JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi...

104
VOL. 4 NO. 2 MEI 2015 JURNAL PENELITIA A Potensi Su Analisis Pengemban K Peningkatan Kompetensi Dra Drama Siswa Kelas XI S Pengaruh Analisis Jabatan Analisis Pelaksan Efektivitas Pelaksanaan Tu Meminim Pad Pendidikan Karakter Ber Peningkatan Partisipa Bulukumba Me Hubungan BADAN PENELITIAN PE KABUPATE Jurnal Pinisi Research Vol. 4 AN DAN PENGEMBANGAN BP3K Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Meningkatkan Pembangunan Ber B umberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang Di Perairan Laut Kabupaten Bulukumb Musbir, Su ngan Sumber Daya Manusia Dan Motivasi Ter Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kab H. M ama Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalu Semester 2 Sma Negeri 1 Bulukumba Tahun P n Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja P Pada Sekretariat Daerah Kab naan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penunt Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kab ugas Manajerial Dan Edukational Kepala Seko Kecamatan Ujung Bulu Kab malkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pemb ada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia Sma N rbasis Sastra Solusi Pendidikan Moral Yan asi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar Kim elalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kan an Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Den Guru SMA Negeri Di Kab ENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DA EN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN No. 2 Hal. 101 – 190 Bulukumba Mei 2015 ISSN : 2442-3939 K BULUKUMBA Bulukumba Dalam rbasis Potensi Lokal Baharuddin Patangngai Pengembangannya ba, Sulawesi Selatan udirman, Riwan Bohari rhadap Optimalisasi bupaten Bulukumba Muhammad Daud Kahal ui Simulasi ompetisi Pelajaran 2014/2015 Sitti Hadijah Pegawai Negeri Sipil bupaten Bulukumba Hasrani ntasanWajib Belajar bupaten Bulukumba Kasmawati Zainuddin olah SMP Negeri Di bupaten Bulukumba Abd. Muin belajaran Remedial Negeri 1 Bulukumba Sitti Diniah ng Efektif Menuju Kurikulum 2013 Arafah mia Kelas X SMA ncing Gemerincing Ansar ngan Motivasi Kerja bupaten Bulukumba Imran Mappiare AN KEARSIPAN N a, ISSN 2442-3939

Transcript of JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi...

Page 1: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

ISSN : 2442-3939VOL. 4 NO. 2 MEI 2015

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi Lokal

Baharuddin Patangngai

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang PengembangannyaDi Perairan Laut Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

Musbir, Sudirman, Riwan Bohari

Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Motivasi Terhadap OptimalisasiKinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba

H. Muhammad Daud Kahal

Peningkatan Kompetensi Drama Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Simulasi ompetisiDrama Siswa Kelas XI Semester 2 Sma Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015

Sitti Hadijah

Pengaruh Analisis Jabatan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri SipilPada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba

Hasrani

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang PenuntasanWajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba

Kasmawati Zainuddin

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala Sekolah SMP Negeri DiKecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba

Abd. Muin

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran RemedialPada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia Sma Negeri 1 Bulukumba

Sitti Diniah

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra Solusi Pendidikan Moral Yang Efektif MenujuKurikulum 2013

Arafah

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar Kimia Kelas X SMABulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Ansar

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi KerjaGuru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba

Imran Mappiare

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 4 No. 2 Hal. 101 – 190 Bulukumba,Mei 2015

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 4 NO. 2 MEI 2015

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi Lokal

Baharuddin Patangngai

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang PengembangannyaDi Perairan Laut Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

Musbir, Sudirman, Riwan Bohari

Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Motivasi Terhadap OptimalisasiKinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba

H. Muhammad Daud Kahal

Peningkatan Kompetensi Drama Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Simulasi ompetisiDrama Siswa Kelas XI Semester 2 Sma Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015

Sitti Hadijah

Pengaruh Analisis Jabatan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri SipilPada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba

Hasrani

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang PenuntasanWajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba

Kasmawati Zainuddin

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala Sekolah SMP Negeri DiKecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba

Abd. Muin

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran RemedialPada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia Sma Negeri 1 Bulukumba

Sitti Diniah

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra Solusi Pendidikan Moral Yang Efektif MenujuKurikulum 2013

Arafah

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar Kimia Kelas X SMABulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Ansar

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi KerjaGuru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba

Imran Mappiare

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 4 No. 2 Hal. 101 – 190 Bulukumba,Mei 2015

ISSN2442-3939

ISSN : 2442-3939VOL. 4 NO. 2 MEI 2015

JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi Lokal

Baharuddin Patangngai

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang PengembangannyaDi Perairan Laut Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan

Musbir, Sudirman, Riwan Bohari

Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan Motivasi Terhadap OptimalisasiKinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba

H. Muhammad Daud Kahal

Peningkatan Kompetensi Drama Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Simulasi ompetisiDrama Siswa Kelas XI Semester 2 Sma Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015

Sitti Hadijah

Pengaruh Analisis Jabatan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri SipilPada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba

Hasrani

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang PenuntasanWajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba

Kasmawati Zainuddin

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala Sekolah SMP Negeri DiKecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba

Abd. Muin

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran RemedialPada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia Sma Negeri 1 Bulukumba

Sitti Diniah

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra Solusi Pendidikan Moral Yang Efektif MenujuKurikulum 2013

Arafah

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar Kimia Kelas X SMABulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing

Ansar

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi KerjaGuru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba

Imran Mappiare

BADAN PENELITIAN PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPANKABUPATEN BULUKUMBA SULAWESI SELATAN

JurnalPinisi Research

Vol. 4 No. 2 Hal. 101 – 190 Bulukumba,Mei 2015

ISSN2442-3939

Page 2: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

SAMBUTANKEPALA BADAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN,

PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN KAB. BULULUKUMBA

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Puji syukur tercurah ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT,

atas limpahan karunia-Nya tanpa terasa Jurnal “PINISI RESEARCH”telah terbit untuk edisi kedua dari rencana empat edisi diterbitkan pada

tahun 2015 ini.

Kehadiran Jurnal “PINISI RESEARCH” edisi kedua ini merupakan pemenuh hasrat rasaoptimisme yang membuncah sejak awal ide penerbitannya, tak lain semata-mata bertujuan

menghadirkan sebuah media wahana penuangan kreasi dan kreativitas bagi para stake holder

penelitian dan pengembangan dan segenap warga masyarakat bangsa peminat, pemerhati, dan

pelaku penelitian dan pengembangan pada umumnya, baik yang bermukim dalam daerah

Kab. Bulukumba maupun di luar daerah Kab. Bulukumba.

Senang dan bahagia kami rasakan setelah penerbitan edisi pertama jurnal ini ternyata

telah memancing tumbuhnya kegairahan dan antusiasme dari berbagai kalangan (pejabat

pemerintahan, akademisi, mahasiswa, siswa) untuk berpartisipasi mengisi halaman-halaman

jurnal menuangkan ide pemikiran, kajian dan analisis terkait permasalahan kemasyarakatan,

ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Akhir kata, kata maaf adalah ungkapan tepat untuk menyatakan bahwa jurnal ini

belum sempurna dan masih serba kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran perbaikan

adalah suatu keniscayaan dalam sebuah proses yang amat kami butuhkan. Terima kasih dan

salam luar biasa kepada seluruh yang terlibat terutama kepada tim kerja.

Bulukumba, Mei 2015

T A U F I K, SH., MH.

VOL. 4 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2015

Page 3: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

i

Pengantar RedaksiMembangun Kemitraan

Profesionalismeuji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, tahun 2015 Badan Penelitian,Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba telah berhasilmenerbitkan Jurnal Pinisi Research padaVolume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015. Sebuahupaya yang dilandasi komitmen para penulis maupun Dewan Redaksi untuk bersama-

sama meningkatkan profesionalisme kelitbangan bidang pemerintahan daerah. Dalam upayamembangun kemitraan profesionalisme, redaksi senantiasa melakukan perluasan komunitasprofesionalisme, intelektual, dengan memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi merekauntuk berpartisipasi dalam Jurnal Pinisi Research.

Pada edisi kali ini redaksi menyajikan 11 (sebelas) artikel yang membahas tentangAnalisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba Dalam Meningkatkan PembangunanBerbasis Potensi Lokal, Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan PeluangPengembangannya Di Perairan Laut Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, AnalisisPengembangan Sumber Daya Manusia Dan Motivasi Terhadap Optimalisasi Kinerja PegawaiPada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba, Peningkatan Kompetensi Drama PadaPelajaran Bahasa Indonesia Melalui Simulasi Kompetisi Drama Siswa Kelas XI Semester 2Sma Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015, Pengaruh Analisis Jabatan Dan BudayaOrganisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba, Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba, Efektivitas Pelaksanaan TugasManajerial Dan Edukational Kepala Sekolah SMP Negeri Di Kecamatan Ujung Bulu KabupatenBulukumba, Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran Remedial PadaPeserta Didik Kelas X Lintas Kimia Sma Negeri 1 Bulukumba, Pendidikan Karakter BerbasisSastra Solusi Pendidikan Moral Yang Efektif Menuju Kurikulum 2013, Peningkatan PartisipasiDalam Kelompok dan Hasil Belajar Kimia Kelas X SMA Bulukumba Melalui PembelajaranKooperatif Tipe Kancing Gemerincing, Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala SekolahDengan Motivasi Kerja Guru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba.

Pada tahun 2015, Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kab.Bulukumba berinisiatif menerbitkan Jurnal Pinisi Research yang menjadi icon media berkalailmiah yang mampu mendorong kuriositas para peneliti/perekayasa.

Selain itu demi terwujudnya para calon peneliti/perekayasa di bidang pemerintahan yangberkiprah secara professional, sehingga mempercepat terwujudnya tata kelola pemerintahan yanglebih baik.

Akhir kata, segenap staf redaksi Jurnal Pinisi Research mengucapkan selamat berkaryadan salam luar biasa sukses bahagia selalu.

Salam Redaksi

VOL. 4 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2015

Page 4: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

ii

Daftar IsiPengantar Redaksi iDaftar Isi ii

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi LokalBaharuddin Patangngai

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan PeluangPengembangannya Di Perairan Laut Kabupaten Bulukumba,Sulawesi SelatanMusbir, Sudirman, Riwan Bohari

Analisis Pengembangan Sumber Daya Manusia Dan MotivasiTerhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai Pada Sekretariat DaerahKabupaten BulukumbaH. Muhammad Daud Kahal

Peningkatan Kompetensi Drama Pada Pelajaran Bahasa IndonesiaMelalui Simulasi Kompetisi Drama Siswa Kelas XI Semester 2 SmaNegeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015Sitti Hadijah

Pengaruh Analisis Jabatan Dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaPegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten BulukumbaHasrani

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang PenuntasanWajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun di KabupatenBulukumba 74Kasmawati Zainuddin

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala SekolahSMP Negeri Di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba 81Abd. Muin

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui PembelajaranRemedial Pada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia Sma Negeri 1Bulukumba 93Sitti Diniah

iii

101-108

109-114

115-122

123-128

129-138

139-148

149-156

157-164

VOL. 4 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2015

Page 5: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

iii

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra Solusi Pendidikan Moral YangEfektif Menuju Kurikulum 2013 93Arafah

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar KimiaKelas X SMA Bulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif TipeKancing GemerincingAnsar

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan Motivasi KerjaGuru SMA Negeri Di Kabupaten BulukumbaImran Mappiare

165-172

173-182

183-190

Page 6: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba Dalam MeningkatkanPembangunan Berbasis Potensi Lokal Baharuddin Patangngai | 101

PENDAHULUAN

Issue globalisasi saat ini sangat didominasimasaalah ekonomi dan politik yang dibalutdalam investasi, financial perdagangan yangmerupakan obyek yang bermain dalam sebuahmekanisme yang dibentuk untukmewujudkannya bagi kemakmuran seluruh umatmanusia melalui pasar bebas ( free trade ).Pengutamaan yang menjadi tujuan darimekanisme tersebut adalah pencapaiankeuntungan yang sebesar-besarnya, perluasanusaha yang berkedok jaringan yang menyerupaimonopoli (guritas bisnis) yang merupakanperwujudan dari penguasaan kekuasaan denganpenekanan pada pengaruh dengan dampakpolitik yang jelas yaitu ketergantungan.Lahirnya WTO sebagai instrument kuatpendukungglobalisasi, membawa dampak luas. Inidisebabkan sangat kuatnya pengaruh yangditimbulkan oleh aktor-aktor yang mengambil

kebijakan dalam kelembagaan tersebut yanterdiri dari para pengusaha

Politisi, negarawan dari Negara yang telahmakmur, yang tentunya akan mengambildan menyusun aturan yang menguntungkanbagi penye-lenggaraan menguntungkan bagipenyelenggaraan perdagangan daninvestasinya.Bagi pelaku perdagangan dunia globalmemanfaatkan berbagai perinsip sebagairambu-rambu antara lain pertama, theprinciple of cross

border supply yaitu prinsip adanyakebebasan bagi pemasok asing

untuk menjual barang atau jasanya di Negaralain. Kedua, the principle of consumtion a broadyaitu prinsip bagi kebebasan warga Negarasuatu bangsa untuk mengkonsumsi barang danjasa yang jual atau ditawarkan oleh pemasokasing. Ketiga, the principle of presence ofnatural persons yaitu prinsip adanya kebebasanbagi pemodal asing untuk membawa tenagakerjanya untuk bekerja di Negara lain. Keempat,theprinciple of commercial presence yaituprinsip adanya kebebasan bagi pemodal asinguntuk dapat menanamkan modalnya hingga100%.Fenomena hiruk pikuknya pemerintah daerahuntuk memperbaiki kehidupan ekonomi daerahdan masyarakatnya melalui jalur perdagangandan invstasi yang secara langsung menempatkandaerah sebagai salah satu instrument yangbermain dalam pembagian kerja (division oflabour) pada pasar bebas untuk menguatkanmekanisme kerja entrepreneurship lewat pasarbebas. Dimana dikatakan Robert Gilpin

ANALISIS SUMBER DAYA DEMOGRAFI KABUPATEN BULUKUMBA DALAMMENINGKATKAN PEMBANGUNAN BERBASIS POTENSI LOKAL

Baharuddin Patangngai *)Badan Penelitian dan Pengembangan, Perpustakaan, dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba

Jl. Durian No.2 Tlp (0413)81102 kode pos 92511Email: [email protected]

Abstrak

Kajian referesi ini di lakukan dengan menggunakan analisis data statistik kependudukan denganmenggunakan pendekatan metode gabungan antara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Denganmenggunakan metode ini, studi ini hendak melihat kondisi yang ada melalui data statistik yangberkaitan dengan perencenaan asumsi tahun yang akan datang. Data yang digunakan berupa datasekunder dan data primer. Data primer berupa data statistik Bulukumba dalam angka tahun 2014 yangtersedia pada tahun berjalan hasilnya di temukan bahwa penduduk Kabupaten Bulukumba grafikmenunjukkan bahwa pada tahun 2015 rata-rata penduduk umur 8 tahun – 14 tahun mencapai antara8.000 sampai 9.000 jiwa yaitu sebanyak 71.671 jiwa menempati jumlah terbanyak dari total jumlahpenduduk 404.896 jiwa penduduk Kabupaten Bulukumba dengan kesimpulan bahwa sumber dayademografi Kabupaten Bulukumba termanfaatkan dalam meningkatkan pembangunan berbasis potensilokal dan sumber daya demografi Kabupaten Bulukumba mengambil peran dalam meningkatkanpembangunan berbasis lokal dimana investasi demografi yang terlatih dan terampil.

Abstract *)

Referesi study was conducted by using statistical data analysis of population using descriptiveapproach combined method between qualitative and quantitative. By using this method, this studywanted to see existing conditions through statistical data related to the assumption perencenaan yearsto come. Data used in the form of secondary data and primary data. The primary data of statisticaldata Bulukumba in figures in 2014 are available in the current year result found that residentsBulukumba chart shows that in 2015 the average population aged 8 years - 14 years at between 8,000to 9,000 inhabitants as many as 71 671 inhabitants occupies the number most of the total populationof 404 896 inhabitants Bulukumba with the conclusion that demografi Bulukumba resources utilized inpromoting development based on local potential and resources demografi Bulukumba take a role inpromoting the development of locally based investment where a trained and skilled demographics.

Keywords: demographic development based on local potential

Page 7: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

102 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

“…perdagangan bebas cenderung menciptakanperdamaian dunia karena saling ketergantunganekonomi yang dapat menciptakan hubungan-hubungan positif antar bangsa yang padagilirannya mengembangkan harmonikepentingan…” laporan UNDP (United NationsDevelopment Program) dalam (HumanDevelopment Report, 1999) me-nyatakan bahwadi tahun 1999 negara industri maju yang didiamioleh 22,9% persen penduduk dunia danmenikmati 84,2% persen dari total GNP (GrossNational Product) dunia, sementara negara-negera ber-kembang yang didiami oleh 77,1%penduduk dunia menikmati 15,8% total GNPdunia (Sugen: dalam M.Nur Alamsyah: 2012)Rumusan Masalaha. Apakah sumber daya demografi Kabupaten

Bulukumba ter-manfaatkan dalam me-ningkatkan pembangunan ber-basis potensilokal ?

b. Bagaimana sumber daya demografiKabupaten Bulu-kumba mengambil perandalam meningkatkan pem-bangunan berbasislokal ?

Manfaat dan Kegunaana. Manfaat penelitian ini agar menjadikan data

demografi sebagai tolok ukur kebutuhaninformasi pembangunan Kabupaten Bulu-kumba dalam memacu potensi daerah untukkesejahteraan masyarakat.

b. Hasil penelitian ini digunakan untukmenetapkan kerangka acuan programpembangunan daerah berdasarkan per-tumbuhan jumlah penduduk secaraberkelanjutan dengan memanfaatkan potensilokal.

MEMBANGUN DAERAH BERBASISPOTENSI LOKALPembangunan ekonomi suatu daerah padahakekatnya merupakan suatu rangkaian kegiatanyang dilaksanakan secara sadar dan terusmenerus untum mewujudkan keadaan yanglebih baik secara bersama-sama.Dalam menggali dan mengembangkan potensiekonomi khususnya potensi lokal, mestinyapemerintah daerah mem-fokuskan pembangunanekonomi daerah untuk mencapai pertumbuhanekonomi yang tinggiPemerintah daerah berkewenangan dalamperencanaan dan pengendalian pembangunan,perencanaan pe-manfaatan dan pengawasan tataruang, penyelenggaraan ketertiban umum danketentraman masyarakat, penyediaan saranaumum, penanganan bidang kesehatan,penyelenggaraan pendidikan, penanggulanganmasaalah sosial, pelayanan dibidang

ketenagakerjaan, fasilitator pengembanganKoperasi dan UKM, pengendalian lingkunganhidup, pelayanan pertanahan, pelayanankependudukan dan catataan sipil, pelayananadministrasi umum dan pemerintahan,pelayanan administrasi penanaman modal,penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya,usrusan wajib lainnya yang di amanatkan olehperaturan perundang-undangan (Kristian :2012)Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatuproses dimana pemerintah daerah danmasyarakatnya mengelola sumber daya yangada dan membentuk suatu pola kemitraan antarapemerintah daerah dengan sektor swasta untukmenciptakan suatu lapangan kerja baru danmerangsang perkembangan pertumbuhanekonomi dalam wilayah tersebut.Pemerintah daerah membangun ekonomi adalahuntuk meningkatkan jumlah dan jenis peluangkerja untuk masyarakat daerah. Dalam upayatersebut pemerintah daerah dan masyarakatnyaharus secara bersama-sama mengambil inisiatifpembangunan daerah. Pembangunan harussesuai dengan kondisi potensi serta aspirasimasyarakat yang tumbuh dan berkembang.Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satutolok ukur yang dapat dipakai untukmeningkatkan adanya pembangunan suatudaerah dari berbagai macam sektor ekonomiyang secara tidak langsung menggambarkantingkat pertumbuhan ekonomi.Di Kabupaten Bulukumba untuk membangundengan memanfaatkan potensi lokal semisalpengembangan pertanian. Dalam pertaniandikenal istilah on farm dan off farm, yaitumeliputi subsistem hulu yaitu penyedia saranaproduksi pertanian, subsistem on farmmerupakan budidaya komoditi pertanian,subsistem off farm atau hilir adalah pengolahandan pemasaran hasil pertanian, dan subsistemsupporting service yaitu pelayanan penunjangpertanian. Secara ideal semua subsistem harusberjalan secara simultan dan sinergis, termasuksubsistem on farm (budidaya) dengan subsistemoff farm (pengelohan dan pemasaran).Dengan terciptanya kondisi tersebut, jelas akandapat meningkatkan daya saing yang kompetitifdan terciptanya nilai tambah (value addedcreation) dari setiap komoditas usaha tani yangdikembangkan masyarakat.Inisiasi kedepan untuk pembangunan potensiekonomi yang berkelanjutan (sustainable),pengembangan sektor hilir pertanian atau offfarm dalam subsistem pertanian menjadi urgensitersendiri bagi kemajuan pembangunanekomomi Kabupaten Bulukumba.Diinisiasi pembangunan daerah berskala satulokasi atau sebutan lainnya agro park, tekno

Page 8: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi Lokal Baharuddin Patangngai | 103

park dengan bersama-sama pihak membangundengan sistem interkoneksi, dan yang keluardari lokasi yang bersangkutan adalah produksiap jual sesuai yang dibutuhkan masyarakat. Iniadalah solusi dalam rangka menciptakanlapangan kerja bagi penduduk.

METODE PENELITIANa. metodeMetode yang digunakan dalam studi ini adalahmenggunakan pendekatan metode gabunganantara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.Dengan menggunakan metode ini, studi inihendak melihat kondisi yang ada melalui datastatistik yang berkaitan dengan perencenaanasumsi tahun yang akan datang.

b. Sumber dataData yang dibutuhkan berupa data sekunder dandata primer. Data primer berupa data statistikBulukumba dalam angka tahun 2014 yangtersedia pada tahun berjalan. Data sekunder

adalah data yang diolah Badan Penelitianpengembangan perpustakaan dan kearsipanKabupaten Bulukumba.

JUMLAH PENDUDUK MENURUT USIA TUNGGALTAHUN 2014

Kecamatan : 10Kab/Kod : BulukumbaPropinsi : Sulawesi Selatan

Column1 Column2 Column3 Column4 Column5 Column6 Column7 Column8

Usia Penduduk Usia Penduduk Usia Penduduk Usia Penduduk

0 th 8048 19 th 6102 38 th 6318 57 th 3001

1 th 7466 20 th 5763 39 th 6008 58 th 2944

2 th 7132 21 th 5400 40 th 5700 59 th 2941

3 th 7010 22 th 5212 41 th 5374 60 th 2905

4 th 7062 23 th 5274 42 th 5097 61 th 2767

5 th 7253 24 th 5501 43 th 4914 62 th 2929

6 th 7548 25 th 5732 44 th 4792 63 th 3556

7 th 7910 26 th 5999 45 th 4652 64 th 4418

8 th 8303 27 th 6210 46 th 4508 65 th 5045

9 th 8691 28 th 6302 47 th 4375 66 th 5446

10 th 9111 29 th 6316 48 th 4249 67 th 5625

11 th 9598 30 th 6351 49 th 4129 68 th 5511

12 th 9756 31 th 6379 50 th 4023 69 th 5030

13 th 9404 32 th 6414 51 th 3938 70 th 4109

14 th 8723 33 th 6471 52 th 3819 71 th 2676

15 th 8085 34 th 6529 53 th 3640 72 th 658

16 th 7430 35 th 6565 54 th 3432 73 th -2018

17 th 6845 36 th 6600 55 th 3257 74 th -5425

18 th 6415 37 th 6533 56 th 3110 JML : 404896

JUMLAH TOTAL : 404.896 JIWA

Sumber : Bulukumba dalam angka Statistik 2014 diolah Litbang Bulukumba tahun 2015

Page 9: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

104 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

HASIL DAN PEMBAHASANdalam perkembangannya, penduduk KabupatenBulukumba grafik menunjukkan bahwa padatahun 2015 rata-rata penduduk umur 8 tahun –14 tahun mencapai antara 8.000 sampai 9.000jiwa yaitu sebanyak 71.671 jiwa menempatijumlah terbanyak dari total jumlah penduduk404.896 jiwa penduduk Kabupaten Bulukumba(Bulukumba dalam angka 2014).

Artinya pada tahun 2020 sampai tahun 2025angkatan kerja penduduk KabupatenBulukumba akan meningkat 17,70 % darijumlah tahun 2015 hanya 10,69 % dari totaljumlah penduduk, dimana angkatan kerja hanyamencapai 43.289 jiwa atau 10.69% jumlahpenduduk. Ini berarti akan ada kenaikanangkatan kerja sebanyak 7,01 % antara tahun2020 sampai dengan 2025.

Gambaran ini memberikan informasi bahwaakan terjadi investasi demografi angkatan kerjaKabupaten Bulukumba pada tahun tersebut.Usia yang dimaksud masih berada pada jenjangpendidikan dasar pada tahun 2015. Makadibutuhkan tanggung jawab yang lebih besaruntuk memberi bekal baik pengetahuan danketerampilan dan keimanannya ataukompetensinya agar ia mampu hidup dierakompetisi.

Merencanakan dan memberdayakan potensilokal daerah sebagai salah satu solusi yangmampu menjawab kebutuhan akan adanyalapangan kerja bagi angkatan kerja, sehinggatidak akan terjadi pengangguran terdidik padamasa itu.Jika dilihat usia sekolah pada saat ini tahun2015 jumlah penduduk usia 4-6 tahun berjumlah21.863 jiwa, penduduk usia 7-12 tahunberjumlah 53.369 jiwa, penduduk usia 13-15

Sumber : Statistik Bulukumba Dalam Angka 2014 data diolah Litbang 2015

Sumber : Statistik Bulukumba Dalam Angka 2014 data diolah Litbang 2015

Page 10: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi Lokal Baharuddin Patangngai | 105

Penduduk Kabupaten Bulukumba dan Laju Pertumbuhannya Tahun 2005-2009

No Kecamatan2005(jiwa)

2006(jiwa)

2007(jiwa)

2008(jiwa)

2009(jiwa)

LajuPertum-buhan

1 2 5 6 7 6 7 81 GANTARANG 67.970 68.774 68.835 69.607 70.301 0.612 UJUNGBULU 41.289 41.775 42.131 42.702 43.161 0.863 UJUNG LOE 36.248 36.673 36.900 37.311 37.722 0.744 BONTOBAHARI 22.608 22.871 23.213 23.469 23.774 0.955 BONTOTIRO 24.349 24.633 24.986 25.261 25.580 0.946 HERLANG 23.598 23.873 24.220 24.487 24.786 0.947 KAJANG 44.866 45.393 45.473 45.980 46.405 0.638 BULUKUMPA 54.616 55.261 55.362 55.784 56.354 0.549 RILAU ALE 34.158 34.559 34.873 35.261 35.657 0.81

10 KINDANG 29.709 30.058 30.246 30.681 31.006 0.82BULUKUMBA 379.411 383.870 386.239 390.543 394.746 0.74

Sumber: Bulukumba Dalam Angka 2010 dalam RPJMD 2010-2015

tahun berjumlah 26.212 jiwa, penduduk usia 16-18 tahun berjumlah 20.690 jiwa. Seharusnyapemerintah daerah meyakinkan penduduk usiasekolah ini betul-betul berada di bangku sekolahsebagai layanan akan kebutuhan pendidikanmasyarakat.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduktahun – tahun sebelumnya Jumlah penduduk diKabupaten Bulukumba tahun 2009 mencapai394.746 jiwa, yang berarti mengalamipeningkatan 1,06% dari tahun 2008 dengan Lajupertumbuhan penduduk sebesar 0,74% per tahun

selama periode 2005-2010 (RPJMD 2010-2015)Pada tahun 2009 jumlah penduduk 394.746 jiwadibandingkan pada tahun 2015 jumlahpenduduk 404.896 jiwa ada kenaikan sebesar0,975 atau 97,5 % setelah tahun 2009. Jikapertumbuhan penduduk Kabupaten Bulukumba

sebesar itu akan berdampak terhadappembukaan lapangan kerja baru, dengan waktusingkat, pesatnya pertumbuhan pendudukseharusnya mengambil peran dalampembangunan daerah, sehingga daerah dalamtataran kompetitif menghadapi era global.

Sumber : Statistik Bulukumba Dalam Angka 2014 data diolah Litbang 2015

Page 11: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

106 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

SIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut,a. sumber daya demografi Kabupaten

Bulukumba termanfaatkan dalam me-ningkatkan pembangunan berbasis potensilokal jika penduduk usia sekolah segeramendapat perhatian khusus danmeningkatkan Struktur EkonomiKabupaten Bulukumba dari tahun 2010,yang pada dasarnya masih bertumpu padatiga kelompok lapangan usaha andalanyaitu, kelompok lapangan usaha pertanian;jasa-jasa; serta perdagangan, hotel, danrestoran, yang memberikan kontribusi riilsebesar 83,54% terhadap PDRB KabupatenBulukumba. Kontribusi PDRB tertinggitahun 2010 terletak pada lapangan usahayang terdiri atas pertanian 45,29%, yangdiikuti dengan jasa-jasa 25,03% kemudianperdagangan, hotel, dan restoran 13,22%.Dengan demikian perekonomianKabupaten Bulukumba masih didominasioleh lapangan usaha pertanian karenasektor ini mempunyai peranan lebih besardari lapangan usaha lainnya termasukdidalamnya penyerapan tenaga kerjahingga tahun 2015. Lapangan usahapertanian yang masih dominan.

b. sumber daya demografi KabupatenBulukumba mengambil peran dalammeningkatkan pembangunan berbasis lokaldimana investasi demografi yang terlatihdan terampil akan member sumbangsi sertaparisipasi yang sangat besar dalampembangunan daerah. Kemampuan paraangkatan kerja daerah dapat mengisi rantaiprogram-program investasi namun tetapmenjaga lokalitas daerah. “ BanggaMembangun Desa dan Menata Kota”karena penduduk yang berkualitasmerupakan modal penting dalampembangunan agar tidak menjadikan hidupmenjadi ketergantungan pada pihak laintermasuk pemerintah saja. Masyarakatharus berpartisipasi dalam berbagai peransemisal, di bidang pendidikan potensimasyarakat untuk melakukan swadaya dandengan sifat kebersamaan dalam membinapendidikan formal dan informal untukmelahirkan sumber daya manusia (SDM)yang berkualitas. Peran bidang ekonomikita harus keluar dari lingkaran kemiskinanmem-pertahankan kebiasaan karena turuntemurun mengubah cara berfikir sehinggatidak rentang dalam kehidupan ekonomitetapi mengikuti perkembangannya. Peran

seni budaya, produk budaya masyarakatdapat diarahkan menjadi produk budayabangsa yang mampu menjadikan bangsakita dihormati dan dihargai oleh bangsalain. Yang terpenting diperlukantumbuhnya iklim saling menghargai danmenghormati serta saling membantu antaramasyarakat dengan pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin, 2002, PengantarPerencanaan Ekonomi Daerah (edisike dua), BPFE, Yogyakarta

Ancok, Djamaluddin, 1992, Teknik PenyusunanSkala Pengukuran. (Seri MetodologiNo.9), : Universitas Gajah Mada.Yogyakarta

......., 2002, Revitalisasi Sumber Daya ManusiaDalam Era Perubahan.: AmaraBooks. Yogyakarta

Anderson, James E, 1994, Public PolicyMaking, Second Edition, HoughtonMiffilin Company, USA

Angipora, Marius P, 1999, Dasar-DasarPemasaran. RajaGrafindo Persada,Jakarta.

Baharsjah, Justika S, 1999, Menuju MasyarakatYang Berketahanan Sosial – PelajaranDari Krisis, : Departemen Sosial RI.Jakarta

Bahl, Roy W, 1971, A regression Approach totax Effort and Tax Ratio Analysis,Dalam IMF Staff Papers, Vol. XVIII,No.3 November 1971, Washington.

Baiquni M. 2005, Sesat Pikir Pe-rencanaanPembangunan Regional: RefleksiKritis di Era Otonomi, ForumPerencanaan Pembangunan –Universitas Gadjah Mada Jogjakarta:Edisi Khusus, Januari 2005. hal. 1-10.

Bandoro, Bantarto. 1996. Agenda dan PenataanKeamanan di Asia Pasifik. CSIS.Jakarta

Barata, Atep Adya, 2003. Dasar-dasarPelayanan Prima, PersiapanMembangun Budaya Pelayanan PrimaUntuk Meningkatkan Kepuasan danLoyalitas Pelanggan,: PT. Elex MediaKomputindo. Jakarta

Brown J.A.C., 1954, The Social Phsicology ofIndustry Great: C Nicholas &Company Ltd. Britain

Budiman, Arief, 1996. Teori Pem-bangunanDunia Ketiga, Jakarta : PT. GramediaPustaka Utama.

Page 12: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Sumber Daya Demografi Kabupaten Bulukumba DalamMeningkatkan Pembangunan Berbasis Potensi Lokal Baharuddin Patangngai | 107

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi PenelitianSosial.: Airlangga University Press.Surabaya

......., 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif -Aktualisasi Metodologis ke ArahRagam Varian Kontemporer, : PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta

Cahyono, J. E. 2000. Menjadi Manajer InvestasiBagi Diri Sendiri. Gramedia PustakaUtama. Jakarta:

Chambers, Robert, 1983, Pembangunan Desa-Mulai Dari Belakang, LP3ES. Jakarta:

Devas, Binder, Booth, Davey, Kelly, 1999,Keuangan Pemerintah DaerahIndonesia, UI Press.

Drucker, Peter, 1997, Organisasi Masa Depan,(Alih Bahasa Achmad Kemal), :Penerbit Elex Media KomputindoKelompok Gramedia. Jakarta

Ermaya, Suradinata, 1996. Organisasi danManajemen Pemerintahan dalamKondisi Era Globalisasi,: Ramadhan.Bandung

Hg. Suseno Triyanto Widodo, 1996, EkonomiIndonesia, fakta dan Tantangan dalamEra Liberalisasi, Yogyakarta :Kanisius.

Kartasasmita, Ginandjar, 1996. PembangunanUntuk Rakyat: MemadukanPertumbuhan Dan Pemerataan, :Pustaka CIDESINDO. Jakarta

Maskun, H. Sumitro, 1995, PembangunanMasyarakat Desa : Asas Kebijakandan Manajemen, Jakarta : MWMandala Yogyakarta.

Nasution. Zulkarimein. 1996. KomunikasiPembangunan, Pengenalan Teori danPenerapannya.: Penerbit RajaGrafindo Persada. Jakarta

RPJMD Kabupaten Bulukumba tahun 2010-2015, Pemda Bulukumba

Rukminto, Adi, Isbandi, 2001 Pem-berdayaanPengembangan Masyarakat dan,Intervensi Komunitas (PengantarPada Pemikiran dan PendekatanPraktis), Penerbit : Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

Safi’i HM. 2007. Strategi dan KebijakanPembangunan Ekonomi DaerahPerspektif Teoritik, Cetakan I,:Averroes Press. Malang

Statistik, 2014, Bulukumba dalam angka, BPSBulukumba.

Widjaja, HAW, 2002, Otonomi Daerah danDaerah Otonom, : PT Raja GrafindoPersada Jakarta

Wilson, James Q, 1989, Bureaucracy : WhatGovernment Agencies Do and WhyThey Do It, : Basic Books Inc. USA

Page 13: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

108 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Page 14: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang PengembangannyaDi Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan Musbir, Sudirman, Riwan Bohari | 109

PENDAHULUAN

Udang barong atau Lobster laut (Panulirus spp)merupakan salah satu komoditas perikanan yangpotensial dan bernilai ekonomis penting diIndonesia. Pemintaan pasar domestik dan ekspor

ke Negara Hongkong, Taiwan, Singapura,Jepang dan Cina pada udang barong terusmeningkat (DKP, 2009). Meningkatnyapasaran lobster di dunia ditunjukkan oleh datadari FAO dan GLOBEFISH bahwa sejak tahun1980-an permintaan lobster oleh Jepang setiap

POTENSI SUMBERDAYA UDANG LOBSTER LAUT DAN PELUANGPENGEMBANGANNYA DI PERAIRAN LAUT KABUPATEN BULUKUMBA, SULAWESI

SELATAN

Musbir, Sudirman, Riwan Bohari *)Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Udang lobster laut (Panulirus spp) adalah salah satu komoditas perikanan yang potensialdan bernilai ekonomis penting. Penelitian ini bertujuan untuk menilai potensi sumberdayaudang lobster (Panulirus spp) dan peluang pengembangan agar dapat dimanfaatkan secaraberkelanjutan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2015 diperairan laut pantai selatan Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa udang lobster laut yang paling sering tertangkap adalah lobster mutiara(P. ornatus) yaitu 39-40 %. Kemudian diikuti oleh lobster pasir (P. homarus) sebanyak 28-32%, lobster bamboo (P.versicolor) sebanyak 23-24 % dan yang paling sedikit lobster bunga(Panulirus longipes) sebanyak 6-8 %. Lobster mutiara memiliki panjang total antara 10.2-22.5 cm dengan berat badan 96-460 g. Lobster pasir memiliki panjang antara 11,2-21,3 cmdengan berat badan 90-400 g. Lobster bamboo memiliki panjang antara 11.2-20,6 cm danberat badan 90-380 g. Lobster bunga memiliki panjang 9,9-19,8 cm dan berat badan 85-370g. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perairan laut Bulukumba memiliki potensisumberdaya udang lobster laut dan peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.

Kata-Kata Kunci : lobster mutiara, lobster pasir, lobster bamboo, lobster bunga. perairan lautBulukumba

ABSTRACT*

Spiny lobster (Panulirus spp) is one a potential important economic fisheries commodity.The purpose of the study was to assess the resources potency of spiny lobster and itsdevelopment opportunity in order to utilize sustainability. The study was conducted insouthern marine coastal of Bulukumba Regency, South Sulawesi from January to March2015. The result of study show that the catch result of spiny lobster consist of pearl lobster(Panulirus ornatus) ranged from 39-40 %. sand lobster (P. homarus) 28-32 %, bamboolobster (P. versicolor) 23-24 %, flower lobster (P. penicilatus) 6-8 %. The total length ofpearl lobster ranged 10.2-22.5 cm with body weight 96-460 g, sand lobster ranged 11,2-21,3cm with body weight 90-400 g. bamboo Lobster ranged 11.2-20,6 cm with body weight 90-380 g, flower lobster 85-370 g with body weight 85-370 g. The result of study show that themarine waters of Bulukumba contain the resources potency and development opportunity ofSpiny lobster.Keywords: pearl lobster, sand lobster, bamboo lobster, flower lobster, marine waters of Bulukumbatin 2015 the average population aged 8 years - 14 years at between 8,000 to 9,000 inhabitants as manyas 71 671 inhabitants occupies the number most of the total population of 404 896 inhabitantsBulukumba with the conclusion that demografi Bulukumba resources utilized in promotingdevelopment based on local potential and resources demografi Bulukumba take a role in promotingthe development of locally based investment where a trained and skilled demographics.

Keywords : demographic development based on local potential

Page 15: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

110 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

tahunnya meningkat terus (Anonim, 2010).Pemenuhan kebutuhan tersebut sebagian besardipasok dari negara-negara tropis di kawasanPasifik terutama dari Taiwan, Filipina, Australiadan Indonesia.

Produksi udang lobster laut (Panulirusspp) di perairan Laut Sulawesi Selatan yaitu243.100 kg pada tahun 2010. Terdapat limaspesies Lobster yang dominan tertangkap danmerupakan komoditas ekspor. antara lain lobstermutiara (P. ornatus), lobster pasir (P. homarus),lobster batu (P. penicillatus), lobster merah ataubintik seribu (P. longipes), lobster bambu(P.versicolor) (DKP Sul-Sel, 2011).

Hal ini ditandai dengan banyaknyaekspor komoditas udang lobster dari SulawesiSelatan (DPK Sulawesi Selatan, 2010).Komoditas tersebut umumnya adalah hasiltangkapan nelayan di perairan laut SulawesiSelatan yang tersebar di Selat Makassar, LautFlores dan Teluk Bone. Udang barong sangatmelimpah di perairan laut Buukumba SulawesiSelatan (Musbir dkk, 2014 a & b). Berdasarkanuraian tersebut maka perlu dilakukan penelitiantentang potensi pemanfaatan dan peluangpengembangan sumberdaya udang lobster(Panulirus spp) agar dapat dimanfaatkanmasyarakat secara berkelanjutan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januarisampai dengan Maret 2015 di perairan lautpantai selatan Kabupaten Bulukumba SulawesiSelatan (gambar1).

Gambar 1Lokasi Penelitian Lobster Laut (Panulirus spp) di

Perairan Laut Bulukumba Sulawei Selatan.

Bulukumba terletak di bagian selatanSulawesi Selatan dan diliputi oleh pantaisebagai habitat dengan substrat berlumpur,berpasir, pecahan karang, terumbu karang,

makroalga dengan pasir. Muara sungai Bialodan Sungai Bijawang mempengaruhi turbiditydan bentos di perairan pantai tersebut terutamapada saat musim hujan dimana banyak massa airyang dialirkan dari dua sungai tersebut.Pemilihan lokasi penelitian didasarkan bahwalokasi terebut merupakan area distribusi darisiklus hidup udang lobster.

Data yang dikumpulkan adalah udanglobster laut yang ditangkap oeh nelayan yangterdiri dari keanekaragaman spesies, jumlahhasi tangkapan, dan ukuran udang lobster laut.Identifikasi species lobster dilakukan secaravisual dengan melihat corak warna yangterdapat pada bagian segmen tubuh berdasarkanbuku identifikasi (Holthuis, 1991 dan Chan,2000). Pengukuran panjang karapas lobsterdilakukan dengan cara mengukur panjang daritepi post orbital sampai ujung posteriorkarapasnya, sesuai petunjuk Sparre and Venema(1999). Panjang karapas diukur denganmenggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm.Berat tubuh ditimbang dengan timbangan dudukdengan ketelitian 0.1 g. Keragaman jenisudang lobster hasil tangkapan dihitung setelahdilakukan sampling dengan mengikuti rumusmenurut Poole (1974) dan Bengen (2000):

NiP = ----- x 100 %

N

Dimana :P = Persentase satu jenis spesies udang

lobster yang tertangkapNi = Jumlah ekor satu jenis spesies udang

lobster yang tertangkapN = Jumlah total ekor seluruh jenis udang

lobster yang tertangkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi udang lobster laut atau udanbarong (Panulirus spp) di perairan LautSulawesi Selatan yaitu 243.100 kg pada tahun2010. Terdapat lima spesies Lobster yangdominan tertangkap dan merupakan komoditasekspor. antara lain lobster mutiara (P. ornatus),lobster pasir (P. homarus), lobster batu (P.penicillatus), lobster merah atau bintik seribu(P. longipes), lobster bambu (P.versicolor)(DKP Sul-Sel, 2011). Selanjutnya Jenis udanglobster laut yang tertangkap di perairan LautKabupaten Bulukumba disajikan pada Gambar2, 3 dan 4.

Page 16: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang PengembangannyaDi Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan Musbir, Sudirman, Riwan Bohari | 111

Gambar 2Keragaman Jenis Udang Lobster Laut Hasil

Tangkapan Di Perairan Laut Bulukumba pada bulanJanuari 2015.

Gambar 3Keragaman Jenis Udang Lobster Laut Hasil

Tangkapan Di Perairan Laut Bulukumba pada bulanPebruari 2015.

Gambar 4Keragaman Jenis Udang Lobster Laut Hasil

Tangkapan Di Perairan Laut Bulukumba pada bulanMaret 2015.

Pada Gambar 2, 3, dan 4 terlihat bahwaselama penelitian dari bulan Januari sampaidengan Maret 2015 bahwa udang lobster lautyang paling sering tertangkap adalah lobstermutiara (P. ornatus) yaitu 39-40 %. Kemudiandiikuti oleh lobster pasir (P. homarus) sebanyak28-32 %, lobster bamboo (P.versicolor)sebanyak 23-24 % dan paling sedikit lobsterbunga Lobster Bunga (Panulirus longipes)sebanyak 6-8 %.

Lobster Mutiara (Panulirus ornatus)memiliki ciri fisik dengan punggung atauabdomen yang berwarna hijau dengankombinasi belang-belang kuning. Lobster jenis

ini hidup di perairan terumbu karang yangdangkal dan juga ditemukan pada perairan yangsedikit keruh, serta pada tempat karang yangtidak tumbuh dengan baik.

Lobster Pasir (Panulirus homorus)memiliki ciri fisik dengan punggung berwarnakehijauan, antenna berwarna coklat gelapdengan kumis berwarna belang-belang hitamputih atau coklat tua Hidup di perairan yangdangkal sampai kedalamana beberapa belasmeter dan tinggal di lubang-lubang batuan.

Lobster bambu (Panulirus versicolor)memiliki ciri fisik yaitu memiliki punggungberwarna dasar kehijauan. Hidup pada perairanterumbu karang sampai pada kedalamanbeberapa meter. Biasanya mendiami tempat-tempat yang terlindung di antara batu-batukarang dan jarang ditemukan dalam kelompokyang berjumlah besar.

Lobster Bunga (Panulirus longipes)berwarna dasar kecoklatan dengan warnakebiruan pada ruas antenna. Abdomen berbintik-bintik putih. Kaki jalan berbintik-bintik putihdengan warna pucat memanjang pada tiap-tiapruas kaki.

Lobster mutiara (P. ornatus)

Lobster bambu (P. versicolor)

Lobster Pasir (P. homarus)

Page 17: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

112 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Lobster Bunga (P. longipes)

Gambar 5. Jenis-Jenis Udang Lobster Laut HasilTangkapan Di Perairan Laut Bulukumba pada bulan

Januari-Maret 2015.

Tubuh udang lobster diselimuti cangkangkeras berduri. Udang ini mempunyai sepasangsungut panjang (antenna) dan sepasang sungutpendek (antenulla). Selain itu, udang memilikiempat pasang kaki renang (pleopod) dan limapasang kaki jalan (pereipod). Bagian ekornyaterdiri dari telson (duri ekor) dan uropod (siripekor). Warna tubuhnya bervariasi menurutspesiesnya.

Siklus hidup lobster terdiri dari 5 faseyaitu mulai dari dewasa yang memproduksisperma atau telur, menetas menjadi filosoma(larva), kemudian berubah menjadi puerulus(post larva), tumbuh menjadi juvenil dan dewasa(Moore & MacFarlane. 1984, Senevirathna etal.. 2014). Dari hasil penelitian inimenunjukkan bahwa perairan laut Bulukumbamemiliki potensi pemanfaatan udang lobster lautdan peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.Selanjutnya Struktur Ukuran Udang LobsterLaut Hasil Tangkapan Di Perairan LautBulukumba disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Struktur Ukuran Udang Lobster LautHasil Tangkapan Di Perairan LautBulukumba.

Pada tabel 1 terlihat bahwa udang LobsterLaut hasil tangkapann di Perairan LautBulukumba yaitu Lobster mutiara memiikipanjang antara 10.2-22.5 cm dengan beratbadan 96-460 g. Lobster pasir memiiki panjangantara 11,2-21,3 cm dengan berat badan 90-400g. Lobster bamboo memiliki panjang antara

11.2-20,6 cm dan berat badan 90-380 g. Lobsterbunga memiiki panjang 85-370 g dan beratbadan 85-370 g.

Salah satu jenis lobster yang potensialadalah lobster mutiara (Panulirus ornatus)..(Skewes, et al.. 1997, Jones and Shanks, 2008)Jenis lobster tersebut pertumbuhannya palingtinggi jika dibandingkan dengan lobster tropislainnya seperi P. versicolor, P. homarus dan P.polyphagus (Jones, C. 2007), di alam dapatditemukan bobot badan 4,2 kg/ekor, bahkandapat mencapai ukuran 6,5 kg/ekor, puerulus (3-5 g) dapat mencapai 300 g dalam waktu setahun.Udang Lobster Laut betina sudah matang telurpada ukuran panjang total 16 cm. Sementara itu,udang jantan yang telah matang godandberukuran lebih panjang, yaitu sekitar 20 cm.Seekor udang Lobstebetina dapat menghasilkan275000 butir telur pada setiap musimpemijahan.

SIMPULAN DAN SARANPerairan laut Bulukumba memiliki potensiudang lobster laut untuk dapat dimanfaatkanserta peluang untuk dikembangkan lebih lanjut.Udang lobster laut hasil tangkapan nelayan diperairan laut Bulukumba terdiri atas empat jenislobster dominan antara lain lobster mutiara(Panulirus ornatus) dengan persentase sebesar47,5 %, lobster pasir (P. homarus) sebesar 25,8%, lobster bambu (P. versicolor) 21,2 %, lobsterbunga (P. penicilatus) 5, 6 %. Panjang badanlobster mutiara 10.2-22.5 cm dan berat badan96-460, losbter pasir 11,2-21,3 cm dan beratbadan 90-400 g, lobster bambu 11.2-20,6 cmdan berat badan 90-380g, lobster bunga 9,9-19,8 cm dan berat badan 85-370 g.

Dengan memperhatikan perkembanganprospek pasar udang lobster yang sangat besardan kandungan gizi yang sangat baik, maka darihasil penelitian disarankan agar udang lobsteryang tertangkap yang masih berukuran kecilperlu digemukkan sampai pada ukuran ekspor.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penelitian ini dibiayai oleh dana riset unggulanperguruan tinggi Direktorat Jenderal PerguruanTinggi, Kementerian Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia. Tim penelitimengucapkan terima kasih kepada PemerintahRepublik Indonesia (Dikti) atas hibah penelitian

No. Jenis Udang Panjang Karapas(cm)

Panjang badan(cm)

Berat Badan(g)

1. Lobster mutiara (P. ornatus ) 3,5-8.1 10.2-22.5 96-4602. Lobster pasir (P. homarus) 3,4-7.9 11,2-21,3 90-4003. Lobster bambu (P. versicolor) 3,5-7.8 11.2-20,6 90-3804. Lobster bunga (P. longipes) 3,1-7,2 9,9-19,8 85-370

Page 18: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Potensi Sumberdaya Udang Lobster Laut Dan Peluang PengembangannyaDi Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan Musbir, Sudirman, Riwan Bohari | 113

yang diberikan kepada tim peneliti. Penelitijuga mengucapkan terima kasih kepada Ansar,Rustam, Idris atas bantuannya dalampelaksanaan penelitian di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. A quarterly update based onGLOBEFISH databank. Highlights: 32

Bengen, D.G. 2000. Sinopsis TeknikPengambilan Contoh dan Analisa DayaBiofisik Sumberdaya Pesisir. PKSPL-IPB. Pp 87.

Chan, T.Y. 2000. Lobster. In the Living MarineResources of the Western CentralPacific. Volume 2 Cephalopods,crustaceans, holothurians and sharks.FAO Species Identification Guide forFishery Purposes. FAO-UN, NorwegianAgency for International Development.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2009.Mengenal Udang Barong (Lobster)Komoditi Ekspor yang potensial untukdikembangkan. Bulletin Warta MinaTahun III September 2009. No. 30,Jakarta hal 1-7.

Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan.2010. Laporan Statistik PerikananPropinsi Sulawesi Selatan.

Dinas Perikanan dan Kelautan Sulawesi Selatan.2011. Laporan Statistik PerikananPropinsi Sulawesi Selatan.

Holthuis, L.B. 1991. Marine lobster of theworld. An annotated and illustratedcatalogue of species of interest tofisheries known to date. FAO Fish.Synop., 13(125): 1-292.

Jones, C. 2007. Improving lobster grow-out andnutrition in Nusa Tenggara Barat. AFeasibility Study. Australian IndonesiaPartnership. Australian Center forInternational Agricultural Research,Canberra, 23 pp.

Jones C. and Shanks S. 2008. Grow-out oftropical rock lobster in shrimp pondconditions in Australia. The LobsterNewsletter 21, 18–21.

Moore, R., and J.W. MacFarlane. 1984.Migration of the ornate rock lobster,Panulirus ornatus (Fabricius), in PapuaNew Guinea. Australian Journal ofMarine and Freshwater Research 35,197–212.

Moosa, M.K. 1984. Udang karang (Panulirusspp.) dari perairan Indonesia. LembagaOseanologi Nasional, LIPI, Jakarta: 40hal.

Moosa, M.K. dan I. Aswandi, 1984. Udangkarang (Panulirus spp.) dari perairanIndonesia. Proyek Studi PotensiSumberdaya Alam Indonesia, StudiPotensi Sumberdaya Ikan. LembagaOseanologi Nasional, LIPI, Jakarta: 1-23.

Musbir, Sudirman, M.Palo. 2014. PenggunaanAtraktor Buatan yang Ramah Lingkungandalam Pemanenan Anakan Udang LobsterLaut (Panulirus spp). ProsidingSimposium Nasional PengelolaanSumberdaya Perikanan dan KelautanBerbasis Ekosistem. Makassar, 3 Mei2014.

Musbir, Sudirman, M.Palo. 2014. PersentaseBulanan Jenis Udang Lobster Laut(Panulirus spp) yang Tertangkap padaAtraktor di Perairan Pantai BulukumbaSulawesi Selatan. Jurnal PemanfaatanSumberdaya Perikanan, UniversitasHasanuddin.

Poole, R.V. 1974. An Introduction toQuantitative Ecology. Mc.Graw HillSeries in Population Biology. Inc. AllRight Reserved. Printers in UnitedStates of Americ. California. Pp 76.

Senevirathna J.D.M, G.G.N.Thushari andD.H.N.Munasinghe. 2014. Length-Weigth Relationship of Spiny Lobster,Panulirus Homarus Population inhabitingSouthern Coasta Region of Sri Lanka.International Journal of Science,Environment ISSN 2278-3687 (O) andTechnology, Vol. 3, No 2, 2014, 607 –614.

Skewes, T.D., C.R. Pitcher and D.M. Dennis.1997. Growth of ornate rock lobsters,Panulirus ornatus, in Torres Strait,Australia. Mar. Freshwater Res., 48, 497–501.

Sparre, P. and S.C. Venema. 1992. Introductionto tropical fish stock assessment. Part 1.Manual. FAO Fish. Tech. Pap., (306/1) Rev. 1:376 pp.

Page 19: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

114 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Page 20: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pengembangan Sumberdaya ManusiaDan Motivasi Terhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai

Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba H. Muhammad Daud Kahal | 115

PENDAHULUAN

Salah satu sektor utama yang perlu menjadiperhatian dalam penataan birokrasi menujuorganisasi pemerintahan yang professionalsebagaimana yang dicita - citakan saat iniadalah menyiapkan Sumber Daya ManusiaAparatur yang dikenal dengan sebutan Pegawai

Negeri Sipil (PNS) yang handal, memilikikredibilitas, akuntabilitas, kejujuran danmoralitas yang secara langsung dapatmeningkatkan kinerja pegawai.

Pendidikan dan pelatihan merupakansesuatu yang sangat penting dalampengembangan sumber daya manusia, karenamelalui pendidikan dan pelatihan akan

ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIADAN MOTIVASI TERHADAP OPTIMALISASI KINERJA PEGAWAI

PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

H. Muhammad Daud Kahal *)Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia

Email: [email protected]

Abstrak:

Studi dalam penelitian ini mengenai pengembangan sumber daya manusia dan motivasi terhadapoptimalisasi kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Masalah yang diangkatdalam penelitian ini adalah (1) pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba (2) pengaruh motivasi terhadap kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linierberganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besar pengaruh variable pendidikan dan pelatihandan variable motivasi sebagai variable independen terhadap kinerja pegawai sebagai variabledependen. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan pengambilan sampelberjumlah 62 orang PNS Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Hal ini dibuktikan dari hasil r hitung lebih besar dari rtabel (0,304>0,244) dan atau karena nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5%(p=0,014<0,05), motivasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Hal ini dibuktikan dari hasil t hitung lebih besar dari t table(0,332>0,244) dan atau karena nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (p=0,007<0,05)serta berdasarkan nilai beta X1 sebesar 0,205 dan X2 sebesar 0,252, maka dapat dinyatakan bahwavariable X2 (motivasi) merupakan variable yang paling berpengaruh terhadap kinerja. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa seluruh hipotesis diterima.

Abstract *)

This study discuss about resources development and motivation toward optimalize the servantperformance at Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. The problem in this research (1) the effectof education and training toward the servant performance at Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba (2) the effect of motivation toward the servant performance at Sekretariat DaerahKabupaten Bulukumba. This research used multiple regresion analysis to konw the effect of educationand training variable and motivation variable has independent variable toward the servantperformance as dependent variable. Measurent scale use was Likert scale with 62 servant samples atSekretariat daerah Kabupaten Bulukumba. The result of the research showed that education andtraining significantly influence the servant performance at Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.Whereas r score is greater than r table (0,304 > 0,244) and or probability score is smaller thansignificant degree 5 % (p=0,014<0,05), motivation significantly influence toward the servantperformance at Sekretariat daerah Kabupaten Bulukumba. Whereas t score is greater than t table(0,332>0,244) and or probability score is smaller than significant degree 5% (p=0,007<0,05) asbased on beta score X1 equally 0,205 and X2 equally 0,252, it can be stated that, motivation variableis the most variable influencing the servant performance. The result show that all hypothesis accepted.

Keywords: Resources Development (Education And Training), Motivation, The ServantPerformance

Page 21: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

116 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

mengasah bakat dan dapat menggali potensiyang ada pada diri setiap individu. Dengan katalain sumber daya manusia sesuatu yang esensialbagi tiap-tiap individu. Pendidikan padaumumnya berkaitan dengan mempersiapkancalon tenaga yang diperlukan oleh suatu instansiatau organisasi, sedangkan pelatihan lebihberkaitan dengan peningkatan kemampuan atauketerampilan karyawan yang sudah mendudukisuatu pekerjaan atau tugas tertentu sedangkanmotivasi adalah suatu faktor yang mendorongseseorang untuk melakukan suatu aktivitastertentu, oleh karena itu motivasi sering kalidiartikan sebagai faktor pendorong perilakuseseorang. Motivasi mempersoalkan bagaimanacara mendorong gairah kerja bawahan, agarmereka mau bekerja keras dengan memberikansemua kemampuan dan keterampilan untukmewujudkan tujuan organisasi.

Kompetensi dan kinerja staf ataupegawai pada dasarnya sangat dipengaruhi olehberbagai faktor antara lain:pendidikan,penguasaan teknologi, budaya kerja,tanggungjawab, harapan masa depan, mutasiatau promosi, dan faktor lainnya. Oleh karenaitu maka dalam menilai kinerja pegawai makamutlak diperlukan suatu proses analisis, evaluasidan pengendalian faktor-faktor tersebut denganharapan peningkatan kinerja organisasi danindividu-individu pada organisasi tersebut dapatterwujud.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsikoordinasi dan pengendalian, maka pegawaimutlak harus memiliki pengetahuan umum dankompetensi teknis fungsional dan manajerial,sehingga dengan demikian pendidikan formalserta pendidikan dan pelatihan teknis fungsionalatau bimbingan teknis, serta pendidikan danpelatihan struktural untuk menunjangoptimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsinya.

Berdasarkan uraian tersebut diatas,maka penelitian ini diarahkan pada analisispengembangan manajemen sumber dayamanusia berupa pendidikan dan pelatihan danmotivasi terhadap kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Sumber Daya ManusiaHusein Umar dalam Sunyoto (2013:1)

menjelaskan pengertian manajemen sumberdaya manusia adalah suatu perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasanatas pengadaan, pengembangan, kompensasi,pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusanhubungan kerja dengan maksud untuk mencapaitujuan organisasi perusahaan secara terpadu.

Manajemen sumber daya manusiasangat ditentukan oleh sifat-sifat sumber-sumberdaya manusia itu sendiri yang selaluberkembang, baik jumlah maupun mutunya.Manajemen sumber daya manusia harus dapatmencari keseimbangan antara jumlah dan mutusumber daya manusia itu dengan kebutuhan-kebutuhan suatu negara di dalam pembangunannasional.

Pendidikan dan PelatihanRandall (1997:11) menjelaskan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukanoleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah,melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, danatau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepajang hayat, untukmempersiapkan peserta didik agar dapatmemainkan peranan dalam berbagai lingkunganhidup secara tepat dimasa yang akan datang.Dalam pandangan lain, Dessler (1997:283)mengemukakan bahwa pendidikan adalahmeningkatkan kemampuan teoritis dankonseptual. Pendekatan pendidikan sangatpenting oleh karena jenis pekerjaan apapun yangmuncul ditengah-tengah kehidupan manusiamemerlukan keterampilan yang hanya mungkindapat diperoleh melalui proses belajar, sebagaisuatu proses pembentukan kemampuan dasaryang fundamental baik daya fikir maupunperasaan.

Pendidikan dan pelatihan bagi pegawaibaru adalah mengenal dan menguasaipekerjaannya sedangkan bagi pegawai lamameningkatkan hasil pekerjaan baik sekarangmaupun di masa datang, meningkatkan kinerjapegawai apabila mendapatkan promosi.Pendidikan dan pelatihan tidak hanya berlakubagi pegawai baru tetapi juga bagi pegawai lamayang sudah berpengalaman perlu menyesuaikandengan organisasi, lingkungan sekitar,kebijaksanaan-kebijaksanaannya dan prosedur-prosedurnya.

Siagian (2008), menyatakan berbagailangkah perlu ditempuh dalam pendidikan danpelatihan yaitu: a) penentuan kebutuhan, b)penentuan sasaran, c) penetapan isi program, d)identifikasi prinsip-prinsip belajar, e)pelaksanaan program, f) identifikasi manfaat, g)penilaian pelaksanaan program.

Dalam Pasal 2 Peraturan PemerintahNo. 101 Tahun 2000 disebutkan bahwa diklatbertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,keahlian, keterampilan dan sikap agar dapatmelaksanakan tugas jabatan secara profesionaldengan dilandasi kepribadian dan etika PegawaiNegeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi.

Page 22: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pengembangan Sumberdaya ManusiaDan Motivasi Terhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai

Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba H. Muhammad Daud Kahal | 117

KINERJA

(Y)

PENDIDIKAN &

PELATIHAN(X1)

MOTIVASI(X2)

Menurut Moekijat (2003) tujuan pendidikan danpelatihan antara lain:1. Untuk mengembangkan keahlian sehingga

pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebihcepat dan lebih efektif.

2. Untuk mengembangkan pengetahuan,sehingga pekerjaan dapat diselesaikansecara rasional.

3. Untuk mengembangkan sikap, sehinggamenimbulkan kemauan kerjasama denganteman-teman pegawai dan pimpinan.

Motivasi

Hasibuan memaparkan pengertianmotivasi secara bahasa yakni motivasi berasaldari bahasa latin, Mavere yang berartidorongan atau daya penggerak. Motivasi inihanya diberikan kepada manusia, khususnyakepada para bawahan atau pengikut.(Hasibuan, 2009: 216). Motivasi penting danharus dilakukan pimpinan terhadapbawahannya disebabkan oleh hal sebagaiberikut:1. Karena pimpinan membagi-bagikan

pekerjaannya kepada para1. Karenapimpinan membagi-bagikan pekerjaannyakepada para bawahannya untuk dikerjakandengan baik.

2. Karena ada bawahan yang mampu untukmengerjakan tugas dan fungsinya, tetapi iamalas mengerjakan tugas tersebut.

3. Untuk memelihara dan atau meningkatkankegairahan kerja bawahan dalammenyelesaikan tugas-tugasnya.

4. Untuk memberikan penghargaan dankepuasan kerja kepada bawahnnya.

Adapun tujuan pemberian motivasiadalah sebagai berikut: (Hasibuan, 2009:221)1. Mendorong gairah dan semangat kerja

karyawan.2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja

karyawan.3. Meningkatkan produktivitas kerja

karyawan.4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan

karyawan perusahaan.5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan

tingkat absensi karyawan.6. Mengefektifkan pengadaan karyawan.7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja

yang baik.8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi

karyawan.9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan

karyawan.

10. Mempertinggi rasa tanggung jawabkaryawan terhadap tugas-tugasnya.

11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

12. dan lain sebagainya.

KinerjaKinerja adalah hasil kerja secara

kualitas dan kuantitas yang dicapai olehseorang pegawai dalam melaksanakantugasnya sesuai dengan tanggung jawab yangdiberikan kepadanya (Mangkunegara, 2001).Kinerja (performance) dapat diartikan sebagaihasil kerja yang dicapai oleh seseorang ataukelompok (organisasi) dalam waktu tertentu.Dalam beberapa literatur, istilah kinerja dikenalpula dengan istilah prestasi kerja. Simamora(1997) mengatakan bahwa kinerja merupakanproses dengannya organisasi mengevaluasipelaksanaan kerja individu.

Dalam konteks kinerja birokrasipelayanan publik di Indonesia, pemerintahmelalui Keputusan Menteri PendayagunaanAparatur Negara (Menpan) Nomor 81 Tahun1995 telah memberikan rambu-rambupemberian pelayanan kepada birokrasi publiksecara baik. Berbagai prinsip pelayanan, sepertikesederhanaan, kejelasan, kepastian, keamanan,keterbukaan, efisien, ekonomis, dan keadilanyang merata merupakan prinsip-prinsippelayanan yang harus diakomodasi dalampemberian pelayanan publik di Indonesia.Prinsip kesedrhanaan, misalnya, mempunyaimaksud bahwa prosedur atau tata carapemberian pelayanan publik harus didesainsedemikian rupa sehingga penyelenggaraanpelayanan kepada masyarakat menjadi mudah,lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudahdipahami, dan mudah dilaksanakan.

HipotesisDalam penelitian ini pendidikan dan pelatihan(X1) dan motivasi (X2) adalah variable-variabelyang digunakan sebagai hipotesis. Apakahvariable-variabel tersebut nantinya akanberpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y).

Page 23: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

118 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Berdasarkan alur kerangka berfikirdiatas, maka dapat dapat dikemukakan hipotesissebagai berikut:1. Pengembangan sumber daya manusia

melalui pendidikan dan pelatihanberpengaruh secara signifikan terhadapkinerja pegawai pada Sekretariat DaerahKabupaten Bulukumba.

2. Motivasi melalui pemberian kompensasi,promosi atau mutasi berpengaruh secarasignifikan terhadap kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.

Penelitian ini menggunakan metodestatistic regresi linier berganda untukmengetahui pengaruh variable-variabel bebasterhadap variable terikat dengan persamaansebagai berikut:

Y = a+b1x1 + b2x2+edimana :Y = Kinerja pegawaia = Konstantab1,b2, = Koefisien regresix1 = Pendidikan dan Pelatihanx2 = Motivasie = Error/ tingkat kesalahan

Penelitian dilaksanakan pada KantorSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumbadengan cara pengamatan langsung dilapanganserta melalui dokumen dan literatur kepustakaandengan menggunakan kuisioner sebagai alatpengumpul data. Sampel terdiri dari 65 orangdari 155 orang populasi di Sekretariat DaerahKabupaten Bulukumba.

Selanjutnya untuk menguji data sebagaialat pengukur hipotesis diperlukan uji validitasdan reliabilitas.

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITASSyarat minimum suatu item dianggap

valid adalah nilai r 0,244. (diambil dari tabelnilai r Product Moment dengan sampel 65 orangdan taraf signifikansi 5%). Hasil tes validitasdengan menggunakan bantuan program SPSSVersi 20.0 dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Uji Validitas Pendidikan dan Pelatihan(X1)

No.Item rhitung rkritis Keterangan

1 0.445 0,244 Valid2 0.441 0,244 Valid3 0.281 0,244 Valid4 0.296 0,244 Valid5 0.394 0,244 Valid6 0.121 0,244 Gugur7 0.424 0,244 Valid8 0.556 0,244 Valid

Hasil Uji Validitas Motivasi (X2)

No. Item rhitung rkritis Keterangan1 0,389 0,244 Valid2 0,135 0,244 Gugur3 0,330 0,244 Valid4 0,342 0,244 Valid5 0,412 0,244 Valid6 0,430 0,244 Valid7 0,397 0,244 Valid8 0,264 0,244 Valid

Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y)

No. Item rhitung rkritis Keterangan1 0.501 0,244 Valid2 0.503 0,244 Valid3 0.618 0,244 Valid4 0.296 0,244 Valid

Sumber : Hasil Kuesioner, diolah

UJI RELIABILITASSuatu kuisioner dikatakan reliable atau

handal jika jawaban seseorang terhadappernyataan adalah konsisten atau stabil dariwaktu ke waktu. Menurut Sugiono dalamsyarifuddin (2010) sebuah instrument dikatakanreliable apabila koefisien reliabilitasnya (nilaidari Cronbach Alpha) di atas 0,60.

Hasil Pengujian Reliabilitas

No. Variabel KoefisenReabilitas

Kritis Ket.

1Pendidikan &Pelatihan

0,650 0,60 reliabel

2 Motivasi 0,641 0,60 reliabel

3 Kinerja pegawai 0,690 0,60 reliabel

Sumber : Hasil Kuesioner Penelitian ValiditasReliabilitas

Analisis Data dan Pembahasana. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan, dan

Motivasi Terhadap Kinerja PegawaiPada bagian ini akan dijelaskan pengaruhpendidikan dan pelatihan, dan motivasiterhadap kinerja pegawai denganmenggunakan Korelasi Product Moment.Terdapat dua cara membaca hasil output ujikorelasi product moment. Pertama adalahmembandingkan nilai Person Correlation (rhitung) dengan r table pada tarafsignifikansi 5%. Ketentuan terdapathubungan yang signifikan apabila r hitunglebih besar dari r table. Kedua adalahmembandingkan nilai sig.(2 tailed) atau

Page 24: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pengembangan Sumberdaya ManusiaDan Motivasi Terhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai

Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba H. Muhammad Daud Kahal | 119

probabilitas (p) dengan taraf signifikansi 5%(0,05). Ketentuan terdapat hubungan yangsignifikan apabila nilai probabilitas lebihkecil dari taraf signifikansi 5% (p<0,05).

Hasil uji korelasi product moment variabelpendidikan dan pelatihan (X1) terhadapkinerja (Y)

Berdasarkan hasil uji korelasi product momentdiatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Berdasarkan hasil uji korelasi product

moment X1 dengan Y diperoleh r hitungsebesar 0,304. Besarnya r table dapatdiperoleh melalui tabel r product momentdengan jumlah df=65 (df=N-1) pada tarafsignifikansi 5%, yaitu sebesar 0,244. Olehkarena r hitung lebih besar dari r table(0,304>0,244) maka dapat dinyatakan bahwavariabel pendidikan dan pelatihan (X1)dengan kinerja (Y) berhubungan signifikan.

b. Kedua. Berdasarkan hasil uji korelasi productmoment X1 dengan Y diperoleh nilaiprobabilitas sebesar 0,014. Oleh karena nilaiprobabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi5% (p=0,014<0,05) maka dinyatakan bahwavariabel pendidikan dan pelatihan (X1)dengan kinerja (Y) berhubungan signifikan.

Hasil uji korelasi product moment variabelmotivasi (X2)

terhadap kinerja (Y)

Berdasarkan hasil uji korelasi product momentdiatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Berdasarkan hasil uji korelasi product

moment X2 dengan Y diperoleh r hitungsebesar 0,332. Besarnya r table dapatdiperoleh melalui tabel r product momentdengan jumlah df=65 (df=N-1) pada tarafsignifikansi 5%, yaitu sebesar 0,244. Olehkarena r hitung lebih besar dari r table(0,332>0,244) maka dapat dinyatakanbahwa variabel X2 dengan Y berhubungansignifikan.

b. Berdasarkan hasil uji korelasi productmoment X2 dengan Y diperoleh nilaiprobabilitas sebesar 0,007. Oleh karenanilai probabilitas lebih kecil dari tarafsignifikansi 5% (p=0,007<0,05) makadapat dinyatakan bahwa variabel X2dengan Y berhubungan signifikan

ANALISA REGRESI LINIER BERGANDASetelah dilakukan uji instrument, maka

data dapat dilanjutkan dengan analisis denganmenggunakan metode analisis regresi linearberganda.Tabel Hasil Regresi

Berdasarkan tabel di atas, maka dapatdiperoleh model persamaan sebagai berikut ini:

Y = 11,468 + 0,101X1 + 0,099X2 + єa. Konstanta = 11,468 artinya kinerja pegawai

bernilai sebesar 11,468 jika variabelpendidikan dan pelatihan, dan motivasi tidakikut mempengaruhi kinerja pegawai, ataudengan kata lain jika semua variabelindependen bernilai nol maka kinerjapegawai akan meningkat sebesar 11,468.

b. Nilai koefisien regresi variabel bebasmotivasi adalah 0,101, artinya jika variabelpendidikan dan pelatihan ditingkatkan 1

CorrelationsT_Y T_X1

T_Y

PearsonCorrelation 1 .304*

Sig. (2-tailed) .014N 65 65

T_X1Pearson Correlation .304* 1Sig. (2-tailed) .014N 65 65

* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

CorrelationsT_Y T_X2

T_YPearson Correlation 1 .332**

Sig. (2-tailed) .007N 65 65

T_X2

Pearson Correlation .332** 1Sig. (2-tailed) .007N 65 65

*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

CorrelationsT_Y T_X2

T_YPearson Correlation 1 .332**

Sig. (2-tailed) .007N 65 65

T_X2Pearson Correlation .332** 1Sig. (2-tailed) .007N 65 65

*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig.

B St. Error Beta

1

(Const) 11.468 1.994 5.750 .000

T_X1 .101 .063 .205 1.605 .114

T_X2 .099 .050 .252 1.969 .053

a. Dependent Variable: T_Y

Page 25: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

120 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

satuan dan motivasi konstan maka akanmenyebabkan peningkatan nilai variabelkinerja pegawai sebesar 0,101 satuan.

c. Nilai koefisien regresi variabel bebasmotivasi adalah 0,099, artinya jika variabelmotivasi ditingkatkan 1 satuan danpendidikan dan pelatihan konstan maka akanmenyebabkan peningkatan nilai variabelkinerja pegawai sebesar 0,099 satuan.

ANALISIS KORELASI GANDAAnalisis korelasi ganda bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara variabel bebas danvariabel terikat secara bersama-sama.Berdasarkan hasil perhitungan statistikkomputer, diperoleh nilai korelasi ganda sebagaiberikut :

Tabel Hasil Koefisien Korelasi Ganda

Berdasarkan hasil diatas maka didapatnilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,382yang termasuk kedalam korelasi yang rendah.Hasil ini menunjukkan bahwa pendidikan danpelatihan, dan motivasi memiliki hubunganyang rendah dengan kinerja pegawai.

1. Koefisien DeterminasiBerdasarkan Tabel koefisien korelasi

ganda di atas, didapat nilai koefisien determinasisebesar 0,146, yang berarti besarnya pengaruhpendidikan dan pelatihan, dan motivasi secarabersama-sama terhadap kinerja pegawai adalahsebesar 14,6% dan sisanya dipengaruhi olehfaktor lain yang tidak diungkap dalam penelitianini sebesar 85,4%.

Besarnya pengaruh parsial dari variabelpendidikan dan pelatihan, dan motivasi terhadapkinerja pegawai dapat dilihat dengan melihatnilai beta. Nilai beta merupakan nilai yangmenunjukkan variabel X mana yang palingdominant mempengaruhi variabel Y.berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh nilaibeta X1 sebesar 0, 205 dan X2 sebesar 0,252.Oleh karena nilai beta X2 lebih besar dari X1,maka dapat dinyatakan variabel X2 (motivasi)yang paling mempengaruhi variabel Y (kinerja)daripada variabel X1 (pendidikan danpelatihan).

Hasil Pengujian Hipotesisa.Hasil Pengujian Hipotesis 1

Hasil pengujian menunjukkan bahwasecara simultan pendidikan dan pelatihanberpengaruh signifikan terhadap kinerjapegawai. Hal ini dibuktikan dari hasil ujikorelasi product moment menunjukkan besarannilai koefisien 0,304 atau sebesar 30,4% yangdianggap signifikan yang ditunjukkan pada uji tsebesar 0,014 yang lebih kecil dari pada 0,05.

b. Hasil Pengujian Hipotesis 2Hasil pengujian menunjukkan bahwa

secara simultan motivasi berpengaruh signifikanterhadap kinerja pegawai. Hal ini dibuktikandari hasil uji korelasi product momentmenunjukkan besaran nilai koefisien 0,332 atausebesar 33,2% yang dianggap signifikan yangditunjukkan pada uji t sebesar 0,007 yang lebihkecil dari pada 0,05.

SIMPULANAdapun kesimpulan yang dapat

diberikan sehubungan dengan hasil penelitiandan pembahasan ini dapat diuraikan sebagaiberikut :1. Pendidikan dan pelatihan berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan kinerjapegawai pada Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba. Hal ini dibuktikan dari hasil rhitung lebih besar dari r tabel (0,304>0,244)dan atau karena nilai probabilitas lebihkecil dari taraf signifikansi 5%(p=0,014<0,05). Pendidikan dan pelatihandipandang berpengaruh terhadap kinerjasebab berkaitan dengan kemampuanpegawai untuk memahami tugas pokok danfungsi yang diembannya dalam pencapaiantujuan organisasi.

2. Motivasi berpengaruh signifikan terhadappeningkatan kinerja pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.Hal ini dibuktikan dari hasil t hitung lebihbesar dari t table (0,332>0,244) dan ataukarena nilai probabilitas lebih kecil daritaraf signifikansi 5% (p=0,007<0,05).Pemberian honor, tunjangan, jaminankesehatan serta promosi jabatan menjadipendorong bagi pegawai untuk senantiasamenunjukkan kinerjanya.

Model SummaryModel R R Square Adjusted R

SquareStd. Error of the Estimate

1 .382a .146 .118 1.45186a. Predictors: (Constant), T_X2, T_X1b. Dependent Variable: T_Y

Page 26: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pengembangan Sumberdaya ManusiaDan Motivasi Terhadap Optimalisasi Kinerja Pegawai

Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba H. Muhammad Daud Kahal | 121

3. Variabel X2 (motivasi) lebihmempengaruhi/ lebih dominan terhadapvariabel Y (kinerja) daripada variabel X1(pendidikan dan pelatihan) pada SekretariatDaerah Kabupaten Bulukumba.

SARANDari hasil analisis dan pembahasan serta

kesimpulan yang telah dikemukakan, makasaran-saran yang dapat diberikan dari hasilpenelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Pendidikan dan pelatihan merupakan halyang penting dalam peningkatan kinerjapegawai sehingga sangat perlu untukmemberi kesempatan kepada semuapegawai mengikuti berbagai jenis jenjangpendidikan dan pelatihan untukmeningkatnya kinerjanya. Selain itu,penempatan pegawai dan pejabat harussesuai dengan jenis dan tingkatpendidikannya agar dapat memahami danmelaksanakan tupoksi dengan baik, karenaberdasarkan quesioner masih ada pegawaiyang tidak setuju, ragu-ragu dan bahkantidak tahu terhadap hal-hal yangmenyangkut pendidikan dan pelatihan,sehingga perlu diberi perhatian khusus.

2. Untuk meningkatkan kinerja pegawai, harussenantiasa dipertimbangkan pemberianmotivasi dalam bentuk materi maupun nonmateri sebab terpenuhinya hak-hak pegawaiakan mendorong mereka untukmengembangkan kemampuan danmeningkatkan kinerja, karena berdasarkanquesioner masih ada pegawai yang tidaksetuju, ragu- ragu, dan bahkan tidak tahuterhadap hal-hal yang menyangkut motivasisehingga perlu diberi pemahaman.

3. Perlu dikembangkan kebijakan pemberianreward and punishment bagi pegawai padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumbamengingat variabel yang paling dominanberpengaruh adalah motivasi. Hal inidilakukan untuk melahirkan doronganmemaksimalkan kemampuan dalampelaksanaan tugas-tugas dan menghindariterjadinya pelanggaran secara berulang-ulang.

DAFTAR PUSTAKA

Anggiat M. Sinaga, 2001 PemberdayaanSumber Daya Manusia, Bahan AjarDilatpim III, Lembaga-AdministrasiNegara- Republik Indonesia, Jakarta

Aref, Ishak dan Tanjung, Hendri, 2004,Manajemen Motivasi, Grasindo,Gramedia Widiasarana Indonesia,Jakarta

Asnawi Sahlan, 2000, Teori motivasi dalamPendekatan Psikologi Industri danOrganisasi, Studia Press Jakarta

B. Syarifuddin, 2010, Panduan TA Keperawatandan Kebidanan dengan SPSS, GrafindoLiteria Media, Yogyakarta

Cushway, Barry, 1996, Human ResourceManagement, PT. Elex Media,Komputindo, Jakarta

Dadang Kadarusman 2012, Leadership(Natural Intelligence), Cara PandangBaru Terhadap Kecerdasan danKarakter Kepemimpinan, Raih AsaSukses, Depok

Danang Sunyoto, 2013, Sumber DayaManusia (Praktek Penelitian), TeoriKuesioner dan Analisis Data,CAPS(Center for Academic PublishingService), Jakarta

Danang Sunyoto, 2013, PerilakuOrganisasional, Teori Kuesioner, danProses Analisis Data, CAPS ( CenterFor Academic Publishing Service),Jakarta

Dessler, Gary, 1997, Human ResourceManajemen (7rd ed), Prentice Hall,Inc,, New Jersey

Edy Topo Ashari, 2001 MembangunKepemerintahan Yang Baik, BahanAjar Diklatpim III, LembagaAdministrasi Negara-RepublikIndonesia, Jakarta

Elfindri dkk, 2010, Soft Skills UntukPendidik, Baduose Media

Flippo Edwin. B 1992, Manajemen Personalia,Terjemahan Mohammad Masud,Edisi Keenam, Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Gibson, James L Ivancevich dan Donnelly 1996,Organisasi, Perilaku, Struktur, danProses (Terjemahan). Erlangga,Jakarta.

Page 27: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

122 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Gomes, Franstino Cardoso, 2001, ManajemenSumber Daya Manusia, Ando Offset,Yogyakarta.

Handoko T. Hani 2000, ManajemenPersonalia dan sumber DayaManusia, Edisi 2, BPFE, Yogyakarta.

Hery Prasetya,2011, Manajemen Operasi,CAPS, Yogyakarta

Hasibuan, SP, Melayu, 2000, ManajemenSumber Daya Manusia, Bumi Aksara,Jakarta.

Irianto, J, 2001, Issu-Issu StrategisPengembangan Sumber DayaManusia, Insan Cendikia, Jakarta.

Ivancevich, Donelly and Gibson, J.L, 2003,Management, Principles AndFunction, Fourth Edition, Richard D.Irwin Inc, USA.

Jackson dan Rebert. Mathis, 2002 HumanResources Mangement, SalembaEmpat Grand Wijayah Center, Jakarta.

J.P.G. Sianipar, 2001, Teknik-Teknik AnalisisManajemen, Bahar Ajar Diklatpim III,Lembaga Administrasi Negara-Republik Indonesia, Jakarta

Mangkuprawira, TB. Safri, 2003, ManajemenSumber Daya Manusia Strategik,Ghalia Indonesia, Jakarta.

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989,Metode Penelitian Survai, LembagaPenelitian, Pendidikan dan PeneranganEkonomi dan Sosial.

Mathis, Robert L.John Jackson 2002,Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Martoyo Susilo, 1998, Manajemen SumberDaya Manusia, Edisi 2, BPFE,Yogyakarta.

Mitriani Alain, 1995, Manajemen SumberDaya Manusia BerdasarkanKompetensi, Terjemahan PustakaUtama Graffiti, Jakarta.

Moekijat 1999, Manajemen Sumber DayaManusia (Manajemen Kepegawaian),Mandar Maju, Bandung

Nainggolan, English 1994, PembinaanKepegawaian di Indonesia, PT.Internusa, Jakarta.

Nawawi, Hadari, 2002, Manajemen SumberDaya Manusia Untuk Bisnis YangKompetitif, Gajah Mada UniversityPress, Yogyakarta.

Notoatmojo, Soekidjoe, 1998, PengembanganSumber Daya Manusia, Cetakan ke 2,Ganesa Cipta, Jakarta.

Pfeffer, Jeffrey. Et, al 2002, Paradigma BaruManajemen Sumber Daya Manusia,

Editor A. Usmara, Edisi ke 2, AmaraBooks, Yokyakarta.

Randall S.S, Susan, E.J, 1997, Manajemensumber Daya Manusia MenghadapiAbad Ke-21, Edisi Keenam, Jilid I,Penerbit Erlangga, Jakarta.

Ridwan dan Engkos Ahmad Kuncoro, 2011,Cara Menggunakan dan MemakaiPath Analysis (Analisis Jalur),Alfabeta, Bandung.

Schuler RS, dan Jakson E. Susan 1997,Manjemen Sumber Daya ManusiaMenghadapi Abad ke-21, Jilid I dan II,Erlangga, Jakarta.

Sitti Arfah, 2012, Pengaruh ManajemenSumber Daya Manusia dan MotivasiTerhadap Kinerja Pegawai PadaKantor Bappeda Kabupaten Polman(Tesis)

Soecjipto, Budi W, dkk, 2002, ParadigmaBaru Manajemen Sumber DayaManusia, Amara Books, Jogyakarta.

Page 28: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Kompetensi Drama Pada PelajaranBahasa Indonesia Melalui Simulasi Kompetisi Drama Siswa Kelas Xi

Semester 2 SMA Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015 St. Hadijah | 123

PENDAHULUAN

Drama adalah satu bentuk karya sastra yangmemiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.Drama berasal dari bahasa Yunani Dram yangberarti gerak. Pementasan drama memang lebihkepada dialog dan gerak-gerik para pemainnyadi panggung. Penonton dapat menyaksikansecara langsung peristiwa-peristiwa yang terjadimelalui gerak-gerik tokoh dan percakapannya.Kesan bahwa materi pelajaran drama pada matapelajaran bahasa Indonesia tidak menyenangkan(membosankan), yang muncul setiap siswadiajar keterampilan drama, menjadi cerminbetapa mengajarkan materi drama sebagaimateri yang harus diusahakan sungguh-sungguh.

Drama masih dianggap momok, sesuatuyang menakutkan bagi siswa. Untuk dapattampil di depan khalayak memang harusmenguasai materi yang hendak disajikan, harusmempunyai teknik berbicara yang baik,mempunyai keberanian mental. Jadi tidaksekadar teori percakapan, apalagi tanpa praktik.Teknik mengajar yang konvensional tidak lagidipercaya sebagai sistem yang relevan dengantuntutan kemampuan psikomotorik pada hasilbelajar siswa. Guru dituntut inovatif dalammenggali metode-metode pembelajaran. yangkreatif. Guru tidak lagi harus mempertahankandan membanggakan teknik maupun metodemasa lalunya. Zaman semakin berkembang,tuntutan masyarakat semakin meningkat.Metode mengajar pun harus semakin bervariatif.

PENINGKATAN KOMPETENSI DRAMA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIAMELALUI SIMULASI KOMPETISI DRAMA SISWA KELAS XI SEMESTER 2 SMA

NEGERI 1 BULUKUMBA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sitti Hadijah *)Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba, Sekolah Menengah Atas Negeri

(SMAN) 1 Bulukumba, guru mata pelajaran Bahasa IndonesiaEmail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya hasil belajar materi drama bahasa Indonesia kelas XI MIA 1SMA Negeri 1 Bulukumba. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan bahwa Metode Simulasikompetisi acting dalam drama Berbahasa Indonesia dapat meningkatkan kompetensi acting dalamdrama siswa kelas XI MIA 1 semester 2 Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan dalamdua siklus. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar pengamatan, bagan lomba,lembar soal evaluasi, lembar penilaian. Data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasilbelajar, yaitu hasil evaluasi tertulis siklus I adalah 66,12; siklus II: 91,77 psikomotorik siklus I: 70,01;siklus II: 96,00; Ketuntasan belajar siklus I: 66,12.%, siklus II: 91,77%. hasil prestasi siswa dapatditigkatkan dengan motode simulasi kompetisi drama berbahasa Indonesia, melalui pembentukan timkemudian mementaskan tema-tema tertentu atau yang ditugaskan. Ini adalah salah satu metode yangdikembangkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk memudahkan transfer pengatahuanterhadap peserta didik.

Kata kunci: Kompetisi drama dengan metode simulasi

Abstract *)

This research is motivated low learning outcomes matter Indonesian drama class XI SMA MIA 1 1Bulukumba. The purpose of this study to prove that the Simulation Method acting competition inIndonesian Language drama can improve the competence of acting in a drama class XI MIA 1semester 2 2014/2015 academic year. The experiment was conducted in two cycles. The tools used inthis study include the observation sheet, race chart, booklet evaluation, assessment sheet. The dataobtained showed an increase in learning outcomes, ie the results of the written evaluation of the firstcycle is 66.12; second cycle: 91.77 psychomotor first cycle: 70.01; second cycle: 96.00; Masterylearning cycle I: 66.12.%, The second cycle: 91.77%. results of student achievement can ditigkatkanwith simulation method possible drama competition in Indonesian language, through the formation ofteams and then perform certain themes or assigned. This is one method developed Indonesian subjectteachers to facilitate the transfer of knowledge to the learners.

Keywords : Drama competition with simulation method

Page 29: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

124 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Guru yang masih berkutat dengan metodemengajar masa lalunya, akan “ditinggalkan”oleh siswa-siswanya.

Proses belajar di sekolah bukan sekadarmemorisasi dan recall, bukan sekadarpenekanan pada penguasaan tentang apa yangdiajarkan (logos). Akan tetapi, lebihmenekankan pada internalisasi tentang apa yangdiajarkan sehingga tertanam dan berfungsisebagai muatan nurani dan dihayati sertadipratikkan dalam kehidupan oleh peserta didik(etos). (Depdiknas MPMBS, 2001).

Berbicara di depan publik, suka atautidak, merupakan keterampilan yang harus kitakuasai, karena pada suatu saat dalam kehidupankita, pastilah kita harus berbicara di hadapansejumlah orang untuk menyampaikan pesan,pertanyaan, tanggapan atau pendapat kitatentang sesuatu hal yang kita yakini.(http://sinarharapan.co.id, 2002).

Diakui atau tidak, lebih dari 60% siswamerasa takut bila harus bergaya dalam forumformal di depan banyak orang (public). Baikpada diskusi, ceramah, presentasi, maupuntampil bergaya, bahkan bergaya di depan temansekelasnya.

Fenomena ini sangat memprihatinkanbagi guru bahasa Indonesia. Betapa tidak,keterampilan berbicara adalah bagian dari empataspek keterampilan pelajaran bahasa yang harusdiajarkan kepada siswa. Jadi bukan hanya teoriyang harus dikuasai, namun kemampuan praktikberbahasa pun harus dikuasai.

Sering pengajaran drama, gurumenggunakan metode ceramah , siswa kurangmendapat kesempatan melakukan praktikberbicara di depan orang lain, karena lebihbanyak bersifat teori. Maka dapat diartikankemampuan drama siswa sebatas teori. Darifenomena di atas maka upaya peningkatankemampuan berdrama para siswa merupakan halyang mendesak dan segera diatasi jalankeluarnya.

Salah satu upaya untuk itu adalahmenerapkan Model Pembelajaran denganMetode Simulasi kompetisi drama pada MataPelajaran Bahasa Indonesia, yang diharapkanmampu meningkatkan kemampuan berdramapara siswa. Dengan demikian maka masalahdalam penelitian tindakan ini ialah:

Apakah Hasil prestasi siswa dapatditigkatkan melalui Motode Simulasi kompetisidrama Berbahasa Indonesia?

Motode simulasi kompetisi dramaberbahasa Indonesia, bertujuan meningkatkankemampuan guru dalam menerapkan metodepembelajaran drama, sehingga dapatmeningkatkan ketuntasan belajar siswa,

terutama pada pembelajaran drama. Danmeningkatkan prestasi akademik siswa.

Lima hukum yang komunikatif (The 5Inevitable Laws of Effective Communication)yang dirangkum dalam satu kata yangmencerminkan esensi dari komunikasi yaituREACH (Respect, Empathy, Audible, Clarity,Humble), yang berarti merengkuh atau meraih.Karena diyakini bahwa komunikasi padadasarnya adalah upaya bagaimana meraihperhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,simpati, tanggapan, maupun respon positif dariorang lain. (http://sinarharapan.co.id, 2002).

Jadi drama merupakan perpaduanketrampilan dalam meraih perhatian pendengar,menyampaikan materi drama dengan penuhcinta kasih, membangkitkan minat pendengarterhadap tema drama, sehingga tumbuhkepedulian, dan simpati positif, serta beranimemberikan tanggapan dan respon positifterhadap peristiwa dalam tema drama. dramamenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitupengungkapan pikiran dalam bentuk kata-katadan mimik, gerak, yang ditujukan kepada orangbanyak. Dalam hal ini pikiran yang akandisampaikan kepada orang banyak tentumerupakan informasi atau ilmu bagi orang lain,yang dapat berasal dari bidang lain, di luarbahasa Indonesia. Ini artinya seorang yangmelakonkan membutuhkan penguasaan temadrama, di samping itu harus menguasai teknikakting, bagaimana menyampaikan tema yangruntut, jelas, mudah dimengerti. Ini semata-matakarena mereka akan berhadapan dengan orangbanyak (public).

Banyak cara yang telah dilakukan olehguru untuk menyampaikan pelajarannya didepan kelas. Tidak sedikit variasi yang dipakaiguru dalam kegiatan belajar mengajar. Segalateknik telah diterapkan untuk mempermudahpenyampaian materi pelajaran kepada siswa,sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.Teknik, cara, ataupun apa istilahnya, dalamkegiatan belajar mengajar dinamakan metode.Bagaimana sesungguhnya metode yang dapatdigunakan dalam pengajaran drama di kelas?

Drama merupakan jenis keterampilanyang menuntut keberanian untuk mencoba,bukan sekadar teori akting. Agar siswa benar-benar diberi kesempatan akting, minimal didepan teman sekelasnya, maka metode simulasiadalah salah satu metode yang dapat digunakan.Dengan keseringan mencoba praktik akting ataudrama akan tumbuh keberanian, dan selanjutnyamampu meningkatkan kemampuan diri sehinggadapat memperbaiki kesalahan sendiri.

Metode simulasi adalah bentuk metodepraktik yang sifatnya untuk mengembangkan

Page 30: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Kompetensi Drama Pada PelajaranBahasa Indonesia Melalui Simulasi Kompetisi Drama Siswa Kelas Xi

Semester 2 SMA Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015 St. Hadijah | 125

keterampilan peserta belajar (keterampilanmental maupun fisik/teknis). Metode inimemindahkan suatu situasi yang nyata ke dalamkegiatan atau ruang belajar karena adanyakesulitan untuk melakukan praktik di dalamsituasi yang sesungguhnya.(http://media.diknas.go.id/media/document/3553.pdf).

Setidaknya metode simulasi memberikesempatan pada siswa untuk mencoba akting,mulai dari persiapan sampai dengan penampilandi depan orang lain. Bukan sekadar belajar teoridrama, atau sebatas pengetahuan akting, tetapisekaligus mempraktikannya. Maka keterampilanakting, yang memang membutuhkan banyakpengetahuan. Metode simulasi ini dapatmembantu guru bahasa Indonesia untukmempermudah dan mengefektifkanpembelajaran drama di hadapan para siswanya.

