JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS...
Transcript of JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS...
UPAYA GURU BIDANG STUDI AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA
SIKAP DISIPLIN IBADAH SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP
KEDISIPLINAN IBADAH SISWA DI MTS ISLAMIYAH CIPUTAT
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Weni Nurlita
NIM: 1113011000105
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/ 1440 H
ABSTRAK
Weni Nurlita (1113011000105): Upaya Guru Bidang Studi Agama Islam
Dalam Membina Sikap Disiplin Ibadah Serta Implikasinya Terhadap
Kedisiplinan Ibadah Siswa di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan.
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui: (1) Sejauh mana upaya guru PAI
dalam membina sikap disiplin beribadah siswa (2) Bagaimana sikap disiplin
beribadah siswa siswi MTs Islamiyah Tangerang Selatan.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2018 hingga Maret
2019 di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan deskritif kuantitatif. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah wawancara dan angket. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan teknik penarikan sampel Sampling Sistematis yaitu teknik
pengambilan sampel tidak acak (Nonprobability Sampling) dengan mengambil
sampel berdasarkan nomor urut ganjil dari jumlah data siswa di MTs Islamiyah
Ciputat.
Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini menunjukkan: (1) Upaya guru PAI
dalam memberikan pembinaan sudah sukup baik, didukung juga dengan hasil
perhitungan angket presentase memberikan contoh yang baik untuk beribadah
kepada siswa itu unggul lebih besar dari hasil presentase yang lain yakni sebesar
91.66% siswa menjawab selalu. Artinya hampir seluruh siswa siswi MTs Islamiyah
merasakan langsung bahwa guru di MTs Islamiyah sudah memberikan contoh yang
baik. (2) Sikap disiplin beribadah siswa yang setiap harinya ada kemajuan, sikap
disiplin ini juga ditunjang dengan hasil perhitungan angket sebanyak 90% siswa
sudah sadar akan pentingnya berdo'a dalam kegiatan sehari-hari khususnya belajar.
Kata Kunci: Upaya Guru Bidang Studi Agama, Disiplin Ibadah Siswa
ABSTRACT
Weni Nurlita (1113011000105): The Efforts Of Teachers In The Field Of
Islamic Studies In Fostering a Disciplined Attitude Of Worship And Its
Implication For The Discipline Of Worship Of Students In MTs Islamiyah
Ciputat South Tangerang.
The purpose of this study is to find out: (1) the extent of the efforts of PAI
teachers in fostering a disciplined attitude towards student worship (2) What is the
discipline of worship in MTs Islamiyah students in South Tangerang.
This research was conducted in November 2018 until March 2019 at MTs
Islamiyah Ciputat, South Tangerang. The method used in this study is using a
quantitative descriptive approach. The research instructors used were interviews
and questionnaires. In this study the researcher used the sampling technique of
systematic sampling, which is a nonprobability sampling technique by taking
samples based on odd sequence numbers from the number of student data at
Ciputat's MTs Islamiyah.
The results found in this study show: (1) The efforts of PAI teachers in
providing coaching are good enough, supported also by the results of the percentage
questionnaire calculation that provide a good example of worship to students that
excel is greater than the other percentage results which is equal to 91.66% of
students answer always. This means that almost all MTs Islamiyah students feel
immediately that teachers at MTs Islamiyah have given a good example. (2) The
attitude of discipline in worship of students who every day progress, this discipline
attitude is also supported by the results of questionnaire calculations as much as
90% of students are aware of the importance of praying in daily activities, especially
learning.
Keywords: The Efforts Of Teachers In The Field Of Religious Studies, Student
Worship Discipline
KATA PENGANTAR
حيم حمن الر الر بسم للاه
Assalamu'alaikum wr. wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Karena berkat rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Upaya Guru Bidang Studi
Agama Islam Dalam Membina Sikap Disiplin Ibadah Serta Implikasinya
Terhadap Kedisiplinan Ibadah Siswa di MTs Islamiyah Ciputat Tangerang
Selatan". Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang bagi bagi kita semua.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta guna mencapai gelar Srjana Pendidikan (S.Pd).
Sebagai manusia yang tentunya mempunyai kekurangan, skripsi ini juga masih
banyak kekurangan baik dari isi maupun sistematika penulisannya, untuk itu
bimbingan, kritik dan saran sangat penulis harapkan agar kita selalu bias belajar
dari kesalahan.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungann baik secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:
1. Terimakasih untuk almarhumah mamah tercinta Nurlela, A.Md.Keb. dan
bapakku tersayang Chairuli yang telah mencurahkan segala cinta dan kasih
sayangnya untuk penulis dalam menyemangati, memberikan nasihat,
dukungan moril dan materil, serta do'a untuk penulis yang mereka berikan
setiap hari. Serta untuk adikku Akmal yang sudah beranjak dewasa, semoga
Allah memberikan mereka kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang semasa kuliah penulis telah
berganti sebnyak 3 kali yakni, bapak Komarudin Hidayat, bapak Dede
Rosyada dan Ibu Amany Burhanudin Umar Lubis.
3. Dr. Sururin, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakartra dan dekanat sebelumnya bapak Ahmad Thib
Raya.
4. Ketua dan Sekretaris Jurusan serta para staff dosen Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Drs. Rusdi Jamil, M. Ag, selaku Dosen pembimbing Skripsi yang senantiasa
membimbing penulis dengan penuh sabar, memberikan saran, masukan,
serta mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Zaimudin, M. Ag, selaku Dosen Penasehat Akademik yang selalu
memberikan nasihat dari awal semester perkuliahan di UIN hingga dapat
menyelesaikan skripsi.
7. Kepala MTs Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan yang telah memberikan
penulis izin dan dukungan untuk melakukan penelitian di madrasah,
sehingga penulis bisa meneliti dengan senang hati.
8. Guru-guru Pendidikan Agama Islam MTs Islamiyah Ciputat yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah meluangkan waktunya
untuk penulis agar penelitian yang penulis lakukan tetap berjalan hingga
akhir penelitian.
9. Sahabat-sahabatku Hikmah, Lissa, Sarah, Ummu, April yang selalu
memberikan semangat dan menemaniku selama masa perkuliahan hingga
saat ini penulis bisa menyelesaikan skripsi.
10. Teman seperkonyolan Miftah, Cudia, Dena, Uyi, Endin, Jamal, Shara,
Fadhlur yang selalu memberikan cerita, canda tawa serta motivasi dan
dukungan kepada penulis agar cepat terselesaikan srkripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan
2013, khususnya keluarga APACHE (PAI C).
12. Mas Ragil Wicaksono, S. Kom, yang selama ini telah membantu dan
memberikan waktu, tenaga dan dukungan serta semangatnya sehingga
penulis dapat menyeselaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas
kebaikannya.
13. Kahfi BBC Motivator School angkatan 20 khususnya kelas 20 A, dosen wali
serta para asdos yang senantiasa memberikan semangat, dukungan serta
motivasinya kepada penulis agar terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berharap semoga semua amal kebaikan mereka mendapat balasan dari
Allah swt. diberikan keberkahan dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat.
Dan semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Aamiin ya Rabbal alamin..
Wassalamu'alaikum wr. wb
Jakarta, Agustus 2019
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II
KAJIAN TEORI .................................................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritik ........................................................................................... 9
1. Guru Pendidikan Agama Islam .................................................................... 9
a. Pengertian Guru ................................................................................... 9
b. Guru Pendidikan Agama Islam .......................................................... 11
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di MTs ............................ 13
d. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI .............................................. 14
e. Peran dan Fungsi Guru PAI ............................................................... 18
2. Sikap Disiplin dan Ibadah .......................................................................... 21
a. Pengertian Sikap Disiplin .................................................................. 21
b. Macam-macam Disiplin...................................................................... 23
c. Tujuan Disiplin .................................................................................. 25
d. Ciri-ciri Disiplin ................................................................................. 26
e. Beribadah ........................................................................................... 27
f. Macam-macam Ibadah ....................................................................... 29
g. Disiplin Siswa .................................................................................... 31
h. Cara Menanamkan Sikap Disiplin ..................................................... 33
B. Penelitian Relevan ....................................................................................... 37
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 40
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 40
C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 41
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 42
E. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................................... 46
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 49
BAB IV
HASIL PENELITIAN ......................................................................................... 52
A. Deskripsi Data ............................................................................................. 52
B. Analisis Hasil Penelitian .............................................................................. 64
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 71
BAB V
PENUTUP ..................................................................................................................... 75
A. Kesimpulan ............................................................................................... 75
B. Saran .......................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Teknik Pembentukan Disiplin Pada Anak ................................. 36
2. Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Guru PAI ................................ 43
3. Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket ........................................................................ 46
4. Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Untuk Reliabilitas Soal ........................ 49
5. Tabel 3.4 Skor Angket Penelitian Jawaban Positif ................................... 51
6. Tabel 3.5 Skor Angket Penelitian Jawaban Negatif .................................. 51
7. Tabel 4.1 Guru MTs Islamiyah Ciputat .................................................... 57
8. Tabel 4.2 Waktu Belajar ........................................................................... 59
9. Tabel 4.3 Waktu Belajar ........................................................................... 59
10. Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Madrasah ................................................ 61
11. Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen ............................... 62
12. Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................ 63
13. Tabel 4.7 Angket Tentang Disiplin Terhadap Madrasah .......................... 62
14. Tabel 4.8 Angket Tentang Disiplin Ibadah ............................................... 63
15. Tabel 4.9 Angket Disiplin Terhadap Lingkungan Sosial .......................... 65
16. Tabel 4.10 Angket Sikap Sikap Guru Terhadap Lingkungan Sosial ........ 66
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Disiplin merupakan sikap yang perlu kita tanamkan sejak usia belia,
untuk itu disiplin memang sangat mempunya peran penting dalam
kehidupan bersosial maupun pribadi. Tanpa sadar sikap disiplin yang ada
pada diri kita merupakan bentuk pembiasaan yang ditanamkan sejak belia
oleh orang-orang yang ada disekitar kita seperti halnya orang tua yang
setiap hari selalu membimbing kita dirumah, guru yang mengingatkan kita
dengan hal-hal yang perlu dilakukan agar lebih disiplin dalam bertindak,
serta orang-orang yang selalu bertemu dengan kita setiap harinya seperti
saudara dan teman dalam keseharian.
Dalam rangka mencapai keberhasilan dalam pembinaan sikap disiplin
pada anak, maka perlu didukung oleh unsur keteladanan dari orang tua dan
guru. Seorang guru pendidikan agama Islam harus menjadi teladan baik bagi
peserta didiknya, agar guru memiliki pengaruh dalam mendidik sehingga
peserta didik akan mencoba meneladani atau mengikuti perbuatan yang baik
yang dilakukan oleh guru tersebut.
Seorang guru yang mengajak peserta didik untuk meneladani sikap
disiplin terutama disiplin beribadah, maka guru teersebutpun harus
memberikan contoh disiplinnya dalam beribadah, sedangkan jika guru yang
mengajak dalam berbuat disiplin tidak memliki sikap disiplin, maka tidak
akan ada peserta didik yang mau merespon ajakannya, bukannya menjadi
panutan untuk peserta didik melainkan hanya menjatuhkan wibawanya
sebagai seorang guru.
Di dalam Al-Qur’an Allah swt., telah menurunkan ayat yang menjadi
contoh untuk umat muslim di dunia. Allah swt. berfirman:
الله ل و ذ ك ر ك ان ي رجوالله و الي وم اآلخر ن ةح س ن ةلم ك ان ل كمفير سولاللهأسو ق د
ثيرا ك
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Q.S Al-Ahzab:
21)
Dalam Al-Qur'an surat alAhzab ayat 21 tersebut dapat diambil inti
sarinya yakni ‘Uswatun Hasanah’ yaitu suri tauladan yang ada pada diri
Rasulullah saw., karena tidak ada yang dicontohkan Nabi kepada umatnya
melainkan contoh yang terbaik. Nabi kita Muhammad saw. adalah manusia
yang terbaik di segala sisi dan segi, di setiap lini kehidupan beliau selalu
nomor satu dan paling pantas dijadikan profil percontohan untuk urusan
agama dan kebaikan.
Kita sebagai pendidik alangkah baiknya mempunya sifat-sifat seperti
yang yanga da pada diri Rasulullah saw. agar anak didik maupun orang-
orang sekitar kita lebih menangkap gambaran-gambaran kebaikan
Rasulullah saw. melalui cerminan seorang guru atau pendidik.
Usia remaja merupakan usia dimana seorang anak sedang mengalami
perubahan psikologis dan tingkah laku yang memang butuh perhatian lebih
ekstra dari lingkungan sekitar. Jika pada masa ini anak tidak mendapat
perhatian lebih mengenai kedisiplinan, baik dalam disiplin beribadah atau
pribadi maupun disiplin berosisial, maka dikhawatirkan anak akan tumbuh
menjadi pribadi yang acuh terhadap norma-norma dan aturan baik sosial
maupun agama.
Pendidikan memberikan sebuah proses khusus yang memberikan
kesempatan bagi anak didik untuk meningkatkan kualitas dirinya. Hal ini
sangat penting sebab sebenarnya, kualitas seseorang sengat menentukan
posisinya dalam tata pergaulan di masyarakat. Oleh karena itulah, peranan
guru sangat menentukan dalam upaya membimbing anak didik menjadi
sumber daya manusia terbaik bagi bangsanya.1 Peranan serta upaya guru
PAI di sekolah maupun di madrasah dalam mengelola sikap disiplin peserta
didik bisa menjadi sebuah ukuran keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Yang menjadi komponen penting dalam meningkatkan mutu
pendidikan nasional adalah guru yang berkualitas, profesional dan
berpengetahuan. Guru tidak hanya sebagai pengajar, namun juga mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik agar pendidikan nasional tercapai mutu dan kualitas baik dari kualitas
guru maupun peserta didik.2 Dari sini kita bisa melihat serta menilai sejauh
mana kualitas dan kuantitas seorang guru PAI dalam memberikan
pengajaran terhadap peserta didik terlebih lagi sikap disiplin anak-anak
ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah.
Pendidikan agama Islam merupakan segala usaha yang berupa
pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak setelah
pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-
ajaran agamanya serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan sehari-hari,
baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial kemasyarakatan. Sangat tepat
bila mana guru PAI bisa membina sikap kedisiplinan terlebih lagi
kedisiplinan dalam hal keagamaan atau peribadatan pada anak didik di
sekolah sejak dini. Karena melalui ajaran-ajaran agama yang banyak
membimbing kedisiplinan memalui kegiatan sehari-hari, contohnya saja
sholat fardhu yang dimana sudah bisa menjadi acuan kedisiplinan.
Pada hakikatnya pembelajaran PAI merupakan upaya membelajarkan
peserta didik belajar agama dan perancangan pembelajaran PAI merupakan
penataan upaya membelajarkan agar dalam diri peserta didik muncul
prakasa dan perilaku belajar terutama mengenai sikap disiplin yang ada
pada diri peserta didik. Upaya guru PAI sangat penting dan kompleks dalam
mengondisikan pembelajaran yang tertata, tujuan dan isi pembelajaran PAI
jelas, strategi pembelajarannya yang terpilih secara optimal. Disamping itu,
1 Muhammad Saroni, Personal Branding Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 22. 2 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 77.
guru PAI dituntut sebagai seorang ahli dalam menata sumber belajar PAI
dan mampu mengintegrasikan ke dalam tampilan dirinya sebagai guru PAI.3
Kedisiplinan siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa
terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah
meliputi jam masuk sekolah dan keluar sekolah, kepatuhan siswa dalam
berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti kegiatan sekolah, dan lain
sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat kepatuhannya adalah
berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga dikaitkan
dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah.4
Kedisiplinan di sekolah maupun madrasah tidak bisa lepas dengan
persoalan perilaku negatif siswa, terutama di lingkungan internal sekolah
pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering
ditemukan, mulai dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan
pelanggaran tingkat tinggi, seperti: kasus bolos, perkelahian atau tawuran,
nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk perilaku penyimpangan
lainnya.
Perilaku negatif siswa di atas sangat kentara dirasakan oleh para
pendidik dan orang tua siswa serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
Melihat perilaku siswa yang terkesan negatif tersebut, untuk urusan
peribadatan atau religius siswa masih sangat memerlukan pantauan oleh
para guru dan orang tua, selama ini yang terlihat hanyalah sikap-sikap atau
perilaku-perilaku negatif. Sebagai pendidik khususnya guru PAI sangatlah
mengharapkan sikap siswa yang mempunyai nilai-nilai keagamaan yang
baik.
Akan tetapi realita saat ini disiplin siswa di sekolah sangat jauh dari
yang diharapkan, karena masih banyak siswa baik di jenjang pendidikan
dasar, menengah pertama, dan atas yang memiliki disiplin yang sangat
3 Maksudin, Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan Dialektik,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), h.126. 4 Ridwan, https://www.kompasiana.com (Diakses: Sabtu, 03-10-2018)
rendah. Hal ini terjadi masih kurangnya kesadaran dari diri siswa dalam
melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai seorang
siswa.5
Kenyataannya pada zaman sekarang ini yang menjadi patokan siswa
disiplin atau tidaknya melalui peranan para guru di sekolah, padahal yang
menjadi pendidik yang pertama dan utama ialah dari keluarga sendiri.
Keluarga memegang peran penting dalam pembentukan sikap, moral dan
karakter anak terlebih lagi sikap disiplin yang memang harus diterapkan
sejak dini agar menjadi sebuah kebiasaan yang mendarah daging.
Di dalam Al-Qur’an Allah swt. memberikan peringatan dalam
tanggung jawab pendidikan yang dibebankan kepada orang tua. Allah swt.
berfirman:
و أ هليك أ ن فس كم قوا آم نوا الذين ا أ ي ه االناسو الحج ار ةي ا ةمن اراو قوده م الئك ه ا ع ل ي
ادالي عصون الله م اأ م ر همو ي فع لون م اي ؤم رون غالظشد
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S At-Tahrim: 6)
Guru PAI yang notabennya mengajarkan ajaran agama Islam menjadi
acuan bagi para orang tua mempercayakan moralitas anak-anaknya kepada
guru-guru di sekolah terlebih guru bidang studi agama Islam.
Guru rumpun pendidikan agama Islam MTs Islamiyah Ciputat telah
berupaya menanamkan kedisplinan pada siswa baik di kelas maupun di luar
kelas di lingkungan madrasah, MTs Islamiyah Ciputat sendiri mempunya
5 "Ibid" (Diakses: Sabtu, 03-10-2018)
standar kedisplinan tersendiri baik yang telah terpogram maupun secara
tindakan.
