Hariyanti Kartika D Mulyadi Abstrak
Transcript of Hariyanti Kartika D Mulyadi Abstrak
1
HUBUNGAN ANTARA KETRAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN MINAT BACA DENGAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS
Hariyanti Kartika D
Mulyadi
Abstrak . Penelitian ini bertujuan untuk menguji: 1) Apakah ada hubungan positif dan
penting antara keterampilan komunikasi dan hasil belajar bahasa Inggris? 2) Apakah ada
hubungan positif dan penting antara minat baca dan hasil belajar bahasa Inggris? 3)
Apakah ada hubungan positif dan penting antara minat baca dan keterampilan
komunikasi, serta hasil belajar bahasa Inggris?
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik korelasional. Populasi target
dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas 11 SMK di Bekasi. Sampel diambil secara
acak dengan rumus Slovin, yang diperoleh 100 orang. Alat yang digunakan untuk
memperoleh data melalui variabel keterampilan komunikasi (X1), minat baca (X2), dan
hasil belajar bahasa Inggris (Y) menggunakan rumus Biserial Point (rpbis). Kriteria yang
digunakan jika koefisien korelasi dengan titik biserial r r> r adalah tabel pada taraf sama
dengan 0,05 atau r r> 0,361. Data penelitian ini dikumpulkan, diproses dan dianalisis
menggunakan statistik deskriptif. Oleh karena itu, statistik deskriptif yang bersangkutan
menggambarkan data dari variabel dependen dan variabel independen. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah: 1) Ada hubungan positif dan penting antara keterampilan
komunikasi dan hasil belajar bahasa Inggris. 2) Ada korelasi positif dan signifikan antara
minat membaca dan hasil belajar dalam bahasa Inggris. 3) Ada korelasi positif dan
penting antara minat membaca dan keterampilan komunikasi, serta hasil belajar bahasa
Inggris.
Kata Kunci: KetranpilanBerkomunikasi, Minat Baca, HasilBelajar.
2
ABSTRACT
This study aims to test: 1) Is there a positive and important
relationship between communication skills and the results of learning English? 2)
Is there a positive and important relationship between reading interest and English
learning outcomes? 3) Is there a positive and important relationship between
reading interests and communication skills, as well as the results of learning
English?
This study uses a survey method with correlation techniques. The
target population in this study were all 11th grade students SMK in Bekasi. The
samples were randomly sampled by the Slovin formula, obtained by 100 people.
The tool used to obtain data through variable communication skills (X1), reading
interests (X2), and English learning results (Y) uses the Biserial Point (rpbis)
formula. Criteria used if the correlation coefficient with biserial point r r> r is a
table at the ta level equal to 0.05 or r r> 0.361. This research data was collected,
processed and analyzed using descriptive statistics. Therefore, the descriptive
statistics concerned describe the data of the dependent variable and the
independent variable. The conclusions of this research are: 1) There is a positive
and important relationship between communication skills and English learning
outcomes. 2) There is a positive and significant correlation between reading
interests and learning outcomes in English. 3) There is a positive and important
correlation between reading interests and communication skills, as well as the
results of learning English.
Keywords: Communication Skill, Reading Interest, Learning Outcomes
1.PENDAHULUAN
Hampir seluruh negara di dunia mempromosikan pentingnya mempelajari
Bahasa Inggris, termasuk di Indonesia karena Bahasa Inggris memudahkan
komunikasi antar bangsa dalam berbagai konteks dan kepentingan. Hal ini
menjadi paradoks karena pada banyak sekolah menengah atas, Bahasa Inggris
masih dianggap tidak mudah atau dianggap sukar dipelajari. In Indonesia, English
is now the first second language but, as in Indonesia, it is not being taught or
learned successfully. Jensen, Erick (2011). Bahasa Inggris sekarajg di Indonesia
menjadi Bahasa ke dua yang nomor satu, tetapi di Indonesia, Bahasa Inggris tidak
diajarkan ataupun dipelajari dengan sukses.
3
Kita belum cukup berhasil membuat siswa sekolah mempelajari Bahasa
Inggris dengan mudah, walapun Bahasa Inggris merupakan kebutuhan yang
semakin tinggi di Indonesia. Salah satu contohnya adalah hasil nilai Bahasa
Inggris di kelas XI pada sebagian siswa Sekolah Menengah Kejuruan dari tiga
sekolah di Bekasi, pada tabel berikut ini:
Tabel 1.1.Tabel Hasil Analisis Awal di 3 SMK di Kota Bekasi
Mata Pelajaran Bahasa Inggris - TA 2016 – 2017
Kelas Nilai Rata-rata Hasil Belajar Bahasa
Inggris
KKM Konversi Nilai ke Skala 1-4 1
XI SMK Bina Mandiri 73 75 2.33 XI SMK Bani Saleh 74 75 2.33
XI SMK Bina Insan kamil 72 75 2.33
Sumber: Manajemen SMKBina Mandiri, SMK Bani Saleh dan SMK Bina
Insan kamil
Dari table 1.1. dapat dilihat bahwa pada dikelas XI SMK Bina Karya
Mandiri nilai rata-rata pelajaran Bahasa Inggris adalah 73, kelas XI SMK Bani
Salehadalah 74 dan kelas XI SMK Bina Insan Kamil adalah 72pada tahun 2016 –
2017.Dengan nilai standard KKM 75, maka rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas
XI ketiga sekolah tersebut masih dapat ditingkatkan lagi.
Melihat dari sikap professional guru-guru di sekolah-sekolah tadi yang
dapat dikatakan bagus dan latar belakang pendidikan guru-guru yang sudah sesai
bidangnya serta lamanya masa kerja yang menjadikan mereka guru-guru
berpengalaman, maka hasil belajar yang belum sesuai KKM diperkirakan karena
faktor minat baca dan ketrampilan berkomunikasi verbal dalam Bahasa Inggris,
yang belum sesuai kebutuhan didalam belajar Bahasa Inggris tingkat Sekolah
Menengah Kejuruan
Minat baca yang belum cukup tinggi dimungkinkan disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah kesibukan siswa dengan kegiatan lainnya
termasuk penggunaan gadget untuk bermain game. Juga karena siswa belum
banyak menggunakan cara membaca yang lebih baik.
