Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

31
HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH ARTOS LIA HENDRI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS BAHASA DAN SENI

description

jurnal

Transcript of Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Page 1: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH

ARTOS LIA HENDRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAJURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS BAHASA DAN SENIUNIVERSITAS NEGERI PADANG

Wisuda Periode September 2014

i

Page 2: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH

Artos Lia Hendri

Artikel ini disusun berdasarkan skripsi Artos Lia Hendri untuk persyaratan wisuda periode September 2014 dan telah diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing

Padang, Agustus 2014

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dra. Emidar, M.Pd. Ena Noveria, M.Pd.NIP. 19620218.198609.2.001 NIP.19751112.200801.2.011

ii

Page 3: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Abstrak Berbahasa Indonesia dan Inggris

Abstrak

Artikel ini ditulis untuk melihat hubungan penguasaan kosakata dan kemampuan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh. Data penelitian ini adalah hasil tes objektif berbentuk pilihan ganda untuk tes penguasaan kosakata yang terdiri dari 20 butir soal dan data keterampilan menulis karangan narasi siswa diperoleh dengan melakukan tes unjuk kerja. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, rata-rata tingkat pengetahuan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh berada pada kualifikasi lebih dari cukup (68,27) pada rentangan 66-75%. Kedua, rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh tergolong lebih dari cukup (74,08) pada rentangan 66 – 75 %. Ketiga, terdapat hubungan positif yang signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh, diperoleh koefisien korelasi nilai t hitung sebesar 15,47 lebih besar dari t tabel dengan derajat kebebasan dan (n-2) dan taraf signifikansi 95% sebesar 0,89.

Abstract

This article was wrote to look at the relationship vocabulary and narrative writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh. The data of this study is the result of an objective test for the multiple choice vocabulary test consisting of 20 items of data and narrative essay writing skills students gained by conducting performance tests. Based on the results of the study concluded the following three things. First, the average level of eighth grade students' vocabulary knowledge SMP 4 Payakumbuh be more than enough in qualifying (68.27) in the range of 66-75%. Second, the average narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh classified more than enough (74.08) in the range of 66-75%. Third, there is a significant positive relationship between mastery of vocabulary with narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh, the correlation coefficient t value of 15.47 is greater than t table with degrees of freedom and (n-2) and a significance level 95% of 0.89.

iii

Page 4: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 4 PAYAKUMBUH

Oleh:

Artos Lia Hendri1, Emidar2, Ena Noveria3

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaFBS Universitas Negeri Padang

Email:[email protected]

ABSTRACT

This article was wrote to look at the relationship vocabulary and narrative writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh. The data of this study is the result of an objective test for the multiple choice vocabulary test consisting of 20 items of data and narrative essay writing skills students gained by conducting performance tests. Based on the results of the study concluded the following three things. First, the average level of eighth grade students' vocabulary knowledge SMP 4 Payakumbuh be more than enough in qualifying (68.27) in the range of 66-75%. Second, the average narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh classified more than enough (74.08) in the range of 66-75%. Third, there is a significant positive relationship between mastery of vocabulary with narrative essay writing skills of eighth grade students of SMP Negeri 4 Payakumbuh, the correlation coefficient t value of 15.47 is greater than t table with degrees of freedom and (n-2) and a significance level 95% of 0.89.

Kata kunci: hubungan, kosakata, menulis narasi

A. Pendahuluan

Bahasa merupakan alat yang digunakan dalam berkomunikasi antar

anggota masyarakat serta pikiran dan perasaan yang menyatukan masyarakatnya.

Bahasa sebagai alat komunikasi tersebut juga mempunyai peranan penting dalam

kehidupan manusia. Komunikasi yang dimaksud dapat dilakukan dengan baik

secara lisan maupun tertulis pada setiap aspek keterampilan bahasa yang

digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa sebagai sarana

1

Page 5: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan manusia karena peranan penting yang

dimiliki oleh keduanya sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan dan

sebagai pembeda dengan mahkluk lain. Untuk memahami bahasa secara baik,

pembelajaran bahasa Indonesia di SD, SMP, maupun SMA berusa menjadikan

siswa terampil dalam menggunakan bahasa untuk berkomunikasi baik secara

lisan, maupun tulisan. Keterampilan dalam bentuk lisan adalah menggunakan

bahasa yang baik dan benar dalam bertutur atau berbicara. Keterampilan dalam

berbahasa tulis ialah keterampilan memahami dan mengungkapkan perasaan

dalam bahasa tulis. Keterampilan bahasa tulis seseorang dapat dilihat dari

karangannya. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berkaitan

satu sama lainnya.

