Jurnal Ok
-
Upload
erlangga-perwira-negara -
Category
Documents
-
view
9 -
download
0
description
Transcript of Jurnal Ok
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 1/8
Bayi dengan kelahiran preterm berhubungan dengan meningkatnya resiko IVH
(Intraventricular Hemorrhage) dan kematian. Walaupun pemberian kortikosteroid dan
pemberian surfaktan postnatal dapat mengurangi pneumothorax. Dilakukan random bayi
prematur antara usia kehamilan 25-28 minggu menggunakan CPAP atau intubation di ruang
persalinan melaporkan peningkatan laju pneumothorax dalam bayi yang menerima CPAP
sebagai ventilasi awal. Oleh karena itu, tujuan dari studi ini adalah (1) untuk menentukan apakah
bayi preterm yang curiga pneumothorax dapat diidentifikasi awal (2) untuk membandingkan
waktu pneumothoraces dalam bayi pada CPAP dibandingkan dengan intubated bayi dan (3)
untuk membandingkan pernapasan dan morbiditas bayi preterm dengan atau tanpa
pneumothorax.
Metode
Studi case-control pada bayi preterm dengan usia kehamilan 23 dan 28 minggu. Penelitian
dilakukan di The Royal Women’s Hospital, Melbourne, Australia antara 1 Januari 2002 – 30 Juni
2007. Bayi dengan usia kehamilan kurang dari 28 minggu yang mempunyai pneumothorax
dalam beberapa periode yang teridentifikasi, rekam medis pasien dan foto rongten thorax
terakhir. Subjek kontrol diidentifikasi untuk setiap bayi dengan pneumothorax, dengan usia 3
hari dan dengan berat lahir dalam 15% dari kasus indeks yang tidak memiliki pneumothorax.
Kriteria Excluded : Diketahui mempunyai congenital pulmonary malformations, pneumothoraxyang didapat setelah operasi misalnya, ligasi patent ductus arteriosus.
Kriteria Included : Usia kehamilan, jenis kelamin, berat lahir, cara persalinan, Apgar score,
kelahiran kembar atau tidak, anestesi yang digunakan selama proses
persalinan, pemberian kortikosteroid pada antenatal atau pemebrian
antibiotik sebelum persalinan.
Pencatatan yang dilakukan meliputi pernapasan maksimum detail dan konsentrasi oksigen
inspirasi ( FiO2). Data yang diambil oleh perawat adalah Model pernapasan utama di ruang
persalianan, variable ventilator, dan umur bayi ketika diberikan surfaktan. Penggunaan ventilator
dan oksigen dicatat setiap 4 jam selama 72 jam setelah lahir.
Selama penelitian dilakukan resusitasi terhadap semua bayi dengan oksigen 100 %, dengan
target saturasi 88 % - 94 %. Pada bayi preterm dilakukan pemasangan intubasi dan ventilator
mekanik apabila FiO2 > 0,6, apneu dan tidak responsive tehadap terapi methylxanthine, pH arteri
1
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 2/8
< 7,25 dengan PaCO2 > 60 mmHg, atau asidosis metabolik yang tidak responsif terhadap terapi.
Tekanan CPAP 5-8 cm H2O dengan 8 L/menit. Target volume tidal yang dicapai adalah 3,5 – 6
mL/kg.
Peneumothorax di diagnosis baik dari gejala klinis ataupun dari hasil foto thorax. Data
yang di follow up meliputi ketahanan harapan hidup, durasi pemasangan ventilator dan
pemberian oksigen dan kejadian dari bronchopulmonary dysplasia, ROP, NEC, dan derajat IVH.
Hasil
Selama 5,5 tahun periode, 675 bayi lahir antara 23 sampai 28 minggu masa kehamilan, 62
(9,2%) bayi memiliki pneumothorax. Satu bayi (2%) dikeluarkan karena subjek kontrol tidak
cocok dan tidak dapat diidentifikasi. Tak satu pun memiliki malformasi kongenital paru-paru.
Data dari 61 bayi dengan pneumothorax dan 61 kontrol yang dianalisis.