Pemahaman membaca meningkat ketika pembaca menciptakan sebuah
model mental bagi materi yang dibaca, Penny (2017). Maksudnya, sembari
membaca, seseorang sebaiknya dapat membayangkan secara visual dibenaknya,
gambaran mengenai yang ditulis pada buku atau media yang ia baca tersebut. Hal
ini dapat mempermudah pemahaman atas bahan bacaan, bahkan membuatnya
menjadi menarik.
Tidak adanya lawan bicara berbahasa Inggris didalam komunikasi sehari-
hari dapat juga menjadi faktor yang berpengaruh atas kemampuan berkomunikasi
verbal Bahasa Inggris bagi siswa. Ketrampilan berkomunikasi verbal dalam
Bahasa Inggris ditingkat dasar yang merupakan salah satu pilar belajar Bahasa
4
Inggris ditingkat menengah atas, juga belum banyak dimiliki oleh sebagian siswa
ditempat penelitian.
Dengan demikian ditemukan permasalahan hasil belajar Bahasa Inggris. Hal
ini menyebabkan penulis memandang perlu melakukan penelitian berjudul,
Hubungan Antara Ketrampilan Berkomunikasi Dan Minat Baca Dengan Hasil
Belajar Bahasa Inggris (Studi Korelasi Pada Siswa Kelas XI SMKSekotaBekasi).
II. KAJIAN TEORITIK
1. Pengertian Hasil Belajar Bahasa Inggris
Menurut Penny Larasati (2017), hasil belajar bahasa Inggris memiliki
kemampuan untuk mendengarkan, memahami, menulis dan memahami membaca.
Pada saat yang sama, menurut Zim (2016), seseorang yang terampil dalam
bahasa adalah seseorang yang mampu berkomunikasi secara visual dan menulis
dengan kosa kata yang cukup dan tata bahasa yang baik dan benar. Langkah-
langkah pembelajaran bahasa asing dirancang sehingga siswa dapat menghasilkan
teks laporan dengan memperhatikan struktur umum dan fitur bahasa yang sesuai
dengan teks laporan.
Eric Jensen menjelaskan bahwa jika kita ingin mengevaluasi pembelajaran
otentik, lebih baik melakukan wawancara daripada ujian. Menyadari pentingnya
emosi dalam pendidikan akan membuat belajar lebih berharga, kaya, dan abadi,
Radwan (2016).
Dari empat bidang pembelajaran bahasa Inggris, membaca, menulis,
mendengarkan dan berbicara, peneliti melakukan penelitian tentang hasil belajar
dalam berbicara bahasa Inggris.
Menurut Zaim (2016), komponen produksi wicara adalah: pengucapan dan
intonasi, kosa kata, tata bahasa, kelancaran. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia mensyaratkan bahwa penilaian hasil belajar
berbicara, dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di Bab 11 sekolah kejuruan,
menilai pelafalan, tata bahasa, kosakata, kelancaran, dan pemahaman. Adapun
fokus penelitian mencari hasil belajar, kosa kata dan tata bahasa.
Berdasarkan teori di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar
bahasa Inggris adalah kemampuan kognitif setelah mengajar dan belajar bahasa
Inggris dalam berbagai kompetensi termasuk kosa kata dan tata bahasa, yang
meliputi mengingat (C1), memahami (C2), menggunakan (C3), dan analisis (C4),
Peringkat (C5), Penciptaan (C6).
2. Ketrampilan Berkomunikasi
a. Pengertian Ketrampilan
Keterampilan atau pengalaman, apa yang disampaikan Markus Buckingham
dan Kurt Kaufman (1999) agak berbeda, menyatakan bahwa "pengalaman" adalah
kemampuan untuk melakukan sesuatu tentang peran. Jika dia seorang akuntan,
5
Microsoft excel adalah pengalaman. Jika pilot, mekanisme manuver pesawat
adalah keterampilan. Menurut Somergade. Keterampilan kata adalah keterampilan
yang sama. Keterampilan atau keterampilan adalah kecerdasan untuk melakukan
sesuatu dengan cepat dan benar. Seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan
cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil. Demikian pula, jika seseorang
dapat melakukan sesuatu dengan benar tetapi lambat, dapat juga dikatakan bahwa
ia terampil.
Sementara jangkauan keterampilan itu sendiri sangat luas, itu mencakup
kegiatan dalam bentuk tindakan, berpikir, berbicara, melihat, dan mendengarkan.
Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi
pendidikan untuk mengubah perilaku siswa menjadi fleksibel, cepat dan tepat
dalam melakukan atau berurusan dengan sesuatu. Bambang Wahyudi (2002)
mendefinisikan keterampilan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan
yang diperoleh hanya dalam praktek, baik melalui pelatihan langsung atau melalui
pengalaman.
Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan atau
kecerdikan adalah kecerdasan melakukan sesuatu dengan cepat dan benar.
Kemampuan untuk melakukan pekerjaan diperoleh hanya dalam praktik, baik
melalui pelatihan langsung atau melalui pengalaman.
b. Pengertian Komunikasi
Hubin mengatakan dalam Senjaya (2007) "Komunikasi adalah
pertukaran ide atau diskusi secara verbal"
Ada tiga metode bahasa dalam komunikasi verbal: 1) Pendekatan alam,
mengasumsikan bahwa manusia dilahirkan dengan kemampuan alami untuk
berbicara. 2) Pendekatan gizi, bahasa budaya. 3) Teori bahasa fungsional
(Srmantics umum), bahasa harus mampu mencerminkan dunia tempat kita
hidup.
Definisi lain dari komunikasi, komunikasi adalah proses menciptakan
atau berbagi makna dalam pembicaraan informal, berinteraksi dalam kelompok
atau berbicara di depan umum. Untuk memahami bagaimana prosesnya, kita
mulai dengan menggambarkan elemen-elemen penting dari peserta (dari),
pesan (apa), konteks (di mana), saluran atau saluran (bagaimana), ada atau
tidak adanya gangguan dan komentar (reaksi), Jalaluddin (2008).
Psikolog seperti Hofland, Janice dan Kelly mendefinisikan komunikasi,
dalam Jalaluddin Rishmat, sebagai "proses dimana seorang individu
mengkomunikasikan rangsangan (biasanya verbal) untuk memodifikasi
perilaku orang lain (publik)." (Biasanya verbal) untuk mengubah perilaku
orang lain (audiens), Verderber (2005).
Pandangan lain dari Pelatihan MTD, Komunikasi adalah seni dan
proses menciptakan dan berbagi ide. Komunikasi yang efektif tergantung pada
kekayaan ide-ide itu. Komunikasi adalah seni dan proses menciptakan dan
berbagi ide. Komunikasi yang efektif tergantung pada kekayaan ide-ide ini,
Dixon (2000).
