Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

164
BAB 1 KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai. Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut: akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi & akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi. Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh pemakai intern organisasi. Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi (akuntansi keuangan merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan manajemen puncak dan pihak luar organisasi, sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yg mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan manajemen dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi). Bagi perusahaan yang besar, laporan keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi dimanfaatkan oleh pemakai luar yang terdiri dari pemegang saham, kreditur, analis keuangan, organisasi karyawan, dan berbagai 1

description

Resume buku akuntansi manajemen karangan Mulyadi

Transcript of Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Page 1: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 1

KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu sistem yang mengolah masukan

berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran berupa

informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai. Akuntansi manajemen

dapat dipandang dari dua sudut: akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe

akuntansi & akuntansi manajemen sebagai salah satu tipe informasi.

Akuntansi manajemen adalah informasi keuangan yang merupakan keluaran

yang dihasilkan oleh tipe akuntansi manajemen, yang dimanfaatkan oleh

pemakai intern organisasi.

Akuntansi manajemen sebagai suatu tipe akuntansi (akuntansi keuangan

merupakan tipe akuntansi yang mengolah informasi keuangan untuk

memenuhi keperluan manajemen puncak dan pihak luar organisasi,

sedangkan akuntansi manajemen merupakan tipe akuntansi yg mengolah

informasi keuangan untuk memenuhi keperluan manajemen dalam

melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi).

Bagi perusahaan yang besar, laporan keuangan yang dihasilkan oleh

akuntansi dimanfaatkan oleh pemakai luar yang terdiri dari pemegang saham,

kreditur, analis keuangan, organisasi karyawan, dan berbagai instansi

pemerintah. Mereka memerlukan laporan keu.perusahaan sebagai dasar

pembuatan keputusan tentang hub.mereka dengan pershn yg bersangkutan.

Manajemen berbagai jenjang organisasi suatu perusahaan memerlukan

informasi keuangan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan itu

sendiri atau bagiannya. Oleh karena karakteristik keputusan yg dibuat oleh

pihak luar berbeda dengan karakteristik keputusan yg dibuat oleh para

manajer, maka hal ini mempunyai dampak terhadap karakteristik sistem

pengolahan informasi akuntansi yg menghasilkan informasi keuangan.

Perbedaannya terletak pada:

1. Dasar pencatatan

1

Page 2: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Akuntansi keu.menggunakan prinsip akuntansi yg lazim sebagai pedoman

dalam mengolah data keuangan untuk disajikan kepada pemakainya. Di

lain pihak, akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip akuntansi

yang lazim dalam pengolahan informasinya, karena pemakainya adalah

para manajer berbagai jenjang organisasi, yg lebih mementingkan

relevansi informasi dengan keputusan yg akan mereka lakukan.

2. Fokus Informasi

Akuntansi keuangan digunakan untuk mengolah informasi keuangan masa

lalu untuk menggambarkan pertanggungjawaban dana yang dipercayakan

oleh pihak luar kepada manajemen suatu perusahaan. Di lain pihak,

akuntansi manajemen di samping menghasilkan informasi keuangan masa

lalu, juga menyediakan informasi keuangan masa yang akan datang

sebagai salah satu dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

3. Lingkup Informasi

Akuntansi keuangan mengolah dan menyajikan informasi keuangan

perusahaan secara keseluruhan. Akuntansi manajemen mengolah dan

menyajikan informasi keuangan bagian-bagian suatu perusahaan untuk

memenuhi keperluan manajer tertentu perusahaan yang menjadi tanggung

jawabnya saja.

4. Sifat Laporan yang Dihasilkan

Laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan umumnya berupa

ringkasan dan berisi informasi yang teliti. Laporan keuangan yang

dihasilkan oleh akuntansi manajemen lebih rinci dan unsur taksiran lebih

dominan dalam informasi yang disajikan di dalamnya.

5. Keterlibatan dalam Perilaku Manusia

Akuntansi keuangan lebih mementingkan pengukuran kejadian-kejadian

ekonomi sedangkan akuntansi manajemen lebih banyak bersangkutan

dengan pengukuran kinerja manajemen berbagai jenjang organisasi.

6. Disiplin Sumber yang Melandasi

2

Page 3: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Akuntansi keuangan hanya bersumber pada satu disiplin sumber: ilmu

ekonomi, sedangkan akuntansi manajemen memiliki dua disiplin sumber:

ilmu ekonomi dan psikologi sosial.

Hal yang sama di antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

yang pertama adalah prinsip akuntansi yang lazim diterima baik dalam

akuntansi keuangan kemungkinan besar juga merupakan prinsip pengukuran

yang relevan dalam akuntansi manajemen.yang kedua, akuntansi keuangan

dan akuntansi manajemen menggunakan informasi operasi yang sama sebagai

bahan baku untuk menghasilkan informasi yang disajikan kepada

pemakainya.

Peran akuntansi sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam

perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan: pencatat skor (score

keeping), penarik perhatian manajemen(attention directing), dan penyedia

informasi untuk pemecahan masalah (problem solving).

Mengapa informasi kuantitatif? Umumnya informasi kuantitatif lebih

berperan dalam mengurangi ketidakpastian bila dibandingkan dengan

informasi nonkuantitatif. Sebagai contoh, dalam pengambilan keputusan

investasi, manajemen tidak hanya memerlukan informasi apakah investasi

yang akan dilaksanakan mendatangkan laba, namun ia memerlukan informasi

besarnya rate of return dan pay-back period investasi yang akan

dilaksanakan.

Mengapa informasi akuntansi? Tolok ukur kinerja menggunakan informasi

akuntansi untuk memperoleh peran serta manajer yang ada di bawah manajer

puncak dalam mencapai tujuan perusahaan. Seorang manajer perlu menguasai

accounting jargon supaya dapat berpikir ekonomis rasional. Keterbatasan

pengetahuan seorang manajer tentang akuntansi sebagai bahasa bisnis akan

mengakibatkan tidak dimilikinya ketajaman analisis bisnisnya dalam

mengelola perusahaannya. Informasi akuntansi sebagai bahasa bisnis

dikelompokkan menjadi tiga golongan : operasi, keuangan, manajemen.

3

Page 4: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Informasi operasi : untuk melaksanakan aktivitas perusahaan sehari-hari,

seperti jumlah kilogram bahan baku yang dipakai dalam produksi, jumlah

produksi hari ini, jumlah jam kerja karyawan dalam satu minggu, dll.

Informasi Akuntansi Keuangan: diperlukan baik oleh manajemen puncak

maupun pihak luar perusahaan seperti pemegang saham, kreditur, instansi

pemerintah, dll seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas.

Informasi Akuntansi Manajemen: untuk melaksanakan dua fungsi pokok

manajemen: perencanaan dan pengendalian aktivitas perusahaan. Informasi

ini disajikan kepada manajemen perusahaan dalam berbagai lap.keu.seperti

anggaran, laporan biaya produksi, laporan biaya mutu, laporan biaya

pemasaran, laporan biaya menurut pusat pertanggungjawaban.

Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal: objek

informasi, alternatif yang dipilih, dan wewenang manajer.

Tipe informasi akuntansi manajemen: informasi akuntansi penuh (full

accounting information, informasi akuntansi diferensial (differential

accounting information, dan informasi akuntansi pertanggungjawaban

(responsibility accounting information).

Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen adalah:

1. Kemajuan teknologi informasi.

Manajemen mampu memproduksi produk dengan mudah, memperoleh

informasi yang diperlukan untuk menjalankan bisnis mereka dengan

cepat. Di lain pihak, akuntan manajemen mampu melakukan rekayasa

informasi yang sebelumnya tidak mungkin dilaksanakan dengan manual.

Perkembangan teknologi informasi mengakibatkan konsumen mudah

melakukan akses terhadap mutu produk dan jasa yang akan mereka beli.

Konsumen akan memilih produk produsen yang mampu menghasilkan

produk dan jasa yang memiliki mutu tinggi dengan harga yang murah.

2. Implementasi just-in-time (JIT) manufacturing.

Perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan, tanpa

memanfaatkan tersedianya persediaan dan tanpa menanggung biaya

persediaan. JIT merupakan usaha untuk mengurangi waktu penyimpanan

4

Page 5: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

(storage time) yang merupakan salah satu akibat dari aktivitas-bukan-

penambah nilai bagi konsumen (non-value-added activities). JIT

mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat persediaan, tata letak

pabrik (plant layout), dan penyediaan jasa pendukung.

3. Meningkatnya tuntutan mutu.

Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang

dijanjikan kepada pelanggan dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau

total quality control (TQC). TQC merupakan konsep pengendalian yang

meletakkan tanggung jawab pengendalian di pundak setiap karyawan

yang terlibat dalam proses pembuatan produk, sejak desain sampai proses

produksi, sampai produk mencapai pembeli.

4. Meningkatnya diversifikasi dan kompleksitas produk, serta semakin

pendeknya daur hidup produk.

5. Diperkenalkannya computer-integrated manufacturing.

Dampak perkembangan teknologi informasi terhadap kebutuhan manajemen

akan informasi akuntansi:

1. Informasi Biaya Produk yang Cermat

Tujuannya: (1) konsumen tidak dibebani niaya-bukan-penambah nilai

(non-value-added costs) bagi mereka, (2) laba yang diperoleh perusahaan

yang memasuki persaingan global dan tajam adalah rendah sehingga

hanya perusahaan-perusahaan yang cost-effective saja yang mampu

bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan semacam itu.

2. Informasi Biaya Overhead yang Cermat

Biaya overhead pabrik mencerminkan konsumsi sumber daya dalam

pelaksanaan aktivitas tertentu. Manajemen memerlukan informasi ini

dalam setiap aktivitas perusahaan untuk menghasilkan produk agar

mereka mampu melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap

value-added activities dan dapat menghilangkan non-value-added

activities. Dalam posisi ini manajemen akan mampu menjadikan

perusahaannnya cost-effective, salah satu daya saing (competitive edge)

yang harus dimiliki oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.

5

Page 6: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

3. Informasi Biaya Daur Hidup Produk

Memungkinkan manajemen melakukan strategic cost analysis pada saat

mempertimbangkan peluncuran produk baru, penghentian produksi

produk yang ada, dan product profitability analysis.

Respon akuntansi manajemen terhadap kebutuhan manajemen akan informasi

akuntansi:

1. Akuntansi manajmen melepaskan dominasi akuntansi keuangan dengan

memfokuskan perekayasaan informasi akuntansi untuk memenuhi

kebutuhan manajemen. Informasi biaya yang dihasilkan akuntansi

manajemen tidak sekadar ditujukan kepada manajemen untuk memenuhi

kebutuhan pelaporan keuangan (financial reporting) bagi pihak luar

perusahaan, namun untuk memungkinkan manajemen melakukan

pengelolaan aktivitas (activity management) berdasarkan informasi biaya.

2. Akuntansi manajemen memanfaatkan teknologi komputer untuk

merekayasa informasi biaya produk yang lebih cermat. Pemanfaatan

teknologi komputer ini memungkinkan pembebanan biaya overhead

(overhead cost assignment) kepada produk menjadi jauh lebih cermat,

sehingga memungkinkan manajemen melakukan analisis kemampuan

produk dalam menghasilkan laba (product profitability analysis) dan

keputusan penetapan harga jual (pricing decision).

3. Akuntansi manajemen berusaha mencerminkan konsumsi sumber daya

dalam setiap aktivitas untuk menghasilkan produk dengan menerapkan

activity-based cost system.

4. Akuntansi manajemen menciptakan target costing untuk memungkinkan

manajemen menerapkan market-driven strategy dalam memasuki pasar

dunia.

5. Akuntansi manajemen menyajikan informasi product-life-cycle cost untuk

memungkinkan manajemen melakukan strategic cost analysis.

6

Page 7: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 2

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

Konsep Informasi Akuntansi Penuh

Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek

informasi (information object atau information objective). Objek informasi

dapat berupa produk, keluarga produk, aktivitas, departemen, divisi, atau

perusahaan sebagai keseluruhan. Unsur yang membentuk informasi

akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan, dan/atau total biaya.

Full accounting information terdiri dari unsur full assets, full revenues,

dan/atau full costs, yg merupakan salah satu unsur full accounting info.

Full cost merupakan total biaya yg bersangkutan dengan objek informasi.

Jika informasi berupa produk, full cost merupakan total biaya yang

bersangkutan dengan produk tersebut. Perhitungan full cost suatu produk

dipengaruhi oleh metode penentuan harga pokok produksi yang

digunakan: full costing atau variable costing, activity-based costing.

Full costing merupakan salah satu metode penentuan harga pokok

produkasi, yang membebankan seluruh biaya produksi sebagai harga

pokok produksi, baik biaya produksi yang berperilaku variabel maupun

tetap. Jika perusahaan menggunakan pendekatan full costing dalam

penentuan harga pokok produksinya, full cost merupakan total biaya

produksi (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung + biaya

overhead pabrik variabel + biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan

total biaya nonproduksi (biaya administrasi & umum + biaya pemasaran).

Variable costing membebankan hanya biaya produksi yang berperilaku

variabel saja kepada produk. Jika perusahaan menggunakan pendekatan

variable costing dalam penentuan harga pokok produksinya, full cost

merupakan total biaya variabel (biaya bahan baku + biaya tenaga kerja

langsung + biaya overhead pabrik variabel + biaya administrasi & umum

variabel + biaya pemasaran variabel) ditambah dengan total biaya tetap

7

Page 8: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

(biaya overhead pabrik tetap + biaya administrasi & umum tetap + biaya

pemasaran tetap).

Activity-based costing pada dasarnya merupakan metode penentuan harga

pokok produk (product costing) yang ditujukan untuk menyajikan

informasi harga pokok produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan

manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya

dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.

Dengan pendekatan ini, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga

fase: fase desain dan pengembangan, fase produksi, dan fase dukungan

logistik (logistic supports).

Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi dan distribusi produk

dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagai berikut:

1. Unit-Level Activity Costs. Biaya ini dipengaruhi oleh besar kecilnya

jumlah unit produk yang dihasilkan. Biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, biaya energi, dan biaya angkutan adalah contoh biaya

yang termasuk dalam golongan ini. Biaya ini dibebankan kepada

produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.

2. Batch-Related Activity Costs. Biaya ini berhubungan dengan jumlah

batch produk yang diproduksi. Setup costs, yang merupakan biaya

yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum

suatu order produksi diproses, biaya angkutan bahan baku dalam

pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelian adalah contoh biaya

yang termasuk dalam golongan biaya ini. Besar atau kecilnya biaya ini

tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi

produksi. Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang

diproduksi dalam setiap order produksi.

3. Product-Sustaining Activity Cost. Biaya ini berhubungan dengan

penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk

mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan. Biaya ini tidak

terpengaruh oleh jumlah unit yang diproduksi dan jumlah batch

produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual.

8

Page 9: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

4. Facility-Sustaining Activity Costs. Biaya ini berhubungan dengan

kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh

perusahaan. Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji

karyawan kunci perusahaan adalah contohnya. Biaya ini dibebankan

kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilkan pada

kapasitas normal divisi penjual.

Manfaat Informasi Akuntansi Penuh

1. Pelaporan keuangan

Unsur informasi akuntansi penuh untuk kepentingan pelaporan kepada

pihak luar perusahaan adalah berbeda dengan unsur informasi

akuntansi penuh untuk kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak

intern perusahaan. Pelaporan keuangan untuk pihak luar perusahaan

memerlukan informasi akuntansi penuh yg disusun berdasarkan prinsip

akuntansi yang lazim, sedangkan untuk pihak intern perusahaan

memerlukan informasi akuntansi penuh yang penyusunannya tidak

terikat pada prinsip akuntansi yang lazim.

2. Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis).

Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba suatu perusahaan

atau suatu pusat laba dalam perusahaan biasanya digunakan alat

pengukur: kembalian investasi (return on investment atau disingkat

ROI) atau residual income (disingkat RI). Kembalian investasi

dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan aktiva yang

digunakan oleh pusat laba tersebut untuk mendapatkan laba tersebut.

Penggunaan kembalian invetasi atau residual income sebagai alat

analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dipengaruhi oleh 4

faktor berikut ini:

1. Konsep laba yang digunakan.

2. Komponen untuk menghitung laba.

3. Komposisi aktiva yang diperhitungkan dalam investment base.

4. Penilaian aktiva.

9

Page 10: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Terdapat 4 pengertian laba yang tersedia untuk mengukur laba divisi

berikut ini:

a) Laba kontribusi divisi (divisi contribution margin).

b) Laba terkendali divisi (division controllable profit).

c) Laba langsung divisi (division direct profit).

d) Laba bersih divisi (division net profit).

Konsep laba bersih divisi adalah yang cocok digunakan untuk

kepentingan pengukuran kemampuan menghasilkan laba divisi, karena

di dalamnya telah diperhitungkan informasi pendapatan penuh dan

informasi biaya penuh, sehingga mencerminkan semua faktor penentu

kemampuan menghasilkan laba divisi. Atas dasar kriteria tersebut

manajemen puncak dapat mengambil keputusan mengenai komponen

aktiva yang dimasukkan sebagai investasi suatu divisi berikut ini:

a) Kas, piutang dagang, persediaan, dan aktiva tetap yang digunakan

langsung oleh divisi adalah contoh aktiva yang dengan mudah

dapat diperhitungkan sebagai investasi dalam suatu divisi.

b) Aktiva divisi yang berasal dari sumber yang tidak memerlykan

biaya (interest free) tidak diperhitungkan dalam investment base.

c) Divisi tidak dapat dibebani dengan sebagian aktiva kantor pusat,

kecuali jika aktiva kantor pusat tersebut dapat diidentifikasikan

secara langsung dengan kegiatan tersebut.

d) Aktiva divisi yang tidak digunakan secara langsung untuk

memperoleh pendapatan divisi harus dikeluarkan dari perhitungan

investasi divisi.

e) Aktiva yang menganngur dalam suatu divisi, namun masih dapat

dimanfaatkan usaha divisi lain, dapat dikeluarkan dari perhitungan

investment base. Kebijakan ini dapat mendorong manajer divisi

untuk melepaskan aktiva yang rendah pemanfaatannya ke divisi

lain yang mampu memanfaatkan aktiva tersebut lebih baik.

3. “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?” Jawabannya

adalah dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan

10

Page 11: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

dengan objek biaya. Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu

berperan bagi manajemen dalam:

a) Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu,

b) penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melongok

struktur biaya perusahaan pesaing ,

c) pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri,

d) penentuan harga jual produk atau jasa,

e) penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan

menyediakan informasi biaya untuk aktivitas-bukan-penambah-nilai,

f) penyediaan informasi untuk perbaikan tingkat kemampuan produk

atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur

hidup produk atau jasa,

g) penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan

perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang biaya

mutu (quality costs),

h) Costs reimbursement,

i) inventory costing.

4. Penentuan harga jual dalam cost-type contract.

Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang

pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang

didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh

produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase

tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut. Biaya penuh masa lalu

dipakai sebagai dasar penentuan harga jual.

5. Penentuan harga jual normal.

Manajemen puncak harus harus memperoleh jaminan bahwa harga jual

produk atau jasa yang dijual di pasar dapat menutup biaya penuh untuk

menghasilkan produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan

produk atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar. Harga

jual = Biaya produksi + Biaya nonproduksi + Laba yang diharapkan

11

Page 12: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

6. Penentuan Harga Transfer.

Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga

transfer: penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost-based transfer

price) dan penentuan harga transfer atas dasar harga pasar (market-

based transfer price).

7. Penentuan Harga Jual yang Diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok

masyarakat luas seperti listrik, air, telepon dan telegraf, dan pos diatur

dengan peraturan pemerintah. Harga jual tersebut ditentukan

berdasarkan biaya penuh pada masa yang akan datang ditambah

dengan laba yang diharapkan. Informasi akuntansi penuh yang

bermanfaat yntuk penetapan harga jual produk atau jasa yang diatur

dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang akan

datang yang akan dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa

dan aktiva penuh yang akan digunakan untuk menghasilkan produk

atau jasa tersebut.

8. Penyusunan program.

Merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program-

program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran

jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap program

tersebut. Dalam perusahaan dapat dijumpai berbagai program seperti:

program penelitian&pengembangan produk baru, pelatihan karyawan.

Rekayasa Informasi Akuntansi Penuh

Banyak biaya yang merupakan biaya bergabung (common costs), yang

dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh harus dibagikan secara adil

kepada berbagai objek informasi melalui metode pembebanan tertentu.

Metode pembebanan biaya yang digunakan untuk perekayasaan informasi

akuntansi penuh dapat dibagi menjadi menurut tujuan pemanfaatan

informasi akuntansi penuh berikut ini:

1) Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi Bagi

pengambilan keputusan manajemen. Dalam perekayasaan informasi

12

Page 13: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada objek

informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam: (a) analisis

kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan

harga jual (b) pengukuran kinerja manajer (hubungannya erat dengan

wewenang manajer tertentu untuk mengendalikan biaya).

2) Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada

pihak luar perusahaan.

Umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yang bersifat sembarang.

Tetapi cara ini bisa membuat manajemen salah menafsirkan informasi

biaya penuh yang diterimanya, sehingga akan menyebabkan kesalahan

dalam pengambilan keputusannya. biaya bersama dialokasikan kepada

produk bersama atas dasar alokasi berikut ini: nilai jual relatif, satuan

fisik, rata-rata biaya, rata-rata tertimbang.

13

Page 14: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 3

INFORMASI AKUNTANSI DIFFERENSIAL

Salah satu fungsi penting manajemen adalah perencanaan. Dalam perencanaan,

mereka dihadapkan pada pengambilan keputusan yang menyangkut pemilihan

berbagai macam alternatif. Untuk memutuskan alternatif yang harus dipilih,

mereka menghadapi ketidakpastian. Oleh karena itu, manajemen memerlukan

informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian yang mereka hadapi, sehingga

memungkinkan mereka menentukan pilihan dengan baik. Salah salah satu

informasi penting yang biasanya diperlukan sebagai dasar perencanaan dan

pengambilan keputusan adalah akuntansi differensial.

Proses Pengambilan Keputusan

A. Pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat tahap yang berurutan

berikut ini: 1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan 2.

Pencarian tindakan alternatif dan pengkuantifikasinya masing-masing 3.

Pemilihan alternative optimum atau alternative yang memuaskan 4.

Implementasi dan penindaklanjutan

B. Pengakuan dan Perumusan Masalah atau Kesempatan Keputusan yang

harus diambil oleh manajemen kemungkinan merupakan respon terhadap :

1. Peristiwa yang mengandung masalah 2. Ancaman yang dirasakan ada 3.

Kesempatan yang diperkirakan akan terjadi Jika masalah atau kesempatan

telah ditonjolkan unutk menarik perhatian, masalah atau kesempatan

tersebut harus segera dirumuskan. Informasi akuntansi memiliki

kemampuan untuk memperjelas masalah yang dihadapi oleh manajemen

dengan mewujudkan masalah tersebut dalam bentuk kuantitatif keuangan.

C. Pencarian Tindakan Alternatif dan Kuantifikasi Konsekuensinya

MasingMasing Jika masalah atau kesempatan telah selesai

dirumuskan,manajemen kemudian mencari alternative tindakan untuk

memecahkan masalah tersebut dan menghitung secara kuntitatif

konsekuensi setiap alternative tindakan tersebut.

14

Page 15: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

D. Pemilihan alternative optimum atau alternatif yang memuaskan Tahap

yang paling gawat dalam proses pengambilan keputusan adalah pemilihan

satu diantara berbagai alternatif yang dapat dipilih. Meskipun tahap ini

tampaknya rasional, namun pemilihan akhir seringkali lebih didasarkan

atas pertimbangan ekonomis rasional. Manajer yang melakukan pemilihan

alternatif kemungkinan menghadapi beberapa alternative yang layak

dipilih, yang masing-masing memiliki segi-segi positif tertentu dipandang

dari sudut kriteria pemilihan alternatif yang digunakan. Manajer

kemungkinan menggunakan pendekatan ekonomis rasional di dalam

melakukan pemilihan alternative yang optimum, sehingga pemilihan

alternative yang dilakukan berdasarkan atas pertimbangan ekonomis

rasional.

E. Implementasi dan Penindaklanjutan Berhasil atau tidaknya pilihan akhir

tergantung atas efisiensi implementasi alternative yang telah dipilih.

Implementasi hanya akan berhasil jika individu yang memilki

pengendalian terhadap sumber daya organisasi yagn diperlukan untuk

melaksanakan keputusan tersebut sepenuhnya danggup mewujudkan

alternative yang dipilih.

Peranan Informasi Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan

Keputusan

A. PENGAMBILAN KEPUTUSAN Dalam pengambilan keputusan,

informasi akuntansi berperan untuk: 1. Meransang manajemen didalam

menyadari dan mendefinisikan masalah. 2. Memisahkan laternatif tindakan

yang satu dengan alternative tindakan yang lain 3. Menjelaskan

konsekuensi berbagai alternative tindakan yang dipilih 4. Membantu

menganalisis dan menilai berbagai alternative tindakan yagn akan dipilh.

B. Informasi Akuntansi sebagai Peransang (Stimuli) dalam Pengakuan

Adanya Masalah Informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai perangsang

untuk menyadari adanya masalah. Apakah ransangan dari informasi

tersebut kenyataanya memicu kearah penyelesaian masalah tergantung atas

beberapa factor: a. Apakah lingkungan internal maupun eksternal

15

Page 16: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

memungkinkan dengan cepat manajemen bereaksi. b. Kemampuan manajer

dalam mengorganisasi dan menggunakan informasi akuntansi serta

preferensi pribadi mereka terhadap informasi kuantitiatif atau kualitatif. c.

Ukuran perusahaan dan tingkat disentralisasi didalamnya d. Tersedianya

data industry sebagai pembanding

C. Kondisi lingkungan Informasi akuntansi dapat berfungsi sebagai pemicu

timbulnya kesadaran akan adanya masalah atau kesempatan dipengaruhi

oleh kondisi lingkungan internal maupun eksternal yang dihadapi. Jika

kondisi lingkungan tidak memungkinkan pengambilan keputusan dengan

cepat untuk bereaksi terhadap masalah atau kesempatan yang timbul,

informasi akuntansi tidak berfungsi sebagai pemicu kesadaran manajemen

kearah pemecahan masalah/tindakan menghadapi kesempatan.

D. Kemampuan Manajer di dalam Mengorganisaikan dan Menggunakan

Informasi Akuntansi serta Preferensi Pribadi Mereka terhadap Informasi

Kuantitatif atau Kualitatif Tingkat rangsangan yang dihasilkan oleh

informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan juga ditentukan oleh

kemampuan manajer dalam mengorganisasi dalam menggunakan informasi

akuntansi serta ditentukan oleh preferensi manajer informasi kuantitatif.

E. Ukuran Perusahaan dan Tingkat Desentralisasi di dalamnya Biasanya

dalam perusahaan kecil, pemilik sekaligus memimpin perusahaan

melakukan pengambilan keputusan dan sekaligus melaksanakan

keputusannya. Dalam situasi semacam ini, biasanya pengambil keputusan

mengandalkan observasi langsung dan intuisinya dalam menyadari adanya

masalah dan kesempatan.

F. Tersedianya Data Industri sebagai Pembanding Kemampuan informasi

akuntansi sebagai pemicu kesadaran manajer akan adanya masalah atau

kesempatan ditentukan pula oleh tersedia atau tidaknya data industri

sebagai pembanding.

G. Dampak Informasi Akuntansi Dalam Pemilihan Keputusan Bobot yang

diberikan oleh pengambil keputusan atas informasi akuntansi dalam

pemilihan akhir tergantung atas: 1. Seberapa jauh informasi dirasakan

16

Page 17: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

mampu mengurangi sebagian ketidakpastian yang melingkupi proses

pengambilan keputusan. 2. Permintaan dan persaingan atas produk dan jasa

3. Tingkat ketelitian informasi akuntansi yang direkayasa oleh manajemen

4. Lingkup keputusan yang diambil (jangka pendek atau jangka panjang 5.

Preferensi pengambil information) keputusan (external information atau

internal.

H. Kemampuan akuntansi dalam mengukur biaya kesempatan

Konsep Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting

Information)

Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,

pendapatan, dan biaya dalam alternative tindakan tertentu dibandingkan

dengan alternative tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial

mempunyai dua unsur pokok: merupakan informasi masa yang akan

datang dan berada di antara alternative yang dihadapi oleh pengambilan

keputusan. Informasi akuntansi diferensial terdiri dari biaya, pendapatan,

dan aktiva. Informasi diferensial yang hanya berkaitan dengan aktiva

disebut aktiva diferensial (differential assets), dan yang hanya berkaitan

dengan pendapatan disebut dengan pendapatan diferensial (defferential

revenues), dan yang hanya berkaitan dengan biaya disebut biaya

diferensial (differential costs).

Biaya Diferensial Sebagai Bagian Informasi Akuntansi Diferensial

A. Informasi akuntansi differensial terdiri dari aktiva, pendapatan dan biaya,

dari ketiga jenis informasi tersebut yang relatif sulit pengukurannya adalah

biaya differensial. Terdapat berbagai konsep biaya yang dikembangkan

dalam akuntansi biaya, sepertii opportunity cost, incremental cost, out of

pocket cost, dan hypothetical cost yang sebenarnya mempunyai pengertian

yang berbeda dengan biaya differensial.

B. Biaya Diferensial versus Biaya Relevan. Suatu biaya disebut biaya relean

jika biaya tersebut berhubungan dengan tujuan perekayasaan biaya

tersebut. Sedangkan biaya diferensial yaitu biaya yang relevan dengan

pengambilan keputusan, karena pengambilan keputusan selalu

17

Page 18: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

menyangkut pemilihann alternative masa yang akan datang. Dan untuk

melakukan pemilihan pengambilan keputusan harus dapat membedakan di

antara alternatif yang tersedia.

C. Biaya Diferensial sebagai Biaya Masa yang akan Datang (Future Cost).

Biaya masa yang akan datang (Future cost) adalah biaya yang dapat

diperkirakan akan terjadi dalam periode yang akan datang. Karena biaya

ini merupakan biaya yang di harapkan akan terjadi di masa yang akan

datang. Jadi biaya masa yang akan datang idak hanya sekedar diharapkan,

namun secara resmi di tuang alam bentuk rencana kegiatan menyeluruh

perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang biaya

tersebut merupakan biaya yang akan datang.

D. Biaya Diferensial adalah Biaya yang Berbeda Yaitu biaya masa yang akan

datang yang di perkirakan akan berbeda (differ) atau terpengaruh oleh

suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai macam

alternatif.

E. Perbedaan Biaya Penuh dengan Biaya Diferensial Ada 3 aspek yang turut

membedakan yaitu: 1. Unsur Biaya 2. Sumber Informasi 3. Perspektif

Waktu Unsur Biaya yaitu yang membentuk biaya penuh suatu produk

yang terdiri dari biaya lansung berkaitan dengan produk ditambah dengan

bagian biaya yang tidak langsung yang dibebankan kepada produk

tersebut. Informasi biaya penuh diambil langsung dari catatan akuntansi

reguler perusahaan, karena sistem akuntansi perusahaan memang di

rancang untuk menghasilkan informasi biaya penuh dalam kegiatan

normalnya.

F. Biaya Diferensial versus Biaya Variabel Biaya variabel merupaan biaya

yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, sedangkan

biaya diferensial selalu berkaitan dengan alternatif tertentu yang di

pertimbangkan untuk dipilih. Jika keputusan yang sedang di

pertimbangkan berhubungan dengan pemilihan satu di antara berbagai

volume kegiatan, istilah yang sama dengan biaya diferensial adalah

incremental cost. Misalnya suatu pengambilan keputusan pemilihan di

18

Page 19: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

antara berbagai metode pengangkutan bahan baku itu sendiri, meskipun

biaya bahan baku sering di anggap sebagai biaya variabel.

G. Biaya Diferensial versus Biaya Tetap Biaya tetap merupakan biaya yang

jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan

dalam kisar (range) perubahan volume kegiatan tertentu. Jika suatu biaya

tetap akan dikeluarkan dalam jumlah yang sama tanpa mempertimbangkan

keputusan khusus amna yang akan di ambil, biaya tersebut bukan

merupakan biaya diferensial.

H. Biaya Diferensial versus Biaya Depresiasi Depresiasi merupakan alokasi

secara periodik harga pokok aktiva yang tetap yang di peroleh pada waktu

yang lampau. Jika keputusan penanaman modal telah dilaksanakan, dan

aktiva tetap telah di beli, biaya depresiasi yang kemudian terjadi, di

tentukan dengan mempertimbangkan umur ekonomis aktiva tetap tersebut

dan metode depresiasi yang di pilih oleh manajemen.

I. Biaya Diferensial versus Biaya Tambahan (Incremental Cost) Biaya

tambahan (incremental cost) suatu alternative adalah tambahan biaya yang

akan terjadi jika suatu alternative yang berkaitan dengan perubahan

volume kegiatan di pilih. Biaya tambahan merupakan informasi akuntansi

manajemen yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan

keputusan yang berhubungan dengan penambahan dan pengurangan

volume kegiatan. Karena biaya tambahan merupakan tambahan biaya yang

berhubungan dengan suatu alternatif, maka biaya ini sesungguhnya berasal

dari pengertian biaya diferensial. Biaya tambahan merupakan jumlah

semua biaya diferensial yang berhubungan dengan suatu alternatif yang

berkaitan dengan penambahan atau pengurangan volume kegiatan. Jumlah

biaya tambahan dalam peristiwa tertentu tergantung pada sudut pandang

yang di gunakan dalam analisis.

J. Biaya Diferensial versus Biaya kesempatan (Opportunity Cost) Biaya

kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang di korbankan

sebagai akibat dipilihnya alternative tertentu. Biaaya kesempatan

merupakan salah satu elemen biaya diferensial, namun biaya diferensial

19

Page 20: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

tidak terbatas pada biaya kesempatan saja. Biaya diferensial mencakup

pula biaya keluar dari kantong di samping dalam pengambilan keputusan

tertentu, biaya diferensial mencakup pula biaya kesempatan.

K. Biaya Diferensial versus Biaya Keluar dari Kantong (Out-of-Pocket Cost)

Biaya yang akan memerlukan pengeluaran kas sekarang atau dalam jangka

dekat sebagai akibat dari keputusan manajemen di sebut sebagai biaya

keluar dari kantong. Sebagai contoh manajemen memutuskan untuk

menerima pesananpemuatan produk dari seorang pelanggan. Dalam harga

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja adalh contoh dari biaya keluar

dari kantong. Biaya keuar dari kantong adalah biaya diferensiasi yang di

pertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Nilai Waktu Uang Dalam Pengambilan Keputusan Jangka Panjang

Dalam pengambilan keputusan jangka panjang, nilai waktu uang

memegang peranan penting. Nilai investasi pada tahun ke-n, dengan

tingkat bunga sebesar i dihitung dengan rumus : In = Io (1 + i)n

In = Investasi pada tahun ke-n Io = Investasi pada tahun ke-0 i = Tingkat

bunga n = Jangka waktu

Untuk mengambil keputusan investasi semua airan kas yang diperkirakan

akan diterima dan dikeluarkan selama umur investasi harus dinyatakan

nilainya pada nilai tahun ke-0, dengan kata lain harus dihitung nilai

tunainya (present value) agar dapat diperbandingkan. Rumus perhitungan

nilai tunai sebagai berikut :

(NT = Nilai Tunai AK = Aliran Kas i = Tingkat Bunga n = Jangka waktu)

Manfaat Informasi Akuntansi Diferensial Dalam Pengambilan

Keputusan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Umummya manajemen menghadapi 4

macam pengambilan keputusan jangka pendek yaitu: 1. Membeli atau

membuat sendiri (make or buy decision) 2. Menjual atau memproses lebih

lanjut suatu produk (sell or process further) 3. Menghentikan atau

melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian

20

Page 21: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

perusahaan (stop or continue product line) 4. Menerima atau menolak

pesanan khusus (special order decision)

A. Membeli atau Membuat Sendiri (Make or Buy Decision). Keputusan

membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam : 1.

Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh

perusahaan yang sebelumnya memproduksi sendiri produknya,

kemudian mempertimbangkan akan membeli produk tersebut dari

pemasok. (Tipe 1) 2. Keputusan membeli atau membuat sendiri yang

dihadapi oleh perusahaan yang sebelumnya membeli produk tertentu

dari pemasok luar, kemudian mempertimbangkan akan memproduksi

sendiri produk tersebut (Tipe 2). Tipe 1 umumnya merupakan

keputusan manajemen jangka pendek, yang tidak menyangkut

investasi jangka panjang. Dua kemungkinan yang dihadapi oleh

manajemen dalam pengambilan keputusan ini : a. Jika manfaat lebih

besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari luar lebih

menguntungkan jika dipilih. Jika manfaat lebih kecil dari

pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih. b.

Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan, alternatif membeli dari

luar lebih menguntungkan jika dipilih. Jika manfaat lebih kecil dari

pengorbanan, alternatif membeli dari luar sebaiknya tidak dipilih.

Tipe 2 umumnya merupakan keputusan manajemen jangka panjang,

karena kemungkinan menyangkut investasi dana dalam jumlah yang

besar untuk pengadaan mesin dan perlengkapan produksi. Dua

kemungkinan yang dihadapi oleh manajemen dalam pengambilan

keputusan ini : a. Keputusan membuat sendiri tidak memerlukan

tambahan fasilitas produksi, karena manajemen dapat memanfaatkan

kapasitas yang masih menganggur dari mesin dan ekuipmen yang

telah dimiliki sebelumnya. Jika manfaat lebih besar dari pengorbanan,

alternatif membuat sendiri lebih menguntungkan jika dipilih.

Sebaliknya jika manfaat lebih kecil dari pengorbanan alternatif

membuat sendiri sebaiknya tidak dipilih. b. Keputusan membuat

21

Page 22: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

sendiri akan mengakibatkan manajemen memerlukan tambahan

investasi dalam mesin dan ekuipmen. Manfaat bersih yang diperoleh

dibandingkan dengan besarnya investasi dalam mesin dan ekuipmen

(aktiva penuh) untuk memutuskan apakah manfaat bersih yang

diperoleh sebanding dengan investasi yang akan dilakukan.

B. Membeli atau Membuat Sendiri dalam Lingkungan Manufaktur Maju

Dalam lingkungan manufaktur maju, JIT manufacturing system

melakukan berbagai perubahan dalam perancangan kembali dan

penyederhanaan proses manufaktur. Sebagai akibatnya, banyak biaya

yang semula berupa biaya bergabung (common costs), dalam

lingkungan manufaktur maju diubah menjadi biaya langsung yang

dapat dirunut dengan mudah ke produk. Dengan demikian, akan dapat

dengan mudah diidentifikasi biaya langsung yang relevan untuk di

pertimbangkan dalam keputusan membeli atau membuat sendiri suatu

produk. Disamping itu, dengan semakin tingginya presentase non-

valume-related costs dari total biaya produk, keputusan membeli atau

membuat sendiri harus mempertimbangkan jenis biaya tersebut dalam

menghitung biaya terhindarkan (avoidable costs). Dalam analisis

membeli atau membuat sendiri berdasarkan akuntansi biaya

tradisional, biaya terhindarkan secara sederhana diidentifikasikan

berdasarkan besarnya biaya variable dan biaya tetap langsung. Biaya

variable dan biaya tetap langsung dianggap akan dapat dihindari jika

alternative membeli suku cadang dari pemasok luar dipilih. Biaya

tetap tidak langsung bukan merupakan biaya diferensial, karena

alternatif manapun yang dipilih, tidak akan terpengaruh oleh

keputusan yang diambil. Sehingga pertimbangan membeli atau

membuat sendiri dalam akuntansi biaya konvensial mendasarkan atas

analisis biaya yang akan di keluarkan.

C. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk. Adakalanya

manjemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu

pada kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi

22

Page 23: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

produk lain yang lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan

keputusan seperti ini, informasi akuntansi differensial yang di

perlukan oleh manajemen adalah pendapatan diferensial dengan biaya

diferensial jika alternative memproses lebih lanjut dipilih. Jika

pendapatan diferensial lebih tinggi dibandingkan dengan biaya

diferensial, maka alternatif unutk mengolah lebih lanjut suatu produk

dapat dipilih. Sebaliknya jika pendapatan diferensial lebih rendah

dibandngkan dengan biaya diferensial, maka alternatif untuk

mengolah lanjut suatu ditolak.

D. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu atau

Kegiatan Usaha Departemen Tertentu. Dalam perusahaan yang

menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk (product line)

atau yang memilki berbagai departemen penghasil laba, adakalanya

manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau

salah satu departemennya mengalami kerugian usaha yang akan

diperkirakan akan berlangsung terus. Dalam menghadapi kondisi ini,

manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan atau

tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen

yang mengalami kerugian. Informasi yang relevan untuk

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ini adalah biaya

difernsial dan pendapatan diferensial. Dengan dihentikannya produksi

produk tertentu atau kegiatan departemen tertentu perusahaan akan

kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan dari produk atau

departemen tersebut. Pendapatan yang hilang (foregone revenues) ini

merupakan informasi pendapatan diferensial dan merupakan

pengorbanan yang ditanggung karena pemilihan alternatif

menghentikan produksi produk atau departemen tertentu. Dilain

pihak, dengan dihentikannya produksi atau kegiatan usaha departemen

tertentu, perusahaan menikmati manfaat berupa biaya terhindarkan

(avoidable costs) yang merupakan informasi akuntansi diferensial.

Jika biaya terhindarkan (yang merupakan manfaat yang diperoleh)

23

Page 24: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

lebih besar dari pendapatan yang hilang (yang merupakan

pengorbanan) akibat dihentikannya produksi produk atau kegiatan

usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian sebaiknya

dipilih. Namun jika biaya terhindarkan lebih kecil dari dari

pendapatan yang hilang akibat dihentikannya produksi produk atau

kegiatan usaha departemen tertentu, maka alternatif penghentian

tersebur tidak dipilih.

E. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus. Pada umumnya perusahaan

membangun pabriknya dengan kapasitas yang mampu memenuhi

permintaan pasar tertingggi beberapa tahun yang akan datang. Jika

perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang hanya

mampu memenuhi permintaan pasar sekarang, hal ini akan berakibat

dilakukannya ekspansi pabrik secara terus-menerus. Dengan

demikian, umumnya perusahaan memiliki kapasitas menganggur,

yang seringkali mendorong manajemen puncak untuk

mempertimbangkan penetapan harga jual di bawah harga jual normal.

Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan

khusus, informasi akuntansi adalah pendapatan diferensial dan biaya

diferensial. Jika pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan

dengan diterimanya pesanan khusus tersebut) lebih tinggi

dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu tambahan biaya karena

memenuhi pesanan khusus tersebut) maka pesanan khusus tersebut

sebaiknya diterima. Dilain pihak, jika pendapatan diferensial lebih

rendah dibandingkan dengan biaya difernsial, maka pesanan khusus

sebaiknya ditolak.

