitra Adi Perkasa, Ramayana, dan

Hero (grafik I.33). Untuk subsektor hotel dan restoran, seiring

perbaikan ekonomi global, kedatangan wisatawan

mancanegara telah ada peningkatan.

Grafik I.29Kredit Sektor Konstruksi

%, y-o-y

0102030405060708090

100

2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

Konsumsi-KPR/KPS di atas Tipe 70Konsumsi -KPR/KPA s.d. Tipe 70

Kredit KonstruksiKonsumsi-Ruko/Rukan

Grafik I.31Jumlah Wisman dan Tingkat Hunian

%, yoy %

Sumber : BPS, diolah

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

-20-10

0102030405060708090

-30-20-10010203040506070

Kedatangan di Empat PintuUtama Jakarta

Tingkat hunian hotel Jakarta (rhs)Angkutan Laut Tanjung Priok

Grafik I.30Konsumsi Listrik Sektor Bisnis dan Survei

Penjualan Eceran

Sumber : PLN dan SPE-BI, diolah

g.SPE (rhs)g.Kons Listrik Bisnis (yoy)

%, yoy %, yoy

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

02468

1012141618

-60

-40

-20

0

20

40

60

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta14

5. Keuangan, Persewaan dan JasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasaPada triwulan laporan, sektor keuangan, persewaan dan jasa

tumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulantumbuh 4,0%-4,4%, sedikit meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%).sebelumnya (4,4%). Dampak krisis keuangan global secara

langsung diperkirakan hanya sedikit berdampak pada sub sektor

keuangan, antara lain karena rendahnya portofolio instrumen

keuangan asing bermasalah yang dimiliki lembaga keuangan

domestik. Untuk transaksi di pasar modal, perkembangan nilai

dan transaksi saham yang diperdagangkan terus mengalami

peningkatan (grafik I.34).

Subsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuhSubsektor persewaan dan jasa keuangan diperkirakan tumbuh

terbatas.terbatas.terbatas.terbatas.terbatas. Tingkat hunian (occupancy rate) persewaan retail,

gedung perkantoran, dan apartemen hanya meningkat tipis

(grafik I.27). Di persewaan retail, penyewa nonlokal (international

branded retailers) akan memperluas outlet mereka, sewa

apartemen meningkat diperkirakan karena adanya permintaan

dari ekspatriat, dan pada sewa perkantoran dapat berlanjut karena

perusahaan domestik masih bertahan di tengah krisis global.

6. Listrik, Gas dan Air BersihSektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),Sektor listrik diperkirakan tumbuh 4,8-5,2%% (y-o-y),

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,8%).

Peningkatan sub sektor listrik berkaitan dengan proyek

commisioning PLTGU repowering demolish PLTU Muara Karang,

pembangunan dua gas turbinnya (2x240 MW) yang selesai pada

triwulan III 2009. Konsumsi listrik sektor rumah tangga

meningkat seiring masih kuatnya permintaan konsumsi untuk

rumah tangga (grafik I.36), sehingga peningkatan konsumsi

tersebut mendorong peningkatan pendapatan di sektor listrik.

Pembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnyaPembiayaan perbankan kepada sektor ini walaupun jumlahnya

relatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitasrelatif kecil namun meningkat tinggi yang diikuti dengan kualitas

kredit yang membaik.kredit yang membaik.kredit yang membaik.kredit yang membaik.kredit yang membaik. Proyek listrik 10.000 megawatt dengan

sindikasi pinjaman dari beberapa bank termasuk PT Bank

Pembangunan Daerah (BPD) DKI Jakarta menambah jumlah

kredit yang disalurkan ke sektor ini. Pertumbuhan kredit di sektor

ini masih cukup tinggi (101,4%) dengan posisi kredit per Juli

2009 Rp 13,5 triliun. Kualitas kredit di sektor listrik relatif baik

dengan NPLs yang rendah.

Grafik I.33Perkembangan Total Penjualan Beberapa

Pusat Perbelanjaan

Grafik I.32Arus Barang Tanjung Priok

Grafik I.34Perkembangan Transaksi Saham

Sumber : BPS, diolah

g.Brg Tnjg. Priok (mtm)g.Brg Tnjg. Priok (yoy)

%

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

-40-30-20-10

010203040506070

Sumber : BEJ dan Laporan Keuangan Perusahaan (diolah)

Hero (rhs)Ramayana/RALSMAPI

%, y-o-y %, y-o-y

0102030405060708090

4

6

8

10

12

14

16

18

2007 2008 2009I II III IV I II III IV I II

%, yoy

Sumber : BPS, diolah

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

-100-50

050

100150200250300350

Frekuensi Saham DiperdagangkanNilai Saham Diperdagangkan

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 15

Grafik I.35Tingkat Hunian dan Persediaan Perkantoran

Grafik I.37Kredit Lokasi Proyek Sektor Jasa

7. Sektor Jasa-JasaSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatanSektor jasa-jasa tumbuh diperkirakan terjadi peningkatan

menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).menjadi 5,7-6,1%, dibandingkan triwulan sebelumnya (5,9%).

Meningkatnya sektor jasa antara lain disebabkan konsumsi

rumah tangga yang masih cukup kuat. Beberapa libur panjang

di triwulan III yang dimanfaatkan untuk mengunjungi tempat

wisata seperti Kebun Binatang Ragunan, Ancol, Taman Mini

Indonesia Indah (TMII) dan lain-lain. Peningkatan jumlah

pengunjung rata-rata mencapai 5-20% dibanding tahun 2008.

Di sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggiDi sisi pembiayaan, kredit sektor jasa masih tumbuh tinggi

dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. dengan risiko kredit yang membaik. Posisi kredit di sektor ini

hingga Juli 2009 mencapai Rp 121,3 triliun atau tumbuh sekitar

18,7 % (y-o-y) (grafik I.37). Kualitas kredit sektor ini relatif baik,

dengan NPLs kredit selalu terjaga yaitu dibawah 5%.

Sumber : Cushman, Colier Internasional, diolahp data perkiraan

Retail Office CBD Apartment Rental

2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3p

60%

65%

70%

75%

80%

85%

90%

95%

% %

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

0

5

10

15

20

25

30

35

-12-10-8-6-4-20246

g.Kredit Industri Riil (mtm)-rhsg.Kredit Jasa-jasa (yoy)

Grafik I.36Pendapatan dan Konsumsi Listrik DKI Jakarta

Sumber : PLN, diolah

g.Pendapatan g.Konsumsi Listrik Total(rhs)

%, yoy %, yoy

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

02468

101214161820

-10

-5

0

5

10

15

20

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta16

halaman ini sengaja dikosongkan

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 17

PerkembanganInflasi Jakarta

bab 2

Pada triwulan III-2009, perkembangan harga-harga

secara umum di DKI Jakarta masih dalam tren menurun.

Pada triwulan ini tercatat sebesar 2,63%(yoy), menurun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (3,45%,

yoy). Penurunan tersebut utamanya terkait akibat

pengaruh penurunan inflasi dari faktor nonfundamental

yaitu sektor transportasi (administered prices) serta

terjaganya pasokan bahan makanan (volatile foods).

Sementara itu, secara triwulanan, inflasi triwulan III-2009

mencatat peningkatan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya, naik dari 0,15% menjadi 1,73%.

Peningkatan tersebut terkait dengan faktor musiman

yaitu pelaksanaan hari besar keagamaan (puasa dan

lebaran). Namun demikian, peningkatan tersebut lebih

rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun

lalu sehingga secara keseluruhan inflasi terus mengalami

penurunan.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta18

Secara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas padaSecara umum, perkembangan harga berbagai komoditas pada

triwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjaditriwulan III-2009 masih mencatat inflasi, meskipun terjadi

penurunan. penurunan. penurunan. penurunan. penurunan. Pada akhir triwulan laporan, laju inflasi secara

tahunan ≈year on year∆ (triwulan II-2009 terhadap triwulan

II-2008) tercatat sebesar 2,63 % (yoy). Sumber dari inflasi pada

triwulan laporan tersebut utamanya disumbang oleh tingginya

inflasi pada kelompok makanan jadi yang tercatat sebesar

9,02% diikuti oleh bahan makanan dan pakaian yang masing-

masing tercatat sebesar 6,60% dan 6,11%. Sedangkan

kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah

kelompok transportasi yaitu sebesar -6,23%. Dilihat dari

kontribusinya, penyumbang inflasi terbesar berasal dari

kelompok makanan jadi dan kelompok bahan makanan.

