jtstikesmuhgo-gdl-tenyatikah-1493-1-bab1-3-h.pdf

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan Indonesia saat ini diarahkan pada 8 butir tujuan Milleniuzm Development Goals (MDGs) 2015, yang merupakan komitmen global yang harus diwujudkan bersama 188 negara di dunia. Diantara 8 butir tujuan MDGs tersebut adalah perbaikan kesehatan ibu dan anak yang diwujudkan dalam peningkatan pelayanan kesehatan di bidang KIA dan Program Imunisasi (Kemenkes RI, 2012). Program imunisasi merupakan sub sistem dari sistem pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif, selain itu imunisasi merupakan upaya yang sangat penting dalam mencegah penyakit serta merupakan public good (barang publik) karena manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat. Pelayanan imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh dan dilaksanakan sesuai dengan standar, sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan dapat memutus mata rantai penularan, yang dilakukan pada usia balita maupun pada orang dewasa (Depkes RI, 2004). Salah satu program imunisasi yang paling penting adalah imunisai tetanus toxoid (TT) untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus neonatorum pada bayi. Imunisasi merupakan bagian dari program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) yaitu salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus tetanus neonatal di setiap kabupaten hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon penganten dan ibu hamil namun dalam pencapaian targetnya dirasakan agak lambat, sehingga perlu dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberian TT-5 dosis pada seluruh wanita usia subur (usia 15 – 39 tahun) termasuk kepada ibu hamil (Depkes RI, 2003). Secara internasional pada tahun 2000, WHO menghitung insidensi secara global kejadian tetanus di dunia secara kasar berkisar antara 0,5 – 1 juta kasus dan tetanus neonatorum terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara – negara berkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000 populasi per

Transcript of jtstikesmuhgo-gdl-tenyatikah-1493-1-bab1-3-h.pdf

  • BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangPembangunan kesehatan Indonesia saat ini diarahkan pada 8 butir tujuan Milleniuzm

    Development Goals (MDGs) 2015, yang merupakan komitmen global yang harusdiwujudkan bersama 188 negara di dunia. Diantara 8 butir tujuan MDGs tersebut adalahperbaikan kesehatan ibu dan anak yang diwujudkan dalam peningkatan pelayanan kesehatandi bidang KIA dan Program Imunisasi (Kemenkes RI, 2012).

    Program imunisasi merupakan sub sistem dari sistem pelayanan kesehatanmasyarakat yang lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif, selain itu imunisasimerupakan upaya yang sangat penting dalam mencegah penyakit serta merupakan publicgood (barang publik) karena manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat.Pelayanan imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melaluipemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh dandilaksanakan sesuai dengan standar, sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatandan dapat memutus mata rantai penularan, yang dilakukan pada usia balita maupun padaorang dewasa (Depkes RI, 2004).

    Salah satu program imunisasi yang paling penting adalah imunisai tetanus toxoid(TT) untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus neonatorum pada bayi. Imunisasimerupakan bagian dari program Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) yaitusalah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasustetanus neonatal di setiap kabupaten hingga kurang dari 1 kasus per 1000 kelahiran hiduppertahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon penganten dan ibu hamilnamun dalam pencapaian targetnya dirasakan agak lambat, sehingga perlu dilakukankegiatan akselerasi berupa pemberian TT-5 dosis pada seluruh wanita usia subur (usia 15 39 tahun) termasuk kepada ibu hamil (Depkes RI, 2003).

    Secara internasional pada tahun 2000, WHO menghitung insidensi secara globalkejadian tetanus di dunia secara kasar berkisar antara 0,5 1 juta kasus dan tetanusneonatorum terhitung sekitar 50% dari kematian akibat tetanus di negara negaraberkembang. Perkiraan insidensi tetanus secara global adalah 18 per 100.000 populasi per

  • tahun. Di negara berkembang, tetanus lebih sering mengenai laki laki dibandingperempuan dengan perbandingan 3 : 1 atau 4 :1 (Lockjaw, 2008). Di Kabupaten Kebumensejak beberapa tahun terakhir tidak ditemukan kejadian tetanus neonatorum tetapi pada akhirtahun 2010 terdapat satu kasus bayi yang meninggal akibat terkena tetanus Neonatorum,sehingga dinyatakan sebagai KLB (Dinkes Kab.Kebumen, 2011).

    Menurut Atkitson (2006) kekebalan terhadap tetanus hanya dapat dimiliki melaluikekebalan buatan. Kekebalan buatan secara pasif dilakukan dengan suntikan serum (antitetanus serum), sedangkan kekebalan secara aktif dilakukan dengan pemberian imunisasi.Vaksin yang digunakan adalah terbuat dari toksin tetanus yang dilemahkan (detoksifikasi)yang terdapat pada kemasan vaksin monovalen (TT) maupun kombinasi (DT,Td dan DPT).Pemberian imunisasi tersebut secara terus menerus digerakkan melalui pelayanan kesehatandasar di puskesmas.

    Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 2 April 2012didapatkan bahwa di Kabupaten Kebumen sasaran imunisasi pada wanita usia subursebanyak 225.355. Yang sudah menyelesaikan sampai dengan TT 5 hanya sebanyak 9849(4.7%). Untuk Puskesmas Buluspesantren I dari semua sasaran sejumlah 4670 orang, yangsudah mencapai TT 5 dosis sebanyak 3499 orang ( 76.68 %) .Untuk pencapaian tertinggiadalah desa Buluspesantren (83.5%) dan terendah adalah desa Banjur Mukadan (0.43%).

