jurnal aset.doc

13
Kamis, 15 November 2012 Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 5 No. 2 Maret – Agustus 2011 PENGARUH RETRIBUSI PELAYANAN PASAR TERHADAP RETRIBUSI DAERAH SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SOLOK Oleh Siska Yulia Defitri Dosen Jurusan Akuntansi UMMY Abstract  Autonomy demands to empower local resources both physical and non physical that there countr y. The divis ion of un even economic resul ts t rigge rs the d emands of r apid s ub ena ctment of regional autonomy, especi ally are as rich in natural resou rces. The purpos e of this study to determi ne the contribu ti on of ma rk et se rvices lev y as one of pu bl ic service s in obtaining retribution.  Retributions Solok and Knowing the influence of market service levies against retribution as one Re ve nue Solo k. Anal ys is me thod us ed is a si mple linear re gr es si on meth od, the results showed the market as a service levies gift as one of the public service levy to contribute to the revenue an average of 48.48% pe r yea r, Th e effe ct of market service levy as a sour ce of local revenu e a mounte d Solok 0.583 or 58.3% while the rest is explained by other sources of income. 1. Pendahuluan Era reformasi yang telah terjadi ternyata membawa hikmah positif bagi daerah dimana selama ini dominasi pusat terhadap daerah begitu kuat sehingga menimbulkan ketimpangan  perekonomian antar daerah, tuntutan daerah untuk mengarahkan system sentralistik kepada system desentralisasi menuju otonomi daerah makin kuat. Sejak diberlakukannya era otonomi daerah pada januari 2001, gema otonomi daerah semakin gencar baik merupakan retorika elit  politik maupun para pelaksana daerah yang tidak sabar untuk melaksanakan kebijakan itu. Sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tenta ng perimbangan keuangan Pusat dan Daerah , yang

Transcript of jurnal aset.doc

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 1/13

Kamis, 15 November 2012

Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 5 No. 2 Maret – Agustus 2011

PENGARUH RETRIBUSI PELAYANAN PASAR 

TERHADAP RETRIBUSI DAERAH

SEBAGAI SUMBER PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SOLOK 

Oleh

Siska Yulia Defitri

Dosen Jurusan Akuntansi UMMY

Abstract

 Autonomy demands to empower local resources both physical and non physical that there

country. The division of uneven economic results triggers the demands of rapid sub enactment 

of regional autonomy, especially are as rich in natural resources. The purpose of this study to

determine the contribution of market services levy as one of public services in

obtaining retribution.

 Retributions Solok and Knowing the influence of market service levies against retribution as

one Revenue Solok. Analysis method used is a simple linear regression method, the

results showed the market as a service levies gift as one of the public service levy to contribute

to the revenue an average of 48.48% per year, The effect of market service levy as a source of 

local revenue amounted Solok 0.583 or 58.3% while the rest is explained by other sources of 

income.

1. Pendahuluan

Era reformasi yang telah terjadi ternyata membawa hikmah positif bagi daerah dimana

selama ini dominasi pusat terhadap daerah begitu kuat sehingga menimbulkan ketimpangan

 perekonomian antar daerah, tuntutan daerah untuk mengarahkan system sentralistik kepada

system desentralisasi menuju otonomi daerah makin kuat. Sejak diberlakukannya era otonomi

daerah pada januari 2001, gema otonomi daerah semakin gencar baik merupakan retorika elit

 politik maupun para pelaksana daerah yang tidak sabar untuk melaksanakan kebijakan itu. Sesuai

dengan ketentuan Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, yang

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 2/13

menjadi dasar hukum pelaksanaannya dimana otonomi memberikan kebebasan pada pemerintah

kabupaten atau pemerintah kota untuk mengatur dirinya sendiri. Otonomi merangsang daerah

untuk memberdayakan sumbaer daya baik fisik ataupun non fisik yang ada diwilayahnya.

Pembagian hasil ekonomi yang tidak merata selam ini memicu tuntutan cepat diberlakukannya

otonomi daerah terutama daerah yang kaya akan sumber daya alam.

