Jurnal Kesehatan Kartika 53 - · PDF fileKarakteristik anak usia sekolah dilihat dari ......

download Jurnal Kesehatan Kartika 53 - · PDF fileKarakteristik anak usia sekolah dilihat dari ... Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di SDS Kartika . e-journal

If you can't read please download the document

Transcript of Jurnal Kesehatan Kartika 53 - · PDF fileKarakteristik anak usia sekolah dilihat dari ......

  • Jurnal Kesehatan Kartika 53

    HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN OBESITAS USIA DINI PADA ANAK USIA SEKOLAH

    DASAR DI SDS KARTIKA SILIWANGI 5 CIMAHI

    Setiawati dan Elga C

    Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

    ABSTRAK

    Anak adalah individu yang memerlukan bantuan orang dewasa untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan gizi, perlakuan orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. Kebutuhan nutrisi anak usia sekolah adalah 85kkal/kgBB.Maraknya makanan siap saji mampu mempengaruhi perubahan perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anak-anak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk sampai akhirnya menderita kegemukan (obesitas). Obesitas, jika tidak teratasi akan berlanjut sampai remaja dan dewasa dan dapat menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan nutrisi dengan obesitas usia dini pada anak usia sekolah dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi. Metode yang digunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 1-5, dengan sampel sebanyak 32 orang siswa yang mengalami obesitas.Teknik pengambilan sampel mengunakan Total Sampling dan dianalisis dengan univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa siswa yang mengalami obesitas dalam kategori sedang sebanyak (59,4%), dan siswa yang mendapat asupan nutrisi dalam kategori baik sebanyak (65,6%), Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan obesitas (p=0,222) pada tingkat kemaknaan 0,05. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan agar orang tua dapat memberi penanganan khusus untuk mengurangi serta mencegah kenaikan berat badan anak dengan memantau, memperhatikan pola makan anak dan meningkatkan aktifitas fisik seperti olahraga pada anak.

    Kata kunci : Asupan Nutrisi, Obesitas

    A. PENDAHULUAN

    Anak adalah individu yang unik dan bukan orang dewasa mini. Anak juga bukan merupakan

    harta atau kekayaan orang tua yang dapat dinilai secara sosial ekonomi, melainkan masa depan

    bangsa yang berhak atas pelayanan kesehatan secara individual. (Supartini, 2004).

    Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai tahapan tumbuh

    kembang dan setiap tahap mempunyai ciri tertentu.Tahapan tumbuh kembang yang paling

    memerlukan perhatian adalah pada masa anak-anak (Nursalam, 2005).

    Karakteristik anak usia sekolah dilihat dari segi pertumbuhan fisik atau jasmani dapat

    dijelaskan dalam berbagai karakter yaitu, perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda

    satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usianya relatif sama, bahkan dalam kondisi ekonomi

    yang relatif sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukkan

    perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan

  • Jurnal Kesehatan Kartika 54

    orang tua terhadap anak, kebiasaan hidup dan lain-lain. (Pakde Sofa, 2008, karakteristik anak usia

    SD, 1, http://massofa.wordpress.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009).

    Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan untuk pertumbuhan dan

    perkembangan sel atau organ pada anak berbeda, dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah

    dan komponen zat gizi berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokkan

    berdasar usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 9-12 bulan, usia toddler atau pra sekolah, usia

    sekolah dan usia remaja (Hidayat, 2005).

    Pada usia sekolah kebiasaan makan pada anak tergantung pada kehidupan sosial di sekolah,

    kadang-kadang anak malas makan di rumah karana kondisi yang tidak disukai, pada usia ini

    kemampuan anak makan dengan menggunakan sendok, piring dan garpu sudah baik. Pada usia

    sekolah tata cara dalam makan seperti makan dengan duduk, mencuci tangan sebelum makan, tidak

    mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara bersamaan dan lain-lain kebiasaan

    tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang usia sekolah juga malas untuk makan akibat stress atau

    sakit sehingga perlu pemantauan (Hidayat, 2005).

    Di lain sisi fenomena yang berkembang akhir-akhir ini, orang tua bersaing untuk

    mencerdaskan anaknya dengan berusaha mendapatkan pendidikan yang berkualitas tinggi serta

    menjaga kesehatan tubuh anaknya. Akibatnya para orang tua menjadi panik dengan berlomba-

    lomba mempertinggi kualitas anaknya dengan memberikan bermacam jenis makanan dan berbagai

    produk suplemen yang ditawarkan (Gsianturi, 2003,nutrisi untuk tumbuh kembang anak, 4,

    http://www.gizi.net.com, diperoleh tanggal 19 maret 2009).

    Maraknya makanan siap saji, gaya hidup sedentari (kurang aktifitas) dan meningkatnya media

    komunikasi tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga sampai di kota-kota kecil di seluruh daerah di

    Indonesia, mampu mempengaruhi perubahan perilaku makan dan perilaku hidup sehat pada anak-

    anak sehingga beberapa dari mereka menjadi gemuk sampai akhirnya menderita kegemukan

    (obesitas). Keadaan ini akan menjadi semakin parah bila orang tua menganggap bahwa anak

    dengan obesitas itu sehat dan lucu. Padahal, dalam kenyataannya obesitas bukan merupakan

    sesuatu hal yang membanggakan.Obesitas pada masa anak-anak dan remaja berdampak secara

    signifikan terhadap kesehatan fisik maupun psikologis anak dimasa sekarang maupun di masa

    mendatang. Untuk mencegah komplikasi medis dan psikologis dari obesitas, maka penanganan

    harus dilakukan sedini mungkin (2009, obesitas pada anak, 1, http://klinikhuda.blogspot.com,

    diperoleh tanggal 19 maret 2009).

    Selama ini, kegemukan di Indonesia belum menjadi sorotan karena masih disibukkan

    masalah anak yang kekurangan gizi. Namun, kini sudah saatnya Indonesia mulai melirik masalah

    obesitas pada anak. Jika dibiarkan, akan mengganggu sumber daya manusia (SDM) di kemudian

    hari. Saat ini, data tentang obesitas di Indonesia belum bisa menggambarkan prevalensi obesitas

    seluruh penduduk, akan tetapi data obesitas pada orang dewasa yang tinggal di ibukota propinsi

    seluruh Indonesia cukup untuk menjadi perhatian kita. (Depkes, 2003, beban ganda masalah gizi

    dan implikasinya terhadap kebijakan pembangunan kesehatan nasional, 22,

    http://www.gizi.net.com, diperoleh tanggal 07 november 2008 )

  • Jurnal Kesehatan Kartika 55

    Beberapa hasil penelitian yang dilansir dari berbagai sumber menyebutkan bahwa kejadian

    obesitas terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hadi (1997) menunjukkan angka

    obesitas pada anak SD di Yogyakarta mencapai 9,5%. Sedangkan penelitian yang baru-baru ini

    dilakukan oleh Meilany (2002) di tiga sekolah dasar swasta di Jakarta Timur menunjukkan angka

    kejadian obesitas sebesar 27,5%.

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 24 maret 31 maret 2009

    di SD swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi melalui teknik observasi dan penimbangan berat badan di

    kelas berdasarkan rumus (7n 5):2 (Arisman, 2004) didapatkan:

    Tabel 1 Angka Obesitas di SD Swasta Kartika Siliwangi 5 Cimahi

    No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa Obsesitas

    1 1 43 6 2 2 46 6 3 3 57 4 4 4 42 8 5 5 41 8

    JUMLAH 32

    Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 orang tua anak dengan obesitas yang dipilih

    perwakilan dari masing-masing kelas (Kelas 1 5) di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi, 6 orang tua

    mengatakan anaknya makan dengan teratur yaitu pagi, siang dan sore/malam. Selain itu, anaknya

    biasa mengkonsumsi makanan tambahan lain selain makanan pokok, diantaranya: Fast Food (Pizza,

    Spageti, Produk Mc Donald, chiken nugget, dll), mie instan, mie ayam, mie baso serta kudapan

    ringan lainnya. Konsumsi makanan Fast Food juga biasanya dilakukan 2 4 kali dalam sebulan. 5

    anak diantaranya juga biasa membawa bekal tambahan seperti susu, sereal, biscuit kecil, dll

    disamping uang jajan. Sedangkan berdasarkan aktifitas fisik, 6 orang tua mengatakan anak-anaknya

    jarang diam dirumah dan lebih banyak bermain bersama teman-teman di sekitar rumahnya sepulang

    sekolah dan melakukan aktifitas tambahan seperti les dan mengaji.

    Dari latar belakang tersebut diatas, melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian

    tentang Hubungan Asupan Nutrisi dengan Obesitas Usia Dini pada Anak Usia Sekolah Dasar di

    SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi.

    B. METODE PENELITIAN

    1. Rancangan penelitian

    Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif korelasi yaitu suatu

    metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menelaah hubungan antara dua variabel

    pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara

    variabel bebas dan variabel terikat yaitu untuk mengetahui hubungan Asupan Nutrisi terhadap

    Obesitas Usia Dini Pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDS Kartika Siliwangi 5 Cimahi.

    Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana variabel-variabel yang

    termasuk faktor resiko dan variable-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada

    waktu yang sama. (Notoatmodjo, 2005).

  • Jurnal Kesehatan Kartika 56

    2. Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi yang diambil dalam

    penelitian ini adalah orang tua dan anak. Anak dalam penelitian ini adalah siswa SD Swasta

    Kartika Siliwangi 5 Cimahi kelas 1 5 yang obesitas. Sedangkan orang tua dalam penelitian ini

    adalah orang tua dari siswa kelas 1 5 SD Kartik