LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun...

149
LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 1

Transcript of LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun...

Page 1: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 1

Page 2: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 2

Puji Syukur kita Panjatkan Kehadirat Allah SWT, atas

Berkat dan Rahmat-Nya Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tengah telah menyelesaikan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) Tahun 2017. Laporan ini merupakan

pertanggungjawaban Kepala LPMP Sulawesi Tengah atas

pelaksanaan tugas dan fungsinya menopang tugas

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam

menyelenggarakan Program Pendidikan dasar dan Menengah, sebagaimana diatur

dalam Peraturan Presiden republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud),yang selanjutnya diatur dalam

Permendikbud No. 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Penjaminan Mutu Pendidikan yang diperkuat dengan Rincian Tugas LPMP.

Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

dengan bulan Desember tahun 2017, yang meliputi kinerja atas kegiatan terkait

program-program pengembangan SDM pendidikan dan penjaminan mutu pendidikan :

1) Pemetaan mutu satuan pendidikan dasar, 2) Pemetaan mutu satuan pendidikan

menengah, 3) Fasilitasi peningkatan sumber daya pendidikan dasar sesuai 8 standar, 4)

Fasilitasi peningkatan sumber daya pendidikan menengah sesuai 8 standar, dan 5)

Peningkatan kualitas tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan

peningkatan kompetensi PTK dan penjaminan mutu pendidikan di tingkat provinsi.

Sejalan dengan itu, penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik juga telah

menunjukkan kinerja yang cukup signifikan melalui implementasi penguatan sistem

manajemen mutu (ISO) dan prosedur perencanaan, koordinasi, pengelolaan anggaran,

pengelolaan barang milik negara, kepegawaian, kerumahtanggaan serta pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi. Dalam upaya percepatan pencapaian target

beberapa program telah menempuh berbagai langkah terobosan berdasarkan

Page 3: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 3

Page 4: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 4

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

RINGKASAN EKSEKUTIF .......................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. GAMBARAN UMUM ……………………………………………….... 1

B. DASAR HUKUM ……………………………………………………… . 3

C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA STRUKTUR ORGANISASI.... 3

BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................... 8

BAB III AKUNTABILITAS INERJA……........................................................ 17

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI........................................................ 17

B. REALISASI ANGGARAN........................................................................ 115

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 137

Lampiran – Lampiran :

1. Perjanjian Kinerja Kepala LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017

2. Pengukuran Pencapaian Sasaran LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017

3. Laporan Perkembangan Kemajuan Pelaksanaan Program dan kegiatan

(Format B.19) Bulan Desember 2017

Page 5: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 5

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LPMP Sulawesi Tengah

sebagai Unit Eselon III Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjabarkan

berbagai kegiatan pada tahun 2017 sesuai dengan tugas dan fungsi yang meliputi

kegiatan-kegiatan dan program penjaminan mutu pendidikan di tingkat Provinsi. LPMP

Sulawesi Tengah melaporkan capaian kinerja hasil (outcome) dan keluaran (output)

program yang mendukung hasil tersebut. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan mengacu

pada program/kebijakan yang telah ditetapkan untuk mewujudkan visi, misi, tujuan,

dan sasaran lembaga. Laporan ini menyatakan capaian kinerja lembaga sesuai dengan

kebijakan dalam sasaran dan tujuan strategis dari rencana strategis LPMP Sulawesi

Tengah.

LPMP Sulawesi Tengah, sesuai dengan tugas dan fungsi, melaksanakan layanan

penjaminan mutu pendidikan sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan, sedangkan kegiatannya terdiri dari kegiatan pemetaan mutu satuan

pendidikan, supervisi hasil pemetaan mutu pendidikan, fasilitasi sumberdaya

pendidikan satuan pendidikan dan fasilitasi peningkatan kompetensi dan

profesionalisme PTK di tingkat provinsi yang menjadi tanggungjawabnya, dan

kegiatan rutin, yang meliputi berbagai kegiatan administrasi dan sifatnya menunjang

kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi LPMP Sulawesi Tengah.

Anggaran yang dialokasikan pemerintah dari APBN LPMP Sulawesi Tengah tahun

anggaran 2017 sebesar Rp 53.803.673.000,- (lima puluh tiga milyar delapan ratus tiga

juta enam ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah) dengan daya serap sebesar 96,59 persen

sehingga sisa anggaran Rp. 1.834.771.905.-(satu milyar delapan ratus tiga puluh empat

juta tujuh ratus tujuh puluh satu ribu sembilan ratus lima rupiah).

Setiap tahun anggaran berjalan, instansi berwenang selalu melakukan penilaian

terhadap kinerja lembaga pemerintah. LPMP Sulawesi Tengah berkewajiban untuk

mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk

LAKIP sesuai Permendikbud Nomor 9 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Permen PAN-RB

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis perjanjian kinerja, pelaporan kinerja

dan tata cara review atas Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Selanjutnya LAKIP juga disusun sebagai media pertanggunggjawaban yang berisi

informasi tentang kinerja instansi pemerintah dan kebermanfaatannya, antara lain :

Page 6: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 6

a. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum

Pemerintah (good governance) yang didasarkan atas perundang-undangan yang

berlaku, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada

masyarakat. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat

beroperasi secara efisien, efektif, dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan

lingkungannya.

b. Menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

rangka meningkatkan kinerja instansi pemerintah.

c. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah/LPMP.

d. LAKIP juga digunakan sebagai bahan masukan bagi Kemdikbud dan Direktorat

Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah dalam menentukan kebijakan lebih

lanjut.

Selanjutnya, pada tahun 2017 pelaksanaan program dan kegiatan, LPMP Sulawesi

Tengah menghadapi beberapa kendala dan permasalahan terkait dengan perubahan

(revisi) anggaran, ketidakhadiran peserta pada beberapa kegiatan implementasi

kurikulum, pemetaan mutu dan implementasi sekolah model. Kendala dan

permasalahan tersebut mempengaruhi capaian target yang telah ditetapkan. Capaian

kinerja LPMP Sulawesi Tengah tahun 2017 atas tujuan strategis Meningkatnya

Penjaminan Mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan, yaitu:

1. persentase SD yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

2. persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya;

3. persentase SMP yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

4. persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya;

5. persentase SMA yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

6. persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya;

7. persentase SMK yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

8. persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya;

9. persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi mutu pendidikannya;

10. persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi mutu pendidikannya;

11. persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi mutu pendidikannya; dan

12. persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi mutu pendidikannya.

Capaian 12 indikator kinerja LPMP Sulawesi Tengah pada tahun 2017 yaitu 99,55

persen. Dan kinerja ini merupakan kontribusi lembaga untuk menopang tujuan strategis

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Palu, 19 Januari 2018

Page 7: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 7

A. GAMBARAN UMUM

Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Tujuan negara tersebut sekaligus menjadi tujuan pendidikan yang dikembangkan di

Republik Indonesia. Selain itu, Pasal 31 memperjelas bahwa pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan

dan ketakwaan, serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang

diatur dengan undang-undang. Dengan demikian, setiap warga negara Indonesia berhak

memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya

tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama, dan gender. Sistem pendidikan yang

dianut di Indonesia mengandung asas demokrasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kebangsaan dengan tetap mengedepankan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan pendidikan, meliputi

ketersediaan layanan pendidikan yang bermutu, terjangkau dan dapat dinikmati oleh

seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi. Untuk memenuhi espektasi tersebut

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) di

provinsi dalam hal ini Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

menyelenggarakan program Pendidikan Dasar dan Menengah dengan sasaran strategis

meningkatnya penjaminan mutu pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan

Sebagai lembaga yang bertanggungjawab dalam penjaminan mutu pendidikan LPMP

Sulawesi Tengah harus melaporkan seluruh aktivitasnya agar terjadi transparansi dalam

penggunaan anggaran. Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pasal 18 ayat 1, maka LPMP

Sulawesi Tengah sebagai lembaga pemerintah di bawah koordinasi Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan wajib

Page 8: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 8

menyusun dan menyajikan laporan pelaksanaan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai

berdasarkan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan dalam bentuk Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Akuntabilitas atau pertanggungjawaban publik merupakan salah satu bagian penting

dalam pelaksanaan pemerintahan yang demokratis sebagai mekanisme untuk mengukur

keberhasilan pembangunan. Berkenaan dengan hal tersebut, laporan akuntabilitas

kinerja LPMP Sulawesi Tengah disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Nomor 9 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dengan

diberlakukannya pembangunan berbasis kinerja, maka penyusunan LAKIP menjadi

salah satu instrumen teknis yang menjadi alat ukur keberhasilan pembangunan yang

dijalankan oleh setiap unit instansi pemerintahan baik di tingkat pusat maupun daerah.

Selanjutnya, untuk memperkuat pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP), Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi mengeluarkan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Peraturan Menteri ini memberikan landasan

operasional dalam menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi keberhasilan

penyelenggaraan pembangunan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

ini, disusun bertujuan untuk memberikan penjelasan tentang :

1. keberhasilan dan kegagalan pencapaian kinerja dari sasaran strategis LPMP

Sulawesi Tengah tahun 2017;

2. kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis dan upaya-

upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut; dan

3. sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Lembaga Penjaminan

Mutu Pendidikan Sulawesi Tengah sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan.

Page 9: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 9

B. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) ini adalah:

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2015 tentang

Kementerian Pendidikan dan kebudayaan;

2. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah;

4. Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP);

5. Permendikbud Nomor 9 Tahun 2015, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja di

Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan

6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Lembaga Penjaminan Mutu

Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah Nomor : 023-14.2.417809/2016 tanggal 7

Desember 2016.

C. TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI

Permendikbud Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPMP

menyatakan bahwa Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan memiliki tugas

melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di

provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam

melaksanakan tugasnya LPMP menyelenggarakan fungsi :

1. pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

2. pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah;

3. supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam pencapaian

standar nasional pendidikan;

Page 10: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 10

4. fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan dasar dan

pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;

5. pelaksanaan kerja sama di bidang penjaminan mutu pendidikan; dan

6. pelaksanaan urusan administrasi LPMP.

Adapun struktur organisasi LPMP Sulawesi Tengah adalah sebagai berikut:

a) Kepala;

b) Subbagian Umum;

c) Seksi Sistem Informasi;

d) Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi;

e) Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan; dan

f) Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan 1.1. Struktur Organisasi LPMP Sulawesi Tengah

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kepala LPMP Sulawesi Tengah dibantu

oleh Subbagian Umum, tiga seksi, dan tenaga fungsional yang masing-masing

memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut :

KEPALA LPMP

SUBAG UMUM

SEKSI PEMETAAN

MUTU DAN

SUPERVISI

SEKSI FASILITASI

PENINGKATAN

MUTU

PENDIDIKAN

SEKSI SISTEM

INFORMASI

TENAGA

FUNGSIONAL

Page 11: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 11

a) Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan,

kepegawaian, ketatalaksanaan, ketatausahaan, kehumasan dan

kerumahtanggaan LPMP.

b) Seksi Sistem Informasi mempunyai tugas melakukan pengembangan dan

pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah

c) Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi mempunyai tugas melakukan pemetaan

mutu dan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

pencapaian standar nasional pendidikan.

d) Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan mempunyai tugas melakukan

fasilitasi dan kerja sama peningkatan mutu pendidikan dasar dan pendidikan

menengah dalam pencapaian standar nasional pendidikan .

Menurut Permendikbud tersebut Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP),

berada di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

LPMP berkewajiban menyampaikan laporan hasil pemetaan mutu pendidikan dasar

dan pendidikan menengah dengan tembusan kepada unit organisasi yang secara

fungsional berhubungan kerja dengan LPMP. Selain itu, LPMP wajib

menyampaikan hasil pemetaan mutu tersebut kepada pemerintah kabupaten/kota

dan pemerintah provinsi, maupun lembaga/yayasan yang mengelola pendidikan

yang didirikan oleh masyarakat sebagai bahan untuk menyusun rencana

peningkatan mutu pendidikan pada satuan pendidikan yang dikelolanya. Pada

gambar di bawah ini memperlihatkan alur kerja penjaminan mutu pendidikan di

LPMP Sulawesi Tengah melalui business process map di bawah ini:

BUSINESS PROCESS MAP

Page 12: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 12

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, LPMP Sulawesi Tengah didukung

oleh sumber daya manusia (SDM) berjumlah 91 orang, yang terdiri atas 5

orang pejabat struktural, 16 orang tenaga fungsional tertentu dan 70 orang

tenaga fungsional umum. Berdasarkan kualifikasi pendidikan, kondisi

pegawai LPMP Sulawesi Tengah dapat dilihat pada tabel berikut.

Sampai dengan tahun 2017, SDM LPMP Sulawesi Tengah berjumlah 91 orang.

Sebagian besar atau 82,41 % SDM memiliki kualifikasi S1 atau lebih tinggi,

Page 13: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 13

yakni 29,67% berkualifikasi S1, 50,55% berkualifikasi S2, dan 2,19 %

berkualifikasi S3.

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya, LPMP Sulawesi Tengah didukung

oleh beberapa fasilitas penunjang lainnya, seperti tanah bangunan kantor

pemerintah seluas 16.302 M2, bangunan gedung utama 2 unit, gedung pertemuan

yang terdiri dari gedung nusantara dan gedung handayani dengan daya tampung ±

250 orang, gedung asrama/mess/wisma 6 unit yang terdiri atas 77 kamar dengan

kapasitas ± 205 orang, ruang belajar 6 kelas dengan kapasitas 235 orang, ruang

microteaching dan laboratorium komputer dengan kapasitas ± 60 orang, ruang

dapur 1 unit dan ruang makan 2 unit dengan kapasitas ± 250 orang, gedung

laboratorium IPA dan Bahasa 3 unit dengan kapasitas ± 90 orang, gedung

perpustakaan 1 unit, fasilitas olahraga lapangan tenis, lapangan bulutangkis, tenis

meja dan peralatan fitnes 1 set, musholla 1 unit, bangunan pos jaga permanen 2

unit dan bangunan parkir terbuka, kendaraan operasional berupa 5 unit mini bus,

1 unit pick up, 6 unit kendaraan roda dua serta kecepatan koneksi internet sebesar

6 Mbps.

Berbagai sumber daya di atas belum sepenuhnya menopang kinerja lembaga jika

tidak disertai budaya kerja dari setiap individu di dalamnya. Oleh karena itu, LPMP

Sulawesi Tengah memperkuat kinerja seluruh komponen yang ada dalam

penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah melalui konsinyasi program 2017

dan evaluasi kinerja organisasi sebagai perwujudan dari tujuan strategis LPMP

Sulawesi Tengah sebagaimana termuat dalam rencana strategis tahun 2015-2019,

yakni meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di provinsi.

Dalam melaksanakan tugas penjaminan mutu pendidikan, LPMP Sulawesi Tengah

menghadapi berbagai tantangan. Berdasarkan hasil pemetaan mutu tahun 2016,

kondisi capaian standar nasional pendidikan oleh satuan pendidikan masih jauh dari

harapan. Secara umum, satuan pendidikan belum mencapai standar Nasional

Pendidikan (SNP) sehingga LPMP Sulawesi Tengah tahun 2017 melakukan strategi

tertentu untuk mendukung pencapaian standar nasional pendidikan melalui

implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Internal (SPMI).

Page 14: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 14

Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tengah pada tahun 2017

melaksanakan kegiatan berpedoman pada perjanjian kinerja dengan sasaran

strategis meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan.

Sasaran strategis tersebut melahirkan 12 Indikator Kinerja Kegiatan (IKK), yaitu:

1. persentase SD yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

2. persentase SMP yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

3. persentase SMA yang telah dipetakan mutu pendidikannya;

4. persentase SMKyang telah dipetakan mutu pendidikannya;

5. persentase SD yang meningkat indeks efektivitasnya;

6. persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya;

7. persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya;

8. persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya;

9. persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8 SNP;

10. persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8 SNP;

11. persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8 SNP; dan

12. persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8 SNP.

Seluruh Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dijabarkan ke dalam tiga output

penganggaran, yaitu:

1. satuan pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya;

2. satuan pendidikan yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP; dan

3. satuan pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013.

Page 15: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 15

Sebagai bentuk komitmen LPMP Sulawesi Tengah dalam pencapaian IKK pada

tahun 2017, Kepala LPMP Sulawesi Tengah menandatangani Perjanjian Kinerja

LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 isinya sesuai tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Kepala LPMP Sulawesi Tengah dengan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

1. Persentase SD yang telah dipetakan mutunya

2. Persentase SD yang meningkat indeks efektifivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SD)

100%

40 %

2.890 Sekolah

1,445.121.800

3. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya

4. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SMP)

100 %

60 %

838 Sekolah

498.612.600

5. Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya

6. Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SMA)

100%

60 %

213 sekolah

332.408.400

7. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya

8. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di

100%

45 %

182 sekolah

166.204.200

Page 16: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 16

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN

Propinsi Sulawesi Tengah (SMK)

9. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Output : - Satuan Pendidikan yang

difasilitasi melalui 8 SNP (SD)

- Satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (SD)

40%

52 Sekolah

1.016 sekolah

2.275.677.600

9,664.314.000

10.Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Output : - Satuan Pendidikan yang

difasilitasi melalui 8 SNP (SMP)

- Satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (SMP)

40%

43 Sekolah

303 sekolah

642.968.700

7,624.346.000

11. Persentase SMA yang telah

disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Output : - Satuan Pendidikan yang

difasilitasi melalui 8 SNP (SMA)

- Satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (SMA)

40%

22 sekolah

72 sekolah

428.645.800

3.462.913.000

12. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Output :

- Satuan Pendidikan yang difasilitasi melalui 8 SNP (SMK)

- Satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (SMK)

40%

11 sekolah

62 sekolah

214.322.900

2,561.566.000

Page 17: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 17

Total anggaran yang tertuang di dalam Perjanjian Kinerja Kepala LPMP Sulawesi

Tengah adalah Rp. 29.317.101.000,-, sedangkan jumlah anggaran keseluruhan

dalam DIPA LPMP Sulawesi Tengah tahun 2017 adalah Rp. 53.803.673.000,-.

Adapun selisih anggaran yang tidak tertuang di dalam perjanjian kinerja tersebut

terkait dengan pembiayaan belanja pegawai, belanja modal, serta sebagian belanja

barang untuk dokumen perencanaan, keuangan, ketatausahaan, dan keperluan

sehari-hari perkantoran lainnya.

Menindaklanjuti Perjanjian kinerja LPMP Sulawesi Tengah tahun 2017 ini agar

pencapaiannya sesuai dengan target yang diharapkan (fisik maupun keuangan)

maka Kepala Seksi dan Kepala Subbagian Umum menandatangani Perjanjian

Kinerja dengan Kepala LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017.

“ Kepala LPMP Sulawesi Tengah, H. Muhammad Askari, SH., M. Si. menyaksikan penandatanganan Perjanjian

Kinerja pejabat eselon IV di lingkungan LPMP Sulawesi Tengah pada acara Konsinyasi Program dan Anggaran Tahun 2017.”

Page 18: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 18

“Kepala LPMP Sulawesi Tengah H. Muhammad Askari, SH., M.Si bersama seluruh pejabat eselon IV mempunyai

satu tekad untuk menyukseskan program/kegiatan 2017 dengan semangat gotong royong dalam ekosistem

pendidikan”.

Penandatangan perjanjian kinerja tersebut ditindaklanjuti dalam bentuk penyusunan

rencana aksi kinerja 2017. Rencana aksi kinerja tersebut memuat penanggung

jawab kegiatan, jumlah anggaran, rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan serta

evaluasi yang dilakukan Kepala LPMP terkait pelaksanaan kegiatan/program tahun

2017.

Page 19: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 19

Tabel 2.2. Sebaran Program dan Penanggungjawab kegiatan

Page 20: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 20

Tabel 2.3. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017

Page 21: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 21

Grafik 2.1. Rencana Penyerapan anggaran Seksi dan Subbagian Umum

Penjelasan tentang rencana penyerapan anggaran berdasarkan grafik 2.1. adalah

sebagai berikut:

1) kegiatan Subbagian Umum (SBU) dimulai Januari s.d. Desember 2017 dengan

penyerapan anggarannya rata-rata 8,3 persen per bulan sehingga pada akhir

tahun diharapkan mencapai 100 persen fisik dan anggaran;

2) kegiatan Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP) dimulai pada

bulan Maret sampai dengan Juli 2017. Sebagian besar kegiatan Seksi FPMP

dilaksanakan pada bulan Mei 2017 termasuk Pendidikan dan Pelatihan Guru

Sasaran jenjang SD, SMP, SMA dan SMK;

3) kegiatan Pemetaan Mutu dan Supervisi (PMS) dimulai pada bulan Februari

dengan Sosialisasi Penjaminan Mutu Pendidikan dan berakhir pada bulan

Desember 2017. Sebagian besar kegiatan Seksi PMS pada bulan September

termasuk Pendampingan sekolah model;

4) kegiatan Seksi Sistem Informasi (SI) dimulai pada bulan April 2017 dengan

kegiatan Verifikasi Sekolah Model pada bulan April 2017. Sebagian besar

SUBBAGIAN UMUM SEKSI FPMP

SEKSI PMS SEKSI SI

Page 22: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 22

kegiatan Seksi SI berlangsung pada bulan Juli termasuk kegiatan Monitoring

dan Evaluasi Kurikulum 2013.

Guna mengevaluasi jalannya pelaksanaan program/kegiatan, setiap pekan Kepala

LPMP Sulawesi Tengah melakukan rapat pimpinan untuk mengetahui seberapa

besar pencapaian dan penyerapan program setiap unit kerja dan mengidentifikasi

permasalahan yang dihadapi dan alternatif pemecahannya. Dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi sekarang setiap saat Kepala LPMP bisa memonitor

perkembangan pencapaian target dan penyerapan anggaran secara online melalui

aplikasi Molk_Kemdibud, setiap triwulan melalui format laporan E_Monev

Bappenas PP 39. Selain itu, Kepala LPMP juga bisa memonitor penyerapan

anggaran online melalui Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu

(SMART) Kementerian keuangan.

Page 23: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 23

Bagian ini memuat tahapan pelaporan kinerja pelaksanaan program selama setahun.

Memperhatikan arah reformasi birokrasi internal Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan terkait akuntabilitas kinerja yang diawali dengan adanya perencanaan

kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi kinerja, dan pencapaian

sasaran/kinerja organisasi maka LPMP Sulawesi Tengah diharapkan memenuhi seluruh

kriteria.

Sesuai perjanjian kinerja tahun 2017, LPMP Sulawesi Tengah berkewajiban untuk

mencapai target - target tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi

atau lembaga. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan maupun kegagalan instansi atau

lembaga dalam upaya pencapaian sasaran strategisnya dan sebagai bahan evaluasi

akuntabilitas kinerja, maka diperlukan suatu gambaran tentang capaian-capaian kinerja

tersebut. Di bawah ini diuraikan hasil capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah sebagai

implementasi kebijakan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab

menuju akuntabilitas kegiatan dan keuangan lembaga.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Dalam rangka menciptakan akuntabilitas pelaksanaan program/kegiatan

LPMP Sulawesi Tengah, analisis pencapaian tiap-tiap indikator kinerja yang telah

diimplementasikan melalui komponen dan sub komponen prioritas perlu

dilakukan. Hasil analisis pencapaian per indikator kinerja dapat dilihat pada tabel

di bawah 3.1.

Page 24: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 24

Tabel 3.1 Pengukuran Pencapaian Sasaran LPMP Sulawesi Tengah

Tahun 2017

Tahun 2017 Realisasi

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target

Anggaran (Rp) Target Kinerja

% Anggaran (Rp.) %

Meningkatnya Penjaminan Mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

1

Satuan pendidikan SD yang dipetakan mutu pendidikannya

2,195

Sek 1,445,121,800 2,182 99.41 1,338,199,571

92.60

a. Sosialisasi

Penjaminan Mutu

Pendidikan

48 org 143,422,000 48 100.00

143,421,511 100.00

b Bimtek Fasilitator

Daerah Pengumpul

Data

23 org 40,352,000

23

100.00

38,098,440 94.42

c Bimtek Pengawas

293 org 366,972,800 280

95.56 359,143,200 97.87

d Pelaksanaan

Pengumpulan Data 1647 sekolah 231,208,000

1647 100.00

229,797,720 99.39

e Verifikasi dan

Validasi 10 org 26,284,000

10 100.00

25,635,200 97.53

f Penyusunan Peta

Mutu dan Pengolahan

data mutu

30 org 81,372,000 30 100.00 71,180,000 87.47

g Analisis Data Mutu

20 org 101,890,000 20

100.00 81,300,000 79.79

h Penyusunan

Rekomendasi

Peningkatan Mutu

20 Sek 111,189,000 20 100.00 105,446,000 94.83

i Diseminasi Pemetaan

Mutu 50 org 207,432,000 50 100.00 193,932,000 93.49

j Pengelolaan Data dan

Informasi 54 org 135,000,000 54 100.00 90,245,500 66.85

2

Satuan pendidikan SMP yang telah dipetakan berdasarkan 8 SNP

1398 Sek 498,612,600 1,334 95.42 489,505,920 98.17

a Bimtek Fasilitator

Daerah Pengumpul

Data

17

org

30,264,000

17

97.70

28,573,830 94.42

b Bimtek Pengawas

82 org

275,229,600 74

90.24 269,357,400 97.87

c Pelaksanaan

Pengumpulan Data 1235 Sek 173,406,000

1235 100.00

172,348,290 99.39

d Verifikasi dan

Validasi 8 org 19,713,000

8 100.00

19,226,400 97.53

3

Satuan pendidikan SMA yang telah dipetakan berdasarkan 8 SNP

932 Sek 332,408,400 840 90.13 326,337,320 98.17

a Bimtek Fasilitator

Daerah Pengumpul

Data

12 Sek 20,176,000 12 100.00 19,049,220 94.42

b Bimtek Pengawas

86 org 183,486,400

0.00 179,571,600 97.87

Page 25: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 25

c Pelaksanaan

Pengumpulan Data 823 Sek 115,604,000

823 100.00

114,898,860 99.39

d Verifikasi dan

Validasi 5 Sek 13,142,000

5 100.00

12,817,640 97.53

4

Satuan pendidikan SMK yang telah dipetakan berdasarkan 8 SNP

464 Sek 166,204,200 464 100.00 163,168,660 98.17

a. Bimtek Fasilitator

Daerah Pengumpul

Data

6 Sek 10,088,000 6 100.00 9,524,610 94.42

b Bimtek Pengawas

43 org 91,743,200 43 100.00 89,785,800 97.87

c Pelaksanaan

Pengumpulan Data 412 Sek 57,802,000 412 100.00 57,449,430 99.39

d Verifikasi dan

Validasi 3

org 6,571,000 3 100.00 6,408,820 97.53

5

Satuan pendidikan SD yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

6,245

org

11,939,991,600 6,276 100.50 11,573,908,022 96.93

a Verifikasi Sekolah

Model 52 Sek 27,364,000 52 100.00 27,347,200

99.94

b Bimtek Fasilitator

Daerah Sekolah

Model

21 org

101,224,000 52 247.62 86,164,000 85.12

c Pendampingan LPMP

ke Lokasi Bimtek

SPMI

33

org

126,120,000 33 100.00 84,698,000

67.16

d Bimtek SPMI

600 org 417,500,000 600 100.00 373,407,000

89.44

e Pendampingan

Sekolah Model 52 sek 780,488,000 52 100.00 763,435,200

97.82

f Monitoring dan

Evaluasi 52 sek 49,439,600 52 100.00 48,427,600

97.95

g Sosialisasi Sekolah

Model dan Sekolah

Imbas

70

org

398,786,000 70 100.00 387,725,814

97.23

h Bimtek SPME

50 org

143,230,000 50 100.00 123,997,094 86.57

i Monitoring dan

Evaluasi Sekolah

Kemitraan

26

org

58,780,000 26 100.00 58,775,800

99.99

j Diseminasi Hasil

27 org

172,746,000 27 100.00 152,638,800 88.36

k Pelatihan Tim

Pengembang

Kurikulum

63 org

445,935,000 63 100.00 444,435,446 99.66

l Pendampingan

Sekolah Pelaksana K

13

4,067

org 4,652,294,000 4,067 100.00 4,569,057,868

98.21

m Asistensi Bantuan

Pemerintah

1,016

org 4,074,160,000 1,016 100.00 4,074,158,000

100.00

n Monitoring dan

Evaluasi K 13 26

org 58,900,000 26 100.00 58,515,000

99.35

o Rakor Implementasi

Kurikulum 90

org 433,025,000 90 100.00 321,125,200

74.16

6

Satuan pendidikan SMP yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

4,153

org

8,267,314,700 4,074 98.10 8,227,491,574 99.52

Page 26: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 26

a Verifikasi Sekolah

Model 44 sek 20,523,000 44 100.00 20,510,400

99.94

b Pendampingan

Sekolah Model 44 Sek 585,366,000 44 100.00 572,576,400

97.82

c Monitoring dan

Evaluasi 25

org 37,079,700 25 100.00 36,320,700

97.95

d Bimtek Tim

Pengembang Kur.