Semangat yang menggebu-gebu dilaksanakannya otonomi daerah dan desentralisasi

memaksa daerah untuk mandiri karena pembiayaan atau pengeluaran rutin daerah harus ditopang

oleh penerimaan daerahnya sendiri, sehingga bagi daerah yang sumber dayanya kurang

menunjang, pelaksanaan otonomi akan terasa berat. Beban yang dimaksud, misalnya pajak dan

retrigusi yang dikenakan pada perusahaan-perusahaan daerah dan masyarakat setempat, untuk 

dapat lebih meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Untuk membawa daerah pada derajat otonomi daerah yang berarti dan mengarah pada

kemandirian daerah, faktor kemampuan keuangan daerah merupakan ciri utama yang

menunjukan suatu daerah otonom mampu berotonomi,  self supporting  keuangan merupakan

salah satu bobot penyelengaaraan otonomi ini artinya daerah memiliki kewenangan dan

kemampuan untuk menggali sumber keuangan, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri

yang cukup mewadahi penyelenggaraan pembangunan daerah. Dukungan keuangan ini ditandai

dengan semakin besarnya nilai PAD dan semakin menurunkan dukungan pusat dalam bentuk 

sumbangan/ bantuan.

Sumber-sumber penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi menurut Undang-

undang Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbanghan keuangan Pusat dan daerah, terdiri dari

 pendapatan asli darah (PAD), dana Perimbangan, lain-lain pendapatan. Pendapatan Asli Daerah

merupakan faktor terpenting dalam pelaksanaan otonomi daerah, dalam menetapkan target

 penerimaan dari pos ini seyogyanya dilakukan dengan terlebih dahulu menganalisis potensi

daerah yang ada. Dengan analisisi potensi yang dilaksanakan tiap tahun, maka diharapkan daerah

dapat memanfaatkan potensi yang ada semaksimal mungkin demi kepentingan pembangunan di

daerahnya. Semakin besar kotribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka daerah akan semakin mampu melaksanakan

tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan semakin lancer. Ketika Pemerintah Daerah sedang

melakukan usaha meningkatkan pendapatan asli daerahnya, maka hal yang harus

dipertimbangkan adalah beban yang harus ditanggung masyarakat, disatu sisi peningkatan PAD

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 3/13

akan mempengaruhi tingkat kemampuan daerah, tetapi disisi lain juga berarti peningkatan beban

masyarakat. Hal ini karena obyek pemungutan akhir adalah masyarakat.

Sumber Pendapatan Asli Daerah diantaranya adalah pajak daerah dan retribusi daerah

dimana daerah diberi kewenangan untuk melaksanakan pemungutan berbagai jenis pajak daerah

dan retribusi daerah yang berakaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini

digunakan untuk meningkatkan pendapatan daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan daerah.

Disini perlu dipahami oleh masyarakat bahwa pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah ini

sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di daerah. Dimana untuk mengatur tentang pemungutan pajak daerah dan retribusi

dareah diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 yang telah disempurnakan dengan

Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang aturan

 pelaksanaannya berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak 

Daerah dan Peraturan Pemerintah nomor 20 tentang Retribusi Daerah. Seiring dengan

 berjalannya otonomi daerah, diharapkan pemerintah daerah mampu mengelola dan

memaksimalkan sumber daya yang ada di daerah untuk kelangsungan dan kemajuan daerahnya

sendiri. Salah satu upaya pemerintah kota Solok dalam meningkatkan Pendapatan Asli

Daerahnya dengan melalui retribusi daerah.

Retribusi daerah sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi daerah merupakan bentuk 

 pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada masyarakat yang memanfaatkan

 berbagai jasa pelayanan yang diberikan. Dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2004 tentang

 pelimpahan sebagian wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan

urusan rumah tangga sendiri dalam rangka pembangunan nasional, dinyatakan bahwa retribusi

daerah dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yakni retribusi jasa usaha, retribusi jasa umum dan

retribusi perizinan. Untuk retribusi jasa umum diantaranya adalah retribusi pelayanan

 persampahan/kebersihan, retribusi pelayanan pasar, retribusi pelataran parker dan sebagainya.