    Berdasarkan studi pendahuluan di Desa Banjur Mukadan terdapat 215 wanita usiasubur (WUS). Adapun perincian status imunisasi TT WUS di desa Banjur Mukadan adalahsebagai berikut : TT 0 sejumlah 76 WUS(32.48 %), TT1 sejumlah 0 WUS (0%), TT2sejumlah 43 WUS (18.38%), TT 3 sejumlah 79 WUS (33.76%), TT4 sejumlah 16 WUS(6.84%), dan TT 5 sejumlah 1 WUS (0.43%). Berdasarkan data diatas maka sasaranterbanyak adalah WUS dengan status TT 3 dan merupakan sasaran TT 4. Penyuntikan TTWUS massal terakhir dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2011. Salah satu upaya untukmeningkatkan status imunisasi ini adalah dengan penyuluhan

    Berdasarkan keadaan tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul Pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan statusimunisasi TT 3 ke TT 4 pada wanita usia subur di Desa Banjur Mukadan KecamatanBuluspesantren

  • B. Perumusan MasalahDari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    Apakah ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan status imunisasiTT 3 ke TT 4 pada wanita usia subur di Desa Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantren?

    C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan danperubahan status imunisasi TT 3 ke TT 4 pada wanita usia subur di Desa BanjurMukadan Kecamatan Buluspesantren.

    2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui status imunisasi TT 3 dan TT 4 sebelum dilakukan penyuluhan di

    Desa Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantrenb. Untuk mengetahui status imunisasi TT 3 dan TT 4 sesudah dilakukan penyuluhan di

    Desa Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantrenc. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum dilakukan penyuluhan di Desa

    Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantrend. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sesudah dilakukan penyuluhan di Desa

    Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantrene. Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan WUS di

    desa Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantren

    D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritis

    a. Bagi Ilmu PengetahuanDiharapkan dapat mendapatkan suatu informasi yang bermanfaat bagi perkembanganilmu pengetahuan.

    b. Bagi peneliti selanjutnyaDapat dijadikan sebagai acuan penelitian lebih lanjut mengenai imunisasi TT 5 dosis .

    2. Manfaat Praktisi

  • a. Bagi kaderDapat digunakan sebagai bahan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkanpengetahuan masyarakat

    b. Bagi Wanita Usia SuburMembantu memberikan informasi yang benar sehingga mampu mengambil keputusanyang tepat demi kesehatan wanita usia subur dan bayi di masa depan.

    c. Bagi InstitusiSebagai masukan untuk meningkatkan cakupan imunisasi TT sehingga mampumelaksanakan program MNTE di wilayah Puskesmas Buluspesantren I

    E. Keaslian PenelitianPenelitian dengan judul Pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan

    dan status imunisasi TT 3 ke TT 4 pada wanita usia subur di Desa Banjur MukadanKecamatan Buluspesantren , belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun penelitiandengan topik yang sama pernah dilakukan, penelitian tersebut antara lain:

    1. Penelitian oleh Lestari (2008), mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhanjadwal imunisasi dasar di wilayah kerja Puskesmas Karanggayam. Penelitian inimenggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif non eksperimental dengansubyek penelitian ibu-ibu yang mempunyai anak usia balita dan yangmengimunisasikan anaknya. Penelitian yang akan dilakukan peneliti mempunyaikesamaan dalam imunisasi, namun terdapat perbedaan dalam hal metode penelitian,fokus penelitian ,tujuan penelitian, tempat penelitian, instrumen penelitian.

    2. Penelitian oleh Khalimah (2011) dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhistatus imunisasi TT di desa Karang Kembang, Kecamatan Alian.Metode penelitian ini adalah survei deskriptif korelasi yaitu suatu metode penelitianuntuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status imunisasi TT padaWUS di desa Karang Kembang Kecamatan Alian. Rancangan yang dipakai yaitudengan cross sectionalKesamaanya yaitu pada faktor untuk meningkatkan status imunisasi TT 5 dosis danperbedaanya peneliti menggunakan jenis penelitian pre experimental dengan

  • pendekatan one group pre test dan post test design menfokuskan pada upayapeningkatan pengetahuan WUS melalui penyuluhan sehingga meningkatkan statusimunisasi TT khususnya TT 3 ke TT 4.

    BAB II

    TINJAUAN TEORI

    A. Landasan Teori1. Imunisasi Tetanus Toksoid

    a. Imunisasi

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktifterhadap suatu penyakit sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut,tidakakan sakit atau sakit ringan( Depkes RI, 2005). Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan padapenyakit infeksi pada bayi, anak, maupun orang dewasa (Oswari, 2004). Imunisasimerupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agarmerangsang antibody keluar sehingga tubuh dapat resistan terhadap penyakit tertentu(Proverawati,Atikah dan Citra, 2010). Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwaimunisasi merupakan upaya mencegah penyakit tertentu dengan cara pemberian vaksinatau antigen tertentu pada bayi, anak, maupun orang dewasa untuk pembentukankekebalan secara aktif dari suatu antigen tersebut, walaupun jika terjadi infeksi makatidak berakibat fatal.

