Jurnal 2

10
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN REKAPITULASI LAPORAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KEPADA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA BERDASAR KETENTUAN KEMENETRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENGGUNAKAN METODE WATERFALL (Studi Kasus Rumah Sakit XYZ Kabupaten Bandung) Yanuar Dwi Nurcahyo, Riza Agustiansyah, S.T., M.Kom. Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom, Bandung [email protected] ABSTRAK Rekam Medis adalah bagian penting yang diwajibkan ada pada setiap sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit) yang mempunyai tugas untuk melakukan pencatatan, dokumentasi, pengumpulan, rekapitulasi laporan data rekam medis pasien bagi rumah sakit, serta membuat rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit untuk diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota. Saat ini, proses pengolahan dan pengisian yang dilakukan masih menggunakan sistem manual/konvensional. Hal ini menyebabkan proses yang ada membutuhkan waktu, sumber daya manusia, dan biaya yang mahal, serta konsistensi dan akurasi data yang lemah. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu sistem informasi yang dapat melakukan proses peng-input-an, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian/pelaporan data rekam medis rumah sakit yang baik, khususnya rekapitulasi laporan kepada dinas kesehatan kab/kota. Pembangunan sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit ini dibangun dengan menggunakan metode waterfall, dengan analisis dan perancangan sistem menggunakan UML, serta PHP dan SQL sebagai bahasa pemrograman yang dipakai. Selanjutnya, sistem diuji dengan melakukan pengujian fungsionalitas sistem dan user acceptance test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem yang dibangun telah sesuai dengan perancangan sistem dan kebutuhan user. Hasil dari pembangunan sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit ini dapat mempermudah bagian rekam medis dan bagian yang terkait untuk membuat rekapitulasi laporan rekam medis yang diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota dengan cepat, hemat, serta data yang valid. Kata Kunci: rekapitulasi laporan, rekam medis, rumah sakit, dinas kesehatan kab/kota, waterfall, UML, PHP.

Transcript of Jurnal 2

Page 1: Jurnal 2

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN REKAPITULASI LAPORAN

REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KEPADA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA BERDASAR

KETENTUAN KEMENETRIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

MENGGUNAKAN METODE WATERFALL

(Studi Kasus Rumah Sakit XYZ Kabupaten Bandung)

Yanuar Dwi Nurcahyo, Riza Agustiansyah, S.T., M.Kom.

Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Rekayasa Industri

Institut Teknologi Telkom, Bandung

[email protected]

ABSTRAK

Rekam Medis adalah bagian penting yang diwajibkan ada pada setiap sarana pelayanan kesehatan

(rumah sakit) yang mempunyai tugas untuk melakukan pencatatan, dokumentasi, pengumpulan,

rekapitulasi laporan data rekam medis pasien bagi rumah sakit, serta membuat rekapitulasi laporan

rekam medis rumah sakit untuk diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota. Saat ini, proses

pengolahan dan pengisian yang dilakukan masih menggunakan sistem manual/konvensional. Hal ini

menyebabkan proses yang ada membutuhkan waktu, sumber daya manusia, dan biaya yang mahal,

serta konsistensi dan akurasi data yang lemah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan adanya suatu sistem informasi yang dapat melakukan

proses peng-input-an, pengumpulan, pengolahan, dan penyajian/pelaporan data rekam medis rumah

sakit yang baik, khususnya rekapitulasi laporan kepada dinas kesehatan kab/kota. Pembangunan

sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit ini dibangun dengan

menggunakan metode waterfall, dengan analisis dan perancangan sistem menggunakan UML, serta

PHP dan SQL sebagai bahasa pemrograman yang dipakai. Selanjutnya, sistem diuji dengan

melakukan pengujian fungsionalitas sistem dan user acceptance test. Hasil pengujian menunjukkan

bahwa sistem yang dibangun telah sesuai dengan perancangan sistem dan kebutuhan user.

Hasil dari pembangunan sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan rekam medis rumah sakit

ini dapat mempermudah bagian rekam medis dan bagian yang terkait untuk membuat rekapitulasi

laporan rekam medis yang diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota dengan cepat, hemat, serta

data yang valid.

Kata Kunci: rekapitulasi laporan, rekam medis, rumah sakit, dinas kesehatan kab/kota, waterfall,

UML, PHP.

Page 2: Jurnal 2

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rekam Medis adalah bagian penting yang

diwajibkan ada pada setiap sarana pelayanan

kesehatan (rumah sakit) beserta dokter yang

melakukan pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

Ketetapan ini telah berlaku sejak Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia tentang rekam

medis yang disahkan pada Tahun 1989.

Rekam medis mempunyai tugas untuk: (1)

mengumpulkan, mengintegrasi, menganalisis data

pelayanan kesehatan primer dan sekunder,

menyajikan dan mendesiminasi informasi, menata

sumber informasi bagi kepentingan riset,

perencanaan, monitoring, dan evaluasi pelayanan

kesehatan; (2) membuat standar dan pedoman

manajemen informasi kesehatan meliputi aspek

legal dengan unsur keamanan (safety), kerahasiaan

(confidential), sekuritas, privasi serta integrasi data;

(3) manajemen operasional unit kerja manajemen

informasi kesehatan, dibagi berdasarkan

kemampuan sarana pelayanan dalam menjalankan

manajemen informasi kesehatan; (4) serta membuat

rekapitulasi laporan tentang rumah sakit untuk

diserahkan kepada dinas kesehatan kab/kota.

Rekapitulasi laporan rekam medis adalah berkas

yang berisikan tentang semua data dasar rumah

sakit beserta kegiatan pelayanannya. Rekapitulasi

Laporan (RL) ini terdiri dari 5 (lima) bagian,

yaitu RL 1 berisikan Data Dasar Rumah Sakit, RL

2 berisikan Data Ketenagaan, RL 3 berisikan Data

Kegiatan Pelayanan Rumah sakit, RL 4 berisikan

Data Morbiditas Pasien, RL 5 berisikan Data 10

Besar Penyakit.

Berdasarkan pelaksanaan pelaporan RL di rumah

sakit pada saat ini, rekapitulasi laporan rekam

medis masih dilakukan secara manual. Sehingga,

rekam medis konvensional pada Rumah Sakit XYZ

ini, mendapatkan beberapa permasalahan terhadap

proses bisnis, pemrosesan data, serta penyampaian

informasi rumah sakit. Permasalahan tersebut,

yaitu: (1) Proses input yang berulang-ulang

sehingga terjadi duplikasi pekerjaan. Duplikasi

pekerjaan terjadi pada bagian pelayanan kesehatan

dan pada bagian pulahta untuk input data. (2)

Proses pengiriman informasi yang cukup panjang.

Pengiriman informasi dilakukan secara manual

dengan cara menyerahkan data pada bagian sensus

yang mendatangi masing-masing bagiannya.

Biasanya, sensus harian akan diterima oleh bagian

pulahta setiap 3-5 hari kerja. (3) Membutuhkan

SDM dan kertas yang banyak sehingga

membutuhkan biaya yang berlebih. Pada masing-

masing bagian input terdapat bagian sensus yang

bertugas untuk mengambil data. Sehingga

memerlukan banyak SDM yang harus digaji untuk

melaksanakan tugas pengambilan data. (4) Data

medis kurang lengkap dan kurang akurat.

Dikarenakannya pelaporan sering tidak tepat waktu

untuk dibuat, maka terdapat data yang tidak

diserahkan ke bagian pulahta. (5) Laporan yang

tidak sesuai dengan standar dinas kesehatan

kab/kota. Format pelaporan data dari masing-

masing bagian tidak dibuat berdasar format yang

telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan RI

melalui Dinas Kesehatan Kab/Kota. Sehingga

bagian pulahta harus mensortir, melakukan

penjumlahan, dan meng-copy ulang data yang akan

dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota.

