Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian...

download Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru

of 10

Transcript of Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian...

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    1/10

     

    *Sigit Utomo, Widyaiswara LPMP Papua

    PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK ANGKA KREDIT PENGEMBANGANKEPROFESIAN BERKELANJUTAN BAGI GURU

    Oleh Sigit Utomo*

    Mulai tahun 2013, para guru dihadapkan pada peraturan perundangan baru yang akan diberlakukan,

    yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Birokrasi Reformasi Nomor 16

    Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Esensi dari peraturan tersebutbahwa setiap guru pada setiap tahun akan dinilai kinerjanya dan melaksanakan pengembangan

    keprofesian berkelanjutan yang berdampak pada jumlah angka kredit yang dikumpulkan untuk dapat

    naik pangkat ke jenjang pangkat yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pengembangan keprofesian

    tersebut meliputi pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif. Publikasi ilmiah yang

    diharapkan terutama Penelitian Tindakan Kelas yang dapat memperbaiki kualitas proses

     pembelajaran yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, disamping bentuk publikasi

    ilmiah dan karya inovatif lainnya.

    A.  PENDAHULUAN

    Guru merupakan pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran untuk

    mencerdaskan anak bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu mewujudkan peserta didik yangbertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif, mandiri, dan

    menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab seperti yang diamanatkan dalam

    Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional. Tidaklah berlebihan kalau

    dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaian besar ditentukan oleh guru. Oleh

    sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan

    fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru

    dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka ditetapkan beberapa peraturan perundangan

    yang mengatur tentang profesi guru.

    Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 16 Tahun 2009, tugas utama guru adalah mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

    menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikandasar, dan pendidikan menengah serta tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Jabatan

    fungsional guru meliputi guru pertama, guru muda, guru madya, dan guru utama. Penetapan jenjang

    Jabatan Fungsional Guru untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang

    dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, penetapan angka kredit dimungkinkan pangkat dan

     jabatan tidak sesuai dengan pangkat dan jabatan.

    Pada setiap tahun, guru akan dinilai kinerjanya melalui Penilaian Kinerja Guru (PKG) oleh seorang asesor PKG.

    PKG adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama Guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan

    dan jabatannya (Kemendikbud,2012b:5). Disamping itu, setiap guru juga mengikuti program Pengembangan

    Keprofesian Kerkelanjutan (PKB) secara mandiri, di sekolah, di KKG/MGMP, dan atau di lembaga Diklat. PKB bagi guru

    memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam rangka

    meningkatkan mutu pendidikan. Nilai PKG dan PKB yang diperoleh diakumulasi menjadi angka kredit yangdiperoleh untuk tahun tersebut.

    PKB guru dapat diperoleh dari kegiatan melaksanakan pengembangan diri, membuat publikasi ilmiah,

    dan atau membuat karya inovatif. Dalam membuat publikasi ilmiah, seorang guru diharapkan mampu membuat

    penelitian, dapat berupa penelitian tindakan kelas, penelitian eksperimen, atau penelitian diskriptif. Sangat

    disarankan seorang guru membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena dengan PTK, guru dapat

    memperbaiki kualitas pembelajarannya, dan melalui PTK diharapkan mampu mendongkrak prestasi belajar

    siswanya. Disamping itu, PTK meningkatkan profesionalisme sesama guru, karena PTK mempersayaratkan

    melakukan kolaborasi bersama guru lain.

    Tidaklah mudah bagi sebagian besar guru untuk membuat publikasi ilmiah dan karya inovatif,

    indikatornya bahwa sebagian besar atau 42,31% guru saat ini menumpuk di pangkat golongan IV-a.

    Dikhawatirkan dengan pelaksanaan Permenpan-RB Nomor 16 Tahun 2009, pangkat guru menumpuk padagolongan III-b, karena mulai golongan III-b, seorang guru sudah diwajibkan untuk membuat publikasi ilmiah dan

    atau karya inovatif, diantaranya adalah PTK.

    Beberapa permasalahan yang akan dibahas untuk membatasi tulisan ini antara lain (1) apakah angka

    kredit jabatan guru itu?, (2) apakah pengembangan keprofesian berkelanjutan guru?, (3) apakah PTK itu?, (4)

    bagaimanakah melaksanakan PTK bagi jabatan guru?, dan (5) bagaimanakah membuat laporan PTK untuk angka

    kredit jabatan guru?

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    2/10

     

    2

    B.  ANGKA KREDIT JABATAN GURU

    Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan

    yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. Butir

    kegiatan itu meliputi unsur utama dan unsur penunjang. Nilai angka kredit yang harus dikumpulkan untuk naik

    pangkat ke jenjang lebih tinggi dari sebelumnya meliputi minimal 90% dari unsur utama dan maksimal 10% dari

    unsur penunjang (Permenpan-RB, 2009:14).