Tidak ada perbedaan besar di baseline antara karakteristik ibu dan bayi dalam kelompok
bayi pneumothorax dan kontrol seperti yang ditunjukkan dalam Tabel I. Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam perawatan DR antara kelompok-kelompok, dengan 22 (36%) bayi diterapi
dengan CPAP dan 38 (62%) diterapi dengan intubation dan VTP pada kedua kelompok. Satu
bayi (2%) dalam masing-masing kelompok tidak diberikan bantuan pernapasan dalam DR (tabel
II).
2
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 3/8
Semua kelompok pneumothorax pada akhirnya diintubasi; 52 (85%) sebelum didiagnosis
pneumothorax, termasuk 38 (62%) yang diintubasi dalam DR, dan 9 (15%) setelah didiagnosis
pneumothorax. Lima puluh satu (84%) kelompok bayi kontrol diintubasi (P =.34).
Pneumothorak yang didiagnosis dengan transillumination dada atau dengan CXR pada
median jam 31, dengan CXR diagnostik dilakukan pada median 32 jam (tabel II). Tiga puluh
enam dari 61 bayi (59%) kelompok pneumothorax dan tiga puluh empat dari 61 bayi (56%)
kelompok kontrol menerima surfaktan (Curosurf, Chiesi obat-obatan Ltd, Parma, Italia) dalam
waktu 2 jam lahir (P =.71). Bayi yang pneumothorax menerima Surfaktan pada pertengahan 0.92
jam setelah kelahiran dibandingkan dengan kontrol, pada 0.62 jam (P =.05).
Sembilan belas dari 61 (31%) dari kelompok pneumothorax juga memiliki emfisema
interstitial pulmo pada CXR dibandingkan dengan 5 dari 60 (8%) kelompok kontrol (P =.002).
Median FiO2 (IQR) pada interval 4 jam, selama 72 jam pertama, terdapat dalam Fig.1 untuk
kedua kelompok. Median (IQR) FiO2 maksimum di DR adalah 0.6 (0,3 - 1.0) dalam kelompok
pneumothorax dan 0,5 (0,3 untuk 0.6) pada kelompok kontrol (P =.23). FiO2 dalam kelompok
pneumothorax secara statistik signifikan lebih tinggi (P & lt; 001) pada setiap interval 4 jam,
selama 72 jam. Karena kita tidak tahu ketika setiap pneumothorax benar-benar terjadi, kami
membandingkan FiO2 pada rata-rata (SD) 2.1 (1,1) jam sebelum diagnosis dengan FiO2 kasus
kontrol pada titik waktu serupa yang menggunakan uji t berpasangan menguji 54 dari 61
3
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 4/8
pasangan. Lima pasangan yang tidak dianalisis karena pneumothorak didiagnosis setelah usia 72
jam dan data FiO2 tidak dikumpulkan. Data pasangan yang hilang adalah dua kasus. Rata-rata
FiO2 kelompok pneumothorax secara signifikan lebih tinggi (rata-rata, 0,59; SD, 0,3) daripada
kelompok kontrol (rata-rata, 0.33; SD, 0.21) (rata-rata perbedaan, 0.26; CI 95%, 0.19 - 0,32; dan
P<0,001).
Kami juga membandingkan FiO2 pada rata-rata (SD) 6.2 (1.1) jam sebelum diagnosa di 41
dari 61 pasangan. Sekali lagi, ada FiO2 secara signifikan lebih tinggi antara kelompok
pneumothorax (rata-rata, 0.39; SD, 0.18) dan kelompok kontrol (rata-rata, 0.28; SD, 0,14)
(berarti perbedaan, 0,11; 95% CI, 0,04 untuk 0.19; P<0.003). Dua puluh pasangan tidak dapat
dianalisis karena dalam 14, FiO2 2-6 jam sebelum diagnosis sebelum kelahiran, lima didiagnosis
setelah 72 jam ketika data FiO2 tidak dikumpulkan, dan satu kasus, pasangan data tidak tersedia.
Kurva ROC dibangun untuk semua 4-jam interval setelah kelahiran. Kurva ROC pada 12
jam sebagai faktor risiko untuk pneumothorak ditampilkan pada Fig.2. karena peningkatan FiO2
pada 12 jam setelah kelahiran lebih kuat dikaitkan dengan pneumothorax dari FiO2 pada waktu
lain (tabel III).
