Makalah Maternitas

25
 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persalinan dalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut. Oleh karena itu, mereka memerlukan penolong yang dapat dipercaya, yang dapat dipercaya, yang dapat memberikan bimbingan dan selalu siap di depan dalam mengatasi kesukaran. Dalam makalah ini akan di jelaskan mengenai proses kelahiran. 1.2 Perumusan Masalah Karena latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: “Bagaimana Proses Kelahiran Bayi?”  1.3 Tujuan Tujuan Umum : - Untuk mengetahui proses kelahiran Tujuan Khusus : 1. Untuk mengidentifikasi kelahiran normal 2. Untuk mengetahui tahap-tahap proses kelahiran normal

Transcript of Makalah Maternitas

Page 1: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 1/25

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Persalinan dalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah,

walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut.

Oleh karena itu, mereka memerlukan penolong yang dapat dipercaya, yang dapat

dipercaya, yang dapat memberikan bimbingan dan selalu siap di depan dalam

mengatasi kesukaran.

Dalam makalah ini akan di jelaskan mengenai proses kelahiran.

1.2  Perumusan Masalah

Karena latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut:

“Bagaimana Proses Kelahiran Bayi?” 

1.3  Tujuan

Tujuan Umum :

-  Untuk mengetahui proses kelahiran

Tujuan Khusus :

1.  Untuk mengidentifikasi kelahiran normal

2.  Untuk mengetahui tahap-tahap proses kelahiran normal

Page 2: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 2/25

 

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Persalinan Normal

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup

dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.

Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada

kehamilan cukup bulan (aterm 40 minggu), pada janin letak memanjang dan

presentasi belakang kepala, yang disusul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh

proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau

pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.

2.2  Proses Persalinan

Proses persalinan terbagi menjadi 4 kala :

1.  Kala I : Pembukaan serviks.

2.  Kala II : Pengeluaran janin.

3.  Kala III : Kala pengeluaran plasenta.

4.  Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir

2.2.1  Kala I

Tanda-tanda dan gejala inpartu :

1. Penipisan dan pembukaan serviks.

2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit)

3. Keluar cairan lender bercampur darah melalui vagina

4. Adanya HIS

Perbedaan his sesungguhnya dan his palsu

HIS sesungguhnya

1.  Rasa sakit :

-  Teratur

-  Interval makin

pendek 

-  Semakin lama

HIS palsu

1.  Rasa sakit :

-  Tidak teratur

-  Interval panjang

-  Kekuatan tetap

Page 3: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 3/25

 

3

semakin kuat

-  Dirasakan paling

sakit di daerah

punggung-  Intensitas makin

kuat kalau

penderita berjalan

2.  Keluar cairan lendir

bercampur darah melalui

vagina

3.  Serviks membuka dan

menipis

-  Dirasakan kuat di daerah perut

-  Tak ada perubahan walaupun

penderita berjalan

2.  Tidak keluar cairan lendir bercampur

darah melalui vagina

3.  Serviks tertutup dan tidak ada

pembukaan

Fase-fase dalam persalinan kala I :

  Fase laten : pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

  Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :

1.  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

2.  Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

3.  Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm.

Proses persalinan pada kala I :

1. 

Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterusyang teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-

lendir (tidak lebih banyak dari darah haid)

2.  Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada

pemeriksaan dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput

ketuban biasanya pecah pada akhir kala I.

3.  Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida kira-kira 12 jam,

multigravida kira-kira 7 jam.

Page 4: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 4/25

 

4

4.  Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi

segmen atas uterus dan retraksi (renggangan) segmen bawah uterus

yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah

uterus makin menipis, dan segmen atas uterus (korpus) makin menebal.

Perbedaan siap bersalin dan belum akan bersalin

Betul-betul bersalin Belum bersalin

-  Mules-mules teratur(1jam 5

kali)

-  Makin lama makin sering.

