Kaidah Dasar Moral.pptx

30
Kaidah Dasar Moral Ferryal Basbeth [email protected] 081513611827

description

kaidah

Transcript of Kaidah Dasar Moral.pptx

  • Kaidah Dasar MoralFerryal [email protected]

  • EtikMerupakan bagian dari filsafat yang meliputi hidup baik, menjadi orang yang baik, dan menginginkan hal yang baik dalam hidup.Mengandung permusyawaratan dan argumen explisit untuk membenarkan tindakan tertentu (etika praktis)Membahas asas-asas yang mengatur karakter manusia ideal atau kode etik profesi tertentu (etika normatif)

  • MoralitasAdalah pandangan tentang kebaikan/kebenaran dalam masyarakatMerujuk pada perilaku yang sesuai dengan kebiasaan atau perjanjian rakyat yang telah diterima sesuai dengan nilai dan pandangan hidup sejak masa kanak-kanak, tanpa permusyawaratan.

  • Ciri khusus moralitasNorma sangat penting (prinsipil, kekuatan lebih bernilai mengatasi segala pertimbangan). Esensiil bagi kebahagiaan masyarakat, esensiil bagi tradisi budaya.Hukum universal (coca cola, dimana saja, kapan saja, siapa saja). Mengikat (ada kata-kata: harus). Terjadi harus terjadi dan dapat diaplikasikan secara universalNormal rasional (ada alasan masuk akal) dan objektif (kebenaran melingkupi seluruh masyarakat). Dasarnya adalah penalaran, tidak memihak, merupakan kebijakan akhir, prinsipnya benarMenyangkut (kebahagiaan) orang lain misalnya golden rule hukum Talmud orang Ibrani apa yang menyakitkan bagi kamu, jangan lakukan terhadap sesamamu. Memberi perhatian pada orang lain (alturisme), kasih/simpati, harapan timbal balik, perhatian berdasar maksud baik terhadap orang lain dan tindakan penghasil kebaikan orang lain.

  • Karena tanpa permusyawaratan, maka semua orang mempunyai moralitas. Contoh moralitas:Norma agama non samawi. Norma yang ada pada kepercayaan dan atau agama kuno seperti Hindu, Budha, Kong Hu Chu, kejawen. Isinya ajaran agar manusia menjadi bijaksana atau mengerti (etika kebijaksanaan). Ini sama dengan etis. Disini belum ada kewajiban.Norma yang ada pada agama samawi. Orang harus berbuat baik dan adil, bukan buruk dan zalim, sesuai dengan perintah Allah (etika teonom). Disini sudah ada unsur kewajiban.

  • Etika merupakan refleksi atas moralitas.Tidak semua orang beretikaEtika adalah refleksi filosofis yang sesungguhnyaDimunculkan oleh para filsuf dan berlaku universal karena tidak memandang masyarakat tertentu saja.Dokter yang datang tidak tepat waktu maka ia tidak etik, tetapi meracuni pasien maka ia tidak bermoral.

  • BioetikaMenurut F. Abel: adalah studi interdisipliner tentang problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala makro maupun mikro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa datang.

  • Unsur etika1. NilaiPra moral: tidak/belum merujuk pada suatu norma konkrit perilaku manusia, misalnya : kesehatan, kehidupan, integritas fisik, seksualitasMoral: mengharuskan manusia melakukan/merujuk sesuatu tindakan konkrit pada suatu norma konkrit, misalnya kesetiaan yakni menepati janji, keadilan yakni kesediaan menghargai hak orang lain.2. Norma Proporsi (dalil) pemindah nilai ke tingkat kehidupan konkrit, baik fungsi positif atau negatifUngkapan teknis pengalaman etis manusiaGeneralisasi relevan tentang apa yang secara moral relevan.

  • Pembagian teori etik, ditinjau dari segi inti1. Etika kebijaksanaanDasar agama/kepercayaan: moralitas agama non samawiDasar filsafat: etika kebahagiaan: etika kebahagiaan (Yunani)2. Etika kewajibanDasar agama: moralitas agama samawi (etika teonom)Dasar filsafat: Immanuel Kant (etika otonom)

  • Ditinjau dari segi metodologisnya:1. Etika substantifDasarnya etik kebijaksanaan atau etika kewajiban2. Etika proseduralDasar keadilan: contoh John RawlsDasar komunikasi: Contoh Juergen Habermas

  • Ditinjau dari subjek pelaksanaannya1. Etika maksimPrinsip subjektif bertindak, sikap dasar hati nurani ketika bersikap-tindak-perilaku-konkrit)Misalnya etika kebijaksanaan. Bisa dilihat konteksnya, keterarahan pada maksim tertentu yang merangkai dalam satu jalinan makna (seperti tanggung jawab) dapat memperlihatkan watak seseorang dan dapat membedakan antara legalitas dan moralitas.2. Etika norma-normaDasarnya ialah peraturan hukum sehingga tidak dapat membedakan legalitas-moralitas.

  • Teori hidup baik (bermakna)Teori ini mendasari kenapa manusia berbuat sesuatu yang dipandang etisHidup baik dapat menurut pasien (masuk dalam patien preferences dan quality of life) namun dalam hal ini ditunjukan pada diri dokter sebagai makluk otentik yang eksis dalam dirinya ditengah perubahan cepat masyarakat dan ilmu pengetahuan teknologi dunia kedokteran (relevan mendasari contextual features)

  • Hidup baik dan bermakna terdapat:Mencapai rasa nikmat (hedonisme egois-bagian dari egoisme etis)Cinta menyatu ke ilahi (Plato, sufisme islam, kejawen) atau cinta kepada Tuhan (Agustinus)Kebahagiaan (eudemonia bagian dari egoisme etis)Kebajikan/keutamaan(virtue) AristotelesHindari perasaan sakit (epikurus)Rela menyatukan diri dengan (hukum) alam sebagai sunnatullah (Stoa)Mengikuti hukum kodrat (cinta kepada Tuhan plus keutamaan Aquinas)Not having but being (Erich Fromm)Kebebasan/ otonom subjek sebagai moralitas (Kant)Pandangan Dunia/Labenswelt (Habermas)

  • Kaidah dasar Moral:BeneficenceNon MaleficenceJusticeAutonomy

  • Beneficence (tindakan berbuat baik)General beneficenceMelindung & mempertahankan hak yang lainMencegah terjadi kerugian pada yang lainMenghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lainSpesific beneficenceMenolong orang cacatMenyelamatkan orang dari bahayaMengutamakan kepentingan pasienMemandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lainMaksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya>akibat buruk) prinsip utilitarianMenjamin nilai pokok: apa saja yang ada, pantas (elok) kita bersikap baik terhadapnya (apalagi ada yang hidup)

  • Contoh beneficence lainnyaBermurah hati, kewajiban atau tugas untuk menyebarkan kebaikanMeningkatkan minat yang benar dari seseorang, dan mencegah atau mengatasi keburukan.Dokter berlaku profesional, bersikap jujur dan luhur pribadi (integrity), menghormati pasien, peduli pada kesejahteraan pasien, kasih sayang, dedikatif mempertahankan kompetensi pengetahuan dan keterampilan teknisnya

  • Non maleficence= primum non nocereSisi komplementer beneficence dari sudut pandang pasien, seperti:Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasienMinimalisasi akibat burukKewajiban dokter untuk menganut ini berdasarkan hal-hal:Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau beresiko hilangnya sesuatu yang pentingDokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebutTindakan dokter tadi terbukti efektifManfaat bagi pasien>kerugian dokterNorma tunggal, isinya larangan

  • Keadilan= JusticeMemberi perlakuan sama untuk setiap orangMemberi sumbangan relatif sama terhadap kebahagiaan diukur dari kebutuhan mereka (kesamaan sumbangan sesuai kebutuhan pasien yang membahagiakannya)Menuntut pengorbanan relatif sama, diukur dengan kemampuan mereka (kesamaan beban sesuai dengan kemampuan pasien)Tujuan: menjamin nilai tak berhingga setiap pasien sebagai makhluk berakal budi (bermartabat) khususnya: yang hak dan yang baik

  • Jenis keadilanTukar menukar: kebajikan memberikan/mengembalikan hak-hak kepada yang berhakDistributif (membagi): kebajikan membahagiakan kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material kepada: Setiap orang andil yang samaSetiap orang sesuai dengan kebutuhannyaSetiap orang sesuai upayanyaSetiap orang sesuai kontribusinyaSetiap orang sesuai jasanyaSetiap orang sesuai bursa pasar bebas

  • Sosial: kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan kesejahteraan bersama:Utilitarian: memaksimalkan kemanfaatan publik dengan strategi menekan efisiensi sosial dan memaksimalkan nikmat / keuntungan bagi pasien.Libertarian: menekankan hak kemerdekaan sosial ekonomi (mementingkan prosedur adil > hasil substansif / meteriil).Komunitarian: mementingkan tradisi komunitas tertentu.Egalitarian: kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional ( sering menerapkan kriteria material kebutuhan dan kesamaan )

  • Hukum (umum): Pembagian sesuai dengan hukum (pengaturan untuk kedamaian hidup bersama) mencapai kesejahteraan umum.

  • OTONOMI (SELF DETERMINATION)Pandangan KANT: otonomi kehendak = otonomi moral yakni: kebebasan bertindak , memutuskan (memilih), dan menentukan diri sendiri sesuai dengan kesadaran terbaik bagi dirinya yang ditentukan sendiri tanpa hambatan, paksaan, atau campur tangan pihak luar (heteronomi), suatu motivasi dari dalam berdasar prinsip rasional atau self legislation dari manusia.

  • Pandangan J STUART MILL:otonomi tindakan / pemikiran = otonomi individu, yakni kemampuan melakukan pemikiran dan tindakan (merealisasikan keputusan dan kemampuan melaksanakannya), hak menentukan diri dari sisi pandang pribadi.

  • Menghendaki, menyetujui, membenarkan, mendukung, membela, membiarkan pasien demi dirinya sendiri = otonom (sebagai makhluk bermartabat)Didewa-dewakan di Anglo-American yang individualismenya tinggi. Kaidah ikutannya ialah : tell the truth, hormatilah privacy yang lain, lindungi informasi confidential, mintalah consent untuk intervensi diri pasien, bila ditanya bantulah membuat keputusan penting.Erat terkait dengan doktrin inform consent, kompetensi ( termasuk untuk kepentingan peradilan) penggunaan teknologi baru, dampak yang dimaksudkan (intended) atau dampak tak laik-bayang (foreseen

  • Prinsip turunan KDMBerani berkata benar/kejujuran (veracity): truth tellingKesetiaan (fidelity): keep promisePrivacy (dari otonom dan beneficence)KonfisensialitasMenghormati kontrak (perjanjian)Ketulusan (honesty): tidak menyesatkan informasi kepada pasien atau pihak ketiha seperti perusahaan asuransi , pemerintahMenghindari membunuh

  • Keberlakuan etik kedokteran sebagai normaBersyarat (hipotesis)= Teleologis Betul tidaknya tindakkan bergantung pada akibat-akibatnya, bila akibat baik wajib, bila buruk maka haramHendak dicapai tujuan kedokteran tertentu namun tetap dalam bingkai mempertahankan martabat kemanusiaan (bukan tujuan asal-asalan)Dasar: pengalaman (efektif-efisien)Kelemahan: menghilangkan dasar bahwa pembawa kepastian etis, tidak berketegasan, pemicu tujuan menghalalkan segala cara

  • Tidak bersyarat (kategoris) = deontologisTidak tergantung pada tujuan tertentuBetul tidaknya tindakan tergantung pada perbuatan/cara bertindak itu sendiri, bukan pada akibat tindakan ituDasar: kewajiban/keharusan mutlak/absolut ataukewajiban demi kewajibanKelemahan: pemicu fanatisme buta, tidak luwes dalam perkembangan jaman, tidak mampu memecahkan dilema etis

  • Doktrin efek gandaEfek buruk terkadang secara moral dapat diterima ketika akan memunculkan efek baik. Namun memerlukan sederet alasan tertentu. Hal ini berguna untuk efek teleologisContoh: anak perlu sekolah, istri perlu ke salon dan shopping, suami perlu berkarir. Semua perlu uang. Sementara mencapai fotrah tadi bolehkan pasien di obyekin?

  • Jawaban:azas akibat rangkap/prinsip ganda sebagai patokan yang tidak boleh dilanggar yakni:Akibat buruk tersebut tidak diinginkan (bukan maksud/tujuan pokok)Perbuatan itu sendiri secara intrinsik tidak boleh bersifat buruk/jahat (karena berbuat buruk manapun tak pernah ditolelir)Akibat baik tidak boleh diperoleh dari sebab yang buruk/jahat (akibat buruk tidak boleh menjadi sarana mencapai efek baik) karena dengan sendirinya yang buruk dikehendaki secara langsung demi ke yang baik. Tujuan baik tidak membenarkan cara-cara jahat.Alasan kuat (proporsional)bahwa akibat baiknya lebih kuat/penting, daripada akibat buruk (harus melewati perenungan lebih dahulu) bila tidak ada cara lain yang lebih tepat. Manfaat > mudharatnya.

  • KEPUSTAKAANSANBARWWW.JME.BMJ.COMBEUCHAMP DAN CHILDRESSETIK BERTENS UNIV.ATMADJAYA

    *****************************