Jurnal Githa Shintya Dewi

21
NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 20-64 TAHUN DI RS KRISTEN LENDE MORIPA KABUPATEN SUMBA BARAT Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Disusun oleh: GITHA SHINTYA DEWI MEZANGO NIM.08110197 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Transcript of Jurnal Githa Shintya Dewi

Page 1: Jurnal Githa Shintya Dewi

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 20-64 TAHUN DI RS KRISTEN

LENDE MORIPA KABUPATEN SUMBA BARAT

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Pada Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu

Kesehatan Masyarakat Universitas Respati

Disusun oleh:

GITHA SHINTYA DEWI MEZANGO

NIM.08110197

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Jurnal Githa Shintya Dewi
Page 3: Jurnal Githa Shintya Dewi

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN RAWAT INAP USIA 20-64 TAHUN

DI RS KRISTEN LENDE MORIPA KABUPATEN SUMBA BARAT

Githa Shintya Dewi Mezango1, Theresia Puspitawati2, Yohanes Sugiri3

INTISARI

Latar belakang : Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat. Data Depkes 2006 menunjukkan bahwa gastritis berada dalam kategori 10 besar penyakit di seluruh rumah sakit di Indonesia. Data profil Dinkes Nusa Tenggara Timur tahun 2010 gastritis termasuk dalam ketegori 10 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di runah sakit dengan proporsi 2,1%. Di RS Kristen Lende Moripa angka kesakitan gastritis adalah 166 kejadian per 10.000 penduduk. Salah satu penyebab terjadinya gastritis adalah kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan mengkonsumsi obat anti-inflamasi non steroid.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan faktor perilaku yaitu kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan obat anti-inflamasi non steroid/OAINS terhadap kejadian gastritis pada pasien rawat inap di RS Kristen Lende Moripa.

Metode penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan rancangan penelitian case control. Subyek penelitian sebanyak 124 orang dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1 yang diambil dengan teknik purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan uji Chi-square dengan nilai kemaknaan 0,05.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat berisiko 8,333 kali lebih besar (p<0,05) terkena gastritis dibandingkan yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol ringan berisiko 1,667 kali lebih besar (p>0,05) terkena gastritis dibandingkan yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi OAINS berat berisiko 19,864 kali lebih besar (p<0,05) terkena gastritis dibandingkan yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi OAINS. Responden yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan berisiko 6,795 kali lebih besar (p<0,05) terkena gastritis dibandingkan yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi OAINS.

Kesimpulan: ada hubungan antara faktor perilaku dengan kejadian gastritis pada pasien rawat inap di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba Barat.

Kata kunci: alkohol, OAINS/NSAIDs, gastritis

1Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Respati Yogyakarta2Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta3Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Page 4: Jurnal Githa Shintya Dewi

ASSOCIATIONS BETWEEN BEHAVIOR FACTORS AND GASTRITIS OCCURRENCE IN 20-64-YEAR-OLD

INPATIENTS IN LENDE MORIPA CHRISTIAN HOSPITALSUMBA BARAT REGENCY

Githa Shintya Dewi Mezango1, Theresia Puspitawati2, Yohanes Sugiri3

ABSTRACT

Background :Gastritis is one of health problems in community. Data from the Ministry of Health in 2006 showed that gastritis was among the among the top 10 diseases in entire hospitals in Indonesia. Data of profiles at Nusa Tenggara Timur Health Office in 2010 included gastritis among the 10 top diseases of outpatients in hospitals, with the proportion of 2.1%. In Lende Moripa Christian Hospital, the morbidity rate of gastritis is 166 events per 10,000 population. One of the causes of gastritis is the behavior af consuming alcohol and non-steroidal anti-inflamatory drugs.

Objective :To know associations between behavior factors specifically behavior of consuming alcohol and non-steroidal anti-inflammatory drugs/ NSAIDs inpatients hospitalized in the Hospital Christian Lende Moripa

Methods :This was an analytical survey with case control design. Total subjects of study were 124 people, consisting of cases and control with the ratio of 1:1, those were taken by purposive sampling technique. Data were analyzed using Chi-square test with a significance value of 0,05

Results :The results showed that respondents who have a heavy alcohol consumption behavior 8,333 times greater risk (p<0,05) affected by gastritis compared with no alcohol consumption behavior. Respondents who have a mild alcohol consumption behavior 1,667 times greater risk (p>0,05) affected by gastritis compared with no alcohol consumption behavior. Respondents who have a heavy NSAIDs consumption behavior 19,864 times greater risk (p<0,05) affected by gastritis compared with no NSAIDs consumption behavior. Respondents who have a mild NSAIDs consumption behavior 6,795 times greater risk (p<0,05) affected by gastritis compared with no NSAIDs consumption behavior.