Salah satu keterampilan berbahasa yang terdapat dalam kurikulum

pembelajaran bahasa Indonesia, baik kurikulim 2004 maupun kurikulum 2006

(KTSP) adalah keterampilan menulis. Menurut Nurgiantoro (1996:6) aktivitas

menulis merupakan suatu manifestasi yang paling akhir dikuasai pelajar. Menulis

merupakan cara penting untuk mengekspresikan pikiran, pendapat, dan perasaan

seseorang kepada orang lain.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan tanggal 15 Februari 2013

dengan beberapa orang siswa dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis sangat

membosankan, ditambah lagi kemampuan mereka yang kurang memahami tata

bahasa dan ejaan yang benar, sedangkan wawancara yang dilakukan dengan guru

bidang studi bahasa Indonesia kelas VIII didapatkan bahwa kemampuan menulis

2

Page 6: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

siswa masih rendah, hal yang paling sulit untuk dikuasai adalah keterampilan

menulis karena menulis membutuhkan ketelitian, fikiran, waktu serta perhatian

yang sungguh-sungguh. Dalam menulis narasi siswa kurang terampil merincikan

tahapan-tahapan alur sehingga alur tidak menarik, terasa datar, tidak mencapai

klimaks, penggambaran latar, tokoh atau perwatakan, kesesuaian tema dan

amanat, hingga pada gaya bahasa dan tingkat pengguasaan kosakata.

Penguasaan kosakata sangat diperlukan dalam menulis narasi. Siswa

kurang mampu menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikirannya dalam

bentuk tulisan karena kurangnya penguasaan kosa kata, sehingga pelajaran

menulis yang mereka lakukan kadang sering terhenti, bahkan sering tidak selesai

pada waktu yang telah ditentukan oleh guru mereka. Hal ini akan berpengaruh

terhadap hasil atau nilai belajar siswa. Berdasarkan latar belakang masalah yang

telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “ Hubungan Penguasan Kosakata dan Kemampuan Menulis Narasi Siswa

Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh”.

B. Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode

korelasional. Penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini banyak

menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data

tersebut dan penampilan hasilnya (Sukardi, 2004:166). Menurut Gay penelitian

korelasi atau korelasional merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto

peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari

3

Page 7: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam

koefesien korelasi.

Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas yang

dilambangkan dengan X yaitu pemahaman kosakata dan variabel terikat yang

dilambangkan dengan Y yaitu kemampuan menulis narasi. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tes, tes objektif digunakan untuk mengukur

penguasaan kosakata dan tes unjuk kerja untuk mengukur keterampilan menulis

narasi. Khusus untuk mengukur penguasaan kosakata, sebelum tes diberikan

secara menyeluruh terlebih dahulu diadakan uji coba instrumen. Uji coba

instrumen dimaksudkan menguji tingkat validitas dan reliabilitas tes sehingga data

yang dikumpulkan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya. Keabsahan tes

keterampilan menulis argumentasi diukur dengan keabsahan standar. Keabsahan

yang dimaksud di sini adalah standar tersebut memang benar-benar sesuai atau

relevan dengan indikator yang akan dinilai tersebut.

C. HASIL DESKRIPSI

Data dikumpulkan adalah data pengetahuan kosakata dan keterampilan

menulis karangan narasi di SMP Negeri 4 Payakumbuh Data dalam penelitian ini

diperoleh dengan cara sebagai berikut. Pertama, meneliti pengetahuan kosakata

dengan terlebih dulu melakukan uji coba pada populasi di luar sampel sebanyak

30 orang siswa. Uji coba dilakukan dengan memberikan 60 soal berupa soal

objektif berdasarkan 3 (tiga) indikator, yaitu tentang sinonim kata dengan jumlah

10 butir soal (29, 34, 35, 38, 44, 50, 57, 58, 59, 60), tentang antonim kata dengan

4

Page 8: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

jumlah 14 butir soal (17, 19, 22, 27, 31, 32, 33, 37, 41, 47, 48, 49, 53, 54), dan

tentang makna istilah dengan jumlah butir soal 36 buah (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,

11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 30, 36, 39, 40, 42, 43, 45, 46,

51, 52, 55, 56). Berdasarkan hasil uji coba, 20 soal dinyatakan valid. Soal yang

dinyatakan valid diberikan sebagai soal tes kepada sampel penelitian yang

berjumlah 66 orang siswa. Kedua, meneliti keterampilan menulis karangan narasi

siswa, dilakukan dengan menggunakan tes yang juga berpedoman pada tiga

indikator yang telah ditentukan.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan dapat

diklasifikasikan kemampuan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dari

dua variabel yang diteliti yaitu sebagai berikut. Pertama, pengetahuan kosakata

berada pada kualifikasi lebih dari cukup tingkat penguasaan 66 – 75 % dengan

nilai 68,27 yang terdiri atas menentukan sinonim kata, menentukan antonim kata,

dan menentukan makna istilah. Kedua, keterampilan menulis karangan narasi

berada pada kualifikasi baik tingkat pengusaan 66 – 75 % yang terdiri dari

peristiwa, kronologis cerita, dan bahasa yang informatif sebesar 74,08.

D. Pembahasan

1. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh

Masing-masing Indikator

Penguasaan kosakata dapat dilihat dari 3 indikator yaitu, sinonim kata, antonim

kata, dan makna istilah diuraikan sebagai berikut.

5

Page 9: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

a. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh Dilihat

dari Indikator Sinonim Kata

Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran, kualifikasi penguasaan kosakata

siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh diperoleh gambaran siswa dalam

menentukan sinonim kata seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4Distribusi Frekuensi Kualifikasi PenguasaanSinonim kata

No. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.4.5.6.7.

96-10086-9576-8566-7556-6546-5536-45

sempurna (S)baik sekali (BS)

baik (B)lebih dari cukup (LC)

cukup (C)hampir cukup (HC)

kurang (K)

1414241625

1,51%6,06%21,21%36,36%24,24%3,03%7,58%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 4 di atas, diperoleh gambaran bahwa penguasaan kosakata

siswa dalam menentukan sinonim kata pada kualifikasi sempurna (1,51%)

sebanyak 1 orang siswa, kualifikasi baik sekali (6,06%) sebanyak 4 orang siswa,

kualifikasi baik (21,21%) sebanyak 14 orang siswa, kualifikasi lebih dari cukup

(36,36%) sebanyak 24 orang siswa, kualifikasi cukup (24,24%) sebanyak 16

orang siswa, kualifikasi hampir cukup (3,03%) sebanyak 2 orang siswa dan

kualifikasi kurang (7,58%) sebanyak 5 orang siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan

menentukan sinonim kata siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup (68.48)

berada pada rentangan 66-75%.

b. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat

dari Indikator Antonim Kata

6

Page 10: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran 8 tentang skor, nilai, dan

kualifikasi penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh

diperoleh gambaran siswa dalam menentukan antonim kata seperti dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Kualifikasi Penguasaan Antonim kataNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.4.5.6.

86--9576--8566--7556--6546--5536--45

Baik Sekali (BS)Baik (B)

Lebih dari Cukup (LC)Cukup (C)

Hampir Cukup (HC)Kurang (K)

42423443

6,06%36,36%34,85%6,06%6,06%4,54%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 6 di atas, diperoleh gambaran bahwa kemampuan siswa

dalam menentukan antonim kata berada pada kualifikasi baik sekali (6,06%)

sebanyak 4 orang siswa, kualifikasi baik (36,36%) sebanyak 24 orang siswa,

kualifikasi lebih dari cukup (34,85%) sebanyak 23 orang siswa, kualifikasi cukup

(6,06%) sebanyak 4 orang siswa, kualifikasi hampir cukup (6,06%) sebanyak 4

orang siswadan kualifikasi kurang (4,54%) sebanyak 3 orang siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat menentukan makna

istilah siswa berada pada kualifikasi lebih dari cukup (72,83) berada pada

rentangan 66-75%.

c. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh Dilihat

dari Indikator Makna Istilah

Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran tentang skor, nilai, dan kualifikasi

penguasaan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh diperoleh

7

Page 11: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

gambaran siswa dalam menentukan makna istilah seperti dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Tabel 6Distribusi Frekuensi Kualifikasi Penguasaan Makna Istilah

No. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.4.5.6.7.

86--9576--8566--7556--6546--5536--4526--35

baik sekali (BS)baik (B)

lebih dari cukup (LC)cukup (C)

hampir cukup (HC)kurang (K)

kurang sekali (KS)

741528552

10,60%6,06%22,73%42,42%7,58%7,58%3,03%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 6 di atas, diperoleh gambaran bahwa siswa dalam

menentukan makna istilah berada pada kualifikasi baik sekali (10,60%) sebanyak

7 orang siswa, kualifikasi baik (6,06%) sebanyak 4 orang siswa, kualifikasi lebih

dari cukup (22,73%) sebanyak 15 orang siswa, kualifikasi cukup (42,42%)

sebanyak 28 orang siswa,kualifikasi hampir cukup (7,58%) sebanyak 5 orang

siswa, kualifikasi kurang (7,58%) sebanyak 5 orang siswa, dan kualifikasi kurang

sekali (3,03%) sebanyak 2 orang siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat menentukan makna

istilah siswa berada pada kualifikasi baik (63.5) berada pada rentangan 56 – 65%.

a. Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh Masing-masing Indikator

Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran, kualifikasi penguasaan kosakata

siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh diperoleh gambaran siswa dalam

menentukan makna istilah seperti dapat dilihat pada tabel berikut ini.

8

Page 12: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Tabel 7Distribusi Frekuensi Kualifikasi Penguasaan Kosakata

Secara UmumNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.

No.

86—9576--8566--75

Rentangan Nilai

baik sekali (BS)baik (B)

lebih dari cukup (LC)Kualifikasi

81124

Frekuensi

12,12%16,67%36,36%

Persentase4.5.6.

56--6546--5536--45

cukup (C)hampir cukup (HC)

kurang (K)

1625

24,24%3,03%7,58%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 7 di atas, diperoleh gambaran bahwa penguasaan kosakata

siswa berada pada kualifikasi baik sekali (12,12%) sebanyak 8 orang siswa,

kualifikasi baik (16,67%) 11 orang siswa, kualifikasi lebih dari cukup (36,36%)

sebanyak 24 orang siswa, kualifikasi hampir cukup (3,03%) sebanyak 2 orang

siswa, kualifikasi kurang (7,58%) sebanyak 5 orang siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat penguasaan

kosakata secara umum siswa berada pada kualifikasi baik (68.27) dengan

rentangan nilai 66-75%.

Selanjutnya untuk menafsirkan data penguasaan kosakata siswa kelas VIII

SMP Negeri 4 Payakumbuh diperlukan mean dari data dan dimasukkan ke dalam

tabel distribusi frekuensi tunggal. Hasil pengolahan data pada distribusi frekuensi.

Maka didapatkan nilai rata-rata dapat ditentukan dengan rumus berikut ini.

9

Page 13: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Tabel 8Distribusi Frekuensi Tunggal Penguasaan Kosakata Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 4 PayakumbuhNo F X FX1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.

1343876111114232

N = 66

94,4491,1185,56

8076,6773,33

7067,7862,2258,9056,6747,78

4038,90

94,44273,33342,24

240613,36513,31

420745,58684,4258,90226,6895,5612077,8

∑FX = 4505,62

M=∑ FX

N

M=4505 ,6266

M = 68,27

Berdasarkan nilai rata-rata tersebut dilihat dari nilai rata-rata penguasaan kosakata

siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh. Nilai rata-rata (M) yang diperoleh

adalah 68,27 berada pada kualifikasi lebih dari cukup tingkat penguasaan 66 – 75

% pada skala 10.

2. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh

Untuk mengetahui gambaran tentang keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Payakumbuh dalam menulis narasi, maka data yang diperoleh dari hasil menulis

10

Page 14: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

narasi dianalisis berdasarkan masing-masing indikator penilian yang telah

ditentukan. Penganalisisan data berdasarkan penilaian dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a. Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh masing-masing Indikator

Keterampilan menulis karangan narasi dapat dilihat dari tiga indikator

yaitu, peristiwa, kronologis cerita, dan bahasa yang informatif dapat diuraikan

sebagai berikut.

1. Keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari

indikator peristiwa

Aspek utama yang harus diperhatikan dalam menulis narasi adalah

peristiwa. Peristiwa merupakan kejadian-kejadian yang dilalui tokoh. Rangkaian

kejadian inilah yang dapat membangkitkan emosional pembaca, sehingga

pembaca menjadi tegang, cemas, takut, atau sedih.

Untuk menilai keterampilan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Payakumbuh dilihat dari peristiwa dalam cerita dilakukan dengan cara melihat

seberapa banyak siswa tersebut mampu menyajikan kejadian-kejadian yang dilalui

tokoh dalam cerita yang ditulisnya atau peristiwa dapat diartikan sebagai

peralihan dari satu keadaan ke keadaan yang lain.

Dari data yang telah dianalisis, dapat diketahui keterampilan menulis

narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari indikator

peristiwa. Berdasarkan data yang terdapat pada lampiran tentang skor, nilai, dan

kualifikasi pengetahuan kosakata siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh

11

Page 15: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

diperoleh gambaran siswa dalam menempatkan peristiwa dalam cerita seperti

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi

dalam Mempersoalkan PeristiwaNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.

96-10066-7526-35

sempurna (S)lebih dari cukup (LC)kurang sekali (KS)

22377

33,33%56,06%10,60%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 9 di atas, diperoleh gambaran mengenai

keterampilan siswa dilihat dari mempersoalkan peristiwa dalam menulis narasi

berada pada kualifikasi sempurna (33,33%) sebanyak 22 orang siswa, lebih dari

cukup(56,06%) sebanyak 37 orang siswa, dan kualifikasi kurang sekali (10,60%)

sebanyak 7 orang siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata narasi yang mempersoalkan

peristiwa berada pada kualifikasi baik sekali (74.24) berada pada rentangan 66-

75%. Contoh penempatan unsur peristiwa dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

“Sabar tuk menjalani”

Lima tahun yang lalu, saya bersama keluarga bersama keluarga besar saya pergi mengantar ayah da ibu ketanjung pati. Untuk bersiap-siap pergi kebandara. Ayah dan ibu akan pergi naik haji. Ketika sampai disana sudah pukul 7 malam, karena banyak acara yang dilewati sebelumnya kami menginap disana.

Berdasarkan penggalan tulisan siswa tersebut, tergambar bahwa siswa

mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa apa saja yang dia alami. Narasi

12

Page 16: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya sebuah peristiiwa, Keraf

(2007:136).

2. Keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari

indikator kronologis cerita

Kronologis cerita atau urutan yang jelas harus berkaitan antara satu bagian

dengan bagian yang lain, sehingga mudah diikuti pembaca. Runtun kejadian atau

peristiwa yang disajikan itu dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk

memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak perduli apakah

disampaikan secara tertulis atau secara lisan.

Dari hasil penganalisisan dengan menggunakan rumus presentase, dapat

diketahui keterampilan menulis narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Payakumbuh dilihat dari indikator kronologis cerita. Skor yang diperoleh dari

hasil penganalisisan data, kemudian diubah dalam bentuk nilai. Perhitungan untuk

menentukan nilai dari keterampilan menulis narasi siswa berpedoman kepada

rumus presentase. Nilai tersebut kemudian ditafsirkan ke dalam tabel skala 10,

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini,

Tabel 10Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi

dalam Mengurutkan kronologis ceritaNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.

96--10066--7526--35

sempurna (S)lebih dari cukup (LC)kurang sekali (KS)

27390

40,9%59,09%

0%Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 10 di atas diperoleh gambaran bahwa keterampilan

menulis narasi siswa dalam mengurutkan kronologis cerita berada pada kualifikasi

13

Page 17: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

sempurna (40,9%) sebanyak 27 orang siswa dan lebih dari cukup (59,09%)

sebanyak 39 orang siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata cerpen siswa yang

menempatkan alur berada pada kualifikasi baik (80.81) berada pada rentangan 76-

85%. Contoh kronologis cerita dapat dilihat pada kutipan berikut ini.

“ Sabar tuk menjalani “

Sekitar jam 05,45 WIB selesai sholat shubuh. Ayah dan ibu berangkat dengan jemaah lainya. Disaat itu saya sangat sedih karena ditinggalkan oleh ayah dan ibu. Tapi disisi lain saya juga bahagia karena ayah dan ibu telah melaksanakan niatnya. Saya menangis dengan tersedu-sedu, tetapi beruntungya disekelililng saya banyak sahabat yang menyayangi dan selalu ada untuk saya

Berdasarkan hasil tulisan siswa di atas, telah mengurutkan kejadian mulai

dari awal hingga akhir. Keterampilan siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Payakumbuh dilihat dari indikator bahasa yang informatif

Penilaian keterampilan menulis narasi dilihat dari indikator bahasa yang

informatif dilakukan dengan cara apabila narasi yang dihasilkan siswa bahasanya

lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada penggunaan kata

denotatif, Keraf (2007:139).

