Kadar Gula Darah Yang Normal Ataupun Rendah Dapat Ditemukan Pada Pasien Penyakit Ginjal Lanjut Hal...

3
Nama : Sally Kartika NIM : 030.10.244 Penurunan gula darah dan penyakit ginjal kronik Kadar gula darah yang normal ataupun rendah dapat ditemukan pada pasien penyakit ginjal lanjut hal ini disebabkan terjadinya penurunan klirens insulin pada ginjal. Sekitar 10% sampai 20% insulin di sirkulasi bersihkan oleh ginjal; duapertiga disaring dan diserap kembali dalam tubulus proksimal, sedangkan sisanya hilang melalui pembuluh postglomerular. Disfungsi tubulus ginjal dikaitkan kadar insulin kemih. Namun, karena insulin diserap sebagian besar terdegradasi oleh tubulus, kadar insulin plasma tidak akan terpengaruh oleh gangguan ginjal. Sehingga peningkatan durasi aksi insulin sering terjadi pasien CKD disebabkan adanya penurunan progresifitas metabolisme dan klirens ginjal. Selain itu, dihubungkan adanya malnutrisi dan berkurangnya glukoneogenesis renal, pasien dengan CKD memiliki risiko tinggi menjadi hipoglikemia. Bilous RW. Normal Blood Glucose in Diabetes Patients With Chronic Renal Failure. Update: September 2013. Available at: http://www.medscape.com/viewarticle/461108 . Accessed on 23 july, 2014 Pemeriksaan protein urine Prinsip : 3’3’5’5’tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (bufer) dengan protein akan membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai hijau tua. Biasanya, hanya 1

description

.

Transcript of Kadar Gula Darah Yang Normal Ataupun Rendah Dapat Ditemukan Pada Pasien Penyakit Ginjal Lanjut Hal...

Page 1: Kadar Gula Darah Yang Normal Ataupun Rendah Dapat Ditemukan Pada Pasien Penyakit Ginjal Lanjut Hal Ini Disebabkan Terjadinya Penurunan Klirens Insulin Pada Ginjal

Nama : Sally Kartika

NIM : 030.10.244

Penurunan gula darah dan penyakit ginjal kronik

Kadar gula darah yang normal ataupun rendah dapat ditemukan pada pasien penyakit

ginjal lanjut hal ini disebabkan terjadinya penurunan klirens insulin pada ginjal. Sekitar 10%

sampai 20% insulin di sirkulasi bersihkan oleh ginjal; duapertiga disaring dan diserap

kembali dalam tubulus proksimal, sedangkan sisanya hilang melalui pembuluh

postglomerular. Disfungsi tubulus ginjal dikaitkan kadar insulin kemih. Namun, karena

insulin diserap sebagian besar terdegradasi oleh tubulus, kadar insulin plasma tidak akan

terpengaruh oleh gangguan ginjal. Sehingga peningkatan durasi aksi insulin sering terjadi

pasien CKD disebabkan adanya penurunan progresifitas metabolisme dan klirens ginjal.

Selain itu, dihubungkan adanya malnutrisi dan berkurangnya glukoneogenesis renal, pasien

dengan CKD memiliki risiko tinggi menjadi hipoglikemia.

Bilous RW. Normal Blood Glucose in Diabetes Patients With Chronic Renal Failure. Update: September 2013. Available at: http://www.medscape.com/viewarticle/461108. Accessed on 23 july, 2014

Pemeriksaan protein urine

Prinsip : 3’3’5’5’tetrachlorofenol-3,4,5,6 tetrabromosulfo-phtalein (bufer) dengan

protein akan membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai hijau tua. Biasanya, hanya

sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal.

ekskresi protein urine biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl dalam setiap satu

spesimen. Lebih dari 10 mg/ml didefinisikan sebagai proteinuria.

Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin. Peningkatan ekskresi albumin

merupakan petanda yang sensitif untuk penyakit ginjal kronik yang disebabkan karena

penyakit glomeruler, diabetes mellitus, dan hipertensi. Sedangkan peningkatan ekskresi

globulin dengan berat molekul rendah merupakan petanda yang sensitif untuk beberapa tipe

penyakit tubulointerstitiel. Dipsticks mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol

biru, yang sensitif terhadap albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-

Jones, dan mukoprotein

1

Page 2: Kadar Gula Darah Yang Normal Ataupun Rendah Dapat Ditemukan Pada Pasien Penyakit Ginjal Lanjut Hal Ini Disebabkan Terjadinya Penurunan Klirens Insulin Pada Ginjal

1.   Spesimen urin acak (random)

Kumpulkan spesimen acak (random)/urin sewaktu. Celupkan strip reagen (dipstick) ke dalam

urin. Tunggu selama 60 detik, amati perubahan warna yang terjadi dan cocokkan dengan

bagan warna. Pembacaan dipstick dengan instrument otomatis lebih dianjurkan untuk

memperkecil kesalahan dalam pembacaan secara visual.

Dipstick mendeteksi protein dengan indikator warna Bromphenol biru, yang sensitif terhadap

albumin tetapi kurang sensitif terhadap globulin, protein Bence-Jones, dan mukoprotein.

2.   Spesimen urin 24 jam

Kumpulkan urin 24 jam, masukkan dalam wadah besar dan simpan dalam lemari pendingin.

Jika perlu, tambahkan bahan pengawet. Ukur kadar protein dengan metode kolorimetri

menggunakan fotometer atau analyzer kimiawi otomatis.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Temuan Laboratorium

1.  Hasil positif palsu dapat disebabkan oleh hematuria, tingginya substansi molekular, infus

polivinilpirolidon (pengganti darah), obat (lihat pengaruh obat), pencemaran urine oleh

senyawa ammonium kuaterner (pembersih kulit, klorheksidin), urine yang sangat basa(pH>8)

2.   Hasil negatif palsu dapat disebabkan oleh urine yang sangat encer, urine sangat asam (pH di

bawah 3)

+ =15 mg/dl

++ =30 mg/dl

+++ =100 mg/dl

+++ =300 mg/dl

++++ =1000 mg/dl

Urin 24-jam pada pemeriksaan protein sangat berguna dalam mengukur kerugian protein dan

memperkirakan GFR. Biasanya, hasil urinalisis dari pasien dengan diabetes nefropati

menunjukan jumlah yang bervariasi dari 150 mg/dL sampai lebih dari 300 mg/dL.

2