Conclusion :There are associations between behavior factors and gastritis occurrence in inpatients in Lende Moripa Christian Hospital, Sumba Barat Regency

Key words : alcohol,NSAIDs, gastritis

¹ Student at S1-Public Health Science Study Program, Respati University Yogyakarta2 Lecturer at Faculty of Health Sciences Respati University Yogyakarta3 Lecturer at Faculty of Health Sciences Respati University Yogyakarta

Page 5: Jurnal Githa Shintya Dewi

PENDAHULUAN

Gastritis merupakan inflamasi mukosa lambung.1Gastritis merupakan penyakit lambung

yang paling sering, ditemukan dengan keluhan antara lain nyeri ulu hati, mual, muntah, kembung,

rasa terbakar, sendawa, rasa penuh dan lain-lain sekarang lebih dikenal sebagai sindroma

dispepsia.2 Gastritis atau inflamasi lambung biasanya disebabkan oleh adanya infeksi bakteri

Helicobacter pylori, konsumsi obat penghilang nyeri seperti aspirin, konsumsi alkohol, stres,

masuknya asam empedu yang ke lambung akibat rusaknya cincin pilorus,dan serangan terhadap

lambung atau yang biasa disebut dengan autoimmune gastritis.3Survei yang dilakukan Asosiasi

Rematik Jepang tahun 1991 mendapatkan bahwa persentasi penyakit terhadap 100 orang pasien

dengan penyakit rematik yang diberi OAINS selama 3 bulan sebanyak 38,5% menderita gastritis,

15,5% menderita ulkus lambung, 1,9% menderita ulkus duodeni, dan 2,7% menderita duodenitis. 4

Dari data Depkes tahun 2005, gastritis berada dalam peringkat ke 10 atau 1,61% dalam kategori 10

jenis penyakit terbesar pada pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di Indonesia.5Dari data di

propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2010, gastritis termasuk dalam kategori 10 penyakit

terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit atau 2,1 % .6

Di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba Barat kejadian gastritis dari bulan

Januari 2011 – Desember 2011 berjumlah 2.160 orang dengan jumlah pasien rawat inap sebesar

952 orang dan pasien rawat jalan berjumlah 1208 orang. Di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten

Sumba Barat, gastritis termasuk dalam 10 urutan penyakit terbanyak. Angka kesakitan gastritis

adalah 166 kejadian per 10.000 penduduk per tahun.7 Berdasarkan latar belakang tersebut maka

peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan antara Faktor Perilaku terhadap Kejadian

gastritis pada pasien rawat inap usia 20-64 tahun di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba

Barat

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada

hubungan antara faktor perilaku terhadap kejadian gastritis pada pasien rawat inap usia 20-64

tahun di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba Barat. Dengan tujuan Untuk mengetahui

hubungan antara faktor perilaku terhadap kejadian gastritis pada pasien rawat inap usia 20-64

tahun di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba Barat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan rancangan case

control yaitu suatu penelitian yang mempelajari faktor risiko dengan menggunakan pendekatan

retrospektif. 8 Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat inap yang menderita

gastritis RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba Barat usia 20 – 64 tahun pada saat

penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah Pasien yang terdiagnosa menderita gastritis yang

berusia 20-64 tahun di RS Kristen Lende Moripa Kabupaten Sumba Barat yaitu sebanyak 62 0rang

sebagai kasus yang berkunjung di RS Kristen Lende Moripa yang tidak menderita gastritis

sebanyak 62 orang sebagai kontrol.

Page 6: Jurnal Githa Shintya Dewi

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.9 Variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah faktor perilaku yang meliputi kebiasaan mengkonsumsi

alkohol dan mengkonsumsi obat anti-inflamasi non steroid. Variabel terikatnnya yaitu kejadian

Gastritis. Cara pengumpulan data melalui pengisian kuisioner yang diisi oleh responden. Analisis

data dengan menggunakan uji chi-square.