Dari hasil penelitian data dengan menggunakan rumus peresentase yang

telah dilakukan, dapat diketahui keterampilan menulis narasi siswa kelas VIII

SMP Negeri 4 Payakumbuh dilihat dari indikator bahasa yang informatif. Nilai

keterampilan menulis narasi siswa indikator bahasa yang informatif tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

14

Page 18: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Tabel 11Distribusi Frekuensi Kualifikasi Keterampilan Menulis Karangan Narasi

dalam Menempatkan Bahasa yang InformatifNo. Rentangan Nilai Kualifikasi Frekuensi Persentase1.2.3.

96-10066-7526-35

sempurna (S)lebih dari cukup (LC)

kurang sekali (KS)

9507

22,73%66,67%10,60%

Jumlah 66 100%

Berdasarkan data Tabel 11 di atas diperoleh gambaran bahwa keterampilan

menulis narasi siswa dari indikator bahasa yang informatif pada kualifikasi

sempurna (22,73%) sebanyak 9 orang siswa, lebih dari cukup (66,67%) sebanyak

50 orang siswa,dan kurang sekali (10,6%) sebanyak 7 orang siswa. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam

menyampaikan bahasa yang informatif berada pada kualifikasi lebih dari cukup

(68.23) berada pada rentangan 66-75%. Contoh hasil penyampaian bahasa yang

informatif dapat dilihat pada narasi sebagai berikut ini.

“ Sabar tuk menjalani “Hari-hari tampa orang tua saya lewati. Hampir satu bulan lamanya, saya tinggal bersama nenek dan kedua kakak saya. Namun, tuhan memang maha penyayang, ia memberikan hamba kekuatan agar mampu menjalaninya semua. 40 hari telah saya lewati dan tiba saatnya ayah dan ibu pulang ke tanah air. Dengan hati yang gembira dan berurai air mata, saya kembali bertemu dengan ayah dan ibu saya tercinta.

Narasi menyampaikan informasi mengenai berlangsungnya sebuah

peristiwa. Bahasanya lebih condong ke bahasa informatif dengan titik berat pada

penggunaan kata denotatif.

15

Page 19: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

E. Simpulan dan Saran

Berdasarkan deskripsi data, analisis data, dan pembahasan mengenai

hubungan penguasaan kosakata dan keterampilan menulis karangan narasi siswa

kelas, dapat disimpulkan tiga hal sebagai berikut. Pertama, penguasaan kosakata

siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Payakumbuh. Nilai rata-rata (M) yang diperoleh

adalah 68,27 berada pada kualifikasi lebih dari cukup tingkat penguasaan 66 – 75

% pada skala 10 dan berada di atas standar KKM SMP Negeri 4 Payakumbuh.

Kedua, keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Payakumbuh tergolong lebih dari cukup karena M-nya adalah 74,07 berada pada

tingkat pengusaan 66 – 75 % pada skala 10.

Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara penguasaan kosakata

dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VIII SMP Negeri 4

Payakumbuh. Dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima karena hasil pengujian

membuktikan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 15,47 > 2,66.

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diberikan saran-saran

sebagai berikut. Pertama, bagi siswa sebaiknya lebih meningkatkan penguasaan

kosakata dan kemampuan menulis, khususnya menulis karangan narasi. Kedua,

guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 4 Payakumbuh, diharapkan

lebih meningkatkan pembelajaran kosakata dan menulis narasi pada proses

pembelajaran di sekolah. Ketiga, bagi pihak sekolah hendaknya menyediakan

sarana dan prasarana yang dapat mengembangkan bakat dan minat siswa dalam

menulis.

16

Page 20: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap

Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi

penulis dengan pembimbing I Dra. Emidar M. Pd., dan Pembimbing II Ena

Noveria M. Pd.

Daftar Rujukan

Agustina. 2008. Pembelajaran Keterampilan Membaca. FBS: UNP Press.

Pateda, Mansoer. 1995. Kosakata dan Pengajarannya. Ende-Flores: Nusa Indah.

Tarigan, Hendri Guntur.1985.”Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Hendry Guntur. 1993. Pengajaran Kosakata. Bandung: Angkasa.

Keraf, Gorys. 2005. “Diksi dan Gaya Bahasa”. Jakarta: Gramedia Pustaka utama.

Manaf, Ngusman Abdul. 2008. “Semantik Teori Dan Terapannya dalam bahasaIndonesia”. Padang: Sukabima Offset.

Agustina,2000. Pembelajaran Membaca.padang: Universitas Negeri Padang.

17

Page 21: Jurnal Artos Lia Hendri.docx Siap