    Butir kegiatan unsur utama meliputi pendidikan termasuk prajabatan dan program induksi gurupemula; pembelajaran bagi guru kelas atau mata pelajaran serta bimbingan bagi guru BK; dan pengembangan

    keprofesian berkelanjutan. Butir kegiatan unsur penunjang meliputi memperoleh gelar/ijazah yang tidak sesuai

    dengan bidang yang diampunya, memperoleh penghargaan/tanda jasa, dan melaksanakan kegiatan yang

    mendukung tugas guru antara lain membimbing siswa dalam praktik kerja nyata/praktik

    industri/ekstrakurikuler, menjadi organisasi profesi/ kepramukaan, menjadi tim penilai angka kredit, dan

    menjadi tutor/pelatih/instruktur.

    Besarnya nilai angka kredit untuk setiap jenjang pangkat dan golongan guru ditunjukkan pada tabel

    berikut ini.

    No Jabatan Pangkat Golongan Angka Kredit Keterangan

    1 Guru Pertama Penata Muda, III-a 100 Angka kredit untuknaik pangkat adalah

    selisih nilainya,

    misalkan untuk naik

    pangkat dari III-c ke III-

    d memerlukan angka

    kredit 300-200= 100

    Penata Muda Tingkat I, III-b 150

    2 Guru Muda Penata, III-c 200

    Penata Tingkat I, III-d 300

    3 Guru Madya Pembina, IV-a 400

    Pembina Tingkat I, IV-b 550

    Pembina Utama Muda, IV-c 700

    4 Guru Utama Pembina Utama Madya, IV-d 850

    Pembina Utama, IV-e 1050

    C.  PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN GURUProgram Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dilaksanakan oleh setiap guru. Jenis kegiatan

    sesuai dengan kebutuhan guru untuk mencapai standar kompetensi profesi dan/atau meningkatkan

    kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya yang sekaligus berimplikasi kepada perolehan angka

    kredit untuk kenaikan pangkat/jabatan fungsional guru.

    PKB mencakup tiga hal yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif

    (Kemendikbud,2012a:8-13).

    1. 

    Pelaksanaan Pengembangan Diri

    Pengembangan diri adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme diri agar memiliki kompetensi yang

    sesuai dengan peraturan perundangan agar mampu melaksanakan tugas pokok dan kewajibannya dalam

    pembelajaran/pembimbingan termasuk pelaksanaan tugas-tugas tambahan yang relevan dengan fungsisekolah. Kegiatan pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru.

    Diklat fungsional adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk

    mencapai standar kompetensi profesi yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan kegiatan

    kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau kegiatan bersama yang

    bertujuan untuk mencapai standar atau di atas standar kompetensi profesi yang telah ditetapkan. Kegiatan

    kolektif guru mencakup: kegiatan lokakarya atau kegiatan kelompok guru (KKG/MGMP); pembahas atau

    peserta pada seminar, koloqium, diskusi panel atau bentuk pertemuan ilmiah yang lain; dan kegiatan

    kolektif lain yang sesuai dengan tugas dan kewajiban guru.

    2. 

    Pelaksanaan Publikasi Ilmiah 

    Publikasi ilmiah adalah karya tulis ilmiah yang telah dipublikasikan kepada masyarakat sebagai bentukkontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan

    dunia pendidikan secara umum. Publikasi ilmiah mencakup 3 kelompok kegiatan, yaitu: (1) presentasi pada

    forum ilmiah, sebagai pemrasaran/nara sumber pada seminar, lokakarya ilmiah, koloqium atau diskusi

    ilmiah; (2) publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan formal

    mencakup pembuatan: laporan hasil penelitian pada bidang pendidikan di sekolahnya, tulisan ilmiah

    popular pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikan; (3) dan publikasi buku teks

    pelajaran, buku pengayaan, buku bidang pendidikan, karya hasil terjemahan, dan buku pedoman guru.

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    3/10

     

    3

    3. 

    Pelaksanaan Karya inovatif

    Karya inovatif adalah karya yang bersifat pengembangan, modifikasi atau penemuan baru sebagai bentuk

    kontribusi guru terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah dan pengembangan dunia

    pendidikan, sains/teknologi, dan seni. Karya inovatif ini mencakup: (1) penemuan teknologi tepat guna

    kategori kompleks atau sederhana; (2) penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni kategori

    kompleks atau sederhana; (3) pembuatan/modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum kategori kompleks

    atau sederhana; (4) penyusunan standar, pedoman, dan soal pada tingkat nasional maupun provinsi.

    Karya yang dihasilkan secara bersama, dilaksanakan maksimum oleh 4 (empat) orang guru, yang

    terdiri dari penulis utama dan penulis pembantu. Jumlah penulis pembantu paling banyak 3 (tiga) orang. Bila

     jumlah penulis pembantu lebih dari 3 (tiga) orang, maka penulis pembantu nomor urut ke empat dan seterusnya

    tidak dapat memperoleh angka kredit.

    Besaran nilai angka kredit untuk kegiatan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif yang dilakukan secara

    bersama oleh beberapa guru, diberikan angka kredit sebagai berikut.

    Jumlah Guru yang

    Melakukan Kegiatan

    Pembagian Angka Kredit

    Penulis Utama Penulis Pembantu I Penulis Pembantu II Penulis Pembantu III

    2 orang 60% 40% - -

    3 orang 50% 25% 25% -

    4 orang 40% 20% 20% 20%

    Besaran nilai angka kredit dari sub unsur PKB sebagai syarat kenaikan jabatan guru disajikan

    dalam tabel sebagai berikut (Kemendiknas, 2010:5-6).