Pengaruh Pajak Penghasilan Terhadap Pengambilan Keputusan

Pajak penghasilan dikenakan atas laba yang diperoleh perusahaan atau

penghasilan yang diperoleh perorangan. Hampir semua keputusan

dipengaruhi pajak penghasilan. Para manajer berkewajiban untuk

menggunakan cara-cara hukum untuk meminimumkan pembayaran pajak.

24

Page 25: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 4

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

Konsep Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Informasi akuntansi pertanggung jawaban adalah suatu informasi tentang

aktiva, pendapatan, dan biaya yang menjadi wewenang dan tanggung jawab

unit-unit organisasi yang bertanggung jawabatas pertanggungjawaban tertentu

dalam suatu organisasi.

Informasi akuntansi pertanggungjawaban terdiri atas :

1.  Informasi biaya masa lalu. Biaya yang menjadi tanggung jawab seseorang

yang digunakan dalam proses perencanaan. Contohnya : budget

2.  Informasi biaya masa dating. Biaya sesungguhnya yang menjadi tanggung

jawab seseorang dalam bentuk laporan. Contohnya : laporan

pertanggungjawaban dan laporan keuangan.

Manfaat Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Mulyadi (1997:170-174)

1. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa yang

akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran. Proses penyusunan

anggaran pada dasarnya merupakan prosespenetapan peran dalam usaha

mencapai sasaran perusahaan.

2. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi masa lalu

bermanfaat sebagai : a)  Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai

penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Informasi

pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses

perencanaan dan manajer yang bertanggung jawab terhadap perencanaan

dan realisasinya. b) Informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai

pemotivasi manajer. Informasi akuntansi akan berdampak langsung

terhadap motivasi manajer dengan mempengaruhi kemungkinan usaha

diberi penghargaan. Juga digunakan untuk mengukur kinerja manajer.

3. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pengelolaan

aktivitas. Dengan menyajikan informasi biaya yang dipisahkan kedalam

25

Page 26: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

biaya penambah dan bukan penambah nilai, sehingga manajemen dapat

memperoleh informasi biaya bukan-penambah dan dan bukan penambah

nilai yang menggambarkan besarnya pemborosan yang sekarang dialami

perusahaan dalam memenuhi kebutuhan customer. Manajer juga dapat

memperoleh biaya bukan penambah nilai yang memungkinkan mereka

memusatkan pengendalian mereka terhadap aktivitas bukan penambah

nilai, selain itu juga dapat memungkinkan mereka melakukan

penyempurnaan efisiensi aktivitas penambah nilai.

4. Informasi akuntansi pertanggungjawaban memungkinkan pemantauan

efektivitas program pengelolaan aktivitas. Dengan menyajikan informasi

biaya yang dipisahkan kedalam biaya penambah dan bukan penambah

nilai dalam bentuk perbandingan dari periode ke periode, yang

mengakibatkan manajer dapat memantau efektivitas program pengelolaan

aktivitas dan merumuskan keputusan-keputusan strategik.

Kesimpulan : manfaat yang diperoleh dari informasi akuntansi

pertanggungjawaban adalah manajer dapat mengetahui program yang telah

direncanakan untuk pengambilan keputusan-keputusan dalam perusahaan.

Fungsi informasi akuntansi pertanggungjawaban:

a. Menyiapkan Budget untuk masing-masing responsibility center

b. Mengukur Performa dari masing-masing responsibility center

c. Menyiapkan skema pelaporan secara periodik yang membandingkan

jumlah secara aktual dan jumlah budget.

Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Tradisional

Menurut mulyadi (1997:214), Sistem akuntansi pertanggungjawaban

tradisional adalah suatu sistem akuntansi yang disusun sedemikian rupa

sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan atau pendapatan dilakukan

sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan

agar dapat ditunjuk orang atau kelompok orang yang bertanggung jawab atas

penyimpangan biaya dan atau pendapatan yang dianggarkan.

Karakteristik sistem akuntansi pertanggungjawaban :

1.    Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban

26

Page 27: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2.    Standar ditetapkan sebagai tolak ukur kinerja manajer yang bertangung

jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu

3.   Kinerja manajer diukur dengan membandingkanrealisasi dengan anggaran

4.   Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukumanberdasarkan

kebijakan manajemen yang lebih tinggi.

Kelemahan-kelemahan sistem akuntansi tradisional:

1.   Mengabaikan biaya yang tidak memberikan nilai tambah

2.   Memberikan perhatian lebih terhadap biaya tenaga kerja

3.   Memfokuskan pada kondisi ekstern

4.   Memberikan perhatian lebih terhadap ukuran keuangan

5.   Perhitungan selisih mendorong tingkah laku negatif

Asumsi-asumsi sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional:

1.  Pengelolaan Berdasarkan Penyimpangan

Dengan melihat penyimapangan yang terjadi dalam perusahaan, maka

manajemen akan memusatkan perhatiaanya terhadap perbaikan

ketidakefisienan yang terjadi. Pelaporan secara periodik yang disajikan

oleh akuntansi pertanggungjawaban kepada manajer yang

bertanggungjawab sangat cocok digunakan untuk menarik perhatian

mereka kearah bidang yang terdapat penyimpangan didalamnya dan

segera melakukan perbaikan.

2.   Pengelolaan berdasarkan tujuan (Manajemen By Objective)

Dalam MBO manajer atas maupun bawah bersama-sama menetapkan

sasaran bersama yang dinyatakan dalam hasil atau sasaranyang

diharapkan dan secara bersama-sama memantau kemajuan dan

pencapaian sasaran tersebut.

3.      Struktur pertanggungjawaban sesuai dengan hierarki organisasi

Akuntansi pertanggungjawaban tradisional menganggap bahwa

pengendalian organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan

jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur

organisasi formal perusahaan.

27

Page 28: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

4.      Manajer bawahnya tersedia untuk menerima tanggung jawabyang

dibebankan kepada mereka melalui hierarki organisasi

Hal yang terpenting dalam menentukan agar sistem akuntansi

pertanggungjawaban ini berhasil adalah kesediaan para manajer pusat

untuk menerima tanggung jawab yang diberikan kepada mereka. Untuk

mendorong penerimaan tanggung jawab, kultur organisasi harus

memungkinkan para manajer untuk kadang-kadang gagal dalam tugas

mereka, tanpa harus takut untuk menerima hukuman atas kegagalan

mereka tersebut.

5.      Sistem akuntansi pertanggungjawaban mendorong kerjasama bukan

kompetisi

Sistem akuntansi pertanggungjawaban memberikan kesempatan kepada

manajer untuk merumuskan sasaran mereka sendiri dan membuat

keputusan dalam angka tenggung jawab yanng didelegasikan oleh

manajer di atasnya, maka hal ini akan meningkatkan kesetiaan harga diri

dan rasa penting dalam diri manajer.

Activity-Based Responsibility Accounting System

Activity-based responsibility adalah suatu sistem akuntansi yang disusun

sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dilakukan

menurut aktivitas penambah dan bukan penambah nilaiuntuk memungkinkan

manajemen merencanakan pengelolaan aktivitas dan memantau hasil

perbaikan bersinambungan atas berbagai aktivitas untuk pembuatan produk/

penyerahan jasa.

a.      Aktivitas penambah nilai. Aktivitas penambahan nilai adalah aktivitas

yang perlu dilakukan untuk menjaga agar perusahaan tetap bertahan dan

bekembang dalam bisnis yang dijalankan. Klasifikasi aktivitas

penambah nilai karena memenuhi 3 kondisi : 1)      Aktivitas yang

mampu menghasilkan perubahan suatu keadaan, 2)      Perubuhan sifat

tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, 3)      Aktivitas

tersebut memungkinkan aktivitas lain dapat dilaksanakan

28

Page 29: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

b.      Aktivitas Bukan Penambah Nilai. Aktivitas bukan penambah nilai

adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah dan

merupakanaktivitas yang tidak perlu dilakukan karena tidak membuat

perusahaan dapat bertahan atau berkembang dalam bisnisnya. Dalam

perusahaan manufaktur, terdapat 5 golongan aktivitas bukan penambah

nilai yaitu :

1. Pembuatan skedul. Pembuatan waktu dan sumber daya untuk

menentukan kapan berbagai produk yang berbeda dimasukkan dan

bagaimana berbagai produk tersebut diproduksi.

2.  Pemindahan. Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya

untuk memindahkan bahan baku, produk dalam proses dan tranfer

produk jadi dari satu departemen ke departemen lainnya.

3.  Penantian. Aktivitas yang didalamnya bahan baku dan produk dalam

proses menggunakan waktu dan sumber daya untuk menunggu

proses berikutnya.

4.  Inspeksi. Aktivitas yang mengkonsumsi waktu dan sumber daya

untuk menjamin produk yang dihasilkan sesuai dengan mutu yang

sudah ditetapkan.

5.   Penyimpanan. Aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber daya

selama produk dan bahan baku disimpan sebagai bahan sediaan

 Penggunaan Informasi Akuntansi PertanggungJawaban

Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengarahkan perhatian

manajer pada pengendalian biaya.

1. Sistem pelaporan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban Tradisional

Pelaporan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban harus

menggunakan klasifikasi dan kode rekening yang sesuai dengan konsep

pertanggungjawaban dalam organisasi. Dengan kata lain bahwa klasifikasi

kode rekening harus disusun sedemikian rupa sehingga selain mampu

menunjukkan jenis biaya atau penghasilan yang terjadi, memungkinkan

pengumpulan biaya terkendali dan tak terkendali pada masing-masing

pusat pertanggungjawaban atau kontribusi penghasilan masing-masing

29

Page 30: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

produk dan dapat mengidentifikasikan pula kode tingkat pimpinan

manajemen yang bertanggung jawab. Posisi angka dalam kode rekening

dikelompokan menjadi 2 yaitu :

1) Menunjukkan tempat terjadinya biaya

2) Menunjukkan kode jenis biaya dan penghasilan yang digolongkan sesuai

dengan objek pengeluaran dan penerimaan.

Jenis laporan biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya dalam sistem

akuntansi pertanggungjawaban tradisional meliputi:

Ø Laporan Pertanggungjawaban (resposibility cost report). Bertujuan agar

manajer melakukan pengelolaan biaya dengan cara membandingkan biaya

yang direalisasikan dengan biaya yang dianggarkan.

Ø Laporan Biaya Produksi (cost of produstion report). Bertujuan untuk

menyajikan laporan biaya produksi untuk analisis biaya produk yang

dihasilkan perusahaan tiap bulan.

Untuk memaksimumkan keuntungan laporan pertanggungjawaban harus

memenuhi 4 kriteria, yaitu :

a)  Tepat Waktu,

b) Diterbitkan secara periodik dan konsisten,

c)  Mudah dimengerti,

d) Membandingkan antara budget dan jumlah aktual

Format umum laporan pertanggungjawaban:

Ø  Nomor Kode akun biaya

Ø  Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban

Ø  Realisasi bulan ini

Ø  Anggaran biaya bulan ini

Ø  Penyimpangan biaya bulan ini

Ø  Realisai biaya sampai dengan bulan ini

Ø  Anggaran biaya sampai dengan bulan ini

Ø  Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini

30

Page 31: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2. Sistem pengelolaan akuntansi pertanggungjawaban dalam akuntansi

pertanggungjawaban tradisional

Oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat

manajemen, maka biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai

dengan tingkat manajemen yang berada dalam struktur organisasi.

Perhitungan cost produk dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

a.  Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi

b.  Perhitungan cost produksi  bagian kievel, bagian printing, bagian guset.

Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Akuntansi

Pertanggungjawaban Tradisional

Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode

yang dapat dilakukan, yaitu :

a.    Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan, Contohnya : departemen

listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya listrik tersebut karena

biaya listrik dikeluarkan oleh departemen listrik sedangkan bagian

departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.

b.    Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi, Contoh :

departemen listrik menjadi tanggung jawab penuh manajer listrik atau

dapat dialokasikan ke departemen pemakai sesuai dengan perilaku manajer

yang hendak dituju.

Rekayasa Infomasi Akuntansi Pertanggungjawaban

Penggunaan Informasi Akuntansi PertanggungJawaban

Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional mengarahkanperhatian

manajer pada pengendalian biaya.

1.  Sistem pelaporan biaya dalam akuntansi pertanggungjawaban Tradisional

Pelaporan dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban harus

menggunakan klasifikasi dan kode rekening yang sesuai dengan konsep

pertanggungjawaban dalam organisasi. Dengan kata lain bahwa klasifikasi

kode rekening harus disusun sedemikian rupa sehingga selain mampu

menunjukkan jenis biaya atau penghasilan yang terjadi, memungkinkan

pengumpulan biaya terkendali dan tak terkendali pada masing-masing

31

Page 32: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

pusat pertanggungjawaban atau kontribusi penghasilan masing-masing

produk dan dapat mengidentifikasikan pula kode tingkat pimpinan

manajemen yang bertanggung jawab. Posisi angka dalam kode rekening

dikelompokan menjadi 2 yaitu :

a) Menunjukkan tempat terjadinya biaya

b) Menunjukkan kode jenis biaya dan penghasilan yang digolongkan

sesuai dengan objek pengeluaran dan penerimaan.

Jenis laporan biaya yang dihasilkan oleh akuntansi biaya dalam sistem

akuntansi pertanggungjawaban tradisional meliputi:

Ø Laporan Pertanggungjawaban (resposibility cost report). Bertujuan agar

manajer melakukan pengelolaan biaya dengan cara membandingkan biaya

yang direalisasikan dengan biaya yang dianggarkan.

Ø Laporan Biaya Produksi (cost of produstion report). Bertujuan untuk

menyajikan laporan biaya produksi untuk analisis biaya produk yang

dihasilkan perusahaan tiap bulan.

Untuk memaksimumkan keuntungan laporan pertanggungjawaban harus

memenuhi 4 kriteria, yaitu :

a)    Tepat Waktu

b)   Diterbitkan secara periodik dan konsisten

c)    Mudah dimengerti

d)   Membandingkan antara budget dan jumlah aktual

Format umum laporan pertanggungjawaban:

Ø  Nomor Kode akun biaya

Ø  Jenis biaya atau pusat pertanggungjawaban

Ø  Realisasi bulan ini

Ø  Anggaran biaya bulan ini

Ø  Penyimpangan biaya bulan ini

Ø  Realisai biaya sampai dengan bulan ini

Ø  Anggaran biaya sampai dengan bulan ini

Ø  Penyimpangan biaya sampai dengan bulan ini

32

Page 33: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2.  Sistem pengelolaan akuntansi pertanggungjawaban dalam akuntansi

pertanggungjawaban tradisional

Oleh karena biaya yang terjadi dikumpulkan untuk setiap tingkat

manajemen, maka biaya-biaya harus digolongkan dan diberi kode sesuai

dengan tingkat manajemen yang berada dalam struktur organisasi.

Ø  Pengumpulan biaya untuk laporan produksi

Perhitungan cost produk dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

a.    Alokasi BOP departemen pembantu ke departemen produksi

b.   Perhitungan cost produksi  bagian kievel, bagian printing, dan bagian

guset.

Pembebanan Tanggung Jawab Biaya Dalam Akuntansi

Pertanggungjawaban Tradisional

Dalam menentukan terkendalikan atau tidaknya biaya, ada dua metode

yang dapat dilakukan, yaitu :

a.  Didasarkan pada biaya yang dikeluarkan. Contohnya : departemen

listrik dibebani tanggung jawab atas terjadinya biaya listrik tersebut

karena biaya listrik dikeluarkan oleh departemen listrik sedangkan

bagian departemen produksi dan departemen lain tidak dibebani.

b. Berdasarkan pada sumber daya yang dikonsumsi. Contoh : departemen

listrik menjadi tanggung jawab penuh manajer listrikatau dapat

dialokasikan ke departemen pemakai sesuai dengan perilaku manajer yang

hendak dituju.

Contoh :

Departemen listrik menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan 3

Departemen produksi X, Y, dan Z. Kapasitas Departemen listrik per tahun

adalah 320.000 Kwh dengan jumlah biaya listrik tersebut sebesar Rp

1.000.000 yang terdiri dari biaya tetap Rp 700.000 dan biaya variabel Rp

300.000. kebutuhan minimum departemen X, Y, dan Z masing-masing

80.000 Kwh, 70.000 Kwh, dan 50.000 Kwh.

Jawab:

Data Departemen Listrik

33

Page 34: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Biaya Tetap                                                        Rp 700.000

Biaya Variable                                                    Rp 300.000

Total Biaya Produksi Listrik Pertahun              Rp 1.000.000

Data Pemakaian Listrik Per Tahun

Kapasitas yang tersedia                                      320.000 Kwh

Kebutuhan Pokok Departemen

Departemen X                    80.000 Kwh

Departemen Y                    70.000 Kwh

Departemen Z                    50.000 Kwh

200.000 Kwh

Kapasitas yang bebas pakai                               120.000 Kwh

METODE PEMBEBANAN TANGGUNG JAWAB BIAYA LISTRIK

Metode 1 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan )

Departemen X = (80.000/200.000) x  Rp 1.000.000  =Rp 400.000

Departemen Y = (70.000/200.000) x  Rp 1.000.000      =Rp 350.000

Departemen Z = (50.000/200.000) x  Rp 1.000.000      =Rp 250.000

                                                                                                      Rp1.000.000

Metode 2 (Pembebanan berdasarkan kapasitas pelayanan dan pemakaian)

Departemen X

Biaya Tetap                  (80.000/200.000) x  Rp 700.000     = Rp 280.000

Biaya Variable               (300.000/120.000)      = Rp 2,5 / Kwh

Departemen Y

Biaya Tetap                  (70.000/200.000) x  Rp 700.000     = Rp 245.000

Biaya Variable               (300.000/120.000)      = Rp 2,5 / Kwh

Departemen X

Biaya Tetap                  (50.000/200.000) x  Rp 700.000     = Rp 175.000

Biaya Variable               (300.000/120.000)      = Rp 2,5 / Kwh

Metode 3 (Pembebanan Berdasarkan Pemakaian)

Departemen X (Rp  1.000.000 / 320.000)        = Rp 3,125 / Kwh

Departemen Y (Rp  1.000.000 / 320.000)        = Rp 3,125 / Kwh

Departemen Z (Rp  1.000.000 / 320.000)        = Rp 3,125 / Kwh

34

Page 35: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 5

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM

PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK

Perencanaan Laba Jangka Pendek

Perencanaan Laba Jangka Pendek dilakukan sebagai bagian dari proses

penyusunan anggaran perusahaan. Dalam perencanaan laba jangka pendek,

manajemen mempertimbangkan berbagai usulan yang berakibat pada :

· Harga Jual

· Volume Penjualan

· Biaya Variabel

· Biaya Tetap

· Laba bersih

Oleh karena itu dalam perencanaan jangka pendek manajemen membutuhkan

informasi akuntansi differensial berupa :

(1) Taksiran pendapatan diferensial

(2) Taksiran biaya diferensial yang berdampak pada laba bersih

Dampak terhadap laba bersih tersebut menjadi salah satu pertimbangan dalam

memutuskan usulan kegiatan dalam proses perencanaan anggaran.

Alat analisis yang mampu memberikan kontribusi yang sangat besar dalam

proses penyusunan anggaran dan berbagai parameter yang bermanfaat untuk

perencanaan laba jangka pendek yaitu:

1. Impas

Impas memberikan informasi tingkat penjualan suatu usaha yang labanya

sama dengan nol. Paramater ini memberikan informasi kepada

manajemen, dari jumlah target pendapatan penjualan yang dianggarkan,

berapa pendapatan penjualan minimum yang harus dicapai agar usaha

perusahaan tidak mengalami kerugian.

35

Page 36: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2. Margin of safety

Memberikan informasi berapa volume penjualan yang dianggarkan atau

pendapatan penjualan tertentu maksimum boleh turun agar suatu usaha

tidak menderita rugi.

3. Shut – down point

Memberikan informasi pada tingkat penjualan berapa suatu usaha secara

ekonomis sebaiknya ditutup karena pendapatan penjualannya hanya

dapat digunakan untuk menutup biaya tunai saja.

4. Degree of operating leverage

Memberikan informasi berapa kali lipat presentase tertentu perubahan

pendapatan penjualan mengakibatkan perubahan laba bersih.

5. Laba kontribusi perunit (Contribution margin)

Memberikan informasi kemampuan suatu produk dalam memanfaatkan

sumber daya yang langka untuk memberikan kontribusi dalam menutup

biaya tetap dan menghasilkan laba. (Kelebihan pendapatan penjualan di

atas biaya variabel)

Berbagai parameter tersebut memberikan bantuan yang penting bagi

manajemen dalam mempertimbangkan berbagai usulan kegiatan dalam proses

penyusunan anggaran perusahaan. Dalam proses perencanaan laba jangka

pendek manajemen memerlukan informasi akuntansi diferensial untuk

mempertimbangkan dampak perubahan volume penjualan, harga jual & biaya

terhadap laba perusahaan. Analisis impas & analisis biaya-volume-laba

merupakan teknik untuk membantu manajemen dalam perencanaan laba jangka

pendek.

Untuk memberikan gambaran proses perencanaan laba jangka pendek,

berikut ini diberikan Contoh 1 .

