Juring Aan
-
Upload
ardhiansyach -
Category
Documents
-
view
37 -
download
2
Transcript of Juring Aan
Exfoliative Cheilitis: Report of a Case
Wahyu Septian Ardhiansyach Al-Rosyid09/280097/KG/8381
Pembimbing : drg. Goeno Soebagyo Sp. O. Path.
Pendahuluan
• Cheilitis merupakan istilah umum untuk menyebutkan adanya inflamasi pada vermillion border bibir.
• Lesi pada bibir dapat muncul sebagai manifestasi dari penyakit sistemik atau penyakit kulit maupun sebagai kondisi lokal dari bibir itu sendiri
• Exofoliative cheilitis merupakan suatu kondisi yang jarang terjadi sebagai keadaan inflamatori kronis superficial yang ditandai dengan adanya pengelupasan permukaan keratin, sehingga memberi kesan pengelupasan bibir secara kontinyu.
• Seseorang dengan kondisi ini sering mengeluhkan nyeri, kesulitan berbicara, makan, maupun tersenyum. Bahkan kadang terjadi perdaahan yang akhirnya menjadi krusta.
Laporan kasus• Laki-laki Malaysia berumur 18tahun• Cc : Nyeri pada bibir bawah dan pecah-pecah• PI : bibir bawah terasa nyeri dan pecah-pecah sudah
diderita selama 1 tahun. Lesi pertama kali muncul saat sebelum ujian akhir. Bibir menebal secara bertahap selama 2 minggu, dan tetap muncul meskipun dikelupas berkali-kali. Tidak ada riwayat keluarga yang memiliki kondisi seperti yang dialaminya. Memiliki kebiasaan menggigit bibir dan tidak menggunakan krim, pasta gigi dan kosmetik pada bibir sebelum penyakit ini muncul
• PMH : Tidak ada riwayat alergi. Tidak ada kelainan pada lambung dan kelainan kondisi medis lainnya.
Pasien menggunakan obat• Metil prednisolon 30 mg • Cloxacillin• Metronidazole• Clotrimazole 2% cream
Pemeriksaan intraoral
• OHI buruk• Gingivitis berat pada regio anterior• Deposit kalkulus pada gigi-geligi posterior• Beberapa karies yang dalam pada gigi dan
sisa-sisa akar.
Pemeriksaan ekstraoral• Terdapat krusta berwarna kekuningan pada
daerah superfisial bibir bawah dan terasa nyeri
• Terdapat juga area erimatosa yang seragam setelah pengangkatan krusta tanpa disertai daerah berfisura maupun papula.
Pemeriksaan penunjang• Hasil dari swab pada bibir menunjukkan flora normal pada
mulut• Hasil dari pemeriksaan lengkap yang terdiri atas
pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan fungsi hati, tes Mantoux, dan tes radiografi pada dada tidak menunjukkan kelainan
• Hasil biopsy dari pengangkatan krusta juga tidak menunjukkan adanya Candida
• Hasil dari tes Histopatologi menunjukkan parakeratosis, sedikit acanthosis dari epitel, lymphoplasmacytic dari ringan sampai sedang, infiltrasi lamina propia, beberapa derajat dilatasi pembuluh darah dan pembengkakan pada submukosa
Pasien 18 tahunCC : Bibir nyeri dan
pecah-pecah selama 1 tahun
• Bibir bawah nyeri sudah 1 tahun
• Lesi pertama muncul sebelum ujian akhir• Tidak ada riwayat
keluarga yang memiliki kondisi serupa
• Memiliki kebiasaan mengigit bibir
• Menarik diri dari segala kegiatan sosial karena
kondisinya
Pemeriksaan Intraoral
• OHI buruk• Gingivitis berat pada regio anterior• Deposit Kalkulus • Karies dan sisa
akar
Pemeriksaan Ekstraoral
• Krusta pada area superfisial bibir
bawah• Terdapat area yang eritem yang seragam
setelah pengangkatan
lapisan terkeratinisasi
• Pemeriksaan penunjang• Swab bibir -> Flora normal• Biopsy bibir -> Candida (-)
• Histopatologi -> Parakeratosis, Akantosis epitel, lympoplasmacytic, dilatasi pembuluh
darah, pembengkakn sub mukosa
Rawat inap untuk mengevaluasi segala perkembangan perawatan
Hari PertamaTampakan Klinis sebelum perawatan
Hari PertamaTampakan Klinis setelah pengangkatan krusta nampak area erimatosa yang seragam setelah
pengangkatan krusta tanpa disertai daerah berfisura maupun papula.
Hari ke 3 Hari ke 4
Hari ke 8 Hari ke 10Hari ke-3 hingga hari ke-10
Tampakan Klinis terlihat luka pasca biopsy dan terjadi penebalan daerah
terkeratinisasi hingga lebih tebal jika dibandingkan dengan bibir atas
Diferential diagnosis
• Angularis Cheilitis• Cheilocandidosis• Allergic Cheilitis• Actinic Cheilitis• Exfoliative Cheilitis• Facticious Cheilitis
Pembahasan
• Angularis Cheilitis dan Cheilocandidosis : Dari penampakan klinis lesi bukan pada sudut bibir dan tidak ada kecurigaan adanya infeksi candida
• Allergic Cheilitis : Tidak ada riwayat pemakaian kosmetik, krim, maupun pasta gigi pada area bibir
• Actinic Cheilitis : Pasien menarik diri dari seluruh kegiatan sosial dan menghabiskan banyak waktunya di rumah
Pembahasan
• Facticious cheilitis : Secara klinis tampak sama dengan exfoliative cheilitis yang membedakannya adalah munculnya lesi karena trauma menggigit bibir dengan sengaja karena ada rasa nyeri yang menyertainya. Sedangkan pada Exfoliative cheilitis munculnya lesi dikarenakan trauma menggigit bibir tanpa disengaja karena menjadi kebiasaannya sudah sejak lama. Oleh karena itu diagnosis kerja untuk lesi bibir pada pasien ini cenderung ke arah Exfoliative Cheilitis
Exfoliative Cheilitis
• Terjadi terutama pada wanita, meskipun perbedaanya dengan pria sangat tipis dan sebagian besar penderitanya adalah orang muda
• Tanda dan gejala dari penyakit ini antara lain pengelupasan kulit bibir secara kontinyu, pembentukan lapisan keratin, nyeri, rasa kering pada bibir, ulserasi, dan perdarahan.
• Biasanya bibir bawah lebih sering terlibat daripada bibir atas
Exfoliative Cheilitis
• Penyebab dari penyakit ini masih belum jelas diketahui. Beberapa penelitian mengatakan bahwa penyababnya dikarenakan factitious activity, yaitu trauma karena kebiasaan mengigit-gigit bibir dan membasahi bibir dengan ludah.
• Pada kasus ini, dapat diketahui pasien memiliki kebiasaan sesekali menggigit bibir, namun bukan sepenuhnya penyebab dari penyakit ini. Karena selama masa observasi di rumah sakit, pasien tidak menunjukkan adanya aktivitas ini.
• Namun, kemungkinan sindrom Munchausen tidak dapat dikesampingkan pada pasien kasus di mana pasien tidak memberikan indikasi factitious activity ketika ditanya atau diamati
Exfoliative Cheilitis
•Penyakit ini juga dikaitkan dengan faktor psikologi (depresi) sehingga pemberian antidepressan dapat mengurangi keparahannya. •Dari pemeriksaan terbukti bahwa pasien mendapatkan penyakit ini pertama kalinya saat sebelum ujian akhir. Dan diperparah karena kondisinya dimana dia menarik diri dari segala aktivitas sosial.•Sepsis oral juga diimplikasikan sebagai penyebab exfoliative cheillitis, terbukti dengan peningkatan kebersihan mulut penyakit ini agak mereda
Treatment Planning
• KIE- Mengintruksikan menjaga kebersihan mulut karena tingkat kebersihan mulut pasien buruk, serta banyak dijumpai karies gigi, sisa akar, dan gingivitis
• Medikasi - Pengobatan dengan antidepresan (fluvoxamine 50 mg 1x1) untuk mengurangi keparahan-Pengolesan petroleum jelly secara rutin untuk perawatan di rumah
• Re-evaluasi
Kesimpulan • Terkait pada kasus ini bisa ditegakkan bahwa
kasus Exfoliative Cheilitis yang dipicu oleh kondisi stres psikologis
• Beberapa studi juga mengatakan bahwa disebabkan factitious activity seperti menjilat bibir dan menggigit bibir
• Belum ada perawatan yang tepat untuk penatalaksanaan kasus ini karena masih belum pasti. Perlu kajian lebih lanjut untuk menangani kasus ini