    Dari Jabatan Ke JabatanJumlah Angka Kredit Minimum dari Subunsur

    Pengemb.Diri Publikasi Ilmiah dan/atau Karya Inovatif

    Guru Pertama

    golongan III/a

    Guru Pertama

    golongan III/b

    3 (tiga)-

    Guru Pertama

    golongan III/b

    Guru Muda

    golongan III/c

    3 (tiga) 4 (empat):

    Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif

    Guru Muda

    golongan III/c

    Guru Muda

    golongan III/d

    3 (tiga) 6 (enam):

    Bebas pada jenis karya publikasi ilmiah & karya inovatif

    Guru Muda

    golongan III/d

    Guru Madya

    golongan IV/a

    4 (empat) 8 (delapan):

    Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian

    Guru Madya

    golongan IV/a

    Guru Madya

    golongan IV/b

    4 (empat) 12 (duabelas):

    Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil peneli tian dan 1

    (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN

    Guru Madya

    golongan IV/b

    Guru Madya

    golongan IV/c

    4 (empat) 12 (duabelas):

    Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil pene- litian dan 1

    (satu) Artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN

    Guru Madyagolongan IV/c

    Guru Utama (*golongan IV/d

    5 (lima) 14 (empatbelas):

    Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1

    (satu) artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1

    (satu) buku pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN

    Guru Utama

    golongan IV/d

    Guru Utama

    golongan IV/e

    5 (lima) 20 (duapuluh):

    Minimal terdapat 1(satu) laporan hasil penelitian dan 1 (satu)

    artikel yang dimuat di jurnal yang ber- ISSN dan 1 (satu) buku

    pelajaran atau buku pendidikan yang ber-ISBN

    (* bagi Guru Madya, golongan ruang IV/c, yang akan naik jabatan menjadi Guru Utama, golongan ruang IV/d,

    wajib melaksanakan presentasi ilmiah.

    Untuk setiap kenaikan jenjang pangkat/golongan diatur ragam jenis publikasi ilmiah/ karya inovatifyang dapat dinilai. Hal ini diperlukan agar macam publikasi ilmiah/karya inovatif yang diajukan, tidak didominasi

    oleh jenis tertentu (Kemendiknas, 2010:7). Untuk kenaikan pangkat/golongan mulai III/d ke atas meliputi:

    1. 

    Jumlah publikasi yang berbentuk diktat, karya terjemahan, atau tulisan ilmiah populer paling banyak 3

    (tiga) buah. Buku pedoman guru paling banyak 1 (satu) buah.

    2.  Untuk penulisan laporan penelitian maksimal 2 laporan per tahun.

    3.  Untuk karya inovatif maksimal 50% dari angka kredit yang dibutuhkan.

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    4/10

     

    4

    D.  PENELITIAN TINDAKAN KELAS BAGI GURU

    1.  Pengertian PTK

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research  (CAR) adalah suatu bentuk kajian

    reflektif oleh peneliti (pelaku tindakan), yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional

    tindakannya dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman atas tindakan-tindakan itu, serta

    memperbaiki kondisi-kondisi pelaksanaan praktik-praktik pembelajaran (Tim pelatih proyek PGSM, 1999:5).

    Dalam pelaksanaan PTK, peneliti (pelaku tindakan) selalu melakukan kajian sistematis reflektif selamapenelitian untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang terjadi di dalam kelasnya. Peneliti dalam hal ini

    adalah guru itu sendiri. Hasil penelitian tindakan dipakai sendiri sekalipun tidak tertutup kemungkinan

    dimanfaatkan oleh pihak lain yang membutuhkan.

    Dalam PTK, guru ikut bertanggung jawab dan berperan serta aktif untuk mengembangkan

    pengetahuan dan keterampilannya melalui tindakan yang dilakukan terhadap proses pembelajaran yang

    dikelolanya. PTK diharapkan berpengaruh langsung dalam memicu perubahan perilaku guru dalam

    mengelola pembelajaran yang dibangun sendiri yang akan menghasilkan personal theory atau theory-in-use.

    PTK dilakukan untuk menyelesaikan bermacam-macam permasalahan yang muncul di dalam

    kelas/sekolah misalnya meningkatkan motivasi belajar, menerapkan berbagai macam metode pembelajaran,

    mengembangkan kegiatan laboratorium, mengembangkan bentuk pekerjaan rumah, mengembangkanbentuk-bentuk karya ilmiah, mengembangkan pendekatan-pendekatan baru untuk pencapaian belajar,

    menerapkan berbagai pendekatan untuk memenuhi kebutuhan individual murid yang berbeda-beda dan

    sebagainya.

    2.  Prinsip-Prinsip PTK

    Prinsip penelitian tindakan antara lain:

    a. 

    Pekerjaan utama guru adalah mengajar, apapun metode PTK yang dilakukan, hendaknya tidak

    mengganggu pekerjaanya sebagai pengajar.

    b. 