Departemen anggaran PT.X menyajikan laporan L/R projeksian

(Projected Income Statement ) untuk tahun anggaran 20X2 sbb:

36

Page 37: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

PT. X

Laporan Laba Rugi Projeksian

Tahun Anggaran 20X2

Jumlah %

Pendapatan

penjualan

Rp. 500.000.000 100%

Biaya Variabel Rp. 300.000.000 60%

Laba kontribusi Rp. 200.000.000 40%

Biaya tetap Rp. 150.000.000 30%

Laba bersih Rp.   50.000.000 10%

Dalam proses penyusunan anggaran induk perusahaan, laporan L/R

yang disusun dengan metode variable costing yang membantu manajemen

puncak dalam mempertimbangkan usulan kegiatan yang diajukan oleh

manajemen menengah. Keputusan jangka pendek umumnya menyangkut

penambahan / pengurangan volume kegiatan.

Dari laporan L/R yang disusun menurut metode variabel costing,

manajemen dapat memperoleh pemanfaatan dari alat-alat analisis diatas

yaitu :

1. Impas

Dari lap.L/R diatas target pendapatan (revenues) yang diharapkan

perusahaan Rp. 500.000.000, dari target tersebut manajemen memerlukan

informasi berapa pendapatan minimum yang harus dicapai perusahaan untuk

tahun anggaran yang akan datang agar tidak rugi. Dari target tersebut diatas

impas dapat dihitung sebesar Rp. 375.000.000 ( Rp. 500.000.000 / 40 % ).

Angka tersebut diatas menunjukkan bahwa dari target pendapatan penjualan

(revenues) yang direncanakan sebesar Rp. 500.000.000 minimum perusahaan

harus dapat menjual Rp. 375.000.000 agar perusahaan tidak rugi.

Jika perusahaan mampu memperoleh pendapatan penjualan diatas impas,

perusahaan baru dapat menghasilkan laba. Semakin rendah impas berarti

semakin besar kemungkinan perusahaan memperoleh kesempatan untuk

mendapatkan laba.

37

Page 38: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2. Margin Of Safety

Dari target pendapatan penjualan tersebut, manajemen memerlukan

informasi berapa jumlah maksimum penurunan target pendapatan penjualan

boleh terjadi, agar penurunan tersebut tidak mengakibatkan perusahaan

menderita kerugian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut manajemen

memerlukan informasi margin of safety dari anggaran laba projeksian tahun

anggaran yang akan datang. Dari data dalam contoh 1. karena impas diatas

sebesar 375.000.000, maka jumlah maksimum penurunan target pendapatan

penjualan yang tidak menyebabkan perusahaan mengalami kerugian adalah Rp.

125.000.000 ( Rp. 500.000.000 – Rp. 375.000.000) atau 25% (Rp.

125.000.000/Rp.500.000.000).

- Semakin besar margin of safety semakin besar kesempatan perusahaan

memperoleh laba, semakin kecil margin of safety semakin rawan

perusahaan terhadap penurunan target pendapatan penjualan.

- Jika margin of safety ratio, yang merupakan ratio antara margin of

safety dan pendapatan penjualan sebesar 25%, berarti penurunan target

pendapatan penjualan sedikit diatas 25% telah menyebabkan perusahaan

menderita kerugian.

3.  Titik penutupan usaha ( Shut Down Point )

Suatu usaha tidak layak secara ekonomis untuk dilanjutkan jika

pendapatan penjualannnya tidak cukup untuk menutup biaya tunainya. Dari

contoh 1 diketahui bahwa biaya tetap perusahaan tersebut sebesar Rp.

150.000.000, 100.000.000 merupakan biaya tunai, maka anggaran thn 20X2,

titik penutupan usaha sebesar Rp.250.000.000 ( 100.000.000/40%). Hal ini

berarti dibawah pendapatan penjualan sebesar 250.000.000, usaha perusahaan

secara ekonomis tidak pantas dilanjutkan karena pendapatan penjualan

dibawah jumlah terebut akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu

membayar biaya tunainya.

4. Degree of Operating Leverage

Ukuran ini menunjukkan persentase perubahan laba bersih sebagai

dampak terjadinya sekian persen perubahan pendapatan penjualan. Dari

38

Page 39: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

contoh diatas DOL dihitung adalah 4X (Rp. 200.000.000/Rp. 50.000.000)

yang berarti setiap 1% kenaikan pendapatan penjualan akan

mengakibatkan 4% (4X1%) kenaikan laba bersih.

Jika usulan kegiatan diharapkan dapat menaikkan pendapatan penjualan

sebesar 5% maka dalam tahun anggaran tersebut laba bersih perusahaan akan

mengalami kenaikan 20% (4X5%).

5. Laba kontribusi perunit

- Kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel

- Memberikan gambaran jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap

& menghasilkan laba.

- Semakin besar laba kontribusi, semakin besar kesempatan yang diperoleh

perusahaan untuk menutup biaya tetap & untuk menghasilkan laba.

Laba kontribusi perunit merupakan merupakan laba kontribusi dibagi

dengan volume penjualan. Jika informasi laba kontribusi perunit dihubungkan

dengan penggunaan sumber daya yang langka (scarce resources), manajemen

akan memperoleh informasi kemampuan berbagai macam produk untuk

menghasilkan laba. Informasi ini memberikan landasan bagi manajemen

dalam pemilihan produk yang menghasilkan laba tertinggi.

Contoh laba kontribusi setiap produk disajikan berikut ini:

A B C Total

Volume penjualan 500 300 200 1000

Pendapatan penjualan Rp.700.000 Rp.500.000 Rp.1.000.000 Rp. 2.500.000

Biaya Variabel 300.000 500.000 600.000 1.400.000

Laba kontribusi Rp.400.000 Rp.300.000 Rp.400.000 Rp.1.100.000

Biaya tetap 800.000

Laba bersih Rp. 300.000

Laba kontribusi perunit Rp. 800 Rp. 1.000 Rp. 2.000 Rp. 1.100

39

Page 40: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Produk Konsumsi Jam

mesin perunit

Produk

Jumlah

produk

yang

dihasilkan

perjam

mesin 1: (1)

Contribition

margin

perunit

produk

Contribition

margin Per

jam mesin

(2) X (3)

Peringkat

kemampuan

produk dalam

memanfaatkan

sumberdaya

yang langka

(1) (2) (3) (4) (5)

A 5 0,20 Rp. 800 160 1

B 10 0,10 1000 100 2

C 25 0,04 2000 80 3

Dari contoh diatas seolah-olah produk C menghasilkan laba kontribusi

perunit sebesar Rp.2000 yang memiliki kemampuan tertinggi untuk

memberikan kontribusi dalam menutup biaya tetap & untuk menghasilkan

laba. Kemampuan produk dalam menutup biaya tetap & menghasilkan laba

tidak diukur hanya atas dasar informasi laba kontribusi perunit, namun diukur

dari laba kontribusi perunit yang dihubungkan dengan pemanfaatan sumber

daya yang langka.

Ternyata produk A menduduki peringkat pertama dalam kemampuan

memanfaatkan sumberdaya yang langka ( jam mesin )untuk menutup biaya

tetap & menghasilkan laba. Setiap jam mesin yang dimanfaatkan untuk

memproduksi produk A mampu menghasilkan laba kontribusi sebesar Rp. 760

per jam mesin.

Rekayasa Parameter Untuk Perencanaan Laba Jangka Pendek

1. Impas

Impas (break-even) adalah:

a. keadaan usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.

b. jika jumlah pendapatan ( revenues ) sama dengan jumlah biaya

c. laba kontribusi hanya bisa menutupi biaya tetap saja.

d. Suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum agar suatu

usaha tidak menderita rugi dan laba sama dengan 0

40

Page 41: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Ada 2 cara untuk menentukan impas :

a. Pendekatan teknik persamaan

b. Pendekatan grafis

a. Pendekatan teknik persamaan

Penentuan impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan

mendasarkan pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah

laba.Atau laba adalah sama dengan pendapatan penjualan dikurangi biaya.

Dapat dinyatakan dalam persamaan sbb:

Y=cx-bx-a

Keterangan :

y=laba

c=harga jual persatuan

x=jumlah produk yang dijual

b=biaya variabel persatuan

a=biaya tetap

Jika persamaan tersebut dinyatakan dalam laporan laba rugi metode

variable costing, persamaan tersebut sbb:

Pendapatan penjualan cx

Biaya variabel  bx   _  _

Laba kontribusi  cx-bx

Biaya Tetap  a   _  _

Laba bersih y

Perusahaan akan mencapai keadaan impas jika jumlah pendapatan sama

dengan jumlah biaya (laba=0),atau jika dinyatakan dalam persamaan sbb:

0 = cx - bx

cx = bx + a

Persamaan tersebut diselesaikan sbb:

cx – bx = a

x(c-b) = a

x’ = a / (c-b)

41

Page 42: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Keterangan :

cx = bx + a Pendapatan penjualan = biaya

cx – bx = a Laba kontribusi = biaya tetap

x’ = a / (c-b) Impas (dalam satuan produk) = biaya tetap dibagi dengan selisih

antara harga jual persatuan dengan biaya variabel persatuan

X’ adalah kuantitas yang dijual pada keadaan impas

Jadi rumus perhitungan impas dalam satuan produk yang dijual adalah  :

Impas dlm (Q) = Biaya tetap   _

Harga jual persatuan – Biaya variabel persatuan

Impas dalam rupiah penjual dapat dicari rumusnya dengan cara

mengalikan rumus impas tersebut diatas dengan c, yaitu harga jual persatuan

produk.

Jadi impas dalam rupiah penjualan dpt dihitung dengan rumus sbb:

Impas (Rp) = Biaya tetap   _

Contribution margin ratio

Contoh 2:

Dalam suatu pasar malam, pak Amat akan membuka tempat penitipan sepeda.

Dia menyewa tempat yang dapat menampung 500 sepeda. Sewa tersebut

permalam Rp.1.500. Untuk menjaga sepedadia akan mepekerjakan dua orang,

dengan upah Rp. 1.000 semalam perorang, ditambah upah insentif sebesar Rp. 2,50

perorang untuk setiap sepeda yang masuk titipan. Tarif titipan yang dibebankan

kepada pemakai jasa adalah sebesar Rp 25 persepeda semalam. Perhitungan

proyeksi laba permalam apabila 500 sepeda masuk ke tempat penitipan sepeda pak

Amat disajikan sbb:

JUMLAH %

Pendapatan penjualan

jasa titipan sepeda

500 X Rp.25 Rp. 12.500 100

Biaya variabel:

Upah insentif untuk

dua karyawan

500 X 2 X

Rp.2.50

2.500 _ 20

42

Page 43: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Laba kontribusi Rp. 10.000 _ 80

Biaya tetap:

Sewa tempat titipan Rp. 1.500

Upah dua orang

karyawan

2.000 +

Rp. 3.500 28

Laba bersih Rp. 6.500 52

Pak Amat ingin memperoleh informasi berapa jumlah minimum sepeda yang

harus masuk setiap malam ketempat penitipan sepedanya,agar usaha titipan

tersebut tidak mengalami kerugian.

Jumlah sepeda minimum yang harus masuk setiap malam agar usaha pak

Amat dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan semalam adalah :

Impas ( dlm kuantitas ) = Biaya tetap   _

Harga jual persatuan – By Variabel persatuan

=  3.500   _  = 175

25-5

Jika sepeda yang masuk titipan semalam minimum berjumlah 175 buah,

maka usaha pak Amat akan dapat menutup semua biaya yang dikeluarkan

semalam, sehingga usaha tersebut tidak mengalami kerugian.

Impas juga dapat dinyatakan dalam jumlah rupiah pendapatan dari usaha

titipan sepeda sbb:

Impas (Rp) =  Biaya tetap   _

Contribution Margin ratio

= 3.500   _  = Rp.4.375

80%

Jika pada suatu malam pak Amat menerima uang pendapatan penjualan jasa

titipan sepeda sebanyak Rp.4.375, dia dapat tenang hatinya karena dari

pendapatan penjualan jasa tersebut, minimum dia sudah dapat menutup biaya

yang dikeluarkan malam ini. Dengan kata lain sepeda yang masuk sudah

mendatangkan laba 80% (contribution margin ratio) dari uang pendapatan

penjualan jasa titipan sepeda yang diterimanya. Bukti bahwa pada pak Amat

43

Page 44: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

menerima uang pendapatan penjualan jasa titipan sebanyak Rp.4.375

usahanya belum memperoleh laba,tetapi juga tidak rugi dapat diikuti dalam

perhitungan sbb:

Pendapatan penjualan jasa titipan sepeda 175 x Rp.25 = Rp. 4.375

Biaya variabel 175 x Rp. 5 =Rp.   875

Laba kontribusi Rp. 3.500

Biaya tetap :

Sewa tempat titipan  Rp. 1.500

Upah dua orang karyawan Rp. 2.000 Rp. 3.500

Contoh 3:

PT. Eliona memproduksi produk A. Rencana produksi untuk thn anggaran

20X1 adalah sbb: Kg

Sediaan awal  100

Rencana produksi  1.100

1.200

Rencana penjualan  1.000

Sediaan akhir 200

Laporan Biaya Produksi Projeksian Thn 20x1

Biaya variabel standar per kg

produk :

Biaya bahan baku Rp. 10.000

Biaya tenaga kerja variabel 7.000

Biaya overhead variabel 8.000

Jumlah biaya produksi variabel Rp. 25.000

Biaya administrasi & umum

variabel

10.000

Biaya pemasaran variabel 8.000

Jumlah biaya variabel Rp.43.000

44

Page 45: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Biaya tetap pertahun terdiri

dari :

Biaya overhead pabrik tetap Rp.37.400.000

Biaya pemasaran tetap 15.000.000

Biaya administrasi & umum 25.000.000

Jumlah biaya tetap setahun Rp.77.400.000

Harga jual produk Rp. 172.000 per kg

PT. ELIONA

Laporan Laba-Rugi Tahun 20x1 Projeksian

Jumlah %

Pendapatan penjualan

Biaya variabel:

Sediaan awal

Biaya produksi

variabel

Sediaan akhir

Biaya non produksi

variabel:

By. pemasaran

variabel

By. administrasi &

umum variabel

Jumlah biaya

variabel

Laba kontribusi

Biaya tetap:

Biaya overhead

pabrik tetap

Biaya pemasaran

1000XRp 72.000

100 X Rp.25.000

1.100XRp.25.000

200 X Rp. 25.00

X Rp.8.000

1.000XRp.10.000

Rp. 2.500.000

Rp.27.500.000

Rp.30.000.000

5.000.000

Rp.25.000.000

8.000.000

10.000.000

Rp.37.400.000

15.000.000

25.000.000

Rp.172.000.000

Rp. 43.000.000

Rp 129.000.000

Rp.   77.400.000

Rp. 51.600.000

1

2

7

45

Page 46: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

tetap

Biaya administrasi

& umum tetap

Jumlah biaya tetap

Laba bersih

Dari informasi diatas diperoleh perhitungan :

Impas (Rp) = Rp. 77.400.000 = Rp.103.200.000

75 %

Dari target pendapatan penjualan sebesar Rp.172.000.000 dlm thn

20X1,minimum PT.Eliona harus mencapai pendapatan penjualan sebesar

Rp.103.200.000 agar perusahaan tidak menderita kerugian. Kuantitas produk

minimum yang harus dijual agar perusahaan tidak mengalami kerugian, maka

:

Impas (kg) = Rp.77.400.000   = 600 kg

Rp.172.000 – Rp. 43.000

Dalam setiap penjualan 1 kg produk A berikutnya, perusahaan akan

memperoleh laba sebesar Rp.129.000 (75% X Rp.172.000) karena biaya tetap

seluruhnya telah tertutup dari penjualan 600 kg tersebut.

Misalkan dalam contoh 2 diatas , manajemen memerlukan informasi pada

volume penjualan berapa perusahaan harus menjual produknya dalam tahun

anggaran 20X1 untuk mendapatkan keuntungan misalnya Rp. 90.000.000.

Maka Perencanaan volume penjualan dihitung sbb:

Volume penjualan = Biaya tetap + Laba yang diinginkan Contribution

Margin ratio

Berdasarkan data dalam contoh 2 diatas , volume penjualan yang dapat

menghasilkan laba bersih Rp.90.000.000 dihitung sbb:

Volume penjualan (Q) = 77.400.000 + 90.000.000 = 1,297 kg

127.000 – 43.000

Volume penjualan (Rp) = 77.400.000 + 90.000.000 =Rp. 223.200.000

75 %

46

Page 47: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Jika dalam tahun 20X1 PT. Eliona mencapai tingkat penjualan sebanyak

1,297 kg atau dalam rupiah Rp. 223.200.000, maka laba bersih diperkirakan

Rp. 90.000.000

b. Perhitungan Impas dengan pendekatan grafis

Titik pertemuan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya

merupakan titik impas. Untuk dapat menentukan titik impas, harus dibuat

grafik dengan sumbu datar menunjukkan volume penjualan, sedangkan

sumbu tegak menunjukkan biaya dan pendapatan.

Jika harga jual produk persatuan sebesar c, kuantitas produk yang dijual

sebesar X,biaya tetap sebesar a dan biaya variabel sebesar b persatuan x,

untuk volume penjualan sebesar X maka :

Pendapatan penjualan = cx

Biaya variabel = bx

Biaya tetap = a

Contoh 4

Dalam contoh 2 diatas diketahui bahwa :

Harga jual produk persatuan (c) = Rp. 172.000

Biaya variabel persatuan (b) = Rp. 43.000

Biaya tetap pertahun (a) = Rp. 77.400.000

Untuk berbagai macam volume penjualan (x) pendapatan penjualan,biaya

variabel,biaya tetap dan total biaya disajikan berikut ini:

Angka Rupiah Dalam Ribuan

Volume

Penjualan

Pendapatan

Penjualan

Biaya

Variabel

Biaya

tetap

Total

Biaya

Laba

(Rugi)

X cx bx a a+bx cx-(a+bx)

1.000 Rp.172.000 Rp.43.000 Rp.77.400 Rp.120.400 Rp.51.600

800 137.600 34.400 77.400 111.800 25.800

600 103.200 25.800 77.400 103.200 0

400 68.800 17.200 77.400 94.600 (25.800)

200 34.400 8.600 77.400 86.000 (51.600)

47

Page 48: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Impas Dalam Lingkungan Manufaktur Maju

Karakteristik biaya produksi dalam lingkungan manufaktur maju ditandai

dengan berkurangnya unsur biaya tenaga kerja langsung dan membesarnya

proporsi biaya overhead pabrik. Teknologi manufaktur maju memungkinan

peusahaan melakukan diversifikasi produk yang diproduksi dan

menyebabkan semakin besarnya proporsi biaya overhead yang tidak

berkaitan dengan unit produk yang diproduksi (non unit related overhead

costs).

Setiap produk yang diproduksi mengkonsumsi non unit related overhead

costs) dengan proporsi yang berbeda-beda. Beda perhitungan impas

konvensional dengan activity based costing terletak pada unsur biaya variabel

berdasarkan perilaku biaya dalam hibungannya dengan unit level activities

saja.

Dalam perhitungan impas konvensional, total biaya terdiri dari biaya

tetap dan biaya variabel, yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini :

K = a + bx

Keterangan :

K = total biaya

a = total biaya tetap

b = biaya variabel perunit

x = unit level activities

Dalam perhitungan impas berdasarkan activity based costing, total biaya

terdiri dari biaya tetap dan berbagai tipe biaya variabel, yang dinyatakan

dalam persamaan berikut ini :

K = a + b1x1 + b2x2 + b3x3

Keterangan :

k = Total biaya

a = facility sustaining activity cost

b1 = biaya variabel persatuan unit level activity

b2 = biaya variabel persatuan batch related activity

b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity

48

Page 49: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

x1 = unit level activities

x2 = batch related activities

x3 = product sustaining activities

Jika harga jual persatuan produk sama dengan c, maka persamaan laba

berdasarkan activity based costing adalah :

Y = cx1 - a – b1x1 – b2x2 – b3x3

Keterangan :

Y = laba

cx1 = Pendapatan penjualan (harga jual perunit kali kuantitas yang dijual

yang ditunjukkan oleh unit level activities)

a = facility sustaining activity costs

b1 = biaya variabel persatuan unit level activity

b2 = biaya variabel persatuan batch related activity

b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity

x1 = unit level activities

x2 = batch related activities

x3 = product sustaining activities

Dari persamaan dapat dihitung rumus perhitungan impas berdasarkan

activity based costing :

X’ = a + b2x2 + b3x3

c-b1

Keterangan :

x’= volume penjualan pada kondisi impas

a = facility sustaining activity costs

b1 = biaya variabel persatuan unit level activity

b2 = biaya variabel persatuan batch related activity

b3 = biaya variabel persatuan product sustaining activity

x1 = unit level activities

x2 = batch related activities

x3 = product sustaining activities

49

Page 50: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Contoh 5

PT X memproduksi satu macam produk dengan struktur biaya sebagai berikut

:

Biaya variabel perunit Rp. 12.000

Biaya tetap setahun Rp. 100.000.000

Harga jual produk perunit Rp. 20.000

Impas dengan pendekatan konvensional :

Berdasarkan data tersebut dihitung impas dengan pendekatan konvensional

yaitu :

Impas = Biaya tetap

= Harga jual perunit – biaya variabel perunit

= 100.000.000   _

20.000 - 12.000

= 12.500 unit

Impas dengan pendekatan activity based costing

Dengan pendekatan activity based costing, biaya diatas perlu dirinci lebih

lanjut seperti disajikan berikut:

Jenis biaya Jumlah cost driver Cost driver Biaya/unit

Unit level activity costs

Biaya bahan baku  Rp. 6.000

Biaya tenaga kerja langsung  Rp. 5.000

Biaya overhead pabrik variabel Rp. 500

Biaya pemasaran variabel  Rp.   500

Unit yg dijual  Rp. 12.000

Batch related activity costs 20 jam setup Rp. 1.000.000

Product sustaining activity costs 1.000 jam rekayasa Rp. 30.000

Facility sustaining activity costs Rp. 50.000.000

Dari data diatas dapat dihitung biaya tetap sbb :

Batch related activity costs 20 x Rp. 1.000.000  Rp. 20.000.000

Product sustaining activity costs 1.000 x Rp. 30.000  30.000.000

Facility sustaining activity costs  50.000.000

50

Page 51: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Biaya tetap dgn pendekatan activity based costing  Rp.100.000.000

Impas = 

Facility sustaining activity costs + Product sustaining activity costs + Batch related activity costs

Harga jual/unit – Unit level activity cost

= Rp. 50.000.000 + ( 20 x Rp. 1.000.000 ) + ( 1000 x Rp. 30.000)

Rp. 20.000 – Rp. 12.000

= 12.500 unit

2.  Margin Of Safety

Analisis impas memberikan informasi mengenai berapa jumlah volume

penjualan minimum agar perusahaan tidak menderita kerugian. Jika angka

impas dihubungkan dengan angka pendapatan penjualan yang dianggarkan

atau pendapatan penjualan tertentu, akan diperoleh informasi berapa volume

penjualan yang dianggarkan atau pendapatan penjualan tertentu boleh turun

agar perusahaan tidak menderita rugi. Selisih antara volume penjualan yang

dianggarkan dengan volume penjualan impas merupakan angka margin of

safety.