-  Makin lama makin nyeri dan

ma- kin lama.

-  Nyeri dimulai dari belakang

menjalar ke depan.

-  Berjalan menambah nyeri.

-  Berhubungan dengan

pengeras- an uterus.

-  Keluar darah lendir.

-  Serviks mendatar dan

membuka

-  Bagian terbawah sudah turun.

-  Kepala tidak dapat

digerakkan pada waktu

mules.

-  Sedativa tidak menghentikan

mules-mules.

-  Tidak teratur.

-  Tidak ada perubahan.

-  Tidak ada perubahan.

-  Nyeri terutama di depan.

-  Tidak ada perubahan.

-  Tidak ada hubungan.

-  Tidak keluar apa-apa.

-  Tidak ada perubahan.

-  Belum turun.

-  Kepala tetap bebas.

-  Sedativa dapat

menghentikan mules-mules.

Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului

pembukaan serviks, sedangkan pada multigravida berlangsung

bersama-sama. Inilah yang menentukan lamanya kala I.

Kecepatan pembukaan pada sepertiga pertama lambat, dan pada dua

per tiga kedua cepat. Pembukaan lengkap - 10 cm.

5.  His

Frekuensi : 10 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali /menit

pada akhir kala 1.

Page 5: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 5/25

 

5

Lamanya : kurang lebih satu menit.

Nyerinya : berasal dari reganagan serviks yang membuka.

Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg.

Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan.

Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan

uterus.

Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran

darah dari plasenta ke janin.Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan

menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat,

terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin.

6.  Darah lendir

Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat

pergeseran selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu

pembukaan seviks.

2.2.2  Kala II

1.  Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan pemeriksaan dalam, dengan

menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap,

pembukaan 10 cm).

Tanda-tanda kliniknya lainnya ialah :

-  Nyeri his yang sangat hebat

-  Pasien merasa “ingin mengejan” 

-  “darah– lendir” bertambah banyak  

-  Selaput ketuban pecah

-  Perasaan seperti “mau buang air besar” 

-  Hemoroid fisiologik mulai tampak 

2.  Berakhir dengan lahirnya janin

3.  Lamanya

Pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam.

4.  Mengejan

Disebapkan oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat

meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus.

Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukandi

luar his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks

Page 6: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 6/25

 

6

lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) dikemudian

hari.

5.  Perineum yang menggembung

Terjadi pada waktu kepala janin mencapai itroitus vaginae. Bertambah

gembung pada setiap kontraksi uterus, yang dapat mengakibatkan robekan

perineum, kecuali kalau dilakukan episiotomi.

6.  Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning).

7.  Mekanisme persalinan

2.2.3  Kala III

Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus

(spontan atau dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta

mempermudah terlepasnya selaput ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan.

Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan pemisahan dan metode

ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan dengan penonjolan bagian ibu

atau bagian janin.

Pada kala III, otot uterus (miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan

volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat

perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah

maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.

Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam

vagina.

Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan

penciutan permukaan kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya,

plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. Berat plasenta pada kelahiran

cukup bulan kira – kira 500-700 gr.

Cara – cara Pelepasan Plasenta

1.  Metode Ekspulsi Schultze 

Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir

plasenta. Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina

(tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per

vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat

di fundus.

Page 7: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 7/25

 

7

Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi

hematoma retroplasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari

dasarnya. Plasenta dengan hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah

dan menarik lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva

adalah permukaan foetal sedangkan hematoma sekarang berada dalam

kantong yang berputar balik. Pada pelepasan secara schultze tidak ada

perdarahan sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas

seluruhnya. Baru seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong

mengalir. Pelepasan secara schultze paling sering kita jumpai.

2.  Metode Ekspulsi Matthew-Duncan 

Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai

terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini

patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila

plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-

pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada

keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit

setelah anak lahir lengkap.

Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput

 janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari

plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara

keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak 

rendah. (buku askeb pada masa bersalin)

Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi,

pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada

keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah

anak lahir lengkap.

Tanda – Tanda Klinis Pelepasan Plasenta

1.  Semburan darah

Semburan darah ini disebabkan karena penyumbat retroplasenter pecah

saat plasenta lepas. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan

membantu mendorong plasenta keluar di bantu oleh gaya gravitasi.

Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di antara

dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas

tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

Page 8: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 8/25

 

8

Tanda ini kadang  –  kadang terlihat dalam waktu satu menit setelah bayi

lahir dan biasanya dalam 5 menit.

2.  Pemanjangan tali pusat

Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva. Hal ini disebabkan

karena plasenta turun ke segmen uterus yang lebih bawah atau rongga

vagina.

3.  Perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus

Perubahan bentuk ini disebapkan oleh kontraksi uterus

Terjadi, setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi,

uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat.

Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus

berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada di

atas pusat.

Perubahan dalam posisi uterus, yaitu uterus naik di dalam abdomen.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sesaat setelah plasenta lepas TFU

akan naik, hal ini disebabkan oleh adanya pergerakan plasenta ke segmen

uterus yang lebih bawah.

Tehnik Pengecekan Pelepasan Plasenta

Selain mengamati tanda  –  tanda klinis diatas, petugas kesehatan juga

dapat melakukan prasat untuk mengecek pelepasan plasenta.

Prasat – prasat yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

1.  Prasat Kustner.

Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan

kiri menekan daerah di atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali

ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus. Bila

tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta lepas

dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati.

Apabila hanya sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan

dapat terjadi.

2.  Prasat Strassman

Perasat ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uterus

dengan tangan kiri dan tangan kanan meregangkan tali pusat sambil

merasakan apakah ada getaran yang ditimbulkan dari gerakan tangan

kiri, jika terasa ada getaran berarti plasenta sudah lepas.

Page 9: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 9/25

 

9

3.  Prasat Klein

Si ibu disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila

pengedanannya dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam

vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

4.  Prasat Manuaba

Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim,

sedangkan tangan kanan memegang dan mengencangkan tali pusat.

Kedua tangan ditarik berlawan, dapat terjadi :

-  Tarikan terasa berat dan tali pusat tidak memanjang, berarti

plasenta belum lepas.

-  Tarikan terasa ringan dan tali pusat memanjang berarti plasenta

sudah terlepas.

5.  Prasat Crede

-  Empat Jari-jari pada dinding rahim belakang, ibu jari fundus depan

tengah.

-  Lalu pijat rahim dan sedikit dorong ke bawah, tapi jangan terlalu

kuat, seperti memeras jeruk.

-  Lakukan sewaktu ada His.

-  Jangan tarik tali pusat, karena bisa terjadi inversion uteri.

Pengeluaran Plasenta

Plasenta yang sudah terlepas oleh kontraksi rahim akan didorong ke

segmen bawah rahim, ke dalam bagian atas vagina. Dari tempat ini

plasenta didorong keluar oleh tenaga mengejan, 20 % secara spontan dan

selebihnya memerlukan pertolongan. Plasenta dikeluarkan dengann

melakukan tindak manual, bila :

-  Pendarahan lebih dari 400 sampai 500 cc.

-  Terjadi retensio plasenta.

-  Bersamaan dengan tindakan yang disertai narkosa.

-  Dari anamnesa terdapat plasenta suksenturiata.

Pemeriksaan Plasenta dan Selaputnya

Setelah plasenta lahir bersama selaputnya, selanjutnya dilakukan

pemeriksaan yang cermat terhadap :

-  Kotiledon, yang berjumlah 20 buah.

-  Permukaan plasenta janin

Page 10: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 10/25

 

10

-  Kemungkinan terdapat plasenta seksenturiata

Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta dapat menyebapkan :

-  Perdarahan puperinium yang berkepanjangan.