2013

374 org

738,719,000 374 100.00 738,568,000 99.98

e Pendampingan

Sekolah Pelaksana K

13

3,333

org 4,400,727,000 3,254 97.63 4,375,314,074

99.42

f Asistensi Bantuan

Pemerintah 303 Sek 2,426,000,000 303 100.00 2,425,302,000

99.97

g Monitoring dan

evaluasi K 13 30

org 58,900,000 30 100.00 58,900,000

100.00

7

Satuan pendidikan SMA yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

486

org

3,891,558,800 486 100.00 3,877,235,200 99.63

a Verifikasi Sekolah

Model 23

org 13,682,000 23 100.00 13,673,600

99.94

b Pendampingan

Sekolah Model 23

org 390,244,000 23 100.00 381,717,600

97.82

c Monitoring dan

Evaluasi 23

org 24,719,800 23 100.00 24,213,800

97.95

d Tot Tim Pengembang

Tkt. Kab./kota 246

org 571,774,000 246 100.00 569,412,000

99.59

e Pendampingan

Sekolah Pelaksana K

13

73 org 2,111,519,000 73 100.00 2,109,224,000 99.89

f Asistensi Bantuan

Pemerintah 72 Sek 720,720,000 72 100.00 720,486,000

99.97

g Monitoring dan

Evaluasi K 13 26

org 58,900,000 26 100.00 58,508,200

99.33

8

Satuan pendidikan SMK yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

580

org

2,775,888,900 580 100.00 2,709,256,092 97.60

a Verifikasi

Sekolah Model 11 sek 6,841,000 11 100.00 6,836,800

99.94

b Pendampingan

Sekolah Model 11 Sek 195,122,000 11 100.00 190,858,800

97.82

c Monitoring dan

Evaluasi 11 Sek 12,359,900 11 100.00 5,192,000

42.01

d

Bimtek Tim

Pengembang Kur.

2013

275 org

494,104,000 275 100.00 488,460,000 98.86

e

Pendampingan

Sekolah

Pelaksana K 13

184 org

1,387,942,000 184 100.00 1,340,508,892 96.58

f Asistensi Bantuan

Pemerintah 62 Sek 620,620,000 62 100.00 620,612,000

100.00

g Monitoring dan

Evaluasi K 13 26 org 58,900,000 26 100.00 56,787,600

96.41

16,453 29,317,101,000 16,236 99,55 28,705,102,359 98%

Secara keseluruhan pencapaaian indikator kinerja LPMP Sulawesi Tengah dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Page 27: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 27

1. Persentase Sekolah Dasar (SD) Yang Telah Dipetakan Mutu

Pendidikannya

Pencapaian realisasi indikator kinerja persentase SD yang telah dipetakan mutu

pendidikannya didukung oleh output Satuan Pendidikan yang terpetakan mutu

pendidikannya. Output tersebut terbagi ke dalam beberapa komponen kegiatan yang

berkaitan secara langsung dengan indikator kinerja persentase SD yang telah dipetakan

mutu pendidikannya, yaitu:

a) Sosialisasi Penjaminan Mutu Pendidikan

Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 21 s.d. 23 Maret 2017 dihadiri peserta

yang terdiri atas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, DPRD kabupaten/kota

yang membidangi masalah pendidikan, Bappeda Kabupaten/kota, Badan Akreditasi

Provinsi Sulawesi Tengah dan unsur LPMP Sulawesi Tengah. Adapan agenda

yang disepakati pada kegiatan tersebut adalah adanya kesamaan persepsi antara

pihak LPMP dengan semua pemangku kepentingan di daerah terkait dengan

penjaminan mutu pendidikan. Kesamaan persepsi tersebut ditandai dengan adanya

rekomendasi dan kesepakatan antara LPMP dengan pemerintah

provinsi/kabupaten/kota dalam penjaminan mutu pendidikan. Sebagai tindak lanjut

kesepakatan tersebut, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kabupaten/Kota

menyusun program dan mengalokasikan anggaran untuk program-program

penjaminan mutu seperti tertuang pada kesepakatan.

b) Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Pengumpulan Data

Kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Pengumpulan Data Penjaminan

Mutu Pendidikan jenjang SD telah dilaksanakan dengan jumlah beserta sebanyak

23 orang dengan capaian 100 persen. Fasilitator daerah pengumpulan data mutu

pendidikan ini bertugas untuk melakukan pendampingan kepada pengawas sekolah

pada saat pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengumpulan Data.

Page 28: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 28

c) Bimbingan Teknis Pengawas Sekolah

Bimbingan Teknis Pengawas Sekolah bertujuan membekali pengawas sekolah

tentang aplikasi pengumpulan data mutu dan penggunaannya serta

memperkenalkan instrumen-instrumen yang akan diisi oleh responden serta cara

pengisiannya di setiap satuan pendidikan pada 13 kabupaten/kota di Provinsi

Sulawesi Tengah. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat 280 pengawas siap

mendampingi sekolah binaan masing-masing untuk dalam melakukan pemetaan

mutu melalui aplikasi PMP online maupun offline. Terdapat 13 pengawas tidak

hadir dalam kegiatan ini dengan alasan sakit, berhalangan karena bersamaan

dengan kegiatan di tempat lain dan tanpa keterangan. Solusi yang ditempuh bagi

pengawas yang tidak hadir adalah pada pertemuan Kelompok Kerja Pengawas

Sekolah (KKPS) di tingkat kabupaten/kota melakukan sosialisasi kembali terkait

bahan-bahan yang diperlukan untuk pendampingan sehingga seluruh informasi

tersampaikan untuk semua pengawas.

d) Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data mutu pada jenjang SD bertujuan untuk

mendapatkan informasi kondisi mutu satuan pendidikan sesuai indikator-indikator

yang termuat dalam instrumen PMP. Kegiatan ini telah terlaksana 100 persen dan

hasilnya telah menggambarkan posisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar

nasional pendidikan (SNP); apakah telah mencapai SNP atau masih menuju SNP

1, menuju SNP 2, menuju SNP 3 dan menuju SNP 4. Untuk satuan pendidikan SD

di Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata capaiannya adalah pada bintang empat

dengan kategori menuju SNP 4.

e) Verifikasi dan Validasi

Verifikasi dan Validasi data mutu pendidikan bertujuan untuk mengecek

keakuratan data yang terkumpul melalui aplikasi PMP jenjang SD. Kegiatan ini

hanya mengambil sampel sekolah yang mengisi data PMP. Capaian kegiatan ini

digunakan untuk memastikan bahwa data yang diisi oleh satuan pendidikan adalah

data yang akurat dan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan dan terlaksana 100

persen. Untuk hasil yang optimal, LPMP Sulawesi Tengah menunjuk petugas-

petugas yang kompeten dalam melakukan kegiatan ini guna memaksimalkan

outcome atau hasil yang akan dicapai sesuai dengan tujuan kegiatan.

Page 29: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 29

f) Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu

Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu bertujuan menghasilkan peta

mutu pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah dan peta mutu kabupaten/kota. Peta

mutu menggambarkan secara jelas kondisi setiap satuan pendidikan dan kondisi

kabupaten/kota/provinsi per jenjang terkait pencapaian dan pemenuhan 8 Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Kegiatan ini dilaksanakan di LPMP Sulawesi

Tengah dalam dua tahap dan telah terealisasi 100 persen.

Diagram 3.1 Hasil Pemetaan Mutu jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah Tahun

2017

Page 30: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 30

Tabel 3.2 Capaian SNP jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional

tahun 2017

g) Analisis Data Mutu

Analisis Data Mutu Pendidikan jenjang SD dilaksanakan untuk mengetahui

masalah dan akar masalah capaian setiap standar per kabupaten/kota/provinsi.

Selain itu, dilakukan pula analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

tiap-tiap kabupaten/kota/provinsi dengan memperhatikan data pendukung

lainnya yang relevan.

Hasil analisis data mutu yang dibuat dengan menganalisis masalah dan akar

masalah serta data dukung lainnya, dapat dijelasakan sebagai berikut.

• Standar Kompetensi Lulusan

Berdasarkan hasil peta mutu pendidikan diketahui bahwa capaian SKL

jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah adalah 6,12 masih berada di bawah

capaian nasional sebesar 6,22. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih

berdekatan dan berada di kategori SNP 4 masih di kategori sedang. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SD untuk standar

kompetensi lulusan, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,75 berada di

kategori SNP, yaitu lulusan memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani

sangat bagus. Sedangkan untuk nilai rapor merah sebesar 4,67 masih

menuju SNP 3, menunjukkan masih rendahnya kompetensi lulusan pada

dimensi pengetahuan faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif. Jika

Page 31: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 31

dibandingkan kompetensi lulusan pada dimensi sikap dan keterampilan

masih lebih bagus. Penyebab kompetensi pengetahuan lulusan rendah

adalah pada standar proses, khususnya pada indikator perangkat

pembelajaran kurang menyesuaikan ruang lingkup materi pembelajaran dan

tingkat kompetensi siswa. Demikian pula pada standar PTK, pemahaman

pendidik terkait kompetensi pengetahuan belum menyeluruh dalam hal ini

kompetensi pedagogik dan profesionalnya masih rendah. Jika ditinjau dari

standar isi, sebagian besar sekolah belum menyediakan alokasi waktu

pembelajaran sesuai struktur kurikulum 2013. Berdasarkan data satuan

pendidikan yang belum difasilitasi sebagai sekolah sasaran kurikulum 2013

tahun 2017 sebanyak 1.857 sekolah dari 4.122 sekolah. Kondisi tersebut

diperparah dengan implementasi kurikulum 2013 di satuan pendidikan yang

telah menjadi sasaran hanya pada sebagian kelas. Rendahnya kompetensi

supervisi kepala sekolah juga masih rendah sehingga tugas memberikan

bimbingan dan pendampingan kepada guru dalam melakukan persiapan,

pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran tidak dapat dilaksanakan dengan

optimal.

• Standar Isi

Membandingkan capaian standar isi jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah

sebesar 5,56 berada di bawah capaian nasional sebesar 5,61 keduanya

berada di kategori SNP 4. Mengidentifikasi nilai rapor mutu pendidikan

jenjang SD pada standar isi menunjukkan nilai capaian yang tertinggi

adalah 6,73 telah mencapai SNP, yaitu pada sub indikator kurikulum yang

dikembangkan mengacu pada kerangka dasar penyusunan. Sedangkan nilai

rapor merah sebesar 1,01 masih menuju SNP 1, artinya sebagian guru

kurang mampu mengatur beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman

materi dalam penyusunan perangkat pembelajaran. Hal tersebut disebabkan

oleh adanya 1.857 sekolah dari 4.122 sekolah jenjang SD yang belum

pernah mengikuti bimbingan teknis kurikulum 2013. Sementara satuan

pendidikan yang telah mengikuti bimtek kurikum 2013 pun, belum semua

Page 32: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 32

mengimplementasikan kurikulum 2013 pada seluruh kelas, hanya pada

kelas tertentu.

• Standar Proses

Dari hasil peta mutu pendidikan, standar proses merupakan standar yang

memiliki nilai capaian tertinggi di antara 8 SNP, capaian jenjang SD

Provinsi Sulawesi Tengah adalah 6,38 masih berada di bawah capaian

nasional sebesar 6,38. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan

dan berada di kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan jenjang

SD Provinsi Sulawesi Tengah untuk standar proses, nilai capaian yang

tertinggi adalah 6,87 berada di kategori SNP, bahwa proses pembelajaran

dilaksanakan dengan tepat yakni membentuk rombongan belajar dengan

jumlah siswa sudah sesuai ketentuan. Sedangkan nilai rapor rendah sebesar

5,30 menuju SNP 4 bahwa sebagian guru kurang mampu memanfaatkan

media pembelajaran dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas,

penyebabnya rendahnya mutu di standar ini karena sebagian guru kurang

mampu menggunakan teknologi informasi sehingga guru terbatas

mengakses internet yang menyediakan banyak informasi tentang media

pembelajaran. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya kompetensi IT

oleh sebagian guru.

• Standar Penilaian Pendidikan

Capaian standar penilaian Jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 5,62

berada di bawah capaian nasional sebesar 5,65 keduanya masih berada di

kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan untuk standar penilaian,

nilai capaian yang tertinggi sebesar 6,48 di kategori menuju SNP 4, yakni pada

sub indikator aspek penilaian telah mencakup ranah sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Sedangkan nilai capaian yang rendah 4,46 menuju SNP 3 bahwa

dalam menentukan kelulusan siswa kurang berdasarkan pertimbangan yang

sesuai. Penyebabnya sebagian guru belum memahami teknik dan instrumen

yang tepat dalam melakukan penilaian pada seluruh ranah kompetensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan, sehingga perangkat teknik penilaian yang

dimiliki pendidik belum lengkap. Juga karena Kepala sekolah kurang

Page 33: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 33

melakukan supervisi terkait perangkat penilaian yang akan digunakan oleh

guru.

• Standar PTK

Dengan membandingkan capaian standar PTK jenjang SD Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 2,90 berada di atas capaian nasional sebesar 2,82 masih berada

di kategori menuju SNP 2. Mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

pendidikan jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah pada standar PTK bahwa

nilai capaian yang tertinggi adalah 6,70 mencapai SNP, bahwa kepala sekolah

berusia sesuai kriteria saat pengankatan. Sedangkan nilai rapor yang merah

yaitu 0, sebagian guru belum berkualifikasi S1/D4, hal ini karena sebagian

rekrutmen guru tidak sesuai dengan kriteria. Masih banyak rekrutmen guru

yang belum S1/D4 terutama pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

masyarakat (yayasan). Sebagian besar guru belum bersertifikat pendidik,

penyebabnya adanya kuota terhadap jumlah guru yang disertifikasi sesuai

dengan persyaratannya dan masih banyak guru yang terbatas mengakses

pendidikan tinggi karena bertugas di daerah terpencil. Kompetensi pedagogik

dan profesional guru masih rendah, kompetensi profesional dan pedagogik

dapat dikembangkan melalui kegemaran membaca. Kenyataannya, minat baca

guru masih sangat rendah. Tidak tersedianya tenaga laboran dan pustakawan hal

ini disebabkan karena masih sangat minimnya rekrutmen pustakawan dan

laboran yang mensyaratkan ijazah perpustakaan dan laboran. Dan sebagian

kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial, kepribadian, sosial,

kewirausahaan, dan kompetensi supervisi masih rendah, penyebabnya karena

sebagian besar kepala sekolah belum mengikuti diklat calon kepala sekolah

sehingga tidak memiliki Nomor Unik Kepala Sekolah.

• Standar Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil peta mutu pendidikan diketahui bahwa nilai capaian yang

paling rendah di antara 8 SNP adalah standar sarana dan prasarana yakni 2,81

masih berada dibawah capaian nasional sebesar 2,85. Tetapi perbedaan capaian

keduanya masih berdekatan dan berada di kategori SNP 2. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SD Sulawesi Tengah untuk

standar sarana prasarana, nilai capaian yang tertinggi adalah 7,00 berada di

Page 34: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 34

kategori SNP, bahwa kapasitas rombongan belajar di sekolah telah sesuai dan

memadai. Sedangkan untuk nilai capaian yang rendah 1,69 yakni di sub

indikator ruang kelas belum sesuai standar. Kondisi ruang kelas belum sesuai

standar dan ruang perpustakaan yang belum layak. Ini disebabkan sebagian

besar sekolah pasif menunggu program atau dana dari pemerintah maupun

pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

dan data sarana prasarana yang dimiliki oleh pemerintah dan pemerintah daerah

kurang akurat.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Hasil peta mutu pendidikan diperoleh bahwa capaian standar pengelolaan

jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah adalah 5,43 masih berada dibawah

capaian nasional sebesar 5,56. Keduanya masih menuju SNP 4. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah

untuk standar pengelolaan, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,30 berada di

kategori menuju SNP 4, pada indikator program pengelolaan dilaksanakan

sesuai ketentuan di sub indikator sekolah melaksanakan evaluasi diri sekolah.

Sedangkan nilai capaian yang rendah pada indikator sebagian kepala sekolah

memiliki kemampuan yang masih rendah dalam mengembangkan sekolah dan

sumber daya, akar masalah rendahnya sub indikator ini adalah sebagian besar

guru yang angkat sebagai kepala sekolah belum mengikuti diklat calon kepala

sekolah. Pemahaman kompetensi manajerial dan sosial kepala sekolah masih

sangat kurang, sehingga pengelolaan pendidikan berjalan kurang efektif.

• Standar Pembiayaan

Membandingkan capaian standar pembiayaan jenjang SD Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 6,11 berada di bawah capaian nasional sebesar 6,13 berada di

kategori menuju SNP 4. Dengan mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

pendidikan jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah pada standar pembiayaan

bahwa nilai capaian yang tertinggi adalah 6,71 mencapai SNP, yaitu sekolah

membebaskan biaya bagi siswa tidak mampu dan sekolah memiliki daftar siswa

dengan latar belakang ekonomi yang jelas. Sedangkan nilai rapor yang rendah

yaitu pada sub indikator sebagian sekolah belum memilliki laporan pengelolaan

dana yang lengkap, transparan dan akuntabel. Penyebabnya adalah sebagian

Page 35: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 35

besar bendahara sekolah baik bendahara BOS maupun bendahara dana Bantah

dijabat oleh guru sehingga yang bersangkutan kurang fokus dalam melakukan

tugas kebendaharaannya. Sebagian kepala sekolah dan bendahara tidak

memiliki pendidikan basic pendidikan manajamen atau akuntansi. Jika

dibandingkan antara capaian pemetaan mutu tahun 2016 dan tahun 2017 maka

dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini:

Grafik 3.1. Perbandingan capaian SNP Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016 dan tahun 2017 jenjang SD

Page 36: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 36

Berdasarkan grafik peta capaian SNP jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2016 dan 2017, terpetakan 75% atau enam standar mengalami peningkatan

persentase yakni; Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Sementara itu, 25% lain

mengalami penurunan yakni Standar PTK dan Standar Sarana Prasarana. Berikut

dianalisis peta capaian SNP per standar:

• Standar Kompetensi Lulusan

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 5,09

mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 1,03 pada tahun 2017 menjadi

6,12. Kategori capaian menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,71 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,85 pada tahun 2017 menjadi 5,56. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Isi berhubungan

dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Proses

Page 37: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 37

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 5,03 mengalami peningkatan

yang cukup signifikan sebesar 1,27 pada tahun 2017 menjadi 6,30. Kategori

capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Proses

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi,

Standar Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,16 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,46 pada tahun 2017 menjadi 5,62.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Penilaian berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK mengalami penurunan tidak signifikan sebesar 0,31 dari

3,21 menjadi 2,90. sehingga tidak mengubah kategori capaian tetap menuju SNP 2.

Penurunan nilai capaian Standar PTK berhubungan dengan turunnya nilai capaian

pada Standar Sarana dan Prasarana.

• Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana mengalami penurunan yang cukup

signifikan sebesar 1,75 dari 4,56 menjadi 2,81. Dari kategori capaian menuju SNP

3 turun satu tingkat menuju SNP 2. Penurunan nilai capaian Standar Sarana dan

Prasarana ini berhubungan dengan turunnya nilai capaian pada Standar PTK.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 4,08 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,35 pada tahun 2017 menjadi 5,43.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Pengelolaan berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pembiayaan

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 4,05 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 2,06 pada tahun 2017 menjadi 6,11. Kategori

capaian dari SNP 2 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Pembiayaan

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi,

Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Penilaian.

Page 38: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 38

h) Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu Pendidikan

Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu Pendidikan jenjang SD dilakukan

berdasarkan hasil analisis data mutu. Rekomendasi yang disusun terutama untuk

subindikator yang masih pada posisi menuju SNP 1 dan menuju SNP 2.

Rekomendasi peningkatan mutu ditujukan kepada satuan pendidikan, pemerintah

kabupaten/kota/provinsi, dan LPMP. Rekomendasi tersebut diharapkan dapat

menjadi dasar bagi satuan pendidikan, pemerintah kabupaten/kota/provinsi dan

LPMP dalam menyusun program peningkatan mutu berbasis kebutuhan satuan

pendidikan.

i) Diseminasi Pemetaan Mutu

Kegiatan Diseminasi Pemetaan Mutu Pendidikan jenjang SD dilaksanakan agar

semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan dalam hal ini Dinas

Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota mengetahui peta mutu atau capaian satuan

pendidikan SD tahun 2017. Melalui pemaparan yang dilakukan oleh Tim PMP

LPMP Sulawesi Tengah tergambar dengan jelas posisi masing-masing satuan

pendidikan di kabupaten/kota masing-masing. Berdasarkan hal tersebut ada

kesepakatan bahwa data mutu ini akan dijadikan bahan untuk menyusun program

peningkatan mutu pendidikan pada Dinas pendidikan kabupaten/kota pada tahun

berikutnya.

Sesuai Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 indikator kinerja persentase satuan

pendidikan SD dengan target 100 persen sekolah terpetakan mutunya telah terealisasi

100 persen namun dampak yang dihasilkan belum sepenuhnya menaikkan capaian

delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga pada tahun berikutnya akan

dioptimalkan kembali kerangka implementasi pada satuan pendidikan. Diharapkan

kerja sama dari pemangku kepentingan di daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan untuk pro aktif mengawal setiap program yang dilaksanakan LPMP

Sulawesi Tengah di kabupaten masing-masing.

Jika dikaitkan dengan target dalam Rencana Strategis LPMP Sulawesi Tengah 2015 –

2019 dimana pada tahun 2017 indikator kinerja persentase satuan pendidikan SD

terpetakan mutu pendidikannya telah tercapai 100 persen. Dengan demikian pada

Page 39: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 39

kegiatan berikutnya untuk indikator kinerja kegiatan ini diperlukan untuk memperkuat

substansi pencapaian SNP jenjang pendidikan SD minimal mencapai standar.

2. Persentase Sekolah Dasar (SD) Yang Meningkat Indeks Efektivitasnya

Untuk mengukur peningkatan indeks efektivitas satuan pendidikan jenjang Sekolah

Dasar (SD) diperlukan hasil analisis peta mutu SD tahun 2016 dan 2017. Hasil analisis

peta mutu Provinsi Sulawesi Tengah jenjang SD untuk dua tahun tersebut dapat

dikemukakan bahwa persentase capaian SNP mengalami peningkatan sebesar 75%,

yaitu standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan, standar pembiayaan,

standar isi dan SKL, dan 25% capaian SNP mengalami penurunan, yaitu standar PTK

dan standar sarana prasarana. Dari hasil analisis tersebut dapat dijelaskan 6 SNP yang

mengalami kenaikan sebagai berikut:

• Standar Kompetensi Lulusan

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 5,09

mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 1,03 pada tahun 2017 menjadi

6,12. Kategori capaian menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,71 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,85 pada tahun 2017 menjadi 5,56. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Isi berhubungan

dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Proses

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 5,03 mengalami peningkatan

yang cukup signifikan sebesar 1,27 pada tahun 2017 menjadi 6,30. Kategori

capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Proses

Page 40: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 40

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi,

Standar Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,16 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,46 pada tahun 2017 menjadi 5,62.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Penilaian berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 4,08 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,35 pada tahun 2017 menjadi 5,43.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Pengelolaan berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pembiayaan

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 4,05 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 2,06 pada tahun 2017 menjadi 6,11. Kategori

capaian dari SNP 2 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Pembiayaan

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi,

Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Penilaian.

Sedangkan 2 SNP lainnya mengalami penurunan dapat dijelaskan sebagai berikut:

▪ Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK mengalami penurunan tidak signifikan sebesar 0,31 dari

3,21 menjadi 2,90. sehingga tidak mengubah kategori capaian tetap menuju SNP 2.

Penurunan nilai capaian Standar PTK berhubungan dengan turunnya nilai capaian

pada Standar Sarana dan Prasarana.

▪ Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana mengalami penurunan yang cukup

signifikan sebesar 1,75 dari 4,56 menjadi 2,81. Dari kategori capaian menuju SNP

3 turun satu tingkat menuju SNP 2. Penurunan nilai capaian Standar Sarana dan

Prasarana ini berhubungan dengan turunnya nilai capaian pada Standar PTK.

Page 41: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 41

Guna memperjelas persentase naik turunnya capaian 8 SNP dari hasil pemetaan mutu

pendidikan jenjang SD Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat

pada diagram 3.3 di atas pada pembahasan hasil penyusunan peta mutu pendidikan.

Hal ini dapat mengindikasikan adanya nilai peningkatan indeks efektivitas.

Secara keseluruhan persentase satuan pendidikan SD yang meningkat indeks

efektivitasnya pada tahun 2017 adalah 5,96 dengan persentase 59,6 persen. Hasil ini

didapatkan dari nilai persentase kenaikan 6 SNP yaitu Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan, SKL dan Standar Isi sebesar 8,02

dengan persentase 80,2 persen dikurangi nilai persentasi 2 SNP yang turun yaitu

Standar Standar PTK dan Standar Sarana dan prasarana sebesar 2,06 dengan persentase

20,6 persen. Kesimpulannya bahwa indikator kinerja persentase SD yang meningkat

indeks efektivitasnya telah melebihi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja

2017, yaitu 40 persen.

3. Persentase Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yang Telah Dipetakan

Mutu Pendidikannya

Pencapaian indikator kinerja persentase SMP yang telah dipetakan mutu pendidikannya

capaian realisasinya didukung oleh output satuan pendidikan yang terpetakan mutu

pendidikannya. Dari output tersebut terdapat beberapa komponen kegiatan yang

berkaitan secara langsung dengan indikator kinerja persentase SMP yang telah

dipetakan mutu pendidikannya yaitu:

a) Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpulan Data

Kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Pengumpulan Data telah

dilaksanakan dengan capain 100 persen dari 17 peserta yang ditargetkan.

Kegiatan ini menghasilkan 17 Fasilitator Daerah yang akan melakukan

pengumpulan Data Penjaminan Mutu Pendidikan tahun 2017 pada seluruh satuan

pendidikan jenjang SMP di 13 kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Tengah.

Page 42: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 42

b) Bimbingan Teknis Pengawas Sekolah

Bimbingan Teknis Pengawas bertujuan melakukan pembimbingan bagi pengawas

agar dapat menggunakan aplikasi PMP dalam pemetaan mutu satuan pendidikan

SMP yang capaiannya 91 persen. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat 74

pengawas siap mendampingi sekolah binaannya masing-masing untuk mengisi

dokumen penjaminan mutu pendidikan melalui aplikasi PMP online maupun

offline. Terdapat 8 pengawas tidak hadir dalam kegiatan ini dengan alasan sakit,

berhalangan karena bersamaan dengan kegiatan di tempat lain dan tanpa

keterangan. Solusi yang ditempuh bagi pengawas yang tidak hadir adalah pada

pertemuan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) di tingkat kabupaten

melakukan sosialisasi kembali sehingga informasi semua dapat tersampaikan

untuk semua pengawas.

c) Pelaksanaan Pengumpulan Data

Pelaksanaan pengumpulan data sekolah jenjang SMP bertujuan untuk

mendapatkan informasi kondisi mutu satuan pendidikan sesuai indikator-indikator

yang termuat dalam instrumen PMP. Kegiatan ini telah terlaksana 100 persen dan

hasilnya telah menggambarkan posisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar

nasional pendidikan (SNP); apakah telah mencapai SNP atau masih menuju SNP

1, menuju SNP 2, menuju SNP 3 dan menuju SNP 4. Untuk satuan pendidikan SD

di Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata capaiannya adalah pada bintang empat

dengan kategori menuju SNP 4

d) Verifikasi dan Validasi

Verifikasi dan Validasi data mutu pendidikan bertujuan untuk mengecek

keakuratan data yang terkumpul melalui aplikasi PMP jenjang SMP. Kegiatan ini

hanya mengambil sampel sekolah yang mengisi data PMP. Capaian kegiatan ini

digunakan untuk memastikan bahwa data yang diisi oleh satuan pendidikan adalah

data yang akurat dan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan dan terlaksana 100

persen. Untuk hasil yang optimal, LPMP Sulawesi Tengah menunjuk petugas-

petugas yang kompeten dalam melakukan kegiatan ini guna memaksimalkan

outcome atau hasil yang akan dicapai sesuai dengan tujuan kegiatan.

e) Penyusunan Peta mutu dan Pengolahan Data Mutu

Page 43: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 43

Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu bertujuan menghasilkan peta

mutu pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah dan peta mutu kabupaten/kota. Peta

mutu menggambarkan secara jelas kondisi setiap satuan pendidikan dan kondisi

kabupaten/kota/provinsi per jenjang terkait pencapaian dan pemenuhan 8 Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Kegiatan ini dilaksanakan di LPMP Sulawesi

Tengah dalam dua tahap dan telah terealisasi 100 persen. Hasil pemetaan mutu

jenjang SMP dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Diagram 3.2 Hasil Pemetaan Mutu Pendidikan Jenjang SMP di Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2017

Tabel 3.3 Capaian pemetaan mutu Provinsi Sulawesi Tengah jenjang SMP

Page 44: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 44

f) Analisis Data Mutu

Analisis Data Mutu Pendidikan jenjang SMP telah dilaksanakan dengan

capaian maksimal sesuai dengan target dan capaiannya didukung oleh hasil

analisis data mutu yang dapat diandalkan untuk merumuskan dan menyusun

Peta mutu pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil analisis dapat

digunakan untuk berbagai keperluan karena proses analisis data sebelumnya

telah mengumpulkan data valid dari satuan pendidikan dan pada proses analisis

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan pola pendekatan

induktif.