    b. TetanusTetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh clostridium tetani yang

    menghasilkan neurotoksin. Tetanus neonatorum adalah tetanus yang terjadi pada bayibaru lahir (umur 0 28 hr) ,biasanya terjadi karena kontaminasi kuman pada saatpemotongan tali pusat.Dalam Program Eliminasi Tetanus neonatorum dikenal 3bersih yaitu bersih alas dan tempat tidur,bersih alat potong tali pusat dan bersihperawatan tali pusat. Gejala awal adalah kaku otot pada rahang dan leher, kesulitanmenelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Pada bayi juga ada gejala berhenti

  • menetek (sucking). Gejala berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadikaku. Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang, pneumonia, dan infeksilain yang dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 2007). Gejala yang khas adalahkejang rangsang atau kejang spontan, muka tampak menyeringai (risus sardenikus),pada bayi mulut terkancing ( trismus). Kejang-kejang secara cepat merambat ke ototperut, lengan atas dan paha (Depkes RI, 2003).

    Periode inkubasi tetanus terjadi dalam waktu 3-14 hari dengan gejala yang mulaitimbul di hari ketujuh

    c. Imunisasi Tetanus ToksoidImunisasi tetanus toksoid adalah imunisasi untuk pemberian kekebalan aktif

    terhadap tetanus (Depkes RI, 2005). Vaksin tetanus yaitu toksin kuman tetanus yangtelah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Deswita, 2005).

    d. Manfaat Imunisasi TTMelindungi bayi yang baru lahir dari tetanus neonatorum. Imunisasi ini juga

    memberikan efek pada ibu untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit tetanus (Depkes RI, 2009).

    e. Efek Samping Imunisasi TTEfek samping bersifat ringan, gejala seperti lemas dan kemerahan pada lokasi

    suntikan yang bersifat sementara, juga bisa terjadi demam. ( Depkes RI, 2005).f. Kontra Indikasi Imunisasi TT

    Vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontra indikasi dalampemberiannya, namun hendaknya jangan diberikan pada kondisi : WUS dengan reaksiberat terhadap TT sebelumya dan WUS dengan panas tinggi dan sakit berat (DepkesRI, 2009).

    g. Pemberian Imunisasi TTImunisasi TT diberikan pada lengan kiri atas dengan dosis 0,5cc diinjeksikan

    intramuskuler (Depkes RI, 2009). Saat ini diharapkan semua wanita usia 15 39 tahuntelah mendapatkan imunisasi tetanus minimal 5 kali, sehingga memiliki daya telahmendapat perlindungan terhadap tetanus seumur hidup. Dengan demikian maka bayiyang akan dikandungnya kelak akan terlindung dari penyakit tetanus neonatorum yangmematikan (Markum, 2002)

  • h. Jadwal Imunisasi TTProgram imunisasi mengharuskan seorang Wanita Usia Subur (WUS) minimal

    mendapat vaksin tetanus toksoid sebanyak lima kali. Dengan demikian setiap wanitausia subur (WUS) telah mendapat perlindungan untuk bayi yang akan dilahirkannyaterhadap bahaya tetanus neonatorum (Ranuh dkk, 2008).Berikut tabel jadwal imunisasi beserta lama perlindungannya

    Tabel 2.1 Jadwal Pemberian Imunisasi pada WUS

    Imunisasi PemberianImunisasi

    SelangWaktuPemberianMinimal

    MasaPerlindungan

    Dosis

    TT WUS TT1 - - 0,5 ccTT WUS TT2 4 minggu

    setelah TT 13 tahun 0,5 cc

    TT WUS TT3 6 bulansetelah TT2

    5 tahun 0,5 cc

    TT WUS TT4 1 tahunsetelah TT3

    10 tahun 0,5 cc

    TT WUS TT5 1 tahunsetelah TT4

    25 tahun 0,5 cc

    Keterangan jadwal imunisasi imunisasi TT 5 dosis

    TT1 : merupakan jadwal awal bagi pelaksanaan imunisasi TT. Bisa dihitung mulaidari imunisasi saat bayi yaitu DPT, anak sekolah saat pelaksanaan BIAS dan padasaat imunisasi calon pengantin. Ini merupakan langkah awal untukmengembangkan kekebalan tubuh terhadap infeksi.

    TT2 : Jadwal penyuntikan yang kedua dilaksanakan minimal 4 minggu setelahpenyuntikan yang pertama. Hal ini untuk menyempurnakan kekebalan.

  • TT3 : Dilakukan penyuntikan yang ketiga setelah 6 bulan dari penyuntikan TT2.Dimaksudkan untuk menguatkan kekebalan.

    TT4 : Dilakukan penyuntikan ulangan bila jaraknya minimal sudah mencapi 1tahun dari TT3. Ini untuk menguatkan kekebalan.

    TT5 : Diberikan bila sudah mencapai jarak minimal 1 tahun dari penyuntikanTT4. Diharapkan bila sudah mencapai TT5 maka WUS akan mendapatkankekebalan tubuh selama 25 tahun (Depkes RI, 2009).

