KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional...

107
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Triwulan III - 2013

Transcript of KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional...

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Triwulan III - 2013

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan

III-2013 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun

komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders

internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku

usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)

diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan

ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro

regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,

ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi

dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan

III-2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan yaitu dari 8,32% (yoy) menjadi 7,59%

(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan

perekonomian nasional yang tumbuh 5,62%. Perekonomian Jambi selama tahun III-2013

menghasilkan output Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3

triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 7,95% (yoy) lebih tinggi dari triwulan

lalu 5,24% (yoy) namun masih dibawah inflasi nasional 8,40% (yoy). Perkembangan

perbankan juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan

penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga

cukup baik yaitu sebesar 118,53% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level

yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,25%.

Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi

penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan yang akan datang bergantung pada peningkatan

konsumsi rumah tangga serta Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto.

Dalam penyusunan KER triwulan III-2013 kami banyak memperoleh support dari

dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh

karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang

akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, November 2013 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAMBI

V. Carlusa Kepala Perwakilan

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

i

DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i Daftar Tabel ......................................................................................... iii Daftar Grafik ......................................................................................... v Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5

A. Umum ............................................................................. 5

B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan.................................................................. ... 8

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 11

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 12

4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ... 13

5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 14

C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 17

1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 18

2. Investasi ................................................................... ... 20

3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 22

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 23

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 25

Boks 1 Penguatan peran Bank Indonesia dan Pemerintah dalam mendukung

Dunia Usaha .............................................................................. 27

BAB II. Inflasi ....................................................................................... 37

A. Kajian Umum ................................................................. 37

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 39

1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 41

2. Kelompok Makanan Jadi........................................... ... 45

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar....................................................................... .... 45

4. Kelompok Sandang.................................................. .... 46

5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 46

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 46

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 47

Boks 2. Permasalahan kedelai di Provinsi Jambi . ........................................... 43

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 51

A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 51

B. Bank Umum ................................................................... 52

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

ii

1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 52

2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 53

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana........................ . 56

4. Undisbursed Loan...................................................... .. 58

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing

Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi.............. 59

6. Perkembangan Kredit UMKM ................................... .. 60

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 62

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ............................... 62

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 63

2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... .. 63

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 64

4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 64

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS).............. . 65

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 67

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013 ......... 67

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013 ................ 68

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ............................... 69

D. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................ 72

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ......................... 73

A. Ketenagakerjaan Daerah ................................................... 73

B. Kemiskinan ........................................................................ 75

C. Kesejahteraan ............................................................... .... 76

BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 77

A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 77

B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 79

C. Rekomendasi Kebijakan .................................................. .. 81

Lampiran Glosary

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

iii

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6

1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy) 7

1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 14

1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 18

1.5 Indeks Tendensi Konsumen 19

1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi 21

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 39

2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 40

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan III -2013 41

3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 52

3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 54

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 55

3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 55

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 56

3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi

Jambi 58

3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 58

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 60

3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 63

3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 65

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 68

4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 69

4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 70

4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 71

5.1 Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja 74

5.2 Pekerja berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama 74

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

iv

5.3 Pekerja berdasarkan status pada Lapangan Pekerjaan Utama (dalam

ribuan) 75

5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Persub-sektor (2007=100) 76

6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 78

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

v

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 6 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan III Tahun 2013 8 1.4 Produksi Padi 9 1.5 Produksi Jagung 9 1.6 Produksi Kedelai 9 1.7 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 9 1.8 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10 1.9 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 11 1.10 Tingkat Hunian Hotel 12 1.11 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 13 1.12 Lifting Minyak Bumi 13 1.13 Lifting Gas Alam 13 1.14 Perkembangan Produksi Karet Jambi 14 1.15 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 15 1.16 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 15 1.17 Perkembangan Indeks Air Bersih 15 1.18 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 16 1.19 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 16 1.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 16 1.21 Perkembangan Total Arus Barang 16 1.22 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulanan III

Tahun 2013 18 1.23 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 20 1.24 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 20 1.25 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 20 1.26 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21 1.27 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21 1.28 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 22 1.29 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 23 1.30 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 24 1.31 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 24 1.32 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.33 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24 1.34 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25 1.35 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 37 2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 38 2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau Sumatera per September 2013 38 2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 42 2.5 Perkembangan Harga Jagung 44 2.6 Perkembangan Harga Daging 44 2.7 Perkembangan Harga Beras 44

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

vi

2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 44 2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 45 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 46 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 47 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 53 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 59 3.4 Perkembangan Suku Bunga rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank

Umum di Provinsi Jambi 60 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 61 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 61 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 63 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 58 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 70 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 70 4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 71 4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 72 5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 75 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 80 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d

Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 80 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun kalender (y-o-d) Kota Jambi Periode Tahun 2010

s.d Oktober 2013 serta Perkiraan Nopember s.d Desember 2013 81

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III

MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 139.12 133.90 137.41 138.68 139.12 142.02 144.61 149.71

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 4.22 3.90 6.80 4.43 4.22 6.06 5.24 7.95

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) 20,373,533 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,524 5,378,068 5,567,055

- Pertanian 6,004,284 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865 1,561,623 1,587,832 1,642,790

- Pertambangan dan Penggalian 2,713,435 632,818 664,546 691,806 724,265 629,830 638,582 711,230

- Industri Pengolahan 2,532,924 602,129 621,508 645,624 663,663 655,488 667,585 664,068

- Listrik, Gas, dan Air Bersih 172,609 41,538 42,222 43,115 45,734 46,271 46,979 47,410

- Bangunan 1,031,629 232,286 241,825 263,095 294,423 300,356 307,980 314,196

- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,673,985 879,489 899,172 939,087 956,236 979,292 1,006,408 1,038,019

- Pengangkutan dan Komunikasi 1,473,275 352,177 361,214 375,484 384,400 382,249 392,716 406,808

- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,172,817 282,678 290,388 295,250 304,502 308,798 314,292 321,116

- Jasa 1,598,574 393,196 397,868 402,330 405,179 410,617 415,693 421,418

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,290,820 330,267 379,947 285,237 295,369 261,826 295,320 237,408

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 5,313,927 1,507,099 1,561,561 872,828 1,372,439 814,244 1,161,680 845,955

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 107,610 34,070 16,962 26,040 30,537 16,689 39,052 82,238

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 107,841 10,440 33,658 24,426 39,317 41,980 32,722 48,091

Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

20122012

2013INDIKATOR

2) Pengklasifikasian komoditi

menggunakan 21 kelompok barang

berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam

statistik impor menggunakan SITC 2

digit

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

b. Perbankan

Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 24,475,084 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 27,833,632 28,538,630 DPK(Rp Juta) 17,945,194 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974

- Tabungan 10,132,421 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 - Giro 3,762,667 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 - Deposito 4,050,106 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847

25,707,902 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 - Modal Kerja 9,935,402 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 - Konsumsi 10,289,952 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 - Investasi 5,482,548 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 - Dana 17,799,606 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 - LDR 144.43 126.51 134.11 138.26 144.43 141.31 144.47 150.25

19,287,676 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 - Modal Kerja 7,326,502 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703- Konsumsi 8,237,555 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771- Investasi 3,723,619 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786

- LDR (%) 107.48 91.05 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53- NPL Gross (%) 328,384 274,616 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247- NPL Gross nominal 1.70 1.75 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25

Kredit MKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,388,031 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 3,729,806 3,537,483

- Kredit Modal Kerja 1,464,794 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 1,313,147 1,309,646 - Kredit Investasi 265,709 203,093 226,438 246,076 265,709 282,423 623,343 608,907 - Kredit Konsumsi 1,657,528 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 1,793,316 1,618,930

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 9,193,184 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184 9,738,670 10,428,595 11,175,062 - Kredit Modal Kerja 2,084,917 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 1,827,369 1,887,664 - Kredit Investasi 1,117,634 824,744 952,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 1,714,598 1,782,084 - Kredit Konsumsi 5,990,633 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 6,886,628 7,505,314

2,588,797 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 - Kredit Modal Kerja 1,655,435 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 - Kredit Investasi 452,035 584,976 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 - Kredit Konsumsi 481,328 520,786 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909

Total Kredit MKM (Rp Juta) 15,170,012 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 NPL MKM gross (%) 2.13 1.76 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70- NPL MKM Gross Nominal 322,875 236,264 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557

B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 644,378 460,613 534,589 622,101 644,378 685,560 691,959 760,030DPK (Rp Juta) 481,763 349,774 410,115 431,198 481,763 501,520 506,701 551,278 - Tabungan (Rp Juta) 80,701 63,909 69,101 71,206 80,701 80,242 76,783 81,355- Deposito (Rp Juta) 401,062 285,865 341,013 359,992 401,062 421,278 429,918 469,923

Kredit (Rp Juta) 487,782 337,067 410,499 463,125 487,782 520,039 554,233 567,445 - Modal Kerja 123,865 87,282 102,479 114,570 123,865 127,272 141,934 156,969 - Investasi 95,547 73,586 87,528 98,433 95,547 101,531 110,867 111,650 - Konsumsi 268,370 176,199 220,492 250,123 268,370 291,236 301,432 298,826

Kredit UMKM (Rp Juta) 219,412 160,868 190,007 213,003 219,412 228,803 218,597 233,076 Rasio NPL Gross (%) 2.82 4.23 3.69 3.63 2.82 4.37 5.01 5.96 - NPL Gross (Nominal) 13,762 14,246 15,131 16,822 13,762 22,726 27,743 33,804- PPAP 8,560 7,257 8,131 8,582 8,560 7,927 11,272 13,653Rasio NPL Net (%) 1.07 2.07 1.71 1.78 1.07 2.85 2.97 3.55 LDR (%) 80.71 77.71 83.22 81.00 80.71 80.43 87.12 81.21

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR TAHUN 2012TAHUN 2012 TAHUN 2013

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar)

((Rp Juta)

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor

cabang

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

c. Sistem Pembayaran

Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012 Tw.I-13 Tw.II-13 Tw.III-13

SISTEM PEMBAYRAN

Inflow (Rp Juta) 2,136,748 518,106 418,971 805,987 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196

Outflow (Rp Juta) 4,913,017 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,822 964,637 1,682,989 2,605,130

Pemusnahan Uang (ribu lembar) 374,692 272,452 24,127 11,991 66,122 409,645 107,615 299,524

Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 238,024 64,796 72,693 48,131 52,404 41,811 47,019 54,499

Volume Transaksi RTGS 176,968 39,368 44,630 44,319 48,651 38,804 43,318 42,356

Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,810,791 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,569,823 2,577,906

Volume Kliring Debet (lembar) 269,007 69,746 65,514 62,775 70,972 72,639 68,585 71,104

Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 39,280 40,232 37,883 38,559 40,446 44,205 50,258 40,523

Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,050 1,107 1,017 973 1,103 1,274 1,311 1,066

Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 180,103 45,677 39,077 48,694 46,655 83,121 64,289 56,120

Volume Kliring Pengembalian (lembar) 5,591 1,225 1,430 1,451 1,485 1,463 1,811 1,837

Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 727 725 620 798 765 1,458 989 920

Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 22 19 23 24 24 26 28 30

Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 144,493 36,225 33,051 40,025 35,192 39,774 52,233 44,847

Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 4,304 856 1,164 1,150 1,134 1,213 1467 1435

Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 583 575 525 656 577 698 804 735

Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 17 14 18 19 19 21 23 24

Tahun 2013INDIKATOR

Tahun 2012TAHUN 2012

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I. Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Jambi pada Triwulan III-2013 tumbuh sebesar 7,59% (yoy),

melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

(8,32%). Pertumbuhan ekonomi Jambi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%).

Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh

perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun

demikian masih pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga

pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi.

Pertumbuhan terbesar pada sisi permintaan tercatat pada pertumbuhan

komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq) dan pengeluaran

konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar 2,27% (qtq). Dari sisi

penawaran, turunnya sektor industri pengolahan menjadi sumber utama

perlambatan ekonomi. Namun demikian, sektor perdagangan, hotel, dan restoran

yang tumbuh signifikan dari 15,88% pada triwulan II-2013 menjadi 16,91% pada

triwulan III-2013 yang utamanya disebabkan oleh peningkatan peran sub sektor

perdagangan besar dan eceran.

Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output output

Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun).

Pangsa perekonomian Jambi tersebut relatif stabil dari triwulan lalu yang juga

0,93%. Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa

sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu

46,38%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar

16,84%.

II. Inflasi

Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,95% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata inflasi triwulan pertama

dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Inflasi Jambi tersebut juga lebih rendah dari

inflasi nasional (8,40%).

Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan

laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

Perekonomian Provinsi

Jambi triwulan III - 2013

mengalami perlambatan

yaitu dari 8,32 (yoy)

menjadi 7,59% (yoy)....

Pada triwulan III-2013,

Kota Jambi mengalami

inflasi sebesar 7,95%

(yoy) ..........

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

2

(1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%).

Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan

September 2013 masing-masing 3,25%, 1,20% dan -0,92%.

Faktor utama penyebab naiknya inflasi kota Jambi adalah meningkatnya

inflasi administered prices dan volatile foods masing-masing sebesar 16,57% (yoy)

dan 9,73% (yoy). Sumber utama peningkatan inflasi administered prices adalah

meningkatnya harga BBM, tarif dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM.

Sedangkan inflasi volatile foods bersumber dari peningkatan permintaan

sehubungan dengan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan kecukupan

pasokan komoditas khususnya bawang merah dan cabe merah akibat terjadinya

gagal panen pada daerah pemasok komoditas tersebut.

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan

peningkatan, baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit.

Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar

251 bps menjadi 118,53%. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar

Rp28.538,63 miliar. Outstanding kredit bank umum meningkat 4,11% (qtq)

menjadi Rp23.138,26 miliar, sementara DPK meningkat 1,91% (qtq) menjadi

Rp19.520,97 miliar. Kualitas kredit yang diberikan masih relatif terjaga tercermin

dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% yang

masih di bawah ketentuan 5% lebih tinggi (memburuk) dibandingkan triwulan

sebelumnya (1,93%).

Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran mengalami

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi kas dan nilai kliring

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Aliran kas masuk Bank Indonesia

Jambi mencapai Rp 1.453,20 miliar (meningkat 40,85%) sementara aliran kas

keluar mencapai Rp 2.605,13 miliar (meningkat 54,79%). Dengan demikian

terdapat net outflow Jambi mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari

Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp 1.151,94 miliar (Triwulan III-

2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq).

Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring menurun sebesar 3,79%

dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.472,45 miliar. Nilai RTGS dari,

ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata sebesar 15,88%

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kinerja perbankan

meningkat ditandai

dengan meningkatnya

jumlah aset,

penghimpunan dana

dan penyaluran

kredit....

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada triwulan III-2013

mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013), sementara itu

realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi 50,11%).

Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer

pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar. Sementara itu, Pendapatan

Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui pajak, retribusi, serta pengeloalaan

kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar (34,94%). Dari sisi belanja, belanja

terbesar masih ditunjukkan untuk belanja operasional yang mencapai Rp997,28

miliar (60,89%), khusunya belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar

(37,00%) dan diikuti oleh belanja modal Rp384,89 miliar (23,50%). Realisasi

belanja rutin meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya seiring dengan mulai selesainya pekerjaan dan pembayaran terhadap

rekanan pelaksana.

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada bulan Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan

yaitu dari 1.424 ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.383 ribu orang di Agustus

2013. Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3

ribu orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat

pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%. Sementara itu

perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari 89,63

pada triwulan lalu.

VI.Prospek Perekonomian

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq),

tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58% qtq).

Sementara itu, secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi triwulan

mendatang diperkirakan melambat, yaitu pada kisaran 6,7 7,2% (yoy)

sedangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2013 diperkirakan pada

kisaran 7,5%-7,9%. Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama

perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun

baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta

pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan

Realisasi pendapatan

triwulan III -2013

mencapai 81,62%

dari APBD sementara

realisasi belanja

mencapai 50,11%...

Jumlah pengangguran

September 2013

meningkat...

Laju pertumbuhan PDRB

triwulan IV-2013

diperkirakan berkisar

6,7%-7,2% (yoy).....

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

4

tambahan bagi masyarakat di triwulan mendatang dan berkontribusi

meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu,

mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan

ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan

kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit.

Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan

III-2013 mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari triwulan laporan 7,95% (yoy). Kondisi

ini disebabkan oleh meningkatnya angka inflasi administered price, inti maupun

volatile foods.

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana

Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup

tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga

listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta

terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan

transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu

meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2013.

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2013 serta proyeksi ekonomi

triwulan IV 2013, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mendukung

pertumbuhan ekonomi Jambi, antara lain:

Program ketahanan pangan melalui sinergi yang baik antara Pemerintah

melalui dinas terkait dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan

program ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan

yang selama ini tidak produktif.

Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan

fungsi TPID tersebut

Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang

menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat

dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah

ekonomi yang lebih baik.

Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang

tepat guna kepada petani.

Pembinaan dan pendampingan UMKM

Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah

5

BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 tumbuh sebesar 2,58% (qtq)

atau 7,59% (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya sebesar 2,89% (qtq) atau 8,32% (yoy), namun masih lebih tinggi dari

pertumbuhan ekonomi nasional (5,62%) (Grafik 1.1. dan 1.2.).

Dari sisi permintaan, perlambatan perekonomian disebabkan oleh

perubahan stok yang mengalami perlambatan sebesar -5,69% (qtq), namun

demikian pertumbuhan komponen permintaan lainnya mampu menjaga

pertumbuhan ekonomi Jambi tetap berada pada angka yang cukup tinggi

terutama pertumbuhan komponen ekspor barang dan jasa sebesar 2,93% (qtq)

yang utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah serta

pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 2,27% (qtq) seiring

momen Hari Raya Idul Fitri dan tahun ajaran baru sekolah (Tabel 1.1.). Namun

demikian, tumbuhnya konsumsi dan investasi dimaksud juga didukung oleh

peningkatan impor yang mencapai 1,86% (qtq) sehingga andil net ekspor di

triwulan laporan hanya sebesar 0,62%.

Dari sisi penawaran, turunnya sektor industri pengolahan (-1,26% qtq)

menjadi sumber utama perlambatan ekonomi (Tabel 1.1.). Namun demikian,

sektor pertambangan dan penggalian tumbuh signifikan dari 5,07% (qtq) pada

triwulan II-2013 menjadi 7,14% (qtq) pada triwulan III-2013, yang utamanya

disebabkan oleh peningkatan produksi pertambangan minyak dan gas bumi.

Sektor lain yang mengalami peningkatan cukup besar pada triwulan laporan

adalah sektor pengangkutan dan komunikasi (3,59% qtq) , sektor perdagangan,

hotel dan restoran (3,03% qtq), serta sektor pertanian.

Perekonomian Jambi pada triwulan laporan menghasilkan output

Rp22,11 triliun atau 0,93% dari perekonomian Indonesia (Rp2.375,3 triliun).

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan III-2013 menunjukkan bahwa sektor

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

6

primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 46,38%,

diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,78% dan sektor sekunder sebesar 16,84%.

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

15.1 15.6 16.2 16.516.7 17.6 18.7 19.6 19.9

20.84 22.1

6.5

6.5 6.5 6.5

6.3

6.376.17 6.11 6.02 5.81

5.62

9.048.56

8.74

7.86

6.15

7.15 7.29

9.098.36

8.32

7.59

4

5

6

7

8

9

10

0

5

10

15

20

25

30

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13

Sumber: BPS (diolah)

%

Ouput Jambi (Rp Triliun) Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi

2013

I II III IV I II QTQ (%) Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.47 1.06 2.42 0.73 0.46 0.93 2.27 1.47

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (5.27) 2.68 3.22 1.11 (7.15) 2.00 1.76 0.31

Lembaga Swasta Nirlaba 1.63 1.97 2.56 1.67 1.02 2.38 2.45 0.02

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.21 4.22 6.84 6.42 1.05 2.11 1.94 0.36

Perubahan Stok 0.54 2.28 (2.01) 7.66 3.46 3.76 (5.69) (0.19)

-8.77 11.58 -2.62 -0.22 -5.66 13.88 2.93 1.94

-8.17 8.99 -2.25 -1.23 -4.93 10.44 1.86 1.32

(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 2.89 2.58 2.58 PDRB

JENIS PENGELUARAN

Ekspor

Impor

2012 Triwulan II - 2013

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq)

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)

4.6 4.7 4.8 4.9 4.9 5.0 5.2 5.3 5.3 5.4 5.6

1.39 1.97

3.14

1.15

(0.22)

2.93 3.28

2.84

(0.88)

2.89

2.58

(1.5) (1.0) (0.5) - 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0

0

1

2

3

4

5

6

Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12 Q I-13 Q II-13 Q III-13

%Rp triliunNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

I II III IV I II QTQ (%) Andil

2.38 2.78 1.83 1.59 1.22 2.52 2.61 0.77

Pertambangan dan Penggalian (7.92) 5.01 4.10 4.69 (12.76) 5.07 7.14 0.87

Industri Pengolahan (1.42) 3.22 3.88 2.79 (1.23) 2.60 (1.26) (0.16)

Listrik, Air dan Gas 1.11 1.65 2.12 6.07 1.17 1.53 0.92 0.01

1.52 4.11 8.80 11.91 2.02 2.54 2.02 0.11

Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.07 2.24 4.44 1.83 2.41 2.88 3.03 0.56

Pengangkutan dan Komunikasi 0.07 2.57 3.95 2.37 (0.56) 2.74 3.59 0.26

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.45 2.73 1.67 3.13 1.41 3.23 0.74 0.04

0.34 1.19 1.12 0.71 0.85 1.73 1.38 0.11

(0.22) 2.93 3.28 2.84 (0.88) 2.89 2.58 2.58 PDRB

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

LAPANGAN USAHA2012 Triwulan III - 20132013

Sumber: BPS (diolah)

Sumber: BPS (diolah)

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

7

B.PDRB Sisi Produksi

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi di triwulan

laporan utamanya disumbangkan oleh sektor bangunan/konstruksi serta sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor

bangunan yang mampu tumbuh 19,42% (yoy) diikuti dengan sektor

perdagangan hotel dan restoran 10,53%. Tingginya pertumbuhan sektor

bangunan tersebut terjadi karena adanya peningkatan investasi properti yang

sangat signifikan, seperti pengembangan perumahan, pusat bisnis, dan

perhotelan oleh perusahaan swasta berskala nasional/internasional termasuk juga

peningkatan kapasitas bandara dan pembangunan beberapa proyek pemerintah

lainnya.

Sementara itu, pertumbuhan pada sektor perdagangan, hotel, dan

restoran yang cukup signifikan utamanya disebabkan oleh sub sektor

perdagangan besar dan eceran. Pencairan gaji ketigabelas bagi PNS, TNI, dan

POLRI serta THR mampu meningkatkan daya beli masyarakat dan momen hari

raya Idul Fitri, serta maraknya penjualan mobil mendorong tumbuhnya sub sektor

perdagangan.

Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar

Rp22,11 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian

sebesar 30,03%, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,91% serta

sektor pertambangan dan penggalian sebesar 16,35%. Dengan demikian,

2013

I II III IV I II Growth Andil

6.22 7.72 7.56 8.85 7.61 7.34 8.17 2.40

1.57 1.98 1.68 5.39 (0.16) (0.10) 2.81 0.38

6.51 8.16 8.19 8.65 8.86 8.21 2.86 0.36

4.11 4.90 5.97 11.32 11.39 11.27 9.96 0.09

7.54 10.21 17.54 28.68 29.30 27.36 19.42 0.99

10.21 10.30 9.54 9.89 11.35 12.05 10.53 1.91

5.06 6.42 7.91 9.22 8.54 8.72 8.34 0.61

6.64 7.80 7.45 9.28 9.24 9.77 8.76 0.50

4.34 4.32 3.39 3.39 3.92 4.48 4.74 0.37

6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.32 7.59 7.59

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Air dan Gas

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

PDRB

LAPANGAN USAHA2012 Triwulan III - 2013

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

8

struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami

perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).

Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2013

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan

perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,17% (yoy) atau

2,61% (qtq),meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan lalu (7,34% yoy dan

2,52% qtq). Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian secara triwulanan

disebabkan oleh meningkatnya produksi tanaman bahan makanan terutama

beras serta meningkatnya produksi tanaman perkebunan terutama karet.

Namun demikian, melambatnya produksi pertanian dalam jangka panjang

disebabkan oleh perlambatan produksi baik tanaman bahan makanan (tabama)

maupun tanaman perkebunan. Tanaman bahan makanan yang cenderung

tergantung akan kondisi musim sering mengalami kendala dalam penanaman.

Adanya pergesaran musim akhir-akhir ini berdampak pada sulitnya petani

memperkirakan kondisi cuaca. Sementara itu, melambatnya produksi tanaman

perkebunan disebabkan oleh menurunnya harga jual komoditas sehingga

menjadi disinsentif bagi petani untuk meningkatkan produksi.

Produksi tabama di triwulan laporan menunjukkan pertumbuhan sebesar

2,42% (qtq) dan 8,94%(yoy). Pertumbuhan ini terkonfirmasi dalam ARAM (angka

ramalan) BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2013, produksi padi Jambi

secara total diperkirakan akan mampu tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun

Pertanian, 30.03

Pertambangan dan Penggalian,

16.35Industri

Pengolahan, 10.36

Listrik, gas & air, 0.97

Bangunan, 5.50

Perdagangan, Hotel dan

restauran, 16.91

Pengangkutan dan Komunikasi,

6.33

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan, 5.16

Jasa-jasa, 8.38

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

2012 dengan luas panen mencapai 158.697 ha dibandingkan 149.369 ha pada

tahun lalu.

Grafik 1.4. Produksi Padi

Grafik 1.5. Produksi Jagung Grafik 1.6. Produksi Kedelai

Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di

triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). Rata-rata

NTP Triwulan III 2013 dibandingkan NTP Triwulan II 2013 turun 242 bps dari

89,73 menjadi 87,31. Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya

harga jual terutama pada tanaman perkebunan sementara indeks yang harus

dibayar oleh petani mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus

diperhatikan terkait nilai tukar ini adalah para petani yang menggantungkan

pendapatan hidupnya hanya dari satu sumber saja, misalkan hanya dari

perkebunan. Penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan

tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka.

Grafik 1.7. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 2011 2012 2013 (ARAM II)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 2011

2012 2013 (ARAM II)

0

1,000

2,000

3,000

4,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 20112012 2013 (ARAM II)

75

100

125

150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

indeks terima indeks bayar NTP

Sumber: BPS (diolah)

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

10

Sub sektor perkebunan yang menyumbangkan output sebesar Rp3,61

triliun dengan pangsa 16,35% dari total PDRB Jambi mengalami pertumbuhan

positif sebesar 8,20% (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan produksi

perkebunan tumbuh relatif lebih tinggi yakni 2,82% (qtq) dibandingkan triwulan

lalu (1,49% qtq). Namun, secara tahunan, pertumbuhan produksi perkebunan

menunjukkan kecenderungan perlambatan. Perlambatan ini terutama disebabkan

oleh belum normalnya harga jual komoditas.

Harga kelapa sawit di Jambi walaupun sudah mengalami peningkatan,

namun belum kembali ke level semula. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun

Rp1.548,33/kg, meningkat 9,36% dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga

CPO di Jambi sebesar Rp6.984,12/kg atau meningkat 3,81%. Sebaliknya, di

tingkat internasional, harga rata-rata kelapa sawit belum menunjukkan perbaikan

yakni masih sebesar USD 721,98/metric ton (dibandingkan harga rata-rata

triwulan lalu USD 755,31/metric ton). Jika dibandingkan dengan tahun 2012,

harga TBS Jambi saat ini sedikit meningkat 0,51%, namun berbanding terbalik

dengan harga CPO dunia yang turun sebesar 21,37%.

Relatif meningkatnya harga kelapa sawit di Jambi disebabkan oleh

beberapa hal: 1.) melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD sehingga harga di

dalam negeri menjadi meningkat, 2.) meningkatnya jumlah pabrik kelapa sawit

(PKS) sehingga terjadi peningkatan permintaan terhadap TBS, 3.) menipisnya

pasokan minyak kedelai dari negara-negara pengimpor.

Grafik 1.8 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sumber: Disbun Provinsi Jambi

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bokar di Jambi juga meningkat

dari rata-rata Rp20.412/kg menjadi Rp20.867/kg (naik 2,23%(qtq)). Berbanding

terbalik dengan harga di tingkat lokal, harga karet di tingkat internasional turun

11,73% menjadi USD 273,06/cent. Apabila dibandingkan dengan harga tahun

2012, harga bokar di Jambi turun lebih dalam dan mencapai 16,66% (yoy).

Sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya tumbuh 5,27% (yoy), relatif

sama dibandingkan triwulan lalu (5,28% (yoy)). Sejalan dengan itu, sub sektor

kehutanan menunjukkan pertumbuhan yang melambat dari triwulan lalu sebesar

7,91% (yoy) menjadi 7,57% (yoy). Sementara itu, sub sektor perikanan tumbuh

6,24% (yoy), lebih tinggi dari triwulan lalu (5,35% yoy)).

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbangkan output

perekonomian sebesar Rp3,74 triliun (pangsa 16,91%) yang terdiri atas tiga sub

yaitu perdagangan besar dan eceran (92,99%), hotel (1,25%) dan restoran

(5,76%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 10,53% (yoy), dengan andil

pertumbuhan 1,91% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan

perdagangan besar dan eceran di Jambi yang tumbuh 10,90% (yoy). Pencairan

gaji ke-tiga belas dan pembayaran THR meningkatkan daya beli masyarakat.

Maraknya penjualan mobil, momen hari raya Idul Fitri dan tahun ajaran

barusmenjadi pendorong tumbuhnya sektor ini.

Grafik 1.9 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

-

100.00

200.00

300.00

400.00

500.00

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

USD cent/KgRp/Kg

Harga Bokar (Rp/kg)

Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

12

Sementara itu, sub

sektor hotel menunjukkan

peningkatan sebesar 1,41%

(qtq) atau 7,90% (yoy).

Meningkatnya intensitas

penyelenggaraan acara baik oleh

pemerintah ataupun swasta

berdampak pada tingginya

tingkat hunian hotel. Rata-rata

tingkat hunian hotel di triwulan

laporan sebesar 51,26%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan lalu

(48,41%). Namun demikian, jumlah tamu menginap pada triwulan laporan turun

sebesar 14,39% menjadi 62.409 orang. Penurunan jumlah tamu menginap

terbesar terjadi pada bulan Juli dan Agustus bersamaan dengan datangnya bulan

puasa.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan nilai tambah

sebesar Rp3,62 triliun (16,35%), merupakan sektor ketiga terbesar di Jambi.

Produksi pertambangan dan penggalian selama triwulan laporan meningkat

cukup pesat yaitu 7,14% (qtq). Namun secara tahunan, produksi pertambangan

dan penggalian meningkat sebesar 2,81% (yoy).

Pertumbuhan pada sektor ini utamanya didorong oleh peningkatan

produksi penggalian yang tumbuh sebesar 7,67% (yoy). Sementara dua sub

sektor lainnya, yaitu pertambangan minyak bumi dan gas bumi serta

pertambangan tanpa migas masing-masing tumbuh sebesar 2,15% (yoy) dan

3,13% (yoy).

Kondisi ini juga terkonfirmasi oleh angka lifting migas oleh Dinas Energi

dan Sumber Daya Mineral Jambi. Lifting migas selama triwulan III-2013 mencapai

Grafik 1.10. Tingkat Hunian Hotel

50,954

60,511

54,126 56,688

50,821

57,930

47,293

58,288 55,338

72,902

62,409

0

10

20

30

40

50

60

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012 2013

Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

1.453,88 Kbarrel, naik 15,08% dari periode yang sama tahun lalu, sementara

lifting gas alam turun menjadi 12.341 BBTU (-3,48%).3

Produksi migas di Jambi menunjukkan tren penurunan dalam beberapa

tahun terakhir. Sebagai gambaran, rata-rata produksi migas per triwulan tahun

2005 mencapai 1.983,95Kbarrel sementara rata-rata produksi tahun 2012 dan

2013 sebesar 1.524,42 Kbarrel dan 1.198,16Kbarrel

Grafik 1.11. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi

Grafik 1.12. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.13. Lifting Gas Alam

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap

perekonomian Jambi sebesar Rp2,29 triliun (10,36%), meningkat sebesar 2,86%

(yoy), dengan andil pertumbuhan 0,36%. Namun demikian, bila dilihat

berdasarkan perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami

penurunan 1,26% (qtq). Industri pengolahan di Jambi terdiri dari industri migas

3Data bulan September 2013 merupakan data perkiraan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

4.92 5.37 5.11 1.03

(14.25)

5.72

5.64 0.17

(14.97)

5.92 8.44

-25

0

25

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV I II* III*

2011 2012 2013

Persentase ribu barel

Lifting Minyak Bumi

Pertumbuhan PDRB

* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Septemberi 2013

1,512 1,400 1,263

1,923

1,219 921

1,454

I II III IV I II III*

2012 2013

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi bulan September 2013

K Barel

12,305 12,979 12,786 12,374 12,238 11,973 12,341

I II III IV I II III*

2012 2013

Sumber: Dinas ESDM Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi bulan September 2013

BBTU

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

14

dengan total output Rp208,46 miliar (9,10%) serta industri non migas dengan

total output Rp2,08 triliun (90,90%).

Berdasarkan data

Gapkindo (Gabungan

Pengusaha Karet

Indonesia) cabang Jambi,

produksi karet dalam

triwulan III 2013

mencapai 92.488 ton,

turun 2,28% dibandingkan

triwulan lalu.4 Berdasarkan data indeks produksi dari BPS, industri karet masih

menunjukkan peningkatan mencapai 4,36% (qtq) dengan laju pertumbuhan

tahunan sebesar 2,57%.

Sejalan dengan hal tersebut, produksi CPO juga menunjukkan

peningkatan 4,44% (qtq) dengan pertumbuhan tahunan sebesar 1,02% (yoy).

Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 9,96% (yoy)

dengan sumbangan pertumbuhan 0,08%, lebih rendah dibandingkan laju

pertumbuhan triwulan sebelumnya (11,27% (yoy)). Peningkatan tersebut

disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan air bersih masing-masing

sebesar 10,26% (yoy) dan 7,85% (yoy).

4Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13 Trw III-12 Trw I-13 Trw II-13 Trw III-13

Industri Makanan 7.81 -8.06 2.09 4.44 7.76 17.55 4.05 1.02

Industri Minuman 0.59 0.30 3.80 -1.12 7.64 0.72 9.97 7.68

Industri Karet dan Barang dari

Karet dan Barang dari Plastik

5.56 2.25 0.32 4.36 6.66 15.49 3.37 2.57

I B S 6.48 -2.71 1.39 1.70 7.69 16.27 9.35 4.58

Sumber: BPS Provinsi Jambi

y-o-y

Pertumbuhan

Jenis Industri q-to-q

Grafik 1.14. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867 81,805

68,679 74,585 77,418

76,065 75,165

74,563

94,647 92,488

-20-15-10-5051015202530

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012 2013

Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%qtq)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya

jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar

4,28% (yoy) dan 2,97% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan

laporan mencapai 341,83 MWH dengan jumlah pelanggan mencapai 500.833

rekening. Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah

kelompok rumah tangga yang mencapai 460.245 rekening (91,90%) dengan

konsumsi daya listrik mencapai 228,01 MWH (66,70%).

Grafik 1.15 Perkembangan Total

Pemakaian Listrik

Grafik 1.16 Perkembangan Jumlah

Pelanggan Listrik

Sementara itu,

pemakaian air bersih yang

dicatat oleh PDAM Tirta

Mayang menunjukkan

penurunan di triwulan

laporan. Rata-rata konsumsi

air bersih bulanan melalui

PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 854,24 ribu M3, lebih rendah

dari tahun lalu (867,18 ribu M3).

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 8,34%

(yoy) dengan andil pertumbuhan 0,61%, menurun dibanding pertumbuhan pada

triwulan sebelumnya (8,72% yoy). Kondisi ini sejalan dengan meningkatnya

sektor angkutan yang tumbuh 8,33% (yoy), meskipun relatif melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya (8,74% yoy).

282 301 328 319 323 337 342

-

50

100

150

200

250

300

350

400

I II III IV I II III

2012 2013

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

KWH (dalam Juta)

461

483 486

506

486

496 501

430

440

450

460

470

480

490

500

510

I II III IV I II III

2012 2013

ribu

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

Grafik 1.17. Perkembangan Indeks Air Bersih

861 872

858 852

863 857

853

867

854

-0.61

1.33

-1.64

-0.68

1.34

-0.73-0.50

1.69

-1.49

(3)

(1)

1

3

5

800

820

840

860

880

900

Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3

2011 2011

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2013

ribu M3

Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

16

Jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari Bandara

Sultan Thaha Jambi, menunjukkan peningkatan. Momen liburan sekolah dan hari

rata Idul Fitri menjadi faktor utama peningkatan jumlah penumpang tersebut.

Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi

sebanyak 343.733 orang, meningkat 8,34% dari tahun lalu. Secara umum,

jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan

yang datang ke Jambi.

Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 1,14%(yoy), lebih rendah

dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh 3,65% (yoy). Penurunan

tersebut sejalan dengan jumlah kunjungan kapal di Jambi yang juga mengalami

penurunan dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Pada triwulan III 2013,

jumlah kunjungan kapal sebanyak 1.200 unit, sementara tahun lalu sebanyak

1.220 unit. Jumlah arus barang perdagangan sebesar 1.503,35 kilo ton, jauh

menurun dibandingkan tahun lalu (2.761,55 kilo ton)5 Seiring dengan penurunan

volume impor alat berat.

Grafik 1.20 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal

Grafik 1.21 Perkembangan Total Arus Barang

5Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.

27.46

34.69

76.23101.74

11.92-0.51

-7.58

7.60

-30.40

-15.95

-1.64

-50

0

50

100

150

-

500

1,000

1,500

2,000

I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013

persen(%)

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

unit

Unit Pertumbuhan (yoy)

-3.28

25.20 39.24

28.81

-5.39

123.60

88.86

-31.98

-17.57

-56.71-45.56

-100

-50

0

50

100

150

200

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013

persen(%)

Sumber: Pelindo II Cabang Jambi

unit

Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan (yoy)

Grafik 1.18. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan

Penumpang

Grafik 1.19. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

020406080

100120140160180200

I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013

Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

ribu orang

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

0

500

1000

1500

I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2013

Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

ton

Jumlah Bongkar Jumlah Muat

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

Sub sektor komunikasi tumbuh 8,42% (yoy) yang didukung oleh

pertumbuhan pos dan telekomunikasi sebesar 8,43% (yoy) dan jasa penunjang

komunikasi sebesar 7,19% (yoy).

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

8,76% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (9,77% yoy). Masih

relatif tingginya pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan

sub sektor bank sebesar 11,64% (yoy).

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 4,74% (yoy), sedikit lebih

tinggi daripada pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,48% yoy). Pertumbuhan

sektor jasa didorong oleh tumbuhnya jasa pemerintah dan swasta masing-masing

sebesar 4,58% (yoy) dan 5,52% (yoy). Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa

pemerintahan umum dengan output sebesar Rp1.579,36 miliar dan diikuti oleh

sub sektor swasta sebesar Rp273,09 miliar.

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, melambatnya ekonomi Provinsi Jambi

terutama disebabkan oleh menurunnya konsumsi pemerintah. Namun demikian,

masih tingginya pertumbuhan investasi di Jambi yang mencapai 11,94% (yoy)

dengan andil pertumbuhan 2,13% serta tetap terjaganya konsumsi rumah

tangga dan mulai membaiknya kinerja ekspor menyebabkan pertumbuhan

ekonomi Jambi masih mampu tumbuh tinggi di triwulan laporan. Berdasarkan

strukturnya, 56,40% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi, diikuti

dengan investasi fisik 18,33% dan konsumsi pemerintah 15,80%. Pangsa

konsumsi rumah tangga dan pemerintah cenderung mengalami penurunan dari

waktu ke waktu. Pada tahun 2012, pangsa konsumsi rumah tangga dan

pemerintah masing-masing sebesar 57,74% dan 17,76%.

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

18

Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (yoy)6

Grafik 1.22. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III tahun 2013

7

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai

Rp12,33 triliun atau 55,78% dari total PDRB Jambi. Mayoritas konsumsi

masyarakat Jambi (61,53%) diperuntukkan untuk membeli makanan yaitu

sebesar Rp7,59 triliun. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 4,45%

(yoy) dan 2,27% (qtq) meskipun sedikit lebih rendah dari pertumbuhan triwulan

sebelumnya (4,60% (yoy)). Menurunnya harga komoditas berdampak pada

melambatnya konsumsi masyarakat. Namun tingginya aktivitas perdagangan

seiring dengan bulan Ramadhan, puasa dan tahun ajaran baru menyebabkan

konsumsi masyarakat masih tetap terjaga.

6

dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 7Pangsa (share) net impor sebesar -,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.

2013

I II III IV I II Growth Andil

4.88 5.05 5.29 4.75 4.74 4.60 4.45 2.96

10.55 9.27 5.50 1.52 (0.49) (1.15) (2.55) (0.48)

11.72 11.31 6.92 8.05 7.41 7.84 7.73 0.05

13.47 11.87 15.53 19.93 19.75 17.32 11.94 2.13

21.65 19.74 14.49 8.47 11.63 13.25 9.00 0.28

-9.61 -1.14 -9.80 -1.08 2.28 4.39 10.34 6.70

-6.34 -0.25 -8.48 -3.37 0.04 1.37 5.64 4.06

6.15 7.15 7.29 9.09 8.36 8.32 7.59 7.59

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

Perubahan Stok

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Lembaga Swasta Nirlaba

Impor

PDRB

JENIS PENGELUARAN

Ekspor

2012 Triwulan III - 2013

Konsumsi rumah tangga , 55.78

Lembaga Swasta Nirlaba, 0.62

Konsumsi pemerintah , 15.80

PMTDB, 18.33

Perubahan Stok, 2.44

Net Impor, -7.03

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

Kondisi ini juga tercermin dari membaiknya angka indeks tendensi

konsumen yaitu dari 106,70 menjadi 112,33.8. Angka indeks tingkat konsumsi

beberapa komoditi makanan dan bukan makanan mengalami peningkatan

signifikan dari 104,16 pada triwulan II-2013 menjadi 116,8 pada triwulan

laporan.

Tabel 1.5 Indeks Tendensi Konsumen

Variabel Pembentuk Triwulan I - 2013

Triwulan II - 2013

Triwulan II - 2013

Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.85 112.21

Pengaruh inflasi terhadap tingkat konsumsi 106.87 108.46 109.09

Tingkat konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan 100.72 104.16 116.8

Indeks Tendensi Konsumen 102.89 106.7 112.33

Masih baiknya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan

juga tercermin dari masih tingginya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan

kendaraan roda empat seperti sedan, jeep dan minibus meningkat 14,53% (yoy)

dari tahun lalu menjadi rata-rata 557 unit/bulan. Meskipun di sisi lainnya

penjualan sepeda motor mengalami penurunan 36,40% (yoy) menjadi rata-rata

5.904 unit/bulan, terutama sejak adanya kebijakan minimum down payment

pembelian kendaraan bermotor pertengahan tahun lalu.

Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat

33,44% (yoy) menjadi sebesar Rp3.630,19 miliar. Pangsa kredit real estate di

Jambi mencapai 15,69% dari total kredit.

Pengeluaran konsumsi pemerintah berdasarkan harga berlaku di triwulan

laporan mencapai Rp3,31 triliun. Pengeluaran tersebut turun 1,18% dari tahun

lalu, namun masih lebih tinggi dari triwulan sebelumnya. Realisasi belanja APBD

provinsi Jambi Triwulan III 2013 sebesar Rp1.637,84 miliar, lebih tinggi dari posisi

8Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanBadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yangmenggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulanmendatang.

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

20

yang sama tahun lalu (Rp1.455,74 miliar). Namun demikian terjadi penurunan

persentase realisasi yakni dari 52,62% menjadi 50,11%.

Grafik 1.23. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor

Grafik 1.24. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

Grafik 1.25. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

2. Investasi

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang mencerminkan

nilai investasi di Jambi mencapai Rp4,05 triliun (pangsa 18,33%). Pangsa investasi

tersebut terus meningkat dibandingkan tahun 2012 (17,81%) sejalan dengan

terakselerasinya investasi yang mengalami pertumbuhan 11,94% (yoy) dengan

andil pertumbuhan mencapai 2,13%. Namun demikian, pesatnya pertumbuhan

investasi dimaksud lebih disebabkan oleh tingginya akumulasi investasi pada

triwulan sebelumnya, sementara jika dibandingkan triwulan lalu, investasi hanya

tumbuh 1,94%.

Sejak tahun 2012 lalu, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan

yang disebabkan oleh tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah

ataupun swasta. Kondisi ini juga didukung oleh peningkatan kredit investasi yang

845 1,166

1,492

3,373

1,414 1,158

1,459

3,264 3,503

2,902

1,671

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

I II III IV I II III IV I II III*

2011 2012 2013

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

Sedan, Jeep, Minibus

47,683 44,449

55,942

42,106

30,913 36,299

27,851

20,081 21,550 20,421 17,713

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

I II III IV I II III IV I II III*

2011 2012 2013

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

SEPEDA MOTOR

16.52

5.16

11.27

40.30

40.13

49.79

27.1115.44

16.80 16.04

33.44

0

10

20

30

40

50

60

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2011 2012 2013

Rp

Milia

r Kredit Real Estate Pertumbuhan

(*) data s.d. Agustus 2013 (*) data s.d. Agustus 2013

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

mencapai 76,92% (yoy). Sementara menurut pendapat pengusaha melalui hasil

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU), optimisme pengusaha dalam memandang

kondisi bisnis masih cukup baik meskipun sedikit melemah. Hal ini terlihat dari

masih positifnya indeks situasi bisnis yaitu sebesar 16,67%9. Dari 150 responden

yang disurvei, 88,11% responden menyatakan bahwa situasi bisnis kedepan

relatif stabil, sementara 9,79% menyatakan akan baik dan hanya 2,10% yang

menyatakan akan memburuk.

Tabel 1.6 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi

Jumlah investasi Jambi yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM) menunjukkan realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN)

sebesar Rp288 miliar. Investasi tersebut turun 38,15% dibandingkan posisi yang

sama tahun lalu. Namun sebaliknya, investasi asing melalui penanaman modal

asing (PMA) meningkat 110,65% dari tahun lalu menjadi USD 11,24 juta.

