Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara...

94
0 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Manado

Transcript of Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara...

Page 1: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan II 2010 Kantor Bank Indonesia Manado

Page 2: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dijelaskan bahwa tujuan

Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai

tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum

otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI

Manado dituntut berperan sebagai yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,

menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam

perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi

ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional

(KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro

ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat

kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya ekonomi di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui

penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder

maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti

pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di

daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas

dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat

memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah

membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 30 Juni 2010

BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting

Pemimpin

Page 3: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

2

Daftar Isi

KATA PENGANTAR halaman 1

DAFTAR ISI

halaman 2

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 15

Sisi Permintaan halaman 16

Sisi Penawaran halaman 25

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 37

Inflasi Tahunan (yoy) halaman 37

Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm)

Boks 1. Indeks Implisit (Deflator PDRB) Sektor Perekonomian Provinsi Sulawesi Utara

halaman 39

halaman 40

halaman 43

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 45

Fungsi Intermediasi halaman 46

Risiko Kredit halaman 54

Perkembangan Perbankan Syariah

Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

Boks 2.Komitmen Bank Indonesia Dan Perbankan Dalam Mendorong Pengembangan

Sektor Pertanian Di Provinsi Sulawesi Utara

halaman 56

halaman 57

halaman 59

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 61

Dana Perimbangan halaman 62

Perkembangan APBD Provinsi halaman 64

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 69

Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 69

Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 73

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 77

Ketenagakerjaan halaman 77

Kesejahteraan Masyarakat halaman 80

Page 4: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

3

PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI halaman 85

Prospek Ekonomi Makro halaman 85

Prakiraan Inflasi halaman 88

Prospek Perbankan Halaman 90

Daftar Istilah dan Singkatan halaman 92

Page 5: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

4

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56 Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933 Email : [email protected] [email protected]

Page 6: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

5

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Kinerja berbagai indikator ekonomi makro nasional menunjukan

adanya tren peningkatan sepanjang triwulan II-2010, hal ini sejalan

dengan perbaikan ekonomi global yang disertai kenaikan harga

komoditas dunia, perbaikan outlook credit rating dan persepsi

internasional terhadap Indonesia. Peningkatan kinerja ini tercermin

dari surplus neraca transaksi berjalan maupun transaksi modal dan

finansial, penguatan nilai tukar rupiah disertai dengan volatilitas

yang menurun, serta cadangan devisa Indonesia yang sampai

dengan akhir triwulan II-2010 mencapai USD76,3 miliar atau setara

dengan 5,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri

pemerintah. Dengan semakin membaiknya kondisi tersebut,

perekonomian Indonesia secara tahunan di triwulan II-2010

diperkirakan tumbuh mencapai sekitar 6%.

Relatif baiknya perkembangan indikator makro ekonomi nasional

berdampak pula terhadap perkembangan indikator makro

ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Walaupun

sedikit mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama

tahun lalu, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara di

triwulan II-2010 tumbuh 6,80% (yoy). Perlambatan ini lebih

disebabkan karena di triwulan II-2009 lalu terdapat beberapa event

berskala internasional (World Ocean Conference, Coral Triangle

Summit dan Sail Bunaken) yang berdampak cukup signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi

Sulawesi Utara adalah kegiatan ekspor dan konsumsi, baik

konsumsi pemerintah maupun swasta. Tiga komoditi utama ekspor

antar negara adalah CNO/CCO (minyak mentah dan kopra),

bungkil sejenisnya, dan RBD CNO (minyak siap pakai dari kopra)

sementara ekspor antar provinsi adalah minyak solar/HSD (curah),

barang campuran, dan barang untuk keperluan proyek. Sedangkan

Kinerja berbagai indikator ekonomi makro nasional menunjukan adanya tren peningkatan sepanjang triwulan II-2010

Relatif baiknya perkembangan indikator makro ekonomi nasional berdampak pula terhadap perkembangan indikator makro ekonomi regional termasuk di

Provinsi Sulawesi Utara.

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara adalah kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun swasta.

Page 7: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

6

peningkatan konsumsi seiring dengan peningkatan aktivitas

kampanye menjelang Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang akan

berlangsung di 7 kabupaten/kota dan provinsi awal Agustus 2010

serta berlangsungnya beberapa even yang sifatnya musiman

seperti liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Sementara itu,

kinerja investasi tetap tumbuh positif di triwulan II-2010 walaupun

mengalami perlambatan dibandingkan periode-periode

sebelumnya. Konsentrasi masyarakat dan pemerintah terhadap

penyelenggaraan Pilkada menyebabkan aktivitas investasi berjalan

tidak terlalu optimal selama triwulan laporan.

Dari sisi penawaran, struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara

relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun-tahun

sebelumnya. Namun demikian, secara umum kinerja sektor

ekonomi selama triwulan laporan memperlihatkan perlambatan

dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sektor ekonomi yang

menjadi andalan masih tertumpu pada sektor Perdagangan, Hotel

dan Restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor

bangunan serta sektor pertanian. Relatif stabilnya pertumbuhan di

sektor PHR dan pengangkutan serta meningkat pesatnya

perkembangan sektor pertanian ditunjang oleh beberapa even

yang sifatnya musiman diantaranya dimulainya musim liburan

sekolah dan tahun ajaran baru. Selain itu mulai berlangsungnya

panen raya cengkeh dan aktivitas kampanye menjelang

pelaksanaan Pilkada menjadi salah satu faktor pendorong

meningkatnya aktivitas ekonomi di triwulan laporan.

Perkembangan Inflasi Daerah

Meskipun menunjukan kecenderungan meningkat, inflasi tahunan

Kota Manado pada triwulan II-2010 masih relatif terkendali. Secara

tahunan inflasi meningkat dari 1,84% (yoy) pada triwulan I-2010

menjadi 4,21% (yoy) pada triwulan II-2010. Angka tersebut masih

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat

sebesar 5,05% (yoy). Peningkatan laju inflasi tahunan Sulawesi

Utara selama triwulan II-2010 disebabkan baik oleh faktor

Meskipun menunjukan kecenderungan meningkat, inflasi tahunan Kota Manado pada triwulan II-2010 masih relatif terkendali.

Dari sisi penawaran, struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya

Page 8: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

7

fundamental maupun non fundamental. Dari sisi fundamental,

tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh faktor interaksi antara

permintaan dan penawaran agregat, sedangkan pengaruh tekanan

eksternal dan ekspektasi inflasi masih minimal dan terkendali.

Sementara itu, dari sisi non fundamental inflasi terutama

dipengaruhi oleh inflasi volatile food.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi selama triwulan II-2010 tertinggi

terjadi pada kelompok sandang tercatat mengalami inflasi 6,84%

(yoy) yang disusul oleh kelompok bahan makanan sebesar 6,39%

(yoy). Inflasi terendah terjadi pada kelompok transpor, komunikasi

dan jasa keuangan sebesar 1,75% (yoy). Jika dilihat berdasarkan

sub kelompoknya, inflasi terutama disumbangkan oleh kelompok

buah-buahan, sayur-sayuran, padi-padian umbi-umbian dan

hasilnya serta kelompok barang pribadi dan sandang lainnya.

Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 membaik,

yang tercermin dari perkembangan positif berbagai indikator

perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan laporan. Laju

pertumbuhan dari total aset, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit

tercatat mengalami pertumbuhan yang positif, walaupun lebih

rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu,

fungsi intermediasi perbankan memperlihatkan tren peningkatan

sejak awal triwulan II-2009 sampai dengan triwulan laporan,

tercermin dari meningkatnya prosentase Loan To Deposit Ratio

(LDR) yang mencapai 109,37% di triwulan II-2010. Sejalan dengan

hal tersebut, kualitas kredit yang disalurkan perbankan relatif

stabil, yang ditunjukan oleh rasio kredit bermasalah (Non

Performing Loan) dari 3,72% pada triwulan II-2009 menjadi 3,79%

pada triwulan II-2010. Sementara itu, kredit UMKM juga terus

menunjukan perkembangan yang cukup signifikan, ditandai

dengan meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit

yang mencapai 81,50%, disertai oleh relatif stabilnya kualitas

kredit UMKM yang pada triwulan laporan tercatat sebesar 3,80%.

Kinerja perbankan Sulawesi Utara pada triwulan II 2010 membaik, yang tercermin dari perkembangan positif

Berdasarkan kelompoknya, inflasi selama Triwulan II 2010 tertinggi terjadi pada kelompok sandang ..

Page 9: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

8

Indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada

triwulan II-2010 secara umum mengalami pertumbuhan positif,

terkecuali total DPK. Total aset bank umum syariah secara

tahunan, sampai dengan posisi bulan Mei 2010 tercatat

mengalami pertumbuhan sebesar 28,64% (yoy). Begitu juga

dengan penyaluran pembiayaan tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 24,11% (yoy). Sementara itu, pengumpulan DPK

mengalami pertumbuhan negatif sebesar -51,57% (yoy). Dengan

kondisi tersebut, Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat

tajam dari 80,18% pada triwulan II-2009 menjadi sebesar

205,52% pada triwulan laporan. Kenaikan yang signifikan pada

FDR tersebut perlu mendapat perhatian sebab peningkatan yang

terjadi merupakan dampak turunnya DPK.

Laju pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit Bank

Perkreditan Rakyat (BPR) secara tahunan Provinsi Sulawesi Utara di

triwulan II-2010 menunjukan peningkatan apabila dibandingkan

dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan

laporan, pertumbuhan asset BPR secara tahunan meningkat dari

18.11% (yoy) pada triwulan II-2009 menjadi 33.91% (yoy) atau

menjadi Rp295,2 miliar. Selanjutnya pertumbuhan kredit

meningkat dari 15,01% (yoy) menjadi 23,80% (yoy) atau menjadi

sebesar Rp224,7 miliar. DPK juga mengalami peningkatan

pertumbuhan dari 18,29% (yoy) menjadi 32,23%(yoy) atau

menjadi sebesar Rp212 miliar. Namun demikian, hal ini tidak diikuti

dengan perbaikan kualitas kredit dan rasio Loan to Deposit Ratio

(LDR) seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan persentase kredit

bermasalah (Non Performing Loan gross) yang mencapai 4,20%

pada triwulan II-2010 dan penurunan rasio LDR dari 111,32%

pada triwulan II-2009 menjadi 106% pada triwulan laporan.

Laju pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit BPR secara tahunan Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II 2010 menunjukan peningkatan.....

Indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan II 2010 secara umum mengalami pertumbuhan positif, terkecuali total DPK.

Page 10: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

9

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota

di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010 diperkirakan mencapai

Rp5,68 Triliun atau naik 0,12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan transfer dana dari

pemerintah pusat terutama berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU)

yang merupakan komponen dari dana perimbangan yang naik

9,17% (yoy) mencapai jumlah Rp4,43 Triliun. Sementara itu Dana

Penyesuaian dan Otonomi khusus justru mengalami penurunan

sebesar 43,88% dibandingkan tahun sebelumnya.

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2010 menunjukan

pencapaian yang lebih baik, hal ini tercermin dari realisasi

pendapatan dan belanja daerah yang mengalami peningkatan

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai

dengan triwulan II-2010 realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi

Utara telah mencapai Rp589,39 miliar, atau sebesar 55,3% dari

target pendapatan dalam APBD. Sementara itu, realisasi belanja

provinsi sampai dengan triwulan II-2010 mencapai Rp423,57 miliar

atau mencapai 38,7% dari target total belanja dalam APBD, lebih

tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 35,8%.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada

pada kondisi net outflow sebesar Rp221,63 miliar atau meningkat

13,37%, lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya sebesar Rp195,48 miliar. Jumlah uang kartal yang

dikeluarkan Bank Indonesia Manado meningkat sebesar 47,66%

dari Rp355,29 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp524,64

miliar pada periode laporan. Sementara itu, aliran uang kartal yang

masuk dari masyarakat dan perbankan ke Kantor Bank Indonesia

Manado pada triwulan II-2010 hanya tercatat sebesar Rp303,01

miliar.

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) ke ...

Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada kondisi net outflow sebesar Rp221,63 miliar atau meningkat 13,37%, .....

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2010 menunjukan pencapaian yang lebih baik...

Page 11: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

10

Selama triwulan II-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk

tercatat sebesar 97,86%, jauh lebih tinggi dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat sebesar 49%.

Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga

selama triwulan laporan adalah sebesar Rp296,52 miliar atau naik

278,66% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Manado menunjukan adanya penurunan yang signifikan dibanding

periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang palsu yang

ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada

triwulan II-2010 hanya tercatat sebanyak 3 lembar yang

keseluruhannya merupakan uang pecahan Rp50.000,00. Jumlah

ini lebih kecil dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya

sebanyak 18 lembar. Penurunan temuan ini mengindikasikan

pemahaman masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah

sudah cukup baik.

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama

triwulan II-2010 mengalami peningkatan, jumlah warkat yang

dikliringkan sebanyak 80.399 lembar dengan nilai Rp1.674 miliar

atau meningkat jumlahnya sebesar 2,95% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan

rata-rata harian lembar warkat yang dikliringkan selama periode

laporan tercatat sebanyak 1.299 lembar dengan nilai sebesar

Rp27,08 miliar atau tumbuh sebesar 3,48% (yoy). Peningkatan

rata-rata jumlah nominal kliring tersebut semakin menegaskan

bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan

positif yang berkelanjutan.

Selama triwulan II-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 97,86%.....

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara selama triwulan II-2010 tercatat mengalami peningkatan...

Penemuan uang palsu di wilayah kerja KBI Manado pada triwulan laporan menunjukan penurunan...

Page 12: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

11

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan

Kesejahteraan Masyarakat

Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi

regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal pada triwulan

II-2010, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Utara terus

menunjukan perbaikan. Tingkat Pengangguran di Sulawesi Utara

pada Februari 2010 menurun, yang tercermin dari nilai TPT

(Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar 10,48%, merupakan

angka terendah sejak tahun 2006. Jumlah penyerapan tenaga kerja

baru diperkirakan masih menunjukan perkembangan positif pada

triwulan laporan. Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian

masih menjadi sektor lapangan pekerjaan utama, walaupun telah

terjadi pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan

dan sektor jasa.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan

masyarakat di Sulawesi Utara diperkirakan meningkat di triwulan

laporan. Kondisi tersebut didasarkan atas beberapa indikator,

diantaranya Indeks Ekspektasi Penghasilan yang berada pada level

optimis, peningkatan NTP (Nilai Tukar Petani) dan penurunan

tingkat kemiskinan. Indeks Ekspektasi Penghasilan berdasarkan

Survei Konsumen (SK) Kota Manado mengalami sedikit penurunan

dari 136 pada triwulan yang sama periode sebelumnya menjadi

134 pada triwulan laporan, namun masih berada pada level

optimis. Selanjutnya kesejahteraan masyarakat petani terindikasi

mengalami peningkatan yang tercermin dari rata-rata Nilai Tukar

Petani (NTP) Sulawesi Utara selama triwulan II-2010 sebesar

101,47, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yang

tercatat sebesar 101,43. Sementara itu tingkat kemiskinan Provinsi

Sulawesi Utara pada Maret 2010 kembali mengalami penurunan

yang tercatat sebesar 0,69% (yoy), relatif masih lebih rendah

apabila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan secara nasional.

Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem pembayaran dan fiskal pada triwulan II-2010, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi Utara terus menunjukan perbaikan.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara diperkirakan meningkat di triwulan laporan.

Page 13: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

12

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010

diperkirakan tumbuh lebih tinggi atau berada pada kisaran 7,59%

(yoy) ± 0,5%. Laju pertumbuhan pada triwulan III-2010 didukung

oleh pelaksanaan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di 7

Kabupaten/Kota dan Provinsi yang direncanakan akan dilaksanakan

secara serentak pada bulan Agustus 2010. Faktor lain yang

mendorong pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010 adalah

perilaku musiman pada saat tahun ajaran baru yang jatuh pada

bulan Juli, bulan suci ramadhan pada bulan Agustus dan hari raya

Idul Fitri yang jatuh pada bulan September 2010. Selain itu,

perayaan pengucapan syukur di bulan Juli 2010 yang merupakan

seremoni rutin yang diselenggarakan oleh sebagian besar

masyarakat Sulawesi Utara setelah masa panen, juga turut

berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada

triwulan III-2010.

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi dan ekspor masih

mendominasi laju pertumbuhan ekonomi Sulut. Konsumsi

masyarakat diperkirakan masih akan mengalami peningkatan,

terkait dengan pola konsumsi musiman menjelang tahun ajaran

baru 2010, seremoni pengucapan syukur, bulan suci Ramadhan

dan peringatan hari raya Idul Fitri. Hal ini juga didukung oleh daya

beli masyarakat yang cenderung meningkat karena adanya

pencairan gaji ke-13 bagi PNS dan Tunjangan Hari Raya (THR).

Selain itu, pelaksanaan panen raya cengkeh yang sebagian besar

akan berlangsung pada bulan Juli dan Agustus 2010, akan

mendorong kenaikan pendapatan khususnya bagi para petani,

yang pada tahap selanjutnya akan meningkatkan belanja

konsumsi.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010

diperkirakan masih akan ditopang oleh sektor-sektor dominan,

seperti sektor PHR, bangunan, pengangkutan dan komunikasi serta

sektor pertanian.

Perkembangan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh lebih tinggi atau berada pada kisaran 7,59% (yoy) ± 0,5%.

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi dan ekspor masih mendominasi laju pertumbuhan ekonomi Sulut.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan

ekonomi pada triwulan III-2010

Page 14: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

13

Outlook Inflasi Regional

Laju inflasi tahunan Kota Manado selama triwulan III-2010

diperkirakan akan cenderung meningkat, lebih tinggi dibandingkan

inflasi pada triwulan III-2009 yang tercatat mengalami deflasi. Laju

inflasi Kota Manado di triwulan mendatang diperkirakan berada

pada kisaran 5,25%± 0,5 (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi

diperkirakan berasal dari sisi permintaan yang terkait dengan

faktor musiman yaitu perayaan Idul Fitri, serta dari sisi penawaran

berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap harga dan

kondisi iklim/cuaca yang mengganggu produktivitas hasil-hasil

pertanian. Jika dilihat berdasarkan kelompoknya, kelompok bahan

makanan, kelompok transport dan kelompok sandang diperkirakan

akan mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi.

Prospek Perbankan

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara

pada triwulan III-2010 diperkirakan masih cukup baik. Kebijakan

Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan suku bunga

acuannya (BI rate) sebesar 6,5% mendorong perbankan untuk

lebih ekspansif dalam melakukan pembiayaan yang didukung oleh

kecenderungan menurunnya suku bunga kredit. Sementara itu,

jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada triwulan

mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini

didorong oleh potensi meningkatnya tingkat pendapatan

masyarakat seiring dengan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR),

dimulainya panen raya cengkeh, dan potensi membaiknya kinerja

ekspor Sulawesi Utara.

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan Sulawesi Utara optimis

untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 25 30%,

lebih tinggi dibandingkan target penyaluran kredit secara nasional

yang hanya berada pada kisaran 17%. Menurut sektor

ekonominya, sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran), sektor

konstruksi, sektor jasa dunia usaha dan konsumsi masih menjadi

fokus utama dalam portofolio kredit di Sulawesi Utara.

Tekanan Inflasi Kota Manado selama triwulan II-2010 diperkirakan akan cenderung meningkat...

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 diperkirakan

masih cukup baik.

Dari sisi penyaluran kredit, perbankan Sulawesi Utara optimis untuk terus meningkatkan pertumbuhan hingga 25-30%..

Page 15: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

14

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 16: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

15

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Kinerja berbagai indikator ekonomi makro nasional menunjukan tren peningkatan

sepanjang triwulan II-2010, hal ini sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang disertai

kenaikan harga komoditas dunia, perbaikan outlook credit rating dan persepsi internasional

terhadap Indonesia. Peningkatan kinerja ini tercermin dari surplus neraca transaksi berjalan

maupun transaksi modal dan finansial, penguatan nilai tukar rupiah disertai dengan

volatilitas yang menurun, serta cadangan devisa Indonesia yang sampai dengan akhir

triwulan II-2010 mencapai USD76,3 miliar atau setara dengan 5,9 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri pemerintah. Dengan semakin membaiknya kondisi tersebut,

perekonomian Indonesia secara tahunan di triwulan II-2010 diperkirakan tumbuh mencapai

sekitar 6%.

Relatif baiknya perkembangan indikator makro ekonomi nasional berdampak pula terhadap

perkembangan indikator makro ekonomi regional termasuk di Provinsi Sulawesi Utara.

Walaupun sedikit mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun lalu,

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara di triwulan II-2010 tumbuh 6,80% (yoy).

Perlambatan ini lebih disebabkan karena di triwulan II-2009 lalu terdapat beberapa event

berskala internasional (World Ocean Conference, Coral Triangle Summit dan Sail Bunaken)

yang berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode tersebut.

