Jurnal uji-linearitas-2

37
PENGARUH KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI AKADEMIK REMAJA AKHIR Aat Sriati Bagian Keperawatan Klinik Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik, dan apakah ada hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Alat ukur berupa kuisioner yang diturunkan dari model konsep diri Song dan Hattie (1992) dan motivasi berprestasi dari Heckhausen (1967). Populasi adalah mahasiswa F.Kep-Unpad yang aktif mengikuti perkuliahan pada kelas regular dan khusus Program Sarjana Keperawatan, kurikulum yang digunakan tahun 1998, dan rentang usia 18 sampai 21 tahun.Sampel sebanyak 138 orang yang diambil secara acak. Untuk menghindari rank yang kembar dan untuk perhitungan selanjutnya, data ordinal dirubah kedalam skala interval dengan menggunakan rumus Method Successive Interval. Untuk menguji hipotesis digunakan analisa inferensial path analysis. Sebelum pengujian dilakukan uji normalitas, uji intervalisasi, uji linearitas, dan uji homogenitas sebagai persyaratan analisis jalur. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil 1) konsep diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi akademik; 2) kedua variabel eksogen memberi pengaruh secara sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik; dan 3) terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasai berprestasi berpengaruh dalam mendukung prestasi akademik remaja akhir mahasiswa F.Kep-Unpad. Kata kunci: konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik PENDAHULUAN Remaja adalah masa yang penting dalam prestasi (Hendersen & Dweck; dalam Santrock, 2005). Tekanan sosial dan akademik mendorong remaja kepada berbagai peran yang harus dibawakan. Peran yang sering kali menuntut tanggung jawab yang lebih besar. Remaja mulai menyadari bahwa pada saat ini mereka dituntut untuk menghadapi kehidupan sebenarnya.

description

biokimia ikan

Transcript of Jurnal uji-linearitas-2

Page 1: Jurnal uji-linearitas-2

PENGARUH KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP

PRESTASI AKADEMIK REMAJA AKHIR

Aat Sriati Bagian Keperawatan Klinik Fakultas Keperawatan

Universitas Padjadjaran

ABSTRAK Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik, dan apakah ada hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi. Alat ukur berupa kuisioner yang diturunkan dari model konsep diri Song dan Hattie (1992) dan motivasi berprestasi dari Heckhausen (1967). Populasi adalah mahasiswa F.Kep-Unpad yang aktif mengikuti perkuliahan pada kelas regular dan khusus Program Sarjana Keperawatan, kurikulum yang digunakan tahun 1998, dan rentang usia 18 sampai 21 tahun.Sampel sebanyak 138 orang yang diambil secara acak. Untuk menghindari rank yang kembar dan untuk perhitungan selanjutnya, data ordinal dirubah kedalam skala interval dengan menggunakan rumus Method Successive Interval. Untuk menguji hipotesis digunakan analisa inferensial path analysis. Sebelum pengujian dilakukan uji normalitas, uji intervalisasi, uji linearitas, dan uji homogenitas sebagai persyaratan analisis jalur. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil 1) konsep diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara bersama-sama terhadap prestasi akademik; 2) kedua variabel eksogen memberi pengaruh secara sendiri-sendiri terhadap prestasi akademik; dan 3) terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi berprestasi. Hasil ini menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasai berprestasi berpengaruh dalam mendukung prestasi akademik remaja akhir mahasiswa F.Kep-Unpad.

Kata kunci: konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik

PENDAHULUAN

Remaja adalah masa yang penting dalam prestasi (Hendersen & Dweck;

dalam Santrock, 2005). Tekanan sosial dan akademik mendorong remaja kepada

berbagai peran yang harus dibawakan. Peran yang sering kali menuntut tanggung

jawab yang lebih besar. Remaja mulai menyadari bahwa pada saat ini mereka

dituntut untuk menghadapi kehidupan sebenarnya.

Page 2: Jurnal uji-linearitas-2

Pada tingkat pendidikan tinggi, mahasiswa dituntut untuk aktif dalam proses

belajar mengajar melalui media yang ada, seperti perpustakaan, jurnal, maupun

internet. Hampir semua tugas yang diberikan di pendidikan tinggi umumnya

menuntut mahasiswa untuk mencari literatur lain dan mengembangkan pola

pikirnya sendiri guna penyelesaian tugas secara efektif.

Persyaratan akademik di pendidikan tinggi bukan sekedar mengikuti

perkuliahan saja, tetapi ada ketentuan-ketentuan lain seperti prosentase kehadiran

dalam perkuliahan, penyelesaian tugas-tugas, dan ikut aktif dalam kegiatan

akademik lainnya (diskusi, presentasi, mengikuti ujian, kuis). Setelah melengkapi

ketentuan-ketentuan yang ada mahasiswa berhak memperoleh nilai akademik

sesuai dengan usaha yang dilakukan. Keberhasilan mahasiswa dalam bidang

akademik ditandai dengan prestasi akademik yang dicapai, ditunjukkan melalui

Indeks Prestasi (IP) maupun Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) serta ketepatan

dalam menyelesaikan studi.

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (FIK - Unpad) Bandung

merupakan salah satu institusi Pendidikan Tinggi Keperawatan kedua setelah

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK - UI). Berdiri sejak tahun

1994 dan menjadi fakultas pada tanggal 8 Juni 2005. Saat ini di Indonesia baru

ada dua Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri yang sudah menjadi fakultas.

Sedangkan Pendidikan Tinggi Keperawatan Negeri lainnya masih berada dalam

lingkup Fakultas Kedokteran.

Sebagai fakultas yang baru, FIK – Unpad dituntut untuk terus mengembangkan

proses pembelajaran sehingga akan menghasilkan perawat profesional yang bisa

Page 3: Jurnal uji-linearitas-2

bersaing dengan pendidikan tinggi keperawatan lainnya. Oleh karena itu dengan

adanya penelitian ini akan memberi sumbangan bagi FIK – Unpad dalam upaya

peningkatan kualitas lulusan.

Mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan di FIK – Unpad Bandung

khususnya pada semester tiga dan lima termasuk remaja akhir. Masa remaja akhir

merupakan periode yang sangat singkat tetapi penting, karena merupakan

persiapan untuk memasuki masa dewasa. Disamping itu pencapaian prestasi

menjadi perhatian sepanjang masa remaja. Bagi setiap remaja prestasi akademik

dapat memberikan kepuasan pribadi dalam pergaulan sosial (Hurlock, 1996).

Berdasarkan informasi dari Sub Bagian Akademik (SBA) FIK – Unpad

Bandung, sebagian mahasiswa (49,39%) memiliki IPK dalam rentang 2,5 sampai

2,75. Hal ini masih belum memuaskan, karena pencapaian prestasi belum sesuai

dengan harapan dari FIK – Unpad Bandung, yaitu diatas 3,0.

Pencapaian IPK ini akan berdampak pada waktu studi mahasiswa. Karena

Satuan Kredit Semester (SKS) yang ditempuh mahasiswa pada suatu semester

didasarkan pada pencapaian IPK. Informasi dari SBA FIK – Unpad Bandung

menunjukkan bahwa sebagian besar (97,36%) mahasiswa FIK – Unpad Bandung

menyelesaikan studi lebih dari lima tahun.

