JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG...

50
MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMP 06 HASANUDDIN SEMARANG DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Dewi Catur Apika 1511411028 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2017

Transcript of JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG...

Page 1: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMP 06 HASANUDDIN

SEMARANG DITINJAU DARI POLA ASUH ORANG TUA

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Dewi Catur Apika

1511411028

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

TAHUN 2017

Page 2: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

PENGESAHAN

Skripsi ini telah di pertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Psikologi Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari 3 Februari 2017.

Panitia:

Ketua

Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd

NIP. 195604271986031001

Sekretaris

Rulita Hendriyanti, S.Psi., M.Si

NIP. 197202042000032001

Penguji I

Dra. Tri Esti Budiningsih, S.Psi, M.A.

NIP. 195811251986012001

Penguji II

Sugiariyanti, S.Psi., M.A.

NIP. 197804192003122001

Pembimbing/Penguji III

Drs. Sugeng Hariyadi S. Psi. M.S.

NIP. 195701251985031001

Page 3: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul “Motivasi

Berprestasi Siswa SMP 06 Hasanuddin Semarang ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua” ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 8 Januari 2017

Dewi Catur Apika

1511411028

Page 4: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto :

Perjuangan yang disertai pengorbanan dan tekad yang kuat akan menghasilkan impian yang

kita inginkan. (Penulis).

Tidak semua yang kita hadapi dapat diubah, tetapi tidak ada yang bisa diubah sebelum

dihadapi (James Baldwin).

Peruntukan:

Karya ini penulis peruntukan:

Bapak Jaseman dan Alm. Bu Sulasi,

Abah Nur Chamid, Adek Tania.

Page 5: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Motivasi Berprestasi Siswa SMP 06 Hasanuddin Semarang ditinjau dari Pola Asuh

Orang Tua” ini dengan lancar.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi jenjang Strata 1 guna

meraih gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

Atas selesainya skripsi ini penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Faturrohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan fasilitas dan kesempatan mengikuti program SI.

2. Bapak Prof. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah

memberikan kemudahan administrasi dan perijinan penelitian.

3. Bapak Drs. Sugeng Hariyadi S.Psi.M.S., Ketua jurusan Psikologi dan selaku pembimbing

skripsi yang telah memberikan arahan, saran, koreksi dan kelancaran dalam penyusunan

skripsi.

4. Bapak Drs. Sugiyarta Stanislaus M.Si., Dosen Wali, atas motivasi, dorongan dalam

menyusun skripsi.

5. Ibu Dra. Tri Esti Budiningsih, S.Psi, M.A., Dosen Penguji I atas arahan, saran dan koreksi

dalam skripsi ini.

6. Ibu Sugiariyanti, S.Psi., M.A., Dosen Penguji II atas arahan, saran dan koreksi dalam

skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen jurusan Psikologi Universitas Negeri Semarang yang telah memberi

bekal ilmu yang bermanfaat dan saran – saran yang berarti.

8. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, atas ijin penelitian skripsi ini

Page 6: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

9. Kedua Orang tua saya Bapak Jaseman dan Alm ibu Sulasi, yang telah membimbing,

memberi semangat dan membesarkanku dengan sabar.

10. Untuk Suami dan anak saya tercinta, Abah Nur Chamid dan Alfiatu Nur Rahmania.

11. Teman-teman mahasiswa psikologi angkatan 2011, terima kasih atas semangat, dorongan,

bantuan dan dukunganya selama ini

12. Adik-adik angkatan dan teman-teman jurusan psikologi, atas bantuan dan kerjasamanya

dalam penelitian ini

13. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu, atas bantuan dan

kerjasamanya dalam penelitian ini

Semoga bantuan yang telah diberikan dengan ikhlas tersebut mendapat imbalan dari

Allah SWT. Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat peneliti harapkan, semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 8 Januari 2017

Penulis

Page 7: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

ABSTRAK

Apika, Dewi Catur. 2016. Motivasi Berprestasi Siswa SMP 06 Hasanuddin Semarang

ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua. Skripsi, Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs. Sugeng Hariyadi S. Psi. M.S.

Kata Kunci: Motivasi Berprestasi, Pola Asuh Orang Tua.

Dalam masa perkembangan anak, pendidikan mempunyai efek yang paling besar

dalam menentukan masa depan anak kelak. Dalam masa pendidikan ini pula anak akan

mengalami banyak permasalahan yang akan timbul, salah satu permasalahan yang menjadi

sorotan tentunya adalah prestasi anak itu sendiri. Kenyataannya prestasi anak tidak akan bisa

sama dengan anak yang lain. Berhubungan dengan prestasi anak yang diraih, tentunya hal

yang mendapat perhatian adalah tentang bagaimana motivasi anak untuk berprestasi di

sekolah.

Motivasi berprestasi siswa di sekolah sangatlah penting untuk diutamakan, agar siswa

bisa mendapatkan nilai yang memuaskan. Tapi motivasi berprestasi tiap- tiap siswa berbeda,

hal tersebut disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Dalam kesempatan ini, penulis

ingin menunjukkkan bagaimana faktor internal khususnya pola asuh orang tua memberikan

pengaruh yang signifikan dalam motivasi berprestasi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana motivasi berprestasi siswa SMP 06 Hasanuddin Semarang ditinjau

dari pola asuh orang tua.

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi penelitian ini adalah siswa

SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah 140 siswa dengan menggunakan teknik Stratified cluster random sampling. Data

penelitian diambil menggunakan skala motivasi berprestasi dan skala pola asuh orang tua.

Penelitian ini menggunakan tryout terpakai, dimana semua sampel dijadikan subjek tryout

dan penelitian tua pada siswa SMP 06 Hasnuddin Semarang karena hasil sig 0. 283 lebih

besar dari 0,05.

Saran bagi SMP 06 Hasanuddin Semarang diharapkan dapat menambah tenaga

pengajar bimbingan konseling dan memberikan perhatian yang lebih pada siswa- siswa yang

mempunyai motivasi berprestasi yang rendah dan dapat mempertahankan siswa yang

mempunyai motivasi berprestasi siswa yang tinggi.

Page 8: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .............................................................................................................. i

PENGESAHAN ................................................................................................ ii

PERNYATAAN................................................................................................ iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB

1 . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. .9

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................10

1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 10

1.4.2 Manfaat Praktis ......................................................................................10

2 . TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Berprestasi ................................................................................ 11

2.1.1 Pengertian Motivasi Berprestasi .............................................................. 11

2.1.2 Karakteristik Motivasi Berprestasi ......................................................... 13

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Motivasi Berprestasi .................................. 17

2.2 Pola Asuh Orang Tua .............................................................................. 22

2.2.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua ............................................................ 22

2.2.2 Jenis Pola Asuh Orang Tua ..................................................................... 23

2.3 Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Berprestasi ............ 28

2.4 Kerangka Berfikir ................................................................................... 30

2.5 Hipotesis ................................................................................................. 33

Page 9: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 34

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 35

3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian ............................................................... 35

3.2.2 Definisi Operasional ............................................................................... 35

3.3 Hubungan antara Variabel Penelitian ..................................................... 38

3.4 Populasi dan Sampel ............................................................................... 38

3.4.1 Populasi ................................................................................................... 38

3.4.2 Sampel..................................................................................................... 39

3.5 Metode dan Alat Pengumpulan Data ...................................................... 40

3.5.1 Penyusunan Instrumen Penelitian ........................................................... 40

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................... 43

3.6.1 Validitas Instrumen Penelitian ................................................................ 43

3.6.2 Reliabilitas .............................................................................................. 43

3.7 Metode Analisis Data .............................................................................. 44

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Persiapan Penelitian ................................................................................ 45

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian .................................................................... 45

4.1.2 Penentuan Subjek Penelitian ................................................................... 46

4.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 47

4.2.1 Pengumpulan Data .................................................................................. 47

4.2.2 Pelaksanaan Skoring ............................................................................... 47

4.2.3 Validitas dan Reliabilitas ........................................................................ 48

4.3 Hasil Penelitian ....................................................................................... 49

4.3.1 Analisis Data Inferensial ........................................................................ 49

4.3.2 Analisis Deskriptif ................................................................................. 51

4.4 Pembahasan............................................................................................. 65

4.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 70

5. PENUTUP

5.1 Simpulan ................................................................................................. 71

5.2 Saran

Page 10: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Aspek dan Indikator Motivasi Berprestasi ........................................... 36