    Pencatatan imunisasi ini berdasarkan screening awal pada masing-masing wanitausia subur. Bisa dimulai saat bayi, sekolah dasar atau dilakukan saat imunisasicalon pengantinjika masih ada catatan atau register imunisasi yang telahdidapatkan. Cakupan minimal secara nasional untuk TT 5 dosis adalah 80% darijumlah seluruh sasaran. Metode untuk menentukan status TT seorang WUSberdasarkan dari beberapa teori, antara lain ada dalam tabel berikut:

    Tabel 2. 2 Penilaian Status Imunisasi TTBerdasarkan UCI dan BIAS

    Th lahir 1976 1984 1990 1998 2001

    Bayi DPT 3x DPT 3x DPT 3x DPT 3x DPT3x

    BIAS DT kelas1 2x

    TT kelas6 2x

    DTkelas 12xTTkelas 62x

    DT DTkelas 1 kelas1x 11xTT TTkelas 2 kelas1x 21xTT TTkelas 3 kelas1x 31xTTkelas 41xTT

  • Bumil TT 2x/Hamil

    TT 2x/ TT 2x/ TT 2x/ TThamil hamil hamil 2x/

    hamil

    kelas 51xTTkelas 61x

    Catin TT 2x TT 2x TT 2x TT 2x

    StatusTTberdasarkanUCIdanBIAS

    Min T3 T4 T8 T5

    Tabel 2.3 Status TT Berdasarkan Catin & ANC Pada Ibu Hamil

  • Tahunlahir

    1976 1984 1990(UCInas)

    1998 2001

    Catin TT 2x TT 2x TT 2x TT2xBumil TT2x/

    hamilTT2x/hamil

    TT2x/hamil

    TT2x/hamil

    TT2x/hamil

    StatusTTberdasarkan catin&hamil 1

    T2 T3 T3 T3 T3

    Pelaksanaan imunisasi rutin di lapangan mencakup pelaksanaan diunit/pelayanan poskedes atau posyandu, puskesmas pembantu, sekolah harus dicatatdengan baik. Hasil dari rangkaian kegiatan tersebut dikenal dengan sebutan cakupanimunisasi. Cakupan imunisasi TT WUS adalah semua hasil pelaksanaan, pencatatandan pelaporan hasil imunisasi TT untuk WUS termasuk bumil dan calon pengantin.

    Pencatatan imunisasi ini berdasarkan screening awal pada masing-masing wanita

    usia subur. Bisa dimulai saat imunisasi bayi, sekolah dasar , imunisasi calonpengantin ataupun pada saat hamil . Cakupan minimal secara nasional untuk TT 5dosis adalah 80% dari jumlah seluruh sasaran (Depkes RI, 2003).

    i. Tempat Pelayanan Imunisasi

    Untuk mendapatkan imunisasi TT dapat dilakukan di Puskesmas, Puskesmaspembantu, Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Polindes, Posyandu, Rumah Sakit swasta,Dokter praktik, dan Bidan praktik. Tempat pelayanan milik pemerintah imunisasidiberikan dengan gratis (Depkes RI, 2005).

    j. Petugas KesehatanPetugas kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

    kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan

  • dibidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukanupaya kesehatan (Priharjo, 2008).

    k. Faktor faktor yang mempengaruhi status imunisasi

    1) UmurPenilaian status bisa dimulai pada saat bayi atau apabila tidak ada register yangmencatat riwayat sebelumnya maka dihitung mulai WUS berusia 15 tahun denganstatus TT 0

    2) BIAS di SD/MIApabila ada dokumentasi yang sah seperti kartu atau register pada petugaskesehatan maka imunisasi pada saat program BIAS bisa dihitung sebagaiimunisasi TT

    3) Status PerkawinanAdanya program imunisasi pada calon pengantin bisa dijadikan pedoman bahwaWUS dipastikan telah mendapatkan imunisasi TT

    4) Jumlah anakProgram imunisasi TT 1 dan TT 2 pada ibu hamil bisa dijadikan pedomanpenentuan status imunisasi TT WUS

    2. Pengetahuana. Pengertian

    Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan terjadisetelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaanitu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran,penciuman, rasa dan raba.

    Menurut Soekidjo Notoadmodjo (2007), pengetahuan dibagi menjadi enamtingkatan yang tercakup dalam domain kognitif yaitu :

    1) Tahu (know)Dapat diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya

    termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall)sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

  • telah diterima. Tahu (know) ini merupakan tingkatan pengetahuan yang palingrendah.

    2) Memahami (comprehension)Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

    benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materitersebut secara benar.

    3) Aplikasi (application )Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi dan kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapatdiartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus danmetode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    4) Analisis (analysis)Arti dari analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

    suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam strukturorganisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapatdilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan (membuat bagan),membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

    5) Sintesis (synthesis)Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian kepada suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis itu adalah kemampuan untuk menyusun formulasi barudari formulasi-formulasi yang ada, misalnya dapat menyusun, dapatmerencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadapsuatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.

    6) Evaluasi (evaluation)Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

    terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatukriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

    b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan.Faktor- faktor

    yang mempengaruhi pengetahuan menurut SoekidjoNotoadmodjo (2007) adalah

  • 1) Tingkat pendidikanPendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadiperubahan perilaku positif yang meningkat.

    2) InformasiSeseorang yang mempunyai informasi yang lebih banyak akan mempunyaipengetahuan yang lebih luas. Informasi ini dapat diperoleh dari beberapa sumberantara lain Tv, radio, koran, kader, bidan, puskesmas dll.