Namun meskipun demikian, kenaikan inflasi kelompok

makanan jadi dan bahan makanan tersebut masih lebih rendah

dibandingkan dengan inflasi periode yang sama tahun lalu

sehingga secara keseluruhan inflasi pada tahunan (yoy) pada

triwulan ini terus menurun.

Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.Kecenderungan penurunan inflasi tahunan masih berlanjut.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, penurunan tekanan inflasi

tahunan terutama bersumber dari penurunan tertinggi pada

kelompok bahan makanan, perumahan dan pendidikan.

Terjaganya harga kelompok bahan makanan karena upaya

beberapa instansi di Jakarta dalam menjaga pasokan dan

Grafik II.1Perkembangan Inflasi

Grafik II.2Kontribusi Inflasi

Tabel II.1Perkembangan Inflasi Jakarta

IHK 2,54 11,31 -0,13 6,98 0,15 3,45 1,73 2,63Bahan Makanan 5,82 18,79 1,22 10,71 0,27 6,75 5,67 6,60Makanan jadi 1,10 10,78 2,30 9,51 0,87 7,74 2,31 9,02Perumahan 4,53 13,19 -0,08 9,91 1,05 6,29 0,09 1,78Pakaian -0,74 10,04 3,97 8,06 1,54 4,87 0,44 6,11Kesehatan 1,62 6,56 0,30 4,09 0,91 6,04 0,39 4,76Pendidikan 2,47 5,37 0,00 2,96 0,00 2,45 1,99 1,97Transportasi 0,37 8,39 -5,70 -0,16 -3,85 -7,15 1,36 -6,23

2008 2009Kelompok

Barang Tw III Tw I Tw II Tw III

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

mtm yoy (rhs)

-1

0

1

2

3

4

5

6%, y-o-y%, m-t-m

2,63

2007 2008 2009

-4

0

4

8

12

16

panen panen

kenaikanhargainternasional

harga BBMbersubsidi rata2meningkat 28,7%

dampak 2ndround kenaikanharga BBM

panen

Des : 1st round effectJan&Feb:1st+2nd roundeffect penurunan BBM

lebaranlebaran

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0,72 1,

010,

210,

250,

190,

070,

66 0,82

0,36

0,98

-0,2

40,

861,

860,

290,

820,

791,

51 1,94

1,26

0,24

1,02

0,42

0,34

0,11

-0,2

4-0

,22

0,33

-0,1

50,

170,

13 0,36 0,45 0,

91

%, y-o-y

100,0021,13

16,41

25,196,90

4,23

7,51

18,63

SHARE : IHK

Bhn Makanan

Mknn jadi

Permhn

Pakaian

Kesehatan

Penddkn

Transports

-1,5 -1 0 1-0,5 0,5 1,5 2 2,5 3

2,63

1,39

1,48

0,45

0,42

0,20

0,15-1,16

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 19

Grafik II.4Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang (q-t-q)

distribusi melalui Tim Ketahanan Pangan. Upaya tersebut

misalnya operasi pasar, pemantauan harga secara rutin, dan

inspeksi mendadak (sidak) ketersediaan bahan kebutuhan

pokok pada saat menjelang lebaran ke beberapa pasar yang

strategis1. Sementara di kelompok perumahan karena stabilnya

harga untuk perlengkapan rumah tangga dan

penyelenggaraan rumah tangga. Selanjutnya di kelompok

pendidikan, karena belum memasuki masa pembayaran biaya

pendidikan, sehingga biaya pendidikan dan pelatihan tetap

stabil.

Secara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktorSecara triwulan, inflasi sedikit meningkat karena faktor

musiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa danmusiman berupa kegiatan hari besar keagamaan (puasa dan

lebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendahlebaran), namun peningkatan tersebut jauh lebih rendah

dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pada

triwulan laporan inflasi tercatat sebesar 1,73%, sedikit

meningkat dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar 0,15%.

Peningkatan inflasi terutama disumbang oleh kelompok bahan

makanan dan makanan jadi. Inflasi bahan makanan dan

makanan jadi meningkat karena adanya faktor musiman yaitu

kegiatan keagamaan (ramadhan dan lebaran). Meskipun inflasi

bahan makanan paling tinggi, dalam periode yang sama di

Grafik II.3Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang (y-o-y)

1 Pada hari Sabtu tanggal 12 September 2009 (H-8 Lebaran), Gubernur DKI Jakartabeserta Muspida plus dan Bank Indonesia melakukan inspeksi mendadak (sidak) kebeberapa pasar (Pasar Tradisional Jatinegara, Pasar Induk Beras Cipinang, dan PasarInduk Daging Dharma Jaya) untuk memantau persediaan dan pasokan kebutuhanpokok.

Sumber : Pertamina, diolah

Tabel II.2Harga BBM di Jakarta

Minyak Solar 4.500 4.500 4.500 0,0Premium 4.500 4.500 4.500 0,0Minyak Tanah 5.681 5.681 5.681 0,0Pertamax Plus 6.300 6.600 7.000 6,1Pertamax 5.600 6.000 6.400 6,7Pertamax Dex 5.800 6.550 6.850 4,6

Harga (Rp) Perubahan QtQ (%)Jenis

Tw I 09 Tw II 09 Tw III 09 Tw II - III 09

Jakarta (y-o-y,%)

Sumber : BPS, diolah

-5

0

5

10

15

20

2007 2008 2009Mknn jadiPendidikan

PerumahanTransportasi

PakaianIHK

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

Bhn MakananKesehatan

Sumber : BPS, diolah

Jakarta %(q-t-q)

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

KesehatanTransportasi

PendidikanIHK

Mknn jadiPakaian

Bhn MakananPerumahan

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta20

triwulan ketiga, peningkatan triwulanan 2009 dibandingkan

tahun 2008 masih lebih rendah. Pada tahun 2008, terjadi

peningkatan dari triwulan II-08 (2,76%) ke 5,82%, sementara

di tahun 2009 dari triwulan II-09 (0,27%) hanya meningkat

ke 5,67%. Penyebab lebih rendahnya inflasi triwulanan di

tahun 2009, karena upaya Tim Ketahanan Pangan dalam

menjaga pasokan/stok dan kelancaran distribusi. Hal lain yang

menyumbang kenaikan inflasi triwulanan kali ini adalah mulai

meningkatnya kelompok transportasi menjadi sebesar inflasi

1,36% dari sebelumnya deflasi 3,85%. Pendorong utama

peningkatan kelompok ini adalah naiknya BBM non subsidi

(tabel II.2), tarif angkutan udara dan antar kota.

Berdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunanBerdasarkan disagregasi, penurunan tekanan inflasi tahunan

utamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaituutamanya didorong oleh faktor nonfundamental yaitu

kelompok transportasi (kelompok transportasi (kelompok transportasi (kelompok transportasi (kelompok transportasi (administered pricesadministered pricesadministered pricesadministered pricesadministered prices) dan kelompok) dan kelompok) dan kelompok) dan kelompok) dan kelompok

bahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yangbahan makanan (sebagian besar merupakan barang yang

volati levolati levolati levolati levolati le))))). Hingga triwulan III-2009, inflasi kelompok

transportasi masih mengalami deflasi. Pada triwulan pertama,

kelompok transportasi tercatat deflasi sebesar 0,15% dan

kemudian pada triwulan kedua deflasi sebesar 7,15%,

kemudian triwulan ketiga kali ini deflasi 6,23%. Hal tersebut

utamanya disebabkan tidak adanya faktor kenaikan harga

administered yang sifatnya strategis seperti ongkos

transportasi, ditambah stabilnya harga BBM subsidi seperti

premium dan solar (konsumsi BBM subsidi di Jakarta relatif

besar, mencapai 62%), sehingga apabila dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun lalu (dimana terdapat

kenaikan harga BBM (base effect)), inflasi tahunan pada

triwulan III-09 masih mengalami deflasi. Sementara inflasi

pada kelompok bahan makanan ini lebih disebabkan oleh

terjaganya pasokan makanan, terutama beras, dan relatif

stabilnya permintaan, selain didukung pula oleh relatif

stabilnya biaya transportasi. Dari sisi pasokan, pasokan beras

ke PIBC (Pasar Beras Induk Cipinang) bahkan sedikit meningkat

dari rata-rata 2,7 ribu ton per hari menjadi 3 ribu ton per

hari. Pasokan yang meningkat disebabkan persiapan stok

menghadapi ramadhan dan lebaran. Faktor permintaan yang

normal dengan ketersediaan cukup menyebabkan harga

Grafik II.7Perkembangan Rata-rata Pasokan dan

Harga Buah

Grafik II.5Harga Beras Eceran dan Pasokan Beras

di PIB

Rpton

2007 2008 2009

4800

5000

5200

5400

5600

5800

6000

6200

6400

0

500

1000

15002000

2500

30003500

4000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Pasokan Harian Harga Beras Rata-rata Eceran Psr. Jaya (rhs)

Sumber : Tim Ketahanan Pangan Jakarta

Rata-rata Harga Buah (rhs)Pasokan Buah

ribu ton Rp/kg

05

1015202530354045

2007 2008 2009

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

12000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Grafik II.6Perkembangan Rata-rata Pasokan dan

Harga Sayur

Sumber : Tim Ketahanan Pangan Jakarta

Pasokan Sayur Rata-rata Harga Sayur (rhs)

ribu ton Rp/kg

05

101520253035404550

2007 2008 2009

0

5000

10000

15000

20000

25000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 21

Grafik II.8Perkembangan Harga Sembako

kelompok bahan makanan strategis lainnya menunjukkan

perkembangan yang relatif stabil. Permintaan yang normal

terhadap daging, ayam, dan sayur/buah menyebabkan harga

relatif stabil, termasuk pada saat masa puasa dan lebaran.