-  Bahaya infeksi

-  Terjadi polip plasenta

-  Degenerasi ganas menjadi karsinoma.

2.2.4  Kala IV

Diagnosis

Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan

bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Si ibu

melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam

perut ibu ke dunia luar.

Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa

keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk 

melakukan stabilasi.

Penanganan

-  Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit

selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi

keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus berkontraksi, otot uterus

akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini

dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca

persalinan.

-  Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 30

menit selama jam kedua.

-  Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu

makanan dan minuman yang dia sukai.

-  Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.

-  Biarkan ibu beristirahat, ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu

ibu pada posisi yang nyaman.

-  Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,

sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.

-  Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk 

memulai memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.

Page 11: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 11/25

 

11

-  Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu

karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan

ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.

-  Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :

  Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.

  Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.

Tindakan yang tidak bermanfaat bahkan kemungkinan membahayakan

Tindakan Deskripsi dan keterangan

Tampon vagina

Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak meng-

hentikan perdarahannya. Seorang ibu dapat terus

mengalami perdarahan dengan tampon di dalam

vagina. Hal ini bahkan merupakan sumber

terjadinya infeksi.

Gurita atau

sejenisnya

Selama dua jam pertama segera setelah pasca-

persalinan, adanya gurita akan menyulitkan petugas

pada saat memeriksa fundus apakah berkontraksi

dengan baik.

Memisahkan ibu dan

bayi

Bayi benar-benar siaga selama dua jam pertama

setelah kelahiran. Hal ini merupakan waktu yang

baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan. Berikan

kesempatan bagi keduanya untuk pemberian ASI

Menduduki sesuatu

yang panas

Duduk di atas bara yang panas dapat menyebabkan

vaso- dilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan

menambah perdarahan. Juga dapat menyebabkan

dehidrasi

Page 12: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 12/25

 

12

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1  LAPORAN PENDAHULUAN

A.  Definisi

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke

dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).

Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong keluar melalui

 jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).

Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

Pesalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak 

belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat serta

tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam melalui

 jalan lahir.

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :

  Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10

cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase : Fase Laten (8 jam) serviks membuka

sampai 3 cm dan Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm.

Kontraksi lebih kuat dan sering selama Fase aktif.

  Kala II : Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses

ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.

  Kala III : Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta, yangberlangsung tidak lebih dari 30 menit.

  Kala IV : Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.

B.  Penyebap Persalinan

a.  Teori penurunan hormon.

½ minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon esterogen

dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penegang otot-otot polos rahim

Page 13: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 13/25

 

13

dan estrogen berfungsi untuk meninggikan kerentanan otot rahim. Pada akhir

kehamilan kadar progesteron menurun sehingga menyebapkan timbulnya His.

b.  Teory plasenta menjadi tua.

Turunnya kadar hormon estrogen dan progesteron menyebapkan kekejangan

pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

c.  Teori oxcitocin.

Pada akhir kehamilan kadar oxcitocin bertambah. Oleh karena itu timbul

kontraksi otot-otot rahim.

d.  Keregangan otot-otot.

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang

oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan

isinya.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin

teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

e.  Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah satu sebab

permulaan persalinan.

Hasil dari percobaab menunjukkan bahwa Prostaglandin F2 dan E2 yang

diberikan secara intra vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi

myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan

adanya kadar Prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah

perifer pada ibu-ibu hamilsebelum melahirkan atau selama persalinan. f.  Teori iritasi mekanik.

Di belakang servik terletak ganglion servikale (Fleksus Frankenhausen). Bila

ganglion ini di geser dan di tekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

C.  Tanda – Tanda Permulaan Persalinan 1.  Lightening/setting/dropping yaitu kepala turun memasuki PAP terutama pada

primigravida. 2.  Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun. 3.  Perasaan sering atau susah kencing karena tertekan oleh bagian bawah janin. 