Kompetisi drama adalah ajang kompetisiketerampilan akting bagi siswa. Ajang simulasidrama dapat dimanfaatkan sebagai ajangberlatih bagi para siswa sebelum mereka terjunke masyarakat. Menurut kamus Besar BahasaIndonesia, pengertian kompetisi adalah 1. adukecepatan (berlari, berenang, dsb). 2. aduketerampilan (ketangkasan, kekuatan dsb.). Jadipada situasi kompetisi yang dimaksud dalampengertian ini adalah mengubah kondisi kelaspembelajaran menjadi situasi berkompetisi.

Dalam hal ini penekanannya pada; adanyaadu keterampilan antar siswa, sehingga ada rasabersaing sesama siswa, ada unsur penilaian.Penilaian ini akan berdampak siswamempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.Ada unsur kemenangan. Siswa akan merasabangga atas prestasi yang dapat dicapai. Adaunsur penghargaan. Penghargaan ini hanyasebatas pada nilai maupun pujian, ataupunsebutan tertentu, seperti bintang, pemeranutama, atau sebutan yang lain. Namun, kembalilagi bahwa kompetisi ini hanya merupakansimulasi untuk pembelajaran. Jadi sifatnyapenyemangat, dan klinis, memperbaikikemampuan belajar siswa, suasanamenyenangkan, dan pada penilaiannya pun tidakmembuat siswa jera, bagi yang tidak dapatmeraih prestasi baik. Dan tidak menjadikansiswa takabur, bagi yang berprestasi baik. Padacakupan ini, kompetisi yang dimaksud adalahkompetisi drama berbahasa Indonesia. Artinyatema drama boleh dari berbagai tema, tidakharus tema-tema ilmu bahasa Indonesia, tetapiboleh tema ekonomi, lingkungan, politik, sosial,budaya, atau yang lain sebatas tidak melanggarhukum maupun kaidah SARA. Dan drama iniharus menggunakan bahasa Indonesia.

Drama, di samping untuk memberiinformasi kepada penonton, pendengar, bisauntuk mempengaruhi sesuatu kepada penonton,pendengarnya supaya berbuat sesuatu yangdiinginkan oleh tema drama. Menurut Burgoon& Rufner, persuasi ialah proses komunikasiyang bertujuan mempengaruhi pemikiran danpendapat orang lain agar menyesuaikanpendapat & keinginan komunikator. Atau proseskomunikasi yang mengajak atau membujukorang lain untuk mengubah sikap, keyakinan,dan pendapat sesuai keinginan komunikator.Namun ajakan ini bukan berarti paksaan atauancaman.(http://baguspsi.blog.unair.ac.id/2008/10/15/komunikasi-persuasi/)

Jadi intinya agar siswa dapatmempengaruhi orang lain (audiens) untukmelakukan sesuatu, sesuai keinginan temadrama. Drama merupakan bagian dari proseskomunikasi. Dalam sebuah komunikasi tentuada lawan bicara, ada kandungan informasi yangdisampaikan. Muatan informasi yangdisampaikan dapat dipahami dengan mudah danbenar. Di samping itu drama dapatmengakibatkan berubahnya pikiran penonton,pendengar selaras dengan isi tema yang telahdisaksikan, ditonton, atau didengarnya.

Komunikasi dapat dipandang sebagaisuatu perbuatan atau tindakan serangkaianunsur-unsur yang mengandung maksud dantujuan. Komunikasi bukan merupakan suatukejadian, peristiwa, sesuatu yang terjadi,komunikasi adalah sesuatu yang fungsional,mengandung maksud dan dirancang untukmenghasilkan beberapa efek pada lingkunganpara penyimak dan para pembaca. Brown(dalam Tarigan, 1981:10-11). Jadi dramamerupakan proses komunikasi yang berisisebuah informasi, mengandung maksud, danmenimbulkan efek berubahnya pikiran orang.

Olehnya itu untuk dapat melakukanakting, seseorang harus menguasai informasiatau tema drama dan akting yang akandikomunikasikan, menguasai teknik berbicaraagar maksud informasi dapat dipahami denganbaik, bicara efektif, serta mampu mengubahpikiran penonton, pendengar.

METODE PENELITIANKegiatan ini dirancang sebagai penelitian

tindakan kelas. Subjek penelitian ini siswa kelasXI MIA 1 SMA Negeri 1 Bulukumba.Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalamdua siklus. Tiap siklus terdiri atas tahapperencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahapobservasi, tahap refleksi. Secara singkat dapatdilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Page 31: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

126 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANHASIL PENELITIAN.Pada awalnya siswa pesimis atas kompetensidalam berdrama. Namun setelah mendapatkanpenjelasan tentang teknik menyiapkan naskahdrama, teknik akting, dan menyaksikan simulasikompetisi drama, maka siswa mulai berangsurlebih optimis. Ada pengetahuan yang belumpernah didapatkan sebelum pembelajaran ini.Setidak-tidaknya ada peningkatan pemahamantentang konsep tema drama. Namun demikiankompetensi drama, seperti ekspresi yangprofesional, belum mampu dikuasai. Masihbutuh banyak waktu untuk belajar. Dataobservasi yang telah diperoleh dengan modelkompetisi drama berbahasa Indonesia dalam

Siklus 1 masih belum menunjukkan hasil yangmemuaskan. Nilai rata-rata kelas praktik aktingdalam drama baru mencapai 66,12. Masihberada di bawah nilai KKM yang ditetapkanyaitu 78.Adapun rata-rata skor indikator ekspresi 60,00,dialog tokoh 60,75, gerak-gerik 60,80, mimik70,01, intonasi 60,50, Belum sesuai denganindikator KKM yang diharapkan. Dan nilai rata-rata evaluasi koqnitif tertulis mencapai 70,00.Ini berarti masih ada kekurangsempurnaan padaperencanaan ataupun pada proses pembelajaran.Siswa belum dapat memahami drama denganbaik, meskipun semua siswa telah mendapatkankesempatan untuk tampil di depan teman-

TABEL 1 Pelaksanaan Tindakan pada Setiap Siklus

Siklus/Materi

Pokok/Waktu

Rencana TindakanAwal Pertengahan Akhir

Siklus 1

Cara akting dramaeksperesi, dialog tokoh,gerak-gerik, mimik, danintonasi.

2 x 45 menit

Siswa mempersiapkandiri untuk memperolehpelajaran tentang dramadan akting, danpenyiapan alat tulismasing-masing. Gurumenyiapkan perangkatmengajar, lembar-lembarpengamatan.

Siswa memperhatikanpenjelasan guru tentangteknik akting drama,seperti komponeneksperesi, dialog tokoh,gerak-gerik, mimik, danintonasi.

Siswa menyusun temasimulasi drama.

Siswa pratik akting dansekaligus meng-amatiteman lain yang sedangtampil akting. Gurumelakukan observasi.

Siswa mendisku-sikankekurangan dankelebihan akting dalamdrama, melaksanakanevaluasi. Gurumelakukan refleksi

Siklus 2

Cara acting dalamdrama eksperesi, dialogtokoh, gerak-gerik,mimik, dan intonasi.(perbaikan teknik/metode)

4 x 45 menit

Siswa lebihmempersiapkan diriuntuk memperolehinformasi yang lebihlengkap.

Guru menyiapkan materimenggunakan mediapembelajaran berbasismultimedia.

Siswa memperolehpenjelasan denganmetode mengajar yanglebih lengkap.

Guru melakukanpresentasimenggunakan mediapembelajaran berbasisIT.

Siswa memberikankomentar ataspembelajaran pada dramayang telah dilakukan.Dan melaksanakanevaluasi tertulis

Guru melakukan refleksi

Page 32: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Kompetensi Drama Pada PelajaranBahasa Indonesia Melalui Simulasi Kompetisi Drama Siswa Kelas Xi

Semester 2 SMA Negeri 1 Bulukumba Tahun Pelajaran 2014/2015 St. Hadijah | 127

temannya. Dan hasil evaluasi tertulismenunjukkan hasil yang baik.

Dari hasil refleksi pada siklus 1 makaperlu ada perbaikan prosedur pembelajaran padapenyempurnaan model pembelajaran, termasukpada simulasi akting dalam drama.Memperhatikan hasil pelaksanaan kegiatandalam siklus II diperoleh data bahwapembelajaran dengan motode kompetisi dramaberbahasa Indonesia dapat mengalamipeningkatan kemampuan dan prestasi.

Nilai yang dapat dicapai pada siklus IIrata-rata praktik (akting dalam drama) adalah91,77. Jumlah skor tersebut diperoleh dari rata-rata skor: indikator ekspresi 90,00, dialog tokoh92,50, gerak-gerik 92,25 mimik 96,00, intonasi88.09. Indikator kinerja yang dapat dicapai yaitusemua siswa dapat mengikuti kegiatan belajarmengajar. Ini berarti kinerja siswamelaksanakan acting dalam drama di depanteman-temannya, siswa dapat memberikanpenilaian terhadap penampilan siswa lain, dapatmencapai 99 %.

Nilai evaluasi koqnitif tertulis secaraumum telah mencapai target yang diinginkanyaitu 89,50 atau 89,50%. Melihat dari rata-rataskor yang diperoleh pada masing-masingtingkatan skala yang tersedia belum dapatmencapai skor yang optimal. Telah mencapaiskala 8 (delapan) ke atas. Guru dalammenyampaikan materi sudah lebih baik, lebihlengkap, simulasi lebih mengena pada tujuanpembelajaran. Perhatian siswa terhadap materipelajaran tampak lebih sungguh-sungguh.Namun melatih kemampuan berekspresi siswaternyata perlu waktu dan keseringan. Motivasibelajar siswa sebenarnya sudah cukup baik, danantusias. Namun hasil yang dicapai belum dapatoptimal, yaitu 91,77. Akhir siklus II ternyataketuntasan belajar klasikal sudah dapatmencapai indikator yang diharapkan.

Aktivitas guru dalam kegiatanpembelajaran, pengamatan, dan memotivasisiswa semakin baik. Guru semakin siap dalammemandu diskusi, penjelasan terlihat lebihmantap. Pembahasan berdasarkan evaluasi hasilbelajar, observasi, dan penilaian tugas,dihasilkan sebuah ringkasan sebagaiberikut:

Hasil BelajarSiklus I Siklus II Nilai terendah (praktik)

66,12 91,77Nilai tertinggi (praktik)

70,01 96,00Rata-rata kelas Praktik)

66.12 91,77

SIMPULAN

Dari penelitan dan ulasan di atas makadapat disimpulkan bahwa hasil prestasi siswadapat ditigkatkan melalui motode simulasikompetisi drama berbahasa Indonesia, melaluipembentukan tim kemudian mementaskan tema-tema tertentu atau yang ditugaskan. Ini adalahsalah satu metode yang dikembangkan gurumata pelajaran bahasa Indonesia untukmemudahkan transfer pengetahuan terhadappeserta didik. Pola pendidikan dan pembelajaranyang tertata secara baik akan memberikesempatan kepada peserta didik berimajinasidan daya kreativitasnya semakin bertambah.Walaupun peserta didik memiliki IQ tinggi,tetapi jika tidak dilatih untuk berimajinasi makakelak dewasa anak sulit mengembangkan ide,berkreasi, dan sulit berpikir sendiri.

Secara umum unsur-unsur intrinsikyaitu tokoh, penokohan, setting, tema, alur atauplot, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsikdalam drama adalah unsur yang tampak, sepertiadanya dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudahdipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh,sutradara, dan penonton. Jenis-jenis drama dapatdiklasifikasikan berdasarkan isi ceritanya(drama tragedi, melodrama, komedi, dagelan).Berdasarkan cara penyajiannya (closed drama,drama treatikal, drama radio, drama televisi).Berdasarkan bentuknya (sandiwara, teaterrakyat, opera, sendratari, pantomim, operet,tableau, passie, wayang, minikata). Dan menurutmasanya drama ada drama baru dan dramalama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan yaituprolog, epilog, monolog, dan dialog. Selain itujuga ada tata panggung, pemeran, kostum, dansuara yang perlu diperhatikan. Gaya bahasaadalah gaya atau tehnik suatu bahasa yangdigunakan oleh seseorang dengan bertujuansupaya bahasa yang disampaikan lebihbermakna indah. Ada dua aliran gaya bahasayaitu Aliran Platonik dan Aliran Aristoteles.Sebuah gaya bahasa yang baik harusmengandung tiga unsur berikut : kejujuran,sopan santun dan menarik. Pandangan ataupendapat tentang gaya bahasa dapat dibedakandari segi bahasa dan nonbahasa.

Segi nonbahasa mencakup berdasarkanpengarang, masa, medium, subyek, tempat,hadirin tujuan. Sedangkan berdasarkan bahasamencakup berdasarka pilihan kata, nada yangterkandung dalam wacana, struktur kalimat, danlangsung atau tidaknya suatu makna. Gayabahasa mempunyai berbagai jenis dalamberbagai jenis tersebut mempunyai ciri khas

Page 33: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

128 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

masing-masing yang membedakannya.Kreativitas dalam memilih kata merupakankunci utama pengarang dalam menulis gagasanatau ungkapan. Penguasaan dalam pengolahankata juga merupakan kunci utama dalammenghasilkan karya yang indah, enak dibaca,didengar, serta ide yang ingin disampaikanpenulis dapat dipahami dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktik.: Rineka Cipta,Jakarta

Anirun, S. (1998). Menjadi Aktor.: PTRekamedia Multiprakarsa.Bandung

Broto, A.S., dkk. (2000). Sejarah dan ApresiasiSastra. Solo: PT Tiga Serangkai.

Budiansyah, D, dkk. (2010). PembelajaranAktif, kreatif, Efekti, danMenyenangkan, PT Genesindo.Bandung

Dewan Redaksi Ensiklopedi SastraIndonesia.(2004). EnsiklopediSastra Indonesia jilid 3 R-Z.: TitianIlmu. Bandung

Depdiknas, 2001,MPMBS, Depdiknas, JakartaDjamarah, S.B, dkk. (1996). Strategi BelajarMengajar.: PT Rineka Cipta. JakartaEndraswara, S. (2011). Metode Pembelajaran

Drama (Apresiasi, Ekspresi, danPengkajian). PT Buku Seru.Yogyakarta

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar,:CV Pustaka Setia. Bandung

Hanafiah, N., dkk. (2010). Konsep StrategiPembelajaran,: PT RefikaAditama. Bandung

Harymawan, R. (1986). Dramaturgi.Yogyakarta:

Hasanuddin. (2009). Drama karya Dalam DuaDimensi,: Angkasa. Bandung

Hikmat. (2009).Manajeman Pendidikan.Pustaka Setia. Bandung:

Kref, Gorys. 2009, Diksi dan Gaya Bahasa.Gramedia Pustaka Umum.Jakarta:Muhadi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas,:

Sahira Media. YogyakartaPrasetyo, B., dkk. (2011). Metode Penelitian

Kuantitatif,: Rajawali Pers. JakartaRestianti. (2009). Peningkatan Mutu Pendidik

dalam Mengajarkan Drama,: CVCitra Praya. Bandung

Riantiarno, N. (2011). Kitab Teater (TanyaJawab Seputar SeniPertunjukkan).: PT GramediaWidiasarana Indonesia. Jakarta

Riantiarno, N. (2003). Menyentuh Teater (TanyaJawab Seputar Teater Kita).: PTGramedia Widiasarana Indonesia.Jakarta

Riduwan. (2008). Belajar Mudah Penelitian.:Alfabeta. Bandung

Rosalin, E. (2008). Gagasan MerancangPembelajaran Kontekstual, : PTKarya Mandiri Persada. Bandung

Sadikin, Mustofa. 2010, Kumpulan SastraIndonesia. Gudang Ilmu. Jakarta:STAIN Cirebon, Pedoman Penulisan Skripsi,

Cirebon: STAIN Press, 2006Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D.: Alfabeta.Bandung Bandung

Sukmadinata, N. (2011). Metode PenelitianPendidikan.: PT Rosda Karya danUPI.

Surjadi. (2012). Membuat Siswa Aktif Belajar, :Mandar Maju. Bandung

Surono., dkk. (2000).Ikhtisar Seni Sastra. Solo:PT Tiga Serangkai.

Suyatno. (2009). Menjelajah PembelajaranInovatif, : Masmedia BuanaPustaka. Sidoarjo

Tarigan, Taniredja, T., dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovatif,:Alfabeta Bandung.

Uno, H. (2011). Model-Model Pembelajaran,:Bumi Aksara. Jakarta

http://sinarharapan.co.id, 2002 diakses padatanggal 2 januari 2015http://media.diknas.go.id/media/document/3553.pdf diakses pada tanggal 7 pebruari 2015http://baguspsi.blog.unair.ac.id/2008/10/15/komunikasi-persuasi diakses tanggal 7 pebruari2015http://dinamika.uny.ac.id diakses pada tanggal 7pebruari 2015http://teksdrama.blogspot.com diakses padatanggal 15 pebruari 2015http://mengenal-teater.blogspot.com diaksestanggal 15 pebruari 2015

Page 34: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pengaruh Analisis Jabatan dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaPegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba Hasrani | 129

PENGARUH ANALISIS JABATAN DAN BUDAYA ORGANISASITERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA

Hasrani *)Kasubag Analisis Jabatan dan Beban Kerja, Sekretariat Daerah

Email: [email protected]

Abstrak :

Studi dalam penelitian ini mengenai pengaruh analisis jabatan dan budaya organisasi terhadap kinerjaPNS Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Masalah yang diangkat dalam penelitian iniadalah: (1) pengaruh analisis jabatan terhadap kinerja PNS di Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba, (2)pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja PNS di Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba, (3)variabel yang paling dominan terhadap kinerja PNS di Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba.Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahuibesar pengaruh variabel analisis jabatan dan variabel budaya organisasi sebagai variabel independenterhadap kinerja PNS sebagai variabel dependen. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likertdengan pengambilan sampel berjumlah 60 PNS Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa analisis jabatan berpengaruh signifikan terhadap kinerja PNSpada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Hal ini dibuktikan dari hasil r hitung lebih besar darir tabel (0,772 > 0,254) dan atau karena nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5%(p=0,000 < 0,05), budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja PNS pada SekretariatDaerah Kabupaten Bulukumba. Hal ini dibuktikan dari hasil r hitung lebih besar dari r tabel (0,867 >0,254) dan atau karena nilai probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (p=0,000 < 0,05) sertaberdasarkan nilai beta Xı sebesar 0, 188 dan X2 sebesar 0,713 maka dapat dinyatakan bahwa variabelX2 (Budaya Organisasi) merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja PNS. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa seluruh hipotesis diterima.

Abstract *)

This study discuss about the effect of position analysis and organization culture toward the civilservant performance at Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. The problem in this research were(1) The effect of position analysis toward the civil servant performance at Sekretariat DaerahKabupaten Bulukumba (2) The effect of organization culture toward the civil servant performance atSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba (3) The most dominant variable toward the civil servantperformance at Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.This research used multiple regression analysis to know to what extent the effect of position analysisand organization culture has independent variable toward the civil servant performance as dependentvariable. Measurent scale used was likert scale with 60 civil servant samples at Sekretariat DaerahKabupaten Bulukumba.The result of the research showed that position analysis significantly influence the civil servantperformance at Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba. Whereas r score is greater than r table (0,772 > 0,254 ) and or probability score is smaller than significant degree 5 % (p=0,000<0,05).Organization culture significantly influence the civil servant performance at SekretariatDaerah Kabupaten Bulukumba. Whereas r score is greater than r table (0.867>0,254) and orprobability score is smaller than significant degree 5 % (p=0,000<0,05) as based on betascore x1 equally 0,1888 and x2 equally 0,714 so organization culture variable is the mostvariable influencing the civil servant performance. The result showed that all hypothesis wereaccepted.

Keywords:Position Analysis, Organization Culture, The Civil Servant Performance

Page 35: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

130 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara dan ReformasiBirokrasi Nomor 33 Tahun 2011 dijelaskanbahwa upaya untuk melakukan penataan sistemmanajemen SDM aparatur khususnya PNS,diperlukan informasi dasar yaitu informasitentang jabatan yang diperoleh dari analisisjabatan yang dimaksudkan untuk memperolehinformasi tentang karakteristik pekerjaan yangada di setiap unit kerja yang selanjutnyadirumuskan atau diformulasikan menjadijabatan. Analisis jabatan merupakan cara yangsistematis yang mampu mengidentifikasi sertamenganalisis persyaratan apa saja yangdiperlukan dalam sebuah pekerjaan serta sumberdaya yang diperlukan dalam suatu pekerjaansehingga yang mendudukinya adalah yangbenar-benar memiliki kompetensi untukmenyelesaikan tugas-tugas dengan baik.

Disamping faktor analisis jabatan yangmemegang peran penting dalam upayamewujudkan sumber daya manusia aparaturyang berkualitas dalam memberikan pelayanankepada publik, budaya yang tumbuh dalamorganisasi juga turut memegang peranan.Masalah budaya organisasi merupakan bagianyang tidak terpisahkan dengan lingkunganinternal organisasi karena keragaman budayayang ada dalam organisasi sama banyaknyadengan jumlah individu yang ada padaorganisasi tersebut. Budaya organisasi padaumumnya juga dipengaruhi oleh internalorganisasi (Ismail Nawawi, 2013).

Budaya organisasi membantumengarahkan sumber daya manusia padapencapaian visi, misi dan tujuan organisasi.Disamping itu akan meningkatkan kekompakantim antar berbagai departemen, divisi atau unitdalam organisasi sehingga mampu menjadiperekat yang mengikat orang dalam organisasibersama-sama.

Penataan sumber daya manusia aparaturyang diawali dengan ketersediaan hasil analisisjabatan yang dipahami dengan baik serta upayaperbaikan perilaku sumber daya manusiamelalui budaya organisasi pada dasarnyadiharapkan akan memberi pengaruh yang baikterhadap kinerja aparatur.

Mengingat tugas dan fungsi dariSekretariat Daerah sebagai penyusun danpengoordinasi dinas-dinas dan lembaga teknisdaerah yang ada di Kabupaten Bulukumba makadiperlukan PNS yang memiliki kompetensi,mampu mengaplikasikan nilai-nilai budayaorganisasi dalam pelaksanaan tugas sertaberkinerja yang tinggi pula terlebih jika

mengingat kebijakan pemerintah dalam halpengembangan sumber daya aparatur yangberbasis kompetensi agar dapat memberikanhasil sesuai tujuan dan sasaran organisasidengan standar kinerja yang telah ditetapkan.

Dalam Renstra Sekretariat Daerah Tahun2011 – 2015, di lingkungan Sekretariat Daerahmeski telah mulai diterapkan proses reformasibirokrasi, namun beberapa permasalahan yangdapat menjadi kelemahan dari SekretariatDaerah dalam mewujudkan pelayanan antaralain keterbatasan sarana dan prasarana kerja,sistem administrasi kepegawaian yang belumoptimal dan belum mampu mendorongpeningkatan profesionalitas, kompetensi danremunerasi yang adil sesuai dengan laporanakuntabilitas kinerja Sekretariat DaerahKabupaten Bulukumba, koordinasi antar Bagiandi lingkup Sekretariat Daerah yang belumberjalan dengan baik, sistem dan prosedur kerjadi lingkungan Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba yang kurang efisien dan efektif,pelayanan publik belum sesuai dengan tuntutandan harapan masyarakat serta terabaikannyanilai-nilai etika dan budaya kerja dalambirokrasi sehingga melemahkan disiplin kerja,etos kerja dan produktivitas kerja.

Berdasarkan uraian tersebut makadibutuhkan penelitian mengenai analisis jabatan,budaya organisasi terhadap kinerja PNS padaSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba.

TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Sumber Daya ManusiaDanang Sunyoto (2012) mengemukakan

pada prinsipnya sumber daya manusia adalahsatu-satunya sumber daya yang menentukanorganisasi. Organisasi yang memiliki tujuanyang bagus dilengkapi dengan fasilitas, saranadan prasarana yang canggih, tetapi tanpa sumberdaya manusia yang baik, kemungkinan besarsulit mencapai tujuan.

Marihot Tua E,H (Danang Sunyoto,2012:1) mengemukakan “Manajemen sumberdaya manusia adalah aktivitas yang dilakukanmerangsang, mengembangkan, memotivasi danmemelihara kinerja yang tinggi dalamorganisasi”. Berdasarkan defenisi tersebutMarihot menyatakan bahwa sumber dayamanusia dengan keseluruhan penentuan danpelaksanaan berbagai aktivitas, policy danprogram yang bertujuan untuk mendapatkantenaga kerja , pengembangan dan pemeliharaandalam usaha meningkatkan dukungannnyaterhadap peningkatan efektivitas organisasidengan cara yang secara etis dan sosial dapatdipertanggungjawabkan.

Page 36: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pengaruh Analisis Jabatan dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaPegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba Hasrani | 131

Manajemen sumber daya manusia adalahkebijakan dan praktek yang dibutuhkanseseorang untuk menjalankan aspek orang atausumber daya manusia dari posisi seorangmanajemen meliputi perekrutan, penyaringan,pelatihan, pengimbalan dan penilaian(Sedarmayanti;2011).

Analisis JabatanKata analisis berasal dari kata analysis

yang artinya mengurai. Kata jabatan diberikanmakna baik jabatan struktural maupun jabatanfungsional. Jabatan struktural adalah jabatanyang nampak betul dalam struktur organisasidan umumnya merupakan jabatan kepala unitkerja. Jabatan fungsional adalah jabatan yangtidak nampak betul dalam struktur organisasidan bukan merupakan jabatan kepala unit kerja.Tugas jabatan ini pada umumnya terdiri darisekelompok tugas teknik. Jadi dalam istilahanalisis jabatan, kata jabatan meliputi jabatanstruktural dan jabatan fungsional (PetunjukTeknis Analisis Jabatan di LingkunganDepartemen Dalam Negeri dan PemerintahanDaerah).

Berdasarkan Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 35 Tahun 2012 tentang PedomanAnalisis Jabatan di Lingkungan KementerianDalam Negeri dan Pemerintah Daerah, analisisjabatan adalah adalah proses, metode dan teknikuntuk mendapatkan data jabatan yang diolahmenjadi informasi jabatan. Informasi jabatantersebut akan berguna untuk penyusunankebijakan program pembinaan/ penataankelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan danperencanaan kebutuhan pendidikan danpelatihan serta umpan balik bagi organisasi dantatalaksana.

Dalam Peraturan Menteri Dalam NegeriNomor 35 Tahun 2012, tujuan analisis jabatanadalah untuk penyusunan kebijakan program:a. Pembinaan dan penataan kelembagaan,

kepegawaian, ketatalaksanaan;b. Perencanaan kebutuhan pendidikan dan

pelatihan; danc. Evaluasi kebijakan program pembinaan

dan penataan kelembagaan, kepegawaian,ketatalaksanaan dan perencanaankebutuhan pendidikan dan pelatihan.

Implementasi analisis jabatan mencakupringkasan tugas jabatan, rincian tugas jabatan,pangkat, syarat jabatan, peta jabatan, uraianjabatan dan evaluasi jabatan dan pentingnyaanalisis jabatan bagi kegiatan penataan danpembinaan kepegawaian adalah dalam halperencanaan kebutuhan PNS, rekrutmen, seleksidan penempatan, pengembangan karier, mutasidan kesejahteraan.

Budaya OrganisasiBudaya organisasi adalah nilai-nilai yang

menjadi pegangan sumber daya manusia dalammenjalankan kewajiban dan perilakunya didalam organisasi. Menurut Susanto, nilai-nilaitersebut yang akan memberi jawaban apakahsuatu tindakan benar atau salah, dan apakahsuatu perilaku dianjurkan atau tidak sehinggaberfungsi sebagai landasan untuk berperilaku(Ismail Nawawi; 2013:5)

Adapun karakteristik budaya organisasimenurut Robbins (Ismail Nawawi,2013:8)terdiri dari:a. Inovasi dan keberanian mengambil risiko,

sejauh mana para karyawan didorong untukinovasi dan pengambilan risiko;

b. Perhatian pada hal-hal rinci/detail, sejauhmana para karyawan diharapkanmemperlihatkan posisi kecermatan, analisisdan perhatian pada perincian;

c. Orientasi hasil, sejauhmana manajemenmemfokus pada hasil, bukan pada teknisdan proses dalam mencapai hasil itu;

d. Orientasi pada manusia, sejauh manakeputusan manajemen memperhitungkanefek hasil pada orang-orang dalamorganisasi itu;

e. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerjadiorganisasikan sekitar tim-tim bukanindividu;

f. Keagresifan, sejauh mana orang-orang ituagresif dan kompetitif

g. Stabilitas, sejauh mana keinginanorganisasi menekankan diterapkannyastatus quo sebagai kontras daripertumbuhan.

Fungsi utama budaya organisasi yaitu:a. Sebagai proses integral internal, dimana

para anggota organisasi dapat bersatu,sehingga mereka akan mengerti bagaimanaberinteraksi satu dengan yang lain. ;

b. Sebagai proses adaptasi eksternal, dimanabudaya organisasi akan menentukanbagaimana organisasi memenuhi berbagaitujuannya dan berhubungan dengan pihakluar.

Budaya organisasi juga merupakansistem nilai yang mengandung cita-citaorganisasi sebagai sistem internal dan sistemeksternal sosial. Hal itu tercermin dari isi visi,misi, dan tujuan organisasi. Dengan kata lain,seharusnya setiap organisasi memiliki identitasbudaya tertentu dalam organisasinya.

Kinerja PNSDalam The Scribner Bantam English

Dictionary (Sedarmayanti, 2011:259)dikemukakan bahwa kinerja berasal dari kata

Page 37: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

132 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

“to perform” yang mempunyai beberapapengertian:1. Melakukan , menjalankan, melaksanakan

(to do or carry out execute)2. Memenuhi atau menjalankan kewajiban

suatu nazar (to discharge of fulfil as a vow)3. Menggambarkan suatu karakter dalam

suatu permainan (to portray, as characterin a play)

4. Menggambarkannya dengan suara atau alatmusic (to render by the voice or musicalinstrument)

5. Melaksanakan atau menyempurnakantanggung jawab (to execute or complete anundertaking)

6. Melakukan suatu kegiatan dalam suatupermainan (to act a part in a play)

7. Memainkan (pertunjukan) music (toperform music)

8. Melakukan sesuatu yang diharapkan olehseseorang atau mesin ( to do what isexpected of a person or machine)

Bernardian et al (Sedarmayanti,2011;260) mengemukakan bahwa “Kinerjadidefenisikan sebagai catatan mengenai outcomeyang dihasilkan dari suatu aktivitas tertentu,selama kurun waktu tertentu pula”.

Kinerja PNS adalah hasil kerja atautingkat pencapaian hasil berdasarkan kualitas,kuantitas, dan kemampuan seorang individudalam melaksanakan atau mengerjakan suatupekerjaan agar dapat diukur dengan indikatorkinerja yang telah ditetapkan dalam rangkamencapai tujuan organisasi sesuai dengan fungsidan tanggung jawab yang diberikan kepadaseorang PNS.

HipotesisDalam penelitian ini analisis jabatan (X1)

dan budaya organisasi (X2) adalah variabel-variabel yang digunakan sebagai hipotesis.Apakah variabel-variabel tersebut nantinya akanberpengaruh terhadap kinerja PNS (Y).

Dari kerangka pemikiran teoritis diatas,maka hipotesis yang dapat diajukan, adalahsebagai berikut:H1 = Analisis jabatan berpengaruh positif

terhadap kinerja PNS SekretariatDaerah.

H2 = Budaya organisasi berpengaruh positifterhadap kinerja PNS Sekretariat Daerah

H3 = Budaya organisasi merupakan variabelyang paling dominan terhadap kinerja PNSSekretariat Daerah

Penelitian ini menggunakan metodestatistic regresi linier berganda untukmengetahui pengaruh variable-variabel bebasterhadap variable terikat dengan persamaansebagai berikut:

Y = b0 + b1X1 + b2X2 + eDimana:

Y = kinerja PNSb0 = kontantab1- b2 = koefisien regresi yang akan ditaksirX1 = analisis jabatanX2 = budaya organisasie = tingkat kesalahan

Penelitian dilakukan dengan cara pengambilansampel sebanyak 60 orang PNS dari 155 orangpopulasi Sekretariat Daerah dan menggunakankuisioner sebagai alat pengumpul data.

Selanjutnya untuk menguji data sebagaialat pengukur hipotesis diperlukan uji validitasdan reliabilitas

Uji ValiditasSyarat minimum suatu item dianggap

valid adalah nilai r 0,254. (diambil dari tabelnilai r Product Moment dengan sampel 60 orangdan taraf signifikansi 5%). Dimana semakintinggi validitas suatu alat test, maka alat tersebutmakin mengenai kesasarannya ataumenunjukkan apa yang seharusnya diukur.Berdasarkan instrumen penelitian terhadapvariabel X1, diantara 12 pernyataan, 10diantaranya valid karena r hitung lebih besardari r table yakni >0,254 sedangka pernyataanyang gugur tetap digunakan karena pernyataanterkait tugas, wewenang dan tanggungjawabpekerjaan didokumentasikan secara tertulisdalam deskripsi pekerjaan serta latar belakangpendidikan sangat sesuai dengan jabatan yangdiduduki kami anggap pernyataan yang penting.Adapun uji validitas terhadap variabel X2,terdapat 1 variabel yang gugur namun tetapkami gunakan sebab masalah misi visiorganisasi dianggap penting dan relevan sertaakan mendorong pencapaian tujuan organisasi.Adapun validitas variabel Y, semua itempernyataan memenuhi syarat valid.

Uji ReliabilitasPengukuran reliabilitas dilakukan

dengan menggunakan nilai Cronbach Alpha.Menurut Sugiyono dalam Syarifuddin (2010)

Page 38: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pengaruh Analisis Jabatan dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaPegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba Hasrani | 133

sebuah instrument dikatakan reliable apabilakoefisien reliabilitasnya (nilai dari CronbachAlpha) di atas 0,60.

Variabel KoefisenReabilitas

rKritis Keterangan

X1 0,813 0,60 reliabelX2 0,912 0,60 reliabelY 0,866 0,60 reliabel

Analisis Hubungan dan Pengaruh AnalisisJabatan dan Budaya Organisasi TerhadapKinerja PNS Negeri Sipil

Pada bagian ini akan dijelaskanpengaruh analisis jabatan, budaya organisasi dankinerja PNS dengan menggunakan KorelasiProduct Moment untuk mengetahui hubunganantara variabel independent dengan variabeldependent. Pertama membandingkan nilaiPerson Correlation (r hitung) dengan r tabelpada taraf signifikansi 5%. Ketentuan terdapathubungan yang signifikan apabila r hitung lebihbesar dari r tabel. Kedua adalahmembandingkan nilai sig.(2 tailed) atauprobabilitas (p) dengan taraf signifikansi 5%(0,05). Ketentuan terdapat hubungan yangsignifikan apabila nilai probabilitas lebih kecildari taraf signifikansi 5% (p<0,05).

Hasil Uji Korelasi Product MomentVariabel Analisis Jabatan (X1) Terhadap

Kinerja PNS (Y)

Berdasarkan hasil uji korelasi product momentdiatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Berdasarkan hasil uji korelasi product

moment X1 dengan Y diperoleh r hitungsebesar 0,772. Besarnya r tabel dapatdiperoleh melalui tabel r product momentdengan jumlah df=60 (df=N-1) pada tarafsignifikansi 5%, yaitu sebesar 0,254. Olehkarena r hitung lebih besar dari r tabel(0,772>0,254) maka dapat dinyatakan bahwa

variabel analisis jabatan (X1) dengan kinerja(Y) berhubungan signifikan.

b. Berdasarkan hasil uji korelasi productmoment X1 dengan Y diperoleh nilaiprobabilitas sebesar 0,00. Oleh karena nilaiprobabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi5% (p=0,00<0,05) maka dapat dinyatakanbahwa variabel analisis jabatan (X1) dengankinerja PNS (Y) berhubungan signifikan.

Hasil Uji Korelasi Product MomentVariabel Budaya Organisasi (X2)

Terhadap Kinerja PNS (Y)

Berdasarkan hasil uji korelasi product momentdiatas, dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Berdasarkan hasil uji korelasi product

moment X2 dengan Y diperoleh r hitungsebesar 0,867. Besarnya r tabel dapatdiperoleh melalui tabel r product momentdengan jumlah df=60 (df=N-1) pada tarafsignifikansi 5%, yaitu sebesar 0,254. Olehkarena r hitung lebih besar dari r tabel(0,867>0,254) maka dapat dinyatakan bahwavariabel X2 dengan Y berhubungansignifikan.

b. Berdasarkan hasil uji korelasi productmoment X2 dengan Y diperoleh nilaiprobabilitas sebesar 0,00. Oleh karena nilaiprobabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi5% (p=0,00<0,05) maka dapat dinyatakanbahwa variabel X2 dengan Y berhubungansignifikan.

Analisis Regresi Linier Berganda (R)Setelah dilakukan uji instrument, maka

data dapat dilanjutkan dengan analisis denganmenggunakan metode analisis regresi linearberganda. Teknik analisis ini dipergunakanuntuk mengetahui kecenderungan variabel bebas(analisis jabatan dan budaya organisasi)terhadap variabel terikat (kinerja).

CorrelationsT_X1 T_Y

T_X1Pearson Correlation 1 .772**

Sig. (2-tailed) .000N 60 60

T_YPearson Correlation .772** 1Sig. (2-tailed) .000N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed).

CorrelationsT_Y T_X2

T_Y

PearsonCorrelation

1 .867**

Sig. (2-tailed) .000N 60 60

T_X2

PearsonCorrelation

.867** 1

Sig. (2-tailed) .000N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01level (2-tailed).

Page 39: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

134 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)

Berdasarkan koefisien tersebutdiketahui bahwa kolom B pada Constant (a)adalah 8,356 sedangkan koefisien regresianalisis jabatan (X1) adalah 0,223 dan koefisienregresi budaya organisasi (X2) adalah 0,592,

sehingga diperoleh model persamaan regresisebagai berikut ini:

Y = 8,356 + 0,223X1 + 0,592X2 + єDari persamaan regresi tersebut dapat

diuraikan sebagai berikut:a. Konstanta = 8,356 artinya kinerja PNS

bernilai sebesar 8,356 jika variabel analisisjabatan dan budaya organisasi tidak ikutmempengaruhi kinerja PNS, atau dengankata lain jika semua variabel independenbernilai nol maka kinerja PNS akanmeningkat sebesar 8,356. Nilai konstanta8,356 mengindikasikan bila organisasi itutidak menggunakan penguatan terhadapanalisis jabatan dan budaya organisasi makakinerja yang dihasilkan sebesar 8,356.

b. Nilai koefisien regresi variabel bebas analisisjabatan adalah 0,223, artinya jika variabelanalisis jabatan ditingkatkan 1 satuan danbudaya organisasi konstan maka akanmenyebabkan peningkatan nilai variabelkinerja PNS sebesar 0,223 satuan. Bilaorganisasi melaksanakan analisis jabatanmaka akan meningkatkan sebesar 1pengubah yang mendorong meningkatnyakinerja.

c. Nilai koefisien regresi variabel bebas budayaorganisasi adalah 0,592, artinya jika variabelbudaya organisasi ditingkatkan 1 satuan dananalisis jabatan konstan maka akanmenyebabkan peningkatan nilai variabelkinerja PNS sebesar 0,592 satuan.

Analisis korelasi ganda bertujuan untukmengetahui hubungan antara variabel bebas danvariabel terikat secara bersama-sama.Berdasarkan hasil perhitungan statistikkomputer, diperoleh nilai korelasi ganda sebagaiberikut:Hasil Koefisien Korelasi Ganda

Berdasarkan hasil diatas maka didapatnilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,874yang termasuk ke dalam korelasi yang sangatkuat. Hasil ini menunjukkan bahwa analisisjabatan dan budaya organisasi memilikihubungan yang sangat kuat dengan kinerja PNS.Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Analisis koefisien determinasi dalamregresi linear berganda digunakan untukmengetahui persentase sumbangan pengaruhvariabel independen (X1 dan X2) secaraserentak terhadap variabel dependen (Y).Koefisien ini menunjukkan seberapa besarpersentase variasi variabel independen yangdigunakan dalam model mampu menjelaskanvariasi variabel dependen.Hasil analisis regresidapat dilihat pada out put model summary padatabel berikut :

Model Summary

Berdasarkan Tabel tersebut diperolehangka R² (R square) sebesar 0,763 atau (76,3%).Hal ini menunjukkan bahwa persentasesumbangan pengaruh variabel independen(analisis jabatan dan budaya organisasi)

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 8.356 3.924 2.129 .038T_X2 .592 .093 .713 6.355 .000T_X1 .223 .133 .188 1.672 .100

a. Dependent Variabel: T_Y

Model SummaryModel R R

Square

Adjusted RSquare

Std. Errorof the

Estimate

Change StatisticsR SquareChange

F Change df1 df2 Sig. FChange

1 .874a .763 .755 2.71861 .763 91.874 2 57 .000a. Predictors: (Constant), T_X1, T_X2b. Dependent Variabel: T_Y

Model R RSquare

Adjusted RSquare

Std. Errorof the

Estimate

1 .874a .763 .755 2.71861a. Predictors: (Constant), T_X1, T_X2b. Dependent Variabel: T_Y

Page 40: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pengaruh Analisis Jabatan dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaPegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba Hasrani | 135

terhadap variabel dependen (kinerja PNS)sebesar 76,3%. Atau variasi variabel independenyang digunakan dalam model (analisis jabatandan budaya organisasi) mampu menjelaskansebesar 76,3% variasi variabel dependen(kinerja PNS), sedangkan sisanya sebesar 23,7%dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lainyang tidak diungkap dalam penelitian ini.Analisis Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahuiapakah variabel independen (analisis jabatandan budaya organisasi) secara bersama-samaberpengaruh secara signifikan terhadap variabeldependen (kinerja PNS). Dari hasil out putanalisis regresi dapat diketahui nilai F sepertipada tabel berikut ini:

Hasil Uji F

Rumusan hipotesis untuk uji F adalah Ho:Tidak ada pengaruh secara signifikan antaraanalisis jabatan dan budaya organisasi secarabersama-sama terhadap kinerja PNS dan Ha:Ada pengaruh secara signifikan antara analisisjabatan dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja PNS.

Dengan menggunakan tingkat keyakinan95%, α = 5 %, df 1, dan df 2, maka hasil yangdiperoleh untuk F tabel sebesar 3,158. Hoditerima bila F hitung < F tabel dan Ho ditolakjika F hitung > F tabel. Maka berdasarkan tabeltersebut di atas, nilai F hitung > F Tabel (91,874> 3.158) maka Ho ditolak, artinya ada pengaruhsecara signifikan antara analisis jabatan danbudaya organisasi secara bersama-samaterhadap kinerja PNS.

Analisis Koefisien RegresiSecara Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahuiapakah dalam model regresi variabelindependen (analisis jabatan dan budayaorganisasi) secara parsial berpengaruhsignifikan terhadap variabel kinerja PNS. Darihasil regresi out put dapat disajikan sebagaiberikut:

Hasil Uji t

Rumusan hipotesis untuk uji t adalah :Ho: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan

antara analisis jabatan dengan kinerja PNSHa: Secara parsial ada pengaruh secara

signifikan antara analisis jabatan danbudaya organisasi secara bersama-samaterhadap kinerja PNS.

a. Pengujian koefisien regresi variabel analisisJabaan Tabel distribusi t dicari pada α = 5 %: 2 = 2,5% dengan derajat kebebasan (df) =57. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar2,002. Ho ditolak jika t hitung > t tabel.Berdasarkan tabel hasil uji t, maka t hitungsebesar 1,672, sehingga t hitung < t tabel(1,672 < 2,002) berarti Ho diterima. Dengandemikian dapat disimpulkan, secara parsialanalisis jabatan tidak berpengaruh terhadapkinerja PNS.

b. Pengujian koefisien regresi variabel budayaorganisasi

Tabel distribusi t dicari pada α = 5 % : 2 =2,5% dengan derajat kebebasan (df) = 57.Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi =0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar2,002. Ho ditolak jika t hitung > t tabel.Berdasarkan tabel hasil uji t, maka t hitungsebesar 6,355, sehingga t hitung > t tabelatau (6,355 > 2,002) berarti Ho ditolak.Dengan demikian dapat disimpulkan, secaraparsial budaya organisasi berpengaruhterhadap kinerja PNS.

Hasil Pengujian HipotesisHasil pengujian hipotesis pada penelitian

ini dapat diketahui melalui tabel hasil analisisregresi linier berganda yang menunjukkan hasilpengaruh variabel bebas terhadap variabelterikat secara simultan melalui uji F maupunsecara parsial melalui uji t. Hasil pengujianhipotesis disajikan sebagai berikut:a. Hasil pengujian hipotesis 1

Hipotesis 1 untuk menduga bahwa analisisjabatan (X1) berpengaruh secara signifikanterhadap kinerja PNS (Y). Berdasarkan hasiluji korelasi product moment X1 dengan Ydiperoleh r hitung sebesar 0,772. Besarnya r

ANOVAa

Model Sum ofSquares

df MeanSquare

F Sig.

1Regression 1358.054 2 679.027 91.874 .000b

Residual 421.279 57 7.391

Total 1779.333 59

a. Dependent Variabel: T_Yb. Predictors: (Constant), T_X1, T_X2

Coefficientsa

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

B Std.Error

Beta

1(Constant) 8.356 3.924 2.129 .038T_X2 .592 .093 .713 6.355 .000T_X1 .223 .133 .188 1.672 .100

a. Dependent Variabel: T_Y

Page 41: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

136 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

tabel dapat diperoleh melalui tabel r productmoment dengan jumlah df=60 (df=N-1) padataraf signifikansi 5%, yaitu sebesar 0,254.Oleh karena r hitung lebih besar dari r tabel(0,772>0,254) maka dapat dinyatakan bahwavariabel analisis jabatan (X1) dengan kinerja(Y) berhubungan signifikan sedangkan hasiluji korelasi product moment X1 dengan Ydiperoleh nilai probabilitas sebesar 0,00.Oleh karena nilai probabilitas lebih kecil daritaraf signifikansi 5% (p=0,00<0,05) makadapat dinyatakan bahwa variabel analisisjabatan (X1) dengan kinerja PNS (Y)berhubungan signifikan yaitu apabila analisisjabatan baik maka kinerja PNS juga baik.Demikian pula sebaliknya jika analisisjabatan buruk maka kinerja PNS juga burukpada Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba.

b. Hasil pengujian hipotesis 2Hipotesis 2 untuk menduga bahwa budayaorganisasi (X2) berpengaruh secarasignifikan terhadap kinerja PNS (Y).Berdasarkan hasil uji korelasi productmoment X2 dengan Y diperoleh r hitungsebesar 0,867. Besarnya r tabel dapatdiperoleh melalui tabel r product momentdengan jumlah df=60 (df=N-1) pada tarafsignifikansi 5%, yaitu sebesar 0,254. Olehkarena r hitung lebih besar dari r tabel(0,867>0,254) maka dapat dinyatakan bahwavariabel X2 dengan Y berhubungansignifikan. Sedangkan hasil uji korelasiproduct moment X2 dengan Y diperoleh nilaiprobabilitas sebesar 0,00. Oleh karena nilaiprobabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi5% (p=0,00<0,05) maka dapat dinyatakanbahwa variabel X2 dengan Y berhubungansignifikan yaitu apabila budaya kerja baikmaka kinerja PNS juga baik. Demikian pulasebaliknya jika budaya kerja buruk makakinerja PNS juga buruk pada SekretariatDaerah Kabupaten Bulukumba.

c. Hasil pengujian hipotesis 3Besarnya pengaruh parsial dari variabelanalisis jabatan dan budaya organisasiterhadap kinerja PNS dapat dilihat denganmelihat nilai beta. Nilai beta merupakan nilaiyang menunjukkan variabel X mana yangpaling dominan mempengaruhi variabel Y.Berdasarkan hasil analisis diatas diperolehnilai beta X1 sebesar 0, 188 dan X2 sebesar0,713. Oleh karena nilai beta X2 lebih besardari X1, maka dapat dinyatakan variabel X2(budaya organisasi) yang palingmempengaruhi variabel Y (kinerja) daripadavariabel X1 (analisis jabatan).