Sumber : Tim Ketahanan Pangan Jakarta

Ayam Boiler/Potong (rhs)Daging Sapi Murni (rhs)

Gula pasir

Tepung teriguMinyak goreng curah

Rp

2007 2008 2009

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000Rp

0

10000

20000

3000040000

50000

60000

70000

80000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta22

halaman ini sengaja dikosongkan

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 23

PerkembanganPerbankan

bab 3

Secara umum, kondisi perbankan Jakarta pada triwulan

III-20009 menunjukkan perkembangan yang relatif stabil.

Hal tersebut tercermin dari perkembangan kegiatan

intermediasi perbankan yang masih terlaksana dengan

baik serta masih terjaganya tingkat risiko kredit dari

perbankan. Selain itu, perkembangan perbankan pada

periode ini juga ditandai dengan semakin baiknya

respons perbankan terhadap kebijakan moneter. Sampai

dengan pertengahan triwulan III-2009, rata-rata suku

bunga kredit sudah turun sebesar 18 bps. Terkait dengan

hal tersebut, penyaluran kredit perbankan untuk proyek

di Jakarta sampai dengan triwulan III-2009 (Juli)

meningkat 33,8%, sedangkan penghimpunan Dana

Pihak Ketiga (DPK) terjadi peningkatan 20,0% (y-o-y).

Perkembangan tersebut diikuti kegiatan intermediasi

perbankan di Jakarta yang relatif stabil sebagaimana

ditunjukkan oleh perkembangan LDR. Pada triwulan

laporan, LDR tercatat sebesar 74,5%, relatif stabil

dibanding triwulan sebelumnya (74,2%). Sementara itu,

rasio gross Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali

di bawah 5%. Dari sisi kredit mikro, kecil dan menengah

(MKM) penyaluran di Jakarta masih tertinggi dibanding

provinsi lainnya, dan masih bertumbuh pada triwulan

ini.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta24

A. INTERMEDIASI PERBANKANKegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam Kegiatan intermediasi perbankan yang tercermin dalam loan toloan toloan toloan toloan to

deposit ratiodeposit ratiodeposit ratiodeposit ratiodeposit ratio (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif (LDR) berdasarkan lokasi bank di Jakarta relatif

stabil. stabil. stabil. stabil. stabil. LDR hingga Juli 2009 sebesar 74,5% relatif sama

dibandingkan triwulan II-2009 (74,2%). Stabilnya LDR tersebut

disebabkan oleh pergerakan nominal kredit maupun dana pihak

ketiga (DPK) yang levelnya relatif sama dibanding triwulan

sebelumnya.

1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan diPenghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh perbankan di

Jakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkatJakarta sampai dengan Juli 2009 tumbuh meningkat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secaradibandingkan dengan triwulan sebelumnya, meskipun secara

nominal stabil.nominal stabil.nominal stabil.nominal stabil.nominal stabil. Secara tahunan, penghimpunan DPK hingga Juli

2009 tumbuh 20,0% (yoy), sedikit meningkat dibandingkan

triwulan II 2009 yang tumbuh 17,6% (yoy). Meskipun demikian,

level nominalnya relatif stabil pada sekitar Rp 893,9 triliun.

Dengan perkembangan tersebut penghimpunan DPK secara

akumulatif 2009 masih meningkat 2,9% (y-t-d). Secara

komponen jenis DPK yang meningkat adalah giro dan tabungan,

masing-masing 15,8% dan 16,0% dibandingkan triwulan II-

09 masing-masing 8,5% dan 14,3%. Porsi kedua komponen

DPK tersebut mencapai 43,0%. Sementara secara kepemilikan,

perkembangan DPK perseorangan masih meningkat sebesar

30,9% dibandingkan triwulan II-2009 (29,3%). Porsi

kepemilikan DPK individu relatif besar hampir mencapai 50%

Grafik III.1Perkembangan Komponen DPK

*) s.d. Juli 2009

Tabel III.1Beberapa Indikator Perbankan Jakarta

DPK Rp Miliar 717.000,7 765.022,5 785.919,1 868.802,7 880.839,2 899.351,3 893.946,7Pertumbuhan (%. y-o-y) 15,7 15,8 15,2 15,6 21,7 17,6 20,0Kredit Lokasi Bank Rp Miliar 524.871,4 577.897,6 633.266,8 674.870,4 665.407,9 666.946,3 665.828,5Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,5 34,8 40,5 33,0 26,8 15,4 13,4Kredit Lokasi Proyek Rp Miliar 374.904,6 408.253,9 450.225,6 483.947,8 476.032,0 476.533,0 484.210,1Pertumbuhan (%. y-o-y) 30,4 31,7 38,5 33,8 27,0 16,7 33,8LDR Lokasi Bank (%) 73,2 75,5 80,6 77,7 75,5 74,2 74,5NPL (%) 3,9 3,8 3,6 3,8 4,5 4,5 4,6

2008 2009Uraian

1 2 3 4 1 2 3*

%, y-o-y

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7

DepositoTabunganGiro

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 25

2. Penyaluran KreditPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatifPerkembangan kredit selama triwulan III-2009 masih relatif

stabil. stabil. stabil. stabil. stabil. Hal tersebut tercermin dari data level kredit pada triwulan

III-2009 (sampai dengan Juli) sebesar Rp 665,8 triliun, relatif

tidak berubah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu

sebesar Rp 666,9 triliun. Namun bila dilihat dari

pertumbuhannya, kredit pada triwulan III-2009 tumbuh sebesar

13,4% (yoy), turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

yaitu sebesar 15,4%(yoy). Dilihat dari sisi penggunaannya, pada

triwulan III-2009, level kredit investasi dan konsumsi

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yaitu dari masing-masing Rp 174,8 triliun dan Rp

143,1 triliun ke Rp 179,7 triliun dan Rp 145,6 triliun. Sementara,

level kredit modal kerja turun dari Rp 349,1 triliun ke Rp 340,6

triliun. Dilihat dari pertumbuhan tahunannya (yoy), hanya kredit

investasi yang mengalami kenaikan yaitu dari 28,9% di triwulan

lalu ke 29,3%, sementara kredit konsumsi dan modal kerja turun

dari 17,9% dan 15,4% ke 15,4% dan 5,8%. Meskipun

perkembangan secara tahunan masih bervariasi, namun

pertumbuhan secara triwulanan (qtq) sudah menunjukkan

perbaikan, baik kredit modal kerja, investasi dan konsumsi pada

triwulan III-2009 membaik dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Kredit modal kerja, investasi dan konsumsi masing-

masing meningkat dari -2,9%, 2,2%, dan 6,0% ke -2,1%,

6,3%, dan 6,4%. Secara sektoral, pada bulan Juli 2009

menunjukkan bahwa posisi kredit sektor lain-lain,

pengangkutan, pertambangan, dan listrik masih menunjukkan

peningkatan dibandingkan dengan posisi akhir triwulan II-2009,

sementara sektor lainnya relatif stabil dan sedikit menurun.

Peningkatan tertinggi terjadi pada sektor lain-lain yang

meningkat dari Rp 143,1 triliun menjadi Rp 145,6 triliun. Dilihat

dari pertumbuhan tahunannya (yoy), peningkatan tertinggi

terjadi pada sektor pertambangan yaitu dari -7,6% menjadi

4,9%. Sementara secara triwulanan (qtq), pertumbuhan

tertinggi terjadi pada sektor listrik, air dan gas dari 10,5%

menjadi 17,1%.