Investasi Jambi sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian.

Grafik 1.26. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru

Grafik 1.27. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

9 Indeks yang positif menandakan optimisme dunia usaha

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3

PMA (USD juta) 48.95 96.41 5.34 5.63 16.36 6.11 11.24

PMDN (Rp miliar) 356 228 466 395 - 1,303 288

Keterangan2012 2013

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

-

200

400

600

800

1,000

1,200

I II III IV I II III IV I II III*

2011 2012 2013

Persen(%)

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

TRUCK/PICK UP Pertumbuhan (qtq)

12.83

6.65

46.91

41.27

43.25

33.17

41.92

48.91 49.77

92.60

76.92

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

-

1

2

3

4

5

6

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2011 2012 2013

Rp

Tri

liu

n

Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

22

Grafik 1.28. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Sementara itu, perubahan stok mengalami pertumbuhan tahunan sebesar

9,00% , dengan andil sebesar 0,28%.

3. Perdagangan Eksternal

Ekspor provinsi Jambi baik ke negara maupun daerah lain pada triwulan III

2013 mencapai Rp10,15 triliun. Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (keluar

daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 10,34% (yoy) pada triwulan

laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya ekspor antar daerah sebesar

4,82% dan ekspor luar negeri 16,01% (yoy). Berdasarkan tujuannya, ekspor

Jambi masih didominasi oleh ekspor ke luar daerah yang mencapai Rp5,73 triliun

(56,48%) sementara ekspor ke luar negeri sebesar Rp4,42 triliun (43,52%).

Tingginya ekspor antar daerah salah satunya juga disebabkan oleh keterbatasan

pelabuhan serta adanya kantor penjualan bersama sehingga kegiatan ekspor luar

negeri dilaksanakan oleh provinsi lain.

Impor provinsi Jambi pada triwulan III 2013 mencapai Rp8,59 trliun atau

lebih rendah dari ekspor provinsi Jambi. Dengan demikian, Provinsi Jambi

mengalami net eskpor sebesar Rp1,56 triliun. Impor jambi didominasi oleh impor

antar daerah yang mencapai Rp7,58 triliun (88,27%) sementara impor luar negeri

sebesar Rp1,01 triliun (11,73%). Perkembangan impor Provinsi Jambi (keluar

daerah dan luar negeri) mengalami peningkatan 5,64% (yoy) pada triwulan

laporan. Peningkatan impor tersebut utamanya disebabkan oleh meningkatnya

impor luar negeri 193,25% sementara impor antar daerah turun 1,28% (yoy).

11.95

20.02

1.84

(10.45)

8.80

10.26 12.36

37.89

(4.83)

12.84

(1.27)

-20

-10

0

10

20

30

40

50

-

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I II III

2011 2012 2012

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan (yoy)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

Berdasarkan dokumen

pemberitahuan ekspor barang

(PEB), ekspor luar negeri Provinsi

Jambi sebesar USD 237,41 juta

sedangkan impor USD 82,24 juta.

Dengan kondisi tersebut, Provinsi

Jambi mengalami net ekspor

sebesar USD 155,17 juta.

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD

237,41 juta, turun 16,77% dari triwulan yang sama tahun 2012 (USD 285,24

juta). Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh komoditas

karet mentah (crude rubber) sebesar USD 133,98 juta atau 56,43% dari total

ekspor non migas, diikuti oleh batu bara, Kokas dan Briket serta minyak nabati

(fixed vegetable oil) masing-masing USD 27,48 juta dan USD 24,46 juta.

Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk

primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.

Di sisi lain, ekspor batu bara tumbuh sebesar 10,87% (yoy) di triwulan

laporan, namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya nilai ekspor

batubara turun 16,95% (qtq). Dari sisi volume, ekspor batubara juga mengalami

penurunan sebesar 5,53% (yoy). Menurunnya permintaan global serta

merosotnya harga batubara internasional menyebabkan penurunan kegiatan

produksi pada perusahaan batubara. Selain itu, adanya peraturan mengenai

distribusi batu bara di Jambi serta harga yang belum membaik menjadi disinsentif

bagi pengusaha untuk mengembangkan produksi batu bara di Jambi. Rendahnya

kualitas batu bara di Jambi yang memiliki kadar energi yang rendah turut

menyebabkan terbatasnya harga jual. Adanya aturan jalur khusus untuk batu

bara membuat margin keuntungan semakin menipis. Sementara dari sisi

pemerintah, pendapatan yang didapatkan dari batu bara juga relatif rendah

sementara biaya yang ditimbulkan akibat kerusakan jalan angkutan relatif lebih

tinggi.

Grafik 1.29. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

(dalam satuan juta USD)

561 550489

398330

380

285 295262

295237

2183

28 39 34 17 26 31 17 39 82

539

467462

359 296 363 259 265 245 256 155

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2011 2012 2013

Ekspor Impor Net Ekspor

EKONOMIMAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

24

Selanjutnya, nilai ekspor minyak dan lemak sayur menunjukkan penurunan

33,07% sejalan dengan berkurangnya volume ekspor sebesar 50,64%. Produksi

kelapa sawit Jambi sebenarnya cukup tinggi, namun untuk menyiasati dampak

penurunan permintaan dunia dan rendahnya harga jual CPO dalam setahun

terakhir ini, perusahaan kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di

dalam negeri.

Grafik 1.30. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

Grafik 1.31. Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama

Grafik 1.32. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi

Grafik 1.33. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

148.90

77.89

42.75

-20.30

-41.10-30.95-41.71-25.77 -20.72 -22.27-16.77

-100

-50

0

50

100

150

200

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2011 2012 2013

Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket

Fixed Vegetable Oil Crude Rubber

G. Ekspor

0

500

1,000

1,500

2,000

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2011 2012 2013

Crude Rubber Fixed Vegetable Oil

Batu Bara, Kokas dan Briket Lainnya

Pulp dan Paper

Karet Mentah56.43%

Pulp dan Kertas (25)

6.23%

Minyak, lemak sayur

10.30%

Batu bara, briket

11.58%

Lainnya15.46%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2012 2013

Lainnya India

Eropa RRC

Jepang Malaysia

(%) juta USD

juta USD

Volume (ton)

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

Berdasarkan negara tujuan, ekspor Provinsi Jambi didominasi oleh negara

Jepang yang mencapai USD 59,57 juta (11,43%) dan diikuti oleh Amerika

Serikat USD 50,786 juta (9,91%). Menurunnya ekspor Jambi disebabkan oleh

menurunnya ekspor ke Eropa, Amerika Serikat dan Malaysia terutama ekspor

komoditas kelapa sawit.

Infrastruktur pelabuhan dan terbatasnya muatan kapal di Jambi

merupakan salah satu kendala untuk dapat mengekspor secara langsung ke

negara tujuan. Adanya keterbatasan armada dalam beberapa waktu terakhir ini

menyebabkan adanya pengalihan ekspor karet dari sebelumnya melalui

Singapura menjadi melalui Palembang.

3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi

Impor non migas provinsi Jambi tercatat sebesar USD 82,24 juta,

meningkat sebesar 110,59% (qtq) dan 215,81% (yoy). Berdasarkan pangsanya,

impor Jambi didominasi oleh mesin industri tertentu/khusus (USD 26,91 juta atau

32,72%).

Grafik 1.34. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

Grafik 1.35. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

34

17

26 31

17

39

82

-12.16

-50.21

53.52

17.27

-45.35

134.00

110.59

-100

-50

0

50

100

150

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2012 2013

Impor (juta USD) g. Impor (RHS)

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2012 2013

Lainnya Alat Pengangkutan Lainnya

Mesin Pembangkit Tenaga Mesi Industri dan Perlengkapannya

Besi dan Baja Mesin Industri Tertentu/Khusus

Impor (juta USD)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

27

Boks.1

PENGUATAN PERAN BANK INDONESIA DAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG

DUNIA USAHA

Salah satu tujuan utama pembangunan yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi

dan tingkat inflasi yang rendah. Dalam tataran makro, tingkat pertumbuhan ekonomi

yang tinggi dapat dicapai dengan cara meningkatkan nilai tambah ekonomi3. Sementara

peningkatan nilai tambah ekonomi dapat dicapai dengan cara4 memperbanyak hasil

produksi, memproduksi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan

menurunkan biaya produksi dan distribusi.

1. Memperbanyak hasil produksi

Sebagai ilustrasi, Petani A memperluas lahannya menjadi 2 kali lipat dan

menghasilkan panen 2 kali lebih banyak dibanding semula. Petani B, dengan

luas lahan yang sama namun menerapkan teknologi bertani yang lebih baik

dan menggunakan bibit unggul, dapat menghasilkan panen lebih tinggi

dibandingkan jika ia bertani dengan cara lama dan menggunakan bibit yang

kurang baik. Kedua petani ini berhasil menaikkan nilai tambah ekonomi,

walaupun dengan cara yang berbeda.

2. Memproduksi produk/komoditas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Produk pempek, tekwan atau kerupuk mempunyai nilai ekonomi yang jauh

lebih tinggi dibandingkan produk ikan mentah. Dengan sentuhan

pengolahan dan teknologi, dapat diciptakan produk yang mempunyai nilai

ekonomi lebih tinggi dan menambah lapangan pekerjaan.

3. Menurunkan biaya produksi dan distribusi

Dengan menurunnya biaya produksi dan distribusi maka nilai tambah

ekonomi akan semakin meningkat. Biaya produksi dan distribusi yang tinggi

cenderung mubazir dan tidak memberikan manfaat yang besar bagi

perekonomian.

Dari perspektif pelaku usaha, kesejahteraan pelaku usaha akan meningkat jika

profit yang mereka dapatkan juga meningkat. Secara sederhana profit dapat dirumuskan

sebagai :

( )

( )

3

, dimana growth merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDB merupakan

pendapatan domestik bruto yang dihitung berdasarkan nilai tambah ekonomi (value added) 4 , dimana VA merupakan nilai

tambah komoditas, P merupakan harga komoditas, Q merupakan banyaknya kuantitas komoditas yang diproduksi

dan C merupakan total biaya yang dikeluarkan. , dimana =Biaya produksi dan = biaya

distribusi

BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

28

( )

Dimana :

Total biaya = biaya produksi + biaya distribusi, = harga jual produk, =

jumlah/kuantitas produk yang dihasilkan = biaya produksi yang mencakup biaya

bahan baku, biaya energi dll, = biaya distribusi, = biaya produksi per unit produk,

= biaya distribusi per unit produk.

Dengan demikian untuk meningkatkan profit, beberapa hal yang bisa dilakukan

pelaku usaha yaitu dengan cara meningkatkan produksi, menaikkan harga jual,

menurunkan biaya produksi, menurunkan biaya distribusi.

Peranan yang dapat dilakukan Bank Indonesia, Pemerintah, dan Instansi/Institusi

lainnya dalam mendukung dunia usaha:

1. Peningkatan Q : Peningkatan hasil produksi dengan cara meningkatkan

produktivitas/skala ekonomi.

a. Inklusi keuangan : meningkatkan permodalan sehingga skala produksi/skala

ekonominya dapat ditingkatkan (Q naik).

Saat ini Bank Indonesia sedang menggalakkan kebijakan untuk meningkatan

akses masyarakat terhadap perbankan (inklusi keuangan) dengan cara

melakukan sosialisasi bekerjasama dengan perbankan untuk memperluas

akses kredit para pelaku usaha. Hal yang telah dilakukan Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai berikut:

1) Pengenalan perbankan ke masyarakat melalui sosialisasi dan pameran

seperti:

a) Sosialisasi tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) bersama perbankan

Provinsi Jambi dan hasilnya akses masyarakat terhadap kredit di

Provinsi Jambi semakin meningkat tiap tahunnya.

b) Sosialisasi kebanksentralan kepada anak sekolah dasar hingga dosen,

Jambi Banking Expo dan Jambi Syariah Expo dimana perbankan

bersama UMKM binaannya memperkenalkan produknya lebih dekat

ke masyarakat.

c) Gerakan Indonesia Menabung dalam bentuk Produk TabunganKu

yang diluncurkan pada tanggal 20 Februari 2010 oleh Presiden

Republik Indonesia. Produk TabunganKu didukung oleh 70 Bank

Umum sebagai penerbit serta BPR dan BPRS yang tersebar diseluruh

Indonesia. Di Jambi Gerakan Jambi Menabung diluncurkan 2 (dua)

kali tahun 2010 yang diikuti semua bank di Provinsi Jambi.

d) Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia

No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 mengenai

BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

29

Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah. Kewajiban minimum penyaluran kredit kepada UMKM

(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) sebesar 20% dari total kredit

akan berlaku secara bertahap. Selama tahun 2013 dan 2014, rasio

kredit UMKM terhadap total kredit masih disesuaikan dengan

kemampuan bank, dalam artian belum ada ketetapan rasio

minimum penyaluran. Pada tahun 2015, rasio penyaluran kredit

kepada UMKM sudah ditetapkan minimum 5% dan akan meningkat

secara bertahap setiap tahunnya sehingga pada tahun 2018

mencapai minimum 20%.

Berikut adalah data indikator penggunaan jasa keuangan di Provinsi

Jambi yaitu:

Berdasarkan data pada tabel di atas, diketahui bahwa persentase akses

kredit angkatan kerja di Provinsi Jambi per September 2013 masih sangat

kecil, yaitu sebesar 12,83%. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan

persentase di Kota Jambi yang mencapai 64,49%. Dari perbandingan

kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit kepada

masyarakat masih terfokus di Kota Jambi, sedangkan di Kabupaten/Kota

lainnya masih terbatas. Berangkat dari hal tersebut, Bank Indonesia

bersama dengan perbankan Provinsi Jambi akan semakin intens untuk

memperluas akses kredit masyarakat secara merata dengan tetap

memperhatikan governance dan menjaga NPL tetap rendah.

Pada tabel dibawah terlihat pemberian kredit kepada UMKM di Provinsi

Jambi menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan

penambahan jumlah jaringan kantor khususnya kantor fungsional yang

menangani pemberian kredit mikro.

2011 2012 Sep-13

Prov. JAMBI 33.70% 39.23% 44.99%

Kota Jambi 104.13% 119.75% 138.59%

Prov. JAMBI 51.53% 60.37% 67.16%

Kota Jambi 229.65% 280.11% 314.63%

Prov. JAMBI 7.51% 8.25% 8.60%

Kota Jambi 21.89% 25.54% 28.41%

Prov. JAMBI 11.48% 12.69% 12.83%

Kota Jambi 48.28% 59.74% 64.49%

Ind

ikat

or

Pe

ngg

un

aan

Jas

a K

eu

anga

n

JUMLAH REKENING

KREDIT/JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH REKENING

KREDIT/ANGKATAN KERJA

JUMLAH REKENING

DEPOSIT/JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH REKENING DEPOSIT/

ANGKATAN KERJA

INDIKATOR

BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

30

b. Melakukan pendampingan pelaku usaha sehingga dapat meningkatkan

produksi/produktivitas.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan SKPD

membentuk beberapa klaster yang tersebar di Provinsi Jambi yaitu:

1) Penyaluran Bantuan Bibit Jabon Hutan Tanaman Rakyat

Penyaluran bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) tahun 2012

sebanyak 100.000 batang bibit jabon yang diberikan kepada para petani

Hutan Tanaman Rakyat. Dari sejumlah bibit tersebut, yang sudah

disalurkan sebanyak 25.000 bibit jabon kepada kelompok Mekar Bersatu,

Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Penyerahan bibit telah dilaksanakan 2

(dua) tahap, yaitu pada tanggal 8 Februari 2013 sebanyak 15.000 bibit

dan tanggal 15 Maret 2013 sebanyak 10.000 bibit. Sementara itu,

75.000 batang bibit jabon direncanakan akan diserahkan kepada para

petani di Kabupaten Sarolangun (Kawasan Bukit Bulan dan Desa Taman

Bandung) akhir tahun 2013.

UMKM 2010 2011 2012 Sep-13

Bank Umum

4,761.8

6,582.5

7,814.5

8,760.4

Mikro

1,360.20

1,944.4

2,305.1

2,604.2

Kecil 2,045.14

2,522.0

2,715.6

3,153.5

Menengah

1,356.46

2,116.1

2,793.8

3,002.7

BPR

86.1

131.6

193.6

233.1

Mikro 63.0

99.2

132.9

151.5

Kecil 22.9

28.3

53.9

70.4

Menengah 0.3

4.1

6.8

11.2

Replanting Kelapa Sawit di Sungai Bahar Pelatihan budidaya tanaman jabon

BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

31

2) Peremajaan Kelapa Sawit

Program PSBI tahun 2012 peremajaan kelapa sawit di Sungai Bahar

dipadu dengan teknik budidaya tanaman sela pada November 2012 yang

diawali dengan penumbangan kelapa sawit tua diikuti dengan

penanaman bibit baru. Selanjutnya, program ini diikuti dengan

intercropping tanaman palawija dan holtikultura sebagai salah satu

sumber penghasilan petani menjelang panen kelapa sawit. Selain itu

kepada petani kelapa sawit diberikan pelatihan peningkatan nilai tambah

petani sawit.

3) Peningkatan Kinerja Klaster Cabe Kelompok Tani Kaligawe II

Klaster cabe berlokasi di Desa Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk,

Kota Jambi oleh kelompok tani Kaligawe II yang beranggotakan 10

(sepuluh) orang. Ke depannya, lahan produksi cabe tersebut akan

dijadikan suatu kawasan pertanian terpadu yang memadukan antara

usaha pertanian, peternakan, dan perikanan yang dimulai dari PSBI tahun

2013 atas pembangunan balai pertemuan dan gapura, pembangunan

rumah kompos dan pembangunan kandang sapi. Pada tanggal 11

September 2013 telah dilaksanakan panen bersama Gubernur Jambi yang

diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Jambi, Bp. Erman Rahim bersama SKPD

terkait.

Selain meningkatkan produktivitas, klaster cabe berhasil menjaga harga

cabe rendah dan stabil. Klaster cabe tersebut sukses memberikan suplai

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jambi terutama pada bulan

Agustus dan September sehingga harga cabe pun terjaga pada level

rendah dan stabil, dan pada bulan September 2013 kota Jambi

mengalami deflasi yang pendorong utamanya adalah deflasi dari

komoditas cabe merah.

4) Peningkatan Kinerja Klaster Pinang dan Kopi

Klaster pinang dan kopi berlokasi di Desa Parit Tomo, Kecamatan Betara,

Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Klaster ini terdiri atas 3 (tiga) kelompok

Panen Cabe Merah Kaligawe II

BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

32

tani (Sri Utomo I, II dan III) dengan total anggota 60 orang. Tujuan dari

pengembangan klaster ini adalah untuk meningkatkan mutu produksi

pinang dan kopi yang selama ini mengalami proses produksi yang kurang

tepat sehingga harga jual menjadi lebih rendah dari yang seharusnya

(lebih rendah Rp500 Rp1.000/kg). Mendukung hal tersebut, telah

diserahkan PSBI berupa 60 (enam puluh) rumah pengering sebagai

tempat pengeringan pinang belah kulit dan biji kopi kepada masing-

masing anggota. Dengan adanya bantuan tersebut, pinang kering yang

dihasilkan menjadi lebih bersih, tanpa jamur, dan lebih kering sehingga

harga jual dapat meningkat.

5) Kelompok Tani Harapan Maju

Klaster ikan patin berlokasi di Desa Teluk Ketapang, Kecamatan

Pemayung, Kabupaten Batanghari. Klaster ini terdiri atas satu kelompok

tani Harapan Maju beserta istri yang tergabung dalam kelompok wanita

tani Mawar Putih dengan total anggota 30 orang (termasuk istri). Untuk

lebih memperkuat koordinasi dalam klaster ini, telah ditandatangani Nota

Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta

Perikanan Provinsi Jambi pada tanggal 30 Juli 2013 yang disaksikan oleh

Gubernur Jambi. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan kinerja

klaster, telah dilaksanakan beberapa kali pelatihan yaitu:

a) Pelatihan Peningkatan Nilai Tambah Petani.

b) Sosialisasi akes keuangan

c) Studi Banding kelompok tani Harapan Maju ke Kelompok Tani Mina

Sukses di Tangkit Kec. Muara Jambi, Balai Budidaya Ikan Air Tawar

(BBAT) dan Industri Rumah Tangga Kerupuk Ikan Patin di Kumpeh

Kec. Muara Jambi.

Bantuan rumah pengering pinang kepada petani Kampung Parit Tomo, Tanjung Jabung Barat

BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

33

Pengembangan klaster di atas diharapkan mampu meningkatkan

produksi dan memberikan insentif positif bagi petani serta menjadi

percontohan untuk pengembangan klaster cabe dan klaster lainnya.

Peningkatan produktivitas bermanfaat tidak hanya bagi pelaku usaha

melainkan juga terhadap masyarakat secara keseluruhan dan bermanfaat

dalam mendukung program ketahanan pangan daerah. Ke depan, perlu

adanya keterlibatan institusi lainnya melalui program Corporate Social

Responsibility (CSR) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam

mengembangkan produktivitas pelaku usaha.

c. Peningkatan Pj : Peningkatan harga jual produk

Tidak sejalan dengan inflasi yang rendah dan stabil. Selain itu, hal ini hanya

akan bisa dinikmati dalam jangka pendek. Tingkat inflasi yang tinggi pada

akhirnya akan meningkatkan biaya produksi dan distribusi sehingga dalam

jangka panjang profit yang dihasilkan juga akan menurun. Sehubungan

dengan hal tersebut, opsi ini adalah pilihan terakhir dari opsi-opsi yang lain.

2. Penurunan Pp : Penurunan biaya Produksi

Menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil

Tingkat inflasi yang rendah dan stabil merupakan salah satu syarat penting

untuk menjaga biaya produksi tetap berada di level yang rendah dan terjaga.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, bank Indonesia, Pemda dan dinas

instansi terkait berkomitmen penuh dan bersinergi untuk menjaga inflasi

yang rendah dan stabil melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).

TPID Provinsi dan TPID kota secara rutin melakukan pertemuan baik itu secara

internal maupun mengundang pihak eksternal (Kementrian Perdagangan,

Nota Kesepahaman antara KPwBI Provinsi Jambi dan Dinas Kelautan serta Perikanan Provinsi Jambi

BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

34

Aprindo, dsb) untuk membahas permasalahan terkait inflasi dan merumuskan

solusi dan rekomendasi kebijakan.

Pertemuan Tim Kebijakan TPID Provinsi Jambi

bersama dengan Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia

(APRINDO)

Rapat Koordinasi TPID Provinsi Jambi dengan Pokjanas TPID

Penyediaan bahan baku yang murah dan mudah didapat.

Bahan baku yang murah dan mudah didapat dapat menurunkan biaya

produksi. Selain itu, bahan baku yang murah dan berkualitas seperti bibit

unggul, akan menghasilkan produk yang lebih baik dari sisi kualitas maupun

kuantitas yang pada akhirnya akan memberikan nilai tambah ekonomi yang

lebih tinggi.

Terhadap isu yang berkembang dan mempengaruhi perekonomian, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bersama pemerintah daerah melalui

SKPD terkait dan pelaku usaha selalu melakukan diskusi untuk memperoleh

informasi riil perekonomian Provinsi Jambi dan merekomendasikan hasil

diskusi tersebut pada pemerintah daerah. Hasil diskusi terkait bahan baku

kedelai dan karet dapat dilihat pada KER Triwulan III-2013 boks.2 tentang

permasalahan kedelai yang mengalami kenaikan harga signifikan seiring

dengan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Dollar dan boks. 1

mengenai perkembangan usaha crumb rubber di Provinsi Jambi pada KER

Triwulan I-2013.

Alat dan mesin produksi yang hemat energi

Program konversi energi atau penggunaan metode dan alat dan mesin

produksi yang hemat energi akan mengurangi biaya energi yang harus

dikeluarkan dan terhindar dari pemborosan energi dan sumber daya.

Opsi ini dapat dilakukan dengan mengkolaborasikan bersama opsi

pendampingan pelaku usaha. Pemerintah bersama instansi/institusi yang

memiliki dana CSR dapat bekerjasama dalam memberikan bantuan alat dan

mesin produksi yang hemat energi bagi pelaku usaha sekaligus memberikan

pelatihan penggunaan dan perawatannya5. Selain itu, program konversi

5 Dari hasil liaison diperoleh informasi bahwa terjadi penghematan biaya energi yang signifikan setelah

perusahaan melakukan konversi energi dari listrik menjadi gas. Biaya investasi yang dikeluarkan

mampu ditutupi oleh penghematan biaya energi bulanan dalam jangka waktu kurang dari 1 tahun. Suatu

perusahaan mempunyai biaya energi yang nyaris nol dengan cara memanfaatkan limbah produksi

sebagai bahan bakar turbin.

BOKS. 1 PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

35

energi ini perlu mendapat perhatian mengingat bagi pelaku usaha konversi

energi tersebut membutuhkan investasi yang signifikan sehingga

membutuhkan pihak perbankan dalam hal permodalan. Namun dalam jangka

panjang, program ini akan bermanfaat mengurangi biaya produksi yang pada

akhirnya akan berefek pada peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi

secara keseluruhan. Salah satu bentuk PSBI Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi dalam bentuk bantuan alat adalah bantuan berupa

handtractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung,

Batanghari.

Sebagaimana pada opsi peningkatan produktivitas, pada opsi penurunan

biaya produksi ini juga dapat dilakukan perluasan akses kredit oleh

masyarakat terhadap pelaku usaha khususnya UMKM untuk menghindarkan

mereka dari rentenir atau pihak lainnya yang memberikan pinjaman dengan

bunga yang sangat tinggi. Peran ini dapat dilakukan oleh Bank Indonesia

bekerjasama dengan industri perbankan dan Pemerintah Daerah. Di Provinsi

Jambi, upaya yang dilakukan pemerintah daerah, Bank Indonesia dan PT. BPD

Jambi terhadap kredit mikro adalah:

1) Kredit Usaha Penguatan Ekonomi Masyarakat (KUPEM) kepada semua

usaha kecil yang disalurkan PT BPD Jambi dan SKPD terkait di Provinsi

Jambi dengan sistem executing dan chanelling dengan tingkat suku

bunga khusus.

2) Penyaluran kredit dengan sistem berbagi risiko

Penyaluran kredit ini dilakukan terhadap sektor usaha kecil dimana risiko

atas kredit tersebut ditanggung oleh pihak pemerintah daerah, bank dan

perusahaan penjaminan. Kredit ini telah dilakukan PT BPD Jambi bersama

dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Batanghari dan Askrindo.

3. Menurunkan Pd : Penurunan biaya distribusi

Perbaikan infrastruktur jalan

Bantuan hand tractor kepada Kelompok Tani Karya Abadi di Desa Teluk Pemayung, Batanghari

Diskusi dengan Organda Provinsi Jambi dan perusahaan transportasi barang dan jasa

BOKS 1. PENGUATAN PERAN BI DAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III - 2013

36

Infrastruktur jalan yang baik akan mengurangi waktu tempuh dan biaya

transportasi. Selain bermanfaat dalam hal pengurangan biaya, infrastruktur

yang baik akan memperlancar arus barang dan jasa dan meminimalkan

gangguan pasokan. Perbaikan infrastruktur jalan ini selalu menjadi

rekomendasi kepada pemerintah daerah dalam setiap pertemuan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jambi, Kota Jambi dan Merangin

yang sejalan dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri No.027/1696/SJ tanggal

2 April 2013 tentang Menjaga Keterjangkauan Barang dan Jasa Di Daerah.

Penyediaan moda transportasi masal dan lebih murah.

Moda transportasi masal yang murah dapat mengurangi biaya distribusi per

unit barang dan jasa dan membuat ekonomi menjadi lebih efisien dan

terhidar dari pemborosan energi.

Percepatan realisasi pembangunan pelabuhan Ujung Jabung untuk

memperlancar kegiatan ekspor dan impor barang.

Pelaku usaha Provinsi Jambi yang berorientasi ekspor dan berbahan baku

impor mengalami kendala dalam hal transportasi melalui laut mengingat

kondisi saat ini prosedur pengiriman dari Jambi harus transit di Singapura

yang menyebabkan biaya ekspor dari Jambi menjadi lebih mahal

dibandingkan ekspor dari Palembang, Medan dan Surabaya yang mempunyai

pelabuhan langsung berbatasan dengan samudera. Pembangunan pelabuhan

Ujung Jabung sekaligus kawasan industri diharapkan menghasilkan

pelabuhan yang dapat disinggahi kapal besar sehingga menimbulkan efisiensi

proses distribusi baik dari sisi waktu maupun biaya.

Mengurangi kelangkaan bahan bakar

Kelangkaan bahan bakar menyebabkan terjadinya pembengkakan biaya

distribusi. Terjadi pemborosan waktu, tenaga dan energi dalam ekonomi.

Jadi, begitu banyak peran yang dapat Bank Indonesia dan Pemerintah lakukan untuk

mendukung pelaku usaha. Bank Indonesia berkomitmen penuh untuk berperan aktif

bersama pemerintah dan instansi terkait dalam menciptakan iklim ekonomi yang

kondusif dan menjaga tingkat inflasi yang rendah serta melakukan program-program

yang berkaitan dengan pengembangan sektor riil dan UMKM melalui kewenangan yang

dimilikinya.

37

BAB II INFLASI

A. Kajian Umum

Pada triwulan III-2013, inflasi kota Jambi tercatat 7,96% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan dengan pencapaian triwulan sebelumnya (5,24%) serta rata-rata

inflasi triwulan III dalam tiga tahun terakhir (5,90%). Namun demikian, Inflasi

Jambi tersebut masih lebih rendah dari inflasi nasional (8,4%) (gambar 2.1).

Gambar 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, faktor utama meningkatnya inflasi

kota Jambi disebabkan oleh meningkatnya inflasi administered prices dan volatile

food masing-masing sebesar 16,57% (yoy) dan 9,73% (yoy). Sumber utama

peningkatan inflasi administered prices adalah meningkatnya harga BBM, tarif

dasar listrik (TDL), tarif angkutan, dan tarif PDAM.13 Sedangkan inflasi volatile

foods bersumber dari peningkatan permintaan sehubungan dengan hari lebaran

yang tidak diimbangi dengan kecukupan pasokan komoditas khususnya bawang

merah dan cabe merah akibat terjadinya gagal panen pada daerah pemasok

komoditas tersebut.

13Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

7.99

4.45

5.31

2.76 3.90

6.80

4.43

4.22

6.06

5.24

7.96

6.65

5.54

4.61

3.79 3.97

4.53 4.31

4.305.90

5.90

8.40

0

5

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2011 2012 2013

Persen (%)

Kota Jambi Nasional

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

38

Gambar 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy)

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Berdasarkan perhitungan triwulanan, perkembangan harga di triwulan

laporan tercatat sebesar 3,53%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

(1,82%) dan rata-rata inflasi triwulan III selama tiga tahun terakhir (2,53%).

Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Juli, Agustus dan

September 2013 masing-masing sebesar 3,25%, 1,20% dan -0,92%.

Tingkat inflasi di Kota Jambi berada di urutan ke-7 (tujuh) dari daftar kota

dengan tingkat inflasi tertinggi di Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota

Padang, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Banda Aceh. (gambar 2.3).14

Gambar2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per September 2013

Sumber :DSM Bank Indonesia dan BPS Provinsi Jambi

14Sumber: DSM, Bank Indonesia.

3.91

6.80

4.43 4.226.06

5.24

7.96

-5

0

5

10

15

20

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013

%(y-o-y)

Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

Band

a Ac

eh

Lhok

seum

awe

Bata

m

Pale

mba

ng

Pang

kal P

inan

g

Pada

ng S

idem

puan

Dum

ai

Band

ar L

ampu

ng

Paka

nbar

u

Jam

bi

Sibo

lga

Pem

atan

g Si

anta

r

Med

an

Beng

kulu

Tanj

ung

Pina

ng

Pada

ng

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan kelompoknya, sumbangan terbesar pada triwulan ini

bersumber dari kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan dengan

kontribusi sebesar 1,64% (qtq) (tabel 2.1). Tingginya inflasi kelompok transpor,

komunikasi, dan jasa keuangan tersebut (10,93%) disebabkan oleh kenaikan tarif

angkutan paska kenaikan harga BBM serta meningkatnya permintaan angkutan

udara, angkutan antar kota sehubungan dengan liburan anak sekolah serta hari

lebaran (tabel 2.2).

Selain itu, sub kelompok bahan makanan dan makanan jadi, minuman,

rokok dan tembakau juga memberikan sumbangan inflasi yang cukup besar

masing-masing sebesar 2,35% dan 2,73%, seiring dengan peningkatan harga

pada kedua sub kelompok tersebut pada bulan Ramadhan dan lebaran lalu. Sub

sektor perumahan, air, listrik dan bahan bakar juga memberikan kontribusi

sumbangan yang cukup besar terhadap inflasi (2,21%) karena sejalan dengan

adanya kenaikan BBM, TDL dan tarif PDAM.

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn

I Bahan Makanan -0.24 (0.07) 4.91 1.46 1.87 0.57 2.35 0.76

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.39 0.27 1.37 0.27 1.35 0.27 2.73 0.52

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 0.93 0.19 0.83 0.17 1.71 0.34 2.21 0.43

IV Sandang 1.84 0.11 -0.60 -0.04 -1.68 -0.10 2.01 0.11

V Kesehatan 0.58 0.02 0.44 0.02 0.42 0.02 0.44 0.02

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.54 0.03 0.43 0.02 -0.07 0.00 0.92 0.05

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 2.54 0.37 1.18 0.17 4.97 0.72 10.93 1.64

INFLASI 0.92 0.92 2.08 2.08 1.82 1.82 3.53 3.53

Sumber: BPS (diolah)

Triwulan III-2013

(q-t-q, %)

Triwulan II-2013

(q-t-q, %)KELOMPOK

Triwulan I-2013

(q-t-q, %)

Triwulan III-2012

(q-t-q, %)

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

40

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi

terbesar adalah bensin; bawang merah; dan angkutan dalam kota (Juli 2013),

bawang merah; angkutan udara; dan tarif listrik (Agustus 2013) serta daging

ayam; tarif air minum PAM; dan tempe (September 2013).

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I. BAHAN MAKANAN -0.24 1.96 4.91 11.59 1.87 6.74 2.35 9.52a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA 5.15 11.52 -1.75 5.85 0.41 4.67 4.60 4.12b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA -10.55 -6.95 -4.29 2.20 16.15 4.16 8.38 26.19c. IKAN SEGAR 1.65 -4.82 -2.27 3.27 -1.69 1.39 3.21 2.96d. IKAN DIAWETKAN 1.05 5.22 1.56 4.14 4.72 6.16 -1.00 4.00e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 4.13 7.22 -1.48 3.43 4.12 7.01 3.55 6.41f. SAYUR-SAYURAN 26.98 5.06 2.16 28.35 2.78 20.13 2.09 -3.42g. KACANG-KACANGAN 14.52 12.73 0.30 22.94 -0.23 21.59 22.90 30.48h. BUAH-BUAHAN 16.95 5.27 14.61 20.95 -10.04 12.39 0.22 -3.69i. BUMBU-BUMBUAN -37.64 -11.89 65.49 59.05 1.33 12.95 -14.94 54.07j. LEMAK DAN MINYAK 1.09 -1.72 0.34 -6.42 -1.24 -5.95 3.33 -3.86k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 5.89 9.35 0.74 7.26 3.11 8.81 0.57 3.34II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.39 7.44 1.37 4.80 1.35 4.61 2.73 5.99a. MAKANAN JADI 1.34 5.77 1.59 3.65 1.64 5.07 3.97 7.80b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 2.01 11.55 0.79 7.18 0.34 2.21 0.24 0.45c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 1.17 9.03 1.19 6.13 1.27 4.96 1.31 5.11III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 0.93 7.93 0.83 3.58 1.71 3.86 2.21 5.17a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 0.73 9.24 0.13 5.50 0.43 2.86 1.52 3.67b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 1.58 7.99 1.94 0.49 4.84 6.50 4.21 9.26c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.26 0.15 0.61 0.92 0.03 0.87 1.34 1.96d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 0.64 6.57 1.98 4.18 1.03 4.08 0.57 4.00IV. SANDANG 1.84 1.80 -0.60 1.47 -1.68 -0.28 2.01 -0.12a. SANDANG LAKI-LAKI 1.21 0.52 0.76 2.96 0.57 2.78 0.64 2.20b. SANDANG WANITA 0.30 -1.04 0.85 1.43 0.24 1.74 1.11 2.57c. SANDANG ANAK-ANAK 0.52 5.82 0.36 2.22 0.56 1.55 0.17 1.19d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 4.68 2.23 -3.54 -0.25 -6.85 -5.87 5.58 -5.05V. KESEHATAN 0.58 1.29 0.44 1.64 0.42 2.07 0.44 1.92a. JASA KESEHATAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN 2.88 3.27 1.15 4.26 0.49 4.56 0.13 1.77c. JASA PERAWATAN JASMANI 0.13 6.07 0.00 5.58 1.84 7.52 2.78 10.37d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 0.17 0.51 0.64 1.05 0.46 1.64 0.43 1.90VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.54 2.90 0.43 1.95 -0.07 0.99 0.92 1.37a. JASA PENDIDIKAN 0.56 2.51 0.00 1.73 0.00 0.56 1.11 1.11b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.77 6.27 0.00 3.45 0.00 0.76 4.02 4.01c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 1.06 9.31 1.81 3.74 -0.32 2.36 -0.67 0.61d. REKREASI -0.11 -2.54 0.92 0.70 -0.13 1.46 0.86 2.45e. OLAHRAGA 0.06 1.05 0.00 0.06 0.17 0.23 0.04 0.21VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 2.54 3.34 1.18 4.91 4.97 9.58 10.93 18.55a. TRANSPOR 3.82 4.79 1.76 6.64 7.37 13.90 15.61 26.84b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.00 0.06 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.00 1.26 0.00 4.24 0.00 2.94 1.50 4.49d. JASA KEUANGAN 0.70 0.70 0.41 1.12 0.00 1.12 0.00 0.41

INFLASI (UMUM) 0.92 4.43 2.08 6.06 1.82 5.24 3.53 7.96

Sumber: BPS (diolah)

Triwulan I-2013 Triwulan II-2013 Triwulan III-2013Triwulan III-2012KELOMPOK/SUBKELOMPOK

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan III-2013

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,35%(qtq) dengan

sumbangan inflasi mencapai 0,76%. Pada triwulan III-2013 trend harga bahan

makanan mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya permintaan selama

puasa dan hari lebaran yang tidak diimbangi dengan cukupnya pasokan akibat

gagal panen pada beberapa komoditas seperti bawang merah dan cabe merah

(terutama pada bulan Juli dan Agustus). Namun demikian seiring dengan

TW III-2013 TW III-2013

Sumbangan Sumbangan

JULI JULI

1 Bensin 0.9283 1 Udang Basah -0.0535

2 Bawang Merah 0.5373 2 Bawang Putih -0.0413

3 Angkutan Dalam Kota 0.4129 3 Jeruk -0.0401

4 Beras 0.1830 4 Emas Perhiasan -0.0355

5 Cabe Merah 0.1532 5 Bahan bakar rumah tangga -0.0349

6 Angkutan Antar Kota 0.1025 6 Petai -0.0322

7 Nila 0.0946 7 Tomat Sayur -0.0278

8 Telur Ayam Ras 0.0831 8 Kol Putih/Kubis -0.0207

9 Daging Sapi 0.0791 9 Minyak Goreng -0.0141

10 Kentang 10 Personal Komputer/Desktop -0.0133

2.5740 -0.3134

AGUSUTUS AGUSUTUS

1 Bawang Merah 0.1919 1 Daging ayam ras -0.2119

2 Angkutan Udara 0.1634 2 Telur ayam ras -0.0353

3 Tarif Listrik 0.1055 3 Bahan bakar rumah tangga -0.0284

4 Beras 0.0817 4 Petai -0.0225

5 Angkutan Antar Kota 0.0781 5 Bawang Putih -0.0189

6 Kacang Panjang 0.0775 6 Nanas -0.0155

7 Pepaya 0.0640 7 Apel -0.0109

8 Sewa Rumah 0.0618 8 Cabe rawit -0.0095

9 Udang Basah 0.0574 9 Pasir -0.0085

10 Tomat Buah 0.0572 10 Batu bata/batu tela -0.0084

0.9385 -0.3698

SEPTEMBER SEPTEMBER

1 Daging Ayam Ras 0.3574 1 Bawang Merah -0.8694

2 Tarif Air Minum PAM 0.2014 2 Cabe Merah -0.4807

3 Tempe 0.1704 3 Nila -0.0882

4 Tahu Mentah 0.0992 4 Udang Basah -0.0842

5 Emas Perhiasan 0.0714 5 Angkutan Antar Kota -0.0776

6 Gado-gado 0.0640 6 Kacang Panjang -0.0766

7 Beras 0.0432 7 Pisang -0.0639

8 Kontrak Rumah 0.0416 8 Angkutan Udara -0.0589

9 Kue Kering Berminyak 0.0309 9 Petai -0.0431

10 Lambak 0.0306 10 Jeruk -0.0419

1.1101 -1.8845

Sumber : BPS (diolah)

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

42

terjadinya panen, pada periode akhir triwulan laporan (September 2013), bawang

merah dan cabe merah justru menjadi komoditas penyumbang deflasi tertinggi

kota Jambi. Kelompok bahan makanan yang menjadi penyumbang inflasi pada

bulan September tersebut berasal dari daging ayam ras, tahu, dan tempe.

Kenaikan harga bahan baku kedelai yang sebagian besar berasal dari impor

akibat terdepresiasinya nilai tukar rupiah menjadi pemicu kenaikan harga tahu

dan tempe.

Harga komoditi

bumbu-bumbuan seperti

bawang merah yang

meningkat semenjak

bulan Juli lalu, mulai

menunjukkan penurunan

harga di bulan September

sejalan dengan masuknya

periode panen pada

daerah penghasil bawang merah (Brebes) serta mulai masuknya bawang merah

impor paska implementasi pembukaan keran impor oleh Pemerintah. Namun

demikian, pembatasan jumlah impor dalam rangka menjaga produksi dalam

negeri, menyebabkan penurunan harga tersebut belum mencapai harga awal

sebelum terjadi kenaikan harga. Sebagai gambaran, sebelum terjadinya kenaikan

(Januari), harga rata-rata bawang merah di kota Jambi mencapai Rp17.806/kg.

Harga tersebut bergerak fluktuatif dan mencapai puncaknya pada bulan Juli dan

Agustus yang meningkat menjadi Rp44.500/kg dan Rp46.433/kg. Setelah

dibukanya keran impor dan datangnya musim panen pada daerah penghasil

bawang merah (Brebes) serta turunnya jumlah permintaan paska puasa dan

lebaran, harga bawang merah pada bulan September 2013 turun menjadi

Rp23.667/kg namun belum kembali ke level sebelumnya.

Sementara itu, pada awal triwulan laporan harga cabe merah meningkat

tajam ke level Rp 34.100/kg sejalan dengan permintaan yang tinggi selama bulan

puasa. Selain itu, perilaku pedagang yang memanfaatkan momen meningkatnya

permintaan pada bulan puasa untuk mendapatkan margin keuntungan yang

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/kg)

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

lebih besar serta keterlambatan pasokan di pelabuhan Merak karena faktor cuaca

yang berimbas pada biaya distribusi turut menjadi pemicu naiknya harga cabe

merah.

Berdasarkan Penelitian yang pernah dilakukan Kantor Perwakilan Bank

Indonesia Provinsi Jambi pada tahun 2010 tentang supply chain komoditas

penyumbang inflasi terbesar di kota Jambi, diketahui bahwa 78% kebutuhan

cabe merah di kota Jambi dipasok dari wilayah lain terutama Jawa, dan

didistribusikan ke daerah sekitar kota Jambi dan kabupaten tetangga.

Sehubungan dengan hal tersebut serta dalam rangka pengendalian inflasi kota

Jambi khususnya dari sektor fluktuasi harga cabe merah, maka sejak tahun 2012

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi bekerjasama dengan Dinas

Pertanian Kota Jambi merintis pengembangan klaster sentra produksi cabe merah

di Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Hasilnya, pada bulan Agustus 2013,

klaster cabe binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi tersebut

berhasil melakukan panen raya sehingga mampu memberikan kontribusi positif

bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat serta menurunkan harga cabe merah di

pasaran.

Meningkatnya harga daging-dagingan didorong oleh meningkatnya harga

daging ayam ras dan daging sapi. Harga daging ayam ras pada awal triwulan

tercatat pada level yang cukup tinggi, yakni Rp28.700/kg. Harga tersebut sempat

turun pada bulan Agustus 2013 menjadi Rp 25.533/kg dan kembali meningkat

pada bulan September 2013 menjadi Rp 28.267/kg. Keterbatasan pasokan DOC

ayam menyebabkan harga jualnya cenderung meningkat. Sementara itu,

kenaikan harga daging sapi yang terjadi sejak triwulan yang lalu masih berlanjut

sampai dengan triwulan laporan, dan kenaikan tertinggi tercatat pada bulan

Agustus 2013 yang mencapai Rp 108.667/kg.

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

44

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras

Harga beras di tingkat internasional menunjukkan penurunan sebesar

6,73%, sedangkan harga beras di Jambi pada triwulan laporan mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 7,89%.

Perkembangan harga

tepung terigu merek Segitiga

Biru pada triwulan laporan

relatif stabil di level

Rp10.000/kg. Sementara di

tingkat internasional, harga

gandum yang merupakan

bahan baku tepung terigu

mengalami penurunan sebesar

2,61% (qtq).15

15Satu bushel setara dengan 27 kg.

0100020003000400050006000700080009000

0123456789

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Jagung internasional (aksis kiri)

Jagung pipilan kering (aksis kanan)

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

110,000

120,000

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Daging Ayam Broiler, LHS Daging Sapi Murni, RHS

-

50

100

150

200

250

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012 2013

Thousa

nds

(Rp ribu/Kg)

Sumber: Bloomberg, indexmundi.com & Disperindag Prov. Jambi

(USD/CWT)

Beras internasional (aksis kiri)

Beras King (aksis kanan)

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu

5000

6000

7000

8000

9000

10000

11000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

Harga rata-rata Crude

Palm Oil (CPO) di tingkat

internasional pada triwulan

laporan relatif stabil. Harga

rata-rata CPO internasional

mencapai USD 721,98/metric

ton, menurun 4,55% (qtq) dari

triwulan sebelumnya (USD

756,37/metric ton). Berbanding

terbalik dengan harga internasional, harga minyak goreng meningkat dari

Rp9.122/liter triwulan lalu menjadi Rp9.689/liter di triwulan laporan.