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian danpembahsan maka dapat diuraikan kesimpulansebagai berikut:1. Analisis jabatan yang merupakan Data

jabatan yang diperoleh dari kegiatananalisis jabatan yang telah dilakukan olehBagian Organisasi dan KePNSanSekretariat Daerah, belum digunakansepenuhnya untuk penataan kePNSan,perencanaan kebutuhan pendidikan danpelatihan PNS sehingga banyak PNS yangtidak memahami pentingnya analisisjabatan dalam pencapaian tujuan organisasiselain hanya pada batasan penyediaanuraian tugas jabatan.

2. Pembiasaan menanamkan beberapa nilaipositif dalam pelaksanaan pekerjaandilakukan oleh unsur pimpinan diSekretariat Daerah Kabupaten Bulukumbaterhadap seluruh PNS melalui pertemuan-pertemuan rutin, rapat staf ataupun setiapapel gabungan dan apel harian. Langkah inidilakukan agar PNS senantiasa mengingatdan mampu melaksanakan apa yangmenjadi harapan pimpinan terhadap upayapencapaian kinerja seluruh PNS.

3. Analisis jabatan dan budaya organisasimenjadi hal sangat penting dalam kemajuansuatu organisasi. Namun dari segipengaruhnya terhadap kinerja PNS, budayaorganisasi merupakan variabel yang palingdominan mempengaruhi. Hal inidimungkinkan karena budaya organisasimerupakan nilai-nilai yang dikembangkan,dibangun dan terus berusahadiimplementasikan oleh unsur pimpinanterhadap seluruh PNS pada setiapkesempatan sehingga diharapkan menjadikebiasaan atau membudaya dalampelaksanaan tugas-tugas yang kemudianberdampak terhadap kinerja PNS.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasandan kesimpulan maka sebagai upayameningkatkan kinerja PNS lingkup SekretariatDaerah Kabupaten Bulukumba, hal-hal yangdapat disarankan sebagai berikut:a. Analisis jabatan yang telah dilakukan

oleh Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba seharusnyadiimplementasikan atau dijadikan dasardalam upaya perekrutan dan penempatanPNS pada unit kerja tertentu sebab hasilanalisis jabatan memuat secara rincimengenai syarat-syarat yang harus

Page 42: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pengaruh Analisis Jabatan dan Budaya Organisasi Terhadap KinerjaPegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Bulukumba Hasrani | 137

dipenuhi oleh seorang PNS untukdiangkat pada suatu jabatan tertentu disuatu unit kerja, mulai dari tingkatpendidikan, bakat dan minat bahkantemperamen dari PNS. Selain itu harusdilakukan pengembangan PNS melaluipemberian kesempatan diklat secara lebihadil agar PNS memiliki kemampuanmemadai dan spesifikasi keahliansehingga bisa bekerja lebih professionalyang akan berujung pada peningkatankinerja PNS.

b. Nilai-nilai budaya organisasi yang dianutpada Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba ada baiknya dituangkandalam suatu aturan yang jelas agar upayapenerapannya dapat lebih intens danmemiliki pegangan yang kuat sehinggamenciptakan kenyamanan bekerja bagiPNS yang pada akhirnya akan ikutmeningkatkan kinerja PNS secara umum.Disamping itu pimpinan harus menjadiagen perubahan sekaligus sebagai panutandari nilai-nilai yang ingin dikembangkandalam organisasi;

c. Implementasi analisis jabatan dan budayaorganisasi dalam meningkatkan kinerjaPNS harus dilakukan secara bersama-sama sebab aturan yang jelas mengenaihal-hal yang harus dilakukan dalam tugasjabatan seorang PNS yang semuanyatermuat dalam analisis jabatan, akanmeningkatkan kinerja jika didukung olehnilai-nilai yang tumbuh, dianut danmembudaya dalam organisasi.

DAFTAR PUSTAKABrown Andrew, 1998. Organizational Culture.

Financial Time, Londonhttp://dedylondong.blogspot.com/2011/10/budaya-kerja.html

Biro Organisasi Sekretariat Jenderal, 2006.Petunjuk Teknis Analisis Jabatan diLingkungan Departemen Dalam Negeridan Pemerintahan Daerah

Hardiyansyah, 2012. Sistem Administrasi danManajemen Sumber Daya ManusiaSektor Publik dalam Perspektif OtonomiDaerah, Penerbit Gava Media,Yogyakarta

Kusuma, Dirk Malaga. eJournal AdministrasiNegara, 2013,1388-1400 ISSN0000-0000, Kinerja PNS Negeri Sipil (PNS) diKantor Badan KePNSan DaerahKabupaten Kutai Timur ejournal.ip.fisip-unmul.org

Keputusan Kepala BKN Nomor 12 (2011),Pedoman Pelaksanaan Analisis Jabatan;

Laritmas, Johosua. 2011. “Pengaruh AnalisisJabatan Terhadap Loyalitas AparaturMelalui Budaya Organisasi pada KantorPemerintah Kabupaten Maluku TenggaraBarat” Tesis. Yogyakarta, MagisterManajemen, Universitas PembangunanNasional “Veteran”http://repository.upnyk.ac.id/id/eprint/1531

Mariam, Rani. 2009. Pengaruh GayaKepemimpinan dan Budaya OrganisasiTerhadap Kinerja Karyawan MelaluiKepuasan Kerja Karyawan SebagaiVariabel Intervening Studi Pada KantorPusat PT.Asuransi Jasa Indonesia(Persero)http://eprints.undip.ac.id/18830/1/RANI_MARIAM.pdf

Mangkuprawira,Sjafrie, Juni 2007 . BudayaKerja (id.wikipedia.or)Mahsun. 2005, Indikator Kinerja, tersedia dihttp://repository.usu.ac.idNurjannah. 2008. “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Budaya OrganisasiTerhadap Komitmen Organisasi DalamMeningkatkan Kinerja Karyawan” Tesis.Semarang, Magister Manajemen,Universitas Diponegoro.http://eprints.undip.ac.id/18483/1/Nurjanah2.pdf

Permendagri Nomor 12 (2008), PedomanAnalisis Beban Kerja di LingkunganDepartemen Dalam Negeri danPemerintah Daerah;

PerMenPAN dan RB Nomor 33 (2011),Pedoman Analisis Jabatan;

Permendagri Nomor 35 (2012), Analisis Jabatandi Lingkungan Kementerian Dalam Negeridan Pemerintah Daerah;

PerMenPAN dan RB Nomor 39 (2012),Pedoman Pengembangan BudayaKerja;

Rachmawati, Ike Kusdyah. 2008. ManajemenSumber Daya Manusia. CV.Andi Offset,Yogyakarta.

Riduwan, Kuncoro, 2011. Cara Menggunakandan Memaknai Path Analysis. Alfabeta,Bandung.

Sedarmayanti. 2011. Manajemen Sumber DayaManusia: Reformasi Birokrasi danManjemen PNS Negeri Sipil. PT. RefikaAditama, Bandung.

Sunyoto, Danang, 2012. Manajemen SumberDaya Manusia. Center For AcademicPublishing Service, Yogyakarta.

Thoha, Miftah , 2012. Perilaku Organisasi,Konsep Dasar dan Aplikasinya, PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta

Page 43: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

138 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Torang, Syamsir, 2013. Organisasi danManajemen, Alfabeta, Bandung

Tanumihardjo, Shinta dkk, Pengaruh AnalisisJabatan Terhadap Kinerja PNS, JurnalAdministrasi Publik, Volume 1 Nomor 6

Uha, Ismail Nawawi, 2013. Budaya OrganisasiKepemimpinan dan Kinerja, KencanaPrenadamedia Group, Jakarta

Wibowo, 2013. Manajemen Kinerja,PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta

Webster’s, 1967. Webster’s Seventh NewColegiate Dictionary, Filiphine’s Copyright .G&C Company publ. Massachusetts,USA (id.wikipedia.or)

Page 44: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba Kasmawati Zainuddin | 139

ANALISIS PELAKSANAAN SMP TERBUKA DALAM MENUNJANG PENUNTASANWAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN

DI KABUPATEN BULUKUMBA

Kasmawati Zainuddin *)

Tenaga Pendidik pada SMP Negeri 44 BulukumbaEmail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pelaksanaan SMP Terbuka di KabupatenBulukumba, gambaran penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bermutu, dankontribusi SMP Terbuka dalam penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bermutu diKabupaten Bulukumba yang diharapkan memberikan manfaat secara praktis maupun secara teoritis.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan maksud untuk mencari fakta, keadaan,fenomena-fenomena yang kemudian dideskriptifkan.Teknik pengumpulan data menggunakan angketdan dokumentasi serta dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan SMP Terbuka sebagai satuanpenyelenggara pendidikan dasar di Kabupaten Bulukumba pada umumnya sudah berjalan dengan baiknamun belum terlaksana dengan maksimal.Dalam hal penuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun di Kabupaten Bulukumba untuk satuan penyelenggara pendidikan dasar enam tahun(SD/MI) menunjukkan hasil yang maksimal dan berada pada tingkat Tuntas Paripurna yaitu bilapencapaian APK ≥ 95%. Sedangkan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun untukSMP/MTs berada pada tingkat Tuntas Utama yaitu pencapaian APK antara 90%-94%. KontribusiSMP Terbuka dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun bermutu dalammeningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk jenjang pendidikan SMP sederajat sehinggaberada pada tuntas utama adalah sebesar 4,19%.Kata Kunci : Pelaksanaan SMP Terbuka, Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar SembilanTahun

Abstract *)

The objectives of this research are to describe the implementation of open junior high schoolin Bulukumba and describe the completion of nine-year basic education contributed the open juniorhigh school in Bulukumba which hopefully can give benefit practically and theoretically. This is a kindof descriptive research. The population were teachers and tutors at four open junior high schools inBulukumba. The sample were taken by using total sample technique, the data were collected throughtquestionnaire and documentation and analyzed throught descriptive stasistics analysis.

The result of study showed that the open junior high schools in Bulukumba was not runmaximal yet viewed from the perpective of the implementation of the open junior high school. In termof the completion of nine-year basic education in Bulukumba for the implementation of six-year basiceducation (SD/MI) showed maximum result and was on the complete level that the achievement ofAPK ≥ 95%. Whereas the completion of nine-year basic education for SMP/MTS was on the priorcomplete level that the achievement of APK was within 90%- 94%. The open junior high schoolcontributed 4,19% for the development of APK at junior high school level. This developmentconsequently will being benefit to the success of the nine-year basic education.

Keyword : Open Junior High School Implementation, Support the completion of Nine-Year BasicEducation

Page 45: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

140 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangPendidikan merupakan usaha sadar

yang dilakukan untuk memberikan pengetahuandan keterampilan serta membentuk sikap bagipesertanya yang semuanya mengarah kepadaperubahan pola pikir dan tingkah laku manusiayang melaksanakannya.

Dalam Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 dinyatakanbahwa pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajardan proses pembelajaran agar peserta didiksecara aktif mengembangkan potensi dirinyauntuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Di dalam Undang-Undang Dasar 1945Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal31 ayat 1 menyebutkan bahwa “Setiap warganegara berhak mendapat pendidikan”, dalamayat 2 disebutkan bahwa “Setiap warga negarawajib mengikuti pendidikan dasar danpemerintah wajib membiayainya”, ayat tersebutmenegaskan kepada pemerintah untukmemberikan perhatian yang maksimal padadunia pendidikan, sehingga masyarakat dapatmenikmati pemerataan pendidikan.

Usaha pemerintah untuk memberikankesempatan memperoleh pendidikan yangseluas-luasnya kepada masyarakat terusberlanjut, sebagai kelanjutan pembangunangedung SD Inpres, maka pada tanggal 2 Mei1994 Presiden Republik Indonesiamencanangkan Gerakan Nasional Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun, yangkemudian dituangkan dalam Inpres Nomor Itahun 1994.

Semenjak beberapa tahun lalu sampaisekarang ini angka partisipasi kasar untukjenjang pendidikan SMP sederajat di Indonesiamasih relatif rendah, oleh karenanya munculgagasan untuk mengembangkan sekolah yangtidak dilakukan proses belajar secarakonvensional tetapi secara mandiri. Sekolah inidisebut Sekolah Menengah Pertama Terbuka.Proses belajar mengajar di SMP Terbukadilakukan dengan modul, kaset audio, atau kasetvideo. Keadaan sosial ekonomi, hambatan danauntuk transportasi, kendala waktu untuk bekerjamembantu orang tua tidak memungkinkanpeserta didik untuk mengikuti pelajaran secarabiasa pada SMP reguler.

Di Kabupaten Bulukumba secarakuantitas maupun kualitas program penuntasan

wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahunbermutu belum mencapai hasil yang maksimal.Namun keberadaan SMP Terbuka merupakanalternatif yang paling diandalkan dandiharapkan mampu memberikan kontribusi yangbesar terhadap program penuntasan wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahun.

B. Rumusan MasalahBertitik tolak dari uraian latar belakang

di atas, penelitian ini akan menjawab beberapapermasalahan sebagai berikut:1. Bagaimanakah gambaran pelaksanaan SMP

Terbuka di Kabupaten Bulukumba?.2. Bagaimanakah gambaran penuntasan wajib

belajar pendidikan dasar sembilan tahunbermutu di Kabupaten Bulukumba?

3. Berapa besar kontribusi SMP Terbukadalam program penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun bermutu diKabupaten Bulukumba?

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian, Tujuan serta Fungsi PendidikanDasar

Sesuai dengan Petunjuk PelaksanaanWajib Belajar Pendidikan Dasar yangditerbitkan tahun 1994 Depdikbud (2000:17-21)diterangkan sebagai berikut:1. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum

yang lamanya sembilan tahun,diselenggarakan selama 6 (enam) tahun diSekolah Dasar dan 3 (tiga) di SekolahLanjutan Tingkat Pertama atau satuanpendidikan yang sederajat.

2. Tujuan pendidikan dasar adalah memberikanbekal kemampuan dasar kepada peserta didikuntuk mengembangkan kehidupannyasebagai pribadi anggota masyarakat, warganegara dan anggota umat manusia sertamempersiapkan peserta didik untukmengikuti pendidikan menengah.

3. Fungsi pendidikan dasar adalah sebagaijenjang awal dari pendidikan di sekolah yanglebih ditingkatkan pemerataannya, kualitasdan pengembangannya agar dapat memberidasar pembentukan pribadi manusia sebagaiwarga masyarakat dan warga negara yangberbudi luhur, beriman, dan bertaqwaterhadap Tuhan Yang Maha Esa sertaberkemampuan dan berketerampilan dasarsebagai bekal untuk pendidikan selanjutnyadan untuk bekal hidup dalam masyarakat.

Page 46: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba Kasmawati Zainuddin | 141

A. Wajib Belajar Pendidikan DasarSembilan Tahun

1. PengertianDi dalam UU RI No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasionalmemberikan pengertian bahwa “wajib belajaradalah program pendidikan minimal yang harusdiikuti oleh warga negara Indonesia atastanggung jawab pemerintah dan pemerintahdaerah”. Pada petunjuk pelaksanaan wajibbelajar pendidikan dasar (2000:18) dijelaskanbahwa:Wajib belajar pendidikan dasar adalah suatugerakan nasional yang diselenggarakan diseluruh Indonesia bagi warga negara Indonesiayang berusia 7 sampai 15 tahun untuk mengikutipendidikan dasar atau pendidikan yang setarasampai tamat.

Berdasarkan penjelasan di atas, yangdimaksud dengan konteks penuntasan wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahun adalahterlaksananya pendidikan dasar sembilan tahunsebagai upaya menampung dan memberikanlayanan pendidikan anak-anak usia pendidikandasar (7 – 15 tahun) di jenjang pendidikan dasarsampai tamat serta dimilikinya kompetensipendidikan dasar bagi seluruh peserta didik.

2. SasaranSasaran wajib belajar pendidikan dasar

sembilan tahun bermutu adalah semua pesertadidik dari usia 7 – 12 tahun untuk tingkat SDdan 13 – 15 tahun untuk tingkat SMP. Dalamrangka memperluas kesempatan pendidikan bagiseluruh warga negara dan sebagai upayapeningkatan kualitas sumber daya manusiaIndonesia, pemerintah melalui PP No. 28 tahun1990 tentang pendidikan dasar menetapkanprogram wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun. Kebijakan ini berorientasi padaprioritas antara lain: (1) penuntasan anak usia 7– 12 tahun untuk sekolah dasar, (2) penuntasananak usia 13 – 15 tahun untuk SMP, dan (3)pendidikan untuk semua..

3. Satuan Pendidikan Penyelenggara WajibBelajar Pendidikan Dasar SembilanTahun Bermutu

Berdasarkan Petunjuk PelaksanaanWajib Belajar Pendidikan Dasar SembilanTahun (Depdikbud, 2000:26) Satuan pendidikanpenyelenggara pendidikan program wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahunbermutu untuk tingkat Sekolah MenengahPertama (program 3 tahun), satuan pendidikanpenyelenggara program pendidikan dasar

sembilan tahun antara lain: SMP Kecil, SMPTerbuka, SMP Luar Biasa, SMP Terpadu,Program Kejar Paket B, MTs Terbuka, danPondok Pesantren.

Klasifikasi tingkat ketuntasan wajibbelajar dalam Direktorat Pembinaan SekolahMenengah Pertama Subdit Program WajibBelajar (2008) adalah:1. Tuntas Paripurna : bila pencapaian APK

≥ 95%2. Tuntas Utama : bila pencapaian APK

antara 90%-94%3. Tuntas Madya : bila pencapaian APK

antara 85%-89%4. Tuntas Pratama : bila pencapaian APK

antara 80%-84%5. Belum tuntas : bila pencapaian APK

< 80%

C. SMP Terbuka

1. Visi, Misi dan Tujuan SMP TerbukaSMP Terbuka dalam

penyelenggaraannya mempunyai visi, misi, dantujuan tertentu. Menurut Depdiknas (2002):

Visi SMP Terbuka yang mandiri danberkualitas, mutu lulusannya sama denganlulusan SMP reguler.

Misi melayani anak-anak tamatanSD/MI yang berusia 13 – 15 tahun ataumaksimal 18 tahun yang kurang beruntungkarena keadaan social ekonomi, keterbatasanfasilitas transportasi, kondisi geografis ataumenghadapi kendala waktu, tidakmemungkinkan mereka untuk mengikutipelajaran sebagai peserta didik di SMP reguler.

Tujuan, SMP Terbukamemberikanbekal kemampuan dasar yangmerupakan perluasan serta peningkatanPengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diSekolah Dasar yang bermanfaat bagi pesertadidik untuk mengembangkan kehidupannyasebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara sesuai dengan tingkat perkembangannyaserta mempersiapkan peserta didik untuk hidupdalam masyarakat dan/atau mengikutipendidikan menengah.

2. Pelaksanaan SMP TerbukaTerry (dalam Winardi, 2000)

menyatakan bahwa fungsi-fungsi manajemenmeliputi: (1) planning (perencanaan), (2)organizing (pengorganisasian), (3) Actuating(penggerakan), dan (4) controlling(pengawasan). Berdasar dari fungsi-fungsimanajemen tersebut, maka secara khusus di siniakan dibahas salah satu fungsi manajemen yaitupelaksanaan. Perkembangan fungsi pelaksanaan

Page 47: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

142 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

SMP Terbuka dilaksanakan mengikuti petunjukpelaksanaan yang telah direncanakansebelumnya. Fungsi pelaksanaan yang dimaksudadalah bagaimana menggerakkan dan memberimotivasi dalam bidang kesiswaan, ketenagaan,kurikulum, sarana prasarana, dan hubunganmasyarakat.

Jenis PenelitianJenis penelitian ini termasuk penelitian

deskriptif, dengan maksud untuk mencari fakta,keadaan, fenomena-fenomena yang kemudiandideskripsikan. Tujuan penelitian deskriptifadalah untuk membuat gambaran secarasistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu obyek penelitiantertentu (Puspowarsito, 2008:30).

Definisi KonsepAgar pelaksanaan penelitian ini dapat

berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan,maka terlebih dahulu perlu menyamakanpersepsi dan pemahaman terhadap konsep yangdigunakan agar memudahkan peneliti danpembaca di dalam menyimak hasil penelitianyang dilakukan, hal tersebut sebagai berikut:1. Pelaksanaan SMP Terbuka adalah

penyelenggaraan SMP Terbuka dalammenampung anak usia sekolah khususnyabagi tamatan SD atau sederajat yang tidakberkesempatan mengikuti SMP regular,karena berbagai keterbatasan.

2. Kesiswaan adalah pelaksanaan kegiatanSMP Terbuka yang berhubungan dengansiswa mulai dari penerimaan siswa baru,pembelajaran di TKB dan tatap muka dikelas.

3. Ketenagaan adalah tenaga kependidikanyang mengelola SMP Terbuka yaitu KepalaSekolah guru bina, guru pamong, dan tenagaadministrasi.

4. Kurikulum adalah panduan pembelajaranuntuk dapat mengetahui pokok-pokokpelajaran yang harus diajarkan kepadasiswa, yang berkaitan dengan isi modul,jadwal belajar di TKB dan tatap muka dikelas serta evaluasi akhir.

5. Sarana SMP Terbuka adalah modul yangmerupakan satuan mata pembelajaran yangdiharapkan mampu memotivasi pesertadidik belajar mandiri. Sedangkan prasaranaadalah prasarana yang dimiliki SMP Indukyaitu ruang kelas, laboratorium,perustakaan, keterampilan, administrasi, danprasarana prendidikan lainnya serta TempatKegiatan Belajar (TKB) seperti sekolahdasar, balai desa, rumah ibadah, dan rumahpenduduk.

6. Hubungan masyarakat adalah keterlibatanmasyarakat dalam pengelolaan, dansosialisasi SMP Terbuka pada masyarakat .

7. Penuntasan Wajib Belajar Pendidikan DasarSembilan Tahun adalah suatu upayamenampung dan memberikan layananpendidikan anak-anak usia pendidikan dasar(7 – 15 tahun) di jenjang pendidikan dasarsampai tamat serta dimilikinya kompetensipendidikan dasar bagi seluruh peserta didik.

8. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD adalahjumlah peserta didik SD kelompok semuaumur dibagi dengan jumlah penduduk usia 7– 12 tahun dikalikan dengan 100%.

9. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP adalahjumlah peserta didik SMP kelompok semuaumur dibagi dengan jumlah penduduk usia13 – 15 tahun dikalikan dengan 100%.

Teknik Analisa DataTeknik analisa data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis statistikdeskriptif, menurut Riduwan dan Akdon (2006)bahwa statistik deskriptif adalah statistika yangmenggambarkan tentang data yang disajikandalam bentuk tabel, diagram, rata-rata hitung.Data yang dideskriptifkan adalah PelaksanaanSMP Terbuka dan penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun.

Mengingat ada beberapa pernyataandalam mengukur pelaksanaan SMP Terbuka,maka langkah-langkah yang ditempuh untukmenskor nilai jawaban pernyataan, baik nilaikeseluruhan maupun nilai per item, menurutLikert adalah pernyataan yang diajukan terdiridari 50 item pernyataan,. tiap-tiap pernyataanterdiri dari lima kategori, yaitu: Selalu, Sering,Kadang, Jarang, dan Tidak Pernah. Untuk nilaijawaban dari kelima kategori tersebut adalah 5,4, 3, 2, 1.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Lokasi Penelitian

Dari sepuluh kecamatan tersebutsampai pada tahun 2008 terdapat empatkecamatan yang mengelola SMP Terbuka, yaituKecamatan Ujungbulu SMP TerbukaBulukumba 1 , Kecamatan Rilau Ale SMPTerbuka Bulukumpa 1, Kecamatan GantarangSMP Terbuka Gangking 1, dan KecamatanKindang SMP Terbuka Gangking 2.

B. Deskripsi Hasil Penelitian1. Pelaksanaan SMP Terbukaa. Gambaran pelaksanaan SMP Terbuka di

bidang Kesiswaan

Page 48: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba Kasmawati Zainuddin | 143

0

20

40

60

SK K S B SB

Data

010203040

SK K S B SB

Data

010203040

SK K S B SB

Data

010203040

SK K S B SB

Data

0

10

20

30

40

SK K S B SB

DataPersen…

Distribusi frekuensi dan kategoridata pelaksanaan SMP Terbuka di bidangkesiswaan digambarkan dalam bentukhistogram sebagai berikut:

Gambar 2. Histogram pelaksanan SMPTerbuka bidang kesiswaan

b. Gambaran pelaksanaan SMP Terbuka dibidang Ketenagaan

Distribusi frekuensi dan kategori datapelaksanaan SMP Terbuka di bidangketenagaan digambarkan dalam bentukhistogram sebagai berikut:

Gambar 3. Histogram pelaksanaan SMPTerbuka bidang ketenagaan

c. Gambaran pelaksanaan SMP Terbuka dibidang Kurikulum

Distribusi frekuensi dan kategori datapelaksanaan SMP Terbuka di bidangketenagaan digambarkan dalam bentukhistogram sebagai berikut:

Gambar 4. Histogram pelaksanaan SMPTerbuka bidang kurikulum

d. Gambaran pelaksanaan SMP Terbuka dibidang sarana dan prasarana

Gambar 5. Histogram SMP Terbuka bidangsarana dan prasarana

e. Gambaran pelaksanaan SMP Terbuka dibidang Hubungan Masyarakat

Distribusi frekuensi dan kategori datapelaksanaan SMP Terbuka di bidangsarana dan prasarana tersebut dapatdigambarkan dalam bentuk histogramsebagai berikut:

Gambar 6. Histogram pelaksanaan SMPTerbuka bidang Humas

f. Gambaran pelaksanaan SMP Terbuka diKabupaten Bulukumba

Distribusi frekuensi dan kategori datapelaksanaan SMP Terbuka di KabupatenBulukumba tersebut dapat digambarkandalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 7. Histogram pelaksanaan SMPTerbuka di Kabupaten Bulukumba

0102030405060

SK K S B SB

DataPers…

Page 49: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

144 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

2. Gambaran penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun diKabupaten Bulukumba

Keberhasilan penuntasan wajibpendidikan dasar sembilan tahun dilihat daripencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK)tingkat SD/MI dan SMP/MTs. Keadaan APKtingkat SD/MI dan SMP/MTs dapat dilihat padaTabel berikut.

Keadaan APK tingkat SD/MI, SMP/MTs perkecamatan

Sumber: Dokumentasi Diknas Kab. Bulukumba

Dari Tabel di atas tergambar bahwapencapaian tingkat Angka Partisipasi Kasar(APK) tahun 2008 pada tingkat SD/MImencapai 99,10%, sedangkan pencapaiantingkat Angka Partisipasi Kasar (APK) tahun2008 pada tingkat SMP/MTs yakni 92,10%.

3. Kontribusi SMP Terbuka dalam programpenuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun di Kabupaten Bulukumba

Dengan melihat keseluruhan data padahasil penelitian, maka jumlah keseluruhan siswayang tertampung pada empat SMP Terbuka diKabupaten Bulukumba sebanyak 695 orang.

Pembahasan Hasil Penelitian1. Pelaksanaan SMP Terbukaa. Pelaksanaan SMP Terbuka di bidang

kesiswaanpelaksanaan SMP Terbuka di bidang

kesiswaan kecenderungannya berada padakategori kurang yaitu 36,67 persen dansedang yaitu 33,33 persen. Bahkan ada 2,22persen yang mengaku bahwa pelaksanaanSMP Terbuka bidang kesiswaan sangatkurang, meskipun berimbang dengan sangatbaik 2,22 persen, tetapi juga terdapat 25,56persen yang mengatakan baik, hal tersebutberarti bahwa pelaksanaan SMP Terbuka

dibidang kesiswaan masih jauh dari yangdiharapkan.

b. Pelaksanaan SMP Terbuka di bidangketenagaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwakecenderungan pelaksanaan SMP Terbuka dibidang ketenagaan mengarah ke kurang, halini dibuktikan dengan guru yang mengatakankurang sebanyak 31 orang atau 34,44% dan

mengatakan sangat kurang sebanyak2,22 persen atau 2 orang, sedangkan untukkategori baik juga 31 orang atau 34,44%dan sangat baik hanya 1 orang atau 1,11persen. Hal ini berarti bahwa upaya-upayayang dilakukan oleh pengelola SMP Terbukadinilai belum memberikan hasil yangmemuaskan. Oleh karena itu perlu adanyapembinaan bagi tenaga pendidik khususnyaguru bina dan guru pamong dalammelaksanakan pekerjaan yang menjaditanggung jawabnya.

c. Pelaksanaan SMP Terbuka di bidangkurikulum

Hasil penelitian menunjukkan bahwapelaksanaan SMP Terbuka di bidangkurikulum yang meliputi sistempembelajaran dan evaluasi belum berjalandengan baik, hal ini ditunjukkan pada tabel12 bahwa kecenderungan pelaksanaanbidang kurikulum pada kurang yaitu 33orang guru (36,67 persen), dan masihterdapat 1 orang 1,11 persen guru yangmengatakan sangat kurang, hanya 19 orangatau 21,11 persen yang mengatakan baik,dan didapati 3 orang guru atau 3,33 persenyang mengatakan sangat baik.

Pengkajian isi modul belum berjalandengan baik, salah satu penyebabnya adalahkarena guru bina dan guru pamong jarang

No. Nama KecamatanUsia 7 – 12 tahun Usia 13-15 tahun

APK APK1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.

KajangKindang

Ujung LoeGantarang

Bonto BahariBulukumpaRilau AleHerlangBontotiroUjungbulu

97,7998,3999,6399,81100,0099,5199,0398,9999,1298,71

94,2384,2186,7386,1398,4095,0394,1493,4194,7596,62

Jumlah 99,10 92,10

Page 50: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba Kasmawati Zainuddin | 145

menganalisis kesesuaian isi modul denganbuku paket. Disamping pembelajaran jugadiadakan sistem evaluasi yakni evaluasiakhir modul, pengukuran daya serap danevaluasi umum/ulangan umum. Namunkenyataannya pelaksanaan evaluasi padaSMP Terbuka mengabaikan evaluasi akhirmodul, namun yang paling sering dilakukanhanyalah ulangan harian dan ulanganumum.

d. Pelaksanaan SMP Terbuka di bidang saranadan prasarana

Pemanfaatan anggaran untukpengadaan sarana dan prasarana SMPTerbuka sesuai dengan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pelaksanaannyabelum sesuai dengan yang diharapkan, halini dapat dilihat pada tabel 15 bahwa padakategori kurang sebanyak 38 orang atau42,22 persen, 30 orang atau 33,33 beradapada kategori baik, serta masing-masing 3orang atau 3,33 persen yang mengakusangat kurang dan sangat baik.

Oleh karena itu perlu upaya-upayaperbaikan dengan cara penggunaan danasesuai dengan kebutuhan sekolah yangpaling mendesak, memberikan informasikepada dunia usaha tentang keberadaanSMP Terbuka untuk memberikan kucurandana, serta mengadakan media audio, alatpendidikan (olahraga, kesenian, danketerampilan) untuk proses pembelajaran.

e. Pelaksanaan SMP Terbuka di bidanghubungan masyarakat

Hasil penelitian menunjukkan bahwaketerlibatan masyarakat dalam pelaksanaanSMP Terbuka berada pada kategori kurang27 orang atau 30 persen, 11 orang atau12,22 persen pada kategori baik, 4 orangatau 4,45 persen menyatakan sangat baikdan tidak ditemukan guru yang menyatakansangat kurang. Hal ini tentunya perluperhatian khusus bagi pengelola SMPTerbuka agar lebih banyak melibatkanmasyarakat dalam pengimbasan sosialisasiSMP Terbuka sehingga membuka kesadaranmasyarakat tentang pentingnya pelaksanaanwajib belajar pendidikan dasar sembilantahun.

f. Pelaksanaan SMP Terbuka secara umum diKabupaten Bulukumba

Hasil penelitian memberikan gambaranbahwa pelaksanaan SMP Terbuka dalammenunjang penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun secaraumum di Kabupaten Bulukumba untuk,sesuai dengan data yang ada menunjukkanbahwa persentase kategori baik dan sangat

baik mencapai 36,66 persen sedangkankategori kurang dan sangat kurang sebanyak35,55 persen.

2. Penuntasan wajib belajar pendidikandasar sembilan tahun bermutu diKabupaten Bulukumba

Pelaksanaan program wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun diKabupaten Bulukumba terlihat bahwajumlah anak usia 7-12 tahun atau usiaSekolah Dasar yang tidak bersekolah dandrop out sebesar 0,94 persen, sedangkananak usia 12 – 15 tahun atau anak usiaSekolah Menengah Pertama sebesar 7,63persen. Diketahui bahwa penuntasan wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahununtuk tahun 2008 pada tingkat SD mencapaiAngka Partisipasi Kasar (APK) sebesar99,10 persen. Sementara itu penuntasanwajib belajar pendidikan dasar sembilantahun untuk tingkat SMP mencapai AngkaPartisipasi Kasar (APK) sebesar 92,10persen.

Pencapaian penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun untukSMP/MTs berada pada tingkat TuntasUtama yaitu bila pencapaian APK antara90%-94%, hal ini belum menunjukkan hasilyang optimal sehingga perlu mendapat bagisemua pihak baik pemerintah, pengelolapendidikan dan masyarakat pada umumnya.

3. Kontribusi SMP Terbuka dalam rangkapenuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun bermutu di KabupatenBulukumba

Hasil penelitian kontribusi SMPTerbuka dalam menunjang penuntasanwajib belajar pendidikan dasar sembiantahun dapat dikemukakan sebagai berikut:a.Jumlah anak usia SMP/MTs sederajat di

Kabubaten Bulukumba yang bersekolahuntuk tahun 2008 sebanyak 15.293orang, dengan APK sebesar 90,10%.

a. Jumlah peserta didik yang tertampung diSMP Terbuka untuk tahun ajaran2008/2009 sebanyak 695 orang. Hal iniberarti bahwa jumlah peserta didik yangbersekolah di luar SMP Terbuka (NonSMP Terbuka) sebanyak 14.598 orangdengan APK 87,91%.

b. Berdasarkan APK SMP/MTs sederajatsecara keseluruhan di KabupatenBulukumba dan APK di luar SMPTerbuka (Non SMP Terbuka), makadiperoleh APK SMP Terbuka sebesar4,19%.

Page 51: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

146 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Dengan demikian, maka kontribusi SMPTerbuka dalam menunjang penuntasan wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahunbermutu di Kabupaten Bulukumba dalammeningkatkan pencapaian Angka PartisipasiKasar (APK) sebesar 4,19%.

SIMPULAN1. SMP Terbuka dilihat dari pelaksanaannya

menunjukkah bahwa dalam menunjangpenuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun bermutu secara umum diKabupaten Bulukumba yang meliputi bidangkesiswaan, ketenagaan, kurikulum, saranaprasarana, dan hubungan masyarakat padaumumnya sudah berjalan dengan baik,namun secara keseluruhan belum terlaksanadengan maksimal.

2. Penuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun bermutu di KabupatenBulukumba untuk satuan pendidikan SD/MImenunjukkan hasil yang maksimal, yaituberada pada tingkat Tuntas Paripurna.Sedangkan penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun untukSMP/MTs berada pada tingkat TuntasUtama.

3. Kontribusi SMP Terbuka dalam rangkapenuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun yang bermutu dalammeningkatkan Angka Partisipasi Kasar(APK) untuk jenjang pendidikan SMPsederajat sehingga berada pada tuntasutama adalah sebesar 4,19%.

SARAN1. Kepada pemerintah Kabupaten Bulukumba

agar menyatukan langkah, menyatukanpandangan, dan memberikan dukunganpenuh terhadap upaya perluasan danpemerataan kesempatan memperolehpendidikan melalui wajib belajar pendidikandasar sembilan tahun serta upayapeningkatan mutu pendidikan.

2. Kepada Dinas Pendidikan KabupatenBulukumba agar lebih menggalakkankampanye dan sosialiasi program wajibbelajar pendidikan dasar sembilan tahunbermutu dan mengidentifikasi peserta didikyang tidak sekolah, putus sekolah danterancam putus sekolah.

3. Walaupun pelaksanaan SMP Terbuka secaraumum sudah berjalan dengan baik, namununtuk lebih meningkatkan pelaksanaannya,maka diharapkan kepada pengelola SMPTerbuka untuk meningkatkan tingkatkepedulian, kesadaran, motivasi, dandedikasi tinggi terhadap tugas dan tanggung

jawab pada pelaksanaan SMP terbuka danpelaksanaan penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun bermutu.

4. Kepada peneliti selanjutnya, hasil penelitianini kiranya dapat mendorong untukmengadakan penelitian lebih lanjut padasatuan pendidikan penyelenggara programpenuntasan wajib belajar pendidikan dasarsembilan tahun bermutu, yaitu SD-SMP SatuAtap (SATAP), Program Kejar Paket B,Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB)dalam rangka penuntasan wajib belajarpendidikan dasar sembilan tahun bermutu.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian SuatuPendekatan Praktis. Jakarta: RinekaCipta.

Bungin. Burhan. 2007. Metode PenelitianKualitatif. Jakarta: Grafindo Persada.

Depdikbud, 1994. SMP Terbuka AlternatifWajib Belajar Pendidikan DasarSembilan Tahun. Jakarta: Depdikbud.

__________. 1993. Kurikulum PendidikanDasar. Jakarta: Depdikbud.

Depdiknas. 2000. Petunjuk Pelaksanaan WajibBelajar Pendidikan Dasar. Jakarta:Proyek Peningkatan Mutu danPelaksanaan Wajib Belajar PendidikanDasar.

__________. 2002. Sosialisasi SMP Terbukadalam Menunjang Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun,Jakarta: Depdiknas.

_________. 2006. Pendidikan Dasar Terpadu.SD-SMP Satu Atap. Direktorat PembinaanSekolah Menegah Pertama. Jakarta:Depdiknas

Djojonegoro. Wardiman. 1994. “KebijaksanaanOperasional Wajib Belajar PendidikanDasar 9 Tahun dalam mengisiPembangunan Berkesinambungan”Prisma Nomor 5/Mei 1994.

Djojonegoro, Wardiman. 1996. PerspektifPendidikan Masa Depan. Jakarta:Erlangga.

Hamalik. Oemar. 1990. Psikologi Belajar danMengajar. Bandung: Sinar BaruAlgesindo.

Hamalik. Oemar. 1991. Perencanaan danManajemen Pendidikan. Bandung:Mandar Maju.

Moleong. L. 2001. Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pelangi Pendidikan. Juli, 2007. PeluncuranProgram Sosialisasi Wajar Dikdas 9tahun, 16.

Page 52: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Analisis Pelaksanaan SMP Terbuka Dalam Menunjang Penuntasan Wajib BelajarPendidikan Dasar Sembilan Tahun di Kabupaten Bulukumba Kasmawati Zainuddin | 147

Riduwan. 2006. Belajar Mudah Penelitianuntuk Peneliti Pemula, Bandung:Alfabeta.

Sagala. Syaiful. H. 2003. Konsep dan MaknaPembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soedjatmoko dkk. 1991. Mencari StrategiPengembangan Pendidikan NasionalMenjelang Abad XXI. Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia.

Sugiono. 2007.Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2005. Metode PenelitianPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya.

Suryadi. Ace & Tilaar.H.A.R. 1993. AnalisisKebijakan Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Suyanto & Abbas. 2001. Wajah dan DinamikaPendidikan Anak Bangsa. Jogjakarta:Adicita.

Syah. Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikandengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya.

___________. Metode Penelitian Administrasidilengkapi dengan Metode R dan D.Bandung: Alfabeta.

Tilaar, 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan,Suatu Pengantar. Bandung:Rosda Karya.

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003. SistemPendidikan Nasional, Jakarta: DirjenDikdasmen Depdiknas.

Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 (hasilamandemen). Majelis PermusyawaratanRakyat tahun 2004. Jakarta: ----------

Wahjoetomo, 1994. Wajib Belajar PendidikanDasar 9 Tahun:Problematika danalternatif Solusinya. Jakarta: Gramedia.

Page 53: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

148 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Page 54: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala SekolahSMP Negeri Di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Abd. Muin | 149

PENDAHULUAN

Kepala sekolah sebagai pemimpin danpengelola pendidikan yang diharapkan adalahkepala sekolah yang mampu memimpin danmengelola sekolah dalam hal peningkatanmutu pendidikan baik dalam jangka pendekmaupun dalam jangka panjang, karena sekolahmerupakan suatu komunitas yangmembutuhkan figur pemimpin yang dapatmendayagunakan semua potensi yang adadalam sekolah untuk suatu visi dan misisekolah. Dalam kaitan peran kepala sekolah

sebagai pemimpin juga masih memilikitugas pokok yaitu diwajibkanmelaksanakan tugas sebagai guru yaitumengajar 6 jam pelajaran atau membimbing 40orang siswa (Kepmen Dikbud No.025/O/1995).Indikasi-indikasi inilah yang menarik perhatianpeneliti untuk melakukan suatu penelitiansecara mendalam, dengan mengangkatpermasalahan efektivitas pelaksanaan tugaskepala sekolah pada SMP Negeri khususnya diKecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN TUGAS MANAJERIAL DAN EDUKATIONAL KEPALASEKOLAH SMP NEGERI DI KECAMATAN UJUNG BULU KABUPATEN BULUKUMBA

Abd Muin *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BulukumbaPengawas Mata Pelajaran Satuan Pendidikan SMA/SMK Bulukumba

Email : [email protected]

Abstrak

Kepala Sekolah di Kabupaten Bulukumba lebih banyak berperan sebagai administratordibandingkan perannya sebagai pemimpin pengajaran. Banyaknya tugas yang diemban, kepalasekolah dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang baik. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui gambaran pelaksanaan tugas manajerial dan tugas edukasional kepala sekolah pada SMPNegeri di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba. Populasi dalam penelitian ini adalah tigaSMP Negeri di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba sebanyak 139 guru. Sampel yangdipilih menggunakan teknik puposive sampling sebanyak 41 orang. Hasil penelitian menunjukkanbahwa pelaksanaaan tugas kepala sekolah di tiga SMP Negeri di Kecamatan Ujungbulu KabupatenBulukumba pada umumnya termasuk pada kategori cukup efektif, baik aspek perencaanpengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, namun kepala sekolah selaku edukator padaumumnya termasuk kategori tidak efektif, hal ini tergambar dari tidak lengkapnya perangkatpembelajaran, tidak terlaksananya program perbaikan dan pengayaan. Disarankan kepada pemerintahagar mempertimbangkan kembali pemberian tugas pokok selaku guru yang mengemban tugas sebagaikepala sekolah.

Kata Kunci : Efektifitas, Manajerial Kepala Sekolah SMP.

Abstract *)

Principals in Bulukumba have more roles as an administrator than his role as leader ofteaching process. Because of many duties, principals are required to have good managerial abilities.This study aims to to describe the implementation of managerial and educational tasks of principals inSMP Negeri Bulukumba. The population in this study were 139 teachers from three junior highschools in Ujungbulu, Bulukumba. Samples were 41 teachers selected using purposive samplingtechnique. The results showed that the implementation of managerial tasks of principals in these threejunior high schools in Ujungbulu, Bulukumba were generally in effective category, which wereplanning and organizing, leadership, and control aspects, on the other hand the implementation ofeducational tasks of principals in these three junior high schools in Ujungbulu, Bulukumba weregenerally in non-effective category, it is proven by uncompleted learning equipments, ineffectiveprogram of daily assesment result analysis, ineffective programs of remedial and enrichment.. It isrecommended to the government to reconsider the provision of basic tasks of teacher who becomeprincipal at the same time.

Keyword : the effectiveness of managerial head junior high school :

Page 55: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

150 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

RUMUSAN MASALAHBerdasarkan fenomena latar belakang

masalah yang dikemukakan di atas, dandidukung pengalaman pemantauan awal dilapangan dengan fokus penelitian, makapermasalahan yang diajukan sekaligus sebagaipernyataan penelitian adalah:1. Bagaimana gambaran pelaksanaan tugas

manajerial kepala sekolah pada SMPNegeri di Kecamatan Ujungbulu KabupatenBulukumba?;

2. Bagaimana gambaran pelaksanaan tugasedukasional kepala sekolah pada SMPNegeri di Kecamatan Ujungbulu KabupatenBulukumba?

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar ProfesionalKata profesional berasal dari kata sifat

yang berarti pencaharian dan sebagai katabenda yang berarti orang yang mempunyaikeahlian seperti guru, dokter, hakim, dansebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yangbersifat profesional adalah pekerjaan yanghanya dapat dilakukan oleh mereka yangkhusus dipersiapkan untuk itu dan bukanpekerjaan yang dilakukan oleh mereka yangkarena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain(Nana Sudjana dalam Uzer, 2007).

2. Kepela Sekolah ProfesionalKepala sekolah berasal dari dua kata

yaitu kepala dan sekolah. Kepala berartipemimpin atau ketua, sedangkan sekolahadalah sebuah lembaga tempat menerima danmemberi pelajaran. Dengan demikian kepalasekolah dapat diartikan sebagai seorang tenagafungsional guru yang diberi tugas memimpinsuatu sekolah dimana diselenggarakan prosesbelajar mengajar, atau tempat dimanaterjadinya interaksi antara guru yang memberipelajaran dan siswa yang menerima pelajaran(Wahjosumidjo, 2007).

paradigma baru manajemenpendidikan, kepala sekolah sedikitnya harusmampu berfungsi sebagai edukator, manajer,administrator, supervisor, leader, inovator danmotivator (EMASLIM).

a. Kepala sekolah sebagai edukatorKeputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No.0926/U/1996, yangmerupakan landasan penilaian kinerja kepalasekolah. Kepala sekolah sebagai edukatorharus memiliki kemampuan untukmembimbing guru, membimbing tenagakependidikan nonguru, membimbing peserta

didik, mengembangkan tenaga kependidikan,mengikuti perkembangan IPTEK dan membericontoh mengajar.

b. Kepala sekolah sebagai manajerMulyasa (2006) mengatakan bahwa

dalam rangka melaksanakan peran danfungsinya sebagai manajer, kepala sekolahharus memiliki strategi yang tepat untukmemberdayakan tenaga kependidikan,memberi kesempatan kepada tenagakependidikan untuk meningkatkan profesinya,dan mendorong keterlibatan seluruh anggotatenaga kependidikan dalam berbagai kegiatanyang menunjang program sekolah.

c. Kepala sekolah sebagai administratorUntuk melakukan kegiatan dimaksud

diatas dengan efektif dan efisien, kepalasekolah harus mampu menjabarkan danmendelegasikan tugas-tugas operasional agardapat meningkatkan produktifitas sekolah.

d. Kepala sekolah sebagai supervisorKepala sekolah sebagai supervisor

harus diwujudkan dalam kemampuanmenyusun dan melaksanakan programsupervisor pendidikan untuk melakukansupervisi kelas, melakukan supervisiekstrakurikuler, supervisi perpustakaan,supervisi laboratorium, dan supervisi kegiatanlain di sekolah. Sedangkan kemampuanmemanfaatkan hasil supervisi pendidikanadalah untuk meningkatkan kinerja tenagakependidikan, dan untuk mengembangkansekolah.

e. Kepala sekolah sebagai leaderKemampuan yang harus dimiliki

kepala sekolah sebagai leader adalahkemampuan menganalisis kepribadian,pengetahuan terhadap tenaga kependidikan,visi dan misi sekolah, kemampuan mengambilkeputusan dan kemampuan berkomunikasi.