Selanjutnya penulis menelusuri pencapaian prestasi pada mahasiswa angkatan

2005 dan 2006 FIK – Unpad Bandung pada semester satu dan dua. Hasilnya

adalah pada semester satu jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh

Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 3,08.dari angkatan 2005,

dan pada semester dua jumlah mahasiswa angkatan 2006 yang memperoleh

Page 4: Jurnal uji-linearitas-2

Indeks Prestasi (IP) kurang dari 2,5 meningkat sebanyak 21,08 dari angkatan

2005. Keadaan ini apabila tidak segera ditangani akan berdampak pada masa studi

mahasiswa yang bersangkutan.

Berdasarkan fenomena tentang pencapaian prestasi akademik, maka penulis

melakukan studi pendahuluan kepada empat puluh orang mahasiswa angkatan

2005 dan 2006. Studi pendahuluan dilakukan dengan menyebarkan angket yang

berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan mahasiswa kuliah di

FIK – Unpad Bandung. Hasilnya adalah sebagai berikut :

1) Alasan masuk FIK – Unpad : (1) minat untuk jadi perawat (5%); (2) ingin

menjadi perawat profesional; (2) ingin mengabdikan di bidang kesehatan

(2,5%); (3) ingin menolong orang banyak (15%); (4) tenaga perawat sangat

dibutuhkan (5%); (5) nyasar (12,5%); (6) penasaran (2,5%); (7) disuruh

orangtua (25%); (8) pilihan sendiri dan supaya lulus SPMB (7,5%); (9) pilihan

sendiri dan ada keluarga yang di kesehatan (7,5%); (10) tidak tahu mau pilih

apa lagi (12,5%).

2) Yang dipikirkan bila berkumpul dengan teman dari universitas/fakultas lain :

(1) kurang percaya diri (12,5%); (2) minder karena FIK dibawah Fakultas

Kedokteran (15%); (3) bersyukur bisa masuk Unpad (12,5%); (4) bangga bisa

kuliah di Unpad, tapi tidak terlalu bangga saat menjawab FIK (22,5%); (5)

bangga dengan FIK-Unpad; (6) biasa saja (25%).

3) Pendapat tentang pencapaian IPK saat ini : (1) cukup baik (12,5%); (2) kurang

memuaskan (22,5%); (3) cukup memuaskan (12,5%); (4) belum sesuai

harapan (35%); (5) sangat sulit (12,5%); (6) berat dan penuh perjuangan (5%).

Page 5: Jurnal uji-linearitas-2

4) Perasaan selama belajar di FIK-Unpad : (1) awalnya tidak suka, setelah

dijalani mulai suka (2,5%); (2) kurang suka (12,5%); (3) kadang-kadang suka

(20%); (4) menjalani apa adanya (10%); (5) berat karena jadwal padat

(17,5%); (6) menyenangkan (2,5%); (7) nyaman (2,5%); (8) kebersamaan

(17,5%); (9) kadang membosankan (12,5%); (10) kadang stres (2,5%); (11)

cukup puas (2,5%); (12) pusing (7,5%).

5) Usaha untuk mecapai prestasi : (1) daya saing kurang, jadi biasa aja (12,5%);

(2) usaha semaksimal mungkin (1,5%); (3) diskusi dengan teman di luar jam

kuliah (10%); (4) tekun dan rajin (10%); (5) belajar dengan serius (7,5%); (6)

cukup susah (7,5%); (7) manajemen waktu baik (7,5,%); (8) meluangkan

waktu untuk membaca (10%); (9) memahami setiap materi (7,5%); (10)

mengerjakan tepat waktu (7,5%); (11) masih SKS (22,5%).

6) Usaha dalam penyelesaian tugas-tugas akademik : (1) di rumah pada malam

hari (10%)i; (2) bekerja kelompok (2,5%); (3) konsultasi dengan dosen

(2,5%); (4) tugasnya banyak dan susah mencari bahan (5%); (5) mengerjakan

dengan serius (10%); (6) kadang keteteran karena sering menunda tugas

sampai menjelang pengumpulan (20%); (7) dikerjakan sedikit-sedikit (2,5%);

(8) dikerjakan sendiri (17,5%); (9) kadang nyontek kalo lagi malas (20%);

(10) membaca buku (7,5%); (11) mencari di internet (2,5%).

7) Hal-hal yang mempengaruhi prestasi akademik : (1) teman-teman (7,5%); (2)

kurangnya manajemen waktu (17,5%); (3) masalah pribadi (12,5%); (4)

keseriusan dan semangat (20%); (5) dosen (7,5%); (6) keluarga (12,5%); (7)

Page 6: Jurnal uji-linearitas-2

fasilitas (5%); (8) kesehatan (5%); (9) konsentrasi dalam belajar (7,5%); (10)

mata kuliah sulit (5%).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa lebih lebih dari setengahnya

mahasiswa FIK – Unpad memiliki konsep diri negatif, dan lebih dari setengahnya

mahasiswa FIK – Unpad memiliki motivasi berprestasi tinggi. Berdasarkan

hasil studi pendahuluan ini maka penulis melakukan penelitian tentang konsep

diri, motivasi berprestasi, dan prestasi akademik.

Keberhasilan mendapatkan prestasi sangat dipengaruhi oleh faktor motivasi

(Ninawati,2002). Motivasi merupakan hal terpenting dalam proses belajar karena

motivasi bukan hanya sebagai penggerak tingkah laku, tetapi juga mengarahkan

dan memperkuat tingkah laku dalam belajar. Tinggi rendahnya motivasi dalam

belajar terkait dengan motivasi berprestasi yang dimilikinya. Motivasi berprestasi

mempunyai peran yang sangat penting di dalam keberhasilan kegiatan akademik,

sebab motivasi berprestasi akan mendorong mahasiswa untuk melakukan semua

kegiatan akademik dengan penuh semangat. Menurut McClelland, et al (1953,

dalam Chapman, 2000) bahwa tingkat usaha seseorang untuk sukses dihubungkan

dengan keberhasilan yang tinggi untuk berprestasi. Oleh sebab itu motivasi

berprestasi harus menjadi perhatian yang serius dalam rangka mengembangkan

peran mahasiswa sebagai modal dasar kemajuan bangsa.

Fernald dan Fernald (1999) mengatakan bahwa tumbuh kembangnya motivasi

berprestasi salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri. Moss dan Kagen (dalam

Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan hal yang sama bahwa keinginan

untuk berhasil dipengaruhi oleh konsep diri yang dimiliki individu. Harter (1991;

Page 7: Jurnal uji-linearitas-2

dalam Steinberg, 2002) menyebutkan bahwa siswa-siswa yang percaya akan

kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi yang akan

mempengaruhi penampilan belajar mereka. Konsep diri adalah penilaian kognitif

terhadap diri sendiri (Hattie, 1992). Didalamnya terdapat aspek-aspek

description, expectation, dan prescription.

Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, menggugah penulis untuk

mengkaji secara empiris tentang pengaruh konsep diri, motivasi berprestasi dan

prestasi akademik remaja akhir khususnya di lingkungan FIK-Unpad Bandung.

Untuk itu perlu kiranya dilakukan kajian ilmiah tentang pengaruh konsep diri,

motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa FIK-

Unpad Bandung.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola hubungan kausal antar

variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama beberapa variabel penyebab terhadap sebuah variabel akibat, maka

pola yang tepat adalah Model Analisis Jalur (Ating Sumantri, 2006 dan Harun Al

Rasyid; dalam Sitepu, 1994). Analisis jalur digunakan untuk menerangkan

pengaruh variabel konsep diri (1X ) dan variabel motivasi berprestasi (2X )

terhadap variabel prestasi akademik (Y ).