Berdasarkan peta mutu pendidikan di atas ditampilkan capaian 8 Standar Nasional

Pendidikan jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional. Berikut ini akan

diidentifikasi dan dianalisis capaian mutu pendidikan setiap Standar Nasional

Pendidikan:

• Standar Kompetensi Lulusan

Hasil peta mutu pendidikan diperoleh bahwa capaian SKL jenjang SMP

Provinsi Sulawesi Tengah adalah 6,17 masih berada di bawah capaian nasional

sebesar 6,26. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan dan berada

di kategori menuju SNP 4. Dengan mengidentifikasi rapor mutu pendidikan

Jenjang SMP untuk standar kompetensi lulusan, nilai capaian yang tertinggi

adalah 6,78 berada di kategori SNP, yaitu lulusan memiliki perilaku sehat

jasmani dan rohani sangat bagus. Sedangkan nilai rendah sebesar 4,62 masih

Page 45: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 45

menuju SNP 3, menunjukkan rendahnya kompetensi lulusan pada dimensi

pengetahuan faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif. Penyebab

kompetensi pengetahuan lulusan rendah adalah kompetensi pedagogik dan

profesional guru masih rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata UKG

guru di bawah 50. Pada perangkat pembelajaran masih kurang memuat

karakteristik kompetensi pengetahuan. Akar masalah lainnya adalah guru

kurang termotivasi mengembangkan kompetensi secara mandiri, hanya

mengandalkan fasilitasi pemerintah melalui pelatihan atau bimtek. Adanya

kesadaran mutu atau kualitas belum menjadi kebutuhan utama para guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

• Standar Isi

Membandingkan capaian standar isi jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah

sebesar 5,35 berada di atas capaian nasional sebesar 5,36 keduanya berada di

kategori SNP 4. Mengidentifikasi nilai rapor mutu pendidikan jenjang SMP

pada standar isi menunjukkan nilai capaian yang tertinggi adalah 6,73 telah

mencapai SNP, yaitu pada sub indikator kurikulum yang dikembangkan

mengacu pada kerangka dasar penyusunan. Sedangkan nilai rapor merah

sebesar 1,85 masih menuju SNP 1, artinya sebagian guru kurang mampu

mengatur beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi dalam

penyusunan perangkat pembelajaran. Akar masalah rendahnya sub indikator ini

adalah sekolah yang menggunakan K13 cenderung mengadopsi K13 sekolah

lain yang tersedia bebas di internet tanpa mengadaptasikannya dengan

kebutuhan sekolah dan peserta didik, dan masih ada sejumlah 310 sekolah yang

belum terfasilitasi mengikuti bimtek kurikulum 2013.

• Standar Proses

Dari hasil peta mutu pendidikan, standar proses merupakan standar yang

memiliki nilai capaian tertinggi di antara 8 SNP, capaian jenjang SMP Provinsi

Sulawesi Tengah adalah 6,22 masih berada di bawah capaian nasional sebesar

6,30. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan dan berada di

kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan jenjang SMP Provinsi

Sulawesi Tengah untuk standar proses, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,95

berada di kategori SNP, bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat

Page 46: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 46

yakni membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sudah sesuai

ketentuan. Sedangkan nilai rapor rendah sebesar 5,31 menuju SNP 4 yaitu

sebagian guru kurang mendapat evaluasi oleh kepala sekolah saat pengawasan

dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran dan sebagian guru

kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaran, penyebabnya rendahnya mutu di standar

ini karena Kepala sekolah lebih fokus pada tugas manajerial sehingga tugas-

tugas yang lain terabaikan. Selain itu, masih banyak kepala sekolah yang

kurang memahami tugas sebagai supervisor akademik. Sebagian guru kurang

mampu menggunakan teknologi informasi sehingga guru terbatas mengakses

internet yang menyediakan banyak informasi tentang media pembelajaran.

• Standar Penilaian Pendidikan

Capaian standar penilaian Jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 5,52

berada di bawah capaian nasional sebesar 5,58 keduanya masih berada di

kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan untuk standar penilaian,

nilai capaian yang tertinggi sebesar 6,46 di kategori menuju SNP 4, yakni pada

sub indikator aspek penilaian telah mencakup ranah sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Sedangkan nilai capaian yang rendah 4,51 menuju SNP 3 bahwa

dalam menentukan kelulusan siswa kurang berdasarkan pertimbangan yang

sesuai. Penyebabnya sebagian guru belum memahami teknik dan instrumen

yang tepat dalam melakukan penilaian pada seluruh ranah kompetensi sikap,

keterampilan dan pengetahuan, sehingga perangkat teknik penilaian yang

dimiliki pendidik belum lengkap. Juga karena Kepala sekolah kurang

melakukan supervisi terkait perangkat penilaian yang akan digunakan oleh

guru.

• Standar PTK

Dengan membandingkan capaian standar PTK jenjang SMP Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 3,19 berada di atas capaian nasional sebesar 3,07 masih berada

di kategori menuju SNP 2. Mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

pendidikan jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah pada standar PTK bahwa

nilai capaian yang tertinggi adalah 6,80 mencapai SNP, bahwa kepala sekolah

berusia sesuai kriteria saat pengangkatan. Sedangkan nilai rapor yang merah

Page 47: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 47

yaitu 0, sebagian guru belum berkualifikasi S1/D4, hal ini karena sebagian

rekrutmen guru tidak sesuai dengan kriteria. Masih banyak rekrutmen guru

yang belum S1/D4 terutama pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

masyarakat (yayasan). Sebagian besar guru belum bersertifikat pendidik,

penyebabnya adanya kuota terhadap jumlah guru yang disertifikasi sesuai

dengan persyaratannya dan masih banyak guru yang terbatas mengakses

pendidikan tinggi karena bertugas di daerah terpencil. Kompetensi pedagogik

dan profesional guru masih rendah, kompetensi profesional dan pedagogik

dapat dikembangkan melalui kegemaran membaca. Kenyataannya, minat baca

guru masih sangat rendah. Tidak tersedianya tenaga laboran dan pustakawan hal

ini disebabkan karena masih sangat minimnya rekrutmen pustakawan dan

laboran yang mensyaratkan ijazah perpustakaan dan laboran. Dan sebagian

kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial, kepribadian, sosial,

kewirausahaan, dan kompetensi supervisi masih rendah, penyebabnya karena

sebagian besar kepala sekolah belum mengikuti diklat calon kepala sekolah

sehingga tidak memiliki Nomor Unik Kepala Sekolah.

• Standar Sarana dan Prasarana

Berdasarkan hasil peta mutu pendidikan Jenjang SMP Provinsi Sulawesi

Tengah diketahui bahwa nilai capaian yang paling rendah di antara 8 SNP

adalah standar sarana dan prasarana yakni 2,70 masih berada dibawah capaian

nasional sebesar 2,78. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan

dan berada di kategori SNP 2. Dengan mengidentifikasi rapor mutu pendidikan

jenjang SMP Sulawesi Tengah untuk standar sarana prasarana, nilai capaian

yang tertinggi adalah 7,00 berada di kategori SNP, bahwa kapasitas rombongan

belajar di sekolah telah sesuai dan memadai. Sedangkan untuk nilai capaian

yang rendah 1,41 yakni di sub indikator ruang kelas belum sesuai standar.

Kondisi ruang kelas belum sesuai standar dan ruang perpustakaan yang belum

layak. Ini disebabkan sebagian besar sekolah pasif menunggu program atau

dana dari pemerintah maupun pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan

sarana dan prasarana sekolah dan data sarana prasarana yang dimiliki oleh

pemerintah dan pemerintah daerah kurang akurat.

Page 48: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 48

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Hasil peta mutu pendidikan diperoleh bahwa capaian standar pengelolaan

jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah adalah 5,35 masih berada dibawah

capaian nasional sebesar 5,49. Keduanya masih menuju SNP 4. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SMP Provinsi Sulawesi

Tengah untuk standar pengelolaan, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,29

berada di kategori menuju SNP 4, pada indikator sekolah memiliki visi, misi,

dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan. Sedangkan nilai capaian yang merah

pada indikator sebagian kepala sekolah memiliki kemampuan yang masih

rendah dalam mengembangkan sekolah dan sumber daya, akar masalah

rendahnya sub indikator ini adalah sebagian besar guru yang angkat sebagai

kepala sekolah belum mengikuti diklat calon kepala sekolah. Pemahaman

kompetensi manajerial dan sosial kepala sekolah masih sangat kurang, sehingga

pengelolaan pendidikan berjalan kurang efektif.

• Standar Pembiayaan

Membandingkan capaian standar pembiayaan jenjang SMP Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 6,04 berada di bawah capaian nasional sebesar 6,09 berada di

kategori menuju SNP 4. Dengan mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

pendidikan jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah pada standar pembiayaan

bahwa nilai capaian yang tertinggi adalah 7,00 mencapai SNP, yaitu sekolah

melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu dan sekolah

mengatur alokasi dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber

lainnya. Sedangkan nilai rapor yang rendah yaitu pada sub indikator sebagian

sekolah belum memilliki laporan pengelolaan dana yang lengkap, transparan

dan akuntabel. Penyebabnya adalah sebagian besar bendahara sekolah baik

bendahara BOS maupun bendahara dana Bantah dijabat oleh guru sehingga

yang bersangkutan kurang fokus dalam melakukan tugas kebendaharaannya.

Sebagian kepala sekolah dan bendahara tidak memiliki pendidikan basic

pendidikan manajamen atau akuntansi.

Page 49: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 49

Setelah dianalisis data pemetaan mutu tahun 2017 selanjutnya untuk

mengetahui adanya kemajuan maka akan dibandingkan dengan hasil analisis

tahun 2016 sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.2 Perbandingan capaian SNP Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016

dan tahun 2017 jenjang SMP

Berdasarkan grafik peta capaian SNP jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah tahun

2016 dan 2017, terpetakan 87% atau tujuh standar mengalami peningkatan

persentase yakni; Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, Standar Proses, Standar

Page 50: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 50

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Sementara

itu, 13% lain mengalami penurunan yakni Standar Sarana Prasarana. Berikut

dianalisis peta capaian SNP per standar:

• Standar Kompetensi Lulusan

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 5,04

mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 1,31 pada tahun 2017 menjadi

6,35. Dari kategori capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian

SKL berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,58 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,71 pada tahun 2017 menjadi 5,29. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL berhubungan

dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Proses

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 4,98 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,37 pada tahun 2017 menjadi 6,35.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,09 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,54 pada tahun 2017 menjadi 5,63.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK pada tahun 2016 sebesar 3,04 mengalami

peningkatan yang kurang signifikan sebesar 0,27 pada tahun 2017 menjadi 3,31.

Page 51: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 51

Keduanya masih di kategori capaian menuju SNP 2. Peningkatan nilai capaian

SKL berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana merupakan nilai dari delapan

standar yang satu-satunya mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar

1,59 dari 4,47 menjadi 2,88. Dari kategori capaian menuju SNP 3 turun satu

tingkat menuju SNP 2.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 3,99 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,50 pada tahun 2017 menjadi 5,49.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pembiayaan

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 3,99 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 1,92 pada tahun 2017 menjadi 5,91.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

g) Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu

Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu Pendidikan jenjang SMP

dilakukan berdasarkan hasil analisis data mutu. Rekomendasi yang disusun

terutama untuk subindikator yang masih pada posisi menuju SNP 1 dan menuju

SNP 2. Rekomendasi peningkatan mutu ditujukan kepada satuan pendidikan,

pemerintah kabupaten/kota/provinsi, dan LPMP. Rekomendasi tersebut

diharapkan dapat menjadi dasar bagi satuan pendidikan, pemerintah

kabupaten/kota/provinsi dan LPMP dalam menyusun program peningkatan

mutu berbasis kebutuhan satuan pendidikan.

h) Diseminasi Pemetaan Mutu

Page 52: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 52

Kegiatan Diseminasi pemetaan Mutu Pendidikan jenjang SMP dilaksanakan

agar semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan dalam hal

ini Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota mengetahui hasil atau capaian

satuan pendidikan SMP dalam pemetaan mutu pendidikan tahun 2017. Melalui

pemaparan yang dilakukan oleh Tim PMP LPMP Sulawesi Tengah tergambar

dengan jelas posisi masing-masing satuan pendidikan di kabupaten/kota

masing-masing. Berdasarkan hal tersebut ada kesepakatan bahwa data mutu ini

akan dijadikan bahan untuk menyusun program peningkatan mutu pendidikan

pada Dinas pendidikan kabupaten/kota pada tahun berikutnya.

Dalam Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 indikator kinerja Persentase Satuan

Pendidikan SMP dengan target 100 persen sekolah terpetakan mutunya telah

dapat direalisasikan secara sempurna namun dampak yang dihasilkan belum

sepenuhnya menaikkan capaian delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga

pada tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka implementasi pada satuan

pendidikan. Diharapkan kerja sama dari pemangku kepentingan di daerah dalam hal

ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk pro aktif mengawal setiap program yang

dilaksanakan LPMP Sulawesi Tengah di kabupaten masing-masing.

4. Persentase Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yang Meningkat

Indeks Efektivitasnya

Untuk mengukur peningkatan indeks efektivitas satuan pendidikan jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP) diperlukan hasil analisis peta mutu SMP tahun 2016 dan

2017. Hasil analisis peta mutu Provinsi Sulawesi Tengah jenjang SMP untuk dua

tahun tersebut dapat dikemukakan bahwa persentase capaian SNP mengalami

peningkatan sebesar 87% yaitu di standar proses, standar penilaian, standar

pengelolaan dan standar pembiayaan, dan 13% capaian SNP mengalami penurunan

yaitu di standar kompetensi lulusan, standar isi, standar PTK dan standar sarana

prasarana. Dari hasil analisis tersebut dapat dijelaskan 4 SNP yang mengalami

kenaikan sebagai berikut:

▪ Standar proses

Page 53: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 53

Capaian tahun 2016 adalah 4,98 menjadi 6,35 pada tahun 2017 atau dari menuju

SNP 3 menjadi kategori menuju SNP 4. Meningkatnya nilai ini berkorelasi

dengan naiknya nilai capaian di standar penilaian, standar pengelolaan dan standar

pembiayaan.

▪ Standar Penilaian

Capaian tahun 2016 adalah 4,09 menjadi 5,63 pada tahun 2017 atau dari menuju

SNP 3 menjadi kategori menuju SNP 4. Meningkatnya nilai ini berkorelasi

dengan naiknya nilai capaian di standar proses, standar pengelolaan dan standar

pembiayaan.

▪ Standar Pengelolaan

Capaian tahun 2016 adalah 3,99 menjadi 5,91 pada tahun 2017 dengan kategori

yang menuju SNP 4. Meningkatnya nilai ini berkorelasi dengan naiknya nilai

capaian di standar penilaian, standar proses dan standar pembiayaan.

▪ Standar pembiayaan

Capaian tahun 2016 adalah 3,99 menjadi 5,91 pada tahun 2017 atau dari menuju

SNP 3 menjadi kategori menuju SNP 4. Meningkatnya nilai ini berkorelasi

dengan naiknya nilai capaian di standar penilaian, standar pengelolaan dan standar

proses.

▪ Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dimana capaian tahun 2016 nilai 5,04 naik

menjadi 6,35 pada tahun 2017 atau dari menuju SNP 3 naik ke kategori menuju

SNP 4.

▪ Standar Isi dimana capaian tahun 2016 nilai 4,58 turun menjadi 5,29 pada tahun

2017 dan masih tetap pada kategori yang sama yaitu menuju SNP 3.

▪ Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) dimana capaian tahun 2016

nilai 3,04 turun menjadi 3,31 pada tahun 2017 tetap pada posisi menuju SNP 3.

Sedangkan satu-satunya SNP yang turun untuk jenjang SMP adalah:

▪ Standar Sarana dan Prasarana dimana capaian tahun 2016 nilai 4,47 turun menjadi

2,88 pada tahun 2017 atau dari menuju SNP 3 turun ke kategori menuju SNP 1.

Guna memperjelas persentase naik turunnya capaian 8 SNP dari hasil pemetaan mutu

pendidikan jenjang SMP Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat

Page 54: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 54

pada diagram 3.3 di atas pada pembahasan hasil penyusunan peta mutu pendidikan.

Hal ini dapat mengindikasikan adanya nilai peningkatan indeks efektivitas.

Secara keseluruhan persentase satuan pendidikan SMP yang meningkat indeks

efektivitasnya pada tahun 2017 adalah 7,41 dengan persentase 74,1 persen. Hasil ini

didapatkan dari nilai persentase kenaikan 7 SNP yaitu Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan, SKL, Standar Isi, dan Standar

PTK sebesar 9,00 dengan persentase 90,0 persen dikurangi nilai persentasi satu SNP

yang turun yaitu Standar Sarana dan prasarana sebesar 1,59 atau 15,9 persen.

Kesimpulannya bahwa indikator kinerja persentase SMP yang meningkat indeks

efektivitasnya melebihi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja 2017 yaitu 60

persen.

5. Persentase Sekolah Menengah Atas (SMA) Yang Telah Dipetakan

Mutu Pendidikannya

Capaian indikator kinerja persentase SMA yang telah dipetakan mutu pendidikannya

didukung oleh output satuan pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya. Dari

output tersebut terdapat beberapa komponen kegiatan yang berkaitan secara langsung

dengan indikator kinerja persentase SMA yang telah dipetakan mutu pendidikannya,

yaitu:

a) Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpulan Data

Kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Pengumpulan Data telah

dilaksanakan dengan capain 100 persen dari 12 peserta yang ditargetkan.

Kegiatan ini menghasilkan 12 Fasilitator Daerah yang akan melakukan

pengumpulan Data Penjaminan Mutu Pendidikan tahun 2017 pada seluruh

satuan pendidikan jenjang SMA di 13 kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi

Tengah.

b) Bimbingan Teknis Pengawas Sekolah

Bimbingan Teknis Pengawas bertujuan melakukan pembimbingan bagi

pengawas dalam rangka mengakses aplikasi PMP dalam pemetaan mutu satuan

Page 55: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 55

pendidikan SMA yang capaiannya 79 persen. Hasil dari kegiatan ini adalah

terdapat 18 pengawas siap mendampingi sekolah binaannya masing-masing

untuk mengisi dokumen penjaminan mutu pendidikan melalui aplikasi PMP

online maupun offline. Terdapat lima pengawas tidak hadir dalam kegiatan ini

dengan alasan sakit, berhalangan karena bersamaan dengan kegiatan di tempat

lain dan tanpa keterangan. Solusi yang ditempuh bagi pengawas yang tidak

hadir adalah pada pertemuan Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) di

tingkat kabupaten melakukan sosialisasi kembali sehingga informasi semua

dapat tersampaikan untuk semua pengawas.

c) Pelaksanaan pengumpulan data

Pelaksanaan pengumpulan data sekolah jenjang SMA bertujuan untuk

mendapatkan informasi kondisi mutu satuan pendidikan sesuai indikator-

indikator yang termuat dalam instrumen PMP. Kegiatan ini telah terlaksana

100 persen dan hasilnya telah menggambarkan posisi satuan pendidikan dalam

pencapaian standar nasional pendidikan (SNP); apakah telah mencapai SNP

atau masih menuju SNP 1, menuju SNP 2, menuju SNP 3 dan menuju SNP 4.

Untuk satuan pendidikan SMA di Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata

capaiannya adalah pada bintang empat dengan kategori menuju SNP 4

d) Verifikasi dan Validasi

Verifikasi dan Validasi data mutu pendidikan bertujuan untuk mengecek

keakuratan data yang terkumpul melalui aplikasi PMP jenjang SMA. Kegiatan

ini hanya mengambil sampel sekolah yang mengisi data PMP. Capaian

kegiatan ini digunakan untuk memastikan bahwa data yang diisi oleh satuan

pendidikan adalah data yang akurat dan sesuai dengan kondisi satuan

pendidikan dan terlaksana 100 persen. Untuk hasil yang optimal, LPMP

Sulawesi Tengah menunjuk petugas-petugas yang kompeten dalam melakukan

kegiatan ini guna memaksimalkan outcome atau hasil yang akan dicapai sesuai

dengan tujuan kegiatan.

e) Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu Jenjang SMA

Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu bertujuan menghasilkan peta

mutu pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah dan peta mutu kabupaten/kota. Peta

mutu menggambarkan secara jelas kondisi setiap satuan pendidikan dan kondisi

Page 56: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 56

kabupaten/kota/provinsi per jenjang terkait pencapaian dan pemenuhan 8

Standar Nasional Pendidikan (SNP). Kegiatan ini dilaksanakan di LPMP

Sulawesi Tengah dalam dua tahap dan telah terealisasi 100 persen.

Diagram 3.3 Hasil Pemetaan Mutu Pendidikan Jenjang SMA di Provinsi

Sulawesi Tengah Tahun 2017

Tabel 3.4 Capaian SNP jenjang SMA berdasarkan hasil pemetaan mutu

f) Analisis Data Mutu

Analisis Data Mutu Pendidikan jenjang SMA telah dilaksanakan dengan

capaian maksimal sesuai dengan target dan capaiannya didukung oleh hasil

analisis data mutu yang dapat diandalkan untuk merumuskan dan menyusun

Peta mutu pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil analisis dapat

digunakan untuk berbagai keperluan karena proses analisis data sebelumnya

telah mengumpulkan data valid dari satuan pendidikan dan pada proses analisis

Page 57: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 57

menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan pola pendekatan

induktif.

Berdasarkan peta mutu pendidikan di atas ditampilkan capaian 8 Standar Nasional

Pendidikan Jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional. Berikut ini akan

diidentifikasi dan dianalisis capaian mutu pendidikan setiap Standar Nasional

Pendidikan:

• Standar Kompetensi Lulusan

Hasil peta mutu pendidikan diperoleh bahwa capaian SKL jenjang SMA

Provinsi Sulawesi Tengah adalah 6,46 berada di atas capaian nasional sebesar

6,43. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan dan berada di

kategori menuju SNP 4. Dengan mengidentifikasi rapor mutu pendidikan

Jenjang SMA untuk standar kompetensi lulusan, nilai capaian yang tertinggi

adalah 6,84 berada di kategori SNP, yaitu lulusan memiliki keterampilan

berpikir dan bertindak kolaboratif sangat bagus. Sedangkan nilai rendah sebesar

5,49 menuju SNP 4, menunjukkan rendahnya kompetensi lulusan pada dimensi

pengetahuan faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif. Penyebab

kompetensi pengetahuan lulusan rendah adalah kompetensi pedagogik dan

profesional guru masih rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata UKG

guru di bawah 50. Pada perangkat pembelajaran masih kurang memuat

karakteristik kompetensi pengetahuan. Akar masalah lainnya adalah guru

kurang termotivasi mengembangkan kompetensi secara mandiri, hanya

mengandalkan fasilitasi pemerintah melalui pelatihan atau bimtek. Adanya

kesadaran mutu atau kualitas belum menjadi kebutuhan utama para guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

• Standar Isi

Membandingkan capaian standar isi jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah

sebesar 5,09 berada di bawah capaian nasional sebesar 5,13 keduanya berada di

kategori SNP 4. Mengidentifikasi nilai rapor mutu pendidikan jenjang SMA

pada standar isi menunjukkan nilai capaian yang tertinggi adalah 6,82 telah

mencapai SNP, yaitu pada sub indikator kurikulum yang dikembangkan

Page 58: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 58

mengacu pada kerangka dasar penyusunan. Sedangkan nilai terendah sebesar

3,50 masih menuju SNP 3, artinya sebagian guru kurang mampu mengatur

beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi dalam penyusunan

perangkat pembelajaran. Akar masalah rendahnya sub indikator ini adalah

sekolah yang menggunakan K13 cenderung mengadopsi K13 sekolah lain yang

tersedia bebas di internet tanpa mengadaptasikannya dengan kebutuhan sekolah

dan peserta didik, dan masih ada sejumlah 93 sekolah yang belum terfasilitasi

mengikuti bimtek kurikulum 2013.

• Standar Proses

Dari hasil peta mutu pendidikan, standar proses merupakan standar yang

memiliki nilai capaian tertinggi di antara 8 SNP, capaian jenjang SMA Provinsi

Sulawesi Tengah adalah 6,36 masih berada di bawah capaian nasional sebesar

6,37. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan dan berada di

kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan jenjang SMA Provinsi

Sulawesi Tengah untuk standar proses, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,88

berada di kategori SNP, bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat

yakni membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sudah sesuai

ketentuan. Sedangkan nilai rapor rendah sebesar 5,50 menuju SNP 4 bahwa

sebagian guru kurang mendapat evaluasi oleh kepala sekolah saat pengawasan

dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran dan sebagian guru

kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaranyakni rasio rombongan belajar dengan

jumlah siswa belum sesuai ketentuan, penyebabnya rendahnya mutu di standar

ini karena sebagian guru kurang mampu menggunakan teknologi informasi

sehingga guru terbatas mengakses internet yang menyediakan banyak informasi

tentang media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya

kompetensi IT oleh sebagian guru.

• Standar Penilaian Pendidikan

Capaian standar penilaian Jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 5,71

berada di bawah capaian nasional sebesar 5,72 keduanya masih berada di

kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan untuk standar penilaian,

nilai capaian yang tertinggi sebesar 6,58 di kategori menuju SNP 4, yakni pada

Page 59: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 59

sub indikator aspek penilaian telah mencakup ranah sikap, pengetahuan dan

keterampilan. Sedangkan nilai capaian terendah 4,83 menuju SNP 3 bahwa

belum semua guru melakukan pelaporan penilaian sesuai ranah kompetensi.

Penyebabnya sebagian guru belum memahami teknik dan instrumen yang tepat

dalam melakukan penilaian pada seluruh ranah kompetensi sikap, keterampilan

dan pengetahuan, sehingga perangkat teknik penilaian yang dimiliki pendidik

belum lengkap. Juga karena Kepala sekolah kurang melakukan supervisi terkait

perangkat penilaian yang akan digunakan oleh guru.

• Standar PTK

Dengan membandingkan capaian standar PTK jenjang SMA Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 3,52 berada di atas capaian nasional sebesar 3,23 masih berada

di kategori menuju SNP 2. Mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

pendidikan jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah pada standar PTK bahwa

nilai capaian yang tertinggi adalah 6,72 mencapai SNP, bahwa kepala sekolah

Berpangkat minimal III/c atau setara. Sedangkan nilai rapor yang merah yaitu 0,

sebagian guru belum berkualifikasi S1/D4, hal ini karena sebagian rekrutmen

guru tidak sesuai dengan kriteria. Masih banyak rekrutmen guru yang belum

S1/D4 terutama pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat

(yayasan). Sebagian besar guru belum bersertifikat pendidik, penyebabnya

adanya kuota terhadap jumlah guru yang disertifikasi sesuai dengan

persyaratannya dan masih banyak guru yang terbatas mengakses pendidikan

tinggi karena bertugas di daerah terpencil. Kompetensi pedagogik dan

profesional guru masih rendah, kompetensi profesional dan pedagogik dapat

dikembangkan melalui kegemaran membaca. Kenyataannya, minat baca guru

masih sangat rendah. Tidak tersedianya tenaga laboran dan pustakawan hal ini

disebabkan karena masih sangat minimnya rekrutmen pustakawan dan laboran

yang mensyaratkan ijazah perpustakaan dan laboran. Dan sebagian kepala

sekolah memiliki kompetensi manajerial, kepribadian, sosial, kewirausahaan,

dan kompetensi supervisi masih rendah, penyebabnya karena sebagian besar

kepala sekolah belum mengikuti diklat calon kepala sekolah sehingga tidak

memiliki Nomor Unik Kepala Sekolah.