Sejalan dengan itu, Kota Solok sebagai salah satu daerah Tingkat II di Sumatera Barat

 perlu melakukan pengelolaan Keuangan Daerahnya secara efektif, misalnya dengan

mengupayakan peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber PAD, salah satu berasal dari retribusi pelayanan pasar. Hal ini juga didasarkan

semakin banyaknya masyarakat yang melakukan peluang tersendiri bagi daerah dalam rangka

memperoleh pendapatan dalam jumlah yang lebih besar di masa yang akan dating untuk 

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 4/13

membiayai pembangunan daerah, artinya semakin besar dana yang dipungut dari hasil retribusi

 palayanan pasar, maka akan semakin besar pula Pendapatan Asli Daerah. Untuk memaksimalkan

 penerimaan retribusi pasar ini, maka pemerintah daerah perlu memanfaatkan potensi yang ada di

 pasar agar bisa dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan sehingga retribusipun meningkat

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menjelaskan Kontribusi retribusi pelayanan pasar sebagai salah satu retribusi jasa umum dalam

memperoleh retribusi daerah Kota Solok 

2. Mengetahui pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu

Pendapatan Asli Kota Solok 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tidak saja bagi subjek 

 permasalahan yang relevan dengan administrasi publik, khususnya administrasi keuangan daerah

yang menjadi tema dan ruang lingkup penelitian ini, tetapi juga mencakup disiplin ilmu lainnya

yang berhubungan dengan penelitian ini. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan masukan bagi aparatur pemerintah (khususnya aparatur Pemerintah Daerah Kota

Solok) yang dapat menjadi bahan masukan dalam pengembilan kebijakan dimasa datang. Di

samping itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu penelitian yang lebih

lanjut dalam bidang kajian ini.

2. Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Retribusi

Menurut Bastian (2001:156) retribusi adalah pengutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah atas

 pelayanan dan penggunaan fasilitas-fasilitas umum yang disediakan oleh pemerintah daerah bagi

kepentingan masyarakat, sesuai dnegan peraturan daerah yang berlaku. Menurut Yani (2002:55)

retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin

tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan

orang pribadi atau badan. Menurut Undang-undang Nomor 34 tahun 2000, retribusi adalah

 pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberinta ijin tertentu yang khusus

disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.

Sehingga dapat disimpulkan yang dimaksud dengan retribusi daerah adalah pungutan yang

dilakukan oleh pemerintah, berdasarkan peraturan yang berlaku terkait pelayanan atau fasilitas

yang diberikan.

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 5/13

Selanjutnya dalam Pasal 18 Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah dijelaskan tentang obyek dan golongan retribusi sebagai berikut :

(1)  Obyek Retribusi terdiri dari :

1) Jasa Umum;

2) Jasa Usaha;

3) Perizinan Tertentu.

(2)  Retribusi dibagi atas tiga golongan :

a. Retribusi Jasa Umum;

 b. Retribusi Jasa Usaha;

c. Retribusi Perizinan Tertentu.

(3)  Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi

Perizinan Tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah berdasarkan kriteria sebagai berikut :

a. Retribusi Jasa Umum :

1.  Retribusi Jasa Umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Usaha atau

Retribusi Perizinan Tertentu;

2.  Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan Daerah dalam rangka pelaksanaan

desentralisasi;

3.  Jasa tersebut memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan

membayar Retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum;

4.  Jasa tersebut layak untuk dikenakan Retribusi;

5.  Retribusi tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya;

6.  Retribusi dapat dipungut secara efektif dan fisiensi, serta merupakan salah satu sumber 

 pendapatan Daerah yang potensial; dan

7.  Pemungutan Retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut

8.  dengan tingkat dan/atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

 b. Retribusi Jasa Usaha :

1.  Retribusi Jasa Usaha bersifat bukan pajak dan bersifat bukan Retribusi Jasa Umum atau

Retribusi Perizinan Tertentu; dan

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 6/13

2.  Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogyanya disediakan oleh

sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/dikuasai Daerah yang

 belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah

c. Retribusi Perizinan Tertentu :

1.  Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah dalam

rangka asas desentralisasi;

2.  Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum; dan

3.  Biaya yang menjadi beban Daerah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk 

menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai

dari Retribusi perizinan.