Kepribadian kepala sekolah sebagaileader akan tercermin dalam sifat-sifat jujur,percaya diri, tanggung jawab, beranimengambil resiko dan keputusan, berjiwabesar, emosi yang tekendali, dan dapatditeladani. Sedangkan pengetahuan kepalasekolah terhadap tenaga kependidikan akantercermin dalam kemampuan memahamikondisi tenaga kependidikan (guru dan nonguru), memahami kondisi dan karakteristikpeserta didik, menyusun program tenagakependidikan, menerima masukan, saran dankritikan dari berbagai pihak untukmeningkatkan kepemimpinannya.

Page 56: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala SekolahSMP Negeri Di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Abd. Muin | 151

f. Kepala sekolah sebagai inovatorDalam melakukan peran dan fungsinya

sebagai inovator menurut Mulyasa (2006),Kepala sekolah harus memiliki stategi yangtepat untuk menjalin hubungan yang harmonisdengan lingkungan, mencari gagasan baru,mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikanketeladanan kepada setiap tenaga kependidikandi sekolah, dan mengembangkan model-modelbelajar yang inovatif.

g. Kepala sekolah sebagai motivatorMenurut Mulyasa (2006), bahwa

Motivasi dapat ditumbuhkan melaluipengaturan lingkungan fisik, pengaturansuasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaansecara efektif, dan penyediaan berbagai sumberbelajar melalui pengembangan pusat sumberbelajar.

3. Hakekat KepemimpinanTerry & Rue (dalam Usman 2006)

yang mengatakan bahwa kepemimpinan adalahhubungan yang ada dalam diri seorangpemimpin, mempengaruhi orang lain untukbekerja sama secara sadar dalam hubungantugas yang diinginkan. Sanusi (1989)mengatakan bahwa kepemimpinan adalahpenyatu paduan dari kemampuan, cita-cita dansemangat kebangsaan dalam mengatur,mengendalikan dan mengelola rumah tanggakeluarga maupun organisasi atau rumahtangga negara.

4. Keefektifan Pelaksanaan Tugas KepalaSekolah

Efektivitas menurut Lipham dan Hoeh(dalam Mulyasa 2004) bahwa efektivitas suatukegiatan dari faktor pencapaian tujuan, iamemandang bahwa efektivitas berhubungandengan pencapaian tujuan bersama bukanpencapaian tujuan pribadi. S.P. Siagian (1986)mengemukakan efektivitas sebagai berikut,bahwa efektivitas kepemimpinan seseorangantara lain diukur dari persentase keputusanyang diambilnya tepat, pragmatik, dan setelahdilaksanakan mendekatkan organisasi padatujuan yang hendak dicapai.

Dari kedua pendapat di atas, penulissimpulkan bahwa untuk menilai efektivitasdiarahkan pada pencapaian tujuan bersama(organisasi) sesuai dengan rencana yang telahditetapkan.

KERANGKA KONSEPTUALKeefektifan yang dimaksud adalah

keberhasilan yang diperoleh kepala sekolahdalam melaksanakan fungsi manajerial pada 3

SMP Negeri di Kecamatan UjungbuluKabupaten Bulukumba. Indikator yangdigunakan adalah; (1) efektif tidaknya fungsiperencanaan, (2) efektif tidaknya fungsipengorganisasian, (3) efektif tidaknya fungsikepemimpinan, dan (4) efektif tidaknya fungsipengendalian.

Sedangkan fungsi kepala sekolahselaku edukator (pendidik) yang dimaksudadalah kepala sekolah sebagai pendidikbertugas melaksanakan proses belajarmengajar secara efektif dan efisien, meliputi;(1) membuat perangkat program pembelajaran,(2) melaksanakan kegiatan pembelajara, (3)melaksanakan kegiatan penilaian proses belajarmengajar, (4) melaksanakan analisis hasilulangan harian, (5) menyusun danmelaksanakan program perbaikan danpengayaan, (6) mengisi daftar hadir/nilai siswa,(7) melaksanakan bimbingan pada guru laindalam proses belajar mengajar, (8) membuatalat peraga, dan (9) mengikutikegiatan pengembangan kurikulum.

Berdasarkan beberapa uraian di atas,terjadi kesenjangan antara tugas dantanggungjawab sebagai guru profesionalterhadap tugas tambahan sebagai kepalasekolah profesional, sehingga menyebabkanguru yang diberi tugas tambahan sebagaikepala sekolah tidak dapat melaksanakan tugasdan kewajibannya sebagai guru. Untukjelasnya mengenai kerangka pikir tugas guruprofesional dalam penelitian ini dapat dilihatpada Gambar berikut.

Gambar 1 . Kerangka pikir

DEFINISI OPERASIONAL VARIABELDalam penelitian ini yang dimaksud

efektifitas tugas kepala sekolah adalah fungsikepala sekolah dalam melaksanakan tugasnyaselaku edukator dan manajer.1. Fungsi edukator yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah fungsi kepala sekolahdalam melaksanakan tugas pokoknya selaku

TINGKATEFEKTIVITASTUGAS

1. Manajer, indikatornya:Perencanaan, pegorganisaian,kepemimpinan, danpengendalian.

2.Edukasional, indikatornya:Membuat perangkatpembelajaran,melaksanakanPBM, metode pembelajaran,menggunakan mediapembelajaran, melaksanakanpenilaian, melaksanakananalisis, melaksanakanremedial dan pengayaan

Page 57: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

152 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

guru yaitu mengajar 6 jam ataumembimbing 40 orang siswa perminggu,indikatornya adalah membuat perangkatpembelajaran, melaksanakan PBM, metodepembelajaran, menggunakan mediapembelajaran, melaksanakan penilaian,melaksanakan analisis, melaksanakremedial dan pengayaan;

2. Kepala sekolah selaku manajer yaitukemampuan kepala sekolah mengelolaorganisasi sekolah dan sumber daya yangada untuk mencapai tujuan organisasi yangdiukur dengan yaitu, (1) kemanpuanmerencanakan yaitu mampu menyusunrencana dan menetapkan strategi sertamengefektifkan perencanaan, (2)kemampuan mengorganisasikan, yaitumampu melakukan departementalisasi danmembagi tanggung jawab, serta mampumengelola personil, (3) kemampuanmemimpin, yaitu mampu mengambilkeputusan dan mampu menjalinkomunikasi, dan (4) kemampuanmengendalikan yaitu mampu mengelolapengendalian dan mampu mengendalikankegiatan organisasi.

VARIABEL DAN DESAIN PENELITIANVariabel yang diteliti dalam penelitian

ini terdiri atas: (1) efektivitas pelaksanaanfungsi manajerial kepala sekolah, dan (2) kepalasekolah sebagai edukator. Adapun disainpenelitian ini dapat dilihat pada gambar 2berikut ini.

Gambar 2. Disain Variabel Penelitian

SASARAN PENELITIANSasaran penelitian adalah keefektifan

pelaksanaan tugas tiga kepala sekolah. Populasidalam penelitian ini adalah 3 SMP Negeri diKecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumbayakni: (1) SMP Negeri 1 Bulukumba, (2) SMP

Negeri 2 Bulukumba, (3) SMP Negeri 3Ujungbulu. Jumlah populasi dari ketiga sekolahtersebut sebanyak 139 orang guru. Dari jumlahpopulasi yang ada diambil sampel denganmenggunakan purposive sampling diperolehsampel sebanyak 41 guru atau 30% dari jumlahsampel (Arikunto, 1998). Besarnya sampel darimasing-masing sekolah dapat dilihat pada tabelberikut ini:

Tabel 1. Distribusi sampel penelitian

(Sumber data guru, Diknas PendidikanKabupaten Bulukumba, 2013)

SUMBER DATAa. Data Efektivitas pelaksanaan fungsi

manajerial kepala sekolah diperolehmelalui angket dalam bentuk skala Likertyang datanya dijaring dari persepsi guru;

b. Data tugas kepala sekolah selaku guru (fungsi edukator) diperoleh melaluiwawancara dan peneliti sebagai instrumenkunci ( key instrumet).

HASIL PENELITIANDeskripsi keefektifan pelaksanaan fungsimanajerial kepala sekolaha. Perencanaan

Hasil analisis data statistik deskriptifyang datanya dijaring dari persepsi guruatau responden melalui kuesioner tentangkeefektifan fungsi perencanaan manajerialkepala sekolah yang diterapkan oleh 3kepala sekolah SMP Negeri di KecamatanUjungbulu Kabupaten Bulukumba, makadapat disimpulkan tingkat keefektifanpelaksanaan tugas perencanaan tersebutadalah termasuk kategori sangat efektif .Dari hasil analisis statistik deskriptifmenunjukkan bahwa jumlah total skorperolehan jawaban responden tentangperencanaan manajerial kepala sekolahsebanyak 1778. Jika dibandingkan denganskor total instrumen secara teoritis sebesar 5skor tertinggi x 41 responden x 11 buahpertanyaan = 2255, sehingga diperolehtingkat keefektifan perencanaan manajerialkepala sekolah sebesar 78,85 persen.dari100 persen yang diharapkan. Jumlah inisecara ideal belum tercapai secara optimal,

Kepalasekolah

fungsiManajerial

FungsiEdukator

Efektivitaspelaksanaan tugaskepalasekolah

No Nama Sekolah PopulasiJumlahSampel

1 SMPN 1 Bulukumba 62 192 SMPN 2 Bulukumba 58 173 SMPN 3 Ujung Bulu 19 5

Jumlah 139 41

Page 58: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala SekolahSMP Negeri Di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Abd. Muin | 153

akan tetapi kategori nilai yang diperolehberada pada kategori “baik” atau efektif.

b. PengorganisasianHasil analisis statistik deskripftifmenunjukkan bahwa jumlah total skorperolehan jawaban responden tentangpengorganisasian manajerial kepala sekolahsebanyak 1544. Jika dibandingkan denganskor total instrumen secara teoritissebanyak 5 skor tertinggi x 41 responden x9 buah pertanyaan = 1845 sehinggadiperoleh tingkat keefektifan perencanaanmanajerial kepala sekolah sebesar 83,69persen dari 100 persen yang diharapkan.Hal tersebut sesuai dengan jawaban yangdiperoleh melalui angket yang disebarkankepada responden.

c. KepemimpinanHasil statistik analisis deskriptifmenujukkan bahwa jumlah total skorperolehan jawaban responden tentangkepemimpinan manajerial kepala sekolahsebanyak 1614. Jika dibandingkan denganskor total instrumen secara teoritis sebesar 5skor tertinggi x 41 responden x 10 buahpertanyaan = 2050, sehungga diperolehtingkat keefektifan kepemimpinanmanajerial kepala sekolah sebesar 80,05persen dari 100 persen yang diharapkan.Jumlah ini secara ideal belum tercapaisecara optimal, namun kategori nilai yangdiperoleh berada pada kategori “baik” atau“efektif”. Hal ini dapat diartikan bahwakepala sekolah dalam melaksanakan fungsikepemimpinannya utamanya dalammempengaruhi bawahannya ditanggapipositif oleh semua pihak, sehingga tujuansekolah yang telah ditetapkan sebelumnyadapat tercapai.

d. PengendalianHasil analisis statistik deskriptifmenunjukkan bahwa jumlah total skorresponden tentang pelaksanaanpengendalian menajerial kepala sekolahsebanyak 2016. Jika dibandingkan denganskor total instrumen secara teoritis sebesar 5skor x 41 rsponden x 11 pertanyaan = 2255sehingga diperoleh tingkat keefektifanpengendalian manajerial kepala sekolahsebesar 89,40 persen dari 100 persen yangdiharapkan. Walaupun jumlah ini secaraideal belum tercapai secara optimal, namunmemperlihatkan peningkatan yang cukupsignifikan dari indikator sebelumnya. Halini tampak pada kategori nilai berada pada

kategori “sangat baik” atau “ sangat efektif,artinya bahwa dalam melaksanakan fungsipengendalian tersebut kepala sekolahtermasuk dalam kategori berhasil, sehinggatampak pada kinerja guru yang selaluberupaya menjalin kerja sama dalammeningkatkan tujuan sekolah yang telahditetapkan.

SIMPULANBerdasarkan analisis deskriptif dan

pembahasan hasil penelitian, maka dapatdikemukakan beberapa kesimpulan sebagaiberikut:1. Pelaksanaan fungsi manajerial 3 (tiga)

kepala SMP Negeri di KecamatanUjungbulu Kabupaten Bulukumba, padaumumnya telah dilaksanakan secara efektif.Keefektifan fungsi manajerial yangdimaksud adalah dilihat dari aspekperencanaan, pengorganisasian,kepemimpinan, dan pengendalian. Dalammelaksanakan keempat fungsi tersebutkepala sekolah mampu merumuskan visi,misi sekolah, penyusunan program sekolahbaik jangka panjang maupun jangkapendek, pendelegasian tugas kepada guru,memberikan kepercayaan kepada guru,menjalin kerja sama dengan orang tuasiswa, pengelolaan keuangan danpertanggungjawaban keuangan sekolah,pemberian motivasi kepada guru.

2. Selain kemampuan tersebut di atasberdasarkan persepsi guru terhadapkeefektifan pelaksanaan tugas manajerialkepala sekolah, kepala sekolah dianggapmampu untuk bekerjasama dalamperencanaan dan pengorganisasian,membuat keputusan, menerima danmenghargai bawahan, menganalisis hasilbelajar dan melaksanakan programpengayaan, disamping hal tersebut kepalasekolah mendelegasikan kewenangan jikameninggalkan sekolah, mendukungkegiatan OSIS, dan menerapkan prinsipreward dan funisment.

3. Pelaksanaan fungsi selaku edukator, kepalasekolah pada 3 (tiga) SMP Negeri diKecamatan Ujungbulu KabupatenBulukumba, pada umumnya tidakterlaksana secara efektif, hal ini ditandaioleh: (1) Perangkat pembelajaran tidakdapat lagi disiapkan oleh kepala sekolah,(2) Proses belajar mengajar dikelas tidakdapat dilakukan sesuai dengan jadwal yangtelah ditetapkan, (3) kurangnya waktu untukmelakukan ulangan harian, analisis hasilulangan harian, programengajaran remedial

Page 59: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

154 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

dan program pengayaan yang tidak pernahterlaksana.

SARANBerdasarkan kesimpulan yang telah

diuraikan di atas, maka dapat disarankanbeberapa hal, antara lain:1. Keberhasilan sekolah sangat tergantung

kepemimpinan kepala sekolah, oleh karenauntuk ketercapaian pelaksanaan tugasseorang kepala sekolah perlu menerapkanfungsi manajemen dengan baik

2. Kepada pemerintah Kabupaten Bulukumbaagar dapat mempertimbangkan kembalipemberian tugas pokok selaku guru kepadakepala sekolah yakni mengajar 6 jampelajaran atau membimbing 40 orang siswa.oleh karenanya disarankan untukmembebaskan guru yang mendapat tugastambahan sebagai kepala sekolah dari tugaspokoknya selaku guru.

3. Kepada peneliti yang ingin melakukanpenelitian serupa, agar penelitian yang akandilakukan lebih mendapat hasil yangoptimal, maka disarankan agar jumlahpopulasi dan sampel yang digunakanjumlahnya lebih besar lagi, dan disarankankhususnya untuk tugas kepala sekolahselaku edukator masih perlu dilakukanpenelitian yang secara mendalam tentangefektif tidaknya pelaksanaan tugas tersebutdilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Akmadi, Nabuko;1997. Metodologi penelitian.Jakarta: Bumi Aksara.

Ali Lukman.1995. Kamus Besar BahasaIndonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Alwasilah, A.C. 2003. Pokoknya kualitatifDasar-Dasar Merancang danMelakukan Penelitian Kualitatif.Jakarta: Pustaka Jaya.

Amidjaja, Tisna. 1979. Pedoman PelaksanaanPola Pembaharuan Sistem PendidikanTenaga Kependidikan di Indonesia.Buku II. Jakarata: Dirjen PendidikanTinggi Depdikbud RI.

Arifin, Anwar. 2007. Profil Baru Guru danDosen Indonesia. Jakarta: PustakaIndonesia Kerja sama Pokja DiknasDPP Partai Golkar.

Arikunto, Suharsimi. 1995. ManajemenPenelitian. Jakarta: Rineke Cipta.

. 1998. Prosedur Penelitian suatu pendekatanPraktik. Jakarta: Rineke Cipta.

. 2006. Prosedur Penelitian suatu pendekatanPraktik (cetakan ke 13). Jakarta:Rineke Cipta.

Arismundar. 2006. Manajemen PendidikanPeluang dan Tantangan. Makassar:UNM Makassar.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi PenelitianKualitatif. Jakarta: RajagrapindoPersada.

Danim, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikandalam Upaya PeningkatanProfesionalisme TenagaKependidikan. Bandung: Pustakasetia.

Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru ManajemenSekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Daryanto, M. 1996. Administrasi Pendidikan.Jakarta. PT Asdi Mahastya.

. 2005. Administrasi Pendidikan. Jakarta. PTAsdi Mahastya.

Dirjen Dikdasmen No:260/C/Kep/KP/1996.Petunjuk Administrasi SekolahLanjutan Tingkat Pertama. Jakarta:Depdikbud.

Forum otonomi pendidikan. 23 Maret 2003.Jakarta: Depdikbud.

Gaffar. Muhammad. Fakfy. 1999.Perencanaan Pendidikan, Teori danMetodologi. Jakarta : P2LPTK.

Gitosudarmono, Indriyo, Agus Mulyono, 1996.Prinsip Dasar Manajemen (Edisi3).Yogyakarta: BPEE-Yogyakarta.

Hadi Sutrisno. 2000. Statistik jilid 1.Yogjakarta: Andi Offset

Hamalik, Oemar 2006 Pendidikan GuruBerdasarkan Pedekatan Kompetensi.Jakarta: Bumi Aksara.

Hamidi. 2004. Metode Penelitian KualitatifAplikasi Praktis Pembuatan Proposaldan Laporan Penelitian. Malang:UMM Press.

Kepmen Dikbud RI. No: 025/O/1995. PetunjukTeknis Ketentuan PelaksanaanJabatan Fungsional Guru dan AngkaKreditnya. Jakarta: Depdikbud.

Kepmen Diknas RI. No:162/U/2003. PedomanPenugasan Guru Sebagai KepalaSekolah. Jakarta: Diknas.

Mortimore, P. 1991.The Nature and FindingsOf Research On School EffectivenessIn The Primary Sector SchoolEffectiveness Research: Its messagefor school improvement. London:Education Departement of Scottish.

Mulyana, Rohmat. 2004. Membangun BangsaMelalui Pendidikan. Bandung:Rosdakarya.

Page 60: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Efektivitas Pelaksanaan Tugas Manajerial Dan Edukational Kepala SekolahSMP Negeri Di Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba Abd. Muin | 155

Mulyasa, E. 2004. Manajemen BerbasisSekolah.Konsep, strategi danimplementasi Bandung:Rosdakarya.

2006. Menjadi Kepala SekolahProfesional. Bandung: PTRosdakarya.

Narbuko, Cholid dan Achmadi Abu. 2005.Metodologi Penelitian, Jakarta:Bumi Aksara

Nurdin, S. 2005. Guru Profesional danImplementasi Kurikulum. Jakarta:Quantum Teaching.

Permen Diknas Nomor 13 tahun 2007 TentangStandar Kepala Sekolah. Jakarta:Diknas.

Pidarta, Made. 1988. Manajemen PendidikanIndonesia. Jakarta: BumiAksara.

Purwanto, M. Ngalim. 2007. Administrasi danSupervisi Pendidikan. Bandung:Rosda.

Rivai, Viethzal. 2006. Kepemimpinan danPerilaku Organisasi. Jakarta:Raja Grapindo Persada.

Sanusi, A. 1989 Kapita Selekta PembahasanMasalah Sosial dan Pendidikan.Bandung: FPS IKIP Bandung.

Sergiovanni, T.J. 1987. The principalshif: ARaflelective Practice perspective.Boston:Allyn and Bacon, Inc.

Siagian, S.P.2007. Fungsi-FungsiManajerial.Jakarta: PT BumiAksara.

Siahaan, Usman, Asli Rambe, Mahidin. 2006Pengawas Pendidikan. Ciputat:Quantum Teaching.

Soedjadi. F. X. 1997. Analsis ManajemenModern. Jakarta: Toko GunungAgung.

Sudarsono, 1995. Perilaku Organisasi. Jakarta:Rineka Cipta.

Sugiyono, 2005. Memahami PenelitianKualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sujana, 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, 2004. Manajemen PendidikanSekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 61: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

156 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Page 62: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran Remedialpada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1 Bulukumba Sitti Diniah | 157

PENDAHULUAN

Dalam era pembangunan dewasa ini,ilmu pengetahuan dan teknologi semakinmengalami kemajuan yang pesat terutama dibidang pendidikan. Pendidikan yangdilaksanakan di Indonesia bertujuan untukmeningkatkan kualitas manusia Indonesia.Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

pemerintah telah berupaya mewujudkan antaralain dengan memperbaiki sistem pembelajaran,pengadaan dan perbaikan sarana dan prasaranapendidikan, peningkatan pengetahuan danketerampilan guru-guru serta perubahankurikulum sekolah dari kurikulum 2006menjadi kurikulum 2013. Kualitas prosesbelajar yang dialami setiap peserta didik sangatbervariasi, ada peseta didik yang mencapai

MEMINIMALKAN KESULITAN BELAJAR KIMIA MELALUI PEMBELAJARANREMEDIAL PADA PESERTA DIDIK KELAS X LINTAS KIMIA SMA NEGERI 1

BULUKUMBA

Sitti Diniah *)SMA Negeri 1 Bulukumba

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk untuk mengurangitingkat kesulitan belajar kimia peserta didik Kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1 Bulukumba,mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan yang baru yang dapat mendorong tercapainya peningkatanhasil pembelajaran kimia. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas X Lintas Kimia SMANegeri 1 Bulukumba semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 22 orang. Penelitian inidilaksanakan melalui 2 siklus. Untuk menjejaki letak kesulitan belajar peserta didik digunakan tesdiagnostik yang berbentuk uraian. Untuk merekam hal–hal yang terjadi selama proses pembelajarandan selama peserta didik mengerjakan tes diagnostik, dibuat pula pedoman observasi. Pengumpulandata kuantitatif diperoleh dari hasil tes, baik tes diagnostik maupun tes akhir siklus, sedangkan datakualitatif menggunakan pedoman observasi yang dikumpulkan mulai dari pelaksanaan tindakan kelassampai pada pemberian tes akhir siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I tingkatpenguasaan indikator rata-rata yang diperoleh peserta didik kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1Bulukumba sebelum pembelajaran remedial siklus I adalah 44,55% berada dalam kategori kurang dansetelah pembelajaran remedial mencapai 66,27% berada dalam kategori cukup. Tingkat penguasaanindikator rata-rata yang diperoleh peserta didik setelah pembelajaran remedial siklus II mencapai79,57% berada dalam kategori baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwapembelajaran remedial dapat meminimalkan kesulitan belajar kimia pada peserta didik kelas X lintaskimia SMA Negeri 1 Bulukumba.

Kata kunci: Kesulitan Belajar Kimia, Pembelajaran Remedial.

Abstract *)This research is classroom measures researches of aims for shortage studying difficult

chemistry subject to students of X Class Chimestry Of Across SMA Negeri I Bulukumba, growth newattitude and new habit what can give motivation to reach increase of chemistry studying. The researchsubject is students of x class chemistry of across SMA Negeri 1 Bulukumba odd semester 2014/2015have 22 students. This research are two cycles. For watching difficult studying of students be useddiagnostic test of analysis. For recording the happened in studying process and the students havedone diagnostic test, be made also observation directive. The collecting quantitative date is got fromtest produce, namely diagnostic test and the last cycles. And qualitative date use observation directivewhat be collected begin from doing of classroom measures until giving the last cycle test. Theresearch produce indicate that the first cycle of indicator students of X Class Chimestry Of AcrossSMA Negeri I Bulukumba before studying remedial the first cycle is 44,55% in shortage category.And after studying remedial is 66,27% in enough category. The indicator students after studyingremedial the second cycle is 79,57% in good category. The basic of this produce can be included thatremedial studying can give minimum difficult studying of chemistry to students of X Class ChimestryOf Across SMA Negeri I Bulukumba.The key words : the difficult studying of chemistry, remedial studying.

Page 63: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

158 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

tujuan pengajaran tanpa mengalami kesulitandan ada pula peseta didik yang mengalamiberbgai kesulitan dalam mencapai tujuanpengajaran. Oleh karena itu sangatlah pentingmemberikan bantuan pembelajaran kepadapeserta didik yang mengalami kesulitan belajaragar dapat mencapai tujuan pembelajaran yangditetapkan.

Salah satu upaya untuk mengatasimasalah kesulitan belajar peserta didik tersebutdiatas adalah melakukan pembelajaranremedial. Pembelajaran remedial merupakansalah satu bentuk pendekatan pengajaran yangseyogyanya dapat dikuasai atau setidak-tidaknya dikenal oleh para pengajar padaumumnya dan guru bidang studi kimiakhususnya.

Berdasarkan uraian diatas, maka salahsatu usaha yang dapat dilakukan untukmengatasi kesulitan belajar peserta didikadalah melalui pembelajaran remedial yangmemungkinkan potensi anak berkembangsecara optimal.

Setiap peserta didik yang terlibatsebagai subjek dalam penelitian ini akandiagnosis kesulitan belajarnya sebelumtindakan pembelajaran remedial dijalankan,artinya melalui diagnosis kesulitan belajarpeserta didik guru dapat mengidentifikasikesulitan setiap peserta didik danmemperhatikan pembelajaran remedial sesuaidengan tingkat kesulitan masing-masingpeserta didik.

Masalah penelitian ini “ApakahPemberian Pembelajaran Remedial dapatMeminimalkan Kesulitan Belajar KimiaPeserta Didik Kelas X Lintas Kimia SMANegeri 1 Bulukumba ”.

Tujuan utama penelitian ini adalahuntuk mengurangi tingkat kesulitan belajarkimia peserta didik Kelas X Lintas KimiaSMA Negeri 1 Bulukumba, mengembangkansikap-sikap dan kebiasaan yang baru yangdapat mendorong tercapainya peningkatanhasil pembelajaran kimia.

Manfaat yang diharapkan dari hasilpenelitian ini adalah menumbuhkan persepsipositif terhadap mata pelajaran kimia yangpada akhirnya akan menarik peserta didikuntuk menyenangi pelajaran kimia, disamingitu memberikan informasi tentang keefektifanpembelajaran remedial guna membantu pesertadidik yang mengalami kesulitan belajar agardapat mencapai hasil belajar secara optimal.

KAJIAN TEORIPengertian Pembelajaran Remedial

Pembelajaran remedial berasal dari kataremedy (Inggris) yang artinya menyembuhkan.Istilah pembelajaran remedial pada mulanyaadalah kegiatan mengajar untuk anak luar biasayang mengalami berbagai hambatan (sakit).(Ahmadi, 2009:145).

Pengertian lain dikemukan oleh Ruslan(Djamrah. 2011:81) bahwa Pembelajaranremedial sebagai upaya pendidik dalammembantu peserta didik yang mengalamikesulitan belajar dengan jalan mengulang ataumencari alternatif kegiatan sehingga pesertadidik yang bersangkutan dapat memenuhikriteria tingkat keberhasilan minimal yangdiharapkan.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkanbahwa pembelajaran remedial suatu bentukkhusus pembelajaran yang ditujukan untukmenyembuhkan peserta didik. Perbaikan inidiarahkan kepada pencapaian hasil belajaryang optimal sesuai dengan kemampuanmasing-masing melalui perbaikan keseluruhanproses belajar mengajar dan keseluruhankepribadian peserta didik.

Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Remedial.

Secara umum tujuan pembelajaranremedial tidaklah berada dengan tujuanpembelajaran pada umumnya yaitu agarpeserta didik dapat mencapai hasil belajarsesuai dengan tujuan yang telahditetapkan.Tetapi secara khusus pembelajaranremedial bertujuan agar peserta didik yangmengalami kesulitan belajar dapat mencapaihasil belajar yang diharapkan melalui prosespenyembuhan atau perbaikan, baik dalam segikepribadian peserta didik ataupun segi prosesbelajar mengajar.

Beberapa fungsi pembelajaranremedial adalah: fungsi korektif artinya bahwamelalui pembelajaran remedial memungkinkandapat diadakan pembetulan dan perbaikanterhadap sesuatu yang dipandang masih belummencapai apa yang diharapkan dalamkeseluruhan proses belajar mengajar, fungsipemahaman artinya bahwa pembelajarnremedial memungkinkan guru, peserta didikdan pihak-pihak lainnya dapat memperolehpemahaman yang lebih baik terhadap pribadipeserta didik, fungsi penyesuaian artinyapembelajaran remedial dapat membentukpeserta didik untuk lebih dapat menyesuaikandirinya terhadap lingkungannya. Dalampembelajaran remedial terdapat penyesuaianyang lebih baik antara peserta didik dengantuntutan dalam proses belajarnya serta fungsipengajaran artinya pembelajaran remedial

Page 64: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran Remedialpada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1 Bulukumba Sitti Diniah | 159

dapat memperkaya proses belajar mengajar danpembelajaran remedial dapat mempercepatproses belajar mengajar, baik dari segi waktumaupun materi maupun materi.

Kesulitan Belajar Kimia

Kesulitan belajar merupakan suatukondisi tertentu yang ditandai dengan adanyahambatan-hambatan dalam kegiatan untukmencapai tujuan, hingga memerlukan usahayang lebih keras lagi untuk dapat megatasinya.Hambatan-hambatan itu mungkin disadari,mungkin juga tidak disadari oleh peserta didikdalam proses mencapai hasil belajarnya,sehingga prestasi yang diperoleh beradadibawah dari yang semestinya (Nurminah,2009:13)

Dalam proses belajar kimia pada setiapjenjang pendidikan, tidak semua peserta didikdapat menyerap dan memahami materi yangdiberikan. Hal ini disebabkan oleh karenasetiap peserta didik mempunyai potensi dankarakter yang berbeda-beda. Guru sebagaisumber informasi dan penanggungjawabproses pembelajaran harus dapatmengantisipasi keadan tersebut, sehingga dapatberupaya membantu peserta didik memahamimateri yang dipelajari dan mengaplikasikannyadalam memecahkan soal–soal

Dari uraian di atas penulis berpendapatbahwa segala sesuatu yang menghambattercapainya hasil belajar kimia baik dari dalamdiri maupun dari luar diri peserta didikdinamakan kesulitan belajar kimia. Hal inidapat ditandai dengan rendahnya hasil belajarkimia yang dicapai oleh peserta didik sehinggatidak terpenuhi harapan yang diinginkan olehguru maupun peserta didik itu sendiri.METODE

Penelitian ini merupakan penelitiantindakan kelas (classroom action research) danterdiri atas dua siklus. Lokasi penelitian iniadalah di SMA Negeri 1 Bulukumba, sedangyang menjadi subjek penelitian adalah semuapeserta didik kelas X lintas kimia yang aktifsebanyak 22 orang.

Penelitian ini dilaksanakan padasemester I tahun pelajaran 2014/2015 denganpokok bahasan sistim periodik dan strukturatom. Tahapan yang ditempuh dalampelaksanaan tindakan terdiri atas tahappersiapan dan tahap pelaksanaan

Untuk menjejaki letak kesulitan belajarpeserta didik (Khusus dalam aspekpengetahuan) pada kompetensi inti sistimperiodik dan struktur atom, maka digunakantes diagnostik yang berbentuk uraian yang

terdiri atas 6 item. Tes ini dibuat berdasarkanindikator yang telah ditetapkan sebelumnyaoleh peneliti.

Untuk merekam hal–hal yang terjadiselama proses pembelajaran dan selama pesertadidik mengerjakan tes diagnostik, dibuat pulapedoman observasi. Selain tes diagnostik yangdisebutkan diatas, disiapkan pula tes yangparalel dengan tes diagnostik tersebut, denganmaksud untuk mengetahui kemajuan yangdicapai peserta didik setelah diadakanpembelajaran remedial.

Pengumpulan data kuantitatif yangdiperoleh dari hasil tes, baik tes diagnostikmaupun tes akhir siklus. Pengumpulan datakualitatif menggunakan pedoman observasiyang dikumpulkan mulai dari pelaksanaantindakan kelas sampai pada pemberian tesakhir siklus II.

Indikator keberhasilan tindakan ini,bilamana tingkat penguasaan indikator untuksetiap peserta didik telah mencapai tingkatpenguasaan minimal 75%. Kemudian untukmengetahui tingkat kesulitan belajar pesertadidik digunakan kriteria yang disusunberdasarkan penilaian pengetahuan padakurikulum 2013 SMA Negeri 1 Bulukumbayaitu mengelompokkan dalam 4 kategoripenguasaan 90% - 100% kategori sangat baik,penguasaan 75%-89% kategori baik,penguasaan 60%-74% kategori cukup,penguasaan 0% - 59% kategori kurang.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASANPemeriksaan Hasil Evaluasi dan AnalisisKesulitan I

Setelah peneliti mengadakan skoringdan menganalisis hasil tes diagnostik I, makadiperoleh informasi tentang kesulitan yangdialami peserta didik dalam menyelesaikan tesyaitu : untuk soal nomor 1, dari 22 pesertadidik, ada 15 peserta didik, (68,18%) yangtingkat penguasaanya kurang (tingkatpenguasaan indikator hanya 0% - 59%), 7peserta didik (331,82%) tingkat penguasaanyacukup (tinggkat penguasaan indikator hanya60% - 74%). Tingkat penguasaan indikatorrata-rata yang diukur oleh item no.1 ini adalah44,61%.

Untuk soal nomor 2 ada 10 pesertadidik (45,45%) yang tingkat penguasaanyakurang (tingkat pencapaian indikator hanya 0%- 59%), 11 peserta didik (50%) tingkatpenguasaanya cukup (tingat penguasaanindikator 60% - 74%), 1 peserta didik (4,54%)tingkat penguasaanya baik. Tingkat

Page 65: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

160 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

penguasaan indikator rata-rata yang diukuroleh item no.2 adalah 47,18%.

Untuk soal no 3 terdapat 20 pesertadidik (90,9 %) tingkat penguasaanya kurang(tingkat penguasaan indikator hanya 0% -64%), 2 peserta didik (9,1%) tingkatpenguasaanya cukup (tingkat penguasaanindikator hanya 60% - 74%). Tingkatpenguasaan indikator rata-rata yang diukuroleh item nomor 3 adalah 41,03%.

Untuk soal nomor 4 ada 18 pesertadidik (81,82%) yang tingkat penguasaanyakurang (tingkat penguasaan indikator hanya0% - 64%) 4 peserta didik (18,18%) tingkatpenguasaanya cukup (tingkat penguasaanindikator hanya 60% - 74).Tingkat penguasaanindikator rata-rata yang diukur oleh itemnomor 4 hanya 47,44%.

Untuk soal nomor 5 terdapat 13peserta didik (59,09 %) tingkat penguasaanyakurang (tingkat penguasaan indikator hanya0% - 59%), 7 peserta didik (31,81%) tingkatpenguasaanya cukup (tingkat penguasaanindikator hanya 60% - 74%). 2 peserta didik(9,09%) tingkat penguasannya tinggi (tingkatpenguasaan indikator 75% - 89%). Tingkatpenguasaan indikator rata-rata yang diukuroleh item nomor 5 adalah 44,69%.

Untuk soal nomor 6 terdapat 16peserta didik (72,72%) tingkat penguasaanyakurang (tingkat penguasaan indikator hanya0% - 59%), 4 peserta didik (18,18%) tingkatpenguasaanya cukup (tingkat penguasaanindikator hanya 60% - 74%). 2 peserta didik(9,09%) tingkat penguasannya baik (tingkatpenguasaan indikator 75% - 89%). Tingkatpenguasaan indikator rata-rata yang diukuroleh item nomor adalah 43,59%.

Secara keseluruhan peserta didikmengalami kesulitan belajar yang cukup berartiuntuk pokok bahasan tersebut. Tingkatpenguasaan indikator rata-rata dari keseluruhanpeserta didik dari kompetensi inti sistimperiodik dan unsur atom adalah 44,55%(kurang)Pembagian Kelompok BerdasarkanKesulitan Belajar

Berdasarkan hasil analisis kesulitanbelajar yang dihadapi peserta didik dalammengerjakan tes diagnostik, dibentuklahpembagian peserta didik atas 3 kelompokmenurut tingkat kesulitan yang dialami,kelompok (I) merupakan kelompok yangmengalami kesulitan paling tinggi (palingparah) tingkat penguasaan kurang dari 36,36%,terdiri atas 8 orang peserta didik. Kelompok(II) terdiri atas 16 peserta didik yaitu mereka

yang mengalami kesulitan tinggi (parah),tingkat penguasaan hanya berkisar antara 35%sampai 50%, Kelompok (III): terdiri atas 6peserta didik, yaitu mereka yang mengalamikesulitan cukup tinggi, tingkat penguasaannyalebih dari 50%.

Hal-hal lain yang dapat dicatat dalamproses ini adalah 1) perhatian peserta didiksangat besar terhadap pembagian kelompok.Komunikasi di antara mereka memberikansuasana belajar yang lebih positif, sebabmereka saling memperbincangkan hasilpekerjaannya dan sering terjadi diskusi dalammempertemukan dan membanding-bandingkanhasil pekerjaan mereka. 2) ada kesulitan yangdihadapi oleh peneliti dalam kegiatan ini, yaitudalam menemukan cara pembagian kelompokyang ideal sehingga pembelajaran remedialnantinya menjadi seefesien mungkin.Proses Pelaksanaan Pembelajaran RemedialSiklus I

Proses pembelajaran pada kelompok Idan II guru memberikan motivasi dalammenghadapi/memasuki pelajaran danmenyampaikan bahwa setelah pembelajaran iniberlangsung, guru akan memberikan teskembali yang bahannya adalah bahan yang dipelajari saat ini. Guru berharap peserta didikmengikuti pelajaran ini dengan serius,sungguh-sungguh. Reaksi peserta didikterhadap tindakan awal ini ternyata sangatpositif dan mereka nampak antusiasmenghadapi pelajaran. Materi pelajaran yangdi anggap menjadi kesulitan peserta didikdiajarkan dengan memperkenalkan kembalikonsep-konsep dan prinsip di sertai beberapacontoh soal

Hasil pengamatan menunjukkan bahwabanyak peserta didik yang mempunyai minatuntuk bertanya, dan hal ini sering tidak terjadipada pengajaran secara klasikal. Selanjutnyamemberikan contoh soal yang pararel dengantes diagnotik dan sesuai dengan kesulitan yangmereka hadapi. Satu contoh yang di jelaskanoleh guru dan contoh-contoh lainya di kerjakanoleh peserta didik. Guru menegaskan merekauntuk menyelesaikan soal-soal yang relevandengan tes diagnostik baik di bangku masing-masing maupun di papan tulis. Salah seorangpeserta didik di tunjuk mengerjakanya di papantulis dibawah bimbingan dan perhatian dariguru. Semua contoh dapat diselesaikan denganbaik, guru memberikan penguatan dengankata-kata “kalian sesungguhnya bukan tidakmengetahui hanya saja kurang berlatih”.Bentuk penguatan lain yang di berikan adalahmemberikan pujian langsung kepada pesertadidik yang berhasil menyelesaikan soal tadi.

Page 66: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran Remedialpada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1 Bulukumba Sitti Diniah | 161

Dengan strategi ini tampak peserta didik sangatbergairah mengikuti pelajaran, bahkan diantara mereka banyak menawarkan diri untuktampil kedepan untuk mengerjakan soal-soal

Proses pembelajaran yang diiterapkanoleh guru pada kelompo III adalah mengulangkembali materi yang menjadi kesulitan merekadengan menggunakan metode ceramahberpariasi. Karena dalam kelompok ini pesertadidik mempunyi tingkat penguasaan agaktinggi dibanding dengan yang lainnya, makasebelum guru menjelaskan materi pelajaranterlebih dahulu kepada keenamnya secarabergantian disuruh untuk menjelaskan secaralisan dari materi yang diulang, peserta didikyang lain diharapkan memperhatikan denganserius dan diberi kesempatan untukmenanggapi penjelasan-penjalasan dari ketigarekannya. Tindakan ini dilakukan denganpertimbangan bahwa keenan peserta didiktersebut berfungsi sebagai tutor sebaya secaratidak lansung, sekaligus menghindari perasaanbosan/jenuh mereka. Karena merekamelaksanakan tugas itu dengan sangat baik,maka guru memberikan pujian kepadanya,sekaligus menyatakan bahwa sisiwa yanglainnyapun bisa melakukannya selagi adausaha yang keras untuk ingin berprestasi.

Pemeriksaan Hasil Evaluasi dan AnalisisKesulitan II

Setelah peneliti mengadakan skoringdan menganalisis hasil tes setelahpembelajaran remedial siklus I yang sekaligismenjadi tes diagonastik II diperoleh imformasitentang kesulitan baru yang dialami peserta

didik dalam menyelesaikan tes diagnostik.ItemNomor 1 dari 22 peserta didik masih ada 9peserta didik atau 40,9% yang mengalamikesulitan yang bersifat ringan dalammenyelesaikan dasar pengelompokan unsur-unsur. Item nomor 2 masih ada peserta didikatau 9% yang mengalami kesulitan ringan padaitem ini, hanya merupakan kesulitan dalammenjelaskan sifat-sifat periodik. Item nomor 3,masih ada 7 peserta didik atau 31,8% yangmengalami kesulitan dalam memberikancontoh dari istilah electron valensi dan isotop.Item nomor 4 masih ada 8 peserta didik atau36,36% yang mengalami kesulitan pada itemini. Item nomor 5 terdapat 17 peserta didik atau77,3% mengalami kesulitan dalammenyelesaikan item ini. Item nomor 6 masihada 12 orang peserta didik atau 54,54% yangmengalami kesulitan dalam menentukanmenuliskan konfigurasi elektron beberapaunsur.

Selanjutnya dari hasil pengolahan dananalisis data maka diperoleh tingkatpenguasaan indikator, baik sebelum maupunsesudah pembelajaran remedial seperti tampakpada tabel berikut:

Dari Tabel di atas dapat disimpulkanbahwa pembelajaran remedial pada siklus Iyang dilakukan memberikan peningkatantingkat penguasaan rata-rata untukkeseluruhan indikator dari 44,5% (sebelumpembelajaran remedial ) menjadi 66,3%(sesudah pembelajaran remedial) atau adaselisih sebesar 21,8% (terjadi peningkatan49%).Hal ini menunjukkan bahwa tingkat

Tingkat Penguasaan Indikator Rata-rata Baik Sebelum MaupunSesudah Pembelajaran Remedial Siklus I.

No.Indikator

Sebelum PembelajaranRemedial

Sesudah PembelejaranRemedial Selisih

(%)TingkatPenguasaan

(%)Kategori

TingkatPenguasaan

(%)Kategori

123456

44,647,241,047,444,743,6

KurangKurangKurangKurangKurangKurang

72,379,061,166,055,369,2

CukupBaik

CukupCukupKurangCukup

27,731,820,118,610,625,6

Rata-rata 44,5 Kurang 66,3 Cukup 21,8

Page 67: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

162 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

penguasaan bahan ajar topik sistim periodikdan struktur atom dikelas X Lintas Kimia SMANegeri 1 Bulukumba sebelum pembelajaranremedial siklus I masih berada dalam kategori“kurang” dan sesudah dilakukan pembelajaranremedial ternyata hanya mencapai kategori“cukup”.dengan demikian kesimpulan yangdapat ditarik dari temuan ini bahwa pesertadidik masih memiliki kesulitan belajar danmasih membutuhkan pemecahan selanjutnyasampai peserta didik dianggap telah mencapai(tingkat penguasaan minimal 75%) untuksetiap peserta didik.

Dengan memperhatikan besarnyakenaikan tingkat penguasaan indikator padatabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwapembelajaran remedial siklus II masih pentingdilaksanaan. Pada pembelajaran remedial II,guru harus mencari teknik tertentu atautindakan tindakan tertentu yang dapatmendukung tercapainya tujuan-tujuan yangbelum memenuhi target pencapian siklus I.

Pembelajaran Remedial Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran remedialsiklus II hanya difokuskan pada materi-materiyang mendukung tujuan-tujuan yang belumtercapai pada siklus I yaitu indikator No.3,indikator No.4 dan indikator No.5.

Berdasarkan hasil analisis tes akhirsetelah pembelajaran remedial siklus I yangsekaligus menjadi tes diagnostik II, makadiperoleh data tentang kesulitan belajar pesertadidik untuk menentukan langkah–langkahdalam pembelajaran remedial siklus II.

Dari hasil analisis terhadap kesulitanbelajar yang dihadapi peserta didik dalam

mengerjakan tes diagnostik II, makadibentuklah 4 kelompok dengan rincian:kelompok I, terdiri atas 2 orang pesertadidik.kelompok ini merupakan kelompok yangmengalami kesulitan paling tinggi (palingparah). Mereka rata-rata tidak menguasaikeseluruhan indikator yang belum tercapai.Kelompok II, terdiri atas 14 orang pesertadidik, yaitu mereka yang rata-rata mengalamikesulitan atau belum menguasai 3 indikatoryang belum tercapai. Soal nomor 3, 4, 5.Kelompok III, terdiri atas 3 orang peserta didikyaitu mereka yang rata-rata mengalamikesulitan atau tidak menguasai 2 indikatoryang belum tercapai. Soal nomor 3 dan 5 .Kelompok IV, terdiri atas 1 orang peserta didikyaitu mereka yang rata-rata mengalamikesulitan atau tidak menguasai 1 indikatoryang belum tercapai. Soal nomor 5 saja.

Setelah pembelajaran remedial siklusII dilaksanakan, diadakan tes hasil belajaruntuk mengetahui tingkat penguasaan pesertadidik terhadap pelajaran sistim periodik danstruktur atom

Selanjutnya hasil pengelolahan dananalisis data maka diperoleh tingkatpenguasaan indikator rata –rata setelahpembelajaran remedial siklus II Seperti tampakpada tabel berikut:

Dari tabel di atas dapat disimpulkanbahwa pembelajaran remedial yang dilakukanmemberikan peningkatan tingkat penguasaanrata-rata untuk keseluruhan indikator dari66,3% sebelum pembelajaran remedial menjadi79,6% setelah pembelajaran remedial, adaselisih sebesar 13,3 (peningkatan 20,1%). Halini menunjukkan bahwa tingkat penguasaan

Tingkat penguasaan Indikator Rata-rata Sebelum Pembelajaran Remedial danSetelah Pembelajaran Remedial Siklus II.

No.Indikator

Sebelum PembelajaranRemedial

Sesudah PembelejaranRemedial Selisih

(%)TingkatPenguasaan

(%)Kategori

TingkatPenguasaan

(%)Kategori

123456

72,379,061,166,055,369,2

CukupBaik

CukupCukupKurangCukup

86,793,876,179,565,282,6

BaikSangat Baik

BaikBaik

CukupBaik

14,414,815

13,59,913,4

Rata-rata 66,3 Cukup 79,6 Baik 13,3

Page 68: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Meminimalkan Kesulitan Belajar Kimia Melalui Pembelajaran Remedialpada Peserta Didik Kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1 Bulukumba Sitti Diniah | 163

bahan ajar topik sistim periodik dan strukturatom di kelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1Bulukumba sebelum pembelajaran remedialsiklus II berada dalam kategori “cukup” dansetelah dilakukan pembelajaran remedialberada dalam kategori “baik”. Berdasarkanhasil tersebut dapat disimpulkan bahwatindakan-tindakan yang dilakukan dalamproses pembelajaran remedial siklus II cukupefektif.Refleksi

Dari seluruh rangkaian kegiatan yangtelah dilakukan, dalam pembelajaran remedial,guru harus mencari teknik-teknik atautindakan tertentu yang dapat mendukungtercapainya tujuan-tujuan yang belummemenuhi target penguasaan pada siklus I.Peserta didik yang tidak menggunakankesempatan untuk bertanya sehubungandengan materi yang dijelaskan belum tentutelah mengerti materi tersebut. Peserta didikbenar-benar sangat antusias dan bersemangatmengikuti proses pengajaran yang di berikan,sehingga cara-cara tersebut di atas patut dipertahankan.