• Standar Sarana dan Prasarana

Page 60: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 60

Berdasarkan hasil peta mutu pendidikan diketahui bahwa nilai capaian yang

paling rendah di antara 8 SNP adalah standar sarana dan prasarana yakni 2,80

masih berada dibawah capaian nasional sebesar 2,85. Tetapi perbedaan capaian

keduanya masih berdekatan dan berada di kategori SNP 2. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SMA Sulawesi Tengah untuk

standar sarana prasarana, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,92 berada di

kategori SNP, bahwa kapasitas rombongan belajar di sekolah telah sesuai dan

memadai. Sedangkan untuk nilai capaian yang rendah 1,86 yakni di sub

indikator ruang kelas belum sesuai standar. Kondisi ruang kelas belum sesuai

standar dan ruang perpustakaan yang belum layak. Ini disebabkan sebagian

besar sekolah pasif menunggu program atau dana dari pemerintah maupun

pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

dan data sarana prasarana yang dimiliki oleh pemerintah dan pemerintah daerah

kurang akurat.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Hasil peta mutu pendidikan diperoleh bahwa capaian standar pengelolaan

jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah adalah 5,63 masih berada dibawah

capaian nasional sebesar 5,65. Keduanya masih menuju SNP 4. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SMA Provinsi Sulawesi

Tengah untuk standar pengelolaan, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,55

berada di kategori menuju SNP 4, pada indikator sekolah menyelenggarakan

kegiatan layanan kesiswaan. Sedangkan nilai capaian yang rendah pada

indikator sebagian kepala sekolah memiliki kemampuan yang masih rendah

dalam mengembangkan sekolah dan sumber daya, akar masalah rendahnya sub

indikator ini adalah sebagian besar guru yang angkat sebagai kepala sekolah

belum mengikuti diklat calon kepala sekolah. Pemahaman kompetensi

manajerial dan sosial kepala sekolah masih sangat kurang, sehingga

pengelolaan pendidikan berjalan kurang efektif.

• Standar Pembiayaan

Membandingkan capaian standar pembiayaan jenjang SMA Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 5,65 berada di bawah capaian nasional sebesar 5,68 berada di

kategori menuju SNP 4. Dengan mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

Page 61: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 61

pendidikan jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah pada standar pembiayaan

bahwa nilai capaian yang tertinggi adalah 6,96 mencapai SNP, yaitu sekolah

melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu. Sedangkan

nilai rapor yang rendah yaitu pada sub indikator sebagian sekolah belum

memilliki laporan pengelolaan dana yang lengkap, transparan dan akuntabel.

Penyebabnya adalah sebagian besar bendahara sekolah baik bendahara BOS

maupun bendahara dana Bantah dijabat oleh guru sehingga yang bersangkutan

kurang fokus dalam melakukan tugas kebendaharaannya. Sebagian kepala

sekolah dan bendahara tidak memiliki pendidikan basic pendidikan manajamen

atau akuntansi.

Setelah dianalisis data pemetaan mutu tahun 2017 selanjutnya untuk

mengetahui adanya kemajuan maka akan dibandingkan dengan hasil analisis

tahun 2016 sebagaimana terlihat pada diagram di bawah ini:

Grafik 3.3 Perbandingan nilai capaian SNP jenjang SMA tahun 2016 dan tahun

2017

Berdasarkan grafik peta capaian SNP jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah

tahun 2016 dan 2017, terpetakan 75% atau enam standar mengalami peningkatan

persentase yakni; Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Sementara itu, 25% lain

mengalami penurunan yakni Standar PTK dan Standar Sarana Prasarana. Berikut

dianalisis peta capaian SNP per standar:

Page 62: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 62

• Standar Kompetensi Lulusan

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 5,50

mengalami peningkatan kurang signifikan sebesar 0,85 pada tahun 2017

menjadi 6,35. Kategori capaian menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,61 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,85 pada tahun 2017 menjadi 5,56. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Isi

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar

Proses, Standar Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Proses

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 5,01 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,34 pada tahun 2017 menjadi 6,35.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Proses berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,15 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,46 pada tahun 2017 menjadi 5,63.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Penilaian berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK mengalami penurunan tidak signifikan sebesar 0,03

dari 3,34 menjadi 3,31. sehingga tidak mengubah kategori capaian tetap menuju

SNP 2. Penurunan nilai capaian Standar PTK berhubungan dengan turunnya

nilai capaian pada Standar Sarana dan Prasarana.

Page 63: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 63

• Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana mengalami penurunan yang cukup

signifikan sebesar 1,79 dari 4,67 menjadi 2,88. Dari kategori capaian menuju

SNP 3 turun satu tingkat menuju SNP 2. Penurunan nilai capaian Standar

Sarana dan Prasarana ini berhubungan dengan turunnya nilai capaian pada

Standar PTK.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 4,13 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,36 pada tahun 2017 menjadi 5,49.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Pengelolaan berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi

Lulusan, Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar

Pembiayaan.

• Standar Pembiayaan

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 3,88 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 2,03 pada tahun 2017 menjadi 5,91.

Kategori capaian dari SNP 2 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Pembiayaan berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi

Lulusan, Standar isi, Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar

Penilaian.

g) Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu

Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu pendidikan jenjang SMA

dilakukan setelah mendapatkan analisis data mutu yang komprehensif yaitu

mencakup secara keseluruhan data mutu terkait peningkatan mutu satuan

pendidikan dalam hal pemenuhan SNP. Hasil kegiatan ini diharapkan LPMP

Sulawesi Tengah bisa membuat program prioritas yang harus dilakukan pada

tahun berikutnya untuk menindaklanjuti hasil pemetaan mutu pada satuan

pendidikan yang masih di bawah Standar yang ditetapkan dan SNP.

h) Desiminasi Pemetaan Mutu

Kegiatan Diseminasi pemetaan Mutu Pendidikan jenjang SMA dilaksanakan

agar semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan dalam hal

Page 64: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 64

ini Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota mengetahui hasil atau capaian

satuan pendidikan SMA dalam pemetaan mutu pendidikan tahun 2017. Melalui

pemaparan yang dilakukan oleh Tim PMP LPMP Sulawesi Tengah tergambar

dengan jelas posisi masing-masing satuan pendidikan di kabupaten/kota

masing-masing. Berdasarkan hal tersebut ada kesepakatan bahwa data mutu ini

akan dijadikan bahan untuk menyusun program peningkatan mutu pendidikan

pada Dinas pendidikan kabupaten/kota pada tahun berikutnya.

Dalam dokumen Perjanjian Kinerja 2017 indikator kinerja persentase Satuan

Pendidikan SMA dengan target 100 persen sekolah terpetakan mutunya telah

dapat direalisasikan secara sempurna namun dampak yang dihasilkan belum

sepenuhnya menaikkan capaian delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

sehingga pada tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka implementasi

pada satuan pendidikan. Diharapkan kerja sama dari pemangku kepentingan di

daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk pro aktif mengawal

setiap program yang dilaksanakan LPMP Sulawesi Tengah di kabupaten masing-

masing.

6. Persentase Sekolah Menengah Atas (SMA) Yang Meningkat Indeks

Efektivitasnya

Untuk mengukur peningkatan indeks efektivitas satuan pendidikan jenjang Sekolah

Menengah Atas (SMA) diperlukan hasil analisis peta mutu SMA tahun 2016 dan 2017.

Hasil analisis peta mutu Provinsi Sulawesi Tengah jenjang SMA untuk dua tahun

tersebut dapat dikemukakan bahwa persentase capaian SNP mengalami peningkatan

sebesar 75% yaitu di standar proses, standar penilaian, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, standar isi dan SKL dan 25% capaian SNP mengalami penurunan yaitu di

standar kompetensi lulusan dan standar sarana prasarana. Dari hasil analisis tersebut

dapat dijelaskan 6 SNP yang mengalami kenaikan sebagai berikut:

• Standar Kompetensi Lulusan

Page 65: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 65

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 5,50

mengalami peningkatan kurang signifikan sebesar 0,85 pada tahun 2017 menjadi

6,35. Kategori capaian menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,61 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,85 pada tahun 2017 menjadi 5,56. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Isi berhubungan

dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Proses

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 5,01 mengalami peningkatan

yang cukup signifikan sebesar 1,34 pada tahun 2017 menjadi 6,35. Kategori

capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Proses

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi,

Standar Penilaian, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,15 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,46 pada tahun 2017 menjadi 5,63.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Penilaian berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 4,13 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,36 pada tahun 2017 menjadi 5,49.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar

Pengelolaan berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan,

Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pembiayaan

Page 66: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 66

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 3,88 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 2,03 pada tahun 2017 menjadi 5,91. Kategori

capaian dari SNP 2 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian Standar Pembiayaan

berhubungan dengan peningkatan pada Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi,

Standar Proses, Standar Pengelolaan dan Standar Penilaian.

Sedangkan dua SNP lainnya mengalami penurunan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

▪ Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK mengalami penurunan tidak signifikan sebesar 0,03

dari 3,34 menjadi 3,31. sehingga tidak mengubah kategori capaian tetap menuju

SNP 2. Penurunan nilai capaian Standar PTK berhubungan dengan turunnya

nilai capaian pada Standar Sarana dan Prasarana.

▪ Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana mengalami penurunan yang cukup

signifikan sebesar 1,79 dari 4,67 menjadi 2,88. Dari kategori capaian menuju

SNP 3 turun satu tingkat menuju SNP 2. Penurunan nilai capaian Standar

Sarana dan Prasarana ini berhubungan dengan turunnya nilai capaian pada

Standar PTK.

Guna memperjelas persentase naik turunnya capaian 8 SNP dari hasil pemetaan mutu

pendidikan jenjang SMA Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat

pada diagram 3.3 di atas pada pembahasan hasil penyusunan peta mutu pendidikan.

Hal ini dapat mengindikasikan adanya nilai peningkatan indeks efektivitas.

Secara keseluruhan persentase satuan pendidikan SMA yang meningkat indeks

efektivitasnya pada tahun 2017 adalah 6,18 dengan persentase 61,8 persen. Hasil ini

didapatkan dari nilai persentase kenaikan 6 SNP yaitu Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Isi dan SKL sebesar 8,00

dengan persentase 80,00 persen dikurangi nilai persentasi 2 SNP yang turun yaitu

Standar PTK dan Standar Sarana dan prasarana sebesar 1,82 atau 18,2 persen.

Page 67: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 67

Kesimpulannya bahwa indikator kinerja persentase SMA yang meningkat indeks

efektivitasnya melebihi target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja 2017 yaitu 60

persen. Langkah-langkah strategis yang harus ditempuh pada tahun 2018 untuk

menaikkan indeks efektivitas sekolah jenjang SMA adalah:

o Memaksimalkan pelaksanaan Penjaminan Mutu Pendidikan (PMP) pada seluruh

sekolah jenjang SMA melalui pemberdayaan Tim Penjaminan Mutu Pendidikan

Sekolah (TPMPS)

o Memperkuat tim kerja pemetaan mutu LPMP Sulawesi Tengah bekerja sama

dengan pengawas pembina pada satuan pendidikan untuk membantu sekolah

dalam menjalankan siklus SPMI

o Memperkuat peran Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD) untuk

menggerakkan satuan pendidikan yang ada di wilayah masing-masing dalam

implementasi SPMI

o Memaksimalkan kegiatan pendukung seperti penunjukkan Fasilitator Nasional dan

Fasilitator Daerah pengumpulan data untuk menunjang keberhasilan pemetaan

mutu.

7. Persentase Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yang Telah Dipetakan

Mutu Pendidikannya

Indikator kinerja persentase SMK yang telah dipetakan mutu pendidikannya capaian

realisasinya didukung oleh output Satuan Pendidikan yang terpetakan mutu

pendidikannya. Dari output tersebut terdapat beberapa komponen kegiatan yang

berkaitan secara langsung dengan indikator kinerja persentase SMK yang telah

dipetakan mutu pendidikannya yaitu:

a) Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpulan Data

Kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Pengumpulan Data telah

dilaksanakan dengan capain 100 persen dari 6 peserta yang ditargetkan. Kegiatan

ini menghasilkan 6 Fasilitator Daerah yang akan melakukan pengumpulan Data

Penjaminan Mutu Pendidikan tahun 2017 pada seluruh satuan pendidikan jenjang

SMK di 13 kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Tengah.

Page 68: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 68

b) Bimbingan Teknis Pengawas Sekolah

Bimbingan Teknis Pengawas bertujuan melakukan pembimbingan bagi pengawas

dalam rangka mengakses aplikasi PMP dalam pemetaan mutu satuan pendidikan

SMK yang capaiannya 91 persen. Hasil dari kegiatan ini adalah terdapat 20

pengawas siap mendampingi sekolah binaannya masing-masing untuk mengisi

dokumen penjaminan mutu pendidikan melalui aplikasi PMP online maupun

offline. Terdapat 2 pengawas tidak hadir dalam kegiatan ini dengan alasan sakit

dan berhalangan karena bersamaan dengan kegiatan di tempat lain. Solusi yang

ditempuh bagi pengawas yang tidak hadir adalah pada pertemuan Musyawarah

Kerja Pengawas Sekolah (MKPS) di tingkat kabupaten melakukan sosialisasi

kembali sehingga informasi semua dapat tersampaikan untuk semua pengawas.

c) Pelaksanaan pengumpulan data

Pelaksanaan pengumpulan data sekolah jenjang SMK bertujuan untuk

mendapatkan informasi kondisi mutu satuan pendidikan sesuai indikator-indikator

yang termuat dalam instrumen PMP. Kegiatan ini telah terlaksana 100 persen dan

hasilnya telah menggambarkan posisi satuan pendidikan dalam pencapaian standar

nasional pendidikan (SNP); apakah telah mencapai SNP atau masih menuju SNP

1, menuju SNP 2, menuju SNP 3 dan menuju SNP 4. Untuk satuan pendidikan

SMK di Provinsi Sulawesi Tengah rata-rata capaiannya adalah pada bintang empat

dengan kategori menuju SNP 4.

d) Verifikasi dan Validasi

Verifikasi dan Validasi data mutu pendidikan bertujuan untuk mengecek

keakuratan data yang terkumpul melalui aplikasi PMP jenjang SMK. Kegiatan ini

hanya mengambil sampel sekolah yang mengisi data PMP. Capaian kegiatan ini

digunakan untuk memastikan bahwa data yang diisi oleh satuan pendidikan adalah

data yang akurat dan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan dan terlaksana 100

persen. Untuk hasil yang optimal, LPMP Sulawesi Tengah menunjuk petugas-

petugas yang kompeten dalam melakukan kegiatan ini guna memaksimalkan

outcome atau hasil yang akan dicapai sesuai dengan tujuan kegiatan.

e) Penyusunan Peta mutu dan Pengolahan Data Mutu

Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu bertujuan menghasilkan peta

mutu pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah dan peta mutu kabupaten/kota. Peta

Page 69: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 69

mutu menggambarkan secara jelas kondisi setiap satuan pendidikan dan kondisi

kabupaten/kota/provinsi per jenjang terkait pencapaian dan pemenuhan 8 Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Kegiatan ini dilaksanakan di LPMP Sulawesi

Tengah dalam dua tahap dan telah terealisasi 100 persen.

Diagram 3.4 Peta Mutu Pendidikan Jenjang SMK Tahun 2017

Tabel. 3.5 Capaian SNP Jenjang SMK Hasil Pemetaan Mutu Tahun 2017

f) Analisis Data Mutu

Analisis Data Mutu Pendidikan jenjang SMK telah dilaksanakan dengan

capaian maksimal sesuai dengan target dan capaiannya didukung oleh hasil

analisis data mutu yang dapat diandalkan untuk merumuskan dan menyusun

Peta mutu pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah. Hasil analisis dapat

digunakan untuk berbagai keperluan karena proses analisis data sebelumnya

Nasional Prov. Sulawesi Tengah

1 Standar Kompetensi Lulusan 6.33 6.38

2 Standar Isi 5.19 5.22

3 Standar Proses 6.34 6.37

4 Standar Penilaian Pendidikan 5.79 5.82

5 Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan 2.94 3.26

6 Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan 2.86 2.83

7 Standar Pengelolaan Pendidikan 5.49 5.53

8 Standar Pembiayaan 5.74 5.72

No

Capaian SNP Jenjang SMK

Standar Nasional Pendidikan

Page 70: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 70

telah mengumpulkan data valid dari satuan pendidikan dan pada proses analisis

menggunakan teknik deskriptif kualitatif dengan pola pendekatan induktif.

Berdasarkan peta mutu pendidikan di atas ditampilkan capaian 8 Standar Nasional

Pendidikan Jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah dan Nasional. Berikut ini akan

diidentifikasi dan dianalisis capaian mutu pendidikan setiap Standar Nasional

Pendidikan:

• Standar Kompetensi Lulusan

Berdasarkan hasil peta mutu pendidikan diketahui bahwa capaian SKL jenjang

SMK Provinsi Sulawesi Tengah adalah 6,38 masih berada di atas capaian

nasional sebesar 6,33. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan

dan berada di kategori SNP 4. Dengan mengidentifikasi rapor mutu pendidikan

Jenjang SMK untuk standar kompetensi lulusan, nilai capaian yang tertinggi

adalah 6,89 berada di kategori SNP, yaitu lulusan memiliki perilaku sehat

jasmani dan rohani. Sedangkan untuk nilai rapor terendah sebesar 4,90 masih

menuju SNP 3, menunjukkan masih rendahnya kompetensi lulusan pada

dimensi pengetahuan faktual, prosedural, konseptual dan metakognitif.

Penyebab kompetensi pengetahuan lulusan rendah adalah kompetensi

pedagogik dan profesional guru masih rendah. Hal tersebut terlihat dari nilai

rata-rata UKG guru di bawah 50. Pada perangkat pembelajaran masih kurang

memuat karakteristik kompetensi pengetahuan. Akar masalah lainnya adalah

guru kurang termotivasi mengembangkan kompetensi secara mandiri, hanya

mengandalkan fasilitasi pemerintah melalui pelatihan atau bimtek. Adanya

kesadaran mutu atau kualitas belum menjadi kebutuhan utama para guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

• Standar Isi

Membandingkan capaian standar isi jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah

sebesar 5,22 berada di bawah capaian nasional sebesar 5,19 keduanya berada di

kategori SNP 4. Mengidentifikasi nilai rapor mutu pendidikan jenjang SMK

pada standar isi menunjukkan nilai capaian yang tertinggi adalah 6,88 telah

mencapai SNP, yaitu pada sub indikator kurikulum yang dikembangkan

mengacu pada kerangka dasar penyusunan. Sedangkan nilai terendah sebesar

Page 71: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 71

2,38 masih menuju SNP 2, artinya sebagian guru kurang mampu mengatur

beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi dalam penyusunan

perangkat pembelajaran. Akar masalah rendahnya sub indikator ini adalah

sekolah yang menggunakan K13 cenderung mengadopsi K13 sekolah lain yang

tersedia bebas di internet tanpa mengadaptasikannya dengan kebutuhan sekolah

dan peserta didik, dan masih ada sejumlah 87 sekolah yang belum terfasilitasi

mengikuti bimtek kurikulum 2013.

• Standar Proses

Dari hasil peta mutu pendidikan, standar proses merupakan standar yang

memiliki nilai capaian tertinggi di antara 8 SNP, capaian jenjang SMK Provinsi

Sulawesi Tengah adalah 6,37 masih berada di bawah capaian nasional sebesar

6,34. Tetapi perbedaan capaian keduanya masih berdekatan dan berada di

kategori menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan jenjang SMK Provinsi

Sulawesi Tengah untuk standar proses, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,96

berada di kategori SNP, bahwa proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat

yakni membentuk rombongan belajar dengan jumlah siswa sudah sesuai

ketentuan. Sedangkan nilai rapor rendah sebesar 5,58 menuju SNP 4 bahwa

sebagian guru kurang mendapat evaluasi oleh kepala sekolah saat pengawasan

dan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran dan sebagian guru

kurang mampu memanfaatkan media pembelajaran dalam meningkatkan

efisiensi dan efektivitas pembelajaranyakni rasio rombongan belajar dengan

jumlah siswa belum sesuai ketentuan, penyebabnya rendahnya mutu di standar

ini karena sebagian guru kurang mampu menggunakan teknologi informasi

sehingga guru terbatas mengakses internet yang menyediakan banyak informasi

tentang media pembelajaran. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya

kompetensi IT oleh sebagian guru.

• Standar Penilaian Pendidikan

Capaian standar penilaian Jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 5,82

berada di atas capaian nasional sebesar 5,79 keduanya masih berada di kategori

menuju SNP 4. Hasil rapor mutu pendidikan untuk standar penilaian, nilai

capaian yang tertinggi sebesar 6,61 di kategori menuju SNP 4, yakni pada sub

indikator aspek penilaian telah mencakup ranah sikap, pengetahuan dan

Page 72: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 72

keterampilan. Sedangkan nilai capaian terendah 5,16 menuju SNP 3 bahwa

belum semua guru menggunakan instrumen penilaian aspek keterampilan.

Penyebabnya sebagian guru belum memahami teknik dan instrumen yang tepat

dalam melakukan penilaian pada seluruh ranah kompetensi sikap, keterampilan

dan pengetahuan, sehingga perangkat teknik penilaian yang dimiliki pendidik

belum lengkap. Juga karena Kepala sekolah kurang melakukan supervisi terkait

perangkat penilaian yang akan digunakan oleh guru.

• Standar PTK

Dengan membandingkan capaian standar PTK jenjang SMK Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 3,26 berada di bawah capaian nasional sebesar 2,94 masih

berada di kategori menuju SNP 2. Mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

pendidikan jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah pada standar PTK bahwa

nilai capaian yang tertinggi adalah 6,58 menuju SNP 4, bahwa kepala sekolah

berusia sesuai kriteria saat pengangkatan. Sedangkan nilai rapor yang merah

yaitu 0, sebagian guru belum berkualifikasi S1/D4, hal ini karena sebagian

rekrutmen guru tidak sesuai dengan kriteria. Masih banyak rekrutmen guru

yang belum S1/D4 terutama pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh

masyarakat (yayasan). Sebagian besar guru belum bersertifikat pendidik,

penyebabnya adanya kuota terhadap jumlah guru yang disertifikasi sesuai

dengan persyaratannya dan masih banyak guru yang terbatas mengakses

pendidikan tinggi karena bertugas di daerah terpencil. Kompetensi pedagogik

dan profesional guru masih rendah, kompetensi profesional dan pedagogik

dapat dikembangkan melalui kegemaran membaca. Kenyataannya, minat baca

guru masih sangat rendah. Tidak tersedianya tenaga laboran dan pustakawan hal

ini disebabkan karena masih sangat minimnya rekrutmen pustakawan dan

laboran yang mensyaratkan ijazah perpustakaan dan laboran. Dan sebagian

kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial, kepribadian, sosial,

kewirausahaan, dan kompetensi supervisi masih rendah, penyebabnya karena

sebagian besar kepala sekolah belum mengikuti diklat calon kepala sekolah

sehingga tidak memiliki Nomor Unik Kepala Sekolah.

• Standar Sarana dan Prasarana

Page 73: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 73

Berdasarkan hasil peta mutu pendidikan diketahui bahwa nilai capaian yang

paling rendah di antara 8 SNP adalah standar sarana dan prasarana yakni 2,83

masih berada dibawah capaian nasional sebesar 2,86. Tetapi perbedaan capaian

keduanya masih berdekatan dan berada di kategori SNP 2. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SMK Sulawesi Tengah untuk

standar sarana prasarana, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,97 berada di

kategori SNP, bahwa kapasitas rombongan belajar di sekolah telah sesuai dan

memadai. Sedangkan untuk nilai capaian yang rendah 1,72 yakni di sub

indikator ruang kelas belum sesuai standar. Kondisi ruang kelas belum sesuai

standar dan ruang perpustakaan yang belum layak. Ini disebabkan sebagian

besar sekolah pasif menunggu program atau dana dari pemerintah maupun

pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah

dan data sarana prasarana yang dimiliki oleh pemerintah dan pemerintah daerah

kurang akurat.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Hasil peta mutu pendidikan diperoleh bahwa capaian standar pengelolaan

jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah adalah 5,53 masih berada di atas

capaian nasional sebesar 5,49. Keduanya masih menuju SNP 4. Dengan

mengidentifikasi rapor mutu pendidikan jenjang SMA Provinsi Sulawesi

Tengah untuk standar pengelolaan, nilai capaian yang tertinggi adalah 6,39

berada di kategori menuju SNP 4, pada indikator sekolah menyelenggarakan

kegiatan layanan kesiswaan. Sedangkan nilai capaian yang rendah pada

indikator sebagian kepala sekolah memiliki kemampuan yang masih rendah

dalam mengembangkan sekolah dan sumber daya, akar masalah rendahnya sub

indikator ini adalah sebagian besar guru yang angkat sebagai kepala sekolah

belum mengikuti diklat calon kepala sekolah. Pemahaman kompetensi

manajerial dan sosial kepala sekolah masih sangat kurang, sehingga

pengelolaan pendidikan berjalan kurang efektif.

• Standar Pembiayaan

Membandingkan capaian standar pembiayaan jenjang SMK Provinsi Sulawesi

Tengah sebesar 5,72 berada di bawah capaian nasional sebesar 5,74 berada di

kategori menuju SNP 4. Dengan mencermati dan mengidentifikasi rapor mutu

Page 74: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 74

pendidikan jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah pada standar pembiayaan

bahwa nilai capaian yang tertinggi adalah 7,00 mencapai SNP, yaitu sekolah

melaksanakan subsidi silang untuk membantu siswa kurang mampu. Sedangkan

nilai rapor yang rendah yaitu pada sub indikator sebagian sekolah belum

memilliki laporan pengelolaan dana yang lengkap, transparan dan akuntabel.

Penyebabnya adalah sebagian besar bendahara sekolah baik bendahara BOS

maupun bendahara dana Bantah dijabat oleh guru sehingga yang bersangkutan

kurang fokus dalam melakukan tugas kebendaharaannya. Sebagian kepala

sekolah dan bendahara tidak memiliki pendidikan basic pendidikan manajamen

atau akuntansi.

Setelah dianalisis data pemetaan mutu tahun 2017 selanjutnya untuk

mengetahui adanya kemajuan maka akan dibandingkan dengan hasil analisis

tahun 2016 sebagaimana terlihat pada diagram di bawah ini:

Grafik 3.4 Perbandingan Capaian SNP Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2016 dan Tahun 2017 Jenjang SMK

Page 75: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 75

Diagram 3.5 Persentase capaian SNP jenjang SMK tahun 2017

Berdasarkan grafik peta capaian SNP jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah

tahun 2016 dan 2017, terpetakan 87% atau tujuh standar mengalami peningkatan

persentase yakni; Standar Kompetensi Lulusan, Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Sementara

itu, 13% lain mengalami penurunan yakni Standar Sarana Prasarana. Berikut

dianalisis peta capaian SNP per standar:

• Standar Kompetensi Lulusan

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 4,77

mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 1,61 pada tahun 2017 menjadi

6,38. Dari kategori capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian

SKL berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,69 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,53 pada tahun 2017 menjadi 5,22. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL berhubungan

dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

Page 76: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 76

• Standar Proses

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 4,83 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,54 pada tahun 2017 menjadi 6,37.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,00 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,82 pada tahun 2017 menjadi 5,82.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK pada tahun 2016 sebesar 2,99 mengalami

peningkatan yang kurang signifikan sebesar 0,27 pada tahun 2017 menjadi 3,26.

Keduanya masih di kategori capaian menuju SNP 2. Peningkatan nilai capaian

SKL berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana merupakan nilai dari delapan

standar yang satu-satunya mengalami penurunan yang kurang signifikan

sebesar 0,87 dari 3,70 menjadi 2,83. Dari kategori capaian menuju SNP 3 turun

satu tingkat menuju SNP 2.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 3,80 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,73 pada tahun 2017 menjadi 5,53.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pembiayaan

Page 77: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 77

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 3,66 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 2,06 pada tahun 2017 menjadi 5,72.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

g) Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu

Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu pendidikan jenjang SMK

dilakukan setelah mendapatkan analisis data mutu yang komprehensif yaitu

mencakup secara keseluruhan data mutu terkait peningkatan mutu satuan

pendidikan dalam hal pemenuhan SNP. Hasil kegiatan ini diharapkan LPMP

Sulawesi Tengah bisa membuat program prioritas yang harus dilakukan pada

tahun berikutnya untuk menindaklanjuti hasil pemetaan mutu pada satuan

pendidikan yang masih di bawah Standar yang ditetapkan dan SNP.

h) Diseminasi Pemetaan Mutu

Kegiatan Diseminasi pemetaan Mutu Pendidikan jenjang SMK dilaksanakan

agar semua pemangku kepentingan yang terkait dengan pendidikan dalam hal

ini Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/kota mengetahui hasil atau capaian

satuan pendidikan SMK dalam pemetaan mutu pendidikan tahun 2017. Melalui

pemaparan yang dilakukan oleh Tim PMP LPMP Sulawesi Tengah tergambar

dengan jelas posisi masing-masing satuan pendidikan di kabupaten/kota

masing-masing. Berdasarkan hal tersebut ada kesepakatan bahwa data mutu ini

akan dijadikan bahan untuk menyusun program peningkatan mutu pendidikan

pada Dinas pendidikan kabupaten/kota pada tahun berikutnya.