6
Model Komunikasi yang diketengahkan Clampit, dalam
Dixon dan O’Hara, adalah sebagai berikut.
Gambar 2.2: Model Komunikasi Clampit
Keseluruhan pesan dalam komunikasi berhadapan (Face to Face)
dipengaruhi oleh factor-faktor lain yaitu intonasi, Bahasa tubuh dan kata-kata,
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar berikut.
Gambar 2.3., Face to face communication Diagram
C. Pengertian Ketrampilan Berkomunikasi
Communication uses language primarily while interacting with others.
Although the word "verbal" may mean that it should be spoken, verbal
communication can cross many media, including e-mail and telephone
conversations.. Penting untuk berkomunikasi menggunakan bahasa saat
berinteraksi dengan orang lain. Kata "verbal" mungkin memiliki implikasi yang
7
perlu diucapkan, karena komunikasi verbal memblokir berbagai media, termasuk
e-mail dan speaker telepon, Mc Cornack (2010).
Menurut Mehrabian, nada suara yang kita gunakan memengaruhi antara 35
dan 40 persen dari pesan yang kita kirim. Tajwid termasuk volume suara yang
digunakan dan tingkat dan jenis emosi yang dikomunikasikan dan ditekankan
dalam kata-kata yang dipilih. Untuk melihat bagaimana intonasi fonetis bekerja,
cobalah untuk mengatakan kalimat di bawah ini dengan fokus pada kata-kata yang
tebal.
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book
I didn’t say he borrowed my book. Communication skill refers to an individual's ability to participate in an
interactive sequence of conversational activities with the intention of communication. Communication skills refers to the individual's ability to participate in the flow of communication along with the desire for
communication, Co Das (2013).
By improving your oral communication skills, you will be able to connect,
build relationships, respect, gain influence, become more likable and more
embraced. (Dengan meningkatkan ketrampilan berkomunikasi verbal Anda kan
dengan cepat terkoneksi dan membangun kepercayaan, mendapat pengakuan,
pengaruh dan menjadi lebih disukai dan diterima).
Terkait dengan system pembelajaran kognitif terkait dengan pemrosesan
informasi di otak, Diamond dalam Barbara K. Given (2002), menyatakan bahwa
tiga hal terjadi pada anak-anak yang menerima input linguistic ekstensif: (1)
daerah Bahasa mereka (pohon-pohon dendrit dibelahan otak kiri) berkembang
dengan kecepatan yang lebih tinggi; (2) perbendaharaan Bahasa mereka
berkembang lebih cepat ketimbang mereka yang input linguistiknya terbatas; (3)
dikemudian hari, mereka memperoleh nilai lebih tinggi dalam tes-tes kecerdasan.
Hafied's Aristotle (2016) menyatakan bahwa proses komunikasi
membutuhkan tiga elemen: siapa yang berbicara, apa yang dikatakan dan siapa
yang mendengarkan. Empat prinsip komunikasi verbal oleh DePorter (1999):
Impress, fokus langsung, inklusif (diundang), konkret (right of target). Soenjono
(2016) mengatakan bahwa bahasa (komunikasi bahasa) melakukan aktivitas
mental yang terkandung dalam bentuk bahasa yang kita gunakan. Urutan kata-kata
dalam kalimat tidak membentuk urutan acak, satu tergantung pada yang lain.
Urutannya terlihat linear, tetapi satu kata dan lainnya membentuk hierarki.
Ridwan Abdullah Sani menyatakan bahwa keterampilan komunikasi
verbal dapat diukur dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Ekspresi tubuh, yaitu:
-Tinggi badanmu saat menonton
-Mengubah ekspresi wajah sesuai dengan perubahan pada pernyataan
yang disajikan
8
-Mata melihat orang lain
b. Ekspresi fonetik, yaitu:
-Bicara kata-kata yang jelas
- Nada suara bervariasi sesuai dengan pernyataan yang ditekankan
-Bicara cukup keras untuk didengar oleh penonton atau pembicara
c. Ekspresi linguistik, yaitu:
-Pilih kata yang tepat untuk menekankan maknanya
-Jangan mengulang kalimat
-Singkapkan satu ide menggunakan kalimat lengkap
-Mengumpulkan poin-poin pemikiran penting, Ridwan (2016).
Dari penjelasan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan
komunikasi dapat dipelajari. Buat tayangan, fokus langsung, undangan, dan target,
termasuk kemampuan untuk menampilkan ekspresi fisik, audio, dan verbal
dengan memilih untuk berkomunikasi, menggunakan intonasi, volume, dan
bahasa tubuh.
3. Pengertian Minat
Sardiman (2001) menyatakan bahwa jika Anda memiliki
target yang tepat dan Anda dapat menemukan objek favorit Anda yang
berhubungan langsung dengan keinginan ini, minat Anda akan terlihat
bagus. Juga, minat harus memiliki objek yang jelas untuk
membuatnya lebih mudah untuk bertindak ke arah mana dan perlu
pergi ke objek yang benar.
Adapun Djamarah (2002), minat menyatakan bahwa itu
adalah kegiatan yang diselesaikan dan dilaksanakan untuk menghafal
beberapa kegiatan yang disukai, terlepas dari apakah mereka disengaja
atau tidak. Menurut Tampubolon (1991), minat adalah keinginan dan
keinginan jika termotivasi.
Menurut Jaribawa, bunga pada dasarnya adalah untuk
menerima hubungan antara Anda dan orang luar. Minat memiliki
dampak luar biasa pada pencapaian prestasi dalam pekerjaan, status,
atau karier. Tidak ada cara bagi orang yang tidak tertarik pada
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sukses.
Bunga dapat diartikan sebagai puas atau tidak puas dengan
objek. Menurut Muhamad Surya (1991), faktor yang mempengaruhi
minat. Itu adalah sebagai berikut.
1. Faktor yang dikaitkan dengan siswa itu sendiri.
2. Jangan menetapkan tujuan yang jelas. Jika tujuan
pembelajaran jelas, siswa lebih tertarik untuk belajar karena
pembelajaran diperlukan dan cenderung tertarik untuk belajar. Oleh
karena itu, jumlah minat siswa dalam belajar tergantung pada tujuan
belajar siswa yang jelas.