Dari beberapa hal tersebut, maka, dibutuhkan suatu

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) yang

membuat pemrosesan data lebih cepat, hemat, dan

akurat, untuk mendukung peng-input-an,

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data,

serta sistem pelaporan rumah sakit sesuai dengan

Page 3: Jurnal 2

standar yang telah ditentukan oleh Kementerian

Kesehatan RI melalui dinas kesehatan kab/kota.

Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) ini adalah

suatu proses peng-input-an, pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data-data rumah sakit,

yang berlaku secara umum di seluruh Indonesia.

Sistem Informasi ini mencakup semua Rumah Sakit

umum maupun khusus, baik yang dikelola secara

publik maupun privat, sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Di dalam SIRS, pendokumentasian data rekam

medis rumah sakit, yang juga dilaporkan kepada

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

melalui dinas kesehatan kab/kota, tercantum pada

Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011,

data yang dilaporkan mencakupi Laporan Data

Kegiatan Rumah Sakit (RL1) sampai dengan

Laporan Data (RL5), yang sudah diberlakukan

sejak diundangkan tanggal 1 Juli 2011.

Usulan SIRS ini disusun dan didapatkan

berdasarkan masukan dari tiap Direktorat dan

Sekretariat di lingkungan Direktorat Jenderal Bina

Upaya Kesehatan, serta harapan dari tenaga bagian

rekam medis, setelah melakukan survei lapangan.

Hal ini diperlukan agar SIRS tersebut mampu

menunjang pemanfaatan data yang optimal,

konsistensi data, data terbit lebih cepat, akurasi

data yang tepat, serta pemenuhan terhadap

kebutuhan data yang semakin meningkat pada saat

ini, terlebih pada masa yang akan datang.

I.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka

perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pihak rumah sakit melakukan

proses input, pengumpulan, pengolahan,

dan penyajian data dari kegiatan rumah

sakit tersebut, khususnya mengenai rekam

medis?

2. Bagaimana proses input, pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data rekam

medis rumah sakit dapat meminimalisir

penggunaan kertas, dan sumber daya

manusia?

3. Bagaimana pihak rumah sakit dapat

memenuhi kebutuhan data yang sesuai

dengan standardisasi pelaporan, yang

digunakan oleh dinas kesehatan kab/kota?

4. Bagaimana pihak rumah sakit dapat

meningkatkan kecepatan, konsistensi, dan

akurasi dalam proses peng-input-an,

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian

data rekam medis dengan tepat untuk

dilaporkan kepada dinas kesehatan

kab/kota?

I.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah

dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditentukan

tujuan dari tugas akhir ini adalah membangun

sistem informasi manajemen rekapitulasi laporan

rekam medis rumah yang dapat:

1. Melakukan proses input, pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data dari

kegiatan rumah sakit tersebut, khususnya

mengenai rekam medis.

2. Melakukan proses input, pengumpulan,

pengolahan, dan penyajian data rekam

medis rumah sakit dapat meminimalisir

penggunaan kertas, dan sumber daya

manusia.

3. Memenuhi kebutuhan data yang sesuai

dengan standardisasi pelaporan, yang

digunakan oleh dinas kesehatan kab/kota.

Page 4: Jurnal 2

4. Meningkatkan kecepatan, konsistensi, dan

akurasi dalam proses peng-input-an,

pengumpulan, pengolahan, dan penyajian

data rekam medis dengan tepat untuk

dilaporkan kepada dinas kesehatan

kab/kota.

I.4 Manfaat

Penelitian tugas akhir ini memberikan manfaat

untuk:

1. Bagi rumah sakit:

a) Mempunyai rincian data secara detail

tentang penyakit, pelayanan kesehatan

oleh pihak rumah sakit kepada pasien.

b) Mempunyai pegangan untuk

perencanaan pengobatan, perawatan

atau tindakan kesehatan yang diberikan

kepada pasien.

c) Mempunyai standar rekapitulasi

laporan kinerja rumah sakit sesuai

dengan ketentuan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia.

d) Pelaporan data rumah sakit kepada

dinas kesehatan kab/kota menjadi lebih

mudah, cepat, dengan konsistensi, dan

akurasi yang tepat.

2. Bagi Dinas dan Kementerian Kesehatan

Kota Bandung:

a) Mendapatkan data dengan cepat dan

akurat sehingga data dapat lebih

mudah dan lebih dini untuk diolah dan

dianalisis sebagai bahan penelitian dan

evaluasi kualitas kesehatan manusia.

3. Bagi masyarakat secara umum/pasien:

a) Lebih mudah dan lebih cepat

mendapat informasi tentang wabah

atau persebaran penyakit serta

mendapat pelayanan rumah sakit

dengan baik dan tanggap.

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 RL (Rekapitulasi Laporan)

Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima)

Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya:

1) RL 1 (satu) berisikan Data Dasar Rumah

Sakit yang dilaporkan periodik setiap

terdapat perubahan.

2) RL 2 (dua) berisikan Data Ketenagaan

Rumah Sakit yang dilaporkan periodik

setiap tahun.

3) RL 3 (tiga) berisikan Data Kegiatan

Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan

periodik setiap tahun.

4) RL 4 (empat) berisikan Data

Morbiditas/Mortalitas Pasien yang

dilaporkan periodik setiap tahun.

5) RL 5 (lima) yang merupakan Data

Bulanan yang dilaporkan secara periodik

setiap bulan, berisikan data kunjungan

dan data 10 (sepuluh) besar penyakit.

II.2 ICD dan DTD

International Statistical Classification of Diseases

and Related Health Problems revisi ke 10 atau

disingkat dengan ICD-10 buku ini di Indonesia

dikenal dengan nama Klasifikasi Internasional

Penyakit revisi ke 10 disingkat sebagai KIP/10

adalah buku mengenai pengkodean atas penyakit

dan tanda-tanda, gejala, temuan-temuan yang

abnormal, keluhan, keadaan sosial dan eksternal

menyebabkan cedera atau penyakit, seperti yang

diklasifikasikan oleh World Health Organization

(WHO).

Daftar Tabulasi Dasar (DTD) adalah

Pengelompokan jenis penyakit yang terdapat pada

formulir rewkapitulasi laporan yang disusun

menurut pengelompokan jenis penyakit sesuai

dengan Daftar Tabulasi Dasar ICD-10, dan

penambahan kelompok DTD pada Gabungan

Page 5: Jurnal 2

Sebab Sakit. Terdapat penambahan 12 kelompok

DTD dari 496 kelompok menjadi 508 kelompok.

II.3 Metode Waterfall

Model Waterfall adalah suatu proses

pengembangan perangkat lunak berurutan, di mana

kemajuan dipandang sebagai terus mengalir ke

bawah (seperti air terjun) melewati fase

perencanaan, pemodelan, implementasi

(konstruksi), dan pengujian.

Berikut ini adalah urutan langkah-langkah

pengembangan perangkat lunak dengan model

waterfall:

1) Survei

2) Analisis

3) Desain

4) Pembuatan (Coding)

5) Testing-Implementasi

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian ini, metode

pengembangan sistem yang digunakan adalah

Waterfall Model. Seperti yang telah dijelaskan pada

bab landasan teori, pada Waterfall Model ada enam

tahap yang dilakukan, yaitu: Survei, Analisis,

Desain, Pembuatan (Coding), Testing dan

Implementasi Terbatas denga rincian sebagai

berikut:

1. Survei sistem

- Identifikasi kondisi eksisting dan

kebutuhan pengguna

- Definisi ruang lingkup

2. Analisis sistem

- Analisis business user

- Analisis business process

- Analisis business ruless

- Analisis business tools

- Analisis business problems and solution

3. Desain sistem

- Desain perancangan proses sistem

Melakukan desain sistem dalam bentuk

diagram use case, diagram activity,

diagram class, diagram component dan

deployment.

- Desain perancangan database sistem

Melakukan desain database dalam bentuk

diagram hubungan entitas, dan struktur

tabel.

- Desain perancangan interface sistem, yaitu

melakukan desain untuk tampilan layar.

4. Pembuatan sistem

- Coding aplikasi

- Coding database

- Coding interface

- Teting pertama (Functional testing)

- Testing kedua (User acceptance testing)

5. Implementasi

- Implementasi terbatas, dengan

menggunakan lima data rumah sakit

- Evaluasi pengimplementasian

IV. ANALISIS DAN PERANCANGAN

IV.1 Proses Bisnis Saat Ini

Proses bisnis pelaporan RL rekam medis kepada

dinas kesehatan kab/kota masih dilakukan secara

manual/konvensional (proses pengolahan dan

pengisiannya). Proses pertama dimulai dari dinas

kesehatan kab/kota yang mengirimkan template

yang merupakan standar ketentuan Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia. Rekapitulasi

laporan rekam medis (RL1-RL5) berupa file Excel

melalui email penanggung jawab pelaporan RL

kepada pihak rumah sakit. Untuk selanjutnya diisi

hingga kemudian dicetak dan dikirimkan kepada

dinas kesehatan kab/kota.

Urutan proses bisnis pelaporan RL rekam medis

kepada dinas kesehatan kab/kota dapat dilihat pada

tabel berikut:

Page 6: Jurnal 2

No. Aktor Proses

1.

Dinas

Kesehatan

Kab/Kota

a) Mengirimkan format

rekapitulasi laporan

2. Pulahta

a) Menerima format

rekapitulasi laporan

b) Membuat formulir

kosong rekam medis

c) Memberikan

formulir kosong

rekam medis

3. Bagian

Pendaftaran

a) Menerima formulir

kosong rekam medis

b) Melakukan

pencatatan identitas

4.

Bagian

Pelayanan

Kesehatan

a) Menerima formulir

rekam medis

b) Melakukan diagnosa

c) Melakukan

pengobatan

d) Memberikan resep

obat

e) Mencatat kegiatan

medis

5. Bagian

Pendaftaran

a) Mencatat biaya

berobat

6. Bagian Apotik

a) Menerima resep

b) Memberikan obat

sesuai resep

c) Mencatat obat

7. Bagian Sensus

a) Mengumpulkan

rekap data dari

bagian pelayanan

medis, bagian

pendaftaran, dan

bagian apotik

8. Bagian Pulahta

b) Menerima rekap data

c) Menyusun

rekapitulasi laporan

sesuai format

d) Mengirimkan

rekapitulasi laporan

sesuai format

9.

Dinas

Kesehatan

Kab/Kota

a) Menerima

rekapitulasi laporan

sesuai format

IV.2 Proses Bisnis Usulan

Dengan melihat beberapa kelemahan pada proses

bisnis saat ini, diperlukan sebuah Sistem Informasi

Manajemen Rekapitulasi Laporan Rekam Medis

Rumah Sakit. Dengan menggunakan Sistem

Informasi Manajemen Rekapitulasi Laporan Rekam

Medis Rumah Sakit, pihak rumah sakit, yaitu

rekam medis dapat melakukan pencatatan,

dokumentasi, pengumpulan, rekapitulasi laporan

rekam medis kepada dinas kesehatan kab/kota

dengan baik. Proses bisnis usulan ini dapat dilihat

pada tabel berikut ini:

No. Aktor Proses

1.

Dinas

Kesehatan

Kab/Kota

a) Mengirimkan format

rekapitulasi laporan

2. Pulahta

a) Menerima format

rekapitulasi laporan

b) Membuat formulir

kosong rekam medis

c) Memberikan

formulir kosong

rekam medis

3. Bagian

Pendaftaran

a) Menerima formulir

kosong rekam medis

b) Melakukan

pencatatan identitas

4.

Bagian

Pelayanan

Kesehatan

a) Menerima formulir

rekam medis

b) Melakukan diagnosa

c) Melakukan

pengobatan

d) Memberikan resep

Page 7: Jurnal 2

obat

e) Mencatat kegiatan

medis

5. Bagian

Pendaftaran

a) Mencatat biaya

berobat

6. Bagian Apotik

a) Menerima resep

b) Memberikan obat

sesuai resep

c) Mencatat obat

7. Bagian Pulahta

a) Menerima rekap data

b) Meng-export laporan

yang telah diproses

sistem

c) Mengirimkan

rekapitulasi laporan

sesuai format

8.

Dinas

Kesehatan

Kab/Kota

a) Menerima

rekapitulasi laporan

sesuai format

IV.3 Analisis Kebutuhan Sistem

Setelah dilakukan identifikasi pada manajemen

data dan informasi untuk pelaporan RL rekam

medis rumah sakit kepada dinas kesehatan

kab/kota, maka sistem yang akan dirancang

diharapkan dapat memberikan solusi sebagai

berikut:

1. Mempunyai catatan dan mengetahui

database penyakit mewabah dengan

mudah dan cepat.

2. Mengetahui rekapitulasi laporan

kunjungan pasien dengan mudah dan

cepat.

3. Adanya peningkatan pelayanan kesehatan

oleh pihak rumah sakit.

4. Mempunyai standar rekapitulasi laporan

kinerja rumah sakit sesuai dengan

ketentuan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia.

Pelaporan data rumah sakit kepada dinas kesehatan

kab/kota menjadi lebih mudah, cepat, dengan

konsistensi, dan akurasi yang tepat.

IV.4 Analisis Pengguna Sistem

Pada Sistem Informasi Manajemen Rekapitulasi

Laporan Rekam Medis ini terdapat tiga jenis user

yang dapat mengaksesnya, yaitu petugas input,

medis, dan pulahta sekaligus menjadi admin.

Detail hak akses yang dimiliki oleh masing-masing

user dalam penggunaan sistem ini digambarkan

dalam tabel berikut:

Role Hak Akses

Petugas

Pulahta

(Admin)

· View Data Rekapitulasi Laporan

· View Grafik Rekapitulasi Laporan

· View Dashboard Rekapitulasi

Laporan

· Export pdf Report Rekapitulasi

Laporan

· Export excel Report Rekapitulasi

Laporan

· Add New User Sistem Rekapitulasi

Laporan

· Add Data/Password User Sistem

Rekapitulasi Laporan

· Delete User Sistem Rekapitulasi

Laporan

Petugas

Input

· View Data Rekapitulasi Laporan

· View grafik Rekapitulasi Laporan

· View Dashboard Rekapitulasi

Laporan

· Input Data Rekapitulasi Laporan

Petugas

Medis

· View Data Rekapitulasi Laporan

· View Grafik Rekapitulasi Laporan

· View Dashboard Rekapitulasi

Laporan

Page 8: Jurnal 2

Untuk detail user role dengan fungsi masing-

masing user role dapat dilihat pada diagram use-

case berikut ini:

IV.5 Analisis Arsitektur Teknologi

Arsitektur teknologi yang digunakan pada

pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Rekapitulasi Laporan Rekam Medis Rumah Sakit

ini adalah arsitektur Three-Tier. Dalam model ini,

pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan.

Lapisan ketiga dalam arsitektur ini,masing-masing

menjumlahkan fungsionalitas khusus, yaitu:

1. Layanan presentasi (tingkat client)

2. Layanan bisnis (tingkat server)

3. Layanan data (tingkat database)

Layanan presentasi atau logika antarmuka

pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika

bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan

dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data

berisi server database. Setiap tingkatan dalam

model Three-Tier berada pada komputer tersendiri,

Konsep model Three-Tier adalah model yang

membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan,

aplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan,

dan keamanan.

Arsitektur Three Tier merupakan inovasi dari

arsitektur client-server. Pada arsitektur Three Tier

ini terdapat Application Server yang berdiri di

antara Client dan Database Server. Arsitektur

Three Tier ini banyak sekali diimplementasikan

dengan menggunakan Web Application. Karena

dengan menggunakan Web Application, Client Side

(Komputer Client) hanya akan melakukan instalasi

Web Browser. Dan saat komputer client melakukan

input data, maka data tersebut dikirimkan ke

Application Server dan diolah berdasarkan proses

bisnisnya. Selanjutnya Application Server akan

melakukan komunikasi dengan database server.

Kelebihan menggunakan arsitektur teknologi

Three-Tier:

1. segala sesuatu mengenai database

terinstalasikan pada sisi server, begitu

pula dengan pengkonfigurasiannya. Hal

ini membuat harga yang harus dibayar

lebih kecil,

2. apabila terjadi kesalahan pada salah satu

lapisan tidak akan menyebabkan lapisan

lain ikut salah,

3. perubahan pada salah satu lapisan tidak

perlu menginstalasi ulang pada lapisan

yang lainnya dalam hal ini sisi server

ataupun sisi client,

4. transfer informasi antara web server dan

server database optimal,

5. komunikasi antara sistem-sistem tidak

harus didasarkan pada standart internet,

tetapi dapat menggunakan protocol

komunikasi yang lebih cepat dan berada

pada tingkat yang lebih rendah,

6. penggunaan middleware mendukung

efisiensi query database dalam SQL di

pakai untuk menangani pengambilan

informasi dari database,

7. mudah untuk mengubah DBMS engine,

8. memungkinkan pula middle-tier ke

platform yang berbeda,

9. biaya jangka panjang yang rendah,

pulahta

view data rekam medis

import data rekapitulasi laporan

edit data rekapitulasi laporan

eksport data rrekapitulasi laporan

view grafik rekapitulasi laporanmedik

input

input new user

edit data user delete user

view li st userinput data rekapitulasi laporan

Page 9: Jurnal 2

10. perubahan-perubahan cukup dilakukan

pada Middle-Tier daripada pada aplikasi

keseluruhan,

11. kemampuan untuk bereaksi terhadap

perubahan bisnis dengan cepat, dengan

cara mengubah.

V. Hasil Pengujian

Sistem Informasi Rekapitulasi Laporan Rekam

Medis umah Sakit telah diuji menggunakan metode

black box testing. Pengujian yang dilakukan adalah

User Acceptance Testing dan Uji Fungsionalitas.

Berdasarkan pengujian fungsionalitas aplikasi dan

user acceptance test yang telah dilakukan user-

user, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Seluruh fungsi yang diujikan pada sistem dapat

berjalan dengan baik. Setiap input data yang

dimasukkan dapat diterima dengan baik, dan

berhasil memberikan output dengan format

sesuai standar yang telah ditentukan.

2. Sistem yang dibuat dapat memenuhi semua

fungsi yang dibutuhkan oleh user, yaitu bagian

input, medis, dan pulahta yang sekaligus

sebagai admin.

3. Sistem telah dibuat memiliki tampilan yang

menarik dan mudah untuk dimengerti oleh user.

4. Sistem yang telah dibuat dapat menangani

proses manajemen data, manajemen user oleh

admin, serta pendokumentasian rekapitulasi

laporan dengan baik sesuai dengan kebutuhan

rumah sakit.

VI. Penutup

VI.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari pengembangan SIM

RL rekam medis rumah sakit adalah :

1. Sistem Informasi Rekapitulasi Laporan

Rekam Medis dapat memberikan solusi

terhadap permasalahan yang terjadi dalam

proses pelaporan yang ada saat ini, mulai dari

efektifitas pengumpulan dan pengolahan data,

meningkatkan akurasi input data.

2. Sistem Informasi Rekapitulasi Laporan

Rekam Medis dapat diterima dengan baik oleh

Rumah Sakit khususnya pihak Rekam Medis

Rumah Sakit XYZ, dilihat dari hasil user

acceptance test, dan functional test.

3. Rumah Sakit XYZ dapat menggunakan sitem

informasi manajemen dalam melaporkan RL

rekam medis rumah sakit kepada dinas

kesehatan kab/kota.

Sistem Informasi Manajemen Rekapitulasi Laporan

Rekam Medis memiliki fitur yang terhubung

dengan jaringan, sehingga memudahkan untuk

dioperasikan seperti:

a. View data RL

b. View grafik RL

c. View Dashboard RL

d. Export pdf report RL

e. Export excel report RL

f. Add New User Sistem RL

g. Add Data/Password User Sistem RL

h. Delete User Sistem RL

i. Input Data RL

j. View Dashboard RL

VI.2 Saran

Adapun saran untuk penelitian selanjutnya

diantaranya:

1. Sistem dapat diintegrasikan dengan

sistem lain, baik sistem bagian lain di

internal rumah sakit, maupun sistem

pada dinas kesehatan kab/kota,

2. Sistem dibuat lebih umum sehingga

dapat digunakan di rumah sakit daerah

lainya.

Page 10: Jurnal 2

DAFTAR PUSTAKA

[1] Undang-Undang Republik Indonesia No. 44

Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

[2] Undang-Undang Republik Indonesia No.14

Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik.

[3] Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 1171/MENKES/PER/VI/2011

tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.

[4] Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia No. 269/MENKES/PER/III/2008

tentang Rekam Medis.

[5] Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur

Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia.

[6] Konsil Kedokteran Indonesia (2006). Manual

Rekam medis. Jakarta.

[7] Profil Kesehatan Indonesia 2010.

[8] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik.

[9] Pressman, Roger S. (2001). Software

Engineering : A Practitioner’s Approach, Fifth

Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc,

Singapore.

[10] Sutanta, Edhy (2003). Sistem Informasi

Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu.

[11] Jogiyanto (2005). Analisis dan Desain Sistem

Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

[12] Rustiyanto, Ery (2009). Etika Profesi Perekam

Medis & Informasi Kesehatan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

[13] _____________ (2010). Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit Yang Terintegrasi.

Yogyakarta: Gosyen Publishing.

[14] _____________ (2010). Statistik Rumah Sakit

untuk Pengambilan Keputusan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

[15] Nugroho Markus, Suryo (2011). Master Plan

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen

Rumah Sakit. Yogyakarta: Poltekkes Permata

Indonesia.

[16] JUKNIS SIRS 2011 Sistem Informasi Rumah

Sakit.

[17] Nopriyanto, Fajar (2012). Perancangan

Sistem Informasi Rekam Medis Untuk

Pelayanan Kesehatan Pada Klinik Andhika

Ciganjur Jakarta Selatan. Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran”, Jakarta.

[18] Pralystia, Clara (2009). Tinjauan Sustem

Informasi Rekam Medis (SIM RM) Dalam

Mendukung Kegiatan Pencatatan dan

Pelaporan Statistik Rumah Sakit Khusus

Daerah Duren Sawit Tahun 2009. Universitas

Indonesia, Depok.

[19] Haniyah, Fatimah (2009). Pengembangan

Sistem Informasi Pelayanan Poliklinik

Berbasis Rekam Medis di Rumah Sakit Medika

Permata Hijau Jakarta Barat Tahun 2009.

Universitas Indonesia, Depok.

[20] Hernanta, I., Wyrahardja, Cahaya M.J. (2008).

Perancangan Sistem Informasi Rumah Sakit

Subsistem: Rawat Inap dan Rawat Jalan

(Studi Kasus: Rumah Sakit Budi Lestari,

Bekasi). Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

[21] Murdani, Eti (2007). Pengembangan Sistem

Informasi Rekam Medis Rawat Jalan Untuk

Mendukung Evaluasi Pelayanan Di RSU Bina

Kasih Ambarawa. Universitas Diponegoro,

Semarang.

[22] Dimas H.A., Noviar S.R., Hendry (2003).

Analisa dan Perancangan Prototipe Rekam

Medis Elektronik Berbasis Web Pada Fasilitas

Rawat Inap di Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Universitas Bina Nusantara, Jakarta.