HASIL PENELITIAN

Sebelum melakukan analisis data secara lanjut, dilakukan pengelompokan data untuk

memudahkan dalam pembacaan data. Lebih jelasnya pengelompokan data dapat dilihat pada

uraian di bawah ini:

1. ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden,

serta variabel-variabel dalam penelitian.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Tingkat

Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Kelompok Umur,

Tingkat Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan.

KarakteristikKasus Kontrol Total

n % n % n %Jenis Kelamin

Laki-lakiPerempuanJumlah

Kelompok Umur20-3435-4950-64Jumlah

Tingkat PendidikanTidak SekolahTamat SDTamat SMPTamat SMAAkademi/PTJumlah

Jenis PekerjaanPNS/ABRI/POLRIPegawai SwastaPetaniIbu Rumah TanggaWiraswastaLainnyaJumlah

273562

22132762

7142020162

284621362

43.556.5100.0

35.521.043.5100.0

11.322.632.332.31.6100.0

3.212.974.23.21.64.8100.0

273562

22142662

2151723562

483850762

43.556.5100.0

35.522.649.1100.0

3.224.227.437.18.1100.0

6.512.961.38.10.011.3100.0

5470124

442753124

92937436124

616847110124

43.556.5100.0

35.521.842.7100.0

7.323.429.834.74.8100.0

4.812.967.75.60.88.1100.0

Sumber: Data Analisis 2012

Page 7: Jurnal Githa Shintya Dewi

Berdasarkan Jenis kelamin sebagian besar yaitu 70 responden (56.5%) berjenis

kelamin perempuan. Berdasarkan kelompok umur, 53 responden (42.7%) berusia 50-64

tahun. Berdasarkan tingkat pendidikan diketahui sebagian besar yaitu 43 responden

(34.7%) berpendidikan tamat SMA. Berdasarkan jenis pekerjaan sebagian besar 84

responden (67.7%) bekerja sebagai petani.

b. Distribusi Responden berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol, Umur Pertama

Kali Mengkonsumsi Alkohol, Frekuensi Konsumsi Alkohol per Minggu, Jumlah

Alkohol yang Dikonsumsi Setiap Kalinya, Jenis Alkohol yang Dikonsumsi

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi Alkohol,

Umur Pertama Kali Mengkonsumsi Alkohol, Frekuensi Konsumsi

Alkohol per Minggu, Jumlah Alkohol yang Dikonsumsi Setiap

Kalinya, Jenis Alkohol yang Dikonsumsi

Distribusi RespondenKasus Kontrol

n % n %Kebiasaan mengkonsumsi alkoholTidak mengkonsumsiMengkonsumsi ringanMengkonsumsi beratUmur pertama konsumsi alkohol10-1920-30Frekuensi konsumsi alkohol/minggu≤1 kali per minggu2-3 kali per minggu>3 kali per mingguJumlah alkohol yang dikonsumsi<1 botol 2-3 botol>3 botolJenis alkohol yang biasa dikonsumsiBirAnggurKolesomCiu/Peci

30725

2012

7187

11138

291221

48.411.348.3

62.537.5

21.956.221.9

34.440.625.0

46.81.63.233.9

5075

111

1020

930

6007

80.611.38.1

91.78.3

83.316.70

75.025.00

9.70011.3

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, 30 responden (48.4%) yang

menderita gastritis tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. 7 responden (11.3%)

memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol ringan menderita gastritis, dan 25 responden

(48.3) memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat menderita gastritis. Berdasarkan

umur pertama kali mengkonsumsi alkohol, 31 responden dari kelompok kasus maupun

kontrol mulai mengkonsumsi alkohol 10-19 tahun. Berdasarkan frekuensi mengkonsumsi

alkohol per minggu 20 responden mengkonsumsi alkohol 2-3 kali per minggu dimana 18

responden (56.2%) dari kelompok kasus dan 2 responden (16.7%) kontrol. Berdasarkan

jumlah alkohol yang di konsumsi setiap kalinya 13 responden (40.6%) mengkonsumsi 2-3

Page 8: Jurnal Githa Shintya Dewi

botol setiap kalinya dan menderita gastritis. Berdasarkan jenis alkohol yang dikonsumsi

29 responden (46.8%) mengkonsumsi bir.

c. Distribusi Responden berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi OAINS, Frekuensi