Dalam proses pembelajaran remedialini guru juga lebih antusias sebab strategipengajaran yang diterapkan lebih variatif dantidak monoton seperti pada pembelajaransecara klasik, guru tidak merasakan adanyakejenuhan dalam mengajar, pemberianpenguatan membangkitkan semangat danantusiasme kelompok.

Dari hasil analisis refleksi tanggapanpeserta didik dapat disimpulkan bahwa, padaumumnya peserta didik menyatakan bahwapelajaran kimia sulit namun mereka akanmampu memahami pelajaran tersebuttergantung pada metode dan cara gurumenyampaikannya, peserta didik senangdengan pembelajaran remedial karenamembantu mereka memperbaiki kesulitan yangdihadapi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil–hasil penelitiandapat ditarik kesimpulan 1) tingkat penguasaanindikator rata-rata yang diperoleh peserta didikkelas X Lintas Kimia SMA Negeri 1Bulukumba sebelum pembelajaran remedialsiklus I adalah 44,55% berada dalam kategori“kurang “dan setelah pembelajaran remedialmencapai 66,27% berada dalam kategori“cukup“. 2) tingkat penguasaan indikator rata-rata yang diperoleh peserta didik setelah

pembelajaran remedial siklus II mencapai79,57% berada dalam kategori “baik”.

Mengacu pada hasil–hasil yang dicapaidan manfaat yang diharapkan dari hasiltersebut, maka berikut ini dikemukakan saran1) kepada guru–guru kimia agar hendaknyasewaktu–waktu mendiagnosis kesulitan belajarpeserta didik di dalam kelas, dan menerapkanpembelajaran remedial dalam pembelajarankimia, khususnya pada topik yang dianggaprelatif sukar dipahami/dikuasai peserta didik.2) kepada kepala sekolah, disarankan agardapat berupaya mengadakan fasilitas dansumber daya yang dapat menunjangkesuksesan pelaksanaan pembelajaran remedialdi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-DasarEvaluasi Pendidikan. Jakarta : BumiAksara..

Ahmadi, Abu.2009. PsikologiBelajar.Jakarta:Rineka Cipta.Amruddin. 2000. Peningkatan Daya Serap

Siswa Kelas II SLTP Negeri 4 SinjaiSelatan Terhadap PelajaranMatematika Melalui PengajaranRemedial. Skripsi FMIPA UNMMakassar.

Asep & Abdul Haris. 2009. EvaluasiPembelajaran. Yogyakarta : MultiPressindo.

Djamrah. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta.Depdikbud, 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Edisi Kedua. Jakarta: BalaiPustaka.

Engkoswara. 2011. Dasar-dasar Metedologipengajaran. Jakarta : Bina Aksara.

Herawati, dkk. 2013. Kimia Untuk kelas XSMA. Edisi Pertama, Jakarta :Yudistira

Nahadi. 2012. Intisari Kimia Untuk SMA KelasX, XI, dan XIII. Pustaka Setia.Bandung

Nurkancana, 2002. Evaluasi Penelitian.Surabaya: Usaha Nasional .

Nurminah, 2009. Deskripsi Kesulitan BelajarSiswa Kelas 1 SMU Negeri Takalar.Skripsi FMIPA IKIP Ujung Pandang.

R.M. Tague, 2008. Prinsip-prinsip Belajaruntuk Pengajaran. Surabaya : UsahaNasional

Unggul Sudarmo, 2014. Kimia untuk SMA/MAKelas X. Surakarta: Erlangga

Wahyuni. 2013. Master Kimia SMA. Jakarta :Erlangga.

Page 69: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

164 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Page 70: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra SolusiPendidikan Moral Yang Efektif Menuju Kurikulum 2013 Arafah | 165

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS SASTRA SOLUSI PENDIDIKAN MORAL YANGEFEKTIF MENUJU KURIKULUM 2013

Arafah *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga SMA Negeri 9 BulukumbaEmail : [email protected]

Abstrak

Kurikulum 2013 membawa angin segar dalam pengajaran bahasa khusunya bahasa Indonesiakarena diwajibkan dalam sebuah lembaga membuka peminatan bahasa. Peluang ini harusdimanfaatkan sebaik mungkin dalam membelajarkan peserta didik secara “saintifik” yang menjadiarah atau ciri pembelajaran kurikulum 2013. Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia peminatandiharapkan kepada peserta didik memahami tidak hanya secara teoretis tetapi juga mampumenerapkan dalam kehidupan sehari-hari (penanaman karakter bangsa).

Pendidikan adalah pilar utama dalam pembentukan karakter peserta didik. Pendidikan yangbaik akan membentuk mental atau karakter peserta didik yang terarah. Pembinaan mental yang baikpada akhirnya akan bermuara pada kebaikan di kehidupan yang akan datang.Kegiatan belajar-mengajar memerlukan inovasi dan kreativitas yang menarik dari seorang guru.Guru yang kreatif tidakpernah kehilangan akal dalam merancang pembelajaran yang menarik dengan menitikberatkan padasituasi dan kondisi peserta didik.Oleh karena itu, perlu adanya teknik pembelajaran yang kreatifmudah dilaksanakan, ekonomis dan hasilnya sangat memuaskan serta memotivasi peserta didik dalammencintai pelajarannya.Pendekatan yang dimaksud adalah pendidikan karakter berbasis sastra sebagaisolusi pendidikan moral yang efektif dengan penerapan teknik bermain peran yang telah dimodifikasisesuai tujuan.

Penerapan pendidikan karakter berbasis sastra dengan teknik pembelajaran bermain peranbertujuan (1) menjadi solusi bagi guru khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia dalam mengajarkanmateri sastra yang selama ini dianggap sulit menjadi mudah. (2) mendeskripsikan efektivitaspenerapan teknik pembelajaran bermain peran dalam meningkatkan minat dan hasil belajar bahasaIndonesia khususnya materi sastra serta penanaman karakter bangsa dengan penjabaran penilaianautentik.dan (3) menjadikan pembelajaran bersifat edukatif menyenangkan bagi guru dan peserta didikserta hasil belajar yang memuaskan.

Pembelajaran sastra dengan teknik bermain peran dapat dikembangkan dengan membuatprogram yang terencana. Program terencana yang dimaksud adalah sarana prasarana dilengkapisehingga semakin menarik perhatian peserta didik. Selain itu, untuk lebih intensif maka frekuensi danlama pembelajaran ditambah sehingga semakin banyak kreasi dan kreativitas yang dapat dilaksanakan.Penggunaan strategi bermain peran (role playing) dalam pembelajaran sastra dalam upaya penanamankarakter peserta didik sangat cocok digunakan. Karena dengan strategi ini peserta didik dapatmemerankan masing-masing tokoh dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian secara tidak langsungpendidikan karakter yang diharapkan secara langsung tertanam pada diri peserta didik.

kata kunci: pendidikan karakter berbasis sastra

Abstract *)

Curriculum 2013 brings fresh wind especially in teaching Indonesian language as required inan open body language specialization. These opportunities should be best possible in teachinglearners are "scientifically" that the direction or characteristics of the learning curriculum subjects2013. In Indonesian specialization students are expected to understand not only theoretically but alsoable to apply in everyday life (planting characters nation).

Education is the main pillar in forming the character of learners. Good education will form amental or character-directed learners. Good mental development will eventually lead to the good lifein the future. Learning activities require innovation and creativity are interesting from a teacher.Creative teacher never lose sense in designing interesting learning with emphasis on the situation oflearners. Therefore, it needsa creative learning technique is easy to implement, economical and theresults are very satisfying and motivating learners in love learning. The approach in question isliterature-based character education as moral education an effective solution with the application oftechniques that have been modified to play a role as intended.

Page 71: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

166 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

PPENDAHULUAN

Pada umumnya praktisi pendidikanmemahami bahwa dalam penjabarankurikulum 2013 setidaknya mengacu pada tigaaspek yang mendasar yakni aspek filosifis,aspek yuridis, dan aspek konseptual.Dalamaspek filosofi pendidikan berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan pesertadidik dan masyarakat.Sedangakan aspekyuridis tentunya mengacu pada RPJMN2010-2014 sektor pendidikanyakni perubahanmetodologi pembelajaran dan penataankurikulum. Selain itu, Inpres Nomor 1 tahun2010 tentang percepatan pelaksanaanpembangunan nasional yang didalamnyamembicarakan penyempurnaan kurikulum danmetode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk dayasaing dan karakter bangsa. Selanjutnya padaaspek konseptual mengacu pada persoalanrelevansi, model kurikulum berbasiskompetensi, kurikulum lebih dari sekadardokumen, proses pembelajaran dan penilaian.Ketiga aspek tersebut di atas, hal itulah yangmelatar belakangi kurikulum 2013 yang saatini sedang digalakkan oleh pemerintah dalamupaya memperbaiki kualitas pendidikan diIndonesia.Pendidikan pada kurikulum 2013tidak hanya mengembangkan aspek kognitifsemata tetapi juga mengembangkan aspekafektif dan psikomotorik secara holistik.Kurikulum 2013 membawa agin segar dalampengajaran bahasa khusunya bahasa Indonesiakarena diwajibkan sebuah lembaga membukapeminatan bahasa. Hal ini harus dimanfaatkansebaik mungkin dalam membelajarkan pesertadidik secara “saintifik” yang menjadi arah

atau ciri pembelajaran kurikulum 2013. Dalammata pelajaran bahasa Indonesia peminatandiharapkan kepada peserta didik memahamitidak hanya secara teoretis tetapi juga mampumenerapkan dalam kehidupan sehari-hari(penanaman karakter bangsa).

Pembelajaran sastra yang selama inidianggap sebagai duri dalam pembelajaranbahasa Indonesia harus diluruskan. Meskipunharus diakui bahwa pembelajaran sastra tidaksemudah membalik telapak tangan. Bahkan,dalam kegiatan Musyawarah Guru MataPelajaran (MGMP) khususnya di KabupatenBulukumba Provinsi Sulawesi Selatan hampirsemua guru mengutarakan keluh kesahnyabetapa sulitnya mengajarkan materi sastra padapeserta didik. Kenyataan ini memotivasipenulis untuk mengkaji secara perlahan-lahanusaha apa yang harus dilakukan dalammemecahkan persoalan tersebut.Pendidikan adalah pilar utama dalampembentukan karakter peserta didik.Pendidikan yang baik akan membentuk mentalatau karakter peserta didik yang terarah.Pembinaan mental yang baik pada akhirnyaakan bermuara pada kebaikan di kehidupanyang akan datang. Kehidupan di tengah-tengahmasyarakat yang penuh dengan persoalan-persoalan yang rumit. Dengan berbekalpendidikan yang baik, maka peserta didik akanmempunyai mental/karakter yang kuat, danmempunyai pengetahuan yang luas. Dalampembelajaran guru dan peserta didik seringdihadapkan pada berbagai masalah, baik yangberkaitan dengan mata pelajaran maupun yangmenyangkut hubungan sosial. Guru yangkreatif senantiasa mencari pendekatan barudalam memecahkan masalah, tidak terpaku

Application of literature-based character education with learning techniques play a roleaimed at (1) as a solution for teachers in particular subjects in teaching Indonesian literary materialwhich has been considered difficult to be easy. (2) describe the effectiveness of learning techniquesplay a role in increasing interest and learning outcomes Indonesian particularly literature andplanting material character of the nation with the translation of authentic assessment. and (3) to makelearning be fun, educative for teachers and learners and learning outcomes are satisfactory.

Learning literature with role playing techniques can be developed to create a program thatplanned. planned program in question is equipped infrastructure that increasingly attracted theattention of learners. In addition, for more intensive and long learning then frekuency plus so morecreations and creativity that can be implemented.

The use of role-playing strategy (role playing) in the literature in an effort to study thecharacter of learners planting is suitable. Due withthis strategy learners can portray each characteras well as possible. Therefore indirectly expected character education is directly embedded at thelearnersself .

keywords: literature-based character education

Page 72: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra SolusiPendidikan Moral Yang Efektif Menuju Kurikulum 2013 Arafah | 167

pada cara tertentu yang monoton, melainkanmemilih variasi lain yang sesuai.Kegiatan belajar-mengajar memerlukan inovasidan kreativitas yang menarik dari seorangguru.Guru yang kreatif tidak pernahkehilangan akal dalam merancangpembelajaran yang menarik denganmenitikberatkan pada situasi dan kondisipeserta didik. Dalam mata pelajaran bahasaIndonesia khususnya materi kesastranberdasarkan pengamatan penulis melaluiobservasi dan wawancara dengan peserta didikdi SMA Negeri 9 Bulukumba pada umumnyamereka mengungkapkan bahwa materi yangpaling berat adalah memahami unsur-unsursastra baik novel, roman, cerpen, dan drama.

Dengan mengacu pada persoalandalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebutkhususnya dalam mengajarkan sastra makapenulis merumuskan konsep pembelajarandengan orientasi pendidikan karakter berbasissastra dengan menerapkan teknik bermainperan. Bermain peran yang dimaksud adalahpeserta didik terlibat langsung dalam kegiatanpembelajaran kesastraan yang akandiajarkan.Contoh sederhana dengan melibatkanpeserta didik sebagai tokoh (berperan sebagaitokoh tertentu dalam sebuah cerita) ternyatapeserta didik sangat mudah memahami materiyang sebelumnya dianggap sulit menjadimudah dipahami.Selain itu, pendidikankarakter bangsa yang menjadi tujuan daripendidikan secara umum dapat ditanamkanpada diri peserta didik secara mudah danpermanen karena dilakukan secara alamiaholeh peserta didik.

Dalam praktik pengelolaan kegiatanbelajar-mengajar tentunya tidaklah semudahmembalik telapak tangan, tetapi memerlukankeahlian tertentu dalam merancang,melaksanakan dan mengevaluasi. Dalammenghadapi kendala dalam proses belajar-mengajar banyak cara yang bisa dilakukandiantaranya penerapan model dan teknikpembelajaran (baik yangdikembangkan/modifikasi oleh tenaga pendidikmaupun model pembelajaran yang ditawarkanoleh para ahli pendidikan). Meskipundemikian, kenyataannya model maupunstrategi pembelajaran yang lazim kurangefektif dan efisien. Oleh karena itu, perluadanya teknik pembelajaran yang kreatifmudah dilaksanakan, ekonomis dan hasilnyasangat memuaskan serta memotivasi pesertadidik dalam mencintai pelajarannya.Pendekatan yang dimaksud adalah pendidikankarakter berbasis sastra sebagai solusipendidikan moral yang

efektifdenganpenerapan teknik bermain peranyang telah dimodifikasi sesuai tujuan.

Penerapan pendidikan karakterberbasis sastra dengan teknik pembelajaranbermain peran bertujuan:1. Menjadi solusi bagi guru khususnya mata

pelajaran bahasa Indonesia dalammengajarkan materi sastra yang selama inidianggap sulit menjadi mudah.

2. Mendeskripsikan efektivitas penerapanteknik pembelajaran bermain peran dalammeningkatkan minat dan hasil belajarbahasa Indonesia khususnya materi sastaserta penanaman karakter bangsa denganpenjabaran penilaian autentik.

3. Menjadikan pembelajaran bersifat edukatifmenyenangkan bagi guru dan peserta didikserta hasil belajar yang memuaskan.

Kajian ini dapat memberikan manfaatsebagai berikut:1. Acuan bagi guru dalam menanamkan

pendidikan karakter berbasis sastra denganmenggunakan teknik pembelajaran bermainperan sebagai alternatif dan penambahperbendaharaan teknik pembelajarankhususnya pembelajaran kesastraan.

2. Bermanfaat bagi siapa saja sebagai inspirasiuntuk membuat dan menciptakan teknikpembelajaran yang inovatif lainnya.

3. Memberi peluang kepada peserta didikuntuk aktif, kreatif dan berkompetisi, sertamelakukan kegiatan belajar yangmenyenangkan serta mengukir prestasi dibidang sastra.

Dalam kegiatan belajar mengajar,strategi sangat penting untuk memperlancartujuan pembelajaran. Strategi pembelajaranyang ditetapkan oleh guru akan bergantungpadapendekatan pembelajaran yang digunakan;sedangkan bagaimana menjalankan strategitersebut dapat ditetapkan berbagai metodepembelajaran. Menurut Kemp 1995 (dalamSanjaya 2008:294) menjelaskan bahwa strategipembelajaran adalah suatu kegiatanpembelajaran yang harus dikerjakan oleh gurudan siswa agar tujuan pembelajaran dapatdicapai secara efektif dan efisien. Padadasarnya strategi menunjuk sebuahperencanaan untuk mencapai suatu tujuan.Dengan kata lain strategi adalah “A plan ofoperation achieving omething.” (Sanjaya,2008:295). Istilah lain yang juga memilikikemiripan dengan strategi adalah pendekatan(approach).

Pembelajaran terkait denganbagaimana membelajarkan peserta didik ataubagaimana membuat peserta didik agar dapatbelajar dengan mudah dan dorongan oleh

Page 73: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

168 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

kemampuannya sendiri untuk mempelajari apayang teraktualisasikan dalam kurikulumsebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karenaitu pembelajaran berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum denganmenganalisa tujuan pembelajaran dankarakteristik isi bidang studi. Selanjutnyadilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkandan mengembangkan cara atau metode danstrategi pembelajaran yang tepat untukmencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Moody (dalam Suminto,1985:197) pengajaran sastra membekali parapeserta didik empat keterampilanberbahasa.Pembelajaran apresiasi sastramemang lebih menekankan pada keterampilanberbicara, tetapi tidak tertutup kemungkinan,bahwa mendengar (pada menyimakpementasan drama), membaca (berlatihdialog/naskah drama), dan menulis (menulisteks drama/skenario). Jadi, keempat-empatnyasaling berkaitan. Istilahapresiasi berasal daribahasa latin “apreciatio” yang berarti“mengindahkan” atau “menghargai”.

Fungsi pengajaran sastra menurutSitumorang (1983:25) adalah penciptaanwatak/karakter, yaitu untuk menanamkan rasacinta sastra, sehingga setelah dewasa anakdidik akan dewasa pula dalam kegemaran,kemampuan apresiasi, dan penilaian terhadaphasil-hasil sastra.

Dalam dunia pendidikan tentunyamerupakan hal yang wajar jika terdapatmasalah atau kendala dalam pelaksanaannya.Masalah yang muncul sangat beragamtermasuk faktor kehadiran peserta didikmengikuti proses belajar-mengajar di kelas.Demikian pula halnya dengan upayamembangkitkan semangat belajar yang sangatrendah serta hasil belajar yang belummaksimal. Untuk mengatasi hal tersebutdibutuhkan strategi tertentu dalammenyelesaikan persoalan yang ada. Salah satubentuk kegiatan pembelajaran yang menurutsaya sangat tepat diterapkan adalah pengajaransastra dengan teknik bermain peran karenasecara komlit menanamkan pendidikankarakter pada peserta didik dan tujuanpembelajaran tercapai dengan baik.

PembahasanPembelajaran sastra dengan teknik

bermain peran sebagai upaya penanamankarakter yang dilakukan di SMA Negeri 9Bulukumba ini berbeda dengan teknik bermainperan yang selama ini dilakukan ataudiperkenalkan oleh praktisi pendidikan karenatujuan utama bukan hanya tertuju pada

peningkatan hasil belajar tetapi teknik bermainperan dalam kegiatan ini bersifat komplet danbermuara pada pendidikan karakter.

Dalam penerapan pembelajaran sastradengan teknik bermain peran peserta didikberperan langsung sebagai tokoh atau pemaindalam cerita tertentu yang dipentaskan.Kegiatan ini rupanya menjadi hiburantersendiri bagi peserta didik sehingga merekasemakin bersemangat dan tujuan pembelajarantercapai dengan baik.

Dalam menerapkan strategi pemecahanmasalah yang telah dipaparkan di atas, makatahapan operasional pelaksanaannya sebagaiberikut:1. Tahap perencanaan

a. Mempersiapkan jadwal pembelajaran.Jadwal pembelajaran dengan teknikbermain peran dilakukan dengan duacara yakni mengikuti jadwalpembelajaran yang telah ditetapkan danmengagendakan jadwal pembelajarantambahan.Jadwal pembelajarantambahan dipersiapkan denganmenyesuaikan waktu yang telahdisepakati dengan peserta didik.

b. Mensosialisasikan jadwal pembelajarankepada seluruh peserta didik.

c. Menyelaraskan tujuan pembelajaranyang ingin dicapai dan dikemas dalamteknik bermain peran. Misalnyamengajarkan tentang penokohan (jenistokoh) dalam drama maka peserta didiktersebut berperan langsung sebagaipemain dan memerankan salah satukarakter tokoh misalnya tokohprotagonis atau antagonis atau yanglainnya tergantung tujuan pembelajaranyang ingin dicapai.

2. Tahap Pelaksanaana. Kegiatan pembelajaran diawali dengan

penjelasan umum kepada peserta didiktentang kegiatan yang akan dilakukan,bagaimana melakukannya yang dikemasdalam bentuk materi pelajaran. Untukmenarik perhatian peserta didikdisampaikan bahwa materi dalampenjelasan umum tersebut adalahpetunjuk praktis peran yang akandiperankannya. Sebagai ilustrasipenerapan pembelajaran berikut penulisakan menampilkan langkah-langkahdalam pembelajaran sastra denganmateri ”drama dan teater”.1) Yang perta peserta didik harus

mencermati peta konsep yangdisajikan guru di kelas sepertidibawah ini.

Page 74: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra SolusiPendidikan Moral Yang Efektif Menuju Kurikulum 2013 Arafah | 169

2) Setelah memahami peta konsep,selanjutnya terkonsentrasi padapersoalan pokok yang akan dibahaspada saat itu. Guru memberikaneksplorasi dengan menayangkansebuah tampilan lalu memintakepada peserta didik untukmenentukan apakah tayangantersebut merupakan drama atauteater. (contoh terdapat pada lapiranberupa rekaman video). Dengandemikan peserta didik merasamudah dalam memahami materipelajaran dan pada akhirnyadiharapkan dapat membentukkarakter peserta didik sesuai denganyang tercantum dalam rancanganpembelajaran.

Untuk memahami tokoh denganmenjelaskan dengan carakompensional peserta didik sulitmemahami tentang tokoh. Namun,setelah penerapan teknik bermainperan mereka dengan mudahnyamemahami unsur sastra yang adapada drama atau yang lainnya.

3) Guru membagi peserta didikdalam beberapa kelompok danmemberikan kesempatan untukmenyusun naska drama ataumengambil naskah yang ada padaberbagai sumber untukdiperankan.

a. Memberikan kesempatan kepada pesertadidik untuk berdiskusi sesama pesertadidik tentang peran yang akandiperankannya (melakukan tanya jawabjika diperlukan).

b. Memberikan tugas kepada peserta didik.Peserta didik bebas memanfaatkan danberlatih sesuai dengan perannyatermasuk memanfaatkan alamlingkungan tempat belajar untukdijadikan stimulus dalam memahamimateri atau menyelesaikan tugas.

3. Tahap Evaluasi dilakukan secara terbukadan pembinaan berkelanjutan bagi yangmembutuhkan secara kekeluargaan.

Penjabaran tersebut di atas dapatdigambarkan secara rinci sebagai berikut:1) Guru menjelaskan tujuan

pembelajaran/KD.2) Peserta didik dibagi dalam beberapa

kelompok beranggotakan 3-5 pesertadidik (disesuaikan jumlah peserta didikdalam kelas tertentu).

3) Guru menyiapkan skenario/naskahdengan tema cerita yang menarik.

4) Ketua kelompok membagi peranmasing-masing sesuai yang terdapatdalam skenario. Guru pun dapatmemegang salah satu peran apabiladirasakan memang perlu.

5) Tiap-tiap pemain menghapalkan dialogdalam skenario.

6) Guru menunjuk salah satu kelompokyang sudah benar-benar siap untukmenampilkan naskah pementasan.

Page 75: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

170 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

7) Demikian seterusnya sampai seluruhkelompok tampil.

8) Evaluasi, meliputi lafal, intonasi,ekspresi, penghayatan dan penampilan.

9) Kesimpulan.Dalam penerapan teknik ini sangat

sederhana dan bersifat ekonomis karena tidakmemerlukan biaya yang besar. Yangdibutuhkan adalah kebesaran jiwa seorangguru dalam membina dan mengarahkan pesertadidik dengan cara mendesain pembelajaranserta menemukan teknik pembelajaran yangsesuai dengan tujuan pembelajaran yang akandicapai.

Ada hal menarik dalam penerapanteknik ini, rupanya bukan hanya mengajarkansastra dengan baik dan menyenangkan tetapimenjadi ajang prestasi bagi peserta didik sertayang tidak kalah pentingnya adalah penanamankarakter bangsa secara efektif dan efisien. Halini terbukti banyak karya yang telah dihasilkanoleh peserta didikbahkan mengikuti berbagaikompetisi baik ditingkat sekolah, kabupatenmaupun provinsi.

Dalam kegiatan pembelajaran sepertiinisangat efektifdalam penanaman karakterbangsa yang sangat bermanfaat bagikelangsungan hidup peserta didik ditengah-tengah masyarakat. Salah satu bentuk karakteryang diterapkan adalah toleransi, peserta didikmenghayati cerita yang diperankan bahwamanusia harus saling tolong-menolong dalamkebajikan dan menghargai orang lain. Selainitu, karakter yang dapat ditanamkan adalahkerjasama yang baik antara peserta didik satusama lain. Demikian pula halnya dengankemandirian dan kreativitas yang tinggi.Kesemuanya itu telah tercermin dalam prilakupeserta didik di sekolah.

Pendidikan karakter berbasis sastramerupakan solusi pendidikan moral yangefektif bagi peserta didik di SMA Negeri 9Bulukumba karena dapat atau mampu menarikminat dan perhatian peserta didik. Keaktifanpeserta didik semakin meningkat dimanaketika pembelajaran dilaksanakan secarakonvesional kehadiran peserta didik sangatkurang dan cenderung tidak bergairah(kehadiran hanya antara 80-90% pesertadidik).Namun setelah kegiatan pembelajarandikemas dengan teknik bermain perandengantujuan penanaman nilai-nilai karakter bangsakehadiran peserta didik meningkat.Kegiatanpembelajaran yang dikemas dengan penerapanteknik bermain peran mampu memotivasipeserta didik baik dari segi kehadiran,semangat, dan aktivitas (kehadiran meningkatmenjadi 99-100%).

Dalam pembelajaran sastra denganteknik bermain peran sasaran utamanya adalahkegiatan pembelajaran yang dikemassemenarik mungkin.Peserta didik berkompetisipada berbagai kegiatan yang dilaksanakansehingga tujuaan pembelajaran dapattercapai.Gairah belajar semakin tampak dankehadiran dalam kegiatan pembelajaransemakin meningkat pula.Prestasi peserta didikmengalami peningkatan yang signifikan baikdari segi afektif, kognitif, danpsikomotoriknya.Dari segi afektif perolehannilai rata-rata mencapai Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) yang telah ditetapkansebelumnya.Tingkat kelulusan pada UN daritahun ke tahun mengalami peningkatan darisegi kualitas. Bentuk keberhasilan dari aspekpsikomotoriknya yang sangat tampak akibatdari kegiatan pembelajaran yang dikemasdalam perkemahan ini adalah kemampuan dankeberanian untuk tampildi depan umum.Danyang tidak kalah pentingnya adalah karakterpeserta didik tercermin dalam prilakunyasehari-hari di sekolah.

Sebelum pendidikan karakter berbasissastra ini diterapkan maka prilaku peserta didikbelum mencerminkan atau belum tampak baikdalam aktivitas pembelajaran maupun aktivitasdi luar kegiatan pembelajaran. Kedisiplinanbelum tampak sama sekali ketika diberi tugasdi rumah pada umumnya peserta didikmenyelesaikan tugasnya dipagi hari(menyontek pekerjaan temannya) namunsetelah penerapan pendidikan karakter berbasissastra ini sudah tampak perubahan yangsignifikan. Pemandangan yang sering sayadapati berkumpul di meja tertentumenyelesaikan tugas dan mengabaikan untukmembersihkan kelas kini secara perlahan-lahansudah berubah karena mereka menyadaribahwa perbuatan tersebut tidak terpuji.Darisegi kreatif atau kreativitas tidak meragukanlagi terbukti dari banyaknya karya pesertadidik yang bukan hanya dikenal di lingkungansekolah tetapi sudah menyebar ke tengah-tengah masyarakat luas bahkan sampai ketingkat regional. Demikian pula dengan kerjakeras, karena tidak akan mungkin sebuah karyasastra terlahir tanpa adanya kerja keras.

Ketika pembelajaran berbasis sastra inimulai diperkenalkan, maka segalanyadisiapkan oleh guru termasuk naska yang akandiperankan. Namun, seiring denganpembentukan karakter maka peserta didiksudah mulai menunjukkan sikapkemandirian.Bahkan saat ini, peserta didiksudah mampu membuat naskah drama atausejenisnya dan dipentaskannya.Peserta didik

Page 76: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Pendidikan Karakter Berbasis Sastra SolusiPendidikan Moral Yang Efektif Menuju Kurikulum 2013 Arafah | 171

mampu mengembangkan kearifan lokal denganmengangkat cerita rakyat yang ada diKabupaten Bulukumba berupa kisah percintaandua anak manusia yang memiliki stasus sosialberbeda (langit dan bumi) yang berjudul“Samindara”. Samindara adalah merupakannama tokoh sekaligus menjadi judul dramayang menjadi kreasi peserta didik di SMANegeri 9 Bulukumba. Semua ini merupakanbukti nyata betapa sastra telah mengubah danmembentuk nilai karakter bangsa pada diripeserta didik sebagai generasi penerus cita-citabangsa.

Kegiatan pembelajaran ini bersifatkontekstual dan merupakan modelpembelajaran yang inovatif dan sangat sesuaidengan kurikulum 2013 karena dilaksanakansecara “saintifik”.Inovatif teknik pembelajaranini karena bisa dilaksanakan secaraberkesinambungan dan mencapai tujuan yangdiharapkan. Model pendidkan karakter berbasissastra yang dikemas dalam bentukpembelajaran dengan teknik bermain peran inimasih bersifat baru dan belum pernahdilakukan di sekolah lain khususnya diKabupaten Bulukumba dan mendapat pujiandan pengakuan dari berbagai pihak.

Ketika proses belajar-mengajar denganteknik bermain peran ini tidak jarang sayaharus meyakinkan peserta didik bahwapembelajaran sastra yang selama ini dianggapmembosankan sesungguhnya dapat dinikmatidengan sangat menyenangkan. Denganmenerapkan teknik bermain peran dalampembelajaran sastra di atas perubahan terjadisecara drastis pada umumnya peserta didikmengutarakan keinginannya untuk melakonkantokoh tertentu berdasarkan ide dan gagasannyasendiri. Ini adalah sebuah prestasi yang luarbiasa karena sesungguhnya ketika rasa cintaterhadap pembelajaran sudah terpatri pada diripeserta didik maka tidak ada lagi halanganyang berarti.

Hasil ini menunjukkan bahwakemampuan tenaga pendidik dalam mengelolapembelajaran berpengaruh terhadapkemampuan peserta didik dalam mencapaikompetensi dasar yang diharapkan. Perantenaga pendidik dalam pembelajaran sangatstrategis untuk mencapai tujuan pembelajaranyang efektif.

Pembelajaran dengan teknik bermainperan ini dapat dilaksanakan denganmemanfaatkan fasilitas sekolah yang adaseperti alat-alat seni sebagai penunjangproperti yang dibutuhkan (gendang, piano,gitar, dll) serta pemanfaatan alam takambangsebagai media pembelajaran namun hasil

belajar yang diperoleh sangat memuaskansementara proses pelaksanaannya tidak mestimengeluarkan biaya yang besar (sangatekonomis).

Dalam proses pembelajaran penulissenantiasa memanfaatkan berbagai mediapembelajaran yang relevan sepertipemanfaatan media rekaman drama sebagaisarana untuk mengeksplorasi pengetahuanyang telah dimiliki oleh peserta didik,memanfaatkan cerita rakyat Bulukumba dalammenggugah nilai rasa dan seni pada diri pesertadidik. Dengan pemanfaatan mediapembelajaran tersebut saya telah mendapatkanberbagai piagam penghargaan baik tingkatkabupaten, provinsi, dan nasional.Alternatif pengembangan

Pembelajaran sastra dengan teknikbermain peran dapat dikembangkan denganmembuat program yang terncana. Programterencana yang dimaksud adalah saranaprasarana dilengkapi sehingga semakinmenarik perhatian peserta didik. Selain itu,untuk lebih intensif maka prekuensi dan lamapembelajaran ditambah sehingga semakinbanyak kreasi dan kreativitas yang dapatdilaksanakan.

Kegiatan ini jika dikembangkan makasaya yakin dapat menjadi model pembelajaranyang sangat menyenangkan bahkan skalanyabisa semakin diperluas dan tidak menutupkemungkinan dapat diikuti oleh beberapasekolah yang ada di Kabupaten Bulukumba.Sehingga pelaksanaannya semakin semarakdan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengansebaik mungkin.

Pembelajaran sastra dengan teknikbermain peran sangat tepat dalam penerapanpendidikan karakter yang saat ini sedangdikembangkan dalam dunia pendidikan.Dengan perlakuan yang sesuai dan tepat akanmewujudkan pembelajaran yang harmonis.Harmonis yang dimaksudkan adalah adanyakesadaran dan keikhlasan dalam belajarsebagai sebuah kebutuhan bukan sebagaipakasaan.

Penerapan pendidikan karakterberbasis sastra merupakan pembelajaranpartisipatif yang memiliki prinsip tersendiridalam kegiatan belajar dan kegiatanpembelajaran. Prinsip dalam kegiatan belajaradalah bahwa peserta didik memilikikebutuhan belajar, memahami teknik belajar,dan berperilaku belajar. Prinsip dalam kegiatanmembelajarkan bahwa guru menguasai metodedan teknik pembelajaran, memaham materiatau bahan belajar yang cocok dengankebutuhan belajar, dan berperilaku

Page 77: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

172 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

membelajarkan peserta didik. Prinsip-prinsiptersebut dijabarkan dalam langkah operasionalkegiatan pembelajaran, sebagai wujud interaksiedukasi antara pendidik dengan peserta didikdan/atau antar peserta didik. Sehingga jikadikembangkan maka pendidikan karakterberbasis sastra dengan teknik bermain peranakan menjadi metode yang sangat tepat untukpembelajaran kesastraan.

SIMPULAN

1. Dengan teknik pembelajaran bermain peranpada peserta didik di SMA Negeri 9Bulukumba maka tampak kemajuan yangsangat pesat baik dalam proses belajar-mengajar, antusias, sikap, dan kreativitaspeserta didik mengalami peningkatan.Selain itu, suasana belajar-mengajarsemakin tampak hidup dan edukatif akibatdari adanya kesadaran peserta didik akanpentingnya belajar (belajar dianggapsebagai kebutuhan bukan sebagai paksaan).

2. Penggunaan strategi bermain peran (roleplaying) dalam pembelajaran sastra dalamupaya penanaman karakter peserta didiksangat cocok digunakan. Karena denganstrategi ini peserta didik dapat memerankanmasing-masing tokoh dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian secara tidaklangsung pendidikan karakter yangdiharapkan secara langsung tertanam padadiri peserta didik.

3. Pencapaian kompetensi peserta didiktercermin dari nilai peserta didik berbedasecara signifikan sebelum dan sesudah gurumengelola pembelajaran denganmenggunakan teknik bermain peran dalampembelajaran sastra. Selain itu nilai karakterbangsa mulai teraplikasi pada diri pesertadidik.

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin dkk. 1991. Pengajaran Sastra.Jakarta: Rineka Cipta.

Grotowski Jerzi. Menuju Teater Miskin.Yogyakarta: Arti.

Panduan Kurikulum 2013. KementerianPendidikan dan Kebudayaan direktoratpembinaan SMA.

Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang percepatanpelaksanaan pembangunan nasional.

Ismawati Esti. 2012. Perencanaan PengajaranBahasa. Yogyakarta: Ombak.

Suminto A. Sayuti. 2008. “Pengajaran Sastrayang Menyebalkan dan KTSP“

(Makalah) disajikan dalamlokakarya Apresiasi Sastra daerah diBogor. Tanggal 12-16 Agustus.

Sanjaya, Wina. 2008. Drama Teori danPengajarannya. Yogyakarta: PT.Hanindita

Situmorang. B.P. 1983. Puisi dan MetodologiPengajarannya. Ende Flores NTT:

Nusa IndahSumardi, Mulyanto. 1992. Berbagai

Pendekatan dalam Pengajaran Bahasadan Sastra. Jakarta: Pustaka Sinar.

Wellek Rene dan Warren Austin. 1995. TeoriKesusastraan.Jakarta: PT Gramedia

Page 78: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar KimiaKelas X SMA Bulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Ansar | 173

PENINGKATAN PARTISIPASI DALAM KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR KIMIAKELAS X SMA BULUKUMBA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE KANCING GEMERINCING

Ansar *)

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga kab. BulukumbaSMA Negeri 7 Bulukumba

Email : [email protected]

AbstrakPenelitian ini berangkat dari adanya permasalahan yang ditemui oleh guru peneliti dalam

proses belajar mengajar kimia di kelas X1, seperti: (1) Partisipasi siswa dalam kelompok belajar kimiasangat kurang, (2) Interaksi antar anggota kelompok dalam memecahkan masalah sangat rendah, (3)Sebagian siswa tidak terbiasa berbagi peran, siswa yang rajin dan pandai mendominasi dalamkelompoknya, sedangkan siswa yang kurang merasa minder, (3) Siswa-siswi yang rajin dan pandaimerasa pembagian tugas dan penilaian kurang adil, (4) Kemampuan siswa dalam presentasi tugasmasih sangat kurang, seringkali saat guru meminta untuk presesntasi hasil, tidak ada yang mau kalautidak ditunjuk, (5) Hasil ulangan harian pelajaran kimia berkategori kurang, yaitu rerata 4,5.

Untuk mengatasi permasalahan di atas maka diadakan penelitian tindakan kelas pada siswakelas X1 yang berjumlah 34 orang (14 laki dan 20 perempuan) dengan prestasi belajar yang bervariasi.Penelitian berlangsung selama 2 (dua) siklus dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipekancing gemerincing.

Berdasarkan hasil observasi pada setiap siklus tindakan diperolehbahwa, terjadi peningkatanpartisipasi siswa dalam kelompok belajar kimia yaitu dari rerata 54,14% pada siklus I menjadi 74,14%pada siklus II, rerata hasil ulangan harian siswa dari 6,58 pada siklus I menjadi 7,37 pada siklus II.Selain itu kategori nilai ulangan harian siswa menjadi lebih baik. Pada siklus I, masih ada 1 siswa(3%) memperoleh nilai kurang sedangkan pada siklus II tidak ada lagi siswa yang memperoleh nilaikurang. Begitupula sebaliknya pada siklus I belum ada siswa yang memperoleh nilai berkategorisangat tinggi, pada siklus II ada 6 siswa (17%).

Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa,pembelajaran kooperatif tipe kancing-gemerincing dapat meningkatkan partisipasi siswa dalamkelompok belajar dan hasilbelajar kimia kelas X1 SMA Negeri 7 Bulukumba.

Kata kunci :Model kooperatif tipe kancing gemerincing, Partisipasi siswa.

Abstract *)This study departs from the existence of the problems encountered by the teacher researcher inteaching and learning chemistry in class X1, such as: (1) The participation of students in the studygroup chemistry is very less, (2) the interaction between group members in solving problems is verylow, (3) Most students are not accustomed to sharing the role, diligent and intelligent student whodominate in the group, while students who are less feel inferior, (3) Students who are diligent andintelligent felt the division of labor and unfair assessment, (4) The ability of the students in thepresentation of the task still very less, often when the teacher asks the group to presesntasi result, noone otherwise designated, (5) daily test results categorized less chemistry, namely the average 4.5.To solve the above problems then conducted action research in class X1, amounting to 34 people (14men and 20 women) with a variety of learning achievement. The study lasted for two (2) cycles toimplement cooperative learning model rattling buttons.Based on observations at each cycle of action is obtained that, an increase in student participation instudy group chemistry that of the average 54.14% in the first cycle to 74.14% in the second cycle, theaverage daily test results of students from the first cycle to 6.58 7.37 in the second cycle. In addition,the category of daily test values become better students. In the first cycle, there was one student (3%)obtained a value less while in the second cycle no longer students who obtain less value. Nor viceversa in the first cycle there are no students who scored very high category, the second cycle there are6 students (17%).From the results of the Class Action Research can be concluded that, cooperative learning buttoned-rattling can increase student participation in study groups and learning outcomes chemistry class X1SMA 7 Bulukumba.

Keywords: button-type cooperative model jingling, student participation.

Page 79: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

174 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

PENDAHULUAN

Untuk mempersiapkan peserta didikagar dapat berpartisipasi secara utuh dalamkehidupan bermasyarakat diabad 21, eradimana tuntutan lebih rumit dan menantang,maka mereka perlu dibekali denganpengetahuan, keterampilan, keahlian bertahanhidup dan pengalaman belajar yang dapatmembangun integritas sosial serta mewujudkankarakter nasional. Semua itu hanya dapattercipta melalui proses pendidikan yangbermutu tinggi, terpadu dan serasi.

Dalam rangka peningkatan mutupendidikan, maka diperlukan pendidik, baiksecara individual maupun kolaboratif untukmelakukan sesuatu, mengubah “status quo”agar pendidikan dan pembelajaran menjadilebih berkualitas.Terutama perubahanparadigma pendidik dalam menelaah prosespembelajaran dan pola interaksi guru dengansiswa ataupun interaksi antara siswa dengansiswa.

Menurut Prawoto, dkk, (1992:1)pembelajaran yang ideal pada hakikatnyamerupakan suatu ajakan seorang pendidikuntuk mengantarkan peserta didik ke tujuanbelajarnya dengan cara menyediakan situasidan kondisi serta fasilitas yang kondusifsehingga lahirlah suatu interaksi edukatif yangharmonis. Dengan demikian seorang pendidikdituntut lebih banyak berperan sebagaiorganisator, motivator, fasilitator danevaluator.

Proses pembelajaran seperti di atasberlaku pula dalam kegiatan pembelajarankimia. Keaktifan dan partisipasi peserta didikdalam pembelajaran menjadi inti dari prosespembelajaran yang berjalan. Berhasil tidaknyasuatu kegiatan pembelajaran dalammenghasilkan produk (output) yang sesuaidengan tujuan, ditentukan oleh beberapakomponen yang saling berkaitan. Salah satukomponen tersebut adalah masukaninstrumental (instrumental input), khususnyamodel pembelajaran.

Untuk meningkatkan aktifitas siswadalam pembelajaran seringkali seorangpendidik (guru) memilih model diskusi ataukerja kelompok. Seperti halnya yang terjadipada pembelajaran kimia di SMA Negeri 7Bulukumba, tepatnya kelas X1.Namun dalampenerapan model pembelajaran tersebuthasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

Berdasarkan observasi dan wawancarayang dilakukan terhadap siswa kelas X1 SMA

Negeri 7 Bulukumba, diperoleh data sebagai-berikut: Partisipasi siswa dalam kelompok belajar

kimia sangat kurang. Interaksi antaranggota kelompok dalam memecahkanmasalah sangat rendah, sedangkan siswayang lainnya cenderung diam ataupunmengobrol.

Sebagian siswa tidak terbiasa berbagiperan, siswa yang rajin dan pandaimendominasi dalam kelompoknya,sedangkan siswa yang kurang merasaminder.

Siswa-siswi yang rajin dan pandai merasapembagian tugas dan penilaian kurang adil.

Kemampuan siswa dalam presentasi tugasmasih sangat kurang. Seringkali pada saatguru meminta kelompok untuk presesntasihasil, tidak ada yang mau kalau tidakditunjuk.

Hasil ulangan harian pelajaran kimiaberkategori kurang, yaitu rerata 4,5.

Adanya permasalahan di atas menuntutpembelajaran kimia yang aktif, kreatif, efektifdan menyenangkan. Sehubungan dengan itu,maka perlu dilakukan tindakan kelas(Classroom Action) pada kelas X1. Dari hasildiskusi dan membaca literatur yang relevanpeneliti memutuskan untuk menerapkan modelpembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincing. Model pembelajaran ini dipilihkarena memiliki keunggulan diantaranyaadalah; dapat memberikan pemerataantanggung jawab dan kesempatan kepada semuaanggota kelompok belajar untuk berkontribusidan mendengarkan pandangan dan pemikirananggota lain.

Berdasarkan latar belakang di atas,maka permasalahan penelitian ini (1)Bagaimana partisipasi siswa kelas X1 dalamkelompok belajar kimia sebagai hasilpenerapan pembelajaran kooperatif tipekancing gemerincing? (2) Bagaimana hasilbelajar kimia pembelajaran kooperatif tipekancing gemerincing dapat meningkatkan hasilbelajar kimia?

Penelitian ini bertujuan untuk (1)mengetahui partisipasi siswa dalam kelompokbelajar kimia melalui penerapan pembelajarankooperatif tipe kancing gemerincing. (2)Mengetahui hasil belajar kimiamelaluipenerapan pembelajaran kooperatif tipekancing gemerincing.

Page 80: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar KimiaKelas X SMA Bulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Ansar | 175

Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif(Cooperative Learning)

1. Pembelajaran KooperatifMenurut Slavin (dalam Nur, 2000:27)

pembelajaran kooperatif merupakan strategiyang menempatkan siswa pada kelompokkelompok siswa yang heterogen. Dalampembelajaran kooperatif setiap anggotakelompok akan bekerjasama dalam memahamisuatu bahan pelajaran dan belum selesai jikasalah satu teman dari kelompoknya belummenguasai bahan pelajaran tersebut. Tujuanpembelajaran kooperatif adalah menciptakansituasi dimana keberhasilan individuditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilankelompok.

Sedangkan menurut Sanjaya(2004:106), pembelajaran kooperatif adalahstrategi pembelajaran yang menekankan padaproses kerjasama dalam suatu kelompok yangdapat terdiri empat sampai enam orang siswauntuk mempelajari suatu materi akademik yangspesifik sampai tuntas. Melalui pembelajarankooperatif , siswa didorong untuk bekerjasamasecara maksimal sesuai dengan keadaankelompoknya. Kerjasama yang dimaksudkanagar setiap anggota kelompok salingmembantu.Yang cepat harus membantu yanglemah, oleh karena itu penilaian akhirditentukan oleh keberhasilankelompoknya.Kegagalan individu adalahadalah kegagalan kelompok dan sebaliknyakeberhasilan individu adalah keberhasilankelompok.