3.2 Aspek dan Indikator Pola Asuh Orang Tua ......................................... 37

3.3 Jumlah Populasi ................................................................................... 39

3.4 Kriteria Jawaban ................................................................................. 41

3.5 Blue Print Skala Pola Asuh Orang Tua ............................................... 41

3.6 Blue Print Skala Motivasi Berprestasi ................................................. 42

4.1 Hasil Mann Withny U Test ................................................................. 50

4.2 Hasil Mean ........................................................................................... 51

4.3 Kriteria Interval Motivasi Berprestasi ................................................. 52

4.4 Gambaran Umum Motivasi Berprestasi Siswa ................................... 53

4.5 Kriteria Interval Motivasi Berprestasi Ditinjau dari Aspek Free

Choice ................................................................................................ 55

4.6 Gambaran Aspek free choice pada setiap pola asuh orang tua ....... 55

4.7 Kriteria Interval Motivasj Berprestasi Ditinjau dari Aspek Persistence

Behavior .............................................................................................56

4.8 Gambaran Aspek Persistence Behavior pada setiap pola asuh orang tua 57

4.9 Kriteria Interval Motivasi Berprestasi Ditinjau dari Aspek Intensity of

Performance ....................................................................................... 58

4.10 Gambaran Aspek Intensity of Performance pada setiap pola asuh

orang tua............................................................................................ 59

4.11 Kriteria Interval Motivasi Berprestasi Ditinjau dari Aspek Risk

Preference........................................................................................... 60

4.12 Gambaran Aspek Risk Preference pada setiap pola asuh orang

Tua.................................................................................................... 60

4.13 Ringkasan Hasil Analisis Deskriptif Motivasi Berprestasi dari

Masing- masing Pola Asuh Orang Tua............................................ 61

Page 11: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berfikir ................................................................................ 31

3.1 Hubungan antara Variabel X dan Y ..................................................... 38

4.1 Gambar Secara Umum Motivasi Berprestasi Siswa SMP 06

Hasanuddin SMG................................................................................ 54

4.2 Gambaran motivasi berprestasi dari Masing- masing Aspek pada

pola asuh otoriter ........................ ..................................................... 63

4.3 Gambaran motivasi berprestasi dari Masing-masing Aspek pada pola

asuh demokratis................................................................................. 64

4.4 Gambaran motivasi berprestasi dari Masing-masing Aspek pada

pola asuh permisif.......................................................................... 65

Page 12: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Angket Studi Pendahuluan ......................................................................... 73

2. Instrumen Skala Variabel Motivasi Berprestasi dan Skala Variabel Pola

Asuh Orang Tua ....................................................................................... 74

3. Skala Psikologi........................................................................................... 78

4. Tabulasi Penelitian ..................................................................................... 87

5. Validitas dan Reliabilitas .......................................................................... 105

6. Uji Mann Withny U Test .......................................................................... 135

Page 13: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga

mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo,

2003 : 147). Pendidikan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Peserta didik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem

pendidikan, sebab seseorang tidak bisa dikatakan sebagai pendidik apabila tidak

ada yang dididiknya. Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar,

yang perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun psikis,

baik pendidikan itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan

masyarakat dimana anak tersebut berada. Peserta didik di sekolah mempunyai

tugas dan kewajiban yang banyak dalam mencapai tujuan para pendidik.

Kewajiban- kewajiban siswa yang harus dilakukan oleh siswa antara lain taat pada

peraturan di sekolah, disiplin, patuh, hormat kepada guru, menjaga nama baik

sekolah dan belajar dengan baik.

Page 14: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

2

Dalam proses belajar, siswa diharapkan dapat memahami dan mempelajari

materi yang diberikan oleh guru, untuk itu pada saat proses belajar siswa harus

memperhatikan guru agar nanti dapat memahami apa yang telah dijelaskan oleh

guru. Selain itu, siswa juga harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh

guru, karena guru memberikan tugas untuk mengetahui apakah materi yang telah

disampaikan sudah dipahami oleh siswa-siswinya atau belum.

Pemberian tugas yang dilakukan oleh guru biasanya berupa pekerjaan

rumah, yang dikerjakan di rumah, agar siswa membuka dan mengulas kembali

materi yang diberikan guru. Namun tidak semua siswa mau mengerjakan tugas di

rumah, beberapa diantaranya lebih memilih mengerjakannya di sekolah dan

mencontek milik temannya. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Musslifah

(2012: 145) yang menyebutkan ada berbagai macam model perilaku mencontek

sudah dikenal dari siswa SD, SMP, SMA bahkan Mahasiswa.

Ada juga siswa yang membolos tidak mau mengikuti pelajaran tertentu

karena alasan malas dan tidak mengerjakan tugas. Hal ini adalah wujud kurangnya

sebuah motivasi belajar siswa. Bahkan dengan tetap memakai pakaian seragam

sekolah masih terdapat siswa yang masih berkeliaran di tempat-tempat umum.

Pada saat ditanya terkadang mereka hanya menjawab bosan dengan mata

pelajarannya. Anggraini (2014: 25) menyimpulkan akibat orang tua bersikap keras

dan aturan yang harus ditaati oleh anak, anak akan cenderumg meniru perilaku

orang tuanya di sekolah dengan membuat aturan dan ketetapan sendiri di sekolah.

Akibatnya siswa sering terlambat masuk sekolah, siswa membolos ketika jam

pelajaran tertentu, siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah, siswa malas

Page 15: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

3

membaca buku.. Permasalahan siswa saat pembelajaran diatas adalah salah satu

indikasi perwujudan rendahnya motivasi pada diri siswa. Untuk mengatasi hal

tersebut guru dan juga para orang tua sangat perlu mencari tahu alasan dan

mencari solusi terbaik supaya para siswa tidak lagi melakukan tindakan

membolos serta bosan saat belajar. Berangkat dari faktor yang sama yaitu

motivasi siswa yang rendah, maka saya melakukan penelitian tentang motivasi

berprestasi siswa.

Menurut Azwar (2000: 15), motivasi sendiri adalah rangsangan, dorongan

ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat

yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal dalam melaksanakan sesuatu

yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi

yang banyak dibutuhkan oleh para remaja sesuai dengan tingkat

perkembangannya adalah motivasi untuk berprestasi.

Setiap individu mempunyai tingkat motivasi berprestasi yang berbeda-

beda, individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu bekerja

keras, tangguh, tidak mudah putus asa, berorientasi ke masa depan, menyenangi

tugas yang memiliki tingkat kesulitan yang sedang-sedang saja, menyukai balikan

yang cepat dan efisien mengenai prestasinya serta mandiri, juga bertanggung

jawab dalam memecahkan masalah dan pada setiap perilaku berorientasi ke masa

depan, efektif dan efisien dalam upayanya mencapai tujuan. Dalam memilih tugas

yang memiliki tantangan dan disesuaikan dengan kemampuannya.

Menurut Hawadi dalam Prasetyaningsih (2015 : 45) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, faktor tersebut antara lain adalah

Page 16: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

4

faktor situasional yang terdiri dari peer group, lingkungan keluarga, lingkungan

sosial, dan sosioculture individu. Disini yang ditekankan adalah lingkungan

keluarga, dimana dalam lingkungan keluarga nanti akan terjadi adanya proses

interaksi antar anak dan orang tua. Tentu tidaklah mudah untuk mendidik anak

agar berhasil dalam pencapaian prestasi yang diingikan, dalam proses mendidik

anak agar sukses kelak, orang tua mendapatkan banyak permasalahan diantaranya

adalah motivasi berprestasi. Untuk membuktikan akan adanya permasalahan

motivasi berprestasi pada anak ini, maka penulis melakukan studi pendahuluan.