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara adalah

kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi pemerintah maupun swasta. Tiga komoditi

utama ekspor antar negara adalah CNO/CCO (minyak mentah dan kopra), bungkil

sejenisnya, dan RBD CNO (minyak siap pakai dari kopra) sementara ekspor antar provinsi

adalah minyak solar/HSD (curah), barang campuran , dan barang untuk keperluan proyek.

Sedangkan peningkatan konsumsi seiring dengan peningkatan aktivitas kampanye

menjelang Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang akan berlangsung di 7 kabupaten/kota

dan provinsi awal Agustus 2010 serta berlangsungnya beberapa even yang sifatnya

musiman seperti liburan sekolah dan tahun ajaran baru. Peningkatan konsumsi antara lain

dapat dikonfirmasi dengan masih tetap tingginya optimisme masyarakat Kota Manado

berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) periode Juni 2010 terhadap 200 responden

masyarakat Kota Manado. Sementara itu, kinerja investasi tetap tumbuh positif di triwulan

II-2010 walaupun mengalami perlambatan dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Page 17: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

16

Konsentrasi masyarakat dan pemerintah terhadap penyelenggaraan Pilkada menyebabkan

aktivitas investasi berjalan tidak terlalu optimal selama triwulan laporan.

Dari sisi penawaran, struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara relatif tidak mengalami

perubahan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, secara umum kinerja

sektor ekonomi selama triwulan laporan memperlihatkan perlambatan dibandingkan

periode yang sama tahun lalu. Sektor ekonomi yang menjadi andalan masih tertumpu pada

sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor pengangkutan dan komunikasi,

sektor bangunan serta sektor pertanian. Relatif stabilnya pertumbuhan di sektor PHR dan

pengangkutan serta meningkat pesatnya perkembangan sektor pertanian ditunjang oleh

beberapa even yang sifatnya musiman diantaranya dimulainya musim liburan sekolah dan

tahun ajaran baru. Selain itu mulai berlangsungnya panen raya cengkeh dan aktivitas

kampaye menjelang pelaksanaan Pilkada menjadi salah satu faktor pendorong

meningkatnya aktivitas ekonomi di triwulan laporan.

1.1. SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, lokomotif pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan

II-2010 terutama bersumber dari kegiatan ekspor dan konsumsi, baik konsumsi swasta

maupun konsumsi pemerintah. Sedangkan kegiatan investasi cenderung melambat

dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q1 Sumb. Q2 Sumb.

Konsumsi 8.53 5.84 6.44 4.15 5.04 3.49 5.99 2.36

Konsumsi Swasta 5.12 2.40 5.16 2.24 5.24 2.41 9.13 0.26

Konsumsi Pemerintah 15.95 3.44 9.04 1.91 4.65 1.08 9.35 1.99

PMTB 10.03 2.01 6.33 1.35 43.72 8.97 2.94 0.61

Stok -19.93 -0.26 -36.13 -0.88 9.16 0.09 15.18 0.22

Ekspor 5.96 2.92 6.90 3.40 -3.11 -1.50 13.61 6.58

Impor 7.89 3.06 -0.78 -0.29 11.05 4.30 15.25 5.23

PDRB 7.45 7.45 8.31 8.31 6.75 6.75 6.80 6.80

Jenis Penggunaan2009 2010

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 1.1. Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara menurut Penggunaan (% yoy)

Page 18: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

17

50

70

90

110

130

150

170

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2009 2010

Kondisi Ekonomi Saat Ini Ekspektasi Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen

-3

-2

-1

0

1

2

3

98

99

100

101

102

103

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2009 2010

NTP (indeks) - left axis batas minimum sejahtera

Growth (% yoy) - right axis

1.1.1. Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama Triwulan II-2010 tumbuh 5,99% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya. Berdasarkan komponen

penyusunnya, kegiatan konsumsi dapat digolongkan pada konsumsi swasta dan konsumsi

pemerintah. Konsumsi swasta pada triwulan II-2010 tumbuh 9,13% (yoy) yang utamanya

didorong oleh meningkatnya pengeluaran masyarakat pada musim liburan dan tahun ajaran

baru. Selain itu, adanya panen raya cengkeh telah mendorong peningkatan pendapatan

masyarakat yang kemudian direspon dengan naiknya daya beli masyarakat secara umum.

Hasil Survei Konsumen Kota Manado periode Juni 2010 yang merupakan indikator

penuntun konsumsi rumah tangga menunjukan adanya kenaikan Indeks Keyakinan

Konsumen (IKK) sebesar 8,00 poin dari 124,92 pada Juni 2009 menjadi 132,92 pada Juni

2010.

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tak lepas pula dari relatif

terjaganya daya beli masyarakat khususnya petani tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP)

dimana untuk posisi Juni 2010 tercatat berada pada level 101,47, lebih tinggi jika

dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai level 100,60. Indeks NTP

sepanjang tahun 2009 sampai Juni 2010 selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks >

100). Sebagaimana diketahui, berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di

Sulawesi Utara bermata pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu

memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga.

Selain itu, peningkatan pelanggan listrik khususnya untuk kelompok rumah tangga juga

mengindikasikan meningkatnya kegiatan konsumsi selama triwulan II-2010.

Grafik 1.1.

Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sumber : Survey Konsumen (SK) Kota Manado, diolah Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 19: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

18

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

348.000

350.000

352.000

354.000

356.000

358.000

360.000

362.000

364.000

366.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010

Pelanggan_RT - left axis

gPelanggan_RT (% yoy) - right axis

Peningkatan kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi melalui

data perkembangan kredit konsumsi yang disalurkan bank umum. Selama triwulan II-2010

(posisi Mei 2010), kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum mencapai Rp6.582

miliar, atau tumbuh 30,37% (yoy). Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan kredit

konsumsi, penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado dan sekitarnya juga

mengalami kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu dealer utama

kendaraan roda empat di Kota Manado. Pada bulan Juni 2010 pertumbuhan penjualan

kendaraan roda empat naik hingga 65,19% (yoy). Adanya kenaikan pendapatan

masyarakat yang bertepatan dengan panen raya cengkeh serta realisasi kenaikan gaji

PNS/TNI/Polri direspon oleh masyarakat dengan melakukan pembelian barang dan jasa

khususnya pembelian barang tahan lama.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Kredit_Konsumsi (Rp miliar) - left axis

gKredit_Konsumsi (% yoy) - right axis

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

300

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2009 2010

Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis

Sumber : Dealer Utama Penjualan Kendaraan Roda Empat, diolah Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Grafik 1.3.

Perkembangan Pelanggan Listrik Kelompok Rumah Tangga

Sumber : PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo, diolah

Grafik 1.5. Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat

Grafik 1.4. Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum

Page 20: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

19

Sementara itu, kegiatan konsumsi pemerintah selama triwulan II-2010 tumbuh 9,35% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2009 yang hanya tumbuh 9,04% (yoy). Peningkatan ini

antara lain dapat dikonfirmasi dengan kenaikan realisasi anggaran belanja di triwulan II-

2010 yang telah mencapai 38,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya

tercatat sebesar 35,8%. Realisasi anggaran belanja terutama dialokasikan untuk perbaikan

dan pembangunan infrastruktur. Selain itu, belanja pemerintah daerah terkait persiapan

Pilkada juga turut berkontribusi terhadap pertumbuhan konsumsi pemerintah.

1.1.2. Investasi

Pada triwulan II-2010, investasi di Provinsi Sulawesi Utara tumbuh lebih lambat sebesar

2,94% (yoy). Kinerja investasi selama triwulan laporan dapat dikonfirmasi melalui data

besaran kredit investasi yang disalurkan bank umum di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia

Manado. Sampai dengan Mei 2010, jumlah kredit investasi tercatat sebesar Rp1.069 miliar

atau tumbuh 21,09% (yoy). Pencapaian pertumbuhan kredit investasi ini lebih tinggi

dibandingkan triwulan II-2009 yang tumbuh 10,10% (yoy). Indikator dini yang menunjukan

arah positif dari kinerja investasi juga ditunjukan oleh kenaikan jumlah pelanggan listrik

khusus untuk segmen bisnis dan industri sebesar 4,94% (yoy) dari sebanyak 13.144

pelanggan pada triwulan II-2009 menjadi 14.793 pelanggan pada triwulan II-2010.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-

200

400

600

800

1.000

1.200

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis

gKredit_Investasi (% yoy) - right axis

12.739 12.768

12.904

13.098

13.316

13.417

376

376

377 377

376 376

375

376

377

378

12.400

12.600

12.800

13.000

13.200

13.400

13.600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010

Bisnis - left axis Industri - right axis

Grafik 1.7. Perkembangan Pelanggan Listrik di Wilayah Sulawesi Utara

Ket: *) s.d. Mei 2010

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Grafik 1.6. Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum

Sumber : PLN Kanwil Suluttenggo, diolah

Page 21: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

20

Namun demikian, secara umum kontribusi investasi terhadap pencapaian pertumbuhan

ekonomi relatif lebih kecil dibandingkan kontribusi komponen lainnya dalam PDRB di sisi

penggunaan. Beberapa indikator yang dapat menjelaskan hal tersebut antara lain, data

volume penjualan semen di triwulan II-2010 yang mengalami penurunan bila dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Rendahnya kontribusi kinerja investasi juga terlihat

dari perkembangan volume impor barang modal yang menunjukan perlambatan. Sampai

dengan Mei 2010, volume impor barang modal hanya tercatat sebesar 17,32 ton. Selain itu,

aktivitas investasi yang masuk wilayah Provinsi Sulawesi Utara juga memperlihatkan adanya

perlambatan. Hal ini tercermin dari realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) maupun

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang sepanjang tahun 2010 hanya tercatat 1

(satu) perusahaan PMA yang berinvestasi. Faktor yang menyebabkan perlambatan ini antara

lain adalah sikap wait and see yang diambil oleh investor untuk menunggu hasil Pilkada di

bulan Agustus 2010, juga adanya perubahan ketentuan yang dikeluarkan oleh Kepala

Badan Koordinasi Penanaman Modal No.7 Tahun 2010 tentang Pedoman dan Tata Cara

Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal yang masih dipelajari oleh investor.

-1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Capital (Ton) - left axis

gCapital (% yoy) - right axis

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

J F M A M J J A S O N D J F M A M J

2009 2010

Volume (ton) - left axis

g_semen (% yoy) - right axis

Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal Regional Sulut

Tabel 1.2. Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing (PMA)

Grafik 1.9. Perkembangan Volume Impor Barang Modal

Sumber : Asosiasi Semen, diolah

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, diolah

Grafik 1.8.

Perkembangan Penjualan Semen Provinsi Sulawesi Utara

Page 22: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

21

1.1.3. Ekspor – Impor

Kinerja perdagangan Provinsi Sulawesi

Utara khususnya ekspor di triwulan II-

2010 sangat menggembirakan. Indikasi

membaiknya kinerja ekspor terutama

disumbang oleh perdagangan antar

provinsi maupun antara negara. Kinerja

ekspor pada triwulan II-2010 tumbuh

13,61% (yoy). Salah satu indikator untuk

mengkonfirmasi kinerja ekspor pada

triwulan laporan adalah perkembangan

volume ekspor baik ke luar negeri

maupun ke pasar domestik

(antarprovinsi). Perkembangan kegiatan

ekspor antar provinsi dapat dikonfirmasi dengan kegiatan muat barang melalui Pelabuhan

Bitung. Kegiatan muat didefinisikan sebagai kegiatan pengiriman barang dari Provinsi

Sulawesi Utara ke luar provinsi. Selama triwulan II-2010, volume barang asal Provinsi

Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik mencapai 272,88 ribu ton atau

meningkat 19,05% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, berdasarkan data yang bersumber dari Direktorat Statistik dan Moneter,

Kantor Pusat Bank Indonesia (data sementara Juni 2010), volume dan nilai ekspor luar

negeri masih menunjukan pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan periode yang

sama tahun lalu. Namun demikian, pencapaian ini diperkirakan akan terus mengalami

peningkatan hingga data tetap untuk triwulan II-2010 seluruhnya diperoleh. Hal ini cukup

optimis mengingat terdapatnya beberapa realisasi ekspor di akhir triwulan laporan

khususnya untuk komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Utara.

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

200

210

220

230

240

250

260

270

280

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010

Muat (Ribu ton) - left axis gMuat (% yoy) - right axis

Periode Komoditi Ekspor Nilai/Volume Negara Tujuan

Ikan tuna segar 199 ton/USD3.005 Thailand

Tepung kelapa USD32.500 Afrika Selatan

Kopra 29 ton/USD2.782 Bangladesh

Tepung kelapa 63 ton/USD75.000 Rusia

Triwulan II-

2010

Tabel 1.3.

Perkembangan Realisasi Ekspor Sulawesi Utara

Sumber : Berbagai Media, diolah

Grafik 1.10. Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero) Bitung, diolah

Page 23: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

22

Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri terutama dalam bentuk Food &

Live Animals serta Animals & Vegetable Oils & Fats khususnya olahan dari produk kopra,

minyak kelapa (Virgin Coconut Oil) dan ikan dengan negara tujuan utama adalah China,

Amerika Serikat, Belanda, dan Korea Selatan.

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Ekspor_Value (Juta USD) - left axis

gEkspor_Value (% yoy) - right axis

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Food and Live Animals 36.27 71.82 43.54 66.47 46.22 51.87

Animal and Vegetable Oils&Fats 48.13 132.62 114.83 128.47 112.27 88.36

Others 1.53 9.86 1.79 11.65 6.80 20.42

Total 85.94 214.30 160.16 206.59 165.29 160.65

2010Komoditi

2009

21%

19%

16%

8%

7%

6%

23%

Belanda

China

Amerika Serikat

Korea Selatan

Jepang

Jerman

Negara Lainnya

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Ekspor_Vol (Ribu ton) - left axis

gEkspor_Vol (% yoy) - right axis

10%

23%

20%12%

4%

4%

27%

Belanda

China

Amerika Serikat

Korea Selatan

Jepang

Jerman

Negara Lainnya

Grafik 1.12. Perkembangan Nilai Ekspor Sulawesi Utara

Tabel 1.4.

Komoditi Utama Ekspor Sulut (dlm Ribu Ton)

Grafik 1.11.

Perkembangan Volume Ekspor Sulawesi Utara

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Grafik 1.13.

Negara Tujuan Utama Ekspor Tahun 2009

Grafik 1.14.

Negara Tujuan Utama Ekspor Januari - Juni 2010

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia

Page 24: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

23

Kinerja impor luar negeri ke Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Peningkatan kinerja impor luar negeri

merupakan salah satu konsekuensi dari diberlakukannya ACFTA pada awal Januari 2010.

Penurunan tarif impor sampai dengan 0% berdampak pada maraknya barang-barang impor

yang masuk wilayah Sulawesi Utara. Perkembangan kinerja impor luar negeri ini antara lain

dapat dikonfirmasi dengan data volume impor selama triwulan II-2010 yang mencapai 8,63

ribu ton atau meningkat signifikan 191% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Meskipun demikian, secara agregat, neraca perdagangan luar negeri masih berada pada

kondisi surplus perdagangan sebesar USD152,02 juta. Hal ini berarti bahwa nilai ekspor

Provinsi Sulawesi Utara ke luar negeri lebih tinggi dibandingkan nilai impor dari luar negeri

ke Sulawesi Utara.

-500

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Impor_Vol (Ribu ton) - left axis

gImpor_Vol (% yoy) - right axis

-70

-50

-30

-10

10

30

50

70

90

0

50

100

150

200

250

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

NetExim_Vol (Ribu ton) - left axis

gNetExim_Vol (% yoy) - right axis

-70

-50

-30

-10

10

30

50

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

NetExim_Value (Juta USD) - left axis

gNetExim_Value (% yoy) - right axis

Grafik 1.17.

Perkembangan Net Volume Ekspor-Impor Sulawesi Utara

Grafik 1.15. Perkembangan Volume Impor Sulawesi Utara

Grafik 1.16. Perkembangan Nilai Impor Sulawesi Utara

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Grafik 1.18.

Perkembangan Net Value Ekspor-Impor Sulawesi Utara

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

-2,000

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

0

5

10

15

20

25

30

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Impor_Value (Juta USD) - left axis

gImpor_Value (% yoy) - right axis

Page 25: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

24

Berdasarkan strukturnya, kegiatan impor luar negeri pada triwulan laporan masih

didominasi oleh impor barang modal dengan pangsa 39,58% dan bahan konsumsi dengan

pangsa 23,18% dari total impor. Beberapa produk barang modal tersebut antara lain

mesin, perkakas dan alat transportasi. Sedangkan impor bahan konsumsi antara lain berupa

food and lived animals. Meningkatnya komposisi barang impor dalam bentuk mesin,

peralatan dan material ini diharapkan dapat meningkatkan kegiatan investasi. Sedangkan,

peningkatan impor bahan makanan sejalan dengan tingginya aktivitas konsumsi

masyarakat. Selain itu, dampak tidak langsung kesepakatan ACFTA adalah tersedianya

berbagai macam alternatif produk murah dari China yang mendorong tingginya volume

impor bahan konsumsi. Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sepanjang tahun

2009 sampai dengan Juni 2010 lebih banyak didatangkan dari negara China, Jepang dan

Australia.

15,99%

11,34%

7,29%

37,90%

21,02%

6,46%Filipina

Malaysia

Jepang

China

Australia

Lainnya

5.30%2.53%

7.94%

67.00%

13.63%

3.59%

Thailand

Malaysia

Jepang

China

Australia

Lainnya

Tabel 1.5.

Komoditi Utama Impor Sulut (dlm Ton)

Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Ket: *) data sementara Sumber : Direktorat Statistik, Ekonomi dan Monter Bank Indonesia

Grafik 1.18.

Negara Asal Impor Tahun 2009

Grafik 1.19.

Komoditi Asal Impor Januari - Juni 2010

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Machinery and Transport Equipment 100 2,510 10,700 105 4,607 3,417

Manufactured Goods 1 350 3,333 665 544 2,001

Chemical 6 37 637 262 26 648

Animal and Vegetable Oils & Fats 0 15 803 40 405 63

Food and Lived Animals 0 10 93 20 161 2,500

Others 6 44 33 8 140 2

Total 113 2,966 15,597 1,100 5,883 8,632

2010Komoditi

2009

Page 26: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

25

0

5

10

15

20

25

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010

Bongkar (Ribu ton) - left axis gBongkar (% yoy) - right axis

Sementara itu, perkembangan

kegiatan impor antar provinsi selama

triwulan laporan masih mencatat

pertumbuhan yang positif. Hal ini

dapat dikonfirmasi dengan kegiatan

bongkar barang melalui pelabuhan

Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan

sebagai masuknya barang dari luar

provinsi ke Sulawesi Utara. Selama

triwulan II-2010, volume barang yang

masuk ke Provinsi Sulawesi Utara

(bongkar) mencapai 850,35 ribu ton

atau meningkat 6,08% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun

lalu. Jika dilihat perkembangannya, sejak awal tahun 2010 tingkat ketergantungan Provinsi

Sulawesi Utara terhadap daerah/provinsi lainnya mulai menunjukan adanya tren penurunan,

yang tercermin dari pertumbuhan volume barang yang masuk yangcenderung melambat.

1.2. SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010 disumbangkan oleh

seluruh sektor yang ada dengan proyeksi laju pertumbuhan sebesar 7,16% (yoy), melambat

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (8,31%). Perlambatan ini disebabkan

oleh ketiadaan even berskala besar yang terjadi pada triwulan laporan, dimana tepat di

triwulan II-2009 terdapat 3 (tiga) event berskala internasional (WOC, CTI Summit dan Sail

Bunaken). Sementara itu, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor bangunan serta sektor pertanian masih menjadi

sektor dominan dalam pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2010. Relatif stabilnya

pertumbuhan pada sektor PHR, pengangkutan, bangunan serta sektor pertanian ditunjang

oleh dimulainya musim liburan, tahun ajaran baru, peningkatan realisasi belanja pemerintah

dan pelaksanaan panen raya cengkeh.

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung

Grafik 1.20. Perkembangan Kegiatan Bongkar dan Muat di Pelabuhan Bitung

Page 27: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

26

Tabel 1.7. Perkembangan Luas Panen dan Produksi Beras, Gabah dan Jagung

Ket: *) Data Perkiraan Dinas Pertanian Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1.2.1. Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2010 lebih baik dibandingkan periode yang sama

Tahun 2009. Pada triwulan ini, sektor pertanian tumbuh 12,54% (yoy), meningkat

dibandingkan pertumbuhan di triwulan II-2009 sebesar 4,21% (yoy). Berdasarkan sub

sektornya, pencapaian pertumbuhan sektor pertanian terutama disumbangkan oleh sub

sektor perkebunan yang tumbuh signifikan menjadi 25% (yoy). Panen raya cengkeh yang

dimulai pada Juni mulai berdampak terhadap peningkatan pertumbuhan sub sektor

perkebunan. Sementara itu, perkembangan sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh

lambat sebesar 4% (yoy). Hal ini disebabkan oleh perkiraan menurunnya produksi padi

selama triwulan laporan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu seiring

dengan meningkatnya serangan hama dan faktor musim yang tidak menentu, hujan dan

panas silih berganti, sebagai dampak iklim El Nino.