3. Bisakah Anda mempelajari sesuatu yang berguna untuk
masing-masing siswa? Siswa cenderung menghindari pelajaran jika
mereka merasa itu tidak berguna untuk pengembangan.
9
4. Suasana lingkungan sekolah memiliki dampak besar pada
minat siswa dalam belajar. Suasana di sini termasuk iklim sekolah,
suasana belajar, suasana, lokasi dan fasilitas yang membuat semua
orang merasa betah dan berkonsentrasi pada pendidikan dan kegiatan
belajar.
5. Faktor-faktor yang timbul dari lingkungan keluarga dan
masyarakat.
6. Perhatian utama siswa diarahkan pada kegiatan di luar
sekolah Slameto (2010).
Menurut Slamet. Dia menjelaskan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat adalah:
a. Faktor internal Faktor fisik seperti kesehatan dan
kecacatan.
Faktor psikologis seperti perhatian, minat dan aktivitas.
b. Faktor eksternal
Faktor keluarga seperti metode pengajaran orang tua,
hubungan keluarga, suasana keluarga, ekonomi keluarga, pemahaman
orang tua, latar belakang budaya. Faktor sekolah seperti metode
pengajaran, kurikulum, hubungan guru-murid, disiplin sekolah, alat
belajar, kondisi bangunan.
Bunga adalah rasa tertarik dan minat pada hal-hal dan
kegiatan, dan tidak pernah diceritakan. Menurut Belly (1987), minat
adalah keinginan yang didorong oleh keinginan setelah melihat,
mengamati, membandingkan dan mempertimbangkan kebutuhan yang
diinginkan.
Anwar Anik (1983) menyatakan minatnya sebagai keadaan
emosional yang bertujuan untuk sesuatu.
Dari pemahaman di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa
minat adalah keadaan emosional yang menarik dalam melakukan
sesuatu tanpa diberitahu oleh orang lain. Minat adalah kekuatan
tersembunyi, tetapi sangat dipengaruhi oleh faktor emosional.
Seseorang mencoba membaca. Seseorang dengan minat baca akan
mendapatkan bahan bacaan dan kemudian muncul dalam
kesediaannya untuk membacanya dari kesadarannya sendiri.
Hidayati (2016) menyatakan bahwa minat membaca adalah
hobi membaca, dan memberi seseorang waktu untuk membaca
berbagai bacaan yang menawarkan kebajikan. Menurut Zubaedi's
Fuad Hasan (2017), membaca telah didorong oleh kemampuan
membaca, dan kebiasaan membaca dipertahankan oleh adanya bahan
bacaan yang baik dan tarian. Minat membaca sebagai seorang anak
dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan budaya
membaca.
Eric Jensen (2008) mengatakan bahwa pelajar memanipulasi
data yang dikumpulkan melalui indera, terlepas dari apakah fase
pembelajaran diambil dari lingkungan global atau analitis, konkret
10
atau abstrak, multitasking atau penugasan tunggal. Klaim untuk
didominasi oleh belahan otak kiri khusus dan perhitungan numerik.
Dari pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa minat membaca
adalah seseorang yang memiliki kesadaran khusus untuk
melakukan upaya tanpa bertanya kepada siapa pun, mengumpulkan
bahan bacaan, melihat, berbicara, dan memahami isi dari apa yang
ditulis, di mana proses pikiran manusia menangkap dan memahami
apa yang ingin disampaikan oleh penulis. Membaca juga
merupakan aktivitas yang melibatkan kognisi dan merupakan
aktivitas paling dominan dari otak kiri.
II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada siswa semester 11 di SMK Bina
Mandiri, Bekasi, SMK Bani Saleh, Bekasi, SMK Bina Insan Kamil dan
Bekasi. Tujuan dari penelitian ini adalah siswa pada semester 3, pada
Oktober - November 2017, tahun akademik 2017 - 2018. Pengumpulan
data dilakukan selama periode ini.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei korelatif,
yaitu untuk mendeteksi apakah ada hubungan antara variabel bebas
kemampuan komunikasi (X1) dengan variabel terikat, yaitu output dari
pembelajaran Bahasa Inggris (Y), dan apakah ada hubungan antara
variabel bebas minat membaca ( X2) dengan variabel terikat adalah output
dari pembelajaran Bahasa Inggris (Y), dan apakah ada hubungan antara
minat bebas membaca (x2) dan variabel bebas dalam membaca (x2)
dengan variabel dependen yang merupakan output dari pembelajaran
11
bahasa Inggris (y). Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 populasi
target dan populasi terjangkau. Populasi target adalah siswa sekolah
kejuruan di semester ke-11 di Bekasi, berjumlah 2.246 siswa.
Populasi kaya adalah untuk mengidentifikasi bagian yang terjangkau
dari populasi, Mulani (2015).
Populasi dalam penelitian ini adalah SMK Kelas XI dan
Bekasi, yang belajar pada semester pertama tahun akademik 2017-
2018. Profesional.
1. Hasil Blajar Bahasa Inggris (Y)
A. Definisi konseptual
Hasil belajar bahasa Inggris adalah kemampuan kognitif setelah
proses belajar mengajar bahasa Inggris dalam berbagai
kompetensi termasuk kosa kata dan tata bahasa, yang
meliputi mengingat (C1), pemahaman (C2), penggunaan
(C3), analisis (C4), analisis (C4), evaluasi (C5), Buat
(C6).
B. Tentukan proses variabel
Hasil belajar bahasa Inggris adalah kemampuan domain kognitif
setelah proses belajar mengajar di berbagai kompetensi
12
termasuk kosa kata dan tata bahasa, yang meliputi
mengingat (C1), pemahaman (C2), penggunaan (C3),
analisis (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), kreasi (C6)
Dengan skor jika jawaban yang benar mendapat nilai 1
dan jika kesalahan mendapat nilai 0.
2. Keterampilan berkomunikasi
A. Definisi konseptual keterampilan komunikasi
Keterampilan komunikasi adalah sesuatu yang bisa dipelajari.
Termasuk kemampuan untuk menunjukkan ekspresi
fisik, ekspresi fonetis dan ekspresi verbal dengan
memilih pesan yang dikirimkan, penggunaan intonasi,
volume volume, ukuran tubuh, untuk membuat kesan,
fokus langsung, panggilan dan target
B. Definisi operasional dari keterampilan komunikasi variabel
Keterampilan komunikasi adalah sesuatu yang bisa dipelajari. Ini
mencakup kemampuan untuk menunjukkan ekspresi
fisik, ekspresi fonetis, dan ekspresi verbal, dan dievaluasi
menggunakan alat tes tertulis yang diukur pada skala
Likert dari 1 hingga 5.