Konsumsi OAINS per minggu, Jumlah OAINS yang Dikonsumsi dalam sehari, Jenis

OAINS yang Dikonsumsi

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Kebiasaan Mengkonsumsi OAINS,

Frekuensi Konsumsi OAINS per minggu, Jumlah OAINS yang

Dikonsumsi dalam sehari, Jenis OAINS yang Dikonsumsi

Distribusi Respondenkasus kontrol

n % n %

Kebiasaan mengkonsumsi OAINSTidak mengkonsumsiMengkonsumsi ringanMengkonsumsi berat

111140

17.717.764.5

46511

74.28.117.7

Frekuensi konsumsi OAINS/minggu1-2 kali sehari3-4 kali sehari

1140

21.678.4

97

56.243.8

Jumlah OAINS yang dikonsumsi1-2 tablet 3-4 tablet

2922

56.943.1

88

50.050.0

Berapa lama mengkonsumsi OAINS1-2 hari3-4 hari5-6 hariSetiap hari

1327101

25.552.919.62.0

8440

50.025.025.00

Jenis OAINS yang biasa dikonsumsiAspirinAntalginOskadonBintang tujuhAsam mefenamatIbuprofenLainnya

8411112314

12.966.11.617.737.11.66.5

0804602

012.906.59.703.2

Sumber: Data Analisis 2012

Berdasarkan kebiasaan mengkonsumsi OAINS 40 responden (64.5%) memiliki

kebiasaan mengkonsumso OAINS berat. Berdasarkan frekuensi mengkonsumsi OAINS

40 responden (78.4%) mengkonsumsi OAINS 3-4 kali sehari. Berdasarkan jumlah

OAINS yang dikonsumsi 29 responden (56.9%) yang menderita gastritis mengkonsumsi

OAINS 1-2 tablet. Berdasarkan lama mengkonsumsi OAINS 27 responden (52.9%)

Page 9: Jurnal Githa Shintya Dewi

mengkonsumsi OAINS 3-4 hari dan menderita gastritis. Berdasarkan jenis OAINS yang

sering dikonsumsi 41 responden (66.1%) biasa mengkonsumsi antalgin.

2. ANALISIS BIVARIAT

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel

terikat. Berikut adalah hasil analisis bivariat:

a. Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol dengan gastritis

1) Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat dengan kejadian

gastritis

Tabel 4.4 Tabulasi silang hubungan kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat

dengan kejadian gastritis.

Kebiasaan konsumsi alkohol

Status responden

pvalue CI ORGastritisTidak

GastritisTotal

n % n % n %Konsumsi Alkohol berat 25 45.5 5 9.1 30 27.3 0.000 2.883-

24.0908.333

Tidak konsumsi alkohol 30 54.5 50 90.9 80 72.7Total 55 100.0 55 100.0 110 100.0

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, diketahui ada 25 responden (45.5%) yang

menderita gastritis dan memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat. Hasil

analisis diperoleh OR=8.333 artinya orang yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi

alkohol berat berisiko 8.333 kali terkena gastritis daripada orang yang tidak

memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol.

Secara statistik ada hubungan bermakna dengan p-value<0,05 (p=0,00) dan antara

kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat dengan gastritis.

2) Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol ringan dengan kejadian

gastritis

Tabel.4.5 Tabulasi silang hubungan kebiasaan mengkonsumsi alkohol ringan

dengan kejadian gastritis.

Kebiasaan konsumsi alkohol

Status responden

pvalue CI ORGastritisTidak

GastritisTotal

n % n % n %Konsumsi Alkohol ringan 7 18.9 7 12.3 14 14.9 0.377 0.553-

5.2181.667

Tidak konsumsi alkohol 30 81.1 50 87.7 80 85.1Total 37 100.0 55 100.0 94 100.0Sumber: Data Analisis 2012

Page 10: Jurnal Githa Shintya Dewi

Dari hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 1.667 yang berarti pengkonsumsi

alkohol ringan lebih beresiko terkena gastritis 1.667 kali lebih besar dibandingkan

orang yang tidak memiliki kebiasan mengkonsumsi alkohol. Hasil uji statistik

diperoleh nilai person chi-square dengan nilai signifikansi 0.377 berarti p-value > α

(0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara

kebiasaan konsumsi alkohol berat dengan kejadian gastritis.

b. Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi OAINS dengan kejadian gastritis

1) Kebiasaan Konsumsi obat penghilang nyeri/OAINS berat terhadap kejadian

gastritis

Tabel.4.6 Tabulasi silang hubungan kebiasaan mengkonsumsi OAINS berat

dengan kejadian gastritis.