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa F.Kep – Unpad yang

memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) aktif mengikuti perkuliahan pada kelas

reguler dan khusus Program Sarjana Keperawatan; 2) kurikulum yang digunakan

adalah Kurikulum tahun 1998; dan 3) rentang usia antara 18 sampai 21 tahun,

Page 8: Jurnal uji-linearitas-2

berada pada tahap perkembangan remaja akhir. Melalui tehnik random simple

sampling diperoleh 138 orang mahasiswa.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

tehnik pencatatan dokumen dan kuesioner. Kuesioner merupakan alat

pengumpulan data, terdiri dari sekumpulan pertanyaan yang disajikan kepada

responden untuk dijawab (Sugiyono, 2001). Berkaitan dengan variabel-variabel

yang sedang diteliti, yaitu konsep diri, motivasi berprestasi dan prestasi akademik.

Kuesioner disusun dengan tipe pertanyaan tertutup dan berdasarkan skala ordinal

yang berpedoman pada metode Likert Summated Rating.

Prestasi akademik mahasiswa dilihat berdasarkan angka yang menunjukkan

prestasi atau kemajuan belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester

pertama sampai semester paling akhir yang telah ditempuh (IPK). Prestasi

akademik dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Hal ini didasarkan pada

pedoman yang berlaku di Unpad untuk Program Sarjana (S1).

Tabel 1 Prestasi Akademik berdasarkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

I P K Kategori

2.00 – 2,75 2,76 – 3,5 3,51 – 4,00

Rendah Cukup Tinggi

Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk Likert’s Summated Rating Scale.

Berisi pernyataan-pernyataan tentang konsep diri berdasarkan model konsep diri

dari Song & Hattie. Responden diminta untuk memilih salah satu dari lima

kemungkinan jawaban, yaitu : Tidak Pernah (TP), Jarang (JR), Kadang-

Page 9: Jurnal uji-linearitas-2

Kadang (KD), Sering (SR), Selalu (SL). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki

nilai tertentu yang berkisar dari 1 – 5. Skor masing-masing item pernyataan

tergantung dari sifat positif atau negatif dari item tersebut. Pada item positif maka

rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 5 - 1. Pada item

negatif naka rentang nilai Sangat Sesuai hingga Sangat Tidak Sesuai adalah 1 – 5.

Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert

merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan

sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan positif negatif

konsep diri akademik mahasiswa.

Kuesioner motivasi berprestasi dibuat berdasarkan teori motivasi berprestasi

yang dikemukakan oleh Heckhausen. Alat ukur ini dikontruksi dalam bentuk

Likert’s Summated Rating Scale. Alat ukur ini memuat pernyataan-pernyataan

tentang motivasi berprestasi, meliputi tugas, diri dan orang lain. Responden

diminta untuk memilih salah satu dari lima kemungkinan jawaban, yaitu : Sangat

Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Netral (N), Setuju (S), Sangat Setuju

(SS). Pilihan dari setiap pernyataan memiliki nilai tertentu yang berkisar dari 1 –

5. Nilai yang diperoleh pada setiap pernyataan kuesioner berdasarkan Likert

merupakan skala ordinal, dan pernyataan yang telah diberikan skor dijumlahkan

sehingga diperoleh nilai total. Skor ini akan menggambarkan tinggi rendahnya

motivasi berprestasi mahasiswa. Makin besar skor yang diperoleh, menunjukkan

semakin tinggi motivasi berprestasi mahasiswa. Sebaliknya, semakin kecil skor

yang diperoleh, menunjukkan semakin rendah motivasi berprestasi mahasiswa.

Page 10: Jurnal uji-linearitas-2

Setelah alat ukur dikonstruksi dan sebelum dipergunakan dalam penelitian

yang sebenarnya, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada sejumlah remaja

akhir yang memiliki karakteristik yang relatif sama dengan karakteristik sampel

dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan sebanyak tiga kali. Dari hasil uji

coba tersebut, didapatkan 45 item pernyataan untuk mengukur konsep diri dan 42

item pernyataan untuk mengukur motivasi berprestasi.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Uji Coba I

Uji Coba II

Uji Coba III

Variabel

Jumlah Item

Item Valid

Item Invalid

Jumlah Item

Item Valid

Item Invalid

Jumlah Item

Item Valid

Item Invalid

35

15

20

45

42 3

45

45

-

Konsep Diri

Reliabilitas Tinggi ( 0,8876)

Reliabilitas Tinggi Sekali

(0,949)

Reliabilitas Tinggi Sekali

(0,952)

40

25

15

45

42 3

Motivasi Berprestasi

Reliabilitas Tinggi (0,8354)

Reliabilitas Tinggi Sekali

(0,926)

Analisa deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang berkaitan dengan

konsep diri dan motivasi berprestasi. Prosedur yang ditempuh dalam

menggambarkan masing-masing variabel tersebut adalah dengan cara membagi

data menjadi dua bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan

nilainya. Bilangan pembaginya disebut median. Sampel pada penelitian ini

berukuran genap, oleh karena itu setelah data disusun menurut urutan nilainya,

mediannya sama dengan rata-rata hitung dari dua data tengahnya.

Page 11: Jurnal uji-linearitas-2

Analisa inferensial digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini. Adapun jenis analisa inferensial yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah analisis jalur (path analysis). Selanjutnya, dengan

mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini digunakan skala Likert dimana

skala datanya adalah ordinal, maka harus dilakukan transformasi data dengan

menggunakan method of successive interval (Harun Al Rasyid, 1993).

Pengujian Hipotesis

Hubungan antara 1X dan 2X adalah hubungan korelasional yang dinyatakan

dengan simbol rx , analisis korelasi berguna untuk mengetahui besaran yang

menyatakan seberapa kuat hubungan variabel konsep diri dan motivasi

berprestasi. Besarnya koefisien jalur 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y masing-

masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur 1YXρ dan 2YXρ .

Koefisien jalur ερY menggambarkan besarnya pengaruh variabel residu

(variabel lain yang tidak diukur) terhadap Y .

Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi secara Bersama-sama dan

Sendiri-Sendiri terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir

Sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan path analysis, terlebih

dahulu harus mengetahui adanya hubungan antar kedua variabel bebas dan

1X

2X

Y

Page 12: Jurnal uji-linearitas-2

variabel terikat, untuk keperluan ini digunakan uji korelasional product moment.

Selanjutnya dihitung besar koefisien jalur. Untuk mengukur besarnya pengaruh

variabel konsep diri dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap

prestasi akademik remaja akhir digunakan koefisien determinasi )12(2

XYR . Nilai

koefisien determinasi dapat diinterpretasikan sebagai besaran pengaruh variabel

sebab terhadap variabel akibat. Sedangkan pengujian apakah kedua variabel sebab

secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel

akibat digunakan uji F (F-test).

Untuk pengujian koefisien jalur individual, sebelumnya dilakukan

perhitungan besar kofisien jalur 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y masing-

masing dinyatakan dengan besarnya nilai numerik koefisien jalur 1YXρ dan

2YXρ . Besarnya pengaruh 1X terhadap Y dan 2X terhadap Y dinyatakan

dengan koefisien determinasi. Untuk menguji apakah 1X dan 2X secara sendiri-

sendiri memberi pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik (Y )

digunakan uji t (t-test). Dengan kriteria uji tolak Ho jika hitungt )1:( −−> knktα .

Hubungan antara Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja Akhir

Untuk mengetahui besarnya hubungan antara konsep diri dan motivasi

berprestasi digunakan statistik non parametrik korelasi product moment. Nilai

koefisien korelasi r berkisar antara –1 sampai +1 dengan kriteria sebagai berikut :

1) apabila nilai r > 0, berarti terdapat hubungan linear positif. Semakin besar nilai

variabel bebas, maka semakin besar pula nilai variabel terikatnya, dan

sebaliknya;

Page 13: Jurnal uji-linearitas-2

2) apabila nilai r < 0, berarti terdapat hubungan linear negatif. Semakin kecil

nilai variabel bebas, maka semakin kecil pula nilai variabel terikatnya, dan

sebaliknya;

3) apabila nilai r = 0, berarti tidak ada hubungan antara variabel bebas dan

terikat;

4) apabila nilai r = 1 atau r = -1, terdapat hubungan linier sempurna, yaitu

berupa garis lurus;

HASIL PENELITIAN

Sebagai data tambahan akan disajikan hasil perhitungan analisis deskrptif

yang memberikan gambaran mengenai konsep diri, motivasi berprestasi, dan

prestasi akademik remaja akhir pada mahasiswa F.Kep-Unpad.

Berdasarkan hasil kajian, menunjukkan bahwa 65 orang remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad (47,10%) memiliki konsep diri positif, dan 73 orang

remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad (52,9%) memiliki konsep diri negatif. Untuk

motivasi berprestasi, diperoleh bahwa 67 orang remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad (48,55%) memiliki motivasi berprestasi tinggi, dan 71 orang remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad (51,45%) memiliki motivasi berprestasi rendah.

Dari hasil kajian menunjukkan bahwa 4 orang remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad (2,9%) memiliki IPK tinggi, 107 orang remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad (77,54%) memiliki IPK cukup, dan 27 orang remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad (19,57%) memiliki IPK rendah.

Untuk melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis

jalur, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi.

Page 14: Jurnal uji-linearitas-2

Intervalisasi Data

Tabel 3 Nilai Minimum, Maksimum, Rata-rata, Standar Deviasi dan VariansKetiga Variabel

N Nilai

Minimum Nilai

Maksimum Rata-rata Standar Deviasi Varians

Konsep Diri (X1)

138 76,024 205,542 154,296 19,710 388,474

Motivasi Berprestasi (X2) 138 112,553 171,891 143,279 13,706 187,865

Prestasi Akademik Remaja Akhir (Y)

138 2,200 3,600 2,974 0,312 0,097

Uji Normalitas Data

Dari hasil uji normalitas (X1, X2, dan Y) dengan menggunakan uji statistik

Kolmogorov-Smirnov Test, diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi untuk masing-

masing variabel di atas 0,05, dimana : X1 sebesar 0,920, X2 sebesar 0,984, dan Y

sebesar 0,525. Hal ini menunjukan bahwa sebaran nilai dari ketiga variabel

mengikuti suatu pola distribusi normal.

Page 15: Jurnal uji-linearitas-2

Uji Linearitas

Konsep Diri (X1)

2202001801601401201008060

Pre

stas

i Aka

dem

ik R

emaj

a A

khir

(Y)

3,8

3,6

3,4

3,2

3,0

2,8

2,6

2,4

2,2

2,0

Grafik 1 Linearitas Hubungan Konsep Diri (X1) dengan Prestasi

Akademik (Y)

Motivasi Berprestasi (X2)

180170160150140130120110

Pre

stas

i Aka

dem

ik R

emaj

a A

khir

(Y)

3,8

3,6

3,4

3,2

3,0

2,8

2,6

2,4

2,2

2,0

Grafik 2 Linearitas Hubungan Motivasi Berprestasi (X2) dengan

Prestasi Akademik (Y)

Page 16: Jurnal uji-linearitas-2

Uji Homogenitas

Pada tabel sebelumnya menunjukan bahwa nilai simpangan baku masing-

masing variabel relatif kecil, hal ini mengindikasikan bahwa data ketiga variabel

tersebut tergolong homogen. Atas dasar pemikiran di atas dan dengan

berpedoman pada besar simpangan baku dari masing-masing variabel yang relatif

kecil, maka peneliti menganggap bahwa data ketiga variabel tersebut tergolong

homogen.

Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Hubungan antar Variabel

Untuk memudahkan perhitungan terlebih dahulu dihitung koefisien korelasi

antar variabel dengan menggunakan statistik non parametrik korelasi product

moment, yang disusun dalam bentuk sebuah matrik korelasi berikut ini.

Tabel 4 Matriks Korelasi antar Variabel

X1 X2 Y

X1

X2

Y

1,000

0,523

0,656

0,523

1,000

0,538

0,656

0,538

1,000

Koefisien korelasi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1) keeratan hubungan antara konsep diri dan prestasi akademik remaja akhir

adalah sebesar 0,656 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep

diri diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja akhir. Bila

dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956)

Page 17: Jurnal uji-linearitas-2

menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat

terhadap prestasi akademik;

2) keeratan hubungan antara motivasi berprestasi dan prestasi akademik remaja

akhir adalah sebesar 0,538 dengan arah yang positif, artinya semakin tinggi

motivasi berprestasi diikuti dengan peningkatan prestasi akademik remaja

akhir. Bila dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford

(1956) menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat

terhadap prestasi akademik;

3) keeratan hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi remaja akhir

adalah sebesar 0,523 dengan arah yang positif, artinya semakin positif konsep

diri diikuti dengan peningkatan motivasi berprestasi remaja akhir. Bila

dikonfirmasi dengan tabel interpretasi nilai korelasi dari Guilford (1956)

menunjukkan bahwa konsep diri berada pada korelasi yang cukup kuat

terhadap prestasi akademik;

Hasil Analisa Perhitungan Koefisien Jalur dan Uji Hipotesis

Proses perhitungan koefisien jalur dimulai dengan menghitung koefisien

korelasi antar variabel. Dari matriks korelasi antar variabel diturunkan invers

matriks korelasi antar variabel eksogen, kemudian dilakukan perhitungan

koefisien jalur dan koefisien determinan dengan uji signifikansi dalam rangka uji

hipotesis.

Page 18: Jurnal uji-linearitas-2

Gambar 1 Diagram Jalur Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi

Terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIK-

Unpad Bandung

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa nilai koefisien jalur variabel konsep

diri terhadap prestasi akademik remaja akhir adalah sebesar 0,516, dan nilai

koefisien jalur variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik remaja

akhir adalah sebesar 0,268.

Setelah besar koefisien jalur diperoleh, maka ditentukan besar pengaruh

konsep diri dan motivasi berprestasi secara simultan terhadap prestasi akademik.

Untuk mengukur besarnya pengaruh secara simultan ini digunakan koefisien

determinasi yang didapat dari hasil perkalian koefisien jalur dengan matriks

korelasi antar variabel eksogen dengan variabel endogen.

Dari hasil perhitungan diperoleh keterangan sebagai berikut:

1) besarnya pengaruh bersama-sama kedua variabel eksogen terhadap prestasi

akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai koefisien determinasi

PYε = 0,719

Konsep Diri (X1)

Motivasi Berprestasi

(X2)

Prestasi Akademik (Y)

PYX1 = 0,516

PYX2 = 0,268

rX1X2 = 0,523

Page 19: Jurnal uji-linearitas-2

sebesar 48,25% . Sedangkan sisanya sebesar 51,75% adalah sumbangan faktor

lain yang tidak diteliti. Besar koefisien jalur untuk faktor lain yang tidak

diteliti adalah 0,719. Hal ini mengindikasikan bahwa masih banyak faktor lain

yang berpengaruh dalam meningkatkan prestasi akademik remaja akhir;

2) hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menunjukkan bahwa konsep

diri dan motivasi berprestasi memberi pengaruh secara signifikan terhadap

tingkat prestasi akademik remaja akhir, karena nilai Fhitung = 62,938 yang lebih

besar dari Ftabel = 3,063 pada tingkat kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil

pengujian ini maka konsep diri positif yang diikuti motivasi berprestasi tinggi

secara bersama-sama akan meningkatkan prestasi akademik remaja akhir;

3) pengujian secara sendiri-sendiri memberikan petunjuk bahwa kedua variabel

eksogen memberikan pengaruh secara signifikan terhadap prestasi akademik

remaja akhir. Konsep diri berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi

akademik remaja akhir yang dinyatakan dengan nilai thitung = 7,101 yang lebih

besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dengan demikian

konsep diri memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja

akhir, artinya konsep diri yang positif akan meyebabkan prestasi akademik

remaja akhir semakin meningkat. Motivasi berprestasi secara signifikan

berpengaruh terhadap prestasi akademik, yang dinyatakan dengan nilai thitung =

3,694 yang lebih besar dari ttabel = 1,978 pada tingkat kepercayaan 95%. Dari

hasil perhitungan dan pengujian di atas menunujkkan bahwa motivasi

berprestasi memberi pengaruh yang positif terhadap prestasi akademik remaja

Page 20: Jurnal uji-linearitas-2

akhir, artinya motivasi berprestasi yang semakin tinggi untuk berprestasi

akan meyebabkan prestasi akademik remaja akhir juga semakin meningkat

Hasil Uji Hipotesis Hubungan Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi Remaja

Akhir

Dari Hasil pengujian dengan menggunakan statistik uji-t menunjukan bahwa

terdapat hubungan secara signifikan antara konsep diri dengan motivasi

berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK – Unpad Bandung, nilai thitung > ttabel

(thitung : 7,150 dan ttabel : 1,978), pada tingkat kerpercayaan 95%.

Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Salah satu keunggulan analisis jalur adalah kemampuannya memisahkan

pengaruh langsung dan tidak langsung suatu variabel melalui antar variabel

eksogen terhadap variabel endogen.

Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Penelitian Pengaruh Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Akademik Remaja Akhir Mahasiswa FIK-Unpad Bandung

Melalui

Variabel Langsung X1 X2

Total

X1 26,59% - 7,23% 33,82% X2 7,20% 7,23% - 14,43%

Pengaruh langsung dan tidak langsung X1 dan X2 terhadap Y 48,25%

Pengaruh variabel lain di luar X1 dan X2 terhadap Y 51,75%

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa secara langsung konsep diri

memberikan pengaruh sebesar 26,59% terhadap prestasi akademik remaja akhir,

dan pengaruh tersebut meningkat sebesar 7,23 melalui jalur motivasi berprestasi,

sehingga secara total berpengaruh sebesar 33,82%. Secara langsung motivasi

berprestasi memberikan pengaruh sebesar 7,20% terhadap prestasi akademik

Page 21: Jurnal uji-linearitas-2

remaja akhir, dan pengaruh tersebut meningkat melalui jalur konsep diri sebesar

7,23%, sehingga secara total memberikan pengaruh sebesar 14,4%. Dengan

demikian variabel konsep diri dan motivasi berprestasi memberikan pengaruh

sebesar 48,25% terhadap prestasi akademik remaja akhir, Sisanya 51,75% diduga

berasal dari pengaruh faktor lain yang tidak diteliti.

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini hipotesa yang diajukan adalah ”konsep diri dan motivasi

berprestasi memberikan pengaruh secara bersama-sama dan sendiri-sendiri

terhadap prestasi akademik remaja akhir”. Langkah pertama yang dilakukan

adalah dengan melihat korelasi dari kedua variabel bebas, yaitu variabel konsep

diri dan variabel motivasi berprestasi dengan variabel terikat yaitu prestasi

akademik. Dari hasil perhitungan statistik menunjukkan adanya korelasi positif

antara ketiga variabel tersebut.

Berdasarkan hasil uji korelasional ketiga variabel, dilakukan pengujian

apakah kedua variabel bebas memberikan pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian koefien jalur secara bersama-sama

degan uji F (F-test) menunjukkan bahwa konsep diri dan motivasi berprestasi

secara bersama-sama memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik remaja

akhir dengan besaran koefisien determinasi sebesar 0,4825 (48,25%). Sisanya

sebesar 0,5175 (51,75%) adalah pengaruh faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil

pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test) dengan tingkat

signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep diri terhadap

prestasi akademik remaja akhir memberi pengaruh sebesar 33,82%. Sedangkan

Page 22: Jurnal uji-linearitas-2

motivasi berprestasi memberi pengaruh terhadap prestasi akademik sebesar

14,43%.

Prestasi akademik adalah hasil yang telah dicapai seseorang berupa

perubahan atau penambahan dan peningkatan kualitas perilaku dari ranah kognitif,

afektif dan psikomotor yang dapat dicapai melalui akktivitas dalam proses belajar

(Maramis, 1986). Prestasi sangat penting bagi remaja karena masa remaja adalah

masa yang penting dalam hal prestasi (Hendersen dan Dweck; dalam Santrock,

2005). Selain itu, prestasi juga menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja

(Hurlock, 1999). Apabila remaja memiliki prestasi yang tinggi tentu akan

memperoleh status pekerjaan yang lebih baik di masa yang akan datang dibanding

remaja yang prestasinya rendah (Gunarsa & Gunarsa, 2002).

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 77,54% remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad memiliki IPK kategori cukup (2,76 – 3,5), Apabila dilihat berdasarkan

konsep diri, remaja akhir mahasiswa FIK-unpad dengan konsep diri positif

memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja akhir

dengan konsep diri negatif, sebaliknya remaja akhir dengan konsep diri negatif

memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dibanding kelompok remaja akhir

dengan konsep diri tinggi. Sedangkan bila dilihat berdasarkan motivasi

berprestasi, remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan motivasi berprestasi

tinggi memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibanding kelompok remaja

akhir dengan motivasi berprestasi rendah, sebaliknya remaja akhir dengan

motivasi berprestasi rendah memiliki prestasi akademik yang lebih rendah

dibanding dengan kelompok remaja akhir dengan motivasi berprestasi tinggi.

Page 23: Jurnal uji-linearitas-2

Keberhasilan mendapatkan prestasi akademik sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Menurut Gage & Berliner (1979) dan Sumadi Suryabrata (2004)

konsep diri dan motivasi berprestasi merupakan faktor yang mempengaruhi

prestasi akademik.

Moss dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) mengatakan bahwa

konsep diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk

berprestasi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan

Berliner (1979), bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan

keinginan untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu. Studi yang dilakukan

oleh Harter (1991; dalam Damon, 1998) mengindikasikan bahwa siswa-siswa

yang percaya akan kemampuan diri sendiri memiliki motivasi berprestasi tinggi

yang akan mempengaruhi prestasi akademik mereka.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang

dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka

remaja akhir akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan mampu sehingga

memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi. Namun, apabila remaja

memandang negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja tersebut akan

merasa dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam

dirinya kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi.

Selain konsep diri dan motivasi berprestasi, masih ada faktor lain yang

mempengaruhi prestasi akademik. Faktor lainnya yang tidak dikaji dalam

peneliitian ini adalah faktor internal, yaitu kecerdasan, keadaan jasmani,

Page 24: Jurnal uji-linearitas-2

kepribadian (kecemasan), fear of failure, dan faktor eksternal, yaitu perbedaan

kelas sosial, kebudayaan, perbedaan daerah perkotaan/ pedesaan, lingkungan

rumah, dan lingkungan sekolah. Faktor-faktor ini memberikan pengaruh yang

lebih besar (3,5%) terhadap prestasi akademik remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad dibanding konsep diri dan motivasi berprestasi.

Dari hasil pengujian koefisien jalur secara sendiri-sendiri melalui uji t (t-test)

dengan tingkat signifikansi ( = 0,05) diperoleh tingkat kepercayaann 95%, konsep

diri memberikan pengaruh sebesar 33,82% terhadap prestasi akademik remaja

akhir. Sedangkan motivasi berprestasi memberikan pengaruh sebesar 14,43%. Hal

ini menunjukkan bahwa konsep diri memberikan pengaruh lebih besar

dibandingkan dengan pengaruh motivasi berprestasi terhadap prestasi akademik

remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa remaja akhir mahasiswa FIK-

Unpad yang memiliki konsep diri negatif lebih banyak dibanding yang memiliki

konsep diri positif. Selisih perbedaannya sebesar 5,8%. Hasil ini juga sesuai

dengan data studi pendahuluan, dimana lebih dari setengahnya mahasiswa FIK –

Unpad menunjukkan gejala konsep diri yang negatif. Berdasarkan data ini,

institusi pendidikan diharapkan dapat melakukan upaya-upaya yang bisa

mengembangkan konsep diri. Upaya ini perlu dilakukan sejak awal mahasiswa

memasuki perkuliahan dan selama proses pembelajaran. Sehingga akan terbentuk

mahasiswa yang memiliki konsep diri positif. Pada akhirnya akan menjadi

perawat profesional yang mampu bersaing dengan lulusan institusi pendidikan

tinggi keperawatan lainnya maupun dengan perawat dari luar negeri.

Page 25: Jurnal uji-linearitas-2

Pengharapan mengenai diri akan menentukan bagaimana remaja akhir akan

bertindak dalam hidup. Apabila seorang remaja akhir berpikir bahwa dirinya bisa,

dalam hal ini mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi maka remaja akhir

tersebut cenderung sukses, dan bila remaja akhir tersebut berpikir bahwa dirinya

akan gagal, maka sebenarnya dirinya telah menyiapkan diri untuk gagal. Jadi bisa

dikatakan bahwa konsep diri merupakan bagian diri yang mempengaruhi setiap

aspek pengalaman baik itu pikiran, perasaan, persepsi, dan tingkah laku individu

(Calhoum & Acocella, 1990). Selanjutnya Hattie (1992) juga mengatakan bahwa

konsep diri merupakan pedoman dalam bertingkah laku, dalam hal ini adalah

perilaku untuk berprestasi dalam bidang akademik, berhubungan dengan

description, expectation, dan prescription.

Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dikatakan mempunyai konsep diri

negatif jika ia meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya,

tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak

disukai, dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Remaja akhir dengan konsep

diri negatif akan cenderung bersikap pesimistik terhadap kehidupan dan

kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan,

namun lebih sebagai halangan. Remaja akhir dengan konsep diri negatif, akan

mudah menyerah sebelum berperang dan jika gagal, akan ada dua pihak yang

disalahkan, entah itu menyalahkan diri sendiri (secara negatif) atau menyalahkan

orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad dengan konsep diri

yang positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap

positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya.

Page 26: Jurnal uji-linearitas-2

Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih menjadikannya

sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan. Remaja

akhir dengan konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya dan melihat

hal-hal positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang datang.

Snygg, Combs dan Jersild (dalam Burn, 1993) menyebutkan bahwa konsep

diri merupakan variabel penting yang mempengaruhi tingkah laku siswa.

Perbedaan dalam konsep diri berkaitan dengan perbedaan dalam prestasi

akademik. Fink (1962) menemukan hubungan yang signifikan antara konsep diri

yang rendah dengan prestasi akademik rendah, dan hubungan ini tampak lebih

kuat pada siswa laki-laki daripada siswa perempuan. Jones dan Grieneeks (1970;

dalam Burns, 1993) telah meneliti hubungan antara konsep diri dengan prestasi

akademik. Hasilnya adalah terdapat hubungan positif antara konsep diri dengan

prestasi akademik pada siswa baik laki-laki maupun perempuan. Di samping itu

Jones menemukan bahwa konsep diri merupakan prediktor yang terbaik bagi

prestasi akademik, bahkan berada di atas IQ dan bakat. Selajutnya penelitian yang

dilakukan Brookover, Thomas dan Peterson (1964; dalam Burns, 1993),

mendapatkan hasil bahwa konsep diri secara signifikan dan positif berkaitan

dengan evaluasi yang dilakukan significant other.

Motivasi berprestasi memberikan pengaruh terhadap prestasi akademik

remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, namun pengaruhnya lebih kecil

dibandingkan dengan konsep diri. Dalam membahas fakta ini peneliti berpendapat

bahwa pada saat dilakukan pengukuran kemungkinan motivasi berprestasi remaja

akhir mahasiswa FIK-Unpad cenderung sedang menurun. Motivasi seseorang

Page 27: Jurnal uji-linearitas-2

tidak berada pada suatu keadaan yang stabil. Hal ini akan dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Fernald dan Fernald (199) mengungkapkan terdapat empat faktor

yang mempengaruh motivasi berprestasi, yaitu: keluarga dan kebudayaan, konsep

diri, jenis kelamin dan pengakuan/prestasi. Berkaitan dengan jenis kelamin, di

FIK – Unpad hampir seluruhnya berjenis kelamin perempuan. Motivasi

berprestasi pada perempuan lebih berubah-ubah dibandingkan dengan laki-laki.

Setiap individu yang telah terpenuhi kebutuhan pokoknya pastilah banyak

memiliki motivasi berprestasi (Gellerman, 1984). Begitu juga halnya remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi rendah lebih banyak dibanding

yang memiliki motivasi tinggi. Selisih Perbedaannya adalah 2,9%. Data hasil

penelitian ini berbeda dengan data hasil studi pendahuluan.

Perbedaan ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam keinginan dirinya

untuk dapat menyelesaikan dengan lebih baik. Seperti dikemukakan oleh

McClelland (dalam Robin, 1996) bahwa yang membedakan antara individu yang

memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan yang rendah adalah keinginan

dirinya untuk dapat menyelesaikan sesuatu dengan lebih baik. Selain itu iuga ada

faktor lain yang mempengaruhi motivasi berprestasi.

Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi

tinggi bila menghadapi kesulitan dalam mengerjakan tugas akademiknya, ia akan

berusaha untuk mengatasinya dengan berbagai cara baik sendiri maupun

berdiskusi dengan orang lain. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad

Page 28: Jurnal uji-linearitas-2

yang memiliki motivasi berprestasi rendah cenderung masa bodoh, spekulatif dan

tidak berusaha mengatasi masalah dari tugas-tugas akademiknya.

Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi

tinggi memiliki gambaran diri positif, optimis, dan percaya diri, lebih memilih

tugas yang tingkat kesukarannya sedang-sedang saja, berorientasi ke masa depan,

sangat menghargai waktu, tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas.

Remaja akhir tersebut menunjukkan usaha yang tinggi dalam meraih prestasi

akademik, melakukan kegiatan dengan penuh semangat, termasuk kegiatan

akademiknya yang mengarahkan dirinya mencapai prestasi akademik yang tinggi.

Ciri-ciri yang ditunjukkan oleh remaja akhir sesuai dengan yang dikemukakan

oleh Heckhausen. Menurut Heckhausen (1967), individu yang memiliki motivasi

berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) memiliki gambaran diri

positif, optimis dan percaya diri; 2) lebih memilih tugas yang tingkat

kesukarannya sedang-sedang saja daripada tugas-tugas yang sangat sukar atau

sangat mudah; 3) berorientasi ke masa depan; 4) sangat menghargai waktu; 5)

tabah, tekun dan gigih dalam mengerjakan tugas; dan 6) lebih memilih seoraang

ahli sebagai mitra daripada orang yang simpatik. Sebaliknya, remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah gambaran

dirinya cenderung negatif, pesimis, dan kurang percaya diri, lebih memilih tugas

yang tingkat kesukarannya mudah, kurang berorientasi ke masa depan, kurang

menghargai waktu, dan mudah menyerah dalam mengerjakan tugas.

McClelland (dalam Robbins, 1996 dan Chapman, 2006) mengatakan bahwa

ciri-ciri orang-orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi adalah

Page 29: Jurnal uji-linearitas-2

berprestasi yang dihubungkan dengan seperangkat standar, memiliki tanggung

jawab pribadi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan, adanya kebutuhan

untuk mendapatkan umpan balik atas pekerjaan yang dilakukannya,

menghindarkan tugas-tugas yang sulit atau terlalu mudah, tetapi akan memilih

tugas-tugas yang tingkat kesukarannya sedang, inovatif, yaitu dalam melakukan

suatu pekerjaan dilakukan dengan cara yang berbeda, efisien, dan lebih baik dari

pada sebelumnya, tidak menyukai keberhasilan yang bersifat kebetulan atau

karena tindakan orang lain, dan ingin merasakan sukses atau kegagalan

disebabkan oleh tindakan individu itu sendiri.

Motivasi berprestasi ini merupakan dorongan pada seseorang untuk berhasil

dalam berkompetisi yang didasarkan atas suatu standar keunggulan (McClelland,

1953; dalam Chapman, 2006). Sedangkan menurut Heckhausen (1967) motivasi

berprestasi adalah dorongan pada individu untuk meningkatkan atau

mempertahankan kecakapan setinggi mungkin dalam segala aktivitas, dimana

suatu standar keunggulan digunakan sebagai pembanding. McClelland maupun

Heckhausen menjadikan standar keunggulan sebagai ukuran dari target prestasi

yang akan dicapai. Standar keunggulan ini meliputi : 1) prestasi orang lain; 2)

prestasi sendiri di masa lalu, dan 3) tugas. Lebih lanjut Heckhausen menyatakan

bahwa motivasi berprestasi memiliki aspek-aspek: 1) kebutuhan berprestasi; 2)

kegiatan berprestasi; 3) antisipasi tujuan; 4) hambatan; 5) bantuan; dan 6) suasana

perasaan.

Menurut Heckhausen (1967) motivasi berprestasi menyangkut aktivitas yang

bersifat kompetitif, dimana seseorang akan berusaha memperoleh kesuksesan atau

Page 30: Jurnal uji-linearitas-2

mengerjakan sesuatu sebaik mungkin atau lebih baik dari apa yang telah dicapai

sebelumnya dan dikerjakan orang lain, keinginan bersaing dengan berhasil

sehingga menimbulkan perasaan bangga jika berhasil serta tuntutan dalam diri

untuk bekerja dengan baik didalam intensitas dan kualitas dari tindakan yang

dilakukan.

Heckhausen (1967) mengatakan motivasi berprestasi berkorelasi positif

dengan harapan untuk sukses, bukan dengan takut akan gagal. Ini berarti remaja

akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan

memiliki harapan untuk sukses yang tinggi. Sebaliknya remaja akhir mahasiswa

FIK-Unpad yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan memiliki perasaan

takut akan gagal yang tinggi.

McClelland (1953; dalam Chapman, 2000) mengatakan bahwa persepsi

seseorang tentang kemungkinan untuk sukses dalam berbagai tugas pada

umumnya memiliki pengaruh penting pada penampilan, dalam hal ini prestasi

akademik. Sedangkan menurut Rosen dkk (1959; dalam William Damon, 1997)

menyatakan bahwa seseorang yang motivasi berprestasinya rendah maka prestasi

akademiknya juga rendah. Diungkapkan selanjutnya bahwa motivasi berprestasi

ternyata sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dan memiliki

kecenderungan untuk meningkatkan prestasi akademik.

Dari hasil pengujian koefisien korelasi dengan derajat kepercayaan sebesar

95% diperoleh bahwa konsep diri memiliki hubungan signifikan dengan motivasi

berprestasi remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 31: Jurnal uji-linearitas-2

semakin positif konsep diri remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad, maka semakin

tinggi pula motivasi berprestasinya.

Motivasi berprestasi yang tinggi akan didapatkan jika remaja akhir

mahasiswa FIK-Unpad memandang positif terhadap kemampuan yang

dimilikinya. Dengan memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuan maka

remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad akan merasa yakin bahwa dirinya bisa dan

mampu sehingga memungkinkan dirinya termotivasi untuk meraih prestasi

akademik. Namun apabila remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad memandang

negatif kemampuan yang dimilikinya maka remaja akhir tersebut akan merasa

dirinya tidak mampu untuk mencapai suatu prestasi sehingga dalam dirinya

kurang memiliki motivasi untuk meraih prestasi akademik.

Seperti yang dikatakan Fernald dan Fernald (1999) bahwa salah satu faktor

yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang adalah konsep diri yang

dimiliki oleh individu, jika individu menganggap bahwa dirinya mampu untuk

melakukan sesuatu maka individu tersebut akan berusaha untuk mencapai apa

yang diinginkannya. Remaja akhir mahasiswa FIK-Unpad yang memiliki

anggapan positif bahwa dirinya mampu mencapai prestasi akademik yang tinggi,

maka remaja akhir tersebut akan berusaha mencapai keinginan. Kemudian Moss

dan Kagen (dalam Calhoum & Acocella, 1990) juga mengatakan bahwa konsep

diri yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi keinginannya untuk berprestasi.

Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Gage dan Berliner

(1979) bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dengan keinginan

untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu.

Page 32: Jurnal uji-linearitas-2

DAFTAR PUSTAKA

Ating Sumantri dan Sambas Ali Muhidin. 2006. Aplikasi Statistika dalam

Penelitian. Bandung : CV Pustaka Setia. Burn, R. B. 1993. Konsep Diri : Teori, Pengukuran, Perkembangan, dan

Perilaku. Jakarta : Arcan. Calhoum, F. and Acoclle, Joan Ross. 1990. Psikologi tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan, edisi ketiga. Semarang : IKIP Semarang Press. Centi, J. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kansius. Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman

Penyelenggaraan Pendidikan : Program Sarjana, Ekstensi dan Profesi. Bandung : Depdiknas Unpad.

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Padjadjaran. 2006. Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pendidikan. Bandung : Depdiknas Unpad. Eko Darminto. 2004. Hubungan antara Konsep Diri Akademik dan Latar

Belakang Keluarga dengan Capaian Prestasi Akademik berdasarkan Potensi (Studi pada siswa SMAN Kota Surabaya). (Tesis) Bandung : Universitas Padjadjaran.

Eric, D.1998. On Overview of Self-Concept Theory for Counselor. Melalui

<www.ericdigests.org/pre-9211/self.htm - 23k> (09/03/07). Fernald, L., Dodge and Fernald, Peter, S. 1999. Introduction to Psychology, 5th.ed.

India : A.I.T.B.S. Publisher & Distributors. Gage, N. L and Berliner, D.C. 1979. Educational Psychology, 2nd ed. USA :

Houghton-Mifflin Company. Guilford. 1956. Fundamental Statistik in Psychology and Education. Tokyo: Mc.

Graw Hill. Gunarsa, S. D. dan Gunarsa, Y. S. D. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia. Hagger, S. M. 2005. Physical Self Concept in Adolescence : Generalizability of a

Multidimensional, Hierarchical Model Across Gender and Grade. Melalui <epm.sagepub.com/cgi/reprint/65/2/297.pdf> (04/04/07).

Page 33: Jurnal uji-linearitas-2

Halawah. 2006. The Effect of Motivation, Family Enviroment and Student

Characteristics.Melalui<www.findarticles.com/p/articles/mi_moFCG/15_2_33/a1_n16608929 - 34k-> (20/02/07).

Hamachek, D. 1998. Self Concept and School Achievement. Melalui <http://ed-

web3.educ.msu.edu/reports/ed.researchrep/98/98-feb-report6 - htm> (05/04/06).

Hardy, Malcon and Hayes. 1985. Pengantar Psikologi, edisi kedua. Jakarta :

Erlangga. Hattie, J. 1992. Self Concept. Hillsdale, New Jersey : Lawrence Erlbaum

Associate. . Harter, S. 1998. The Development of Self-Representation. Dalam Damon, W.

(editor). Handbook of Child Psychology, hlm 553-617, 5th.ed. New York : John Wiley and Sons.

Harun Al Rasyid. 1993. Tehnik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala.

Bandung : Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran Heckhausen, H. 1967. The Anatomy of Achievement Motivation. New York :

Academic Press. Huit, W. 2004. Self Concept and School Achievement. Melalui

<http//Chiron.valdosta.edu/whuitt/col/regsys/self.html.> (20/12/06). Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan, edisi kelima. Jakarta : Erlangga. Kaplan, R.M., and Saccusso, D.P. 1993. Psychological Testing: Principles

Application and Issues, 3th . Ed. California: Koje Publishing. Kennett, St. C. tth. The Contribotion of Self Concept in the Etiology of Adolescent.

Melaui<www.findarticles.com/p/articles/mi_m2248/is_n127_v32/ai_20413259 - 35k> (09/03/07).

Kerlinger, F.N. 2000. Azas-azas Penelitian Behavioral. Terjemahan. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press. Lavin, D.E. 1965. The Prediction of Academic Performance. New York : Russell

Sage Foundation. Lerner, R.M. and Hultsch, D.F. 1983. Human Development : A Life Span

Perspective. New York : McGraw Hill Book Company.

Page 34: Jurnal uji-linearitas-2

Maramis, W.F. 1986. Beberapa Konsep Dasar Penilaian dan Pengukuran

Keberhasilan Belajar. Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 – 53. Surabaya : Airlangga University Press.

_______. 1986. Beberapa Ide Dasar dan Masalah Pokok Penilaian Pendidikan.

Dalam Sukardi, B. & Maramis, W.F. (penyunting). Penilaian Keberhasilan Belajar hlm. 23 – 53. Surabaya : Airlangga University Press.

Marzuki Ngah. 2002. Hubungan antara Konsep Diri Akademik, Konsep Diri Non

Akademik dan Motivasi Berprestasi terhadap Pencapaian Prestasi Akademik. Melalui <http//mpkt.edu.my/penyelidikan/maezuki 02.htm?> (10/04/07).

McClelland, David C. 1987. Human Motivation. New York. The Press Syndicate

of The University of Cambridge.. McClelland, D.C. 1953. Motivasional Need Theory. Chapman,A. (review, code

design, 2006). Original Concept David McClelland. Melalui<http//www.businessballs.com/davidmcclelland.htm - 16k-> (23/01/07).

Monk, F. J. and Knoers, A.M.P. & Haditomo, Siti Rahayu. 1999. Psikologi

Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Ninawati. 2002. Motivasi Berprestasi. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan. Vol 4,

No. 8. Nirwan SK. Sitepu. 1994. Analisis Jalur. Bandung : Jurusan Statistika, FMIPA

UNPAD. Pudjijogyanti, C.R. 1995. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Peneliti

Pemula. Cetakan pertama. Bandung : Alfabeta. _______. 2003. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, cetakan

pertama. Bandung : Alfabeta. Rindone, P. 1988. Achievement Motivation and Academic Achievement of Native

American Student. Melalui <jaie.asu.edu/v28/V28S1ach.htm - 36k -> (15/05/07).

Page 35: Jurnal uji-linearitas-2

Robbins, Stephen, P. 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Russell, F.W. 1999. A Test Multifaceted, Hierarchical Models of Self Concept. Melalui <www.aare.edu.au/95pap/berir95050.txt - 37k -> (04/04/07).

Saefudin Azwar. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. _______. 2003. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar. Santrock, J.W. 2005. Adolescent, 7nd ed Boston : McGraw-Hill. Steinberg Laurence. 2002. Adolescence. Fourt Edition.New York : McGraw-Hill,

Inc. Sudjana. 1996. Metoda Statistik, edisi ke-6. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2001. Statistik untuk Penelitian, edisi revisi cetakan ke-15. Bandung :

C.V. Alfabeta. _______. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: C.V. Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,. edisi revisi

cetakan kelima. Jakarta : Bumi Aksara. Sumadi Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan, edisi V. Jakarta : PT

Rajagrafinda Persada. Waugh, F. Russell. 1999. A Test of A Multi-Faceted, Hierarchical Model of Self

Concept. Melalui <www.aare.edu.au/99pap/wau99062.htm - 53k> (04/04/07).

Yuke R. Siregar. 2006. Pengujian Model Konstruk Diri Pribadi dan Mekanisme

Pengaruh antara Konsep Diri, Harga Diri, Percaya Diri, dan Regulasi Diri dalam Diri Pribadi Jurnal Psikologi. Vol. 17, No. 1.

Page 36: Jurnal uji-linearitas-2
Page 37: Jurnal uji-linearitas-2