    Merupakan masalah yang cukup merisaukan guru untuk segera diatasi guna memberikan layanan yang

    terbaik kepada siswac.

     

    Pelaksanaan PTK harus diketahui oleh kepala sekolah melalui surat ijin meneliti dan disosialisasikan

    kepada rekan-rekan guru

    d. 

    Metodologi yang digunakan harus terpercaya sehingga guru dapat merumuskan hipotesis,

    mengembangkan strategi yang dapat dilaksanakan pada situasi kelasnya, dan memperoleh data yang

    dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.

    e. 

    Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang berlebihan sehingga berpeluang mengganggu

    proses pembelajaran.

    f. 

    Penyelenggaraan PTK harus selalu konsisten, peduli terhadap prosedur, etika, dan alamiah (dilaksanakan

    sesuai alokasi waktu dan tidak merubah jadwal pelajaran yang ada)

    g. 

    Dilakukan sesuai dengan kaidah-kaidah kajian ilmiah dan dilaporkan hasilnya sesuai dengan tata kramapenyusunan karya tulis akademik.

    3.  Manfaat PTK

    Manfaat bagi guru yang melakukan PTK antara lain:

    a. 

    Mengembangkan inovasi pembelajaran. Dalam inovasi pembelajaran, guru selalu mencoba mengubah,

    memodifikasi, dan meningkatkan gaya mengajarnya agar ia mampu melahirkan gaya dan model

    pembelajarn yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. Guru setiap tahun akan selalu berhadapan dengan

    siswa yang berbeda. Karena itu, jika guru melakukan PTK dari persoalannya sendiri, dan menghasilkan

    pemecahannya sendiri, maka secara tidak langsung ia telah terlibat dalam inovasi pembelajaran.

    b. 

    Meningkatan profesionalisme guru. Dalam PTK, guru ditantang untuk terbuka pada pengalaman danproses-proses baru. Dengan demikian, tindakan-tindakan dalam PTK merupakan pendidikan bagi guru

    dan secara tidak langsung dapat meningkatkan keprofesionalan mereka dalam proses pembelajaran di

    kelas.

    4.  Keunggulan Dan Kelemahan PTK

    Hingga sekarang, PTK masih mendapat pro dan kontra berkaitan dengan kelayakan jenis

    penelitiannya, terutama bila diperbandingkan dengan penelitian formal, karena hasil penelitiannya berguna

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    5/10

     

    5

    bagi dimensi praktis dalam situasi tertentu, namun secara tidak langsung memperbaiki pembelajaran dan

    ilmu pengetahuan.

    Keunggulan PTK antara lain: praktis dan langsung relevan untuk situasi yang aktual; menyediakan

    kerangka yang teratur dan bersiklus untuk pemecahan masalah atau pengembangan pembelajaran;

    berdasarkan pada observasi yang nyata dan obyektif, bukan berdasarkan pada pendapat subyektif; fleksibel

    dan adaptif yaitu mengadakan perubahan-perubahan selama dalam masa penelitian dan mengorbankan

    kontrol demi kepentingan inovasi; dan sarana inovasi pembelajaran dan kepakaran atau profesionalismeguru

    Adapun Kelemahan PTK antara lain: kurang tertib ilmiah karena validitas internal dan eksternalnya

    lemah, tujuan penelitiannya bersifat situasional, sampelnya terbatas sehingga kurang representatif dan

    kontrol terhadap variabel bebas sangat sedikit, dan hasilnya tidak dapat digeneralisasi

    E.  MELAKSANAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

    Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian melalui sistem berdaur dari berbagai kegiatan

    pembelajaran. Ada 5 tahapan pelaksanaan PTK antara lain: (1) pengembangan fokus masalah, (2) perencanaan

    tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi, dan

    (5) perencanaan tindak lanjut. Berikut ini daur PTK :

    1.  Penetapan fokus masalah penelitian (Pra PTK)a.

     

    Merasakan adanya masalah

    Pertama-tama yang harus dimiliki guru adalah perasaan ketidakpuasan terhadap praktik pembelajaran

    yang selama ini dilakukannya. Manakala guru merasa puas terhadap apa yang ia lakukan di kelasnya,

    meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan, sulit kiranya bagi guru untuk memunculkan masalah

    yang akan memicu dimulainya sebuah PTK.

    b. 

    Identifikasi masalah PTK

    Bertanyalah kepada diri sendiri misalnya : Apa yang sedang terjadi sekarang?, Apakah yang terjadi itu

    mengandung permasalahan?, Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?. Bila pertanyaan tersebut

    ada dalam pikiran, maka langkah selanjutnya mengembangkan beberapa pertanyaan seperti: sayaberkeinginan memperbaiki ..., berapa siswa yang merasa kurang puas tentang ..., saya memilih untuk

    mengujicobakan gagasan ... dan seterusnya.

    c. 

    Analisis masalah

    Setelah mengidentifikasi sejumlah masalah, maka selanjutnya dilakukan analisis terhadap masalah-

    masalah tersebut. Dalam hal ini, akan ditemukan permasalahan yang sangat mendesak untuk diatasi.