2. Kelompok Makanan Jadi

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi 5,99% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 2,73% (qtq). Berdasarkan sub

kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi

3,97% (qtq) yang disebabkan oleh peningkatan ekspektasi inflasi pada level

pedagang makanan jadi akibat kenaikan harga BBM. Selanjutnya sub kelompok

minuman yang tidak beralkohol mengalami inflasi 0,24% (qtq) akibat

meningkatnya permintaan minuman kaleng selama hari lebaran dan sub

kelompok tembakau dan minuman beralkohol mengalami inflasi 1,31% (qtq)

yang dipicu oleh meningkatnya harga tembakau dan rokok.

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan III-

2013 mengalami inflasi sebesar 2,21% (qtq) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya

yaitu 1,71% (qtq), dengan laju inflasi tahunan 5,17% (yoy). Berdasarkan sub

kelompoknya, inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga pada sub

kelompok bahan bakar, penerangan, dan air sebesar 4,21% (qtq), biaya tempat

tinggal 1,52% (qtq), perlengkapan rumah tangga sebesar 1,34% (qtq), serta

penyelenggaraan rumah tangga 0,57% (qtq). Pemicu terjadinya inflasi pada sub

kelompok bahan bakar, penerangan, dan air adalah kenaikan tarif air PAM pada

Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(Ringgit/Ton)

CPO internasional (aksis kiri)

Minyak goreng lokal (aksis kanan)

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

46

bulan September 2013 dan kenaikan tarif tenaga listrik pada awal triwulan

laporan. Perubahan ketentuan kredit properti (Loan to Value (LTV)) turut menjadi

pemicu inflasi pada sub kelompok biaya tempat tinggal.

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang

pada triwulan III-2013 secara

tahunan mengalami deflasi

sebesar 0,12%(yoy) setelah

pada triwulan sebelumnya

juga mengalami deflasi

sebesar 0,28%(yoy). Namun

demikian, secara triwulanan

mengalami inflasi sebesar

2,01% (qtq). Terjadinya inflasi pada kelompok ini terutama disumbangkan oleh

inflasi barang yang tergolong barang pribadi dan sandang lainnya (5,85%/yoy).

Mulai meningkatnya harga emas di pasar internasional dan lokal pada bulan

Agustus dan September menjadi rata-rata USD 1.350,51/troy ounce, serta

depresiasi nilai tukar rupiah mendorong terjadinya peningkatan harga emas

perhiasan di Jambi.16

5. Kelompok Kesehatan

Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan mengalami

inflasi sebesar 0,44%(qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya (0,42% (qtq)).

Inflasi yang terjadi utamanya bersumber dari meningkatnya harga jasa perawatan

jasmani yang mencapai 2,78% (qtq) sejalan dengan meningkatnya tarif salon.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar

0,92% (qtq), sementara pada triwulan yang lalu terjadi deflasi 0,07% (qtq).

Peningkatan harga tersebut terjadi pada sub kelompok kursus-kursus/pelatihan

16Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

Sumber: Bloomberg

(USD/troy ounce)

INFLASI

TRIWULAN III-2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

47

dan jasa pendidikan sejalan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah pada

triwulan laporan.

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan meningkat 10,93% (qtq). Berdasarkan sub

kelompoknya, inflasi pada kelompok ini utamanya bersumber dari

meningkatnya sub kelompok transpor sebesar 15,61% (qtq) atau 26,84% (yoy)

dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 1,50% (qtq).

Peningkatan harga BBM yaitu premium dari Rp4.500/l menjadi Rp6.500/l

serta solar dari Rp4.500/l menjadi Rp5.500/l menjadi penyebab utama inflasi

tersebut. Harga BBM yang meningkat per 22 Juni 2013 terasa dampaknya pada

inflasi bulan Juli dan Agustus. Selanjutnya, kenaikan harga BBM menyebabkan

adanya penyesuaian tarif angkutan dimana tarif angkutan dalam kota

meningkat 50% sementara tarif angkutan luar kota dalam provinsi meningkat

27%. Kenaikan harga angkutan udara seiring dengan meningkatnya

permintaan pra dan paska lebaran turut memiliki andil yang cukup besar pada

tekanan inflasi bulan Agustus. Namun demikian, pada bulan September,

tekanan inflasi yang bersumber dari BBM dan angkutan mulai mereda seiring

dengan mulai settle-nya ekspektasi masyarakat dengan harga BBM bersubsidi

yang berlaku saat ini.

Sejalan dengan kenaikan harga BBM di Indonesia, harga rata-rata minyak

di pasar internasional juga menunjukkan peningkatan sebesar 12,33%

dibandingkan periode triwulan II-2013 yaitu dari USD 94,17/barrel, menjadi USD

105,78/barrel.

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

0.00

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2012 2013

Sumber: Bloomberg

Harga Minyak (USD/Barrel)

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

49

49

BOKS. 2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

Boks.2

PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI (Sumber: FGD Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Dinas Perkebunan, Dinas

Pertanian,Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BULOG, Distributor Kedelai, dan KOPTI pada

tanggal 30 September 2013)

Kedelai, atau kacang kedelai merupakan jenis tanaman polong-polongan yang

mengandung sumber protein nabati dan menjadi dasar pembuatan kecap, tahu dan tempe yang

dominan dikonsumsi penduduk Indonesia. Kebutuhan kedelai pun meningkat setiap tahunnya

berbanding lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran

masyarakat akan gizi makanan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, produksi kedelai tahun 2012

(Angka Tetap) sebesar 3.516 ton biji kering atau mengalami penurunan produksi sebesar 2.153

ton biji kering 37,98 persen) dibanding tahun 2011. Pemenuhan kebutuhan kedelai di Provinsi

Jambi dihasilkan oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Tanjung Jabung Barat, Tebo dan Bungo

yang didominasi produksi Kabuapten Tanjung Jabung Timur sebesar 770 ton biji kering (21,905),

Tanjung Jabung Barat 707 ton (20,12%) dan Tebo sebesar 619 ton (17,60%). Penurunan ini

disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 1.754 hektar (38,44 %), sementara produktivitas

hanya naik sebesar 0,10 kuintal/hektar (0,81%). Pada tahun 2013, produksi kedelai (Angka

Ramalan I) diperkirakan akan meningkat menjadi 3.525 ton biji kering atau mengalami kenaikan

sebesar 9 ton (0,26 persen). Namun demikian, tingkat produksi tersebut hanya dapat memenuhi

18,05% dari total kebutuhan kedelai sampai dengan Desember 2013 (19.529 ton) atau masih

terdapat kekurangan pemenuhan kebutuhan kedelai sebesar 81,95%.

Untuk memenuhi kekurangan suplai kedelai tersebut, dilakukan impor kedelai dari luar

Provinsi Jambi yang notabene merupakan kacang kedelai yang diimpor dari luar Indonesia.

Kondisi tersebut mengakibatkan harga kedelai di Provinsi Jambi sangat dipengaruhi oleh harga

kedelai internasional dan nilai tukar rupiah. Untuk mengetahui permasalahan pemenuhan

kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi, KPw BI Provinsi Jambi melakukan diskusi dengan berbagai

pihak yaitu distributor kedelai, SKPD terkait dan KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe

Indonesia) Kota Jambi. Dari hasil diskusi diperoleh beberapa informasi yaitu:

1. Kebutuhan kedelai di Provinsi Jambi hanya mampu dipenuhi oleh produsen lokal sebesar

45%, selebihnya menggunakan produk impor.

2. Masalah terkait produksi kedelai

a. Alih fungsi lahan dari pertanian kedelai ke pertanian jagung/perkebunan kelapa

sawit/perkebunan karet di beberapa kota dan kabupaten karena petani merasa

keuntungan yang didapatkan dari bertanam kedelai lebih rendah dibandingkan

menanam produk lainnya.

b. Produktivitas kedelai lokal yang rendah menyebabkan petani kurang tertarik menanam

kedelai dan disikapi pemerintah melalui Peraturan Presiden No.32/2013 tentang

Penugasan Kepada Perum Bulog untuk Pengamanan Harga dan Penyaluran Kedelai.

Tujuan peraturan ini adalah agar petani mendapat keuntungan yang layak, dan menjual

kedelai kepada pengrajin tahu/tempe dengan harga tertentu sehingga harga jual produk

terjangkau masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan kebijakan ini, pemerintah telah

mengeluarkan peraturan tentang Penetapan Harga Pembelian/Penjualan Kedelai Petani

50

50

BOKS. 2 PERMASALAHAN KEDELAI DI PROVINSI JAMBI

TRIWULAN III - 2013 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

melalui Permendag No.25/2013. Harga Pembelian Kedelai Petani (HBP) Kedelai adalah

harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan sebesar Rp 7.000/kg.

c. Rendahnya kualitas kedelai lokal yang dijual di pasar akibat moral hazard petani kedelai

untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih besar dengan cara mengoplos

kedelai dengan jagung atau tanah gambut. Namun demikian, praktek tersebut justru

merugikan petani sendiri karena menurunkan harga jual kedelai tersebut padahal

kualitas kedelai lokal sangat bagus.

3. Permasalahan terkait distribusi yaitu:

a. Keterbatasan infrastruktur pelabuhan di Provinsi Jambi yang menghambat kegiatan

ekspor dan impor. Arus barang dari dan ke Jambi menggunakan pelabuhan di luar

Provinsi Jambi sehingga menambah biaya distribusi yang pada akhirnya mempengaruhi

harga pokok penjualan barang.

b. Infrastruktur jalan yang kurang memadai sehingga menyebabkan jarak tempuh dan

biaya distribusi meningkat.

c. Belum terbentuknya KOPTI (Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia) di

Kabupaten/Kota (kecuali Kota Jambi) sehingga mempersulit BULOG dalam

mendistribusikan dan mengendalikan harga kedelai.

4. Sebagian besar produsen merespon kenaikan harga kedelai seiring dengan melemahnya

nilai tukar dengan cara menaikkan harga jual di pasaran dan atau mengecilkan ukuran

produk. Namun demikian, untuk kenaikan harga kedelai yang tidak terlalu tinggi atau pada

saat terjadi gejolak nilai tukar yang tidak terlalu besar, produsen cenderung

mempertahankan harganya dan mengurangi margin keuntungannya.

Rekomendasi kepada pemerintah daerah atas permasalahan di atas adalah:

1. Menurunkan ketergantungan impor produk dan mengembangkan sentra produksi. Sentra

produksi tersebut mendapat pendampingan dari instansi terkait sampai dengan

penanganan pasca panen yang baik dan pembentukan pola pikir petani kedelai terhadap

kelangsungan usahanya. Melakukan ekstensifikasi dan intensifikasi lahan kedelai yang

optimal.

2. Penguatan kelembagaan koperasi/gapoktan melalui sosialisasi oleh pihak terkait sehingga

menjadi kelompok yang mandiri dan pembukaan jaringan KOPTI di kabupaten yang

memudahkan BULOG dalam menjalankan tugasnya sesuai Perpres No.32/2013.

3. Penetapan tata ruang kota khusus hortikultura untuk mencegah alih fungsi lahan.

4. Mempercepat realisasi pembangunan pelabuhan samudera Ujung Jabung dan

meningkatkan kualitas infrastruktur jalan terutama dari dan menuju daerah sentra produksi

sehingga menghemat biaya produksi dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).

51

BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan III-2013 secara umum menunjukkan

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya baik dari sisi aset, penghimpunan

dana maupun penyaluran kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan

bank pelapor naik sebesar 251 bps menjadi sebesar 118,53%. Namun demikian

peningkatan LDR tersebut diiringi dengan sedikit penurunan kualitas kredit yang

tercermin dari peningkatan rasio NPL dari triwulan sebelumnya sebesar 1,93%

menjadi 2,25%.

A.Perkembangan Kelembagaan20

Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah

kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan III-2013

mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya sebanyak 376 kantor bank menjadi

378 kantor bank seiring dengan beroperasinya Bank Mestika dan Bank Artha Graha.

Secara lebih rinci dari 378 kantor bank di Provinsi Jambi tersebut, 33 (tiga puluh tiga)

di antaranya merupakan bank umum yang terdiri dari 352 kantor, serta 16 (enam

belas) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang terdiri dari 26 kantor. Dari 33 (tiga puluh

tiga) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi tersebut, 28 (dua puluh delapan)

di antaranya merupakan bank konvensional, sedangkan 5 (lima) bank lainnya

merupakan bank syariah. Meskipun kategori usahanya termasuk bank konvensional,

namun 3 (tiga) dari 28 (dua puluh delapan) bank konvensional yang beroperasi di

wilayah Jambi memiliki Unit Usaha Syariah. Ketiga bank tersebut adalah Bank Jambi

Unit Usaha Syariah, Bank CIMB Niaga Unit Usaha Syariah, dan Bank Sinarmas Unit

Usaha Syariah.

20 Rincian jumlah Kantor Bank Umum dan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat

pada halaman lampiran.

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

52

Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, sebagian besar yaitu

36,24% atau 137 (seratus tiga puluh tujuh) kantor dari seluruh kantor bank di

Provinsi Jambi berada di kota Jambi, diikuti oleh Kabupaten Bungo dan Muara Jambi

masing-masing sebanyak 36 (tiga puluh enam) kantor atau sebesar 9,52% (Tabel

3.1.). Sementara kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya adalah Kota

Sungai Penuh, yaitu hanya sebanyak 5 (lima) kantor atau (1,32%).

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

B.Bank Umum

1. Perkembangan Aset Bank

Total aset bank umum di Provinsi Jambi tumbuh 2,53% dari Rp27.833,63

miliar pada triwulan sebelumnya menjadi Rp28.538,63 miliar namun melambat

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,57%) (Grafik 3.1.). Dibandingkan

dengan posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 18,10%.

Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank

pemerintah, bank swasta, dan bank syariah, masing-masing sebesar Rp167,88 miliar

(0,92%), Rp502,33 miliar (6,74%), dan Rp34,79 miliar (1,57%). Berdasarkan

pangsanya, aset perbankan terbesar adalah dari bank pemerintah Rp18.340,31 miliar

(64,26%), diikuti oleh bank swasta Rp7.950,23 miliar (27,86%) dan bank syariah

Rp2.248,09 miliar (7,88%).

Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3

Kota Jambi 125 125 127 132 133 135 137 36.24

Kerinci 22 23 23 23 23 23 23 6.08

Bungo 31 32 33 36 36 36 36 9.52

Muara Jambi 31 31 33 36 36 36 36 9.52

Sarolangun 26 27 29 31 31 31 31 8.20

Tebo 19 19 19 22 23 23 23 6.08

Merangin 22 24 26 31 31 31 31 8.20

Batanghari 20 20 21 23 24 24 24 6.35

Tanjung Jabung Barat 22 22 22 22 22 22 22 5.82

Tanjung Jabung Timur 7 7 8 10 10 10 10 2.65

Sungai Penuh 4 5 5 5 5 5 5 1.32

T O T A L 329 335 346 371 374 376 378 100.00

Pangsa

(%)JUMLAH BANK

20132012

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi (dalam satuan triliun rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar

Rp19,52 triliun, meningkat 1,91% (Rp366,32 miliar) dari triwulan sebelumnya

(Rp19,15 triliun) (Grafik 3.2.). Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar 8,95%,

meningkat dibanding pertumbuhan triwulan lalu (8,76%). Pertumbuhan DPK yang

dalam setahun terakhir ini menunjukkan perlambatan kini mulai menunjukkan

peningkatan seiring dengan naiknya suku bunga simpanan bank mengikuti kenaikan

BI-rate. Berdasarkan komposisinya, peningkatan terbesar disebabkan oleh

meningkatnya penempatan pada deposito yang mencapai 12,13% (yoy). Sementara

itu, tabungan dan giro tumbuh masing-masing sebesar 10,16% (yoy) dan 1,55%

(yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, penempatan giro turun cukup

signifikan sejalan dengan dengan mulai terealisasinya Anggaran Penerimaan dan

Belanja Daerah (APBD) yang sebelumnya ditempatkan pada rekening giro.

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

19 20 21 21

23 24 24 24

27 28 29

8.64 7.65

3.71 1.51

9.76

3.17 1.61 1.29

8.76

4.57 2.53

23.61

27.67 25.94

23.12 24.38

19.20 16.80 16.54 15.48

17.04 18.10

0

5

10

15

20

25

30

-

5

10

15

20

25

30

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13

Persen

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan q-t-q (%) Pertumbuhan y-o-y (%)

3,866 3,373 3,688 3,763 3,753 4,120 3,745

4,634 5,031 5,089 4,050 5,131 5,388 5,706

8,755 9,208 9,141 10,132 9,492 9,646 10,070

17,255 17,612 17,918 17,945 18,376

19,155 19,521

-

4,000

8,000

12,000

16,000

20,000

24,000

Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13

Rp (dalam jutaan)

Tabungan Simp Berjangka Giro DPK

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

54

Berdasarkan kelompok bank, penghimpunan DPK mayoritas berasal dari

bank pemerintah dan mencapai Rp12.809,16 miliar (65,62%), diikuti oleh bank

swasta nasional Rp5.573,08 miliar (28,55%) dan bank syariah Rp1.138,73 miliar

(5,83%) (Tabel 3.2). Bank Syariah mengalami akselerasi pertumbuhan penghimpunan

DPK mencapai 46,53% (yoy), sementara bank pemerintah dan bank swasta nasional

masing-masing sebesar 8,72% (yoy) dan 4,01%(yoy).

Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan golongan pemilik, tumbuhnya DPK terutama berasal dari

penempatan oleh pemerintah daerah dan perseorangan. DPK oleh pemerintah daerah

meningkat Rp278,61 miliar dalam setahun ini menjadi Rp3.950,76 miliar (meningkat

7,59%). Tingginya pendapatan APBD serta adanya sisa lebih perhitungan anggaran

tahun lalu (SILPA) menyebabkan terjadinya peningkatan simpanan pemerintah daerah

di triwulan laporan. Namun demikian jumlah penempatan oleh pemerintah daerah

tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya karena mulai terealisasinya APBD.

Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III q-t-q y-o-y

11,782,102 11,521,957 12,281,783 12,922,185 12,809,164 -0.87% 8.72%

1 2,761,820 2,854,884 2,966,564 3,221,551 2,717,057 -15.66% -1.62%

2 5,802,879 6,560,565 5,989,720 6,074,794 6,292,275 3.58% 8.43%

3 Simpanan Berjangka 3,217,403 2,106,508 3,325,500 3,625,840 3,799,833 4.80% 18.10%

5,358,250 5,584,108 5,203,578 5,097,258 5,573,083 9.33% 4.01%

1 782,894 690,317 613,758 660,092 750,965 13.77% -4.08%

2 2,974,148 3,155,100 3,080,196 3,043,183 3,270,743 7.48% 9.97%

3 Simpanan Berjangka 1,601,209 1,738,691 1,509,624 1,393,983 1,551,375 11.29% -3.11%

777,150 839,129 890,936 1,135,215 1,138,726 0.31% 46.53%

1 142,941 217,466 172,681 238,744 276,842 15.96% 93.68%

2 364,303 416,756 422,185 528,165 507,246 -3.96% 39.24%

3 269,906 204,907 296,070 368,306 354,638 -3.71% 31.39%

17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 1.91% 8.95%

1 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 -9.11% 1.55%

2 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 4.40% 10.16%

3 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847 5.90% 12.13%

Giro

Tabungan

Giro

Giro

Simpanan Berjangka

Simpanan Berjangka

Jumlah

Bank Syariah

Tabungan

Giro

Bank Pemerintah

Bank Konvensional

PertumbuhanURAIAN

2012 2013

Tabungan

Bank Swasta Nasional

Tabungan

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

Sementara DPK milik perseorangan yang mendominasi DPK di Jambi dengan pangsa

mencapai 65,23%, mengalami pertumbuhan 6,90% menjadi Rp12.729,28 miliar.

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat

mengalami peningkatan sebesar Rp708,81 miliar. Berdasarkan lokasinya, peningkatan

tersebut disebabkan oleh meningkatnya penghimpunan DPK di hampir seluruh

wilayah Jambi, kecuali Kabupaten Batanghari (Tabel 3.4.). Pertumbuhan

penghimpunan DPK terbesar terjadi di wilayah Kabupaten Sarolangun serta

Kabupaten Kerinci masing-masing sebesar Rp135,06 miliar (60,78%) dan Rp177,02

miliar (17,24%). Berdasarkan pangsanya, mayoritas penghimpunan DPK berlokasi di

Kota Jambi yang mencapai Rp13,18 triliun (67,49%) diikuti oleh Bungo sebesar

Rp1,37 triliun (7,03%).

Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share yoy

Penduduk/Residents

1 Pemerintah Pusat 110,646 138,194 128,807 123,306 143,604 0.74 29.79%

2 Pemerintah Daerah (Pemda) 3,672,156 2,087,516 3,821,755 4,227,594 3,950,762 20.24 7.59%

3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 40,134 26,433 30,978 30,149 31,195 0.16 -22.27%

4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 475,800 527,207 352,535 407,528 379,712 1.95 -20.19%

5 BUMD 38,044 47,853 35,389 58,419 40,173 0.21 5.60%

6 Lembaga Keuangan Non Bank 117,708 121,675 134,383 161,774 173,501 0.89 47.40%

7 Bukan Lembaga Keuangan 1,493,414 1,993,759 1,503,361 1,627,833 1,691,289 8.67 13.25%

8 Sektor Swasta Lainnya 57,217 69,194 80,742 329,109 375,263 1.92 555.86%

9 Perseorangan 11,907,155 12,925,202 12,278,358 12,184,119 12,729,279 65.23 6.90%

Jumlah 17,912,274 17,937,033 18,366,310 19,149,832 19,514,780 100 8.95%

Bukan Penduduk/Non-Residents 5,228 8,160 9,988 4,826 6,193 18.44%

Penduduk dan bukan penduduk 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,972 8.95%

Trw.I-2013 Trw.II-2013 Trw.III-2013No. Golongan Pemilik

Trw.III-2012 Trw.IV-2012

Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal Share Nominal Persen

1 Kab. Batanghari 773,531 730,007 785,137 825,672 660,154 3.38 (113,377) (14.66)

2 Kab. Sarolangun 222,208 177,266 307,734 377,066 357,268 1.83 135,060 60.78

3 Kab. Kerinci 1,026,562 965,779 1,108,471 1,147,320 1,203,577 6.17 177,015 17.24

4 Tanjung Jabung Barat 1,194,241 1,166,645 1,268,320 1,377,031 1,357,655 6.95 163,414 13.68

5 Tanjung Jabung Timur 316,458 183,516 319,517 400,302 362,735 1.86 46,277 14.62

6 Kab. Tebo 252,304 158,797 290,326 281,687 263,216 1.35 10,912 4.33

7 Kab. Merangin 741,333 742,265 715,083 730,486 767,783 3.93 26,450 3.57

8 Kab. Bungo 1,228,578 1,335,840 1,357,670 1,346,772 1,372,958 7.03 144,381 11.75

9 Kota Jambi 12,162,288 12,485,079 12,224,040 12,668,320 13,175,628 67.49 1,013,340 8.33

17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 100 708,805 8.95

Trw. III-13 Pertumbuhan (yoy)No. Kota/Kabupaten

Trw. I-13 Trw. II-13

JUMLAH

Trw. III-12 Trw. IV-12

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

56

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp914,33

miliar (4,11%) yaitu dari Rp22.223,93 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi

Rp23.138,26 miliar (Tabel 3.5.). Pertumbuhan penyaluran kredit terus menunjukkan

peningkatan dari waktu ke waktu. Dibandingkan posisi yang sama tahun lalu,

penyaluran kredit mengalami pertumbuhan mencapai 28,90%, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada tahun 2012 (27,68%).