Q1 Q2 Q1 Q2 Q1 Q2*)

Luas Panen (Ha) 36.202 37.341 37.398 40.990 52.301 23.671

Produksi Gabah (Ton) 173.909 185.711 190.246 192.857 256.760 121.536

Produksi Beras (Ton) 109.563 116.997 119.855 94.509 141.218 66.845

Luas Panen (Ha) 39.721 39.636 41.872 50.555 70.030 20.761

Produksi Jagung (Ton) 153.878 159.480 177.495 180.380 285.205 88.514

2008 2009 2010KOMPONEN

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

Perkembangan Luas Panen dan Produksi Pipilan Kering Jagung

Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q1 Sumb. Q2 Sumb.

Pertanian 4.68 0.94 4.21 0.89 5.40 1.07 12.54 2.55

Pertambangan & Penggalian 5.74 0.31 5.75 0.31 8.17 0.43 2.65 0.14

Industri Pengolahan 5.43 0.44 6.67 0.51 5.17 0.41 6.37 0.48

Listrik, Gas & Air Bersih 17.75 0.14 18.65 0.14 4.02 0.04 3.86 0.03

Bangunan 7.86 1.26 5.77 0.89 11.42 1.83 2.61 0.39

PHR 12.37 1.76 15.37 2.28 7.29 1.08 6.77 1.07

Pengangkutan & Komunikasi 8.72 1.07 14.55 1.82 5.46 0.68 6.38 0.84

Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 7.03 0.48 6.94 0.46 6.07 0.41 6.09 0.40

Jasa-Jasa 6.47 1.05 6.42 1.00 5.00 0.80 5.82 0.89

PDRB 7.45 7.45 8.31 8.31 6.75 6.75 6.80 6.80

Lapangan Usaha2009 2010

Page 28: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

27

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian

masih relatif terbatas. Sampai dengan Mei 2010, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor

pertanian hanya mencapai Rp125 milliar atau hanya 1,11% dari total kredit yang

disalurkan. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain

disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya

NPL (Non Performing Loan). Selain itu, belum terlalu kondusifnya kondisi usaha di sektor riil

sebagai dampak krisis ekonomi global menyebabkan saat ini perbankan lebih berhati-hati

dalam menyalurkan pembiayaan termasuk di sektor pertanian. Hal ini terbukti dengan terus

melambatnya pertumbuhan kredit di sektor ini dari sebelumnya tumbuh pada kisaran 35-

40% (yoy) pada triwulan I Tahun 2009 sampai menyentuh level kontraksi sebesar 66,76%

(yoy) di triwulan II-2010 (lihat Boks 2).

1.2.2. Sektor Bangunan (Konstruksi)

Seiring dengan melambatnya kinerja kegiatan investasi, kinerja sektor bangunan (konstruksi)

selama triwulan II-2010 tumbuh lambat sebesar 2,61% (yoy). Pertumbuhan sektor

bangunan didorong oleh realisasi belanja pemerintah di triwulan II-2010 yang tercatat

mencapai 38,7%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

35,8%. Dari sisi pembiayaan, posisi kredit perbankan ke sektor bangunan pada triwulan II-

2010 juga menunjukan adanya perbaikan. Total kredit yang berhasil disalurkan sampai

dengan Mei 2010 tercatat sebesar Rp504 miliar atau tumbuh sebesar 6,19% (yoy)

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

-

100

200

300

400

500

600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Pertanian (Rp miliar) - left axis

gPertanian (% yoy) - right axis

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Grafik 1.21.

Pertumbuhan Kredit Pertanian

Page 29: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

28

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

100

200

300

400

500

600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Konstruksi (Rp miliar) - left axis

gKonstruksi (% yoy) - right axis

.

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pada triwulan II-2010 menunjukan kinerja yang

cukup baik dengan laju pertumbuhan sebesar 6,77% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan

tersebut jauh lebih lambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2009 yang mencapai

15,37% (yoy). Ditinjau dari sub sektornya, melambatnya pertumbuhan sub sektor hotel

menjadi faktor utama melambatnya kinerja di sektor ini. Melambatnya aktivitas di sub

sektor ini terkait dengan ketiadaan event internasional pada triwulan laporan yang menjadi

kontributor utama pertumbuhan sub sektor ini. Hal ini antara lain dapat dikonfirmasi

melalui perkembangan data pariwisata yang secara umum memperlihatkan tren penurunan

diantaranya adalah data wisatawan mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu

menginap, Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.

Grafik 1.22.

Perkembangan Kredit Konstruksi

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Page 30: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

29

-40

-20

0

20

40

60

80

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Wisman (org) - left axis

gWisman (% yoy) - right axis

0

10

20

30

40

50

60

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Menginap (org) - left axis

gMenginap (% yoy) - right axis

-

1

2

3

4

5

6

-

10

20

30

40

50

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

TPK (%) - left axis

Ratas Menginap (hari) - right axis

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Kmr Terjual (unit) - left axis

gKmr Terjual (% yoy) - right axis

Sementara itu, kinerja sub sektor pedagangan besar dan eceran serta sub sektor restoran

diperkirakan akan mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan kinerja kedua sub sektor

ini selain didorong meningkatnya aktivitas kampanye menjelang Pilkada, juga dipengaruhi

oleh dampak lanjutan dari adanya panen raya cengkeh, dimana terjadi peningkatan

pendapatan masyarakat (petani cengkeh) yang sebagian besar akan digunakan untuk

pemenuhan kebutuhan primer dan sekunder dari masyarakat. Hal ini pada tahap lebih

lanjut akan meningkatkan kinerja sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor

restoran. Indikasi pertumbuhan kedua sub sektor tersebut diantaranya dapat dikonfirmasi

Grafik 1.23. Kunjungan Wisman ke Sulut

Grafik 1.24.

Jumlah Tamu Menginap

Grafik 1.25. TPK dan Lama Menginap

Grafik 1.26.

Jumlah Kamar Terjual Ket: *) estimasi Juni 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Ket: *) estimasi Juni 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Ket: *) estimasi Juni 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Ket: *) estimasi Juni 2010 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.26.

Jumlah Kamar Terjual

Page 31: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

30

melalui jumlah pelanggan listrik di kalangan bisnis yang tercatat sebanyak 13.417

pelanggan yang terdaftar pada triwulan II-2010, atau mengalami pertumbuhan sebesar

5,08% (yoy).

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor terbesar kedua setelah sektor konsumsi

yang mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai dengan bulan Mei 2010

kredit sektor PHR yang telah disalurkan bank umum mencapai Rp2.522 miliar. Jika

dibandingkan periode yang sama tahu lalu, laju pertumbuhan kredit sektor PHR mengalami

perlambatan sebesar 7,08% (yoy). Penurunan ekspansi kredit ini terutama dipengaruhi oleh

semakin selektifnya perbankan dalam melakukan penyaluran kredit pada sektor PHR, yang

dipengaruhi oleh risiko yang harus ditanggung perbankan mengingat perkembangan

kinerja sektor ini tercatat terus mengalami perlambatan. Di sisi lain, tingkat suku bunga

kredit yang masih relatif tinggi menyebabkan calon debitur harus melakukan perhitungan

bisnis dengan cermat sebelum mengambil pembiayaan dari perbankan.

1.2.4. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan berbagai event berskala

internasional di Tahun 2009 adalah semakin dikenalnya Kota Manado sebagai salah satu

kota tujuan wisata oleh masyarakat luar. Hal ini berpengaruh pada tingginya minat

wisatawan untuk berkunjung ke Provinsi Sulawesi Utara hingga pada tahap lanjut mampu

mendorong kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan

komunikasi pada triwulan II-2010 tumbuh 6,38% (yoy). Menurut sub sektornya,

0

1

2

3

4

5

6

12.400

12.600

12.800

13.000

13.200

13.400

13.600

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010

Pelanggan_Bisnis (firm) - left axis

gPelanggan_Bisnis (% yoy) - right axis

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis

gKredit_PHR (% yoy) - right axis

Grafik 1.28. Perkembangan Kredit Sektor PHR

Grafik 1.27. Perkembangan Pelanggan Bisnis PT. PLN

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Sumber : PT. PLN Wilayah Sulutenggo

Page 32: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

31

pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi terutama berasal dari sub sektor

pengangkutan dengan pangsa sebesar 89% dari total PDRB sektor pengangkutan,

sedangkan sisanya disumbangkan oleh sub sektor komunikasi.

Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan bertepatan

dengan adanya kenaikan kelas dan musim liburan sekolah. Hal ini tercermin dari tingginya

arus penumpang dan kargo yang masuk dan keluar dari Bandar Udara Sam Ratulangi

Manado. Arus penumpang maupun kargo domestik yang datang (masuk) ke Provinsi

Sulawesi Utara masing-masing tumbuh sebesar 37,64% (yoy) dan 17,31% (yoy). Demikian

pula halnya arus penumpang dan kargo domestik yang berangkat (keluar) dari Provinsi

Sulawesi Utara tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 33,65% (yoy) dan

36,52% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan jumlah penumpang dan kargo yang berasal dari

luar negeri (internasional) tercatat mengalami penurunan. Hal ini antara lain disebabkan

oleh ketiadaan event berskala internasional di triwulan II-2010. Faktor lain yang

menyebabkan penurunan jumlah wisatawan asing adalah penutupan penerbangan

langsung ke luar negeri (Kuala Lumpur dan Singapura) oleh maskapai Air Asia.

Sementara itu, relatif stabilnya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan

antara lain didorong oleh masuknya provider telekomunikasi selular Axis ke Kota Manado

serta didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan, disamping pesatnya

pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada

daerah yang sebelumnya terisolir sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan

dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan kecanggihan telepon selular dengan

berbagai macam jenis, merk, harga, dan fasilitas/fitur baru yang ditawarkan serta gencarnya

promosi yang dilakukan semakin mendorong masing-masing provider untuk lebih bersaing

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Datang 127.473 147.371 162.498 176.683 166.510 202.844 37,64%

Berangkat 133.507 150.115 165.109 161.278 175.663 200.622 33,65%

Datang 7.727 9.165 11.582 9.771 7.503 5.377 -41,33%

Berangkat 7.728 9.179 10.973 8.848 7.612 5.243 -42,88%

Datang 1.478.551 1.435.824 1.361.774 1.610.759 1.358.143 1.684.431 17,31%

Berangkat 893.345 875.982 722.016 820.500 885.607 1.195.887 36,52%

Datang 23.912 27.238 18.024 24.488 20.151 31.362 15,14%

Berangkat 46.464 129.662 94.012 80.884 56.165 74.232 -42,75%

Growth

(YoY)

Kargo (kg)

Domestik

Internasional

Domestik

Internasional

2009 2010

Penumpang

Jenis

PengangkutanAsal/Tujuan

Kedatangan/

Keberangkatan

Tabel 1.8.

Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi

Sumber: PT. Angkasa Pura II, Sulawesi Utara

Page 33: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

32

mendapatkan konsumen, hal ini pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap

peningkatan kinerja sub sektor komunikasi.

Jika dilihat dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit di sektor pengangkutan dan komunikasi

menunjukan adanya perlambatan. Sampai dengan Mei 2010 jumlah kredit yang disalurkan

mencapai Rp73 miliar, atau melambat 18,43% (yoy) dibandingkan periode yang sama

tahun lalu. Perlambatan ini tidak hanya dirasakan oleh sektor pengangkutan dan

komunikasi, tetapi juga dialami oleh beberapa sektor lain. Gejala perlambatan ini antara lain

disebabkan oleh adanya sistem baru penilaian kelayakan penyaluran kredit (credit scoring)

yang tidak hanya didasarkan pada besarnya agunan yang diberikan, namun juga

memperhatikan track record nasabah yang baik dan produktif.

1.2.5. Sektor Jasa-Jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II-2010 sektor jasa-jasa tumbuh 5,82% (yoy). Kinerja

sektor jasa yang cukup stabil ditopang oleh aktivitas sub sektor pemerintahan umum sejalan

dengan dimulainya realisasi proyek pembangunan pemerintah daerah pada triwulan

laporan. Indikasi ini terlihat dari besaran realisasi belanja yang telah mencapai 38,7% atau

sebesar Rp423,57 miliar, lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu sebesar

35,8%. Selain itu, besaran realisasi belanja fisik Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi

Utara sampai dengan Mei 2010 mencapai 25,97%.

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis

gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis

Grafik 1.29. Perkembangan Kredit Sektor Angkutan

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Page 34: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

33

Dari sisi pembiayaan perbankan, laju pertumbuhan kredit sektor jasa-jasa sampai dengan

Mei 2010 tercatat sebesar 20,31% dengan jumlah kredit sebesar Rp596 miliar. Penyaluran

kredit pada sektor jasa-jasa, didominasi oleh pemberian kredit pada sub sektor jasa dunia

usaha sebesar Rp504 miliar, dengan pangsa 84,50% dari total kredit yang berhasil

disalurkan pada sektor jasa. Sisanya sebesar 15,50% disalurkan pada sub sektor jasa

pemerintahan. Tingginya penyaluran kredit di sektor jasa pada triwulan laporan juga

didorong oleh maraknya jasa pembuatan baliho, spanduk, poster, dll menjelang Pilkada

Agustus 2010.

1.2.6. Sektor Lainnya

Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan II-2010 relatif stabil sehingga sektor

industri pengolahan tumbuh 6,37% (yoy). Dari hasil Quick Survey yang dilakukan oleh

Kantor Bank Indonesia Manado terhadap beberapa perusahaan yang bergerak pada industri

pengolahan, dapat disimpulkan bahwa pasca krisis ekonomi global, tingkat permintaan

ekspor terhadap produk olahan Sulut masih menunjukan adanya peningkatan. Namun

demikian, peluang tersedianya pasar dan tingginya permintaan dari negara partner dagang

belum dapat dioptimalkan oleh perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya

ketersediaan bahan baku akibat semakin tingginya persaingan usaha yang sejenis di

Sulawesi Utara serta adanya ketergantungan pada alam (cuaca) dalam penyediaan bahan

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-

100

200

300

400

500

600

700

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Kredit_Jasa (Rp miliar) - left axis

gJasa (% yoy) - right axis

Grafik 1.30. Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Page 35: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

34

baku. Keterbatasan bahan baku ini juga menjadi penyebab utama belum terpenuhinya

kapasitas utilisasi dari sebagian besar perusahaan.

Semakin terbukanya pasaran ekspor di ASEAN dan China diperkirakan akan mendorong

kinerja ekspor dan sektor industri pengolahan sebagaimana tercermin dari hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) di triwulan I-2010 yang memprediksikan perkembangan

kegiatan industri pengolahan pada triwulan II-2010 akan cenderung mengalami

peningkatan tercermin dari nilai SBT yang naik sebesar 7,38%. Perkembangan sektor

industri pengolahan tak lepas pula dari dukungan pembiayaan oleh perbankan, dimana

sampai dengan akhir triwulan II-2010 jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp255 miliar

atau tumbuh sebesar 33,28% (yoy).

Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2010 tumbuh 3,86% (yoy).

Perlambatan kinerja sektor ini, tak lepas dari permasalahan pasokan listrik di Provinsi

Sulawesi Utara seiring dengan dilangsungkannya pemeliharaan beberapa mesin

pembangkit. Namun demikian, jumlah antrian calon pelanggan PLN masih tetap tinggi. Hal

ini disebabkan oleh relatif terbatasnya pasokan listrik oleh PLN di Sulawesi Utara. Kinerja

sektor listrik, gas dan air bersih antara lain dapat dikonfirmasi dengan perkembangan

jumlah pemakaian listrik. Jumlah pemakaian listrik di wilayah Sulawesi Utara mencapai

68.833 Megawatt dengan jumlah pelanggan sebanyak 389.600 unit. Angka konsumsi listrik

mengalami peningkatan sebesar 5,38% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya.

0

5

10

15

20

25

30

35

-

50

100

150

200

250

300

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis

gKredit_Industri (%yoy) - right axis

-

2

4

6

8

10

12 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa

%

Grafik 1.31. Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha Per Sektor Ekonomi

Tw.II-2010

Grafik 1.32. Perkembangan Kredit Sektor Industri

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Kota Manado Ket: *) s.d Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Page 36: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

35

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2010 tumbuh 2,65% (yoy).

Berdasarkan sub sektornya, pertumbuhan sektor ini disumbangkan oleh seluruh sub sektor

yang ada yaitu sub sektor minyak dan gas, pertambangan tanpa migas dan penggalian.

Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh

penambangan tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Hal inilah yang

mendorong rendahnya penyaluran kredit pada sektor pertambangan selain karena faktor

risiko yang tinggi dari kegiatan pertambangan. Jumlah kredit yang disalurkan pada sektor

pertambangan sampai dengan Mei 2010 tercatat sebesar Rp33 miliar atau mengalami

perlambatan sebesar 5,12% (yoy).

Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada

triwulan laporan diperkirakan akan tumbuh 6,09% (yoy). Perkembangan sektor keuangan,

persewaan dan jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan

fasilitas perbankan antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan

ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan

kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Sementara itu, jasa

persewaan di Kota Manado, memperlihatkan adanya tren penurunan, hal ini disebabkan

oleh semakin tingginya persaingan antar pemain jasa persewaan.

Grafik 1.33.

Penggunaan Listrik di Sulawesi Utara

Grafik 1.34. Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan

Ket: *) s.d. Mei 2010 Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, diolah

Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah

-120

-100

-80

-60

-40

-20

0

20

40

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2009 2010

PenjualanListrik (Mwh) - left axis gPenjualan (% yoy) - right axis

-50

0

50

100

150

200

29

30

31

32

33

34

35

36

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis

gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis

Page 37: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

36

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 38: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

37

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Meskipun menunjukan kecenderungan meningkat, inflasi tahunan Kota Manado pada

triwulan II-2010 masih relatif terkendali. Secara tahunan inflasi meningkat dari 1,84% (yoy)

pada triwulan I-2010 menjadi 4,21% (yoy) pada triwulan II-2010. Angka tersebut masih

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat sebesar 5,05% (yoy).

Sementara itu, inflasi triwulanan Kota Manado juga meningkat dari 0,72% (qtq) pada

triwulan I-2010 menjadi 0,20% pada periode laporan. Sama halnya dengan inflasi tahunan,

inflasi triwulanan Kota Manado tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi

nasional yang sebesar 1,41% (qtq).

2.1. INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan II-2010 tercatat 4,21% (yoy),

mengalami sedikit peningkatan dibandingkan triwulan I-2010 sebesar 1,84% (yoy) dan

periode yang sama tahun lalu sebesar 2,25% (yoy).

Berdasarkan faktor yang mempengaruhi inflasi, peningkatan inflasi tahunan Kota Manado

selama triwulan II 2010 disebabkan oleh faktor fundamental dan faktor non fundamental.

Dari sisi fundamental, tekanan inflasi terutama dipengaruhi oleh faktor interaksi antara

permintaan dan penawaran agregat, sedangkan pengaruh tekanan eksternal dan ekspektasi

Grafik 2.2. Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (qtq)

Grafik 2.1.

Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (yoy)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

Page 39: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

38

inflasi masih minimal dan terkendali. Sementara itu, dari sisi non fundamental inflasi

terutama dipengaruhi oleh inflasi volatile food .

FAKTOR FUNDAMENTAL

Interaksi permintaan dan penawaran

Dari sisi permintaan, laju konsumsi dan permintaan domestik pada triwulan laporan

meningkat yang tercermin pada peningkatan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Survei

Konsumen Kota Manado sebesar 8,00 poin dari 124,92 pada Juni 2009 menjadi 132,92

pada Juni 2010. Kenaikan permintaan ditenggarai akibat peningkatan konsumsi masyarakat

yang bertepatan dengan pelaksanaan tahun ajaran baru, masa liburan, pilkada, perayaan

pengucapan syukur, dan realisasi kenaikan gaji PNS/TNI/Polri sebesar 5% di Tahun 2010.

Dari sisi penawaran, terjadi perlambatan aktivitas produksi pada triwulan II-2010. Hal ini

dikonfirmasi oleh hasil Survei Produksi Kota Manado yang menunjukan penurunan indeks

dari 128,85 pada Juni 2009 menjadi 113,03 pada Juni 2010. Respon penawaran yang

relatif lambat terhadap kenaikan permintaan menyebabkan tekanan pada inflasi inti,

terutama terjadi pada kelompok sandang dengan nilai inflasi sebesar 6,85% (yoy) yang

tercatat sebagai kelompok dengan inflasi tertinggi pada triwulan II-2010.

Ekspektasi Inflasi

Ekspektasi inflasi masyarakat Kota Manado pada triwulan II-2010 cenderung meningkat

namun masih relatif terjaga. Hal ini tercermin pada nilai Indeks Ekspektasi Konsumen Kota

Manado untuk perubahan harga umum enam bulan kedepan yang sedikit meningkat

apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 163 poin

pada Juni 2009 menjadi 172 poin pada triwulan II-2010.