3. Minat membaca
1. Definisi konseptual
Ketertarikan dalam membaca adalah seseorang yang memiliki
kesadarannya sendiri untuk melakukan upaya tanpa
bertanya kepada siapa pun, mengumpulkan bahan
bacaan, melihat, berbicara, dan memahami isi dari apa
yang ia tulis, di mana ia memanipulasi pikiran manusia
untuk memahami dan memahami apa yang ingin
disampaikan oleh penulis. Membaca juga merupakan
aktivitas yang melibatkan kognisi dan merupakan
aktivitas paling dominan dari otak kiri.
2. Definisi operasional yang menarik dalam membaca
Minat membaca diukur dengan menemukan skor keseluruhan dari
beberapa indikator, upaya membaca, upaya mendapatkan
bahan bacaan, dan membaca dengan diam-diam atau
dengan suara keras.
Minat membaca tidak tumbuh dengan sendirinya. Lingkungan rumah
memiliki dampak dalam mendorong minat baca pada
anak-anak, itulah sebabnya peran orang tua secepatnya
sangat penting dalam membentuk lingkungan yang
menuntut minat baca pada anak-anak.
13
Hipotesis Statistik
1.
1.
2.
III. HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Statistik Data Hasil Penelitian
1. Deskripsi data untuk hasil penelitian bertujuan untuk memberikan
gambaran umum tentang distribusi / distribusi data. Bergantung pada
jumlah variabel dan referensi untuk masalah pencarian, deskripsi data
dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian: 1). Minat membaca, (2)
keterampilan komunikasi, dan (3) hasil belajar bahasa Inggris.
2. Variabel Keterampilan Berkomunikasi (X1)
Tabel 4.1.
Hasil Angket Keterampilan Berkomunikasi
14
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk
keterampilan berkomunikasi sebesar 86.13, dengan skor minimum 39 dan skor
maksimum adalah 134. Banyaknya kelas interval yang ditetapkan dengan
rumus Sturges yaitu 8 kelas dengan range sebesar 95.
3. Variabel Minat Baca ( X2)
Tabel 4.3
Hasil Angket Minat BacaStatistics
Hasil Angket Minat Baca
N Valid 100
Missing 0
Mean 72.47
Std. Error of Mean 1.210
Median 75.00
Mode 75
Std. Deviation 12.103
Variance 146.474
Range 55
Minimum 42
Maximum 97
Sum 7247
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata untuk
minat baca sebesar 72.47, dengan skor minimum 42 dan skor maksimum
15
adalah 97. Banyaknya kelas interval yang ditetapkan dengan rumus Sturges
yaitu 8 kelas dengan range sebesar 55.
4. Variabel Hasil Belajar Bahasa Inggris
Tabel 4.3.
Hasil belajar Bahasa Inggris
Statistics
Hasil Belajar Bahasa Inggris
N Valid 100
Missing 0
Mean 75.36
Std. Error of Mean 1.627
Median 80.00
Mode 80
Std. Deviation 16.265
Variance 264.556
Range 63
Minimum 35
Maximum 98
Sum 7536
a. Multiple modes exist. The smallest value is
shown
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
untuk hasil belajar Bahasa Inggris sebesar 75.36, dengan skor minimum 35
dan skor maksimum adalah 98. Banyaknya kelas interval yang ditetapkan
dengan rumus Sturges yaitu 8 kelas dengan range sebesar 63.
B. Pengujian Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Tes keadaan alami untuk setiap variabel dilakukan untuk
menentukan apakah distribusi data untuk setiap variabel tidak
menyimpang dari karakteristik data yang terdistribusi normal. Dalam
hal ini, SPSS versi 16 digunakan, sedangkan pedoman pengambilan
keputusan adalah jika nilai signifikansi <0,05 tidak normal dan jika
nilai signifikansi> 0,05, data biasanya didistribusikan.
a. Uji Normalitas Minat Baca
Tabel 4.4.
34,5 42,5 50,5 58,5 65,5 74,5 82,5 90,5 98,5
16
Hasil Uji Normalitas Minat Baca
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Minat Baca
N 100
Normal Parametersa Mean 72.47
Std. Deviation 12.103
Most Extreme
Differences
Absolute .200
Positive .082
Negative -.200
Kolmogorov-Smirnov Z 2.003
Asymp. Sig. (2-tailed) .067
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas dengan
menggunakan kolmogrorov terdapat nilai signifikansi 0.067 > 0.05
yang berarti data berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas keterampilan Berkomunikasi
Tabel 4.5.
Hasil Uji Normalitas Keterampilan Berkomunikasi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Ketrampilan
Bekomunikasi
N 100
Normal Parametersa Mean 86.13
Std. Deviation 19.839
Most Extreme
Differences
Absolute .087
Positive .068
Negative -.087
Kolmogorov-Smirnov Z .872
Asymp. Sig. (2-tailed) .432
a. Test distribution is Normal.
17
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas dengan
menggunakan kolmogrorov terdapat nilai signifikansi 0.432 > 0.05
yang berarti data berdistribusi normal.
c. Uji Normalitas Hasil belajar Bahasa Inggris
Tabel 4.6.
Uji Normalitas Hasil Belajar Bahasa Inggris
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil Belajar Bahasa
Inggris
N 100
Normal Parametersa Mean 75.36
Std. Deviation 16.265
Most Extreme
Differences
Absolute .159
Positive .082
Negative -.159
Kolmogorov-Smirnov Z 1.585
Asymp. Sig. (2-tailed) .013
a. Test distribution is Normal.
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas dengan
menggunakan kolmogrorov terdapat nilai signifikansi 0.013 > 0.05
yang berarti data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan dengan maksud untuk
mengetahui apakah sebaran data dari setiap variable tidak menyimpang
dari ciri-ciri yang homogenitas.
a. Uji Homogenitas Minat Baca dengan Hasil Belajar
Tabel 4.7.
Uji Homogenitas Minat Baca Dengan Hasil Belajar
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Belajar Bahasa Inggris
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.003a 23 70 .470
18
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.470 > 0.005 yang berarti sampel bersifat
homogen.
b. Uji Homogenitas Keterampilan Berkomunikasi dengan Hasil Belajar
Tabel 4.8.