Dalam Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 indikator kinerja Persentase Satuan

Pendidikan SMK dengan target 100 persen sekolah terpetakan mutunya telah

dapat direalisasikan secara sempurna namun dampak yang dihasilkan belum

sepenuhnya menaikkan capaian delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP)

sehingga pada tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka implementasi

pada satuan pendidikan. Diharapkan kerja sama dari pemangku kepentingan di

daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk pro aktif mengawal

Page 78: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 78

setiap program yang dilaksanakan LPMP Sulawesi Tengah di kabupaten masing-

masing.

Secara keseluruhan capaian Indikator kinerja persentase SD, SMP, SMA dan SMK

yang telah dipetakan mutu pendidikannya telah tercapai namun belum sepenuhnya

menaikkan capaian delapan SNP. Pada proses pemetaan mutu yang terkait secara

langsung adalah standar isi, standar proses, standar pengelolaan, standar

kompetensi lulusan dan standar penilaian. Sedangkan standar pembiayaan, standar

sarana dan prasarana dan standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah

kewenangan dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai penanggungjawab

pendidikan di daerah.

Diagram 3.6 Capaian SNP Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2017

Tabel 3.6 Capaian SNP Provinsi Sulawesi Tengah hasil pemetaan mutu tahun 2017

Page 79: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 79

Untuk mengukur peningkatan indeks efektivitas satuan pendidikan jenjang Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) diperlukan hasil analisis peta mutu SMK tahun 2016 dan

2017. Hasil analisis peta mutu Provinsi Sulawesi Tengah jenjang SMK untuk dua

tahun tersebut dapat dikemukakan bahwa persentase capaian SNP mengalami

peningkatan sebesar 87% yaitu di standar proses, standar penilaian, standar

pengelolaan, SKL, Standar isi, standar pembiayaan, Standar Pengelolaan, dan Standar

PTK dan 13% capaian SNP mengalami penurunan yaitu di standar sarana prasarana.

Dari hasil analisis tersebut dapat dijelaskan 7 SNP yang mengalami kenaikan sebagai

berikut:

• Standar Kompetensi Lulusan

Nilai capaian Standar Kompetensi Lulusan pada tahun 2016 sebesar 4,77

mengalami peningkatan cukup signifikan sebesar 1,61 pada tahun 2017 menjadi

6,38. Dari kategori capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian

SKL berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Isi

8. Persentase Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang Meningkat

Indeks Efektivitasnya

Page 80: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 80

Nilai capaian Standar Isi pada tahun 2016 sebesar 4,69 mengalami peningkatan

kurang signifikan sebesar 0,53 pada tahun 2017 menjadi 5,22. Dari kategori

capaian SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL berhubungan

dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Proses

Nilai capaian Standar Proses pada tahun 2016 sebesar 4,83 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,54 pada tahun 2017 menjadi 6,37.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Penilaian Pendidikan

Nilai capaian Standar Penilaian pada tahun 2016 sebesar 4,00 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,82 pada tahun 2017 menjadi 5,82.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar PTK

Nilai capaian Standar PTK pada tahun 2016 sebesar 2,99 mengalami

peningkatan yang kurang signifikan sebesar 0,27 pada tahun 2017 menjadi 3,26.

Keduanya masih di kategori capaian menuju SNP 2. Peningkatan nilai capaian

SKL berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses,

Standar Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

• Standar Pengelolaan Pendidikan

Nilai capaian Standar Pengelolaan pada tahun 2016 sebesar 3,80 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan sebesar 1,73 pada tahun 2017 menjadi 5,53.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

Page 81: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 81

• Standar Pembiayaan

Nilai capaian Standar Pembiayaan pada tahun 2016 sebesar 3,66 mengalami

peningkatan yang signifikan sebesar 2,06 pada tahun 2017 menjadi 5,72.

Kategori capaian dari SNP 3 menuju SNP 4. Peningkatan nilai capaian SKL

berhubungan dengan peningkatan pada Standar isi, Standar Proses, Standar

Penilaian, Standar PTK, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan.

Sedangkan SNP lainnya mengalami penurunan dapat dijelaskan sebagai berikut:

▪ Standar Sarana dan Prasarana

Nilai capaian Standar Sarana dan Prasarana merupakan nilai dari delapan

standar yang satu-satunya mengalami penurunan yang kurang signifikan

sebesar 0,87 dari 3,70 menjadi 2,83. Dari kategori capaian menuju SNP 3 turun

satu tingkat menuju SNP 2.

Guna memperjelas persentase naik turunnya capaian 8 SNP dari hasil pemetaan mutu

pendidikan jenjang SMK Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2016 dan 2017 dapat dilihat

pada diagram 3.3 di atas pada pembahasan hasil penyusunan peta mutu pendidikan.

Hal ini dapat mengindikasikan adanya nilai peningkatan indeks efektivitas.

Secara keseluruhan satuan pendidikan SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

pada tahun 2017 adalah 8,69 dengan persentase 86,9 persen. Hasil ini didapatkan dari

nilai persentase kenaikan 7 SNP yaitu Standar Proses, Standar Penilaian, Standar

pengelolaan, Standar Pembiayaan, Standar Isi, Standar PTK serta SKL sebesar 9,56

dengan persentase 95,6 persen dikurangi nilai persentasi satu SNP yang turun yaitu

Standar Sarana dan prasarana sebesar 0,87 atau 8,7 persen. Kesimpulannya bahwa

indikator kinerja persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya melebihi target

yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja 2017 yaitu 60 persen.

Secara keseluruhan dari jenjang SD, SMP, SMA sampai SMK yang meningkat indeks

efektivitasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel. 3.7 Perbandingan capaian SNP jenjang SD s.d. SMK Provinsi Sulawesi

Tengah tahun 2016 dan 2017

Page 82: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 82

No. Standar Nasional Pendidikan Capaian SNP Provinsi per Jenjang

SD SMP SMA SMK

2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017

1 Standar Kompetensi Lulusan 5.09 6.12 5.04 6.35 5.5 6.35 4.77 6.38

2 Standar Isi 4.71 5.56 4.58 5.29 4.61 5.29 4.69 5.22

3 Standar Proses 5.03 6.3 4.98 6.35 5.01 6.35 4.83 6.37

4 Standar Penilaian Pendidikan 4.16 5.62 4.09 5.63 4.15 5.63 4 5.82

5 Standar PTK 3.21 2.9 3.31 3.04 3.34 3.31 2.99 3.26

6 Standar Sarana dan Prasarana 4.56 2.81 4.47 2.88 4.67 2.88 3.7 2.83

7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4.08 5.43 3.99 5.49 4.13 5.48 3.8 5.53

8 Standar Pembiayaan 4.05 6.11 3.99 5.91 3.88 5.91 3.66 5.72

Hasil analisis data peta mutu mengindikasikan bahwa untuk Provinsi Sulawesi Tengah

satuan pendidikan SD, SMP, SMA dan SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

dengan nilai kenaikan rata-rata 7,06 atau 70,6 persen. Hasil ini melebihi target yang

ditetapkan pada perjanjian kinerja yang direncanakan mencapai rata-rata 55 persen

untuk seluruh satuan pendidikan pada semua jenjang. Adanya peningkatan ini

dipengaruhi oleh meningkatnya capaian SNP pada setiap jenjang pendidikan terutama

pada jenjang SMK dengan capaian tertinggi yaitu 86,9 persen, jenjang SMP dengan

capaian 74,1 persen, jenjang SMA 61,8 persen, dan jenjang SD dengan capaian 59,6

persen.

Indikator kinerja persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8

SNP pada pelaksanaannya didukung oleh dua output kegiatan yaitu:

1. Satuan Pendidikan yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

2. Satuan Pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013

Terdapat beberapa komponen kegiatan yang berkaitan secara langsung dengan

indikator kinerja persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam

pencapaian SNP adalah:

1. Verifikasi Sekolah Model jenjang SD

9. Persentase Sekolah Dasar (SD) yang telah disupervisi dan difasilitasi

dalam pencapaian SNP

Page 83: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 83

Sekolah Model jenjang SD merupakan sekolah yang ditetapkan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten/kota dan akan dibina oleh LPMP Sulawesi

Tengah untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain disekitarnya dalam

penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model

menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik

dan berkelanjutan sehingga tumbuh budaya mutu secara mandiri di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut LPMP Sulawesi Tengah melakukan verifikasi calon

sekolah model pada 12 kabupten dan 1 kota. Dari hasil verifikasi ini menghasilkan

52 sekolah jenjang SD yang memenuhi syarat dan ditetapkan oleh kepala LPMP

Sulawesi Tengah menjadi sekolah model. Sebaran jumlah sekolah tersebut

berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8. Rekapitulasi sekolah model jenjang SD di Provinsi Sulawesi Tengah

tahun 2017

No.

Kabupaten/kota

Jumlah

Sekolah

1 Palu 4

2 Donggala 4

3 Sigi 4

4 Parigi Moutong 3

5 Poso 4

6 Morowali 4

7 Morowali Utara 5

8 Tojo Una Una 4

9 Banggai 4

10 Banggai Kepulauan 4

11 Banggai Laut 4

12 Tolitoli 4

13 Buol 4

JUMLAH 52

2. Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Sekolah Model

Pada awalnya sekolah model dipilih dari sekolah yang belum memenuhi SNP untuk

dibina LPMP agar dapat menerapkan siklus penjaminan mutu. Olehnya itu

diperlukan sumber daya yang handal dalam implementasinya di satuan pendidikan.

Untuk itu kegiatan Bimbingan Teknis Fasilitator Daerah Sekolah Model sangat

penting untuk dimaksimalkan pelaksanaannya. Sejumlah 52 Fasilitator Daerah

yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari 23 dari unsur dinas pendidikan

Page 84: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 84

provinsi/kota/kabupaten dan 29 dari unsur LPMP. Semua peserta dinyatakan lulus

dari hasil penilaian Fasilitator Nasional terkait penguasaan substansi materi dan

penilaian panitia terkait dengan ketepatan waktu dalam mengikuti setiap sesi

materi.

3. Pendampingan LPMP ke Lokasi Bimtek SPMI

Kegiatan ini dilakukan di kabupaten/kota di mana Tim Pendamping LPMP

Sulawesi Tengah mendatangi lokasi Bimtek SPMI. Hasil yang dicapai pada

pendampingan ini adalah pendamping dan panitia dari LPMP bisa memastikan

bahwa seluruh pihak yang terkait dengan sekolah model siap mengimplementasikan

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan secara mandiri. Hal ini bisa dilihat dari

kehadiran peserta dan keseriusan setiap sekolah belajar bagaimana menyusun peta

mutu dari setiap standar nasional pendidikan yang masih di bawah standar sesuai

hasil pemetaan mutu pada aplikasi PMP tahun 2016.

4. Bimbingan Teknis SPMI

Pada saat tim LPMP Sulawesi Tengah melakukan pendampingan di lokasi Bimtek

SPMI terdapat dua Fasilitator Daerah yang telah lulus kegiatan Bimtek Fasda

Sekolah Model. Mereka ini berperan aktif dalam membimbing peserta dari seluruh

sekolah model pada kabupaten/kota masing-masing untuk mengikuti siklus

penjaminan mutu pendidikan internal secara mandiri yang diawali dengan melihat

raport mutu sekolah pada aplikasi PMP tahun 2016. Semua komponen pada

delapan SNP yang masih di bawah standar dibuatkan pemetaan mutunya,

pemenuhan rencana mutunya, sampai kepada evaluasi kegiatannya.

5. Pendampingan Sekolah Model

Berkaitan dengan efektivitasnya pelaksanaan sekolah model untuk

mengimplementasikan penjaminan mutu internal, sekolah model perlu

mendapatkan pendampingan dari fasilitator daerah. Ada empat tujuan utama dari

pendampingan ini yakni:

o Meningkatkan pemahaman SPMI bagi pengawas, Kepala Sekolah, PTK, orang

tua/komite sekolah dan pemangku kepentingan lainnya di dalam maupun di luar

sekolah model

o Meningkatkan keterampilan sekolah dalam mengimplementasikan SPMI

Page 85: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 85

o Memperkuat pelaksanaan SPMI bagi kepala sekolah, PTK, orang tua/komite

sekolah dan pemangku kepentingan lainnya di dalam maupun di luar sekolah

model

o Mendorong sekolah model untuk mengimbaskan SPMI ke sekolah imbas

dengan mengikuti semua rangkaian kegiatan pada sekolah model.

Setelah diadakan pendampingan selama dua tahap hasil yang didapatkan bahwa 52

sekolah model jenjang SD di Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan telah

memahami konsep SPMI, mempunyai keterampilan dalam mengimplementasikan

SPMI dan semua sekolah berhasil menuntaskan siklus penjaminan mutu internal

secara menyeluruh, walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam hal

identifikasi program yang harus diprioritaskan oleh sekolah dalam pemenuhan

mutu. Terkait hal ini bahwa dari hasil monitoring dan evaluasi sekolah model

dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.5 Dampak pendampingan sekolah model tahun 2017 per kabupaten/kota

kondisi sebelum dan sesudah pendampingan

Page 86: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 86

Diagram 3.7 Persentase perubahan kondisi sebelum dan sesudah diberikan

pendampingan sekolah model tahun 2017

Sehubungan dengan tugas sekolah model untuk mengimbaskan SPMI maka

perwakilan sekolah model juga mengambil bagian dalam kegiatan ini. Perwakilan

sekolah imbas mengikuti secara keseluruhan aktivitas pada sekolah model terkait

Page 87: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 87

SPMI sehingga memungkinkan untuk mereka bisa mengimplementasikan pada

sekolahnya masing-masing.

6. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Model

Untuk mengetahui hasil implementasi sekolah model apakah sesuai dengan dengan

maksud, tujuan dengan hasil yang dicapai maka diadakan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk seluruh sekolah model jenjang SD

sejumlah 52 sekolah. Tim monev LPMP Sulawesi Tengah berbekal instrumen

telah menggali semua kegiatan pada sekolah model sehingga bisa dijadikan bahan

untuk menyusun rekomendasi peningkatan mutu. Pada kegiatan ini juga Tim

monev LPMP juga menagih laporan pertanggugjawaban kegiatan dan laporan

pertanggungjawaban anggaran bantuan pemerintah.

Hasil monitoring dan evaluasi sekolah model tahun 2017 dapat dijelaskan bahwa

121 sekolah model atau 93,08 persen dari hasil pendampingan meningkat

pemahaman dan implementasinya pada siklus penjaminan mutu pendidikan yang

diawali dengan pemetaan mutu dari hasil rapor mutu tahun 2016, perencanaan

pemenuhan mutu, rekomendasi pemenuhan mutu sampai evaluasi pemenuhan

mutu. Sedangkan sisanya enam sekolah model atau 5 persen kondisinya menurun

dan tiga sekolah atau 2,31 persen tidak ada perubahan sebagaimana terlihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.9 Hasil monitoring dan evaluasi sekolah model tahun 2017

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implementasi sekolah model pada

tahun 2017 capaian keberhasilannya adalah 87,89 persen. Persentase ini

didapatkan dari proses pendampingan 82,94 persen, implementasi SPMI 85,54

persen, dampak pendampingan 93,08 persen dan hasil SPMI (budaya mutu) 90,00

persen sebagaimana terlihat pada tabel di bawah ini:

Page 88: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 88

Tabel 3.10 Persentase keberhasilan sekolah model di Provinsi Sulawesi Tengah

sesuai hasil monitoring dan evaluasi

7. Sosialisasi Sekolah Model dan Sekolah Imbas

Peningkatan mutu di satuan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik jika tidak

diikuti dengan budaya mutu pada seluruh komponen satuan pendidikan. Pada

peningkatan mutu sekolah diperlukan pendekatan yang melibatkan seluruh

komponen pada satuan pendidikan agar memiliki budaya mutu. Oleh karena itu

LPMP Sulawesi Tengah melakukan sosialisasi sekolah model dan sekolah imbas

kepada seluruh pemangku kepentingan terkait pendidikan di kabupaten/kota.

“Kepala LPMP Sulawesi Tengah H. Muhammad Askari, SH., M. Si. Pada pembukaan kegiatan

Sosialisasi Sekolah Model dan Sekolah Imbas”

8. Bimbingan Teknis SPME

Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) merupakan sarana yang dilakukan

pemangku kepentingan terkait dengan pendidikan dalam hal fasilitasi, pengawasan

Page 89: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 89

dan evaluasi serta memberikan saran dalam peningkatan kualitas berkelanjutan

bagi satuan pendidikan. Pelaksanaan Bimbingan Teknis SPME yang dilaksanakan

bertujuan untuk membekali pemangku kepentingan bidang pendidikan yang

tergabung dalam Tim Penjaminan Mutu Pendidikan Daerah untuk mengawal

keterlaksanaan siklus penjaminan mutu internal pada satuan pendidikan dan

menyusun program peningkatan mutu berdasarkan rapor mutu wilayah.

9. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Kemitraan

Sekolah model yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dan

telah mengimplementasikan SPMI juga mempunyai sekolah imbas. Sekolah imbas

tersebut mempunyai kewajiban untuk mengikuti semua proses SPMI seperti yang

diimplementasikan oleh sekolah model. Monitoring dan evaluasi sekolah kemitraan

ini dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas pengimbasan yang dilakukan oleh

sekolah model sehingga sekolah imbas turut mengimplementasikan tahapan

penjaminan mutu mulai dari pemetaan mutu, penyusunan rencana pemenuhan

mutu, pelaksanaan pemenuhan mutu, evaluasi pemenuhan mutu, dan penyusunan

strategi baru untuk peningkatan mutu selanjutnya. Adapun hasilnya dapat dilihat

pada penjelasan di bawah ini:

o Terdapat 65 persen sekolah imbas melakukan sosialisasi SPMI kepada seluruh

warga sekolah sebelum impelementasi sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

o Terdapat 80,77 persen sekolah imbas mengikuti sosialisasi SPMI pada sekolah

model; 58,97 persen mengikuti proses pendampingan SPMI di sekolah model;

dan 52,56 persen mengikuti kegitan pemenuhan mutu pada sekolah model

sebagaimana terlihat pada grafik berikut:

Page 90: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 90

o Terkait kelompok yang hadir pada saat sosialisasi terdapat 54 sekolah imbas

menghadirkan guru, 32 sekolah imbas mengikutsertakan tenaga

kependidikan, 20 sekolah imbas mengikutkan pengawas pembina, 14

sekolah mengikutkan komite sekolah dan 10 sekolah mengikutkan siswanya

dalam kegiatan sosialisasi. Untuk lebih jelasnya terlihat pada grafik di

bawah ini:

o Terkait sekolah yang melakukan penjaminan mutu pendidikan pada sekolah

model terdapat 47 sekolah melakukan pemetaan mutu, 44 sekolah

melakukan pembentukan TPMPS, 38 sekolah melakukan penyusunan

rencana pemenuhan mutu, 23 sekolah melakukan aktivitas manajemen

kegiatan pemenuhan mutu, 22 sekolah melakukan revisi

RKS/RKAS/RAPBS, 18 sekolah melakukan manajemen monitoring dan

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Sosialisasi

Pendampingan

Pemenuhan Mutu

80.77%

58.97%

52.56%

Sekolah mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah model

54

32

10

14

20

0 10 20 30 40 50 60

Guru

Tendik

Siswa

Komite Sekolah

Pengawas Sekolah Pembina

Komponen yang hadir dalam rapat sosialisasi

Page 91: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 91

evaluasi kegiatan pemenuhan mutu, 19 sekolah melakukan kegiatan

perbaikan strategi pemenuhan mutu sesuai hasil monev, dan 16 sekolah

melakukan teknis penyusunan laporan kegiatan. Untuk lebih jelasnya

tergambar pada grafik di bawah ini:

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah imbas cukup

antusias dalam melakukan implementasi SPMI pada satuan pendidikannya

masing-masing. Oleh karena itu pada tahun berikutnya untuk meningkatkan

partisipasi sekolah imbas diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

o mengoptimalkan peran sekolah model untuk menggerakkan sekolah

imbas di wilayahnya masing-masing untuk melakukan semua tahapan

SPMI;

o mengoptimalkan peran fasilitator daerah sekolah model yang ada di

kabupaten untuk melakukan sosialisasi SPMI; dan

o mengoptimalkan peran TPMPD pada dinas pendidikan dan kebudayaan

kabupaten/kota dalam hal pentingya melakukan implementasi SPMI

10. Diseminasi Hasil

44

47

38

22

23

18

1916

Sekolah yang melakukan kegiatan penjaminan mutu dipelajari dari sekolah model

Pembentukan TPMPS

Pemetaan mutu

Penyusunan Rencana Pemenuhan Mutu

Merevisi RKS/RKAS/RAPBS

Manajemen Kegiatan Pemenuhan Mutu

Manajemen monitoring dan evaluasi kegiatan pemenuhan mutu

Strategi perbaikan kegiatan pemenuhan mutu berdasarkan hasil monev

Teknis penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan

Page 92: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 92

Pada tahun 2017, satuan pendidikan yang didampingi dalam mengimplementasikan

SPMI di Sulawesi Tengah hanya 130 satuan pendidikan karena terbatasnya

anggaran. Satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan SPMI diharapkan

dapat mengimbaskannya kepada satuan pendidikan lainnya. Melalui kegiatan

diseminasi hasil ini, satuan pendidikan yang telah mengimplementasikan SPMI

sebagai sekolah model berbagi pengalaman kepada satuan pendidikan lain yang

belum mengimplementasikan SPMI. Kegiatan ini juga melibatkan Tim Penjaminan

Mutu Pendidikan Daerah (TPMPD) dan pemangku kepentingan lainnya dengan

harapan agar program ini didukung dan sasarannya dapat ditambah dengan

pembiayaan dari dana APBD.

11. Rapat Koordinasi Kurikulum 2013

Kegiatan rakor ini terlaksana untuk seluruh jenjang dengan capaian 100 persen.

Rakor tersebut menghasilkan beberapa hal penting terkait pelaksanaan Kurikulum

2013 pada tahun 2017, yaitu LMP Sulawesi Tengah:

a. melakukan koordinasi dengan pejabat dinas pendidikan kabupaten/kota dalam

pelaksanaan pelatihan kurikulum 2013;

b. bersama pejabat dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan verifikasi data calon

Instruktur Kabupaten (IK) yang akan menjadi fasilitator di sekolah sasaran

kurikulum 2013 dari pada semua jenjang;

c. bersama pejabat dinas pendidikan kabupaten/kota melakukan verifikasi data

sekolah sasaran yang akan menjadi sasaran pelatihan kurikulum 2013 pada

semua jenjang; dan

d. melakukan koordinasi dengan pejabat dinas pendidikan kabupaten/kota tentang

kesiapan sekolah tempat kegiatan pelaksanaan diklat kurikulum 2013 pada

seluruh jenjang.

Hal-hal lain yang dihasilkan melalui rakor ini adalah:

a) ditetapkannnya kriteria guru yang akan menjadi instruktur nasional,

instruktur provinsi, dan instruktur kabupaten;

b) disepakatinya jumlah guru yang akan dilatih menjadi instruktur kabupaten;

c) disepakatinya jumlah kuota guru sasaran masing-masing kabupaten/kota;

d) disepakatinya besaran jumlah bantuan bagi sekolah yang ditunjuk menjadi

induk kluster dan sebaran sekolah imbas;

Page 93: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 93

e) disepakatinya tempat pelaksanaan pendampingan bagi guru sasaran di

seluruh kabupaten/kota.

12. Bimbingan Teknis Tim Pengembang Kurikulum 2013 SD tingkat Kabupaten/Kota

Kegiatan ini diikuti oleh 63 peserta dengan capaian adalah 100 persen. Kegiatan

ini bertujuan:

a. memantapkan materi pelatihan Kurikulum 2013;

b. memantapkan strategi penyajian materi pelatihan Kurikulum 2013;

c. menyiapkan instruktur yang siap ditugaskan dan mengimplementasikan

pengetahuan dan keterampilan pada Pelatihan Guru Sasaran

“Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Hamid Muhammad bersama Kepala Dinas Dikbud

Provinsi Sulawesi Tengah, Irwan Lahace menghadiri pembukaan kegiatan Bimtek Tim Pengembang

Kurikulum jenjang SD tanggal 24 s.d. 27 Maret 2017 di LPMP Sulawesi Tengah”

13. Pelatihan Guru Sasaran Pelaksana Kurikulum 2013 Jenjang SD

Target kegiatan ini sebanyak 4.067 peserta dan telah terlaksana 100 persen. Pada

kegiatan ini, materi yang diterima oleh guru sasaran adalah:

a) Pemahaman Konsep Kurikulum 2013;

b) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

c) Penyusunan Instrumen Penilaian; dan

d) Pelaksanakan Penilaian dan Pengolahan hasil Penilaian Sikap, Pengetahuan

dan Keterampilan.

Page 94: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 94

Terkait dengan efektivitas kegiatan pendampingan pada guru sasaran, berdasarkan

hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 terhadap kegiatan

Pelatihan Guru Sasaran Jenjang SD dapat digambarkan seperti dibawah ini:

Pada gambar di atas terdapat 56,6 persen menyatakan bahwa pendampingan yang

dilaksanakan untuk Kurikulum 2013 pada tahun 2017 efektif, 25,4 persen

menyatakan cukup efektif dan 11,1 persen menyatakan sangat efektif. Berdasarkan

data tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi kurikulum 2013 jenjang SD

pada tahun 2017 bermanfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan pada satuan

pendidikan.

14. Asistensi Bantuan Pemerintah

Asistensi Bantuan Pemerintah jenjang SD telah dilaksanakan bagi 1.016 sekolah

pelaksana kurikulum 2013 dengan capaian 100 persen. Kegiatan ini memfasilitasi

sekolah untuk membuat rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan implementasi

kurikulum 2013 serta penandatangan MoU antara Kepala LPMP Sulawesi Tengah

dengan kepala sekolah sasaran.

15. Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013

Monitoring dan evaluasi implementasi kurikulum 2013 dilaksanakan untuk

mengetahui kesesuaian acuan pelaksanaan kurikulum 2013 dengan

implementasinya di satuan pendidikan. Kegiatan ini terlaksana 100 persen dengan

hasil sebagai berikut:

a) guru pada sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 seluruhnya membuat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);

Page 95: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 95

b) pembuatan RPP yang dilakukan oleh guru sebagaimana terlihat pada

gambar berikut ini:

Jika melihat gambar di atas bahwa 35 persen guru membuat RPP per mata

pelajaran, terdapat 32,5 persen per pertemuan, ada 19,4 persen per KD dan

13,1 persen membuat RPP per pertemuan.

c) Pemeriksaan Rencana Pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah terlihat

pada gambar berikut:

Berdasarkan gambar di atas, terdapat 47,1 persen kepala sekolah telah

memeriksa RPP pada setiap semester; 21,6 persen kepala sekolah

melakukan pemeriksaan RPP pada tiap pekan; 16,8 persen pada tiap

triwulan; dan 12,5 persen kepala sekolah memeriksa RPP setiap bulan.

d) Pemeriksaan Rencana Pembelajaran dilakukan oleh pengawas sekolah

terlihat pada gambar berikut:

Page 96: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 96

Terdapat 59,7 persen pengawas sekolah melakukan pemeriksaan RPP tiap

semester; 30,8 persen melakukan dengan cara insidental; dan sisanya ada

yang melakkukannya pada tiap pekan, tiap tiga bulan dan tiap hari efektif

sekolah.

e) Isi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggambarkan:

o 94,7 persen indikatornya telah memenuhi aspek pengetahuan, sikap dan

keterampilan

o 72,5 persen materi pembelajaran sudah kontekstual sesuai karakteristik

lokal dan global

o 67,5 persen materi pembelajaran telah terintegrasi dengan isu sosial,

lingkungan dan kesehatan baik tingkat lokal maupun global

o 74,8 persen kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai metodologi

dan pendekatan

o 40,8 persen pembelajaran telah melibatkan masyarakat (orang tua,

petani, pemerintah, dan lain-lain)

o 66 persen pembelajaran telah menggunakan berbagai sumber belajar

o 77,7 persen pembelajaran telah menggunakan berbagai media belajar

o 77,7 persen penilaian telah menggunakan berbagai teknik penilaian

sesuai tiga ranah yaitu pengetahuan, afektif dan psikomotorik.

f) Aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses

pembelajaran, yaitu:

o 98 persen telah melakukan remedial untuk peserta didik yang belum

tuntas belajar

o 75 persen telah melakukan pengayaan bagi peserta didik yang telah

tuntas belajar

o 77 persen melakukan refleksi proses pembelajaran dan memperbaiki

pembelajaran

Page 97: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 97

o 73 persen telah melakukan analisis daya serap peserta didik terhadap

pelajaran

o 64 persen telah mengecek gaya belajar peserta didik dan menyesuaikan

dengan perbaikan pembelajaran

o 71 persen telah berkomunikasi dengan teman sejawat (KKG/MGMP)

untuk mempersiapkan PBM yang lebih baik

g) Hal-hal yang dilakukan oleh guru pada saat menutup proses pembelajaran

sebagai berikut:

o 91 persen bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran

o 83 persen guru bersama siswa telah mengevaluasi seluruh rangkaian

aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh

o 74 persen telah memberikan penghargaan atas upaya atau hasil belajarn

individu maupun kelompok

o 72 persen telah membantu siswa dalam menemukan manfaat langsung

maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung

o 79 persen guru telah melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil

pembelajaran

o 74 persen telah memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran

o 78 persen telah melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk

pemberian tugas baik tugas individual maupun kelompok

o 80 persen telah menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk

pertemuan berikutnya

o 78 persen telah mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu

yang telah dijadwalkan

Jika dikaitkan dengan Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 terkait indikator kinerja

Persentase Satuan Pendidikan SD dengan target 40 persen sekolah difasilitasi dan

disupervisi belum sepenuhnya dapat direalisasikan dan dampak yang dihasilkan belum

sepenuhnya menyentuh delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sehingga pada

tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka implementasi pada satuan

pendidikan.