Unsur-unsur pembelajaran kooperatifpaling sedikit ada empat macam, yaitu: salingketergantungan positif, interaksi tatap muka,akuntabilitas individual,danketerampilanmenjalin hubungan antarpribadi.a. Saling ketergantungan positif

Dalam pembelajaran kooperatif, gurumenciptakan suasana yang mendorong agarsiswa merasa saling membutuhkan antarsesama. Hal ini dapat dicapai melalui: (1)saling ketergantungan pencapaian tujuan, (2)saling ketergantungan dalam menyelesaikanpekerjaan, (3) ketergantungan bahan atausumber untuk menyelesaikan pekerjaan, dan(4) saling ketergantungan peran.b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut parasiswa dalam kelompok dapat saling bertatapmuka sehingga mereka dapat melakukandialog, tidak hanya dengan guru, tetapi jugadengan sesama siswa. Dengan interaksi tatapmuka, memungkinkan para siswa dapat saling

menjadi sumber belajar.Melalui interaksi inidiharapkan dapat memudahkan dan membantusiswa dalam mempelajari suatu materi ataukonsep.c. Akuntabilitas individual

Meskipun pembelajaran kooperatifmenampilkan wujudnya dalam belajarkelompok, tetapi penilaian dalam rangkamengetahui tingkat penguasaan siswa terhadapsuatu materi pelajaran dilakukan secaraindividual.Hasil penilaian secara individualtersebut selanjutnya disampaikan oleh gurukepada kelompok agar semua anggotakelompok mengetahui siapa anggota kelompokyang memerlukan bantuan dan siapa anggotakelompok yang dapat memberikanbantuan.Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, olehkarena itu setiap anggota kelompok harusmemberikan kontribusi demi keberhasilankelompok.Penilaian kelompok yang didasarkanatas rata-rata penguasaan semua anggotakelompok secara individual inilah yangdimaksud dengan akuntabilitas individual.d. Keterampilan menjalin hubungan antar

pribadiMelalui pembelajaran kooperatif akan

menumbuhkan keterampilan menjalinhubungan antarpribadi. Hal ini dikarenakandalam pembelajaran kooperatif menekankanaspek-aspek: tenggang rasa, sikap sopanterhadap teman, mengkritik ide dan bukanmengkritik orangnya, berani mempertahankanpikiran logis, tidak mendominasi orang lain,mandiri, dan berbagai sikap positif lainnya.

Perbedaan Pembelajaran Kooperatifdengan Pembelajaran Tradisional

Dalam pembelajaran tradisionaldikenal pula belajar kelompok.Meskipundemikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil.Abdurahman dan Bintaro, (2000 dalamNurhadi, 2003) mengemukakan beberapaperbedaan antara kelompok belajar kooperatifdengan kelompok belajar tradisional sebagai-berikut:

NoKelompok

BelajarKooperatif

Kelompok BelajarTradisional

1. Adanya salingketergantunganpositif, salingmembantu, dansalingmemberikanmotivasisehingga adainteraksi

Guru seringmembiarkanadanya siswa yangmendominasikelompok ataumenggantungkandiri padakelompok.

Page 81: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

176 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

promotif.2. Adanya

akuntabilitasindividual yangmengukurpenguasaanmateri pelajarantiap anggotakelompok, dankelompok diberiumpan baliktentang hasilbelajar paraanggotanyasehingga dapatsalingmengetahuisiapa yangmemerlukanbantuan dansiapa yang dapatmemberikanbantuan.

Akuntabilitasindividual seringdiabaikan sehinggatugas-tugas seringdiborong oleh salahseorang anggotakelompok,sedangkan anggotakelompok lainnya“enak-enak saja” diataskeberhasilantemannya yang dianggappemborong.

3. Kelompokbelajarheterogen, baikdalamkemampuanakademik, jeniskelamin, ras,etnik dansebagainyasehingga dapatsalingmengetahuisiapa yangmemerlukanbantuan dansiapa yang dapatmemberikanbantuan.

Kelompok belajarbiasanya homogen.

4. Ketua kelompokdipilih secarademokratis ataubergilir untukmemberikanpengalamanmemimpin bagipara anggotakelompok.

Ketua kelompokditentukan olehguru atau kelompokdibiarkan untukmemilih ketuanyadengan caramasing-masing.

5. Keterampilansosial yangdiperlukan dalamkerja gotongroyong sepertikepemimpinan,kemampuanberkomunikasi,

Keterampilan sosialsering tidak secaralangsung diajarkan.

mempercayaiorang, dalammengelolakonflik secaralangsungdiajarkan.

6. Pada saatpembelajarankooperatifberlangsung,guru terusmelakukanpemantauanmelalui observasidan melakukanintervensi jikaterjadi masalahdalam kerjasamaantar anggotakelompok.

Pemantauanmelalui observasidan intervensisering tidakdilakukan oleh gurupada saat belajarkelompok sedangberlangsung.

7. Gurumemperhatikansecara langsungproses kelompokyang terjadidalam kelompok-kelompokbelajar.

Guru sering tidakmemperhatikanproses kelompokyang terjadi dalamkelompok-kelompok belajar.

Sumber: Nurhadi, 2003

2. Pentingnya Pembelajaran KooperatifHasil penelitian melalui metode meta-

analisis yang dilakukan oleh Johnson danJohnson (dalam Nurhadi, 2003), menunjukkanadanya berbagai keunggulan pembelajarankooperatif, yakni: (1) memudahkan siswamelakukan penyesuaian sosial, (2)mengembangkan kegembiraan belajar yangsejati, (3) memungkinkan para siswa belajarmengenai sikap, keterampilan, informasi,perilaku sosial, dan pandangan, (4)memungkinkan terbentuk, dan berkembangnyanilai-nilai sosial dan komitmen, (5)meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanansosial, (6) menghilangkan sifat mementingkandiri sendiri atau egois dan egosentris, (7)menghilangkan siswa dari penderitaan akibatkesendirian atau keterasingan, (8) dapatmenjadi acuan bagi perkembangan kepribadianyang sehat dan terintegrasi, (9) membangunpersahabatan yang dapat berlanjut hingga masadewasa, (10) mencegah timbulnya gangguankejiwaan, (11) mencegah terjadinya kenakalandi masa remaja, (12) menimbulkan perilakurasional, (13) berbagai keterampilan sosialyang diperlukan untuk memelihara hubungansaling membutuhkan dapat diajarkan dan

Page 82: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar KimiaKelas X SMA Bulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Ansar | 177

dipraktikkan, (14) meningkatkan rasa salingpercaya kepada sesama manusia, (15)meningkatkan kemampuan memandangmasalah dan situasi dari berbagai perspektif,(16) meningkatkan perasaan penuh maknamengenai arah dan tujuan hidup, (17)meningkatkan keyakinan terhadap ide ataugagasan sendiri, (18) meningkatkan kesediaanmenggunakan ide orang lain yang dirasakanlebih baik, (19) meningkatkan motivasi belajar,(20) meningkatkan kegemaran berteman tanpamemandang perbedaan kemampuan, jeniskelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial,agama dan orientasi tugas, (21)mengembangkan kesadaran bertanggung jawabdan saling menjaga perasaan, (22)meningkatkan sikap positif terhadap belajardan pengalaman belajar, (23) meningkatkanketerampilan hidup bergotong royong, (24)meningkatkan kesehatan psikologis, (25)meningkatkan sikap tenggang rasa, (26)meningkatkan kemampuan berpikir kreatif,(27) memungkinkan siswa mampu mengubahpandangan klise dan stereotip menjadipandangan yang dinamis dan realistis, (28)meningkatkan harga diri (self esteem) danpenerimaan diri (self acceptance), (29)memberikan harapan yang lebih besar bagiterbentuknya manusia dewasa yang mampumenjalin hubungan positif dengan sesamanya,baik di tempat kerja maupun di masyarakat,(30) meningkatkan hubungan positif antarasiswa dengan guru dan personil sekolah, (31)meningkatkan pandangan siswa terhadap guruyang bukan hanya sebagai penunjangkeberhasilan akademik, tetapi jugaperkembangan kepribadian yang sehat danterintegrasi, (32) meningkatkan pandangansiswa terhadap guru yang bukan hanyapengajar tetapi juga pendidik.

Menciptakan suasana belajarkooperatif bukan suatu pekerjaan mudah, tetapidiperlukan pemahaman filosofis dan keilmuanyang cukup disertai dedikasi yang tinggi sertalatihan yang serius dan terus menerus.

Pembelajaran Kooperatif Tipe KancingGemerincing

Teknik belajar mengajar kancinggemerincing dikembangkan oleh SpencerKagon (1992). Teknik ini bisa digunakan padasemua mata pelajaran dan untuk semuatingkatan usia peserta didik.

Pada kegiatan pembelajaran kancinggemerincing, masing-masing anggotakelompok mendapatkan kesempatan untukmemberikan kontribusi mereka danmendengarkan pandangan dan pemikiran

anggota yang lain. Keunggulan lain dari teknikini adalah untuk mengatasi hambatanpemerataan kesempatan yang sering mewarnaikerja kelompok. Dalam banyak kelompoksering ada anggota yang terlalu dominan danbanyak bicara. Sebaliknya, juga ada anggotayang pasif dan pasrah saja pada rekannya yangdominan. Dalam situasi seperti ini, pemerataantanggung jawab di dalam kelompok bisa tidaktercapai karena anggota yang pasif akan selalumenggantungkan diri pada rekannya yangdominan. Teknik pembelajaran kancinggemerincing memastikan bahwa setiap siswamendapatkan kesempatan untuk berperan serta.

Cara pelaksanaan pembelajarankooperatif tipe kancing gemerincing adalahsebagai-berikut: Guru menyiapkan sebuah kotak kecil yang

berisi kancing-kancing (atau bisa benda-benda kecil lain seperti: kacang merah, bijikenari, potongan sedotan, sendok es krim,dan sebagainya).

Sebelum kelompok memulai tugasnya,setiap siswa dalam masing-masingkelompok mendapatkan dua atau tiga buahkancing (jumlah kancing tergantung padasukar tidaknya tugas yang diberikan).

Setiap kali siswa berbicara, mengeluarkanpendapat atau menyelesaikan tugas lain,dia harus menyerahkan salah satukancingnya dan meletakkannya di tengah-tengah.

Jika kancing yang dimiliki seseorangsudah habis, dia tidak boleh berbicara,mengeluarkan pendapat lagi sampai semuarekannya juga menghabiskan kancing-kancing mereka.

Jika semua kancing sudah habis,sedangkan tugas belum selesai, kelompokboleh mengambil kesepakatan untukmembagi-bagi kancing lagi danmengulangi prosedurnya kembali.

METODE PENELITIAN

Jenis PenelitianPenelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Prosedurpelaksanaannya menggunakan model Kemmisdan Mc. Taggart, yaitu setiap siklus terdiri atas4 (empat) komponen utama, yaitu: 1) Tahapperencanaan (planning), 2) Tahappelaksanaan tindakan (acting), 3) Tahappengamatan (observation), dan 4) Tahaprefleksi (reflecting) (dalam RochiatiWiriaatmaja, 2006). Alur pelaksanaan tindakan

Page 83: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

178 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

yang dilakukan, secara sederhana ditunjukkandalam bentuk skema di bawah ini :

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam 3(tiga) siklus, dimana setiap siklus merupakanrangkaian kegiatan yang saling berkaitan.Pelaksanaan siklus III merupakan kelanjutandan penyempurnaan dari siklus II dan I.

Lokasi dan Subyek PenelitianPenelitian ini dilaksanaan di SMA

Negeri 7 Bulukumba. Adapun yang menjadisubyek penelitian adalah siswa kelas X1 yangberjumlah 36 (tiga puluh enam) orang, terdiridari 15 laki-laki dan 21 perempuan dengankemampuan akademik yang heterogen.

Teknik Pengumpulan DataData penelitian ini terdiri dari 2 (dua)

jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.Kedua data tersebut bersumber dari guru dansiswa kelas X1SMA Negeri 7 Bulukumba.Teknik pengumpulan data penelitian ini adalahobservasi, tes, catatan harian, dan diskusi Observasi dilakukan untuk mengetahui

partisipasi siswa dalam kelompok belajarkimia, , memotret secara rinci implementasipembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincing, peningkatan pemahaman guru(peneliti) terhadap model pembelajarantersebut, , kendala-kendala tindakan yangdilakukan dan persoalan lain yang mungkintimbul.

Ulangan harian dilakukan untukmemperoleh gambaran tentang pemahamankonsep. Dalam hal ini menggunakaninstrumen penilaian yang dikembangkanoleh peneliti.

Diskusi dengan teman sejawat dankolaborator untuk merefleksi hasil tindakantiap siklus.

Teknik Analisis DataUntuk mengetahui apakah perbaikan

yang diinginkan benar-benar terjadi makasemua data yang terkumpul perlu dianalisis.Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatanobservasi dari pelaksanaan siklus penelitiandianalisis secara kualitatif dan deskriptifdengan menggunakan teknik persentase untukmelihat kecenderungan yang terjadi dalamkegiatan pembelajaran. Partisipasi siswa dalam kelompok belajar

kimia, dengan menganalisis skor perolehanpartisipasi siswa dalam kelompok belajarkimia.

Hasil belajar kimia, dengan menganalisishasil ulangan harian kemudianmengkategorisasikan berdasarkankategorisasi standar yang diterapkan olehDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan(1993:6), sebagai-berikut:1) Nilai 0 – 3,4 = Sangat kurang2) Nilai 3,5 – 5,4 = Kurang3) Nilai 5,5 – 6,4 = Cukup4) Nilai 6,5 – 8,4 = Tinggi5) Nilai 8,5 – 10 = Sangat tinggi

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Hasil penelitian tindakan kelas inidiuraikan dalam tahapan berupa siklus-siklusyang dilakukan dalam proses pembelajaran.Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukandalam 3 (tiga) siklus sebagaimana pemaparanberikut ini.

1. Siklus I (Pertama)Siklus pertama berlangsung selama 3

(tiga) kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiridari 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Hasilpelaksanaan siklus I adalah sebagai-berikut:a. Pelaksanaan Pembelajaran

1) Pertemuan pertama Pembelajaran dimulai dengan

penjelasan guru tentang pengertianpembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincingdan tahapan-tahapanpelaksanaannya. Sebagian siswatertarik dengan penjelasan tersebut,hal ini terlihat dari beberapa siswayang mengajukan pertanyaan ketikamereka diberikan kesempatanbertanya. Setelah semua siswa setujuuntuk melakukan kegiatan tersebutmaka guru mengarahkan diskusi kelasuntuk membuat beberapa kesepakatanyang harus dipatuhi bersama.

Page 84: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar KimiaKelas X SMA Bulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Ansar | 179

51 57 53 54 51 56 584648505254565860

Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6 Kel. 7

Pers

enta

se

Diagram Partisipasi Siswa Dalam KelompokBelajar Kimia

Kesepakatan tersebut antara lainmengenai, pembagian kelompok,peraturan selama kegiatanberlangsung dan penilaian.

Pembagian kelompok. Hasil diskusimemutuskan bahwa pembagiankelompok diserahkan kepada guru.Guru membagi siswa menjadi 7kelompok, 6 kelompokberanggotakan 5 dan 1 kelompokberanggotakan 6 orang siswa yangheterogen, baik dari segi jeniskelamin maupun kemampuanakademiknya. Setiap kelompok harusmembuat pembagian tugas yang jelasdan adil untuk anggota-anggotanya.Pembagian tugas ini diserahkankepada masing-masing kelompokberikut penentuan sanksi yangdiberikan jika anggotanya tidakmelaksanakan tugasnya dengan baik.

Selanjutnya guru menjelaskan secarasingkat tentang tujuan pembelajaranyang ingin dicapai dan membagikantugas kepada setiap kelompok.

Guru berkeliling untuk memantauproses pelaksanaan tugas setiapkelompok, sekaligus mengevaluasikegiatan.

Hanya 3 (tiga) kelompok yangselesai sesuai waktu yang ditentukan,sisanya diberikan waktu tambahanuntuk menyelesaikannya. Setelahsemua kelompok merampungkantugasnya, guru mengarahkan setiapkelompok untuk mempersentasikanhasil pekerjaannya.

Presentasi dilakukan denganmengundi nomor kelompok untukmenentukan giliran presentasi.

Guru membantu setiap kelompokuntuk membuat kesimpulan danmemberikan PR.

2) Pertemuan kedua Guru menjelaskan secara singkat

tujuan pembelajaran yang ingindicapai, selanjutnya menjelaskantugas-tugas yang akan dikerjakan.

Guru berkeliling untuk memantauproses pelaksanaan tugas setiapkelompok, sekaligus mengevaluasikegiatan.

Hanya 2 (dua) kelompok yang selesaisesuai waktu yang ditentukan, sisanyadiberikan waktu tambahan untukmenyelesaikannya. Setelah semuakelompok merampungkan tugasnya,

guru mengarahkan setiap kelompokuntuk mempersentasikan hasilpekerjaannya.

Guru membantu setiap kelompokuntuk membuat kesimpulan danmemberikan tugas.

3) Pertemuan ketiga Guru memeriksa kesiapan setiap

kelompok dalam melakukanpercobaan, kelengkapan alat danbahan yang akan digunakan.

Guru mengingatkan akan pentingnyakeselamatan kerja serta mengarahkanuntuk memprediksikan hasilpercobaan.

Selanjutnya guru mengarahkan siswamelakukan percobaan. Selama tahapini berlangsung, guru berkelilinguntuk memantau proses pelaksanaanpercobaan.

Selama tahap ini berlangsung, guruberkeliling untuk melakukanpemantauan.

Setelah semua kelompokmerampungkan percobaannya, gurumemimpin diskusi tentang hasilpercobaan dan membantu siswamembuat kesimpulan.

Guru memberikan penjelaskantentang format standar pembuatanlaporan percobaan dan membagikanformat tersebut pada setiap kelompokuntuk selanjutnya dikerjakan di luarjam pelajaran.

b. Observasi (Observation)Berdasarkan hasil observasi terhadap

partisipasi siswa dalam kelompok belajar kimiadiperoleh bahwa partisipasi siswa masihtergolong rendah yaitu rerata 54,14 (masih dibawah kriteria standar yang ditetapkan).Sedangkan skor perolehan setiap kelompokterlihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 2. Diagram Partisipasi Siswa DalamKelompok Belajar kimia Siklus I

Page 85: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

180 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Skor Frekuensi Persentase Kategori

0 - 3,4 - - Sangat Kurang3,5 –5,4

1 3%Kurang

5,5 –6,4

19 53%Cukup

6,5 –8,4

16 44%Tinggi

8,5 - 10 - - Sangat Tinggi

Tabel 1. Hasil Ulangan Harian Siklus I

Hasil ulangan harian, menunjukkanbahwa ada 16 orang siswa (44%) memperolehnilai berkategori tinggi, dan 19 orang (53%),nilai cukup, dan 1 orang (3%) mendapatkannilai kurang, sedangkan rata-rata skorperolehan adalah 7,1 sebagaimana terlihat padatabel di bawah ini:

c. Refleksi (Reflekting)Keberhasilan dan kegagalan yang

terjadi pada siklus pertama adalah sebagaiberikut: Partisipasi siswa dalam kelompok belajar

mengalami peningkatan dari rata-rata 41%sebelum tindakan menjadi 54,14% setelahtindakan siklus pertama.

Hasil ulangan harian siswa mengalamipeningkatan pula hal ini terlihat dari skorperolehan dari rerata 4,5 sebelum tindakanmenjadi 6,58 setelah pelaksanaan siklus I.

Sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisipembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincing. Masih ada beberapa kelompokyang belum memahami langkah-langkahpelaksanaan kegiatan pembelajaran tersebut.

Sebagian siswa belum terbiasa berbagi peran,sehingga pada beberapa kelompok masihterlihat penyelesaian tugas-tugas didominasioleh sebagian kecil anggotanya, sementaraanggota lainnya pasif.

Beberapa kelompok belum bisa membangunkerjasama yang baik diantara anggotanyasehingga terlambat menyelesaikan tugas yangdiberikan.

Masih ada kelompok yang kurang mampudalam mempresentasikan hasil tugaskelompoknya.

Untuk memperbaiki kelemahan danmempertahankan keberhasilan yang telahdicapai pada siklus pertama, maka padapelaksanaan siklus kedua dapat dibuatperencanaan sebagai berikut: Memberikan penjelasan tentang

pembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincing dan cara pelaksanaannya.

Memberikan motivasi kepada setiapkelompok agar lebih aktif lagi dalamkegiatan pembelajaran.

Memberikan bimbingan yang lebih intensifkepada setiap kelompok terutama padakelompok yang masih mengalami kesulitan.

Memberikan penghargaan (reward) kepadakelompok yang memperoleh hasil terbaik.

2. Siklus II (Kedua)Siklus ketiga berlangsung selama 2

(dua) kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiridari 2 jam pelajaran (2 x 40 menit). Hasilpelaksanaan siklus II adalah sebagai-berikut:a. Pelaksanaan (Akting)

1) Pertemuan pertama Pembelajaran dimulai dengan

memberikan penjelasan singkattentang pembelajaran kooperatif tipekancing-gemerincingdan tahapan-tahapan pelaksanaannya.

Selanjutnya guru menjelaskan tujuanpembelajaran yang ingin dicapai.

Guru membagikan tugas kepada setiapkelompok.

Guru berkeliling untuk memantauproses pelaksanaan tugas setiapkelompok, sekaligus mengevaluasikegiatan.

Ada 6 (enam) kelompok yang selesaisesuai waktu yang ditentukan, sisanyadiberikan waktu tambahan untukmenyelesaikannya. Setelah semuakelompok merampungkan tugasnya,guru mengarahkan setiap kelompokuntuk mempersentasikan hasilpekerjaannya.

Persentase dilakukan dengan caramengundi nomor kelompok.

Guru memandu jalannya persentasidan sesekali mengingatkan bataswaktu yang diberikan kepada setiapkelompok.

Guru membantu setiap kelompokuntuk membuat kesimpulan.

Guru memberikan tugas PR.2) Pertemuan kedua

Guru memeriksa kesiapan setiapkelompok dalam melakukanpercobaan, kelengkapan alat dan bahanyang akan digunakan.

Guru mengingatkan akan pentingnyakeselamatan kerja serta mengarahkanuntuk memprediksikan hasilpercobaan.

Selanjutnya guru mengarahkan siswamelakukan percobaan. Selama tahap

Page 86: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Peningkatan Partisipasi Dalam Kelompok dan Hasil Belajar KimiaKelas X SMA Bulukumba Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Ansar | 181

78 83 93 86 88 90 92

0

50

100

Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6 Kel. 7

Pers

enta

se

Diagram Rerata partsisipasi siswa dalam kelompokbelajar kimia

0

50

100

Kel. 1 Kel. 2 kel. 3 Kel. 4 Kel. 5 Kel. 6 Kel. 7

Diagram Perbandingan partisipasi siswa dalamkelompok belajar kimia

pada siklus I dan II

Siklus I Siklus II

ini berlangsung, guru berkeliling untukmemantau proses pelaksanaanpercobaan.

Setelah semua kelompokmerampungkan percobaannya, gurumemimpin diskusi tentang hasilpercobaan dan membantu siswamembuat kesimpulan.

b. Observasi (Observation)Berdasarkan hasil observasi terhadap

partisipasi siswa dalam kelompok belajar kimiadiperoleh bahwa partisipasi siswa masihtergolong tinggi yaitu rerata 87,14. Sedangkanskor perolehan setiap kelompok terlihat padadiagram di bawah ini.

Gambar.4 Diagram rerata Partisipasi siswadalam kelompok belajar kimia Siklus II

Berdasarkan hasil ulangan hariandiperoleh bahwa ada 14 orang siswa (39%)memperoleh nilai berkategori tinggi dan 22orang (61%) mendapatkan nilai sangat tinggi,sedangkan rata-rata skor perolehan adalah8,60 sebagaimana terlihat pada tabel di bawahini:

Nilai frekwensi persentase Kategori

0 - 3,4 - - SangatKurang

3,5 – 5,4 - - Kurang5,5 – 6,4 - - Cukup6,5 – 8,4 14 39 Tinggi8,5 - 10 22 61 Sangat Tinggi

Tabel 3. Hasil Hasil Ulangan Harian Siklus II

3) Refleksi (Reflekting)Adapun keberhasilan yang diperoleh

selama siklus kedua ini adalah sebagai-berikut: Partisipasi siswa dalam kelompok belajar

kimia mengalami peningkatan yangsignifikan, yaitu rerata 54,14% pada siklus Imenjadi 87,14% pada siklus II.

Proses belajar mengajar sudah mengarah kemetodepembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincingsecara lebih baik. Siswa mampumembangun kerjasama dalam kelompok

untuk melaksanakan tugas-tugas yangdiberikan. Siswa mampu berpartisipasidalam kegiatan dan tepat waktu dalammelaksanakannya. Siswa sudah mampumempresentasikan hasil penelitiannyadengan baik.

Nilai ulangan harian siswa mengalamipeningkatan, yaitu dari rerata 4,5 (sebelumpelaksanaan tindakan) menjadi 6,58 (padasiklus I) dan 8,60 pada siklus II.

A. Pembahasan

Hasil analisis setiap siklusmemberikan gambaran bahwa meningkatnyapemahaman guru dalam penerapan modelpembelajaran kooperatif tipe kancinggemerincing, mendorong peningkatanpartisipasi siswa dalam kelompok belajar kimiaseperti memberikan dan menerima pendapat,melaksanakan tugas, bekerjasama, dan pedulipada keikutsertaan sesama anggota kelompok.Hal ini terlihat dari skor partisipasisiswa dalamkelompok belajar kimia yang mengalamipeningkatan dari rerata 54,14% pada siklus Idan 87,14% pada siklus II, sebagaimana padadiagram di bawah ini.

Gambar 5. Diagram Perbandingan partisipasisiswa dalam kelompok belajar kimia

pada siklus I , II dan III

Seiring meningkatnya partisipasi siswadalam kelompok, pemahaman siswa terhadapkonsep yang dipelajarainya mengalamipeningkatan pula. Hal ini terlihat darimeningkatnya rerata hasil ulangan harian siswadari 6,58 pada siklus I menjadi 7,37 padasiklus II, dan 8,60 pada siklus III. Selain itukategori nilai ulangan harian siswa menjadilebih baik. Pada siklus I, masih ada 1 siswa(3%) memperoleh nilai kurang sedangkan padasiklus II dan III tidak ada lagi siswa yangmemperoleh nilai kurang. Begitupulasebaliknya pada siklus I belum ada siswa yangmemperoleh nilai berkategori sangat tinggi,pada siklus II ada 6 siswa (17%) dan pada

Page 87: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

182 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

siklus III mengalami peningkatan yang sangatpesat yaitu ada 22 siswa (61%) yangmemperoleh nilai berkategori sangat tinggi,sebagaimana pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Perbandingan Nilai Ulangan HarianSiklus I dan II

Hal ini membuktikan bahwaperkembangan kognitif merupakan suatuproses dimana peserta didik secara aktifmembangun sistem nilai dan pemahamanterhadap realita melalui pengalaman daninteraksi mereka.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakankelas ini, dapat disimpulkan bahwa:1. Pembelajaran kooperatif tipe kancing-

gemerincing dapat meningkatkanpartisipasi siswa dalam kelompok belajarkimia kelas X1 SMA Negeri 7Bulukumba.

2. Pembelajaran kooperatif tipe kancing-gemerincing dapat meningkatkan hasilbelajar kimia kelas X1 SMA Negeri 7Bulukumba.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie, 2005, Cooperative LearningMempraktikan Cooperative LearningDi Ruang-ruang Kelas, Grasindo,Jakarta.

Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2004,Visionary Leadership Menuju SekolahEfektif, Penerbit Bumi aksara,Bandung.

Balitbang Depdiknas, 2006, PanduanPenyusunan Usulan Penelitian Dalam rangka

Pemberdayaan Kapasitas TenagaKependidikan (Guru) DalamPenelitian Pendidikan, Jakarta.

BSNP Depdiknas, 2006, Petunjuk TeknisPengembangan Silabus Kimia SMA,Jakarta.

Engkoswara dan Komariah, 2010.ParadigmaManajemen Pendidikan MenyongsongOtonomi Daerah. Bandung: YayasanAmal Keluarga.

Ibrahim Bafadal, 2004, PeningkatanProfesionalisme Guru Sekolah DasarDalam Kerangka ManejemenPeningkatan Mutu Berbasis Sekolah,Penerbit Bumi Aksara, Bandung.

Prawoto, 1996, Media dan Sumber Belajar,FPMIPA IKIP Yogyakarta,Yogyakarta

Rochiati Wiriaatmadja, 2006, MetodePemelitian Tindakan Kelas UntukMeningkatkan kinerja Guru danDosen, PT Remaja Rosdakarya,Bandung.

Satori, D.& Komariah, A. 2009. MetodologiPenelitian Kualitatif. Bandung:Penerbit Alfabeta.

Sumarsono, S. 2004. Metode Riset SumberDaya Manusia. Yogyakarta: PenerbitGraha Ilmu.

Suwarsih Madya, 2006, Teori dan Praktekpenelitian tindakan Action Research,Penerbit Alfabeta, Bandung.

Trianto, 2007, Model Pembelajaran Terpadudalam Teori dan Praktek, PrestasiPustaka Publisher, Jakarta.

Nilai Kategori Siklus I Siklus II

0 - 3,4 SangatKurang - -

3,5 – 5,4 Kurang 3% -5,5 – 6,4 Cukup 53% -6,5 – 8,4 Tinggi 44% 39%8,5 - 10 Sangat Tinggi - 61%

Page 88: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan

Motivasi Kerja Guru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba Imran Mappiare | 183

PENDAHULUAN

Guru adalah salah satu unsur manusiadalam proses pendidikan. Dalam prosespendidikan di sekolah, guru mengembangtugas yaitu sebagai pengajar dan pendidik.Sebagai pengajar guru bertugas menuangkansejumlah bahan pelajaran kepada anak didik,sedangkan sebagai pendidik guru bertugasmembimbing dan membina anak didik agarmenjadi manusia susila yang cakap, aktif,kreatif, dan mandiri.

Lahirnya Undang-Undang Nomor 14tahun 2005 tentang guru dan dosen, sebagai

awal dari perhatian serius pemerintah terhadapprofesi guru. Sejalan dengan hal itu, gurudituntut untuk selalu meningkatkan kinerjanyadalam melakukan proses kegiatan belajarmengajar, karena kinerja guru merupakanindikator yang menentukan proses pencapaiantujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Kinerja guru pada hakekatnyamerupakan pencerminan dari penguasaankompetensinya. Dengan tujuan penguasanterhadap kompetensi tersebut, maka sebelumseorang diberikan wewenang mengajar ia perludipersiapkan melalui lembaga dan programpendidikan keguruan untuk menguasai

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MOTIVASIKERJA GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN BULUKUMBA

Imran Mappiare *)Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga Kabupaten Bulukumba Pengawas

Mata Pelajaran SMA/SMK Bulukumba

Abstrak

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang diharapkan dapat menciptakan manusia yangberbudi pekerti, terampil dan berbudaya, akhir-akhir ini mulai dipandang sebagai unit masyarakat,akan dapat dikelola dengan baik apabila sekolah memiliki perencanaan yang memadai. Seiring dengantuntutan untuk memaksimalkan pelaksanaan perencanaan sekolah, selain melibatkan guru dalampenyusunan perencanaan diperlukan pula adanya akuntabilitas dan transparansi seorang kepalasekolah dalam menyusun perencanaan tersebut. Pelaksanaan dalam menyusun perencanaan yangdiharapkan baik dan layak apabila ketiga aspek perencanaan tersebut terpenuhi. Pelaksanaanperencanaan yang demikian ini diharapkan mendapat persepsi yang tepat oleh guru yang padagilirannya dapat membangkitkan motivasi kerja guru. Dengan penyusunan perencanaan yangmensyaratkan ketiga aspek dalam pelaksanaannya dapat memberi arti penting dan berimplikasiterhadap perkembangan sekolah.Hasil penelitian ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan kepala sekolahdalam prespektif perencanaan partisipatif, akuntabilitas dan transparansi secara bersama-sama denganmotivasi kerja guru, maupun tidak secara bersama-sama dengan motivasi kerja guru.

Abstract *)

School as a formal education institution which was expected able to produce good behavior, skillful,and civilized human beings, nowadays is seen as part of society, will be managed carefully if theschool has sufficient planning. In order to have sufficient school planning, a headmaster shouldinvolve the entire school component especially teachers because the ones who will implement theresult of the planning are teachers. Along with the demand to maximize the implementation of schoolplanning, in addition to involve teachers, it is also needed accountability and tansparency of aheadmaster in the planning compilation. The implementation in composing the planning is expectedto be good and suitable, if the three aspects of the planning are fulfilled. Those planningimplementation is expected to obtain proper perception by teachers wich in turn could increase theirwork motivation. By the planning compilation wichh requires three aspects in its implementation,hopefully it gives important sense. The result of the study showed there was a significant relationshipbetween the headmaster’s leadership in the planning perspective of participation, accountability, andtransparency all jointly and severally, and the teachers’ work motiation.

Keyword: Leadership and Teachers’ Work Motivation

Page 89: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

184 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

berbagai kompetensi agar bisa mengerjakantugas keprofesionalismenya sebagai guru.

Tingkat kinerja guru dipengaruhi olehfaktor dari dalam guru itu sendiri yaitubagaimana guru bersikap terhadap pekerjaanyang diemban seperti motivasi kerja.Sedangkan faktor dari luar yang diprediksiberpengaruh terhadap kinerja guru yaitukepemimpinan kepala sekolah. dapat dipahamibahwa betapa penting kualitas kepemimpinankepala sekolah termasuk bagaimana seorangkepala sekolah menerapkan fungsi manajemen,artinya bahwa seorang kepala sekolah harusbisa menyusun perencanaan yang matang,mampu mengatur bawahan dan segala sesuatuyang berhubungan dengan tugas-tugaspendidikan dan pengajaran. Di samping itu,kepala sekolah harus sanggup melakukanpengarahan, pengawasan serta penilaian atauevaluasi secara efektif.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka masalah yang dapat diajukan dalampenelitian ini secara operasional dirumuskansebagai berikut:1. Apakah terdapat hubungan antara

kepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan partisipatif denganmotivasi kerja guru pada tiga SMA Negeridi Kabupaten Bulukumba?

2. Apakah terdapat hubungan antarakepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang akuntabilitasdengan motivasi kerja guru pada tiga SMANegeri di Kabupaten Bulukumba?

3. Apakah terdapat hubungan antarakepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang transparansidengan motivasi kerja guru pada tiga SMANegeri di Kabupaten Bulukumba?

4. Apakah terdapat hubungan antarakepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan partisipatif,akuntabilitas dan transparansi secarabersama-sama dengan motivasi kerja gurupada tiga SMA Negeri di KabupatenBulukumba?

TINJAUAN PUSTAKA1. Konsep Motivasi

Perbedaan antara kebutuhan dankeinginan oleh Usman (2006:223),mengemukakan bahwa “Motivasi adalahkeinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkanmotif adalah kebutuhan (need), keinginan(wish), dorongan (desire) atau impuls.”

Selanjutnya Gray, dkk (dalam Winardi2001:2) mengemukakan difinisi tentangmotivasi sebagai berikut:Motivasi merupakan hasil sejumlah prosesyang bersifat internal atau eksternal bagiseorang individu, yang meyebabkan timbulnyasikap entualisme dan persistensi dalam halmelaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.2. Pentingnya Motivasi

Terdapat tiga unsur yang merupakankunci motivasi yaitu: (1) upaya, (2) tujuanorganisasi, dan (3) kebutuhan. Unsur upayamerupakan ukuran intensitas. Peter F. Drucker(dalam Sujanto, 2007) bahwa ada empat carauntuk membentuk personil agar termotivasiuntuk bertanggung jawab, yaitu (1)penempatan yang seksama, yaitu menunjukkepada tempat kerja yang sesuai dengankemampuan, (2) standar kinerja yang tinggiyaitu sebagai tujuan minimal yang harusdicapai di dalam pelaksanaan tugas olehseseorang, (3) menyediakan informasi yangdiperlukan pekerja untuk mengendalikan diri,dan (4) kesempatan berpartisipasi yangmemberikan visi manajerial kepada bawahan.

Menurut Usman (2006), motivasisangat penting bagi kepala sekolah untukmeningkatkan kinerja guru, karena kinerjanyatergantung dari motivasi, kemampuan, danlingkungannya. Rumusnya adalah: Kinerja (K)= fungsi dari motivasi (m), kemampuan (k),dan lingkungan (l) atau K = fm,k,l. Sejalandengan pendapat tersebut Hasibuan (1996),mengemukakan bahwa motivasi penting,karena dengan motivasi ini diharapkan setiapguru mau bekerja keras dan antusias mencapaiproduktivitas kerja yang tinggi.3. Motivasi Kerja

Gitosudarmo dan Mulyono (1996)mengemukakan dua macam motivasi yangmendorong karyawan untuk mencapai tujuanbersama yaitu:

a. Motivasi finansial yaitu dorongan yangdilakukan dengan memberikan imbalanfinansial kepada karyawan. imbalan itusering disebut insentif;

b. Motivasi nonfinansial yaitu doronganyang tidak diwujudkan dalam bentukfinansial/uang, akan tetapi berupa hal-halseperti pujian, penghargaan, pendekatanmanusiawi dan lain sebagainya.

Mc. Clelland’s mengemukakan,dalam hal memotivasi dapat dikelompokkantiga kebutuhan manusia yang dapat memotivasigairah kerja, yaitu (1) kebutuhan akan prestasi,(2) kebutuhan akan afiliasi, dan (3) kebutuhanakan kekuasaan (Sondang, 1986). SelanjutnyaMc. Clelland’s menjelaskan ketiga kebutuhan

Page 90: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan

Motivasi Kerja Guru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba Imran Mappiare | 185

tersebut sebagai berikut: (1) kebutuhan akanprestasi (motivation achievement), (2)kebutuhan akan afiliasi (affiliation motivation),(3) Kebutuhan akan kekuasaan (powermotivation)

Gaya kepemimpinan menurut Likert(dalam Usman 2006), bahwa pemimpin dalamkepemimpinannya dapat berhasil jika bergayaparticipative management, penekanannyabahwa keberhasilan pemimpin jika berorientasipada bawahan dan komunikasi. Selain itu,semua pihak dalam organisasi menerapkanpola hubungan yang mendukung (cupportiverelasionship). Selanjutnya Likert merancangempat sistem kepemimpinan dalammanajemen sebagai berikut: (1) Exploitativeauthoritative (otoriter dan memeras), (2)Benevolent authoritive (otoriter yang baik), (3)Consultative (konsultatif), dan (4)Participative (partisipatif).

Likert dalam penelitiannyamenyimpulkan bahwa penerapan sistem 1dan 2 akan menghasilkan produktivitas kerjarendah, sedangkan penerapan sistem 3 dan 4akan menghasilkan penerapan kerja yangtinggi.4. Konsep Dasar Kepemimpinan

a. a.Kepemimpinan kepala sekolah sebagaimanajerSuryosubroto (2004) bahwa kepalasekolah sebagai manajer mempunyaitugas dan tanggung jawab, yaitu: (1)menguasai garis-garis besar programpengajaran (GBPP), (2) bersama-samaguru menyusun program sekolah untuksatu tahun kegiatan, (3) menyusun jadwalpelajaran, (4) mengkoordinasi kegiatanpenyusunan model satuan belajar, (5)mengatur pelaksanaan evaluasi belajardengan memperhatikan syarat-syarat dannorma-norma perilaku, (6) mencatat danmelaporkan hasil-hasil kemajuan kepadainstansi atasan, (7) melaksanakanpenerimaan murid baru berdasarkanketentuan, (8) mengatur kegiatan programbimbingan penyuluhan, (9) meneliti danmencatat kehadiran murid, (10) mengaturprogram-program ko-kurikuler sepertiUKS, keperamukaan dan sebagainya,(11) merencanakan pembagian tugas-tugas, (12) mengusulkan formasipengangkatan, kenaikan tingkat danmutasi guru, (13) memelihara pencatatanbuku sekolah, (14) mengatur usaha-usahakesejahteraan personal sekolah, (15)merencanakan, mengembangkan danmemelihara alat peraga pelajaran, (16)mengatur pemeliharaan gedung dan

halaman sekolah, (17) memeliharaperlengkapan sekolah, (18) mengatur danbertanggung-jawab dalam pengelolaankeuangan sekolah, (19) memelihara danmengembangkan hubungan sekolahdengan masyarakat, dan (20) memeliharadan mengatur penyimpanan arsip kegiatansekolah.

b. Kepala sekolah sebagai motivatorSebagai motivator kepala sekolah harusmempunyai strategi yang tepat untukmemberi motivasi kepada guru dalammelakukan berbagai tugas dan fungsinya.Motivasi ini dapat ditumbuhkan melaluipengaturan lingkungan hidup, pengaturansuasana kerja, disiplin, dorongan,pengnilaian secara efektif, danpenyediaan berbagai sumber belajarmengajar melalui pengembangan pusatsumber belajar. Pengaturan lingkunganfisik yang kondusif akan menumbuhkanmotivasi guru dalam melaksanakantugasnya.

Beberapa strategi yang dapatdigunakan oleh seorang kepala sekolahdalam membina disiplin para guru,menurut Mulyasa (2006), yaitu sebagaiberikut: (1) membantu para tenaga gurudalam mengembangkan pola perilaku, (2)membantu para guru dalam meningkatkanstandar perilakunya, dan (3)melaksanakan semua aturan yang telahdilaksanakan.

c. Kepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan partisipatif,akuntabilitas dan transparansi1. Kepemimpinan perencanaan

partisipatifGalto (dalam Sujanto, 2007)

mengemukakan bahwa kepemimpinanpartisipatif lebih berkembang ke arahsaling percaya antara pemimpin dananggota. Pemimpin memberikankepercayaan pada kemampuan anggotauntuk menyelesaikan pekerjaansebagai tanggungjawab mereka, Dalamgaya kepemimpinan ini, parapemimpin lebih banyak mendengar,bekerja sama, serta memberikandorongan dalam proses pengambilankeputusan.

Pengambilan keputusan dalamkepemimpinan partisipatif, menurutYukl (1996) ada empat prosedurpengambilan keputusan, yaitu: (1)keputusan yang otokratik, (2)konsultasi, (3) keputusan bersama, dan(4) pendelegasiaan

Page 91: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

186 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Menurut Likert (dalam Usman, 2006)kepemimpinan participative(partisipatif) bahwa sasaran tugas dankeputusan yang berhubungan denganpekerjaan dibuat oleh kelompok.

2. Kepemimpinan perencanaanakuntabilitas

Akuntabilitas dalamperencanaan pendidikan, menurutElliot (dalam Pidarta, 1988:164)adalah (1) cocok atau sesuai(fittinging) dengan peranan yangdiharapkan oleh orang lain dan (2)menjelaskan dan mempertimbangkankepada orang lain tentang keputusandan tindakan yang diambil.Akuntabilitas yang dimaksudkan disini adalah suatu performan yangcocok dan memintapertimbangan/penjelasan kepada oranglain. Sejalan dengan pendapat tersebut

3. Kepemimpinan perencanaantransparansi

Transparansi dalam perencanaansekolah berfokus pada pemberianakses informasi yang terjadi dalamkehidupan sekolah. Menurut Oliver(dalam Arismunandar, 2006),mengemukakan bahwa transparansiberarti pemberian peran kepada oranglain untuk melihat apa yang terjadi.Dalam konteks sekolah, transparansilebih diarahkan pada keterbukaan danpemberian informasi tentang kemajuanyang terjadi pada siswa dalamkehidupan sekolah sehari-hari untukdiketahui oleh orang tuanya.

Dari pendapat diatas dapatdisimpulkan bahwa gayakepemimpinan partisipatif adalahgaya kepemimpinan dimana kepalasekolah memberikan kepercayaan danmelibatkan bawahannya/guru dalampengambilan keputusan tanpa adanyadiskriminasi dan sesuai dengankemampuannya, keputusan terbaikadalah keputusan bersama.

DEFINISI OPERASIONAL

1. Kepemimpinan kepala sekolah yangdimaksud dalam penelitian ini adalahkepemimpinan kepala sekolah dalamdimensi perencanaan yang dipersepsi olehguru. Yang dimaksud perencanaan adalahperencanaan sekolah dalam prespektifperencanaan yang partisipatif, akuntabilitasdan transparansi. Kepemimpinan kepalasekolah di lihat dari tiga sub variabel, yaitu:(a) kepemimpinan kepala sekolah yangpartisipatif dalam menyusun perencanaansekolah yaitu melibatkan seluruh komponensekolah guru, siswa, orang tua murid,komite sekolah dan tokoh masyarakat,dimensinya meliputi pendekatan kekuasaandan perilaku kepemimpinan, (b)kepemimpinan kepala sekolah yangakuntabilitas dalam menyusun perencanaansekolah, yaitu perencanaan yang dapatdipertanggungjawabkan dan memuaskansemua komponen sekolah,dimensinya meliputi pengelolaan danpengendalian sumber daya serta membuatkebijakan sesuai dengan pencapaian tujuan,dan (c) kepemimpinan kepala sekolahyang transparan dalam menyusunperencanaan sekolah, yaitu keterbukaankepala sekolah dalam memberi aksesinformasi terhadap setiap keputusan danrealisasi dari setiap perencanaan,dimensinya yaitu keterbukaan kepalasekolah dalam pemberian akses informasi.

2. 2. Motivasi kerja guru adalah keseluruhan dayapendorong atau penggerak yang terdapat didalam diri guru sehingga ia dapatmemenuhi kebutuhannya sertamelaksanakan tugasnya sesuai dengantanggung jawab yang diberikan,Dimensinya yaitu: (1) kebutuhan prestasi,(2) kebutuhan afiliasi, dan (3) kebutuhankekuasaan.

3.4. PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi populasi penelitian(Dinas Pendidikan Kabupaten Bulukumba, 2008)

d. Kerangka PikirKepemimpinan Kepala Sekolah

Perencanaan

Akuntabilitas

Perencanaan

partisipatif

Perencanaan

Transparansi

Motivasi Kerja Guru

Gambar 2. Skema kerangka pikir

No Nama Sekolah Jumlah guru

1 SMA Negeri 1 Bulukumba 74

2 SMA Negeri 2 Bulukumba 59

3 SMA Negeri 1 Ujung Loe 30

4 SMA Negeri 1 GantarangKindang

32

5 SMA Negeri 1 Bulukumpa 46

6 SMA Negeri 1 Rilau Ale 30

Page 92: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan

Motivasi Kerja Guru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba Imran Mappiare | 187

No Nama Sekolah Jumlah guru

7 SMA Negeri 1 Kajang 23

8 SMA Negeri 1 Bonto Bahari 28

9 SMA Negeri Bonto Tiro 40

10 SMA Negeri 1 Hero Lange-Lange

19

Jumlah 382

Untuk sampel ditetapkan sebagaiberikut: (1) sampel pusatkota meliputi SMA Negeri1 Bulukumba dan SMANegeri 2 Bulukumba, (2)sampel luar kota kotameliputi SMA Negeri 1Ujung Loe, SMA Negeri 1Gantarang Kindang danSMA Negeri 1 Rilau Ale,dan (3) Sampel :

Pinggir kota meliputi SMA Negeri 1 Kajang,SMA Negeri 1 Herlang, SMA Negeri 1 BontoTiro, dan SMA Negeri Bonto Bahari. Teknikpenyampelan sekolah digunakan tekniksampling daerah (area sampling), menurutSugioyono (2006), teknik Area samplingdigunakan untuk menentukan sampel bilaobjek yang akan diteliti atau sumber datasangat luas.

Dalam penelitian ini penentuan jumlahsampel diambil dengan menggunakan teknikpurposive sampling yaitu sebesar 40% darijumlah populasi, sehingga jumlah sampelsebesar 53 guru.

Instrumen untuk mendapatkan data utamadalam penelitian ini adalah angket denganskala likert dan skala semantik (semanticdefferensial scale) . Penggunaan instrumen iniadalah sebagai berikut:1. Kuesioner untuk mengukur kepemimpinan

kepala sekolah menurut persepsi gurudigunakan skala semantik;

2. Kuesioner untuk mengukur motivasi kerjadigunakan skala likert.

Tabel 3 hasil korelasi :

PENGUJIAN HASIL HIPOTESI1. Pengujian hipotesis pertama

Hipotesi penelitian dalam bentukstatistiknya, yaitu sebagai berikut:

Ho: ρx1y = 0 ; H1: ρx1y ≠ 0

Berdasarkan hasil analisis statistik padatabel 3 di atas bahwa besarnya hubunganantara variabel kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaanpartisipatif (X1) terhadap motivasi kerjaguru (Y) diperoleh koefisien korelasi adalah0,816 atau (rx1y = 0,816). Hal ini jikadikonsultasi terhadap interpretasi hubungankorelasi pada Tabel 5 menunjukkanhubungan yang sangat kuat antarakepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan partisipatif terhadapmotivasi kerja guru. Besarnya sumbanganvariabel kepemimpinan kepala sekolahdalam prespektif perencanaan yangpartisipatif terhadap tingkat motivasi kerjaguru ditunjukkan oleh koefisien determinasiR sebesar 0,816 atau 66,6%.