Tekanan Eksternal

Tekanan eksternal pada triwulan II-2010 cenderung melemah sebagaimana yang terlihat

pada menguatnya nilai tukar rupiah. Berlanjutnya apresiasi nilai tukar rupiah pada periode

laporan terutama terkait dengan masih derasnya aliran modal masuk ke Indonesia seiring

dengan membaiknya peringkat risiko negara (country risk) serta meningkatnya ekspor yang

tercermin pada besarnya surplus pos transaksi berjalan (net ekspor-impor) neraca

pembayaran Indonesia.

Page 40: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

39

FAKTOR NON FUNDAMENTAL

Inflasi non inti Kota Manado berasal dari kelompok volatile food yang didorong oleh

kenaikan harga pada komoditas bahan makanan sub kelompok bumbu-bumbuan, sub

kelompok buah-buahan dan sub kelompok sayur-sayuran. Hal ini ditenggarai akibat faktor

cuaca yang tidak menentu sehingga berpengaruh pada produksi hasil pertanian dan

kecukupan pasokan. Sementara itu, dari sisi administered price kenaikan Harga eceran

tertinggi (HET) pupuk oleh pemerintah per tanggal 9 April 2010 yaitu rata-rata sebesar 30%

juga turut andil terhadap peningkatan harga, khususnya pada peningkatan kelompok

bahan makanan.

Jika dilihat berdasarkan kelompok pengeluarannya, inflasi selama triwulan II-2010 tertinggi

terjadi pada kelompok sandang tercatat mengalami inflasi 6,84% (yoy) yang disusul oleh

kelompok bahan makanan sebesar 6,39% (yoy). Inflasi terendah terjadi pada kelompok

transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,75% (yoy). Berdasarkan sub

kelompoknya, inflasi terutama disumbangkan oleh kelompok buah-buahan, sayur-sayuran,

padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, serta kelompok barang pribadi dan sandang lain.

2.2. INFLASI TRIWULANAN (QtQ)

Tekanan inflasi Kota Manado selama triwulan II-2010 cenderung menurun bila

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, inflasi Kota Manado pada triwulan

II-2010 tercatat 0,20% (qtq), lebih rendah dibandingkan Triwulan I-2010 yang tercatat

sebesar 0,72% (qtq), namun lebih tinggi dari periode yang sama Tahun 2009 lalu yang

tercatat -2,08%.

Tabel 2.1.

Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 41: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

40

Grafik 2.3.

Laju Inflasi Kota Manado Vs Nasional (mtm)

Berdasarkan kelompoknya, inflasi secara triwulanan terutama disumbangkan oleh kelompok

sandang 1,89% (qtq) dan kelompok transport, komunikasi & jasa keuangan 1,23% (qtq).

Namun demikian, kenaikan harga pada kedua kelompok ini mampu diredam oleh

kecenderungan menurunnya inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau

dan kesehatan yang masing-masing mengalami deflasi 0,95% (qtq) dan 0,04% (qtq).

2.3. INFLASI BULANAN (mtm)

Secara bulanan, inflasi Kota Manado sepanjang triwulan II-2010 mengalami fluktuasi. Pada

Bulan April 2010, Kota Manado mencatat deflasi sebesar 0,08 % (mtm) , kemudian

mengalami inflasi pada Mei 2010 menjadi 1,37% (mtm) dan pada Juni 2010

perkembangan harga di Kota Manado kembali mengalami deflasi sebesar 1,07%. Fluktuasi

harga terutama terjadi pada harga kelompok bahan makanan khususnya pada sub

kelompok padi-padian, umbi-umbian serta bumbu-bumbuan.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

-2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2009 2010

%

mtm Manado mtm Nasional

Tabel 2.2.

Inflasi Triwulanan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Page 42: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

41

Grafik 2.4. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa April 2010

2.3.1. APRIL 2010

Kota Manado pada April 2010 mengalami

deflasi sebesar 0,08% (mtm). Dari 66 kota,

tercatat 46 kota IHK di Indonesia mengalami

inflasi dan 20 kota mengalami deflasi. Inflasi

tertinggi terjadi di kota Manokwari sebesar

2,04 persen dan terendah di kota Palembang

sebesar 0,01 persen. Deflasi tertinggi terjadi di

kota Tarakan sebesar 2,08 persen dan

terendah di kota Jambi sebesar 0,02 persen.

Deflasi Kota Manado selama April 2010,

terutama disumbangkan oleh kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau

yang tercatat 0,86% (mtm). Hal ini ditenggarai sebagai dampak dari masih relatif terjaganya

kecukupan pasokan. Berdasarkan data yang terhimpun pada April 2010, komoditas yang

mengalami penurunan harga diantaranya gula pasir, beras, cabe merah, kangkung, daun

bawang, tomat, sayur, cakalang, daging ayam ras, mujair, dan tahu mentah. Secara

tahunan, laju inflasi Kota Manado pada April 2010 tercatat 3,12% (yoy).

2.3.2. MEI 2010

Angka inflasi Kota Manado pada Mei 2010

tercatat 1,37%, lebih tinggi dibandingkan inflasi

nasional yang tercatat 0,29% (mtm). Tingginya

angka inflasi bulan Mei antara lain disebabkan

oleh kenaikan harga cabai akibat faktor cuaca,

tingginya daya beli masyarakat sebagai dampak

dari kenaikan pendapatan, masa panen raya

cengkeh, serta berbagai aktivitas menjelang

pesta politik pemilihan kepala daerah di

beberapa wilayah administratif di provinsi

Sulawesi Utara. Adapun inflasi disumbang oleh

kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan

sebesar 4,85 persen, kelompok perumahan, air,

Grafik 2.5. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Mei 2010

Sumber: BPS SulawesiUtara , diolah.

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

-0.16

-0.86

0.11

0.27

-0.04

0.02

0.49

-0.04

-0.16

0.03

0.02

0.00

0.00

0.07

-2 -1 0 1 2 3

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) April 2010

4.85

-0.11

0.01

0.72

0.04

-0.02

0.30

1.31

-0.02

0.00

0.05

0.00

0.00

0.04

-1 0 1 2 3 4 5 6

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Mei 2010

Page 43: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

42

Grafik 2.6. Inflasi dan Andil Inflasi Kota Manado Menurut Kelompok

Barang dan Jasa Juni 2010

listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,01 persen, kelompok sandang sebesar 0,72 persen,

kelompok kesehatan 0,04 persen, kelompok transpor komunikasi, dan jasa keuangan

sebesar 0,30 persen, sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar -0,11 persen dan

kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga sebesar -0,02 persen. Secara akumulasi, sampai

dengan Mei 2010, laju inflasi Kota Manado mencapai 2,02% (ytd) atau 5,21% (yoy) secara

tahunan.

2.3.3. JUNI 2010

Pada akhir triwulan II 2010, perkembangan

harga barang dan jasa secara umum

menunjukan penurunan. Tercatat Kota Manado

pada Juni 2010 mengalami deflasi paling tinggi

di Indonesia, yakni sebesar 1,07% (mtm) atau

lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional

yang tercatat sebesar 0,97% (mtm). Deflasi

terutama terjadi karena adanya penurunan

indeks pada kelompok bahan makanan dari

143,36 pada Mei 2010 menjadi 137,26 pada

Juni 2010 (-4,26%). Berdasarkan sub

kelompoknya, deflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar

28,42% dan terendah terjadi pada sub kelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar

0,03%. Secara akumulasi, laju inflasi Kota Manado hingga Juni 2010 tercatat sebesar

0,92% (ytd) atau 4,21% (yoy) secara tahunan.

Sumber: BPS Sulawesi Utara, diolah.

-4.26

0.02

-0.03

0.89

-0.04

0.01

0.44

-1.18

0.00

-0.01

0.06

0.00

0.00

0.06

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

Bahan Makanan

Makanan jadi

Perumahan

Sandang

Kesehatan

Pendidikan

Transportasi

Andil Inflasi (mtm) Juni 2010

Page 44: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

43

BOKS 1.

PERKEMBANGAN INDEKS IMPLISIT (DEFLATOR PDRB)

SEKTOR PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI UTARA

Inflasi yang didefinisikan sebagai perubahan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan

terus menerus dapat diukur dengan menggunakan beberapa jenis indeks, salah satunya adalah

dengan Indeks Harga Implisit. Indeks Harga Implisit atau sering disebut juga Deflator PDRB

merupakan indikator tingkat perkembangan harga dari agregat pendapatan terhadap harga pada

tahun dasar yang diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan

nilai sejenis atas dasar harga konstan kemudian dikalikan 100 persen. Laju pertumbuhan berantai

indeks implisit tiap tahunnya dapat menggambarkan angka inflasi pada tingkat produsen setiap

sektor/ sub sektor.

Indeks implisit Sulawesi Utara pada triwulan II tahun 2010 mencapai 197,71 % menunjukan

adanya kenaikan harga sebesar 97,71% dibandingkan tahun 2000 yang merupakan tahun dasar

perhitungan indeks. Kenaikan harga secara umum pada triwulan laporan terjadi di semua sektor

perekonomian. Indeks implisit tertinggi dicapai sektor jasa-jasa sebesar 221,70%, sedangkan

II III IV I II

2009 2010

Pertanian 187.05 187.47 187.64 189.45 188.06

Pertambangan & Penggalian 156.82 156.59 157.35 158.20 159.84

Industri Pengolahan 199.32 200.81 202.61 208.77 209.84

Listrik, Gas & Air Bersih 197.09 196.85 197.76 198.39 198.53

Bangunan 209.57 209.69 212.98 212.70 213.47

PHR 198.61 200.01 200.27 204.07 204.18

Pengangkutan & Komunikasi 169.98 170.04 170.75 171.94 175.18

Keu.Persewaan & Jasa Perh. 165.96 169.58 174.35 180.16 184.06

Jasa-Jasa 208.64 209.33 210.86 215.33 221.70

PDRB 191.32 192.14 194.30 196.77 197.71

-

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

Sumber : BPS, diolah

Perkembangan Indeks Implisit Sektor Perekonomian Prov. Sulut (%)

Page 45: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

44

indeks terendah terjadi di sektor pertambangan dan penggalian dengan indeks sebesar

159,84%. Apabila dibandingkan dengan indeks implisit Sulawesi Utara secara agregat, maka

sektor yang indeks implisitnya berada diatas indeks implisit Sulawesi Utara pada triwulan II-2010

adalah sektor industri pengolahan (209,84%), sektor listrik, gas dan air bersih (198,53%), sektor

bangunan (213,47%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (204,18%) dan sektor jasa-jasa

(221,70%). Sedangkan sektor yang indeks implisitnya berada dibawah indeks implisit Sulawesi

Utara adalah sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan dengan indeks masing-masing sebesar 175,18% dan 184,06%. Kondisi ini

mencerminkan bahwa perubahan tingkat harga pada kedua sektor tersebut relatif lebih lambat

apabila dibandingkan dengan sektor lainnya.

Berdasarkan laju pertumbuhan indeks implisit dapat digambarkan besaran inflasi yang mencakup

seluruh barang dan jasa yang diproduksi didalam wilayah penghitungan PDRB. Secara umum,

pada triwulan II tahun 2010 inflasi terjadi di hampir semua sektor penyangga perekonomian

Sulawesi Utara. Inflasi Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 3,34%, menurun

tajam apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,97%. Laju

perkembangan harga tertinggi terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

dengan inflasi sebesar 10,91%. Sementara itu inflasi terendah terjadi pada sektor pertanian

sebesar 0,54% yang pada triwulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,92%. Tren

pergerakan harga sektor pertanian selama tahun 2010 berdasarkan Indeks Implisit sejalan

dengan pergerakan harga bahan makanan berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang

tercatat mengalami inflasi pada triwulan II-2009 sebesar 6,39% setelah mengalami deflasi

sebesar 2,19% pada triwulan I 2010.

Inflasi Sektor Perekonomian Sulut Berdasarkan Indeks Implisit (%)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Pertanian

Pertambangan & PenggalianIndustri Pengolahan

Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan

PHR

Pengangkutan & KomunikasiKeu.Persewaan & Jasa Perh.Jasa-Jasa

Sumber : BPS, diolah

Page 46: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

45

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan Sulawesi Utara pada triwulan II-2010 membaik, yang tercermin dari

perkembangan positif berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan

laporan. Laju pertumbuhan dari total aset, dana pihak ketiga (DPK) dan kredit tercatat

mengalami pertumbuhan yang positif, walaupun lebih rendah dibandingkan periode yang

sama tahun lalu. Sementara itu, fungsi intermediasi perbankan memperlihatkan tren

peningkatan sejak awal triwulan II-2009 sampai dengan triwulan laporan, yang tercermin

dari meningkatnya prosentase Loan To Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 109,37% di

triwulan II-2010. Sejalan dengan hal tersebut, kualitas kredit yang disalurkan perbankan

relatif stabil, yang ditunjukan oleh rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan) dari

3,72% pada triwulan II-2009 menjadi 3,79% pada triwulan II-2010. Sementara itu, kredit

UMKM juga terus menunjukan perkembangan yang cukup signifikan, ditandai dengan

meningkatnya pangsa kredit UMKM terhadap total kredit yang mencapai 81,50%, disertai

oleh relatif stabilnya kualitas kredit UMKM yang pada triwulan laporan tercatat sebesar

3,80%.

Ket *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Tabel 3.1 Indikator Utama Perbankan di Sulawesi Utara

Page 47: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

46

3.1. FUNGSI INTERMEDIASI PERBANKAN

3.1.1. Respon Perbankan Sulawesi Utara Terhadap Kebijakan Moneter

Dengan mempertimbangkan bahwa tingkat BI Rate sebesar 6,5% masih konsisten dengan

sasaran inflasi tahun 2010 (5%±1%) dan arah kebijakan moneter saat ini juga dipandang

masih kondusif bagi proses pemulihan perekonomian di tengah masih tingginya risiko

global yang bersumber dari krisis utang di sejumlah negara Eropa, Rapat Dewan Gubernur

Bank Indonesia pada 3 Juni 2010 memutuskan mempertahankan BI Rate pada level 6,5%.

Respon pihak perbankan di Sulawesi Utara terhadap kebijakan moneter ini masih

berlangsung, walaupun dengan magnitude yang terbatas. Hal ini ditandai dengan

kecenderungan penurunan rata-rata tingkat suku bunga kredit selama triwulan II-2010,

meskipun penurunannya tercatat relatif tidak terlalu signifikan. Pihak perbankan masih

dihadapkan pada kondisi perekonomian yang sedang berada dalam tahap pemulihan pasca

krisis, dimana potensi risiko masih relatif tidak stabil, sehingga suku bunga kredit yang

ditetapkan oleh perbankan di wilayah Sulawesi Utara cenderung tinggi. Seperti halnya

tingkat suku bunga kredit, pergerakan rata-rata tingkat suku bunga deposito 1 bulan

sepanjang triwulan II-2010 juga masih terbatas. Pergerakan rata-rata suku bunga kredit

relatif lebih fluktuatif dibandingkan dengan suku bunga deposito.

Berdasarkan data yang bersumber dari Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II, sampai

dengan akhir bulan Mei 2010, rata-rata tingkat suku bunga kredit tercatat sebesar

15,85%. Pihak perbankan masih mematok margin keuntungan bank yang sangat tinggi

sebagai opportunity cost atas risiko yang akan dihadapi bank ketika debitur mengalami

gagal bayar (default). Menurut jenis penggunaannya, rata-rata tingkat suku bunga kredit

modal kerja mencapai 17,82% per tahun, rata-rata kredit investasi sebesar 17,27% per

tahun dan rata-rata kredit konsumsi sebesar 12,46% per tahun. Sementara itu, pergerakan

tingkat suku bunga deposito menunjukan perkembangan yang tidak jauh berbeda. Sampai

dengan Mei 2010, rata-rata tingkat suku bunga deposito 1 bulan tercatat sebesar 5,99%,

mengalami penurunan terbatas (±0,01%) sepanjang triwulan laporan.

Page 48: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

47

3.1.2. Penyerapan Dana Masyarakat

Sepanjang triwulan II-2010, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun perbankan

menunjukan pertumbuhan yang positif. DPK di wilayah Sulawesi Utara pada triwulan

laporan tercatat sebesar Rp10.271 miliar atau tumbuh 11,69% (yoy). Berdasarkan jenis

simpanannya, kenaikan dana terutama terjadi pada tabungan yang bertumbuh 15,13%

(yoy) kemudian disusul oleh deposito sebesar 12,80% (yoy) dan giro sebesar 3,22% (yoy).

Grafik 3.2. Rata-Rata Tingkat Suku Bunga Kredit

Menurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.1. Perkembangan Rata-Rata

Tingkat Suku Bunga Kredit, Deposito dan BI Rate

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Grafik 3.3. Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Grafik 3.4. Share Dana Pihak Ketiga (DPK)

Ket. *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU ) Basel II

20.20%

36.41%

43.39%

Giro Deposito Tabungan

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

20.0

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5

2009 2010

Modal Kerja Investasi Konsumsi

5.50

6.00

6.50

7.00

7.50

14.0

14.5

15.0

15.5

16.0

16.5

17.0

17.5

5 6 7 8 9

10

11

12 1 2 3 4 5

2009 2010

Sk. Bunga Kredit (Left Axis)BI Rate (Right Axis)Sk. Bunga Deposito (Right Axis)

%

Page 49: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

48

Menurut pangsanya, penempatan dana dalam sistem perbankan masih didominasi oleh

jenis simpanan tabungan sebesar 43,39% dari total keseluruhan Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang berhasil dihimpun, disusul kemudian deposito (36,41%) dan giro (20,20%).

Berdasarkan kelompok banknya, bank pemerintah menyerap 65,55% dari total DPK

sedangkan sisanya dihimpun oleh bank swasta (34,45%). Berdasarkan laju

pertumbuhannya, dana di bank pemerintah berhasil tumbuh 14,21% (yoy) sedangkan dana

di bank swasta tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 7,19% (yoy).

Berdasarkan wilayah penghimpunan dananya, dari keseluruhan total dana pihak ketiga

yang dihimpun, sebesar 71,76% atau Rp7.370 miliar berasal dari bank-bank yang berlokasi

di Manado, selanjutnya diikuti oleh Kabupaten Bolaang Mongondow (8,12%), Kabupaten

Minahasa (7,91%), Kota Bitung (6,62%), dan Kabupaten Sangihe Talaud (5,60%).

Terkonsentrasinya DPK di Kota Manado disebabkan oleh jumlah jaringan kantor bank yang

sebagian besar berlokasi di Kota Manado dan berkembangnya Kota Manado sebagai sentra

pertumbuhan ekonomi daerah.

Grafik 3.5. Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Bank Penghimpun

Ket. *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Tabel 3.2. Perkembangan Sebaran DPK per Kabupaten/Kota (Rp. Miliar)

Ket *) s.d Mei 2010 Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

01,0002,0003,0004,0005,0006,0007,0008,0009,000

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Bank Pemerintah Bank Swasta

Page 50: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

49

Berdasarkan wilayah administratifnya, pada triwulan laporan hampir seluruh

kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan yang positif jika

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan tertinggi dialami

oleh Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 28,18% (yoy) dengan total DPK sebesar

Rp834 miliar. Berikutnya adalah Kabupaten Sangihe Talaud yang tumbuh 18,72% (yoy),

Kota Manado (11,19%), dan Kota Bitung (9,73%). Sedangkan Kabupaten Minahasa

mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,17% (yoy).

3.1.3. Penyaluran Kredit Bank Pelapor

Penyaluran dana bank umum konvensional pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan

positif secara tahunan, namun sedikit melambat apabila dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya. Outstanding kredit yang disalurkan sampai dengan akhir triwulan

II-2010 adalah sebesar Rp11.233 miliar. Secara tahunan, penyaluran kredit bank umum

tumbuh 20,39% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan triwulan II-2009 yang

tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 22,60%. Berdasarkan jenis penggunaannya,

pertumbuhan kredit paling signifikan dialami oleh kredit konsumsi yang mencapai jumlah

Rp6.582 miliar atau tumbuh sebesar 33,44% (yoy). Sementara itu, untuk jenis kredit

investasi dan kredit modal kerja pertumbuhannya masing-masing sebesar 25,60% (yoy) dan

0,98% (yoy).

Grafik 3.7. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kab/Kota

Grafik 3.6.

Komposisi Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kabupaten/Kota

Ket.*) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2008 2009 2010

Bitung 644 635 552 583 639 642 669 673 705 680

Manado 5,371 5,862 5,959 6,872 6,443 6,835 6,989 7,509 7,320 7,370

Sangihe Talaud 315 329 343 372 440 473 575 488 559 575

Bolmong 392 427 391 448 553 669 697 632 795 834

Minahasa 468 513 684 586 833 827 794 686 841 812

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

Minahasa Bolmong Sangihe Talaud Manado Bitung

Rp Miliar

-20 0 20 40 60 80

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung

Q2-10*) Q1-10 Q2-09

Page 51: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

50

Grafik 3.9. Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Di Provinsi Sulawesi Utara

Berdasarkan strukturnya, pangsa kredit konsumsi menempati urutan pertama sebesar

58,59% dari total kredit yang disalurkan, hal ini sejalan dengan pertumbuhan kredit

konsumsi yang juga paling signifikan dibandingkan pertumbuhan kredit investasi dan modal

kerja. Selanjutnya pangsa kredit modal kerja tercatat sebesar 31,90%, kemudian diikuti oleh

kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,51%. Berdasarkan sektor ekonominya, penyaluran

kredit produktif selama triwulan ini sebagian besar ditujukan ke sektor lainnya (konsumsi)

dengan jumlah Rp7.119 miliar dengan pangsa 63,37%. Selanjutnya diikuti oleh sektor

perdagangan, hotel dan restoran (PHR) dengan pangsa sebesar 22,45% dari total kredit.