Page 98: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 98

Jumlah satuan pendidikan SD di Sulawesi Tengah sebanyak 2.890. Satuan pendidikan

yang telah menjadi sasaran kurikulum 2013 sebanyak 1.068 atau baru mencapai 36,9

persen dengan rincian 1.016 melalui kurikulum 2013 dan 52 melalui sekolah model

dari target 40 persen atau 1.156 sekolah yang akan difasilitasi. Dengan demikian

capaian jenjang SD untuk fasilitasi dan supervisi mutu pendidikan adalah 93 persen.

Sisa target yang belum dicapai pada tahun 2017 ini akan dimasukkan kembali pada

tahun 2018 sehingga tahapan pencapaian tujuan strategis dalam Renstra dapat

diwujudkan. Tujuan tersebut dapat dicapai jika kerja sama antara LPMP Sulawesi

Tengah dengan pemangku kepentingan di daerah terus dikembangkan dalam hal ini

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk pro aktif mengawal setiap program yang

dilaksanakan LPMP Sulawesi Tengah di kabupaten masing-masing.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang berada pada angka 2 persen (K 13

22 sekolah dan sekolah model 26) dari 40 persen sekolah jenjang SD yang difasilitasi

dan disupervisi maka hasil capaian tahun 2017 ini sudah maksimal dan menjadi

pijakan untuk tahun 2018 untuk tetap melakukan fasilitasi dan supervisi demi kemajuan

satuan pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah.

Indikator kinerja persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8

SNP pada pelaksanaannya didukung oleh dua output kegiatan yaitu:

1. Satuan Pendidikan yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

2. Satuan Pendiidkan yang melaksanakan Kurikulum 2013

Kedua output tersebut terurai ke dalam beberapa komponen kegiatan yang berkaitan

secara langsung dengan indikator kinerja persentase SMP yang telah disupervisi dan

difasilitasi dalam pencapaian SNP adalah:

10. Persentase Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yang Telah Disupervisi

dan Difasilitasi dalam Pencapaian SNP

Page 99: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 99

1. Verifikasi Sekolah Model Jenjang SMP

Sekolah Model jenjang SMP merupakan sekolah yang diusulkan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota/Provinsi dan ditetapkan oleh LPMP

Sulawesi Tengah untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya

dalam penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model

menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik

dan berkelanjutan sehingga tumbuh budaya mutu secara mandiri di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut LPMP Sulawesi Tengah melakukan verifikasi calon

sekolah model pada 12 kabupten dan 1 kota. Dari hasil verifikasi ini

menghasilkan 44 sekolah jenjang SMP yang memenuhi syarat dan ditetapkan oleh

kepala LPMP Sulawesi Tengah menjadi sekolah model. Sebaran jumlah sekolah

tersebut berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.11 Rekapitulasi Sekolah Model Jenjang SMP di Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2017

2. Pendampingan Sekolah Model jenjang SMP

Berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan sekolah model untuk

mengimplementasikan penjaminan mutu internal, sekolah model perlu

mendapatkan pendampingan dari fasilitator daerah. Ada tiga tujuan utama dari

pendampingan tersebut, yaitu:

No.

Kabupaten/kota

Jumlah

Sekolah

1 Palu 3

2 Donggala 3

3 Sigi 4

4 Parigi Moutong 4

5 Poso 4

6 Morowali 3

7 Morowali Utara 3

8 Tojo Una Una 3

9 Banggai 4

10 Banggai Kepulauan 3

11 Banggai Laut 3

12 Tolitoli 3

13 Buol 4

JUMLAH 44

Page 100: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 100

o meningkatkan pemahaman SPMI bagi pengawas, Kepala Sekolah, PTK, orang

tua/komite sekolah dan pemangku kepentingan lainnya di dalam maupun di luar

sekolah model

o Meningkatkan keterampilan sekolah dalam mengimplementasikan SPMI

o Memperkuat pelaksanaan SPMI bagi kepala sekolah, PTK, orang tua/komite

sekolah dan pemangku kepentingan lainnya di dalam maupun di luar sekolah

model

o Mendorong sekolah model untuk mengimbaskan SPMI ke sekolah imbas dengan

mengikuti semua rangkaian kegiatan pada sekolah model.

Setelah diadakan pendampingan selama dua tahap hasil yang didapatkan bahwa 44

sekolah model jenjang SMP di Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan telah

memahami konsep SPMI, mempunyai keterampilan dalam mengimplementasikan

SPMI dan semua sekolah berhasil menuntaskan siklus penjaminan mutu internal

secara menyeluruh, walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam hal

identifikasi program yang harus diprioritaskan oleh sekolah dalam pemenuhan mutu.

Sehubungan dengan tugas sekolah model untuk mengimbaskan SPMI maka

perwakilan sekolah model juga mengambil bagian dalam kegiatan ini. Perwakilan

sekolah imbas mengikuti secara keseluruhan aktivitas pada sekolah model terkait

SPMI sehingga memungkinkan untuk mereka bisa mengimplementasikan pada

sekolahnya masing-masing.

3. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Model jenjang SMP

Untuk mengetahui hasil implementasi sekolah model apakah sesuai dengan maksud,

tujuan dengan hasil yang dicapai maka diadakan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk seluruh sekolah model jenjang SMP

yakni 44 sekolah. Tim monev LPMP Sulawesi Tengah berbekal instrumen telah

menggali semua kegiatan pada sekolah model sehingga bisa dijadikan bahan untuk

menyusun rekomendasi peningkatan mutu. Pada kegiatan ini juga Tim monev LPMP

juga menagih laporan pertanggugjawaban kegiatan dan laporan pertanggungjawaban

anggaran bantuan pemerintah. Hasil kegiatan monitoring dan evaluasi sekolah model

telah dijelaskan di atas pada pembahasan capaian indikator kinerja persentase SD

Page 101: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 101

yang disupervisi dan difasilitasi karena hasil olahan datanya secara keseluruhan untuk

semua jenjang pendidikan.

4. ToT Tim Pengembang Kurikulum 2013 SMP tingkat Kabupaten/kota dengan

sasaran 374 peserta telah terlaksana untuk 374 peserta dengan capaian 100 persen.

Tim pengembang kurikulum 2013 ini telah difasilitasi untuk melakukan

impelementasi ke guru sasaran. Capaian dari kegiatan ini di mana semua peserta

telah aktif mengarahkan semua kemampuannya untuk memahami dan mendalami

bahkan melakukan simulasi dan praktek pembelajaran guna mengoptimalkan

implementasi Kurikulum 2013 di satuan paendidikan.

5. Pelatihan Guru Sasaran SMP Kurikulum 2013 tingkat sekolah telah dilaksanakan

untuk 3.254 dari 3.333 peserta yang ditargetkan dengan capaian 97 persen.

Sejumlah 79 peserta tidak hadir disebabkan adanya beberapa guru dalam satu

sekolah mengajar sampai 3 mata pelajaran. Capaian dari kegiatan ini adalah guru

sasaran dioptimalkan untuk mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013

sampai ke sekolah sasaran. Dari formulasi penilaian yang dilakukan Instruktur

Kabupaten bahwa semua guru telah terampil untuk memahami dan mempraktekan

langkah-langkah pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Demikian juga terkait

dengan hasil yang diharapkan para peserta telah melakukan praktek pembelajaran

di kelas dengan sejumlah alat penilaian yang ada dinyatakan mampu untuk

mengimplementasikan di sekolah.

6. Asistensi Bantuan Pemerintah

Asistensi Bantuan Pemerintah jenjang SMP telah dilaksanakan untuk 333 sekolah

pelaksana Kurikulum 2013 dengan capaian 100 persen. Kegiatan ini memfasilitasi

sekolah untuk membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelaksanaan

implementasi Kurikulum 2013 serta penandatangan MoU antara Kepala Sekolah

dengan Kepala LPMP Sulawesi Tengah. Berdasarkan RAB dan MoU ini sekolah

model melaksanakan aktivitasnya dan LPMP akan memonitoring hasilnya.

7. Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013

Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan untuk

mengetahui keberhasilan pelaksanaannya di satuan pendidikan. Kegiatan ini

terlaksana 100 persen dengan hasil sebagaimana telah dijelaskan pada capaian

indikator kinerja persentase satuan pendidikan SD telah difasilitasi dan disupervisi

Page 102: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 102

karena hasil pengolahan dan analisis datanya secara keseluruhan digabung untuk

semua jenjang pendidikan.

Berdasarkan capaian beberapa komponen kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa

capaian indikator kinerja persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam

pencapaian SNP mengalami penigkatan baik dari jumlah peserta/sekolah maupun

capaian kinerjanya. Jika dilihat dari jumlah peserta maka pada tahun 2017 ini

merupakan jumlah yang terbanyak dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Dikaitkan dengan Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 terkait Indikator Kinerja

Persentase Satuan Pendidikan SMP dengan target 40 persen sekolah difasilitasi

dan disupervisi telah direalisasikan dengan baik dan melebihi target. Demikian pula

dengan dampak yang dihasilkan telah menyentuh delapan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) sehingga pada tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka

implementasi pada satuan pendidikan. Dengan jumlah satuan pendidikan SMP sebesar

838 sekolah di Provinsi Sulawesi Tengah telah tercapai 44,9 persen atau 377 sekolah

(333 melalui kurikulum 2013 dan 44 melalui sekolah model) dari target 40 persen atau

335 sekolah yang akan difasilitasi. Dengan demikian capaian jenjang SMP untuk

fasilitasi dan supervisi mutu pendidikan adalah 114 persen.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang berada pada angka 69 persen

(Kurikulum 2013 sejumlah 235 sekolah dan sekolah model 26) dari 40 persen sekolah

jenjang SMP yang difasilitasi dan disupervisi maka hasil capaian tahun 2017 ini sudah

maksimal dan menjadi dasar bagi LPMP Sulawesi Tengah pada tahun 2018 untuk

tetap melakukan fasilitasi dan supervisi demi kemajuan satuan pendidikan di Provinsi

Sulawesi Tengah.

11. Persentase Sekolah Menengah Atas (SMA) Yang Telah Disupervisi dan

Page 103: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 103

Indikator kinerja persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8

SNP pada pelaksanaannya didukung oleh dua output kegiatan yaitu:

1. satuan pendidikan yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

2. satuan pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013.

Kedua output tersebut terdapat beberapa komponen kegiatan yang berkaitan secara

langsung dengan indikator kinerja persentase SMA yang telah disupervisi dan

difasilitasi dalam pencapaian SNP adalah:

1. Verifikasi Sekolah Model Jenjang SMA

Sekolah Model jenjang SMA merupakan sekolah yang diusulkan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan ditetapkan oleh LPMP Sulawesi Tengah

untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain di sekitarnya dalam penerapan

penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model menerapkan seluruh

siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik dan berkelanjutan

sehingga tumbuh budaya mutu secara mandiri di sekolah. Berdasarkan hal tersebut

LPMP Sulawesi Tengah melakukan verifikasi calon sekolah model pada 12

kabupten dan 1 kota. Dari hasil verifikasi ini menghasilkan 23 sekolah jenjang

SMA yang memenuhi syarat dan ditetapkan oleh kepala LPMP Sulawesi Tengah

menjadi sekolah model. Sebaran jumlah sekolah tersebut berdasarkan

kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12 Rekapitulasi Sekolah Model Jenjang SMA di Provinsi

Sulawesi Tengah tahun 2017

Difasilitasi dalam Pencapaian SNP

Page 104: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 104

No.

Kabupaten/kota

Jumlah

Sekolah

1 Palu 2

2 Donggala 2

3 Sigi 1

4 Parigi Moutong 2

5 Poso 1

6 Morowali 2

7 Morowali Utara 2

8 Tojo Una Una 2

9 Banggai 2

10 Banggai Kepulauan 2

11 Banggai Laut 2

12 Tolitoli 2

13 Buol 1

JUMLAH 23

2. Pendampingan Sekolah Model

Berkaitan dengan efektivitas pelaksanaan sekolah model untuk

mengimplementasikan penjaminan mutu internal, sekolah model perlu

mendapatkan pendampingan dari fasilitator daerah. Ada tiga tujuan utama dari

pendampingan tersebut, yaitu:

o meningkatkan pemahaman pengawas, kepala sekolah, guru dan tenaga

kependidikan lainnya, orang tua/komite sekolah dan pemangku kepentingan

lainnya di dalam maupun di luar sekolah model tentang konsep sistem

penjaminan mutu internal;

o meningkatkan kemampuan sekolah dalam mengimplementasikan SPMI;

o mendorong sekolah model untuk mengimbaskan SPMI ke sekolah imbas

dengan mengikuti semua rangkaian kegiatan pada sekolah model.

Setelah diadakan pendampingan selama dua tahap hasil yang didapatkan bahwa 23

sekolah model jenjang SMA di Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan telah

memahami konsep SPMI, mempunyai keterampilan dalam mengimplementasikan

SPMI dan semua sekolah berhasil menuntaskan siklus penjaminan mutu internal

secara menyeluruh walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam hal

Page 105: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 105

identifikasi program yang harus diprioritaskan oleh sekolah dalam pemenuhan

mutu.

Sehubungan dengan tugas sekolah model untuk mengimbaskan SPMI maka

perwakilan sekolah model juga mengambil bagian dalam kegiatan ini. Perwakilan

sekolah imbas mengikuti secara keseluruhan aktivitas pada sekolah model terkait

SPMI sehingga memungkinkan untuk mereka bisa mengimplementasikan pada

sekolahnya masing-masing.

3. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Model jenjang SMA

Untuk mengetahui hasil implementasi sekolah model apakah sesuai dengan

maksud, tujuan dengan hasil yang dicapai maka diadakan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk seluruh sekolah model jenjang SMA

sejumlah 23 sekolah. Tim monev LPMP Sulawesi Tengah berbekal instrumen

telah menggali semua kegiatan pada sekolah model sehingga bisa dijadikan bahan

untuk menyusun rekomendasi peningkatan mutu. Pada kegiatan ini juga Tim

monev LPMP juga menagih laporan pertanggugjawaban kegiatan dan laporan

pertanggungjawaban anggaran bantuan pemerintah. Adapun hasil kegiatan

monitoring sebagaimana telah dijelaskan pada capaian indikator kinerja persentase

satuan pendidikan SD telah difasilitasi dan disupervisi karena hasil pengolahan dan

analisis datanya secara keseluruhan digabung untuk semua jenjang pendidikan.

4. ToT Tim Pengembang Kurikulum 2013 SMA tingkat Kabupaten/kota telah

dilaksanakan dengan capaian 100 persen. Capaian dari kegiatan ini adalah guru

sasaran dioptimalkan untuk mengimplementasikan pembelajaran kurikulum 2013

sampai ke sekolah sasaran. Dari formulasi penilaian yang dilakukan Instruktur

Kabupaten bahwa semua guru telah terampil untuk memahami dan mempraktekan

langkah-langkah pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Demikian juga terkait

dengan hasil yang diharapkan para peserta telah melakukan praktek pembelajaran

di kelas dengan sejumlah alat penilaian yang ada dinyatakan mampu untuk

mengimplementasikan di sekolah.

Page 106: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 106

5. Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum 2013 telah dilaksanakan dengan jumlah peserta

1.215 orang dari 1.428 peserta yang ditargetkan. Dengan demikian capaian

fisiknya adalah 83 persen. Adapaun penyebab ketidakhadiran peserta adalah:

o Kegiatan dilaksanakan pada hari sekolah sehingga ada beberapa guru tidak

bisa meninggalkan tempat tugas/sekolah

o Terdapat beberapa guru pada satuan pendidikan SMA di kabupaten/kota

mengampuh sampai 3 mata pelajaran

o Adanya kegiatan lain yang bersamaan dengan pelaksanaan diklat

implementasi kurikulum

o Sebagian peserta tidak diketahui alasannya (tanpa keterangan)

6. Asistensi Bantuan Pemerintah

Asistensi Bantuan Pemerintah jenjang SMA telah dilaksanakan untuk 72 sekolah

pelaksana Kurikulum 2013 dengan capaian 100 persen. Kegiatan ini memfasilitasi

sekolah untuk membuat rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan implementasi

Kurikulum 2013 serta penandatangan MoU antara Kepala Sekolah dengan Kepala

LPMP Sulawesi Tengah.

7. Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013

Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013 jenjang SMA dilaksanakan

untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaannya di satuan pendidikan. Kegiatan ini

terlaksana 100 persen denga hasil sebagaimana telah dijelaskan pada capaian

indikator kinerja persentase satuan pendidikan SD telah difasilitasi dan disupervisi

karena hasil pengolahan dan analisis datanya secara keseluruhan digabung untuk

semua jenjang pendidikan.

Berdasarkan capaian beberapa komponen kegiatan di atas dapat disimpulkan bahwa

capaian indikator kinerja persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam

pencapaian SNP mengalami penigkatan baik dari jumlah peserta/sekolah maupun

capaian kinerjanya. Jika dilihat dari jumlah peserta maka pada tahun 2017 ini

merupakan jumlah yang terbanyak dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya.

Page 107: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 107

Dikaitkan dengan Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 terkait indikator kinerja

Persentase Satuan Pendidikan SMA dengan target 40 persen sekolah difasilitasi

dan disupervisi telah direalisasikan secara sempurna dan melebihi target serta dampak

yang dihasilkan sepenuhnya telah menyentuh delapan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) sehingga pada tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka

implementasi pada satuan pendidikan. Dengan jumlah satuan pendidikan SMA sebesar

213 sekolah di Provinsi Sulawesi Tengah tercapai 44,6 persen atau 95 sekolah dengan

rincian 72 sekolah melalui kurikulum 2013 dan 23 sekolah melalui sekolah model dari

target 40 persen atau 85 sekolah yang akan difasilitasi. Dengan demikian capaian

jenjang SMA untuk fasilitasi dan supervisi adalah 112 persen.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang berada pada angka 23 persen (K 13

sejumlah 36 sekolah dan sekolah model 13 sekolah) dari 40 persen sekolah jenjang

SMA yang difasilitasi dan disupervisi maka hasil capaian tahun 2017 ini sudah

maksimal dan menjadi pijakan untuk tahun 2018 tetap melakukan fasilitasi daan

supervisi demi kemajuan satuan pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah.

Indikator kinerja persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi berdasarkan 8

SNP pada pelaksanaannya didukung oleh dua output kegiatan yaitu:

a. Satuan Pendidikan yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

b. Satuan Pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013

Kedua output tersebut didukung beberapa komponen kegiatan yang berkaitan secara

langsung dengan indikator kinerja persentase SMK yang telah disupervisi dan

difasilitasi dalam pencapaian SNP adalah:

12. Persentase Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang telah disupervisi dan

difasilitasi dalam pencapaian SNP

Page 108: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 108

1. Verifikasi Sekolah Model Jenjang SMK

Sekolah Model jenjang SMK merupakan sekolah diusulkan oleh Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi dan ditetapkan oleh LPMP Sulawesi

Tengah untuk menjadi sekolah acuan bagi sekolah lain disekitarnya dalam

penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri. Sekolah model

menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik

dan berkelanjutan sehingga tumbuh budaya mutu secara mandiri di sekolah.

Berdasarkan hal tersebut LPMP Sulawesi Tengah melakukan verifikasi calon

sekolah model pada 12 kabupten dan 1 kota. Dari hasil verifikasi ini

menghasilkan 11 sekolah jenjang SMK yang memenuhi syarat dan ditetapkan

oleh kepala LPMP Sulawesi Tengah menjadi sekolah model. Sebaran jumlah

sekolah tersebut berdasarkan kabupaten/kota dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 3.13 Rekapitulasi Sekolah Model Jenjang SMK di Provinsi Sulawesi

Tengah Tahun 2017

No.

Kabupaten/kota

Jumlah

Sekolah

1 Palu 1

2 Donggala 1

3 Sigi 1

4 Parigi Moutong 1

5 Poso 1

6 Morowali 1

7 Morowali Utara 0

8 Tojo Una Una 1

9 Banggai 0

10 Banggai Kepulauan 1

11 Banggai Laut 1

12 Tolitoli 1

13 Buol 1

JUMLAH 11

2. Pendampingan Sekolah Model

Berkaitan dengan efektivitasnya pelaksanaan sekolah model untuk

mengimplementasikan penjaminan mutu internal, sekolah model perlu

Page 109: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 109

mendapatkan pendampingan dari fasilitator daerah. Ada tiga tujuan utama dari

pendampingan ini yakni:

o meningkatkan pemahaman pengawas, kepala sekolah, guru dan tenaga

kependidikan lainnya, orang tua/komite sekolah dan pemangku kepentingan

lainnya di dalam maupun di luar sekolah model tentang konsep sistem

penjaminan mutu internal;

o meningkatkan kemampuan sekolah dalam mengimplementasikan SPMI;

o mendorong sekolah model untuk mengimbaskan SPMI ke sekolah imbas

dengan mengikuti semua rangkaian kegiatan pada sekolah model.

Setelah diadakan pendampingan selama dua tahap hasil yang didapatkan bahwa 11

sekolah model jenjang SMK di Provinsi Sulawesi Tengah secara keseluruhan telah

memahami konsep SPMI, mempunyai keterampilan dalam mengimplementasikan

SPMI dan semua sekolah berhasil menuntaskan siklus penjaminan mutu internal

secara menyeluruh, walaupun masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam hal

identifikasi program yang harus diprioritaskan oleh sekolah dalam pemenuhan

mutu.

Sehubungan dengan tugas sekolah model untuk mengimbaskan SPMI maka

perwakilan sekolah model juga mengambil bagian dalam kegiatan ini. Perwakilan

sekolah imbas mengikuti secara keseluruhan aktivitas pada sekolah model terkait

SPMI sehingga memungkinkan untuk mereka bisa mengimplementasikan pada

sekolahnya masing-masing.

3. Monitoring dan Evaluasi Sekolah Model

Untuk mengetahui hasil implementasi sekolah model apakah sesuai dengan

maksud, tujuan dengan hasil yang dicapai maka diadakan monitoring dan evaluasi.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan untuk seluruh sekolah model jenjang SMK

sejumlah 11 sekolah. Tim monev LPMP Sulawesi Tengah berbekal instrumen

telah menggali semua kegiatan pada sekolah model sehingga bisa dijadikan bahan

untuk menyusun rekomendasi peningkatan mutu. Pada kegiatan ini juga Tim

monev LPMP juga menagih laporan pertanggugjawaban kegiatan dan laporan

pertanggungjawaban anggaran bantuan pemerintah. Hasil monitoring dan evaluasi

Page 110: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 110

sebagaimana telah dijelaskan pada capaian indikator kinerja persentase satuan

pendidikan SD telah difasilitasi dan disupervisi karena hasil pengolahan dan

analisis datanya secara keseluruhan digabung untuk semua jenjang pendidikan.

4. ToT Tim Pengembang Kurikulum 2013 SMK tingkat Kabupaten/kota

dilaksanakan untuk 211 peserta dari 216 yang ditargetkan atau dengan capaian 98

persen. Adapun jumlah peserta yang tidak hadir adalah 5 orang dengan alasan

sebagai berikut:

o Adanya Guru Peralihan mata pelajaran umum ke mata pelajaran keahlian

sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk penyesuaian dan sebagian juga

masih melakukan magang (tugas belajar).

o Adanya kegiatan lain yang bersamaan dengan pelaksanaan diklat

implementasi kurikulum

o Sebagaian peserta tidak diketahui alasannya (tanpa keterangan)

5. Pelatihan Guru Sasaran Kurikulum 2013 jenjang SMK telah dilaksanakan dengan

jumlah peserta 682 orang dari 675 peserta yang ditargetkan. Dengan demikian

capaian fisiknya adalah 98 persen. Adapaun penyebab ketidakhadiran peserta

adalah:

o Kegiatan dilaksanakan pada hari sekolah sehingga ada beberapa guru tidak

bisa meninggalkan tempat tugas/sekolah

o Terdapat beberapa guru pada satuan pendidikan SMK di kabupaten/kota

mengampuh sampai 3 mata pelajaran

o Adanya kegiatan lain yang bersamaan dengan pelaksanaan diklat

implementasi kurikulum

o Sebagian peserta tidak diketahui alasannya (tanpa keterangan)

6. Asistensi Bantuan Pemerintah

Asistensi Bantuan Pemerintah jenjang SMK telah dilaksanakan untuk 62 sekolah

pelaksana Kurikulum 2013 dengan capaian 100 persen. Kegiatan ini memfasilitasi

sekolah untuk membuat rencana anggaran biaya (RAB) pelaksanaan implementasi

Kurikulum 2013 serta penandatangan MoU antara Kepala Sekolah dengan Kepala

LPMP Sulawesi Tengah.

Page 111: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 111

7. Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013 jenjang SMK

Monitoring dan evaluasi implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan untuk

mengetahui keberhasilan pelaksanaannya di satuan pendidikan. Kegiatan ini

terlaksana 100 persen denga hasil sebagaimana telah dijelaskan pada capaian

indikator kinerja persentase satuan pendidikan SD telah difasilitasi dan disupervisi

karena hasil pengolahan dan analisis datanya secara keseluruhan digabung untuk

semua jenjang pendidikan.

Jika dikaitkan dengan Dokumen Perjanjian Kinerja 2017 terkait indikator kinerja

Persentase Satuan Pendidikan SMK dengan target 40 persen sekolah difasilitasi

dan disupervisi telah direalisasikan secara sempurna dan melebihi target serta dampak

yang dihasilkan sepenuhnya telah menyentuh delapan Standar Nasional Pendidikan

(SNP) sehingga pada tahun berikutnya akan dioptimalkan kembali kerangka

implementasi pada satuan pendidikan. Dengan jumlah satuan pendidikan SMK sebesar

182 sekolah di Provinsi Sulawesi Tengah tercapai 40,1 persen atau 73 sekolah dengan

rincian 62 sekolah melalui kurikulum 2013 dan 11 sekolah melalui sekolah model dari

target 40 persen atau 72 sekolah yang akan difasilitasi. Dengan demikian capaian

jenjang SMK untuk kegiatan fasilitasi dan supervisi adalah 102 persen.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yang berada pada angka 9 persen (K 13

16 sekolah dan sekolah model 0) dari 40 persen sekolah jenjang SMK yang difasilitasi

dan disupervisi maka hasil capaian tahun 2017 ini sudah maksimal dan menjadi

pijakan untuk tahun 2018 tetap melakukan fasilitasi dan supervisi demi kemajuan

satuan pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa capaian satuan pendidikan SD, SMP,

SMA dan SMK yang difasilitasi dan disupervisi mutunya adalah 106 persen, dengan

catatan bahwa untuk jenjang SMP, SMA dan SMK telah melebihi target yang

ditetapkan (100 persen ke atas) sedangkan jenjang SD sedikit berada di bawah target

yaitu 93 persen.