4.  Perasaan sakit di perut dan pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah

dari uterus, kadang-kadang disebut “Fase Labor Pains” 

Page 14: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 14/25

 

14

5.  Servik menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa

bercampur darah (bloody show) D.  Mekanisme Persalinan 

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1.  Kala I (kala pembukaan)

In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah,

servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya pembuluh

darah kapiler, kanalis servikalis.

Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

  Fase laten : pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

  Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :

4.  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

5.  Periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

6.  Periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan

menjadi 10 cm.

Akhir kala 1 servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina

menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus kuat tiap

2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi, kepala janin turun ke

pelvis.

2.  Kala II (pengeluaran janin)

His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin

telah turun dan masuk ruang pinggul, sehingga terjadilah tekanan pada otot-

otot dorsal panggul yang secara reflek menimbulkan rasa ngedan karena

tekanan pada rectum sehingga merasa seperti ingin BAB dengan tanda anus

membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan

perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan

diikuti oleh seluruh badan janin.

Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0,5-1 jam.

3.  Kala III (pengeluaran plasenta)

Setelah bayi lahir, kontraksi uterus berhenti sebentar, uterus teraba keras

dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x sebelumnya.

Beberapa saat kemudian timbul his untuk pelepasan dan pengeluaran uri.

Page 15: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 15/25

 

15

Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong keluar vagina

dan akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas

simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Cara – cara Pelepasan Plasenta

3.  Metode Ekspulsi Schultze 

Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta.

Ditandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini

dikemukakan oleh Ahfled) tanpa adanya perdarahan per vaginam. Lebih

besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.

Pelepasan dimulai pada bagian tengah dari plasenta dan terjadi hematoma

retroplasentair yang selanjutnya mengangkat plasenta dari dasarnya.

Plasenta dengan hematoma diatasnya sekarang jatuh kebawah dan menarik 

lepas selaput janin. Bagian plasenta yang tampak pada vulva adalah

permukaan foetal sedangkan hematoma sekarang berada dalam kantong

yang berputar balik. Pada pelepasan secara schultze tidak ada perdarahan

sebelum plasenta lahir atau sekurang-kurangnya terlepas seluruhnya. Baru

seluruh plasenta lahir darah sekonyong-konyong mengalir. Pelepasan

secara schultze paling sering kita jumpai.

4.  Metode Ekspulsi Matthew-Duncan 

Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai

terlepas. Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini

patologik.Lebih besar kemungkinan pada implantasi lateral. Apabila

plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-

pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada

keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit

setelah anak lahir lengkap.

Pelepasan dimulai dari pinggir plasenta. Darah mengalir antara selaput

 janin dan dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari

plasenta lepas dan terus berlangsung sampai plasenta lepas secara

keseluruhan. Pelepasan secara ducan sering terjadi pada plasenta letak 

rendah. (buku askeb pada masa bersalin)

Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi,

pembuluh-pembuluh darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada

Page 16: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 16/25

 

16

keadaan normal akan lahir spontan dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah

anak lahir lengkap.

4.  Kala IV

Pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir dan uri lahir, mengamati keadaan

ibu terutama terhadap bahaya pendarahan post partum. Dengan menjaga

kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat dan terus-menerus. Tugas ini

dapat dibantu dengan obat-obatan oksitosin.

Observasi yang dilakukan :

  Tingkat kesadaran ibu

  Pemeriksaan tanda-tnda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan).

  Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.

Lamanya perdarahan pada primi dan multi adalah

Kala Primi Multi

I

II

III

13 jam

1 jam

½ jam

7 jam

½ jam

¼ jam

Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam

E.  Gerakan – Gerakan Utama Dalam Persalinan 1.  Engagement

  Diameter biparietal melewati PAP   Nullipara terjadi pada 2 minggu sebelum persalinan   Multipara terjadi pada permulaan persalinan   Kebanyakan kepala masuk PAP dengan sagitalis melintang pada PAP

Flexi Ringan. 2.  Descent (Turunnya Kepala)

Turunnya presentasi pada inlet

Disebapkan oleh 4 hal :

1.  Tekanan cairan ketuban

2.  Tekanan langsung dari fundus uteri

3.  Kontraksi diafragma dan otot perut (kala II)

4.  Melurusnya badan janin akibat kontraksi uterus.

Page 17: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 17/25

 

17

3.  Flexion

Majunya kepala mendapat tekanan dari serviks, dinding panggul atau dasar

panggul.

4.  Internal Rotation

  Bagian terendah memutar ke depan ke bawah symphisis

  Usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

(Bidang tengah dan PBP)

  Terjadinya bersama dengan majunya kepala

  Rotasi muka belakang secara lengkap terjadi setelah kepala di dasar

panggul

5.  Extension

  Defleksi kepala

  Karena sumbu PBP mengarah ke depan dan atas

  Dua kekuatan kepala

  Kekuatan kedepan atas mendesak ke bawah

  Tahanan dasar panggul menolak ke atas

  Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah symphisis sebagai

Hympomoclion

6.  External Rotation

  Setelah kepala lahir, kepala memutar kembali ke arah panggul anak untuk 

menghilangkan torsi leher akibat putaran paksi dalam

  Ukuran bahu menempatkan pada ukuran muka belakang dari PBP.

7.  Expulsi

  Bahu depan di bawah symphisis sebagai hypomoklion. lahir bahu

belakang, bahu depan, kemudian seluruh badan.

Page 18: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 18/25

 

18

3.2  PENGKAJIAN

A.  Data Subjektif 

Tujuan: Mengumpulkan informasi tentang riwayat kesehatan, kehamilan dan

persalinan. Informasi ini digunakan untuk menentukan diagnosis untuk 

mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang sesuai.

1.  Nama, umur dan alamat

2.  Gravida dan para

3.  Hari pertama haid terakhir

4.  Kapan bayi akan lahir (menurut taksiran ibu)

5.  Riwayat alergi obat-obatan tertentu.

6.  Riwayat kehamilan sekarang.

  Apakah ibu pernah melakukan pemeriksaan antenatal? Jika ya,

periksa kartu antenatalnya.

  Pernakah ibu mendapat masalah selama kehamilannya? (misalnya

perdarahan, hipertensi)?

  Kapan mulai kontraksi teratur? Seberapa sering kontraksi terjadi?

  Apakah ibu masih merasakan gerakan bayi?

  Apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya apa warna cairan

ketuban? Apakah kental atau encer? Kapan saat selaput ketuban

pecah? (periksa perineum ibu untuk memeriksa cairanketuban

dipakaiannya)

  Kapankah ibu terakhir kali makan atau minum?

  Apakah ibu mengalami kesulitan untuk berkemih?

7.  Riwayat kehamilan sebelumnya.

  Apakah ada masalah selama persalinan atau kelahiran sebelumnya

(bedah caesar, persalinan dengan ekstraksi vakum atau vorseps,

induksi oksitosin, hipertensi yang diinduksi oleh kehamilannya,

preeklampsi/eklampsia, perdarahan pasca persalinan)?

  Berapa berat badan bayi yang paling besar pernah ibu lahirkan?

  Apakah ibu mempunyai bayi bermasalah pada kehamilan/persalinan

sebelumnya?

8.  Riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi, gangguan

 jantung, berkemih, dll)

Page 19: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 19/25

 

19

9.  Masalah medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau

nyeri epigastrium bagian atas). Jika ada periksa tekanan darahnya dan

protein dalam urine ibu.

10.  Pertanyakan tentang hal-hal yang belum jelas atau berbagai bentuk 

kekhawatiran lainnya.

11.  Riwayat perkawinan.

Ditanyakan kawin berapa kali, umur/lama perkawinan, jarak perkawinan

dengan kehamilan, perkawinan pada masyarakat desa sering pada usia

muda, yaitu sekitar usia menarche resiko melahirkan BBLR sekitar 2 kali

lipat dalam 2 tahun setelah menarche disamping itu akan terjadi kompetisi

makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa

pertumbuhan dan adanya perubahan hormonal yang akan terjadi selama

kehamilan.semua ini akan menyebapkan kebanyakan wanita di negara

berkembang mempunyai TB yang pendek.

12.  Pola kebiasaan sehari-hari

a.  Nutrisi

Ditanyakan apa yang ibu konsumsi selama inpartu

b.  Eliminasi

Ditanyakan adanya perasaan sering/susah kencing selama kehamilan

dan poses persalinan. Pada akhir trimester III dapat terjadi konstipasi.

c.  Istirahat/tidur

Waktu istirahat harus lebih lama dari pada keadaan biasa. Bagi wanita

hamil membutuhkan 10-11 jam.

d.  Kebersihan

Kebersiahan meliputi kebersihan tubuh. Pakaian dan lingkungan,

menjaga kebersihan sangat penting agar kesehatan ibu tetap

terpelihara.

13.  Data psikologis

Wanita hamil diharapkan selalu disertai perasaan aman dan tenang dalam

menghadapi kehamilan dan persalinannya yang akan datang.

14.  Latar belakang sosial budaya

  Pada wanita hamil dari golongan sosial ekonomi rendah pada

umumnya tergolong kategori resiko besar

Page 20: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 20/25

 

20

  Adanya pantangan wanita hamil tentang makanan tertentu dapat

mengakibatkan kekurangan gizi pada ibi hamil

  Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status lebih rendah

dari pada laki-laki, sehingga kurang energi protein (KEP) pada wanita

lebih tinggi dengan akibat tingginya angka kematian bayi.

B.  Data Objektif 

1.  Pemeriksaan Umum

-  Bagaimana keadaan mum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,

kesadaran.

-  Adanya anemia, cynose, loterus atau dypnoe

-  Keadaan jantung dan paru-paru

-  Reflek terutama lutut

-  Pemeriksaan.

1.  Tinggi badan dan berat badan.

Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terlebih pada

kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar

memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu dikontrol secara

teratur dengan peningkatan berat badan selama hamil antara 10-12 kg.

2.  Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak dilahirkan

biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg

3.  Suhu badan, nadi, dan pernafasan.

Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan antara 36O-37

OC, bila

suhu lebih dari 37,5OC

 -37,8

OC masih dianggap normal karena

kelelahan.

Keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu, bila suhu naik nadi

akan bertambah pula dapat disebapkan karena adanya perdarahan.

Pada klien yang akan bersalin, pernafasannya agak pendek karena

kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut. Pernafasan normal

antara 80  –  100 X /menit, kadang meningkat dan menjadi normal

kembali setelah persalinan. Semuanya diperiksa setiap 4 jam.

Page 21: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 21/25

 

21

2.  Pemeriksaan khusus

1.  Inspeksi

a.  Kepala

Meliputi keadaan rambut, warna pada sclera mata, warna konjungtiva.

b.  Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid bila ibu menderita

hypertiroidisme maka dapat mempengaruhi kehamilan yaitu berakhir

dengan keguguran, persalinan premature dapat terjadi kompensasio

kordir, terutama kala pengusiran.

c.  Dada

-  Payudara menjadi lebih besar

-  Apakah air susu pada ibu sudah keluar?

-  Apakah puting sudah menonjol?

d.  Perut

-  Menentukan tinggi fundus uteri

-  Memantau kontraksi uterus

-  Memantau denyut jantung janin

-  Menentukan presentasi

-  Menentukan penurunan bagian terbawah janin

e.  Genitalia

Dilakukan vagina toucher meliputi :

-  Pengeluaran pada vulva

-  Pembukaan

-  Effecement

-  Apakah ketuban sudah pecah atau belum

-  Bagian terkecil janin

-  Bagian terdahulu

-  Hodge

2.  Palpasi

a.  Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid atau vena jugularis

b.  Payudara

Apakah ada benjolan abnormal, colostrums keluar atau tidak 

c.  Abdomen

Page 22: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 22/25

 

22

Raba kontraksi uterus dan frekuensinya dalam 10 menit

-  Leopolt I : untuk menentukan TFU dan bagian janin dalam fundus

-  Leopolt II : untuk menentukan batas samping rahim kanan/kiri,

letak punggung janin.

-  Leopolt III : untuk menentukan bagian terbawah janin apakah

sudah masuk PAP

-  Leopolt IV : untuk menentukan bagian terbawah janin seberapa

 jauh sudah masuk PAP.

3.  Pemeriksaan penunjang

Meliputi :

-  Pemeriksaan darah

-  Urine

-  Feses

-  Kadang pemeriksaan serologi

Page 23: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 23/25

 

23

3.3  Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1.  Nyeri b/d kontraksi uterus

Intervensi :

-  Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan

-  Beri informasi yang tepat tentang perawatan selama periode pasca partum

-  Inspeksi perbaikan episotomi atau luka

-  Lakukan tindakan kenyamanan serta penggunaan teknik relaksasi

-  Beri analgesic sesuai kebutuhan

2.  Resiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d kontaminasi fekal 

Intervensi :

-  Tekankan pada klien tentang pentingnya mencuci tangan 

-  Gunakan teknik aseptic saat pemeriksaan vagina 

-  Lakukan perawatan perineal setelah eliminasi 

-  Kaji sekresi vagina 

3.  Perubahan eliminasi urine b/d perubahan masukan dan kompresi mekanik kandung

kemih 

Intervensi :

-  Palpasi diatas simpisis pubis 

-  Catat dan bandingkan masukan dan pengeluaran 

-  Anjurkan berkemih, sedikitnya 1-2 jam 

-  Kaji kekeringan kulit dan membrane mukosa 

4.  Keletihan b/d ketidaknyamanan atau nyeri ditandai dengan pengungkapan

kemampuan berkonsentrasi terganggu, emosi labil, perubahan kemampuan koping. 

Intervensi :

-  Kaji derajat keletihan

-  Sediakan lingkungan yang redup dan tidak membingungkan klien

-  Pertahankan informasi tentang kemajuan persalian

5.  Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi / peningkatan anggota keluarga

Intervensi :

-  Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh bayi

-  Anjukan ayah untuk menggendong bayi

-  Observasi dan catat interaksi bayi

-  Anjurkan dan bantupemberian asi, tergantung pada pilihan klien

Page 24: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 24/25

 

24

BAB III

PENUTUP

3.1  Saran 

Bagi ibu hamil

Sebaiknya ibu hamil dalam proses kelahirannya dibantu dengan tenaga medis agar

dalam persalinannya dapat berjalan normal.

Bagi penyusun

Diharapkan penyusun lebih mendalami proses kelahiran dalam bidangnya.

3.2  Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

“ tenaga medis harus mengetahui proses kelahiran agar bisa menolong persalinan

dengan baik dan benar. “ 

Page 25: Makalah Maternitas

5/12/2018 Makalah Maternitas - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-maternitas-55a35ab5ec542 25/25

 

25

DAFTAR PUSTAKA

1.  Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad Pimpinan Persalinan Biasa. Obstetri

Fisiologi. 19802.  Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JNPKKR

3.  Asuhan Bayi Baru Lahir, Jakarta : Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO. 2001

4.  Saifudin AB, Adrian SZG, Wikhjosastro GH, Waspodo D.  Buku Acuan Nasional

Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal.

5.  Tjokronegoro, Arjatmo. Persalinan Normal. Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia, cetakan keenam. 2005