MTs Islamiyah Ciputat mempunya banyak tenaga pendidik yang
mampu meningkatkan kedisiplinan siswa, guru agama berperan penting
dalam hal ini sehingga ketika pengajaran berlangsung guru tersebut mampu
menanamkan baik secara tindakan maupun lisan. Guru Bimbingan
Konseling disini juga berperan penting dalam mengambil tindakan
mengenai siswa yang kurang disiplin terhadap tata tertib yang telah
diberlakukan oleh MTs Islamiyah Ciputat.
Melalui pengamatan yang sebelumnya telah dilakukan di MTs
Islamiyah Ciputat, bahwa sebagian siswanya masih terlihat kurang disiplin
akan aturan-aturan yang telah diberlakukan oleh madrasah. Hal ini bisa
dilihat dari masih adanya siswa yang datang terlambat, tidak melaksanakan
sholat dhuha yang sudah dijadwalkan, keluar masuk kelas disaat jam
pergantian berlangsung dan lain sebagainya.
Dari latar belakang tersebut diatas, penulis terdorong untuk
mengadakan penelitian tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh guru
pendidikan agama Islam MTs Islamiyah Ciputat untuk meningkatkan
disiplin siswa, maka penulis dalam hal ini bermaksud menuangkannya
dalam bentuk skripsi dengan judul “Upaya Guru Bidang Studi Agama
Islam Dalam Membina Sikap Disiplin Ibadah Serta Implikasinya
Terhadap Kedisiplinan Ibadah Siswa di MTs Islamiyah Ciputat
Tangerang Selatan”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melihat ada beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi, sebagai berikut:
1. Siswa masih kurang memperhatikan tata tertib madrasah.
2. Peran dan tugas serta tanggung jawab guru masih kurang terlihat dalam
membangun kedisplinan beribadah siswa.
3. Siswa sulit membiasakan kedisplinan yang berlaku di madrasah.
C. Pembatasan Masalah
Dari beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, penelitian dibatasi
tentang upaya guru dalam pembinaan sikap disiplin siswa di MTs. Adapun
yang dimaksud adalah:
1. Pembinaan yang dilakukan guru dalam membina kedisiplinan beribadah
siswa MTs Islamiyah Ciputat Tangeramg Selatan.
2. Tolok ukur kedisiplinan beribadah siswa MTs Islamiyah Ciputat dengan
upaya yang dilakukan guru PAI dalam membina sikap disiplin
beribadah.
3. Tanggung jawab guru agar siswa mentaati tata tertib madrasah.
D. Perumusan Masalah
Agar lebih terarah dan dapat mencapai sasaran yang dikehendaki serta
meluasnya pembahasan, maka penulis merumuskan masalah pada:
1. Bagaimana upaya guru PAI dalam membina sikap disiplin beribadah
pada siswa MTs islamiyah Ciputat Tangerang Selatan?
2. Bagaimana sikap disiplin beribadah siswa MTs Islamiyah Ciputat
Tangerang Selatan?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui sejauhmana usaha yang dilakukan oleh guru
pendidikan agama Islam dalam pembinaan sikap kedisiplinan
beribadah pada siswa MTs Islamiyah Ciputat.
b. Untuk mengetahui bagaimana sikap kedisiplinan beribadah siswa
MTs Islamiyah Ciputat.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang
dilakukan dimasa yang akan dating seperti pembuatan karya ilmiah.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini bisa menjadi tolok ukur sejauh mana pengetahuan dan
wawasan terkait dengan menanamkan sikap disiplin beribadah yang
dimiliki oleh peneliti, dan juga sarana bagi peneliti untuk melatih
kemampuan dalam membuat karya ilmiah.
c. Bagi Guru Pendidikan Agama Islam
Diharapkan penelitian ini dapat juga dijadikan acuan serta tolok ukur
bagi para guru pendidikan agama Islam dalam membimbing
siswanya untuk bersikap disiplin dalam hal beribadah, baik disiplin
di madrasah maupun di luar madrasah khususnya para guru MTs
Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Guru Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Guru
Dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas,
dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan guru atau pendidik
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat.6
Menurut Jejen Musfah yang juga mengutip dari sisdiknas, guru
sebagai profesi telah ditetapkan dalam undang-undang Nomor
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Pasal 39
ayat (2): “Pendidik merupakan tenaga professional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan…”
Guru professional, kemudian dicanangkan oleh presiden Susilo
Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Guru 2004.7
Drs. H.A Ametembun menerangkan bahwa, "guru adalah semua
orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan
murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun
di luar sekolah".8 Jadi guru bukan hanya orang yang mempunya jabatan
disekolah saja melainkan juga semua orang yang ikut terlibat dalam
proses pendidikan anak di luar sekolah, seperti halnya orang tua, teman
sejawat, sanak saudara maupun orang lain yang baru dikenalnya di
dalam suatu majelis ilmu.
6 Undang-undang SISDIKNAS No. 20 (2003), 21. 7 Jejen Musfah, Redesain Pendidikan Guru (Teori, Kebijakan, dan Praktik), (Jakarta:
KENCANA, 2015), Cet I, h. 3. 8 Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajawali Press,
2013), h. 9.
Guru adalah satu komponen manusiawi dalam proses belajar
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial dibidang pembangunan. Dalam arti khusus
dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab
untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf
kematangan tertentu. Guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang
melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang
melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai pembimbing yang
memberikan pengarahan dan menuntut siswa dalam belajar.9
Dari banyak pemaparan di atas mengenai guru dapat di artikan
bahwa guru bukan hanya sekedar mentransfer ilmu semata atau bisa
dibilang hanya sekedar mengajar saja, melainkan guru juga harus bisa
mendidik dengan cara membimbing serta melatih kemampuan para
siswa sejauh mana pengetahuan serta moralitas yang dimiliki siswa,
disinilah tugas guru yang sesungguhnya yang tidak hanya bisa menilai
dari sisi pengetahuan semata malinkan juga nilai-nilai moralitas serta
kedisiplinan yang dimiliki siswa sebagaimana guru yang telah mendidik
siswanya.
Guru adalah manusia yang memiliki kepribadian sebagai individu.
Kepribadian guru, seperti halnya kepribadian individu pada umumnya
terdiri atas aspek jasmaniah, intelektual, sosial, emosional dan moral.
Seluruh aspek kepribadian tersebut tereintegrasi membentuk satu
kesatuan yang utuh, yang memiliki ciri-ciri individu terbentuk
sepanjang perkembangan hidupnya, yang merupakan hasil perpaduan
dari ciri-ciri dan kemampuan bawaan dengan perolehan dari lingkungan
dan pengalaman hidupnya.10
Guru sama halnya seperti orang-orang pada umumnya yang
mempunya sifat serta kepribadian yang berbeda-beda. Hanya saja yang
9 Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h.
125. 10 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. IV, h. 252.
membedakan kepribadian guru dengan yang lainnya mempunyai sudut
pandang penilaian yang berbeda. Guru di dalam masyarakat diharapkan
mempunyai sikap, sifat, serta kepribadian yang dapat di gugu serta di
tiru oleh anak didiknya serta lingkungan masyarakat, maka dari itu guru
harus mempunyai atitud yang baik di masyarakat.
Dari penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan yang dimaksud
guru ialah seseorang yang bisa menjadi panutan atau contoh yang baik
bagi orang lain terutama anak didiknya di sekolah dan maupun setelah
di luar lingkungan sekolah, maka dari itu harapan masyarakat guru ialah
yang dapat di gugu atau dipercaya dan di tiru oleh orang lain terutama
anak didik.
b. Guru Pendidikan Agama Islam
Muhaimin sebagaimana yang dikutip oleh abdul Mujib telah
memberikan rumusan yang tegas tentang pengertian istilah diatas dalam
penggunaanya dengan menitikberatkan pada tugas prinsip yang harus
dilakukan oleh seorang pendidik (guru). Untuk lebih jelasnya dibawah
ini pendapat beliau dalam membedakan penggunaan istilah tersebut
yaitu:
1) Murobbi adalah orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik
agar mampu untuk berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara
hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya,
masyarakat dan alam sekitar (lingkingannya)
2) Mu’alim adalah orang-orang yang menguasai ilmu dan mampu
mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya didalam
kehidupan, menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus
melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta
implementasinya (alamiah nyata).
3) Mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan
informasi serta memperbaharui pengetahuan atau keahliannya
secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan anak didiknya,
memberantas kebodohan mereka serta melatih keterampilan sesuai
dengan bakat, minat dan kemampuannya.
4) Mu’addib adalah orang yang mampu menyiapkan peserta didik
untuk bertanggung jawab dalam membangun peradapan yang
berkualitas dimasa kini maupun masa yang akan datang.
5) Mursyid adalah orang yang mampu menjadi model atau sentral
identifikasi dirinya atau menjadi pusat anutan, suri tauladan dan
konsultan bagi peserta didiknya dari semua aspeknya.
6) Ustadz adalah orang-orang yang mempunyai komitmen dengan
profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap dedikatif,
komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja yang baik, serta
sikap yang countinious improvement (kemajuan yang
berkesinambungan) dalam melakukan proses mendidik anak.11
Guru pendidikan agama Islam ialah seseorang yang menjadi contoh
atau panutan bagi anak didiknya baik di sekolah maupun di luar sekolah
dengan landasan nilai-nilai ajaran agama Islam yang dimilikin oleh guru
pendidikan agama Islam.
Guru pendidikan agama Islam tidak hanya bertugas untuk
mengajarkan apa yang menjadi materi bahan ajara di sekolah atau di
madrasah saja, tetapi lebih dari itu guru pendidikan agama Islam
mempunyai tugas untuk mendidik, mengarahkan dan menanamkan
ajaran-ajaran dan nilai-nilai Islami kepada para siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas baik secara bahasa maupun
istilah, penulis berpendapat bahwa guru pendidikan agama islam adalah
seorang pendidik yang mengajarkan ajaran islam untuk mencapai
keseimbangan jasmani maupun rohani untuk mengubah tingkah laku
individu sesuai dengan ajaran islam dan membimbing anak didik kearah
11 Mursidin. Profesionalisme Guru Menurut Al-Quran, Hadits dan Ahli Pendidikan
Islam,(Jakarta:Penerbit Sedaun Anggota IKAPI,2011), hal. 7-13.
pencapaian kedewasaan serta membentuk kepribadian muslim yang
berakhlak, sehingga terjadi keseimbangan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di MTs
Ruang lingkup pendidikan agama islam di MTs meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara :
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
3. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
4. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama islam di
Madrasah Tsanawiyah terfokus pada aspek:
1. Keimanan menekankan pada kemampuan memahami dan
mempertahankan keyakinan serta menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai asma’ul husna sesuai dengan kemampuan peserta didik.
2. Al Qur’an atau Hadist, menekankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan menterjemahkan dengan baik dan benar.
3. Akhlak, menekankan pengalaman sikap terpuji dan menghindari
akhlak tercela.
4. Fiqh atau Ibadah, menekankan pada cara melakukan ibadah dan
mu’amalah yang baik dan benar.
5. Tarikh, menekankan pada kemampuan mengambil pelajaran (ibrah)
dari peristiwa-peristiwa bersejarah (islam), meneladani tokoh-tokoh
muslim yang berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena-
fenomena sosial, untuk melestarikan dan mengembangkan
kebudayaan dan peradaban islam.12
Dengan demikian dapat bahwa pada dasarnya ruang lingkup PAI di
MTs meliputi tiga aspek yaitu keimanan, Al Qur’an atau hadist, Fiqh
atau Ibadah, Tarikh dan akhlak. Kelima aspek ini dikembangkan dalam
materi pelajaran yang beragam sesuai dengan kebutuhan lembaga yang
bersangkutan.
d. Tugas dan Tanggung Jawab Guru PAI
Pekerjaan guru bukan semata-mata hanya mengajar malainkan juga
harus mengajarkan berbagai hal yang bersangkut-paut dengan
pendidikan murid.13 Dalam melaksanakan tugas sebagai seorang guru
pendidikan agama Islam yang mempunyai tanggung jawab utama,
mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung
jawab moril yang cukup berat. Keberhasilan pendidikan pada siswa
sangat tergantung pada tanggung jawab guru dalam melaksanakan
tugasnya. Yang menjadi inti utama pekerjaan profesi adalah implikasi
dan konsekuensi pekerjaan tersebut terhadap tugas dan tanggung
jawabnya.
Guru pendidikan agama Islam berbeda dengan guru-guru bidang
studi lainnya. Guru pendidikan agama Islam melaksanakan tugas
pengajaran juga memberikan pengetahuan keagamaan yang
memerlukan tanggung jawab serta moril yang lebih dari guru-guru
lainnya, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi
peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembianaan
akhlak serta ketaqwaan para peserta didik. Karenanya, guru pendidikan
12 Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan, Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, (Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas,
2003), hal. 09 13 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), Cet. IV. h. 262.
agama Islam masuk ke dalam kelas dengan bekal ilmu pengetahuan juga
dengan kepribadian yang ada pada dirinya karena guru pendidikan
agama Islam mempunya sisi penilaian lebih dari masyarakat dari pada
guru umum lainnya.
Tugas guru khususnya guru pendidikan agama Islam bukan saja
menyangkut kegiatan di dalam kelas atau sekolah, melainkan harus pula
melakukan hal-hal atau melaksanakan seperangkat tingkah laku
sehubungan dengan kedudukannya sebagai guru pendidikan agama
Islam. Di dalam masyarakat sekitar, guru pendidikan agama Islam
sering kali terpandang sebagai tokoh suri teladan bagi orang-orang
disekitarnya, baik dalam sikap dan perbuatannya misalnya dari cara
guru tersebut berpakaian, berbicara, bergaul, ,ataupun pandangan-
pandangan guru pendidikan agama Islam dalam bersosial.14
Menurut Moh. Uzer Usman, ada tiga jenis tugas guru, yaitu:
a. Tugas dalam bidang profesi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai
hidup. Sedangkan mengajar berarti meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan melatih
berarti mengembangkan keterampilan diri siswa.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan, guru harus dapat
menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Guru harus mampu
menarik simpati sehingga guru menjadi idola para siswanya.
Pekerjaan apapun yang diberikan hendaknya bisa memotivasi
siswanya dalam belajar.
c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan, dimana guru
berkewajiban mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi
warga Negara Indonesia yang bermoral pancasila serta
mencerdaskan bangsa Indonesia.15
14 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 85. 15 Akmal Hawi, op.cit, h. 42-43.
Sedangkan, menurut Tutik Racmawati dalam buku teori belajar dan
proses pembelajaran yang mendidik, tugas utama seorang guru adalah
sebagai berikut:
a. Mendidik
Mendidik adalah mengajak (memotivasi, mendukung,
membantu, menginspirasi dan seterusnya orang lain untuk
melakukan tindakan positif yang bermanfaat bagi dirinya dan orang
lain atau lingkungan.
Mendidik adalah proses membuat tuntas berkembang baik dan
menjadi besar. Karenanya mengawali pendidikan peserta didik
dengan proses yang benar adalah awal perjalanan. Awal yang baik
pendidikan dini adalah setengah dari perjalanan hidup peserta didik
dimasa depan.
b. Mengajar
Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam kegiatan
belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti
motivasi, kematangan, hubungan peserta didik dengan guru,
kemampuan verbal, tingkat kebebasan, rasa aman dan keterampilan
guru dalam berkomunikasi. Jika faktor-faktor di atas dipenuhi, maka
melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar dengan baik.
c. Membimbing
Guru dapat diiaratkan sebagai pembimbing perjalanan, yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab
atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak
hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional,
kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks.
Sebagai pembimbing, guru memerlukan kompetensi yang tinggi
untuk melaksanakan empat hal berikut:
1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi
kompetensi yang hendak dicapai,
2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam
pembelajaran, yang terpenting peserta didik
melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara
jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis,
3. Guru harus memaknai kegiatan belajar,
4. Guru harus melaksanakan penilaian.16
Menurut Piet A. Sahertian dalam buku dimensi-dimensi
administrasi pendidikan di sekolah, "tanggung jawab guru tidak hanya
sebatas pada aspek kognitif saja, tetapi juga pada aspek kepribadian
anak misalnya mendidik disiplin, tanggung jawab dan kemandirian".17
Di dalam buku proses belajar mengajar karya Oemar Hamalik, ada
11 tanggung jawab yang harus ada pada guru yakni:
1. Guru harus menuntut murid-murid belajar
2. Turut serta membina kurikulum di sekolah
3. Melakukan pembinaan terhadap siswa
4. Memberikan bimbingan kepada murid
5. Melakukan diagnosis atas kesulitan-kesulitan belajar dan
mengadakan penilaian atas kemajuan belajar
6. Menyelenggarakan penelitian
7. Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif
8. Menghayati, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila
9. Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa
dan perdamaian dunia
10. Turut menyukseskan pembangunan
11. Tanggung jawab mengingkatkan professional gutu18
16 Tutik Racmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik¸(Yogyakarta: Gava Media, 2015), h. 323-329. 17 Piet A. Sahertian, Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional: 1994), h. 125. 18 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 127-133.
Dari beberapa pendapat tersebut, bahwa tugas dan tanggung jawab
seorang guru khususnya guru pendidikan agama Islam meliputi tugas di
sekolah dan di luar sekolah, tugas di sekolah berkaitan dengan transfer
ilmu pengetahuan dan pembentukan kepribadian siswa, melalui
pembiasaan yang dilakukan. Sedangkan, tugas di luar sekolah berkaitan
dengan posisi guru di tengah masyarakat sebagai teladan bagi siswa dan
masyarakat lainnya. Sedangkan tanggung jawab guru selain
memberikan pengetahuan juga menanamkan aspek kepribadian pada
diri peserta didik.
e. Peran dan Fungsi Guru PAI
Peran guru agama yaitu untuk membina seluruh kemampuan-
kemampuan dan sikap-sikap yang baik dari murid sesuai ajaran agama
Islam. Hal ini berarti bahwa, perkembangan sikap dan kepribadian tidak
terbatas pelaksanaannya melalui pembinaan di dalam kelas saja. Dengan
kata lain, peran dan fungsi guru dalam membina murid tidak terbatas
pada interaksi belajar mengajar saja.
Secara rinci peran guru pendidikan agama Islam menurut Zuhairini,
peran guru Pendidikan Agama Islam antara lain:
1. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam
2. Menanamkan keimanan dalam jiwa anak
3. Mendidik anak agar taat dalam menjalankan ibadah
4. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia.19
Sedangkan dalam peraturan Menteri Agama dijelaskan bahwa
peran atau tugas guru pendidikan agama Islam sebagaimana dalam
peraturan Menteri Agama RI nomor 16 tahun 2010 tentang “pengelolaan
pendidikan agama pada sekolah, dalam pasal 1 ayat 7 menyatakan
bahwa guru pendidikan agama adalah pendidik profesional dengan
19 Zuhairini, dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama (Jakarta : Usaha Nasional, 2004), h.
55.