Grafik III.2Perkembangan Kepemilikan DPK

%, yoy %, yoy

2008 2009

-60-40-20

020406080

100120140

0

5

10

15

20

25

30

35

5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7

Pemerintah DaerahBU Bukan Keuangan Milik Negara Perseorangan (rhs)

BU Bukan-Keuangan Milik Swasta (rhs)

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta26

*) s.d. Juli 2009

Tabel III.2Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Usaha

Kredit Modal KerjaLevel Rp Miliar 292.566,2 320.941,5 349.619,3 369.636,3 359.444,3 349.090,4 340.583,6Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,5 34,4 40,5 28,4 22,9 8,8 5,8Pertumbuhan (%. q-t-q) 1,6 9,7 8,9 5,7 (2,8) (2,9) (2,1)

Kredit InvestasiLevel Rp Miliar 121.668,8 135.612,6 149.670,5 167.464,9 171.053,2 174.797,8 179.697,2Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,2 35,7 41,8 45,6 40,6 28,9 29,3Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,8 11,5 10,4 11,9 2,1 2,2 6,3

Kredit KonsumsiLevel Rp Miliar 110.636,4 121.343,5 133.977,0 137.769,1 134.910,5 143.058,1 145.547,8Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,8 34,8 39,1 31,7 21,9 17,9 15,4Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,8 9,7 10,4 2,8 (2,1) 6,0 6,4

2008 2009Uraian

1 2 3 4 1 2 3*

*) s.d. Juli 2009

Tabel III.3Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektoral

Kredit IndustriLevel Rp Miliar 126.665,5 137.048,7 147.097,6 163.826,0 161.473,1 144.837,9 142.378,5Pertumbuhan (%. y-o-y) 11,5 19,7 28,1 35,5 27,5 5,7 3,6Pertumbuhan (%. q-t-q) 4,8 8,2 7,3 11,4 (1,4) (10,3) (6,7)

Kredit Lain-LainLevel Rp Miliar 110.675,0 121.416,3 134.065,8 137.854,0 134.991,3 143.129,6 145.626,0Pertumbuhan (%. y-o-y) 32,8 34,8 39,1 31,8 22,0 17,9 15,4Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,8 9,7 10,4 2,8 (2,1) 6,0 6,4

Kredit Jasa DULevel Rp Miliar 83.161,6 92.435,7 104.543,4 112.023,4 106.882,8 104.178,2 102.825,1Pertumbuhan (%. y-o-y) 42,5 42,5 50,0 42,4 28,5 12,7 7,3Pertumbuhan (%. q-t-q) 5,7 11,2 13,1 7,2 (4,6) (2,5) (0,1)

Kredit PerdaganganLevel Rp Miliar 78.320,6 89.387,7 91.900,2 92.500,0 93.633,4 99.792,5 95.065,1Pertumbuhan (%. y-o-y) 28,1 31,5 23,0 9,0 19,6 11,6 8,4Pertumbuhan (%. q-t-q) (7,7) 14,1 2,8 0,7 1,2 6,6 0,2

Kredit PengangkutanLevel Rp Miliar 32.646,6 37.771,0 45.629,6 50.185,8 49.081,8 48.986,9 53.674,9Pertumbuhan (%. y-o-y) 73,6 78,6 110,2 73,5 50,3 29,7 30,5

Pertumbuhan (%. q-t-q) 12,9 15,7 20,8 10,0 (2,2) (0,2) 12,3Kredit Konstruksi

Level Rp Miliar 26.594,0 30.216,2 34.049,3 34.471,3 35.128,3 35.576,1 35.098,4Pertumbuhan (%. y-o-y) 38,7 42,0 36,2 31,7 32,1 17,7 14,1Pertumbuhan (%. q-t-q) 1,6 13,6 12,7 1,2 1,9 1,3 1,4

2008 2009Uraian

1 2 3 4 1 2 3*

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 27

*) s.d. Juli 2009

Tabel III.3Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektoral (lanjutan)

Kredit PertanianLevel Rp Miliar 25.399,1 27.367,6 28.175,0 30.680,1 31.975,4 37.806,8 35.721,9Pertumbuhan (%. y-o-y) 41,3 34,2 34,0 23,7 25,9 38,1 33,2Pertumbuhan (%. q-t-q) 2,4 7,8 3,0 8,9 4,2 18,2 9,6

Kredit PertambanganLevel Rp Miliar 25.479,1 25.979,9 27.186,4 27.953,2 25.631,0 24.018,1 25.126,3Pertumbuhan (%. y-o-y) 88,3 52,4 85,3 18,2 0,6 (7,6) 4,9Pertumbuhan (%. q-t-q) 7,7 2,0 4,6 2,8 (8,3) (6,3) 2,4

Kredit Listrik, Air, GasLevel Rp Miliar 9.137,6 9.268,2 12.816,0 17.255,5 18.377,6 20.299,6 21.904,5Pertumbuhan (%. y-o-y) 72,9 55,9 83,3 145,9 101,1 119,0 118,6Pertumbuhan (%. q-t-q) 30,2 1,4 38,3 34,6 6,5 10,5 17,1

2008 2009Uraian

1 2 3 4 1 2 3*

Grafik III.3Perbandingan LDR Kredit Lokasi Bank

dengan Lokasi Proyek

Kredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kreditKredit yang disalurkan untuk proyek di Jakarta (kredit

berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. berdasarkan lokasi proyek) menunjukkan peningkatan. Pada

posisi akhir bulan Juli 2009, jumlah kredit untuk membiayai

proyek yang berlokasi di Jakarta meningkat 33,8% (yoy) menjadi

Rp 484,12 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009

(16,7%, yoy). Hal ini berarti usaha di Jakarta yang

memanfaatkan kredit dari bank terjadi peningkatan. Dengan

perkembangan tersebut, LDR berdasarkan lokasi proyek

meningkat dari 53,0% menjadi 54,2%.

B. RISIKO KREDIT PERBANKANSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatifSampai dengan triwulan laporan, risiko kredit perbankan relatif

terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%.terjaga di bawah 5%. Sampai dengan posisi akhir Juli 2009,

risiko kredit yang tercermin pada NPLs gross bank yang relatif

stabil dari 4,5% menjadi 4,6%. Stabilnya NPL tersebut, karena

kondisi perekonomian yang mulai membaik diiringi

perkembangan pertambahan PHK sektor industri yang terhenti.

Sehingga di kredit industri, terjadi penurunan nominal NPL sektor

industri pengolahan dari Rp 12,9 triliun menjadi Rp 12,7 triliun.

Grafik III.4NPLs Jenis Penggunaan

Lokasi BankLokasi Proyek

%

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7

40455055606570758085

InvestasiModal KerjaKonsumsi

%

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7

23456789

1011

batas NPL

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta28

Grafik III.5NPLs Sektor Ekonomi Utama

C. KREDIT UMKM (LOKASI PROYEK)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM)Posisi kredit mikro, kecil dan menengah (MKM) Bank di JakartaBank di JakartaBank di JakartaBank di JakartaBank di Jakarta

masih bertumbuh.masih bertumbuh.masih bertumbuh.masih bertumbuh.masih bertumbuh. Hingga Juli 2009 kredit MKM di Jakarta telah

tumbuh 7,4% (ytd), dan secara tahunan posisi kredit MKM

meningkat 16,2% (yoy) menjadi Rp 147,4 triliun. Secara jumlah

nominal, posisi kredit MKM1 di Jakarta tersebut masih tertinggi

dibandingkan dengan provinsi lain, menyusul kemudian adalah

Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.

1 Termasuk kredit MKM oleh BPR, BPRS dan Bank Syariah namun tidak termasukkartu kredit

Tabel III.2Perkembangan Kredit UMKM

(Miliar Rp)

1. DKI Jakarta 133.817,4 143.407,7 147.407,2 20,8% 16,2% 7,4%2. Jawa Barat 103.425,1 108.727,3 109.882,8 15,5% 14,9% 7,6%3. Jawa Timur 78.499,4 81.425,3 81.834,9 11,5% 12,2% 5,9%4. Jawa Tengah 63.833,5 66.878,3 67.470,1 9,5% 12,7% 6,4%5. Sumatera Utara 34.552,2 36.292,4 36.606,3 5,2% 12,5% 6,1%6. Banten 29.148,9 29.274,3 29.310,6 4,1% 12,4% -1,9%7. Sulawesi Selatan 22.834,2 24.210,9 24.335,2 3,4% 16,7% 8,6%8. Riau 17.380,7 18.449,0 18.686,6 2,6% 17,4% 9,8%9. Bali 16.765,7 17.582,3 17.645,9 2,5% 17,3% 8,2%10. Sumatera Selatan 14.745,1 16.153,6 16.593,6 2,3% 25,2% 16,1%

Total 10 Propinsi 515.002,2 542.401,1 549.773,1 77,4% 14,8% 6,9%Propinsi Lainnya 148.794,8 158.935,4 160.271,8 18,8% 9,8%Total Kredit MKM Nasional 663.797,0 701.336,6 710.045,0 15,7% 7,5%

Baki Debet/OutstandingTw I Tw II Juli2009 2009 2009 Pangsa

PertumbuhanJul 08 - Jul 09

PertumbuhanDes 08 - Jul 09

KonstruksiPeng., Pergd., dan Kom.