Kebiasaan konsumsi OAINS

Status responden

pvalue CI ORGastritisTidak

GastritisTotal

n % n % n %Konsumsi OAINS berat 38 77.6 8 14.8 46 44.7

0.0007.257-54.373

19.864Tidak konsumsi OAINS 11 22.4 46 85.2 57 55.3

Total 49 100.0 54 100.0 103 100.0Sumber: Data Analisis 2012

Dari hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 19.864 yang berarti orang

yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi OAINS berat beresiko terkena gastritis

19.864 kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan

mengkonsumsi OAINS. Hasil uji statistik diperoleh nilai person chi-square

dengan nilai signifikansi 0.000 berarti p-value < α (0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara kebiasaan konsumsi OAINS

berat dengan kejadian gastritis.

2) Kebiasaan Konsumsi obat penghilang nyeri/OAINS ringan terhadap kejadian

gastritis

Tabel.4.7 Tabulasi silang hubungan kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan

dengan kejadian gastritis.

Kebiasaan konsumsi OAINS

Status respondenpvalu

eCI ORGastritis

Tidak Gastritis

Total

n % n % n %Konsumsi OAINS

ringan13 54.2 8 14.8 21 26.9

0.0002.264-20.400

6.795Tidak konsumsi OAINS 11 45.8 46 85.2 57 73.1

Total 24 100.0 54 100.0 78 100.0

Page 11: Jurnal Githa Shintya Dewi

Dari hasil analisis diperoleh nilai OR sebesar 6.795 yang berarti orang yang

memiliki kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan beresiko terkena gastritis 6.795

kali lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi

OAINS. Hasil uji statistik diperoleh nilai person chi-square dengan nilai signifikansi

0.000 berarti p-value < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

bermakna antara kebiasaan konsumsi OAINS ringan dengan kejadian gastritis.

PEMBAHASAN

1. Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol dengan kejadian

gastritis

Berdasarkan analisa bivariat antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat dan

kebiasaan mengkonsumsi alkohol ringan terhadap gastritis dapat diketahui bahwa ada

hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat dengan kejadian gastritis, dengan

OR=8.333. Ini berarti pengkonsumsi alkohol berat lebih beresiko terkena gastritis 8.333 kali

lebih besar dibandingkan orang yang tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Nilai

Confident Interval adalah 2.883-24.090, dimana besarnya risiko berada di antara nilai CI dan

secara statistik ada hubungan bermakna (p<0,05) antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol

berat dengan kejadian gastritis. Sedangkan hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi

alkohol ringan dilihat dari kemaknaan biologis (OR=1.667) kebiasaan mengkonsumsi alkohol

ringan beresiko 1,667 kali terkena gastritis daripada orang yang tidak memiliki kebiasaan

mengkonsumsi alkohol. Jadi dapat disimpulkan bahwa orang pengkonsumsi alkohol berat

lebih berisiko terkena gastritis daripada pengkonsumsi alkohol ringan. Dalam jumlah sedikit,

alkohol dapat merangsang produksi asam lambung berlebih, nafsu makan berkurang, dan

mual, sedangkan dalam jumlah banyak, alkohol dapat mengiritasi mukosa lambung dan

duodenum.10

Yuliarti (2009)3 mengatakan bahwa mengkonsumsi alkohol dapat mengiritasi

(merangsang) dan mengikis permukaan lambung. Etanol yang merusak mukosa lambung

terutama berhubungan dengan subepitelial dengan edema yang mengelilinginya dan

peningkatan sel-sel peradangan mukosal ringan sampai sedang.11 Penelitian membuktikan

penyalahgunaan alkohol tidak hanya menimbulkan gangguan mental dan perilaku, tetapi

dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan pada otak, liver (hati), alat pencernaan,

pankreas, otot janin, endokrin, nutrisi, metabolisme, dan resiko kanker.12 Kebiasaan

mengkonsumsi alkohol merupakan satu bentuk pola perilaku manusia. Perilaku manusia

merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan

lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Adat atau

Page 12: Jurnal Githa Shintya Dewi

kebiasaan juga mempengaruhi dalam kebiasaan seseorang dalam mengkonsumsi alkohol

dalam hal ini kebiasaan yang dimaksud adalah kebudayaan yang ada dimasyarakat itu

sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Wawan dan Dewi (2011)13 bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 yaitu faktor intern yang meliputi

pengetahuan, kecerdasan, emosi, motivasi, dll dan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar

misalnya sosial ekonomi, kebudayaan, iklim, dan sebagainya.

2. Hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi OAINS dengan kejadian

gastritis

Berdasarkan analisa bivariat, antara kebiasaan mengkonsumsi OAINS berat dan

OAINS ringan dapat diketahui bahwa ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi obat

penghilang nyeri/OAINS berat dengan kejadian gastritis dengan OR=19.864, ini berarti

orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi obat penghilang nyeri/OAINS berat

berisiko 19.864 kali lebih besar daripada orang yang tidak mempunyai kebiasaan

mengkonsumsi obat penghilang nyeri/OAINS. Nilai confident interval (CI) 5.958-38.813,

dimana besarnya risiko berada diantara nilai CI. Berdasarkan kemaknaan statistik, ada

hubungan bermakna (p<0,05), bahwa ada hubungan bermakna antara kebiasaan

mengkonsumsi OAINS berat dengan kejadian gastritis.Sedangkan hubungan antara kebiasaan

mengkonsumsi OAINS ringan terhadap gastritis juga terdapat hubungan dimana OR= 6.795.

Ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan

berisiko 6.795 kali terhadap gastritis daripada orang yang tidak memiliki kebiasaan

mengkonsumsi OAINS. Jika dilihat dari nilai confident interval (CI), 2.264-20.400 yang

berarti nilai besarnya risiko berada di antara nilai CI. Secara statistik ada hubungan bermakna

(p<0,05), bahwa ada hubungan bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan

dengan kejadian gastritis.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kebiasaan

mengkonsumsi OAINS berat lebih berisiko terkena gastritis daripada orang yang

mengkonsumsi OAINS ringan. Ini menunjukkan bahwa frekuensi dalam mengkonsumsi

OAINS dan jumlah OAINS yang dikonsumsi berpengaruh terhadap kejadian gastritis.

Yuliarti (2009) mengatakan bahwa, konsumsi obat penghilang nyeri, seperti Nonsteroidal

anti-iflamatory drugs (NSAIDs) misalnya aspirin, ibuprofen,juga naproxen,dan lain-lain,

yang terlalu sering dapat menyebabkan penyakit maag, baik itu gastritis akut maupun kronis.

Ini disebabkan karena sifat OAINS itu sendiri yang bersifat korosif sehingga dapat merusak

epitel mukosa lambung (Hariwijaya dan Sutanto, 2007)14 dan dalam frekuensi yang cukup

sering dan jangka waktu yang cukup lama akan memperparah inflamasi pada mukosa

Page 13: Jurnal Githa Shintya Dewi

lambung.15OAINS menyebabkan eksfoliasi sel epitel permukaan dan mengurangi sekresi

mukus yang merupakan barier protektif terhadap serangan asam. Efeknya kemungkinan

diperantarai oleh penghambatan sintesis prostaglin.16 OAINS termasuk obat-obatan bebas

yang dapat dibeli tanpa resep dokter, dan kini kebanyakan tersedia daalam rumah tangga.

Kebiasaan mengkonsumsi OAINS oleh responden dipengaruhi oleh faktor mudahnya untuk

memperoleh obat-obat tersebut karena OAINS termasuk obat bebas yang mudah di dapat

tanpa resep dokter. Hal ini sesuai dengan pernyataan Notoatmodjo (2010)17 dalam perilaku

saat orang sakit:

a. Didiamkan saja

b. Mengambil tindakan dengan melakukan pengobatan sendiri misalnya dengan cara

tradisional (kerokan, minum jamu) atau dengan cara modern (membeli obat di warung,

toko obat, atau apotik)

c. Mencari pengobatan keluar yakni ke pelayanan kesehatan

KESIMPULAN

1. Berdasarkan karakteristik responden jenis kelamin perempuan (56.5%) dan jenis kelamin

laki-laki (43.5%). Mayoritas umur responden 50-64 tahun (42.7%). Pendidikan terakhir yang

ditempuh terbanyak adalah SMA (34.7%). Pekerjaan yang paling banyak adalah petani.