Ŷ = 28,2 + 0,795 X1

Dari persamaan regresi tersebut dapatdijelaskan bahwa, Konstanta sebesar 28,2menyatakan jika tidak ada kenaikan nilaivariabel kepemimpinan kepala sekolah

Correlations

1 .816** .840** .943**.000 .000 .000

53 53 53 53.816** 1 .738** .733**.000 .000 .000

53 53 53 53.840** .738** 1 .799**.000 .000 .000

53 53 53 53.943** .733** .799** 1.000 .000 .000

53 53 53 53

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Motivasi Kerja Guru (Y)

Partisipatif (X1)

Akuntabilitas (X2)

Transparansi (X3)

Motivasi KerjaGuru (Y)

Partisipatif(X1)

Akuntabilitas(X2)

Transparansi(X3)

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Tabel 2. Distribusi sampel penelitian

No Nama Sekolah Jumlah guru

1 SMA Negeri 1 Bulukumba 29

2 SMA Negeri 1 Ujung Loe 12

3 SMA Negeri 1 Bonto Bahari 12

jumlah 53Pedoman interpretasi koefisien korelasi(Sugiyono, 2006)

Interval koefisien Tingkat Hubunga

0,00 - 0,1990,20 - 0,3990,40 – 0,5990,60 – 0,7790,80 – 1,000

Sangat rendahRendahSedang

KuatSangat Kuat

Page 93: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

188 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

dalam prespektif perencanaan partisipatif(X1), maka nilai motivasi kerja guru (Y)adalah 28,2. Koefisien regresi sebesar 0,795menyatakan bahwa setiap perubahan satuskor atau nilai kepemimpinan kepalasekolah akan memberikan kenaikan skorsebesar 0,795.

Hasil analisis statistik di atasmenunjukkan bahwa kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaansekolah yang partisipatif berpengaruhsecara signifikan terhadap motivasi kerjaguru. Nilai signifikan pada Lampiran 5diperoleh hasil (sig. 0,000) lebih kecil darinilai probabilitas α = 0,05, maka Ho ditolakdan H1 diterima artinya koefisien nilairegresi ganda adalah signifikan.

2. Pengujian hipotesis keduaHipotesis penelitian dalam bentuk

statistiknya, yaitu sebagai berikut:

Ho: ρx2y = 0 ; H1: ρx2y ≠ 0

Berdasarkan hasil analisis statistik padatabel 3 di atas bahwa besarnya hubunganantara variabel kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaan yangakuntabilitas (X2) terhadap motivasi kerjaguru (Y) diperoleh koefisien korelasi adalah0,840 atau (rx2y = 0,840). Hal ini jikadikonsultasi terhadap interpretasi hubungankorelasi pada Tabel 5 menunjukkanhubungan yang sangat kuat antarakepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang akuntabilitasterhadap motivasi kerja guru. Besarnyasumbangan variabel kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaan yangakuntabilitas terhadap tingkat motivasi kerjaguru ditunjukkan oleh koefisien determinasiR2 sebesar 0,840 atau 70,6%, artinyavariansi perubahan variabel motivasi kerjadapat dijelaskan oleh variabelkepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang akuntabilitassebesar 70,6%, sedang 29,4% lainnya dapatdijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidakditeliti dalam penelitian ini.

Ŷ = 24,9 + 0,553 X2

Dari persamaan regresi tersebut dapatdijelaskan bahwa, Konstanta sebesar 24,9menyatakan jika tidak ada kenaikan nilaivariabel kepemimpinan kepala sekolahdalam prespektif perencanaan akuntabilitas(X2), maka nilai motivasi kerja guru (Y)

adalah 24,9. Koefisien regresi sebesar 0,553menyatakan bahwa setiap perubahan satuskor atau nilai kepemimpinan kepalasekolah akan memberikan kenaikan skorsebesar 0,553.

Hasil analisis statistik di atasmenunjukkan bahwa kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaansekolah yang akuntabilitas berpengaruhsecara signifikan terhadap motivasi kerjaguru. Nilai signifikan diperoleh hasil (sig.0,000) lebih kecil dari nilai probabilitas α =0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterimaartinya koefisien nilai regresi ganda adalahsignifikan. Dengan demikian menunjukkanbahwa kepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang akuntabilitasberpengaruh secara signifikan terhadapmotivasi kerja guru pada tiga SMA Negeridi Kabupaten Bulukumba.

3. Pengujian hipotesis ketigaHipotesis penelitian dalam bentuk

statistiknya, yaitu sebagai berikut:

Ho: ρx3y = 0 ; H1: ρx3y ≠ 0

Berdasarkan hasil analisis statistik padatabel 3 di atas bahwa besarnya hubunganantara variabel kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaan yangtransparansi (X3) terhadap motivasi kerjaguru (Y) yang dihitung dengan koefisienkorelasi adalah 0,943 atau (rx3y = 0,943).Hal ini jika dikonsultasi terhadapinterpretasi hubungan korelasi pada Tabel5 menunjukkan hubungan yang sangat kuatantara kepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang transparansiterhadap motivasi kerja guru. Besarnyasumbangan variabel kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaan yangtransparansi terhadap tingkat motivasi kerjaguru ditunjukkan oleh koefisien determinasiR sebesar 0,943 atau 88,9%.

Ŷ = 11,2 + 1,86 X3

Dari persamaan regresi tersebut dapatdijelaskan bahwa, Konstanta sebesar 11,2menyatakan jika tidak ada kenaikan nilaivariabel kepemimpinan kepala sekolahdalam prespektif perencanaan transparansi(X2), maka nilai motivasi kerja guru (Y)adalah 11,2. Koefisien regresi sebesar 1,86menyatakan bahwa setiap perubahan satuskor atau nilai kepemimpinan kepala

Page 94: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Hubungan Antara Kepemimpinan Kepala Sekolah Dengan

Motivasi Kerja Guru SMA Negeri Di Kabupaten Bulukumba Imran Mappiare | 189

sekolah akan memberikan kenaikan skorsebesar 1,86.

Hasil analisis statistik di atasmenunjukkan bahwa kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaan yangtransparansi berpengaruh secara signifikanterhadap motivasi kerja guru. . Nilaisignifikan pada Lampiran 5 diperoleh hasil(sig. 0,000) lebih kecil dari nilaiprobabilitas α = 0,05, maka Ho ditolak danH1 diterima artinya koefisien nilai regresiganda adalah signifikan. Dengan demikianmenunjukkan bahwa kepemimpinan kepalasekolah dalam prespektif perencanaan yangtransparansi berpengaruh secara signifikanterhadap motivasi kerja guru pada tigaSMA Negeri di Kabupaten Bulukumba.

4. Pengujian hipotesis keempatHipotesis penelitian dalam bentuk

statistiknya, yaitu sebagai berikut:

Ho: ρx1 x2 x3y = 0 ; H1: ρx1 x2 x3y ≠ 0

Besarnya hubungan antara variabelkepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang partisipatif,akuntabilitas dan transparansi secarabersama-sama (X1 X2 X3) terhadapmotivasi kerja guru (Y) yang dihitungdengan koefisien korelasi adalah 0,964 atau(rx1 x2 x3y = 0,964). Hal ini menunjukkanhubungan yang sangat kuat antarakepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan partisipatif,akuntabilitas dan transparansi secarabersama-sama terhadap motivasi kerja guru.

Ŷ = 7,32+0,271 X1 + 0,0961 X2+1,31 X3

Dari persamaan regresi tersebut dapatdijelaskan bahwa, Konstanta sebesar 7,32menyatakan jika tidak ada kenaikan nilaivariabel kepemimpinan kepala sekolahdalam prespektif perencanaan yangpartisipatif, akuntabilitas dan transparansi(X1 X2 X3), maka nilai motivasi kerja guru(Y) adalah 7,32. Koefisien regresi sebesar0,271; 0,0961 dan 1,31 menyatakanbahwa setiap perubahan satu skor (tanda +)atau nilai kepemimpinan kepala sekolahakan memberikan kenaikan skor sebesar0,271; 0,0961 dan 1,31. Nilai signifikandiperoleh hasil (sig. 0,000) lebih kecil darinilai probabilitas α = 0,05, maka Ho ditolakdan H1 diterima artinya koefisien nilairegresi ganda adalah signifikan. Dengandemikian menunjukkan bahwa

kepemimpinan kepala sekolah dalamprespektif perencanaan yang partisipatif,akuntabilitas dan transparansi secarabersama-sama berpengaruh secarasignifikan terhadap motivasi kerja gurupada tiga SMA Negeri di KabupatenBulukumba.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkanbahwa:1. Para guru pada tiga SMA Negeri di

Kabupaten Bulukumba mempersepsikepemimpinan kepala sekolah sebagaipositif atau berkategori tinggi;

2. Motivasi kerja guru baik yang bersumberdari faktor-faktor kebutuhan akan prestasi,kebutuhan akan afiliasi maupun kebutuhanakan kekuasaan, dari ketiga faktor itudikategorikan tinggi;

3. Hubungan kepemimpinan kepala sekolahdalam prespektif perencanaan partisipatif,akuntabilitas, dan transparansi denganmotivasi kerja baik secara sendiri-sendirimaupun secara bersama-sama mempunyaihubungan positif dan signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad, Pokok-Pokok ManajemenPengertian Praktis bagi Pimpinan danEksekutif,(Cet II; Yokyakarta: PustakaPelajar, 2003) h.44

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia, EdisiII (Cetakan III; Jakarta: Balai Pustaka,1994)

Jasmani Asf dan Syaiful, SupervisiPendidikan “Terobosan Baru DalamPeningkatan Kinerja PengawasSekolah dan Guru” ( Cet I; Malang:Ar-Ruzz Media, 2013)

Sudarmin Danim, Motivasi Kepemimpinandan Efektivitas Kelompok, Edisi II(Cetakan I; Jakarta: Reneka Cipta,2004)

A. Sihotang, Manajemen Sumber DayaManusia (Cet I; Jakarta: PT. PradnyaParamita, 2007)

Malayu Hasibuan, Organisasi dan Motivasi( Bandung: PT. Bumi Aksara, 1996)

Malayu.S.P. Hasibuan, Manajemen DasarPengertian, dan Masalah (Cet ke V;Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006)

Page 95: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

190 | Jurnal Pinisi Research | Volume 4 Nomor 2 Edisi Mei 2015

Page 96: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

DR. Drs. BaharuddinPatangngai., SE, M. Si.,lahir Bulukumba padatanggal 10 nopember 1967,pendidikan SDN. 10 Ela-Ela Tahun 1980, SMPN 2Bulukumba 1983, SMAN 1Bulukumba 1986, S1Kimia (IKIP UP), S1Ekonomi (STIE W.Bakti),S2 Magister Manajemen

(UMI-Makassar), S3 Doktor Ilmu ManajemenEkonomi (UMI Makassar). Bekerja sebagai stafpegawai Badan Penelitian, Pengembangan,Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten BulukumbaJabatan Kepala Bidang Litbang. Terlibat dibeberapapenelitian dan pengkajian ke Litbangan Daerah,sebagai pemerakarsa terbitan Jurnal Pinisi ResearchBP3K dan sebagai dosen di beberapa PerguruanTinggi di Bulukumba (Akper, STKIPMuhammadiyah, STAI Algazali) telah menulis kajiandi berbagai terbitan. Dan pernah mengikuti pelatihanantara lain :

Pelatihan yang diikuti :• Latihan Kepemimpinan IV oleh Badan Diklat

Prop. Sulawesi Selatan 2004• Pendidikan Latihan Kepemimpinan III

(Diklatpim III pola baru angk.II tahun 2014Kemdagri)

• Pelatihan Perbendaharaan dan PerpajakanDepdiknas 2006

• Pelatihan Pengembagan dan Analisis KurikulumNasional Depdiknas 2004

• Pelatihan Modelin Pembelajaran Depdiknas 2004• Pelatihan Pembuatan Renstra Unit Kerja

Depdiknas• Pelatihan Pembuatan Lakip Unit Kerja Depdiknas• Pelatihan Pemodelan data SIMPEG Depdiknas• Pelatihan ICT dan TV Education Dikmenjur

Depdiknas• Pelatihan KTSP Melalui BSNP Depdiknas 2006• Pelatihan pembuatan Rencana Pengembangan

Pendidikan Kabuapten (RPDK) Se Indonesia2009

• Trainer Word Bank Operational BudgetingSchool by programing sucses study pundamentaleducation 9 years of Indonesian 2009

• Training and Advocation PUG Round Table andDiscussion Education Planning BudgetingProgram Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kompotensi TeknisSumber Daya Manusia Fungsional PendataanPendidikan dari PSP Balitbang Depdiknas 2009

• Pelatihan Peningkatan Kemampuan PenyusunanProfil Pendidikan Tahun 2009 DepdiknasSetjend Biro Perencanaan dan Kerja sama LuarNegeri (KLN) Jakarta

• Better Education Through ReformedManagement and Universal Teacher Upgrading(BERMUTU) PSP-Balitbang- Depdiknas 2009

• Pelatihan pengelolaan pendataan pendidikan danICT, Pusat Statistik Pendidikan, BalitbangKemendiknas 2010

• Training From The American People USAID forImproving Public Services Performance 2011

Prof. Dr.Ir. H. MusbirTahir, M.Sc.Lahir Bulukumba padatanggal 10 Agustus 1965Agama Islam bekerjasebagai PengajarFakultas Ilmu Kelautan& Perikanan Unhas,dengan JabatanAkademik : sebagai

Guru Besar, Alamat Rumah : Perdos UnhasTamalanrea Blok N/21, Nama Isteri Hj.Musdalifa Yahya, S.Sos, Nama Anak : AinulMuhaidir Musbir, Ardalif Luhaq Musbir,Autriwangi Naqlillah Musbir. Tamat pada SDN 2Terang-Terang Bulukumba, bulan Desember1977, SMPN 1 (674) Bulukumba, Tamat Mei1981, MAN 1 (198) Bulukumba, Tamat Mei1984, Ir (S1 Sarjana Perikanan). Universitas

Biodata Penulis

VOL. 4 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2015

Page 97: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

Hasanuddin, Makassar. Tahun 1988. M.Sc. (S2)dalam bidang Marine Science. The University ofAarhus, Denmark. Tahun 1999. Doktor (S3)dalam bidang Konsentrasi Ilmu Perikanan,Universitas Hasanuddin. Tahun 2007.Penulisan Buku AjarSudirman, Musbir, S.Yusuf. 2006. Pengaruh

Penangkapan Ikan terhdap EkosistemTerumbu Karang. Balitbangda.Sulawesi Selatan.

Musbir, F. Amir., M.Zainuddin, Safruddin.2009. Daerah Penangkapan Ikan.Jurusan Perikanan Fakultas IlmuKelautan dan Perikanan UniversitasHasanuddin. Makassar.

Mallawa, A., Musbir, F. Amir. Budimawan.2010. Model-Model Dinamika Populasidan Pendugaan Stok IKan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.

Musbir. 2011. Oseanografi Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan Universitas Hasanuddin.Makassar.

Musbir. 2012. Oseanografi Terapan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.

Musbir. 2013. Hasil Hasil Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan Universitas Hasanuddin.Makassar.

Penghargaano Menerima “SATYA LENCANA

KARYA SATYA X TAHUN” dariPresiden RI. Tahun 2007.

o Menerima “SATYA LENCANAKARYA SATYA XX TAHUN” dariPresiden RI. Tahun 2011.

Drs. H. MuhammadDaud Kahal, M. Si.lahir di Bulukumba pada

tanggal 5 Januari 1968,anak bungsu dari tigabersaudara dari pasanganH.Abd.Kadir Malla danHj. Halminah. Tamat1980 di SD Negeri 10

Ela-Ela. Pada tahun yang sama melanjutkanpendidikan di SMP Negeri 2 Bulukumba dantamat Tahun 1983. Setelah itu melanjutkansekolah pada SMA Negeri 198 Bulukumba dantamat Tahun 1986. Menyelesaikan jenjang

pendidikan S1 pada Jurusan Komunikasi FisipolUVRI pada Tahun 1992 dan Tahun 1997 lulusmenjadi CPNS dan ditempatkan sebagai staf padaBagian Humas Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba. Direntang Tahun 2000 – 2008diangkat menjadi Kasubag Pemberitaan padaBagian Humas Sekretariat Daerah kemudianKasubid Informasi dan Humas pada BadanInformasi, Komunikasi dan Perpustakaan. Tahun2009 kemudian diangkat menjadi Kepala BagianHumas dan Protokol Sekretariat Daerah hinggaTahun 2012. Di Tahun 2012 hingga Tahun 2013kemudian dimutasi menjadi Kepala KantorKesatuan Bangsa, Politik dan Linmas. Masih padaTahun 2013, memperoleh promosi menjadi StafAhli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SumberDaya Manusia. Di tahun ini pula sempat menjadiPlt. Camat Herlang dan Plt.Kepala Dinas TataRuang, Perumahan dan Cipta Karya. Disampingjabatan sebagai Staf Ahli Bupati, juga menjabatsebagai Ketua Dewan Pengawas PDAMKabupaten Bulukumba dan Sekretaris PengelolaKegiatan Islamic Center Dato Tiro Bulukumba.

Dra. Sitti Hadijah,lahir Barugaia, 16 Juni1968 Kabupaten Selayarsarjana pendidikan (S1)pada FakultasPendidikan Bahasa danSastra Indonesia (FPBS)IKIP Ujung Pandangtahun 1991, pernah

mengajar di SMPN 1 Kayuadi Selayar tahun1994-1999, mengajar di SMAN 1 SajoangingWajo tahun 1999-2002, dan mengajar diSMAN 1 Bulukumba tahun 2002 sampaisekarang.

Hasrani, S. Sos., M. Si.Anak Sulung dari duabersaudara. Lahir diBulukumba pada tanggal10 Desember 1978 daripasangan MuhammadRusdin dan Hj.Rahmawati.Tamat pada Tahun 1991 diSD Negeri 2 Terang-

Terang, Bulukumba. Pada tahun yang samamelanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1Bulukumba dan tamat Tahun 1994. Setelah itumelanjutkan sekolah pada SMA Negeri 1Bulukumba dan tamat Tahun 1997. Di tahun

Hasanuddin, Makassar. Tahun 1988. M.Sc. (S2)dalam bidang Marine Science. The University ofAarhus, Denmark. Tahun 1999. Doktor (S3)dalam bidang Konsentrasi Ilmu Perikanan,Universitas Hasanuddin. Tahun 2007.Penulisan Buku AjarSudirman, Musbir, S.Yusuf. 2006. Pengaruh

Penangkapan Ikan terhdap EkosistemTerumbu Karang. Balitbangda.Sulawesi Selatan.

Musbir, F. Amir., M.Zainuddin, Safruddin.2009. Daerah Penangkapan Ikan.Jurusan Perikanan Fakultas IlmuKelautan dan Perikanan UniversitasHasanuddin. Makassar.

Mallawa, A., Musbir, F. Amir. Budimawan.2010. Model-Model Dinamika Populasidan Pendugaan Stok IKan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.

Musbir. 2011. Oseanografi Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan Universitas Hasanuddin.Makassar.

Musbir. 2012. Oseanografi Terapan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.

Musbir. 2013. Hasil Hasil Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan Universitas Hasanuddin.Makassar.

Penghargaano Menerima “SATYA LENCANA

KARYA SATYA X TAHUN” dariPresiden RI. Tahun 2007.

o Menerima “SATYA LENCANAKARYA SATYA XX TAHUN” dariPresiden RI. Tahun 2011.

Drs. H. MuhammadDaud Kahal, M. Si.lahir di Bulukumba pada

tanggal 5 Januari 1968,anak bungsu dari tigabersaudara dari pasanganH.Abd.Kadir Malla danHj. Halminah. Tamat1980 di SD Negeri 10

Ela-Ela. Pada tahun yang sama melanjutkanpendidikan di SMP Negeri 2 Bulukumba dantamat Tahun 1983. Setelah itu melanjutkansekolah pada SMA Negeri 198 Bulukumba dantamat Tahun 1986. Menyelesaikan jenjang

pendidikan S1 pada Jurusan Komunikasi FisipolUVRI pada Tahun 1992 dan Tahun 1997 lulusmenjadi CPNS dan ditempatkan sebagai staf padaBagian Humas Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba. Direntang Tahun 2000 – 2008diangkat menjadi Kasubag Pemberitaan padaBagian Humas Sekretariat Daerah kemudianKasubid Informasi dan Humas pada BadanInformasi, Komunikasi dan Perpustakaan. Tahun2009 kemudian diangkat menjadi Kepala BagianHumas dan Protokol Sekretariat Daerah hinggaTahun 2012. Di Tahun 2012 hingga Tahun 2013kemudian dimutasi menjadi Kepala KantorKesatuan Bangsa, Politik dan Linmas. Masih padaTahun 2013, memperoleh promosi menjadi StafAhli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SumberDaya Manusia. Di tahun ini pula sempat menjadiPlt. Camat Herlang dan Plt.Kepala Dinas TataRuang, Perumahan dan Cipta Karya. Disampingjabatan sebagai Staf Ahli Bupati, juga menjabatsebagai Ketua Dewan Pengawas PDAMKabupaten Bulukumba dan Sekretaris PengelolaKegiatan Islamic Center Dato Tiro Bulukumba.

Dra. Sitti Hadijah,lahir Barugaia, 16 Juni1968 Kabupaten Selayarsarjana pendidikan (S1)pada FakultasPendidikan Bahasa danSastra Indonesia (FPBS)IKIP Ujung Pandangtahun 1991, pernah

mengajar di SMPN 1 Kayuadi Selayar tahun1994-1999, mengajar di SMAN 1 SajoangingWajo tahun 1999-2002, dan mengajar diSMAN 1 Bulukumba tahun 2002 sampaisekarang.

Hasrani, S. Sos., M. Si.Anak Sulung dari duabersaudara. Lahir diBulukumba pada tanggal10 Desember 1978 daripasangan MuhammadRusdin dan Hj.Rahmawati.Tamat pada Tahun 1991 diSD Negeri 2 Terang-

Terang, Bulukumba. Pada tahun yang samamelanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1Bulukumba dan tamat Tahun 1994. Setelah itumelanjutkan sekolah pada SMA Negeri 1Bulukumba dan tamat Tahun 1997. Di tahun

Hasanuddin, Makassar. Tahun 1988. M.Sc. (S2)dalam bidang Marine Science. The University ofAarhus, Denmark. Tahun 1999. Doktor (S3)dalam bidang Konsentrasi Ilmu Perikanan,Universitas Hasanuddin. Tahun 2007.Penulisan Buku AjarSudirman, Musbir, S.Yusuf. 2006. Pengaruh

Penangkapan Ikan terhdap EkosistemTerumbu Karang. Balitbangda.Sulawesi Selatan.

Musbir, F. Amir., M.Zainuddin, Safruddin.2009. Daerah Penangkapan Ikan.Jurusan Perikanan Fakultas IlmuKelautan dan Perikanan UniversitasHasanuddin. Makassar.

Mallawa, A., Musbir, F. Amir. Budimawan.2010. Model-Model Dinamika Populasidan Pendugaan Stok IKan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.

Musbir. 2011. Oseanografi Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan Universitas Hasanuddin.Makassar.

Musbir. 2012. Oseanografi Terapan. ProgramMagister Ilmu Perikanan. ProgramPascasarjana Universitas Hasanuddin.

Musbir. 2013. Hasil Hasil Perikanan. JurusanPerikanan Fakultas Ilmu Kelautan danPerikanan Universitas Hasanuddin.Makassar.

Penghargaano Menerima “SATYA LENCANA

KARYA SATYA X TAHUN” dariPresiden RI. Tahun 2007.

o Menerima “SATYA LENCANAKARYA SATYA XX TAHUN” dariPresiden RI. Tahun 2011.

Drs. H. MuhammadDaud Kahal, M. Si.lahir di Bulukumba pada

tanggal 5 Januari 1968,anak bungsu dari tigabersaudara dari pasanganH.Abd.Kadir Malla danHj. Halminah. Tamat1980 di SD Negeri 10

Ela-Ela. Pada tahun yang sama melanjutkanpendidikan di SMP Negeri 2 Bulukumba dantamat Tahun 1983. Setelah itu melanjutkansekolah pada SMA Negeri 198 Bulukumba dantamat Tahun 1986. Menyelesaikan jenjang

pendidikan S1 pada Jurusan Komunikasi FisipolUVRI pada Tahun 1992 dan Tahun 1997 lulusmenjadi CPNS dan ditempatkan sebagai staf padaBagian Humas Sekretariat Daerah KabupatenBulukumba. Direntang Tahun 2000 – 2008diangkat menjadi Kasubag Pemberitaan padaBagian Humas Sekretariat Daerah kemudianKasubid Informasi dan Humas pada BadanInformasi, Komunikasi dan Perpustakaan. Tahun2009 kemudian diangkat menjadi Kepala BagianHumas dan Protokol Sekretariat Daerah hinggaTahun 2012. Di Tahun 2012 hingga Tahun 2013kemudian dimutasi menjadi Kepala KantorKesatuan Bangsa, Politik dan Linmas. Masih padaTahun 2013, memperoleh promosi menjadi StafAhli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SumberDaya Manusia. Di tahun ini pula sempat menjadiPlt. Camat Herlang dan Plt.Kepala Dinas TataRuang, Perumahan dan Cipta Karya. Disampingjabatan sebagai Staf Ahli Bupati, juga menjabatsebagai Ketua Dewan Pengawas PDAMKabupaten Bulukumba dan Sekretaris PengelolaKegiatan Islamic Center Dato Tiro Bulukumba.

Dra. Sitti Hadijah,lahir Barugaia, 16 Juni1968 Kabupaten Selayarsarjana pendidikan (S1)pada FakultasPendidikan Bahasa danSastra Indonesia (FPBS)IKIP Ujung Pandangtahun 1991, pernah

mengajar di SMPN 1 Kayuadi Selayar tahun1994-1999, mengajar di SMAN 1 SajoangingWajo tahun 1999-2002, dan mengajar diSMAN 1 Bulukumba tahun 2002 sampaisekarang.

Hasrani, S. Sos., M. Si.Anak Sulung dari duabersaudara. Lahir diBulukumba pada tanggal10 Desember 1978 daripasangan MuhammadRusdin dan Hj.Rahmawati.Tamat pada Tahun 1991 diSD Negeri 2 Terang-

Terang, Bulukumba. Pada tahun yang samamelanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1Bulukumba dan tamat Tahun 1994. Setelah itumelanjutkan sekolah pada SMA Negeri 1Bulukumba dan tamat Tahun 1997. Di tahun

Page 98: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

yang sama melanjutkan pendidikan S1 padaJurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dantamat pada Tahun 2002. Menjadi staf padaBagian Organisasi dan Kepegawaian SekretariatDaerah sejak tahun 2006. Kemudian Tahun 2013diangkat menjadi Kepala Sub Bagian AnalisisJabatan dan Beban Kerja di unit kerja yang sama.

Kasmawati Zainuddin,S.Pd., MPd.Lahir di Bulukumba padatanggal 17 Desember1976, anak kedelapandari delapan bersaudaradari pasangan Ibunda SitiHadelang (Alm) danAyahanda Zainuddin

Patongai (Alm). Menempuh pendidikan dasarpada Madrasah Ibtidaiyah Swasta di LonrongKab. Bulukumba pada tahun 1986, SekolahMenengah Pertama Negeri Bonto Bulaeng Kab.Bulukumba tahun 1989, Sekolah MenengahEkonomi Atas Negeri Kab. Bulukumba tahun1992, dan pada tahun yang sama melanjutkanstudi di IKIP Ujung Pandang FakultasPendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial JurusanPendidikan Ekonomi Program Studi PendidikanAdministrasi Perkantoran dan menyelesaikangelar Sarjana Pendidikan pada tahun 1997. Padatahun 2006 melanjutkan pendidikan padaPascasarjana Universitas Negeri Makassar(UNM). Diangkat menjadi Calon PegawaiNegeri Sipil pada tahun 2003 sebagai guru danditugaskan pada SMP Negeri 6 Bulukumpa(sekarang SMPN 17 Bulukumba) Kab.Bulukumba sampai tahun 2005, tahun 2005dimutasi ke SMP Negeri 2 Bulukumpa (sekarangSMPN 39 Bulukumba) Kabupaten Bulukumba,pada tahun 2012 dimutasi dan berikan tugastambahan sebagai Kepala Sekolah SMPN 44Bulukumba sampai sekarang.

Abdul Muin S.Pd.,M.Pd.Lahir di Bulukumba padatanggal 10 Maret 1964,anak bungsu darisembilan bersaudara daripasangan Isa danRajawang. Memasukijenjang SD tahun 1971

dan tamat 1977 di SD Centre 155 Tanah BeruKecamatan Bontobahari. Pada tahun yang samamelanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1187Kecamatan Bontotiro dan tamat 1981. Setelah itumelanjutkan sekolah pada SMA PGRIBulukumba. Pada Tahun 1982 pindah sekolahpada SMA Cokroaminoto Cianjur Jawa Baratdan Tamat tahun 1984. Pada tahun 1985melanjutkan pendidikan D2 di IKIP UjungPandang Fakultas Pendidikan Olahraga danKesehatan dan selesai tahun 1987. Tahun 1988terangkat menjadi guru dan ditempatkan di SMPPGRI Mattiro Deceng Kabupaten Pinrang. Padatahun 1991, atas permintaan sendiri dipindahtugaskan ke SMP PGRI Ujungbulu KabupatenBulukumba. Tahun 2002 melanjutkan pendidikanpada Universitas Veteran Republik IndonesiaMakassar jurusan PPKn. Kemudian lanjutkan kejenjang Magister jurusan Manajemen Pendidikandi Universitas Negeri Makassar tahun 2008. Daritahun 2009 sampai sekarang sebagai pengawasmata pelajaran di SMA/SMK Dinas PendidikanPemuda dan Olahraga Kabupaten Bulukumba.

Sitti DiniahLahir di Ujung Pandang,Sulawesi Selatan padatanggal 26 Juli 1967. Anakkeenam dari delapanbersaudara dari pasangan(Alm.) H. BurujuddinDjuppa dan Hj. St.Rahbiah. Penulis mulai

memasuki jenjang pendidikan dasar pada tahun1975 di Sekolah Dasar Negeri 2 Terang-terangkecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumbadan tamat pada tahun 1980. Tahun 1980 penulismelanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1Bulukumba dan tamat pada tahun 1983. Tahun1983 melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1Bulukumba dan tamat pada tahun 1986. Padatahun yang sama melalui jalur SPMB penulisterdaftar sebagai Mahasiswa D III Jurusan KimiaUniversitas Hasanuddin dan tamat tahun 1989.Pada tahun 1997 terdaftar sebagai Mahasiswa S 1Universitas Tadulako dan tamat tahun 1999. Saatini penulis aktif sebagi pembimbing KIR SMANegeri 1 Bulukumba.

Page 99: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

H. Arafah, S. Pd., M. Pd.Lahir pada tanggal 11Desember 1976 di Kab.Bulukumba. Anak pertamadari empat bersaudara,pasangan H. Muh. AliMahmud dan Hj. St.Manuara. Pendidikanformal yang ditempuh

adalah tamat Sekolah Dasar (SD) pada tahun1989, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Tahun1992, Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun1995, dan melanjutkan studi pada STKIPMuhammadiyah Bulukmba dan meraih gelarSarjana Pendidikan (S1) pada Tahun 2000Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.Selanjutnya memperoleh gelar MagisterPendidikan (M.Pd.) pada program pascasarjanaUNM Makassar pada program studi pendidikanbahasa Indonesia pada tahun 2004.

Saat ini penulis berprofesi sebagai PNS(guru) di lingkup dinas pendidikan pemuda danolahraga Kabupaten Bulukumba dan ditugaskanpada SMA Negeri 9 Bulukumba mengajar matapelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Selainsebagai seorang guru penulis juga berprofesisebagai dosen luar biasa pada perguruan tinggiyang ada di Kabupaten Bulukumba.

Selama menjadi guru penulis telahmenunjukkan berbagai prestasi baik di tingkatkabupaten, lokal, maupun nasional diantaranyapanelis penulisan media pembelajaran tingkatnasional di Bogor tahun 2010, best practice gurutingkat nasional 2011 di Bandung, 2012 diBandung, dan 2013 di Bogor. Selain itu, penulisjuga terpanggil menjadi peserta kongres bahasaIndonesia ke X di Jakarta. Demikian pula denganberbagai pelatihan dan workshop kebahasaanserta kependidikan di Jakarta. Tahun 2014penulis menjadi peserta Simposium InternasionalBahasa, Sastra, dan Budaya yang diikutibeberapa Negara diantaranya Austalia, Sudan,dan Amerika, Iran, Portugal dll. PesertaKonferensi Guru ambassador pada pembelajarane-learning Quipper School 2015 di Jakarta. Saatini penulis menjabat sebagai ketua MGMPBahasa Indonesia SMA/MA se KabupatenBulukumba.

Ansar, S. Pd.Lahir di Manjalling Gowapada 1 Oktober 1970.Menamatkan pendidikandasar pada SD NegeriManjalling tahun 1983 danSMP Negeri 2 Limbungpada tahun 1996.Lulusdari SMA Negeri 159

Sungguminasa pada tahun 1989. Empat tahunberikutnya mengikuti pendidikan pada InstitutKeguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP)Ujungpandang dan memperoleh gelar SarjanaPendidikan (S.Pd.) bidang kimia pada tahun1994 dengan predikat cumlaude. Menjadi gurutetap pada SMA Negeri 7 Bulukumba sejaktahun 1994 – sekarang.Mengikuti PendidikanMagister Manajemen pada UIT Makassar tahun2011 (Tidak selesai) dan Pendidikan MagisterAdministrasi Pendidikan KekhususanManajemen Pendidikan (2012-2014).Berbagaiprestasi dalam LKTI Guru telah diraihdiantaranya:1. Penerima Hibah Penelitian Guru dari

Balitbangdiknas di Jakarta 20052. Finalis LKTI Imtaq di Jakarta tahun 20063. Finalis Penulisan Buku Pengayaan IPA SMA

di Jakarta tahun 20074. Juara III Forum Ilmiah Guru Tingkat

Sulawesi Selatan dan Barat di Makassartahun 2007

5. Penerima Hibah Penelitian GuruKemendiknas di Jakarta tahun 2007

6. Pemakalah pada Simposium Hasil PenelitianPendidikan oleh Puslitjaknov Kemdiknas diJakarta tahun 2010

7. Finalis Best Practice Guru di Bogor JawaBarat tahun 2011

8. Finalis LKG bidang Sains SMA di Jakartatahun 2011

9. Finalis Best Practice Guru di Bandung JawaBarat tahun 2012

10. Juara III pada LKIG LIPI di Jakarta tahun2012

11. Pemateri pada Forum Ilmiah Guru di PuncakBogor tahun 2012

12. Peraih Medali Perak pada FKI IPAP4TKIPA di Bandung 2013

13. Finalis Best Practice Guru di Bogor tahun2013

14. Peserta Pengembangan Diri Guru P4TKIPAdi Lombak Nusa Tenggara Barat tahun 2013

15. Finalis LKG bidang Sains SMA di Jakartatahun 2013

Page 100: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

16. Finalis Best Practice Guru di Jakarta tahun2014

17. Finalis FKI IPA P4TKIPA di Jakarta 201418. Finalis LKG bidang Sains SMA di Jakarta

tahun 2014

Drs. Imran Mappiare,M.PdLahir pada tanggal 2 April1969 di Kelurahan TanahKongkong KecamatanUjung Bulu KabupatenBulukumba ProvinsiSulawesi Selatan, sebagaianak kedua dari limabersaudara, dari pasangan

ibu Hasnah H. Abuhuraerah dengan MappiarePalaloi. Pendidikan dasar pada SD Negeri 6Kasuara selesai tahun 1981, pendidikan SekolahMenengah Pertama (SMP) tahun 1984 pada SMPNegeri 1 Bulukumba, pendidikan SekolahMenengah Atas (SMA) 1987 pada SMA Negeri1 Bulukumba, dan menyelesaikan gelar SarjanaPendidikan Tahun 1992 pada FakultasPendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK)jurusan Teknik Bangunan IKIP Ujung Pandang.Pengangkatan Pengawai Negeri Sipil (PNS)tahun 2002 sebagai guru pada SMK DH PepabriBulukumba dan pada tahun 2009 diangkatmenjadi pengawas pada Sekolah MenengahKejuruan (SMK). Pada tahun 2006 melanjutkanpendidikan pada Pasca Sarjana UniversitasNegeri Makassar (UNM) konsentrasi ManajemenPendidikan dan selesai Tahun 2008. dan padaTahun 2014 melanjutkan Studi pada padaProgram Doktor (S3) UIN Alauddin Makassarkonsentrasi Pendidikan dan Keguruan (PK)sampai sekarang. Kegiatan lain yaitu menekunijasa khusus pada bidang konstruksi bangunangedung.

Page 101: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

PEDOMAN PENULISANJURNAL PINISI RESEARCH

1. Artikel ditulis dengan bahasa Indonesia atau bahasa inggris dalam bidang kajian pemerintahandaerah.

2. Substansi artikel diharapkan sejalan dengan panduan penulisan karya ilmiah yang diterbitkan olehBadan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bulukumba.http://[email protected]

3. Artikel ditulis dengan kaidah tata bahasa Inggris ataupun bahasa Indonesia yang baku, baik, danbenar.

4. Sistematika PenulisanSistematika penjengjangan atau peringkat judul artikel dan bagian-bagiannya dilakukan dengan caraberikut :(1) Judul ditulis dengan huruf besar semua, debagian tengah atas pada halaman pertama(2) Sub Bab Peringkat 1 ditulis dengan huruf pertama besar semua di tengah/center(3) Sub Bab Peringkat 2 ditulis dengan huruf besar-kecil rata tepi kiri@ Sistematika artikel hasil penelitian adalah : judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama

dan alamat institusi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata) yang berisi tujuan,metode, dan hasil penelitian; kata kunci (4-5 kata kunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul)yang berisi latar belakang, sedikit tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian; metode; hasilpenelitian dan pembahasan; simpulan; daftar rujukan (hanya memuat sumber-sumber yangdirujuk).

JUDUL (ringkas dan lugas; maksimal 14 kata, hindari kata “analisis”, “studi”, “pengaruh”)Penulis 11 dan Penulis 22

1 Nama instansi/lembaga Penulis 1Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis2 Nama instansi/lembaga Penulis 2Alamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulis(Jika nama instansi penulis 1 dan 2 sama, cukup ditulis satu saja)E-mail penulis 1 dan 2:

Abstract: Abstract in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)Kata kunci: 4 – 5 kata/frase

PENDAHULUAN(Berisi latar belakang, sekilas tinjauan pustaka, dan tujuan penelitian, yang dimasukkan dalamparagraf-paragraf bukan dalam bentk subbab)

VOL. 4 NO. 2 ISSN : 2442-3939 MEI 2015

Page 102: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

METODE PENELITIANSubbab…HASIL DAN PEMBAHASAN(Hasil adalah gambaranlokus, pembahasan adalah analisisdan interpretasi)Subbab…

SIMPULAN(Simpulan adalah hasil dari pembahasa yang menjawab permasalahan peneliti)

DAFTAR PERTAKA@ Sistematika artikel hasil pemikiran adalah: judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); dan

alamat instansi, alamat e-mail penulis, abstrak (maksimun 150 kata); kata-kata kunci (4-5 katakunci); pendahuluan (tanpa ada subjudul) yang berisi latar belakang dan tujuan atau ruanglingkup tulisan; bahasa utama (dapat dibagi kedalam beberapa sub-judul); simpulan; daftarrujukan (hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk).

JUDUL

Penulis

Nama instansi/lembaga penulisAlamat lengkap instansi penulis, nomor telepon instansi penulisE-mail penulis

Abstract: Abstrack in English (125-150 words)Keywords: 4 – 5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasa Indonesia (125-150 kata)

PENDAHULUANPEMBAHASANSIMPULANDAFTAR PUSTAKA

5. Artikel diketik pada kertas ukuran A4 berkualitas baik. Dibuat sesingkat mungkin sesuai dengansubyek dan metode penelitian (bila naskah tersebut ringkasan penelitian), biasanya 20-25 halamandengan spasi satu, untuk kutipan paragraf langsung diindent (tidak termasuk daftar pustaka).

6. Abstrak, ditulis satu paragraf sebelum isi naskah. Abstrak dalam bentuk bahasa yaitu bahasaIndonesia dan bahasa Inggris. Abstrak tidak memuat uraian matematis, dan mencakup esensi utuhpenelitian, metode dan pentingnya temuan dan saran atau kontribusi penelitian.

7. a. Penulisan numbering kalimat pendek diintegrasikan dalam paragraf, contohnya:Tujuan dilakukan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui apakah CSR berpengaruhpositif terhadap nilai perusahaan, (2) Untuk mengetahui apakah persentase kepemilikanmanajemen berperan sebagai variabel moderating dalam hubungan antara CSR dengan nilaiperusahaan, dan (3) Untuk mengetahui apakah tipe industri berperan sebagai variabelmoderating dalam hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan?

b. Penulisan bullet juga diintegrasikan dengan dalam paragraf dengan menggunakan tanda komapada antarkata/kalimat tanpa bullet.

8. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) sebagai lampiran dicantumkan pada halamansesudah teks. Sedangkan tabel atau gambar baik di dalam naskah maupun bukan harus diberi nomorurut.a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul table diletakkan di atas tabel sedangkan judul

gambar diletakkan di bawah gambar.b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar.

Page 103: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis bagian paling bawah tabelsedangkan untuk garis-garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

d. Tabel atau gambar bisa diedit dan dalam warna hitam putih yang refresentatif.

9. Cara penulisan rumus, Persamaan-persamaan yang digunakan disusun pada baris terpisah dan diberinomor secara berurutan dalam parentheses (justify) dan diletakkan pada margin kanan sejajar denganbaris tersebut. Contoh:wt = f (yt, kt, wt-1)

10. Keterangan rumus ditulis dalam satu paragraf tanpa menggunakan symbol sama dengan (=) masing-masing keterangan notasi rumus dipisahkan dengan koma. Contoh:

Dimana w adalah upah nominal, yt adalah produktivitas pekerja, kt adalah intensitasmodal, wt-1 adalah tingkat upah periode sebelumnya

11. Perujukan sumber acuan di dalam teks (body teks) dengan menggunakan nama akhir dan tahun.Kemudian bila merujuk pada halaman tertentu, penyebutan halaman setelah penyebutan tahun dengandipisah titik dua. Untuk karya terjemahan dilakukan dengan cara menyebutkan nama pengarangaslinya.Contoh: Buiter (2007:459) berpendapat bahwa….. Nuraeni dan Daryoky (1997) menunjukkan adanya….. Yunus dkk (2007) berkesimpulan bahwa….. Untuk meningkatkan perekonomian daerah….. (Rizky, Mentari, dan Agung Mizard, 2009) Indah (2009) berpendapat bahwa…..

12. Setiap kutipan harus diikuti sumbernya (lihat poin no. 11) dan dicantumkan juga dalam daftarpustaka. Contoh:Di dalam paragraf isi (Body Text) ada kutipan:

Buiter (2007:459) berpendapat bahwa…..Maka sumber kutipan tersebut wajib dicantumkan/disebutkan di dalam daftar pustaka:

Buiter, W. H. 2007. The Fiscal Theory of Price Level: A Critique, Economic Journal,112(127):459

13. Sedapat mungkin pustaka-pustaka yang dijadikan rujukan adalah pustaka yang diterbitkan 10tahun terakhir dan diutamakan lebih banyak dari Jurnal Ilmiah (50 persen). Penulis disarankanuntuk merujuk artikel-artikel pada Jurnal-jurnal yang sudah terakreditasi.

14.Unsur yang ditulis dalam daftar pustak secara berturut-turut meliputi: (1) nama akhir pengarang, namaawal, nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul buku termasuk subjudul. (4)tempat penerbitan, (5) nama penerbit.Contoh cara penulisan:a. Format rujukan dari buku: Nama pengarang. (tahun). Judul Buku.Edisi Kota penerbit: Nama

Penerbit.Jika penerbit sebagai editor tunggal, ditulis (Ed.) di belakang namanya. Ditulis (Eds.) jikaeditornya lebih dari satu orang. Kemudian bila pengarang lebih dari 3 orang, dituliskan namapengarang pertama dan yang lain disingkat “dkk”(pengarang domestik) atau “et.al” (pengarangasing)

Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. Second edition. New York: John Wiley &Son.Purnomo, Didit (Ed.) 2005. The Role of Macroeconomic Factors in Growth. Surakarta:Penerbit Muhammadiyah University Press

b.Format rujukan dari artikel dalam buku ditulis: Nama Editor (Ed.), (tahun) judultulisan/keterangan, Judul Buku..hlm atau pp. kota penerbit: nama penerbit.

Daryoky (Ed.). 2005. Concept of Fiscal Decentralization and Worldwide Overview (hlm. 12-25).

Bulukumba: Penerbit Muhammadiyah University Press.

Page 104: JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K …balitbang-bulukumba.com/dokumen/jurnal/Jurnal Pinisi Research Vol.4...JURNAL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BP3K BULUKUMBA

c. Format rujukan dari artikel dalam jurnal/majalah/Koran: Nama pengarang (tahun). Judultulisan/karangan. Nama jurnal/majalah/Koran. volume (nomor): halaman. Jika rujukan Korantanpa penulis, nama koran ditulis diawal

Yunus, MC. 2002. The Dilemma of Fiscal Federalism: Grants and Fiscal Performance aroundthe world. Amerirican Economic jurnal. 46(3): 670. Nashville: American EconomicAssociation.

Tridian. 2008. Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sebagai Pelaksana DesentralisasiFiskal Efek. Warta Ekonomi. Vol. 4,. Agustus: 46-48

Harwanto, S. 2007, 13 November, DEsentralisasi Fiskal dan Pembangunan Ekonomi, HarianRadar Bulukumba, hlm,7.

Harian Makassar. 2009, 1 April, Hubungan Keuangan Pusat-Daerah di Indonesia hlm, 4.

15. Referensi Online yang dianjurkan dalam penggunaan bahasa Indonesia:a. Glosarium kata baku dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:

http://pusatbahasa.diknas.go.id/glosarium/b. Kamus Besar Bahasa Indonesia dari Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia: http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/kbbi/c. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD):

http://pusatbahasa.depdiknas.go.id/lamanv4/sites/default/files/EJD-KKP-PBN-BID.PENGEMBANGAN.pdf

Pengiriman Artikel1. Atikel dikirim sebanyak 2 eksemplar hardcopy, dan softcopy berupa file. File bisa dikirim melalui e-

mail [email protected] atau dalam media cd.2. Artikel yang dikirim wajib dilampiri biodata ringkas pendidikan termasuk catatan riwayat karya-

karya ilmiah sebelumnya yang pernah dipublikasikan, institusi dan alamatnya, nomor telepon kontakatau e-mail penulis.

3. Penulis yang menyerahkan artikelnya harus menjamin bahwa naskah yang diajukan tidak melanggarhak cita, belum dipublikasikan atau telah diterima untuk dipublikasikan oleh jurnal lainnya.

4. Kepastian naskah dimuat atau tidak, akan diberitahukan secara tertulis atau melalui telepon. Artikelyang tidak dimuat tidak akan dikembalikan.

Alamat Jurnal Pinisi Research:Badan Penelitian, Pengembangan, Perpustakaan dan KearsipanKabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi SelatanJl. Durian No. 2 BulukumbaTelepon/Fax: +62413 81102 / +62413 81102e-mail: [email protected]