Median (IQR) positif tekanan akhir-expiratory (PEEP) atau tekanan CPAP pada saat
diagnosis pneumothorax adalah 6 (5-7) cm H2O. Rata-rata (IQR) tekanan puncak inspirasi
adalah 23 (19-27) cm H2O, dan untuk bayi mereka diperlakukan dengan ventilasi oskilasi
frekuensi tinggi, median tekanan udara rata-rata adalah (IQR) 15 (12,5 - 17,7) cm H2O. Data
volume tidal dan gas darah tidak dikumpulkan untuk studi ini. Kematian secara signifikan lebih
4
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 5/8
rendah pada kelompok kontrol (13%) daripada kelompok pneumothorax (43%) (P<0,001) (Tabel
II).
Tidak ada perbedaan signifikan dalam insiden IVH atau BPD antar kelompok. Tidak ada
perbedaan besar antara kelompok-kelompok untuk penyebab kematian (tabel IV).
Bayi dengan Pneumotorak yang dimulai CPAP pada DR
Kelompok pneumothorax, 22 dari 61 (36%) menerima CPAP dalam DR. Bayi ini memiliki
usia kehamilan rata-rata (SD) 27,5 (1.5) minggu dan rata-rata (SD) kelahiran berat 1053g (243).
Usia rata-rata ketika pneumothorax didiagnosis adalah 31 jam. Usia rata-rata diitubasi
endotrakea adalah 22 jam. Hanya 8 dari 61 (13%) bayi menerima CPAP pada saat diagnosis
pneumothorax. CXR pertama dilakukan di semua bayi dalam waktu 2-3 jam pertama lahir dan
menunjukkan tidak ada bukti pneumothorak. Hanya 4 dari 22 (18%) diintubasi sebelum CXR
pertama.
Delapan belas dari 22 (82%) punya gambaran radiologis Sindrom Distress Pernafasan
(RDS), dan 3 dari 22 (14%) CXR yang normal. Pada saat diagnostik CXR dilakukan intubasi 20
dari 22 (91%) bayi. Tujuh belas 22 (77%) bertahan. Tiga dari bayi bertahan (18%) memiliki
BPD. Tiga dari 22 (14%) bayi memiliki IVH grade 3 atau 4, dan semua bayi mati.
Median (IQR) FiO2 untuk bayi awalnya diperlakukan dengan CPAP, selama 72 jam pertama
dalam kelompok pneumothorax dan kontrol ditunjukkan dalam Fig.1. Median (IQR) FiO2 di DR
adalah 0,3 (0,25 untuk 0,5) dalam kelompok pneumothorax dan 0.4 (0,3 untuk 0,5) pada
kelompok kontrol (P =.34). Namun, perbedaan dalam FiO2 yang secara signifikan lebih tinggi
(P<0.05) dalam kelompok pneumotorak pada setiap interval 4 jam untuk sisa dari 72 jam.
5
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 6/8
Bayi dengan Pneumotorak yang dimulai dengan Intubasi pada DR
Kelompok pneumothorax, 38 dari 61 (62%) diintubasi dan diventilasi dalam DR. Bayi-bayi ini
memiliki usia kehamilan rata-rata (SD) 26,1 (1.6) minggu dan rata-rata (SD) kelahiran berat
badan 851g (215). Waktu rata-rata diagnosis pneumothorax adalah 22 jam. CXR pertama
diperlihatkan pada semua bayi dalam waktu 2-3 jam lahir. Sebelas (29%) bayi telah memiliki
pneumothorak pada CXR awal. Tiga puluh enam dari 38 (95%) memiliki bukti radiologis
sindrom distres pernapasan, dan 2 dari 38 bayi (5%), gambaran radiologi normal. Tujuh belas
dari 38 bayi (45%) memiliki cerat dada, dan 21 dari 38 (55%) tidak. Hanya 1 dari 38 (3%)
diekstubasi dan diterapi dengan CPAP pada saat CXR diagnostik. Tujuh belas dari 38 (45%)
bertahan. Sepuluh yang bertahan (59%) punya pengembangan (resiko) BPD. Sembilan dari 33
(27%) memiliki IVH grade 3 atau 4, dan hanya 1 selamat. Tidak ada hasil USG tengkorak yang
tersedia untuk 5 dari 38 bayi.