2. Kebiasaan konsumsi alkohol dengan terjadinya gastritis pada pasien rawat inap usia 20-64

tahun di RS Kristen Lende Moripa yaitu 25 responden (45.5%) yang memiliki kebiasaan

konsumsi alkohol berat dan menderita gastritis, 7 reponden (18.9%)memiliki kebiasaan

konsumsi alkohol ringan dan menderita gastritis

3. Kebiasaan konsumsi OAINS dengan terjadinya gastritis pada pasien rawat inap usia 20-64

tahun di RS Kristen Lende Moripa yaitu 40 responden (78,4%) memiliki kebiasaan

mengkonsumsi OAINS berat dan menderita gastritis dan 11 responden (50.0%) memiliki

kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan.

4. Ada hubungan bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol berat dengan kejadian

gastritis dan ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi alkohol ringan dengan kejadian

gastritis.

5. Ada hubungan bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi OAINS berat dengan kejadian

gastritis dan ada hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi OAINS ringan dengan kejadian

gastritis.

SARAN

Page 14: Jurnal Githa Shintya Dewi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yang perlu dijadikan

pertimbangan bagi penelitian lain:

1. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar masyarakat memperhatikan kebiasaan hidup sehat dalam hal ini dalam

mengendalikan kebiasaan dalam mengkonsumsi alkohol dan penggunaan obat penghilang

nyeri/OAINS

2. Bagi Rumah Sakit

Selain pengendalian secara kuratif, diharapkan Rumah Sakit juga mengendalikan secara

promotif misalnya dengan pembuatan poster atau leaflet.

3. Bagi Dinas Kesehatan Waikabubak Kabupaten Sumba Barat

Menetapkan kebijakan dalam pengendalian faktor-faktor perilaku yang meningkatkan

kejadian gastritis dalam hal ini adalah perilaku dalam mengkonsumsi alkohol dan obat

penghilang nyeri (OAINS).

4. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya meneliti faktor risiko lain selain kebiasaan

mengkonsumsi alkohol dan OAINS yang menyebabkan gastritis dengan menggnakan

rancangan penelitian lain seperti kohort dan crossectional.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brunner & Suddarth.(2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC2. Mediatry,A.Fuad B, & Syadra,B.(1998).Prevalensi Helikobakter Pylori pada Penderita

gastritis kronis yang Dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Palembang,30 (1)Oktober,hal 26-29

3. Yuliarti,Nurheti.(2009).Maag Kenali, Hindari,dan Obati,Yogyakarta: ANDI4. Pudiyanti.P,Ahmad.Y, & Laili. R.(2005). Tingkat Stres dan Kebiasaan Pemakaian Obat Anti

Inflamasi Non Steroid (OAINS) pada Penderita Gastritis Rawat Jalan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjungsari,6 (12)Maret,hal 101-108

5. Depkes RI.(2006).Profil Kesehatan Indonesia 2005.Jakarta:Depkes RI6. Dinas Kesehatan.(2010). Profil Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur7. Profil RS Kristen Lende Moripa(2011). Profil RS Kristen Lende

Moripa.Waikabubak:YUMERKRIS8. Riyanto,Agus.(2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Mediaka9. Sugiyono.(2008).Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D).Bandung:ALFABETA10. Susanti,Andri.(2011). Faktor Risiko Dispepsia Pada Mahasiswa Institut Pertanian Bogor

(IPB).Institut Pertanian Bogor11. Isselbacher et al.(2000).Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Edisi 13.Jakarta:EGC12. Hawari,Dadang.(2006). Penyalahgunaan & Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, &

Zat Adiktif).Jakarta:FKUI

Page 15: Jurnal Githa Shintya Dewi

13. Wawan,A dan Dewi,M.(2010).Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta:Nuha Medika

14. Hariwijaya,M dan Sutanto.(2007).Buku Panduan Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Kronis,Jakarta:EDSA Mahkota

15. Endang,L dan VA.Puspadewi.(2012).Penyakit Maag & Gangguan Pencernaan.Yogyakarta:KANISIUS

16. Underwood,J.C.E.(1999).Patologi Umum dan Sistematik Edisi 2.Jakarta:EGC17. Notoatmodjo.S.(2010).Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta