Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019 ...
Transcript of Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019 ...
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 155
PENGARUH JANGKA WAKTU PINJAMAN DAN STATUS PEKERJAAN
TERHADAP TINGKAT KELANCARAN PENGEMBALIAN KREDIT
Meita Sekar Sari1, Aidin Akbar
2
Prodi Akuntansi, Universitas Mitra Indonesia, Lampung1,2
E-mail : [email protected], [email protected]
ABSTRACT
Pegadaian Syariah is a State-Owned Enterprise (BUMN) that runs a pawnshop system in
accordance with Islamic law. Financing / credit is the provision of money or equivalent bills, based
on an agreement between a financial institution and another party that requires the financed party to
return the money or bill after a certain period of time with compensation or profit sharing. Islamic
pawnshops can provide financing / credit to customers. This study aims to analyze the Effect of Large
Loans, Loan Duration, Job Status on the Level of Smooth Credit Returns at PT Pegadaian Syariah
UPS Urip Sumoharjo. The data used in the study were secondary data with a population of 487
customers, and a sample of this study which included 56 customers at PT Pegadaian Syariah UPS
Urip Sumoharjo. The analytical tools used are chi square and logistic regression. The results showed
the smoothness of repayment of credit loans affected Loan Term, and job status. The results of the
analysis of the two variables, namely Loan Period, and Employment Status have an influence on the
rate of return on credit at PT Pegadaiain Syariah UPS Urip Sumoharjo. Sharia Pegadaiain parties
are expected to pay attention to these variables in the analysis of lending.
Keywords : PT. Pegadaian Syariah, The Level Of Smooth Credit Repayment, Loan Size Loan Term,
Employment Status
ABSTRAK
Pegadaian Syariah adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menjalankan sistem
gadai sesuai dengan hukum islam. Pembiayaan/kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan antara lembaga keuangan dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Pegadaian syariah dapat memberikan
pembiayaan/kredit pada nasabah.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Jangka Waktu Pinjaman,
Status Pekerjaan Terhadap Tingkat Kelancaran Pengembalian Kredit Pada PT Pegadaian Syariah UPS
Urip Sumoharjo. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder dengan Populasi
penelitian ini sebanyak 487 nasabah, dan sampel penelitian ini yang meliputi 56 Nasabah di PT
Pegadaian Syariah UPS Urip Sumoharjo.Alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil
penelitian menunjukkan kelancaran pengembalian pinjaman kredit dipengaruhi Jangka Waktu
Pinjaman, dan Status Pekerjaan.Hasil analisis kedua variabel yaitu Jangka Waktu Pinjaman, dan
Status Pekerjaan mempunyai pengaruh pada tingkat pengembalian kredit di PT Pegadaiain Syariah
UPS Urip Sumoharjo.Pihak Pegadaiain Syariah diharapkan memperhatikan variabel–variabel tersebut
dalam analisis pemberian kredit.
Kata Kunci : PT. Pegadaian Syariah, Tingkat Kelancaran Pengembalian Kredit, Jangka Waktu
Pinjaman, Status Pekerjaan
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 156
I. PENDAHULUAN
Diera globalisasi saat ini, persaingan
bisnis Lembaga Keuangan sangat ketat,
persaingan tersebut datang dari Lembaga
Keuangan bank dengan lembaga keuangan
Non Bank seperti koperasi simpan pinjam,
bank perkreditan rakyat dan perum pegadaian,
yang berhasil mengembangkan produk-
produknya sehingga dapat menarik minat
nasabah dalam mengambil kredit.
Pemberian kredit kepada nasabah tidak
luput dari penilaian bank kepada calon debitur,
apakah calon debitur tersebut layak untuk
diberikan kredit atau tidak. Kelayakan tersebut
harus benar-benar diperhatikan dalam
melakukan penelaahan yang mendalam
terhadap kondisi calon debitur. Pemberian
kredit juga memperhitungkan besar pinjaman,
lama pinjaman dan status pekerjaan terhadap
kelancaran pengembalian kredit yang di
lakukan nasabah.
Kredit sebagai tambahan modal bagi
pelaku usaha, memiliki peranan penting
dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
Kredit berasal dari bahasa Yunani “Credere”
yang berarti kepercayaan. Pengertian kredit
berkembang menjadi, kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau
mengadakan suatu pinjaman dengan suatu
janji pembayarannya akan dilakukan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang
disepakati.
Menurut undang undang No.7 Tahun
1992 tentang perbankan, Kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan kesepakatan pinjam-meminjam
antara lembaga keuangan non bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
atau pembagianhasil keuntungan.