(4) Dengan Peraturan Daerah dapat ditetapkan jenis Retribusi selain yang ditetapkan dalam ayat (3)

sesuai dengan kewenangan otonominya dan memenuhi criteri yang telah ditetapkan.

(5) Hasil penerimaan jenis Retribusi tertentu Daerah Kabupaten sebagian diperuntukkan kepada

Desa.

(6) Bagian Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan

Daerah Kabupaten dengan memperhatikan aspek Keterlibatan Desa dalam penyediaan layanan

tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka retribusi pelayanan pasar termasuk dalam jenis retribusi jasa

umum karena bersifat bukan pajak dan merupakan kewenangan daerah dalam rangka

 pelaksanaan desentralisasi, artinya retribusi pasar dapat menjadi salah satu sumber pendapatan

daerah yang potensial.

3. Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif 

(descriptive research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan variabel yang

diteliti secara objektif (Sugiyono, 2004:11). Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dalam hal ini adalah

Kantor Pengolahan Pasar dan DPPKA Kota Solok.

3.2 Operasional Variabel

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 7/13

Variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu

Retribusi Pelayanan Pasar variabel bebas (X) yang diukur dari realisasi retribusi pelayanan pasar 

kota Solok dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2005-2009 dan Retribusi Daerah

sebagai variabel terikat (Y) yang diukur dari realisasi retribusi daerah kota Solok dalam jangka

waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun 2005-2009.

3.3 Metode Analisis

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Analisis kontribusi

yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang dapat

disumbangkan dari retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah, maka dibandingkan

antara retribusi pelayan pasar dan retribusi daerah. Rumus yang digunakan untuk menghitung

kontribusi adalah sebagai berikut :

Pn = QXn x 100%

QYn

Keterangan:

Pn = Kontribusi penerimaan retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah (Rupiah)

QXn = Jumlah penerimaan retribusi pelayanan pasar (Rupiah)

QYn = Jumlah penerimaan retribusi daerah Kota Solok sebagai salah satu sumber PAD (Rupiah)

n = tahun (periode tertentu)

 b. Analisis pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah

Untuk mengetahui pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah dalam penelitian

ini menggunakan regresi linear sederhana dengan rumus :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Retribusi Daerah

a = Konstansta

 b = Koefisien Regresi

X = Retribusi Pelayanan Pasar 

4. Interpretasi Hasil dan Pembahasan

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 8/13

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, untuk menganalisa data dipergunakan

analisa regresi linear sederhana menggunakan komputer program SPSS, maka diperoleh hasil

sebagai berikut:

4.1 Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Retribusi Daerah Sebagai Sumber Pendapatan

Asli Daerah

Kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap Retribusi daerah Kota Solok sebagai sumber PAD

dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini :

Tabel 4.1

Kontribusi Retribusi Pelayanan Pasar terhadap Retribusi Daera

Kota Solok 

TahunRealisasi Retribusi

Retribusi DaerahKontribusi

Pelayanan Pasar

2005 Rp 357,432,889 Rp 723,357,141 49.41

2006 Rp 361,248,005 Rp 768,237,542 47.02

2007 Rp 381,664,071 Rp 820,508,140 46.52

2008 Rp 388,206,347 Rp 839,285,656 46.25

2009 Rp 450,686,017 Rp 847,066,117 53.21

Sumber : DPPKA Kota Solok 

Dari tabel diatas, diketahui bahwa walaupun mengalami fluktuasi tetapi pada dasarnya

kontribusi retribusi pelayanan pasar terhadap Retribusi daerah memberikan kontribusi yang

cukup besar bagi retribusi daerah yaitu rata-rata hampir mencapai setengah dari jumlah retribusi

daerah yaitu dengan jumlah 48,48%, hal ini menjadi sangat nyata karena pasar Solok merupakan

sumber ekonomi yang besar masyarakat baik dari Kota Solok dan Kabupaten Solok, bahkan

masyarakatn yang berasal dari Pemerintah Daerah tetangga lainnya seperti masyarakat Kota

Sawahlunto, Sijunjung dan lainnya juga menjadikan Pasar Kota Solok tempat transaksi ekonomi

yang cukup representatif.