Diskusi
Data menunjukkan bahwa bayi yang memiliki pneumothorax penyakit paru-paru yang
memiliki lebih buruk daripada mereka yang tidak. Tak ada perbedaan dalam karakteristik
demografik bayi antara kelompok. Karena itu, satu-satunya variabel kami mengidentifikasi untuk
membantu menentukan mana bayi yang paling berisiko. Hal ini dapat menunjukkan lebih serius
penyakit paru-paru yang atau mungkin karena pneumothorax. yang mendasari. Hanya bayi
dengan FiO2 > 0,3 dalam waktu 12 jam mempunyai pneumothorax.
Kelemahan desain studi kami adalah bahwa kita tidak dapat menilai efek penting
prognostic variabel lain, seperti usia kehamilan, yang digunakan untuk mencocokkan kasus
dengan subjek kontrol. Studi alternatif desain telah mengumpulkan data pada semua subjek dan
kemudian menyesuaikan untuk confounders dengan teknik statistik multivariabel. Kami
dianggap termasuk lebih banyak subjek control untuk setiap kasus. Selain itu, memiliki lebih
banyak kesulitan mendapatkan kontrol cocok subjek.
Beberapa studi menyarankan bahwa bayi yang mendapatkan terapi CPAP, lebih mungkin
terkena pneumothorax dibandingkan bayi yang menggunakan terapi oksigen box atau ventilasi
dengan tekanan positif. Penggunaan CPAP pada bayi BBLSR, mengurangi kebutuhan intubasi
seperti terlihat pada percobaan COIN dan SUPPORT. Pada percobaan COIN, 9 % dengan terapi
6
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 7/8
CPAP dan intrubasi 3,1 %. Pada percobaan SUPPORT insiden keduannya hampir sama. Dari
data sebelumnya menunjukan bahwa pemberian surfaktan menurunkan angka pneumothorax
sebanyak 10 %.
Pemikiran konvensional pneumothorax berkembang dengan cepat dan diagnosis dibuat
ketika bayi tidak dapat mengkompensasi. Sehingga terdapat gangguan pernapasan lebih lanjut.
Diagnosis dari pneumothorax tergantung dari kecurigaan klinis, transiluminasi pada thorax dan
foto rongten dada. Perkiraan waktu antara onset pneumothorax dan diagnosis klinis antara 1-10
jam. Pneumothorax muncul pada hari ke 2 setelah pemasangan CPAP.
Memang penting untuk menemukan metode baru dalam penilaian diagnosis pneumothorax.
Metode Pulmonary acustic transmition atau analisis suara napas cukup menjanjikan pada hewan
percobaan tapi belum pernah diaplikasikan pada bayi. Metode yang mungkin berguna electrical
impedance tomography yang secara terus menerus memantau perubahan intratorakal dalam hal
konten udara dan ventilasi.
Perubahan hemodinamik pneumothorax mungkin mengarah pada peningkatan darah secara
tiba-tiba di otak yang selanjutnya dapat menyebabkan IVH. Pada percobaan ini tidak ada
perbedaan antara group pneumothorax dengan control, begitu pula dengan group penggunaan
CPAP dan intubasi. Tapi studi ini tidak cukup kuat untuk melihat adanya perbedaan yang
signifikan untuk melihat komplikasi IVH.
Pneumothorax secara signifikan meningkatkan mortalitas bayi preterm, bayi-bayi yang
terdapat peningkatan FiO2 dalam beberapa jam pertama kehidupan beresiko akan pneumothorax
dan pemantauan ketat.
7
7/16/2019 Jurnal Ok
http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-ok-5634fa356a7c5 8/8
Telaah Kritis
8
1. Apakah pasien yang digunakan
sebagai sampel representatif direktt pada titik perkembangan/kondisi
penyakit yang sama?
Ya Tidak Tidak diketahui
2. Apakah follow-up pasien cukup lama
dan komplit?
Ya Tidak Tidak diketahui
3. Apakah kriteria keluaran ditentukan
secara objektif?
Ya Tidak Tidak diketahui
4. Jika subgroup dengan prognosa yang
berbeda diidentifikasi, apakah ada
penyesuaian terhadap faktor
prognosis penting?
Ya Tidak Tidak diketahui
5. Bagaimana pelaporan hasil penilitian? lengkap Tidak
lengkap
Tidak diketahui
6. Dapatkah data hasil penelitian
mengenai prognosis diaplikasikan
kepada pasien saya?
Ya Tidak ragu