Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

21
Peranan Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahtraan Masyarakat Oleh Drs I Nengah Kartika,M.Si Program Magester Ilmu Ekonomi Pertemuan Ke 12

Transcript of Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Page 1: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Peranan Pemerintah Dalam Meningkatkan Kesejahtraan

Masyarakat

Oleh Drs I Nengah Kartika,M.Si

Program Magester Ilmu Ekonomi

Pertemuan Ke 12

Page 2: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

KEMISKINAN DI INDONESIA

Membahas ketimpangan distribusi pendapatan tidak dapat dilepaskan dengan masalah kemiskinan. Ketimpangan distribusi yang ekstrim menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok antara kelompok kaya dan miskin. Kelompok kaya menerima bagian yang sangat jauh lebih besar dibandingkan dengan kelompok miskin. Di Indonesia, tingkat kemisikan masih relatif tinggi. Di bawah ini dibahas tentang kemisikan di Indonesia

Page 3: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar, baik kebutuhan pangan maupun nonpangan. Batas kecukupan makanan (pangan) didasarkan pada besarnya pengeluaran uang untuk memenuhi kebutuhan minimum energi 2.100 kalori perkapita perhari. Kebutuhan energi tersebut didasarkan pada 52 komoditas makanan terpilih sesuai dengan pola konsumsi penduduk. Sedangkan batas kecukupan nonpangan dihitung dari besarnya uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan minimum seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lain-lain

Page 4: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Dalam membahas kemiskinan di Indonesia, BPS menetapkan batas pendapatan minimum per kapita untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar, sebagai berikut :1. LuasLantai perkapita kurang 8 m22. Lantai dari tanah/kayu3. Didingnya dari tanah atau bambu4. Tidak memiliki WC5. Penerangan tidak menggunakan listrik6. Bahan bakar memasak dari kayu/arang/minyak

tanah

Page 5: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

7 Sumber air air minum dari air hujan/sumur/mata air tidak terlindung

8. Mengkonsumsi daging sekali dalam seminggu

9. Membeli pakian satu stel dalam setahun10. Makan sekali dalam sehari11.Pendapatan dibawah Rp 600.000 per

bulan12.Pendidikan kepala rumah tangga

tertinggi SD.13. Tidak sanggup memmbayar pengobatan

dipuskesmas/poli klinik14. Tidak memiliki tabungan minimal

Rp.500.000

Page 6: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Menurut Sumodingrat (1999) kemiskinan diklasifikasikan menjadi :

Kemiskinan absolut Kemiskinan relatif Kemiskinan struktural Kemiskinan kronis Kemiskinan sementara.

Page 7: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Penanggulangan KemiskinanSesuai dengan ciri sistem ekonomi kerakyatan,

dalam upaya penanggulangan kemiskinan ada dua strategi utama yang ditempuh :

Pertama, melakukan berbagai upaya dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok dan melindungi keluarga dan kelompok masyarakat yang mengalami kemiskinan sementara akibat dampak negatif krisis ekonomi dan kemiskinan struktural.

Kedua, melakukan berbagai upaya untuk membantu masyarakat yang mengalami kemiskinan struktural, antara lain, memberdayakan mereka agar mempunyai kemampuan yang tinggi untuk melakukan usaha, dan mencegah terjadinya kemiskinan baru. Dalam kaitan itu, penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan terkait erat dengan pembangunan ekonomi rakyat, antara lain melalui pengembangan usaha-usaha mikro dan kecil di berbagai kegiatan ekonomi, termasuk pedagang, petani, dan nelayan kecil.

Page 8: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Isu strategis secara nasional penanggulangan kemiskinan adalahUpaya penanggulangan kemiskinan merupakan amanat konstitusi dalam rangka pencapaian tujuan nasional yang tercantum di dalam UUD’45.

Salah satu agenda penting dalam RPJMN Tahun 2010-2014 adalah Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat dimana penanggulangan kemiskinan menjadi agenda dan prioritas utama pembangunan nasional.

Dalam rangka peningkatan dan percepatan upaya penanggulangan kemiskinan diperlukan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, pelaksanaan, dan penajaman kebijakan penanggulangan kemiskinan

Page 9: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah seperti kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin melalui perlindungan dan bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, serta pemberdayaan usaha mikro dan kecil telah menunjukan hasil jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2010 sebesar 31,02 juta orang (13,33 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta orang (14,15 persen), berarti jumlah penduduk miskin berkurang 1,51 juta orang seperti disajikan pada Grafik berikut:

Page 10: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika
Page 11: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Bali Tahun 2006 - 2010

Page 12: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Secara nasional arahan dan kebijakan koordinasi penanggulangan kemiskinan disajikan pada diagram berikut:

Page 13: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan

Strategi-strategi penanggulangan kemiskinan tersebut diantaranya:

1. Memperbaiki program perlindungan sosial;

2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar;

3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin; serta

4. Menciptakan pembangunan yang inklusif.

Page 14: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Program-program penananggulangan kemiskinanProgram Penyediaan Kebutuhan Pokok untuk Keluarga Miskin. Program ini bertujuan membantu penyediaan bahan pokok pangan, pelayanan dasar di bidang kesehatan, pendidikan dan perumahan bagi keluarga dan kelompok masyarakat miskin secara merata dan harga yang terjangkau. Sasaran program ini adalah terpenuhinya kebutuhan pangan bagi keluarga miskin secara terus-menerus dan harga yang terjangkau, tersedianya pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi keluarga miskin, dan tersedianya perumahan bagi keluarga miskin.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) penyediaan dan pencadangan bahan pokok secara terus-menerus; (2) pengendalian harga bahan pokok; (3) penyediaan pelayanan dasar terutama kesehatan dan pendidikan; (4) perluasan jaringan pelayanan dalam penyediaan kebutuhan pokok; dan (5) perbaikan lingkungan perumahan termasuk air bersih

Page 15: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Program Pengembangan Budaya Usaha Masyarakat Miskin

Program ini dimaksudkan untuk mengembangkan budaya usaha yang lebih maju, mengembangkan jiwa kewirausahaan, dan meningkatkan keterampilan keluarga dan kelompok miskin untuk melakukan usaha-usaha ekonomi rakyat yang produktif atas dasar sikap demokratis dan mandiri. Sasaran program ini adalah terselenggaranya pendidikan dan pelatihan keterampilan usaha, berkembangnya perilaku keluarga miskin yang berorientasi pada usaha produktif, dan terwujudnya usaha produktif yang menguntungkan dan berkelanjutan bagi keluarga miskin.

Kegiatan pokok yang dilakukan adalah (1) pengembangan pendidikan dan latihan keterampilan usaha; (2) pendampingan melalui bimbingan dan konsultasi; (3) penciptaan jaringan kerja sama dan kemitraan usaha yang didukung oleh organisasi masyarakat setempat, pemerintah daerah, swasta, dan perguruan tinggi; (4) penyediaan kemudahan akses terhadap sumber daya-sumber daya; (5) penyediaan prasarana dan sarana usaha bagi keluarga miskin; dan (6) penyediaan permukiman transmigrasi baru untuk petani dan buruh tani yang tidak memiliki lahan pertanian

Page 16: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Percepatan Restrukturisasi Perusahaan Negara

Belum optimalnya kinerja perusahaan negara selama ini berkaitan langsung dengan efisiensi, profesionalisme, serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dari perusahaan negara tersebut (corporate governance) yang mencakup badan-badan usaha milik negara (BUMN) dan badan-badan usaha milik daerah (BUMD) baik yang berbentuk perusahaan umum (Perum), perusahaan jawatan (Perjan), maupun perseroan terbatas (PT). Masalah internal yang dihadapi oleh perusahaan negara adalah sulitnya menyatukan peran dan fungsi.