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
memberi teladan, menilai dan mengevaluasi peserta didik.”
Fungsi sentral guru adalah mendidik, fungsi sentral ini berjalan
sejajar dengan kegiatan mengajar (fungsi instruksional) dan kegiatan
bimbingan, bahkan dalam setiap tingkah lakunya dalam berhadapan
dengan murid senantiasa terkandung fungsi mendidik. Dalam hal itu
guru pun harus mencatat dan melaporkan pekerjaannya kepada berbagai
pihak yang berkepentingan atau sebagai bahan yang dapat digunakan
sendiri untuk meningkatkan efektifitas pekerjannya sebagai umpan
balik. Dan fungsi guru yang terakhir ialah sebagai administrasi atau
fungsi manajerial.20
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab sebagai pengajar,
pendidik dan pembimbing, maka perlu adanya berbagai peran pada diri
guru. Peranan guru ini akan menggambarkan pola tingkah laku yang
diharapkan dalam berbagai interaksinya, baik dengan siswa yang
menjadi utama, sesama guru, maupun dengan staf yang lain. Disadari
ataupun tidak disadari sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak
dicurahkan untuk proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan
siswanya, maka itulah sebagai sentral dari peranan guru.
Peran guru itu menguasai dan mengembangkan materi pelajaran,
merencanakan, mempersiapkan pelajaran sehari-hari mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan siswa. Tapi dalam masyarakat orang masih
beranggapan bahwa peranan guru hanya mendidik dan mengajar saja.
Adanya perkembangan baru dalam proses belajar mengajar
membawa konsekuensi guru untuk meningkatkan peranannya dan
kompetensinya. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelasnya sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat optimal.
20 Zakiah Daradjat, op.cit, h. 264-265.
Menurut Adams dan Dickey dalam buku proses belajar mengajar,
"peranan dan kompetensi guru yang dominan meliputi sebagai pengajar,
pengelola kelas, mediator atau fasilitator dan evaluator".21
Dalam arti yang lebih luas, di mana sekolah berfungsi juga sebagai
penghubung antara ilmu dan teknologi dengan masyarakat, peranan-
peranan tersebut akan kita tinjau satu persatau di bawah ini:
1. Guru sebagai pengajar
2. Guru sebagai pembimbing
3. Guru sebagai pemimpin
4. Guru sebagai ilmuan
5. Guru sebagai pribadi
6. Guru sebagai penghubung
7. Guru sebagai pembaharuu
8. Guru sebagai pembangunan22
Peran guru pendidikan agama Pendidikan agama Islam adalah
usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar memahami (knowing),
terampil melaksanakan (doing) dan mengamalkan (being) agama Islam
melalui kegiatan pendidikan.23 Dalam artian, yang paling pokok dari
proses pendidikan agama Islam di sekolah bukan tujuan untuk
menjadikan manusia yang menguasai ilmu pengetahuan agama Islam,
ahli agama, atau pandai dan terampil melaksanakan, akan tetapi
tujuannya untuk mewujudkan nilai-nilai ajaran agama Islam itu dalam
kehidupan nyata kepada peserta didik, yang menyatu dalam
kepribadiannya sehari-hari. Dengan kata lain bahwa pendidikan agama
menghendaki perwujudan insan yang beragama/religius.
Selain berbagai peran di atas, pada dasarnya peran guru yang utama
khususnya gutu Pendidikan Agama Islam adalah bagaimana seorang
21 Oemar Hamalik, op. cit. h. 123. 22 Ibid., h. 124-126 23 Ahmad Tafsir, Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
(Bandung: Maestro,2008), h.30.
guru mampu memasukkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor dalam
setiap proses pembelajaran.
Di samping itu, peran guru Pendidikan Agama Islam yang utama
adalah membentuk akhlak yang mulia dalam diri setiap peserta didik,
sehingga bisa diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Sikap Disiplin dan Ibadah
a. Pengertian Sikap Disiplin
Secara sederhana bahwa sikap adalah cara seseorang melihat
sesuatu secara mental (dari dalam diri) yang mengarah pada perilaku
yang ditujukan pada orang lain, ide, objek maupun kelompok tertentu.
Sikap juga merupakan cerminan jiwa seseorang. Sikap adalah cara
seseorang mengkomunikasikan perasaannya kepada orang lain (melalui
perilaku).24
Sikap merupakan salah satu aspek psikologis individu yang sangat
penting, karena sikap merupakan kecenderungan untuk berperilaku
sehingga sikap akan banyak mewarnai perilaku seseorang. Sikap setiap
orang berbeda-beda, baik kualitas maupun jenisnya sehingga perilaku
tiap individu pun akan berbeda-beda. 25 Dari sikap inilah kita bisa
mengetahui karakteristik sitiap orang, karena sikap akan terlihat dari
bagaimana keseharian orang tersebut, baik atau buruknya sikap
seseorang akan terlihat sebagaimana kita berbaur dengan orang tersebut.
Sikap anak akan mulai terlihat ketika ia dihadapi dengan berbagai
situasi dan kondisi, serta faktor lingkungan tempat anak tersebut tinggal
juga akan mempengaruhi bagaimana anak tersebut akan bersikap
terhadap lingkungan sosialnya.
Menurut Fishbein dalam buku psikologi remaja, mendefinisikan
bahwa sikap adalah predisposisi emosional yang dipelajari untuk
24 Inge Hutagalung, Pengembangan Kepribadian (Tinjauan Praktis Menuju Pribadi
Positif), (Jakarta: Indeks, 2007), h. 51 25 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Cet. III, h. 142.
merespon secara konsisten terhadap suatu objek. Sikap dapat diamati
melalu kata-kata atau tindakan seseorang yang merupakan respon
terhadap objek tertentu baik orang, perstiwa yang dialami ataupun
situasi dan kondisi seseorang.26
Disiplin merupakan salah satu kunci dalam berproses keberhasilan
dan kesuksesan seseorang baik secara makhluk individu maupun
sebagai anggota masyarakat, tetapi tidak semua manusia memahami
hakikat dan arti disiplin itu sendiri, hanya sebagian saja yang memahami
hakikat yang sebenarnya.
Menurut Ariesandi, kata disiplin didefinisikan sebagai “praktik
melatih orang untuk mematuhi aturan dengan menggunakan hukum
untuk memperbaiki ketidakpatuhan”. Oleh karena itu kata disiplin
dalam arti ini merupakan pendisiplinan dengan mengaitkan alat untuk
membuat jera perilaku tidak disiplin.27
Kata disiplin berasal dari bahasa latin discipulus, yang berarti
pembelajar.28 Jadi disiplin lebih memfokuskan pada pengajaran, melalui
pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan oleh orang tua dan guru yang
berada di sekolah.
Dalam wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas, disiplin
merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya
termasuk melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung
jawabnya.29 Sedangkan menurut tim penyusun kamus pembinaan dan
pengembangan Bahasa dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”
dijelaskan pengertian disiplin. “Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan)
kepada peraturan tata tertib dan sebagainya”.30
Dapat kita artikan disiplin adalah metode sekaligus hasil, yaitu
26 ,Ibid., h. 141. 27 Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, (Jakarta: Gramedia, 2008),
h. 229. 28 Ibid., h. 230. 29 Wikipedia bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi 30 Dep.P & K, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), h. 20.
penerapan yang kita lakukan merupakan metode dalam membuat hasil
atau sikap disiplin yang kita praktekkan dilapangan. Sedang dari
pengertian dalam bahasa Indonesia sikap disiplin menekankan kepada
ketaatan dan kepatuhan dalam menjalankan segala aturan. Ketaatan dan
kepatuhan dalam Islam dapat disamakan dengan takwa yaitu ketaatan
untuk menjalankan segala perintah Allah swt. dan ketaatan dalam
menjauhi segala larangan-Nya.
Bagi perkmebangan anak sikap disiplin sangat penting dalam
tumbuh kembang anak sejak usia dini, dengan sikap disiplin anak hidup
lebih berbahagia. Sebab kebutuhan-kebutuhan anak bisa terpenuhi
dalam lingkungan yang mengajarkan kedisiplinan.31
b. Macam-macam Disiplin
Menurut Conny R. Semiawan, disiplin dapat terbagi dalam tiga
macam diantaranya, meliputi disiplin dalam waktu, belajar dan bertata
krama.
a. Disiplin dalam waktu
Kedisiplinan dalam hal ini berarti siswa harus belajar untuk terbiasa
dalam mengatur waktu dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan
waktu ini bisa bermula dari perbuatan kecil seperti, datang tepat
waktu ke sekolah/madrasah, tidak membolos dan lain-lain.
b. Disiplin dalam belajar
Siswa mempunyai kedisiplinan dalam belajar adalah siswa yang
mempunyai jadwal serta motivasi belajar di sekolah dan rumah.
Seperti dalam mengerjakan tugas dari guru dan membaca pelajaran.
c. Disiplin dalam bertata krama
Adapun maksud dari disiplin dalam bertata krama adalah disiplin
yang berkaitan dengan sopan santun, akhlak atau etika siswa, baik
kepada guru, teman dan lingkungan. Mendidik disiplin dalam
31 Alex Sobur, Anak Masa Depan, (Bandung: ANGKASA, 1987), h.117.
bertata krama hendak dilakukan sedini mungkin dimulai dari
lingkungan keluarga dengan membiasakan tingkah laku yang terpuji
sebelum tertanam sifat yang buruk.32
Dalam buku disiplin kiat menuju sukses karya Soegeng
Prijodarminto, mengemukakan bahwa disiplin dapat dibedakan
menurut tingkatan yaitu:
a. Disiplin pribadi, disiplin ini lahir kepatuhan atas aturan-aturan
yang mengatur prilaku individu.
b. Disiplin kelompok, disiplin ini lahir dari sikap taat atau patuh
terhadap aturan-aturan (hukum) dan norma-norma yang berlaku
pada kelompok atau bidang-bidang kehidupan manusia.
c. Disiplin nasional, disiplin ini lahir dari sikap patuh, yang
ditunjuk oleh seluruh lapisan masyarakat terhadap aturan-aturan
nilai yang berlaku secara nasional. Disiplin ini sudah menjadi
budaya nasional, dan sudah menjadi milik bangsa.33
Disiplin memang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-
hari. Karena disiplin merupakan kunci kesuksesan seseorang,
dengan sikap disiplin akan menumbuhkan sikap yang teguh dan
memegang prinsip tekun dalam berusaha untuk kebenaran dan rela
berkorban serta jauh dari sifat putus asa. Oleh karena itu sikap
disiplin sangat penting dan berpengaruh besar dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Disiplin tidak akan terbentuk dengan sendirinya, akan tetapi
disiplin itu memerlukan proses untuk membentuknya, oleh karena
itu disiplin harus dimulai dan dibiasakan dengan melakukannya
secara berulang-ulang dan terus menerus sehingga menjadi sebuah
kebiasaan yang akhirnya akan menjadi kepribadian dalam diri
seseorang.
32 Conny R. Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, (Jakarta: PT. Index, 2008),
h. 93. 33 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Jakarta: PT. Pradinya Pancasila,
1987), Cet. I, h. 25.
c. Tujuan Disiplin
Secara umum tujuan disiplin adanya jaminan pengendalian dan
penyatuan tekad, sikap dan tingkah laku demi kelancaran pelaksanaan
tugas serta tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam kegiatan
tersebut, Conny R. Setiawan mengatakan, "tujuan disiplin bukan untuk
melarang kebebasan atau mengadakan penekanan, melainkan
memberikan kebebasan dalam batas kemampuan untuk ia kelola".34
Menurut Maman Rahman, dalam buku peran disiplin pada perilaku
dan prestasi siswa, tujuan disiplin bagi para siswa sebagai berikut:
a. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak
menyimpang.
b. Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan.
c. Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan pesereta didik
terhadap lingkungan.
d. Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan
individu lainnya.
e. Menjauhi siswa melakukan hal-hal yang dilarang sekolah.
f. Mendorong siswa melakukan hal-hal yang baik dan benar.
g. Peserta didik belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
positif dan bermanfaat bagi lingkungannya.
h. Kebiasaan baik itu penyebab ketenangan jiwanya dan
lingkungannya.35
Tujuan disiplin adalah mengajarkan seseorang agar dapat
mengendalikan diri, misalnya melatih anak mengatur diri sendiri
sehingga ia memiliki rasa percaya terhadap diri sendiri. Sebagaimana
dikatakan oleh R.I Sarumpeat dalam buku “Rahasia Mendidik Anak”,
bahwa tujuan disiplin ialah melatih anak agar ia dapat mengatur diri
34 Conny R. Semiawan, op.cit, h. 93. 35 Ibid.
sendiri. Ia harus diajarkan untuk percaya pada diri sendiri serta
mengendalikan diri sendiri.36
Selain itu R.I Sarumpeat mengatakan bahwa “orang-orang yang
telah dididik hidup berdisiplin akan memiliki kuasa pengendalian
diri yang lebih baik. Mereka dapat mengontrol emosinya. Dapat pula
mengekang keinginan yang meluap-luap. Yang lebih lagi ialah
bahwa mereka dapat mengatur dan memanfaatkan bakat yang ada
pada mereka”.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah untuk melatih
anak agar dapat mengatur diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, yang
secara khusus tujuan disiplin juga untuk mengontrol tingkah laku yang
diharpkan agar tuigas-tugas yang diberikan atau tanggung jawab dapat
berjalan dengan baik dan optimal. Ketetapan penyelesaian tugas tersebut
mendorong siswa untuk melaksanakan kewajibannya dengan baik
sehingga menimbulkan sikap disiplin dari pemberian tugas tersebut.
Dalam kaitannya disiplin berfungsi untuk mengarahkan dan
membimbing siswa untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
d. Ciri-ciri Disiplin
Disiplin dapat dicapai dan dibentuk melalui proses latihan dan
pembiasaan. Artinya, melakukan disiplin secara berulang-ulang dan
membiasakan dalam praktik disiplin sehari-hari.
Menurut Oteng Sutisna dalam buku administrasi pendidikan,
standar perbuatan yang diharapkan dalam kedisiplinan ialah kehadiran
yang baik, pemberitahuan bila tidak hadir yang dibenarkan, ketepatan
waktu, sopan santun dan kesusilaan dan lain-lain.37
Adapun ciri-ciri kedisiplinan yang ada di sekolah, sebagai berikut:
a. Patuh pada peraturan sekolah.
36 RI Sarumpeat, Rahasia Mendidik Anak, (Bandung: Indonesia Publishing House, 1990),
Cet, ke-21, h. 105. 37 Oteng Sutisna, Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional),
(Banndung: Angkasa, 1993), h. 111.
b. Melaksanakan tugasnya yaitu belajar.
c. Teratur masuk kelas.
d. Harus tiba pada waktu yang telah ditetapkan.
e. Tidak membuat onar dikelas.
f. Mengerjakan pekerjaan rumah.38
Dengan demikian, kedisiplinan diharapkan dapat membentuk diri
anak menjadi lebih bisa metur diri sendiri dengan adanya tanggung
jawab atau tugas yang diberikan serta tata teertib yang berlaku di
lingkungan sekolah maupun masyarakat.
e. Beribadah
Ibadah memiliki dua dimensi yakni dimensi kecintaan kepada Allah
swt. dan dimensi ketundukan kepada Allah swt. Dimensi yang pertama
berarti kecintaan sepenuhnya kepada Allah swt. seorang mukmin tidak
boleh menduakan cinta Allah swt., akan tetapi ia harus mencintai demi
dan karena Allah swt.
Cinta Allah swt. hanya bisa terwujud dengan mengikuti perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketika seseorang benar-benar telah
mengikuti perintah dan menjauhi larangan, maka ia berarti telah
mencapai hakikat penghambaan dan kecintaan. Karena itu, Allah swt.
menjadikan kepatuhan kepada Rasul-Nya sebagai indikator kecintaan
kepada Allah dan bukti konkret bagi orang yang mengaku cinta kepada-
Nya.39 Allah swt. berfirman:
38 Email Durkheim, Pendidikan Moral (Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi
Pendidikan), (Jakarta: Erlangga, 1990), h. 106. 39 Khalid Rasyyid Rusyah, Nikmatnya Beribadah Dalam Konsep Pendidikan islam,
(Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), h. 63.
كنتمتحبون الله ف اتبعونق كمذنوب كمييحببكماللهو ي غفرل لإن
ر حيمغ فورو الله
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah swt., ikutilah
aku, niscaya Allah swt. mengasihi kamu”.” (Ali Imran: 31)
Jadi jika memang kita benar-benar mencintai Allah swt, kita akan
senantiasa mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Dengan mengikuti segala perintah dari Allah dengan
ikhlas dan senang hati maka Allah swt. akan mengasihi kita dengan
segala macam anugerah yang Allah swt. berikan untuk kita sebagai
hamba yang taat akan perintah dari-Nya.
Dimensi ibadah yang kedua adalah ketundukan dan kepatuhan. Ini
yang merupakan pengertian dari kata “ibadah” yang dimaksud oleh
orang Arab. Thariq mu’abbad sama dengan thariq mudzallal, yang
berarti jalan yang diratakan . sedangkan “ta’abbud” berarti tadzallul,
yakni menundukkan diri.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah merangkum pengertian-pengertian
ini dalam definisinya atas kata ibadah. Beliau mengatakan, “Ibadah
adalah istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah swt dan
diridhai-Nya berupa perkataan dan perbuatan, baik yang dinyatakan
langsung maupun tersembunyi.40
Ibadah menurut Ritonga dalam buku fiqih ibadah, adalah
ketundukan hati secara sempurna dan mendalam , diiringi dengan sikap
dan perbuatan lahiriyah berupa ibadah kepada Allah swt., sedangkan
menurut Yusuf Qardhawi ibadah adalah ketaan terhadap sesuatu yang
maha besar, yang objeknya tidak dapat ditangkap oleh panca indera.
40 Ibid.
Maka ketaatan kepada objek yang kongkrit seperti taat kepada penguasa
tidak termasuk dalam ibadah.41
f. Macam-macam Ibadah
Dalam kaitannya dengan maksud dan tujuan pensyariatannya,
ulama fiqih membaginya kepada tiga macam, yakni:
a) Ibadah Mahdah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan
Allah SWT semata, yakni hubunganvertikal. Ibadah ini hanya
sebatas pada ibadah-ibadah khusus. Ciri-ciri ibadah mahdah ini
adalah semua ketentuan dan aturan pelaksanaanya telah ditetapkan
secara rinci melalui penjelasan-penjelasan Al-Qur’an dan Hadis.