Industri PengolahanPerdg, Rest, dan Hotel

%

2007 2008 20091 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7

0123456789

1011

batas NPL

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 29

PerkembanganSistem Pembayaran

bab 4

Perkembangan sistem pembayaran sampai triwulan III-

2009 masih tetap dapat memenuhi kebutuhan transaksi

perekonomian. Transaksi pembayaran nontunai dengan

menggunakan sarana BI Real Time Gross Settlement

(RTGS) masih tinggi baik dari sisi volume maupun nilai.

Sementara pelayanan nontunai lainnya (kliring) juga

menunjukkan kinerja membaik sebagaimana ditunjukkan

oleh rendahnya persentase tolakan kliring. Sementara

perkembangan kegiatan sistem pembayaran tunai di

wilayah DKI Jakarta relatif stabil dan dapat memenuhi

aktivitas kegiatan ekonomi. Selain itu, kegiatan

pemantauan terhadap uang palsu menunjukkan

penurunan persentase temuan bilyet uang palsu.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta30

A. TRANSAKSI RTGSRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakanRata-rata volume maupun nilai transaksi dengan menggunakan

sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1).sarana RTGS tetap tinggi (Tabel IV.1). Nilai transaksi RTGS

dalam triwulan laporan mencapai Rp 62,1 triliun per hari dan

dari sisi volume sebanyak 19.661 transaksi per hari. Disamping

itu, penggunaan RTGS masih mendominasi pembayaran

nontunai yang nilai nominalnya mencapai lebih dari 95% dari

total nilai transaksi nontunai, karena mampu melayani

transaksi keuangan bernilai besar dan bersifat mendesak

(urgent) antara lain seperti transaksi di Pasar Uang AntarBank

(PUAB), transaksi di bursa saham, transaksi pemerintah,

transaksi valuta asing (valas). Pengguna sistem RTGS paling

banyak dilakukan oleh nasabah bank untuk jumlah transaksi

ke Jakarta dari luar Jakarta.

Tabel IV.1Transaksi RTGS Harian

RTGS (Rp Miliar) 77.568 93.101 95.038 97.597 106.742 83.953 82.046 65.490 59.093 72.102 62.799

Dari Jakarta 42.669 51.755 53.560 54.358 59.795 47.093 47.594 39.080 35.302 42.783 34.987

ke Jakarta(f-t) 17.399 20.803 21.123 21.472 23.358 18.120 17.434 13.637 11.985 15.320 9.084ke Luar Jakarta(f) 25.270 30.952 32.437 32.886 36.437 28.973 30.160 25.443 23.316 27.463 25.904

Ke Jakarta 34.899 41.346 41.478 43.239 46.947 36.860 34.452 26.409 23.791 29.320 27.811

dari Luar Jakarta(t) 34.899 41.346 41.478 43.239 46.947 36.860 34.452 26.409 23.791 29.320 27.811

RTGS (Volume) 18.251 20.412 21.278 23.696 25.170 22.797 20.761 20.854 18.947 20.396 19.661Dari Jakarta 9.180 10.259 10.635 11.963 12.180 11.071 11.678 11.914 10.606 11.502 10.528

ke Jakarta(f-t) 3.299 3.676 3.742 4.115 4.155 3.656 3.667 3.708 3.215 3.470 2.055

ke Luar Jakarta(f) 5.881 6.582 6.893 7.848 8.025 7.414 8.011 8.206 7.391 8.032 8.473Ke Jakarta 9.072 10.153 10.643 11.733 12.990 11.727 9.083 8.940 8.341 8.895 9.133

dari Luar Jakarta(t) 9.072 10.153 10.643 11.733 12.990 11.727 9.083 8.940 8.341 8.895 9.133

2007 2008

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3

2009

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 31

B. TRANSAKSI KLIRINGPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di JakartaPenyelesaian rata-rata harian transaksi melalui kliring di Jakarta

pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). pada triwulan III 2009 sedikit meningkat (Tabel IV.2). Rata-rata

harian nilai nominal transaksi kliring di triwulan laporan Rp 2,63

triliun, sedikit meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya (Rp 2,54 triliun). Demikian pula rata-rata harian

jumlah warkat kliring naik menjadi 188.912 warkat dibandingkan

triwulan sebelumnya 187.848 warkat. Peningkatan ini juga

dikonfirmasi dengan perkembangan jumlah giro di Jakarta

dibanding triwulan sebelumnya juga meningkat, dari 8,5% (yoy)

ke 15,8% (yoy). Faktor yang mempengaruhi peningkatan nilai

maupun jumlah warkat transaksi tersebut antara lain karena lebih

banyak transfer dengan nominal yang kecil.

Kualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (TabelKualitas kliring di Jakarta pada triwulan III 2009 relatif baik (Tabel

IV. 3). IV. 3). IV. 3). IV. 3). IV. 3). Persentase rata-rata harian tolakan kliring terhadap total

rata-rata harian kliring, baik dari sisi jumlah warkat maupun

nilai transaksi relatif rendah. Persentase rata-rata harian nilai

nominal dan volume cek dan BG yang ditolak masing-masing

adalah 0,82% dan 0,34%. Terkait dengan upaya untuk

meningkatkan kualitas kliring, Bank Indonesia memberlakukan

penerbitan daftar hitam nasional penarik cek dan atau bilyet

giro kosong.

Tabel IV.2Rata-rata Harian Transaksi Kliring

2007 1 158.162 2.105

2 189.459 2.7593 196.663 2.998

4 198.518 3.095

2008 1 198.919 3.1742 217.356 3.499

3 225.148 3.648

4 213.995 3.5102009 1 190.947 2.994

2 187.848 2.538

3* 188.912 2.628

Triwulan Volume Nominal(miliar rupiah)

* data s.d. Agustus 2009

Tabel IV.3Tolakan Kliring

2007 1 14.193 642 2.105.110 158.162 0,67 0,41

2 12.368 605 2.759.094 189.459 0,45 0,32

3 14.479 480 2.998.294 196.663 0,48 0,244 12.926 537 3.094.510 198.518 0,42 0,27

2008 1 14.943 514 3.173.572 198.919 0,47 0,26

2 15.424 513 3.498.543 217.356 0,44 0,243 20.185 587 3.647.637 225.148 0,55 0,26

4 20.233 677 3.510.452 213.995 0,58 0,32

2009 1 19.249 625 2.993.592 190.947 0,64 0,332 20.226 606 2.538.039 187.848 0,80 0,32

3* 20.533 635 2.517.278 186.369 0,82 0,34

Triwulan

Penarikan Cek/BG Kosong Kliring Total Persentase

Nominal(juta Rupiah)

Volume(lembar)

Nominal(juta Rupiah)

Volume(lembar)

Nominal(%)

Volume(%)

* data s.d. Juli 2009

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta32

C. TRANSAKSI TUNAIKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatifKegiatan sistem pembayaran tunai di wilayah DKI Jakarta relatif

stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. stabil dan dapat memenuhi aktivitas kegiatan ekonomi. Seiring

dengan peningkatan aktivitas ekonomi, maka penggunaan uang

tunai kembali meningkat baik dilihat dari arus outflow maupun

inflow. Dilihat dari sisi outflow, pada triwulan laporan arus

outflow masih meningkat dibanding triwulan II 2009, meskipun

pada triwulan II 2009 peningkatan outflow sudah cukup tinggi.

Hal tersebut ditengarai sebagai pengaruh musiman mendekati

hari raya keagamaan (Idul Fitri) dan dicetaknya uang dengan

denominasi baru. Dari sisi inflow, setoran yang dilakukan bank

meningkat antara lain bersumber dari jumlah uang tidak layak

edar yang disetorkan ke Bank Indonesia. Disamping sudah dapat

memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat, kualitas dari sistem

pembayaran tunai juga mengalami perbaikan sebagaimana

ditujukkan oleh penurunan persentase temuan bilyet uang palsu.

