Jurnal 2
-
Upload
yabniel-lit-jingga -
Category
Documents
-
view
1.712 -
download
24
Transcript of Jurnal 2
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN REKAPITULASI LAPORAN
REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KEPADA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA BERDASAR
KETENTUAN KEMENETRIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENGGUNAKAN METODE WATERFALL
(Studi Kasus Rumah Sakit XYZ Kabupaten Bandung)
Yanuar Dwi Nurcahyo, Riza Agustiansyah, S.T., M.Kom.
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri
Institut Teknologi Telkom, Bandung
ABSTRAK
Rekam Medis adalah bagian penting yang diwajibkan ada pada setiap sarana pelayanan kesehatan
(rumah sakit) yang mempunyai tugas untuk melakukan pencatatan, dokumentasi, pengumpulan,
rekapitulasi laporan data rekam medis pasien bagi rumah sakit, serta membuat rekapitulasi laporan
rekam medis rumah sakit untuk diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota. Saat ini, proses
pengolahan dan pengisian yang dilakukan masih menggunakan sistem manual/konvensional. Hal ini
menyebabkan proses yang ada membutuhkan waktu, sumber daya manusia, dan biaya yang mahal,
serta konsistensi dan akurasi data yang lemah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu sistem informasi yang dapat melakukan
proses peng-input-an, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian/pelaporan data rekam medis rumah
sakit yang baik, khususnya rekapitulasi laporan kepada dinas kesehatan kab/kota. Pembangunan
sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit ini dibangun dengan
menggunakan metode waterfall, dengan analisis dan perancangan sistem menggunakan UML, serta
PHP dan SQL sebagai bahasa pemrograman yang dipakai. Selanjutnya, sistem diuji dengan
melakukan pengujian fungsionalitas sistem dan user acceptance test. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa sistem yang dibangun telah sesuai dengan perancangan sistem dan kebutuhan user.
Hasil dari pembangunan sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit
ini dapat mempermudah bagian rekam medis dan bagian yang terkait untuk membuat rekapitulasi
laporan rekam medis yang diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota dengan cepat, hemat, serta
data yang valid.
Kata Kunci: rekapitulasi laporan, rekam medis, rumah sakit, dinas kesehatan kab/kota, waterfall,
UML, PHP.
I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Rekam Medis adalah bagian penting yang
diwajibkan ada pada setiap sarana pelayanan
kesehatan (rumah sakit) beserta dokter yang
melakukan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.
Ketetapan ini telah berlaku sejak Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia tentang rekam
medis yang disahkan pada Tahun 1989.
Rekam medis mempunyai tugas untuk: (1)
mengumpulkan, mengintegrasi, menganalisis data
pelayanan kesehatan primer dan sekunder,
menyajikan dan mendesiminasi informasi, menata
sumber informasi bagi kepentingan riset,
perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelayanan
kesehatan; (2) membuat standar dan pedoman
manajemen informasi kesehatan meliputi aspek
legal dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan
(confidential), sekuritas, privasi serta integrasi data;
(3) manajemen operasional unit kerja manajemen
informasi kesehatan, dibagi berdasarkan
kemampuan sarana pelayanan dalam menjalankan
manajemen informasi kesehatan; (4) serta membuat
rekapitulasi laporan tentang rumah sakit untuk
diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota.
Rekapitulasi laporan rekam medis adalah berkas
yang berisikan tentang semua data dasar rumah
sakit beserta kegiatan pelayanannya. Rekapitulasi
Laporan (RL) ini terdiri dari 5 (lima) bagian,
yaitu RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit, RL
2 berisikan Data Ketenagaan, RL 3 berisikan Data
Kegiatan Pelayanan Rumah sakit, RL 4 berisikan
Data Morbiditas Pasien, RL 5 berisikan Data 10
Besar Penyakit.
Berdasarkan pelaksanaan pelaporan RL di rumah
sakit pada saat ini, rekapitulasi laporan rekam
medis masih dilakukan secara manual. Sehingga,
rekam medis konvensional pada Rumah Sakit XYZ
ini, mendapatkan beberapa permasalahan terhadap
proses bisnis, pemrosesan data, serta penyampaian
informasi rumah sakit. Permasalahan tersebut,
yaitu: (1) Proses input yang berulang-ulang
sehingga terjadi duplikasi pekerjaan. Duplikasi
pekerjaan terjadi pada bagian pelayanan kesehatan
dan pada bagian pulahta untuk input data. (2)
Proses pengiriman informasi yang cukup panjang.
Pengiriman informasi dilakukan secara manual
dengan cara menyerahkan data pada bagian sensus
yang mendatangi masing-masing bagiannya.
Biasanya, sensus harian akan diterima oleh bagian
pulahta setiap 3-5 hari kerja. (3) Membutuhkan
SDM dan kertas yang banyak sehingga
membutuhkan biaya yang berlebih. Pada masing-
masing bagian input terdapat bagian sensus yang
bertugas untuk mengambil data. Sehingga
memerlukan banyak SDM yang harus digaji untuk
melaksanakan tugas pengambilan data. (4) Data
medis kurang lengkap dan kurang akurat.
Dikarenakannya pelaporan sering tidak tepat waktu
untuk dibuat, maka terdapat data yang tidak
diserahkan ke bagian pulahta. (5) Laporan yang
tidak sesuai dengan standar dinas kesehatan
kab/kota. Format pelaporan data dari masing-
masing bagian tidak dibuat berdasar format yang
telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI
melalui Dinas Kesehatan Kab/Kota. Sehingga
bagian pulahta harus mensortir, melakukan
penjumlahan, dan meng-copy ulang data yang akan
dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.
Dari beberapa hal tersebut, maka, dibutuhkan suatu
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang
membuat pemrosesan data lebih cepat, hemat, dan
akurat, untuk mendukung peng-input-an,
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data,
serta sistem pelaporan rumah sakit sesuai dengan
standar yang telah ditentukan oleh Kementerian
Kesehatan RI melalui dinas kesehatan kab/kota.
Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) ini adalah
suatu proses peng-input-an, pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data-data rumah sakit,
yang berlaku secara umum di seluruh Indonesia.
Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit
umum maupun khusus, baik yang dikelola secara
publik maupun privat, sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Di dalam SIRS, pendokumentasian data rekam
medis rumah sakit, yang juga dilaporkan kepada
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
melalui dinas kesehatan kab/kota, tercantum pada
Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011,
data yang dilaporkan mencakupi Laporan Data
Kegiatan Rumah Sakit (RL1) sampai dengan
Laporan Data (RL5), yang sudah diberlakukan
sejak diundangkan tanggal 1 Juli 2011.
Usulan SIRS ini disusun dan didapatkan
berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan
Sekretariat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Upaya Kesehatan, serta harapan dari tenaga bagian
rekam medis, setelah melakukan survei lapangan.
Hal ini diperlukan agar SIRS tersebut mampu
menunjang pemanfaatan data yang optimal,
konsistensi data, data terbit lebih cepat, akurasi
data yang tepat, serta pemenuhan terhadap
kebutuhan data yang semakin meningkat pada saat
ini, terlebih pada masa yang akan datang.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka
perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pihak rumah sakit melakukan
proses input, pengumpulan, pengolahan,
dan penyajian data dari kegiatan rumah
sakit tersebut, khususnya mengenai rekam
medis?
2. Bagaimana proses input, pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data rekam
medis rumah sakit dapat meminimalisir
penggunaan kertas, dan sumber daya
manusia?
3. Bagaimana pihak rumah sakit dapat
memenuhi kebutuhan data yang sesuai
dengan standardisasi pelaporan, yang
digunakan oleh dinas kesehatan kab/kota?
4. Bagaimana pihak rumah sakit dapat
meningkatkan kecepatan, konsistensi, dan
akurasi dalam proses peng-input-an,
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian
data rekam medis dengan tepat untuk
dilaporkan kepada dinas kesehatan
kab/kota?
I.3 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah yang sudah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditentukan
tujuan dari tugas akhir ini adalah membangun
sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan
rekam medis rumah yang dapat:
1. Melakukan proses input, pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data dari
kegiatan rumah sakit tersebut, khususnya
mengenai rekam medis.
2. Melakukan proses input, pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian data rekam
medis rumah sakit dapat meminimalisir
penggunaan kertas, dan sumber daya
manusia.
3. Memenuhi kebutuhan data yang sesuai
dengan standardisasi pelaporan, yang
digunakan oleh dinas kesehatan kab/kota.
4. Meningkatkan kecepatan, konsistensi, dan
akurasi dalam proses peng-input-an,
pengumpulan, pengolahan, dan penyajian
data rekam medis dengan tepat untuk
dilaporkan kepada dinas kesehatan
kab/kota.
I.4 Manfaat
Penelitian tugas akhir ini memberikan manfaat
untuk:
1. Bagi rumah sakit:
a) Mempunyai rincian data secara detail
tentang penyakit, pelayanan kesehatan
oleh pihak rumah sakit kepada pasien.
b) Mempunyai pegangan untuk
perencanaan pengobatan, perawatan
atau tindakan kesehatan yang diberikan
kepada pasien.
c) Mempunyai standar rekapitulasi
laporan kinerja rumah sakit sesuai
dengan ketentuan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
d) Pelaporan data rumah sakit kepada
dinas kesehatan kab/kota menjadi lebih
mudah, cepat, dengan konsistensi, dan
akurasi yang tepat.
2. Bagi Dinas dan Kementerian Kesehatan
Kota Bandung:
a) Mendapatkan data dengan cepat dan
akurat sehingga data dapat lebih
mudah dan lebih dini untuk diolah dan
dianalisis sebagai bahan penelitian dan
evaluasi kualitas kesehatan manusia.
3. Bagi masyarakat secara umum/pasien:
a) Lebih mudah dan lebih cepat
mendapat informasi tentang wabah
atau persebaran penyakit serta
mendapat pelayanan rumah sakit
dengan baik dan tanggap.
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1 RL (Rekapitulasi Laporan)
Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima)
Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya:
1) RL 1 (satu) berisikan Data Dasar Rumah
Sakit yang dilaporkan periodik setiap
terdapat perubahan.
2) RL 2 (dua) berisikan Data Ketenagaan
Rumah Sakit yang dilaporkan periodik
setiap tahun.
3) RL 3 (tiga) berisikan Data Kegiatan
Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan
periodik setiap tahun.
4) RL 4 (empat) berisikan Data
Morbiditas/Mortalitas Pasien yang
dilaporkan periodik setiap tahun.
5) RL 5 (lima) yang merupakan Data
Bulanan yang dilaporkan secara periodik
setiap bulan, berisikan data kunjungan
dan data 10 (sepuluh) besar penyakit.
II.2 ICD dan DTD
International Statistical Classification of Diseases
and Related Health Problems revisi ke 10 atau
disingkat dengan ICD-10 buku ini di Indonesia
dikenal dengan nama Klasifikasi Internasional
Penyakit revisi ke 10 disingkat sebagai KIP/10
adalah buku mengenai pengkodean atas penyakit
dan tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang
abnormal, keluhan, keadaan sosial dan eksternal
menyebabkan cedera atau penyakit, seperti yang
diklasifikasikan oleh World Health Organization
(WHO).
Daftar Tabulasi Dasar (DTD) adalah
Pengelompokan jenis penyakit yang terdapat pada
formulir rewkapitulasi laporan yang disusun
menurut pengelompokan jenis penyakit sesuai
dengan Daftar Tabulasi Dasar ICD-10, dan
penambahan kelompok DTD pada Gabungan
Sebab Sakit. Terdapat penambahan 12 kelompok
DTD dari 496 kelompok menjadi 508 kelompok.
II.3 Metode Waterfall
Model Waterfall adalah suatu proses
pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana
kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke
bawah (seperti air terjun) melewati fase
perencanaan, pemodelan, implementasi
(konstruksi), dan pengujian.
Berikut ini adalah urutan langkah-langkah
pengembangan perangkat lunak dengan model
waterfall:
1) Survei
2) Analisis
3) Desain
4) Pembuatan (Coding)
5) Testing-Implementasi
III. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam pelaksanaan penelitian ini, metode
pengembangan sistem yang digunakan adalah
Waterfall Model. Seperti yang telah dijelaskan pada
bab landasan teori, pada Waterfall Model ada enam
tahap yang dilakukan, yaitu: Survei, Analisis,
Desain, Pembuatan (Coding), Testing dan
Implementasi Terbatas denga rincian sebagai
berikut:
1. Survei sistem
- Identifikasi kondisi eksisting dan
kebutuhan pengguna
- Definisi ruang lingkup
2. Analisis sistem
- Analisis business user
- Analisis business process
- Analisis business ruless
- Analisis business tools
- Analisis business problems and solution
3. Desain sistem
- Desain perancangan proses sistem
Melakukan desain sistem dalam bentuk
diagram use case, diagram activity,
diagram class, diagram component dan
deployment.
- Desain perancangan database sistem
Melakukan desain database dalam bentuk
diagram hubungan entitas, dan struktur
tabel.
- Desain perancangan interface sistem, yaitu
melakukan desain untuk tampilan layar.
4. Pembuatan sistem
- Coding aplikasi
- Coding database
- Coding interface
- Teting pertama (Functional testing)
- Testing kedua (User acceptance testing)
5. Implementasi
- Implementasi terbatas, dengan
menggunakan lima data rumah sakit
- Evaluasi pengimplementasian
IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN
IV.1 Proses Bisnis Saat Ini
Proses bisnis pelaporan RL rekam medis kepada
dinas kesehatan kab/kota masih dilakukan secara
manual/konvensional (proses pengolahan dan
pengisiannya). Proses pertama dimulai dari dinas
kesehatan kab/kota yang mengirimkan template
yang merupakan standar ketentuan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Rekapitulasi
laporan rekam medis (RL1-RL5) berupa file Excel
melalui email penanggung jawab pelaporan RL
kepada pihak rumah sakit. Untuk selanjutnya diisi
hingga kemudian dicetak dan dikirimkan kepada
dinas kesehatan kab/kota.
Urutan proses bisnis pelaporan RL rekam medis
kepada dinas kesehatan kab/kota dapat dilihat pada
tabel berikut:
No. Aktor Proses
1.
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
a) Mengirimkan format
rekapitulasi laporan
2. Pulahta
a) Menerima format
rekapitulasi laporan
b) Membuat formulir
kosong rekam medis
c) Memberikan
formulir kosong
rekam medis
3. Bagian
Pendaftaran
a) Menerima formulir
kosong rekam medis
b) Melakukan
pencatatan identitas
4.
Bagian
Pelayanan
Kesehatan
a) Menerima formulir
rekam medis
b) Melakukan diagnosa
c) Melakukan
pengobatan
d) Memberikan resep
obat
e) Mencatat kegiatan
medis
5. Bagian
Pendaftaran
a) Mencatat biaya
berobat
6. Bagian Apotik
a) Menerima resep
b) Memberikan obat
sesuai resep
c) Mencatat obat
7. Bagian Sensus
a) Mengumpulkan
rekap data dari
bagian pelayanan
medis, bagian
pendaftaran, dan
bagian apotik
8. Bagian Pulahta
b) Menerima rekap data
c) Menyusun
rekapitulasi laporan
sesuai format
d) Mengirimkan
rekapitulasi laporan
sesuai format
9.
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
a) Menerima
rekapitulasi laporan
sesuai format
IV.2 Proses Bisnis Usulan
Dengan melihat beberapa kelemahan pada proses
bisnis saat ini, diperlukan sebuah Sistem Informasi
Manajemen Rekapitulasi Laporan Rekam Medis
Rumah Sakit. Dengan menggunakan Sistem
Informasi Manajemen Rekapitulasi Laporan Rekam
Medis Rumah Sakit, pihak rumah sakit, yaitu
rekam medis dapat melakukan pencatatan,
dokumentasi, pengumpulan, rekapitulasi laporan
rekam medis kepada dinas kesehatan kab/kota
dengan baik. Proses bisnis usulan ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
No. Aktor Proses
1.
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
a) Mengirimkan format
rekapitulasi laporan
2. Pulahta
a) Menerima format
rekapitulasi laporan
b) Membuat formulir
kosong rekam medis
c) Memberikan
formulir kosong
rekam medis
3. Bagian
Pendaftaran
a) Menerima formulir
kosong rekam medis
b) Melakukan
pencatatan identitas
4.
Bagian
Pelayanan
Kesehatan
a) Menerima formulir
rekam medis
b) Melakukan diagnosa
c) Melakukan
pengobatan
d) Memberikan resep
obat
e) Mencatat kegiatan
medis
5. Bagian
Pendaftaran
a) Mencatat biaya
berobat
6. Bagian Apotik
a) Menerima resep
b) Memberikan obat
sesuai resep
c) Mencatat obat
7. Bagian Pulahta
a) Menerima rekap data
b) Meng-export laporan
yang telah diproses
sistem
c) Mengirimkan
rekapitulasi laporan
sesuai format
8.
Dinas
Kesehatan
Kab/Kota
a) Menerima
rekapitulasi laporan
sesuai format
IV.3 Analisis Kebutuhan Sistem
Setelah dilakukan identifikasi pada manajemen
data dan informasi untuk pelaporan RL rekam
medis rumah sakit kepada dinas kesehatan
kab/kota, maka sistem yang akan dirancang
diharapkan dapat memberikan solusi sebagai
berikut:
1. Mempunyai catatan dan mengetahui
database penyakit mewabah dengan
mudah dan cepat.
2. Mengetahui rekapitulasi laporan
kunjungan pasien dengan mudah dan
cepat.
3. Adanya peningkatan pelayanan kesehatan
oleh pihak rumah sakit.
4. Mempunyai standar rekapitulasi laporan
kinerja rumah sakit sesuai dengan
ketentuan Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Pelaporan data rumah sakit kepada dinas kesehatan
kab/kota menjadi lebih mudah, cepat, dengan
konsistensi, dan akurasi yang tepat.
IV.4 Analisis Pengguna Sistem
Pada Sistem Informasi Manajemen Rekapitulasi
Laporan Rekam Medis ini terdapat tiga jenis user
yang dapat mengaksesnya, yaitu petugas input,
medis, dan pulahta sekaligus menjadi admin.
Detail hak akses yang dimiliki oleh masing-masing
user dalam penggunaan sistem ini digambarkan
dalam tabel berikut:
Role Hak Akses
Petugas
Pulahta
(Admin)
· View Data Rekapitulasi Laporan
· View Grafik Rekapitulasi Laporan
· View Dashboard Rekapitulasi
Laporan
· Export pdf Report Rekapitulasi
Laporan
· Export excel Report Rekapitulasi
Laporan
· Add New User Sistem Rekapitulasi
Laporan
· Add Data/Password User Sistem
Rekapitulasi Laporan
· Delete User Sistem Rekapitulasi
Laporan
Petugas
Input
· View Data Rekapitulasi Laporan
· View grafik Rekapitulasi Laporan
· View Dashboard Rekapitulasi
Laporan
· Input Data Rekapitulasi Laporan
Petugas
Medis
· View Data Rekapitulasi Laporan
· View Grafik Rekapitulasi Laporan
· View Dashboard Rekapitulasi
Laporan
Untuk detail user role dengan fungsi masing-
masing user role dapat dilihat pada diagram use-
case berikut ini:
IV.5 Analisis Arsitektur Teknologi
Arsitektur teknologi yang digunakan pada
pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Rekapitulasi Laporan Rekam Medis Rumah Sakit
ini adalah arsitektur Three-Tier. Dalam model ini,
pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan.
Lapisan ketiga dalam arsitektur ini,masing-masing
menjumlahkan fungsionalitas khusus, yaitu:
1. Layanan presentasi (tingkat client)
2. Layanan bisnis (tingkat server)
3. Layanan data (tingkat database)
Layanan presentasi atau logika antarmuka
pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika
bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan
dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data
berisi server database. Setiap tingkatan dalam
model Three-Tier berada pada komputer tersendiri,
Konsep model Three-Tier adalah model yang
membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan,
aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan,
dan keamanan.
Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari
arsitektur client-server. Pada arsitektur Three Tier
ini terdapat Application Server yang berdiri di
antara Client dan Database Server. Arsitektur
Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan
dengan menggunakan Web Application. Karena
dengan menggunakan Web Application, Client Side
(Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi
Web Browser. Dan saat komputer client melakukan
input data, maka data tersebut dikirimkan ke
Application Server dan diolah berdasarkan proses
bisnisnya. Selanjutnya Application Server akan
melakukan komunikasi dengan database server.
Kelebihan menggunakan arsitektur teknologi
Three-Tier:
1. segala sesuatu mengenai database
terinstalasikan pada sisi server, begitu
pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal
ini membuat harga yang harus dibayar
lebih kecil,
2. apabila terjadi kesalahan pada salah satu
lapisan tidak akan menyebabkan lapisan
lain ikut salah,
3. perubahan pada salah satu lapisan tidak
perlu menginstalasi ulang pada lapisan
yang lainnya dalam hal ini sisi server
ataupun sisi client,
4. transfer informasi antara web server dan
server database optimal,
5. komunikasi antara sistem-sistem tidak
harus didasarkan pada standart internet,
tetapi dapat menggunakan protocol
komunikasi yang lebih cepat dan berada
pada tingkat yang lebih rendah,
6. penggunaan middleware mendukung
efisiensi query database dalam SQL di
pakai untuk menangani pengambilan
informasi dari database,
7. mudah untuk mengubah DBMS engine,
8. memungkinkan pula middle-tier ke
platform yang berbeda,
9. biaya jangka panjang yang rendah,
pulahta
view data rekam medis
import data rekapitulasi laporan
edit data rekapitulasi laporan
eksport data rrekapitulasi laporan
view grafik rekapitulasi laporanmedik
input
input new user
edit data user delete user
view li st userinput data rekapitulasi laporan
10. perubahan-perubahan cukup dilakukan
pada Middle-Tier daripada pada aplikasi
keseluruhan,
11. kemampuan untuk bereaksi terhadap
perubahan bisnis dengan cepat, dengan
cara mengubah.
V. Hasil Pengujian
Sistem Informasi Rekapitulasi Laporan Rekam
Medis umah Sakit telah diuji menggunakan metode
black box testing. Pengujian yang dilakukan adalah
User Acceptance Testing dan Uji Fungsionalitas.
Berdasarkan pengujian fungsionalitas aplikasi dan
user acceptance test yang telah dilakukan user-
user, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:
1. Seluruh fungsi yang diujikan pada sistem dapat
berjalan dengan baik. Setiap input data yang
dimasukkan dapat diterima dengan baik, dan
berhasil memberikan output dengan format
sesuai standar yang telah ditentukan.
2. Sistem yang dibuat dapat memenuhi semua
fungsi yang dibutuhkan oleh user, yaitu bagian
input, medis, dan pulahta yang sekaligus
sebagai admin.
3. Sistem telah dibuat memiliki tampilan yang
menarik dan mudah untuk dimengerti oleh user.
4. Sistem yang telah dibuat dapat menangani
proses manajemen data, manajemen user oleh
admin, serta pendokumentasian rekapitulasi
laporan dengan baik sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit.
VI. Penutup
VI.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari pengembangan SIM
RL rekam medis rumah sakit adalah :
1. Sistem Informasi Rekapitulasi Laporan
Rekam Medis dapat memberikan solusi
terhadap permasalahan yang terjadi dalam
proses pelaporan yang ada saat ini, mulai dari
efektifitas pengumpulan dan pengolahan data,
meningkatkan akurasi input data.
2. Sistem Informasi Rekapitulasi Laporan
Rekam Medis dapat diterima dengan baik oleh
Rumah Sakit khususnya pihak Rekam Medis
Rumah Sakit XYZ, dilihat dari hasil user
acceptance test, dan functional test.
3. Rumah Sakit XYZ dapat menggunakan sitem
informasi manajemen dalam melaporkan RL
rekam medis rumah sakit kepada dinas
kesehatan kab/kota.
Sistem Informasi Manajemen Rekapitulasi Laporan
Rekam Medis memiliki fitur yang terhubung
dengan jaringan, sehingga memudahkan untuk
dioperasikan seperti:
a. View data RL
b. View grafik RL
c. View Dashboard RL
d. Export pdf report RL
e. Export excel report RL
f. Add New User Sistem RL
g. Add Data/Password User Sistem RL
h. Delete User Sistem RL
i. Input Data RL
j. View Dashboard RL
VI.2 Saran
Adapun saran untuk penelitian selanjutnya
diantaranya:
1. Sistem dapat diintegrasikan dengan
sistem lain, baik sistem bagian lain di
internal rumah sakit, maupun sistem
pada dinas kesehatan kab/kota,
2. Sistem dibuat lebih umum sehingga
dapat digunakan di rumah sakit daerah
lainya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Undang-Undang Republik Indonesia No. 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
[2] Undang-Undang Republik Indonesia No.14
Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik.
[3] Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 1171/MENKES/PER/VI/2011
tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.
[4] Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis.
[5] Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.
[6] Konsil Kedokteran Indonesia (2006). Manual
Rekam medis. Jakarta.
[7] Profil Kesehatan Indonesia 2010.
[8] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik.
[9] Pressman, Roger S. (2001). Software
Engineering : A Practitioner’s Approach, Fifth
Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc,
Singapore.
[10] Sutanta, Edhy (2003). Sistem Informasi
Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[11] Jogiyanto (2005). Analisis dan Desain Sistem
Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.
[12] Rustiyanto, Ery (2009). Etika Profesi Perekam
Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[13] _____________ (2010). Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
[14] _____________ (2010). Statistik Rumah Sakit
untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
[15] Nugroho Markus, Suryo (2011). Master Plan
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen
Rumah Sakit. Yogyakarta: Poltekkes Permata
Indonesia.
[16] JUKNIS SIRS 2011 Sistem Informasi Rumah
Sakit.
[17] Nopriyanto, Fajar (2012). Perancangan
Sistem Informasi Rekam Medis Untuk
Pelayanan Kesehatan Pada Klinik Andhika
Ciganjur Jakarta Selatan. Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.
[18] Pralystia, Clara (2009). Tinjauan Sustem
Informasi Rekam Medis (SIM RM) Dalam
Mendukung Kegiatan Pencatatan dan
Pelaporan Statistik Rumah Sakit Khusus
Daerah Duren Sawit Tahun 2009. Universitas
Indonesia, Depok.
[19] Haniyah, Fatimah (2009). Pengembangan
Sistem Informasi Pelayanan Poliklinik
Berbasis Rekam Medis di Rumah Sakit Medika
Permata Hijau Jakarta Barat Tahun 2009.
Universitas Indonesia, Depok.
[20] Hernanta, I., Wyrahardja, Cahaya M.J. (2008).
Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit
Subsistem: Rawat Inap dan Rawat Jalan
(Studi Kasus: Rumah Sakit Budi Lestari,
Bekasi). Universitas Bina Nusantara, Jakarta.
[21] Murdani, Eti (2007). Pengembangan Sistem
Informasi Rekam Medis Rawat Jalan Untuk
Mendukung Evaluasi Pelayanan Di RSU Bina
Kasih Ambarawa. Universitas Diponegoro,
Semarang.
[22] Dimas H.A., Noviar S.R., Hendry (2003).
Analisa dan Perancangan Prototipe Rekam
Medis Elektronik Berbasis Web Pada Fasilitas
Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais.
Universitas Bina Nusantara, Jakarta.