    Hal yang perlu diperhatikan yaitu: pilih masalah yang dirasa penting oleh guru dan murid atau topik yang

    Fokus

    masalah

    Observasi 1,2,3

    Pelaksanaan

    Tindakan 1,2,3

    Alternatif peme-

    cahan (rencana

    tindakan siklus 1

    Refleksi siklus 1 Analisis data 1,2,3

    Belum terselesaikan

    Alternatif peme-

    cahan (Rencana

    tindakan siklus 2

    Pelaksanaan

    Tindakan 1,2,3

    Refleksi siklus 2 Analisis data 1,2,3 Observasi 1,2,3

    Terse

    lesai

    kan

    Terse

    lesai

    kan

    SIKLUS

    I

    SIKLUS

    II

    Permasalahan

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    6/10

     

    6

    melibatkan guru, jangan memilih masalah yang berada diluar kemampuan atau kekuasaan guru, pilih

    dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas, dan usahakan untuk bekerja secara

    kolaboratif.

    2.  Perencanaan tindakan

    a. 

    Menentukan solusi tindakan perbaikan

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melilih tindakan perbaikan yaitu: tindakan yang dipilihberdasarkan hasil kajian agar alternatif tindakan mempunyai landasan kuat dan mantap secara

    konseptual; tindakan perbaikan berorientasi pada proses pembelajaran meliputi suatu strategi, model,

    pendekatan, metode, atau teknik tertentu; tindakan yang dipilih dikuasai oleh pelaku tindakan dalam

    pelaksanaan proses pembelajaran berdasarkan teori, temuan, kajian, atau pengembangan sebelumnya;

    tindakan perbaikan dipertimbangkan, dikaji ulang, dan dievaluasi dari segi relevansinya dengan tujuan,

    kelaikan, dan keterlaksanaannya; dan pilih alternatif tindakan serta prosedur implementasi yang dinilai

    paling menjanjikan namun masih tetap dalam jangkauan kemampuan guru.

    b. 

    Merumuskan masalah

    Rumuskan masalah secara lebih jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan

    membuka peluang untuk menetapkan tindakan perbaikan atau alternatif solusi yang perlu dilakukannya,

     jenis data yang perlu dikumpulkan, prosedur perekamannya, serta cara menginterpretasikannya.

    Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan. misalnya: apakah penerapan pembelajaran koperatif  

    Type STAD akan meningkatkan proses dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke?

    c. 

    Merumuskan hipotesis tindakan

    Bentuk rumusan hipotesis tindakan menyatakan ”kita percaya tindakan kita akan merupakan suatu

    solusi yang dapat memecahkan permasalahan yang diteliti”, dirumuskan dalam bentuk pernyataan.

    misalnya: penerapan pembelajaran koperatif  Type STAD dapat meningkatkan proses dan hasil belajar

    IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke.

    d. 

    Analisis kelaikan hipotesis tindakan

    Analisis kelaikan dilakukan untuk mengetahui situasi riil dibandingkan situasi ideal yang dijadikan

    rujukan. Guru hendaknya realistis dalam menghadapi kenyataan keseharian di sekolah dalam

    melaksanakan tugasnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain: apakah guru memiliki

    kemampuan dan komitmen untuk melaksanakan PTK, apakah tindakan berpengaruh negatif pada siswa,

    apakah fasilitas dan sarana pendukungnya tersedia, dan apakah iklim belajar di kelas atau sekolah

    mendukung terlaksananya PTK.

    e. 

    Menetapkan judul

    Judul PTK minimal menggambarkan masalah, tindakan, dan subjek penelitian secara spesifik, diusahakanberkisar 15 kata, misalnya: Penerapan pembelajaran koperatif  Type STAD untuk meningkatkan proses

    dan hasil belajar IPA di kelas 5B SD Negeri 2 Merauke.

    f. 

    Persiapan tindakan

    Persiapan yang dilakukan dalam melaksanakan PTK antara lain:

    1) 

    Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru di samping

    bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan yang

    telah direncanakan.

    2) 

    Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas, seperti lembar observasi,

    lembar kerja siswa, gambar-gambar, dan alat-alat peraga3)

     

    Mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan

    perbaikan.

    4) 

    Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan,

    sehingga dapat menumbuhkan serta mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaannya yang

    sebenarnya. Sebagai aktor PTK, guru harus terbebas dari rasa takut gagal dan takut berbuat

    kesalahan.

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    7/10

     

    7

    3.  Pelaksanaan tindakan dan observasi interpretasi

    a. 

    Pelaksanaan tindakan

    Guru melaksanakan skenario tindakan perbaikan yang telah direncanakan dalam situasi aktual. Pada

    saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini juga dilakukan dengan kegiatan observasi dan

    interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

    b. 

    Observasi dan interpretasi

    Mengamati dan merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan

    berlangsung dengan atau tanpa alat bantu. Observasi dalam kegiatan PTK dapat dibedakan adanya 4

    metode observasi yaitu observasi terbuka, observasi terfokus, observasi terstruktur, dan observasi

    sistematik. Dalam pelaksanaannya, para pelaksana PTK perlu secara jeli dan kreatif memodifikasi

    metode-metode observasi agar memenuhi harapan baik dari segi mutu data yang dapat dihasilkan

    maupun dari segi kelaikan implementasinya.

    c. 

    Diskusi balikan

    Diskusi balikan bermanfaat optimal apabila diberikan tidak lebih dari 24 jam setelah observasi, digelar

    dalam suasana yang saling mendukung dan tidak saling menyalahkan, bertolak dari rekaman data yang

    dibuat oleh pengamat, diinterpretasikan secara bersama-sama oleh aktor tindakan dan pengamat

    berdasar kerangka pikir tindakan perbaikan, dan pembahasan mengacu kepada penetapan sasaran

    serta pengembangan strategi perbaikan untuk menentukan perencanaan berikutnya.

    4.  Analisis dan refleksi

    a. 

    Analisis data

    Analisis data adalah proses menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstrak-sikan,

    mengorganisasikan data secara sistematis dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat

    digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.

    Analisis data dilakukan tiga tahap: reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi data adalah

    proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentahmenjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana

    dalam bentuk paparan naratif, representatif tabular termasuk dalam format matriks, representatif grafis

    dan sebagainya. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir

    tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat dan/atau formula yang singkat dan padat tetapi

    mengandung pengertian luas.

    b. 

    Refleksi

    Refleksi dalam PTK adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan/atau tidak terjadi, apa yang telah

    dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil

    refleksi akan digunakan untuk menetapkan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan PTK. Ataudengan kata laian, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam

    pencapaian tujuan sementara dan untuk menentukan tindak lanjut dalam rangka mencapai tujuan akhir

    yang mungkin ditetapkan dalam rangka pencapaian berbagai tujuan.

    5.  Perencanaan tindak lanjut

    Hasil analisis dan refleksi akan menentukan apakah tindakan yang telah dilaksanakan telah dapat mengatasi

    masalah atau belum. Jika hasilnya belum memuaskan atau masalahnya belum terselesaikan, maka dilakukan

    perbaikan lanjutan dengan memperbaiki tindakan perbaikan sebelumnya, apabila perlu, dengan menyusun

    tindakan perbaikan yang betul-betul baru untuk mengatasi masalah yang ada. Jika pada siklus ke 2

    permasalahannya sudah terselesaikan (memuaskan), maka tidak perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3,namun jika siklus ke 2 masalahnya belum terselesaikan, maka perlu dilanjutkan dengan siklus ke 3 dan

    seterusnya.

    Jadi, suatu siklus dalam PTK tidak dapat ditentukan lebih dahulu jumlahnya, sebab disesuaikan dengan

    hakekatnya permasalahan yang kebetulan menjadi pemicunya. Dapat dikatakan, banyak sedikitnya jumlah

    siklus dalam PTK itu tergantung pada terselesaikannya masalah yang diteliti dan munculnya faktor-faktor

    lain yang berkaitan dengan masalah itu.

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    8/10

     

    8

    F.  LAPORAN HASIL PTK UNTUK ANGKA KREDIT GURU

    Persyaratan laporan PTK untuk diusulkan sebagai angka kredit jabatan guru (Kemendiknas, 2010:9,26)

    adalah:

    1. 

    Harus APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten)

    Asli artinya bukan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak jujur, indikasi laporan

    tidak asli misalnya: terdapat banyak kesamaan mencolok di antara PTK yang dibuat pada waktu dan

    tempat yang berbeda, sangat mirip skripsi atau tesis, dan dibuat oleh guru yang lain dari daerah yang sama.

    Perlu  artinya hal yang dilaporkan atau gagasan yang dituliskan harus sesuatu yang diperlukan dan

    mempunyai manfaat dalam menunjang pengembangan keprofesian dari guru yang bersangkutan yaitu

    pembelajaran di kelas. Ilmiah artinya disajikan dengan memakai kerangka isi dan mempunyai kebenaran

    yang sesuai dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah dan mengkuti kerangka isi yang telah ditetapkan.

    Konsisten  artinya laporan harus sesuai dengan tugas pokok penyusunnya, bila penulisnya seorang guru,

    maka isi laporan harus berada pada bidang tugas guru yang bersangkutan, dan memasalahkan tentang tugas

    pembelajaran yang sesuai dengan tugas di sekolahnya.

    2. 

    Minimal 2 siklus dengam masing-masing siklus minimal 2 kali pertemuan. dibuktikan melalui lampiran

    berupa RPP tiap pertemuan, hasil observasi tiap pertemuan, dan hasil kerja siswa tiap pertemuan. Idealnya,

    sebuah PTK minimal 3 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali permuan.

    3. 

    Diseminarkan di sekolah dengan jumlah peserta seminar minimal 15 orang dari 3 sekolah yang berbeda pada

     jenjang pendidikan yang sama, dibuktikan melalui: berita acara seminar yang ditandatangani panitia seminar

    dan kepala sekolah berisi keterangan tentang waktu, tempat, peserta, dan notulen hasil seminar; sertifikat

    seminar/keterangan seminar dari panitia; dan daftar hadir peserta seminar.

    4. 

    Dipublikasikan/disimpan di salah satu perpustakaan dibuktikan dengan surat keterangan dari kepala

    perpustakaan dan cap perpustakaan

    5. 

    Pernyataan keaslian dari kepala sekolah dan di cap sekolah/madrasah

    Adapun Format laporan PTK sangat beragam, antara lain dicontohkan sebagai berikut:

    1. 

    Bagian Pembukaa.

     

    Halaman judul

    b. 

    Lembar pengesahan

    c. 

    Kata pengantar

    d. 

    Daftar isi

    e. 

    Daftar tabel (bila ada)

    f. 

    Daftar gambar (bila ada)

    g. 

    Daftar lampiran

    h. 

    Abstrak diakhiri kata kunci

    2. 

    Bagian Isi

    BAB I Pendahuluan

    A. 

    Latar belakang masalahUraikan secara lugas masalah-masalah yang terjadi dalam kelas anda, masalah yang ingin

    ditanggulangi, penyebab timbulnya masalah tersebut, dan kadar masalah yang ingin ditanggulangi

    B. 

    Identifikasi masalah

    Identifikasikan masalah sesuai latar belakang secara runtut

    C. 

    Pembatasan masalah

    Sebutkan lingkup atau batasan tindakan yang akan diambil peneliti

    D. 

    Pemecahan Masalah

    Sebutkan tindakan yang dipilih untuk mengatasi masalah yang diangkat

    E. 

    Perumusan masalah

    Rumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan sesuai variabel yang diteliti

    F. 

    Tujuan penelitian

    Uraikan hasil penelitian yang diharapkan dari penelitian

    G. 

    Manfaat penelitian

    Uraikan manfaat penelitian bagi siswa, guru, sekolah

    BAB II Kajian Pustaka dan Hipotesis

    A. 

    Kajian Pustaka sesuai variabel

    Menguraikan kajian pustaka yang memberi arah ke pelaksanaan PTK dan usaha peneliti

    membangun argumen bahwa dengan tindakan tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu

    proses dan hasil pendidikan dan pembelajaran

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    9/10

     

    9

    B. 

    Penelitian yang relevan

    Menguraikan temuan penelitian yang relevan sesuai variabel yang diteliti dalam PTK

    C. 

    Kerangka berfikir

    Diskripsikan atau buat alur/skema tentang kerangka berpikir penelitian anda berdasar kajian

    pustaka dan hasil penelitian yang relevan.

    D. 

    Hipotesis tindakan

    Rumusan hipotesis sebagai landasan tindakan yang digunakan

    BAB III Metode penelitian

    A. 

    Setting penelitian

    lokasi penelitian, waktu penyelenggaraan penelitian dan karakteristik kelompok sasaran yang

    menjadi subyek penelitian

    B. 

    Subyek penelitian

    Menguraikan subyek yang menjadi fokus penelitian yaitu siswa, guru, kepala sekolah

    C. 

    Sumber data

    Menguraikan sumber data

    D. 

    Teknik dan alat pengumpulan data

    Diuraikan jenis data yang dikumpulkan berkenaan proses dan dampak tindakan perbaikan dan

    teknik/cara pengumpulan datanya seperti melalui pengamatan partisipatif, pembuatan jurnal

    harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam kelas, pengukuran hasil belajar,

    dan sebagainya

    E. 

    Validasi data

    Menguraikan upaya untuk menjaga validitas data misalnya dengan triangulasi

    F. 

    Analisis data

    Menguraikan teknik analisis data untuk mendapatkan kesimpulan hasil penelitian

    G. 

    Indikator kinerja

    Tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan yang ditetapkan dalam bentuk jumlah, jenis atau

    tingkat sesuai tindakan perbaikan yang dimaksud.

    H. 

    Prosedur penelitian

    Gambaran umum penelitian yang dilakukan termasuk jumlah dan prosedur siklus penelitian yangdilakukan), meliputi:

    1. 

    Persiapan tindakan

    Persiapan yang dilakukan (seperti tes diagnostik untuk menspesifikasikan masalah dan rincian

    penyebab timbulnya masalah), pembuatan alat-alat dalam rangka tindakan, dan lain-lain yang

    terkait dengan pelaksanaan tindakan di kelas)

    2. 

    Implementasi tindakan

    Deskripsikan tindakan yang akan diambil, skenario kerja tindakan dan prosedur tindakan yang

    digunakan peneliti

    3. 

    Pemantauan dan Evaluasi

    Uraikan prosedur pemantauan dan evaluasi tindakan, alat-alat pemantauan dan evaluasi yang

    digunakan, beserta criteria keberhasilan tindakannya.4.

     

    Analisis dan Refleksi

    Uraikan prosedur analisis hasil pemantauan dan refleksi terhadap tindakan yang telah diambil,

    tim yang terlibat dalam analisis hasil pemantauan dan refleksi, kriteria dan rencana bagi

    tindakan daur ulang

    BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

    A. 

    Deskripsi kondisi awal

    Mendiskripsikan kondisi awal sebelum dilakukan tindakan berhubungan variabel yang diteliti.

    B. 

    Deskripsi siklus I

    Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi

    yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I

    C. 