Dalam praktek sehari–hari pinjaman
kredit dinyatakan dalam bentuk perjanjian
tertulis baik dibawah tangan maupun secara
materiil. Dan sebagai jaminan pengaman,
pihak peminjam akan memenuhi kewajiban
dan menyerahkan jaminan baik bersifat
kebendaan maupun bukan kebendaan.
Sebenarnya sasaran kredit pokok dalam
penyediaan pinjaman tersebut bersifat
penyediaan suatu modal sebagai alat untuk
melaksanakan kegiatan usahanya sehingga
kredit yang diberikan tersebut tidak lebih dari
pokok produksi semata.
Pada saat ini terlihat dari fenomena yang
ada beberapa berita yang ada seperti pada 21
Agustus 2017 14:26 WIB m.jpnn.com
mengeluarkan berita tentang kredit macet yaitu
“BPS Sebut Kredit Macet di Lampung Capai
Rp 1,18 Triliun” dan pada 10 Februari 2018
07:08 WIB m.replubika.co.id menuliskan
“OJK: Kredit Bemasalah di Bali Melampaui
Nasional”. Kemudian pada PT Pegadaian
Syariah UPS Urip Sumoharjo pada saat
penulis melakukan praktik kerja lapangan
masih banyak terjadi kredit-kredit bermasalah.
Dari fenomena diatas penulis tertarik untuk
membahas tentang masalah kredit macet yang
ada di salah satu lembaga keuangan di Bandar
Lampung yaitu Lembaga Keuangan Perum
Pegadaian .
Kredit Macet adalah suatu kondisi
dimana nasabah (pihak debitur) tidak mampu
untuk membayarkan angsuran kreditnya
kepada Lembaga Keuangan terkait tepat pada
waktunya. Dalam kondisi kredit macet, baik
bagi nasabah maupun bagi pihak lembaga
keuangan terkait ini sangat merugikan kedua
belah pihak. Ada beberapa aspek yang penulis
ambil yang mempengaruhi pengambilan
pinjaman atau kredit yang berhubungan
dengan kredit macet ini.
Untuk menjaga kelancaran
pengembalian kredit yang tidak lancar, maka
perlu dilakukan analisis untuk mengetahui
factor–factor yang diduga dapat
mempengaruhi tingkat kelancaran
pengembalian Kredit. Faktor–factor yang
diduga mempengaruhi tingkat kelancaran
pengembalian kredit dapat dilihat melalui
analisis kredit dengan prinsip 6C, yaitu
character, capital, capacity, conditions of
economy, collateral, constraints. Menurut
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 157
Nawawi dan Shariff (2010), faktor–factor
yang mempengaruhi tingkat kelancaran
pengembalian kredit dibagi menjadi empat
faktor, yaitu : karakteristik peminjam (usia,
tingkat pendidikan, gender, pengalaman
usaha, pendapatan bulanan), karakteristik
usaha, karakteristik pinjaman (jumlah
pinjaman, metode pengembalian, periode
pengembalian), dan karakteristik pemberi
pinjaman (sanksi, monitoring, biaya
transaksi).
Jangka waktu adalah salah satu
pertimbangan untuk mengambil kredit karena
akan menentukan besaran angsuran per bulan
nasabah. Jangka waktu yang dimaksud adalah
rentang waktu yang dibutuhkan oleh debitur
untuk mengembalikan seluruh kredit yang
diambil. Jangka waktu kredit yang semakin
panjang maka akan berpengaruh pada kecilnya
jumlah angsuran kredit, hal ini akan
meringankan beban utang debitur bila
dibandingkan dengan jangka waktu kredit
yang pendek .
Aspek lainnya yang harus diperhatikan
adalah status pekerjaan nasabah. Pekerjaan
adalah sumber untuk mendapatkan suatu hasil
yang diinginkan, semakin lama usaha atau
pekerjaan nasabah maka semakin besar pula
skala kredit yang diajukan nasabah, hal itu
juga akan dapat mempengaruhi pengembalian
kredit yang telah disalurkan oleh pihak
lembaga keuangan terkait. Semakin lama
pekerjaan ataupun usaha yang telah dijalankan
maka akan ikut menaikan jumlah permintaan
kredit. Pekerjaan yang tetap akan berbeda
dengan pekerjaan yang tidak tetap dengan
pertimbangan penghasilan yang diperoleh
cenderung tetap dibandingkan dengan swasta
yang relative fluktuatif untuk mengembalikan
kredit.
Dari faktor yang mempengaruhi tingkat
kelancaran pengembalian produk, penulis
ingin melakukan penelitian tentang variable-
variabel yang mempengaruhi tingkat
kelancaran pengembalian produk yang
menarik judul “Pengaruh Jangka Waktu
Pinjaman, Dan Status Pekerjaan Terhadap
Tingkat Kelancaran Pengembalian Kredit”,
yang di lakukan di Lembaga Keuangan Perum
Pegadaian Syariah UPS Urip Sumoharjo.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Bank
Menurut Kasmir (2014:14) dalam
bukunya Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Sedangkan usaha perbankan meliputi tiga
kegiatan, yaitu menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank
lainnya.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) Nomor 31, bank adalah
suatu lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang
memerlukan dana, serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar lalu lintas
pembayaran.
2.2 Fungsi Bank
Menurut Latumaerissa (2013:135), fungsi
bank adalah sebagai berikut:
1. Agent of Trust (Jasa dengan Kepercayaan)
Kepercayaan itu berkaitan dengan masalah
keamanan dana masyarakat yang ada di bank.
2. Agent of Development (Jasa untuk
Pembangunan)
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi dan
konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan
pembangunan perekonomian suatu
masyarakat.
3. Agent of Service (Jasa Pelayanan)
Sebagai bank, disamping memberikan
pelayanan jasa keuangan, bank juga turut serta
dalam memberikan jasa pelayanan lain seperti
jasa transfer, jasa kotak pengaman (Safety
Box), inkaso (collection), dan lain sebagainya.
2.2 Return On Asset (ROA)
Menurut (Kasmir, 201 : 197) Return
On Asset (ROA) adalah pengukuran
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 158
kemampuan perusahaan secara keseluruhan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan.
Menurut (Lestari dan Sugiharto, 2015:
196) ROA dikatakan baik apabila > 2% Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
2.3 LDR (Loan To Deposit Ratio)
Menurut Darmawi (2011:59),
likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai
untuk menunjukkan persediaan uang tunai dan
asset lain yang dengan mudah dijadikan uang
tunai. Alat ukur penilaian kesehatan perbankan
dalam faktor likuiditas yang sering digunakan
adalah rasio LDR (Loan to Deposit Ratio).
Para ahli memberikan definisi mengenai LDR.
Menurut Darmawi (2011:61), LDR (Loan to
Deposit Ratio) adalah salah satu ukuran likuid
dari konsep persediaan yang berbentuk rasio
pinjaman terhadap deposit.
LDR =total kredit pihak ketiga
Total Dana Pihak Ketiga X 100%
2.4 NPL (Non Performing Loan)
Pengertian Non Performing
Loan(NPL) menurut Kasmir (2013:155)
adalah“Kredit bermasalah atau kredit macet
adalah kredit yang didalamnya terdapat
hambatan yang disebabkan oleh 2 unsur yakni
dari pihak perbankan dalam menganalisis
maupun dari pihak nasabah yang dengan
sengaja atau tidak sengaja dalam
kewajibannya tidak melakukan pembayaran”.
NPL : Kredit bermasalah x 100%
Total Kredit
2.5 BOPO (Biaya Beban Operasional
Pendapatan Operasional)
Menurut Pandia (2012 : 72) bahwa
BOPO (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) ratio yang sering disebut rasio
efisiensi ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Semakin kecil rasio
ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan
sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil.Biaya
operasional dihitung berdasarkan penjumlahan
dari total beban bunga dan total beban
operasional lainnya. Pendapatan operasional
adalah penjumlahan dari total pendapatan
bunga dan total pendapatan operasional
lainnya.
Menurut ketentuan Bank Indonesia
efisiensi operasi diukur dengan BOPO (Biaya
Operasional Pendapatan Operasional) dengan
batas maksimum BOPO (Biaya Operasional
Pendapatan Operasional) yaitu 90%.
BOPO : Biaya Beban Operasional x 100 %
Pendapatan Operasional
III. METODELOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di PT pegadaian
syariah UPS Urip Sumoharjo yang beralamat
di Jl. Urip Sumoharjo No.15, Kedaton, Bandar
Lampung Nomor Telepon: (0721) 782429.
Alasan penulis memilih PT Pegadaian Syariah
untuk melakukan Penelitian adalah untuk
mengetahui bagaimana tingkat kelancaran
pengembalian kredit menurut Besar Pinjaman,
Jangka Waktu Pinjaman, Dan Status
Pekerjaan. Penelitian dilaksanakan pada
Tanggal : 1 April 2019 Sampai dengan selesai.
Populasi penelitian ini adalah nasabah yang
telah terdaftar di Pegadaian Syariah UPS Urip
Sumoharjo selama satu tahun sebanyak 487
nasabah. Dalam penelitian ini diperolah
sampel sebanyak 56 pembiayaan dari 487
pembiayaan. Pengambilan sampel ini
menggunakan teknik purposive sampling di
mana cara pengambilan sampel dipilih sesuai
kriteria-kriteria tertentu.
Pada penelitian ini, studi kasus yang
digunakan adalah di Lembaga Keuangan
Perum Pegadaian Syariah UPS Urip
Return On Asset Laba bersih setelah pajak
(ROA) = X 100 %
Total Aktiva
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 159
Sumohardjo. Pengumpulan data dimaksudkan
untuk memperoleh bahan–bahan yang relevan
dan akurat sesuai dengan penelitian ini. Data
yang digunakan pada penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder yang digunakan pada
penelitian ini diperoleh dari dokumen
Pegadaian Syariah tentang data nasabah yang
meliputi Besar Pinjaman, Jangka Waktu
pinjaman, dan Status Pekerjaan. Selain data
diperoleh dari dokumen Pegadaian Syariah,
data juga diperoleh melalui internet, sumber
literature, dokumentasi, dan data pendukung
lainnya yang ada hubungannya dengan materi
penelitian. Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah tingkat kelancaran pengembalian
Kredit di Pegadaian Syariah yang disimbolkan
dengan (Y). Variabel independen dalam
penelitian ini antara lain adalah Jumlah
Pinjaman (X1), Jangka Waktu Pinjaman (X2),
Status Pekerjaan (X3). Analisis data pada
penelitian ini menggunakan kuantitatif
statistic dengan data-data yang sudah ada.
Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan analisis deskriptif dan regresi
logistic dengan menggunakan bantuan
software computer SPSS 22.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
1. Deskriptif Statistik
Statistik deskriptif yaitu
penggambaran data yang telah diperolah.
Berdasarkan data dari 56 anggota, maka dapat
dijelaskan dengan tabel berikut :
Tabel 1
Pengelompokan Anggota Berdasarkan
Jangka Waktu Pinjaman, Status Pekerjaan
Sumber: Data yang diolah, 2019
Berdasarkan tabel 1, nasabah dengan
pengembalian pembiayaan lancar terdapat
sebesar 40,0% dan 57,1% pada nasabah
dengan kredit pinjaman jangka pendek dan
menengah. Hal tersebut menandakan bahwa
pembiayaan lancer lebih didominasi oleh
pinjaman jangka pendek. Sebaliknya pada
pengembalian pembiayaan tidak lancar,
terdapat sebesar 66,7% dan 19,0% nasabah
dengan kredit jangka menengah dan panjang.
Nasabah dengan pengembalian pembiayaan
lancar terdapat sebesar 54,3% pada nasabah
dengan status pekerjaan tetap. Hal tersebut
menandakan bahwa kredit lancer lebih
didominasi oleh status pekerjaan tetap.
Sebaliknya pada pengembalian kredit tidak
lancar, terdapat sebesar 85,7% nasabah dengan
status pekerjaan tidak tetap.
2. Regresi Logistik
Regresi logistik merupakan alat untuk
mengetahui pengaruh satu variabel
independenatau lebihterhadapsatu variabel
terikat. Variabel dependen/bebas merupakan
variabel dummy yang hanya mempunyai dua
pilihan, yaitu ya dan tidak. Dalam
penelitianini, variabel dummy(bebas) yang
digunakan yaitu lancer dan tidak lancar,
dimana variabel lancar ditandai dengan satu
(1) dan variabel tidak lancer ditandai dengan
skor nol (2).
Tabel 2
Regresi Logistik Classification Tablea,b
Observed Predicted
Tingkat kelancaran pengembalian Kredit
Percentage Correct Lancar
Tidak lancar
Step 0
Tingkat kelancaran pengembalian Kredit
Lancar 35 0 100,0
Tidak lancar
21 0 ,0
Overall Percentage 62,5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22, 2019
Jangka Waktu
Pinjaman (X1)
Tingkat Kelancaran
Pengembalian (Y) Total
Lancar Tidak lancar
n % n % n %
Kredit Jangka Pendek 14 40.0 3 14.3 17 30.
4
Kredit Jangka
menengah
20 57.1 14 66.7 34 60.
7
Kredit Jangka Panjang 1 2.9 4 19.0 5 8.9
Status Pekerjaan (X2)
Tetap 16 45.7 3 14.3 19 33.
9
Tidak Tetap 19 54.3 18 85.7 37 66.
1
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 160
Berdasarkan tabel 2 Classification Table
menjelaskan tentang presentase ketepatan
model dalam pengelompokan observasi, yaitu
sebesar 62,5persen.
b. Uji Signifikansi Model
Tabel 3
Uji Signifikansi Model
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step
1
Step 13,975 2 ,001
Block 13,975 2 ,001
Mod
el
13,975 2 ,001
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22, 2019
Berdasarkan tabel 3 Omnibus Tests
of Model Coefficients di atas, digunakan
sebagai alat ukur pengujian secara simultan,
diperoleh Sig. model yaitu sebesar 0.001,
dimana lebih kecil dari 0.05, maka dinyatakan
menolak H0 pada tingkat signifikansi 5%.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas yang digunakan pada penelitian ini
secara simultan mempunyai pengaruh terhadap
kelancaran pengembalian kredit.
Tabel 4
Model Summary
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22, 2019
Kemudian pada table 4 , menerangkan
tentang Model Summary, dimana nilai
Nagelkerke R Square sebesar 0.301 atau sekitar
30,1% menandakan bahwa kedua variabel
yang digunakan pada penelitian ini
berpengaruh terhadap variabel terikatnya,
sedangkan sisanya sebesar 60,7% merupakan
factor diluar variabel diatas.
c. Uji Goodness of Fit (Hosmer and
Lemeshow Test)
Tabel 5
Hasil Uji Kebaik sesuaian
(Goodness of Fit)
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 2,350 4 ,672
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22, 2019
Pada hasil pengujian tabel 5,
Hosmerand Lemeshow Test menghasilkan
nilai Chi Square sebesar 2 .350 dengan
signifikansi sebesar 0.672, dimana signifikansi
tersebut lebih besar dari 0.05, sehingga model
regresi di atas dinyatakan layak dan dapat
digunakan untuk analisis berikutnya.
Tabel 6
Uji Parsial Variables in the Equation
B
S.
E.
Wa
ld
d
f
Si
g.
Ex
p(B
)
95% C.I.for
EXP(B)
Lo
we
r
Uppe
r
Ste
p
1a
Jangka
Waktu
Pinjaman
1,5
10
,60
7
6,1
95
1 ,0
1
3
4,5
25
1,3
78
14,85
8
Status
Pekerjaan
1,8
12
,75
7
5,7
32
1 ,0
1
7
6,1
25
1,3
89
27,01
0
Constant -
6,3
78
1,9
16
11,
07
8
1 ,0
0
1
,00
2
a. Variable(s) entered on step 1: Jangka Waktu Pinjaman,
Status Pekerjaan.
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22, 2019
Persamaan berdasar table diatas dapat
dituliskan sebagai berikut :
𝐿1 = 𝐿𝑛
𝑝
1 − 𝑝= 𝛼 + 𝛽𝑋1 + 𝛽𝑋2
𝐿1 = 𝐿𝑛
𝑝
1 − 𝑝= (−6,378) + 1,510𝑋1 + 1,812𝑋2
Model Summary
Step
-2 Log
likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke
R Square
1 60,120a ,221 ,301
a. Estimation terminated at iteration number 5 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 161
𝐿𝑛𝑝
1−𝑝 = Ln
Variabel terikat berupa kelancaran
pengembalian pembiayaan
α = Nilai konstanta yaitu sebesar -6,378
βX1 = Koefisien dari jangka waktu
pinjaman yaitu 1,510
βX2 = Koefisien dari status pekerjaan yaitu
1,812
Tabel Variable in The Equation
digunakan untuk mengetahui hasil uji parsial
dari seluruh variabel yang digunakan. Pada
table di atas, diketahui bahwa variabel jangka
waktu pinjaman memiliki Sig. Wald sebesar
0.013, yaitu lebih kecil disbanding 0,05,
sehingga jangka waktu Pinjaman dinyatakan
memiliki pengaruh secara parsial terhadap
kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah.
Selanjutnya, pada variabel status pekerjaan,
memiliki Sig. Wald sebesar 0,017 dan lebih
kecil dibanding 0.05, sehinggastatus pekerjaan
berpengaruh secara signifikan terhadap
kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah
pada pegadaian syariah UPS Urip
Sumoharjo.
d. Odds Ratio
Odds ratio digunakan untuk mengetahui besar
pengaruh variabel ditunjukkan dengan nilai
Exp (B) pada tabel 6 Variable in the
Equation. Berdasarkan hasil pada table
tersebut, diketahui bahwa Exp (B) atau Odds
Ratio pada variabel jangka waktu Pinjaman
mempunyai nilai Odds Ratio sebesar 4.525
artinya, kecenderungan jangka waktu
Pinjaman nasabah dalam pengembalian kredit
4.525 kali dibandingkan dengan variabel
status pekerjaan. Lalu, variabel jangka waktu
memiliki arah positif dengan nilai koefisien
sebesar 1,510, maka jangka waktu memiliki
pengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian kredit oleh nasabah pada
pegadaian syariah UPS Urip Sumoharjo.
Nilai Odds Ratio pada variabel terakhir,
status pekerjaan, yaitu sebesar 6,125, artinya
kecenderungan nilai jaminan dalam
pengembalian kredit 6,125 kali dibandingkan
dengan variabel jangka waktu Pinjaman. Pada
variabel nilai jaminan, koefisiennya bernilai
positif, diketahui dari nilai B pada tabel. 6
yaitu sebesar 1,812.
4.2 Pembahasan
1. Pengaruh Jangka Waktu Pinjaman
Secara Simultan Terhadap Tingkat
kelancaran pengembalian kredit di
Pegadaian Syariah UPS Urip
Sumoharjo
Kemampuan seseorang dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari berbeda
satu sama lain. Begitu pula dengan seseorang
yang bekerja sebagai wirausaha atau
pedagang. Ada kalanya pedagang A memiliki
modal dan skill yang sudah cukup untuk
membangun dan mengembangkan sebuah
usaha. Adapula pedagang yang ingin membuka
usaha, namun belum memiliki modal yang
cukup. Adanya lembaga keuangan dapat
membantu masyarakat yang membutuhkan
modal tersebut. Faktanya, besar pinjaman yang
diberikan lembaga tidak selalu sesuai dengan
nominal yang dimintaanggota. Nilai jaminan
yang dirasa sesuai dengan besar pinjaman
yang diajukan, dapat menjadi pertimbangan
lembaga keuangan dalam realisasi pembiayaan
tersebut. Kedua hal tersebut juga masih
ditentukan dengan seberapa lama jangka
waktuyang diberikan lembaga kepada anggota
agar lembaga dapat menentukan seberapa
besar risiko macet atas pembiayaan tersebut.
Merujuk pada hasil output SPSS 25
pada tabel Omnibus Test diketahui
signifikansi sebesar 0,001<0,05, maka
dinyatakan menolak H0 dan menerima H1.
Sehingga variabel yang digunakan dianggap
berpengaruh secara simultan atau
keseluruhan terhadap variabel dependennya,
yaitu kelancaran pengembalian pembiayaan.
Dari 56 anggota yang tercatat masih
melakukan pembiayaan aktif hingga tahun
2019, dinyatakan bahwa variabel jangka waktu
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 162
pinjaman, dan status pekerjaan berpengaruh
secara bersama-sama terhadap kelancaran
pengembalian kredit.
Berdasarkan teori pada bab
sebelumnya, jangka waktu pengembalian
dapat merefleksikan kelancaran pengembalian
pembiayaan. Semakin singkat masa
pembayaran maka akan memperkecil risiko
macetnya suatu pembiayaan. Pekerjaan yang
tetapakan berbeda dengan pekerjaan yang
tidak tetap dengan pertimbangan penghasilan
yang diperoleh cenderung tetap dibandingkan
dengan swasta yang relative fluktuatif untuk
mengembalikan kredit (Amaliah, 2011).
2. Pengaruh status pekerjaan secara
parsial terhadap kelancaran
pengembalian kredit di Pegadaian
Syariah UPS Urip Sumoharjo
Untuk mengetahui bagaimana sebuah
variabel bebas berpengaruh secara parsial
terhadap variabel terikat, dapat dilihat pada
tabel Variable in The Equation di software
SPSS. Kedua variabel tersebut akan dijelaskan
pada analisis berikut.
1. Jangka Waktu Pinjaman
Jangka waktu pinjaman atau jangka
waktu merupakan lama seorang anggota dalam
melakukan pengembalian pembiayaan. Pada
Pegadaian Syariah UPS Urip Sumoharjo,
jangka waktu dibagi kedalam tiga bagian,
yaitu jangka pendek, jangka menengah dan
jangka panjang
Signifikansi berdasarkan tabel
Variable in the Equation menyatakan bahwa
jangka waktu pinjaman berpengaruh signifikan
terhadap kelancaran pengembalian kredit
nasabah, di mana signifikansi sebesar
0.013<0.05, sehingga dinyatakan menolak H0
dan menerima H2.
Kemudian arah pengaruh variabel
jangka waktu pinjaman dapat ditunjukkan
dari B pada tabel Variable in the Equation,
dimana bernilai positif. Hal ini
menandakanbahwa jangka waktu memiliki
pengaruh signifikan dengan arah positif,
maksudnya adalah dimana semakin
sedikit/singkat jangka waktu yang diberikan,
maka anggota akan semakin lancer dalam
melakukan pengembalian pembiayaan.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa semakin singkat jangka
waktu yang diberikan lembaga Pegadaian
Syariah UPS Urip Sumoharjo kepada anggota,
maka akan memperkecil risiko terjadinya
macet. Hal tersebut sejalan dengan teori
yang menyatakan bahwa semakin lama jangka
waktu yang diberikan lembaga kepada
nasabah(debitur), maka akan semakin lancer
debitur tersebut dalam pengembaliannya.
Rupanya, dengan pemberian jangka waktu
yang relative singkat dapat memacu anggota
dalam pengembalian pembiayaan. Adapun
jangka waktu dari sisi nasabah juga sudah
menjadi kesepakatan antara dua pihak dan
sesuai pula dengan deskripsi dari jumlah
anggota yang pembiayaannya lancer pada
jangka waktu yang lebih singkat. Sehingga
aktivitas pembiayaan di Pegadaian Syariah
UPS Urip Sumoharjodapat dikatakan bagus
dari sisi pemanfaatan jangka waktuyang
diberikan. Anggota dengan pembiayaan lancar
cenderung menyetujui jangka waktu yang
cepat sehingga tidak membebani mereka
dalam melakukan pengembalian pembiayaan
walaupun kewajiban yang dibayar setiap
bulannya lebih tinggi. Jika dilihat dari sebaran
data deskriptif, dapat dilihat bahwa jangka
waktu yang diambil dalam waktu singkat
(berkisar satu tahun saja) adalah pembiayaan
lancar, sedangkan sisanya yaitu satu debitur
dengan jangka waktu dua tahun (24 bulan)
yang lancar. Sebaliknya, pada debitur dengan
pengembalian pembiayaan tidak lancer sangat
didominasi oleh debitur dengan pengambilan
jangka waktu 12–36 bulan.
Hasil tersebut sejalan dengan
penelitian Widya Astuti berjudul “Pengaruh
karakteristik individu, usaha dan pembiayaan
terhadap tingkat pengembalian pembiayaan
oleh UKM pada KJKS BMT Bina Ummat
Sejahtera Cabang Jekulo ”bahwa jangka
waktu memiliki pengaruh signifikan dan
positif.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 163
2. Status Pekerjaan
Pekerjaan adalah sumber untuk
mendapatkan suatu hasil yang diinginkan,
semakin lama usaha atau pekerjaan nasabah
maka semakinbesar pula skala kredityang
diajukan nasabah, hal itu juga akan dapat
mempengaruhi pengembalian kredit yang telah
disalurkan oleh pihak Pegadaian (Marantika
2013). Semakin lama pekerjaan ataupun usaha
yang telah dijalankan maka akan ikut
menaikan jumlah permintaan kredit
(Raharjo,2011). Pekerjaan yang tetapakan
berbeda dengan pekerjaan yang tidak tetap
dengan pertimbangan penghasilan yang
diperoleh cenderung tetap dibandingkan
dengan swasta yang relative fluktuatif untuk
mengembalikan kredit(Amaliah, 2011)
Pada Pegadaian Syariah UPS Urip
Sumoharjo, status pekerjaan dibagi kedalam
dua bagian, yaitu pekerja tetap dan tidak
tetap. Signifikansi berdasarkan tabel Variable
in the Equation menyatakan bahwa status
pekerjaan berpengaruh signifikan terhadap
tingkat kelancaran pengembalian kredit oleh
nasabah, di mana signifikansi sebesar
0.017<0.05, sehingga dinyatakan menolak H0
dan menerima H3.
Kemudian arah pengaruh variabel
status pekerjaan dapat ditunjukkan dari B pada
tabel Variable in the Equation, dimana
bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa
status pekerjaan memiliki pengaruh signifikan
dengan arah positif, maksudnya adalah dimana
semakin pasti status pekerjaannya, maka
anggota akan semakin lancer dalam
melakukan pengembalian pembiayaan.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
analisis data yang telah dilakukan peneliti,
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Variabel bebas yang meliputi jangka
waktuPinjaman dan Status Pekerjaan secara bersama-sama (simultan)
mempunyai pengaruh terhadap Tingkat
kelancaran pengembalian Kredit oleh Nasabah di PT Pegadaian Syariah UPS
Urip Sumoharjo. Hal ini didapatkan pada
hasil uji simultan dimana uji Chi Square
sebesar 0.002<0.05. 2. Variabel jangka waktu pinjaman
berpengaruh positif terhadap tingkat
kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah di PT Pegadaian Syariah UPS
Urip Sumoharjo. Hal tersebut dapat
diketahui dari hasil output pada tabel
Variables in the Equation yang
menunjukkan signifikansi sebesar 0.013<0.05, dengan koefisien 1,510.
3. Variabel Status Pekerjaan dinyatakan
berpengaruh positif terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan oleh Nasabah di PT Pegadaian Syariah UPS Urip
Sumoharjo. . Hal tersebut dapat diketahui
dari hasil output pada tabel Variables in
the Equation yang menunjukkan
signifikansi sebesar 0.017<0.05, dengan koefisien 1,812.
VI. SARAN
Berdasarkan hasil penilitian dan
pengamatan yang dilakukan peneliti dapat
memberikan masukan sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga Keuangan
Bagi di Pegadaian Syariah UPS Urip
Sumoharjo hendaknya dapat lebih tegas dan selektif dalam pemberian pembiayaan
dengan lebih mempertimbangkan
penilaian prinsip 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition) secara
profesional sehingga dapat meminimalisir
adanya pembiayaan macet. Selanjutnya
pihak di Pegadaian Syariah UPS Urip Sumoharjo diharapkan berupaya terus
menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan yang lebih baik kepada anggota, dan sering melakukan penagihan rutin
terhadap anggota yang jatuh tempo.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti menyarankan kepada peneliti
selanjutnya yang akan meneliti
permasalahan yang sama mengenai
pengaruh 5 C terhadap kelancaran pembayaran pembiayaaan untuk lebih
menguraikan faktor apa saja yang ada
dalam character, capacity, capital, collateral dan condition. Sehingga
akankontribusi dari variabel bebas
bernilai besar dengan variabel terikat.
Jurnal Media Ekonomi (JURMEK) Vol. 24, No. 3 Desember 2019
p-ISSN : 1693-4768, e-ISSN : 2656-8861
Universitas Bina Insan Lubuklinggau 164
VII. DAFTAR PUSTAKA
[1] Amaliah, zeni.2011.Analiosis faktor-
faktor yang mempengaruhi penyaluran
kredit usaha rakyat pada UMKM di BRI
lunit lemah duwur Bangkalan.E-jurnal
universitas Trunojoyo.
[2] Anwar, Sanusi. 2016. Metodologi
Penelitian Bisnis. Jakrta :Salemba
empat.
[3] Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis
multi fariate. BP Universtas
Cipenogoro.
[4] Hanis, Umar. Julius, Nursyamsi. 2013.
Jurnal Pengaruh Prasyarat Kredit
Terhadap Kelancaran Pembayaran
Kredit. Jakarta : Univ Gunadarma.
[5] Ikatan Bankir Indonesia. 2018. Bisnis
Kredit Perbankan.Gramedia Pustaka
Utama.
[6] Ilmudasar.com-2017.diakses pada
tanggal 24 sept 2018,pukul 11.00 WIB.
[7] Irham, Fahmi. Yovi Lavianti Hadi.
2010. Pengantar Manajemen
Perkreditan. Bandaung: Alfabeta.
[8] Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbankan.
Jakarta : Raja Grafindo Perdasa
(Rajawali Pers).
[9] Kasmir.2015. Bank dan Lembaga
Keuangan Lainnya.Jakarta : Rajawali
Pers.
[10] Raharjo, sugeng. 2011. Pengaruh Suku
Bunga, Pendapatan Nasabah, Status
Pekerjaan nasabah, Jangka waktu
kredit terhadap jumlah pengambilan
kredit pada nasabah perusahaan daerah
badan krddit kecamatan eromoko kab
wonogiri. Vol.19,no.17.
[11] Santoso, Singgih. 2014. Menguasai
Statisik dengan SPSS. Jakarta: Elek
Media Komputindo.
[12] Sinungan, Muchdarsyah. 2014.
Produktivitas apa dan bagaimana.
Jakarta: Aksara.
[13] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Bisnis. Bandung: Alfabheta.
[14] Sutanto. 2012. Analisis Data. Jakarta :
Rajawali Pers.
[15] Triwibowo, Dicky. 2009. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembalian
kredit bermasalah oleh nasabah di
sector perdagangan agribisnis (kasus
pada BPR Ramaganda Bogor).
Httpt://repository.ipb.ac.id.
[16] Undang-undang Indonesia.Undang–
undang Perbankan Nomor 10 tahun
1998.
[17] Undang-undang Indonesia.Undang –
Undang Pokok Perbankan No. 7 Tahun
1992.
[18] Undang-undang Indonesia. 2015.
Undang Undang Hukum Perdata Pasal
1150.