Ibadah mahdah semata-mata hanya untuk mendekatkan diri kepada
Allah.
b) Ibadah Ghoiru Mahdah ialah ibadah yang tidak hanya menyangkut
hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan sesame
makhluk (habl min Allah wa hablu minannass), disamping
hubungan vertikal juga ada hubungan horisontal. Hubungan sesama
makhluk disini tidak hanya terbatas pada hubungan antar manusia
melainkan juga hubungan manusia dengan lingkungannya.
c) Ibadah Zi al wajhain adalah ibadah yang memiliki dua sifat
sekaligus, yaitu mahdah dan ghoiru mahdah. Maksudnya adalah
sebagian dari maksud dan tujuan pensyariatannya dapat diketahui
dan sebagian lainnya tidak dapat diketahui.42
41 Zurinal dan Aminuddin, Fiqih Ibadah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 26-27. 42 Hasby Ash Shiddiqy, Falsafah Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1975), hal. 422.
Dilihat dari segi ruang lingkupnya ibadah dapat dibagi kepada dua
macam yaitu:
a) Ibadah khassah, yakni ibadah yang ketentuan dan cara
pelaksanaannya secara khusus ditetapkan oleh nash, seperti shalat,
zakat, puasa, haji dan lain sebagainya.
b) Ibadah ‘ammah, yaitu semua perbuatan baik yang dilakukan dengan
niat yang baik dan semata-mata karena Allah SWT (ikhlas), seperti
makan, minum, bekerja, berlaku adil, berbuat baik kepada orang lain
dan sebagainya.
Berdasarkan bentuk dan sifatnya ibadah dibaginya menjadi enam
macam di antaranya:
a) Ibadah yang berupa perkataan dan ucapan lidah, seperti tasbih,
tahmid, tahlil, takbir, membaca kitab suci Al-Qur’an dan lain
sebagainya.
b) Ibadah yang berupa perbuatan seperti berjihad di jalan Allah,
membela diri dari gangguan, dan menyelenggarakan urusan jenazah.
c) Ibadah yang berupa penahanan diri dari mengerjakan sesuatu, seperti
halnya puasa yakni menahan diri dari makan, minum, dan yang
merusak atau yang membatalkkan puasa.
d) Ibadah yang melengkapi perbuatan dan menahan diri dari sesuatu
pekerjaan, seperti iktikaf, ber haji, wukuf dan lain-lainnya. Yaitu
menahan diri dari jima’ dari yang merusak ataupun yang
membatalkannya.
e) Ibadah yang bersifat menggugurkan hak, seperti membebaskan
orang-orang yang berhutang, memerdekakan budak dan memaafkan
kesalahan orang lain. Ibadah yang melengkapi perkataan, pekerjaan
seperti halnya shalat.43
43 Ibid., hal. 424.
Untuk mewujudkan ibadah juga membutuhkan fasilitas yang
mendukung, maka dari itu dari dilihat dari segi fasilitasnya ibadah dibagi
menjadi beberapa bagian, di antaranya:
a) Ibadah badaniyyah ruhiyyah, yaitu suatu ibadah yang untuk
mewujudkannya hanya dibutuhkan kegiatan jasmani dan rohani,
seperti shalat dan puasa.
b) Ibadah maliyyah yaitu ibadah yang mewujudkannya dibutuhkan
pengeluaran harta benda, seperti zakat.
c) Ibadah badaniyyah ruhiyyah maliyyah, yakni suatu ibadah yang
untuk mewujudkannya dibutuhkan kegiatan jasmani, rohani dan
pengeluaran harta, seperti haji.44
g. Disiplin Siswa
Menurut Akhmad Sudrajat, setiap siswa dituntut dan diharapkan
untuk berperilaku setuju dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di
sekolahnya. Perilaku, aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1) Kepatuhaan dan
ketaatan siswa terhadap berbagai peraturan dan tata tertib yang berlaku
disekolahnya, itu biasa disebut dengan disiplin siswa. 2) Peraturan, tata
tertib dan berbagai ketentuan lainya yang berupaya mengatur perilaku
siswa disebut disiplin sekolah.
Kedisiplinan siswa jelas akan mempengaruhi perilaku lainnya di
lingkungan manapun baik di lingkungan rumah, lingkungan sekolah,
dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, kedisiplinan anak atau
siswa mencakup:
a. Kedisiplinan di rumah dan lingkungan masyarakat, seperti
ketaqwaan terhadap tuhan yang maha Esa, melakukan kegiatan
secara teratur, melakukan tugas-tugas pekerjaan rumah tangga
(membantu orang tua), menyiapkan dan membenahi keperluan
44 Ibid.,hal. 424-425.
belajarnya, mematuhi tata tertib di rumah, dan mempunyai
kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.
b. Kedisiplinan di lingkungan sekolah di mana anak sedang melakukan
kegiatan belajarnya. Di lingkungan sekolah kedisiplinan ini
diwujudkan dalam pelaksanaan tata tertib sekolah.
Dalam tata tertib sekolah disebutkan oleh Soemarmo (1998:67),
bahwa sekolah adalah sumber disiplin dan tempat berdisiplin untuk
mencapai ilmu pengetahuan yang dicita-citakan. Di dalam tata tertib
sekolah telah diatur mengenai hak dan kewajiban siswa, larangan, dan
sanksi-sanksi yang akan diberikan siswa jika kedapatan melanggarnya.
Dalam tata tertib sekolah disebutkan bahwa siswa mempunyai
kewajiban:
a. Harus bersikap sopan dan santun, menghormati ibu dan bapak guru,
pegawai dan petugas sekolah baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
b. Bersikap sopan dan santun, menghormati sesama pelajar, baik di
dalam sekolah maupun di luar sekolah.
c. Menggunakan atribut sekolah dengan lengkap dan rapih.
d. Hadir tepat waktu.
e. Patuh kepada nasihat dan petunjuk orang tua dan guru.
f. Tidak dibenarkan untuk meninggalkan kelas sekolah kecuali
mendapat ijin khusus dari guru kelas dan
kepala sekolah maupun guru piket.45
Elizabeth Hurlock (1987:83) juga mengemukakan bahwa anak
membutuhkan disiplin, bila mereka ingin bahagia dan menjadi orang
yang baik penyesuaiannya, karena melalui disiplin mereka dapat belajar
berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya
diterima oleh anggota kelompok sosial. Dari kutipan di atas dapat
45 http://afa-belajar.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-bentuk-kedisiplinan-di.html,
2018.
diambil kesimpulan bahwa seorang peserta didik yang baik, adalah
peserta didik yang dapat mentaati segala aturan dan norma-norma yang
berlaku di sekolah dan lingkungan di luar sekolah.46
g. Cara Menanamkan Sikap Disiplin
Sejak usia sekitar 1-2 tahun, seorang anak sudah harus belajar
tentang apa yang diinginkan dan boleh dilakukannya dan apa yang
diinginkan tetapi tidak boleh dilakukannya. Dengan demikian anak
belajar mengenali batas-batas tindakan apa saja yang boleh
dilakukannya dan yang tidak boleh dilakukannya, melalui peran orang
tua dalam mendidik anak pada usia tersebut.
Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan dalam diri anak,
sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubari anak
itu sendiri. Dengan demikian pada akhirnya, disiplin itu menjadi disiplin
diri sendiri (Self discipline). Adapun langkah-langkah untuk
menanamkan disiplin pada anak antara lain, contoh atau teladan,
penyadaran dan pengawasan.
a. Pembiasaan
Kepribadian yang tertib, teratur, taat, patuh, dan berdisiplin mustahil
dapat terbentuk begitu saja. Hal ini memerlukan waktu dan proses
yang memakan waktu. Perlu adanya latihan, pembiasaan diri,
mencoba, berusaha dengan gigih, bahakan dengan gemblengan dan
tamparan keras. Dengan latihan dan membiasakan diri, disiplin akan
terbentuk dalam diri siswa dan pada akhirnya disiplin itu menjadi
disiplin sendiri.
b. Contoh atau Teladan
Teladan ialah tindakan atau perbuatan yang sengaja dilakukan untuk
ditiru oleh anak didik. Teladan merupakan alat pendidikan yang
46 Fani Julia Fiana., dkk., Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling, Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2, 2013, h. 27-28.
utama dalam menanamkan keyakinan atau membentuk tingkah laku
atau akhlak baik kepada anak didik.47
Sikap disiplin bisa di capai dengan menanamkan hal-hal yang dirasa
memang diperlukan dan menghapus hal-hal yang memang dirasa tidak
diperlukan dalam diri anak. Juga efesiensi dalam penerapan disiplin
supaya tercapai tujuan yang diharpkan.48
Ada beberapa hal yang perlu di terapkan dalam menanamkan sikap
disiplin pada anak, agar disiplin yang diterapkan berhasil dengan baik,
yakni:
1. Konsisten secara rasional, yakni jangan mudah berubah-ubah dalam
memberikan pengajaran disiplin pada anak dan juga perlu
memperhitungkan situasi dan kondisi.
2. Terapkan peraturan-peraturan kecil baik di rumah maupun di
sekolah serta lingkungan, tanpa harus mematikan inisiatif anak.
3. Sikap keteladanan orang tua sangat penting dan mendukung bagi
penerapan disiplin yang efektif, bila menginginkan anak tidak
berbohong maka orang tua pun tidak boleh berbohong, bisa dibilang
orang tua adalah suri tauladan bagi anak-anaknya.
4. Jangan hanya menunjukkan kesalahan-kesalahan yang
diperbuatnya, tetapi anak juga membutuhkan pujian dari apa yang
telah dilakukannya dengan baik meski sekecil apapun itu karena
anak juga membutuhkan perhatian, kasih saying dan rasa yakin dari
orang-orang disekitarnya.49
c. Pengawasan
Pengawasan dalam kedisiplinan bertujuan untuk menjaga atau
mencegah agar tidak terjadi sesuatu atau sikap yang menyimpang
dari norma kedisiplinan yang berlaku. Dan untuk memperkuat
47 H. M Alisup Sobri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 67 48 Alex Sobur, op.cit., h. 116. 49 Ibid, h. 119.
pengawasan, maka dapat diberlakukan adanya hukuman-hukuman
bila mana memang diperlukan.50
Seseorang dikatakan memiliki disiplin diri yang kuat bila dapat
mengendalikan dirinya sendiri. Karena bila bisa mengendalikan diri
sendiri, kemauan yang ada dirinya serta tekat untuk membentuk sikap
disiplin maka kebiasaan baik itu akan tertanam didirinya. Untuk
menumbuhkan sikap disiplin tersebut, maka dalam proses tumbuh
kembang anak sejak kecil baiknya orang tua memberikan hal-hal atau
pengalaman positif yang membangun sikap disiplin.
Berhubungan dengan hal tersebut menurut Dr. Soedijarto, MA
dalam bukunya mengatakan bahwa: Kuat tidaknya disiplin diri
seseorang akan dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dalam
melatih dan mempribadikan disiplin ke dalam dirinya. Seorang anak
yang menginjak dewasa akan memiliki disiplin pribadi yang kuat
apabila dalam proses perkembangannya memperoleh pengalaman
yang positif dari usahanya melaksanakan disiplin, tetapi sebaiknya
akan goyah kalau dalam perjalanan menuju kedewasaan mengalami
kekecewaan dalam mencoba berdisiplin.51
Keefektifan sikap disiplin berbeda-beda untuk anak yang satu
dengan yang lainnya tergntung pada kepribadian orang tua, kepribadian
anak, usia anak, hubungan anak dengan orang tua, pengetahuan orang
tua, serta kebiasaan dan kultur dari masing-masing tempat tinggal anak.
Menurut Iriani Indri Hapsari dalam buku psikologi perkembangan
anak ada dua teknik dalam membentuk sikap disiplin pada anak, yaitu:
1. Teknik Behavior
2. Teknik Induksi
50 Amir Daien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Malang: Usaha Nasional;
1973) h. 144 51 Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita, (Jakarta, Kompas: 2008), h.
Tabel 2.152
Teknik Pembentukan Disiplin Pada Anak
Teknik Disiplin Deskripsi
Teknik Behavior - Anak akan senang dan lebih menguatkan
perilakunya bila mendapat hadiah atau
reward berupa hal yang tampak seperti
hadiah barang, uang, mainan, cap bintang
dan yang tidak terlihat seperti pujian,
ciuman, dan perhatian.
- Punishment diberikan dengan mengambil
hak anak sesaat tetapi tidak menyakiti si
anak, dengan catatan dilakukan dengan
tenang, segera, konsisten dan disertai
penjelasan singkat kenapa diberi hukuman
agar anak mengerti.
- Hukuman fisik dan verbal yang menyakiti
anak bagaimanapun bentuknya tidak tepat
dan akan berdampak negatif pada anak.
Teknik Induksi - Staregi disiplin untuk mendorong perilaku
yang diharapkan dengan mengajak anak
berbicara dan berdiskusi seperti memberi
batasan, mendemonstrasikan, konsekuensi
logis dari tindakan, menjelaskan dampak
baik buruknya sampai anak bisa menerima
secara logis dan merasa adil.
52 Iriani Indri Hapsari, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta: INDEKS, 2016), Cet. I. h.
238-239.
B. Penelitian Relevan
Sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini,
maka perlu dikemukakan hasil penelitian yang relevan dengan
permasalahan ini, antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rosini (NIM: 809011000269) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berjudul: “Penanaman Sikap Disiplin
Siswa dan Pengaruhnya Terhadap Prestasi Belajar di Madrasah
Ibtidaiyah Annuriyah Beji Depok”.
Penelitian ini menyimpulkan tentang pengaruh penanaman sikap
disiplin pada siswa MI Annuriyah dengan hasil prestasi belajarnya, dari
penelitian ini terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap disiplin
dengan prestasi belajar siswa. Melalui sikap disiplin yang ditanamkan
oleh guru MI Annuriyah terhadap siswanya, memang membuahkan
hasil dengan prestasi belajar siswa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Sumaya (NIM: 103018227372)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul: “Penegakan Disiplin
Siswa di SMP Al- Amanah Setu Tangerang Selatan”.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh
sekolah baik guru maupun kepala sekolah mengenai penegakan disiplin
pada siswanya. Hasil penelitian yang di dapat menunjukkan tingkat
kedisplinan yang baik, sekolah menggunakan strategi-strategi yang
tepat sehingga mampu menjadikan sekolah yang disiplin.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rusmah Rusnawati (NIM:
106018200780) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul: "Peran
Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Meningkatkan Disiplin Siswa di
MTs Darul Ma'arif Jakarta".
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui peran guru
bimbingan dan konseling dalam meningkatkan disiplin siswa MTs
Darul Ma'arif pada tahun 2013. Dalam penelitian ini menggunakan
metode statistik presentase yang menunjukkan hasilnya peran guru
bimbingan konseling termasuk dalam kategori cukup baik.
Dari ketiga judul penelitian di atas, peneliti mengambil judul “Upaya
Guru PAI dalam Membina Sikap Disiplin Beribadah Siswa MTs Islamiyah
Ciputat Tangerang Selatan”, yang berbeda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya di atas. Peneliti lebih kepada upaya yang telah dilakukan oleh
guru khususnya guru PAI dalam membina sikap kedisiplinan beribadah
pada siswa MTs Islamiyah Ciputat. Dengan upaya yang dilakukan oleh guru
PAI diharpkan dapat meningkatkan serta mendorong siswa agar menjadi
pribadi yang lebih disiplin dan taat terhadap peraturan yang diberlakukan
baik di madrasah maupun lingkungan sosial masyarakat, sesuai norma
agama yang berlaku dimasyarakat.
C. Kerangka Berpikir
Guru pendidikan agama Islam merupakan figur guru yang paling
diperhatikan baik perilakunya maupun tingkah lakunya dalam keseharian
oleh para siswa, teman seprofesi maupun masyarakat. Keberadaan guru
pendidikan agama Islam di dalam sekolah menjadi sebuah suri tauladan bagi
semua civitas akademika dalam hal mengontrol akhlak serta tingkah laku
maupun sikap agar menjadi contoh bagi para siswanya. Bila mana ada siswa
yang bermasalah mengenai tingkah laku dan sikapnya maka yang paling
dulu dipertanyakan adalah guru pendidikan agama Islam, karena tanggung
jawab guru pendidikan agama Islam tidak hanya sebatas mengajar saja
tetapi juga membimbing dan membinanya agar tercipta moralitas yang baik.
Oleh karena itu, seorang guru pendidikan agama Islam harus mampu dalam
mengayomi para siswanya dan menjadi suri tauladan bagi lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah.
Pada kenyataannya saat ini, banyak sekali penyimpangan
dikalangan siswa baik yang masih anak-anak maupun yang sedang
memasuki tahap remaja. Penyimpangan yang terjadi akhir-akhir ini ialah
sering kali terjadi kekerasan antara siswa dengan guru, dalam hal ini yang
menjadi sorotan adalah tingkah laku, sikap, serta kedisiplinan siswa di
sekolah, karena menurut kacamata pendidikan masih adanya siswa yang
tidak patuh akan nasihat-nasihat dari gurunya serta masih banyak
perlawanan-perlawanan yang akhirnya memasuki ranah hukum
kriminalitas.
Menghadapi tantangan guru masa kini yang kian hari makin banyak
yang harus dibenahi dalam sistem pendidikan kita, guru pendidikan agama
Islam semakin menjadi sorotan penting dalam membangun karakter
pendisiplinan anak bangsa. Melalui guru pendidikan agama Islam,
masyarakat mempercayakan bahwa guru pendidikan agama Islam berperan
penting di dalamnya.
Sikap disiplin siswa di sekolah masih menjadi sorotan penting di
masyarakat umum, melalui sikap anak-anak kita di luar sekolah sering kali
yang dipertanyakan ialah para guru di sekolah terlebih guru pendidikan
agama Islam, yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat, yang berlokasi di Jl.
Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat, Tangerang Selatan.
Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran 2018-2019. Peneliti
sebelumnya juga sudah melakukan kunjungan sebelum melakukanm
penelitian lebih lanjut, guna mengetahui keadaan madrasah pada saat
melakukan penelitian selanjutnya. Peneliti mencari sumber-sumber data
melalui pengamatan/observasi, wawancara serta dokumentasi yang
dibutuhkan terkait dengan penelitian.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis ingin mendapatkan informasi atau
gambaran terkait upaya guru PAI dalam pembinaan sikap disiplin pada
siswa MTs Islamiyah Ciputat, maka dari itu penulis menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Kuantitaif ialah metode
penelitian ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut
metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.53
Penggunaan pendekatan analisis deskriptif adalah analisis untuk
mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel untuk masing-
masing variabel penelitian secara tunggal. Analisis deskriptif dilakukan
53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid Dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2011), Cet. 13, h. 7
dengan menggunakan statistika deskriptif yang meliputi table distribusi,
frekuensi, grafik, ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran.54
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menentukan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai
sumber data. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,55 populasi
bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek yang dipelajari tetapi juga
meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek yang
akan diteliti.56
Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa/siswi MTs Islamiyah Ciputat. Adapun
jumlah populasi yang ada sebanyak 246 siswa, jumlah sampel yang akan
digunakan sesuai dengan tabel penarikan sampel dari jumlah populasi
sebanyak 246 siswa penulis hanya menggambil populasi sebanyak 200
siswa untuk mempermudah jumlah sampel.
2. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil
dari populasi yang akan diteliti.57 Di dalam buku Prof. Dr. Sugiyono,
untuk menentukan sampel jumlah dengan menggunakan Nomogram
Harry King dengan tingkat kesalahan 5%.58 Maka peneliti menetapkan
sampel penelitian sejumlah 30% dari jumlah 200 siswa sebagai
populasi, dengan perhitungan (200 x 30/100= 60% ) maka jumlah
sampelnya sebanyak 60 siswa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penarikan
sampel Sampling Sistematis yaitu teknik pengambilan sampel tidak
54 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, h. 68. 55 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 173. 56 Sugiyono, op.cit., h. 80. 57 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 174. 58 Sugiyono, op. cit., h. 88.
acak (Nonprobability Sampling) 59 dengan mengambil sampel
berdasarkan nomor urut ganjil dari jumlah data siswa di MTs Islamiyah
Ciputat.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam usaha mengumpulkan data, peneliti berusaha mencari
informasi-informasi yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam
penelitian ini. Baik berupa pendapat, fakta-fakta maupun dokumentasi.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, teknik yang digunakan
oleh penulis yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan
sesuatu objek, secara sistematik fenomena yang diselidiki.60 Yaitu
proses pengumpulan data dengan kegiatan pengamatan langsung
oleh peneliti sendiri dan melakukan pencatatan-pencatatan secara
sistematis apa yang menjadi penemuan peneliti di madrasah.
Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung
di MTs Islamiyah Ciputat menggunakan pedoman observasi
mengenai gambaran suatu keadaan yang terjadi berkaitan dengan
tujuan penelitian seperti cara guru pendidikan agama Islam dalam
membina siswanya, kegiatan proses belajar mengajar, keadaan
gedung, sarana dan prasarana, jumlah sswa, struktur organisasi dan
kegiatan-kegiatan lainnya.
2. Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.61 Pada penelitian
ini wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru pendidikan
59 Ibid., h. 84. 60 Sukandarramidi dan Haryanto, Ibid, h. 35. 61 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2014), h. 72.
agama Islam, wawancara yang dilakukan pada penelitian ini
menggunakan wawancara secara individual yaitu wawancara secara
langsung dengan responden.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara objektif
guna mengetahui upaya guru membina sikap disiplin beribadah
pada siswanya. Teknik wawancara ini ditujukan kepada guru
pendidikan agama Islam.
Tabel 3.1
Kisi-kisi/Instrument Wawancara Guru PAI
Variable Indikator Pernyataan
Upaya Disiplin
Beribadah
1. Kegiatan ibadah
2. Dampak disiplin
beribadah
3. Upaya disiplin
beribadah
a. Kegiatan
keagamaan
b. Materi pelajaran
ibadah
c. Program
keagamaan
a. Sikap siswa
b. Perilaku siswa
c. Nilai-nilai
keagamaan
a. Kegiatan
ektrakulikuler
b. Kegiatan
intrakulikuler
c. Pemberian
tanggung jawab
siswa
d. Tindak lanjut
guru PAI
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.62 Peneliti dalam hal ini akan melakukan
dokumentasi yang berkaitan dengan kegiatan guru pendidikan
agama Islam serta sikap disiplin beribadah yang ada pada siswa MTs
Islamiyah Ciputat, seperti pengambilan gambar saat dikelas maupun
diluar kelas, data-data guru pendidikan agama Islam, data-data siswa
dalam melanggar tata tertib sekolah, serta kegiatan peribadatan
siswa siswi MTs Islamiyah Ciputat.
4. Angket (Questionnaire)
Questionnaire atau angket adalah teknik pengumpulan data
dengan mengirim suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk
diisi. 63 Untuk hal ini peneliti akan menyebarkan angket pada
siswa/siswi MTs Islamiyah Ciputat secara tidak acak (Sampling
Sistematis) sebagai subjek peneliti.
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data dan informasi
yang berkaitan dengan sikap disiplin beribadah siswa MTs
Islamiyah Ciputat.
Adapun keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan metode
atau instrumen angket adalah sebagai berikut:
a. Keuntungan
1) Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2) Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
62 Sugiyono, Ibid., h. 82. 63 Sukandarramidi & Haryanto,op. cit., h. 39.
3) Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya
masing-masing.
4) Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan
tidak malu-malu dalam menjawabnya.
5) Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden
dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
b. Kelemahan
1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada
pertanyaan yang terlewati.
2) Sering sukar dicari validitasnya
3) Walau dibuat anonim, responden sering menjawabnya
dengan tidak jujur.
4) Angket yang diberikan sering tidak kembali, bila dalam
bentuk lembaran kertas.
5) Waktu pengembaliannya sering tidak bersamaan.64
Untuk mengatasi kelemahan angket atau instrumen tersebut,
peneliti perlu menyilang jawaban responden dengan data yang
diperoleh melalui metode lain, atau nama lainnya cross-check. Ada
beberapa prosedur dalam membuat angket yaitu:
a) Merumuskan tujuan yang akan dicapai.
b) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran
kuesioner/angket.
c) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang
spesifik.
d) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan.65
64 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 195-196. 65 Ibid., h. 268.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur variable penelitian. 66 Syarat dari instrument
penelitian adalah valid dan reliabel. Validitas artinya sejauh mana
instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.67 Sedangkan reliabel artinya sejauh mana hasil suatu pengukuran
dapat dipercaya.68
1. Angket
Peneliti menggunakan pengukuran dengan bentuk skala likert
dengan empat pilihan jawaban yaitu: selalu (SL), kadang-kadang (KD),
pernah (P) dan tidak pernah (TP).
Adapun angket yang disebarkan pada penelitian ini berjumlah 28 butir
soal, berikut adalah kisi-kisi instrumen angket:
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Angket
Pokok pertanyaan: Sikap Disiplin Beribadah Siswa MTs
Islamiyah Ciputat Tangerang Selatan
No. Dimensi Indikator Butir
Soal
Jumlah
1 Sikap disiplin
diri terhadap
madrasah.
Meminta izin
kepada guru.
Melakukan
pelanggaran
madrasah.
Menjaga
kebersihan
1
2
8
3
66 Sugiyono, op. cit., h. 102. 67 Ibid., h. 121. 68 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), Cet.
I, h. 170.
lingkungan
madrasah.
2 Disiplin
beribadah
terhadap Allah
swt.
Berdo’a
kepada Allah
swt.
Melaksanakan
shalat fardhu.
Melaksanakan
shalat sunnah.
Melaksanakan
puasa sunnah.
Melakukan
kegiatan
keagamaan.
5, 13,
14
3, 15,
19
4, 11
10
16, 17,
18
12
3 Sikap disiplin
siswa terhadap
lingkungan
sosial.
Menjaga
kebersihan diri
sendiri.
Sikap terhadap
orang lain.
7
6, 9, 12
4
4 Sikap guru
terhadap siswa
dan lingkungan
sosial.
memberi
penjelasan,
nasihat dan
contoh kepada
siswa.
20, 21,
22, 23,
24, 25,
26, 27,
28
9
Jumlah 28 soal
2. Uji Instrumen Penelitian
Validitas sangat penting karena tanpa instrumen yang valid data
atau hasil penelitian akan memberikan kesimpulan tidak bias
(menyimpang). Maka instrument sikap disiplin beribadah siswa diuji
coba terlebih dahulu untuk mengetahui dan mengukur validitas serta
reliabilitasnya. Uji coba validitas dan reliabilitas ini diujikan kepada 24
orang siswa kelas VII.
a. Uji Validitas
Angket yang baik harus diuji melalui uji validitas. Yang
dimaksud dengan uji validitas adalah suatu konsep yang berkaitan
dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya
diukur.69 Sehingga uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat
kevalidan dari instrument angket yang digunakan dalam
pengumpulan data.
Kriteria batas minimal butir pertanyaan yang diterima adalah
rtabel = 0,423 dengan taraf signifikansi 5 %. Jika rhitung > rtabel, maka
butir pertanyaan dianggap valid dan sebaliknya. Jika rhitung < rtabel,
maka butir pertanyaan dianggap tidak valid dan sebaiknya di drop
atau tidak digunakan.
b. Uji Reliabilitas
Kualitas instrumen yang baik ditentukan oleh dua kriteria utama
yaitu validitas dan reliabilitas. Validitas suatu instrumen yang
menunjukkan seberapa jauh ia dapat mengukur apa yang hendak
diukur, sedangkan reliabilitas menunjukkan tingkat konsistensi dan
akurasi hasil pengukuran.70 Oleh karena itu, dengan reabilitas yang
tinggi dapat dipercaya untuk dijadikan pengambilan kesimpulan.
69 Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2016), Cet.
I, h. 147. 70 Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1999), cet. 2, h. 160-161.
Uji reliabilitas masing-masing instrument dilakukan hanya pada
instrument yang valid saja dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut:71 untuk uji reliabilitas dalam penelitian
ini diolah dengan menggunakan program SPSS.
rii = [k
𝑘−1] [1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 ]
Keterangan :
Rii = Reabilitas
K = banyaknya butir soal yang valid
∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = Varians total.
Tabel 3.3
Klasifikasi Interpretasi untuk realibilitas soal.72
Indeks Reabilitas Klasifikasi
0,80<rii≤ 1,00 Reliabilitas Tinggi
0,60<rii≤ 0,80 Reliabilitas Cukup
0,40<rii≤ 0,60 Reliabilitas Rendah
0,20<rii≤ 0,40 Reliabilitas Sangat Rendah
0,00<rii≤ 0,20 Tidak Reliabel
F. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diperlukan telah terkumpul, langkah selanjutnya
adalah menganalisis data, guna mengetahui upaya guru PAI dalam membina
sikap disiplin beribdah siswa dan sikap disiplin beribadah siswa.
71 Juliansah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 38. 72 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 93.
Dalam menganalisis data yang peneliti peroleh dari observasi,
wawancara, dokumentasi dan angket, penulis menggunakan teknik analisa
deskriptif kualitatif dengan presentase. Teknik analisis deskriptif kualitatif
yang peneliti peroleh dari metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan data yang terkumpul melalui angket peneliti menggunakan
teknik analisa deskriptif kuantitatif untuk memperkuat data yang diperoleh
agar data dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Setelah itu data
yang diperoleh diuraikan dan dijelaskan dengan menghitung frekuensinya.
1. Analisa Deskriptif
Agar lebih mudah di dalam mengkualifikasikannya maka dalam hal
ini data diuraikan dengan teknik analisis presentase yakni untuk
menghitung presentase dari data yang telah diperoleh. Sehingga untuk
data kuantitatif (berupa angka) akan dianalisis dengan teknik statistik
yaitu teknik formalitas presentase sebagai berikut:
Rumus : P = F/N x 100%
Keterangan : P = Presentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap.73
Adapaun ketentuan skala presentase adalah sebagai berikut:
100% : seluruhnya
90-99% : hampir seluruhnya
60-89% : sebagian besar
51-59% : lebih dari setengah
50% : setengahnya
40-49% : hampir setengahnya
10-39% : sebagian kecil
1-9% : sedikit sekali
0% : tidak sama sekali
73 Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009), h.
43.
Masing-masing masalah tabel dideskripsikan, dan data yang
berukuran jumlah lebih besar dari 30 (n>30) lebih tepat disajikan dalam
tabel distribusi frekuensi yang dianalisa kemudian disimpulkan.
2. Skoring
Pertanyaan angket yang telah dijawab oleh siswa akan ditabulasikan
dengan skor nilai setiap itemnya. Dengan jawaban dari setiap item
pertanyaan diubah menjadi nilai angka.
Tabel 3.4
Skor angket penelitian untuk jawaban yang positif
No. Item Skor
1. Selalu 4
2. Kadang-kadang 3
3. Pernah 2
4 Tidak pernah 1
Tabel 3.5
Skor angket penelitian untuk jawaban yang negatif
No. Item Skor
1. Selalu 1
2. Kadang-kadang 2
3. Pernah 3
4. Tidak pernah 4
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Profil Madrasah
Nama Madrasah : MTs Islamiyah Ciputat
NPSN : 20623024
No. Statistik Madrasah : 121236740011
No Rekening : 12360100105569 ( BRI KK ITC
BSD )
Status Akreditasi : A Tahun 2012
NO SK Akreditasi : 42/BAP-S/M-SK/XI/2012
NO SK Ijin Operasional : wj/b-c/4982/1987
Alamat Lengkap Madrasah : Jl. Kihajar Dewantara No. 23
Desa/Kel. : Ciputat
Kecamatan : Ciputat
Kab/Kota : Tangerang Selatan
Propinsi : Banten
Kode Pos : 15411
No. Tlp/HP : (021) 7409814
NPWP Madrasah : 02.507.349.5-411.000
Nama Kepala Madrasah : Aep Saepullah, S.Pd.
NIP : -
No. Tlp/HP : 085774070323
Nama Yayasan : Yayasan Islamiyah Ciputat
Alamat Yayasan : Jl. Kihajar Dewantara No. 23
No. Tlp/Yayasan : (021) 74716496
No. Akte Pendirian Yayasan : 02, Tanggal 07 Februari 2012
Ketua Yayasan : Drs. Hilmudin
Badan Pendiri Yayasan : 1. Drs. H. Zarkasih Nur
2. Hj. Muniroh Nur
3. H. Anwar Nur, S.Ag.
4. Drs. H. A. Saeful Millah, M.BA.
Kepemilikan Tanah : Yayasan
Status Tanah : Milik Sendiri
Luas Tanah : 360 M2
Luas Bangunan : 300 M2
Luas Lapangan Olah Raga : 40 M2
Luas Halaman : 20 M2
b. Sejarah Berdirinya
MTs Islamiyah Ciputat berdomisili di Jl. KH. Dewantara No. 23
Telp. Telp. (021)8612272 Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang
Selatan 15411 yang secara geografis terletak dekat kantor Kelurahan
Ciputat, dan mudah dijangkau dari segala arah melalui banyak
sarana transportasi.
MTs Islamiyah bernaung dibawah sebuah Yayasan Islamiyah
Ciputat. Berdirinya YIC ini bermula adanya keinginan dan semangat
beberapa pemuda yang berada disekitar wilayah ciputat antara lain :
Drs. H. Zarkasih Nur, Drs. Saiful Millah, M.BA., H. M. Anwar Nur,
S.Ag, Hj. Muniroh Nur dll. Mereka merasa terpanggil dan ikut
bertanggung jawab terhadap pelestarian dan pengamalan syariah
islam, dan akhirnya tercetuslah kesepakatan bersama untuk
menegakkan dan mengembangkannya melalui bidang pendidikan.
Hal ini didasarkan bahwa pendidikan tingkat menengah saat itu
didaerah ciputat tergolong masih langka, sehingga mereka yang
mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ketingkat tersebut
harus pergi ke jakarta. Kondisi ini hanya terbatas bagi mereka yang
mampu saja, sementara bagi mereka yang kurang mampu terpaksa
menjadi pengangguran dan lebih jauh lagi dikhawatirkan mereka itu
akan terpengaruh oleh lingkungan kurang baik yang bisa
menjerumus kearah kejahatan.
Dari keinginan dan semangat bersama diatas, maka pada
tanggal 12 mei 1965 didirikan suatu lembaga pendidikan yang
bernama pendidikan guru agama islamiyah yang mendapatkan
sambutan hangat dari tokoh-tokoh “ahlussunnah wal jamaah”
wilayah ciputat dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan sesuai
ketentuan dari Departemen Agama bahwa seluruh sekolah PGA di
indonesia diganti dengan Madrasah Tsanawiyah . Dengan demikian
sejak tahun 1978 PGA Islamiyah pun berubah nama menjadi MTs
Islamiyah Ciputat.
Setelah mengalami pasang surut alhamdulillah sampai saat ini
MTs Islamiyah Ciputata masih mampu melaksanakan kegiatan
pendidikan dan masih banyak diminati masyarakat, karena kami
terus berusaha untuk melaksanakan pembinaan para siswa sesuai
harapan masyarakat. MTs Islamiyah Ciputat telah memiliki banyak
prestasi, baik akademik (melanjutkan kesekolah lanjutan) maupun
prestasi non akademik (kegiatan ekskul).
c. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
1. Visi
“Terbentuknya manusia unggul dalam iman, ilmu dan amal
yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah”
Indikator Visi
a. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan
1) Prestasi akademik :
a) Terampil dalam pelaksanaan ibadah
b) Terampil menggunakan alat praktikum IPA
c) Terampil Penguasaan Bahasa Indonesia, Arab dan
Inggris
d) Terampil memanfaatkan teknologi
e) Penguasaan multi media dengan benar
2) Prestasi non akademik :
a) Berprestasi dalam bidang olah raga
b) Berprestasi dalam bidang kesenian
c) Berprestasi dalam bidang ekstra kurikuler
b. Berlandaskan Iman dan Taqwa :
1) Beriman dan bertaqwa
2) Kedisiplinan
3) Kreasi seni budaya Islam
2. Misi
a. Terbentuknya siswa yang berakhlakul karimah
b. Meningkatkan prestasi siswa baik dalam kegiatan
intrakulikuler maupun ekstrakulikuler
c. Melatih dan membimbing siswa untuk selalu ikhlas dalam
tindakan maupun perbuatan
d. Menjunjung tinggi dan melaksanakan kaidah-kaidah
ASWAJA
e. Mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas
kependidikan dan keguruan
f. Melestarikan dan mengembangkan olahraga seni dan budaya
g. Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air
3. Tujuan Madrasah
a. Melahirkan generasi penerus bangsa yang unggul dalam
bidang IPTEK dan IMTAQ yang berpedoman pada Al-
Qur’an dan As-Sunnah
b. Program Pembinaan keimanan dan ketaqwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlaq mulia
c. Kompetensi peserta didik dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi, memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan,
dan keterampilan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
tinggi
d. Kegiatan pembelajaran pasrtisipatif, aktif, inovatif, kreatif,
efektif, dan menyenangkan
e. Program 6K (Keamanan, Ketertiban, Kekeluargaan,
Kebersihan, Keindahan, Kesehatan) sehingga madrasa
hmenjadi kondusif. Terlaksananya program 5S (Senyum,
Sapa, Salam, salim, Santun)
f. Peserta didik menjadi kreatif dan terampil dalam bekerja
untuk dapat mengembangkan diri secara terus menerus
g. Tingkat kelulusan 100% dengan rata-rata nilai Ujian
Nasional dari 5,50 menjadi 6,00
d. Guru MTs Islamiyah Ciputat
Guru merupakan inti utama dalam lembaga pendidikan. Karena
guru merupakan figur teladan serta menjadi contoh bagi muridnya
di dalam ruang geraknya maupun aktivitasnya. Oleh karena itu, guru
merupakan salah satu faktor yang menjadi keberhasilan program
pendidikan.