Pada tanggal 13 Maret 2015, penulis melakukan observasi, pengisian angket

dan wawancara dengan guru BP yang mengampu di kelas VII di SMP 06

Hasanuddin Semarang. Hasil wawancara yang diperoleh menunjukkan bahwa

siswa malas untuk mengerjakan tugas dari guru. Selain itu setiap guru

memberikan pekerjaan rumah untuk siswa, siswa lebih memilih untuk

mengerjakan tugasnya di sekolah dengan cara mencotek dan menyalin hasil kerja

temannya yang sudah diselesaikan di rumah.

Hasil dari angket yang diberikan penulis pada satu kelas yaitu kelas VII C

yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 18 siswa perempuan dan 12 siswa laki-

laki maka dapat diketahui motivasi berprestasi siswa yang berada pada kategori

tinggi sebesar 16,7% ( 5 siswa) , berada dalam kategori sedang sebesar 26,7%

(8 siswa) dan berada pada kategori rendah sebesar 56,7% (17 siswa). Faktor yang

menyebabkan rendahnya motivasi berprestasi siswa diantaranya karena kurangnya

pengawasan secara langsung dari orang tua mengenai perkembangan prestasi

anaknya di sekolah. Untuk memperkuat permasalahan motivasi berprestasi siswa

Page 17: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

5

ini penulis menambahkan beberapa hasil penelitian terdahulu yakni,

Fatchurrochman (2011: 175) yang menyimpulkan adanya pengaruh yang

signifikan antara motivasi berprestasi dengan kesiapan belajar dan pelaksanaan

praktek kerja industri, sehingga perlu adanya peningkatan motivasi dari siswa.

Khususnya motivasi berprestasi supaya tingkat kesiapan siswa dalam belajar lebih

baik dan dalam pelaksanaan prakerin (praktek kerja industri) juga lebih

meningkat.

Hasil penelitian Haryani (2014: 34) menunjukkan ada faktor ekstrinsik serta

intrinsik yang berpengaruh dalam motivasi berprestasi pada mahasiswa tidak

mampu secara ekonomi. Faktor intrinsik yang berperan adalah kemungkinan

untuk sukses, self efficcacy, value, serta pengalaman sebelumnya. Sedangkan

faktor ekstrinsik yang berperan adalah fakor keluarga, sekolah, dan teman.

Sukadji (2001: 67) mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi

motivasi berprestasi seseorang yaitu pengalaman pada tahun- tahun pertama

kehidupan. Kedua adalah latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan,

Peniruan tingkah laku (modelling), lingkungan tempat proses pembelajaran

berlangsung dan yang terakhir adalah harapan orangtua terhadap anaknya. Dengan

demikian orangtua mempunyai kontribusi dalam pembentukan motivasi

berprestasi anak. Peran orangtua disini adalah mendidik, membimbing dan

memberikan pembelajaran kepada anak. Dalam melaksanakan peran ini orangtua

harus mempunyai cara atau pola asuh yang baik agar tepat sasaran dengan tujuan

yang diingikan karena berkaitan erat dengan pembentukan karakter anak yang

berkualitas.

Page 18: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

6

Pola asuh sendiri merupakan suatu bentuk interaksi antara orang tua kepada

anak dalam melakukan kegiatan mendidik, membimbing, merawat, serta

melindungi anak, hingga anak tersebut mampu berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya secara dewasa dan mandiri tanpa pendampingan dari orang tua lagi.

Hurlock (1990: 204) menyatakan bahwa pola asuh ada 3 macam

yaitu pola asuh otoriter, pola asuh permisif dan pola asuh demokratis. Pola asuh

otoriter mempunyai ciri-ciri penggunaan peraturan yang kaku, orangtua yang

memaksakan kehendak pada anaknya, menyebabkan anak menjadi tertekan dan

tidak bisa mengambil keputusan sendiri, sedangkan pola asuh permisif

menggunakan peraturan sedikit, orangtua bersikap longgar pada anak, sehingga

anak diperbolehkan berbuat apa saja yang dia inginkan, orangtua tidak memberi

tahu bahwa perbuatan anaknya benar atau salah, menyebabkan anak menjadi

orang yang sulit dibimbing, lebih mementingakn dirinya sendiri. Karena pola asuh

orangtua yang terlalu longgar. Terakhir adalah pola asuh demokratis yaitu

orangtua memberikan aturan-aturan yang jelas serta menjelaskan akibat yang akan

terjadi apabila peraturan dilanggar, memberi kesempatan pada anak untuk

berpendapat, anak diberi hadiah atau pujian apabila telah berbuat sesuatu sesuai

dengan harapan orangtua, sehinga anak memiliki kemampuan sosialisasi yang

baik, memiliki rasa percaya diri dan bertanggung jawab.

Stewart dan Koch (1983: 178) dan Hurlock (1990 : 204) mengatakan

bahwa pola asuh pada orang tua ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola

asuh demokratis dan pola asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua

Page 19: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

7

kepada anak- anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku anak melainkan

akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya.

Pola asuh orang tua yang mempengaruhi prestasi belajar terdapat pada

penelitian Turner (2009 : 337) menunjukkan bahwa pola pengasuhan otoriter terus

mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Pemberian dan penerapan pola asuh

yang baik dan tepat pada anak kelak akan memberikan dampak positif bagi

tumbuh kembang anak, karena pola asuh tidak hanya mempengaruhi prestasi saja,

perilaku nak juga akan tergantung pada penerapan pola asuh orangtua.

Kesimpulan dari penelitian- penelitian ini menyebutkan adanya pengaruh

pola asuh orang tua terhadap motivasi berprestasi. Ketiga bentuk pola asuh orang

tua akan memberikan tingkatan motivasi berprestasi yang berbeda pula. Hal

tersebut bisa terjadi karena orang tua dengan masing- masing pola asuh sendiri

mempunyai cara yang berbeda dalam mendidik anak. Pola asuh otoriter akan

cenderung membentuk anak yang penakut, sehingga, anak akan termotivasi untuk

berprestasi hanya karena anak tidak ingin mendapat hukuman dari orang tua. Pola

asuh permisif dimana anak akan dididik secara bebas dan tanpa pengawasan ini

akan mempunyai pengaruh pada anak yang sangat global bahkan permasalahan

yang timbul tidak hanya masalah motivasi anak yang rendah, anak akan menjadi

tidak disiplin dan nakal. Motivasi anak yang dididik dengan pola asuh ini akan

rendah daripada pola asuh yang lainnya, karena pada pola asuh ini orang tua tidak

mengawasi, tidak memberikan teguran, nasehat, dan aturan. Anak bisa melakukan

apa saja yang diinginkannya, sebagian besar anak yang mendapatkan pola asuh ini

Page 20: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

8

berasal dari kehidupan orangtuanya yang sibuk dengan kehidupannya sendiri atau

berkarir.

Pola asuh yang terakhir yaitu pola asuh demokratis adalah pola asuh yang

ideal yang baik untuk diterapkan pada anak. Anak yang diberikan pola asuh ini

akan mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, karena orang tua memberikan

aturan yang tegas namun anak masih diberi kebebasan yang disertai tanggung

jawab, bahkan orangtua pada pola asuh ini akan memberikan hadiah pada anak

jika apa yang ditargetkan orang tua dapat dilakukan oleh anaknya.

Adanya perbedaan motivasi berpestasi anak yang dipengarungi oleh pola

asuh orang tua, dari pola asuh otoriter, demokratis dan permisif menyimpulkan

betapa pentingnya kita yang nantinya akan menjadi orang tua untuk memberikan

pola asuh yang baik dan benar, agar anak mempunyai motivasi berprestasi yang

tinggi dan menentukan juga bagaimana masa depan anaknya kelak. Anak akan

berhasil dan tidaknya diawali dari bagaimana orang tuanya mendidiknya dari kecil

sampai besar. Mendidik anak bukanlah cara yang mudah, orang tua harus bisa

mengetahui bagaimana karakter dari anaknya sendiri, karena disinilah pentingnya

kapan waktu yang tepat untuk memberikan dorongan pada anak untuk bisa lebih

kedepan dalam mencapai cita-citanya. Dorongan yang diberikan oleh orang tua

disini bisa bersifat dari dalam maupun luar, Haryani (2014 : 34) dalam

penelitiannya menyimpulkan adanya faktor ekstrinsik serta intrinsik yang

berpengaruh dalam motivasi berprestasi pada mahasiswa tidak mampu secara

ekonomi.