Persentase penurunan temuan bilyet uang palsu pada triwulan

III 2009 (s.d. Agustus 2009) mencapai 87,8% dibanding temuan

pada triwulan II 2009 (28,9%).

Grafik IV.1Rata-rata Harian Arus Uang Tunai BI Jakarta

Inflow Outflow* data sementara

050

100150200250300350400450500

Rp Milliar/hari

2006 2007 2008 20091 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 33

Keuangan Daerah

bab 5

Realisasi APBD Pemprov DKI Jakarta hingga triwulan

III-2009 menunjukkan perbaikan dibanding tahun

sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari angka realisasi

belanja triwulan III-2009 APBD DKI Jakarta yang

mencapai 42,5%, sedikit lebih tinggi daripada tahun

2008 (42,2%). Faktor yang mendukung meningkatnya

realisasi APBD adalah relatif lebih cepatnya pengesahan

APBD Jakarta 2009 dibandingkan APBD 2008, selain

beberapa upaya percepatan yang ditempuh Pemprov

DKI Jakarta.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta34

APBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatanAPBD DKI Jakarta tahun 2009 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awaldibandingkan dengan tahun lalu dan disetujui lebih awal

dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. dibandingkan tahun lalu. APBD DKI Jakarta 2009 sudah disetujui

berdasarkan Perda No.1/2009 tanggal 8 Januari 2009, lebih

cepat dibandingkan tahun 2008 (Perda No. 2/2008 tanggal 18

Maret 2008). APBD Jakarta 2009 terjadi peningkatan sekitar

Rp 1,6 triliun dibandingkan APBD 2008. Pada pos belanja,

belanja modal meningkat sekitar 16% sementara belanja

administrasi/operasional meningkat 8%. Di sisi pos pendapatan,

pendapatan asli daerah (PAD) dianggarkan meningkat 7%,

sementara pendapatan dari dana perimbangan bagi hasil pajak

naik sekitar 14%.

A. REALISASI BELANJA APBD 2009Realisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yangRealisasi belanja daerah sementara menunjukkan kinerja yang

baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). baik mencapai Rp 9,4 triliun (42,5%). Belanja administrasi dan

operasional yang terserap mencapai 47,3% atau Rp7,6 triliun

dari alokasi Rp 16,1 triliun. Sementara itu, belanja modal

mencapai 29,9% atau Rp1,8 triliun dari alokasi Rp 5,9 triliun.

Triwulan selanjutnya, diharapkan realisasi belanja modal ini akan

meningkat lebih besar seiring pelaksanaan kegiatan yang selesai

tender, sehingga fungsi belanja modal untuk insentif fiskal bagi

kegiatan investasi di Jakarta dapat optimal.Grafik V.2Proporsi Belanja Pegawai dan Belanja Modal

dalam Belanja Daerah

Grafik V.1Proporsi PAD dan dana Perimbangan dalam

Penerimaan Daerah

Tabel V.1APBD DKI Jakarta dan Realisasi (Miliar Rupiah) per Triwulan III

Belanja Administrasi dan Ops 14.934,1 7.938,7 53,2 16.109,4 7.622,1 47,3

Belanja Modal 5.107,4 669,9 13,1 5.944,9 1.778,3 29,9

Total Belanja Daerah 20.523,3 8.663,7 42,2 22.139,5 9.400,4 42,5

AnggaranPerubahan

2008Uraian (Rp Miliar)

RealisasiTw III 2008 %

Anggaran2009

RealisasiTw III 2009 %

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah

Pendapatan Asli Daerah Dana Perimbangan

2005 2006 2007 2008 20090%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Sumber : Badan Pengelola Keuangan Daerah

Belanja Administrasi dan Ops Belanja Modal

2005 2006 2007 2008 20090%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 35

Pemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatanPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya percepatan

penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009.penyerapan belanja APBD 2009. Salah satu upaya Pemprov DKI

yaitu dengan menargetkan 10 satuan kerja perangkat daerah

(SKPD) dengan alokasi dana terbesar di APBD 2009 untuk

menyerap anggaran minimal 87%. Hal yang mendukung

tercapainya target tersebut karena mulai akhir triwulan III-2009

banyak kegiatan yang sudah ditender dan akan segera dimulai

kegiatannya.

Tabel V.2Realisasi Belanja di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SPKD)

Asisten Pemerintahan 16 351

Asisten Perekonomian dan Administrasi 9 80

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup 23 41Asisten Kesejahteraan Masyarakat 29 132

Di Luar Asisten 2 25

Rekapitulasi SKPD (Unit SKPD)Realisasi Belanja

0 - 20% 21 - 100%

B. REALISASI PENDAPATAN APBD 2009Pemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untukPemprov DKI Jakarta terus melakukan upaya untuk

mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. mengoptimalkan pendapatan. Untuk meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pajak hotel, restoran,

parkir, dan tempat hiburan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

tengah menyiapkan sistem online. Penerapan pajak online

sedang dalam proses lelang dan diperkirakan dapat

direalisasikan pada awal triwulan IV-2009. Sementara untuk

meningkatkan perolehan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB),

Pemda melakukan Pekan Panutan Pajak Bumi dan Bangunan

2009, untuk meningkatkan kesadaran wajib pajak membayar

pajak lebih awal. Selain itu, Pemprov akan menambah gerai

pajak di sejumlah pusat perbelanjaan modern, menyusul

keberhasilan tiga unit gerai pajak yang sudah beroperasi sejak

awal triwulan II-2009.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta36

halaman ini sengaja dikosongkan

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 37

Outlook KondisiEkonomi dan Inflasi

bab 6

Seiring dengan semakin membaiknya beberapa indikator

ekonomi utama Jakarta dan kondisi ekonomi global,

pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan IV-09

diprakirakan akan terus membaik dan tumbuh sebesar

5,2%-5,6% (yoy). Dengan perkembangan tersebut maka

pertumbuhan ekonomi Jakarta pada keseluruhan tahun

2009 diprakirakan sebesar 5,0-5,4% (yoy). Pertumbuhan

tersebut diatas pertumbuhan nasional yang

diproyeksikan hanya sebesar 4,0-4,5% (yoy).

Peningkatan tersebut diprakirakan akan ditopang oleh

tingkat konsumsi RT yang masih kuat, serta terus

membaiknya kinerja ekspor. Sementara dari sisi sektoral,

seluruh sektor utama yaitu sektor keuangan,

perdagangan, dan industri diperkirakan masih akan

meningkat seiring dengan perbaikan ekonomi dunia dan

domestik. Sementara itu, inflasi regional Jakarta pada

akhir triwulan IV-09 diperkirakan masih terjaga dan

berada pada level yang paling rendah dalam rentang

pola historisnya.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta38

A. ASUMSI DAN SKENARIO YANGDIGUNAKANKondisi Perekonomian Internasional danDomestikProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terusProses pemulihan yang terjadi pada perekonomian global terus

menunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata dimenunjukkan indikasi yang semakin menguat dan merata di

berbagai negara. berbagai negara. berbagai negara. berbagai negara. berbagai negara. Hasil proyeksi proyeksi pertumbuhan 2009

World Economic Outlook(WEO) yang dikeluarkan oleh IMF per

Oktober 2009 (-1,1%) menunjukkan proyeksi yang lebih tinggi

dibandingkan Juli 2009 (-1,4%). Perbaikan yang paling tampak

adalah di negara-negara emerging market Asia, terutama China

dan ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan

Vietnam). Sementara di negara maju, kontraksi ekonomi mulai

melambat. Dari berbagai indikator makro ekonomi global,

terlihat optimisme pemulihan ekonomi global semakin menguat.