Kebanyakan tenaga pengajar ataupun tenaga kependidikan yang
ada di MTs Islamiyah berlatar belakang pendidikan sarjana tingkat
satu. berasal dari universitas yang berada disekitar Jakarta, dan
kebanyakan berasal dari Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Adapun jumlah guru yang bertugas di MTs islamiyah Ciputat
pada tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 22 orang. Karena MTs
banyak memuat mengenai materi yang bermuatan Islam tenaga
kependidikannyapun banyak yang berlatar belakangkan jurusan-
jurusan Islam. Adapun kepala madrasahnya ditunjuk langsung oleh
pihak yayasan yang memayungi MTs Islamiyah Ciputat Tangerang
selatan.
Tabel 4.1
Guru MTs Islamiyah Ciputat
Bidang Studi NIP/ NUPTK Nama No
Matematika 7255758659110023 Aep Saepullah, S.Pd 1.
Matematika Hikmatulloh,S.Pd 2.
Qurdits 9645740643300012 Dra. Tatu Uyainah 3.
IPA Drs. Abdul
Mutholib
4.
IPS 3356737639200003 Achmad
Djuanda.SE
5.
SKI 4150741643300103 Masnah, S.Pd.I 6.
Fiqih 196706252006041010 Drs.Aris Herdiana 7.
Aqidah Akhlak 197105262006042019 Umi Arfi'ah, S.Ag 8.
Seni Budaya 5040755656300053 Yulia Ruhamayanti,
S.Ag
9.
PKN 196202102000031001 Drs. Hilmudin 10.
B. Indonesia 196710072006042010 Dra.Ecin Kuraesin 11.
Bahasa Arab Amirudin, S.Pd.I 12.
Penjaskes Qosim Sarofil 13.
Bahasa Inggris 9957764665300042 Nurul Atikah, S.Pd. 14.
IPA 20604153191001 Iin Safrina, M.Pd. 15.
Bahasa Inggris 20604153188001 Preli Ratnawati,
S.Pd.
16.
Bahasa Arab 7554764665300023 Anna Saraswati,
S.S.
17.
IPS Aida Sri Rahayu,
S.Pd.
18.
Matematika Hayatul Millah,
S.Pd.
19.
B. Indonesia Kiki Nofitri, S.Pd. 20.
PKN Dra. Ch Suhartini 21.
TIK Nizamuddin Aulia
Rizki
22.
e. Keadaan Siswa MTs Islamiyah Ciputat
Jumlah siswa/siswi MTs Islamiyah Ciputat pada tahun pelajaran
2018/2019 berjumlah 246 orang. Masing-masing tingkatan kelas di
bagi kebeberapa kelas. Kelas VII dibagi menjadi dua kelas yakini
kelas Al-Khawarizmi yang berjumlah 21 orang dan Al-Batani
berjumlah 38 orang, dari dua kelas tersebut jumlahnya 59 orang.
Untuk siswa kelas VIII jumlahnya sebanyak 86 orang, dengan
pembagian kelas sebanyak tiga kelas yakni Ibnu Batutah berjumlah
24 orang, Ibnu Sina 30 orang dan Ibnu Rusyd 32 orang.
Kemudian untuk kelas IX jumlahnya adalah 101 orang, dengan
pembagian kelas sebanyak 3 kelas juga yaitu Al-Kindi sebanyak 24
orang, Ar Razi 38 orang dan Al-Tusi 39 orang.
Kelas Al-Khawarizmi merupakan kelas unggulan dari MTs
Islamiyah Ciputat, yakni berisikan siswa dan siswi pilihan madrasah
pada saat penerimaan calon siswa. Maka dari itu jumlah siswa Al-
Khawarizmi lebih sedikit di banding kelas yang lain. Begitu juga
dengan kelas VIII Ibnu Batutah dan kelas IX Al-Kindi yang
merupakan kelas unggulan dari MTs Islamiyah Ciputat.
Tabel 4.2
Waktu belajar siswa-siswi MTs Islamiyah Ciputat
Senin- Kamis dan Sabtu
Jam Ke Waktu
1 07.00 – 07.40
2 07.40 – 08.20
3 08.20 – 09.00
4 09.00 – 09.40
Istirahat 09.40 – 10.00
5 10.00 – 10.40
6 10.40 – 11.20
7 11.20 – 12.00
8 12.00 – 12.40
Istirahat 12.40 – 13.40
9 13.40 – 14.20
10 14.20 – 15.10
Tabel 4.3
Jum'at
Jam Ke Waktu
Tahlil 07.00 – 07.40
1 07.40 – 08.10
2 08.10 – 08.40
3 08.40 – 09.10
4 09.10 – 09.40
Istirahat 09.40 – 10.00
5 10.00 – 10.35
6 10.35 – 11.10
Aktivitas siswa dan siswi MTs Islamiyah Ciputat ketika
kegiatan belajar mengajar dimulai bisa dilihat dari tabel di atas.
Proses belajar mengajar MTs Islamiyah Ciputat tersebut hingga
sampai jam ke- sepuluh yakni berakhir pada pukul 15.10 WIB.
Jadwal tersebut berlaku dimulai dari hari senin-kamis dan sabtu.
Tetapi tidak sama dengan dari jum'at yang hanya sampai jam ke-
enam yaitu pukul 11.10 WIB.
Disamping itu juga untuk yang pulang pukul 15.10 hanyalah
kelas yang menjadi unggulan di MTs Islamiyah Ciputat, yakni kelas
VII Al-Khawarizmi, kelas VIII Ibnu Batutah dan kelas IX Al-Kindi.
Selain kelas tersebut pelajaran berakhir pada jam ke- delapan yakni
pukul 12.40 WIB.
Di setiap awal masuk jam pelajaran pertama, tiap kelas
mempunyai jadwal pembiasaan berbeda-beda jadi tidak setiap hari
seluruh siswa mempunyai jadwal pembiasaan melaikan secara
bergilir di hari-hari yang sudah di tentukan jadwalnya oleh
madrasah.
Pembiasaan tersebut merupakan program unggulan MTs
Islamiyah Ciputat yang menjadi keistimawaan tersendiri, karena
pembiasaan tersebut berisikan kegiatan-kegiatan Islami seperti,
shalat dhuha, pembacaan Al-Qur'an, siraman rohani, dan lain
sebagainya.
f. Sarana dan Prasarana MTs Islamiyah Ciputat
Dalam kegiatan belajar mengajar, sarana dan prasarana adalah
sayarat yang mutlak, Madrasah tsanawiyah Islamiyah Ciputat
menyediakan dan melengkapi tempat yang layak untuk siswa-siswi
dalam proses kegiatan belajar mengajar agar berjalan dengan baik
dan semestinya. Adapun sarana dan prasarana MTs Islamiyah
Ciputat antara lain:
a. Gedung tiga tingkat dengan standar lokal kelas yang ideal
b. Masjid yang berada di lantai 2 gedung cukup luas dan memadai
c. Laboratorium IPA, Komputer dan Bahasa
d. Sarana olahraga
e. Kantin madrasah
f. Ruang guru, tata usah dan konseling siswa
Tabel 4.4
Sarana dan Prasarana Madrasah
No Jenis Sarana
Prasarana
Jumlah
Ruang
Jumlah
Ruang
Kondisi Baik
Jumlah Ruang
Kondisi
Rusak
1 Ruang Kelas 9 9 0
2 Perpustakaan 1 1 0
3 R. Lab IPA 1 1 0
4 R. Lab Komputer 2 2 0
5 R. Lab Bahasa 1 1 0
6 R. Kepala Madrasah 1 1 0
7 R. Guru 1 1 0
8 R. Tata Usaha 1 1 0
9 R. Konseling 1 1 0
10 Masjid 1 1 0
11 R. UKS 1 1 0
12 Toilet 5 5 0
13 Gudang 1 1 0
14 Tempat Olahraga 2 2 0
15 R. OSIS 1 1 0
16 Kantin 1 1 0
2. Karakteristik Variabel
Karakteristik variabel dalam penelitian ini adalah uji validitas dan
reliabilitas dari data angket yang telah peneliti uji cobakan kepada
responden yakni siswa dan siswi MTs Islamiyah Ciputat sebanyak 24
siswa.
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini adalah data dari angket yang
telah dibagikan ke 24 siswa, kemudian untuk mengetahui tingkat
validitas dari suatu instrumen dapat dilihat dari nilai r tabel dan r
hitungnya, jika r hitung lebih besar dari r tabel maka instrumen
tersebut valid, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka
instrumen tersebut tidak valid. Adapun rumus untuk mencari r tabel
adalah:
df = n – 2
Standar kemaknaan r tabel yang diambil oleh peneliti yakni 5%,
maka diketahui df dari sampel penelitian ini adalah sebagai berikut:
df = 24 – 2
df = 22
maka dengan demikian, r tabel dalam penelitian ini adalah 0,423.
Berikut ini merupakan hasil perhitungan uji validitas dengan
menggunakan program SPSS:
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Sikap Disiplin
Beribadah Siswa
Butir Instrumen Keterangan
1, 11, 15, 16, 17, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29,
30, 34, 36, 38, 39, 43, 48, 49, 50, 53, 55, 57, 58, 59
Valid
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 18, 19, 21, 31,
32, 33, 35, 37, 40, 41, 42, 44, 45, 46, 47, 51, 52,
54, 56, 60
Tidak Valid
Sumber data: primer, diolah pada 11 Januari 2019.
Pada tabel diatas, menunjukkan bahwa hasil analisis uji
validitas menunjukkan bahwa 60 butir soal, terdapat 28 butir soal
yang valid, dimana rhitung lebih besar dari rtabel sedangkan sisanya 32
soal dinyatakan tidak valid atau drop karena rhitung lebih kecil dari
rtabel. Dengan demikian, 28 butir instrumen tersebut dapat
dilanjutkan ke uji syarat instrumen selanjutnya, yaitu uji reliabilitas.
b. Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas, langkah selanjutnya ialah
melakukan uji reliabilitas terhadap instrument yang valid saja. Nilai
minimum pengujian reliabilitas ialah 0,60, jika perhitungan >60 data
tersebut dinyatakan reliabel dan sebaliknya.
Untuk uji reliabilitas dalam penelitian ini diolah dengan
menggunakan program SPSS sehingga diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Disiplin Beribadah
Siswa
(Sumber data: primer, diolah 11 Januari 2019)
Dari hasil tabel perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa
instrument sikap disiplin beribadah siswa mendapat nilai Cronbach
Alpha sebesar 0,694. Berdasarkan klasifikasi reliabilitas soal,
terlihat bahwa indeks reabilitas instrumen ini masuk kepada indeks
reabilitas kedua 0,60<rii ≤ 0,80 sehingga dapat dikatakan bahwa
dari 28 soal yang valid memiliki derajat reabilitas yang cukup baik,
sehingga sebagai syarat uji instrument penelitian terpenuhi.
B. Analisis Hasil Penelitian
Seperti yang telah dikemukakan pada bab III pada bagian metodologi
penelitian, salah satu teknik penelitian data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan teknik penelitian menyebar angket kepada
siswa siswi MTs Islamiyah Ciputat untuk meningkatkan derajat hasil data
yang diperoleh.
1. Hasil Angket Sikap Disiplin Beribadah
Setelah hasil wawancara diperoleh peneliti melakukan penelitian
dengan menyebar angket/kuesioner kepada siswa siswi MTs Islamiyah
Ciputat. Angket disebarkan kepada 60 responden yang dipilih melalui
teknik sampling sistematis yakni sampel tidak acak. Kemudian data
yang diperoleh melalui angket tersebut diolah dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan presentase dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,694 28
Rumus : P = F/N x 100%
Keterangan : P = Presentase untuk setiap kategori jawaban
F = Frekuensi jawaban responden
N = Jumlah responden
100%= Bilangan tetap
Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam presentase data-data
instrument pengumpulan data (angket) menjadi tabel angka-angka dalam
presentase yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Angket sikap disiplin beribadah siswa tentang disiplin terhadap
madrasah
No.
Soal
Disiplin
Madrasah
Presentase Jumlah
SL KK P TP
1. Meminta izin
kepada guru
40
66.66%
16
26.66%
3
5%
1
1.66%
60
100%
2. Merusak
fasilitas
sekolah/
madrasah
0
0%
1
1.66%
18
30%
41
68.33%
60
100%
8. Membuang
sampah
ketempat
sampah
42
70%
16
26.66%
2
3.33%
0
0%
60
100%
Dari tabel di atas ini dapat dilihat bahwa sikap disiplin beribadah siswa
terhadap madrasah terutama lingkungan, siswa siswi MTs Islamiyah sudah
terlihat disiplin dalam membuang sampah ketempat sampah yang telah
disedikan yakin terdapat 70% siswa yang menjawab selalu, artinya sebagian
besar siswa siswi MTs Islamiyah sudah sadar akan kebersihan lingkungan
madrasah memang merupakan tanggung jawab bersama-sama dan
kebersihan juga merupakan sebagian dari pada iman.
Namun dalam urusan fasilitas madrasah, masih ada sebagian kecil
siswa yang merusaknya yaitu sekitar 30% siswa menjawab pernah merusak
fasilitas madrasah. Hal ini yang menjadi PR bagi kita selaku tenaga pendidik
dan pengajar untuk mengedukasi lebih dalam lagi bagaimana seharusnya
siswa juga harus bertanggung jawab dan disiplin terhadap fasilitas
madrasah.
Akan tetapi hal ini tidak menjadi nilai minus karena banyak pula siswa
yang masih sadar akan fasilitas yang diberikan oleh madrasah untuk di jaga
dengan baik dengan adanya jumlah yang menjawab tidak pernah merusak
fasilitas madrasah sekitar 68.33% yang merupakan sebagian besar siswa.
Tabel 4.8
Angket sikap disiplin beribadah siswa tentang disiplin beribadah
No.
Soal
Disiplin
Beribadah
Presentase Jumlah
SL KK P TP
3. Sholat wajib
tepat waktu
20
33.33
%
38
63.33
%
2
3.33%
0
0%
60
100%
4. Mengerjakan
shalat Sunnah
dhuha
15
25%
44
73.33
%
9
15%
0
0%
60
100%
5. Berdo'a ketika
pelajaran dimulai
54
90%
6
10%
0
0%
0
0%
60
100%
10. Melaksanakan
puasa Sunnah
4
6.66%
23
38.33
%
12
20%
21
35%
60
100%
11. Bangun malam
untuk shalat
tahajjud
3
5%
15
25%
12
20%
30
50%
60
100%
13. Membaca do'a
ketika
melakukan
perbuatan baik
17
28.33
%
33
55%
10
16.66
%
0
0%
60
100%
14. Membaca wirid/
dzikir setelah
shalat
17
28.33
%
29
48.33
%
9
15%
5
8.33%
60
100%
15. Berusaha shalat
fardhu secara
berjama'ah
10
16.66
%
41
68.33
%
9
15%
0
0%
60
100%
16. Bershodaqoh/
infak diluar
kegaiatan
madrasah
10
16.66
%
33
55%
17
28.33
%
0
0%
60
100%
17. Membaca Al-
Qur'an sebelum
pelajaran dimulai
10
16.66
%
27
45%
14
23.33
%
9
15%
60
100%
18. Menggunakan
waktu luang
untuk beribadah
9
15%
29
48.33
%
12
20%
10
16.66%
60
100%
19. Melaksanakan
sholat fardu
tanpa disuruh
11
18.33
%
35
58.33
%
11
18.33
%
3
5%
60
100%
Kemudian dari tabel sikap disiplin beribadah siswa tentang
kedisiplinan beribadah, dalam hal ini dapat dilihat bahwa siswa siswi MTs
Islamiyah memiliki kedisiplinan ibadah yang sudah cukup baik dapat dilihat
dari tabel di atas banyak siswa yang menjawab kadang-kadang, yang berarti
siswa sudah melaksanakan hal-hal dalam peribadatan dengan cukup sering
meskipun bukan dalam cakupan amat rajin dalam melaksanakan ibadah.
Disini juga dapat lihat dari banyaknya jumlah presentase yang 0%
terdapat pada jawaban tidak pernah, dari banyaknya jawaban tersebut maka
siswa siswi MTs Islamiyah sudah sadar akan pentingnya disiplin dalam
beribadah dan mengetahui bahwa beribadah merupakan hal yang memang
penting dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja masih cukup tinggi
presentase yang tidak bangun malam untuk melakukan solat Sunnah
tahajjud sebanyak 50% yakni setengahnya, tetapi tidak menutup
kemungkinan masih ada siswa siswi yang sadar untuk melakukan shalat
sunnah tahajjud.
Kemudian presentase yang cukup bagus dari tabel diatas yaitu hampir
seluruhnya siswa menjawab selalu untuk berdoa ketika pelajaran hendak
dimulai yaitu sebanyak 90%, dalam hal ini siswa siswi MTs Islamiyah
sudah sadar betul akan penting nya berdo'a sebelum belajar.
Tabel 4.9
Angket sikap disiplin beribadah siswa tentang diri sendiri dan sosial
No.
Soal
Disiplin Diri
dan Sosial
Presentase Jumlah
SL KK P TP
6. Menepati janji
kepada orang
lain
25
41.66%
27
45%
7
11.66%
1
1.66%
60
100%
7. Memakai
pakaian yang
bersih ketika
hendak shalat
49
81.66%
10
16.66%
1
1.66%
0
0%
60
100%
9. Mengucapkan
salam ketika
52
86%
6
10%
2
3.33%
0
0%
60
100%
pulang
kerumah
12. Mengingatkan
teman untuk
sholat
12
20%
28
46.66%
18
30%
2
3.33%
60
100%
Sikap disiplin beribadah siswa terhadap diri sendiri dan lingkungan
sosial. Dari tabel di atas dapat dilihat sebagian besar siswa menjawab
presentase selalu. Pada presentase mengucapkan salam ketika pulang
kerumah yaitu 86% siswa menjawab selalu, artinya sebagian besar siswa
siswi MTs Islamiyah sudah melakukan disiplin terhadap diri sendiri dan
bagi lingkungan sosialnya.
Juga untuk presentase memakai pakaian yang bersih ketika hendak
shalat sebanyak 81.66% siswa menjawab selalu, maka dari itu sebagain
besar siswa sudah sadar akan kebersihan diri sendiri ketika hendak
melaksanakan shalat, dan 0% yang menjawab tidak pernah, artinya tidak
ada siswa yang dengan sengaja memakai pakaian yang kotor ketika hendak
shalat.
Tabel 4.10
Angket sikap disiplin beribadah siswa tentang sikap guru
No.
Soal
Disiplin Diri
dan Sosial
Presentase Jumlah
SL KK P TP
20. Menegur
siswa yang
membuang
sampah
sembarangan
35
58.33%
12
20%
9
15%
4
6.66%
60
100%
21. Menghukum
siswa yang
23
38.33%
12
20%
11
18.33%
14
23.33%
60
100%
tidak disiplin
kegiatan
ibadah
22. Menegur
siswa yang
enggan
melaksanakan
kegiatan
ibadah
35
58.33%
11
18.33%
9
15%
5
8.33%
60
100%
23. Ikut
berpartisipasi
dalam
kegiatan
beramal
34
56.66%
15
25%
11
18.33%
0
0%
60
100%
24. Mengajarkan
langsung cara
bersikap
disiplin di
kelas
49
81.66%
7
11.66%
4
6.66%
0
0%
60
100%
25. Memberikan
contoh yang
baik untuk
beribadah
55
91.66%
2
3.33%
3
5%
0
0%
60
100%
26. Ikut
melaksanakan
shalat Sunnah
dhuha
15
25%
35
58.33%
7
11.66%
3
5%
60
100%
27. Memberikan
nasihat
41
68.33%
12
20%
7
11.66%
0
0%
60
100%
disetiap
kesempatan
28. Memberikan
penjelasan
disiplin
beribadah
45
75%
11
18.33%
4
6.66%
0
0%
60
100%
Sikap disiplin beribadah siswa mengenai sikap guru terhadap siswa
siswi MTs Islamiyah ciputat. Sebagain besar siswa banyak yang menjawab
selalu dari tabel di atas, hasil presentase memberikan contoh yang baik
untuk beribadah kepada siswa itu unggul lebih besar dari hasil presentase
yang lain yakni sebesar 91.66% siswa menjawab selalu. Artinya hampir
seluruh siswa siswi MTs Islamiyah merasakan langsung bahwa guru di MTs
Islamiyah sudah memberikan contoh yang baik untuk siswa siswinya,
karena tidak ada sama sekali siswa yang menjawab tidak pernah yakni hasil
presentase 0%.
Namun dalam kegiatan guru ikut melaksanakan shalat Sunnah dhuha,
jawaban dari siswa tidak mencapai pada presentase selalu malainkan
kadang-kadang yakni sebanyak 58.33%. Itu artinya lebih dari setengah
siswa siswi MTs Islamiyah belum melihat guru yang selalu melaksanakan
shalat Sunnah dhuha ketika di madrasah.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari data yang telah terkumpul dan telah dideskripsikan perlu
dijelaskan dan dilakukan analisa sebagai berikut:
1. Sikap dan tanggung jawab guru bidang studi Agama Islam
terhadap anak didik/siswa
Guru di dalam lingkungan madrasah maupun di luar madrasah,
mempunyai tanggung jawab kepada anak didiknya untuk membina dan
mendidik sikap kedisplinan dan tidak hanya soal kedisiplinan melainkan
seluruh aspek yang menyangkut kepribadian seorang pendidik. Sejauh
mana guru atau pendidik memberikan contoh atau suri tauladan kepada
anak didiknya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam data yang terhimpun
bahwa guru PAI telah cukup memberikan tanggung jawab kepada siswa
dan siswi di MTs Islamiyah Ciputat melalui pemberian tugas-tugas agar
siswa menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan mandiri yang
tentunya menimbulkan sikap kedisiplinan terutama dalam hal sikap
disiplin beribadah para siswa MTs Islamiyah Ciputat.
Berdasarkan data hasil angket juga menunjukkan bahwa sikap suri
tauladan guru atau pendidik juga cukup bagus karena sebagian besar
siswa di MTs menjawab selalu yakni sekitar 91%.
Dengan demikian sikap guru di lingkungan madrasah sudah cukup
bagus tinggal peningkatan atau konsistensi dalam memberikan contoh
yang baik bagi siswa siswi di MTs Islamiyah Ciputat.
2. Upaya guru bidang studi agama Islam dalam membina sikap
disiplin beribadah siswa MTs Islamiyah Ciputat
Kedisiplinan anak bisa terlihat juga dari orang disekitarnya
terutama orang tua dan guru. Guru berperan penting dalam membina
karakter anak di madrasah, tidak hanya guru yang menjadikan patokan
keberhasilan dalam sikap dan karakter siswa melainkan juga melalui
peran orang tua di rumah.
Disiplinnya anak dalam beribadah, tidak terlepas dari upaya yang
dilakukan oleh guru di madrasah terutama peran penting guru PAI,
karena kadar keimanan anak masih minim, sehingga diperlukan upaya
guru dalam membina sikap disiplin agar tertanam dan menjadi sebuah
kebiasaan baik yang dapat meningkatkan kadar keimanan anak juga
menjadi akhlakul karimah.
Dalam hal ini upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru PAI di
madrasah cukup membangun dan bisa dibilang berhasil karena melalui
program yang diberlakukan dan tanggung jawab yang diberikan guru
kepada murid menjadikan murid lebih peka terhadap nilai-nilai ibadah
yang apabila dilanggar mereka mengetahui konsekuensinya, mulai dari
mendapat teguran dari guru, hukuman yang mengharuskan siswa
belajar lebih disiplin dari biasanya dan tugas-tugas yang menjadi
tambahan untuk mereka yang tidak menjalankan kegiatan-kegiatan
ibadah. Serta tidak hanya itu, mereka pun akan sadar dan malu atas apa
yang mereka perbuat serta menyadari kesalahan bahwa meninggalkan
ibadah adalah bentuk ketidak patuhan terhadap Allah swt.
Dari upaya yang telah dilakukan guru PAI untuk membina sikap
disiplin beribadah siswa, telah mencapai keberhasilan yang bagus. Data-
data yang telah dikumpulkan melalui wawancara guru PAI rata-rata
mejawab sudah baik dan maksimal untuk kedisiplinan beribadah siswa,
karena adanya perubahan kedisiplinan beribadah siswa dari yang
sebelumnya malas terhadap ibadah menjadi lebih giat karena upaya
yang dilakukan dan dengan program-program yang telah ditetapkan
oleh madrasah.
3. Bimbingan guru bidang studi agama Islam terhadap kedisplinan
beribadah siswa MTs Islamiyah Ciputat
Untuk membentuk seorang anak berkepribadian muslim, maka guru
pendidikan agama Islam di Madrasah maupun di sekolah-sekolah umum
mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap anak didiknya untuk
mengajar, mendidik dan membimbing secara Islami.
Tidak hanya melalui bimbingan guru akan tetapi juga dukungan
dari orang tua siswa di rumah, karena tugas dan tanggung jawab yang
ada pada guru PAI hanya sebatas lingkup pendidikan di sekolah atau
madrasah.
Bimbingan kedisplinan beribadah yang dilakukan oleh guru PAI di
madrasah bila dilakukan secara berkelanjutan atau teratur insya Allah
akan terbentuk kepribadian yang disiplin, karena dengan kepribadian
disiplin akan tercipta lingkungan yang teratur.
Bimbingan tidak hanya sebatas menyuruh siswa atau anak didik
untuk melakukan tugas, melainkan dimulai dari sikap guru tersebut yang
menjadi contoh atau suri tauladan bagi murid-muridnya di madrasah,
karena dengan melihat sikap guru yang disiplin siswa pun akan
mengikuti dengan sendirinya dan ditambah dengan bimbingan-
bimbingan atau pengarahan yang benar dari guru.
Melalui kacamata pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh
peneliti, guru-guru di MTs Islamiyah Ciputat terutama yang menjadi
fokus peneliti ialah guru PAI, guru PAI disana sudah cukup baik dalam
memeberikan pengarahan dan bimbingan kepada siswa siswi juga sudah
memberikan contoh yang baik dan tidak sembarangan dalam bersikap
ketika di depan kelas atau anak-anak. Maka dari itu sikap disiplin
beribadah siswa MTs Islamiyah Ciputat terbilang cukup bagus, terlihat
dari cerminan para guru disana.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita ketahui bahawa MTs Islamiyah Ciputat memiliki program-
program yang bagus untuk meningkatkan kualitas disiplin beribadah
siswanya, tidak hanya dalam aspek disiplin ibadah saja melainkan juga
disiplin peraturan atau tata tertib yang diberlakukan oleh madrasah.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang peneliti dapatkan di
lapangan dan berdasarkan uraian keseluruhan yang disajikan sebelumnya,
maka dapat dikemukakan temuan-temuan serta penulis dapat
menyimpulkan beberapa hal di antaranya:
1. Upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam membina sikap disiplin
beribadah siswa MTs Islamiyah Ciputat sudah cukup bagus dalam
memberikan contoh yang baik kepada siswa siswi dalam lingkungan
madrasah dan kehidupan sehari-hari, membina dan membiasakan siswa
siswi bersikap disiplin dengan baik dan mengikuti sesuai peraturan atau
tata tertib yang diberlakukan oleh madrasah.
2. Program-program yang bagus dalam mendukung siswa siswi menjadi
lebih disiplin beribadah dengan adanya shalat sunnah dhuha setiap hari
di madrasah, tahlil secara bersama-sama setiap satu minggu sekali di
hari jum'at serta program pembacaan al Qur'an sebelum pelajaran
dimulai.
3. Sikap disiplin beribadah siswa yang sudah mulai meningkat dari tahun
sebelumnya, dengan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan dan
program pendukung yang diberikan oleh guru PAI di madrasah untuk
mengingkatkan kedisiplinan dalam beribadah sudah diikuti dengan baik
dan sudah menjadi sebuah kebiasaan yang berlaku di madrasah.
B. Saran
Setelah penulis mengamati dan meneliti langsung mengenai upaya guru
PAI dalam membina sikap disiplin beribadah siswa di MTs Islamiyah
Ciputat, maka dalam kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk mengingkatkan sikap disiplin siswa kepala madrasah dan tenaga
pendidik, hendaknya secara intensif memberikan bimbingan,
pembinaan serta motivasi kepada siswa untuk selalu disiplin, baik
melalui teguran, reward yang diberikan dan lain sebagainya agar siswa
termotivasi melakukannya.
2. Agar terciptanya lingkungan yang disiplin, siswa hendaknya lebih
memperhatikan tata tertib yang telah diberlakukan oleh madrasah agar
menjadi manusia yang bertanggung jawab dengan lingkungan dan
aturan yang berlaku.
3. Bagi orang tua yang ikut andil dalam mendidik anak juga hendaknya
selalui mengingatkan dan mengajarkan anak-anak ketika berada di
rumah sehingga antara madrasah dan orang tau terjalin hubungan yang
baik, sehingga tercapainya apa yang diinginkan madrasah dan orang tua.
Dengan demikian beberapa poin diatas dapat dijadikan pertimbangan
dalam menilai pendidikan anak-anak di madrasah/sekolah, penulis berharap
kedepannya pendidikan kita akan semakin baik dan berkualitas sehingga
dapat melahirkan peserta didik yang memiliki nilai religiusitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad., dan Asrori, Mohammad. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi
Aksara, Cet. III, 2006.
Amirudin, Hasil Wawancara Guru PAI, Senin 4 Maret 2019.
Arief, Armai. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Ariesandi. Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia. Jakarta: Gramedia,
2008.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Arfi'ah, Ummi. Hasil Wawancara Guru PAI. Kamis 7 Febuari 2019.
Ash Shiddiqy, Hasby. Falsafah Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975.
Durkheim, Email. Pendidikan Moral (Suatu Studi Teori dan Aplikasi Sosiologi
Pendidikan). Jakarta: Erlangga, 1990Saroni, Muhammad. Personal Branding
Guru. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Daradjat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. Ke-IV, 2008.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 1993.
Departemen Pendidikan Nasional RI. Undang-undang Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 20 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003.
Fiana, Fani Julia., dkk. Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Jurnal Ilmiah Konseling, Vol. 2, 2013.
Hajar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-2, 1999.
Hapsari, Iriani Indri. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: INDEKS, Cet. I,
2016.
Hawi, Akmal. Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press,
2013.
Hutagalung, Inge. Pengembangan Kepribadian (Tinjauan Praktis Menuju Pribadi
Positif). Jakarta: Indeks, 2007.
Herdiana, Aris. Hasil Wawancara Guru PAI, Rabu 30 Januari 2019.
Indra Kusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: Usaha Nasional,
1973.
Majid, Abdul., dan Handayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Maksudin. Pengembangan Metodologi Pendidikan Agama Islam Pendekatan
Dialektik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015.
Masnah, Hasil Wawancara Guru PAI, selasa 22 Januari 2019.
Mursidin. Profesionalisme Guru Menurut Al-Quran, Hadits dan Ahli Pendidikan
Islam. Jakarta: Penerbit Sedaun Anggota IKAPI, 2011.
Musfah, Jejen. Redesain Pendidikan Guru (Teori, Kebijakan, dan Praktik). Jakarta:
KENCANA, Cet. Ke-1, 2015.
Noor, Juliansah .Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011.
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan. Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP & MTs. Jakarta: Pusat Kurikulum,
Balitbang Depdiknas, 2003.
Prijodarminto, Soegeng. Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Pradinya
Pancasila, 1987.
Racmawati, Tutik., dan Daryanto. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
Mendidik. Yogyakarta: Gava Media, 2015.
Rahman, Arif. http://afa-belajar.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-dan-bentuk-
kedisiplinan-di.html, Desember 2018.
Ridwan. https://www.kompasiana.com, 03 Oktober 2018.
Rusyah, Khalid Rasyyid. Nikmatnya Beribadah Dalam Konsep Pendidikan islam.
Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009.
Sardiman, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press, 2014.
Sarumpeat, R I. Rahasia Mendidik Anak. Bandung: Indonesia Publishing House,
Cet. Ke-21, 1990.
Semiawan, Conny R. Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT. Index,
2008.
Sobur, Alex. Anak Masa Depan. Bandung: ANGKASA, 1987.
Sobri, H. M Alisup. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, Cet. I,
2016.
Sudjono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatid Dan R&D. Bandung:
ALFABETA, Cet. Ke-13, 2011.
------------. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2014.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya, Cet. Ke-IV, 2011.
Sutrisno., dan Albarobis, Muhyidin. Pendidikan Islam Berbasis Problem Sosial.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012.
Sutisna, Oteng. Administrasi Pendidikan (Dasar Teoritis Untuk Praktek
Profesional). Bandung: Angkasa, 1993.
Tafsir, Ahmad. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah.
Bandung: Maestro, 2008.
Tim Penyusun. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Tp. 2015.
Uyainah, Tatu. Hasil Wawancara Guru PAI. Kamis 7 Febuari 2019.
Wahab, Rohmalina. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Wikipedia bahasa Indonesia. "Ensiklopedia Bebas",
http://id.wikipedia.org/wiki/Prestasi, 03 Oktober 2018
Zurinal dan Aminuddin. Fiqih Ibadah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008.
Pedoman Wawancara Guru
1. Bagaimana pandangan bapak/ibu mengenai kedisplinan siswa di MTs
Islamiyah Ciputat, terutama dalam hal beribadah?
2. Apakah siswa siswi disini telah mengikuti peraturan yang telah ada? Atau
sebaliknya melanggar aturan yang telah dibuat oleh madrasah?
3. Apa yang membuat siswa siswi MTs Islamiyah Ciputat melanggar peraturan
yang telah diberlakukan oleh madrasah, khususnya kedisiplinan beribadah
siswa ?
4. Adakah tindak lanjut yang diberikan oleh madrasah? Tindak lanjut seperti
apa yang diberikan madrasah agar siswa tidak melanggar peraturan/tata
tertib madrasah?
5. Program apa saja yang telah bapak/ibu lakukan dalam menanamkan sikap
disiplin beribadah kepada siswa?
6. Apakah upaya yang bapak/ibu lakukan telah berhasil?
7. Apa saja nilai-nilai religius yang telah berjalan di madrasah ini?
8. Apakah kegiatan religius tersebut dapat mengembangkan sikap disiplin
beribadah pada siswa di madrasah?
9. Tanggung jawab apa saja yang telah bapak/ibu berikan agar siswa memiliki
sikap disiplin beribadah?
10. Apakah dengan tanggung jawab tersebut siswa menjadi disiplin dalam
beribadah?
Transkip Hasil Wawancara
Hari/ Tanggal : Selasa, 22 Januari 2019
Menurut ibu Masnah, S.Pd I
1) Sejak dulu kedisiplinan sudah diterapkan, tetapi mulai tahun 2018 ini
kedisiplinan lebih ditingkatkan lagi dan sudah mulai terlihat
perkembangannya. Terlebih lagi dalam melaksanakan sholat dhuha pada
pagi hari jam 07.00-07.45 WIB.
2) Hampir seluruh siswa sudah mulai ikut dalam pelaksanaan kegiatan
peribadatan dan keagamaan di madrasah, dan tingkat kesadaran siswa akan
ibadah sudah mulai tertanam serta terlihat dari diri siswa sendiri.
3) Dari pentauan saya sendiri sejauh ini belum ada yang melanggar kegiatan
pendisiplinan dalam beribadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
lain. Karena setiap pagi sudah harus ke masjid melakukan pembiasaan
yang sudah di program oleh madrasah dan sudah terkoordinasi dengan
baik.
4) Tindak lanjut yang dilakukan oleh madrasah maupun guru yang
berwenang melakukan tindak lanjut sanksi kepada siswa, yaitu:
Memberikan tugas-tugas yang berkaitan dengan keagamaan dan
peribadatan seperti menghafal do'a-do'a harian seperti do'a setelah
selesai shalat dhuha dan surat- surat pendek al-Qur'an.
Memberikan sanksi tyng sesuai dengan ilmu-ilmu pendidikan kepada
siswa dan yang mempunyai nilai khusus untuk siswa agar semakin
disiplin.
Diberikan surat pemberitahuan kepada orang tua/wali murid siswa
apabila pelanggaran yang dilakukan telah melebih dari batas wajar.
5) Program-program keagamaan yang telah diberlakukan di madrasah:
Shalat dhuha berjama'ah
Siraman rohani/tausiyah
Pembiasaan membaca Asmaul Husna
Menghafal surat-surat pendek
Pembiasaan menjadi imam shalat secara bergilir/bergantian tiap
harinya
6) Sampai saat ini upaya yang dilakukan guru PAI sudah mulai terlihat dan
berhasil, akan tetapi masih belum sempurna karena program-program yang
dilakukan baru di upgrading selama kurang lebih satu semester terakhir.