Page 112: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 112

Hasil ini merupakan capaian yang sangat baik dalam rangka mengoptimalkan

pencapaian sasaran strategis LPMP Provinsi Sulawesi Tengah yakni meningkatnya

penjaminan mutu pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan di provinsi Sulawesi

Tengah tahun 2017. Dengan melihat keberhasilan ini terdapat beberapa hal yang

mendukung antara lain:

a. LPMP Sulawesi Tengah Memiliki Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) yang baik

b. LPMP Sulawesi Tengah menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

9001:2015

c. Memiliki dokumen ketatalaksanaan organisasi yang lengkap (maklumat pelayanan,

SOP, SPP)

d. Sarana Prasarana Memadai

e. Nilai-nilai Lembaga/Legalitas lembaga

f. Tersedianya Data mutu dikdasmen dan Data Satuan Pendidikan

g. Komitmen pimpinan dan dukungan semua warga LPMP

Selain 12 indikator kinerja kegiatan tersebut terdapat kegiatan penunjang berupa

dukungan manajemen dan tata kelola pelaksanaan tugas penjaminan mutu pendidikan

dengan beberapa output sebagai berikut:

1. Layanan Perkantoran

2. Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1

3. Layanan Internal (Overhead)

Pada output Layanan dukungan manajemen eselon 1 terdapat beberapa kegiatan

yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 yaitu diantaranya “Capacity Building”

bagi pegawai LPMP Sulawesi Tengah

Page 113: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 113

Kepala LPMP Sulawesi Tengah Bapak. H. Muhamamad Askari, SH., M. Si. Didampingi Kasubbag Umum,

Kasi FPMP, dan Koordinator Widyaiswara membuka secara resmi “Capacity Building” bagi pegawai.

Para pegawai LPMP Sulawesi Tengah dalam kegiatan peningkatan komptensi

pegawai sedang melakukan salah satu jenis permainan ketangkasan.

Pada tahun 2017 LPMP Sulawesi Tengah mendapat kunjungan dari Bapak Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka peresmian Gedung Guest House “Banuata

Page 114: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 114

Pura”. Pada kesempatan ini Mendikbud didampingi oleh Direktur Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah dan Gubernur Sulawesi Tengah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Prof. Dr. Muhajir Efendi pada Pidato peresmian gedung guest house “Banuata Pura” LPMP Sulawesi Tengah

Pada tahun ini juga Kepala LPMP Sulawesi Tengah melakukan kunjungan ke Inggris

Raya dalam rangka Shortcourse Penjaminan Mutu Pendidikan bersama beberapa

Kepala LPMP lainnya. Agenda kegiatan adalah studi banding keadaan pendidikan di

negara tersebut dengan sejumlah kemajuan yang telah dicapai. Diharapkan dari

kunjungan dan studi banding ini bisa mendorong para kepala LPMP untuk berbuat

yang lebih baik lagi di wilayahnya masing-masing. Berkaitan dengan itu juga diadakan

seminar linguage and Communication dihadiri Kedutaan Indonesia untuk Inggris dan

Narasumber dari Cambridge Univercity.

Page 115: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 115

Kepala LPMP Sulawesi Tengah Bapak H. Muhammad Askari, SH., M. Si. Bersama Kepala LPMP lainnya melakukan diskusi

pada kegiatan Shourtcourse penjaminan Mutu Pendidikan di London

Kepala LPMP Sulawesi Tengah Bapak H. Muhammad Askari, SH., M. Si. Bersama Kepala LPMP lainnya

mengunjungi Kedutaan Besar Indonesia di London, Inggris

Page 116: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 116

Pada tahun ini juga dua orang pejabat eselon IV, satu orang Widyaiswara dan dua

orang staf melakukan shortcourse penjaminan mutu pendidikan di Brisbane Australia

dengan agenda kegiatan sebagai berikut:

1. Training Defining Leadership

and Management oleh QELi

(Queensland Education

Leadership Institute) dan

Presentasi Pengelolaan Sekolah

Unik di Queensland

Hal-hal baik yang diperoleh

melalui training ini adalah:

a. Samford State Shcool: mengutamakan kolaborasi guru dalam melaksanakan

pembelajaran

b. Warringal Road State School: menggerakkan seluruh guru untuk menghargai

hubungan demi kenerja yang tinggi, sharing pengalaman dan berkolaborasi.

c. Brassall State School: mengutamakan budaya belajar yang positif, fokus pada

kemampuan membaca siswa dengan prinsip:

1) Tingkah laku yang lebih baik

2) Kehadiran yang lebih baik

3) Hasil belajar yang lebih baik

d. Berrinba East State School : mengutamakan budaya belajar dan perubahan

mindset seluruh warga sekolah

e. Yeronga State High School: mengkombinasikan sekolah dan kerja dan

pelatihan.

2. Training tentang Australian Professional Standards for Teachers

Hal-hal baik yang diperoleh adalah:

a. Australia memiliki standar bagi guru. Tingkatan guru terdiri atas:

1) Graduate Teacher

2) Proficient Teacher

3) Highly Accomplished Teacher

4) Lead Teacher

b. Proses sertifikasi guru melalui tahapan:

Page 117: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 117

1) Pre-assessment

2) Assessment tahap 1

3) Assessment tahap 2

4) Sertifikasi

5) Pembaharuan Sertifikasi

3. School Visit

Sekolah-sekolah yang dikunjungi adalah:

a. Springwood State High School

b. Runcorn Heights State School

c. Burpengary State Secondary School

Praktik-praktik terbaik yang diperoleh dari ketiga sekolah tersebut adalah:

1) Semua sekolah menyediakan lembar peta sekolah agar pengunjung mengetahui

letak setiap ruang atau gedung yang ada dilingkungan sekolah)

2) Kelas tidak hanya ditangani oleh satu orang guru

3) Adanya penerapan pendidikan inklusi pada sekolah-sekolah (anak yang normal

sekelas dengan anak berkebutuhan khusus, namun penangannya berbeda)

4) Nilai-nilai yang dikembangkan umumnya ada tiga, yaitu menghargai dan

menolong orang lain, berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, dan mengikuti

instruksi guru dan mendengarkan dengan penuh perhatian.

5) Sekolah-sekolah difasilitasi dengan fasilitas untuk kecakapan hidup, misalnya

alat-alat dapur yang sangat memadai, gedung teater, fasilitas olahraga sehingga

anak-anak yang tamat dari sekolah tersebut dapat langsung ke dunia kerja

(Burpengary State Secondary School)

6) Sekolah-sekolah sangat menghargai perbedaan, siswa dari berbagai ras dapat

berbaur tanpa sekat.

7) Adanya moving class, ada kelas matematika, kelas sains, dan kelas-kelas lain.

8) Pengelolaan perpustakaan secara digital

9) Ruang perpustakaan luas dan dibuat senyaman mungkin karena sering

digunakan untuk aktivitas pembelajaran.

10) Semua state mengutamakan kemampuan membaca, mulai SD sampai dengan

SMA.

Page 118: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 118

4. Training tentang School Improvement Unit (SIU) atau Unit Peningkatan Mutu

Sekolah

SIU adalah organisasi di luar sekolah yang bertugas melakukan reviu terhadap

kinerja sekolah. Tim reviu terdiri atas internal reviewer dan external reviewer.

Internal reviewer adalah kepala sekolah atau guru yang telah dilatih oleh SIU,

sedangkan external reviewer adalah guru atau kepala sekolah atau yang lain yang

berasal dari lembaga lain yang dikontrak oleh SIU. Reviu dilakukan setelah sekolah

merasa siap direviu.

Proses reviu adalah sebagai berikut:

a) Identification ( identifikasi indikator utama, penyusuna panduan reviu)

b) Prereview (komunikasi dengan sekolah yang akan direviu, dan seleksi tim

reviu)

c) Review (memeriksa data dan informasi tentang sekolah, wawancara dan

observasi kelas)

d) Postreview (menyusun draft laporan, mengkonfirmasi laporan kepada kepala

sekolah dan pimpinan SIU)

e) Follow up and Support (laporan hasil reviu disosialisasikan kepala seluruh

warga sekolah, sekolah menindaklanjuti, dan SIU memantau

perkembangannya)

Untuk melaksanakan tugas reviu tersebut, SIU menggunakan National Shcool

Improvement Tool (NSIT) yang terdiri atas 9 ranah, yaitu:

1) Agenda Improvement

2) Analisis dan Diskusi Data

3) Budaya Belajar

4) Sasaran Penggunaan Sumberdaya Sekolah

5) Tim Pengajar Ahli

6) Penyampaian Kurikulum yang Jelas

7) Pembedaan Pengajaran dan Pembelajaran

8) Praktik Pedagogik yang Efektif

9) Kerjasama Sekolah dan Masyarakat

Page 119: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 119

Salah satu wujud reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik ndonesia adalah dilakukannya rotasi pejabat pada hampir semua

LPMP di Indonesia. Rotasi tersebut bertujuan agar pejabat dapat keluar dari zona

aman, mampu menghadapi berbagai situasi dan dapat lebih meningkatkan kinerja pada

jabatan yang baru.

Kepala LPMP Sulawesi Tengah H. Muhammad Askari, SH., M. Si. menandatangani berita acara serah terima

jabatan pejabat eselon IV yang baru.

Diharapkan dengan tugas baru tersebut semua pejabat lebih meningkatkan kinerja

terkait dengan tupoksi LPMP Sulawesi Tengah dalam penjaminan mutu pendidikan

dasar dan menengah, yaitu pemetaan mutu, supervisi penjaminan mutu dan fasilitasi

peningkatan mutu pendidikan.

Kegiatan rutin layanan perkantoran berupa pembayaran gaji dan operasional

perkantoran lainnya realisasi capaiannya sampai dengan bulan Desember 2017 adalah

100 persen, untuk layanan internal (overhead) capaiannya juga mencapai 100 persen.

Page 120: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 120

B. Realisasi Anggaran

Pada periode Januari sampai dengan Desember 2017 jumlah pagu anggaran sebesar Rp.

53.803.673.000,-, dari jumlah tersebut yang masuk dalam perjanjian kinerja adalah Rp.

29.317.101.000,- selebihnya Rp. 24.486.572.000,- masuk dalam kegiatan pendukung.

Pada penjelasan di bawah ini akan dipaparkan penyerapan anggaran untuk setiap

indikator kinerja kegiatan yaitu:

1. Indikator Kinerja Persentase SD yang telah dipetakan mutu

pendidikannya telah terlaksana dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.

1.338199.571,- Adapun anggaran yang tersedia sebesar Rp 1.445.121.800,-

yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan pendukung. Sampai dengan

Desember 2017 rincian kegiatan yang terlaksana adalah:

o Sosialisasi penjaminan mutu pendidikan dengan target anggaran Rp.

143.422.000 dan terealisasi sebesar Rp. 143.421.511,- dengan persentase

99,9 persen.

o Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpul Data tersedia anggaran sebesar Rp.

40.352.000,- dan terealisasi sebesar Rp. 38.098.440,- atau 94 persen dengan

sisa anggaran Rp. 2.253.560,- karena adanya efisiensi perjalanan peserta

kegiatan.

o Bimtek Pengawas dengan target anggaran Rp. 366.972.800 terserap sebesar

Rp. 359.143.200,- dengan persentase 98 persen dan sisa anggaran Rp.

7.829.600,- akibat adanya efisiensi perjalanan peserta dan panitia.

o Pelaksanaan Pengumpulan Data mutu pendidikan tersedia anggaran Rp.

231.208.000,- terserap Rp. 229.797.720,- dengan persentase 99 persen dan

sisa anggaran Rp. 1.410.280,-. Sisa anggaran ini disebabkan adanya efisiensi

perjalanan petugas pengumpul data mutu.

o Verifikasi dan validasi Data Mutu dengan anggaran Rp. 26.284.000,-

terserap Rp. 25.635.200,- dengan persentase 97 persen dan sisa anggaran Rp.

648.720,- yang disebabkan adanya efisiensi transport peserta karena sebagian

besar peserta berasal dari LPMP Sulawesi Tengah.

o Analisis Data Mutu dengan anggaran Rp. 101.890.000,- terserap Rp.

81.300.000,- dengan persentase 80 persen dan sisa anggaran Rp. 8.236.000,-

Page 121: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 121

. Sisa anggaran ini disebabkan sejumlah peserta berasal dari LPMP Sulawesi

Tengah sehingga biaya perjalanan dinas dan transport banyak yang tidak

terserap.

o Penyusunan Peta Mutu dan Pengolahan Data Mutu dengan anggaran Rp.

81.372.000,- terserap Rp. 71.180.000,- dengan persentase 87 persen dan sisa

anggaran Rp. 10.192.000,-. Hal ini disebabkan sejumlah peserta berasal dari

LPMP Sulawesi Tengah sehingga biaya perjalanan dinas dan transport

banyak yang tidak terserap.

o Penyusunan Rekomendasi Peningkatan Mutu dengan anggaran Rp.

111.189.000,- terserap Rp. 105.446.000,- dengan persentase 95 persen dan

sisa anggaran Rp. 5.743.000,-. Hal ini disebabkan sejumlah peserta berasal

dari LPMP Sulawesi Tengah sehingga biaya perjalanan dinas dan transport

banyak yang tidak terserap.

o Desiminasi Pemetaan Mutu dengan anggaran Rp. 207.432.000,- terserap Rp.

193.932.000,- dengan persentase 93 persen dan sisa anggaran Rp.

13.500.000,- yang diakibatkan adanya efisiensi perjalanan dinas peserta dan

panitia LPMP

o Pengelolaan Data dan Informasi dengan anggaran sebesar Rp. 135.000.000,-

dan yang terserap adalah 90.245.500,- atau 67 persen dan sisa anggaran

sebesar Rp. 44.754.500,-. Besarnya sisa anggaran pada komponen ini

disebabkan sebagian besar peserta kegiatan berasal dari LPMP Sulawesi

Tengah sehingga biaya perjalanan dinas berupa transport dan uang saku tidak

digunakan.

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SD yang terpetakan mutu

pendidikannya capaian keuangannya adalah 92,60 persen. Hasil capaian ini

terpaut 7,40 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen dengan sisa

anggaran Rp. 106.922.229,-. Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 yaitu

88 persen maka capaian tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar empat

persen. Oleh karena itu pada tahun anggaran berikutnya untuk mengantisipasi

besarnya sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi Tengah merekomendasikan hal-

hal berikut:

Page 122: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 122

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpuk pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SD yang terpetakan mutunya yaitu 88 persen maka capaian tahun 2017

mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar empat persen.

2. Indikator kinerja persentase SMP yang telah dipetakan mutu

pendidikannya terlaksana pada tahun 2017. Adapun anggaran yang tersedia

sebesar Rp 498.612.600,- yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan

pendukung yaitu:

o Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpul Data dengan anggaran Rp.

30.264.000,- terserap Rp. 28.573.830,- dengan persentase 94 persen dan sisa

anggaran Rp. 1.690.170,- karena efisiensi perjalanan peserta kegiatan

o Bimtek Pengawas dengan anggaran Rp. 275.229.600,- terserap Rp.

269.357.400,- dengan persentase 97 persen dan sisa anggaran Rp.

5.872.200,- karena efisiensi perjalanan petugas LPMP dan perjalanan peserta

(pengawas)

o Pelaksanaan Pengumpulan Data dengan anggaran Rp. 173.406.000,- terserap

Rp. 172.348.290,- dengan persentase 99 persen dan sisa anggaran Rp.

1.057.710,-. Sisa anggaran ini disebabkan adanya efisiensi perjalanan

petugas pengumpul data mutu.

o Verifikasi dan validasi Data Mutu dengan anggaran Rp. 19.713.000,-

terserap Rp. 19.226.400,- dengan persentase 97 persen dan sisa anggaran Rp.

486.540,- yang disebabkan adanya efisiensi transport peserta karena sebagian

besar peserta berasal dari LPMP Sulawesi Tengah.

Page 123: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 123

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SMP yang dipetakan mutu

pendidikannya capaian keuangannya adalah 98,17 persen. Hasil capaian ini

hanya berbeda 1,83 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen dengan sisa

anggaran Rp. 9.106.680,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran berikutnya untuk

mengantisipasi sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi Tengah merekomendasikan

hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SMP yang terpetakan mutunya yaitu 89 persen maka capaian tahun 2017

mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 9 persen.

3. Indikator kinerja persentase SMA yang telah dipetakan mutu

pendidikannya belum terlaksana pada semester 1 2017. Adapun anggaran yang

tersedia sebesar Rp 468.047.440,- yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan

pendukung yaitu:

o Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpul Data dengan anggaran Rp.

20.176.000,- terserap Rp. 18.929.220,- dengan persentase 94 persen dan sisa

anggaran Rp. 1.246.780,- karena efisiensi perjalanan peserta dan panitia

kegiatan.

o Bimtek Pengawas dengan anggaran Rp. 183.486.000,- terserap Rp.

174.438.000,- dengan persentase 95 persen dan sisa anggaran Rp.

9.048.400,- karena sisa perjalanan dan efisiensi biaya lainnya.

Page 124: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 124

o Pelaksanaan Pengumpulan Data dengan anggaran Rp. 115.604.000,- terserap

Rp. 114.898.860,- dengan persentase 99 persen dan sisa anggaran Rp.

705.140,-. Sisa anggaran ini disebabkan adanya efisiensi perjalanan petugas

pengumpul data mutu.

o Verifikasi dan validasi Data Mutu dengan anggaran Rp. 6.571.000,- terserap

Rp. 6.408.820,- dengan persentase 97 persen dan sisa anggaran Rp.

162.180,- yang disebabkan adanya efisiensi transport peserta karena sebagian

besar peserta berasal dari LPMP Sulawesi Tengah.

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SMA yang terpetakan

mutu pendidikannya capaian keuangannya adalah 98,17 persen. Hasil capaian ini

hanya berbeda 1,83 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen dengan sisa

anggaran Rp. 6.071.080,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran berikutnya untuk

mengantisipasi sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi Tengah merekomendasikan

hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SMA yang terpetakan mutunya yaitu 91 persen maka capaian tahun 2017

mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar tujuh persen.

3. Indikator kinerja persentase SMK yang telah dipetakan mutu

pendidikannya sampai dengan Desember 2017 telah terlaksana dengan

anggaran yang tersedia sebesar Rp 166.204.200,- yang tersebar ke beberapa

komponen kegiatan pendukung yaitu:

Page 125: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 125

o Bimtek Fasilitator Daerah Pengumpul Data dengan anggaran Rp.

10.088.000,- terserap Rp. 9.524.610 dengan persentase 94 persen dan sisa

anggaran Rp. 563.390,- karena efisiensi perjalanan dan biaya lainnya.

o Bimtek Pengawas dengan anggaran Rp. 91.743.200,- terserap Rp.

89.785.800,- dengan persentase 97 persen dan sisa anggaran Rp. 1.957.400,-

diakibatkan oleh adanya efisiensi perjalanan peserta kegiatan.

o Pelaksanaan Pengumpulan Data dengan anggaran Rp. 57.802.000,- terserap

Rp. 57.449.430,- dengan persentase 99 persen dan sisa anggaran Rp.

352.570,-. Sisa anggaran ini disebabkan adanya efisiensi perjalanan petugas

pengumpul data mutu.

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SMK yang difasilitasi dan

disupervisi mutu pendidikannya capaian keuangannya adalah 98,17 persen. Hasil

capaian ini hanya terpaut 1,83 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen

dengan sisa anggaran Rp. 3.035.540,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran

berikutnya untuk mengantisipasi adanya sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi

Tengah merekomendasikan hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SMK yang terpetakan mutunya yaitu 90 persen maka capaian tahun 2017

mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar delapan persen.

5. Indikator kinerja persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam

pencapaian SNP telah terlaksana dengan penyerapan anggaran sebesar Rp.

Page 126: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 126

11.573.908.022,-. Adapun anggaran yang tersedia sebesar Rp

11.939.991.600,- yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan pendukung yaitu:

o Verifikasi sekolah model jenjang SD dengan anggaran Rp. 27.364.000,-

terserap Rp. 27.347.200,- dengan persentase 99,94 persen dan sisa anggaran

Rp. 16.800,-. karena adanya efisiensi perjalanan petugas verifikasi dan

pembiayaan lainnya.

o Bimtek Fasilitator Daerah sekolah model dengan anggaran Rp. 101.224.000,-

terserap Rp. 86.164.000,- dengan persentase 85 persen dan sisa anggaran Rp.

15.060.000,- disebabkan oleh efisiensi perjalanan peserta daerah dan

pembiayaan lainnya.

o Pendampingan LPMP ke lokasi Bimtek SPMI dengan anggaran Rp.

126.120.000,- terserap Rp. 84.698.000,- dengan persentase 67 persen dan

sisa anggaran Rp. 41.422.000,-. disebabkan oleh efisiensi perjalanan petugas

LPMP dan pembiayaan lainnya.

o Bimbingan Teknis SPMI dengan anggaran Rp. 417.500.000,- terserap Rp.

373.407.000,- dengan persentase 89 persen dan sisa anggaran Rp.

44.093.000,- disebabkan oleh sisa perjalanan peserta dan efisiensi

pembiayaan lainnya.

o Pendampingan Sekolah Model jenjang SD dengan anggaran Rp.

780.488.000,- terserap Rp. 763.435.200,- dengan persentase 98 persen dan

sisa anggaran Rp. 17.052.800,- oleh karena adanya efisiensi perjalanan dinas

petugas LPMP dan pembiayaan lainnya.

Pada pendampingan sekolah model ini terdapat bantuan pemerintah untuk

52 sekolah dengan rincian sebagai berikut:

No.

Kabupaten/kota

Jumlah Sekolah

Total Sekol

ah

Nominal Bantuan (Rp) Total

Anggaran 2016

2017

2016

(@10.000.000)

2017

(@15.000.000)

1 Palu 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

2 Donggala 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

3 Sigi 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

4 Parigi Moutong 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

5 Poso 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

Page 127: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 127

T

a

b

e

l

3

.14 Penyerapan anggaran sekolah model jenjang SD tahun 2017

Total anggaSecara keseluruhan untuk 52 sekolah model jenjang SD sebesar

Rp. 650.000.000,- dengan rincian sekolah model lanjutan tahun 2016

mendapatkan bantuan Rp. 10.000.000,- sedangkan sekolah model hasil

verifikasi 2017 mendapatkan bantuan Rp. 15.000.000,-. Sesuai dengan

rencana anggaran biaya (RAB) yang disusun oleh sekolah model yang

bersangkutan semua pembiayaan difokuskan pada implementasi Sistem

Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

o Monitoring dan Evaluasi sekolah model dengan anggaran Rp. 49.439.600,-

terserap Rp. 48.427.600,- dengan persentase 97 persen dan sisa anggaran Rp.

1.012.000,- disebabkan adanya efisiensi perjalanan petugas LPMP di

sekolah.

o Sosialisasi Sekolah Model dan Sekolah Imbas dengan anggaran Rp.

398.786.000,- terserap Rp. 387.725.814,- dengan persentase 97 persen dan

sisa anggaran Rp. 11.060.186,-. Adapun penyebab tersisanya anggaran

karena adanya efisiensi perjalanan dinas peserta kabupaten/kota dan

perjalanan panitia LPMP.

o Bimbingan Teknis Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) dengan

anggaran Rp. 143.230.000,- terserap Rp. 123.997.094,- dengan persentase 87

persen dan sisa anggaran Rp. 19.232.906,-

o Monitoring dan Evaluasi Sekolah Kemitraan dengan anggaran Rp.

58.780.000,- terserap Rp. 58.775.800,- dengan persentase 99,99 persen dan

sisa anggaran Rp. 4.200,-.

6 Morowali 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

7 Tojo Una una 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

8 Banggai 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

9 Banggai Kepulauan 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

10 Banggai Laut 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

11 Morowali Utara 2 3 5 20,000,000 45,000,000 65,000,000

12 Tolitoli 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

13 Buol 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

Total 26 26 52 260,000,000 390,000,000 650,000,000

Page 128: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 128

o Diseminasi Hasil Pemetaan Mutu Sekolah Model dengan anggaran Rp.

172.746.000,- terserap Rp. 152.638.800,- dengan persentase 88 persen dan

sisa anggaran Rp. 20.107.200,- yang disebabkan oleh sisa perjalanan berupa

transport dan akomodasi peserta daerah dan petugas LPMP.

o Pelatihan Tim Pengembang Kurikulum jenjang SD dengan capaian 99

persen. Dari target anggaran Rp. 445.935.000,- terserap sebesar Rp.

444.435.446,- dan sisa anggaran Rp. 1.499.544,-. Penyebab tersisanya

anggaran adalah sisa perjalanan dan efisiensi pembiayaan lainnya.

o Pendampingan sekolah pelaksana Kurikulum 2013 jenjang SD capaian

penyerapan anggarannya sebesar 98 persen. Dari target anggaran Rp.

4.652.294.000,- terserap Rp. 4.569.057.868,- dan sisa anggaran Rp.

83.236.132,- yang disebabkan oleh sisa perjalanan berupa transport dan

akomodasi peserta daerah dan petugas LPMP.

o Asistensi Bantuan Pemerintah dengan anggaran Rp. 4.074.160.000,- terserap

Rp. 4.074.158.000,- dengan persentase 100 persen. Anggaran ini

diperuntukkan bagi sekolah pelaksana Kurikulum 2013 sejumlah 1.016

sekolah jenjang SD.

o Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013 jenjang SD dengan anggaran Rp.

58.900.000,- terserap Rp. 58.515.000,- dengan persentase 99 persen dan sisa

anggaran Rp. 385.000,- yang disebabkan oleh efisiensi perjalanan petugas

LPMP ke sekolah pelaksana Kurikulum 2013.

o Sosialisasi Implementasi Kurikulum 2013 untuk seluruh jenjang dengan

anggaran Rp. 433.025.000,- terserap Rp. 321.125.200 dengan persentase 74

persen dan sisa anggaran Rp. 111.899.800,-. Penyebab banyaknya sisa

anggaran pada komponen ini adalah adanya sejumlah peserta dari kabupaten

yang tidak datang dan digantikan oleh peserta dari kota dan kabupaten

terdekat. Selain itu dengan adanya efisiensi biaya perjalanan dinas peserta

dan panitia LPMP.

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SD yang difasilitasi dan

disupervisi mutu pendidikannya capaian keuangannya adalah 96 persen. Hasil

capaian ini hanya berbeda 4 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen

Page 129: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 129

dengan sisa anggaran Rp. 366.083.578,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran

berikutnya untuk mengantisipasi besarnya sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi

Tengah merekomendasikan hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SD yang yang difasilitasi dan disupervisi mutunya pendidikannya yaitu 88 persen

maka capaian tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar

delapan persen.

6. Indikator kinerja persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi

dalam pencapaian SNP telah terlaksana dengan penyerapan anggaran sebesar

Rp. 8.227.491.574,-. Adapun anggaran yang tersedia sebesar Rp.

8.267.314.700,-. yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan pendukung yaitu:

o Verifikasi sekolah model jenjang SMP dengan anggaran Rp. 20.523..000,-

terserap Rp. 20.510.400,- dengan persentase 99,94 persen dan sisa anggaran

Rp. 12.600,-.

o Pendampingan Sekolah Model jenjang SMP dengan anggaran Rp.

585.366.000,- terserap Rp. 572.576.400,- dengan persentase 98 persen dan

sisa anggaran Rp. 12.789.600,- oleh karena adanya efisiensi perjalanan dinas

petugas LPMP dan pembiayaan lainnya. Pada pendampingan sekolah model

ini terdapat bantuan pemerintah untuk 44 sekolah dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3. 15. Penyerapan anggaran sekolah model jenjang SMP tahun 2017

Page 130: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 130

No.

Kabupaten/kota

Jumlah Sekolah

Total

Sekolah

Nominal Bantuan (Rp) Total

Anggaran 2016

2017

2016 (@10.000.000)

2017 (@15.000.000)

1 Palu 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

2 Donggala 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

3 Sigi 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

4 Parigi Moutong 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

5 Poso 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

6 Morowali 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

7 Tojo Una una 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

8 Banggai 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

9 Banggai Kepulauan 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

10 Banggai Laut 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

11 Morowali Utara 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

12 Tolitoli 2 1 3 20,000,000 15,000,000 35,000,000

13 Buol 2 2 4 20,000,000 30,000,000 50,000,000

Total 26 18 44 260,000,000 270,000,000 530,000,000

Total anggaran secara keseluruhan untuk 44 sekolah model jenjang SMP

sebesar Rp. 530.000.000,- dengan rincian sekolah model lanjutan tahun 2016

mendapatkan bantuan Rp. 10.000.000,- sedangkan sekolah model hasil

verifikasi 2017 mendapatkan bantuan Rp. 15.000.000,-. Sesuai dengan

rencana anggaran biaya (RAB) yang disusun oleh sekolah model yang

bersangkutan semua pembiayaan difokuskan pada implementasi Sistem

Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

o Monitoring dan Evaluasi sekolah model dengan anggaran Rp. 37.079.700,-

terserap Rp. 36.320.700,- dengan persentase 98 persen dan sisa anggaran Rp.