Sumber : World Economic Outlook, Oktober 2009

Tabel VI.1Perkembangan Proyeksi Pertumbuhan Global

Output Dunia 5,2 3,0 -1,1 3,1 0,3 0,6Negara Maju 2,7 0,6 -3,4 1,3 0,4 0,7

Negara Berkembang 8,3 6,0 1,7 5,1 0,2 0,4Volume Perdagangan Dunia 7,3 3,0 -11,9 2,5 0,3 1,5

YoY (%)Proyeksi Selisih Dengan Perkiraan Juli 2009

2007 2008 2009 2010 2009 2010

Prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baikProspek pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi lebih baik

dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. dari prakiraan semula. Hal tersebut terutama didukung oleh

pertumbuhan konsumsi swasta yang masih kuat, kinerja ekspor

yang lebih tinggi dari perkiraan semula, serta stimulus

Pemerintah. Kinerja konsumsi swasta yang masih kuat didukung

oleh tingkat keyakinan konsumen yang tinggi sejalan dengan

inflasi dan suku bunga yang rendah serta dampak dari

pendapatan ekspor yang meningkat. Sementara itu, perbaikan

kinerja ekspor dipengaruhi oleh proses perbaikan ekonomi

global yang semakin kuat, serta peningkatan harga komoditas

baik non migas maupun migas. Investasi diperkirakan masih

tumbuh terbatas terkait dengan tingkat utilisasi kapasitas

produksi yang masih rendah. Stimulus fiskal Pemerintah juga

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 39

mampu menopang kinerja ekonomi domestik tercermin pada

pertumbuhan konsumsi dan investasi Pemerintah yang cukup

tinggi. Dari sisi penawaran, pertumbuhan berbagai sektor

diperkirakan mulai berada pada tahapan yang meningkat. Hal

ini sejalan dengan permintaan domestik dan eksternal terhadap

sektor-sektor tradable yang meningkat. Dengan perkembangan

tersebut, perekonomian Indonesia di tahun 2009 diperkirakan

tumbuh 4,0-4,5%, lebih baik dari perkiraan semula 3,5-4,0%.

Skenario Kebijakan FiskalTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasiTarget Pemerintah Provinsi Jakarta untuk percepatan realisasi

anggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomiananggaran belanja akan membantu perbaikan laju perekonomian

Jakarta. Jakarta. Jakarta. Jakarta. Jakarta. Target yang dicanangkan untuk penyerapan anggaran

pada triwulan IV-2009 adalah 90 persen diharapkan menjadi

stimulus pembangunan Jakarta. Di sisi pendapatan, terdapat

potensi pengurangan pendapatan dari pajak penghasilan

(PPh21), dapat berfungsi sebagai stimulus fiskal untuk kegiatan

konsumsi.

Perhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukanPerhatian Pemerintah Daerah terhadap UMKM yang dilakukan

melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.melalui stimulus fiskal yang dialokasikan dalam APBD.

Sumbangan UMKM terhadap perekonomian sebesar 56,1%

dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 97,3% (data BPS

tahun 2007). Untuk sektor UMKM, Pemprov menganggarkan

dana bergulir yang diambil dari APBD.

B. PERTUMBUHAN EKONOMI1. Sisi PermintaanPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yangPerkembangan ekonomi internasional dan domestik yang

membaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta padamembaik mendorong pertumbuhan ekonomi Jakarta pada

triwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulantriwulan IV-2009 akan semakin membaik dibandingkan triwulan

III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%.III-2009 dalam kisaran 5,2 - 5,6%. Peningkatan pertumbuhan

ekonomi terutama dipengaruhi kuatnya konsumsi dan perbaikan

ekspor. Konsumsi menguat karena permintaan domestik yang

masih tinggi. Ekspor DKI Jakarta diprakirakan akan membaik,

dengan membaiknya kondisi ekonomi negara berkembang Asia

terutama Cina dan India. Perkembangan impor juga akan

meningkat sejalan dengan perbaikan ekspor. Sementara

investasi diperkirakan perbaikannya terbatas.

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta40

Konsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan lajuKonsumsi diproyeksikan akan kembali membaik dengan laju

pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy).pertumbuhan sebesar sekitar 6,4-6,8%(yoy). Optimisme

peningkatan pertumbuhan konsumsi pada satu triwulan ke

depan seiring dengan membaiknya beberapa indikator dini dan

akan datangnya kegiatan keagamaan kembali dan persiapan

perayaan tahun baru. Indikator penjualan beberapa barang

tahan lama-yang sering digunakan sebagai indikator utama

untuk konsumsi- menunjukkan tren pertumbuhan yang terus

menaik. Adanya kegiatan seperti Natal dan tahun baru pada

bulan Desember diperkirakan akan kembali mendorong

konsumsi masyarakat. Ekspektasi masyarakat Jakarta terhadap

penghasilan, ketersediaan tenaga kerja, dan kondisi ekonomi

6 bulan akan datang juga masih menunjukkan optimisme

masyarakat (grafik VI.1).

Investasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipunInvestasi diproyeksikan sedikit tumbuh membaik meskipun

terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-terbatas pada triwulan IV-2009, dengan laju pertumbuhan 4,2-

4,6%.4,6%.4,6%.4,6%.4,6%. Kebutuhan untuk ekspansi usaha sebagaimana tercermin

dari data konsumsi semen, konsumsi listrik industri, dan impor

barang modal hanya ada sedikit peningkatan. Masih adanya

peningkatan tipis tersebut karena ekspektasi kegiatan bisnis dan

dunia usaha 6 bulan mendatang mulai optimis (grafik VI.2),

didukung masih adanya stimulus fiskal infrastruktur yang akan

dipacu pada triwulan IV-2009, terutama untuk realisasi

berjalannya proyek infrastruktur di Jakarta (BKT, JORR W2 dan

perbaikan infrastruktur).

* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BI

Tabel VI.2Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Jakarta

D K IProyeksi

2009

2008 20092008

I II III IV I* II*

meningkatmelambat

ProyeksiTw III

ProyeksiTw IV

Konsumsi 7,7 6,1 6,4 6,5 6,7 6,2 6,4 6,4 - 6,7 6,4 - 6,8 6,2 - 6,6Investasi 8,3 8,6 8,9 8,1 8,5 4,0 4,2 4,1 - 4,5 4,2 - 4,6 4,0 - 4,4Ekspor 6,4 0,8 0,5 0,7 2,0 0,6 -1,7 (0,7) - (0,3) 0,2 - 0,6 (0,5) - (0,1)Impor 17,3 12,5 8,5 12,9 12,6 5,9 2,4 2,4 - 2,8 2,6 - 3,0 3,2 - 3,6Net Ekspor -24,3 -33,8 -29,3 -40,4 -30,7 -22,8 -22,3 (18,1 ) - (17,7) (14,8) - (15,2) (19,7 ) - (19,3)

P D R B 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3 5,2 - 5,6 5,0 - 5,4

Grafik VI.1Ekspektasi Konsumen 6 Bulan Ke Depan

(SK-BI)

Indeks

2007 2008 2009

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Ketersediaan lapangan kerja 6 bulan yadKondisi ekonomi 6 bulan yad (rhs)Ekspektasi penghasilan 6 bulan yad

Grafik VI.2Ekspektasi Situasi Bisnis dan Kegiatan

Dunia Usaha (SKDU-BI)

Sumber : SKDU-BI

Indeks SBT

-15-10

-505

10152025303540

2006 2007 2008 2009Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3p

Ekspektasi Kegiatan Dunia UsahaEkspektasi Situasi Bisnis

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 41

Ekspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikanEkspor dan impor pada triwulan IV-2009 diproyeksikan

meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%meningkat, dengan laju pertumbuhan masing-masing 0,2-0,6%

dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. dan 2,6-3,0%. Perbaikan pertumbuhan ekspor DKI Jakarta

dipengaruhi oleh permintaan negara berkembang Asia yang

membaik, bahkan proyeksi volume perdagangan dunia akhir

2009 lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Seiring perbaikan

ekspor, impor di triwulan IV-2009 diperkirakan juga tumbuh

meningkat. Faktor yang mempengaruhi adalah kebutuhan

industri berorientasi ekspor yang mulai tumbuh, ditambah

dengan kenaikan permintaan karena untuk konsumsi Jakarta

yang menguat.

2. Sisi PenawaranDi sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,Di sisi penawaran, seiring membaiknya komponen permintaan,

semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. semua sektor diproyeksikan meningkat. Sektor yang terkait

konsumsi misalnya perdagangan, pengangkutan, dan keuangan

masih tumbuh meningkat. Demikian pula yang terkait investasi,

misalnya sektor bangunan. Sektor industri manufaktur seiring

membaiknya ekspor dan impor diproyeksikan tumbuh lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya.

* angka sementara BPS DKI Jakartap proyeksi BI

Tabel VI.3Pertumbuhan Ekonomi dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

D K IProyeksi

2009

2008 20092008

I II III IV I* II* ProyeksiTw III

ProyeksiTw IV

meningkatmelambat

Pertanian 1,4 -0,3 0,7 1,4 0,8 1,4 -0,4 (0,1)- 0,3 0,1 - 0,5 0,1 - 0,5Pertambangan 1,5 0,1 -0,3 0,0 1,3 0,4 3,9 3,8 - 4,2 3,9 - 4,3 2,9 - 3,3Industri 4,1 3,8 3,9 3,6 4,0 1,7 0,1 0,3 - 0,8 0,8 - 1,2 0,6 - 1,0Listrik 6,8 7,0 5,6 5,9 6,3 6,2 4,8 4,8 - 5,2 5,0 - 5,4 5,1 - 6,5Bangunan 7,5 7,6 7,8 7,8 7,8 6,3 6,5 6,4 - 6,8 6,6 - 7,0 6,3 - 6,7Perdagangan 6,9 6,3 6,1 5,7 6,3 3,9 4,4 4,3 -4,7 4,4 - 4,8 4,1 - 4,5Pengangkutan 15,0 14,8 15,0 15,0 15,0 15,6 15,2 15,1 -15,5 15,2 - 15,6 15,2 - 15,6Keuangan 4,1 4,2 4,2 4,8 4,0 4,3 4,0 4,0 - 4,4 4,1 - 4,5 4,0 - 4,4Jasa-jasa 6,3 6,1 6,0 5,9 6,0 5,5 5,9 5,7 - 6,1 5,7 - 6,1 5,6 - 6,0

PDRB 6,3 6,1 6,1 6,2 6,2 5,2 5,0 4,9 - 5,3 5,2 - 5,6 5,0 - 5,4

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta42

Sektor IndustriPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat denganPertumbuhan di sektor industri diproyeksikan meningkat dengan

perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%.perkiraan laju pertumbuhan sebesar 0,8 √ 1,2%. Sektor industri

diperkirakan akan terus membaik seiring dengan membaiknya

ekspor dan impor. Bahkan dengan tetap tingginya konsumsi

domestik, menyebabkan sumbangan sektor industri ke

perekonomian Jakarta akan bertambah besar. Kondisi tersebut

secara tidak langsung cenderung mendorong pertambahan PHK

tidak berlanjut.

Sektor BangunanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkanSektor bangunan diproyeksikan akan lebih tinggi dibandingkan

dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.dengan pertumbuhan periode sebelumnya yaitu 6,6√7,0%.

Peningkatan tersebut seiring pembangunan swasta untuk

menambah pasokan properti apartemen (grafik VI.3) dan

properti retail untuk disewakan dan dijual (grafik VI.4).

Sementara itu, beberapa proyek infrastruktur yang akan terus

berlangsung, diantaranya Banjir Kanal Timur, akan diselesaikan

pembebasan lahan untuk trase basah (saluran air), yang

langsung diikuti pengerukan tanah dan pembuatan turap;

pembangunan jalan tol JORR W2 dilanjutkan upaya pembebasan

lahan, kemudian dilanjutkan tender pekerjaan konstruksi;

rehabilitasi infrastruktur, misalnya pengerjaan jalan tembus,

pengerukan sungai dan perbaikan jalan rusak; dan untuk

mencapai target pembangunan rusunawa (rumah susun

sederhana sewa) yang pada semester II 2009, direncanakan

penambahan pembangunan untuk 2000 unit baru.

Sektor PerdaganganSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuhSektor Perdagangan Hotel dan Restoran diproyeksikan tumbuh

meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. meningkat 4,4%-4,8%. Indikator yang menunjukkan optimisme

bahwa sektor ini masih meningkat adalah hotel bintang 5 masih

akan menambah jumlah kamar hingga akhir 2009 (grafik VI.5).

Selain itu, optimisme juga didorong oleh masih membaiknya

daya beli masyarakat serta perbaikan perekonomian global, yang

akan mendorong wisatawan asing datang ke Indonesia, selain

itu keberhasilan pemerintah menangkap teroris akan menambah

prospek positif citra parawisata Indonesia sehingga

meningkatkan subsektor hotel dan restoran.

Grafik VI.3Prospek Properti Apartemen

Grafik VI.4Prospek Properti Perdagangan

Grafik VI.5Prospek Penambahan Kamar Hotel

Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department

4 star 5 star3 star

30.000

25.000

20.000

15.000

10.000

5.000

02005 2006 2007 2008 1Q09 2Q09 2009P 2010P 2011P 2012P

Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department

for Strata-title Sale (sq m)for Lease (sq m)

20002001

20022003

20042005

20062007

20082Q2009

2009(p)2010(p)

2011(p)

3.500.000

3.000.000

2.500.000

2.000.000

1.500.000

1.000.000

500.000

0

2012(p)

Total Unit

Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department

2000

Take Up Rate120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

0

100%90%80%70%60%50%40%30%20%10%0%

20012002

20032004

20052006

20072008

1Q20092Q2009

2009(p)2010(p)

Cumulative Demand Take-Up RateCumulative Supply

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta 43

Sektor Pengangkutan dan KomunikasiSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalamSektor pengangkutan diproyeksikan tetap tumbuh tinggi dalam

kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. kisaran 15,2%-15,6%. Pertumbuhan sektor ini masih ada

optimisme peningkatan, berasal antara lain dari membaiknya

infrastruktur sub sektor transportasi dalam kota misalnya bus

trans Jakarta dan kereta api. Beberapa jalur dan stasiun kereta

api akan direvitalisasi kembali untuk menambah transportasi

massal berbasis kereta api.

Sektor Keuangan dan PersewaanSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderatSektor keuangan dan persewaan diproyeksikan tumbuh moderat

pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. pada kisaran 4,1%-4,5%. Seiring dengan prakiraan membaiknya

perekonomian domestik dan global, maka diharapkan kegiatan

di bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) melalui

penyaluran kredit akan meningkat, sementara itu optimisme

ekonomi ke depan akan juga diikuti dengan aktivitas pasar

saham yang semakin tinggi. Selain itu, meningkatnya permintaan

sewa ruang kantor (grafik VI.6) diharapkan dapat memberikan

kontribusi yang positif di sektor ini.

C. INFLASIInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakanInflasi regional Jakarta pada akhir triwulan IV-09 diperkirakan

masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. masih terjaga dan berada pada level yang rendah. Faktor

pendorong stabilnya inflasi antara lain terjaganya pasokan dan

distribusi bahan makanan, minimalnya kebijakan peningkatan

administered price, dan masih terdapatnya kapasitas produksi

yang dapat ditingkatkan. Dengan perkembangan inflasi yang

stabil di triwulan IV-2009, inflasi tahun 2009 diproyeksikan akan

lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan

bahkan berpotensi dibawah 5%.

D. FAKTOR RISIKOMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian JakartaMeskipun terdapat optimisme bahwa perekonomian Jakarta

akan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapatakan membaik pada triwulan ke depan namun terdapat

beberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah padabeberapa risiko yang dapat membawa proyeksi mengarah pada

batas bawah. batas bawah. batas bawah. batas bawah. batas bawah. Dari sisi eksternal, masih tingginya faktor

ketidakpastian ekonomi global dikhawatirkan akan dapat

berpengaruh pada perekonomian Indonesia, misalnya risiko

Grafik VI.6Prospek Properti Perkantoran

Sumber : Colliers International Indonesia - Research Department

2000

90%

20012002

20032004

20052006

20072008

2009(p)2010(p)

5.000.000

4.000.000

3.000.000

2.000.000

1.000.000

0

95%

80%

85%

70%

75%

DemandSupply Occupancy Rate

Triwulan III - 2009

Kajian Ekonomi Regional Jakarta44

tingkat pengangguran yang masih tinggi di negara-negara maju

yang akan menjadi kendala bagi perbaikan kinerja

perekonomian global lebih lanjut. Apabila perekonomian global

kembali memburuk maka hal tersebut dapat berdampak negatif

kepada perekonomian Indonesia, terutama melalui ekspor. Dari

sisi internal, risiko muncul apabila tidak tercapainya target

percepatan realisasi belanja APBD dan terhambatnya program

stimulus fiskal Pemerintah, terutama proyek infrastuktur.

Di sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapatDi sisi harga, terdapat beberapa faktor risiko yang dapat

membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,membawa inflasi dapat lebih tinggi dari yang diprakirakan yaitu,

pertama dampak kenaikan harga beberapa komoditas

administered seperti elpiji dan tol diperkirakan akan berdampak

kepada kenaikan inflasi, kedua kebijakan Pemda untuk

meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui kenaikan

tarif dan retribusi daerah diperkirakan berpotensi meningkatkan

harga barang, ketiga gangguan alam seperti potensi dampak

El Nino serta potensi dampak gempa terhadap daerah pertanian,

yang mengganggu pasokan pangan DKI. Hal ini karena struktur

perdagangan DKI Jakarta masih disokong oleh daerah lain.

Misalnya beras, lebih dari 75 % berasal dari daerah Jawa Barat

seperti Karawang dan Cirebon.