Setiap akhir semester akan ada pemberian sertifikat bagi siswa-siswi yang
berprestasi dalam bidang keagamaan.
7) Nilai-nilai kegamaan yang secara berkala mulai terlihat, seperti sikap
anak-anak terhap guru yang lebih santun. Dalam ibadah juga sudah ada
peningkatan yang signifikan karena adanya perubahan atau upgrading
program pembiasaan yang dilakukan di pagi hari sebelum pembelajaran
dimulai, yang sebelumnya diadakan pada waktu jam istirahat.
8) Melalui kegiatan-kegiatan positif seperti halnya yang disebutkan di point-
point sebelumnya, kedisiplinan beribadah siswa sudah mulai tumbuh pada
diri siswa karena saya sendiri melakukan pengamatan setiap hari.
9) Tanggung jawab yang saya berikan kepada siswa di luar program agar
semakin disiplin beribadah yakni memberikan tugas-tugas kecil seperti
memimpin sholawat, memimpin do'a dan lainnya.
10) Banyak sekali perubahan yang dirasakan baik dari guru maupun siswa dari
tanggung jawab yang diberikan kepada siswa-siswi MTs slamiyah Ciputat.
Melalui pengamatan sehari-hari kedisplinan beribadah semakin terlihat
jelas.
Guru SKI
Transkip Hasil Wawancara
Hari/ Tanggal : Rabu, 30 Januari 2019
Menurut bapak Drs. Aris Herdiana
1) Kedisplinan di madrasah ini mulai ada kemajuan, setiap harinya program
pembiasaan sudah berjalan dengan baik. Program pembiasaan di sini tentu
yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan dan peribadatan.
2) Yang namanya peraturan dibuat untuk mendisiplinkan siswa, tetapi
kembali lagi kepribadi siswa, sebagian kecil memang ada saja yang
melanggar. Melanggarnya pun masih tahap batas normal seperti halnya
tidak hafal doa setelah sholat, memang masih memerlukan bimbingan
mengenai kedisiplinan beribadah.
3) Faktor yang menghambat kedisplinan beribadah pada siswa yakni karena
ibadah itu merupakan kebiasaan secara individual yang dimiliki oleh siswa
itu sendiri, apa yang sering dilakukan di rumah masing-masing bisa terlihat
juga hasilnya di madrasah, apa bila kedisiplinan siswa dalam beribadah
masih kurang, kemungkinan faktor pendukung dari keluarga masih
kurang.
4) Tindak lanjut dari saya sekalu guru agama yakni saya memberikan tugas
remedial berkaitan dengan apa yang dilanggar oleh siswa tersebut, juga
dengan cara memberikan hukuman yang mendidik praktek langsung untuk
meningkatkan kedisiplinan ibadah.
5) Sebagai guru pendidikan agama Islam , nilai-nilai kegamaan perlu
ditanamkan dan membina siswa-siswi madrasah agar lebih religius. Untuk
menunjang nilai-nilai keagamaan tersebut guru agama biasanya akan
melakukan pembimbingan bagai mana cara membaca al-Qur'an melalui
pelajaran BTQ agar siswa siswi lebih memahami al-Qur'an. Kemudian
juga kegiatan ektrakurikuler rohis juga sangat membantu untuk membina
anak-anak agar lebih paham kedisiplinan dalam beribadah, tentunya
dinaungi oleh guru pendidikan agama Islam.
6) Upaya-upaya yang telah dilakukan baik oleh madrasah maupun upaya
tersendiri dari guru PAI sudah cukup membuahkan hasil yang baik,
tentunya bias dilihat dari perilaku-perilaku siswa yang santun dan
mematuhi serta menerima konsekuensi apabila ada siswa yang memang
kebetulan melanggar.
7) Di MTs Islamiyah Ciputat ini nilai-nilai religius dsn pemahaman
agamanya lebih tertanam, karena mereka sudah dibiasakan untuk
berdisiplin seperti halnya sudah terbiasa melakukan shalat dhuha dan
menjadi imam dalam shalat. Hal-hal tersebut merupakan nilai lebih dari
MTs Islamiyah sendiri karena belum tentu sekolah lain mengadakan
pembiasaan yang bersifat religius, dengan nilai tersebut meskipun di luar
madrasah siswa mengimplikasikannya dilingkungan tempat tinggal
masing-masing yang merupakan bentuk akhlakul karimah dari siswa.
8) Dari upaya-upaya yang telah dilakukan oleh guru PAI tentu dapat
mengembangkan kedisiplinan siswa dalam beribadah akan tetapi implikasi
dari nilai tersebut baik buruknya amalan yang dilakukan oleh siswa itu
kembali lagi tergantung siswa tersebut.
9) Tanggung jawab yang telah baik madrasah atapun saya prbadi sebagai
guru PAI, tentu tanngung jawab tersebut dapat membangun karakter dan
sikap disiplin beribadah pada siswa siswi. Seperti tanggung jawab dalam
melaksanakan tugasnya sebagai ketua kelas dan memimpin do'a serta tugas
yang bersifat toritik agar anak-anak mengetahui pengetahuan tentang
disiplin.
10) Dari tanggung jawab yang telah diberikan kepada siswa siswi, tentu
terlihat perubahannya, siswa semakin disiplin dalam beribadah di
madrasah, akan tetapi di luar madrasah saya belum mengetahui secara
pasti apakah sama seperti madrasah atau tidak. Setidaknya tanggung jawab
tersebut sedikit demi sedikit akan menumbuhkan sikap disiplin pada diri
anak.
Guru Fiqih
Transkip Hasil Wawancara
Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Febuari 2019
Menurut ibu Dra. Tatu Uyainah
1) Sejauh ini kedisiplinan siswa siswi dalam beribadah masih terus kami
pantau dan kami kembangkan setiap harinya.
2) Ada saja siswa siswi yang melanggar atau berpura-pura untuk tidak
mengikuti kegiatan beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Seperti
halnya siswi putri yang beralasan sedang haid agar tidak mengikuti
kegiatan shalat/beribadah.
3) Yang menyebabkan anak-anak melanggar peraturan atau tidak
melaksanakan ibadah, bisa jadi dari orang tua atau keluarga yang kurang
perhatian akan kedisiplinan beribadah anak-anaknya ketika berada di
rumah atau bahkan orang tau atau keluarganya sendiri tidak melaksanakan
ibadah. Faktor pendukung seperti keluarga sangat penting untuk
kepriadian anak, tidak hanya dari sekolah/madrasah saja yang menjadi
patokan atau tolok ukur untuk mencapai keberhasilan dalam mendidik.
4) Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru terlebih lagi guru PAI termasuk
saya, untuk siswa yang melanggar saya akan memberikan hukuman yang
mendidik agar siswa semakain disiplin dengan ibadah seperti menghafal
surat-surat pendek di al-Qur'an dan membuat tulisan ayat-ayat dari al-
Qur'an.
5) Program yang telah kami lakukan untuk menambah kedisiplinan beribadah
siswa dan siswi di MTs yakni dengan membuka wadah kreatrifitas anak di
bidang ekstrakulikuler rohis dan qiro'at di madrasah agar menambah nilai
keislaman yang akan tertanam didiri anak-anak. Kemudian menghadirkan
tutor tambahan untuk para siswa dari luar untuk mengembangkan potensi
anak-anak dibidang keagamaan.
6) Upaya yang dilakukan masih terlihat signifikan, namun untuk saat ini
masih terpantau cukup baik artinya bukan tidak berhasil maupun telah
berhasil sepenuhnya akan tetapi masih belum maksimal sepenuhnya.
Walaupun masih perlu proses perbaikan untuk meningkatkan keberhasilan
dalam menanamkan sikap disiplin beribadah, sudah bisa dilihat dari
keberhasilan dalam melaksanakan rutinitas ibadah yang mendapatkan
dorongan dari para guru terlebih lagu guru PAI yang menjadi suri tauladan
bagi siswa siswinya.
7) Nilai-nilai yang telah tertanam pada siswa di madrasah ini cukup bagus,
seperti halnya siswa sudah mulai sadar akan sholat fardhu ketika sudah
memasuki waktu sholat dan pembiasaan dhuha sudah berjalan cukup baik
karena mereka sudah memahi arti dan tujuan shalat dhuha, tidak lupa juga
setiap jumat diadakan tahlil bersama di lapangan hampr tidak ada siswa
yang tidak mengikuti kegiatan tahlil bersama semua turun kelapangan
untuk mengikuti kegiatan.
8) Kegiatan religius atau keagamaan yang telah dilakukan sejauh ini baik
secara program maupun personal yang dilakukan oleh guru PAI, tentu saja
dapat mengembangkan sikap siswa dalam disiplin beribadah karena
kegiatan yang dilakukan diberikan secara kontinyu dan bertahap.
9) Tanggung jawab yang diberikan kepada siswa siswi di sini agar memiliki
sikap disiplin beribadah yakni dengan memberikan tugas-tugas keagamaan
seperti membuat laporan ibadahnya di rumah yang setiap hari harus
dilaporakan kepada guru PAI untuk berlatih jujur terhadap diri sendiri.
10) Tentu saja dengan adanya tanggung jawab yang diberikan siswa menjadi
lebih disiplin dan terlihat lebih baik dari tahun ajaran sebelumnya, hanya
saja masih ada saja yang melalaikan ibadah tetapi itu hanya sebagian kecil
dari keseluruhan siswa siswi di sini.
Guru Al-Qur'an Hadits
Dra. Tatu Uyainah
Transkip Hasil Wawancara
Hari/ Tanggal : Kamis, 7 Febuari 2019
Menurut ibu Ummi Arfi'ah, S. Ag
1) Kedisiplinan beribadah siswa di MTs Islamiyah Ciputat ini sudah mulai
terlihat bagus karena adanya penjadwalan yang diadakan oleh madrasah.
2) Sebagian besar siswa telah mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh
madrasah, siswa telah tau apa bila melaggar aka nada hukuman yang
diberikan oleh guru.
3) Ada saja siswa yang melanggar tata tertib madrasah seperti tidak memakai
dalaman kerudung bagi siswi dan siswa laki-lakinya kedapatan tidak
memakai peci, karena itu merupakan atribut keislaman yang diberlakukan
oleh madrasah agar siswa siswi lebih disiplin dalam berpakaian. Biasanya
yang melatar belakangi siswa ataupun siswi yang melanggar tata tertib
madrasah karena menggap hal itu sepele atau tidak terlalu penting bagi
dirinya.
4) Tindak lanjut yang dilakukan oleh madrasah mapun guru PAI apabila
kedapatan melanggar aturan yakni harus disesuaikan dengan apa yang dia
langgar, misalnya melakukan pemanggilan terlebih dahulu kepada siswa
yang bersangkutan jika terbukti melanggar.
5) Program atau kegiatan yang dilakukan agar lebih disiplin dalam beribadah
yakni dengan mengadakan shalat dhuha berjama'ah setiap harinya, tentu
sudah terjadwal dengan baik agar siswa menjadi disiplin. Untuk setiap hari
jum'at ada tambahan pembacaan tahlil bersama satu yayasan di lapangan
yang dipimpin oleh siswa secara bergantian tiap minggunya, tentu dari
program yang diadakan ini untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam
beribadah.
6) Upaya yang telah guru-guru lakukan tentu telah membuahkan hasil yang
baik, artinya guru cukup berhasil membina atau memupuk benih-benih
kedisiplinan dalam diri siswa, terlebih lagi guru PAI yang lebih berperan
dalam membina karakter akhlak kedisiplinan siswa dalam beribadah.
Tentu saja hal ini dlakukan melalui pengamatan kepada siswa siswi ketika
berada di madrasah, hanya sedikit siswa yang memang kedapatan tidak
disiplin akan tetapi selebihnya sudah cukup baik dan terpantau.
7) Nilai-nilai keagamaan yang sudah berjalan dan tertanam di dalam diri
siswa siswi mts ini yakni, siswa tanpa disuruh sudah mulai mengikuti
shalat dhuha, bila bertemu guru cium tangan serta mengucap salam.
8) Dari kegiatan kegamaan yang ada di madrasah tentu saja dapat
mengembangkan sikap disiplin pada siswa, anak-anak akan terbiasa
disiplin apabila madrasah juga menerapkan peraturan atau mengadakan
kegiatan otomatis siswa akan mengikuti dan akan menjadi sebuah
kebiasaan yang baik bagi siswa.
9) Tanggung jawab yang telah saya berikan untuk anak-anak yakni dengan
memberikan hafalan pada siswa baik hafalan secara individual maupun
bersama-sama. Hafalan ini tentu yang berkaitan dengan kaidah kedisplinan
beribadah, seperti menghafal surat-surat pendek, do'a-do'a harian serta
asmaul husna, sambil memaknainya.
10) Dari tanggung jawab yang di berikan kepada siswa tentu akan ada
perkembangan siswa dalam kedisiplinan dalam beribadah, hal ini bias
dilihat dari sikap atau prilaku siswa ketika ada kegiatan keagamaan, dari
tanggung jawab yang diberikan sebelumnya tentu aka nada tanggung
jawab berikutnya yang akan diberikan guru kepada siswa agar lebih
mandiri serta sebagai acuan juga bagi guru untuk melihat perkembangan
disiplin siswa dalam beribadah.
Guru Aqidah Akhlak
Ummi Arfi'ah, S.Ag
DATA SAMPEL SISWA
NO. NAMA KELAS
1 Aini Mukhlisoh 7 AK
2 Anggun NK 7 AK
3 Cahya Natu Khairoh 7 AK
4 Ilham eko pahradin 7 AK
5 Isnaini 7 AK
6 Karenina Amelia 7 AK
7 M. Hafidz Khair 7 AK
8 Nabila Auliani 7 AK
9 Nadiyah Lulu Andiany 7 AK
10 Nur Millati Sari Putri M. 7 AK
11 Uswa Yulianida 7 AK
12 Agung Mulyana Yusuf 7 AB
13 Ananda Virgi P 7 AB
14 Erni Artika Sari 7 AB
15 Fness Sausan Nur Afifah 7 AB
16 Ibnaty Nur Syachsiyal 7 AB
17 Isnaini Khoiratun Ishaq 7 AB
18 Mey Zahra Putri 7 AB
19 Muhamad Aqsa Al Musyawa 7 AB
20 Muhammad Akasyah 7 AB
21 Muhammad Fazri 7 AB
22 Muhammad Satriyo Fari Kesid 7 AB
23 Muhammad Zulkarnain 7 AB
24 Nuraini 7 AB
25 Rayya Siti Nur Intan 7 AB
26 Salsa Andira Rahmayani 7 AB
27 Salwa Putri Salsabilla 7 AB
28 Supia Aprillia 7 AB
29 Teuku Fonnayadi 7 AB
30 Wakhid Nur Arifin 7 AB
31 Aisyah sholehah 8 IB
32 Athyyah Asyraf 8 IB
33 Dini ramadani 8 IB
34 Fitri Novita Sari 8 IB
35 Inaya Hilmawati 8 IB
36 Lutfiatunnisa 8 IB
37 Naila Faiza Az Zahra 8 IB
38 Nuurul Wafa Hayati Tsani 8 IB
NO. NAMA KELAS
39 Rafi Rahman 8 IB
40 Rufiah 8 IB
41 Selima Najwa Khomaini 8 IB
42 Ummu Nazwa Muthmainnah 8 IB
43 Ananda Dwi Nadia 8 IS
44 Anggita dwi agustina 8 IS
45 Dhea Amalia 8 IS
46 Dimas athalla muthi firdaus 8 IS
47 Fikri Putra Malik 8 IS
48 Kartika Yuliandri 8 IS
49 Muhamad Rafli Asyikin 8 IS
50 Muhammad Aril Syaikhoni 8 IS
51 Muhammad Nur Rochim 8 IS
52 Nadia Safitri 8 IS
53 Rismaya Agustira 8 IS
54 Selvi Nadia Hasti Ningrum 8 IS
55 Sukmadi Prayoga 8 IS
56 Syifa zahrani subari 8 IS
57 Yusuf Hari Mukti Yudoyono 8 IS
58 Zakua Nur Fatwa 8 IS
59 Afifatunisa 8 IR
60 Ahmad Rizki Zulfikar 8 IR
KEGIATAN KEAGAMAAN
Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. bersama satu yayasan Islamiyah
Ciputat
Shalat dhuha bersama
Memimpin do'a
Kegiatan Penelitian
BIOGRAFI PENULIS
Weni Nurlita. Nama sejak kecil yang diberikan oleh orang
tuanya karena nama tersebut adalah nama seorang rekan
kerja dari orang tuanya yang mempunya paras cantik
sehingga diberikan nama tersebut, nama panggilan akrab
semasa kecil hingga sekarang adalah weni. Semasa kecil
ia adalah anak yang aktif bermain di lingkungannya,
senang bergaul dan mudah bersahabat, gemar memasak
dan menyukai hal-hal baru yang menantang. Terlahir di kota Tangerang pada 12
September 1995 dan beragama Islam. Merupakan anak pertama dari 2 bersaudara
dari pasangan Bapak Chairuli dan Ibu Almh. Nurlela, A. Md., Keb. Sejak dilahirkan
hingga sekarang berdomisili di Tangerang, tepatnya di Jl. Lembang 1 Blok Sekolah
No. 86 Rt. 003 Rw. 003 Sudimara Barat, Ciledug, Tangerang.
Sejak kecil orang tuanya sudah membiasakan pendidikan agama, dimulai dari
pendidikan TPA Miftahul Jannah di Ciledug, kemudian memasuki usia 5 tahun di
TK Pertiwi Ciledug, lalu lanjut memasuki Sekolah Dasar Negeri Sudimara 12
Ciledug. Setelah lulus SD orang tuanya ingin sekali anaknya bersekolah dilembaga
bernaungan Islam yaitu di MTs Al-Islamiyah Ciledug, setelah lulus dari MTs ia
ingin sekali melanjutkan pendidikannya di pondok pesantren namun dikarenakan
tidak dapat izin akhirnya mencoba daftar di MAN 10 Joglo Jakarta Barat,
Alhamdulillah bersyukur karena bisa masuk ke sekolah Negeri di Jakarta yang
mempunya program sangat bagus.
Pada tahun 2013 lulus dari MAN 10 Jakarta, orang tuanya menginginkan ia
melanjutkan kuliah di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan (FITK), jurusan Pendidikan agama Islam (PAI)
dengan harapan bisa menjadi seorang guru Agama yang professional serta menjadi
pribadi muslimah yang baik dengan berpengetahuan agama yang luas.