Page 21: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

9

Dorongan yang berasal dari luar adalah dorongan financial yaitu berupa

kebutuhan jasmani anak, sedangkan dorongan yang berasal dari dalam adalah

bagaimana orang tua memberikan motivasi bagi anaknya. Motivasi yang sangat

dibutuhkan oleh anak adalah motivasi untuk berprestasi di sekolah. Maka dari

itu, pola asuh yang akan diberikan kepada anak akan berpengaruh pada hasil

prestasinya nanti. Berdasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud melakukan

penelitian yang berjudul: Motivasi Berprestasi Siswa SMP 06 Hasanuddin

Semarang ditinjau dari Pola Asuh Orangtua.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah penelitian

adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana gambaran deskriptif motivasi berprestasi pada siswa SMP 06

Hasanuddin Semarang ?

b. Bagaimana gambaran deskriptif pola asuh orang tua pada siswa SMP 06

Hasanuddin Semarang?

c. Apakah ada perbedaan motivasi berprestasi pada siswa SMP 06 Hasanuddin

Semarang ditinjau dari pola asuh orang tua?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah:

a. Mengetahui gambaran deskriptif motivasi berprestasi pada siswa SMP 06

Hasanuddin Semarang.

Page 22: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

10

b. Mengetahui gambaran deskriptif pola asuh orang tua pada siswa SMP 06

Hasanuddin Semarang.

c. Mengetahui perbedaan motivasi berprestasi pada siswa SMP 06 Hasanuddin

Semarang ditinjau dari pola asuh orang tua.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil temuan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

bagi pengembangan kajian psikologi pendidikan terutama yang berkaitan dengan

motivasi berprestasi siswa dan pola asuh orang tua. Secara khusus, penelitian ini

memberikan kotribusi pada dunia pendidikan berupa pengetahuan mengenai

apakah ada perbedaan motivasi berprestasi siswa SMP 06 Hasanuddin Semarang

ditinjau dari pola asuh orang tua.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi orang tua

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi para orang tua dalam

memilih dan menerapkan pola asuh orang tua yang baik dan benar, sehingga anak

dapat memperoleh hasil prestasi yang memuaskan dan terarah.

1.4.2.2 Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk meningkatkan

motivasi berprestasinya melalui faktor – faktor motivasi berprestasi yang

diketahui dalam penelitian ini sehingga dapat menunjang pencapaian prestasi

yang memuaskan.

Page 23: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Motivasi Berprestasi

2.1.1 Pengertian Motivasi Berprestasi

McClelland (dalam Sobur 2011: 285) menjelaskan motivasi berprestasi

adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang

lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang

dilaksanakan sebelumnya. Lindgren (1976: 67) mengemukakan hal senada bahwa

motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan yang ada pada seseorang sehubungan

dengan prestasi, yaitu menguasai, memanipulasi serta mengatur lingungan sosial

maupun fisik, mengatasi segala rintangan dan memelihara kualitas kerja yang

tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi hasil kerja yang lampau, serta

mengungguli hasil kerja yang lain.

Santrock (2003: 103) menjelaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan

keinginan untuk menyelesaikan sesuatu untuk mencapai suatu standar kesuksesan,

dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.

Menurut Heckhausen (1967: 54) motif berprestasi diartikan sebagai usaha untuk

meningkatkan atau melakukan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala

aktivitas dan suatu ukuran keunggulan tersebut digunakan sebagai pembanding,

meskipun dalam usaha melakukan aktivitas tersebut ada dua kemungkinan yakni

gagal atau berhasil. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa motivasi berprestasi

merupakan motif yang mendorong individu untuk mencapai sukses dan bertujuan

untuk berhasil dalam kompetisi dengan beberapa ukuran keunggulan (standard of

Page 24: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

12

excellence). Ukuran keunggulan digunakan untuk standar keunggulan prestasi

dicapai sendiri sebelumnya dan layak seperti dalam suatu kompetisi.

Atkinson (2000: 56) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi seseorang

didasarkan atas dua hal yaitu, adanya tendensi untuk meraih sukses dan adanya

tendensi untuk menghindari kegagalan. Pada dasarnya keadaan motif itu dimiliki

oleh individu, namun keduanya mempunyai keadaan berbeda-beda dalam

berbagai situasi dan kondisi menurut adanya prestasi.

Lebih jelasnya Atkinson (2000: 34) mengemukakan bahwa keberhasilan

individu untuk mencapai kebehasilan dan memenangkan persaingan berdasarkan

standar keunggulan, sangat terkait dengan tipe kepribadian yang memiliki motif

berprestasi lebih tinggi daripada motif untuk menghindari kegagalan begitu pula

sebaliknya, apabila motif menghindari terjadinya kegagalan lebih tinggi daripada

motif sukses, maka motivasi berprestasi seseorang cenderung rendah.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi atau

achievement motivation merupakan suatu yang berhubungan dengan bagaimana

seseorang melakukan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien

dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya juga sebagai usaha

mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi.

2.1.2 Karakteristik Individu dengan Motivasi Berprestasi Tinggi

McClelland (1987: 238) menjelaskan beberapa karakteristik orang dengan

motivasi berprestasi yang tinggi, antara lain:

a. Pengaruh variasi dalan tantangan menyajikan tugas

Page 25: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

13

Penelitian menemukan indikasi individu yang motivasi berprestasinya

tinggi lebih suka bekerja pada tingkat kesulitan menengah. Mereka sangat tertarik

pada tugas, tetapi mereka benar-benar melakukan lebih baik ketika pada tugas

yang moderat

b. Menanggapi tantangan moderat dalam kehidupan sehari-hari.

Hoyos (dalam McCllend 1987 : 241) memprediksi bahwa individu dengan

motivasi berprestasi tinggi mengharuskan bergerak lebih baik karena mereka

menghindari kegagalan yang ekstrim.

c. Ketekunan

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan bertahan lebih lama untuk

bekerja pada setiap tugas. French dan Thomas (dalam McClelland 1987 : 243)

menemukan bahwa 47% dari siswa yang tinggi motivasi berprestasinya bertahan

sampai waktu habis untuk bekerja pada tugas yang sulit dipecahkan, dibandingkan

dengan hanya 2% dari siswa yang rendah motivasi berprestasinya.

d. Pengaruh banyaknya motivasi pada kinerja

(dalam McClelland 1987 : 243) menemukan bukti bahwa banyaknya

motivasi dapat mencampuri kinerja. Hubungan antara motivasi berprestasi dan

kinerja, mengindikasikan bahwa tingkat motivasi berprestasi tinggi sedikit

mengarah pada rendahnya kinerja daripada motivasi berprestasi tingkat

menengah. Sedangkan, studi umum menjelaskan bahwa motivasi berprestasi di

asosiasikan dengan tingginya motif afiliasi dan nilai pada kedua motif yang

dihadirkan pada situasi, dapat menyebabkan penderitaan kinerja.

Page 26: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

14

e. Bertanggungjawab pribadi dalam kinerja.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi akan lebih memilih menjadi

pribadi bertanggung jawab untuk hasil kinerja, karena dalam kondisi seperti itu

bisa membuat mereka merasa puas dari melakukan sesuatu yang lebih baik.

f. Kebutuhan untuk umpan balik kinerja.

Secara teori, individu dengan motivasi berprestasi tinggi lebih suka bekerja

pada situasi dimana mereka mendapatkan umpan balik tentang bagaimana mereka

melakukannya dengan baik. Beberapa jenis studi yang berbeda mengajukan

pentingnya umpan bailk kinerja pada mereka.

g. Inovatif.

Melakukan sesuatu dengan lebih baik sering diimplikasikan melakukan

sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Hal ini mungkin melibatkan penemuan

yang berbeda, singkat, atau jalur yang lebih efisien untuk mencapai tujuan.

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi lebih gelisah dan menghindari

rutinitas. Mereka lebih seperti mencari informasi untuk menemukan cara yang

lebih baik pada sesuatu yang dilakukan.

Menurut Atkinson dalam Linda ( Syamsiah, 2013: 18) mengatakan bahwa

seseorang yang memiliki motivasi berprestasi adalah sebagai berikut :

1. Free Choise

Individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menyukai aktivitas dan

kegiatan atas keberhasilannya sehingga selalu berusaha untuk meningkatkan

segala kemungkinan untuk berprestasi oleh karena kemampuan pengalaman

Page 27: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

15

keberhasilannya yang lebih banyak sehingga ketika mengalami kagagalan masih

tetap optimis untuk berhasil.

2. Persistence Behaviour

Suatu anggapan individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi menganggap

bahwa kegagalan adalah sebagai akibat kurangnya usaha, oleh sebab itu harapan

dan usaha untuk berhasil selalu tinggi.

3. Intensity of performance

Suatu intensitas dalam penampilan kerja, artinya individu yang motivasi

berprestasinya tinggi selalu berpenampilan suka kerja keras dibandingkan

seseorang yang motivasi berprestasinya rendah.

4. Risk preference

Suatu pertimbangan memilih risiko yang sedang artinya tidak mudah dan tidak

juga sukar. Siswa akan memilih tetap berada pada zona amannya, dan enggan

mencoba hal baru yang belum diketahui.

Heckhausen (Monks, Knoers dan Haditono,1999:77) mengatakan bahwa

individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan motivasi berprestasi

rendah memiliki perbedaan. Adapun ciri-ciri individu yang motivasi berprestasi

rendah adalah :

1. Orientasi pada masa lampau.

2. Memiliki tugas yang sukar dan tidak sesuai dengan kemampuannya.

Page 28: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

16

3. Tidak mempunyai kepercayaan dalam meghadapi tugas, adanya rasa pesimis

yang dimiliki.

4. Menganggap keberhasilan suatu nasib mujur.

5. Cenderung mengambil pekerjaan tingkat risiko lemah, sehingga keberhasilan

akan mudah dicapai.

6. Suka bermalas-malasan serta melakukan dengan cara yang baru.

7. Tidak menyenangi pekerjaan yang menuntut tanggung jawab dan merasa puas

sebatas prestasi yang dicapai.

8. Tidak mencari umpan balik dari perbuatannya jika melakukan pekerjaan yang

tidak diinginkan.

Atkinson dalam Linda ( Syamsiah, 2013: 20) mengatakan bahwa ciri-ciri

individu yang tidak memiliki motivasi berprestasi antara lain :

1. Individu termotivasi oleh ketakutan akan kegagalan.

2. Lebih senang menghindari kegagalan.

3. Senang melakukan tugas-tugas yang mempunyai taraf-taraf kesulitan yang

rendah.

4. Individu senang menghindari kegagalan dan akan menunjukkan performance

terbaik pada tugas-tugas dengan kesulitan yang rendah.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi

Menurut Harter (dalam Prasetyaningsih, 2015 : 34) ada tiga hal yang

mempengaruhi motivasi berprestasi dalam kaitanya dengan kegiatan belajar

mengajar di sekolah, yaitu :

1. Kompetensi yang dirasakan oleh individu

Page 29: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

17

Kompetensi seorang siawa dipengaruhi oleh bagaimana penilaian orang

lain terhadap tingkat prestasi yang sesungguhnya. Semakin tinggi prestasi

seseorang, maka semakin besar pula rasa kompetensi yang dimilikinya dan

semakin besar pula mereka menyukai tantangan, penuh rasa ingin tahu, dan

melibatkan diri dalam menguasai suatu keterampilan.

2. Afek dalam kegiatan belajar di sekolah

Ada tiga afek yang akan mempengaruhi sisaw belajar di sekolah. Jika

siswa merasa mampu dalan suatu mata pelajaran tertentu, maka ia menyenangi

pelajaran itu. Selanjutnya siswa akan bersemangat dalam proses belajar apabila

siswa diajari oleh guru yang mereka senangi dan mudah dipahami saat

menerangkan materi pembelajaran.

Afek terhadap sekolah diperoleh dari adanya perasaan siswa memiliki

kecakapan yang tinggi dalam sebagian besar tugas sekolah, menerima pengakuan

yang besar dari kegiatan belajar dan mempunyai hubungan yang baik dengan guru

maupun teman sebayanya.

3. Persepsi tentang kontrol

Siswa yang memiliki persepsi kontrol internal mempunyai harapan yang

tinggi untuk berhasil dan terdorong untuk bekerja keras. Mereka menyadari

bahwa keberhasilan dan kegagalan amat tergantung pada usaha mereka sendiri.

Tentang bagaimana seorang siswa tersebut mendapatkan prestasi yang baik dari

proses belajar yang baik pula, karena semua hal harus melalui proses.

Page 30: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

18

Menurut Hawadi dalam Prasetyaningsih (2015 : 45) ada beberapa faktor

lain yang berkontribusi, antara lain:

a. Faktor individual

Penelitian Harter (1981) pada siswa berdasarkan dimensi instrinsik dan

ekstrinsik menunjukkan bahwa hanya siswa yang mempersepsikan dirinya untuk

berkompetensi dalam bidang akademis yang mampu mengembangkan motivasi

intrinsik. Siswa-siswa ini lebih menyukai tugas-tugas yang menantang dan selalu

berusaha mencari kesempatan untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Sebaliknya,

pada siswa dengan persepsi diri yang rendah, lebih menyukai tugas-tugas yang

mudah dan sangat tergantung pada pengarahan guru. Yang termasuk faktor

individual antara lain orientasi tujuan, self-efficacy, harapan untuk sukses, dan

berbagai alasan yang berasal dari diri individu sendiri.

b. Faktor situasional

Motivasi adalah sebuah dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam

maupun luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau

memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran, maka kebutuhan

tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk belajar.

Faktor-faktor situasional yang lain antara lain: peer group, lingkungan

keluarga, lingkungan sosial, dan sosioculture individu. Faktor situasional yang

disebutkan di atas sesuai dengan pendapat Gage dan Berliner (dalam

Prasetyaningsih, 2015 : 38) yang menyatakan bahwa motivasi untuk berprestasi

pada siswa terutama pada masa remaja, sangat dipengaruhi oleh teman sebaya,

khususnya teman dari kelompok acuannya atau peer. Apabila seorang siswa yang

Page 31: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

19

memiliki teman-teman yang yang memiliki motivasi berprestasi rendah maka

kemungkinan besar siswa tersebut juga memiliki motivasi berprestasi yang rendah

pula. Selain itu juga tidak hanya peer group saja, lingkungan sekolah dan guru

juga mempunyai andil dalam membentuk motivasi berprestasi pada siswa.

Penelitian Prasetyaningsih (2015: 32) menemukan faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi berprestasi sebagai berikut :

1. Faktor Internal

a. Adanya perasaan belum berhasil dalam diri

Siswa merasa belum berhasil dan masih merasa banyak kekurangan dalam

diri dan prestasi disekolahnya, sehingga membuat siswa malas-malasan dalam

belajar. Individu berusaha untuk meraih semua keinginannya namun merasa

belum berubah dan belum membuktikan apapun. Perasaan tersebut dapat

berdampak buruk bagi individu karena individu akan merasa kurang percaya diri

di lingkungannya sehingga motivasi berprestasinya menjadi rendah.

b. Kurang percaya diri terhadap kemampuan akademik

Siswa akan merasa kurang percaya diri terhadap kemampuan akademik

dikarenakan dikelas tidak masuk dalam 10 besar siswa yang berprestasi. Menurut

Prasetyaningsih (dalam Prasetyaningsih, 2015 : 43) problem akademis yang bisa

terjadi jika salah mengambil pilihan, seperti kesulitan memahami materi, kesulitan

memecahkan persoalan, ketidakmampuan untuk mandiri dalam belajar, dan

buntutnya adalah rendahnya nilai indeks prestasi. Selain itu, salah memilih

jurusan bisa mempengaruhi motivasi belajar dan tingkat kehadiran. Kurang

Page 32: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

20

percaya dirinya subjek terhadap kemampuan akademiknya juga dapat

berpengaruh menurunnya motivasi berprestasi subjek.

c. Perasaan beban terhadap tangung jawab

Siswa akan merasa mempunyai beban jika tugas- tugasnya yang diberikan

oleh gurunya belum dikerjakan , karena siswa tersebut menganggap mengerjakan

tugas dari guru adalah tanggung jawab seorang siswa.

