jurnal imun

4
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tidak semua mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh dapat meyebabkan penyakit infeksi, karena sistem kekebalan tubuh pada umumnya mampu mengeliminasi infeksi sebelum berkembang menjadi penyakit. Penyakit infeksi dapat terjadi jika jumlah mikroorganisme yang masuk dalam jumlah yang cukup tinggi dan bila imunitas tidak mampu melawan atau menurun. Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikrobia dan bahan lainnya disebut respon imun. Bila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing, maka ada dua jenis respon imun yang mungkin terjadi, yaitu respon imun non spesifik dan respon imun spesifik. Sel limfosit merupakan sel yang berperan utama dalam sistem imun spesifik, sel T pada imunitas selular dan sel B pada imunitas humoral (Baratawidjaja, 2006). Imunomodulator adalah suatu senyawa yang dapat mempengaruhi sistem imun humoral maupun seluler. Ada 2 tipe imunomodulator, yaitu imunostimulator (meningkatkan sistem imun) dan imunosupresor (menekan sistem imun). Adanya senyawa-senyawa kimia yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun sangat membantu untuk mengatasi penurunan sistem

description

imunologi

Transcript of jurnal imun

Page 1: jurnal imun

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tidak semua mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh dapat meyebabkan

penyakit infeksi, karena sistem kekebalan tubuh pada umumnya mampu mengeliminasi

infeksi sebelum berkembang menjadi penyakit. Penyakit infeksi dapat terjadi jika jumlah

mikroorganisme yang masuk dalam jumlah yang cukup tinggi dan bila imunitas tidak

mampu melawan atau menurun.

Imunitas adalah resistensi terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. Gabungan

sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap infeksi disebut sistem

imun. Reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikrobia dan bahan

lainnya disebut respon imun. Bila sistem imun terpapar pada zat yang dianggap asing,

maka ada dua jenis respon imun yang mungkin terjadi, yaitu respon imun non spesifik

dan respon imun spesifik. Sel limfosit merupakan sel yang berperan utama dalam sistem

imun spesifik, sel T pada imunitas selular dan sel B pada imunitas humoral

(Baratawidjaja, 2006).

Imunomodulator adalah suatu senyawa yang dapat mempengaruhi sistem imun

humoral maupun seluler. Ada 2 tipe imunomodulator, yaitu imunostimulator

(meningkatkan sistem imun) dan imunosupresor (menekan sistem imun). Adanya

senyawa-senyawa kimia yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun sangat

membantu untuk mengatasi penurunan sistem imun dan senyawa-senyawa tersebut dapat

diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Saat ini terdapat beberapa jenis tumbuhan yang

dideteksi berkhasiat sebagai imunomodulator, antara lain: Echinacea angustifolia,

Andrographis paniculata, Allium sativum, Zingiberis officinalis, dan termasuk juga

Carica papaya (Tan dan Vanitha, 2004).

Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari

Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini meyebar luas dan

banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C.papaya adalah satu-

satunya jenus dari jenis Carica. Buah pepaya mengandung unsur antibiotik yang dapat

digunakan untuk pengobatan tanpa ada efek sampingnya dan juga mengandung unsur

yang dapat membuat pencernaan makanan lebih sempurna. Kandungan carposide pada

daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing. Disamping pada daunnya, akar dan getah

Page 2: jurnal imun

pepaya juga mengandung zat papayotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin

(Suwasono, 1987).

Salah satu sumber saponin adalah dari tumbuhan Quillaja saponaria. QS

digunakan sebagai adjuvan vaksin kerana kemampuannya sebagai potensiasi dan

memodulasi respon imun. Pemberian oral dan s.c. QS dengan antigen, dapat memodulasi

respon imun, yaitu meliputi peningkatan antibodi dan produksi cytokin. Saponin

memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Sumber utama saponin adalah biji-

bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat pertumbuhan kanker kolon dan

membantu kadar kolesterol menjadi normal. Tergantung pada jenis bahan makanan yang

dikonsumsi, seharinya dapat mengkonsumsi saponin sebesar 10-200 mg (Tan dan

Vanitha, 2004).

Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran senyawaan polifenol

kompleks, dibangun dari elemen C, H dan O serta sering membentuk molekul besar

dengan berat molekul lebih besar dari 2000. Tanin dapat dijumpai pada hampir semua

jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik tumbuhan tingkat tinggi maupun tingkat

rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda (Hathway, 1962).

Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas immunomodulator ekstrak etanol daun

pepaya (Carica papaya, L) terhadap respon imun spesifik pada mencit jantan galur swiss

secara in vivo. Digunakan mencit jantan karena sistem absorbsi, metabolisme, distribusi

dan ekskresi (ADME) mencit hampir sama dengan manusia. Daun pepaya mengandung

tanin dan saponin yang diduga memiliki aktivitas immunostimulan.

B. PERMASALAHAN

1. Apakah ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya, L) mengandung tanin dan

saponin dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)?

2. Apakah ekstrak daun pepaya (Carica papaya, L) memiliki aktivitas

immunomodulator terhadap respon imum spesifik (humoral dan seluler) pada mancit

jantan galur swiss secara in vivo?

C. TUJUAN

1. Tujuan umum

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas

immunomodulator ekstrak etanol daun pepaya (Carica papaya, L) terhadap respon

imun spesifik (humoral dan seluler) pada mencit jantan galur swiss secara in vivo.

Page 3: jurnal imun

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui adanya kandungan tanin dan saponin pada ekstrak etanol daun pepaya

(Carica papaya, L).

b. Mengetahui aktivitas immunomodulator ekstrak daun pepaya (Carica papaya, L)

terhadap respon imum spesifik (humoral dan seluler) pada mancit jantan galur

swiss secara in vivo.

Say.. nc ud.. aq ga bikin manfaat. Soalnya agak aneh.. penelitian orag lain kg ada manfaat

gto.. kalo permasalahan n tujuan masih masuk akal. Hehe,..

Cemumut yc... gabungin...

Suwasono, H., 1987, Biologi Pertanian, Rajawali pers, Jakarta, p. 59.

Hathway, D. E., 1962. The Condensed Tannins, Academic Press, New York, p. 145.

Tan, B.K.H. and Vanitha, J., 2004, Current Medicinal Chemistry, New York, pp.1423-1430.