Dalam contoh 3, PT. Eliona merencanakan volume penjualan dalam

tahun anggaran 20X1 sebesar Rp. 172.000.000 sedangkan menurut

perhitungan, impas tercapai pada volume penjualan sebesar Rp. 103.200.000.

Angka margin Of Safety adalah sebesar Rp. 68.800.000 (Rp. 172.000.000 –

Rp. 103.200.000). Atau jika dinyatakan dalam persentase dari angka volume

penjualan yang dianggarkan adalah sebesar 40% (Rp. 68.800.000 /

Rp.172.000.000).

Angka margin of safety ini memberikan informasi berapa maksimum

volume penjualan yang direncanakan tersebut boleh turun, agar perusahaan

tidak menderita rugi atau dengan kata lain angka margin of safety

memberikan petunjuk jumlah maksimum penurunan volume penjualan yang

direncanakan,yang tidak mengakibatkan kerugian. Dari data diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa jika volume penjualan tahun 20X1 yang

dianggarkan tersebut tidak dapat dicapai, maka maksimum penurunan yang

51

Page 52: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

boleh terjadi adalah sebesar Rp. 68.800.000 atau 40% nya, agar perusahaan

tidak menderita kerugian.

Angka margin of safety ini berhubungan langsung dengan laba apabila

dihubungkan dengan marginal income ratio (profit-volume ratio )

Laba = Profit volume ratio x Margin of safety ratio

Laba = Laba kontribusi   x Margin of safety   _

Pendapatan penjualan Pendapatan penjualan

Dengan memakai data dalam contoh 3 dapat diketahui bahwa :

Laba = 75 % x 40 % = 30 %

Margin of safety ( M/S ratio ) dapat pula dihitung dengan rumus :

M/S ratio = Profit ratio   _

Profit-volume ratio

Dari contoh di atas M/S ratio = 30% = 40%

75%

3. Titik Penutupan Usaha ( Shut Down Point )

Apabila ditinjau dari sudut biaya, pengambilan keputusan untuk menutup

usaha dilakukan dengan mempertimbangkan pendapatan penjualan dengan

biaya tunai (cash cost atau out atau out of pocket cost atau biaya keluar dari

saku). Biaya tunai adalah biaya-biaya yang memerlukan pembayaran segera

dengan uang kas. Dalam pengambilan keputusan untuk menutup usaha harus

diadakan pembedaan antara biaya keluar dari saku (out –of pocket cost )

dengan biaya terbenam (sunk cost ), yaitu pengeluaran yang dilakukan pada

masa yang lalu, yang manfatnya masih dinikmati samapai sekarang).

Contoh biaya terbenam adalah biaya depresiasi,amortasi dan deplesi.

Suatu usaha harus dihentikan apabila pendapatan yang diperoleh tidak

dapat menutup biaya tunainya. Untuk mengetahui pada tingkat penjualan

berapa suatu usaha harus dihentikan dapat dilakukan dengan mencari

perpotongan antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya tunai

dalam grafik impas.

52

Page 53: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Contoh 8

Apabila dalam contoh 3, biaya tetap sebesar Rp. 77.400.000 tersebut

terdiri dari biaya keluar dari dari kantong Rp. 64.500.000 dan biaya

terbenam( sunk cost ) sebesar Rp. 12.900.000, maka dapat dibuat taksiran

laba tunai dan laba akuntansi (accounting profit , yaitu pendapatan penjualan

dikurangi dengan biaya –biaya, baik terbenam maupun biaya keluar dari saku

). Titik penutupan usaha dapat pula dihitung dengan menggunakan rumus

berikut ini :

Titik penutupan usaha = Biaya tetap tunai   _

Contribution margin ratio

Jika datanya berasal dari contoh 3, titik penutupan usaha ditentukan sbb:

Titik penutupan usaha = 64.500.000 = Rp. 86.000.000

75%

Atau dalam satuan produk, titik penutupan usaha dihitung sbb:

Titik penutupan usaha = 64.500.000   = 500 kg

172000 – 43.000

Dengan demikian usaha pengolahan produk A dalam contoh 3 harus

dihentikan jika penjualannya berada dibawah titik penutupan usaha sebesar

Rp. 86.000.000 atau 500 kg.

4. Degree Of Operating Leverage (DOL)

Degree Of Operating Leverage memberikan ukuran dampak perubahan

pendapatan penjualan terhadap laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.

Dengan parameter ini, manajemen akan dengan cepat mengetahui dampak

setiap usulan kegiatan yang menyebabkan pendapatan penjualan terhadap

laba bersih perusahaan.

Degree of operating Leverage dihitung dengan rumus :

DOL = Laba kontribusi

Laba bersih

Karena laba kontribusi berubah sebanding dengan perubahan pendapatan,

dengan demikian setiap perubahan pendapatan penjualan dapatdiketahui

53

Page 54: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

dengan cepat dampak perubahannya terhadap laba bersih dengan

menggunakan degree of operating leverage .

PT. Eliona

Laporan Laba rugi projeksian

Pendapatan penjualan Rp. 172.000.000

Biaya variabel  43.000.000

Laba kontribusi  Rp. 129.000.000

Biaya tetap  77.400.000

Laba bersih  Rp.   51.600.000

Dari laporan laba rugi projeksian diatas, pada tingkat penjualan Rp.

172.000.000, DOL perusahaan tersebut adalah sebesar 2,5 kali ( Rp.

129.000.000 / Rp. 51.600.000).

Pada tingkat penjualan tersebut jika misalnya Departemen pemasaran

mengusulkan promosi produk dengan cara tertentu, yang diperkirakan akan

mengakibatkan kenaikan volume penjualan sebesar 5%, maka dengan cepat

manajemen dapat memperkirakan kenaikan laba bersih sebesar 12,5% (2,5 X

5 %).

DOL menjadi semakin tinggi jika perusahaan beroperasi disekitar

keadaan impas. Misalnya PT.Eliona beroperasi pada volume penjualan 5%

diatas impas, maka laporan laba rugi dan DOL dapat dilihat seperti berikut

ini:

Pendapatan penjualan Rp. 108.360.000

Biaya variabel  27.090.000

Laba kontribusi  Rp.  81.270.000

Biaya tetap  77,400.000

Laba bersih  Rp.   3.870.000

Misalnya pendapatan penjualan mengalami penurunan 2% saja pada

tingkat penjualan Rp. 108.360.000 tersebut, maka laba bersih akan

mengalami penurunan sebesar 42 % (21 X 2%). Sebagai bukti dapat dilihat

laporan laba rugi berikut:

54

Page 55: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Pendapatan penjualan Perubahan turun 2%

Pendapatan penjualan Rp. 108.360.000 Rp. 106.192.800 -2 %

Biaya variabel 27.090.000   26.548.200

Laba kontribusi Rp. 81.270.000 Rp. 79.644.600

Biaya tetap 77.400.000   77.400.000

Laba bersih Rp.   3.870.000  Rp.   2.244.600  -42%

Penurunan pendapatan penjualan 2%, laba bersih turun sebesar Rp.

1.625.000 atau sebesar 42% (Rp. 1.625.400 / Rp.3.870.000).

55

Page 56: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 6

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM

KEPUTUSAN INVESTASI

Dalam perencanaan jangka panjang, manajemen puncak menghadapi masalah-

masalah yang berhubungan dengan investasi atau penanaman modal (capital

expenditure) seperti masalah penggantian aktiva tetap yang sudah tidak ekonomis

pemakaiannya. Karena pada umumnya investasi membutuhkan dana yang relatif

besar, dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang,

serta mengandung risiko, maka diperlukan pertimbangan yang masak sebelum

investasi tersebut dilaksanakan. Di antara berbagai informasi yang

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi, informasi akuntansi

manajemen, yang berupa aktiva diferensial, pendapatan diferensial, dan/atau biaya

diferensial merupakan informasi penting untuk menilai kelayakan ekonomis suatu

rencana investasi.

Investasi

Investasi adalah pengkaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk

menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dana yang sudah ditanamkan

akan terikat dalam jangka waktu yang panjang, sehingga perputaran dana

tersebut kembali menjadi uang tunnai memerlukan waktu yang lama.

Investasi banyak mengandung risiko dan ketidakpastian. Investasi dapat

dibagi menjadi empat golongan berikut ini:

1. Investasi yang tidak menghasilkan laba (non-profit investment)

Timbul karena adanya peraturan pemerintah atau karena syarat-syarat

kontrak yang telah disetujui, yang mewajibkan perusahaan untuk

melaksanakannya tanpa mempertimbangkan laba atau rugi. Misalnya

karena air limbah yang telah digunakan dalam proses produksi jika

dialirkan keluar pabrik akan mengakibatkan timbulnya pencemaran

lingkungan, maka pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memasang

instalasi pembersihan air limbah, sebelum air tersebut dibuang ke luar

56

Page 57: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

pabrik. Investasi jenis ini tidak memerlukan pertimbangan ekonomis

sebagai kriteria untuk mengukur perlu tidaknya pengeluaran tersebut.

2. Investasi yang tidak dapat diukur labanya (non-measurable profit

investment)

Contohnya adalah pengeluaran biaya promosi produk untuk jangka

panjang, biaya penelitian dan pengembangan, dan biaya program

pelatihan dan pendidikan karyawan. Dalam mempertimbangkan investasi

jenis ini, pedoman persentase tertentu dari hasil penjualan tidaklah

merupakan kriteria yang memuaskan, dan biasanya manajemen puncak

lebih banyak mendasarkan pada pertimbangannya (judgement) daripada

atas dasar analisis data kuantitatif.

3. Investasi dalam penggantian ekuipmen (replacement investment)

Meliputi pengeluaran untuk penggantian mesin dan ekuipmen yang ada.

Biasanya dilakukan atas dasar pertimbangan adanya penghematan biaya

(biaya diferensial) yang akan diperoleh atau adanya kenaikan

produktivitas (pendapatan diferensial) dengan adanya penggantian

tersebut. Jika kativa diferensial berupa investasi dalam penggantian aktiva

tetap akan menghasilkan kembalian investasi (return on investment) yang

dikehendaki, maka penggantian mesin dan ekuipmen secara ekonomis

menguntungkan. Seringkali pendapatan diferensial juga perlu

dipertimbangkan, yaitu jika kapasitas produksi ekuipmen yang baru

melebihi kapasitas produksi mesin dan ekuipmen yang dimiliki sekarang

dan pasar masih dapat menampung tambahan produk yang akan dijual.

4. Investasi dalam perluasan usaha (expansion investment).

Merupakan pengeluaran untuk menambah kapasitas produksi atau operasi

menjadi lebih besar dari sebelumnya. Pertimbangan yang diperlukan

adalah apakah aktiva diferensial untuk perluasan usaha diperkirakan akan

menghasilkan laba diferensial yang jumlahnya memadai. Kriterianya

adalah taksiran laba masa yang akan datang dan kembalian investasi

(return on investment) yang akan diperoleh karena adanya investasi

tersebut. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah faktor risiko yang

57

Page 58: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

berbeda-beda untuk tiap-tiap investasi, pajak penghasilan, dan nilai waktu

uang, karena ketiga faktor tersebut memerlukan aliran kas (cash flows) di

masa yang akan datang.

Informasi Akuntansi Manajemen

Dalam pengambilan keputusan investasi, manajemen memerlukan informasi

akuntansi manajemen yang berupa aktiva penuh, pendapatan penuh, dan

biaya penuh pada masa yang akan datang. Dalam pengambilan keputusan

penggantian aktiva tetap yang didasarkan pada pertimbangan kenaikan

produktivitas, manajemen memerlukan informasi akuntansi manajemen yang

berupa aktiva diferensial, pendapatan diferensial, dan biaya diferensial.

Informasi aktiva diferensial memberikan ukuran berapa jumlah dana

tambahan yang akan ditanamkan dalam penggantian aktiva tetap tertentu,

sedangkan pendapatan diferensial dan biaya diferensial memberikan ukuran

kenaikan produktivitas yang diperoleh dengan adanya penggantian aktiva

tetap yang direncanakan tersebut.

Pajak Penghasilan dan Keputusan Investasi

Jika suatu usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan

biaya atau tambahan pendapatan, maka di sisi lain biaya diferensial atau

pendapatan diferensial ini akan mengakibatkan tambahan pajak penghasilan

yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan

aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau

pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau

tambahan pendapatan tersebut. Begitu sebaliknya jika ususlan investasi

diperkirakan akan mengakibatkan kerugian (biaya diferensial > pendapatan

diferensial), maka dampak pajak penghasilan akibat kerugian tersebut harus

diperhitungkan dalam taksiran aliran kas masuk dari investasi.

Biaya Kesempatan dan Pajak Penghasilan

Dalam penggantian aktiva tetap, perusahaan akan memiliki kesempatan

memperoleh kas masuk dai penjualan aktiva tetap lama dan kemungkinan

memperoleh laba atau menderita kerugian dari penjualan aktiva tetap lama

tersebut. Laba yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan nilai bukunya

58

Page 59: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

juga dikenakan pajak penghasilan. Nilai buku aktiva tetap yang diganti

merupakan harga pokok aktiva tetap yang belum didepresiasi. Nilai Buku

aktiva tetap yang diganti merupakan biaya terbenam (sunk cost), tetapi karena

tahun-tahun berikutnya tidak lagi akan dibebani biaya depresiasi aktiva tetap

yang diganti tersebut, dan hal ini akan mempunyai akibat terhadap

pembayaran pajak penghasilan, maka nilai buku ini harus dipertimbangkan

dalam memperhitungkan dampak pajak.

Kriteria Penilaian Investasi

Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk

memilih berbagai macam alternatif investasi.

1. Pay-back Method

Dalam pay-back method, faktor yang menentukan penerimaan atau

penolakan suatu investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk

menentukan kembali investasi. Rumus perhitungan pay-back (dalam

tahun) dapat dibagi menjadi dua kelompok:

a. Rumus perhitungan pay-back period yang belum memperhitungkan

unsur pajak penghasilan.

Pay-back period (dalam tahun) = Investasi / Laba tunai rata-rata per tahun

Pembilang berupa investasi merupakan aktiva diferensial yang

direncanakan dalam usulan investasi perluasan usaha, dan penyebut

yang berupa laba tunai merupakan pendapatan diferensial dikurangi

dengan biaya diferensial tunai.

b. Rumus perhitungan pay-back period yang memperhitungkan unsur

pajak penghasilan.

Pay-back period (dalam tahun) = Investasi / Kas masuk bersih

(+) Kebaikan Pay-back Method

1) Untuk investasi yang besar risikonya dan sulit untuk diperkirakan,

maka tes dengan metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang

diperlukan untuk pengembalian investasi.

59

Page 60: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2) Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang

mempunyai rate of return dan risiko yang sama, sehingga dapat dipilih

investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.

(-) Kelemahan Pay-back Method

1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.

2) Tdk mmprlihatkan pndapatan selanjutnya setelah invest.pokok kembali,

padahal penting u/ menghitung kemampuan menghasilkan laba.

2. Metode Rata-rata Kembalian Investasi (Average Return on Investment

Method atau Unadjusted Rate of Return Method).

Rata-rata kembalian investasi = Laba sesudah pajak

Rata-rata investasi

Laba sesudah pajak sama dengan laba tunai (cash profit) dikurangi dengan

biaya depresiasi (capital recovery). Oleh karena itu rumus perhitungan

tarif kembalian investasi (rate of return investment) adalah:

ARR = Rata-rata kembalian kas tahunan – Penutupan Investasi

Rata-rata investasi

Kriteria pemilihan investasi dengan menggunakan metode ini adalah;

a. Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat

memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak

perusahaan.

b. Jika pengambil keputusan nelum memiliki batasan tarif kembalian

investasi, maka dari beberapa investasi yang diusulkan dipilih adalah

yang memberikan tingkat kembalian yang terbesar.

(+) Kebaikan metode ini adalah memperhitungkan aliran kas selama umur

proyek investasi.

(-) Kelemahan Metode Rata-rata Kembalian Investasi

1) Tidak memperhitungkan nilai waktu uang.

2) Dipengaruhi oleh penggunaan metode depresiasi.

3. Present Value Method

Dalam keputusan penambahan aktiva tetap, informasi akuntansi

manajemen yang dipertimbangkan adalah besarnya selisih antara

60

Page 61: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

pendapatan diferensial dengan biaya diferensial serta dampak pajak

penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya

diferensial selama umur ekonomis aktiva tetap tesebut, kemudian

dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai tunai ini

kemudian dibandingkan dengan aktiva diferensial untuk

mempertimbangkan menguntungkan tidaknya tambahan aktiva tetap

tersebut. Jika jumlah nilai tunai tersebut lebih besar dari aktiva diferensial,

usulan investasi tersebut dianggap menguntungkan sedangkan jika jumlah

nilai tunai tersebut lebih rendah dari aktiva diferensial, usulan investasi

tersebut dianggap tidak menguntungkan.

(+) Kebaikan Present Value Method

1) Memperhitungkan nilai waktu uang.

2) Dalam present value method semua aliran kas selama umur proyek

investasi diperhitungkan dalam pengambilan keputusan investasi.

(-) Kelemahan Present Value Method: Dalam membandingkan dua proyek

investasi yang tidak sama jumlah investasi yang ditanamkan di

dalamnya, nilai tunai aliran kas bersih dalam rupiah tidak dapat dipakai

sebagai pedoman.

4. Discounted Cash Flows Method

Perbedaannya dengan present value method adalah tarif kembalian (rate

of return) sudah ditentukan lebih dahulu sebagai tarif kembalian,

sedangkan dalam discounted cash flows method justru tarif kembalian ini

yang dihitung sebagai dasar untuk menerima/menolak usulan investasi.

Penentuan tarif kembalian tersebut dilakukan dengan metode coba-coba

(trial and error), yaitu dengan cara:

a. Mencoba nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang

dipilih secara sembarang di atas atau di bawah tarif kembalian

investasi yang diharapkan.

b. Menginterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan

tarif kembalian sesungguhnya.

61

Page 62: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Asumsi yang Melandasi Present Value dan Discounted Cash Flows

Method

1. Semua aliran kas dianggap terjadi pada akhir periode. Meskipun dalam

kenyataannya kas diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan sepanjang

periode, namun untuk menyederhanakan perhitungan, aliran kas dianggap

terjadi pada akhir periode.

2. Semua aliran kas yang dihasilkan investasi dianggap segera ditanamkan

kembali ke dalam proyek lain, yang menghasilkan tarif kembalian yang

besarnya paling tidak sama dengan tarif kembalian investasi proyek yang

pertama.

Biaya Modal (Cost of Capital)

Sumber dari mana modal yang akan ditanamkan diperoleh akan menentukan

besarnya biaya modal (cost of capital) dan biaya modal ini yang digunakan

sebagai dasar untuk memilih rencana investasi yang dilakukan. Suatu

investasi dianggap akan menguntungkan jika investasi tersebut akan

menghasilkan tarif kembalian (rate of return) yang lebih besar dari biaya

modal ditanamkan.

1. Biaya Modal Pinjaman (Cost of Debt), dihitung dengan cara menentukan

tarif bunga efektif setelah pajak. Karena bunga modal pinjaman yang yang

dikeluarkan perusahaan dapat dikurangkan dari perusahaan untuk

penentuan laba kena pajak, maka pembayaran bunga modal pinjaman akan

menimbulkan penghematan pajak (tax saving).

2. Biaya Modal Saham Istimewa (Cost of Preferred Stock), mengharuskan

perusahaan membayar dividen dalam jumlah tetap, tanpa melihat apakah

perusahaan mengalami kerugian atau mengalami keuntungan, dan dividen

tersebut dibayar lebih dahulu sebelum dividen dibagikan kepada pemegang

saham biasa.

3. Biaya Modal Saham Biasa (Cost of Common Equity), jumlah dividen yang

dibayarkan kepada pemegang saham biasa adalah tidak tetap, tergantung

besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan dan juga tergantung

tersedianya kas. Bahkan dalam keadaan rugi, perusahaan tidak

62

Page 63: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

membayarkan dividen kepada pemegang saham biasa. Rumus

penghitungan biaya modal saham biasa adalah:

K = D

p

ket: k = biaya modal saham biasa

D = dividen per lembar saham yg kini dibayarkan

kepada pemegang saham biasa

p = harga pasar per lembar saham yang berlaku kini.

T = tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata yang

diharapkan untuk dividen saham biasa.

4. Biaya Modal Rata-rata (Average Cost of Capital), dihitung dari berbagai

biaya modal khusus (spesific cost of capital) dengan menggunakan angka

penimbang sebesar proporsi tiap-tiap sumber pembelanjaan dalam total

investasi yang akan dilakukan.

Pengambilan Keputusan Investasi dalam Lingkungan Manufaktur Maju

Kecermatan informasi akuntansi manajemen dibutuhkan oleh manajemen

dalam lingkungan manufaktur maju dalam: (1) penentuan besarnya investasi,

(2) penaksiran besarnya aliran kas masuk selama umur investasi, (3)

penentuan besarnya nilai residu, dan (4) penentuan besarnya discount rate.

Penentuan besarnya investasi. dalam lingkungan manufaktur maju, mesin

dan ekuipmen yang dikendalikan komputer lebih kompleks dibandingkan

dengan mesin dan ekuipmen standar yang digunakan dalam lingkungan

manufaktur tradisional. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, Besarnya

investasi adalah sebesar biaya langsung yang bersangkutan dengan

penggantian atau pembelian mesin dan ekuipmen baru (seperti harga

perolehan mesin dan ekuipmen, bea masuk, dan biaya pemasangan).

Penaksiran besarnya aliran kas masuk selama umur investasi. Manfaat

tidak berwujud dan penghematan tidak langsung dari investasi menjadi

signifikan, dan harus diperhitungkan dalam penaksiran aliran kas masuk. Jika

perusahaan melakukan investasi dalam mesin dan ekupmen berteknologi

63

+ t

Page 64: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

maju & menerapkan JIT philosophy dalam produksinya, mutu produk dapat

diandalkan, kepuasan pelanggan meningkat, posisi daya saing menjadi kuat,

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar menjadi lebih

besar.

Nilai Residu. Seringkali diabaikan dalam pengambilan keputusan investasi.

Alasannya adalah Ketidakpastian mengenai jumlahnya, sehingga menyulitkan

penaksirannya.

Discount Rate. Investasi dalam lingkungan manufaktur maju baru merupakan

investasi yang layak untuk dilakukan jika aliraan kas masuk dipertimbangkan

untuk jangka waktu panjang. Jika discount rate yang dipilih terlalu tinggi, hal

ini akan mengakibatkan pengambil keputusan cenderung mengambil

keputusan cenderung mempertimbangkan aspek jangka pendek.

64

Page 65: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 7

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM

PENENTUAN HARGA JUAL

Keputusan Penentuan Harga Jual

Karena permintaan konsumen atas produk dan jasa tidak mudah ditentukan

oleh manajer penentu harga jual, maka dalam penentuan harga jual, manajer

tersebut akan menghadapi banyak ketidak pastian. Selera konsumen, jumlah

pesaing yang memasuki pasar, dan harga jual yang ditentukan oleh pesaing,

merupakan contoh faktor-faktor yang sulit untuk diramalkan, yang mempengaruhi

pembentukan harga jual produk atau jasa di pasar.

Biaya memberikan informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan.

Di bawah biaya penuh atau produk jasa, harga jual akan mengakibatkan kerugian

bagi perusahaan. Hal ini bisa mengakibatkan perusahaan akan berhenti sebagai

going concern atau akan mengganggu pertumbuhan perusahaan. Dengan

demikian manajer penentu harga jual senantiasa memerlukan informasi biaya

produk atau jasa dalam pengambilan keputusan penentuan harga jual, meskipun

biaya tidak menentukan harga jual dan bukan satu-satunya faktor yang harus

dipertimbangkan dalam penentuan harga jual.

Manfaat Informasi Biaya Penuh dalam Keputusan Penentuan Harga

Jual

a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang

dihadapi oleh pengambil keputusan.

b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi

perusahaan dari kemungkinan kerugian.

c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer

penentu harga jual melongok struktur biaya perusahaan pesaing.

d. Biaya penuh merupakan dasar untuk pengambilan keputusan perusahaan

memasuki pasar.

65

Page 66: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Metode Penentuan Harga Jual

1. Penentuan harga jual normal

Dalam keadaan normal, manager penentu harga jual memerlukan

informasi biaya penuh yang akan datang sebagai dasar penentuan harga jual

produk atau jasa. Metode penentuan harga jual normal sering disebut denagn

istilah cost-plus pricing, karena harga jual ditentukan denagn menambah

biaya masa yang akan datang dengan suatu persentase markup (tambahan

diatas jumlah biaya) yang dihitung dengan formula tertentu. Yaitu sebagai

berikut:

Harga jual = Taksiran biaya penuh + Laba yang diharapkan

2. Penentuan harga jual waktu dan bahan

Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya

merupakan cost-plus pricing.Harga jual jual ditentukan sebesar biaya penuh

ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga ini

digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan lainnya yang

menjual jasa reparasi bahan dan suku cadang. Volume jasa dihitung

berdasarkan waktu yang diperlukan untuk melayani pelanggan, sehingga

perlu dihitung harga jual per satuan waktu yang dinikmati oleh pelanggan.

Sedangkan volume bahan dan suku cadang yang diperlukan sebagai

pelengkap penyerahan dihitung berdasarkan kuantitas bahan dan suku cadang

yang diberikan kepada pelanggan.

3. Penentuan harga jual dalam cost-type contract (cost-type contract pricing)

Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak

pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan

pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah

dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya

sesungguhnya tersebut. Dalam cost-type pricing harga jual yang dibebankan

kepada palanggan  dihitung berdasarkan biaya penuh sesungguhnyayang telah

dikeluarkan untuk memproduksi dn memasarkan produk.

66

Page 67: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

4. Penentuan harga jual pesanan khusus (Special order pricing)

Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan di luar

pesanan reguler perusahaan. Biasanya pelanggan yang melakukan pesanan

khusus ini meminta harga di bawah biaya penuh, karena biasanya pesanan

khusus mencakup jumlah yang besar.

Dalam mempertimbangkan penerimaan pesana khusus, informasi

akuntansi diferensial merupakan dasar yang dipakai sebagai landasan

penentuan harga jual. Jika harga yang diminta oleh pemesan lebih besar dari

biaya diferensial yang berupa biaya variebel untuk memproduksi data

memasarkan pesanan tersebut, maka pesanan dapat dipertimbangkan untuk

diterima. Biaya diferensial yang dipakai sebagai landasan penentuan harga

pesanan khusus diperkirakan menyebabkan perubahan volume kegiatan

melampaui kisar perubahan yang menjadikan biaya tetap bertambah.

5. Penentuan harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan

yang diatur dengan peraturan pamerintah

Dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah,

biaya penuh yang akan datang yang dipakai sebagai dasar penentuan harga

jual tersebut dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing saja,

karena pendekatan variabel costing tidak diterima sebagai prinsip akuntansi

yang lazim.

Faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual barang dan jasa

Dalam penentuan harga barang dan jasa  banyak hal yang

mempengaruhinya antara lain:

1) Perimbangan permintaan dan penawaran

Umumnya harga jual produk dan jasa standar ditentuken oleh perimbangan

permintaan dan penawaran di pasar. Karena permintaan pelanggan atas

produk dan jasa tidak mudah ditentukan oleh manajer penentu harga jual

maka dalam penentuan harga jual manager tersebut akan menghadapi

ketidakpastiaan.

2) Selera pasar

67

Page 68: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Penentuan harga jual juga dipengaruhi selera pasar. Dengan melihat

kecenderungan selera pasar, manajer penentu harga jual akan semakin

terbantu untuk menentukan harga jual karena  kecenderungan ini juga

dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran pelanggan.

3) Jumlah pesaing yang memasuki pasar

Yang juga perlu diperhatikan dalam penentuan harga jual barang dan jasa

adalah jumlah pesaing yang ada di pasar karena harga jual umumnya

sudah terbentuk di pasar yang dibuat oleh pesaing.

4) Harga jual yang ditentukan oleh pesaing

Jika perusahaan ingin memenangkan persaingn di pasar, salah satu nasihat

yang harus dipertimbangkan adalah: “pahami pesaingmu”. Jika pesaing

menurunkan harga jual produknya manajer penentu harga jual sudah

mengerti apa yang harus dilakukan dalam memutuskan penetuan harga

jual begitu pula  jika pesaing menaikkan harga jual produknya.

5) Biaya

Satu-satunya faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang

berpengaruh dalam penentuan harga jual adalah biaya. Biaya memberikan

informasi batas bawah suatu harga jual harus ditentukan. Biaya bukan

satu-satunya faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan harga

jual.

Soal

1.Manager pemasaran PT X sedang mempertimbangkan penentu harga jual

produk A untuk tahun yang akan datang. Perusahaan menggunakan

pendekatan full costing dalam penentuan biaya penuh. Menurut anggaran

perusahaan direncanakan akan beroperasi pada kapasitas normal sebanyak

1.000.000. kg dengan taksiran biaya penuh untuk tahun anggaran yang akan

datang sebagai berikut:

Biaya produksi                                                                    Rp3.000.000.000

Biaya administrasi dan umum                                  200.000.000

Biaya pemasaran                                                                   300.000.000     +

            Total biaya penuh                                                   3.500.000.000

68

Page 69: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Total aktiva yang diperkirakan pada awal yang diperkirakan pada awal tahun

anggaran adalah sebesar Rp4.000.000.000 dan laba yang  diharapkan yang

dinyatakan dalam tarif kembalian investasi adalah sebesar 25%

2. Misalkan untuk menghasilkan listrik diperlukan investasi sebesar

Rp3.200.000.000 untuk pengembalian mesin dan ekuipment serta modal

kerja.listrik pada  Taksiran biaya produksi pada volume produksi

100.000.000 kwh per tahun adalah sebagai berikut:

Biaya bahan baku                                                        Rp4.000.000.000

Biaya tenaga kerja langsung                                            3.000.000.000

Biaya overhead pabrik                                                     8.000.000.000     +

Jumlah taksiran biaya produksi                                   Rp 15.000.000.000    

Taksiran biaya nonproduksi setahun terdiri dari biaya pemasaran sebesar

Rp1.500.000.000 dan biaya administrasi dan umum sebesar Rp700.000.000.

diputuskan laba wajar untuk perusahaan listrik tersebut adalah 25% dari

investasinya.

Jawaban

1. Harga jual produk yang dihitung dengan cost-plus pricing dengan

pendekatan full costing :

Biaya administrasi dan umum                                                 Rp 200.000.000

Biaya pemasaran                                                                            300.000.000

Laba yang diharapkan: 25% x 4.000.000.000                        1.000.000.000 +

Jumlah                                                                                       1.500.000.000

Biaya produksi                                                                          3.000.000.000 :

Persentase markup                                                                                50%

Perhitungan harga jual :

Biaya produksi                                                                            3.000.000.000

Markup 50%x3.000.000.000                                                     1.500.000.000+

Jumlah harga jual                                                                  4.500.000.000

Volume produk                                                                            1.000.000 :

Harga jual per kg                                                               Rp                           4.500

69

Page 70: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2. Perhitungan markup:

Taksiran biaya administrasi dan umum                       700.000.000

Taksiran biaya pemasaran                                         1.500.000.000

Laba yang diharapkan 25% x 3.200.000.000             800.000.000 +

Jumlah                                                                  Rp 3.000.000.000

Taksiran biaya produksi                                          15.000.000.000 :

Persentase markup                                                           20%

Perhitungan harga jual per kwh :

Taksiran biaya produksi :

-          Biaya bahan baku                                            4.000.000.000

-          Biaya tenaga kerja langsung                           3.000.000.000

-          Biaya overhead pabrik (variabel & tetap)       8.000.000.000 +

15.000.000.000

Markup 20% dari taksiran biaya produksi                  3.000.000.000 +

Total harga jual                                                          18.000.000.000

Volume produk                                                           100.000.000 :

Harga jual listrik per kwh                                          Rp                               180

70

Page 71: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 8

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PENUH DALAM

PENENTUAN HARGA TRANSFER

Latar Belakang Timbulnya Masalah Transfer

Masalah penentuan harga transfer dijumpai pada perusahaan yan

organisasinya di susun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang

dibentuk tersebut terjadi transfer barang atau jasa. Perusahaan semacam ini

biasanya adalah perusahaan yang telah mengalami kemajuan yang pesat dan

kompleksitas. Latar belakang timbulnya masalah harga transfer dapat

dihubungkan dengan proses diferensiasi bisnis dan perlunya integrasi dalam

organisasi yang telah melakukan diferensiasi bisnis.

a.Diferensiasi

Diferensiasi adalah proses pembagian pekerjaan menjadi tugas-tugas yang

diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.

b.Diversifikasi

Diversifikasi merupakan proses pembentukan unit-unit organisasi untuk

menghadapi berbagai lingkungan industri.

c.Integrasi

Integrasi merupakan usaha untuk mengkoordinasikan divisi-divisi yang

terbentuk dari adanya diferensiasi dan diversifikasi agar divisi-divisi yang

telah terbentuk tidak tercerai-berai.

Harga transfer memiliki peran ganda. Di satu sisi, harga transfer

mempertegas diversifikasi yang dilakukan oleh manajemen puncak.Harga

transfer menetapkan dengan tegas hak masing-masing divisi untuk

mendapatkan laba. Di sisi lain, harga transfer berperan sebagai salah satu alat

untuk menciptakan mekanisme integrasi. Misalnya dlm penentuan sumber

pengadaan barang,manajemen puncak dpt menempuh kebijakan jika

menguntungkan perusahaan secara keseluruhan,manajer divisi dipaksa untuk

memilih sumber pengadaan dari divisi lain dalam perusahaan, tidak dari

pemasoklain.

71

Page 72: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Desentralisasi

Desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan.

Desentralisasi dapat mengambil salah satu dari tiga bentuk berikut ini : 

(1) Desentralisasi berdasarkan fungsi ( functional decentralization ), 

(2) Desentralisasi berdasarkan daerah ( geographical decentralization ), 

(3) Desentralisasi berdasar laba ( profit decentralization )

Desentralisasi memiliki kebaikan dan kelemahan. Manfaat desentralisasi

adalah :

1) Para manajer tingkat yang lebih rendah mempunyai pengetahuan yang

terbaik tentang kondisi setempat.

2) Desentralisasi memberikan kesempatan bagi para manajer tingkat lebih

rendah dalam mempersipakan diri untuk jabatan yang lebih tinggi setelah

berlatih mengelola unit organisasi tingkat bawah.

3) Desentralisasi memberikan kebebasan bagi para manajer dalam

pengambilan keputusan, sehingga mereka dapat merasakan statusnya lebih

tinggi bila dibandingkan jiks mereka tidak memiliki kebebasan dalam

pengambilan keputusan. Dengan demikian desentralisasi dapat memberikan

motivasi bagi para manajer untuk berprestasi.

Sedangkan, kelemahan desentralisasi adalah :

1) Para manajer mungkin membuat keputusan yang hanya menguntungkan

divisi yang dipimpinnya saja, dengan akibat merugikan perusahaan secara

keseluruhan.

2) Para manajer mempunyai kecenderungan untuk memiliki sendiri unit

organisasi penghasil jasa yang sebenarnya akan lebih murah jika jasa tersebut

disediakan secara terpusat.

3) Kadang-kadang biaya pengumpulan dan pengelolaan informasi mengalami

kenaikan dalam perusahaan yang organisasinya sudah didesentralisasikan.

Konsep Harga Transfer

Harga transfer merupakan harga barang dan jasa yang ditransfer antar

pusat laba dalam perusahaan yang sama. Penentuan harga transfer dalam

72

Page 73: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

perusahaan yang telah mendesentralisasikan organisasinya ke dalam pusat-

pusat laba menimbulkan berbagai masalah , terutama masalah yang

menyangkut penentuan harga transfer yang adil bagi semua pihak yang

terkait, masalah motivasi, pengukuran kinerja, dan masalah pencapaian

tujuan perusahaan secara keseluruhan.

Karakteristik Harga Transfer

Jika antar pusat laba dalam suatu perusahaan membeli dan menjual barang,

ada dua macam keputusan yang harus dibuat :

1) Keputusan pemilihan sumber. Apakah memproduksi sendiri ataukah

membeli dari pemasok. Keputusan ini disebut sourcing decision.

2) Keputusan penentuan harga transfer. Jika barang diproduksi di dalam

perusahaan sendiri, keputusan berikutnya adalah pada harga transfer dari

divisi penjual ke divisi pembeli. Keputusan ini dikenal dengan istilah

transfer pricing decision.

Harga transfer pada hakikatnya memiliki tiga karakteristik berikut :

a. Masalah harga transfer hanya timbul jika divisi yang terkait hanya

diukur kinerjanya berdasarkan atas laba yang diperoleh mereka dan harga

transfer merupakan unsur yang signifikan dalam membentuk biaya penuh

barang yang diporduksi di divisi pembeli.

b. Harga transfer mengandung unsur laba di dalamnya

c. Harga transfer merupakan alat untuk mempertegas diversifikasi dan

sekaligus mengintegrasikan divisi yang dibentuk.

Masalah yang Dirundingkan Dalam Penentuan Harga Transfer

Dua masalah yang dirundingkan antara divisi penjual dan divisi pembeli

adalah :

a. Dasar yang digunakan sebagai landasan penentuan harga transfer

b. Besarnya laba yang diperhitungkan dalam harga transfer

Metode Penentuan Harga Transfer

a. Penentuan harga transfer atas dasar biaya 

(Cost-Based Transfer Pricing).

Dalam penentuan harga transfer ini, harga jual barang yang ditransfer

73

Page 74: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

antar divisi didasarkan pada biaya penuh produk yang ditransfer. Biaya

penuh yang dipakai sebagai dasar penetuan harga transfer dapat dipilih

dari dua macam biaya, yaitu biaya penuh sesungguhnya dan biaya

penuh standar.

Jika activity based cost dipakai sebagai pendekatan perekayasaan biaya

yang digunakan sebagai dasar penetuan harga transfer, maka unsur-

unsur yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Unit level activity cost. Biaya ini dibebeankan oleh divisi penjual

berdasarkan biaya standar dikalikan jumlah produk yang ditransfer.

2) Batch-related activity cost. Biaya ini dibebankan kepada divisi

pembeli berdasarkan jumlah batch-related activity cost standar yang

dikeluarkan ole divisi penjual

3) Product-sustaining activity cost. Biaya ini dibebankan kepada

produk berdasarkan taksiiran jumlah unit produk yang akan dihasilkan

selama umur produk tersebut.

4) Facility-sustaining activity cost. Biaya ini dibebankan kepada

produk berdasarkan taksiran unit produk yang dihasilkan pada

kapasitas normal divisi penjual.

b. Penentuan harga transfer atas dasar harga pasar.

Harga pasar merupakan harga kesempatan bagi divisi penjual maupun

pembeli. Bagi divisi penjual, harga pasar merupakan penghasillan yang

akan dikorbankan didalam transfer produk kepada divisi pembeli,

sedangkan bagi divisi pembeli harga pasar tersebut merupakan biaya

yang seharusnya dikeluarkan jika produk tersebut dibeli dari pihak

luar.

Masalah dalam Penentuan Harga Transfer

Setiap harga transfer akan menjadi biaya variabel bagi divisi pembeli,

meskipun dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan, harga

transfer tersebut mengandung unsur biaya tetap dari divisi penjualan. Jika

di devisi pembeli terdapat kapasitas yang berlebih, analisis biaya yang

dilakukan oleh divisi pembeli untuk pengambilan keputusan jangka

74

Page 75: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

pendek di bidang pemasaran akan berakibat terjadinya kesalahan

kesimpulan. Jika divisi pembeli memperlakukan unsur biaya biaya tetap

yang terdapat dalam harga barang yang ditransfer dari divisi penjual

sebagai biaya variabel, biaya variabel divisi pembeli akan berbeda dengan

biaya variabel dari sudut pandang perusahaan secara keseluruhan.

Jika manajer divisi pembeli melakukan perencanaan laba jangka pendek,

ia akan memperlakukan harga yang dibayarkan kepada divisi penjual

untuk produk yang ditransfer dari divisi tersebut sebagai unsur biaya

variabel. Dengan demikian usaha optimasi laba jangka pendek yang

dilakukan oleh divisi pembeli tidak selalu berakibat optimasi laba

perusahaan secara keseluruhan.

Masalah tersebut selalu timbul jiak produk atau jasa ditransfer dari divisi

penjual ke divisi pembeli dengan menggunakan harga transfer persatuan.

Masalah ini menjadi lebih besar dalam perusahaan yang

divisinyamemasarkan produk yang diproduksi oleh divisi lain dalam

perusahaan yang sama.

Jika suatu divisi menjual seluruh produknya ke divisi lain dalam

perusahaan yang sama, divisi tersebut merupakan captive suplier. Manajer

divisi penjual ini tidak memilki wewenang yang signifikan dalam bidang

pemasaran. Tanggung jawab pokoknya adalah pada pada pengendalian

biaya, mutu produk, ketepatan jadwal produksi. Laba divisi ini sangat

ditentukan oleh volume produk yang dijual oleh divisi pembeli. Dengan

demikian, laba bukan meruapkan ukuran kinerja yang baik bagi kinerja

manajer divisi penjual.

Untuk memcahkan masalah yang dihadapi oleh captive suplier tersebut,

ada dua alternatif yang dapat dipilih:

1.Memperlakukan divisi penjual sebagai pusat biaya

2.Memilih satu dari tiga alternatif harga transfer: baben tetap bulanan,

pembagian laba, dan dua macam harga.

75

Page 76: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

A. Divisi penjual diperlakukan sebagai pusat biaya

Jika divisi penjual mentransfer seluruh atau sebagian produknya kepada divisi

lain kepada perusahaan yang sama, divisi penjual pada hakekatnya

merupakan peseudo profit center (pusat laba tidak dalm arti yang

sebenarnya). Manajer divisi penjual ini tidak memilki wewenang yang

berarti dalam pemasaran produknya, sehingga laba divisinya sangat

ditentukan oleh kinerja divisi lain. Dengan demikian, laba tidak dapat

mencerminkan kinerja divisi penjual ini. Oleh karena itu, salah satu

alternatif yang tersedia bagi divisi penjual yang diperlukan sebagai captive

supplier bagi divisi lain ini adalah dengan memperlakukan divisi tersebut

sebagai pusat biaya. Tanggung jawab divisi penjual adalah terbatas pada

pengendalian terhadap biaya.

B.Beban tetap bulanan (Fixed Monthly Charge)

Jika alternatif memperlakukan divisi penjual sebagai pusat biaya tidak

dipilih, namun agar kinerja divisi penjual tidak ssemata-mata ditentukan

oleh kinerja divisi pembeli, maka penentuan harga transfer dapat dilakukan

dengan beban tetap bulanan. Dengan menggunakan beban tetap bulanan,

divisi penjual sebagai captive supplier tetap diperlakukan sebagai pusat

laba, yang kinerjanya tidak dipengaruhi oleh volume penjualan divisi

pembeli. Harga transfer produk divisi penjual dihitung sebagai berikut:

1. Produk yang ditransfer ke divisi pembeli ditentukan harga transfernya

sebesar biaya variabel persatuan. Jika misalnya divisi penjual

mentransfer X unit produk ke divisi pembeli, maka divisi pembeli akan

dibebani dengan hasil kali biaya variabel per unit. Dengan jumlah unit

produk yang ditransfer ke divisi pembeli. 

2. Setiap bulan divisi pembeli akan dibebani dengan beban tetap bulanan

yang unsurnya terdiri dari:

a. Biaya tetap. Biaya tetap yang dibebankan oleh divisi penjual adalah

sebesar biaya tetap yang terjadi untuk penyediaan kapasitas untuk

kepentingan divisi pembeli. Karena sebaga captive suplier, divisi

penjual telah menyediakan kapasaitas untuk keperluan divisi pembeli,

76

Page 77: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

maka semua biaya tetap yang timbul sebagai akibat penyediaan

kapasitas tersebut dibebankan pada divisi pembeli. Dengan demikian

volume kegiatan divisi pembeli tidak mempengaruhi perhitungan laba

divisi penjual.

b. Laba. Unsur laba yang diperhitungkan dalam harga transfer ini

dihitung sebesar tarif kembalian investasi (Return on investment) atas

investasi divisi penjual unruk melayani kepentingan divisi pembeli. 

Besarnya biaya tetap yang dibebankan kepada divisi pembeli dan

besarnya laba yang ditambahkan dalam harga transfer perlu

dirundingkan secara periodek antar divisi penjual dan divisi pembeli.

C.Pembagian Laba (Profit Sharing)

Dalam penentuan harga transfer ini, divisi pembeli dibebani baiaya

variabel standar untuk setiap unit produk yang ditransfer oleh divisi

penjual ke divisi pembeli. Biaya variabel divisi penjual ke divisi

pembeli ini digunakan untuk menghitung biaya variabel komulatif

produk yang selesai diproduksi dan dijual oleh divisi pembeli. Setelah

divisi penjual berhasil menjual produk tersebut ke pasar luar, laba

kontribusi yang diperoleh (yang merupakan selisih harga jual ke pasar

luar dikurangi dengan biaya variabel kumulatif) dibagi secara adil

kepada divisi penjual dan divisi pembeli.

D.Dua Perangkat Harga (Two Sets of Price)

Untuk menyelsaikan masalah yang dihadapi oleh divisi penjual yang

bertindak sebagai captive supplier dapat ditempuh cara lain dengan

menggunakan dua perangkat harga untuk produk yang ditransfer dari

divisi penjual ke divisi pembeli. Perangkat harga pertama yang

digunakan adalah harga jual produk divisi penjual di pasar luar

perusahaan. Pada saat divisi penjual mentransfer produk ke divisi

pembeli, rekening pendapatan divisi penjual dikredit sebesar jumlah

unit produk yang ditransfer dikalikan dengan harga jual produk tersebut

di pasar luar dikurangi dengan biaya pemasaran. Divisi pembeli

dibebani sebesar biaya variabel standar. Selish antar penadapatan dan

77

Page 78: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

biaya variabel tersebut, dikreditkan ke rekening kantor pusat dan di

eliminasi pda saat dilakukan konsolidasi laporan keuangan.

Pengelolaan Harga Transfer

Karena penentuan harga transfer berdampak langsung terhadap laba

divisi yang terlibat dalam transfer produk atau jasa, sistem penentuan harga

transfer memerlukan aturan formal agar dapat dilakukan secara berhasil. Dua

aturan formal yang perlu ditetapkan adalah aturan negosiasi dan aturan

penyelesaian jika negosiasi menghadapi jalan buntu.

Negosiasi antar divisi

Jika pembentukan divisi disertai dengan desentralisasi wewenag

manajemen puncak, penentuan harga transfer tidak ditetapkan oleh staf

manajemen puncak, namun merupakan hasil negosiasi antar manajer divisi

yang terlibat dalam transfer barang atau jasa. Jika wewenang penentuan

harga transfer masih ditangan staf manajemen puncak, manager divisi

tidak ditempatkan dalam posisi yang dapat mengendalikan pendapatan dan

biaya divisinya. Dengan demikian, kondisi ini akan mengakibatkan laba

divisi tidak dapat dipakai sebagai pengukur yang baik kinerja manajer

divisi.

Setiap metode harga transfer seolah-olah seperti pedang bermata dua.

Jika metode harga transfer menguntungkan divisi penjual, tentu dilain

pihak akan merugikan divisi pembeli. Begitu pula sebaliknya, jika divisi

pembeli diuntungkan dengan metode harga transfer tertentu, maka divisi

penjual tentu akan dirugikan. Oleh karena itu, penentuan harga transfer

harus dirundingkan oelh manajer divisi yang terlibat. 

Dalam melakukan perundingan, divisi yang terlibat perlu menetapkan

dasar yang akan dipakai sebagai landasan perundingan. Jiak digunakan

baiya penuh sebagi dasar, divisi yang terlibat perlu merundungkan tipe

biaya yang akan dipakai sebagai dasar (biaya standar atau biaya

sesungguhnya), unsur biaya yang diperhitungkan sebagai dasar penentuan

harga transfer, unsur aktiva yang diperhitungkan dalam capital employed,

78

Page 79: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

dan besarnya tarif kembalian yang diperhitngkan dalam menghitung laba.

Biasanya kantor pusat menetapkan kebijakan yang bersangkutan dengan

sumber pengadaan. Misalnya divisi dilarang mengadakan kebutuhan bahan

dari perusahaan luar yang merupakan pesaing divisi lain dalam

perusahaan.

Arbitrase

Bagaimanapun rinci aturan negosiasi yang telah disepakati oleh divisi

yang terlibat, suatu saan akan terjadi jalan buntu dalam perundingan penetuan

harga transfer. Oleh karena itu, perlu disusun prosedur untuk menengahi

perselisihan yang terjadi anatar divisi penjual dan divisi pembeli. Lembaga

arbitrase perlu dibentuk untuk menyelesaikan masalah-masalah yang

dipersengketakan oleh divisi penjual dan divisi pembeli. Dalam lembaga

arbitrase ini, managemen kantor pusat bertanggung jawab dalam membantu

penyelesaian masalah-masalah yang disengketakan oleh para manajer divisi

yang terkait dalam penentuan harga transfer.

Lembaga arbitrase ini bertanggung jawab untuk:

1. Menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam penentuan harga transfer.

2. Menelaah perubahan sumber pengadaan.

3. Mengubah aturan harga transfer jika diperlukan.

79

Page 80: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 9

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

DALAM PENILAIAN KINERJA

Definisi Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas

operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyaawan berdasarkan

sasaran, standard, dan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan

dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standard perilaku

yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan.

Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dimanfaatkan oleh manajemen untuk:

1.    Mengelola oprasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian  karyawan secara maksimum.

2.    Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,

seperti: promosi, transfer, dan pemberhentian.

3.    Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan

untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan.

4.    Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan

mereka menilai kinerja mereka.

5.    Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

Tahap Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dilaksanakan dalam dua tahap utama: tahap persiapan dan

tahap penilaian. Yahap persiapan terdiri dari tiga tahap rinci:

1.   Penentuan daerah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung

jawab.

80

Page 81: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

2.    Penetapan kriteria yang dipakai untuk mengukur kinerja.

3.    Pengukuran kriteria sesungguhnya.

Tahap penilaian terdiri dari tiga tahap rinci:

1.    Pembandingan kinerja sesungguhnya dengan sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2.    Penentuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya dan

yang ditetapkan dalam standard.

3.    Penegakan perilaku yang diinginkan dan tindakan yang digunakan untuk

mencegah perilaku yang tidak diinginkan.

Empat golongan pusat pertanggungjawaban berikut ini:

1.    Pusat pertanggunjawabaan yang sebagian besar biayanya merupakan

biaya variable teknik (engineered variable costs). Masukan dan keluaran

pusat pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan nyata dan tidak erat.

2.    Pusat pertanggungjawaban yang sebagian besar biayanya merupakan

biaya commetted fixed costs. Masukan dan keluaran pusat

pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan nyata dan tidak erat.

3.    Pusat pertanggungjawabaan sebagian besar biayanya merupakan

biaya discretionary variable costs. Masukan dan keluaran pusat

pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan artificial dan erat.

4.    Pusat pertanggungjawabaan yang sebagian besar biayanya

merupakan discretionary fixed costs. Masukan dan keluaran pusat

pertanggungjawabaan ini memiliki hubungan artifisian dan tidak erat.

Berdasarkan karakteristik masukan dan keluarannya dan hubungan di antara

keduanya, pusat pertanggungjawabaan daoat dibagi menjadi 4 macam

Karakteristik Pusat Pertanggungjawaban

Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur

prestasinya atas dasar biayanya (nilai masukannya).

81

Page 82: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi

wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban

tersebut. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang

diperoleh pusat pertanggungjawaban dan tidak dimintai pertanggungjawaban

mengenai masukannya, karena dia tidak dapat mempengaruhi pemakaian

masukan tersebut.

Berdasarkan karakteristik hubungan antara masukan dan keluarannya, pusat

biaya dibagi lebih lanjut menjadi pusat biaya teknik (engineering expense

center). Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggungjawaban yang sebagian

besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan

keluarannya.

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi

wewenang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat

pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat laba diukur kinerjanya dari

selisih antara pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh

pendapatn tersebut.

Pusat investasi adalah pusat laba yang manajernya diukur prestasinya

dengan menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggungjawaban

tersebut dengan investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat

investasi dapat berupa ratio antara laba dengan investasi yang digunakan

untuk memperoleh laba tersebut. Ukuran ini disebut dengan kembalian

investasi (return on investment disingkat ROI), yang rumus perhitungannya

adalah: laba dibagi investasi. Dapat pula manajer investasi diukur prestasinya

dengan menggunakan residual income, yang merupakan laba dikurangi

dengan beban modal (capital charge).

Penetapan Kriteria Kinerja Bagi Setiap Pusat Pertanggungjawaban

Dalam menetapkan kinerja manajer, berbagai factor berikut ini perlu

dipertimbangkan:

1. Dapat diukur atau tidaknya kriteria.

2. Rentang waktu sumber daya dan biaya.

82

Page 83: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

3. Bobot yang perhitungkan atas kriteria.

4. Tipe kriteria yang digunakan dan aspek prilaku yang ditimbulkan.

Pengukuran Kinerja Sesungguhnya

Melakukan pengukuran hasil sesungguhnya bagian atau aktivitas yang

menjadi daerah wewenang manajer tersebut. Meskipun pengukuran kinerja

tampaknya objektif, bersifat repetitif, dan merupakan kegiatan yang rutin, namun

pengukuran kinerja itu sendiri sering kali memicu timbulnya perilaku yang tidak

semestinya.

Perilaku yang tidak semestinya yang sering kali muncul dalam pengukuran

kinerja adalah: perataan (smoothing), pencondongan (biasing), permainan

(gaming), penonjolan dan pelanggran aturan (focusing and illegal act).

Pembandingan Kinerja Sesungguhnya dengan Sasaran yang Telah

Ditetapkan Sebelumnya dan Pelaporan dengan Segera Hasilnya

Informasi penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang telah

ditetapkan diumpanbalikkan dalam laporan kinerja manajer yang

bertanggungjawab untuk menunjukkan efisiensi dan efektivitas kinerjanya.

Laporan kinerja harus memenuhi persyaratan berikut ini untuk

menghasilkan perilaku yang fungsional:

1. Laporan kinerja untuk manajer tingkat bawah harus berisi informasi yang

rinci, dan laporan kinerja untuk manajer tingkat di atasnya harus berisi

informasi yang lebih ringkas. Semakin tinggi jenjang manajer, semakin

ringkas isi laporan kinerjanya.

2. Laporan kinerja berisi unsur terkendalikan dan unsur tidak terkendalikan

yang disajikan secara terpisah, sehingga manajer yang bertanggung jawab

atas kinerja dapat dimintai pertanggungjawaban atas unsur-unsur yang

dikendalikan olehnya.

3. Laporan kinerja harus mencakup penyimpangan, baik yang

menguntungkan maupun yang merugikan.

83

Page 84: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

4. Laporan kinerja sebaiknya diterbitkan paling tidak sebulan sekali.

Penerbitan kurang dari periode satu bulan dapat dilakukan dalam keadaan

khusus yang memerlukan perhatian segera dan perubahan segera terhadap

perilakku manajer.

5. Laporan kinerja harus disesuaikan dengan kebutuhan dan pengalaman

pemakai.

6. Penyajian laporan kinerja sebaiknya memperhatikan kemampuan penerima

dalam menerima dalam memahami laporan tersebut.

Penentu penyebab operasional dan keperilakuan penyimpangan yang

merugikan

penyimpangan kinerja sesungguhnya dari sasaran yang ditetapkan perlu

dianalisis untuk menentukan penyebab terjadinya penyimpangan tersebut, dan

dapat direncanakan tindakan untuk mengatasinya baik untuk membentuk perilaku

fungsional dalam proses penentuan penyebab terjadinya penyimpangan, harus

diselenggarakan rapat untuk berbagai jenjang manajer. Rapat tersebut harus

merupakan forum pembicaraan pemecahan bersama masalah – masalah yang

timbul akibat penyimpangan dan mendorong partisipasi aktif setiap peserta yang

hadir untuk memecahkan masalah.

Penegakan perilaku dan tindakan yang Diinginkan Untuk

Mencegah terulangnya perilaku yang tidak di inginkan 

            Tahap akhir penilaian kinerja adalah tindakan koreksi untuk menegakan

perilaku yang diinginkan dan mencegah terulangnya perilaku yang tidak

diinginkan.

Ukuran Kinerja

Terdapat tiga mcam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

secara kuantitatif : ukuran kriteria tunggal, ukuran kriteria beragam, dan ukuran

kriteria beragam, dan ukuran kriteria gabungan. Ukuran kriteria tunggal ( single

criterion ) dalah ukuran kerja yang hanya menggunakan satu ukuran untuk

84

Page 85: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

menilai kinerja manajer. Ukuran kriteria beragam (multiple criteria )  adalah

ukuran kinerja yang menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja

manajer. Ukuran kriteria gabungan

( composite criteria ) adalah ukuran kinerja yang menggunakan berbagai

macam ukuran, memperhitungkan bobot masing – masing ukuran, dan

menghitung rata – ratanya ukuran menyeluruh kinerja manajer.

Ukuran Kriteria Tunggal

 Jika kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja, orang akan

cenderung memusatkan usahanya kepada kriteria tersebut dengan akibat

diabaikannya kriteria yang lain, yang kemungkinan sama pentingnya dalam

menentukan sukses atau tidaknya perusahaan atau bagianya. Sebagaui contoh,

manajer produksi yang di ukur kinerjanya dari tercapainya target kuantitas

produk yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu kemungkinan

mengabaikan pertimbangan penting lain mengenai mutu, biaya, pemeliharaan

ekuipment, dan sumber daya manusia. 

Ukuran Kriteria Beragam

 Berbagai aspek kinerja manajer dicari ukuran kriterianya sehingga seorang

manajer diukur kinerjanya dengan beragam kriteria.

Tujuan pengguna kriteria beragam ini adalah agar manajer yang diukur

kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai kinerja.

Ukuran Kriteria Gabungan

 Karena disadari bahwa beberapa tujuan lebih penting secara keseluruhan

dibandingkan dengan tujuan yang lain, beberapa perusahaan memberiakan

bobot angka tertentu beragam kriteria kinerja untuk mendapatkan ukuran

tunggal kinerja manajer, setelah memperhitungkan bobot beragam kriteria

kinerja masing – masing.

85

Page 86: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Peran Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban dalam Penilaian

Kinerja Pusat Pertanggungjawaban

PENILAIAN KINERJA PUSAT PENDAPATAN

Informasi akuntansi yang dipakai ukuran kinerja manajer pusar pendapatan

adalah pendapatan.

Masalah akan timbul jika pusat pendapatan mentranfer produk atau jasanya

kepada pusat pertanggungjawaban lain dalam perusahaan. Masalah yang

timbul adalah apakah pendapatan dari Transfer  produk atau jasa ke pusat

pertanggungjawaban lain dalam perusahaan tersebut diperhitungkan sebagai

pendapatan pusat laba dan pada harga transfer berapa harga diperhitungkan

sebagai beban pusat pertanggungjawaban yang menerima trnsfer.

PENILAIAN KINERJA PUSAT BIAYA

Informasi akuntansi yang dipakai sebagai ukuran kinerja pusat biaya adalah

biaya bayank masalah yang timbul dalam pengukuran biaya sebagai ukuran

kinerja, karena tidak ada biaya yang seratus persen dapat dikendalikan oleh

manajer yang memiliki wewenang untuk pengguna biaya sebagai ukuran

kinerja manajer pusat biaya adalah :

Masalah perilaku biaya

Masalah hubungan biaya dengan pusat biaya

Masakh jangka waktu

Masalh tanggung jawab ganda.

PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA

Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi

wewnang untuk mengendalikan pendapatan dan biaya pusat

pertanggungjawaban tersebut.

Demikian, untuk mengukur kinerja pusat laba, umumnya digunakan dua

ukuran yang menghubungkan laba laba yang diperoleh pusat laba dengan

investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba: kembalikan investasi

( return on investment atau seringkali disingkat dengan ROI ) dan residual

86

Page 87: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

income ( seringkali disingkat dengan RI ). Ukuran lain dapat di gunakan

untuk mengukur kinerja manajer pusat laba adalah produktivitas .   

Kembalian Investasi ( Return Investment)

Kembalian investasi ( return on investment  atau di singkat ROI) merupakan

perbandingan laba dengan investasi yang digunakan untuk menghasilkan

laba.

1. ROI = Investasi

Laba2. ROI= Pendapatan x Laba

Investasi                                              Pendapatan

Dalam menggunakan kembalian investasi sebagai ukuran kinerja, diperlukan

kebijakan managemen yang bersangkutan dengan:

1. Penentuan komponen yang digunakan untuk menghitung laba

2. Komponen pendapatan

3. Komponen biaya

4. Penentuan Aktiva yang diperhitungkan ke dalam investment base

5. pengukuran nilai aktiva yang diperhitungkan ke dalam investment

base.

Manfaat kembalian investasi sebagai pengukur kinerja

Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba memiliki tiga

manfat berikut ini:

Kembalian investasi mendorong manager pusat laba menaruh perhatian yang

seksama terhadap hubungan antara pendapatan penjualan, biaya, dan

investasi.

Kembalian investasi mendorong manager pusat laba melaksanakan efisiensi

biaya.

Kembalian investasi mencegah manager pusat laba melakukan  investasi yang

berlebihan di dalam pusat laba yang dipimpinnya.

87

Page 88: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Kelemahan kembalian investasi sebagai pengukur kinerja

Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja pusat laba memiliki dua

kelemahan:

Kembalian investasi tidak mendorong manager pusat laba untuk melakukan

investasi dalam proyek yang akan berakibat menurunkan kembalian investasi

pusat laba, meskipun proyek tersebut menaikan frofitabilitas perusahaan

sebagai keseluruhan.

Kembalian investasi mengakibatkan manager pusat laba  memusatkan

perhatiannya kepada sasaran jangka pendek dengan mengorbankan sasaran

jangka panjang.

Residual Income

Residual income dihitung dengan mengurangi laba yang diperoleh pusat laba

dengan beban modal ( capital charge)

Dalam perhitungan residual income, pusat laba dapat menerapkan tarif beban

modal yang berbeda untuk aktiva yang memiliki resiko berbeda.

Keunggulan Residual Income

Residual income memiliki keunggulan dibandingkan dengan kembalian

investasi sebagai pengukur kinerja manager pusat laba.

Penggunaan residual income sebagai pengukur kinerja pusat laba

mengakibatkan semua pusat laba memiliki sasaran laba yang sama untuk

investasi yang sebanding. Kembalian investasi sebagai pengukur kinerja

manager pusat laba memberikan perangsang yang berbeda-beda untuk

investasi.

Residual income dapat menggunakan tarif beban modal yang berbeda untuk

aktiva yang memiliki risiko yang berbeda.