Homogenitas Keterampilan Berkomunikasi dengan Hasil Belajar
Test of Homogeneity of Variances
Hasil Belajar Bahasa Inggris
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
2.3583 24 62 .383
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikansi sebesar 0.383 > 0.05 yang berarti sampel bersifat
homogen.
C. Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, tiga hipotesis diusulkan untuk diuji menggunakan
statistik inferensial melalui analisis regresi linier dan teknik analisis korelasi.
Hipotesis pertama dan kedua diuji menggunakan regresi sederhana dan teknik
analisis korelasi, sedangkan hipotesis ketiga diuji menggunakan regresi
berganda dan analisis korelasi berganda. Setiap tes dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
1. Hubungan antara Minat Baca dengan Hasil Belajar
Tabel 4.9.
Hasil Regresi Minat Baca dan Hasil Belajar
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant)
-29.468 2.494 -7.973 .000
Minat Baca
1.279 .104 .952 12.28
7 .000 .987 .780 .200 .044 22.597
19
Hasil Belajar
.365 .064 .036 .464 .643 .967 .047 .008 .044 22.597
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana antara minat
baca dan hasil belajar, diketahui bahwa nilai koefisien regresi b yang
diperoleh adalah 0,365. Nilai konstan -29,468, sehingga persamaan regresi
antara variabel minat baca dan hasil belajar adalah Y = -29,468 + 0,365X1.
Dapat digunakan untuk menarik kesimpulan, apakah persamaan regresi
yang diperoleh signifikan atau tidak, dapat ditentukan dengan melakukan
uji f. Berikut ini adalah hasil uji F.
Tabel 4.10.
ANAVA Minat Baca Dengan Hasil Belajar
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 25516.334 2 12758.167 183.143 .000a
Residual 674.706 97 6.956
Total 26191.040 99
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Berkomunikasi, Minat Baca
b. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai F sebesar 183.143> Tabel F sebesar
3.94, sehingga dapat dilihat bahwa minat baca memiliki korelasi positif dengan
hasil belajar. Untuk menguji hipotesis berikut dengan persamaan regresi diperoleh
dengan kriteria evaluasi 5%, nilai signifikansi <0,05.
Tabel 4.11.
Analisis Regresi Sederhana Minat Baca dengan Hasil Belajar
Bahasa Inggris
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -20.770 1.603 -12.961 .000
Minat baca 1.326 .022 .987 60.809 .000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persamaan regresi
data minat untuk membaca variabel dengan hasil belajar adalah linier, -
20
20,770 konstan berarti bahwa jika minat membaca sama dengan 0, nilai
output belajar negatif sama dengan -20,770.
Minat variabel dalam minat baca adalah 1.326, yang berarti bahwa
jika minat baca meningkat sebesar 1, hasil belajar akan meningkat sebesar
1.326. Persamaan regresi ganda data antara variabel minat baca dan hasil
belajar adalah linear, karena nilai signifikansinya adalah 0000 dengan α =
5%. Nilai signifikansi adalah 0,000 <0,05, sehingga H1 diterima, artinya
koefisien معامل α = 5%. Koefisien positif berarti ada hubungan positif
antara minat baca dan hasil belajar, semakin besar minat membaca,
semakin besar hasil belajar.
Tabel 4.12.
Uji Linearitas Variabel Minat Baca dengan hasil belajar Bahasa Inggris
ANOVA Table
Sum
of
Squar
es Df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar Bahasa
Inggris * Minat baca
Between
Groups
(Combined) 26046
.761 29 898.164 435.762 .000
Linearity 25514
.833 1 25514.833 1.238E4 .000
Deviation
from
Linearity
531.9
27 28 18.997 9.217 .094
Within Groups 144.2
79 70 2.061
MINAT BACA
21
ANOVA Table
Sum
of
Squar
es Df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar Bahasa
Inggris * Minat baca
Between
Groups
(Combined) 26046
.761 29 898.164 435.762 .000
Linearity 25514
.833 1 25514.833 1.238E4 .000
Deviation
from
Linearity
531.9
27 28 18.997 9.217 .094
Within Groups 144.2
79 70 2.061
Total 26191
.040 99
Berdasarkan uji linier dengan tabel ANOVA di atas, dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dapat dijelaskan dengan regresi
linier dengan sangat baik karena nilai sig. Linearitas data adalah 0,000
<0,05 dan nilai sig. Penyimpangan dari linearitas adalah 0,094> 0,05 yang
berarti hubungan positif antara minat baca dan hasil belajar dalam bahasa
Inggris.
Untuk menghitung korelasi parsial dengan pasangan data yang
Anda tertarik untuk membaca dengan hasil pembelajaran yang berubah,
tabel berikut:
Tabel 4.13.
Analisis Korelasi Parsial Minat Baca dengan Hasil Belajar Bahasa
Inggris
22
Correlations
Minat Baca
Hasil Belajar
Bahasa Inggris
Minat Baca Pearson
Correlation 1 .987
**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Hasil Belajar Bahasa
Inggris
Pearson
Correlation .987
** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa uji korelasi parsial
diperoleh r = 0,987 = 99%, dan nilainya menunjukkan bahwa 99% dari
jumlah minat membaca dapat dijelaskan dengan hasil belajar. Sedangkan
1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati dalam
penelitian ini. Nilai signifikansi membaca adalah 0000 α = skala penilaian
5%, dan nilai signifikansi 0,000 <0,05 yang berarti bahwa hubungan
antara minat baca dan hasil belajar adalah 0,987, kita dapat menyimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara minat baca dan hasil belajar bahasa
Inggris.
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ry1 yang diperoleh
besar, tes dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Berikut ini adalah
hasil dari tes T.
Tabel 4.14.
Hasil Uji t
N ry1 thitung ttabel
0.05 0.01
100 0.815 13.902** 1.660 2.364
Hasil analisis hubungan sederhana ini berarti ada hubungan positif
antara minat membaca dan hasil belajar, sehingga dapat disimpulkan
bahwa semakin besar minat siswa dalam membaca, semakin besar pula
hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa hasil analisis di atas, dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara minat siswa dalam membaca dan hasil
belajar bahasa Inggris di Bab 11.
2. Hubungan antara Ketrampilan Berkomunikasi dengan Hasil Belajar
Tabel 4.15.
ANAVA Keterampilan berkomunikasi Dengan Hasil Belajar
23
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 24466.232 1 24466.232 139.093 .000a
Residual 1724.808 98 17.600
Total 26191.040 99
a. Predictors: (Constant), Keterampilan Berkomunikasi
b. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan tabel di atas, F 139.093> Tabel F adalah 3.94,
sehingga dapat dilihat bahwa keterampilan komunikasi memiliki hubungan
positif dengan hasil belajar. Untuk menguji hipotesis berikut dengan
persamaan regresi diperoleh dengan kriteria evaluasi 5%, nilai signifikansi
<0,05.
Tabel 4.16.
Analisis Regresi Sederhana Keterampilan Berkomunikasi dengan
Hasil Belajar Bahasa Inggris
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -3.679 7.734 -.476 .635
Keterampilan
Berkomunikasi 1.096 .105 .727 10.468 .000
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persamaan regresi
data untuk variabel keterampilan komunikasi dengan hasil belajar, linier,
konstan -3679 berarti jika nilai keterampilan komunikasi adalah 0, maka
nilai hasil belajar negatif -3679.
Variabel regresi untuk keterampilan komunikasi variabel 1.096
berarti bahwa jika keterampilan komunikasi meningkat sebesar 1 maka
hasil belajar akan meningkat sebesar 1096
Persamaan regresi ganda data antara variabel keterampilan
komunikasi dan hasil belajar adalah linear, karena nilai signifikansinya
adalah 0000 dengan nilai α = 5%. Nilai signifikansi adalah 0,000 <0,05,
sehingga H1 diterima, artinya nilai koefisien β1 untuk α = 5%. Koefisien
positif berarti bahwa ada hubungan positif antara keterampilan
komunikasi dengan hasil belajar, dan semakin tinggi keterampilan
komunikasi, semakin tinggi hasil belajar, sedangkan bentuk hubungan
dijelaskan sebagai berikut:
24
Tabel 4.17.
Uji Linearitas Variabel Keterampilan berkomunikasi dengan hasil belajar Bahasa
Inggris
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Hasil Belajar
Bahasa
Inggris *
Keterampilan
berkomunika
si
Between
Groups
(Combined) 26046.761 29 898.164 435.762 .000
Linearity 25514.833 1
25514.8
33 1.238E4 .000
Deviation from
Linearity 531.927 28 18.997 9.217 .074
Within Groups 144.279 70 2.061
Total 26191.040 99
Berdasarkan uji linier dengan tabel ANOVA di atas, dapat
disimpulkan bahwa data yang digunakan dapat dijelaskan dengan regresi
linier dengan sangat baik karena nilai sig. Linearitas data adalah 0,000
<0,05 dan nilai sig. Penyimpangan dari linearitas adalah 0,074> 0,05 yang
berarti bahwa ada hubungan positif antara keterampilan komunikasi
dengan hasil belajar bahasa Inggris.
Tabel 4.18.
Analisis Korelasi Parsial Keterampilan Berkomunikasi Dengan
Hasil Belajar Bahasa Inggris
Correlations
Keterampilan
berkomunikasi
Hasil Belajar
Bahasa
Inggris
25
Keterampilan
berkomunikasi
Pearson
Correlation 1 .727
**
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
Hasil Belajar Bahasa
Inggris
Pearson
Correlation .727
** 1
Sig. (2-tailed) .000
N 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa uji korelasi parsial
menunjukkan bahwa r = 0,987 = 99% menunjukkan bahwa 99%
kemampuan berkomunikasi dapat dijelaskan dengan hasil belajar.
Sedangkan 1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diamati
dalam penelitian ini. Nilai signifikansi kriteria evaluasi 0000 α = 5%, nilai
signifikansi 0,000 <0,05 yang berarti bahwa hubungan antara keterampilan
komunikasi dan hasil belajar adalah 0,727, kita dapat menyimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara keterampilan komunikasi dengan hasil
belajar bahasa Inggris.
Untuk mengetahui apakah koefisien korelasi ry1 yang diperoleh
besar, tes dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t. Berikut ini adalah
hasil uji t.
Tabel 4.19.
Hasil Uji t Keterampilan Berkomunikasi dengan Hasil Belajar.
N
ry1
thitung
ttabel
0.05 0.01
100 0.727 10.468** 1.660 2.364
Hasil analisis hubungan sederhana berarti bahwa ada hubungan
positif antara keterampilan komunikasi dan hasil belajar.
Berdasarkan beberapa hasil analisis di atas, dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan positif antara keterampilan komunikasi antara siswa
dan hasil belajar bahasa Inggris di Bab 11.
3. Hubungan Antara Minat Baca dan Keterampilan Berkomunikasi
Dengan hasil Belajar.
Tabel 4.21.
ANAVA Minat Baca dan Keterampilan Berkomunikasi dengan
Hasil Belajar Bahasa Inggris.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
26
1 Regression 18620.250 2 9310.125 95.657 .000a
Residual 9440.790 97 97.328
Total 26061.040 99
a. Predictors: (Constant), Minat Baca, Keterampilan
Berkomunikasi
b. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
Berdasarkan tabel di atas, angka F 95.657> 3,94 diperoleh dengan
probabilitas 0,000 <0,05. Dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi
keterampilan membaca dan komunikasi tidak sama dengan nol, yang
berarti hubungan positif dengan hasil belajar.
Untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh adalah
linier atau tidak, dapat ditentukan menggunakan uji linier dengan nilai
indikatif dari kriteria evaluasi <0,05. Berikut ini adalah hasil dari analisis
regresi berganda antara minat membaca dan keterampilan komunikasi
dengan hasil belajar bahasa Inggris.
Tabel 4.22.
Hasil Analisis Regresi Ganda Antara Minat Baca dan Keterampilan
Berkomunikasi Dengan Hasil Belajar Bahasa Inggris
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant)
Minat Baca
-17.649
1.256
6.932
.201
.822
-2.546
6.255
.012
.000
Keterampilan
Berkomunikasi .112 .198 -.008 -.061 .041
a. Dependent Variable: Hasil Belajar Bahasa Inggris
27
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persamaan regresi
untuk keterampilan membaca dan komunikasi dengan hasil belajar adalah
linier dengan konstanta -17,649, yang berarti bahwa jika nilai minat
membaca dan keterampilan komunikasi adalah 0, nilai hasil belajar negatif
-17,649.
Variabel minat dalam minat baca adalah 1.256, yang berarti bahwa
jika keterampilan membaca dan komunikasi meningkat sebesar 1, hasil
belajar akan meningkat sebesar 1.256. Koefisien regresi variabel
keterampilan komunikasi sebesar 0,112 berarti bahwa jika minat dalam
keterampilan membaca dan komunikasi meningkat sebesar 1, hasil belajar
akan meningkat sebesar 0,112.
Persamaan regresi ganda data antara variabel minat baca dan
keterampilan komunikasi dengan hasil belajar adalah linier, karena nilai
signifikansi adalah 0000 dengan α = 5%. Nilai signifikansi adalah 0,000
<0,05, sehingga H1 diterima, artinya koefisien معامل α = 5%. Koefisien
positif berarti ada hubungan positif antara minat baca dan keterampilan
komunikasi dengan hasil belajar.
Tabel 4.23.
Analisis Korelasi Ganda Variabel Minat Baca dan Keterampilan
Berkomunikasi Dengan Hasil Belajar. Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .815a .664 .667 9.86548
Hasil analisis data di atas mengungkapkan bahwa model regresi
linier yang terbentuk, dan koefisien determinasi (r square) 0,664 = 66%,
nilai menunjukkan informasi bahwa 66% dari nilai minat baca dan
keterampilan komunikasi dapat dijelaskan dengan hasil belajar, sedangkan
sisanya 34% dipengaruhi oleh variabel lain. Tidak diamati dalam
penelitian ini.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara minat baca dan keterampilan komunikasi dan hasil
belajar siswa kelas XI Bekasi Sekota Bekasi.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
28
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan hasil penelitian, pada bab ini
akan dipaparkan kesimpulan, implikasi dan saran dari penelitian ini.
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga hipotesis adalah bahwa
H0 ditolak dan H1 diterima. Beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara minat siswa dalam membaca dan hasil
belajar bahasa Inggris di semester ke-11 Sekolah Kejuruan Secuta
Bekasi. Ini menunjukkan bahwa semakin besar minat siswa dalam
membaca, semakin tinggi hasil belajar siswa, dan sebaliknya, semakin
sedikit minat siswa dalam membaca, semakin rendah hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, minat membaca dengan kesadaran tinggi adalah
variabel penting untuk dipertimbangkan ketika memprediksi hasil
belajar yang memuaskan dalam mata pelajaran bahasa Inggris.
2. Ada hubungan positif antara keterampilan komunikasi antara siswa dan
hasil belajar dalam bahasa Inggris di semester ke-11 Sekolah Kejuruan
Secuta Bekasi. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keterampilan
komunikasi siswa, semakin tinggi hasil belajar siswa, dan sebaliknya
semakin rendah keterampilan komunikasi siswa, semakin rendah hasil
belajar siswa. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi dengan
kesadaran tinggi adalah variabel penting untuk dipertimbangkan ketika
memprediksi hasil belajar yang memuaskan dalam mata pelajaran
bahasa Inggris
3. Ada korelasi positif antara minat dalam keterampilan membaca dan
komunikasi untuk siswa dengan hasil belajar bahasa Inggris di semester
ke-11 Sekolah Kejuruan Kota Bekasi. Pada siswa, hasil belajar siswa
menurun. Ketertarikan membaca dan keterampilan komunikasi dengan
kesadaran tinggi merupakan variabel penting untuk dipertimbangkan
ketika memprediksi hasil belajar yang memuaskan dalam mata
pelajaran bahasa Inggris.
B. Saran – Saran
1. Guru disarankan untuk berusaha meningkatkan perhatian pada
keterampilan membaca dan komunikasi siswa sehingga hasil belajar
meningkat.
2. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran, guru perlu melakukan
berbagai metode pengajaran dan meningkatkan metode pengajaran
sehingga siswa lebih antusias dalam mengejar pelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Anik, 1983, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung
Barbara K. Given, 2002, Brain-based Teaching, Mizan Pustaka, Bandung
Buckingham , Marcus & Coffman , Curt First, 1999,Break All the Rules; The
Gallup Organization
Belly, 1987, Ilmu Pendidikan Dasar, Alumni Bandung
29
CoDAS vol.25 no.1 São Paulo, 2013,
http://www.scielo.br/scielo.php?pid=S231717822013000100014&script=sci_arttext&tlng=en
Djali, 2008,Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. 2008 Jakarta: PT.Grasindo
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia
Dixon, Tara dan O’Hara, Martin, Communication Skills, University of Ulster
Eric Jensen, 2008, Brain Based Learning, Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Hafied Cangara, M.Sc, 2016, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Rajagrafindo
Persada, Jakarta
Kementrian Pemdidikan Dan Kebudayaan, 2016, Silabus Mata Pelajaran Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menegah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan (SMA, MA, SMK, MAK,), Mata Pelajaran Bahasa
Inggris, Jakarta
M, Sardiman. 2001,Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press
Muhamad Surya, 1999,Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosda Karya
McCornack, S. 2010, Reflect and relate: An introduction to interpersonal
communication. Boston, MA: Bedford/St. Martin’s
Maolani, M.Si., Prof Dr. Tukaesih A. dan Cahyana, M.Si. Dr. Ucu, 2015,
Metodologi Penelitian Pendidikan, PT. Rajagrafindo Persada, Jakart
Penny Larasati & Tim, 2017, ELC International, Pakar TOEFL Skor 600+, EMC,
Bantul
Rahim, Farida, 2008, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, Bumi Aksara,
Jakarta.
Rakmat, M. Sc., Drs. Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, 2008, Remaja
Rosdakarya, Bandung
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti
Pemula, Bandung : Alfabeta
Senjaya, Sasa Djuarsa, dkk, 2007, Teori Komunikasi, Universitas Terbuka
Surya, Muhamad Surya.1999, Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Slameto.2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.. Jakarta: Bina
Aksara
Training, MTD, 2010, Effective Communication Skills, MTD Training and ventus
Publisihing apS.
30
Tampubolon. Mengembangkan Kebiasaan Membaca Pada Anak, 1991,
Bandung: Angkasa
Verderber, Rudolph F. dan Verderber, Kathleen S., 2005,Communication,
Thomson Wardsworth,
Wahyudi, Bambang. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung,
Penerbit Sulita.
Wahyudi, Bambang. 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Sulita,
Bandung Soenjono Dardjowidjojo, 2016, Psikolingustik, Yayasan Pustaka Obor Indonesia,
Jakarta
https://bidanshop.blogspot.co.id/2010/01/mengenal-populasi-penelitian.html Arikunto, Suharsimi. 2006, Metodologi Penelitian, Bina Aksara, Yogyakarta
31
32