Page 17: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Belum optimalnya kinerja perusahaan negara selama ini berkaitan langsung dengan efisiensi, profesionalisme, serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan dari perusahaan negara tersebut (corporate governance) yang mencakup badan-badan usaha milik negara (BUMN) dan badan-badan usaha milik daerah (BUMD) baik yang berbentuk perusahaan umum (Perum), perusahaan jawatan (Perjan), maupun perseroan terbatas (PT). Masalah internal yang dihadapi oleh perusahaan negara adalah sulitnya menyatukan peran dan fungsi.

Page 18: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Di satu sisi, perusahaan negara berperan sebagai insitusi yang mampu menyediakan pelayanan kepada masyarakat, sedangkan di lain pihak berfungsi sebagai perusahaan yang memiliki kewajiban memaksimalkan keuntungan. Selain itu perusahaan negara juga dihadapkan pada masalah eksternal yang ditunjukkan oleh ketidaksiapan menghadapi penerapan prinsip-prinsip perdagangan bebas dan otonomi daerah.

Dengan kondisi demikian maka restrukturisasi perusahaan negara harus dilaksanakan. Namun demikian, sesuai dengan amanat Pasal 33 UUD 1945 agar alasan dan pertimbangan untuk privatisasi suatu BUMN tidak didasarkan atas kepentingan jangka pendek semata dengan mengorbankan kepentingan umum yang lebih besar dalam jangka panjang.

Page 19: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Pelaksanaan arah kebijakan restrukturisasi ditujukan untuk meningkatkan efisiensi usaha dan nilai kompetitif dari BUMN baik yang berbentuk Perum, Perjan, maupun PT yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum yang bergerak dalam penyediaan fasilitas publik, industri pertahanan dan keamanan, pengelolaan aset strategis, dan kegiatan usaha lainnya yang tidak dilakukan oleh swasta dan koperasi. Restrukturisasi dilakukan dengan memperhatikan dan tetap menjamin (1) tingkat pelayanan (level of service) agar tetap terpenuhi; (2) kemampuan (capability) masyarakat dalam mendapatkan pelayanan; dan (3) tidak menimbulkan ekonomi biaya tinggi.

Page 20: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Strategi ini diarahkan pada upaya-upaya (1) melaksanakan restrukturisasi BUMN dengan membangun organisasi dan manajemen yang profesional, efisien serta berbudaya perusahaan, dan memfokuskan kegiatannya ke dalam lingkup usaha pokok.

(2) privatisasi BUMN untuk kegiatan usaha yang tidak lagi merupakan kepentingan umum yang sangat strategis dengan prinsip yang sederhana, transparan dan memiliki akuntabilitas tinggi melalui divestasi dan penyebaran kepemilikan BUMN, terutama kepada masyarakat, baik melalui pasar modal maupun dalam bentuk unit trust; (3) likuidasi bagi BUMN yang bergerak dalam bidang yang tidak menyangkut hajat hidup orang banyak atau tidak penting dan selalu merugi

Page 21: Pertemuan ke 12 - Pak Kartika

Program Restrukturisasi Perusahaan Negara

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut maka kebijakan dan kegiatan pokok program restrukturisasi perusahaan negara adalah (1) menyehatkan keuangan perusahaan negara; (2) meningkatkan pengelolaan dan pengawasan perusahaan negara; (3) mengembangkan peluang kerjasama operasional dalam rangka merevitalisasi perusahaan negara strategis yang berada dalam kondisi tidak sehat;

(4) secara bertahap menghilangkan preferensi dan perlindungan yang diberikan pada BUMN yang diprivatisasi, dan pembatasan anggaran yang bersifat subsidi dan tambahan modal baru; (5) mendorong hubungan kemitraan antara BUMN dan usaha-usaha lainnya berdasarkan kompetensi antara lain dengan pelaksanaan sub-kontrak, penyediaan modal kerja, dan pemberian pelatihan dan kesempatan praktik kerja; dan (6) mendorong pembentukan unit trust untuk meningkatkan kepemilikan masyarakat terhadap saham-saham BUMN di pasar modal.