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 9/13

Dari hasil perhitungan Kontribusi retribusi pelayanan pasar di Kota Solok pada lima

tahun terakhir menunjukkan bahwa kontribusi retribusi pelayanan pasar dirasakan menurun pada

tahun 2008 yaitu sebesar 46,25% dari retribusi daerah, hal ini disebabkan pada tahun tersebut

 pasar Kota Solok sedang dilakukan renovasi dan perbaikan pada gedung-gedung pasar sehingga

memberikan dampak menurunnya jumlah pengunjung pasar dan jumlah pedagang di Pasar Kota

Solok. Kontribusi retribusi pelayanan pasar dirasakan lebih meningkat pada tahun 2009, hal ini

terjadi karena telah dibukanya Taman Kota sebagai salah satu tujuan tempat wisata lokal dan

 penyelenggaraan berbagai acara dan kegiatan bagi masyarakat yang lokasinya tepat di didepan

 pasar Kota Solok yang menyebabkan bertambahnya jumlah pengunjung kota Solok.

4.2 Pengaruh Retribusi Pelayanan Pasar   terhadap Retribusi Daerah sebagai Salah Satu Pendapatan

Asli Daerah

Model regresi linier sederhana ( simple regression analysis) akan memperlihatkan

 pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu pendapatan asli

daerah. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai masing-masing koefisien regresinya. Pengujian

terhadap koefisien regresi variabel-variabel independen dilakukan dengan tingkat keyakinan

(confidence level ) sebesar 95% dan level of significance sebesar 5%. Hasil analisis regresi

sederhana terhadap data penelitian ditunjukkan pada tabel 4.2 dibawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Uji t Statistik 

Variabel Ukuran Perusahaan

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.842E8 2.036E8 1.887 .156

RP 1.071 .523 .764 2.049 .133

a. Dependent Variable: RD

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:

Y = a + bx

Y = 3,842 + 1,071x

Dari persamaan regresi dapat dilihat bahwa:

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 10/13

1.  Angka 3,842 merupakan konstanta yang menyatakan bahwa tanpa pengaruh retribusi pelayanan

 pasar, maka retribusi daerah sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah kota Solok adalah

sebesar 3,842 satuan.

2.  Koefisien regresi X sebesar 1,071 menyatakan bahwa setiap peningkatan Retribusi pelayanan

 pasar sebesar Rp. 1 satuan akan meningkatkan perubahan Retribusi daerah sebagai salah satu

sumber pendapatan asli daerah sebesar 1,071 satuan

a.  Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R 2) digunakan untuk melihat dan menganalisis seberapa besar 

 pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R- square berkisar antara angka

0 sampai 1. Nilai R- square yang semakin besar, yaitu mendekati satu menunjukkan bahwa

model yang dirumuskan untuk menjelaskan perubahan pengungkapan retribusi daerah sangat

 baik, pengaruh retribusi pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu PAD kota Solok 

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji R²

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R 

Square

Std. Error of 

the Estimate

1 .764a .583 .444 3.92050E7

a. Predictors: (Constant), RP

Pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa nilai R-Square atau koefisien determinasi adalah

sebesar 0,583. Ini berarti bahwa retribusi daerah sebagai sumber pendapatan asli daerah dapat

dijelaskan oleh variabel-variabel independen retribusi pelyanan pasar sebesar 58,3%. Sedangkan

sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model penelitian ini seperti retribusi parkir,retribusi perizinan dan lain sebagainya.

a.  Hasil Uji t  

Uji T bertujuan untuk mengetahui apakah varibel independen yang dimasukkan dalam

model regresi dapat mempengaruhi variabel dependen secara parsial. Untuk setiap variabel

independen, jika T hitung > T tabel atau nilai signifikan < (0,05), hal ini menunjukkan variabel

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 11/13

independen dapat mempengaruhi variabel dependen secara parsial dan signifikan, dan begitu

 pula sebaliknya.