Disusul penyaluran kredit pada sektor jasa dunia usaha dan sektor konstruksi masing-

masing dengan pangsa 4,49% dan 4,48%.

Berdasarkan kelompok bank, sampai dengan triwulan laporan, bank umum pemerintah

masih terus mendominasi penyaluran kredit dibandingkan dengan bank umum swasta

nasional. Kelompok bank pemerintah berhasil menyalurkan Rp8.653 miliar atau mencapai

pangsa pasar 77,03% sedangkan sisanya disalurkan oleh kelompok bank swasta sebesar

Rp2.580 miliar dengan pangsa pasar 22,97% dari total kredit.

Grafik 3.8. Perkembangan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan

Ket *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Modal Kerja Investasi Konsumsi Total Kredit

%

- 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000

Q1

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2*)

2009

2010

Konsumsi Investasi Modal Kerja

Rp Miliar

Page 52: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

51

Berdasarkan wilayah penyaluran kredit, dari total kredit sebesar Rp11.233 miliar, tercatat

64,79% atau sebesar Rp7.278 miliar disalurkan di wilayah Kota Manado . Selanjutnya

diikuti oleh Kabupaten Minahasa dengan pangsa pasar sebesar 12,74% (Rp1.431 miliar),

Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 10,18% (Rp1.143 miliar), Kota Bitung sebesar

6,31% (Rp.709 miliar), dan Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 5,98% (Rp.672 miliar).

Grafik 3.12.

Pertumbuhan Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota

Grafik 3.11. Komposisi Kredit Berdasarkan Kabupaten/Kota

Ket. *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Ket. *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Bank Pemerintah

Bank Swasta

- 10 20 30 40

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

Bitung Q2*)-10

Q1-10

Q2-09

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Bitung Manado Sangihe TalaudBolmong Minahasa

Rp Miliar

Grafik 3.10. Penyaluran Kredit Berdasarkan Kelompok Bank

Ket. *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Ket. *) s.d Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 53: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

52

Berdasarkan laju pertumbuhan kreditnya, wilayah dengan laju pertumbuhan kredit tertinggi

dialami Kabupaten Minahasa sebesar 33,27% (yoy) sedangkan yang terendah adalah Kota

Bitung sebesar 14,50% (yoy). Perlambatan pertumbuhan kredit selama triwulan laporan

merupakan dampak atas respon pihak perbankan pada proses masa pemulihan

perekonomian global yang kemudian berdampak pada perilaku perbankan yang lebih

memperhitungkan faktor risiko dengan fokus pada prinsip kehati-hatian.

Fungsi intermediasi perbankan mengalami peningkatan tercermin dari angka Loan to

Deposit Ratio (LDR) sebesar dari 109,37% pada triwulan laporan, meningkat dari posisinya

di periode yang sama tahun lalu sebesar 101,47%. Perlu digaris bawahi bahwa perhitungan

LDR ini hanya membagi jumlah total kredit yang disalurkan dengan jumlah dana pihak

ketiga yang berhasil dihimpun oleh perbankan. Meningkatnya rasio LDR ini disebabkan

karena pertumbuhan kredit yang jauh lebih signifikan dibandingkan pertumbuhan DPK

yang berhasil dihimpun bank. Berdasarkan wilayah administratifnya, rasio LDR terendah

dialami oleh Kota Manado sebesar 98,76%. Sedangkan LDR tertinggi dicapai oleh

Kabupaten Minahasa sebesar 176,23%, disusul kemudian berturut-turut oleh Kabupaten

Bolaang Mongondow sebesar 137,11%, Kabupaten Sangihe Talaud sebesar 116,80%, dan

Kota Bitung sebesar 98,76%.

Ket. *) s.d. mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

- 10 20 30 40

Minahasa

Bolmong

Sangihe Talaud

Manado

BitungQ2*)-10

Q1-10

Q2-09

Grafik 3.13.

Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Kabupaten/Kota

Ket. *) s.d. mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 54: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

53

3.1.4. Kredit UMKM

Perkembangan kredit MKM (Mikro, Kecil dan Menengah) memperlihatkan perkembangan

yang cukup signifikan, ditandai dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan

laju pertumbuhan kredit secara umum. Sampai dengan triwulan II-2010, jumlah kredit MKM

yang berhasil disalurkan mencapai Rp9.155 miliar dengan laju pertumbuhan sebesar

54,57% (yoy). Pencapaian ini jauh lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan kredit secara

umum pada triwulan laporan yang hanya tumbuh 20,39% (yoy).

Sejalan dengan hal tersebut, pangsa kredit UMKM terhadap penyaluran kredit perbankan

secara keseluruhan juga mengalami peningkatan. Pada triwulan II-2010, pangsa kredit

UMKM tercatat sebesar 81.50%. Kenaikan pangsa kredit UMKM juga diikuti oleh

meningkatnya kualitas kredit UMKM yang tercermin dari penurunan rasio Non Performing

Loan (NPL) jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sampai akhir triwulan II-2010

rasio NPL kredit UMKM tercatat sebesar 3,80%, masih lebih rendah dari batas toleransi

Bank Indonesia sebesar 5%.

Grafik 3.14.

Laju Pertumbuhan Kredit UMKM dan Total Kredit

Ket. *) s.d. Mei 2010 Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

-

10

20

30

40

50

60

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Kredit UMKM

Kredit Umum

Ket. *) s.d. Mei 2010 Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 55: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

54

3.2. RISIKO KREDIT

3.2.1. Rasio Kelonggaran Tarik Kredit

Perkembangan rasio kelonggaran tarik kredit bank umum pada triwulan II-2010

memperlihatkan penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat

rasio kelonggaran tarik pada triwulan laporan sebesar 2,38% turun dibandingkan periode

yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,50%.

Grafik 3.16. Non Performing Loan Kredit UMKM

Grafik 3.15. Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Ket. *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Ket *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Grafik 3.17.

Kelonggaran Tarik Kredit Bank Umum

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Q2 Q3 Q4 Q2*)

Mikro

Kecil

Menengah

Rp Miliar

- 50 100 150 200

Q2

Q3

Q4

Q1

Q2*)

Menengah Kecil Mikro

Rp Miliar

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2009 2009 2010 2010

Plafond 10,64 11,03 11,73 13,13 13,62

Outstanding 9,627 10,00 10,48 10,84 11,23

Rasio UL (%) 5.50 5.38 6.31 2.32 2.38

-

1

2

3

4

5

6

7

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

%Rp Miliar

Page 56: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

55

3.2.2. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) didefinisikan

sebagai salah satu indikator penilaian terkait

kemampuan bank dalam menghasilkan laba.

Berdasarkan neraca konsolidasi bank umum,

saldo bersih pendapatan bunga setelah

dikurangi biaya bunga atau yang biasa disebut

Net Interest Margin (NIM). Pada triwulan

laporan, rasio NIM menunjukan angka yang

positif tercatat sebesar Rp603.49 miliar,

mengalami peningkatan signifikan bila

dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya yang tercatat sebesar Rp513 miliar. Pendapatan bunga (antara lain dalam

bentuk kredit dan penempatan antar bank) pada periode laporan lebih besar dibandingkan

dengan biaya bunga (antara lain dalam bentuk tabungan, giro dan deposito). Hal ini dapat

dikonfirmasi melalui pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK.

3.2.3. Rasio BOPO

Rasio BOPO menunjukan tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

Rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak efisien. Sampai dengan

triwulan laporan, tingkat efisiensi operasional perbankan meningkat yang tercermin dari

rasio BOPO bank umum yang turun menjadi 70,03% dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 76,05%. Hal ini dapat diartikan bahwa bank sudah

lebih efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

3.2.4. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang mengukur kemampuan bank untuk

menghasilkan laba dengan asset yang dimilikinya. Sampai dengan triwulan I-2010, rasio

ROA bank umum tercatat sebesar 1,11% mengalami peningkatan bila dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,99%. Peningkatan rasio ROA

ini didorong oleh tingginya presentase kenaikan total aset yang mampu dikelola dengan

baik oleh bank untuk menghasilkan laba.

Grafik 3.18. Net Interest Margin Bank Umum

(Rp Miliar)

Ket *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2009 2009 2010 2010

Pend.Bunga 748 1,154 1,580 489.71 835.92

Biaya Bunga 235 348 456 133.70 232.42

NIM 513 805 1,125 356.02 603.49

-

200

400

600

800

1,000

1,200

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

Page 57: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

56

3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

Secara kelembagaan, jumlah Bank Syariah yang beroperasi di wilayah kerja Bank Indonesia

Manado sebanyak 3 buah diantaranya Bank Syariah Mandiri, Bank Muamalat dan Bank

Syariah Mega Indonesia dengan jumlah kantor 10 unit beroperasi di Sulawesi Utara dan 10

unit beroperasi di Gorontalo.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

Asset 129,311 142,576 149,299 161,367 165,764 183,415

DPK 155,290 167,426 164,397 94,679 83,203 81,081

Tabungan 11,939 13,781 14,798 13,709 7,892 7,243

Giro 91,698 101,522 98,269 61,215 50,510 52,818

Deposito 51,653 52,123 51,330 19,755 24,801 21,020

Kredit 120,941 134,266 139,499 145,251 150,073 166,634

Modal Kerja 114,904 127,071 129,541 133,153 135,834 151,527

Investasi 2,412 2,741 2,729 2,840 2,988 3,283

Konsumsi 3,625 4,454 7,229 9,258 11,251 11,824

LDR (%) 77.88 80.19 84.85 153.41 180.37 205.52

2009 2010

Grafik 3.20.

Return On Asset Bank Umum Grafik 3.19.

Rasio Biaya dan Pendapatan Operasional Bank Umum

Ket *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

BO 683 997 1,329 377 658

PO 880 1,358 1,858 538 912

Rasio 77.62 73.40 71.54 70.03 72.07

66

68

70

72

74

76

78

80

-200 400 600 800

1,000 1,200 1,400 1,600 1,800 2,000

%Rp Miliar

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2009 2010

Aset (Rp Juta) 14,235 14,860 14,769 15,114 15,867

L/R (Rp Juta) 253 459 428 167 299

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

13,000

13,500

14,000

14,500

15,000

15,500

16,000

Tabel 3.3. Indikator Utama Perbankan Syariah di Sulawesi Utara (Rp Miliar)

Ket *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Ket *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Page 58: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

57

Pada triwulan II-2010, secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi

Utara mengalami pertumbuhan positif terkecuali total DPK. Total aset bank umum syariah

secara tahunan, sampai dengan posisi bulan Mei 2010 tercatat mengalami pertumbuhan

sebesar 28,64% (yoy). Begitu juga dengan penyaluran pembiayaan tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 24,11% (yoy) . Sementara itu, pengumpulan DPK mengalami

pertumbuhan negatif sebesar -51,57% (yoy) pada periode laporan. Dengan kondisi

tersebut, Financing to Deposit Ratio (FDR) meningkat tajam dari 80,18% pada triwulan II-

2009 menjadi sebesar 205,52% pada triwulan laporan. Kenaikan yang signifikan pada FDR

tersebut perlu mendapat perhatian sebab peningkatan yang terjadi merupakan dampak

dari turunnya DPK yang mengindikasikan masih rendahnya animo masyarakat Sulawesi

Utara untuk menyimpan dananya di bank umum syariah. Hal ini merupakan tantangan

bagi perbankan syariah di Sulawesi Utara. Ke depannya, perlu dilaksanakan upaya-upaya

dalam menjaga daya saing dan meningkatkan pengembangan bank umum syariah,

terutama dalam hal sosialisasi dan financial deepening dengan memperkaya variasi produk

maupun jasa yang dihasilkan tanpa mengesampingkan aspek kesesuaian prinsip syariah.

3.4. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

Laju pertumbuhan Aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kredit BPR secara tahunan Provinsi

Sulawesi Utara di triwulan II-2010 menunjukan peningkatan apabila dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, hal ini tidak diikuti dengan perbaikan

kualitas kredit dan rasio Loan to Deposit Ratio (LDR).

Pada triwulan laporan, pertumbuhan asset BPR secara tahunan meningkat dari 18.11%

(yoy) pada triwulan II-2009 menjadi 33.91% (yoy) atau menjadi Rp295,2 miliar. Selanjutnya

pertumbuhan kredit meningkat dari 15,01% (yoy) menjadi 23,80% (yoy) atau menjadi

sebesar Rp224,7 miliar. DPK juga mengalami peningkatan pertumbuhan dari 18,29% (yoy)

menjadi 32,23%(yoy) atau menjadi sebesar Rp212 miliar. Berdasarkan komponen

pembentuknya, deposito masih mendominasi DPK BPR dengan pangsa mencapai 65,08%.

Pertumbuhan DPK BPR jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan pertumbuhan DPK

bank umum. Hal ini diduga terkait dengan masih relatif lebih menariknya suku bunga

simpanan di BPR.

Page 59: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

58

Sebagian besar kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit konsumsi dengan pangsa

mencapai 66,34% dari total kredit. Hal ini diperkirakan merupakan indikasi dari

meningkatnya aktivitas perekonomian khususnya di sektor konsumsi. Namun demikian,

rasio LDR mengalami penurunan dari 111,32% pada triwulan II-2009 menjadi 106% pada

triwulan laporan. Kualitas kredit BPR memburuk seperti yang ditunjukkan oleh peningkatan

persentase kredit bermasalah (NPL gross) yang mencapai 4,20% pada triwulan laporan.

Walaupun masih berada dibawah level toleransi Bank Indonesia (B)I, namun peningkatan

NPL ini perlu menjadi perhatian.

Ket *) s.d. Mei 2010

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II

Tabel 3.4. Indikator Utama Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

di Sulawesi Utara (Rp. Miliar)

-

5

10

15

20

25

30

35

40

Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*)

2010

Aset BPR Kredit BPR

DPK BPR DPK Bank Umum

%

Grafik 3.21. Pertumbuhan Aset, Kredit & DPK BPR

serta DPK Bank Umum

Page 60: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

59

No Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10

1.

a. Tanaman Pangan 8.794 10.686 10.333 13.875 10.834

b. Tanaman Perkebunan 12.117 13.124 15.471 7.083 6.471

c. Perikanan 65.174 67.038 77.182 76.134 72.873

d. Peternakan 22.771 24.458 27.423 25.679 24.511

2. 2.000 2.000 2.002 2.016 2.015

3. 20 19 19 19 19

4. 0 0 0 0 0

5. 7.452 7.595 7.779 7.566 7.876

118.328 124.920 140.209 132.372 124.599TOTAL

Sub Sektor Pertanian

Pertanian

Sarana Pertanian

Lainnya

Perburuan

Kehutanan dan pemotongan kayu

BOKS 2.

KOMITMEN BANK INDONESIA DAN PERBANKAN DALAM MENDORONG

PENGEMBANGAN SEKTOR PERTANIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

Penyaluran kredit di sektor pertanian selama Tahun 2010, menunjukan perkembangan yang

stagnan. Sampai dengan Mei 2010, jumlah kredit yang disalurkan mencapai Rp124,60 milliar,

mengalami penurunan dibandingkan posisi April 2010 yang tercatat Rp132,37 milliar.

Menindaklanjuti hal tersebut, Bank Indonesia dan perbankan di Sulawesi Utara telah

mengadakan pertemuan bersama yang pada intinya membahas faktor penyebab cenderung

stagnannya penyaluran kredit di sektor pertanian, serta langkah/upaya apa yang telah dilakukan

oleh perbankan untuk mendorong penyaluran kredit pada sektor tersebut.

Beberapa hal yang dapat disarikan dari pertemuan tersebut adalah :

1. Bank Indonesia dan Perbankan di Sulawesi Utara tetap memiliki komitmen untuk berperan

serta dalam mendorong percepatan pemberdayaan ekonomi daerah melalui pembiayaan

pada sektor ekonomi produktif, secara khusus pada sektor pertanian.

2. Beberapa faktor menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan kredit pertanian yaitu :

Tingginya rasio kredit bermasalah pada sektor pertanian yang mencapai 10,18% pada

Mei 2010, jauh melebihi batas toleransi yang diperkenankan oleh Bank Indonesia sebesar

5%. Penurunan kualitas kredit pertanian ini, tentunya menjadi pertimbangan tersendiri

bagi perbankan dalam menilai resiko kredit pada sektor pertanian sehingga mendorong

mereka lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit. Hal ini tak jarang selain disebabkan

oleh faktor alam dan kegagalan panen, juga terdapatnya pandangan di bagian

masyarakat tertentu yang menganggap kredit merupakan pemberian cuma-cuma yang

Perkembangan Kredit Sektor Pertanian Prov. Sulut (Rp. Juta)

Sumber: Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) Basel II ,diolah

Page 61: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

60

tidak perlu dikembalikan.

Rendahnya penyaluran kredit pertanian pada periode-periode sebelumnya juga

menyebabkan terbatasnya alokasi dana yang disediakan oleh masing-masing bank karena

mengacu pada pengalaman di periode-periode sebelumnya dimana penyaluran kredit di

sektor pertanian masih kecil. Hal ini tentunya berkaitan juga dengan tingginya faktor

resiko kredit di sektor pertanian, tercermin dari rasio NPL (Non Performing Loan) yang

tinggi.

Penagihan yang intensif dari bank sehingga pelunasan kredit berjalan lebih cepat

dibandingkan realisasi kredit baru.

3. Dalam upaya mengantisipasi berlangsungnya panen raya cengkeh, perbankan Sulawesi

Utara berkomitmen untuk turut serta dalam memberikan pembiayaan baik pra panen

maupun pasca panen. Namun hingga saat ini masih sangat sedikit petani yang datang ke

bank untuk mendapatkan fasilitas itu. Informasi dari salah satu bank menyebutkan bahwa

bank umumnya memberikan pembiayaan kepada petani pengumpul dengan pola

kemitraan. Dengan pola kemitraan tersebut, maka para petani yang sekiranya

membutuhkan biaya pra panen (seperti pembelian karung dan peralatan pertanian lainnya),

akan mendapatkan pembiayaan dari para pedagang pengumpul tersebut. Besaran pokok

dan bunga dari pinjaman yang didapat oleh petani cengkeh selanjutnya akan

diperhitungkan dari hasil penjualan cengkeh pada saat panen. Hal ini dilakukan dengan

pertimbangan prosesnya lebih mudah dan praktis.

4. Saat ini beberapa bank penyalur KUR (Kredit Usaha Rakyat) telah melakukan sosialisasi

sekaligus menyalurkan. Namun demikian, hal tersebut belumlah maksimal disebabkan oleh

belum adanya keputusan dari Kementerian Keuangan terkait mekanisme pengawasan KUR,

disamping itu rasio kredit bermasalah dalam penyaluran KUR di beberapa bank juga

menunjukan perkembangan yang meningkat (kurang menggembirakan).

5. Mengacu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 dalam Pasal 2

demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-

oleh perbankan dalam bentuk kredit sebagian besar berasal dari dana nasabah yang

disimpan pada bank tersebut baik dalam bentuk tabungan, deposito ataupun giro. Dengan

demikian, sudah sewajarnya apabila perbankan harus mampu mengelola dana tersebut

secara baik dengan tetap mengaplikasikan prinsip kehati-hatian (prudential banking

system). Apabila tidak dikelola dengan baik, pada suatu kondisi tertentu bank tersebut

dapat mengalami kegagalan dan dalam hal ini bukan hanya bank yang mengalami kerugian

namun kita selaku penyimpan dana juga akan merasakan dampaknya.

Page 62: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

61

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen untuk mengatur

pengeluaran dan pendapatan pemerintah daerah dalam rangka membiayai pelaksanaan

kegiatan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkan output daerah, mencapai

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian daerah, dan menentukan arah serta prioritas

pembangunan daerah secara umum. Selain itu, APBD juga merupakan kebijakan

operasional yang menjadi turunan dari strategi pembangunan pemerintah yang telah

ditetapkan, sehingga dapat terlihat arah keberpihakan pemerintah daerah. Karena pada

hakikatnya anggaran daerah merupakan alat untuk meningkatkan pelayanan publik dan

kesejahteraan masyarakat, maka APBD harus benar-benar menggambarkan angka-angka

ekonomis yang mencerminkan kebutuhan masyarakat untuk memecahkan masalah dan

meningkatkan kesejahteraannya. Pembahasan dalam laporan ini dibatasi pada

perkembangan realisasi anggaran pemerintah daerah tingkat Provinsi Sulawesi Utara,

sedangkan realisasi anggaran 15 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Utara belum dapat

tersajikan dalam laporan karena terkendala oleh keterbatasan data realisasi yang diperoleh.

Transfer dana dari pemerintah pusat yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja

Negara (APBN) ke Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara pada Tahun 2010

diperkirakan mencapai Rp5,68 Triliun atau naik 0,12% dibandingkan tahun sebelumnya.

Berdasarkan komponen penyusunnya, kenaikan transfer dana dari pemerintah pusat

terutama berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan komponen dari dana

perimbangan yang naik 9,17% (yoy) mencapai jumlah Rp4,43 Triliun. Sementara itu Dana

Penyesuaian dan Otonomi khusus justru mengalami penurunan sebesar 43,88%

dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 63: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

62

4.1. DANA PERIMBANGAN

Alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat bagi Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi

Utara Tahun 2010 menunjukan peningkatan sebesar 3,40% dibandingkan dengan Tahun

2009. Secara agregat, jumlah alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat ke provinsi,

kabupaten dan kota di Sulawesi Utara mencapai Rp5,68 Triliun. Sebagian besar

kabupaten/kota/provinsi di Tahun 2010 mengalami penurunan alokasi anggaran

dibandingkan tahun lalu. Namun demikian Kabupaten Minahasa, Kabupaten Bolaang

Mongondow (Bolmong), Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Kabupaten

Bolaang Mongondow Timur (Boltim), dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel)

mengalami peningkatan alokasi dana dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan

daerah tersebut merupakan daerah pemekaran baru yang membutuhkan dana untuk

mengejar target pembangunannya.

Tabel 4.2. Dana Perimbangan ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Tabel 4.1. Perkembangan Transfer Dana Pusat Ke Prov/Kab/Kota di Wilayah Sulawesi

Utara

Dana Perimbangan 3.796.133 4.375.802 5.282.510 5.462.060

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 222.918 274.401 335.993 330.894

Dana Alokasi Umum (DAU) 3.071.594 3.427.845 4.059.322 4.431.419

Dana Alokasi Khusus (DAK) 501.621 673.556 887.196 699.748

Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus 160.774 280.370 393.844 221.120

TOTAL 3.956.907 4.656.172 5.676.354 5.683.1801 Data Update per 25 Juni 2010

Dana 2007 2008 2009 2010 1

Sumber : Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Page 64: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

63

Berdasarkan alokasi dana perimbangan di masing-masing kabupaten/kota/provinsi di Tahun

2010, Provinsi Sulawesi Utara mendapatkan alokasi terbesar yakni Rp666,51 miliar dengan

pangsa 12,20%. Berikutnya adalah Kota Manado sebesar Rp494,52 miliar dengan pangsa

9,05% dari total anggaran, Kabupaten Minahasa sebesar Rp.466,59 dengan pangsa 8,54%

dan Kabupaten Sangihe sebesar Rp358,09 miliar dengan pangsa 6,56%. Alokasi dana

terendah diperoleh oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dengan pangsa 4,07% dari

total dana perimbangan atau sebesar Rp222,51 milliar.

Grafik 4.1. Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2009

Grafik 4.2. Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2010

Grafik 4.3. Rincian Alokasi Dana Perimbangan Sulawesi Utara Tahun 2010

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

12,2%

9,1%

6,0%

4,9%

8,5%

6,5%6,0%

6,4%

6,0%

6,6%

4,7%

4,9%

5,0%

5,0%

4,1% 4,2% Pemprov Manado

Bitung Tomohon

Minahasa Minsel

Minut Bolmong

Talaud Sangihe

Kotamobagu Bolmut

Sitaro Mitra

Boltim Bolsel

12,7%

9,8%

6,4%

5,4%

8,8%

6,8%6,3%

6,4%

6,5%

7,9%

5,0%

5,0%

5,4%

5,2%

1,0%

1,3%

Pemprov Manado

Bitung Tomohon

Minahasa Minsel

Minut Bolmong

Talaud Sangihe

Kotamobagu Bolmut

Sitaro Mitra

Boltim Bolsel

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Umum Dana Perimbangan

Page 65: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

64

Berdasarkan komponennya, alokasi dana

perimbangan di masing – masing wilayah

administratif di Sulawesi Utara pada APBD

Tahun 2010 sebagian besar berasal dari Dana

Alokasi Umum. Sementara itu, Dana Bagi Hasil

yang diperuntukan guna mengatasi masalah

ketimpangan vertikal (antara Pusat dan

Daerah) yang dilakukan melalui pembagian

hasil dari sebagian penerimaan perpajakan

(nasional) dan penerimaan sumber daya alam

antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil,

masih menunjukan prosentase yang relatif kecil. Rendahnya pangsa Dana Bagi Hasil di

Sulawesi Utara mencerminkan bahwa kontribusi Provinsi Sulawesi Utara terhadap

penerimaan negara, baik dari segi pajak maupun pengelolaan sumber daya alam masih

kecil.

4.2. PERKEMBANGAN APBD PROVINSI

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2010 menunjukan pencapaian yang lebih

baik, hal ini tercermin dari realisasi pendapatan dan belanja daerah yang mengalami

peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sampai dengan 30 Juni

2010, realisasi belanja pemerintah mencapai Rp423,57 miliar atau sebesar 38,7% dari

target pengeluaran dalam APBD sebesar Rp1.094 miliar. Sementara itu, realisasi pendapatan

pemerintah pada triwulan laporan sebesar Rp589,39 miliar atau telah mencapai 55,3% dari

target pendapatan dalam APBD sebesar Rp1.066 miliar. Secara neto, APBD Provinsi Sulawesi

Utara tahun 2010 mengalami defisit sebesar Rp27 miliar. Namun demikian, bila

dibandingkan APBD-P 2009 defisit APBD Sulut tahun 2010 sudah jauh menurun. Untuk

menutupi defisit tersebut, pemerintah provinsi menggunakan pos Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SILPA) dan penerimaan kembali investasi daerah.

6,06%

81,13%

12,81%

Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak

Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Khusus (DAK)

Grafik 4.4. Komposisi Dana Perimbangan APBD-2010

Sumber: Dirjen Perimbangan Keuangan Depkeu

Page 66: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

65

4.2.1 Pendapatan Provinsi

Pendapatan daerah adalah total penerimaan dana yang diperoleh daerah pada suatu

periode waktu tertentu. Besarnya nilai pendapatan daerah merupakan ukuran besarnya

kemampuan fiskal suatu daerah. Semakin besar pendapatan maka semakin besar pula

kekuatan fiskal daerah. Untuk itu suatu daerah diharapkan dapat memaksimalkan setiap

potensi penerimaan pendapatan daerahnya, sehingga dapat memberikan ruang gerak

kebijakan fiskal yang lebih luas.

Sampai dengan triwulan II-2010 realisasi pendapatan Provinsi Sulawesi Utara telah

mencapai Rp589,39 miliar, atau sebesar 55,3% dari target pendapatan dalam APBD.

Berdasarkan komponen pembentuknya, sumber penerimaan terbesar berasal dari dana

perimbangan (utamanya Dana Alokasi Umum) dengan pangsa 62,5% disusul Penerimaan

Asli Daerah (PAD) dengan pangsa 32,8%.

Sementara itu, kinerja pemerintah provinsi dalam melakukan berbagai pemanfaatan aset-

aset yang dimiliki pada triwulan II-2010 cukup menggembirakan. Hal ini tercermin dari

pencapaian realisasi Penerimaan Asli Daerah (PAD) pada triwulan laporan sebesar 57,1%

dari target APBD atau meningkat dibandingkan realisasi PAD pada periode yang sama tahun

lalu yang hanya mencapai 46,9% dari target APBD 2009. Berdasarkan komponen

pembentuknya, PAD ini terutama bersumber dari penerimaan pajak (89,1%) sedangkan

sisanya dalam bentuk retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain.

Tabel 4.3. Kinerja Keuangan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2010

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

I Pendapatan 1.028.716 476.924 46,4 1.066.545 589.394 55,3

Pendapatan Asli Daerah 309.720 145.121 46,9 350.031 199.718 57,1

Dana Perimbangan 668.996 326.479 48,8 666.514 356.875 53,5

Lain-lain PAD yang Sah 50.000 5.324 10,6 50.000 32.801 65,6

II Belanja 1.120.452 401.679 35,8 1.093.545 423.568 38,7

Belanja Operasi 702.081 281.637 40,1 746.124 349.867 46,9

Belanja Modal 242.945 63.256 26,0 207.921 32.634 15,7

Belanja Tidak Terduga 7.500 1.454 19,4 7.500 405 5,4

Transfer (Ke Kab/Kota/Desa) 167.925 55.332 33,0 132.000 40.662 30,8

III Pembiayaan 91.736 (150.000) 27.000 (215.000)

Penerimaan Daerah 391.836 100.000 25,5 329.000 39.000 11,9

- SILPA 54.836 - - 29.000 - -

Pengeluaran Daerah 300.100 250.000 83,3 302.000 254.000 84,1

No UraianAPBD-P 2009

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2009APBD 2010

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2010

Page 67: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

66

Namun demikian, pencapaian PAD sepanjang Tahun 2010 tersebut masih relatif kecil bila

dibandingkan kebutuhan dana pembangunan di Sulawesi Utara, hal ini tercermin dari relatif

rendahnya rasio kemandirian fiskal daerah yaitu perbandingan PAD terhadap total belanja

yang hanya 32%. Hal ini berarti kegiatan ekonomi dan sosial sebagian besar masih

digerakkan oleh dana perimbangan yang berasal dari pemerintah pusat.

4.2.2 Belanja Provinsi

Belanja daerah merupakan salah satu instrumen fiskal daerah yang paling signifikan

disamping pajak dan retribusi daerah. Besarnya belanja daerah ini akan mencerminkan

peranan pemerintah daerah terhadap perekonomian daerah. Sebagai instrumen fiskal,

besarnya belanja daerah ini juga dapat mendorong laju pertumbuhan ekonomi daerah.

Realisasi belanja daerah yang besar merupakan indikasi peran fiskal daerah yang ekspansif,

yang diharapkan dapat berpengaruh positif dalam peningkatan output daerah, selain

investasi daerah dan ekspor daerah.

Total belanja daerah yang dianggarkan dalam APBD 2010 adalah sebesar Rp1.093 miliar,

mengalami sedikit penurunan dibandingkan total belanja pada APBD 2009 sebesar Rp1.122

miliar. Namun demikian, kinerja belanja provinsi menunjukan peningkatan dibandingkan

tahun lalu. Realisasi belanja provinsi sampai dengan triwulan II-2010 mencapai Rp423,57

miliar atau mencapai 38,7% dari target total belanja dalam APBD, lebih tinggi dibandingkan

periode yang sama tahun lalu sebesar 35,8%.

Tabel 4.4. Kinerja Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2010

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

PENDAPATAN 1.028.716 476.924 46,4 1.066.545 100,0 589.394 55,3

Pendapatan Asli Daerah 309.720 145.121 46,9 350.031 32,8 199.718 57,1

- Pajak Daerah 275.626 134.797 48,9 311.927 89,1 172.510 55,3

- Retribusi Daerah 7.594 3.189 42,0 11.589 3,3 4.880 42,1

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 16.500 - - 16.500 4,7 13.484 82

- Lain-lain 10.000 7.136 71,4 10.015 2,9 8.845 88,3

Dana Perimbangan 668.996 326.479 48,8 666.514 62,5 356.875 53,5

- Dana Bagi Hasil Pajak 56.516 6.882 12,2 54.035 8,1 25.032 46,3

- Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 965 621 64,4 965 0,1 534 55,3

- Dana Alokasi Umum 558.635 279.317 50,0 558.635 83,8 325.956 58,3

- Dana Alokasi Khusus 52.879 39.659 75,0 52.879 7,9 5.353 10,1

Lain-lain Pendapatan yang Sah 50.000 5.324 10,6 50.000 4,7 32.801 65,6

UraianAPBD-P 2009

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2009 APBD 2010

(Rp Juta)

Proporsi

APBD 2010

(%)

Realisasi APBD

Tw. II-2010

Page 68: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

67

Tabel 4.5. Kinerja Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Utara s.d. 30 Juni 2010

Menurut komponen pembentuknya, belanja provinsi didominasi untuk belanja operasional

dengan pangsa 68,2% atau mencapai Rp746,12 miliar. Sampai dengan triwulan II-2010

realisasi belanja operasional telah mencapai 46,9% (Rp349,87 miliar). Sementara itu,

pangsa belanja modal hanya sebesar 19% atau senilai Rp207,92 miliar dari total anggaran

belanja secara keseluruhan, dengan nilai realisasi pada triwulan II-2010 hanya mencapai

15,7% atau sebesar Rp32,63 miliar. Hal ini menunjukan bahwa belanja daerah masih

banyak dialokasikan untuk konsumsi semata (pembayaran gaji, tunjangan, dan lain

sebagainya).

4.2.3. Kontribusi APBD Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar

Realisasi APBD di tingkat provinsi khususnya realisasi belanja daerah sedikit banyak telah

memberikan kontribusi bagi pertumbuhan perekonomian. Dengan melakukan identifikasi

terhadap pos-pos belanja dalam APBD provinsi ke dalam 2 (dua) kegiatan utama

berdasarkan tabel PDRB sisi permintaan, yaitu konsumsi pemerintah dan belanja modal

diperoleh hasil bahwa realisasi konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar 4,16%

terhadap proyeksi PDRB Provinsi Sulawesi Utara triwulan II-2010, sedangkan realisasi belanja

modal hanya memberikan kontribusi sebesar 0,39%. Kontribusi di tingkat kabupaten dan

kota relatif sulit untuk diperoleh sehingga hanya besaran-besaran pokok saja yang dimiliki.

Secara total, realisasi anggaran belanja dan modal dalam APBD provinsi memberikan

kontribusi sebesar 5,03% terhadap proyeksi PDRB Sulawesi Utara triwulan II-2010.

(dlm jutaan rupiah)

Nominal % Nominal %

BELANJA*) 1.120.452 401.679 35,8 1.093.545 100,0 423.568 38,7

Belanja Operasi 702.081 281.637 40,1 746.124 68,2 349.867 46,9

- Belanja Pegawai 397.308 169.894 42,8 402.388 53,9 184.591 45,9

- Belanja Barang 221.274 69.177 31,3 231.236 31,0 93.019 40,2

- Belanja Hibah 16.375 9.235 56,4 63.500 8,5 49.020 77,2

- Belanja Bantuan Sosial 57.125 33.332 58,3 45.000 6,0 19.236 42,7

- Belanja Bantuan Keuangan 10.000 - - 4.000 0,5 4.000 100

Belanja Modal 242.945 63.256 26,0 207.921 19,0 32.634 15,7

- Belanja Tanah - - - 13.800 6,6 3.000 22

- Belanja Peralatan dan Mesin - - - 24.789 11,9 5.600 22,6

- Belanja Bangunan dan Gedung - - - 17.921 8,6 4.876 27

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan - - - 148.113 71,2 19.035 12,9

- Belanja Aset Tetap Lainnya - - - 3.298 1,6 122 4

Belanja Tak Terduga 7.500 1.454 19,4 7.500 0,7 405 5,4

Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 167.925 55.332 33,0 132.000 12,1 40.662 30,8

UraianAPBD-P 2009

(Rp Juta)

Realisasi APBD

Tw. II-2009 APBD 2010

(Rp Juta)

Proporsi

APBD 2010

(%)

Realisasi APBD

Tw. II-2010

Ket: *) Penyusunan anggaran Belanja dalam APBD-P 2009 menggunakan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 25 Tahun 2009, sedangkan

untuk APBD 2010 menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan

Sumber : Biro Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Page 69: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

68

Sementara itu, dampak realisasi APBD provinsi terhadap perkembangan uang beredar

sampai dengan posisi 30 Juni 2010 berada pada kondisi kontraksi yang berarti jumlah

pengeluaran pemerintah (belanja pemerintah) lebih kecil dibandingkan jumlah

pendapatannya.

Tabel 4.6. Kontribusi APBD Provinsi Terhadap Sektor Riil s.d. 30 Juni 2010

Sumber: Biro Keuangan Daerah Sulawesi Utara, diolah

(dlm jutaan rupiah)

PENDAPATAN 589.394 7,00

Pendapatan Asli Daerah 199.718 2,37

- Pajak Daerah 172.510 2,05

- Retribusi Daerah 4.880 0,06

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 13.484 0,16

- Lain-lain 8.845 0,11

Dana Perimbangan 356.875 4,24

- Dana Bagi Hasil Pajak 25.032 0,30

- Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 534 0,01

- Dana Alokasi Umum 325.956 3,87

- Dana Alokasi Khusus 5.353 0,06

Lain-lain Pendapatan yang Sah 32.801 0,39

BELANJA 423.568 5,03

Konsumsi Pemerintah 349.867 4,16

- Belanja Pegawai 184.591 2,19

- Belanja Barang 93.019 1,10

- Belanja Hibah 49.020 0,58

- Belanja Bantuan Sosial 19.236 0,23

- Belanja Bantuan Keuangan 4.000 0,05

- Belanja Tak Terduga 405 0,00

- Transfer (Bagi Hasil ke Kab/Kota/Desa) 40.662 0,48

Pembentukan Modal Tetap Bruto (Blnj Modal) 32.634 0,391 Data menggunakan PDRB harga berlaku proyeksi Tw.II-2010

Uraian

Realisasi

APBD Tw.II-

2010

(Rp Juta)

% thd PDRB 1

Page 70: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

69

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Sesuai dengan amanat Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1999 tentang

Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No.3

tahun 2004, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan menjaga kelancaran

sistem pembayaran. Sehingga sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank

Indonesia (KBI) Manado mempunyai tugas menjaga dan mengatur kelancaran sistem

pembayaran baik tunai maupun non tunai di daerah Sulawesi Utara. Dalam rangka

mendukung kelancaran aktivitas perekonomian Sulawesi Utara, KBI Manado senantiasa

mengupayakan kelancaran sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan handal.

Dalam transaksi tunai, KBI Manado berupaya untuk dapat memenuhi kebutuhan uang

kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat

waktu dan dalam kondisi layak edar (clean money policy). Sedangkan dalam transaksi non

tunai, KBI Manado selalu berusaha menjaga kelancaran sistem pembayaran yang efektif

melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS).

5.1. PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI

5.1.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow)

Aktivitas transaksi tunai di Sulawesi Utara yang dilakukan melalui Kantor Bank Indonesia

Manado pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009.

Peningkatan transaksi pembayaran tunai ini tercermin pada kenaikan jumlah uang kartal

yang dikeluarkan Kantor Bank Indonesia Manado (outflow) pada triwulan II-2010. Jumlah

uang kartal yang dikeluarkan Bank Indonesia Manado meningkat sebesar 47,66% dari

Rp355,29 miliar pada triwulan II-2009 menjadi Rp524,64 miliar pada periode laporan.

Sementara itu, aliran uang kartal yang masuk dari masyarakat dan perbankan ke Kantor

Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010 hanya tercatat sebesar Rp303,01 miliar.

Secara netto, aliran uang kartal selama triwulan laporan berada pada kondisi net outflow

sebesar Rp221,63 miliar atau meningkat 13,37%, triwulan yang sama tahun sebelumnya

sebesar Rp195,48 miliar. Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kebutuhan

akan uang tunai selama proses persiapan menjelang Pilkada Provinsi/Kabupaten/Kota. Selain

Page 71: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

70

itu, dimulainya tahun ajaran baru juga meningkatkan kebutuhan masyarakat akan uang

tunai terutama untuk transaksi selama masa liburan dan pembelian peralatan serta

perlengkapan sekolah. Secara bulanan, net outflow tertinggi terjadi pada bulan Mei 2010

sebesar Rp129,86 miliar, berikutnya berturut-turut di bulan Juni dan April 2010 masing-

masing sebesar Rp71,58 miliar dan Rp20,19 miliar.

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar

Dalam melaksanakan strategi clean money policy, Bank Indonesia Manado melaksanakan

kegiatan pemusnahan uang yang sudah tidak layak edar, dengan melakukan Pemberian

Tanda Tidak Berharga (PTTB). Proses pemusnahan tersebut telah dilakukan dengan prosedur

dan pengawasan yang ketat terhadap tingkat kelusuhan uang yang dapat dimusnahkan.

Selama triwulan II-2010, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 97,86%,

jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat

sebesar 49%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama

triwulan laporan adalah sebesar Rp296,52 miliar atau naik 278,66% (yoy) dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Budaya dan perilaku masyarakat yang kurang baik

dalam memperlakukan uang kertas seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan

mencorat-coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena faktor iklim

tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010

Inflow (+) 592 119 103 217 613 160 122 235 617 303

Outflow (-) -87 -337 -370 -428 -18 -355 -235 -687 -0,77 -525

Net Flow 505 -218 -268 -211 595 -195 -113 -453 616 -222

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800miliar

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Grafik 5.1. Netflow Aliran Kas Uang Kartal KBI Manado

Page 72: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

71

5.1.3. Perkembangan Kas Titipan

Dalam perannya sebagai regulator di daerah yang bertugas untuk memenuhi kebutuhan

likuiditas dan kebutuhan uang yang layak edar bagi masyarakat di wilayahnya, Kantor Bank

Indonesia Manado melakukan kegiatan kas titipan. Kegiatan kas titipan ini dilakukan

khususnya untuk daerah yang lokasinya cukup jauh dari Kantor Bank Indonesia.