    3) BudayaTingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhan yangmeliputi sikap dan kebudayaan.

    4) PengalamanPengalaman adalah sesuatu yang pernah dialami seseorang tentang sesuatu.

    3. Perilaku KesehatanPerilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan

    bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap, sikap adalah hanya suatukecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu obyek, dengan suatu carayang menyatakan adanya tanda-tanda untuk menyenangi obyek tersebut. Perilakukesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitandengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan.

    Beberapa teori yang telah dicoba untuk mengungkap determinan perilaku darianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,salah satunya adalah teori dari Lawrence Green.

    Dalam teorinya Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkatkesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,yakni faktor perilaku (Behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior causes).Perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:a. Faktor Predisposisi (Predisposising factor).

    Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilaib. Faktor-faktor pendukung (Enabling factor).

    Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, obat-obatan, dll.

  • c. Faktor-faktor pendorong (Reinforcing factor).Yang terwujud dalam siakp dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain,yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat ( SoekidjoNotoadmodjo, 2007).

    Bloom (1908) dalam Notoadmodjo 2003 membagi perilaku ke dalam 3 domain(ranah/kawasan) yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah pendidikan, dan untukkepentingan pengukuran hasil pendidikan, ketiga domain ini diukur dari:

    1. Pengetahuan

    Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orangmelakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melaluipanca indera manusia, yaitu: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaandan perabaan. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui penglihatandan pendengaran. Pengetahuan merupakan dasar untuk terbentuknya tindakanseseorang (Notoadmodjo, 2003).

    Menurut Notoadmodjo (2003) bahwa sebelum orang mengadopsi perilakubaru dalam diri seseorang terjadi proses berurutan , yakni :a. Awarrenes (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

    terlebih dahulu terhadap stimulus.b. Interest (merasa tertarik) terhadap objek atau stimulus.c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

    bagi dirinya.d. Trial (mencoba) yaitu mulai mencoba perilaku baru.e. Adaption (beradaptasi) dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

    pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

    terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang dicakup di dalam domainkognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:a. Tahu (know)

  • Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

    (recall)terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari.

    b. MemahamiMemahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentangobyek diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

    c. AplikasiAplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telahdipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

    d. AnalisisAnalisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasitersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapatdilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan,membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya)

    e. SintetisSintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan ataumenghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi barudari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapatmerencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan.

    f. Evaluasi

    Evaluasi ini berkaitan erat dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi ataupenilaian terhadap suatu materi (Notoadmodjo, 2003)

    Peranan ibu rumah tangga yang biasanya paling tanggap terhadap masalahkesehatan dan menentukan keputusan dalam mengatasi gangguan, dalamkeluarganya. Karena itu sangat penting, maka usaha untuk meningkatkanpengetahuan dan kesadaran ibu rumah tangga ke arah konsep mandiri dalamkesehatan keluarga. Karena itu peningkatan pengetahuan dan kemampuan merekadiarahkan untuk:a. Mengenal resiko utama kesehatan keluarga.

  • b. Mencegah cara untuk mencegah atau mengatasinya.c. Mengetahui cara untuk mencari pertolongan medik jika diperlukan.d. Ibu menjadi partner untuk mensukseskan program imunisasi baik imunisasi dasar

    bagi bayi maupun imunisasi TT pada WUS

    2. Pendidikan

    Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasanabelajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkandirinya untuk memiliki karakter spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan dirinya, masyarakat dan negara(Depdiknas, 2003).

    Pendidikan adalah proses di mana semua kemampuan manusia (bakat dankemampuan yang diperoleh) yang dapat dipengaruhi oleh pembiasaan,disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik melalui sarana yang secaraartistik dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinyasendiri mencapai tujuan yang ditetapkan yaitu kebiasaan yang baik (Adleer, 2011).

    Dari berbagai pandangan di atas dapat dilihat bahwa definisi tersebut dapatdibuktikan kebenarannya. Terutama menyangkut permasalahan hidup manusia,dengan kemampuan-kemampuan asli dan yang diperoleh atau tentang bagaimanaproses mempengaruhi perkembangannya harus dilakukan. Suatu pandangan ataupengertian tentang hal-hal yang berkaitan dengan obyek pembahasan menjadi poladasar yang memberi corak berpikir ahli pikir yang bersangkutan. Bahkan arahnyapundapat dikenali juga. Pendidikan juga merupakan proses pengoperasian secara urutmengenai pengetahuan, ide-ide, opini-opini dari satu pihak ke pihak lain yangmenyebabkan seseorang baik perilaku dalam berpikir, sikap mental, maupun nilai-nilai maka yang demikian diharapkan semakin tinggi pendidikan masyarakat makaakan semakin mudah untuk mengubah tingkah lakunya.

    3. Pekerjaan

    Adalah sesuatu yang dikeluarkan oleh seseorang sebagi profesi, sengajadilakukan untuk mendapatkan penghasilan. Kerja adalah energi untuk kegiatan yang

  • dibutuhkan oleh seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Faktor ekonomi seringmemaksa seorang wanita turut mencari nafkah di luar rumah. Banyak wanita yangmemilih untuk mengkombinasi karir dengan mengasuh anak. Tuntutan dunia modernseringkali membutuhkan wanita kembali bekerja setelah mempunyai bayi untukmendapatkan tambahan penghasilan. Banyak keluarga yang tidak mampu mengatasimasalah finansial tanpa tambahan pendapatan (Henderson, 2006).

    Orientasi manusia dalam bekerja:a. Orientasi ekonomi (instrumental), pekerja memandang pekerjaan dari sudut uang

    yang didapat.b. Orientasi sosial (relasional), pekerjaan sebagai suatu lingkungan sosial yang

    didominasi oleh hubungan interpersonal /loyalitas personalc. Orientasi psikologis (personal), pekerja mengembangkan diri dan memenuhi

    kebutuhannya dari pekerjaan yang dilakukan.

    Alasan mencari tempat berdasarkan faktor pengaruh tentang kerja:

    a. Pengaruh situasionalHal yang kini dihadapi (dialami) oleh manusia, misal: usia, status, penghasilan,pekerjaan sekarang.

    b. Pengalaman masa laluSegala macam yang pernah dialami oleh manusia dari dulu sampai sekarang,misal: pekerjan di masa lalu, riwayat pendidikan, latar belakang keluarga(Benneth, 2011).

    4. Jarak rumah

    Metode pengobatan yang memiliki ketergantungan yang besar pada fasilitaspelayanan akan sulit dilanjutkan apabila pasien tidak mempunyai kemampuan untukmenjangkau fasilitas pelayanan tertentu. Oleh karena itu, pasien juga harusdiinformasikan beberapa metode alternatif (tidak tergantung dengan fasilitaspelayanan misalnya penyediaan toko obat, apotik desa, polindes) yang merupakanperpanjangan tangan puskesmas (Saifudin, 2003). Hal yang harus diperhatikan adalah

  • kemudahan untuk mendapatkan pelayanan dan pengobatan serta keterjangkauanbiaya yang harus dikeluarkan untuk suatu prosedur pengobatan agar fungsi pelayanankesehatan dan sosial menjadi berimbang (Saifuddin, 2003).

    4. Wanita Usia Subur (WUS)WUS pada Program Imunisasi adalah wanita usia subur dengan umur 15- 39 tahun

    (Depkes RI, 2003). Menurut Sarlina (2009) adalah wanita yang organ reproduksinyaberfungsi dengan baik antara umur 20 sampai 45 tahun. Wanita Usia Subur (WUS)adalah wanita pada masa atau periode dimana dapat mengalami proses reproduksi.Ditandai masih mengalami menstruasi (umur 15-45 tahun). Dari definisi diatas dapatdiketahui bahwa wanita usia subur yang menjadi sasaran Imunisasi TT WUS adalahwanita dengan usia 15 sampai 39 tahun.

    5. Penyuluhan

    a. PengertianPenyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

    menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang adahubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagaikegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapaisuatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secarakeseluruhan ingin hidup.

    b. TujuanTujuan penyuluhan adalah:1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, masyarakat dalam membina

    dan memelihara hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalamupaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

    2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga kelompok, dan masyarakatyang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental, dan sosial sehinggadapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

  • 3) Menurut WHO tujuan penyuluhan adalah untuk merubah perilaku perseorangandan atau masyarakat dalam bidang kesehatan.

    c. Faktor-Faktor keberhasilan penyuluhanFaktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan

    penyuluhan kesehatan adalah:1) Tingkat Pendidikan

    Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasibaru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkatpendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya.

    2) Tingkat Sosial EkonomiSemakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam

    menerima informasi baru.3) Adat Istiadat

    Pengaruh adat istiadat dalam menerima informasi merupakan hal yang tidakdapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai adat istiadat

    4) Kepercayaan masyarakatMasyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-

    orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbulkepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

    5) Ketersediaan Waktu di MasyarakatWaktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas

    masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

    d. Metode Penyuluhan

    Metode yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatanadalah:1) Metode Ceramah

    Suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,pengertian ataupesan secara lisan kepada sekelompok sasaran hingga memperoleh informasitentang kesehatan.

    2) Metode Diskusi Kelompok

  • Penyuluhan Pengetahuan Status Imunisasi

    Pembicaraan yang direncanakan dan telah di persiapkan tentang suatu topikpembicaraan diantara 5-20 peserta dengan seorang pemimpin diskusi yang telahditunjuk.

    3) Metode PanelPembicaraan yang telah direncanakan didepan pengunjung atau peserta tentang

    sebuah topik, dilakukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang pemimpin.4) Metode Bermain Peran

    Memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakanlatihan, dilakukan oleh 2 orang atau lebih

    5) Metode SeminarSuatu cara dimana suatu kelompok orang berkumpul untuk membahas suatu

    masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bimbingannya.

    B. Kerangka Teori

    Faktor Yang Mempengaruhi1) Pendidikan.2) Informasi3) Budaya4) Pengalaman

    Faktor Yang Mempengaruhi1) Umur2) Program BIAS3) Jumlah Anak4) Status Pernikahan5) Jumlah Anak

    Bagan 2.1 Kerangka Teori

  • (Notoadmodjo, 2003 dan Depkes RI, 2010)

    C. Kerangka Konsep

    Penyuluhan

    Sebelum penelitian Setelah penelitian

    Pengetahuan

    Status Imunisasi

    Pengetahuan

    Status Imunisasi

  • Bagan 2.2 Kerangka konsep

    Keterangan:

    : Variabel yang diteliti

    D. Hipotesis

    Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian(Sugiono, 2007). Hipotesis dibedakan menjadi dua yaitu

    1.Hipotesis nihil atau hipotesis (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanyahubungan antar variabel.