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diperoleh nilai t hitung 2,049 sedangkan nilai t tabel diketahui

sebesar 2,13185 atau 2,049 < 2,13185 dan nilai signifikan 0,133 > 0,05 hal ini berarti bahwa

retribusi pelayanan pasar berpengaruh negatif terhadap retribusi daerah sebagai salah satu

sumber PAD Kota Solok atau tidak ada hubungan linier antara variabel retribusi pelayanan pasar 

dengan retribusi daerah

5. Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

a.  Retribusi pelayanan pasar yang digabungkan dalam Retribusi Daerah kota Solok merupakan

salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah yang memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi

Pengelolaan keuangan daerah Kota Solok dalam menjalanakan pemerintahan daerah dan

otonomi daerah.

 b.  Retribusi pelayanan pasar sebagai yang diklasifikasikans sebagai salah satu dari retribusi jasa

umum memberikan kontribusi pada Pendapatan Asli Daerah rata-rata 48,48% setiap tahun.

c.  Pengaruh retribusi pelayanan pasar terhadap retribusi daerah sebagai salah satu sumber 

 pendapatan asli daerah Kota Solok adalah sebesar 0,583 atau 58,3% sedangkan sisanya

dijelaskan oleh sumber pendapatan yang lain.

5.2 Saran

Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disampaikan saran :

Kepada Pemerintah Daerah Kota Solok untuk dapat mengoptimalkan penerimaan retribusi

 pelayanan pasar dengan menertibkan para pedagang baik pedagang kaki lima yang tidak 

memiliki tempat yang baik maupun pedagang yang sudah memiliki tempat usaha, sehingga

lokasi maupun keberadaan pedagang dapat lebih tertib dan mengurangi kesemrawutan dalam

 pasar, dengan demikian penerimaan retribusi pelayanan pasar juga dapat ditingkatkan.

Daftar Pustaka

Bastian, 2001, Akuntansi Sektor Publik,

Pemerintah Republik Indonesia, 1999, Undang-Undang Nomor 22 Tentang Otonomi Daerah.

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 12/13

 _________________________, 2000, Undang-Undang Nomor 34 Penyempurnaan Undang-Undang

 Nomor 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

 _________________________, 2001, Peraturan Pemerintah Nomor 65 tentang Pajak Daerah

 _________________________, 2004, Undang-Undang Nomor 32 tentanng Pemerintah Daerah

 _________________________, 2004, Undang-Undang Nomor 33 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

 _________________________, 2004, Undang-Undang Nomor 42 tentang pelimpahan sebagian

wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan menyelenggarakan urusan rumah tangga

sendiri dalam rangka pembangunan nasional

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Bandung, Alfabeta

7/16/2019 jurnal aset.doc

http://slidepdf.com/reader/full/jurnal-asetdoc 13/13

Diposkan oleh siskayd di 12.33 

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook 

Lokasi: Jalan Solok - Padang, Indonesia 

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Beranda 

Langganan: Poskan Komentar (Atom) 

Mengenai Saya

siskayd

Solok, Sumatera Barat, Indonesia

S1 Lulus dari UMMY Solok S2 Lulus dari Universitas Andalas Padang

Lihat profil lengkapku 

Arsip Blog

• ▼ 2012 (2)

o ▼  November (2)

Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 5 No. 2 Maret – Agustus ... 

Jurnal Ilmiah ADVANCE Vol 4 No. 2 Maret – Agustus ... 

• ► 2013 (18)

Fish

Template Travel. Diberdayakan oleh Blogger .