Penyelenggaraan kegiatan kas titipan ini dilakukan Kantor Bank Indonesia Manado

bekerjasama dengan salah satu bank umum di wilayah Gorontalo dan Tahuna.

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010

Inflow (+) 592 119 103 217 613 160 122 235 617 303

PTTB 305 169 118 102 53 78 490 209 261 297

Rasio 51,4 142, 114, 46,9 8,57 49,0 402, 89,1 42,3 97,8

-

40

80

120

160

200

240

280

320

360

400

440

-

100

200

300

400

500

600

700 % Miliar

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010

Inflow 533 516 702 615 621 542 645 629 672 547

Outflow -463 -672 -755 -560 -443 -611 -566 -673 -537 -586

Netflow 70 -156 -53 55 178 -69 80 -44 135 -39

-800

-600

-400

-200

0

200

400

600

800

.

Grafik 5.2. Rasio Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Terhadap Inflow

Grafik 5.3. Netflow Kas Titipan KBI Manado di Gorontalo (Rp. Miliar)

Page 73: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

72

Seperti halnya aliran uang kartal di KBI Manado, kondisi aliran kas titipan di Gorontalo

menunjukan posisi net outflow. Sepanjang triwulan II-2010 posisi aliran kas titipan

Gorontalo menunjukan nilai net outflow sebesar Rp38,52 miliar. Net outflow yang terjadi

selama triwulan laporan lebih disebabkan oleh pola musiman setelah pada triwulan

sebelumnya terjadi inflow yang cukup tinggi.

Selain di provinsi Gorontalo, kas titipan juga terdapat di Kota Tahuha, Kabupaten

Kepulauan Sangihe. Secara historis, kegiatan kas titipan Tahuna cenderung mengalami net

outflow (kecuali pada awal tahun). Pada triwulan II-2010, kas titipan di Tahuna mengalami

net outflow sebesar Rp58 miliar atau meningkat 13,73% dibandingkan triwulan yang sama

tahun sebelumnya. Kondisi net outflow yang terjadi di khasanah titipan di Tahuna

mengindikasikan perkembangan pembangunan yang cukup pesat antara lain

pembangunan sarana/prasarana pengaman pantai, pembangunan rumah khusus,

pembangunan prasarana dermaga penyeberangan dan pembangunan prasarana bandar

udara, yang mendorong bergairahnya aktivitas perekonomian di daerah tersebut.

5.1.4. Penemuan Uang Palsu

Penemuan uang palsu di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Manado menunjukan adanya

penurunan yang signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Total uang

palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke Bank Indonesia Manado pada triwulan II-2010

hanya tercatat sebanyak 3 lembar yang keseluruhannya merupakan uang pecahan

Rp50.000,00. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya

Sumber: Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

2008 2009 2010

Inflow 51 19 23 36 57 27 40 108 40 39

Outflow -31 -67 -71 -100 -39 -78 -63 -111 -50 -97

Netflow 20 -48 -49 -63 18 -51 -23 -3 -11 -58

-150

-100

-50

0

50

100

150

Grafik 5.4. Netflow Kas Tititpan KBI Manado di Tahuna (Rp. Miliar)

Page 74: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

73

sebesar 18 lembar. Penurunan temuan ini mengindikasikan pemahaman masyarakat

terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah sudah cukup baik.

Sebagai strategi preventif, Bank Indonesia telah dan akan terus berupaya untuk

meminimalisir pergerakan pelaku pemalsuan uang melalui kegiatan sosialisasi ciri-ciri

keaslian uang rupiah. Kegiatan sosialisasi tidak hanya dilakukan di Kantor Bank Indonesia,

kalangan perbankan, di instansi-instansi pemerintah daerah, akademisi dan sekolah-sekolah

namun juga dilakukan di pusat perbelanjaan di kota Manado. Hal tersebut dilakukan

mengingat pusat perbelanjaan juga sangat rentan terhadap kegiatan peredaran uang palsu

karena tingginya tingkat perputaran uang yang digunakan untuk melakukan transaksi.

Selain itu, secara represif pihak Bank Indonesia juga menjalin kerjasama dengan pihak

Kepolisian Daerah Sulawesi Utara dalam upaya penanganan proses hukum. Peran serta aktif

masyarakat bersama dengan pihak kepolisian diperlukan untuk dapat membongkar

sejumlah kasus pemalsuan uang di Sulawesi Utara.

5.2. PERKEMBANGAN ALAT PEMBAYARAN NON-TUNAI

5.2.1. Perkembangan Kliring (Tunai)

Perkembangan kliring di wilayah Sulawesi Utara (tunai) selama triwulan II-2010 mengalami

peningkatan, jumlah warkat yang dikliringkan sebanyak 80.399 lembar dengan nilai

Rp1.674 miliar atau meningkat jumlahnya sebesar 2,95% (yoy) dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya. Jika dilihat berdasarkan rata-rata harian lembar warkat yang

dikliringkan selama periode laporan tercatat sebanyak 1.299 lembar dengan nilai sebesar

Rp27,08 miliar atau tumbuh sebesar 3,48% (yoy). Peningkatan rata-rata jumlah nominal

kliring tersebut semakin menegaskan bahwa perekonomian Sulawesi Utara mengalami

pertumbuhan positif yang berkelanjutan.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

- Rp100.000,- 2 1.014 14 1 14 5 4 18 14 0

- Rp50.000,- 17 19 16 135 23 12 6 15 19 3

- Rp20.000,- 6 0 1 0 3 0 4 10 0 0

- Rp10.000,- 0 2 2 0 0 0 0 2 1 0

- Rp5.000,- 0 0 0 0 1 1 0 2 3 0

- Rp1.000,- 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Total 25 1.035 33 136 41 18 14 47 37 3

2009 20102008Pecahan

Tabel 5.1. Temuan Uang Palsu di Wilayah Kerja KBI Manado

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Page 75: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

74

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan

tercatat 2,16% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami

peningkatan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 0,96%.

Sementara itu, dilihat dari segi jumlah nominalnya juga terdapat kenaikan dari 1,08% pada

triwulan II-2009 menjadi 2,44% pada triwulan II-2010 dari rata-rata nominal cek dan BG

yang dikliringkan per hari.

5.2.2. RTGS (Real Time Gross Settlement)

RTGS sebagai salah satu sarana penyelesaian transaksi non tunai, mempunyai keunggulan

dalam kecepatan penyelesaian transaksi (seketika) dan resiko settlement-nya dapat

diperkecil. Perkembangan penyelesaian nominal transaksi RTGS selama triwulan II-2010

(dari dan ke wilayah Sulawesi Utara) mencapai Rp2.397,14 miliar atau mengalami

peningkatan nilai sebesar 4,45% dibandingkan nilainya di triwulan II-2009. Sejalan dengan

jumlah nilainya yang mengalami peningkatan, volume RTGS pada triwulan laporan juga

mengalami kenaikan dari 4.943 transaksi di triwulan II-2009 menjadi 5.193 transaksi pada

triwulan II-2010, atau tumbuh sebesar 5,06% (yoy).

Jika ditelusuri lebih dalam, perkembangan transaksi RTGS yang masuk ke wilayah Sulawesi

Utara (kolom To pada tabel 5.3) menunjukan pertumbuhan positif dibandingkan transaksi

RTGS yang keluar wilayah Sulawesi Utara (kolom From pada tabel 5.3) yang tercatat

mengalami kontraksi. Hal ini mencerminkan pembangunan dan kegiatan perekonomian

yang terus berkembang di wilayah Sulawesi Utara juga ditopang oleh arus dana dari luar

wilayah Sulawesi Utara.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Perputaran Kliring

a. Lembar 71.180 75.825 79.174 76.409 72.982 79.557 82.114 84.032 75.799 80.399

b. Nominal (Rp miliar) 1.402 1.356 1.590 1.535 1.497 1.626 1.722 1.860 1.658 1.674

Rata-rata perputaran kliring per hari

a. Lembar 1.194 1.205 1.237 1.297 1.236 1.282 1.369 1.384 1.221 1.299

b. Nominal (Rp miliar) 23,51 21,65 24,84 26,06 25,40 26,17 28,72 30,71 26,73 27,08

Persentase rata-rata penolakan

a. Lembar (%) 0,37 0,57 0,79 1,04 0,99 0,96 1,06 1,33 1,02 2,16

b. Nominal (%) 0,73 0,44 1,02 1,54 0,91 1,08 1,27 1,45 1,01 2,44

KETERANGAN2008 2009 2010

Tabel 5.2.

Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong di Wilayah Sulawesi Utara

Sumber: Bank Indonesia Manado, diolah

Page 76: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

75

Nilai Nilai Nilai

(Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp)

Jan 196,05 619 490,73 1.275 686,78 1.894

Feb 220,92 716 435,00 784 655,92 1.500

Mar 278,32 751 563,45 835 841,77 1.586

Tw I-2009 695,29 2.086 1.489,18 2.894 2.184,47 4.980

Apr 254,13 845 623,87 994 878,00 1.839

Mei 250,57 946 515,09 849 765,66 1.795

Jun 156,81 479 494,57 830 651,38 1.309

Tw II-2009 661,51 2.270 1.633,53 2.673 2.295,04 4.943

Jul 127,73 420 539,12 1.388 666,85 1.808

Agust 130,87 502 502,00 800 632,87 1.302

Sep 143,68 460 526,54 792 670,22 1.252

Tw III-2009 402,28 1.382 1.567,66 2.980 1.969,94 4.362

Okt 191,76 718 498,42 799 690,18 1.517

Nov 225,20 748 544,54 941 769,74 1.689

Dec 356,68 1.036 597,55 1.532 954,23 2.568

Tw IV-2009 773,64 2.502 1.640,51 3.272 2.414,15 5.774

Jan 182,88 694 709,22 1.102 892,10 1.796

Feb 192,27 638 553,24 1.339 745,51 1.977

Mar 239,37 833 726,79 1.120 966,16 1.953

Tw I-2010 614,52 2.165 1.989,25 3.561 2.603,77 5.726

Apr 213,78 740 581,82 968 795,60 1.708

Mei 195,30 676 522,58 932 717,88 1.608

Jun 244,18 800 639,48 1.077 883,66 1.877

Tw II-2010 653,26 2.216 1.743,88 2.977 2.397,14 5.193

Pertumbuhan (YoY %) -1,25 -2,38 6,76 11,37 4,45 5,06

Periode

FROM TO FROM + TO

Volume Volume Volume

Tabel 5.3.

Perkembangan Traksaksi Melalui RTGS - Real Time Gross Settlement

Sumber : www.bi.go.id, diolah

Page 77: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

76

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 78: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

77

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH &

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Seiring dengan membaiknya berbagai indikator makro ekonomi regional, perbankan, sistem

pembayaran dan fiskal pada triwulan II-2010, kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sulawesi

Utara terus menujukan perbaikan. Tingkat Pengangguran di Sulawesi Utara pada Februari

2010 menurun, yang tercermin dari nilai TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) sebesar

10,48%, merupakan angka terendah sejak tahun 2006. Jumlah penyerapan tenaga kerja

baru diperkirakan masih menunjukan perkembangan positif pada triwulan laporan.

Berdasarkan jenis lapangan pekerjaan, pertanian masih menjadi sektor lapangan pekerjaan

utama, walaupun telah terjadi pergeseran ke sektor lainnya, terutama sektor perdagangan

dan sektor jasa.

Sejalan dengan itu, tingkat kesejahteraan masyarakat Sulawesi Utara juga diperkirakan akan

meningkat. Kondisi tersebut didasarkan atas beberapa indikator, diantaranya Indeks

Ekspektasi Penghasilan yang berada pada level optimis di periode laporan, peningkatan NTP

(Nilai Tukar Petani) dan penurunan tingkat kemiskinan.

6.1. KETENAGAKERJAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara, memasuki triwulan II-2010, diperkirakan masih

menunjukan perkembangan yang positif. Tenaga kerja baru diperkirakan masih banyak

terserap oleh beberapa sektor di Sulut. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Bank

Indonesia, pelaku usaha masih menunjukan tingkat optimisme peningkatan penggunaan

tenaga kerja. Hal ini ditunjukkan dengan nilai SBT SKDU yang masih bernilai positif sebesar

11,67%, lebih besar apabila dibandingkan dengan nilai SBT periode yang sama tahun

sebelumnya.

Berdasarkan lapangan usahanya selama triwulan laporan, sektor pertanian diperkirakan

akan melakukan penambahan jumlah tenaga kerja. Hal ini seiring dengan mulai

berlangsungnya panen raya cengkeh di beberapa wilayah di Sulut. Kondisi serupa juga

terjadi pada sektor PHR yang diperkirakan juga menyerap tenaga kerja pada triwulan II-

2010 sebagai dampak berkembang pesatnya sektor ini dan semakin dikenalnya Kota

Manado sebagai kota tujuan pariwisata domestik dan dunia. Perkiraan terbesar akan

Page 79: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

78

peningkatan tenaga kerja terutama berasal dari sektor pengangkutan dan komunikasi, yang

tercermin dari nilai SBT SKDU sebesar 3,7%.

Struktur ketenagakerjaan pada periode Februari 2010 tidak terlalu berbeda bila

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Dari seluruh penduduk usia 15+,

jumlah angkatan kerja tercatat 1.074.256 orang (62,79%) masih lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah bukan angkatan kerja sebanyak 636.668 orang. Jumlah

angkatan kerja ini menurun tipis sebesar 0,27% (yoy) atau sebanyak 2.899 orang

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut komponen penyusunnya, apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya, jumlah penduduk yang bekerja pada Februari 2010 juga mengalami sedikit

penurunan. Tercatat jumlah penduduk yang bekerja berjumlah 961.648 orang, menurun

0,10% (yoy) atau sebanyak 979 orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Seiring

dengan berkurangnya jumlah penduduk yang bekerja, jumlah orang yang mencari kerja pun

mengalami penurunan yaitu dari 114.528 orang pada Februari 2009 turun 1,68% (yoy)

menjadi 112.608 orang pada Februari 2010.

Menurunnya jumlah angkatan kerja selama periode Februari 2009 Februari 2010

mengakibatkan TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) di Provinsi Sulawesi Utara

mengalami sedikit penurunan dari 63,91% pada Februari 2009 menjadi 62,79% pada

Februari 2010. TPAK sebesar 62,79% tersebut dapat diartikan bahwa sekitar 62-63

penduduk Provinsi Sulawesi Utara aktif bekerja dan mencari pekerjaan dari sebanyak 100

orang penduduk yang termasuk ke dalam penduduk usia kerja. Sementara itu, TPT (Tingkat

Pengangguran Terbuka) pada Februari 2010 sebesar 10,48%, merupakan angka yang

terendah sejak Tahun 2006. Hal ini menunjukan bahwa dari sekitar 100 orang penduduk

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Sulawesi Utara

Page 80: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

79

yang termasuk dalam angkatan kerja hanya 10-11 orang yang menganggur, selebihnya

sudah mempunyai perkerjaan.

Komposisi penduduk Sulawesi Utara yang bekerja menurut sektor lapangan pekerjaan

utama relatif sama dibanding keadaan Februari 2009 maupun Agustus 2009. Sektor

pertanian (pertanian, perkebunan,kehutanan, perburuan, dan perikanan) masih merupakan

lapangan pekerjaan utama sebagian besar penduduk yang bekerja yaitu 332.981 orang

(34,63%). Namun demikian sektor ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 386.873 orang.

Secara umum bila dibandingkan dengan kondisi pada Februari 2009, seluruh sektor

terkecuali sektor pertanian dan angkutan, mengalami peningkatan jumlah tenaga kerja.

Data tersebut menggambarkan bahwa walaupun sektor pertanian paling banyak digeluti

oleh tenaga kerja di Sulawesi Utara, namun pangsanya terus menurun dan mengalami

pergeseran terutama ke sektor perdagangan, jasa dan angkutan. Pergeseran ini terjadi

terkait berkembang pesatnya sektor perdagangan ritel (PHR) dan jasa sebagai dampak

semakin dikenalnya Kota Manado sebagai kota tujuan pariwisata domestik dan dunia.

Tabel 6.2. Penduduk 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Menurut Lapangan Pekerjaan di Sulawesi Utara

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.1. Struktur Tenaga Kerja Menurut Sektor Ekonomi

di Sulawesi Utara

34.63%

3.23%

5.97%0.49%

5.96%18.55%

10.13%

2.01%19.03%

Pertanian Pertambangan Industri

Listrik, Gas & Air Bersih Konstruksi Perdagangan

Angkutan Keuangan Jasa

Page 81: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

80

Berdasarkan statusnya, struktur pekerjaan penduduk pada bulan Februari 2010 mengalami

pergeseran. Jika pada periode-periode sebelumnya didominasi oleh berusaha sendiri, pada

Februari 2010 status pekerjaan penduduk yang mendominasi bergeser menjadi

buruh/karyawan/pegawai yaitu sebesar 322.315 orang (33,52%). Status pekerjaan

penduduk yang bekerja terkecil adalah kategori pekerjaan berusaha dibantu buruh tetap

buruh dibayar sebanyak 40.962 orang (4,26%). Status pekerjaan penduduk yang bekerja di

daerah perkotaan terbanyak adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai sebesar 178.183

orang (47,42%) dan berusaha sendiri sebesar 95.417 orang (25,39%). Sedangkan untuk

daerah pedesaan, status pekerjaan penduduk yang bekerja sebagian besar adalah berusaha

sendiri yaitu sebesar 164.136 (28,02%) dan buruh/karyawan/pegawai sebesar 144.132

orang (24,60%).

6.2. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi

Utara diperkirakan meningkat di triwulan II tahun 2010. Hal ini terkonfirmasi dengan Indeks

Ekspektasi Penghasilan berdasarkan Survei Konsumen (SK) Kota Manado yang mengalami

sedikit penurunan dari 136 pada triwulan yang sama periode sebelumnya menjadi 134 pada

triwulan laporan, namun masih berada pada level optimis.

Secara khusus, kesejahteraan masyarakat petani juga terindikasi mengalami peningkatan.

Kondisi ini tercermin dari rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Utara selama triwulan II-

2010 sebesar 101,47, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, yang tercatat sebesar

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Status

Pekerjaan di Sulawesi Utara

Page 82: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

81

101,43. Kedua komponen, baik Indeks yang Diterima Petani (IT) maupun Indeks yang

Dibayar Petani (IB) mengalami peningkatan, namun karena kenaikan IT lebih besar

dibandingkan kenaikan IB, maka terjadi kenaikan NTP pada triwulan II-2010. Adapun

kenaikan IB terutama datang dari naiknya indeks harga bahan makanan dan makanan jadi

(untuk kelompok konsumsi rumah tangga), serta harga penambahan barang modal &

transportasi (untuk kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal).

Tingkat kemiskinan Provinsi Sulawesi Utara pada Maret 2010 kembali mengalami

penurunan yang tercatat sebesar 0,69% (yoy). Bila pada Maret 2009 jumlah penduduk

miskin Provinsi Sulawesi Utara sebesar 220 juta jiwa maka pada Maret 2010 telah turun

menjadi 206,72 juta jiwa. Penurunan angka kemiskinan pada tahun 2010 ini merupakan

lanjutan dari tren yang terjadi sejak tahun 2007 yang sejalan dengan tren perkembangan

tingkat kemiskinan Nasional. Secara umum, tingkat kemiskinan di Sulawesi Utara relatif

masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan secara nasional.

Tabel 6.4. Indeks Harga Yang Diterima & Dibayar Petani serta Nilai Tukar Petani Provinsi Sulawesi Utara (2007 = 100)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 83: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

82

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin di suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh Garis

Kemiskinan. Semakin tinggi Garis Kemiskinan, semakin banyak penduduk yang tergolong

sebagai penduduk miskin. Selama periode Maret 2009 Maret 2010, garis kemiskinan

meningkat sebesar Rp.9.562, yaitu dari Rp.184.772,- per kapita per bulan pada Maret

2009 menjadi Rp. 194.334,- per kapita per bulan pada Maret 2010. Walaupun terjadi

peningkatan nilai Garis Kemiskinan, faktanya tingkat kemiskinan mengalami penurunan. Hal

ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan penduduk yang miskin pada tahun lalu

mengalami peningkatan dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan Garis

Kemiskinan sehingga sebagian dari mereka (12.840 orang) mampu keluar dari kemiskinan.

Grafik 6.2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Nasional dan Prov. Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Grafik 6.3. Persebaran Penduduk Miskin Provinsi Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

0

5

10

15

20

25

Juli 06 Mar 07 Mar 08 Mar 09 Mar 10

Desa Kota

Juli 06 Mar 07 Mar 08 Mar 09 Mar 10

Sulut 10.76 11.42 10.10 9.79 9.1

Nasional 16.90 16.58 15.42 14.15 13.33

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18%

Tabel 6.5. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Sulawesi Utara

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 84: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

83

Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa

peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan

makanan (perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan). Pada bulan Maret 2009,

sumbangan GKM terhadap GK sebesar 77,67 persen, pada bulan Maret 2010, peranannya

sedikit mengalami penurunan menjadi 77,49 persen. Dengan kata lain peningkatan Garis

Kemiskinan dari Maret 2009 ke Maret 2010 lebih disebabkan karena kenaikan harga yang

lebih tinggi pada komoditi non makanan dibandingkan pada komoditi makanan.

Pada periode Maret 2009-Maret 2010, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2) ternyata mengalami perbaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan

menurun dari 1,55 pada Maret 2009 menjadi 1,14 pada Maret 2010. Sedangkan Indeks

Keparahan Kemiskinan turun dari 0,36 menjadi 0,24 pada periode yang sama . Nilai indeks

(P1) menunjukan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk

miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin besar rata-rata

kesenjangan terhadap garis kemiskinan. Indeks ini sering digunakan sebagai dasar

penghitungan berapa subsidi yang diperlukan untuk mengentaskan penduduk miskin.

Sementara itu nilai indeks (P2) menunjukan ketimpangan pengeluaran diantara penduduk

miskin.Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara

penduduk miskin. Dengan penurunan pada indeks (P1) tersebut berarti selama periode

Maret 2009-Maret 2010 ada indikasi bahwa rata-rata jarak kedalaman kemampuan

konsumsi penduduk miskin semakin bergerak naik mendekati ke garis kemiskinan.

Sedangkan penurunan indeks (P2) menunjukan bahwa variasi pengeluaran konsumsi

penduduk miskin semakin merata dan semakin kecil ketimpangannya.

Tabel 6.6. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan

Kemiskinan Menurut D erah di Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Page 85: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

84

Kedalaman kemiskinan di pedesaan dan perkotaan tidak signifikan berbeda terlihat dari nilai

indeks (P1) yang hampir sama yakni 1,16 berbanding 1,12. Sedangkan dari sisi ketimpangan

pengeluaran, penduduk miskin di perkotaan cenderung memiliki tingkat ketimpangan yang

lebih tinggi dibandingkan penduduk miskin di pedesaan yang ditunjukkan dari disparitas

nilai indeks (P2) dimana di pedesaan 0,19 sedangkan di perkotaan mencapai 0,30.

Page 86: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

85

BAB VII PERKIRAAN PERTUMBUHAN EKONOMI & INFLASI

7.1. PROSPEK EKONOMI MAKRO

Perkembangan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010 diperkirakan akan

tumbuh cukup tinggi mencapai 7,59% (yoy) . Pertumbuhan ini diantaranya didukung oleh

penyelenggaraan Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) di 7 Kabupaten/Kota dan Provinsi yang

direncanakan akan dilaksanakan secara serentak pada awal Agustus 2010. Kegiatan Pilkada

ini diperkirakan tidak hanya akan meningkatkan aktivitas konsumsi swasta namun juga

belanja pemerintah tercermin dari besarnya alokasi dana Pilkada yang mencapai Rp180

milliar, dengan rincian : Rp116 milliar di tingkat provinsi dan Rp64 miliar di tingkat

kabupaten/kota. Meningkatnya aktivitas konsumsi sudah mulai dirasakan seiring dengan

maraknya pemasangan baliho, spanduk, iklan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala

daerah di berbagai sudut kota khususnya di daerah-daerah yang menyelenggarakannya.

Selain aktivitas konsumsi terkait dengan Pilkada, faktor lain yang berpotensi mendorong

pertumbuhan ekonomi di triwulan mendatang adalah kegiatan musiman berupa masih

berlangsungnya tahun ajaran baru di beberapa sekolah, datangnya bulan suci Ramadhan

serta perayaan Hari Raya Idul Fitri. Di samping itu, pesta perayaan pengucapan syukur atas

hasil panen yang berlangsung pada Juli 2010 diperkirakan juga turut berkontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan III-2010.

.

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi dan ekspor masih menjadi lokomotif pertumbuhan

ekonomi Provinsi Sulawesi Utara. Konsumsi masyarakat diperkirakan masih akan mengalami

Grafik 7.1. Perkembangan Realisasi dan Ekspektasi Kegiatan Dunia Usaha

Provinsi Sulawesi Utara

Ket: * Perkiraan Kegiatan Usaha hasil SKDU ** Perkiraan Bank Indonesia Manado Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha KBI Manado Triwulan I-1010

(40,00)

(30,00)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2* Q3**

2008 2009 2010

Realisasi Kegiatan Usaha Perkiraan Kegiatan Usaha

Optimisme pertumbuhan ekonomi

yang semakin membaik pada

triwulan III-2010 antara lain

tercermin dari meningkatnya

indikator ekspektasi kegiatan

usaha Hasil Survei Kegiatan Dunia

Usaha (SKDU) dengan persentase

Saldo Bersih Tertimbang (SBT) di

triwulan III-2010 sebesar 40,93%.

Page 87: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

86

peningkatan, terkait dengan pola konsumsi musiman menjelang tahun ajaran baru 2010,

pesta perayaan pengucapan syukur, Bulan Suci Ramadhan dan peringatan Hari Raya Idul

Fitri. Hal ini juga didukung oleh meningkatnya daya beli masyarakat karena adanya realisasi

pemberian Tunjangan Hari Raya (THR). Selain itu, masih berlangsungnya panen raya

cengkeh yang sebagian besar akan berlangsung pada bulan Juli dan Agustus 2010, akan

mendorong kenaikan pendapatan khususnya bagi para petani, yang pada tahap selanjutnya

akan meningkatkan belanja konsumsi. Kondisi ini antara lain dapat dikonfirmasi melalui

peningkatan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi 6 bulan mendatang

(termasuk tingkat penghasilan) tercermin dari kenaikan Indeks Ekspektasi Ekonomi.

Sementara itu, kinerja ekspor pada triwulan III-2010 diperkirakan akan membaik. Potensi

ekspor Sulawesi Utara yang utama adalah produk kelapa seperti minyak kelapa murni (virgin

coconut oil), dan produk turunannya diantaranya adalah tepung kelapa dan arang kelapa.

Produk pertanian lain yang potensial untuk diekspor adalah kopra, pala dan cengkeh. Saat

ini, Provinsi Sulawesi Utara sedang mengalami panen raya cengkeh dengan estimasi hasil

panen mencapai 15.000 ton. Dengan adanya panen raya cengkeh yang jatuh pada bulan

Juni-Agustus 2010 ini diharapkan dapat lebih meningkatkan kinerja ekspor. Selain produk

pertanian, komoditas yang menjadi andalan eskpor lainnya adalah ikan, baik berupa ikan

segar maupun ikan kaleng hasil pengolahan. Namun demikian, peluang tersedianya pasar

dan tingginya permintaan dari negara partner dagang belum dapat dioptimalkan oleh

perusahaan. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya ketersediaan bahan baku akibat semakin

tingginya persaingan usaha yang sejenis di Sulut serta adanya ketergantungan pada alam

(cuaca) dalam penyediaan bahan baku.

Grafik 7.2. Indeks Ekspektasi Ekonomi

Sumber : Manado Post, diolah

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

108,00

144,00

150,50

140,00

161,00 163,00

139,50

129,00

158,00

60

80

100

120

140

160

180

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep

2010

Page 88: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

87

Tabel 7.1. Produksi, Produktivitas dan Luas Panen Tanaman Padi dan Palawija di

Provinsi Sulawesi Utara

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Perkembangan komponen investasi diperkirakan akan lebih tinggi pada triwulan III-2010,

hal ini terkait dengan semakin meningkatnya realisasi proyek-proyek fisik pemerintah

khususnya untuk proyek infrastruktur diantaranya pembangunan jalan ring road 2 dan ring

road 3, pembangunan jembatan lingkar barat Bolaang Mongondow Selatan serta

pembangunan sarana umum lainnya seperti pembangunan fasilitas pariwisata di lahan

seluas 15 hektar. Sedangkan dari pihak swasta, indikator pertumbuhan investasi dapat

dilihat dari rencana dan realisasi investasi khususnya pada bidang pertambangan (tambang

emas) di wilayah Minahasa Utara.

Relatif stabilnya pertumbuhan sektor PHR dan sektor pengangkutan lebih ditopang oleh

faktor musiman antara lain musim liburan, tahun ajaran baru serta perayaan Idul Fitri.

Kinerja sektor bangunan akan tumbuh sejalan dengan realisasi proyek pemerintah yang

terus berjalan. Sementara itu, pertumbuhan pada sektor pertanian di triwulan III-2010 akan

lebih didorong oleh pelaksanaan panen raya cengkeh pada bulan Juli dan Agustus 2010.

Jenis Tanaman 2008 2009 ARAM II-2010

Perubahan

2009-2010

(%)

Padi (Sawah+Ladang) 520.193 549.087 586.238 6,77Jagung 466.061 450.989 489.141 8,46Kedelai 7.217 7.667 9.155 19,41Kacang Tanah 8.640 8.493 9.317 9,70Kacang Hijau 2.381 2.680 2.173 (18,92)Ubi Kayu 83.656 77.206 84.412 9,33Ubi Jalar 520.193 584.647 548.912 (6,11)

Padi (Sawah+Ladang) 47,31 47,85 48,77 1,92Jagung 35,36 35,69 36,52 2,33

Kedelai 13,81 13,57 13,26 (2,28)Kacang Tanah 13,14 13,17 13,12 (0,38)Kacang Hijau 13,29 12,62 12,73 0,87Ubi Kayu 130,96 130,70 130,59 (0,08)Ubi Jalar 47,31 48,71 47,84 (1,79)

Padi (Sawah+Ladang) 109.951 114.745 120.195 4,75Jagung 131.791 126.349 133.936 6,00Kedelai 5.227 5.652 6.905 22,17Kacang Tanah 6.573 6.450 7.103 10,12

Kacang Hijau 1.791 2.123 1.707 (19,59)Ubi Kayu 6.388 5.907 6.464 9,43Ubi Jalar 109.951 120.018 114.745 (4,39)

Produksi (Ton)

Produktivitas (Ku/Ha)

Luas Panen (Ha)

Dari sisi penawaran, pertumbuhan

ekonomi pada triwulan III-2010

diperkirakan masih akan ditopang

oleh sektor-sektor dominan, seperti

sektor PHR, bangunan, pengangkutan

dan komunikasi serta sektor

pertanian. Perkembangan sektor

pertanian diperkirakan akan

meningkatkan jumlah produksi

tanaman bahan makanan. Jumlah

produksi padi pada Tahun 2010

diperkirakan mencapai 586.238 ton

atau naik 6,77% (yoy). Demikian pula

dengan komoditi jagung, kedelai,

kacang tanah dan ubi kayu yang

diprediksikan akan mengalami per-

tumbuhan masing-masing sebesar 8,46%, 19,41%, 9,70% dan 9,33%. Seperti halnya

jumlah produksi, angka produktivitas dan luas panen dari tanaman padi dan jagung juga

tercatat mengalami peningkatan.

Page 89: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

88

Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang dikhawatirkan menjadi potensi yang dapat

menghambat laju pertumbuhan ekonomi di triwulan III-2010, yaitu permasalahan pasokan

listrik serta ancaman gangguan kamtibmas menjelang dan pada saat pelaksanaan Pilkada.

7.2. PRAKIRAAN INFLASI

Laju inflasi tahunan Kota Manado selama triwulan III-2010 diperkirakan akan cenderung

meningkat, lebih tinggi dibandingkan inflasi pada triwulan III-2009 yang tercatat mengalami

deflasi. Meningkatnya tekanan inflasi pada triwulan III-2010 diperkirakan berasal dari sisi

permintaan yang terkait dengan faktor musiman yaitu berlangsungnya bulan suci

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, serta dari sisi penawaran berkaitan dengan kebijakan

pemerintah terhadap harga dan kondisi iklim/cuaca yang mengganggu produktivitas hasil-

hasil pertanian.

Jika dilihat berdasarkan kelompoknya, kelompok bahan makanan, kelompok transport dan

kelompok sandang diperkirakan akan mengalami tekanan inflasi yang cukup tinggi.

Melonjaknya permintaan daging ayam ras yang biasa terjadi menjelang hari raya Idul Fitri

mengakibatkan kenaikan harga yang cukup tinggi. Tekanan harga gula diperkirakan akan

tetap tinggi, karena pasokan yang semakin menipis. Kondisi ini akan semakin tidak

terkendali jika pemerintah masih membatasi penggunaan gula rafinasi hanya untuk

kalangan industri. Selain itu, kondisi cuaca yang tidak menentu akan berdampak terhadap

hasil pertanian khususnya sayur-sayuran dan buah-buahan.

Di sisi lain, tekanan harga juga datang dari kelompok administered price. Adanya kenaikan

Tarif Dasar Listrik (TDL) yang terhitung mulai 1 Juli 2010 akan berdampak khususnya

terhadap sektor usaha dan industri yang merupakan pelanggan di atas 1.300 KVA. Selain

itu, PT. Pertamina (Persero) UMPS VII Manado juga kembali menaikkan harga premium,

solar dan minyak tanah (BBM Non-Subsidi) untuk semua segmen pengguna. Kenaikan ini

dilakukan oleh PT. Pertamina karena menyesuaikan dengan standar Mild Oil Plats of

Singapore (MOPS). Kenaikan administered price ini secara tidak langsung telah membawa

ekspektasi konsumen pada tingkat harga yang lebih tinggi.

Page 90: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

89

Kecenderungan meningkatnya tekanan harga di triwulan mendatang dapat pula

dikonfirmasi dengan perkembangan indeks ekspektasi konsumen yang meliputi ekspektasi

penghasilan, ekspektasi ekonomi dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja.

Kecenderungan meningkatnya ekspektasi konsumen mengindikasikan bahwa tekanan

terhadap harga dari sisi permintaan akan meningkat di triwulan mendatang. Sementara itu,

dari sisi penawaran pasokan barang dan jasa diperkirakan tidak akan mengalami

permasalahan berarti tercermin dari relatif tidak banyak berubahnya indeks ketersediaan

barang dan jasa dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Di samping faktor-faktor diatas, ekspektasi masyarakat terhadap harga barang dan jasa

perlu dijaga. Keberadaan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) sebagai komitmen Bank

Indonesia, Pemerintah Daerah Sulawesi Utara, perbankan dan pelaku usaha, diharapkan

dapat mengawal kestabilan inflasi daerah yang diwujudkan dalam pelaksanaan Forum TPID

Golongan tarif Rata-rata kenaikan

Sosial 10%

Rumah Tangga 18% Bisnis 16%

Industri 6-12% Bangunan Pemerintah 15-18%

Traksi, curah dan layanan khusus 9-10%

Grafik 7.3.

Komponen Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 7.4.

Indeks Ketersediaan Barang dan Jasa

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

2008 2009 2010

Ekspektasi Konsumen Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ekonomi Ekspektasi Ketersediaan Lap. Kerja

120

130

140

150

160

170

180

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

2009 2010

Ketersediaan Barang dan Jasa

Tabel 7.2. Daftar Perkiraan Kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Per 1 Juli 2010

Sumber : Survei dan Berbagai Media,diolah

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

Page 91: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

90

guna membahas sumber dan potensi tekanan inflasi kedepan. Berdasarkan asumsi-asumsi

di atas, maka laju inflasi Kota Manado di triwulan mendatang diperkirakan berada pada

kisaran 5,25%± 0,5 (yoy).

7.3. PROSPEK PERBANKAN

Perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan III-2010

diperkirakan masih cukup baik. Kebijakan Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan

suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 6,5% mendorong perbankan untuk lebih ekspansif

dalam melakukan pembiayaan yang didukung oleh kecenderungan menurunnya suku

bunga kredit. Sementara itu, jumlah Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun pada

triwulan mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan. Hal ini didorong oleh

potensi meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat seiring dengan pencairan Tunjangan

Hari Raya (THR), dimulainya panen raya cengkeh, dan potensi membaiknya kinerja ekspor

Sulawesi Utara.

Hasil rekapitulasi Rencana Bisnis Bank (RBB) 2010 menunjukan bahwa perbankan Sulawesi

Utara optimis untuk terus meningkatkan penyaluran kreditnya hingga 25 30%, lebih

tinggi dibandingkan target penyaluran kredit secara nasional yang hanya berada pada

kisaran 17%. Tingkat suku bunga perbankan sampai dengan saat ini masih bergerak

dengan kisaran yang relatif terbatas. Penurunan BI Rate tidak langsung direspon oleh

perbankan dengan menurunkan tingkat suku bunganya. Sampai dengan Bulan Mei 2010,

tingkat suku bunga deposito tercatat sebesar 5,99%, mengalami tren penurunan terbatas

Sumber : Survei Konsumen Kota Manado

Grafik 7.5. Indeks Ekspektasi Tingkat Suku Bunga

110

115

120

125

130

135

140

145

150

155

160

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agust

Sep

2009 2010

Tingkat Suku Bunga

Page 92: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

91

sejak bulan April dan Mei yang tercatat masing-masing sebesar 6,09% dan 6,00%.

Sedangkan tingkat suku bunga kredit perbankan masih menunjukan tren peningkatan,

walapun dalam kisaran yang relatif kecil. Tingkat suku bunga kredit pada bulan Mei 2010

tercatat sebesar 15,85%, mengalami kenaikan dibandingkan April dan Mei 2010, masing-

masing sebesar 15,81% dan 15,61%. Namun demikian, perbankan diharapkan dapat lebih

menurunkan tingkat suku bunga kreditnya sehingga dapat mendorong pertumbuhan sektor

riil. Hal ini sesuai dengan ekspektasi konsumen yang mengharapkan adanya penurunan

tingkat suku bunga pada triwulan III-2010.

Menurut sektor ekonominya, sektor PHR (Perdagangan, Hotel dan Restoran), sektor

konstruksi, sektor jasa dunia usaha dan konsumsi masih menjadi fokus utama dalam

portofolio kredit di Sulawesi Utara. Sedangkan pembiayaan di sektor pertanian diperkirakan

akan mengalami banyak tantangan sehubungan dengan tingginya rasio NPL (Non

Performing Loan) di sektor pertanian. Selain itu, rendahnya penyaluran kredit pertanian

pada periode-periode sebelumnya juga menyebabkan terbatasnya alokasi dana yang

disediakan oleh masing-masing bank karena mengacu pada pengalaman di periode-periode

sebelumnya dimana penyaluran kredit di sektor pertanian masih kecil.

Dalam upaya mengantisipasi berlangsungnya panen raya cengkeh, perbankan Sulawesi

Utara berkomitmen untuk turut serta dalam memberikan pembiayaan baik pra panen

maupun pasca panen. Bank umumnya memberikan pembiayaan kepada petani pengumpul

dengan pola kemitraan. Dengan pola kemitraan tersebut, maka para petani yang sekiranya

membutuhkan biaya pra panen (seperti pembelian karung dan peralatan pertanian lainnya),

akan mendapatkan pembiayaan dari para pedagang pengumpul tersebut. Besaran pokok

dan bunga dari pinjaman yang didapat oleh petani cengkeh selanjutnya akan

diperhitungkan dari hasil penjualan cengkeh pada saat panen.

Sinkronisasi program di masing-masing dinas dan kerjasama yang lebih erat antara BI,

perbankan dan pemerintah daerah perlu ditingkatkan agar upaya mewujudkan Sulawesi

Utara berswasembada beras di Tahun 2010 ini dapat terwujud, tentunya dukungan

pembiayaan dari perbankan sangatlah dibutuhkan dengan tetap menjunjung tinggi prinsip

kehati-hatian perbankan.

Page 93: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

92

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

PDRB Produk Domestik Regional Bruto. Pendapatan suatu daerah yang mencerminkan

hasil kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah tertentu mtm Month to Month. Perbandingan antara satu bulan dan bulan sebelumnya. qtq Quarter to Quarter. Perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan

sebelumnya. yoy Year on Year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang, dengan skala 1-100

Indeks Harga Konsumen (IHK)

Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Konsumen

Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah.

Dana Perimbangan

Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Ukuran kualitas pembangunan manusia yang diukur melalui pencapaian rata-rata 3 (tiga) hal kualitas hidup yaitu : pendidikan, kesehatan dan daya beli.

Inflasi Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan.

Volatile Food Salah satu disagregasi inflasi, yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya sangat bergejolak karena faktor-faktor tertentu.

Administered Price

Salah satu disagregasi inflasi , yaitu untuk komoditas yang perkembangan harganya diatur pemerintah.

M1 Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral

M2 Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).

Mo Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.

Uang Kartal Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.

Uang Giral Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

NIM Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara penerimaan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.

NPL Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah, dengan kolektibiltas kurang lancar (3), diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.

Restrukturisasi Upaya yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha perkreditan agar debitur

Page 94: Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II 2010 - bi.go.id · (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga,

93

kredit dapat memenuhi kewajibannya yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan.

UMKM Singkatan dari Sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.

UYD

Singkatan dari uang yang diedarkan, adalah uang kartal yang berada di masyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank.

Inflow Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.

Outflow Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.

Netflow Selisih antara outflow and inflow. PTTB Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik

uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada daalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.