2. Eksternal

Menurut Monks, Knoers, Siti rahayu dalam Dimyati dan Mudjiono, (2006:

91) Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap prilaku seseorang yang ada

diluar perbuatan yang dilakukannya. Seorang anak akan takut melakukan

perbuatan yang salah karena takut mendapatkan hukuman dari orang tuanya, sama

halnya juga seorang siswa takut melanggar peraturan yang ada di sekolah karena

takut mendapatkan hukuman dari gurunya. Adapun faktor –faktornya adalah:

a. Adanya dorongan orang tua

Orang tua mempunyai peran aktif dalam memberikan dorongan kepada

anaknya untuk belajar yang rajin sehingga mempunyai prestasi ysng bsik di

sekolah. Karena orang tualah yang bisa menetapkan peraturan yang ada di rumah,

dan melakukan pengawasan terhadap tumbuh kembang anak- anaknya.

b. Adanya reward

Reward yang diberikan siswa dari orang tua jika anaknya menunjukan

prestasinya namun tidak secara berlebihan yang membuat individu sedikit ingin

berusaha untuk meraih prestasi yang lebih baik. Reward ini nantinya akan

menimbulkan dorongan bagi siswa tersebut untuk selalu mendapatkan prestasi di

Page 33: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

21

sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Suryabrata (dalam Prasetyaningsih, 2015

: 41) bahwa taraf penghargaan yang tinggi akan meningkatkan motivasi

berprestasi anak dan sebaliknya

c. Dukungan lingkungan

Apabila seorang siswa memiliki peer group yang memiliki motivasi

berprestasi rendah maka kemungkinan besar siswa tersebut juga memiliki

motivasi berprestasi yang rendah pula. Dan juga segala sesuatu di lingkungan

sekolah dapat juga mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi berprestasi.

2.2 Pola Asuh Orang Tua

2.2.1 Pengertian pola asuh orang tua

Pola asuh merupakan suatu sistem atau cara pendidikan, pembinaan yang

diberikan oleh seseorang kepada orang lain. Dalam hal ini adalah pola asuh yang

diberikan orangtua/pendidik terhadap anak adalah mengasuh dan mendidiknya

penuh pengertian. Dan yang mempengaruhi pola asuh yang diberikan orangtua

atau pendidik adalah lingkungan sosial internal dan eksternal. Karena itu

pembentukan prilaku keberagamaan anak tidak terlepas dari pengasuhan

orangtua/pendidik dengan arti bahwa prilaku keberagamaan anak erat kaitannya

dengan pola asuh yang diberikan oleh orangtua/pendidik.

Kohn (dalam Krisnawaty, 1989: 46) menyatakan bahwa pola asuh

merupakan sikap orangtua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap

orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun

hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan

Page 34: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

22

perhatian serta tanggapan terhadap anaknya. Sedangkan menurut Thoha

(1996:109) menyebutkan bahwa “Pola Asuh orang tua adalah merupakan suatu

cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai

perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.

Gunarsa (2000: 44) mengemukakan bahwa “Pola asuh tidak lain

merupakan metode atau cara yang dipilih pendidik dalam mendidik anak-anaknya

yang meliputi bagaimana pendidik memperlakukan anak didiknya.” Jadi yang

dimaksud pendidik adalah orang tua terutama ayah dan ibu atau wali.

Casmini (dalam Palupi, 2007:3) menyebutkan bahwa: Pola asuh sendiri

memiliki definisi bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik,

membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak dalam mencapai proses

kedewasaan, hingga kepada upaya pembentukan norma-norma yang diharapkan

oleh masyarakat pada umumnya.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang

tua adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, yang meliputi

kegiatan seperti memelihara, mendidik, membimbing serta mendisplinkan dalam

mencapai proses kedewasaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.2.2 Jenis Pola Asuh Orang Tua

Menurut Hurlock (1993 : 93) pola asuh orang tua dibagi menjadi tiga

bentuk yaitu :

1. Pola Asuh Otoriter

Pola asuh otoriter yaitu pola asuh orang tua yang bersifat kaku dan

memaksa. Anak-anak mereka merasa harus bertingkah laku sesuai dengan apa

Page 35: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

23

yang diinginkan orang tuanya. Mereka selalu menuntut kepatuhan anak sehingga

anak tidak dapat berbuat sesuai dengan keinginannya sendiri. Kebebasan

bertindak pun terbatas,. Bila si anak melanggar kemauan dan peraturan orang tua,

anak tersebut akan mendapat hukuman fisik kekerasan maupun ancaman. Dalam

kehidupan sehari-hari, orang tua tidak mendorong anak untuk mandiri dan

mengambil keputusan-keputusan yang berhubungan dengan tindakan mereka, jadi

si anak kehilangan kesempatan untuk belajar bagaimana mengendalikan

perilakunya sendiri.

Ciri-ciri pola asuh otoriter sebagai berikut :

1) Sikap “Aceptance” rendah namun kontrolnya tinggi

2) Suka menghukum secara fisik

3) Bersikap mengomando (mengharuskan anak untuk

melakukan sesuatu tanpa kompromi).

4) Bersikap kaku (keras)

5) Cenderung emosional dan bersikap menolak

6) Harus mematuhi peraturan-peraturan orang tua dan tidak boleh membantah

Akibat Akibat dari pola asuh yang otoriter anak akan cenderung memiliki ciri-ciri

sebagai berikut :

1) Mudah tersinggung

2) Penakut

3) Pemurung tidak bahagia

4) Mudah terpengaruh dan mudah stress

5) Tidak mempunyai arah masa depan yang jelas

Page 36: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

24

6) Tidak bersahabat

7) Rendah diri (Syamsu, 2004 : 51).

2. Pola Asuh Demokrasi

Orang tua dalam pola asuh ini memberikan penjelasan, diskusi, dan

penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan

dan dilakukan untuk dilakukan. Sikap orang tua terhadap anak selalu hangat,

orang tua memberikan penjelasan kepada anak mengenai peraturan yang harus

dipenuhi, sehingga anak tahu mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak

boleh dilakukan. Aturan dan disiplin yang dibuat orang tua tersebut bermaksud

untuk mengerahkan anak supaya beranggung jawab atas segala perilaku yang

mereka lakukan. Jadi anak akan bisa dulu nantinya, jika melakukan sesuatu sudah

tahu konsekoensi dan hasilnya seperti apa.

Pola Asuh demokrasi lebih menekankan pada pemberian penghargaan

daripada hukuman. Kalaupun orang tua memberikan hukuman, hukumannya itu

akan disesuaikan dengan jenis kesalahan. Hukuman diberikan hanya digunakan

apabila terdapat bukti bahwa anak-anak secara tidak sadar menolak melakukan

apa yang diharapkan orang tua. Tujuannya untuk mengajarkan anak

mengembangkan kendali atas perilakunya. Ini adalah hasil usaha mendidik anak

untuk berperilaku menurut cara yang benar dengan memberikan anak

penghargaan. Jadi dapat disimpulkan, bahwa pola asuh demokratis adalah pola

pendidikan yang memberikan kebebasan dan kesempatan luas pada anak dalam

mendiskusikan segala permasalahannya dengan orang tua Orang tua

mendengarkan, memberi tanggapan, pandangan serta menghargai pendapat anak.

Page 37: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

25

bukti bahwa anak-anak secara tidak sadar menolak melakukan apa yang

diharapkan orang tua. Tujuannya untuk mengajarkan anak mengembangkan

kendali atas perilakunya. Ini adalah hasil usaha mendidik anak untuk berperilaku

menurut cara yang benar dengan memberikan anak penghargaan.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa pola asuh demokratis adalah pola

pendidikan yang memberikan kebebasan dan kesempatan luas pada anak dalam

mendiskusikan segala dengan orang tua. Orang tua mendengarkan, memberi

tanggapan, pandangan serta menghargai pendapat anak. Keputusan orang tua

selalu dipertimbangkan dengan anakanaknya. Namun, orang tua yang menentukan

dalam segala keputusan (Hurlock, 1993 : 93). Jadi, ciri-ciri pola asuh demokratis

antara lain mendorong anak untuk menyatakan pendapatnya.

Anak diberi kebebasan untuk menentukan apa yang terbaik buat dirinya

tetapi masih ada kontrol dari pihak orang tua. Pola asuh demikian menyebabkan

anak memiliki sikap sahabat, percaya diri, sopan, berani berpendapat. Adapun

ciri-ciri pola asuh demokratis lain sebagai berikut.

1) Menghargai dengan penuh pengertian

2) Keterangan yang rasional terhadap yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

3) Bersikap responsif terhadap kebutuhan anak

4) Mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan

5) Selalu menggunakan cara musyawarah dan kesepakatan

6) Hubungan antarkeluarga sangat harmonis dan akrab.

7) Orang tua selalu memberikan kesempatan kepada

Page 38: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

26

anak untuk berkreativitas. (Syamsu, 2004 : 52). Pola asuh demikian menyebabkan

anak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Bersikap bersahabat

2) Memiliki percaya diri

3) Mampu mengendalikan (self control)

4) Sikap sopan

5) Mau bekerja sama

6) Memiliki rasa ingin tahun yang tinggi

7) Mempunyai tujuan atau arah yang jelas

8) Berorientasi terhadap prestasi

9) Berani berpendapat (Syamsu, 2004 : 53).

3. Pola Asuh Permisif

Pola asuh permisif adalah pola asuh yang tidak disiplin, yaitu orang tua

terlalu memberikan kebebasan yang luas kepada anak, tidak ada reward dan

punisment untuk anak. Orang tua membiarkan anak meraba-raba dalam situasi

yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh mereka sendiri tampa bimbingan atau

pengendalian pada pola asuh permisif biasanya orang tua tidak menggunakan

hukuman terhadap anak, meskipun anak berbuat salah. Oleh sebab itu dalam

perkembanganya anak-anak menjadi bingung, tidak mengetahui apa yang boleh di

lakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan, karena anak merasa orang tua tidak

memperhatikan dan membimbing untuk menghindari kesalahan. Orang tua akan

bersikap cuek dengan segala hal yang dilakukan oleh anaknya, apapun itu

kegiatan yang dilakukan.

Page 39: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

27

Hurlock (1993 : 93). Pola asuh permissif memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Sikap “Acceptance” nya tinggi namun kontrolnya rendah.

2) Memberi kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau

keinginannya.

3) Anak diperbolehkan melakukan sesuatu yang dianggap benar oleh anak.

4) Hukuman tidak diberikan karena tidak ada aturan yang mengikat

5) Kurang membimbing.

6) Kurang tegas dan kurang komunikasi.

Kondisi permisif ini cenderung mengakibatkan anak memiliki ciri-ciri sebagai

berikut :

1) Suka bersikap memberontak

2) Kurang memiliki rasa percaya diri dan suka mendominasi

3) Tidak jelas arahnya

4) Prestasinya rendah (Syamsu, 2004 : 52)

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pola asuh permisif

merupakan pola asuh yang memperlakukan anak secara bebas tanpa adanya

reward dan punisment, jadi anak bisa berbuat apa saja yang dikehendakinya

tanpa dituntut oleh kewajiban dan tanggung jawab.

2.3 Pengaruh motivasi Berprestasi dengan Pola Asuh Orang Tua

Motivasi berprestasi didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses atau

berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa

prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. (Mc Clelland 1987: 40).

Page 40: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

28

Atkinson (1960: 56) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi seseorang

didasarkan atas dua hal yaitu, adanya tendensi untuk meraih sukses dan adanya

tendensi untuk menghindari kegagalan. Pada dasarnya keadaan motif itu dimiliki

oleh individu, namun keduanya mempunyai keadaan berbeda-beda dalam

berbagai situasi dan kondisi menurut adanya prestasi. Situasi dan kondisi yang

akan membentuk suatu motivasi didalam berprestasi dapat berupa situasi yang

tercipta dalam lingkungan kaluaraga.

Lingkungan keluarga disini sangatlah mempengaruhi motivasi berprestasi

pada anak, terutama penerapan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada

anaknya. Krisnawaty, (1989: 46) menyatakan bahwa pola asuh orang tua sendiri

merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap

orangtua ini meliputi cara orangtua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun

hukuman, cara orangtua menunjukkan otoritasnya, dan cara orangtua memberikan

perhatian serta tanggapan terhadap anaknya .

Nurhayati, (2013: 362) Hubungan emosional antara orang tua dan anak

akan berpengaruh dalam keberhasilan belajar anak. Biasanya setiap orang tua

mempunyai spesifikasi pola asuh terhadap anaknya. Jika orang tua menerapkan

pola asuh secara efektif, anak akan tumbuh dengan baik dan mengalami

perubahan yang positif pada diri mereka sesuai yang diharapkan sehingga

kegiatan atau aktifitas yang dilakukan anak tidak menghawatirkan saat di luar

pantauan orang tua.

Pola asuh orang tua adalah salah satu faktor dan aspek penting yang dapat

mendukung perilaku siswa untuk berprestasi. Pola asuh orang tua juga

Page 41: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

29

berpengaruh terhadap pengembangan intelektual siswa, termasuk pengembangan

motivasi berprestasi siswa. Apabila pola asuh orang tua dapat menunjang motivasi

berprestasi yang tinggi, tentu prestasi belajar siswa juga akan tinggi.

Pandangan lain juga dikemukakan oleh Haryani ( 2014: 34) yaitu tentang

proses terbentuknya motivasi berprestasi mulai muncul pada masa anakanak yang

dibentuk oleh faktor eksternal, yaitu dorongan keluarga dan sekolah. Saat

memasuki usia SMP mulai muncul faktor internal. Motivasi berprestasi individu

semakin terlihat seiring dengan bertambahnya pengalaman (yang merupakan

faktor internal). Faktor eksternal lain seperti teman, orang yang telah lebih dulu

sukses juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi individu. Bagi mereka

orang yang telah lebih dulu sukses serta nasehat yang diberikan oleh teman serta

guru dan dosen dapat mengubah cara pandang individu terhadap prestasi dan

mempengaruhi perilaku mereka terhadap pencapaian prestasi mereka selanjutnya.

2.4 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka mengenai motivasi

berprestasi siswa ditinjau dari pola asuh orangtua maka dapat digambarkan dalam

kerangka berfikir sebagai berikut:

Page 42: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

30

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Permisif

1.Sikap “Acceptance” nya tinggi

tapi kontrol rendah.

2.Anak bebas untuk menyatakankeinginannya.

3)Anak diperbolehkan

melakukan sesuatu yang

dianggap benar oleh anak.

4)Hukuman tidak diberikan

karena tidak ada aturan yang

mengikat

5) Kurang membimbing.

6) Kurang tegas dan kurang

komunikasi.

Otoriter

1)Sikap“Aceptance” rendah

namun kontrolnya tinggi

2)Suka menghukum secara

fisik

3)Bersikap mengomando

(mengharuskan anak untuk

melakukan sesuatu tanpa

kompromi).

4) Bersikap kaku (keras)

5) Cenderung emosional dan

bersikap menolak

6)Harus mematuhi peraturan

-peraturan orang tua dan

tidak boleh membantah.

Demokratif

1) Menghargai dengan penuh

pengertian

2) Keterangan yang rasional

terhadap yang boleh dan

tidak boleh dilakukan.

3)Bersikap responsif terhadap

kebutuhan anak

4) Mendorong anak untuk

menyatakan pendapat atau

pertanyaan

5) Selalu menggunakan cara

musyawarah dan kesepakatan

6) Hubungan antarkeluarga

sangat harmonis dan akrab.

7) Orang tua selalu

memberikan kesempatan

kepada anak.

Pola Asuh Orang Tua

Motivasi Berprestasi

1. Free Choise

2. Persistence Behaviour

3. Intensity of performance.

4. Risk Preference

Page 43: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

31

Pola asuh orang tua terbagi menjadi 3 jenis yaitu pola asuh otoriter, pola

asuh demokratis dan pola asuh permisif. Ketiga pola asuh tersebut mempunyai

ciri-ciri tersendiri, pola asuh tersebut juga memberikan dampak yang berbeda

pada setiap anak, terutama pada motivasi anak untuk berprestasi. Pola asuh

demokratis akan cenderung membentuk anak mempunyai motivasi berprestasi

yang tinggi dari pada pola asuh yang lainnya karena pada pola asuh ini orang tua

memberikan kebebasan yang bertanggung jawab pada anaknya.

Pola asuh otoriter berlawanan dengan pola asuh demokratis karena anak

diberi banyak peraturan dan dibatasi saat melakukan kegiatan, bahkan bila

melakukan keslahan anak akan mendapatkan hukuman, sehingga motivasi anak

untuk berprestasi tidak bisa maksimal.

Pola asuh yang terakhir pola asuh permisif adalah pola asuh dimana anak

akan bebas tanpa aturan dan hukuman, anak bisa melakukan apa saja, karena

kehidupan yang terlalu bebas ini, anak tidak akan mempunyai motivasi berprestasi

yang tingi, karena mereka berfikir percuma berprestasi atau tidak, orangtuanya

pun akan tetap acuh kepada anaknya. Sangatlah pentingkita sebagai orang tua

memilih dan menerapkan pola asuh mana yang akan diberikan kepada anak kita,

karena dari pola asuh ini nanti akan memberi dampak pada motivasi berprestasi

anak. Jika kita memilih pola asuh yang tepat pastinya akan membentuk motivasi

berprestasi yang tinggi, namun jika kita memilih pola asuh yang kurang tepat,

pastinya juga akan mendampak pada motivasi untuk berprestasi anak.

Page 44: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

32

2.5 Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori sebagaimana telah dipaparkan diatas, maka

hipotesis penelitian ini adalah: ada perbedaan motivasi berprestasi siswa SMP 06

Hasanuddin Semarang ditinjau dari pola asuh orang tua.

Page 45: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

73

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pengujian hipotesis, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Tidak ada perbedaan motivasi berprestasi siswa SMP 06 Hasanuddin

Semarang baik ditinjau dari pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola

asuh permisif.

2. Secara umum motivasi berprestasi siswa SMP 06 Hasanuddin Semarang

berada pada kategori rendah.

5.2 Saran

Merujuk pada simpulan penelitian di atas, peneliti mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Tetap mempertahankan program yang bertujuan untuk membuat

siswanya agar mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Selain itu juga

dapat menambahkan guru pengajar dalam mata pelajaran bimbingan dan

konseling, karena sampai sekarang guru yang mengajar mata pelajaran

tersebut hanya diampu oleh satu guru yang dibantu dari guru mata pelajaran

lain.

Page 46: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

74

2. Bagi Siswa

Agar siswa tetap giat dalam mengikuti program yang diadakan oleh

pihak sekolah, terutama program yang bertujuan untuk membentuk motivasi

berprestasi siswanya menjadi lebih baik. Program-program tersebut seperti

penambahan jam belajar siswa, les, remidi dan pengertian yang lebih lagi dari

masing- masing mata pelajaran, sehingga siswa akan terus termotivasi untuk

berprestasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti variabel yang

sama maupun mengembangkan penelitian serupa, peneliti menyarankan

untuk menggunakan lebih dari satu teori sebagai pendekatan, selain itu juga

menggunakan subyek yang tepat.

Page 47: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

75

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia.

Anggraini, Ririn. (2014). Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi

Belajar Siswa.Jurnal Psikologi. Vol.2, no.1, 2014, pp. 25-33.

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi

Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Atkinson, Rita. L dan Atkinson Richard, Edward E. Smith & Daryl J Bem.

2000. Pengantar Psikologi Sosial. Interaksara Batam Centre.

Azwar, Saifuddin.(2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka

Belajar.

________. ( 2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Fatchurrochman, Rudy. (2011). Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kesiapan

belajar, pelaksanaan prakerin dan pencapaian kompetensi mata pelajaran

produktif. Jurnal Psikologi. Vol.III, no.2, 2011, pp. 175-188.

Gunarsa, S.D. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Cetakan ke-

12. Jakarta. Gunung Mulia.

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Haryani, Ratna. (2014). Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa Berprestasi dari

Keluarga tidak Mampu secara Ekonomi. Jurnal Psikologi Pendidikan

dan Perkembangan. Vol.3, no.1,2014, pp. 30-36.

Heckhausen. (1967). The Anatomy of Achievement Motivation. New York:

Academic Press.

Hurlock, E. B. (1990). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang.

Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

________. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Page 48: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

76

Krisnawaty, Taty. (1986). Skripsi Studi tentang Pengaruh Pola Asuhan Orang.

Skripsi (Tidak Diterbitkan).

Lindgren, H.C. (1976). Educational Psychology In The Classroom. New york:

John.

McClelland, D.C. (1987). Human Motivation. New York : Cambridge University.

Press.

Miftah Thoha, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi

Kedelapan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Monks, F.J., Knoers, A. M. P., Haditono, S.R.1999. Psikologi Perkembangan:

Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Musslifah, Anniez R. (2012). Perilaku Menyontek Siswa ditinjau dari

Kecenderungan Locus Of Control. Jurnal Psikologi. Vol.1, no.2, 2012,

pp.137-150.

Nazir, Moh. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

________. (2005). Metodologi penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan: Jakarta.

Rineka Cipta.

Nurhayati, Faridha. (2013). Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan

Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sangkapura.

Jurnal pendidikan. Vol.1, no.2, 2013, pp. 362-367.

Palupi, N. S., Zakaria, F. R., & Prangdimurti, E. (2007). Pengaruh pengolahan

terhadap gizi pangan.

Prasetyaningsih, Septi.A. (2015). Analisis Deskriptif Faktor- Faktor Penyebab

Motivasi Berprestasi Renadah pada Mahasiswa Penerima Beasiswa

Bidikmisi Unnes. Skripsi .

Purwanto, Edy. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Semarang : UNNES.

Santrock, J. W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Page 49: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

77

________. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja). Terjemahan. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Stewart, A.C., dan Koch, J.B., (1983). Children Development Trough

Adolescence. John Wiley & Sons, Canada.

Sukadji. (2001). Motivasi dalam Masyarakat. Jakarta :Gramedia.

Sulistyo-Basuki. (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.

Sugiyono. 2005. Komunikasi Antar Pribadi. Semarang:Universitas Negeri

Semarang

_______. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabet.

Sobur, Alex. (2011). Psikologi Umum, Bandung : CV Pustaka Setia.

Syamsu, Yusuf. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Syamsiah. (2013). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Iklim Sekolah,

Budaya Organisasi terhadap Motivasi Berprestasi Guru di SD Negeri

Kecamatan Metro Barat Kota Metro. Skripsi.

Thoha, Mifta, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Edisi

Kedelapan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Turner, Erlanger A. (2009). The Influence of Parenting Styles, Achievement

Motivation, and Self-Efficacy on Academic Performance in College Students.

Journal of College Student Development, Volume 50, Number 3, 2009, pp. 337-

346.

Page 50: JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ...lib.unnes.ac.id/30188/1/1511411028.pdf · SMP 06 Hasanuddin Semarang yang berjumlah 250 siswa. Jumlah sampel

125

Group Statistics

GROUP N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

MB PAO 44 53.2700 9.82521 1.38284

PAD 88 66.5600 9.44286 1.31425

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differen

ce

Std.

Error

Differen

ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

MB Equal

variances

assumed

.016 .900 -

1.375 98 .172

-

2.60000 1.89109

-

6.35281 1.15281

Equal

variances not

assumed

-

1.375

97.80

3 .172

-

2.60000 1.89109

-

6.35290 1.15290