Kelemahan Residual Income  

88

Page 89: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Sebagai tolak ukur kinerja pusat laba, residual income memliki kelemahan

sebagai Berikut :

seperti halnya dengan kembalian investasi, residual income juga hanya

mendorong manajer pusat laba memusatkan orientasinya ke tujuan – tujuan

jangka pendek, karena laba komponen yang digunakan untuk menghitung

laba halnya dibatasi dengan periode akuntansi yang tidak lebih dari satu tahun

kalender.

seperti halnya dengan kembalian investasi, residual income sebagai pengukur

kinerja pusat laba sangat dipengaruhi oleh metode depresiasi aktiva

tetap .karena biasanya penghitungan residual income didasarkan atas laba

bersih menurut akuntansi (yang biasanya depresi yang diperhitungkan sebagai

biaya dihitung dengan menggunakan metode garis lurus ), maka kinerja

manajer pusat laba tidak dapat dicerminkan dengan residual income.

tidak seperti halnya dengan kembalian investasi yang berupa ratio atau

persentase, residual income berupa angka absolut, yang tidak dapat di

gunakan untuk membandingkan kemampuan berbagai pusat laba dalam

mengahasilkan laba. Perbandingan secara langsung kinerja dua pusat laba

tidak dapat dilakukan menggunakan residual income jika dua pusat laba

tersebut memiliki rata – rata aktiva yang berbeda.

Produktivitas Sebagai Pengukur Kinerja

Pusat pertanggungjawaban yang dapt di ukur dengan ukuran produktivitas

adalah pusat pertanggungjawaban yang keluaranya dapat diukur secra

kuantitatif, karena produktivitas merupakan ratio anatara keluaran denag

pemasukan.

DEFINISI PRODUKTIVITAS 

            Produktivitas berhubungan dengan produksi secra efisien dan

terutama ditujukan kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang

digunakan untuk menghasilakn keluaran tersebut.

89

Page 90: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Pengukuran produktivitas dilakukan denagn mengukur perubahan

produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk

memeperbaiki produktivitas.

PRODUKTIVITAS PARSIAL 

            Pengukuran produktivitas untuk satu masukan pada saat di sebut

dengan pengukuran produktivitas operasional parsial (partial produktivity

measurement).

pengukuran produktivitas untuk seluruh masukan pada suatu saat disebut

dengan pengukuran produktivitas total (total produktivity measurement).

Produktivitas diukur dalam bentuk ratio antara keluaran dengan masukan .

Pormula untuk menghitung Produktivitas adalah :

            Ratio produktivitas =  Keluaran

                                    Masukan

            Jika keluaran dan masukan yang digunakan dalm formula tersebut

dinyatakan dalam kuantitas fisik, maka ratio produktivitas yang dihasilkan

berupa ukuran  produktivitas operasional ( opreational produktivity measure )

jika digunakan keluaran dan masukan , ratio produktivitas yang dihasilkan

berupa ukuran  produktivitas keuangan ( finacial produktivity measure ).

KELEBIHAN PRODUKTIVITAS PARSIAL

            Produktivitas parsial sebagai pengukur kinerja manajer memiliki

kelebihan sebagai berikut ini:

1.    memungkinkan manajer memusatkan usahanya terhadap penggunaan

masukan tertentu saja.

2.    memudahkan karyawan operasional menentukan kinerja 

produktivitasnya karyawan operasional hanya dapt mengedalikan masukan

tertentu, sehingga ukuran produktivitas parsial yang memberiakn umpan balik

mengenai hubungan antara keluaran dengan tertentu mudah mereka fahami.

3.    untuk kepentingan operasional, seringkali standar kinerja bersifat jangka

pendek, yang di ukur dengan membandingkan produktivitas parsialm batch

sekarang dengan batch sebelumnya.

90

Page 91: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

KELEMAHAN  PRODUKTIVITAS PARSIAL

            Pengguna produktivitas parsial secar terpisah sebagai ukuran kinerja

dapat menyesatkan. Suatu penurunan produktivitas salah satu masukan

kemungkinan diperlukan untuk menaikan produktivitas masukan yang lain.

Kompensasi semacam ini .

PRODUKTIVITAS TOTAL

            Pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam dua kondisi :

tanpa adanya pertukaran produktivitas antar masuk dan memprehitungkan

adanya pertukaran produktivitas antarmasukan.

Aspek Perilaku dalam Penilaian Kinerja dengan Menggunakan

Informasi Akuntansi

Kemungkinan orang memberikan reaksi yang merugikan dengan disajikannya

data kinerja mereka dalam ukuran akuntansi. Alasan yang dikemukakan

adalah :

1.    hubungan antara struktur organisasi dengan struktur pelaporan keuangan

2.    tingkat partisipasi dalam penerapan standar

3.    tingkat pemahaman manajeman terhadap informasi akuntansi dan sistem

akuntansi.

91

Page 92: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

BAB 10

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN

DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN

Dalam pengelolaan perusahaan,manajemen menetapkan tujuan dan sasaran dan

kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut.

Definisi Anggaran

Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang ddinyatakan secara kuantitatif,

yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain yang

mencakup jangka waktu satu tahun. anggaran merupakan suatu rencana kerja

jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang

yang ditetapkan dalam proses penyusunan program.

Mengapa Perusahaan Menyusun Anggaran?

Penyusunan anggaran dimaksudkan untuk memberikan jaminan

pencapaian blue print tentang program jangka panjang, yang mencakup

pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra

perusahaan, system informasi manajemen.

Proses penyusunan anggaran merupakan proses penyusunan rencana

kerja jangka pendek, yang dalam perusahaan berorientasi laba,pemilihan

rencana kerja didasarkan atas dampak rencana kerja tersebut terhadap laba.

Karakteristik Anggaran

Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan

2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun

3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen

4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih

tinggi dari penyusun anggaran

5. Sekali disetujui, anggaran hanyan dapat diubah dibawah kondisi tersebut

6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan

anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan

92

Page 93: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

KOMITMEN MANAJEMEN

Perbedaan yang mencolok antara anggaran dengan prakiraan adalah adanya

komitmen manajemen dalam anggaran. Proses penyusunan angaaran pada

dasarnya merupakan proses penetapan peran (role setting) yang setiap

manajer dalam jenjang organisasi diberi peran tertentu untuk melaksanakan

kegiatan dalam pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. Untuk

memungkinkan para manajer melaksanakan peran mereka , setiap manajer

memerlukan alokasi sumber daya ( sumber daya manusia,modal,uang).

Dengan demikian proses penyusunan anggaran yang berhasil adalah yang

dapat menjadikan setiap manajer dalam organisasi perusahaan memiliki

persepsi yang jelas mengenai peran mereka masing-masing dalam mencapai

sasaran anggaran. Persepsi yang jelas mengenai peran manajer dalam

mencapai sasaran anggaran hanya dapat berwujud jika dua syarat berikut ini

dipenuhi:

1. Sasaran anggaran diterima dengan jelas oleh manajer yang bertangung

jawab untuk mencapainya

2. Manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran diberi alokasi

sumber daya yang memadai untuk mencapai sasaran anggaran.

PENELAAHAN DAN PERSETUJUAN ANGGARAN

Perbedaan lain antara anggaran dan prakiraan adalah tidak adanya proses

penelaahan dan persetujuan dalam penyusunan prakiraan. Prakiraan ditujukan

untuk memperkirakan apa yang terjadi dimasa yang akan dating berdasarkan

berbagai asumsi kondisi tertentu.

PERUBAHAN ANGGARAN

Karena anggaran berisi komitmen manajer penyusun anggaran,maka

anggaran merupakan tolok ukur terbaik kinerja manajer. Oleh karena

itu,tidaklah mudah melakukan revisi anggaran,selama kondisi yang dipakai

sebagai dasar penyusunannya tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Jika anggaran seringkali direvisi,anggaran tidak dapat lagi dipakai sebagai

tolak ukur kinerja manajer.

93

Page 94: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

ANALISIS PENYIMPANGAN

Pelaksanaan anggaran berupa berbagai aktivitas yang dilaksanakan untuk

mencapai sasaran anggaran. dalam pelaksanaan aktivitas tersebut dikonsumsi

berbagai sumber daya yang diukur dengan menggunakan informasi akuntansi.

Kedudukan Anggaran Dalam Perencanaan Menyeluruh Perusahaan

Perencanaan menyeluruh perusahaan dilaksanakan melalui 4 tahap :

1. Penetapan filosofi dan misi

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar (basic beliefs) yang menjadi

parameter bagi perusahaanan karyawannya. Filosofi merupakan apa yang

sebaiknya dikerjakan dan apa yang sebaiknya tidak dikerjakan oleh

perusahaan.

Contoh:

v Intregritas

v Manajemen

v Perencanaan

v Konsumen

v Karyawan

v Laba

v Pertumbuhan

v Lingkungan

v Pemasok

Misi(mission) adalah fokus utama bisnis perusahaan yang memberikan

jawaban atas pertanyaan.

2. Penetapan tujuan (goal) dan strategi

Tujuan adalah akhir sebuah kegiatan, hasil yang dicapai. Bagi perusahaan

secara keseluruhan, tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan. Strategi

adalah metode atau rangkaian kegiatan untuk menghadapi pesaing.

Strategi dapat bersifat proaktif dan reaktif. Strategi memberikan jawaban

atas pertanyaan.

94

Page 95: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

3. Penyusunan program

Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai

program-progran yang akan dilaksanakan oleh perusahan dan taksiran

jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap program

tersebut.

4. Penyusunan anggaran

Anggaran adalah suatu rencana kegiatan yang dinyatakan selain

kuantitatif, biasanya dalam satuan uang,yang berjangka waktu tertentu,

biasanya satu tahun.

Fungsi Anggaran

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan

perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Angggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan

berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan

manajer bawah dan manajer atas.

4. Angggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding

hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian

6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi

manajer dan karyawan.

Organisasi Penyusunan Anggaran

Komite anggaran terdiri dari :

a. Direktur utama sebagai ketua merangkap anggota komite

b. Direktur pemasaran sebagai anggota

c. Direktur produksi sebagai anggota

d. Direktur keuangan sebagai anggota

e. Manajer departemen keuangan sebagai sekretaris komite

95

Page 96: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Tugas komite adalah:

a. Merumuskan sasaran anggaran dan kebijakan pokok perusahaan untuk

tahun anggaran

b. Menyampaikan informasi mengenai tujuan dan kebijakan pokok tersebut

kepada para manajer pusat pertanggung jawaban.

c. Menelaah rancangan anggaran yang diajukan oleh para manajer pusat

pertanggung jawaban

d. Melakukan negoisasi dengan para manajer pusat pertanggung jawaban

mengenai rancangan anggaran yang mereka ajukan

e. Mengajukan rancangan anggaran perusahaan secara keseluruhan kepada

dewan komisaris dan rapt umum pemegang saham (RUPS)

f. Menelaah anggaran yang telah disetujui oleh dewan komisaris dan RUPS

g. Melakukan negoisasi dengan para manajer dipusat pertanggungjawaban

mengenai anggaran yang telah di sahkan oleh RUPS

h. Melakukan revisi anggaran , sesuai dengan kebijakan rapat umum

pemegang saham.

DEPARTEMEN ANGGARAN

Fungsi ini dipegang oleh departemen anggaran dan rincian fungsinya adalah

sebagai berikut:

1. Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyiapan rancangan anggaran

setiap pusat pertanggungjawaban dalam perusahaan

2. Mengkoordinasi dan menerbitkan asumsi-asumsi yang dipakai sebagai

dasar penyusunan rancangan anggaran perusahaan

3. Membantu setiap manajer pusat pertanggungjawaban dalam menyusun

rancangan anggaran pusat pertanggunjawaban

4. Mengolah rancangan anggaran pusat pertanggungjawaban menjadi

rancangan anggaran induk (master budget)

5. Menganalisis rancangan anggaran dan memberikan rekomendasi kepada

komite anggaran

96

Page 97: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

6. Menganalisis realisasi anggaran , menafsirkan hasil-hasilnya dan membuat

laporan ringkas mengenai hasil analisisnya tersebut kepada direksi

7. Mengadministrasikan proses perubahan dan penyesuaian anggaran

perusahaan.

Penyusunan Anggaran-Aspek Teknis

Anggaran induk terdiri dari 3 komponen: anggaran operasi (operating

budget), anggaran modal (capital budget), dan anggaran keuangan (financial

budget). Anggaran operasi bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan

laba perusahaan. Anggaran modal bersangkutan dengan tambahan dan

pengurangan aktiva tetap perusahaan, anggaran modal disusun berdasarkan

prakiraan penjualan jangka panjang. Anggaran keuangan bersangkutan dengan

aliran kas masuk dan aliran kas keluar.

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN INDUK

Anggaran operasi terdiri dari laporan rugi laba yang proyeksikan yang

dilampiri dengan anggaran berikut ini: anggaran penjualan, anggaran biaya

perpusat pertanggung jawaban (terdiri dari anggaran biaya produksi, anggaran

biaya administrasi dan umum, dan anggaran biaya pemasaran), anggaran

persediaan produk jadi, anggaran harga pokok penjualan.

Proses penyusunan anggaran induk perusahaan dilaksanakan melalui tahap-

tahap berikut ini:

1. Komite anggaran menyusun pedoman anggaran (budget guideline) yang

berisi kebijakan pokok perusaan dalam bidang pemasaran, produksi,

sumber daya manusia, keuangan, dan umum

2. Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran,

berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan prakiraan penjualan jangka

pendek

3. Penyusunan rancangan anggaran biaya perpusat pertanggungjawaban

berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran

penjualan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban. Pusat-pusat

pertanggunjawaban dibagi menjadi menjadi 3 kelompok:

97

Page 98: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

a. Pusat pertanggungjawaban produksi yabg terdiri dari departemen-

departemen dibawah fungsi pemasaran.

b. Pusat pertanggungjawaban pemasaran yang tersiri dari departemen-

depatemen dibawah fungsi pemasaran

c. Pusat pertanggungjawaban administrasi dan umum yang terdiri dari

departemen-departemen dibawah fungsi keuangan, akuntansi dan umum.

4. Penyusunan rancangan anggaran persediaan produk jadi oleh departemen

produksi.

5. Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan oleh departemen

anggaran berdasarkan racangan anggaran biaya produksi, rancangan

anggaran persediaan produk jadi, dan rancangan anggaran penjualan.

6. Penyusunan rancangan laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan

rancangan anggaran penjualan, rancangana anggaran harga pokok

penjualan, dan rancangan aggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran

biaya administrasi dan umum

7. Penyusunan rancangan anggaran modal berdasrkan prakiraan penjualan

jangka panjang

8. Penyusunan rancangan anggaran kas berdasarkan rancangan anggaran

penjualan, rancangan biaya perpusat pertanggungjawaban, dan rancangan

anggaran modal

9. Penyusunan rancangan neraca yang diproyeksikan berdasarkan

arangcangan anggaran kas dan berbagai asumsi yan lain

10. Penyusunan rancangan anggaran modal kerja

11. Penelaahan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh

komite anggaran

12. Negosiasi rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban antara

para manajer puasat pertanggungjawaban dengan komite anggaran

13. Persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh

komite anggaran

98

Page 99: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

14. Penyesuaian rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran

sebagai akibat dari hasil proses negisiasi antara para manajer pusat

pertanggungjawaban dengan komite anggaran

15. Pengajuan rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada

dewan komisaris dan rapat umum pemegang saham

16. Penelaahan rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan rapat

umum pemegang saham

17. Pengesahan rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk

perusahaan oleh rapat umum pemegang saham.

Penyusunan Anggaran-Aspek Perilaku

Aspek perilaku dalam penyusunan anggaran bersangkutan dengan perilaku

yang dibawa dalam proses penyusunan anggaran dan perilaku yang timbul sebagai

akibat orang mencoba hidup dengan anggaran. Dalam proses penyusunan

anggaran kemungkinan akan timbul kekwatiran di hati manajer pemasaran

mengenai kemungkinan tidak dinaikan nya batas biaya kebijakan (discretionary

costs) untuk departemennya dan ketakutan seorang manajer yang harus

mengatakan bahwa untuk tahun anggaran yang akan datang tidak aka nada

kenaikan gajin dan upah karyawan, serta kecemburuan dalam hati manajer

tertentu kepada manajer lain yang mendapatkan persetujuaan kenaikan biayanya.

Tahap-tahap proses pengendalian anggaran (budgetary control prosess)

1) Tahap Penetapan Sasaran

Dan Tujuan perusahaan kemudian dirinci lebih lanjut ke dalam sasaran

(goal) dan dibebankan pencapaiannya kepada manajer tertentu dalam proses

penyusunan anggaran. Sasaran adalah target tertentu yang diarahakan untuk

mencapai tujuan.

2) Tahap Implementasi

Setelah sasaran ditetapkan dan ditunjukan manajer yang bertanggung

jawab atas pencapaian sasaran tersebut, serta dialokasikan sumber daya

kepada manajer yang diberi peran untuk mencapai sasaran anggaran, fungsi

anggaran dalam perusahaan kemudian mengkonsolidasikannya kedalam suatu

99

Page 100: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

anggaran komprensif yang formal untuk disahkan oleh direksi dan pemegang

saham.

Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting

1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab untuk

mengkomunikasikananggaran yang telah disahkan kepada para manajer

jenjang menengah dan bawah.

2. Kerja sama dan koordinasi

Implementasi anggaran yang berhasil memerlukan kerja sama orsng yang

memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat setiap dimensi rencana

yang tercantum dalam anggaran harus dijelaskan secara hati-hati kepada

manajer yang bertanggung jawab atas pelaksanaannya agar berkembang di

ddalam dirinya rasa keterlibatan mereka dan pentingnya mereka dalam

konteks anggaran secara keseluruhan.

3) Tahap Pengendalian dan Evakuasi Kerja

Sasaran anggaran tidak akan tercapai tanpa pemantauan secara terus

menerus kemajuan karyawan dalam mencapai sasaran mereka. Dalam tahap

pengendalian dan evakuasi kinerja, kinerja sesungguhnya dibandingkan

dengan standar yang tercantum dalam anggaran, untuk menunjukan bidang

masalah dalam organisasi dan menyarankan tindakan pembetulan yang

memadai bagi kinerja yang berada di bawah standar.

KARAKTERISTIK ANGGARAN YANG BAIK

Anggaran yang baik memiliki karakteristik berikut ini:

1. Anggaran disusun berdasarkan program

Proses manajemen perusahaan dimulai dengan perencanaan strategic

(strategic planning) yang dalamnya terjadi proses penetapan tujuan perusahaan

dan penentuan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah tujuan

perusahaan ditetapkan dan strategi untuk mencapai tujuan tersebut dipilih

proses manajemen perusahaan kemudian diikuti penyusunan program-program

untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan dalam perencanaan

strategic.

100

Page 101: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan

mengenai program yang akan dilaksanakan perusahaan dan penaksiran sumber

yang dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program merupakan

rencana jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan yang ditetapkan

dalam perencanaan strategik.

2. Anggaran Disusun Berdasarkan Karakteristik Pusat Pertanggung jawaban yang

Dibentuk dalam Organisasi Perusahaan

Menurut karakteristik masukan dan keluarannya, pusat

pertanggungjawaban dalam 4 golongan: pusat biaya, pusat pendapatan, pusat

laba, pusat investasi.

Ø Proses pengendalian pusat biaya kebijakan dimulai dengan pembuatan anggaran

biaya yang disetujui oleh manajemen puncak.

Ø Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur

kinerjanya berdasarkan pendapatannya.

Ø Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur dari

tersebut. Oleh karena itu dalam pusat laba, baik masukan maupun keluarannya

diukur dalam satuan rupiah untuk menghitung laba, yang dipakai sebagai

sebagai pebgukur kinerja manajernya.

ANGGARAN BERFUNGSI SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN ALAT

PENGENDALIAN

Agar proses penyusunan anggaran dapat menghasilkan anggaran yang

dapat berfungsi sebagai alat pengendalian , proses penyusunan anggaran

harus mampu menanamkan “sense of commitment”dalam diri penyusunnya.

Proses penyusunan anggaran yang tidak berhasil menanamkan “sense

commitment” dalam diri penyusunnya berakibat anggaran yang disusun tidak

lebih hanya sebagai alat perencanaan belaka; yang jika terjadi penyimpangan

antara realisasi dari anggarannya, tidak satupun manajer yang merasa

bertanggung jawab.

101

Page 102: Akuntansi Manajemen Mulyadi bab 1-10

Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat

perencanaan dan sekaligus sebagai pengendalian, penyusunan anggaran harus

memenuhi syarat berikut:

a. Partisipasi dari para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses

penyusunan anggaran

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua

pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat

keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti

keikutsertaan operating managers dalam memutuskan bersama dengan

komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan di masa yang akan dating

ditempuh oleh operating managers tersebut dalam pencapaian sasaran

anggaran. Tingkat partisipasi operating managers dalam penyusunan

anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif para

manajer.

b. Organisasi anggaran

Proses penyusunan anggaran memerlukan organisasi yang memisahkan

fungsi penyusun usulan anggaran, fungsi penelaah (review) dan pengesah

(approval) usulan anggarn, dan fungsi administrasi anggaran. Komite

anggaran yang anggotanya terdiri dari manajemen puncak perlu dibentuk

untuk melaksanakan fungsi review dan approval terhadap rangcangan

anggaran yang diterima dari operating managers.

c. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat

pengirim peran dalam proses penyusunan anggaran dan sebagai pengukur

kinerja manajer dalam pelaksanaan anggaran

102