759.000,- yang disebabkan adanya efisiensi perjalanan petugas LPMP di

sekolah.

o Bimbingan Teknis Tim Pengembang Kurikulum 2013 dengan capaian 99

persen dari target anggaran Rp. 738.719.000 terserap Rp. 738.568.000,-

dengan sisa anggaran Rp. 151.000,- disebabkan sisa perjalanan peserta

kegiatan.

o Pendampingan Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 dengan capaian 99

persen dari target anggaran Rp. 4.400.727.000,- terserap Rp.

4.375.314.074,- dengan sisa anggaran Rp. 25.412.926,-. Adapun penyebab

tersisanya anggaran ini adalah efisiensi perjalanan panitia LPMP dan panitia

Page 131: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 131

daerah dari Dinas Pendidikan kabupaten/kota serta efisiensi perjalanan

peserta daerah. Terdapat juga peserta yang tidak hadir dalam kegiatan ini

sehingga menambah jumlah anggaran tersisa.

o Asistensi Bantuan Pemerintah dengan anggaran Rp. 2.426.000.000,- terserap

Rp. 2.425.302.000,- dengan persentase 99 persen dan sisa anggaran sebesar

Rp. 698.000,- akibat adanya efisiensi perjalanan kepala sekolah penerima

bantuan implementasi Kurikulum 2013.

o Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013 jenjang SMP dengan anggaran Rp.

58.900.000,- terserap Rp. 58.900.000,- dengan persentase 100 persen.

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SMP yang difasilitasi dan

disupervisi mutu pendidikannya capaian keuangannya adalah 99 persen. Hasil

capaian ini hanya berbeda 1 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen

dengan sisa anggaran Rp. 39.823.126,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran

berikutnya untuk mengantisipasi sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi Tengah

merekomendasikan hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SMP yang yang difasilitasi dan disupervisi mutunya pendidikannya yaitu 93

persen maka capaian tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup signifikan

sebesar enam persen.

Page 132: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 132

7. Indikator kinerja persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi

dalam pencapaian SNP telah terlaksana dengan penyerapan anggaran sebesar

Rp. 3.877.235.200,-. Adapun anggaran yang tersedia sebesar Rp. 3.891.558.800,-

yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan pendukung yaitu:

o Verifikasi sekolah model jenjang SMA dengan anggaran Rp. 13.682..000,-

terserap Rp. 13.673.600,- dengan persentase 99,94 persen dan sisa anggaran

Rp. 8.400,-.

o Pendampingan Sekolah Model jenjang SMA dengan anggaran Rp.

390.244.000,- terserap Rp. 381.717.600,- dengan persentase 98 persen dan

sisa anggaran Rp. 8.526.400,- oleh karena adanya efisiensi perjalanan dinas

petugas LPMP dan pembiayaan lainnya. Pada pendampingan sekolah model

ini terdapat bantuan pemerintah untuk 23 sekolah dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3. 16. Penyerapan anggaran sekolah model jenjang SMA tahun 2017

No.

Kabupaten/kota

Jumlah Sekolah

Total Sekolah

Nominal Bantuan (Rp) Total

Anggaran 2016

2017

2016 (@10.000.000)

2017 (@15.000.000)

1 Palu 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

2 Donggala 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

3 Sigi 1 0 1 10,000,000 - 10,000,000

4 Parigi Moutong 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

5 Poso 1 0 1 10,000,000 - 10,000,000

6 Morowali 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

7 Tojo Una una 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

8 Banggai 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

9 Banggai Kepulauan 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

10 Banggai Laut 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

11 Morowali Utara 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

12 Tolitoli 1 1 2 10,000,000 15,000,000 25,000,000

Page 133: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 133

13 Buol 1 0 1 10,000,000 - 10,000,000

Total 13 10 23 130,000,000 150,000,000 280,000,000

Total anggaran secara keseluruhan untuk 23 sekolah model jenjang SMA

sebesar Rp. 280.000.000,- dengan rincian sekolah model lanjutan tahun 2016

mendapatkan bantuan Rp. 10.000.000,- sedangkan sekolah model hasil

verifikasi 2017 mendapatkan bantuan Rp. 15.000.000,-. Sesuai dengan

rencana anggaran biaya (RAB) yang disusun oleh sekolah model yang

bersangkutan semua pembiayaan difokuskan pada implementasi Sistem

Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

o Monitoring dan Evaluasi sekolah model dengan anggaran Rp. 24.719.800,-

terserap Rp. 24.213.800,- dengan persentase 98 persen dan sisa anggaran Rp.

506.000,- yang disebabkan adanya efisiensi perjalanan petugas LPMP di

sekolah.

o Tot Tim Pengembang Kurikulum 2013 Tingkat Kabupaten/kota dengan

capaian 99 persen dari target anggaran Rp. 571.774.000,- terserap Rp.

569.412.000,- dan sisa anggaran Rp. 2.361.800.000,-. Adanya sisa

anggaran disebabkan efisiensi perjalanan dinas peserta dan efisiensi

pembiayaan lainnya terkait akomodasi dan konsumsi peserta.

o Pendampingan Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 dengan capaian 99

persen dengan target anggaran Rp. 2.111.519.000,- terserap Rp.

2.109.224.000,- dan sisa anggaran Rp. 2.295.000,-. Adanya sisa anggaran

disebabkan sejumlah peserta tidak hadir dalam kegiatan ini dan adanya

efisiensi perjalanan panitia LPMP.

o Asistensi Bantuan Pemerintah dengan anggaran Rp. 720.720.000,- terserap

Rp. 720.486.000,- dengan persentase 99 persen dan sisa anggaran sebesar

Rp. 234.000,- akibat adanya efisiensi perjalanan kepala sekolah penerima

bantuan implementasi Kurikulum 2013.

o Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013 jenjang SMA dengan anggaran

Rp. 58.900.000,- terserap Rp. 58.508.200,- dengan persentase 99 persen dan

sisa anggaran Rp. 391.800,- yang disebabkan oleh efisiensi perjalanan

petugas LPMP ke sekolah pelaksana Kurikulum 2013.

Page 134: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 134

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SMA yang difasilitasi dan

disupervisi mutu pendidikannya capaian keuangannya adalah 99,63 persen. Hasil

capaian ini hanya berbeda 0,37 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen

dengan sisa anggaran Rp. 14.323.600,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran

berikutnya untuk mengantisipasi sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi Tengah

merekomendasikan hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SMA yang yang difasilitasi dan disupervisi mutunya pendidikannya yaitu 92

persen maka capaian tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup signifikan

sebesar tujuh persen.

8. Indikator kinerja persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi

dalam pencapaian SNP telah terlaksana dengan penyerapan anggaran sebesar

Rp. 2.709.256.092,- Adapun anggaran yang tersedia sebesar Rp 2.775.888.900,-

yang tersebar ke beberapa komponen kegiatan pendukung yaitu:

o Verifikasi sekolah model jenjang SMK dengan anggaran Rp. 6.841..000,-

terserap Rp. 6.836.800,- dengan persentase 99,94 persen dan sisa anggaran

Rp. 4.200,-.

o Pendampingan Sekolah Model jenjang SMK dengan anggaran Rp.

195.122.000,- terserap Rp. 190.858.800,- dengan persentase 98 persen dan

sisa anggaran Rp. 4.263.200,- oleh karena adanya efisiensi perjalanan dinas

petugas LPMP dan pembiayaan lainnya. Pada pendampingan sekolah model

Page 135: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 135

ini terdapat bantuan pemerintah untuk 11 sekolah dengan rincian sebagai

berikut:

Tabel 3. 17. Penyerapan anggaran sekolah model jenjang SMK tahun 2017

No.

Kabupaten/kota

Jumlah Sekolah

Total

Sekolah

Nominal Bantuan (Rp)

Total Anggaran

2016 2017 2016

(@10.000.000)

2017

(@15.000.000)

1 Palu 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

2 Donggala 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

3 Sigi 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

4 Parigi Moutong 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

5 Poso 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

6 Morowali 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

7 Tojo Una una 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

8 Banggai 0 0 0 - - -

9 Banggai Kepulauan 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

10 Banggai Laut 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

11 Morowali Utara 0 0 0 - - -

12 Tolitoli 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

13 Buol 0 1 1 - 15,000,000 15,000,000

Total 0 11 11 - 165,000,000 165,000,000

Total anggaran secara keseluruhan untuk 11 sekolah model jenjang SMK

sebesar Rp. 165.000.000,-. Sesuai dengan rencana anggaran biaya (RAB)

yang disusun oleh sekolah model yang bersangkutan semua pembiayaan

difokuskan pada implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI).

o Bimbingan Teknis Tim Pengembang Kurikulum 2013 dengan capaian 99

persen dengan target anggaran Rp. 494.104.000,- terserap Rp. 488.460.000,-

dan sisa anggaran Rp. 5.644.000,-. Adanya sisa anggaran disebabkan

peserta tidak hadir dengan berbagai alasan dan sisa perjalanan dinas peserta,

Narasumber dan Panitia LPMP.

o Pendampingan Sekolah Pelaksana Kurikulum 2013 dengan capaian 97

persen dengan target anggaran Rp. 1.387.942.000,- terserap Rp.

1.340.508.892,- dengan sisa anggaran Rp. 47.433.108,-. Adanya sisa

anggaran disebabkan peserta tidak hadir dengan berbagai alasan dan sisa

perjalanan dinas peserta, narasumber dan panitia LPMP.

Page 136: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 136

o Asistensi Bantuan Pemerintah dengan anggaran Rp. 620.620.000,- terserap

Rp. 620.612.000,- dengan persentase 100 persen.

o Monitoring dan Evaluasi Kurikulum 2013 jenjang SMK dengan anggaran

Rp. 58.900.000,- terserap Rp. 58.787.600,- dengan persentase 96 persen dan

sisa anggaran Rp. 2.112.400,- yang disebabkan adanya sisa perjalanan

petugas monitoring LPMP.

Secara keseluruhan untuk indikator kinerja Persentase SMA yang difasilitasi dan

disupervisi mutu pendidikannya capaian keuangannya adalah 97,60 persen. Hasil

capaian ini hanya berbeda 2,40 persen dengan perjanjian kinerja yaitu 100 persen

dengan sisa anggaran Rp. 66.632.808,-. Oleh karena itu pada tahun anggaran

berikutnya untuk mengantisipasi besarnya sisa anggaran, maka LPMP Sulawesi

Tengah merekomendasikan hal-hal berikut:

a. Mengoptimalkan evaluasi kinerja setiap triwulan sehingga sisa-sisa anggaran

pada beberapa komponen bisa dimaksimalkan penyerapannya.

b. LPMP Sulawesi Tengah melakukan penjadwalan kegiatan secara merata pada

setiap bulan sehingga tidak bertumpul pada bulan tertentu di akhir tahun yang

menyebabkan banyak anggaran tersisa dan tidak bisa untuk direvisi.

c. Diharapkan setiap unit kerja di LPMP Sulawesi Tengah untuk

memaksimalkan pencapaian kegiatannya sehingga tidak terkesan saling

menunggu untuk memulai kegiatan.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 indikator kinerja satuan pendidikan

SMK yang yang difasilitasi dan disupervisi mutunya pendidikannya yaitu 85

persen maka capaian tahun 2017 mengalami peningkatan yang cukup signifikan

sebesar 12 persen.

Dari delapan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) LPMP Sulawesi Tengah yang

merupakan turunan dari Sasaran Strategis meningkatnya penjaminan mutu pendidikan

pada seluruh wilayah di provinsi Sulawesi Tengah dengan program Penjaminan mutu

pendidikan dapat disimpulkan bahwa realisasi anggaran secara keseluruhan adalah

Rp. 28.705.102.359,- atau 98 persen dari target anggaran sebesar Rp. 29.317.101.000,-

Page 137: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 137

dengan sisa anggaran sebesar Rp. 611.998.641,-. Capaian ini hanya terpaut 2 persen

dari Pernjanjian Kinerja tahun 2017 yaitu 100 persen dengan margin error 5 persen

sehingga capaian ini telah memenuhi target yang telah ditetapkan dan diharapkan bisa

menaikkan nilai capaian kinerja organisasi pada Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (SAKIP) tahun 2017.

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2016 dari delapan indikator kinerja yakni

hanya mencapai 90 persen penyerapan anggaran pada perjanjian kinerja, maka capaian

pada tahun 2017 ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar delapan

persen.

Selain delapan Indikator Kinerja di atas LPMP Sulawesi Tengah mendapatkan

anggaran berupa pengelolaan manajemen dan tata kelola pelaksanaan tugas penjaminan

mutu pendidikan yang didukung oleh lima output yaitu:

o Layanan perkantoran dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 13.185.031.000,-

terserap Rp. 12.222.693.256,- atau 93 persen dan sisa anggaran

Rp. 962.337.744,- yang disebabkan ada beberapa PNS yang pensiun pada tahun

2017 dan pada bulan tertentu sebagian besar PNS LPMP Sulawesi Tengah

melakukan tugas luar sehingga uang makan tidak bisa terealisasi.

o Dokumen perencanaan, keuangan, evaluasi, ketatausahaan dan pelaporan

dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 1.282.366.000,- terserap Rp.

996.997.740,- atau 78 persen dan sisa anggaran Rp. 285.368.260,-. Adanya

sisa anggaran ini karena untuk penerbiatan buletin dan jurnal LPMP Sulawesi

Tengah tahun 2017 kekurangan materi sehingga tidak bisa diterbitkan dan

adanya sisa perjalanan dinas PNS, efisiensi perjalanan dinas pada beberapa

kegiatan peningkatan kompetensi PNS serta ada satu sub komponen yang tidak

terlaksana yaitu sekretariat SPI.

o Layanan Internal berupa Gedung/bagunan dengan alokasi anggaran Rp.

10.154.175.000.,- terserap Rp. 10.127.438.000,- atau 99,74 persen dan

sisa anggaran Rp. 26.737.000,- yang merupakan sisa kontrak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa capaian realisasi anggaran sampai dengan

akhir tahun 2017 adalah Rp. 51.968.901.095,- atau 96,59 persen dengan sisa anggaran

Page 138: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 138

Rp. 1.834.771.905,-. Capaian realisasi keuangan pada tahun 2017 ini mencapai target

yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja yaitu sebesar 100 persen dengan margin

error 5 persen. Jika dilihat perkembangan pada lima tahun terakhir maka capaian

tahun ini yang tertinggi dari empat tahun capaian sebelumnya.

Tabel 3.18. Rekapitulasi Penyerapan Anggaran LPMP Sulawesi Tengah pada kurun

waktu 2013 - 2017

No. Tahun Anggaran

Jumlah Anggaran

Realisasi % Sisa Anggaran

1 2013 25,344,495,000 23,614,254,378 93.17 1,730,240,622

2 2014 43,075,132,000 40,234,465,198 93.41 2,840,666,802

3 2015 7,144,137,000 6,184,838,407 86.57 959,298,593

4 2016 41,422,539,000 36,573,624,673 88.29 4,848,914,327

5 2017 53,803,673,000 51,968,901,095 96.59 1,834,771,905

Total 170,789,976,000 158,595,169,656 92.85 12,213,892,249

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun anggaran 2017 capaian

penyerapan LPMP Sulawesi Tengah tertinggi dari empat tahun sebelumnya yaitu

mencapai 96,59 persen dan sesuai target kinerja yang telah ditetapkan pada perjanjian

kinerja. Sementara capaian penyerapan terendah yaitu pada tahun 2015 hanya

mencapai 86,57 persen hal ini disebabkan peralihan LPMP dari BPSDMPK-PMP ke

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Selanjutnya alokasi anggaran unit kerja di lingkungan LPMP Sulawesi Tengah di mana

pagu anggaran dalam DIPA tahun 2017 dibagi dalam 3 (tiga) pos pengeluaran belanja,

yaitu: (1) Belanja Pegawai, (2) Belanja Barang, dan (3) Belanja Modal. Pos

pengeluaran belanja Pegawai yaitu pos yang dikhususkan untuk belanja pegawai,

seperti gaji dan tunjangan. Pos pengeluaran belanja Barang meliputi belanja

operasional, non operasional, jasa, perjalanan dinas. Pos pengeluaran belanja Modal

meliputi kegiatan pengadaan sarana prasarana yang merupakan aset tetap.

LPMP Sulawesi Tengah pada tahun anggaran 2017 ini memperoleh alokasi pagu

definitif dari APBN sebesar Rp. 53.803.673.000-, yang dialokasikan pada kegiatan

Subbagian Umum dan 3 Seksi yaitu Seksi Sistem Informasi (SI), Seksi Pemetaan Mutu

dan Supervisi (PMS) dan Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu pendidikan (FPMP).

Komposisi anggaran pagu definitif tahun anggaran 2017, sebagai berikut:

Page 139: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 139

Tabel 3.19. Alokasi anggaran LPMP Sulawesi Tengah Per Seksi dan Sub Bagian

Umum

Seksi/Subbag Anggaran 2017 %

Subbagian Umum

24.486.572.000 45,51

Seksi Sistem Informasi

1.115.470.000 2,07

Seksi PMS

4.105.780.000 7,63

Seksi FPMP

24.095.851.000 44,78

Total 53.803.673.000 100,00%

Pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa anggaran terbesar terdapat pada

Subbagian Umum yaitu sebesar Rp. 24.486.572,000,- atau 45,51 persen.

Kemudian anggaran untuk Seksi Fasilitasi Peningkatan Mutu Pendidikan (FPMP)

sebesar Rp. 24.095.851.000,- atau 44,78 persen, anggaran untuk Seksi

Pemetaan Mutu dan Supervisi sebesar Rp. 4.105.780.000,- atau 7,63 persen,

sedangkan anggaran untuk Seksi Sistem Informasi (SI) sejumlah Rp.

1.115.470.000,-. Total pagu anggaran LPMP Sulawesi Tengah secara

keseluruhan tahun 2017 Rp. 53.803.673.000,-. Adapun capaian realisasi

keuangan dari masing-masing seksi/subbag pada tahun 2017 adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.20. Rekapitulasi Penyerapan Keuangan LPMP Sulawesi Tengah

Tahun 2017

T

a

b

e

l

3

.

4

Dapat pula dikemukakan alokasi anggaran per jenis belanja LPMP Sulawesi

Tengah di mana sebagian besar digunakan untuk belanja barang yaitu sebesar 71,82

NO

SUBBAG/SEKSI

ALOKASI

REALISASI

31 Desember 2017

% KEU % FISIK

1 SUBBAG. UMUM

24.486.572.000 23.256.883.496 94,98 98,90

2 KASI. S I

1.115.470.000 1.069.482.600 95.80 100,00

3 KASI. PMS

4.105.780.000 3.852.767.219 93,84 100,00

4 KASI. FPMP

24.095.851.000

23.789.767.780

98,73 95,96

JUMLAH 58.803.673.000 19.499.122.711

96,59 99,55

Page 140: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 140

persen, anggaran belanja pegawai sebesar 11,17 persen dan belanja modal sebesar

17,02 persen dari pagu anggaran.

Berikut penjelasan realisasi anggaran tahun 2017 menurut jenis Belanja ditunjukkan

dalam tabel berikut:

Tabel 3.21 Realisasi Anggaran LPMP Sulawesi Tengah menurut Jenis Belanja tahun

2017

Kode Jenis Belanja Alokasi BBT Realisasi

31/12/2017 %

51 Belanja Pegawai

6.588.938.000 11,17

6.152.925.476 93,38

52 Belanja Barang

37.060.560,000 71,82

35.688.537,619 96,30

53 Belanja Modal

10.154.175.000 17,02

10.127.438.000 99,59

57 B. Bansos - 0.00 - -

Jumlah 53,803,673,000,- 100.00 51.968.901.095 96,59

Dalam hal akuntabilitas keuangan, terdapat beberapa catatan penting LPMP

Sulawesi Tengah pada tahun anggaran 2017, yaitu :

a. Pagu awal LPMP Sulawesi Tengah tahun anggaran 2017 yang terbit pada

tanggal 7 Desember 2016 sebesar Rp 58.549.673.000,- dengan Nomor DIPA

SP-023.03.2.417809/2017 terbagi ke dalam enam output, yaitu:

o (5630.001) Satuan pendidikan yang terpetakan mutu pendidikannya

o (5630.003) Satuan pendidikan yang telah difasilitasi berdasarkan 8 SNP

o (5630.006) Satuan pendidikan yang melaksanakan Kurikulum 2013

o (5630.950) Layanan Dukungan Manajemen Eselon 1

o (5630.951) Layanan Internal

o (5630.994) Layanan Perkantoran

b. Pada bulan Maret tahun 2017 terjadi revisi anggaran pertama. Revisi

anggaran terkait pembukaan blokir sejumlah kegiatan pembangunan gedung

dan pengadaan yang terkait dengan belanja modal.

c. Pada bulan Agustus 2017 terjadi revisi kedua. Pada revisi kedua ini anggaran

LPMP Sulawesi Tengah berkurang menjadi Rp. 53.803.673.000,- karena

Page 141: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 141

adanya efisiensi penganggaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

berupa self blocking perjalanan dinas dan pemotongan anggaran yang

berpotensi tidak terserap.

Dari keseluruhan Laporan Akuntabilitas Kinerja LPMP Sulawesi Tengah, baik

penyerapan anggaran maupun fisik tahun 2017 perkembangannya dapat dilihat dari

Format B 19. Informasi Laporan B.19 secara konsisten telah dilaporkan ke Bagian

Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Ditjen Dikdasmen melalui Subbagian

Evaluasi Pelaksanaan Program dan Anggaran.

Page 142: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 142

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) LPMP Sulawesi Tengah

tahun 2017 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi,

kebijakan, program, dan kegiatan LPMP Sulawesi Tengah kepada semua elemen

masyarakat yang menjadi stakeholders dalam pelaksanaan penjaminan mutu

pendidikan di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2017.

Secara umum, LPMP Sulawesi Tengah telah dan sedang merealisasikan program dan

kegiatan pada tahun anggaran 2017 untuk mencapai tahapan pembangunan jangka

menengah. Hal tersebut didukung fakta bahwa kinerja LPMP Sulawesi Tengah berhasil

merealisasikan semua output dari kegiatan yang merupakan penjabaran dari 12

indikator kinerja kegiatan LPMP Sulawesi Tengah.

Secara ringkas seluruh capaian kinerja tersebut di atas menjadi tolok ukur bagi LPMP

Sulawesi Tengah dalam upaya meningkatkan kinerja lembaga di masa-masa

mendatang. Berdasarkan hasil analisis pencapaian target di atas, LPMP Sulawesi

Tengah merumuskan langkah-langkah strategis untuk mencapai kinerja yang lebih

optimal pada tahun 2018. Adapun langkah-langkah stategis tersebut adalah:

1. konsisten melakukan koordinasi dan sinkronisasi dengan unit-unit terkait, baik

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, maupun dengan pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten/kota serta daerah dan pihak-pihak terkait lainnya,

termasuk satuan pendidikan;

2. tetap berupaya untuk mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan

sumber-sumber daya dan anggaran yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan dan

sasaran-sasaran strategis lembaga dengan sebaik-baiknya;

3. mengelola keuangan lembaga secara optimal dengan menghasilkan output dan

outcome secara langsung seseuai dengan indikator sasaran strategis;

Page 143: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 143

4. memaksimalkan capaian fisik kegiatan dengan membuat SIM Kepanitian secara

online agar jumlah peserta yang akan hadir diketahui lebih awal untuk mengambil

langkah antisipasi melakukan penggantian jika ada peserta yang berhalangan hadir;

5. membuat Rencana Aksi Kinerja tahun 2018 guna mempercepat penyerapan

anggaran dengan cara melakukan penandatanganan Perjanjian Kinerja kepada

semua pejabat eselon IV (Kasubbag Umum dan Kepala Seksi);

6. melakukan evaluasi kinerja secara menyeluruh baik yang terkait program/kegiatan

dalam DIPA/RKA-KL maupun budaya kerja pegawai dalam menjalankan segala

aktivitasnya sesuai aturan yang berlaku;

7. mewujudkan Tata Kelola LPMP Sulawesi Tengah yang baik untuk meningkatkan

Akuntabilitas Kinerja dari kategori B (nilai 68) pada tahun 2016 yang terdiri atas

penilaian perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja, evaluasi

kinerja dan capaian kinerja menjadi kategori A (nilai 75) pada akhir periode

Rencana Strategis 2015-2019;

8. memberdayakan semua fasilitas lembaga yang tersedia untuk melakukan pelayanan

prima kepada seluruh masyarakat, khususnya yang terkait dengan pendidikan dan

kebudayaan; dan

9. mengembangkan kerja sama peningkatan mutu dengan pemerintah provinsi dan

pemerintah kabupaten/kota melalui bimbingan teknis untuk akselerasi pencapaian

SNP.

Page 144: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 144

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Page 145: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 145

Perjanjian Kinerja Tahun 2017

Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Tengah dengan

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

TUGAS

Melaksanakan penjaminan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah di

provinsi berdasarkan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

FUNGSI

1. Melakukan pemetaan mutu pendidikan dasar dan pendidikan menengah;

2. Melakukan pengembangan dan pengelolaan sistem informasi mutu pendidikan

dasar dan pendidikan menengah;

3. Melakukan supervisi satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dalam

pencapaian standar nasional pendidikan;

4. Melakukan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan terhadap satuan pendidikan

dasar dan pendidikan menengah dalam penjaminan mutu pendidikan;

5. Melaksanakan kerjasama di bidang penjaminan mutu pendidikan;

6. Melaksanakan urusan administrasi LPMP

Page 146: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 146

TARGET CAPAIAN

Kegiatan : Peningkatan layanan pengembangan penjaminan mutu pendidikan

untuk seluruh jenjang pendidikan

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN

Meningkatnya penjaminan mutu pendidikan di seluruh jenjang pendidikan

2. Persentase SD yang telah dipetakan mutunya

9. Persentase SD yang meningkat indeks efektifvitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SD)

100%

40 %

2.890 sekolah

1.445.121.800

10. Persentase SMP yang telah dipetakan mutunya

11. Persentase SMP yang meningkat indeks efektivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SMP)

100 %

60 %

838 Sekolah

498.612.600

12. Persentase SMA yang telah dipetakan mutunya

13. Persentase SMA yang meningkat indeks efektivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SMA)

100%

60 %

213 sekolah

332.408.400

14. Persentase SMK yang telah dipetakan mutunya

15. Persentase SMK yang meningkat indeks efektivitasnya

Output : - Satuan Pendidikan yang dipetakan mutunya di Propinsi Sulawesi Tengah (SMK)

100%

45 %

182 sekolah

166.204.200

9. Persentase SD yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Output : - Satuan Pendidikan yang difasilitasi

melalui 8 SNP (SD) - Satuan pendidikan yang melaksanakan

kurikulum 2013 (SD)

40%

52 Sekolah

1.016 sekolah

2.275.677.600

9,6644,314,000

10.Persentase SMP yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Output : - Satuan Pendidikan yang difasilitasi

40%

43 Sekolah

642.968.700

Page 147: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 147

SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET ANGGARAN

melalui 8 SNP (SMP) - Satuan pendidikan yang melaksanakan

kurikulum 2013 (SMP)

303 sekolah

7.624.346.000

11. Persentase SMA yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP

Output : - Satuan Pendidikan yang difasilitasi

melalui 8 SNP (SMA) - Satuan pendidikan yang melaksanakan

kurikulum 2013 (SMA)

40%

22 sekolah

72 sekolah

428.645.800

3.462.913.000

13. Persentase SMK yang telah disupervisi dan difasilitasi dalam pencapaian SNP Output :

- Satuan Pendidikan yang difasilitasi melalui 8 SNP (SMK)

- Satuan pendidikan yang melaksanakan kurikulum 2013 (SMK)

40%

11 sekolah

62 sekolah

214.322.900

2.561.566.000

Jumlah alokasi anggaran Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulawesi Tengah

Tahun 2017 sebesar Rp.53.803.673.000,-(lima puluh tiga milyar delapan ratus tiga juta

enam ratus tujuh puluh tiga ribu rupiah).

Page 148: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 148

Page 149: LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017lpmpsulteng.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/02/LAKIP-LPMP...Laporan ini menyajikan target dan capaian kinerja LPMP Sulawesi Tengah, sampai

LAKIP LPMP Sulawesi Tengah Tahun 2017 149