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami baik oleh

bank konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional

membukukan pertumbuhan yang sedikit lebih tinggi (29,04% (yoy)) dibandingkan

bank syariah (27,39% (yoy)). Pangsa kredit bank konvensional mencapai 91,32%

sementara bank syariah sebesar 8,68%.

Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit terbesar adalah kredit konsumsi yang

mencapai 42,92%, diikuti dengan kredit modal kerja 32,21% dan kredit investasi

24,86%. Namun demikian kredit investasi masih menunjukkan akselerasi

pertumbuhan yang tinggi yaitu mencapai 76,92% (yoy) atau 4,94% (qtq). Kredit

investasi di Jambi utamanya dialokasikan pada sektor pertanian yang share-nya

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III q-t-q y-o-y

Kelompok Bank 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 4.11% 28.90%

1 Bank Pemerintah 10,757,293 11,528,848 12,358,995 12,768,570 14,129,012 14,694,069 4.00% 27.45%

2 Bank Swasta*) 4,635,731 4,846,380 5,230,708 5,560,810 6,152,437 6,436,729 4.62% 32.82%

3 Bank Syariah 1,450,063 1,575,838 1,697,973 1,833,179 1,942,478 2,007,462 3.35% 27.39%

Jenis Penggunaan 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 4.11% 28.90%

1 Modal Kerja 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 1.20% 7.79%

2 Investasi 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 4.94% 76.92%

3 Konsumsi 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 5.92% 27.58%

Sektor Ekonomi 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 4.11% 28.90%

1 Pertanian 2,379,914 2,645,774 3,028,774 3,236,828 3,760,313 3,995,028 6.24% 51.00%

2 Pertambangan dan Penggalian 85,464 105,342 112,898 155,226 109,958 99,822 -9.22% -5.24%

3 Industri 593,737 512,696 568,332 587,518 771,262 832,608 7.95% 62.40%

4 LGA 5,805 5,934 9,297 3,537 6,622 6,197 -6.42% 4.43%

5 Konstruksi 554,813 608,107 681,974 651,557 830,433 847,873 2.10% 39.43%

6 Perdagangan Hotel dan Restoran 4,400,752 4,469,047 4,766,386 4,959,617 5,575,797 5,602,869 0.49% 25.37%

7 Pengangkutan dan Komunikasi 209,596 270,627 283,620 303,945 301,212 329,769 9.48% 21.85%

8

Keuangan,Real estate dan Jasa

Perusahaan 856,073 902,947 948,469 986,614 1,137,928 1,134,966 -0.26% 25.70%

9 Jasa-jasa 835,742 646,134 650,370 632,928 353,660 357,355 1.04% -44.69%

10 Bukan Lapangan Usaha 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 5.92% 27.58%

URAIAN2012 2013 Pertumbuhan

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

57

mencapai 50,64%. Pada triwulan laporan, kredit investasi pertanian menunjukkan

peningkatan sebesar 5,54% (qtq) seiring denganmulai membaiknya harga komoditas.

Meskipun masih sangat tergantung akan kondisi ekonomi global, para pengusaha

berpendapat bahwa prospek perkebunan di Jambi masih akan baik ke depannya. Di

samping itu, kredit investasi pada usaha turunan dari perkebunan yaitu industri

pengolahan juga menunjukkan peningkatan sebesar 7,44% (qtq).

Sementara itu, kredit modal kerja, yang menunjukkan perputaran kredit dalam

jangka pendek, juga menunjukkan peningkatan dengan tumbuh 7,79% (yoy) atau

1,2% (qtq) menjadi Rp7,45 triliun. Mulai membaiknya harga komoditas berpengaruh

juga terhadap peningkatan aktivitas ekonomi termasuk kebutuhan akan kredit modal

kerja. Kredit konsumsi juga masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi

yaitu sebesar 27,58% (yoy) menjadi Rp9,93triliun atau meningkat sebesar 5,92%

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada

sektor industri yang mencapai 62,40% dan diikuti oleh sektor pertanian (51,00%)

serta sektor konstruksi (39,43%). Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh

kredit kepada bukan lapangan usaha, yaitu sebesar 42,92%, diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran (24,21%) dan sektor pertanian (17,27%). Dominasi

penyaluran kredit pada ketiga sektor tersebut mencapai 84,4% dari total outstanding

kredit.

Berdasarkan lokasi Proyek, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi

oleh perbankan sebesar Rp27,30 triliun, lebih tinggi dibandingkan kredit yang

disalurkan oleh perbankan Jambi (Rp23,14 triliun) dan menunjukkan bahwa terdapat

Rp4,16 triliun kredit yang disalurkan oleh perbankan di luar provinsi Jambi.

Dibandingkan tahun lalu, kredit tersebut meningkat sebesar 11,64% dari sebelumnya

Rp24,45 triliun (Tabel 3.6.). Kenaikan kredit tersebut terutama disebabkan oleh

meningkatnya kredit di kota Jambi sebesar Rp1,23triliun (11,46%/yoy).

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

58

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (diolah)

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp2.207,53 miliar

atau meningkat sebesar Rp185,74 miliar (9,19%) dari triwulan sebelumnya

(Rp2.021,79 miliar) (Tabel 3.7.). Meningkatnya undisbursed loan tersebut terutama

disebabkan oleh meningkatnya kelonggaran tarik kredit modal kerja sebesar

Rp225,78 miliar (14,65% (qtq)). Kredit modal kerja yang meningkat serta tingginya

kelonggaran tarik mencerminkan tingginya persetujuan kredit untuk jenis kredit ini

selama triwulan laporan. Di samping itu, masih tingginya kelonggaran tarik

menandakan masih berpeluangnya peningkatan kredit pada triwulan mendatang

terutama untuk kredit modal kerja.

Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 3,482,590 3,929,061 4,471,662 4,812,579 5,050,026 5,099,845

Pertambangan dan Penggalian 397,867 822,360 820,193 882,807 934,232 943,891

Industri Pengolahan 1,622,870 1,560,744 1,473,118 1,591,661 1,422,625 1,605,259

Listrik, Gas dan Air Bersih 18,865 18,238 34,915 35,738 206,162 205,195

Konstruksi 514,849 557,021 622,002 685,138 668,028 822,654

Perdagangan, Hotel dan Restoran 4,333,842 4,776,178 4,888,460 5,155,566 5,321,382 5,468,751

Pengangkutan dan Komunikasi 310,341 322,683 365,593 375,842 449,349 452,264

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 554,308 682,563 711,972 701,746 669,082 694,033

Jasa-jasa 1,392,000 1,303,379 1,153,939 1,176,874 1,207,393 1,192,307

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan Usaha 8,712,074 9,144,703 9,908,066 10,289,952 10,543,228 10,994,940

TOTAL 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,707,902 26,471,507 27,479,140

Sektor Ekonomi2012 2013

TW III TW IV TW I TW II TW III Nominal %

1 Investasi 189,242 178,824 230,045 477,751 438,163 (39,587) (8.29)

2 Konsumsi 89,719 18,590 14,883 2,543 2,099 (444) (17.45)

3 Modal kerja 1,504,962 1,392,690 1,527,558 1,541,494 1,767,269 225,775 14.65

1,783,923 1,590,104 1,772,485 2,021,788 2,207,531 185,744 9.19

Jenis Penggunaan

Total

KategoriPertumbuhan (qtq)20132012

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

59

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR)21 terus menunjukkan peningkatan sejalan dengan

tingginya pertumbuhan kredit dan masih terbatasnya pertumbuhan penghimpunan

DPK. LDR berdasarkan bank pelapor mencapai 118,53% meningkat 251 BPS

dibanding triwulan lalu (Grafik 3.3.). Semenjak triwulan III tahun 2012 lalu, LDR bank

umum sudah melebihi 100% yang menandakan lebih tingginya kredit yang

disalurkan dibandingkan dengan penghimpunan dananya.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik, tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) gross bank umum yaitu sebesar 2,25% (di bawah

ketentuan 5%), meskipun sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan lalu (1,93%)

(Tabel 3.8.).

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor

pertambangan dan penggalian, yaitu sebesar 8,79%, lebih tinggi dibanding

triwulan lalu (8,27%) dan di atas ketentuan 5% sejalan dengan kembali

menurunnya harga jual sektor pertambangan, dalam hal ini batu bara, yang

berdampak pada menurunnya kemampuan bayar debitur di sektor ini.

21 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK)

yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

91.05%95.64% 100.19%

107.48% 109.72%116.02% 118.53%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

0

5

10

15

20

25

Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12 Q1-13 Q2-13 Q3-13

Rp triliun

Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta) LDR Perbankan Jambi (persen)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

60

Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan

perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang

antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari

8,02% menjadi 7,37% seiring dengan adanya trend peningkatan suku bunga

simpanan dalam beberapa bulan terakhir mengikuti kenaikan BI Rate (Grafik 3.4.).

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam satuan %)

Sumber: LBU Bank Indonesia (diolah)

6. Perkembangan Kredit UMKM

Pertumbuhan kredit UMKM Jambi menunjukkan kecenderungan perlambatan

dalam beberapa waktu terakhir. Pertumbuhan kredit UMKM triwulan laporan

menurun -0,08% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya, namun demikian secara

Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)

1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 3,760,313 75,969 2.02 3,995,028 84,890 2.12

2. Pertambangan dan Penggalian 109,958 9,096 8.27 99,822 8,778 8.79

3. Industri 771,262 4,538 0.59 832,608 5,109 0.61

4. LGA 6,622 19 0.29 6,197 90 1.45

5. Konstruksi 830,433 8,828 1.06 847,873 13,019 1.54

6.Perdagangan Hotel dan Restoran 5,575,797 190,667 3.42 5,602,869 225,501 4.02

7Pengangkutan dan Komunikasi 301,212 1,380 0.46 329,769 2,264 0.69

8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 1,137,928 24,670 2.17 1,134,966 35,263 3.11

9. Jasa-jasa 353,660 7,708 2.18 357,355 7,792 2.18

10. Bukan Lapangan Usaha 9,376,743 106,419 1.13 9,931,771 138,543 1.39 22,223,927 429,294 1.93 23,138,260 521,247 2.25

TW II-13 TW III-13No Sektor Ekonomi

J U M L A H

10.127.18 7.17 7.71 7.95 8.26 8.31 8.21 8.02 7.77 7.37

0

5

10

15

20

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

Trw

IV

Trw

I

Trw

II

Trw

III

2011 2012 2013

Margin Deposito Kredit BI-rate

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

tahunan, kredit UMKM tersebut meningkat 18,97% (yoy). Pertumbuhan tersebut

berada di bawah angka pertumbuhan total kredit yang tumbuh 28,90% (yoy) (Grafik

3.5.). Menurunnya harga komoditas menyebabkan melambatnya aktivitas

perdagangan di masyarakat yang berdampak pada menurunnya penyaluran kredit

UMKM.

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

Sejalan dengan itu, pangsa kredit UMKM terhadap total kredit di Jambi juga

menunjukkan sedikit penurunan yaitu dari 39,45% di triwulan lalu menjadi 37,86%

(Grafik 3.6.). Berdasarkan distribusinya, kredit kecil memiliki pangsa terbesar yaitu

36,00%, lalu diikuti kredit menengah sebesar 34,28%, serta kredit mikro sebesar

29,73% dari total kredit UMKM.

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

31.55

35.20

25.74

18.72 18.64

16.63

18.97

27.11

25.32

25.94 27.68

28.34

31.95

28.90

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2012 2013

Rp T

riliu

n Mikro Kecil

Menengah Pertumbuhan UMKM (%) yoy

Pertumbuhan Total Kredit - Bank Pelapor yoy

13.60 14.35 12.42 11.95 11.89 11.43 11.25

15.68 15.19 14.24 14.08 13.89 13.84 13.63

13.66 15.1014.36 14.49 13.92 14.18 12.98

57.07 55.37 58.98 59.48 60.31 60.55 62.14

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2012 2013

Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

62

C.Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan

sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami

pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp760,03

miliar atau meningkat 9,84% (qtq) dibanding pada triwulan sebelumnya

(Rp691,96miliar). Sementara itu, jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh

BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp44,58miliar (8,80% (qtq)) menjadi

Rp551,28 miliar.

Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan

sebesar Rp13,21miliar(2,38% (qtq)) menjadi Rp554,23 miliar. Secara umum fungsi

intermediasi BPR berjalan dengan baik meskipun dari sisi LDR terjadi penurunan dari

sebelumnya 109,38% menjadi 102,93%. Namun demikian, kualitas kredit

menunjukkan penurunan yang ditandai dengan meningkatnya persentase Non

Performing Loan (NPL) dari 5,01% menjadi 5,96%. Rasio NPL BPR pada triwulan

laporan telah melampaui ketentuan maksimal NPL sebesar 5% sehingga memerlukan

perhatian khusus. Salah satu faktor penyebab penurunan kualitas kredit tersebut yaitu

kenaikan suku bunga kredit.

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai

Pada periode triwulan III-2013, aktivitas pembayaran tunai mengalami

peningkatan yang tercermin dari meningkatnya kas keluar dan kas masuk

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Untuk pembayaran non tunai, apabila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai transaksi menggunakan media RTGS

mengalami peningkatan, sedangkan transaksi menggunakan media kliring mengalami

penurunan dengan rincian sebagai berikut:

Nilai kliring menurun sebesar 3,79% dibandingkan triwulan sebelumnya

menjadi Rp 2.472,45 miliar (Tabel 3.9.).

Nilai RTGS dari, ke, serta dari dan ke Jambi mengalami peningkatan rata-rata

sebesar 15,88% dibandingkan triwulan sebelumnya.

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

63

Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi

D.1.Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,

untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp 2.605,13 miliar meningkat 54,79%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar

Rp 1.453,20 miliar meningkat 40,85%. Tingginya peningkatan aliran kas keluar pada

triwulan laporan tersebut menyebabkan net outflow Jambi mengalami kenaikan yang

cukup signifikan yaitu dari Rp651,27 miliar (Triwulan II-2013) naik menjadi Rp

1.151,94 miliar (Triwulan II-2013) atau naik sebesar 76,88% (qtq)

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows

di Provinsi Jambi

D.2.Penyediaan Uang Layak Edar

Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Nominal Persen

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 2,519,686 2,569,823 2,472,448 (97,375) (3.79)

Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 72,639 68,585 67,530 (1,055) (1.54)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518,106 418,971 805,987 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 421,474 40.85

Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 922,141 54.79

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (253,854) (768,454) (581,824) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (500,668) 76.88

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 15,535 19,666 20,189 523 2.66

RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 22,244 22,658 26,876 4,218 18.62

RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 4,032 4,695 7,422 2,727 58.08

Cek dan BG Kosong

Lembar 856 1,164 1,150 1,134 404 1,612 1,739 127 7.88

Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 12,481 57,933 53,895 (4,038) (6.97)

Uraian2012 2013 Pertumbuhan (qtq)

(1,500,000)

(1,000,000)

(500,000)

-

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013

Rp (juta)

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp)

Net Inflows/Net Outflows (juta Rp)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN III-2013

64

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga

kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian

tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi sebesar Rp 299,52miliar, mencapai

20,61% dari total inflow provinsi Jambi.

D.3.Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan tidak ditemukan uang palsu yang beredar di wilayah

kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi. Dalam rangka mengantisipasi

peredaran uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah kepada

seluruh lapisan masyarakat.

D.4.Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan

tercatat sebesar Rp 2.472,45 miliar atau turun 3,79% dibandingkan triwulan

sebelumnya (Grafik 3.8.). Sejalan dengan itu, volume kliring juga menunjukkan

penurunan sebesar 1,54%, yaitu dari 68.585 menjadi 67.530 lembar warkat.

Grafik 3.8 Perkembangan Transaksi Kliring

Jumlah nominal cek dan BG kosong pada triwulan laporan juga mengalami

penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu dari Rp57,93 miliar menjadi

Rp53,90 miliar. Namun demikian, jumlah lembar cek dan BG kosong pada triwulan

55,000

60,000

65,000

70,000

75,000

2,200,000

2,300,000

2,400,000

2,500,000

2,600,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

2012 2013

Perkembangan Transaksi Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) Volume Kliring (lembar warkat)

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

laporan mengalami kenaikan sejumlah 127 lembar (7,88%) yaitu dari 1.612 lembar

menjadi 1.739 lembar.

D.5.Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)22

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total

(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp6,36 triliun (13,21%) dibandingkan

periode yang sama tahun lalu yaitu dari Rp 48,13 triliun menjadi Rp 54,49triliun

(Tabel 3.10.). Aliran transfer masuk ke Provinsi Jambi merupakan yang terbesar dan

mencapai Rp 26,88 triliun, diikuti oleh transfer ke luar Jambi Rp 20,19 triliun dan

transfer di dalam provinsi Jambi Rp 7,42 triliun. Aliran RTGS menunjukkan bahwa

uang masuk ke Jambi lebih tinggi daripada yang keluar.

Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

22

Sistem BI-RTGS adalah suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang Rupiah, yang penyelesaian transaksi dilakukan secaraseketika (real time).

Nilai Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Tw 1 - 11 12,383 16,923 23,289 19,391 2,756 5,487 38,428 41,801

Tw 2 - 11 11,499 17,064 19,826 19,311 2,768 5,570 34,093 41,945

Tw 3 - 11 14,353 1,884 22,515 20,637 3,291 6,009 40,159 28,530

Tw 4 - 11 14,986 21,865 23,761 21,639 3,723 6,665 42,470 50,169

Tw 1 - 12 10,339 16,644 51,804 17,758 2,653 4,966 64,796 39,368

Tw 2 - 12 15,139 19,391 5,401 19,519 3,543 5,720 24,083 44,630

Tw 3 - 12 15,677 19,313 29,104 19,344 3,350 5,662 48,131 44,319

Tw 4 - 12 1,827 2,158 29,431 20,622 4,702 6,449 35,960 29,229

Tw 1 - 13 15,535 16,648 22,244 17,183 4,032 4,973 41,811 38,804

Tw 2 - 13 19,666 18,860 22,658 18,685 4,695 5,773 47,019 43,318

Tw 3 - 13 20,189 18,663 26,876 17,988 7,422 5,691 54,487 42,342

Periode

TOTAL

Volume

Dari Provinsi Jambi Ke Provinsi Jambi

Volume Volume

Dari dan Ke Provinsi Jambi

Volume

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

67

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III

tahun 2013 mencapai Rp2.145,17 miliar (terealisasi 81,62% dari APBD-P 2013),

sementara itu realisasi belanja mencapai Rp1.637,84 miliar (baru terealisasi

50,11%). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi tersebut meningkat

masing-masing sebesar 5,08% dan 12,51%.

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan III Tahun 2013

Pada triwulan III 2013, realisasi pendapatan Provinsi Jambi sebesar

Rp2.145,17 miliar atau mencapai 81,62% dari APBD Perubahan tahun 2013

(Rp2.628,38 miliar). Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar (65,01%) masih

tergantung dari transfer pemerintah pusat yang mencapai Rp1.394,62 miliar.

Lebih lanjut, pendapatan transfer dari APBN tersebut utamanya dalam bentuk

Dana Alokasi Umum (DAU) yang mencapai Rp697,15 miliar (49,99%). (Tabel

4.1.).

Sementara itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didapatkan melalui

pajak, retribusi, serta pengeloalaan kekayaan daerah mencapai Rp749,54 miliar

(34,94%). Angka pendapatan tersebut lebih rendah 0,21% dibanding triwulan

yang sama tahun 2012. Pajak daerah, yang merupakan sumber kemandirian

suatu provinsi, menyumbangkan 29,09% (Rp623,94 miliar) dari total pendapatan

Jambi. Melemahnya pendapatan masyarakat sejalan dengan menurunnya harga

komoditas berpengaruh terhadap menurunnya pendapatan pajak.

Keuangan Pemerintah Daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

68

Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan III Tahun 2013

Pada Triwulan III tahun 2013, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai

Rp1.637,84 miliar atau baru mencapai 50,11% dari APBD-P 2013 (Rp3.268,51

miliar). Namun demikian, realisasi tersebut meningkat Rp182,10 miliar atau

12,51% dibanding realisasi pada triwulan III tahun 2012 yang sebesar

Rp1.455,74 miliar. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar (60,89%)

masih ditujukan untuk belanja operasional yaitu sebesar Rp997,28 miliar,

sementara nilai realisasi untuk belanja modal masih relatif kecil yaitu sebesar

Rp384,89 miliar atau sebesar 37,38 % (Tabel 4.2.).

Komponen belanja operasional terbesar pada semester laporan adalah

untuk belanja pegawai yang mencapai Rp369,04 miliar dan diikuti oleh belanja

barang Rp275,15 miliar. Realisasi belanja rutin meningkat cukup signifikan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya seiring dengan mulai selesainya

pekerjaan dan pembayaran terhadap rekanan pelaksana.

Sementara itu, pada komponen belanja modal, realisasi terbesar (40,71%)

berada pada belanja jalan, irigasi dan jaringan yang merupakan belanja modal

yang paling berdampak pada kepentingan masyarakat yaitu sebesar Rp298,68

miliar. Dengan adanya peningkatan realisasi belanja jalan, irigasi, dan jaringan,

Nominal Persen Nominal Persen

PENDAPATAN 2,181.29 2,041.56 93.59 2,628.38 2,145.17 81.62

Pendapatan Asli Daerah 753.37 751.13 99.70 902.55 749.54 83.05

Pajak Daerah 645.32 609.81 94.50 762.44 623.94 81.83

Retribusi Daerah 11.16 9.42 84.38 15.15 9.91 65.43

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9.61 29.98 312.12 28.72 26.88 93.60

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 101.92 116.77 96.25 88.81 92.27#DIV/0!

Pendapatan Transfer 1,426.76 1,289.25 90.36 1,724.82 1,394.62 80.86

Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,085.73 1,046.02 96.34 1,385.83 1,152.18 83.14

Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 97.38 63.84 218.99 170.00 77.63

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 253.18 150.20 279.22 246.75 88.37

Dana Alokasi Umum 731.95 670.96 91.67 836.58 697.15 83.33

Dana Alokasi Khusus 32.67 24.50 75.00 51.04 38.28 75.00

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 243.23 71.32 338.99 242.44 71.52

Dana Penyesuaian 341.03 243.23 71.32 338.99 242.44 71.52

Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 1.18 101.26 1.00 1.01 101.42

Pendapatan Hibah 1.16 1.18 101.26 1.00 1.01 101.42

S.D TRW III-2012URAIAN

S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012

Keuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

69

diharapkan akan mampu memberikan kontribusi positif bagi perekonomian

Provinsi Jambi terutama dalam efisiensi biaya distribusi barang dan jasa.

Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2013 (dalam miliar rupiah)

Sumber: Setda Provinsi Jambi (diolah)

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi selama triwulan III - 2013

mencapai Rp787,71 miliar, meningkat 3,92% dibandingkan triwulan yang sama

tahun lalu (Rp758,02 miliar) (Tabel 4.3.). Peningkatan tersebut sejalan dengan

meningkatnya pendapatan pajak dalam negeri, terutama Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sementara itu, pendapatan pajak

perdagangan internasional mengalami penurunan seiring dengan menurunnya

pendapatan bea keluar sebagai akibat dari belum membaiknya ekspor Jambi

(Gambar 4.1.).