    2. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanyahubungan antar variabel (Sugiono, 2007).

    Ha: Ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan danstatus imunisasi TT 3 ke TT 4 pada wanita usia subur di Desa BanjurMukadan Kecamatan Buluspesantren.

    Ho: Tidak ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuandan status imunisasi TT 3 ke TT 4 pada wanita usia subur di DesaBanjur Mukadan Kecamatan Buluspesantren.

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Metode PenelitianJenis penelitian ini adalah

    pre experiment dengan one group pre test dan post test design .Dilakukan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen denganmelakukan

    pre test dan post test design dengan pola 0 1 X 02 . Didalam design ini observasidilakukan sebanyak 2 kali sebelum

    treatment dan setelah treatment. Observasi yangdilakukan sebelum experiment (0 1) disebut pre-test, dan observasi sesudah experiment (02)disebut post-test. Perbedaan antara 0 1 dan 02 yakni 02-0 1 merupakan efek dari treatment(Basirun, 2009)

    Table 3.1 design penelitian

    pre test perlakuan post test

  • 0 1 X 02

    B. Polulasi dan Sampel Penelitian1. Populasi

    Populasi menurut Arikunto (2003) adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasipenelitian ini adalah seluruh wanita usia subur di Desa Banjur Mukadan dengan status TT3 yaitu 79 orang.

    2. SampelSampel menurut Arikunto (2003) adalah sebagian atau wakil populasi yang

    diteliti. Penelitian ini menggunakan total sampel jenuh dimana seluruh populasidigunakan sebagai sampel,yaitu sejumlah 79 orang.

    Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi penelitian ini adalah :

    a. Kriteria inklusi :1) Bersedia menjadi responden2) WUS yang berdomisili di desa Banjur Mukadan yang telah memperoleh TT 3

    lebih dari 1 tahun yang lalu.3) Tercatat dalam buku register atau dalam kartu TT4) Hadir pada saat penelitian.

    b. Kriteria eksklusi :1) Tidak hadir pada saat penyuluhan2) Kontra indikasi terhadap imunisasi TT

    C. Variabel Penelitian

    Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk di amati sebagai atributdari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnyadalam kelompok itu (Sugiyono, 2006) dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu:

  • 1. Variabel bebas (Independent variable) adalah variabel yang menjadi sebab timbulnyaatau berubahnya variabel terikat (dependent variable) dengan kata lain variabel yangmempengaruhi (Sugiyono, 2006). Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitupenyuluhan di Desa Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantren

    2. Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang di pengaruhi atau menjadiakibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2006). Didalam penelitian ini variabelterikatnya adalah peningkatan pengetahuan dan status imunisasi tetanus toksoid padawanita usia subur di Desa Banjur Mukadan Kecamatan Buluspesantren.

    D. Definisi Operasional

    Tabel 3.1: Identifikasi variabel, definisi operasional , cara ukur dan skala Pengukuran

    Variabel Definisi Cara Ukur Hasil Ukur SkalaPenyuluhan Kegiatan

    pemberianinformasi tentangimunisasi tetanustoksoid

    Dilakukandengan metodeCeramah dandiskusi denganinstrument SAP

    - -

    Pengetahuan Adalah Tingkatkemampuan WUSdalam menj awabpertanyaan yangdiberikanmengenaipengertian, tujuan,sasaran, jadwal,metode pemberianimunisasi, tempatpelayananimunisasi, efekimunisasai TT.

    Pengetahuandiukur denganmenggunakanmetode angketdenganinstrumenkuesionerdenganjawabanpilihan gandaSkor :0 :jika jawaban

    Salah1 :jika jawaban

    benar

    DikategorikanBerdasar jumlahjawaban benar:0: Kurang bilaJawaban benarKurang dari 60%dari 15 soal( < 9 soal)1: Cukup bilaJawaban benarantara 60% -75%dari 15soal(9 11 soal)2: Baik bilaJawaban benarLebih dari 75 %

    Ordinal

  • Dari 15 soal(> 11 soal)

    StatusimunisasiTT 3 danTT 4

    Adalah jumlahimunisasi TTyang pernahditerima /pernahdialami olehseorang WUSsampai denganpada saatpenelitian inidilakukan yaitu3 kali untuk TT3dan 4 kali untukTT4

    Menggunakanmetodeobservasidokumendengan kartuimunisasiTT/registerimunisasi TT

    Dikelompokanmenjadi 2:0 : status TTtidak meningkat1: status TTmeningkat

    Nominal

    E. Instrumen PenelitianDalam menyusun instrumen penelitian atau alat bantu ukur penelitian hendaknya

    memahami metode dan jenis instrumen yang akan digunakan, apakah akan menggunakanangket, daftar periksa, lembar observasi atau instrumen lainnya (Azis, 2007). Dalampenelitian ini penulis menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang dibuat olehpeneliti. Peneliti menentukan sampel sejumlah 79,dimana seluruh populasi diikutkan dalampenelitian. Setelah itu peneliti melakukan pre test. Kemudian dilakukan penyuluhan selama1 x 40 menit dan dilakukan post test, setelah 10 menit dilakukan penyuluhan. Alat ukur yangdigunakan untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan dalam bentuk kuesionerdengan pilihan ganda yang terdiri dari 15 butir pertanyaan dengan perincian sebagai berikut :1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    Pengertian imunisasi dan imunisasi TTPenyakit tetanusPemberian Imunisasi TTManfaat imunisasi TTCara pemberian imunisasi TTEfek setelah penyuntikanFasilitas imunsasi TTJadwal Imunisasi