    Deskripsi siklus II,

    Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi

    yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada siklus II

    D. 

    Deskripsi siklus ke-n,

    Menyajikan uraian data lengkap, mulai dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan refleksi

    yang berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang terjadi pada siklus ke-n

    E. 

    Pembahasan tiap siklus dan antar siklus

    Menyajikan uraian masing-masing siklus dan hasil perubahan (kemajuan) pada diri siswa,

    lingkungan, guru sendiri dan aktifitas belajar, situasi kelas, hasil belajar. Kemungkinan grafik dan

  • 8/19/2019 Jurnal Lpmp Papua Artikel Penelitian Tindakan Kelas Untuk Angka Kredit Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta…

    10/10

     

    10

    tabel secara optimal, hasil analisis data yang menunjukkan perubahan yang terjadi disertai

    pembahasan secara sistematik dan jelas.

    F. 

    Hasil penelitian

    Uraikan keberhasilan penelitian akibat tindakan perbaikan yang dilakukan

    BAB V Penutup

    A. 

    Simpulan

    Simpulkan hasil penelitian yang diperoleh secara lengkap, sesuai dengan masalah yang diteliti

    B. 

    Saran

    Ajukan saran-saran untuk penerapan hasil penelitian dan kemungkinan penelitian lebih lanjut di

    masa datang

    3. 

    Bagian Penunjang

    A. 

    Daftar Pustaka, ditulis dengan norma tertentu dan konsisten

    B. 

    Lampiran-lampiran, terdiri dari:

    (1) 

    model program perbaikan yang memperlihatkan skenario tindakan/RPP tiap tatap muka, (2)

    Instrumen penelitian, (3) hasil rekap tabulasi data tiap siklus, (4) bukti instrumen yang telah diisi oleh

    pengamat, (5) bukti LKS yang telah diisi siswa/hasil kerja siswa tiap siklus, (6) Biodata peneliti, (7) bukti

    foto pelaksanan tindakan tiap siklus, dan (8) surat ijin penelitian.

    Sebuah laporan PTK sangat rawan untuk terjadinya duplikasi (Copy Paste)  dengan laporan PTK dari

    kelas, sekolah, dan daerah lain, maupun tahun pembuatan yang berbeda, karena permasalahan yang diangkat

    dalam PTK adalah proses pembelajaran, oleh karena itu keabsahan/validitas sebuah laporan PTK dipertaruhkan

    melalui bukti-bukti lampiran yang selengkap-lengkapnya, biasanya 40% isi laporan PTK adalah berisi lampiran.

    Mengingatkan pepatah yang disampaikan oleh Tim penilai angka kredit guru yaitu Suharsimi Arikunto,

    Suhardjono, dan Supardi (2006:v), bahwa “  bukan karya tulis ilmiahnya, tetapi kegiatan nyata yang telah

    dilakukan guru dalam upaya meningkatkan profesionalismenya sebagai guru, itulah yang utama, itulah yang

    diberikan nilai, itulah yang mampu mengantarkan sukses profesi kita, para guru” . Oleh karena itu, marilah kita

     junjung nilai-nilai prosedur kerja ilmiah dalam melaksanakan PTK secara benar dan bertanggungjawab.

    G.  SIMPULAN

    Jabatan fungsional guru terus dituntut untuk selalu mengembangkan profesinya agar kompetensinya

    terjaga agar mampu menyiapkan insan bangsa yang mampu bersaing di era kehidupan global. Guru dinilai

    kinerjanya melalui PKG dan mengikuti PKB yang berdampak pada angka kredit yang dikumpulkan setiap tahun.

    Angka kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan yang harus dicapai oleh seorang guru dalam rangka

    pembinaan karier kepangkatan dan jabatannya. PKB guru dilaksanakan sesuai kebutuhan guru untuk mencapai

    standar kompetensi profesi dan meningkatkan kompetensinya di atas standar kompetensi profesinya,

    diantaranya adalah PTK. Terdapat 4 langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaa, tindakan, pengamatan,

    dan observasi-refleksi-evaluasi, jika ada permasalahan yang belum terpecahkan, maka dilakukan perencanaan

    ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang dan refleksi ulang sehingga penelitian membentuk siklus. Laporan PTKuntuk angka kredit jabatan guru harus APIK (Asli-Perlu-Ilmiah-Konsisten), diseminarkan, dan dipublikasikan di

    perpustakaan

    REFERENSI

    Kemendiknas. (2010). Pedoman kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan dan angka kreditnya.

    Jakarta: Dirjen PMPTK.

    Kemendikbud. (2012). Pedoman pengelolaan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Jakarta: Badan

    Pengembangan SDMPK dan PMP.

    Kemendikbud. (2012). Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru. Jakarta: Badan Pengembangan SDMPK dan

    PMP.

    Permenpan-RB.(2009). Peraturan menteri pendayagunaan aparatur negara dan birokrasi reformasi, tentang

     jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. 

    Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. (2006). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Bumi aksara.

    Tim Pelatih Proyek PGSM. (1999). Penelitian tindakan kelas.  Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah

    menengah, Dirjen Dikti, Depdiknas.

    Undang Undang. (2003). Undang undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional