JURNAL MATERNITAS

download JURNAL MATERNITAS

of 15

description

kesehatan

Transcript of JURNAL MATERNITAS

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPeran Millenium Devolepment Goals (MDGs) dalam pencapaian Inisiasi Menyusu Dini (IMD), yaitu Inisiasi Menyusu Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif dan lama menyusui maka akan membantu mengurangi kemiskinan, membantu mengurangi kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia dua tahun, membantu mengurangi angka kematian anak balita. Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu yang memberikan pengaruh yang paling kuat terhadap kelangsungan hidup anak, pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian menyatakan bahwa inisiasi dini dalam 1 jam pertama dapat mencegah 22% kematian bayi di bawah umur 1 bulan di negara berkembang (APN, 2007). Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASI dan meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun, dapat mengurangi sedikitnya 20% kematian anak balita (Roesli, 2008).Pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah Air Susu Ibu (ASI) (Notoatmodjo, 2007). Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena akibat ASI banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami mengembalikan bayi manusia untuk menyusu, yaitu dengan memberikan kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya (Roesli, 2008). Jadi sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain yang mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Hal itu terjadi jika segera setelah lahir, bayi dibiarkan kontak kulit dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam untuk menjamin berlangsungnya proses menyusui yang benar. Dengan menyusu secara baik dan benar maka kematian bayi serta gangguan perkembangan bayi dapat dihindari (Roesli, 2008).Meskipun jumlah orang tua yang telah menyadari pentingnya memberi ASI kepada bayinya makin meningkat, tetapi berbagai kendala masih ditemukan dimasyarakat. Salah satunya adalah ketidakberhasilan ibu menyusui anaknya sampai usia 6 bulan. Dari berbagai alasan yang diungkapkan, sebenarnya hanya satu masalah, yaitu ibu belum memahami sepenuhnya cara menyusui yang benar termasuk teknik dan cara memperoleh ASI terutama saat mereka harus bekerja. Masalah lainnya adalah ibu kurang percaya diri bahwa ASI yang dimilikinya dapat mencukupi kebutuhan nutrisi bayinya, sehingga tidak sedikit ibu yang memberikan susu formula sebagai tambahan untuk alasan tersebut (Roesli, 2008).UNICEF dan pemerintah Indoneisa telah mencanangkan IMD sebagai bagian upaya mengoptimalisasi pemberian ASI secara ekslusif. Sebagai bagian manajemen laktasi yang relatif baru, IMD harus disosialisasikan secara benar dan luas, tidak hanya kepada kalangan medis tetapi juga masyarakat (Roesli, 2008).Beberapa penelitian menyebutkan kelebihan kolostrum (ASI awal) yang sangat bermanfaat untuk kesehatan bayi lahir serta efek kedekatan hubungan psikologis antara ibu dengan bayinya. Seperti hasil penelitian Edmond dkk yang dilakukan di Ghana Juli 2003 sampai Juni 2004, yang menghubungkan antara waktu dilakukannya tindakan Inisiasi penyusuan serta pola pemberian ASI dengan kejadian kematian bayi. Ternyata dari 10.947 bayi yang dilahirkan dalam keadaan sehat dan diikuti perkembangannya selama sebulan, ternyata bayi yang tertunda sampai 24 jam lebih baru dilakukan kontak dengan ibunya mengalami kematian 2,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang dilakukan inisiasi dini (Roesli, 2008).Peran tenaga kesehatan, khususnya dokter dan bidan sangat berpengaruh terhadap pemberian ASI secara dini. Namun, di Indonesia masih banyak tenaga kesehatan maupun pelayanan kesehatan (termasuk Rumah Sakit) yang belum mendukung pemberian ASI secara dini dengan alasan keadaan Ibu masih lemah, masih banyak darah dan lendir yang harus dibersihkan, takut bayi terkena hipotermi, bahkan ada yang mengatakan Inisiasi Menyusu Dini dengan membiarkan bayi merangkak sendiri mencari puting susu ibu adalah hal primitive yang melecehkan bangsa indonesia (padahal IMD juga dilakukan di negara maju). Banyak rumah sakit dan bidan yang langsung memberikan susu formula begitu bayi lahir jika ASI belum keluar (Soegiarto, 2008).Berdasarkan permasalahan di atas penulis ingin menganalisa jurnal yang berjudul Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Praktik Menyusui 1 Bulan Pertama.B. TUJUAN UMUMAdapun tujuan dari penulisan ini yaitu untuk menganalisis hasil penelitian Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Praktik Menyusui 1 Bulan Pertama sehingga hasilnya lebih mudah dipahami oleh pembaca maupun masyarakat luas.C. TUJUAN KHUSUS1. Menganalisis judul penelitian dan tujuan penelitian2. Menganalisis latar belakang penelitian3. Menganalisis bahan dan metode penelitian4. Menganalisis hasil penelitian5. Menganalisis pembahasan penelitian6. Menganalisis kesimpulan7. Menganalisis daftar pustaka dari penelitian BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. JURNALTerlampirB. TEORI TERKAIT1. Inisiasi menyusu dinia. Pengertian inisiasi menyusu diniIMD adalah memberi kesempatan pada bayi baru lahir untukmenyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,2008). Ketika bayi sehat diletakkan di atas perut atau dada ibu segera setelah lahir dan terjadi kontak kulit merupakan pertunjukkan yang menakjubkan, bayi akan bereaksi oleh karena rangsangan sentuhan ibu, dia akan bergerak di atas perut ibu dan menjangkau payudara. Reflek menghisap bayi timbul setelah 20-30 menit setelah lahir. Bayi menunjukkan kesiapan untuk menyusu 30-40 menit setelah lahir (Roesli, 2008). IMD merupakan program yang dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk menyusu (Rosita, 2008). IMD adalah segala upaya yang dilakukan agar bayi bisa menyusu sedini mungkin dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya (Kresnawan, 2007).b. Prinsip IMDPrinsip dasar IMD adalah tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu, bayi diletakkan di dada ibunya dan secara naluriah bayi akan mencari payudara ibu, kemudian mulai menyusu (Rosita, 2008). Prinsip IMD adalah cukup mengeringkan tubuh bayi yang baru lahir dengan kain atau handuk tanpa harus memandikan, tidak membungkus kemudian meletakkannya ke dada ibu dalam keadaan tengkurap sehingga ada kontak kulit dengan ibu, selanjutnya beri kesempatan bayi untuk menyusu sendiri pada ibu pada satu jam pertama kelahiran.c. Pentingnya IMDPentingnya kontak kulit bayi dan ibu segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama dalam kehidupan menurut Roesli (2008), yaitu:1) Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara, ini akan menurunkan kematian bagi bayi lahir karena kedinginan.2) Ibu dan bayi merasa lebih tenang, pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil, bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi.3) Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan dia akan menjilat-jilat ibu, menelan bakteri baik di kulit ibu. Bakteri baik ini akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi bakteri jahat dari lingkungan.4) Bonding (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama.5) Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan akan lebih lama disusui.7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.8) Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar, cairan emas ini kadang juga dinamakan. Bayi yang diberi kesempatan IMD lebih dulu mendapatkan kolostrum dari pada yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.9) Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya didada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah.d. Langkah-langkah IMDLangkah-langkah IMD yang dianjurkan Roesli (2008) adalah sebagai berikut:1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.2) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tangannya.3) Tali pusat dipotong, lalu diikat.4) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.5) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.e. Inisiasi Menyusu Dini yang Kurang TepatSaat ini, umumnya praktek inisiasi menyusu dini sebagai berikut:1) Begitu lahir, bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering.2) Bayi segera dikeringkan dengan kain kering. Tali pusat dipotong, lalu diikat.3) Karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi.4) Dalam keadaan dibedong, bayi diletakkan didada ibu ( tidak terjadi kontak dengan kulit ibu). Bayi dibiarkan didada ibu(bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum.5) Selanjutnya, diangkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukkan putting susu ibu kemulut bayi.6) Setelah itu, bayi dibawa kekamar transisi atau kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan Vitamin K, dan kadang diberi tetes mata.f. Lima Tahap Perilaku Bayi Berikut ini adalah lima tahap prilaku bayi saat IMD:1) Dalam 30 menit pertamaStadium istirahat/diam dalam keadaan siaga (rest/quite alery stage). Bayi diam tidak bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan luar kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal ini meningkatkan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuan menyusui dan mendidik bayinya. Kepercayaan diri ayah pun menjadi bagian keberhasilan menyusui dan mendidik anak bersama-sama ibu. Langkah awal keluarga sakinah. 2) Antara 30-40 menitMengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting susu ibu. 3) Mengeluarkan air liur Saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi mulai mengeluarkan air liurnya .4) Bayi mulai bergerak kearah payudaraAreola (kalang payudara) sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh kekanan dan kekiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil. 5) Menemukan, menjilat, mengulum putting, membuka mulut lebar, dan melekat dengan baik.a) Ayah didukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau prilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan putting payudara ibunya dalam satu jam pertama, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.b) Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.c) Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan di cap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive, misalkan suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditundad) Rawat gabung-ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar. Selama 24 jam ibu-bayi tetap tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) dihindarkan. g. Keuntungan IMD bagi ibu dan bayiMenurut Roesli (2008), ada berbagai manfaat yang diperoleh dari proses IMD, diantaranya:1) Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi.a) Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi.b) Kontak memastikan perilaku optimum menyusu, berdasarkan insting dan bisa diperkirakan: Menstabilkan pernapasan. Mengendalikan temperatur tubuh bayi. Bayi mempunyai pola tidur yang lebih baik. Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu lebih cepat danefektif. Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi.2) Keuntungan menyusu dini untuk bayi (Roesli, 2008).a) Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi.b) Meningkatkan kecerdasan.c) Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan napas.d) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi.e) Mencegah kehilangan panas.f) Peningkatan status gizi.3) Keuntungan menyusu dini untuk ibu. (Roesli, 2008)a) Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin karena isapan mulut bayi.b) Meningkatkan keberhasilan produksi ASI.c) Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dengan bayi.4) Manfaat memulai menyusu dini. (Roesli, 2008)Kematian balita sebesar 40% terjadi pada satu bulan pertama kehidupan bayi. IMD dapat mengurangi 22% kematian bayi usia 0-28 hari. Berarti IMD dapat mengurangi angka kematian balita sebesar 8.8%.a) Meningkatkan keberhasilan menyusui eksklusif dan lama menyusui sampai 2 tahun. Dengan demikian, dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh.b) Bayi akan terlatih motoriknya saat menyusu, sehingga akan mengurangi kesulitan posisi saat menyusu.h. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan IMD1) Faktor-faktor pendukungTerdiri dari faktor internal dan eksternal. Pengetahuan, sikap, pengalaman dan persepsi ibu merupakan faktor internal sedangkan fasilitas kesehatan, petugas penolong persalinan, keluarga dan orang terdekat serta lingkungan merupakan faktor eksternal (Roesli, 2008).2) Faktor-faktor penghambatRoesli (2008), menyatakan faktor-faktor penghambat IMD adalah adanya pendapat atau persepsi ibu, masyarakat, dan petugas kesehatan yang salah atau tidak benar tentang hal ini, yaitu sebagai berikut:a) Bayi akan kedinginanBayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu, suhu payudara ibu akan meningkat 0,5 derajat dalam dua menit jika bayi diletakkan di dada ibu.b) Ibu kelelahanMemeluk bayinya segera setelah lahir membuat ibu merasa senang dan keluarnya oksitoksin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu.c) Tenaga kesehatan kurang tersediaPenolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya sementara bayi masih didada ibu dan menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.d) Kamar bersalin atau kamar operasi sibukIbu dapat dipindahkan keruang pulih atau kamar perawatan dengan bayi masih didada ibu, berikan kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan menyusu dini.e) Ibu harus dijahitKegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara dan lokasi yang dijahit adalah bagian bawah ibu.f) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan setelah lahir.g) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.h) Bayi kurang siagaPada 1 sampai 2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga. Setelah itu,bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibatnya obat yang diasup oleh ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding.i) Kolostrom tidak keluar atau jumlah kolostrom tidak memadai sehingga diperlukan cairan lain. Kolostrom cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan, dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.j) Kolostrom tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi.Kolostrom sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrom melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.2. Teknik Menyusui a. Pengertian teknik menyusui yang benar Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar b. Posisi dan Perlekatan Menyusui1) Posisi DekapanPosisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya (Saryono ,2008).2) Posisi Football holdPosisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu (Saryono, 2008).3) Posisi BerbaringPosisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi dengan lengan atas (Saryono, 2008).c. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI Persiapan memperlancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :1) Membersihkan puting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk.2) Puting susu ditarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi.3) Bila puting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan operasi.d. Langkah-langkah menyusui yang benarLangkah-langkah menyusui yang benar menurut Suradi (2003) antara lain:1) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu /payudara, Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. 3) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.4) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan putting susu atau areolanya saja.5) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: menyentuh pipi dengan putting susu atau menyentuh sisi mulut bayi.6) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi, sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi .e. Tanda Keberhasilan Menyusui yang BenarMenyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut :1) Bayi terlihat kenyang setelah minum ASI. 2) Berat badannya bertambah setelah dua minggu pertama. 3) Payudara dan puting Ibu tidak terasa terlalu nyeri. 4) Payudara Ibu kosong dan terasa lebih lembek setelah menyusui. 5) Kulit bayi merona sehat dan pipinya kencang saat Ibu mencubitnya 6) Bayi tidak rewel.

BAB IIIANALISIS JURNAL

A. ANALISIS JURNAL1. Judul PenelitianJurnal ini berjudul Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Praktik Menyusui 1 Bulan Pertama, pada judul tidak terdapat mencantumkan tempat penelitian dan tahun penelitian.

2. TujuanTujuan jurnal ini adalah Mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap praktik menyusui pada bulan pertama kehidupan, tujuan tersebut sudah sesuai dengan judul penelitian.

3. Latar Belakanga. Pada latar belakang jurnal sudah terdapat seriusnes of the problem yaitu akibat dari masalah jika masalah tersebut tidak diatasi pada kalimat berikut:Pada tahun 2000 prevalensi menyusui pada saat lahir sebesar 71% akan mengalami penurunan menjadi 54% pada dua minggu pertama setelah lahir, 44% pada minggu keenam, dan 28% pada bulan keempat. Penurunan prevalensi ini akan menimbulkan kerugian untuk ibu dan bayinya akibat dari pemberhentian praktik menyusui yang lebih cepat dari waktu yang seharusnya (2). b. Pada latar belakang jurnal sudah terdapat political concern yaitu kebijakan atau perhatian khusus dari lembaga internasional dan kebijakan dari Puskesmas yaitu dapat dilihat pada kalimat berikut:1) Puskesmas Pahandut sebagai salah satu pusat pelayanan kesehatan terutama untuk pertolongan persalinan sudah memberlakukan IMD sejak tahun 2008 pada setiap pertolongan persalinan yang dilakukan.2) Inisiasi menyusu dini merupakan rekomendasi internasional dari United Nations Childrens Fund-World Health Organization (UNICEF-WHO) sejak tahun 1992. Rekomendasi tersebut menyatakan agar semua sarana pelayanan kesehatan menerapkan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) atau ten step to successful breastfeeding. Salah satu isinya menganjurkan untuk membantu para ibu dalam pelaksanaan IMD setelah melahirkan (5).c. Pada latar belakang jurnal tidak terlalu nampak Magnitude yaitu angkan perbandingan target dan bobot masalah, dalam latar belakang hanya menampilkan persentase hasil cakupan asi tanpa membandingkan dengan target, yaitu dapat dilihat dalam kalimat berikut:Namun angka cakupan air susu ibu (ASI) eksklusif di Puskesmas Pahandut hanya sebesar 8,6% dan Puskesmas Tangkiling sebesar 13,38% (4).d. Pada latar belakang jurnal tidak terdapat community concern yaitu sejauh mana perhatian / keluhan masyarakat tentang masalah tersebut dan apakah masyarakat merasa masalah yang dianggap tersebut sebagai masalah mereka.e. Pada latar belakang tidak mencantumkan lengkap managability yaitu peneliti tidak mamaparkan waktu, dana, dan ijin penelitian, peneliti hanya mencantumkan tempat dilaksanakan penelitian serta sudah mencantumkan teori terkait.

4. Bahan dan Metode Penelitiana. Jenis penelitianJenis penelitian yang dipakai sudah sesuai dengan tujuan penelitian karena peneliti ingin mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap praktik menyusui pada bulan pertama kehidupan, yaitu peneliti menggunakan jenis penelitian observasional dengan rancangan cohort prospective dengan mempelajari hubungan antara paparan, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar.b. Sample dan populasiSampel adalah sebagian dari populasi yang ingin diteliti, yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri dan keberadaan populasi yang sebenarnya. Suatu sampel yang baik akan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya tentang populasi. Pengambilan sampel adalah suatu proses yang dilakukan untuk memilih dan mengambil sampel secara benar dari suatu populasi, sehingga dapat digunakan sebagi wakil yang dapat mewakili populasi tersebut (Sugiarto,dkk,2001). Dalam jurnal ini peneliti menjelaskan pertimbangan mengambil subjek penelitian berdasarkan perbedaan proporsi antara ibu yang diberlakukan IMD dan dapat melakukan pemberian ASI secara penuh dibandingkan dengan proporsi ibu yang tidak diberlakukan IMD dan dapat melakukan pemberian ASI secara penuh, diperoleh jumlah subjek sebesar 48 pasangan ibu dan bayi untuk masing-masing kelompok. Untuk mengantisipasi kehilangan subjek selama penelitian ditambah 10% sehingga besar subjek penelitian adalah 106 pasangan ibu dan bayi. c. Analisa dataAnalisa data pada penelitian ini menggunkan analisa data secara kualitatif dan kuantitatif sehingga hasilnya lebih terlihat jelas, antara kelompok yang mendapat IMD dan tidak.

5. HasilHasil penelitian jurnal sudah sesuai dengan tujuan dari jurnal, hasil penelitian sebagai berikul:Hasil multivariat dengan permodelan menunjukkan hubungan yang bermakna antara IMD dengan praktik menyusui dalam satu bulan pertama (dengan mengontrol variabel keputusan menyusui, keadaan puting susu, tempat tinggal, dan umur kehamilan) dan dapat memberikan kontribusi sebesar 49% untuk praktik menyusui dalam satu bulan pertama kehidupan. Analisis data kualitatif memperlihatkan bahwa praktik menyusui banyak terjadi pada ibu yang memperoleh informasi yang memadai pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan itu menyebabkan ibu membuat keputusan untuk menyusui bayinya karena mempercayai manfaat pemberian ASI untuk kesehatan ibu dan bayinya. Ada beberapa alasan mengapa ibu tidak memberikan ASI secara penuh yaitu karena kondisi puting susu yang tidak normal dan kekhawatiran ibu terhadap kesehatan bayinya yang dilahirkan kurang bulan.

6. PembahasanPembahasan sudah membahas tentang hasil yang didapat dan sudah mencantumkan hasil penelitian orang lain yang mendukung hasil penelitiannya serta sudah mencantumkan teori terkait, namun peneliti tidak mencantumkan hasil penelitian yang tidak mendukung hasil penelitiannya.

7. KesimpulanKesimpulan sudah sesuai dengan tujuan penelitian.

8. Daftar PustakaTerdapat 2 daftar pustaka yang tahun penerbitnya lebih dari 10 tahun. Kebanyakan daftar pustaka diambil dari penelitian orang lain (80%) dan hanya 20% diambil dari buku.

BAB IVPENUTUP

A. KESIMPULANBerdasarkan analisa jurnal Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Praktik Menyusui 1 Bulan Pertama didapatkan hasil:1. Judul penelitian pada judul tidak terdapat mencantumkan tempat penelitian dan tahun penelitian.2. Tujuan penelitian tujuan tersebut sudah sesuai dengan judul penelitian.3. Pada latar belakang sudah mencantumkan seriusnes of the problem dan political concern, namun Magnitude dan managability tidak dicantumkan atau dijelaskan secara lengkap, serta tidak terdapat community concern.4. Jenis penelitian yang dipakai sudah sesuai dengan tujuan penelitian, dalam jurnal tidak dijelaskan cara /metode pengambilan sample. Analisa data pada penelitian ini menggunkan analisa data secara kualitatif dan kuantitatif sehingga hasilnya lebih terlihat jelas, antara kelompok yang mendapat IMD dan tidak.5. Hasil penelitian jurnal sudah sesuai dengan tujuan dari jurnal6. Pembahasan sudah membahas tentang hasil yang didapat dan sudah mencantumkan hasil penelitian orang lain yang mendukung hasil penelitiannya serta sudah mencantumkan teori terkait, namun peneliti tidak mencantumkan hasil penelitian yang tidak mendukung hasil penelitiannya.7. Kesimpulan sudah sesuai dengan tujuan penelitian.9. Terdapat 2 daftar pustaka yang tahun penerbitnya lebih dari 10 tahun. Kebanyakan daftar pustaka diambil dari penelitian orang lain (80%) dan hanya 20% diambil dari buku.

DAFTAR PUSTAKA

Kresnawan. (2007). Pelatihan APN Bahan Tambahan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta: JNPKR-KR.Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta.Roesli. (2008). Inisiasi Menyusu Dini dan Asi Eksklusif. Jakarta: Rineka Cipta.Rosita. (2008). ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta: Ayyana.

LAMPIRAN

2