Nominal Persen Nominal Persen

BELANJA 2,766.57 1,455.74 52.62 3,268.51 1,637.84 50.11

Belanja Operasi 1,726.95 934.06 54.09 1,919.77 997.28 51.95

Belanja Pegawai 567.04 376.44 66.39 594.27 369.04 62.10

Belanja Barang 657.86 286.14 43.50 773.50 275.15 35.57

Belanja Hibah 356.59 243.17 68.19 356.87 251.40 70.45

Belanja Bantuan Sosial 65.50 0.00 0.00 37.91 14.48 38.21

Belanja Bantuan Keuangan 79.67 28.32 35.54 157.23 87.21 55.47#DIV/0!

Belanja Modal 723.24 301.24 41.65 1,029.78 384.89 37.38

Belanja Tanah 5.70 0.00 0.00 15.29 0.18 1.19

Belanja Peralatan dan Mesin 112.10 37.76 33.69 110.42 29.96 27.14

Belanja Bangunan dan Gedung 106.72 37.33 34.98 164.92 55.52 33.66

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 494.82 224.91 45.45 733.62 298.68 40.71

Belanja Aset Tetap Lainnya 3.68 1.03 28.09 5.50 0.55 9.93

Belanja Aset Lainnya 0.21 0.21 96.98 0.04 0.00 0.001.41 1.41 0.00

Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 3.00 1.85 61.75

Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 3.00 1.85 61.750.75 0.75 0.75 0.00

Transfer 306.38 218.45 71.30 315.96 253.82 80.33

Transfer Bagi Hasil Ke Kab/Kota/Desa 306.38 218.45 71.30 315.96 253.82 80.33

Bagi Hasil Pajak 306.38 218.45 71.30 315.96 253.82 80.33

S.D TRW III-2013APBD-P 2013APBD-P 2012URAIAN

S.D TRW III-2012

Keuangan Pemerintah Daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

70

Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk

pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp689,12 miliar (87,48%) dan

diikuti oleh pendapatan PNPB lainnya sebesar Rp68,41 miliar (8,68%). Apabila

dirinci lebih lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Nilai

(PPN) sebesar Rp368,96 miliar (46,84%) diikuti oleh Pajak Penghasilan (PPh)

sebesar Rp 285,76 miliar (36,28%) (Gambar 4.2.).

Gambar 4.1

Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (%)

Gambar 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam

Negeri di Provinsi Jambi (%)

Sementara itu, belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada triwulan III

2013 terealisasi sebesar Rp1.261,38 miliar, meningkat Rp50,56 miliar (4,18%)

dibanding triwulan III tahun lalu (Tabel 4.4.). Peningkatan belanja terbesar

bersumber dari peningkatan belanja barang Rp30,26 miliar (10,94% (yoy)) dan

peningkatan belanja modal sebesar Rp29,39 miliar (7,16% (yoy)). meningkatnya

87.48%

3.02%

0.81%

8.68%

Pajak Dalam Negeri Pajak Perdagangan Int'l

Penerimaan SDA PNPB Lainnya

41.47%

53.54%

3.57%

1.43%

PPh PPN PBB Lainnya

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalam satuan Rupiah)

Nominal (%)

I Pajak Dalam Negeri 637,387,777,611 337,162,436,009 549,208,910,854 689,119,224,145 51,731,446,534 8.12

PPh 311,881,965,898 191,414,759,997 316,456,732,449 285,764,485,084 (26,117,480,814) (8.37)

PPN 297,492,841,187 133,773,975,504 216,087,854,420 368,960,087,878 71,467,246,691 24.02

PBB 17,388,797,673 2,588,428,511 6,163,734,985 24,568,906,574 7,180,108,901 41.29

Lainnya 10,624,172,853 9,380,411,997 10,500,589,000 9,825,744,609 (798,428,244) (7.52)

II Pajak Perdagangan Int'l 29,613,600,792 (2,511,236,688) 7,871,512,700 23,806,862,930 (5,806,737,862) (19.61)

Pendapatan Bea Masuk 9,921,357,000 4,513,511,152 7,869,011,660 21,323,765,300 11,402,408,300 114.93

Pendapatan Bea Keluar 19,692,243,792 (7,024,747,840) 2,501,040 2,483,097,630 (17,209,146,162) (87.39)

III Penerimaan SDA 2,458,771,519 3,171,534,731 3,919,588,758 6,373,675,967 3,914,904,448 159.22

Pendapatan Pertambangan

Umum 2,447,185,971 3,171,534,731 3,919,588,758 6,358,383,585 3,911,197,614 159.82

Pendapatan kehutanan 11,585,548 - - 15,292,382 3,706,834 32.00

IV PNPB Lainnya 88,560,460,475 77,491,525,330 35,586,283,429 68,408,176,143 (20,152,284,332) (22.76)

758,020,610,397 415,314,259,382 596,586,295,741 787,707,939,185 29,687,328,788 3.92

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Total Realisasi Pendapatan

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Pertumbuhan (yoy)REALISASI PENDAPATAN Triwulan III 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013

Keuangan Pemerintah Dareah

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

71

realisasi belanja modal tersebut diharapkan dapat mendukung percepatan

pembangunan di daerah.

Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi (dalamsatuan Rupiah)

Gambar 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Berdasarkan pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat sebagian besar

untuk belanja modal Rp438,87 miliar (34,87%), terutama untuk komponen belanja

modal jalan, irigasi, dan jaringan yaitu sebesar Rp357,7 miliar, dan diikuti oleh

belanja pegawai Rp414,11 miliar (32,83%) (Gambar 4.4.).

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 413,963,509,133 302,802,700,720 364,055,709,999 414,107,715,237 144,206,104 0.03

Belanja Gaji dan Tunjangan 403,967,854,420 298,192,456,868 357,074,895,098 404,647,198,258 679,343,838 0.17

Belanja Honorarium/Lembur/

Vakasi/Tunj Khusus

10,301,470,830 4,969,420,683 7,526,047,169 10,150,401,284 (151,069,546) (1.47)

Belanja Kontribusi Sosial (305,816,117) (359,176,831) (545,232,268) (689,884,305) (384,068,188) 125.59

II Belanja Barang 276,648,526,719 63,981,878,532 264,286,585,352 306,907,420,115 30,258,893,396 10.94

Belanja Barang 170,807,722,974 35,427,707,973 158,629,762,956 188,318,369,785 17,510,646,811 10.25

Belanja Jasa 18,660,619,484 6,798,870,085 19,747,102,327 25,459,862,292 6,799,242,808 36.44

Belanja Perjalanan 39,568,072,517 12,875,526,052 43,020,675,931 47,408,849,543 7,840,777,026 19.82

Belanja Pemeliharaan 47,612,111,744 8,879,774,422 42,889,044,138 38,764,412,778 (8,847,698,966) (18.58)

III Belanja Bantuan Sosial 107,654,956,142 471,303,297 112,579,486,149 100,471,223,455 (7,183,732,687) (6.67)

Belanja Bantuan Sosial

Lembaga Pendidikan dan

Peribadatan

107,654,956,142 471,303,297 112,579,486,149 100,471,223,455 (7,183,732,687) (6.67)

IV Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 123,448,250 25,037,000 (2,053,364,903) (98.80)

Belanja Lain-Lain 2,078,401,903 92,866,400 123,448,250 25,037,000 (2,053,364,903) (98.80)

V Belanja Modal 410,482,360,014 79,203,419,488 254,028,928,247 439,871,831,046 29,389,471,032 7.16

Belanja Modal Tanah 335,420,000 - 933,200,000 2,749,740,000 2,414,320,000 719.79

Belanja Modal Peralatan dan

Mesin

48,152,428,460 4,996,438,688 18,619,481,610 32,295,335,165 (15,857,093,295) (32.93)

Belanja Modal Gedung dan

Bangunan

41,864,220,554 1,267,372,900 12,434,565,680 37,668,282,685 (4,195,937,869) (10.02)

Belanja Modal Jalan, Irigasi,

dan Jaringan

316,233,100,917 72,572,958,900 218,580,074,257 360,613,991,796 44,380,890,879 14.03

Belanja Modal Fisik Lainnya 3,897,190,083 366,649,000 3,461,606,700 6,544,481,400 2,647,291,317 67.93

1,210,827,753,911 446,552,168,437 995,074,157,997 1,261,383,226,853 50,555,472,942 4.18

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Total Realisasi Belanja

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Pertumbuhan (yoy)REALISASI BELANJA Triwulan III 2012 Triwulan I 2013 Triwulan II 2013 Triwulan III 2013

32.83%

24.33%7.97%

34.87%

Belanja Pegawai Belanja Barang

Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-Lain

Belanja Modal

Keuangan Pemerintah Daerah

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

72

D. Keuangan Pemerintah Daerah

Jumlah simpanan

Pemerintah Daerah di

perbankan Jambi pada

triwulan III - 2013 turun

sebesar 6,55%

dibandingkan triwulan

sebelumnya menjadi Rp3,95

triliun seiring dengan mulai

terealisasinya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Penurunan

terbesar disebabkan oleh turunnya simpanan dalam bentuk kredit dari 2,01 triliun

pada triwulan sebelumnya menjadi 1,64 triliun pada triwulan laporan atau turun

sebesar 18.51%.

Gambar 4.4. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

3.57 3.56 3.67

2.09

3.82 4.23 3.95

0

1

2

3

4

5

Tw I-12 Tw II-12 Tw III-12 TW IV-12 Tw I-13 Tw II-13 Tw III-13

(Rp triliun)

Giro Deposito Tabungan

73

BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Melambatnya perekonomian yang disertai dengan meningkatnya inflasi

telah memberikan dampak pada ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Pada bulan

Agustus 2013, jumlah pekerja di Jambi mengalami penurunan yaitu dari 1.424

ribu orang di Agustus 2012 menjadi 1.383 ribu orang di Agustus 2013.

Sebaliknya, jumlah pengangguran menunjukkan peningkatan menjadi 70,3 ribu

orang dibandingkan Agustus 2012 yang sebanyak 47,3 ribu, sehingga tingkat

pengangguran terbuka naik menjadi 4,84% dari 3,22%. Sementara itu

perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 87,56 dari

89,63 pada triwulan lalu.

A. Ketenagakerjaan Daerah

Berdasarkan data ketenagakerjaan terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat

Statistik Provinsi Jambi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi

Jambi pada bulan Agustus 2013 menurun dibandingkan Agustus tahun lalu. Pada

bulan Agustus 2013, TPAK mencapai 62,66% menurun dari periode sebelumnya

yang sebesar 65,07%, seiring dengan menurunnya jumlah angkatan kerja.

Melambatnya perekonomian berdampak pada meningkatnya tingkat

pengangguran seiring dengan terjadinya penurunan penyerapan tenaga kerja.

Tingkat pengangguran terbuka mengalami peningkatan menjadi 4,84% dari

periode tahun sebelumnya (3,22%). Jumlah pengangguran Provinsi Jambi pada

bulan laporan sebanyak 70,3 ribu orang lebih tinggi dari bulan Agustus 2012

(47,3 ribu orang). Jumlah pekerja mengalami penurunan yaitu dari 1.423,6 ribu

orang di Agustus 2012 menjadi 1.382,5 ribu orang di Agustus 2013.

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

74

Tabel 5.1. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja

KEGIATAN UTAMA 2011 2012 2013

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS

1 Penduduk 15+. 2,185 2,210 2,235 2,261 2,286 2,319

2 Angkatan Kerja 1,528 1,495 1,551 1,471 1,582 1,453

- Bekerja 1,469 1,435 1,494 1,424 1,536 1,383

- Penganggur 58.8 60.2 56.6 47.3 45.9 70.3

3 Bukan Angkatan Kerja 658 714 684 790 704 866

4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69.91 67.67 69.40 65.07 69.21 62.66

5 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3.85 4.02 3.65 3.22 2.90 4.84

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Penurunan jumlah pekerja di bulan laporan terutama terjadi di sektor

pertanian yaitu sebanyak 59,50 ribu pekerja (7,59%) dan sektor konstruksi

sebanyak 2,20 ribu pekerja (3,54%) seiring dengan terjadinya perlambatan

pertumbuhan kedua sektor tersebut.

Sebaliknya, jumlah pekerja pada sektor jasa kemasyarakatan meningkat

sebanyak 9,20 ribu pekerja (4,54%), diikuti dengan sektor transportasi &

pergudangan & komunikasi sebanyak 7,60 ribu pekerja (16,96%), sektor industri

sebanyak 5,3 ribu pekerja (11,21%) serta sektor perdaganagn sebanyak 1,5 ribu

orang (0,65%) .

Berdasarkan pangsanya, penyerapan tenaga kerja di Jambi masih

didominasi oleh sektor pertanian yang mencapai 724,0 ribu orang (52,37%),

diikuti oleh sektor perdagangan yang mencapai 231,4 ribu orang (16,74%) dan

sektor jasa kemasyarakatan sebesar 211,9 ribu orang (15,33%) .

Tabel 5.2. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS

1 Pertanian 851.1 770.8 840.4 783.5 832.5 724.0

2 pertambangan dan Penggalian 14.0 21.5 18.4 27.8 23.4 26.4

3 industri 36.8 48.8 46.6 47.3 52.5 52.6

4 Listrik, gas dan air minum 2.6 4.5 5.0 2.8 1.6 1.5

5 Kontruksi 33.6 63.1 49.8 62.2 62.5 60.0

6 Perdagangan 262.1 231.2 235.7 229.9 246.8 231.4

7 Transportasi & Pergudangan & Komunikasi 55.0 57.6 44.3 44.8 50.0 52.4

8 Keuangan 16.7 22.8 27.6 22.6 24.9 22.3

9 Jasa Kemasyarakatan 196.7 214.6 226.6 202.7 242.0 211.9

TOTAL 1,468.6 1,434.9 1,494.4 1,423.6 1,536.2 1,382.5

Sumber: BPS Provinsi Jambi

20132011 2012Lapangan Pekerjaaan Utama

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

75

75

Berdasarkan statusnya pekerjaan utama yang terbanyak adalah sebagai

buruh/karyawan sebesar 513,3 ribu orang (37,13%), pekerja yang berusaha

sendiri 329,3 ribu orang (23,82%), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak

tetap sebanya 199 ribu orang (14,39%) dan pekerja keluarga/tak dibayar

sebanyak 188,1 ribu orang (13,61%).

Jenis pekerja yang mengalami penurunan terbesar yaitu pekerja tak

dibayar (54.7 ribu orang), pekerja yang berusaha dibantu buruh tidak tetap (23,3

ribu orang) dan pekerja bebas (12,2 ribu orang).

Tabel 5.3. Pekerja Berdasarkan Status Pada Pekerjaan Utama

(dalam ribuan)

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS

1 Berusaha Sendiri 271.0 271.4 280.4 277.1 278.2 329.3

2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 310.1 221.9 221.7 222.3 230.9 199.0

3 Berusaha dibantu buruh tetap 70.6 62.8 66.0 63.5 70.7 60.1

4 Buruh/karyawan/pegawai 405.6 518.2 554.7 512.9 543.0 513.3

5 Pekerja bebas 98.1 126.3 100.8 104.9 124.8 92.7

6 Pekerja tak dibayar 313.3 234.4 270.8 242.8 288.6 188.1

TOTAL 1468.7 1435.0 1494.4 1423.5 1536.2 1382.5

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Lapangan Pekerjaaan Utama2011 2012 2013

B. Kemiskinan

Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre

Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang

berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 10.761 ton,

naik 16,11% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 9.268 ton.

Grafik 5.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

5.34 5.166.58 6.89

6.12

3.27

7.78

12.37

4.18

9.2710.76

(100.00)

(50.00)

-

50.00

100.00

150.00

-

2

4

6

8

10

12

14

TW I TW II TW III TRWIV

TW I TW II TW III TRWIV

TW I TW II TW III

2011 2012 2013

Rib

u t

on Pertumbuhan Raskin (%)

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

76

C. Kesejahteraan

Untuk melihat kesejahteraan petani Jambi pada triwulan laporan, salah

satu indikator yang dapat digunakan antara lain adalah Nilai Tukar Petani (NTP)

Provinsi Jambi. Nilai Tukar Petani (NTP) kembali mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya. NTP September 2013 turun 207 bps

menjadi 87,56 dari sebelumnya 89,63 pada Juni 2013. Menurunnya NTP

tersebut disebabkan oleh menurunnya semua indeks NTP yaitu tanaman padi

dan palawija, hortikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan.

Meningkatnya inflasi karena adanya kenaikan BBM, menyebabkan tingginya

kenaikan biaya yang dibayar petani (5,99%) sementara kenaikan harga pada

kelima komoditi tersebut masih relatif terbatas 2,32%

Tabel 5.4. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)

Des Mar Juni Sept

1 Tanaman Padi Palawija

a Indeks Diterima Petani 122.76 123.31 122.50 125.62 3.12

b Indeks Dibayar Petani 138.07 140.86 142.65 148.35 5.70

Nilai Tukar Petani (NTP-P) 88.91 87.54 85.88 84.68 -1.20

2 Hortikultura

a Indeks Diterima Petani 120.08 123.26 123.58 125.33 1.75

b Indeks Dibayar Petani 136.34 138.95 140.70 146.38 5.68

Nilai Tukar Petani (NTP-H) 88.07 88.71 87.83 85.62 -2.21

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Diterima Petani 125.40 129.09 129.57 131.12 1.55

b Indeks Dibayar Petani 137.94 140.94 142.60 149.43 6.83

Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 90.91 91.60 90.87 87.84 -3.03

4 Peternakan

a Indeks Diterima Petani 130.44 130.88 133.06 136.87 3.81

b Indeks Dibayar Petani 131.43 133.12 134.55 138.84 4.29

Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 99.25 98.32 98.89 98.58 -0.31

5 Perikanan

a Indeks Diterima Petani 120.01 120.78 122.72 125.95 3.23

b Indeks Dibayar Petani 131.26 133.20 134.53 139.64 5.11

Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 90.64 90.68 91.23 90.19 -1.040.00

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 124.03 126.29 126.58 128.9 2.32

b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 136.83 139.54 141.22 147.21 5.99

c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 90.64 90.50 89.63 87.56 -2.07

PERUBAHAN (%)

( Juni ke Septi)

PROVINSI JAMBI

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK

2012 2013

77

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan IV-2013

diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan triwulan III-2013. Pengeluaran

konsumsi rumah tangga serta mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah

diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi

pada triwulan mendatang. Namun demikian, investasi diperkirakan mulai

mengalami perlambatan dibandingkan triwulan laporan. Dari sisi penawaran,

kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih akan didominasi sektor pertanian,

serta sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan akan meningkat dibandingkan

triwulan II-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy) dari sebelumnya 7,96%

(yoy) pada triwulan laporan. Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka

inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Penyebab utama

meningkatnya harga-harga di triwulan mendatang diperkirakan berasal dari

kenaikan harga pada bahan makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim

penghujan berpotensi besar menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra

produksi tanaman bahan makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada

berkurangnya pasokan dan naiknya harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya

realisasi APBD dan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) secara bertahap juga akan

berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 2,0%-2,5%(qtq),

tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan (2,58%). Sementara itu, pertumbuhan

ekonomi tahunan Jambi diperkirakan akan melambat yaitu pada kisaran 6,7

7,2% (yoy) dibandingkan triwulan laporan yang mampu tumbuh 7,59% (yoy).

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

78

Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 diperkirakan pada kisaran

7,5%-7,9%.

Pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama

perekonomian di triwulan mendatang. Adanya hari besar keagamaan dan tahun

baru yang diikuti dengan adanya pembayaran THR pada beberapa instansi serta

pencairan tunjangan sertifikasi guru triwulan IV akan memberikan penghasilan

tambahan bagi masyarakat di triwulan mendatang dan berkontribusi

meningkatkan konsumsi masyarakat pada triwulan mendatang. Di samping itu,

mulai terakselerasinya konsumsi pemerintah juga ikut mendorong pertumbuhan

ekonomi. Namun demikian, investasi diperkirakan akan melambat sejalan dengan

kenaikan BI rate yang cenderung diikuti dengan kenaikan suku bunga kredit.

Hasil SKDU triwulan III-2013 menyatakan bahwa responden optimis

memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini tercermin dari angka

total saldo bersih tertimbang perkembangan dunia usaha sebesar 6,95%

meningkat dari 0,05% pada triwulan III-2013.. Optimisme tersebut terjadi pada

semua sektor ekonomi yang tercermin dari saldo bersih tertimbang yang positif

pada semua sektor.

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Triwulan

I-2013

Triwulan

II-2013

Triwulan

III-2013

Triwulan

IV-2013*)

1 Pertanian 0.73 (0.73) 1.46 3.66

2 Pertambangan dan Penggalian (3.13) (1.04) - 1.04

3 Industri Pengolahan - - 1.11 -

4 Listrik dan Air Minum 0.32 0.13 (0.16) -

5 Bangunan - - (0.69) 0.69

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (0.85) - (0.85) 0.85

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1.95 1.30 (0.65) (0.65)

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.37 1.37 1.37 1.37

9 Jasa-jasa (1.03) - (1.55) -

(0.64) 1.05 0.05 6.95

Saldo Bersih Tertimbang

No Sektor/Subsektor

Total

Keterangan : *) Angka perkiraan

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

79

Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung

pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub

sektor perkebunan. Produksi perkebunan kelapa sawit diperkirakan mencapai

puncaknya pada triwulan mendatang. Di samping itu, harga yang diperkirakan

semakin membaik dapat menjadi insentif bagi petani. Sebaliknya, produksi karet

diperkirakan mengalami perlambatan sejalan mulai masuknya musim penghujan.

Namun demikian, harga karet internasional yang semakin membaik dapat

menjadi insentif bagi petani di triwulan mendatang.

Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan belum dapat kembali

menghasilkan produksi seperti sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan sektor

bangunan di bulan mendatang masih akan meningkat yang didukung oleh

meningkatnya perumahan rakyat, pusat bisnis dan perhotelan oleh perusahaan

swasta berskala nasional/internasional dan investasi pemerintah daerah.

Sementara itu, meningkatnya produksi perkebunan kelapa sawit akan diikuti oleh

peningkatan sektor industri pengolahan.

Selanjutnya, tingginya konsumsi di triwulan mendatang dan adanya hari

raya keagamaan serta tahun baru akan diikuti dengan meningkatnya

perdagangan dan penggunaan jasa transportasi sehingga mendorong

pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan sektor pengangkutan

dan komunikasi.

B. Proyeksi Inflasi

Inflasi pada triwulan IV-2013 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan

triwulan III-2013 dan mencapai 9,50%-10,00% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

triwulan laporan (7,96% (yoy)). Kondisi ini disebabkan oleh meningkatnya angka

inflasi administered price, inti maupun volatile foods. Meningkatnya harga-harga

di triwulan mendatang utamanya disebabkan oleh kenaikan harga pada bahan

makanan karena faktor cuaca. Masuknya musim penghujan berpotensi besar

menjadi penyebab gagal panen pada sentra-sentra produksi tanaman bahan

makanan yang pada akhirnya akan berdampak pada kurangnya pasokan dan

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

80

menaikkan harga jual. Selain itu, mulai meningkatnya realisasi APBD juga akan

berpotensi memberikan tekanan ke inflasi.

Beberapa komoditi yang berpeluang menjadi penyumbang utama inflasi di

triwulan mendatang adalah bahan bakar rumah tangga, kontrak rumah, serta

beberapa komoditas bahan makanan seperti cabe merah, beras, cabe hijau, dan

udang basah. Di samping itu, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik)

secara bertahap akan berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara

langsung maupun melalui dampak lanjutannya.

Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi

Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi November - Desember 2013 adalah angka perkiraan

m-t-m (%)

2010 2011 2012 2013

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-o-y (%)

2010 2011 2012 2013

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

81

Grafik 6.3. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Oktober 2013 serta Perkiraan November s.d Desember 2013

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

Masih berlanjutnya tekanan nilai tukar rupiah terhadap dollar, 2) Rencana

Pertamina menaikkan harga elpiji kemasan 12 kg, 3) Realisasi APBD yang cukup

tinggi di akhir tahun anggaran, 4.) Masih terus meningkatnya harga tarif tenaga

listrik, serta 5.) Kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta

terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan

transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu

meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan IV tahun 2013.

Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup

mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras

di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga

beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi

13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang

kurang mampu.

C. Rekomendasi Kebijakan

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan III 2013 serta proyeksi ekonomi

triwulan IV 2013 beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Program ketahanan pangan

Inflasi di Provinsi Jambi selama ini masih didominasi oleh tekanan inflasi

volatile food. Ketergantungan yang besar akan bahan makanan dari

daerah lain menyebabkan peluang bagi kartel-kartel besar untuk

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi November - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-t-d (%)

2010 2011 2012 2013

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN III-2013

82

membentuk harga pasar sesuai ekspektasi mereka. Oleh karena itu, perlu

dikembangkan sinergi yang baik antara Pemerintah melalui dinas terkait

dengan instansi-instansi lainnya untuk menggalakkan program

ekstensifikasi dan intensifikasi tanaman pangan di lahan-lahan yang

selama ini tidak produktif.

2. Pembentukan TPID baru tingkat kota/kabupaten sekaligus penguatan

fungsi TPID tersebut

Sampai dengan triwulan laporan, di Provinsi Jambi telah terbentuk 5 (lima)

TPID, yaitu TPID Provinsi Jambi, TPID Kota Jambi, TPID Kabupaten

Merangin, TPID Kabupaten Bungo, dan TPID Kabupaten Tebo. Ke depan

diharapkan kabupaten/kota lainnya dapat segera melakukan

pembentukan TPID sesuai Inmendagri No. 27 Tahun 2013. Melalui TPID ini

diharapkan setiap Kabupaten/kota akan concern terhadap pergerakan

harga yang terjadi di daerahnya sekaligus melakukan langkah-langkah

nyata dalam menjaga kestabilan harga .

3. Penurunan produksi batu bara

Mengupayakan pembangunan PLTU dan industri pengolahan yang

menggunakan batu bara sebagai bahan baku sehingga batu bara dapat

dimanfaatkan di Jambi (tidak perlu ekspor) dan memberikan nilai tambah

ekonomi yang lebih baik.

4. Melambatnya produksi CPO

Peremajaan tanaman kelapa sawit yang sudah tidak produktif lagi.

5. Menurunnya NTP

Peguatan sektor riil di bidang pertanian dengan memberikan insentif yang

tepat guna kepada petani.

6. Permasalahan distribusi barang

a) Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi

Jambi diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:

i. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di

Provinsi Jambi.

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN III-2013 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

83

ii. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur

distribusi, waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi

Jambi.

iii. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain

termasuk jalur distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di

dalam Provinsi Jambi.

iv. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi

Jambi.

b) Peningkatan kualitas infrastruktur dan pengurangan biaya tak terduga.

7. Perbaikan kondisi pasar untuk efisiensi biaya serta meningkatkan

kepercayaan masyarakat terhadap pasar. Termasuk didalamnya mengenai

modernisasi pasar tradisional sehingga spekulasi harga di pasar tradisional

dapat berkurang

8. Kemudahan kredit dan penurunan suku bunga kredit sehingga

menurunkan biaya dari produsen

9. Pembinaan dan Pendampingan UMKM

Melakukan peningkatan pembinaan dan pendampingan yang nyata

terhadap UMKM untuk mempermudah akses keuangan dan

pengembangan usahanya.

10. Percepatan Realisasi Belanja Pemerintah

Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi, diperlukan

percepatan realisasi belanja Pemerintah serta penyebaran yang merata

pada masing-masing periode (triwulan atau semester). Selain itu,

percepatan dan penyebaran merata realisasi belanja Pemerintah tersebut

akan menjaga inflasi pada Triwulan IV tahun anggaran tetap rendah dan

stabil.

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

1 2 3 4 5 6 7 8

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 5,017,519.35 5,315,494.69 5,606,135.46 5,736,268.60 6,041,773.00 6,303,875.04 6,639,244.93

a. Tanaman Bahan Makanan 1,488,317.10 1,588,754.20 1,650,528.27 1,688,077.47 1,797,770.00 1,907,424.70 2,003,281.71

b. Tanaman Perkebunan 2,733,902.47 2,898,991.92 3,080,312.24 3,134,775.37 3,296,856.00 3,418,269.66 3,614,425.67

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 267,500.37 277,128.02 300,515.43 312,898.36 332,875.00 344,505.33 362,074.73

d. K e h u t a n a n 302,634.01 316,348.28 329,476.68 350,662.21 355,399.00 366,836.69 376,599.81

e. P e r i k a n a n 225,165.40 234,272.27 245,302.84 249,855.18 258,871.00 266,838.66 282,863.01

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 2,935,154.71 3,034,593.08 3,245,437.92 3,411,489.41 3,068,263.00 3,184,610.93 3,615,169.45

a. Minyak dan Gas Bumi 2,332,061.80 2,409,027.70 2,624,181.78 2,754,472.08 2,422,412.00 2,506,741.08 2,914,671.15

b. Pertambangan Tanpa Migas 438,407.62 453,857.56 440,730.24 468,001.07 446,195.00 472,808.69 486,689.75

c. Penggalian 164,685.29 171,707.82 180,525.91 189,016.27 199,656.00 205,061.16 213,808.55

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,805,130.75 1,923,125.81 2,039,002.81 2,156,261.53 2,172,087.00 2,261,908.33 2,291,059.68

a. Industri Migas 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,328.00 188,330.74 208,463.51

1). Pengilangan Minyak Bumi 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 183,328.00 188,330.74 208,463.51

2). Gas Alam cair - - - - -

b. Industri Tanpa Migas 1,643,630.03 1,753,392.53 1,861,002.13 1,968,947.36 1,988,760.00 2,073,577.59 2,082,596.17

1). Makanan, Minuman dan Tembakau 657,642.55 702,597.51 760,450.57 810,168.68 806,626.00 841,375.63 844,470.51

2). Tekstil, Brg.Kulit & Alas Kaki 8,648.80 9,525.38 10,165.68 10,363.53 10,689.00 11,274.45 11,376.11

3). Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 770,631.62 825,932.08 861,532.53 912,456.49 928,380.00 964,935.40 969,402.60

4). Kertas dan Barang cetakan 84,781.50 86,950.04 92,019.44 94,268.28 93,397.00 98,986.66 99,316.86

5). Pupuk, Kimia & Brg. dari karet 40,096.87 43,399.10 46,232.48 46,583.82 49,870.00 52,071.48 50,517.81

6). Semen & Brg. galian bukan logam 55,958.44 58,194.94 62,463.26 66,347.81 70,330.00 74,663.41 75,472.38

7). Logam dasar Besi dan baja - - - - - - -

8). Brg.dari Logam, Mesin & Peralatannya 8,303.14 8,805.37 9,263.57 9,525.61 9,718.00 9,934.58 10,086.44

9). Barang Lainnya 17,567.12 17,988.09 18,874.60 19,233.15 19,750.00 20,335.97 21,953.45

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 154,736.94 160,324.36 169,588.09 184,615.34 195,380.00 206,297.99 215,004.86

a. L i s t r i k 132,323.08 137,209.46 144,809.39 158,058.92 167,887.00 178,363.66 185,987.32

b. G a s - - - - - -

c. Air Bersih 22,413.85 23,114.90 24,778.70 26,556.42 27,493.00 27,934.33 29,017.54

5. B A N G U N A N 740,911.40 807,599.30 893,463.74 1,050,667.26 1,095,113.00 1,164,460.17 1,216,655.98

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 2,603,995.21 2,751,169.47 2,972,192.36 3,132,381.05 3,314,541.00 3,517,359.19 3,737,606.36

a. Perdagangan Besar dan eceran 2,398,001.45 2,533,184.76 2,743,300.22 2,896,370.48 3,070,246.00 3,262,163.67 3,475,753.61

b. H o t e l 36,258.81 38,316.91 40,338.37 42,318.81 41,891.00 44,893.11 46,599.70

c. Restoran 169,734.95 179,667.80 188,553.77 193,691.77 202,403.00 210,302.40 215,253.04

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 1,067,045.08 1,113,783.59 1,197,357.40 1,243,347.42 1,252,502.00 1,319,243.93 1,399,242.22

a. P e n g a n g k u t a n 980,846.57 1,024,306.75 1,103,333.24 1,145,998.00 1,151,503.00 1,215,526.91 1,290,672.72

1). Angkutan Rel - - - - - - -

2). Angkutan Jalan Raya 676,559.19 706,652.40 753,972.50 786,783.27 808,949.00 843,612.07 903,824.42

3). Angkutan Laut 114,097.78 118,145.33 121,442.26 123,969.35 121,379.00 125,810.75 124,558.91

4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 43,624.84 44,186.13 44,452.13 44,739.56 45,060.00 45,752.76 46,448.37

5). Angkutan Udara 95,149.68 101,738.58 127,525.70 133,492.23 116,107.00 138,527.30 151,592.01

6). Jasa Penunjang Angkutan 51,415.09 53,584.32 55,940.64 57,013.59 60,009.00 61,824.03 64,249.01

b. K o m u n i k a s i 86,198.51 89,476.84 94,024.16 97,349.43 100,998.00 103,717.01 108,569.50

1). Pos & Telekomunikasi 84,863.43 88,088.49 92,581.09 95,856.24 99,446.00 102,121.60 106,902.60

2). Jasa Penunjang Komunikasi 1,335.08 1,388.34 1,443.07 1,493.19 1,552.00 1,595.41 1,666.90

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 872,106.31 914,231.16 958,069.53 1,004,025.23 1,044,375.00 1,100,958.73 1,141,165.14

a. B a n k 391,502.56 415,728.13 443,397.29 479,823.74 496,969.00 533,072.73 551,418.57

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 57,695.33 60,969.28 66,147.63 68,972.92 71,651.00 75,441.55 80,595.51

c. Jasa Penunjang Keuangan 4,062.37 4,256.01 4,585.93 4,766.54 4,911.00 5,134.08 5,422.42

d. Sewa bangunan 406,117.70 420,213.85 430,545.20 436,675.01 456,482.00 472,557.24 488,614.95

e. Jasa Perusahaan 12,728.33 13,063.90 13,393.48 13,787.02 14,362.00 14,753.14 15,113.69

9. JASA-JASA 1,536,501.56 1,586,501.82 1,638,020.93 1,675,915.91 1,718,010.00 1,782,578.22 1,852,455.96

a. Pemerintahan Umum 1,316,359.78 1,360,850.41 1,401,344.46 1,430,047.24 1,465,921.00 1,518,446.71 1,579,361.73

1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 923,464.04 957,392.98 983,235.65 998,307.85 1,024,118.00 1,060,773.49 1,118,184.66

2). Jasa Pemerintahan Lainnya 392,895.74 403,457.43 418,108.82 431,739.39 441,802.00 457,673.22 461,177.07

b. S w a s t a 220,141.78 225,651.41 236,676.46 245,868.67 252,090.00 264,131.50 273,094.23

1). Sosial Kemasyarakatan 154,344.59 158,243.64 166,285.45 174,513.61 179,224.00 188,802.93 196,420.44

2). Hiburan dan Rekreasi 9,966.83 10,307.00 10,938.37 11,167.10 11,548.00 11,980.05 12,315.47

3). Perorangan dan Rumah Tangga 55,830.37 57,100.76 59,452.64 60,187.96 61,317.00 63,348.52 64,358.32

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 16,733,101 17,606,823 18,719,268 19,594,972 19,902,044 20,841,293 22,107,605

P D R B TANPA MIGAS 14,239,539 15,028,062 15,917,086 16,653,186 17,296,304 18,146,221 18,984,470

Jumlah Migas 2,493,563 2,578,761 2,802,182 2,941,786 2,605,740 2,695,072 3,123,135

2013LAPANGAN USAHA

2012

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III

1 2 3 4 5 6 7 8

1. PERTANIAN, PETERNAKAN, KEHUTANAN & PERIKANAN 1,451,186.57 1,491,500.03 1,518,732.27 1,542,865.25 1,561,623.00 1,600,976.02 1,642,790.29

a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 545,148.73 541,828.02 543,671.66 550,767.00 576,307.19 590,278.38

b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 725,854.91 751,429.73 768,966.73 779,128.00 790,735.90 813,013.24

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 96,459.78 98,481.08 99,710.99 100,715.00 101,556.19 103,672.99

d. K e h u t a n a n 64,936.63 66,745.15 68,202.32 71,814.36 71,552.00 72,021.82 73,364.72

e. P e r i k a n a n 56,254.56 57,291.46 58,791.11 58,701.52 59,461.00 60,354.93 62,460.97

2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 632,817.93 664,546.24 691,806.04 724,265.28 631,830.00 663,860.12 711,230.37

a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 489,491.91 517,084.93 540,846.09 459,862.00 487,065.48 528,184.91

b. Pertambangan Tanpa Migas 110,446.89 114,365.25 111,902.99 119,013.97 106,265.00 110,214.77 115,406.96

c. Penggalian 59,381.24 60,689.08 62,818.11 64,405.22 65,703.00 66,579.87 67,638.50

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 621,508.05 645,624.17 663,662.58 655,488.00 672,554.98 664,067.51

a. Industri Migas 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,015.00 36,241.09 39,495.13

1). Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 36,015.00 36,241.09 39,495.13

2). Gas Alam cair - - -

b. Industri Tanpa Migas 568,450.44 586,917.98 609,910.79 626,583.23 619,473.00 636,313.89 624,572.37

4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 41,537.78 42,221.57 43,115.20 45,734.43 46,271.00 46,979.14 47,410.20

a. L i s t r i k 36,271.74 36,925.09 37,714.74 40,062.65 40,515.00 41,202.85 41,585.53

b. G a s - - - -

c. Air Bersih 5,266.04 5,296.48 5,400.47 5,671.78 5,756.00 5,776.29 5,824.67

5. B A N G U N A N 232,285.95 241,824.86 263,095.05 294,422.77 300,356.00 307,979.73 314,195.58

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 879,489.33 899,172.48 939,087.21 956,235.86 979,292.00 1,007,493.90 1,038,019.15

a. Perdagangan Besar dan eceran 809,836.44 827,576.34 865,079.09 881,149.06 903,418.00 929,714.61 959,381.64

b. H o t e l 15,380.24 15,888.05 16,276.04 16,877.10 16,375.00 17,317.72 17,562.37

c. Restoran 54,272.65 55,708.09 57,732.09 58,209.70 59,499.00 60,461.57 61,075.15

7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 352,177.09 361,213.60 375,484.18 384,400.33 382,249.00 392,716.44 406,808.35

a. P e n g a n g k u t a n 319,522.49 327,861.55 341,287.30 349,732.30 346,530.00 356,529.80 369,732.32

1). Angkutan Rel -

2). Angkutan Jalan Raya 202,129.19 208,254.26 214,552.84 221,067.56 224,062.00 226,597.48 236,937.46

3). Angkutan Laut 43,026.37 43,653.82 44,232.08 44,760.25 44,242.00 45,247.66 44,736.85

4). Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan 17,879.40 17,962.09 18,006.22 18,075.94 18,163.00 18,282.07 18,439.89

5). Angkutan Udara 36,365.42 37,566.59 43,416.58 44,610.77 38,032.00 43,983.81 46,633.85

6). Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 20,424.78 21,079.58 21,217.78 22,032.00 22,418.78 22,984.28

b. K o m u n i k a s i 32,654.60 33,352.05 34,196.88 34,668.03 35,719.00 36,186.64 37,076.03

1). Pos & Telekomunikasi 32,298.19 32,990.95 33,829.07 34,295.59 35,337.00 35,800.43 36,681.76

2). Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 361.10 367.81 372.43 382.00 386.21 394.27

8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 282,677.58 290,388.04 295,249.61 304,502.14 308,798.00 318,769.03 321,115.57

a. B a n k 154,075.06 160,109.54 162,965.44 170,696.98 172,941.00 181,224.95 181,928.21

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 15,233.60 15,799.13 16,017.25 16,195.00 16,518.91 17,056.46

c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 1,581.31 1,643.40 1,665.75 1,689.00 1,724.75 1,779.71

d. Sewa bangunan 108,019.05 109,258.77 110,592.95 111,803.39 113,565.00 114,841.98 115,844.02

e. Jasa Perusahaan 4,161.30 4,204.82 4,248.68 4,318.77 4,409.00 4,458.45 4,507.17

9. JASA-JASA 393,196.05 397,868.41 402,330.21 405,179.46 408,617.00 415,693.10 421,417.92

a. Pemerintahan Umum 325,992.49 329,898.89 332,812.45 334,914.83 337,487.00 343,451.14 348,061.75

1). Adm. Pemerintahan dan Pertahanan 210,188.92 212,765.30 213,973.78 215,015.72 216,216.00 219,810.41 224,421.03

2). Jasa Pemerintahan Lainnya 115,803.57 117,133.59 118,838.67 119,899.11 121,271.00 123,640.72 123,640.72

b. S w a s t a 67,203.56 67,969.52 69,517.76 70,264.63 71,130.00 72,241.97 73,356.16

1). Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 43,753.04 44,776.97 45,240.45 45,854.00 46,373.58 47,594.98

2). Hiburan dan Rekreasi 3,755.93 3,796.16 3,893.68 3,963.74 4,007.00 4,063.63 4,148.92

3). Perorangan dan Rumah Tangga 20,195.85 20,420.32 20,847.12 21,060.44 21,268.00 21,346.20 21,612.27

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268 5,274,524 5,427,022 5,567,055

P D R B TANPA MIGAS 4,370,829 4,486,161 4,621,726 4,743,343 4,778,647 4,903,716 4,999,375

Jumlah Migas 496,668 524,082 552,798 577,925 495,877 523,307 567,680

2013LAPANGAN USAHA

2012

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013

1. Konsumsi Rumah Tangga 9,990,279 10,249,899 10,741,320 10,965,458 11,290,422 11,627,325 12,331,042

1.1. Makanan 6,307,122 6,417,265 6,691,116 6,775,869 6,959,477 7,210,065 7,587,242.18

1.2. Non Makanan 3,683,157 3,832,634 4,050,203 4,189,589 4,330,945 4,417,259 4,743,800

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 108,741 113,045 118,368 121,908 125,668 130,729 137,699

3. Konsumsi Pemerintah 3,055,002 3,172,848 3,303,815 3,372,018 3,195,439 3,308,439 3,492,798

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,927,706 3,090,877 3,336,979 3,587,142 3,697,774 3,841,367 4,051,221

5. Perubahan Stok 455,403 475,637 473,567 505,644 531,668 559,834 540,113

6. Ekspor Barang dan Jasa 7,860,365 8,825,487 8,941,910 8,865,571 8,514,807 9,621,196 10,146,579

6.1. Ekspor Luar Negeri 4,061,251 4,938,357 3,664,390 3,873,300 3,270,770 4,241,050 4,415,733.43

6.2. Ekspor Antar Daerah 3,799,114 3,887,130 5,277,520 4,992,271 5,244,038 5,380,146 5,730,845.93

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7,664,394 8,320,970 8,196,690 7,822,770 7,453,734 8,247,598 8,591,848

7.1. Impor Luar Negeri 310,932 218,818 330,367 388,670 215,261 381,682 1,007,555.51

7.2. Impor Antar Daerah 7,353,463 8,102,152 7,866,324 7,434,100 7,238,473 7,865,916 7,584,292.26

PDRB 16,733,101 17,606,823 18,719,268 19,594,972 19,902,043 20,841,293 22,107,605

Komponen

I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 I-2013 II-2013 III-2013

1. Konsumsi Rumah Tangga 3,325,263 3,360,579 3,441,819 3,467,011.76 3,482,976 3,515,299.35 3,594,996

1.1. Makanan 2,170,556 2,186,117 2,231,223 2,240,359.79 2,248,046 2,263,389.29 2,309,314

1.2. Non Makanan 1,154,707 1,174,462 1,210,596 1,226,651.97 1,234,930 1,251,910.05 1,285,682

2. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 33,059 33,712 34,574 35,149.54 35,508 36,355.02 37,246

3. Konsumsi Pemerintah 928,533 953,418 984,147 995,088.87 923,965 942,489.77 959,093

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 830,605 865,690 924,886 984,300.06 994,613 1,015,599.42 1,035,282

5. Perubahan Stok 158,221 161,820 158,560 170,711.44 176,618 183,262.62 172,835

6. Ekspor Barang dan Jasa 3,086,957 3,444,416 3,354,256 3,346,976.68 3,157,381 3,595,738.35 3,701,185.98

6.1. Ekspor Luar Negeri 1,846,286 2,224,049 1,655,821 1,757,540.35 1,479,711 1,895,313.59 1,920,898

6.2. Ekspor Antar Daerah 1,240,671 1,220,366 1,698,435 1,589,436.33 1,677,670 1,700,424.76 1,780,288

7. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3,495,140 3,809,390 3,723,719 3,677,970.24 3,496,538 3,861,722.08 3,933,583.21

7.1. Impor Luar Negeri 127,848 89,566 132,424 153,841.22 84,793 149,119.37 388,328

7.2. Impor Antar Daerah 3,367,292.48 3,719,824.95 3,591,295 3,524,129.01 3,411,744.56 3,712,602.71 3,545,256

PDRB 4,867,497.26 5,010,243.28 5,174,523.97 5,321,268.11 5,274,523.75 5,427,022.46 5,567,054.94

Komponen

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100

Sumber: BPS Provinsi Jambi

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP

I UM UM 141.15 141.88 142.02 141.91 142.71 144.61 149.31 151.10 149.71

II BAHAN M AKANAN 162.00 162.64 162.65 162.29 162.70 165.70 173.77 177.51 169.60

III. M AKANAN JADI, M NM AN, ROKOK & TBK 164.77 165.50 166.29 166.40 168.12 168.53 169.76 170.54 173.14

IV. PERUM AHAN 129.52 130.42 130.56 130.77 132.74 132.79 133.23 134.18 135.72

V. SANDANG 136.44 135.96 135.28 134.15 132.75 133.01 132.66 133.79 135.69

VI. KESEHATAN 123.27 123.83 123.83 123.92 124.31 124.35 124.53 124.53 124.90

VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 131.19 131.57 131.65 131.46 131.44 131.56 132.60 132.65 132.77

VIII. TRANSPORT & KOM UNIKASI 111.68 112.87 112.92 112.94 113.10 118.53 130.44 132.49 131.48

2013Uraian

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.