    No. 1,2No. 3, 4No. 5,7No. 6-7No. 8,9,10No. 11

    No. 12No. 13, 14, 15

    F. Uji Validitas dan Reliabilitas

  • ^rxy

    Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang disiapkanbenar-benar mengukur apa yang akan diukur (validitas) dan untuk mengetahui tingkatkehandalan atau ketepatan hasil pengukuran atau ketetapan hasil pengukuran yang dilakukan(reliabilitas).

    1. Uji validitasUji validitas dilaksanakan di desa Indrosari dengan jumlah responden sebanyak 20responden. Dari 15 soal yang digunakan untuk menguji pengetahuan imunisasi TTsemuanya berkorelasi signifikan dengan skor total (dinyatakan valid) karenasignifikansinya (

  • k^-(k 1)

    1,IL 11 I

    st

    2

    s2i ^^^^JYi

    Keterangan:K = mean kuadrat antara subyek

    ^

    2si= mean kuadrat kesalahan

    st= varians total2

    Dari 15 pertanyaan kuesioner semuanya dinyatakan reliabel. Berdasarkan output

    SPSS dapat dilihat bahwa untuk mengukur pengetahuan imunisasi TT, instrumen

    memiliki tingkat konsistensi yang sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai Cronbachs

    Alpha sebesar 0,918 sesuai ketentuan Riwidikdo yang mensyaratkan instrumen dikatakan

    reliabel jika nilai alpha > 0.7

    G. Teknik Pengumpulan DataAlat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan dalam

    bentuk kuesioner yang diadopsi dari buku-buku sumber tentang imunisasi tetanus toksoid.Peneliti menentukan sampel sejumlah 79 orang. Semua sampel diundang pada hari yangtelah direncanakan. Sebelum penyuluhan peneliti melakukan pre test. Kemudian dilakukanpenyuluhan selama 1 x 40 menit dan dilakukan post test setelah 10 menit dilakukanpenyuluhan. Seminggu kemudian petugas Puskesmas mengadakan penyuntikan imunisasiTT.

    H. Pengolahan Data dan Analisa1. Pengolahan Data

    I. Editing

    Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh responden.

  • 2(f

    o fh )x 2 = fh

    II. KodingKoding adalah mengklarifikasi jawaban jawaban dari para responden ke dalamkategori-kategori.

    III. TabulatingPekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban jawaban yang sudahdiberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan ke dalam tabel.

    2. Analisa DataLangkah terakhir dari suatu penelitian adalah melakukan analisa data. Analisa

    data dilakukan secara bertahap dan dilakukan melalui proses komputerisasi.

    a. Analisis UnivariatAnalisa univariat (deskriptif) digunakan untuk menjelaskan atau

    mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Khususnyaberupa distribusi frekuensi dan presentase dari variabel tingkat pengetahuan tentangimunisasi tetanus toksoid dan status imunisasi tetanus toksoid

    b. Analisis BivariatPada analisis bivariat ini dilakukan uji statistik pada variabel yang saling

    berhubungan, statistik korelasi yang digunakan adalah korelasi chi square . Korelasi

    chi square digunakan untuk data diskrit nominal dan ordinal.Uji ini untukmengetahui pengaruh pengetahuan terhadap status TT WUS

    Keterangan:

    x 2

    = chi square.

  • fo = frekuensi yang diperoleh dari hasil pengamatan sampel.fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan danuntuk menentukan apakah Ho atau Ha yang diterima dengan cara melihat nilaip. jika nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

    Sedangkan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudahpenyuluhan statistik yang digunakan adalah paired t test, uji rancangan ini digunakanuntuk membandingkan rata-rata nilai pre test dan post test

    dari suatu sampel yangberhubungan.Rumus:

    Keterangan:

    = rata-rata dari beda antara nilaiSd= simpangan baku dari dn= banyaknya sampel

    = t test pairedd= selisih antara nilai

    Selanjutnyapengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan dan status imunisasi tetanustoksoid pada wanita usia subur di Desa Banjur Mukadan KecamatanBuluspesantren.`

    I. Etika Penelitian

    Sebelum melakukan penelitian, responden terlebih dahulu diminta untukmenandatangani lembar kesediaan untuk menjadi responden penelitian tanpa paksaandari pihak manapun. Peneliti tetap menjaga kerahasiaan jawaban yang akan diberikanresponden terhadap semua komponen pertanyaan yang telah tersedia dalam lembarkuesioner.

    pre test dan post test

    pre test dan post test (Riwidigdo, 2007).jika nilai p < 0,05 maka Ho ditolak, dan Ha diterima artinya ada

    J. Kelemahan dan Kesulitan Penelitian

  • 1. Kelemahan penelitianDari total sample sebanyak 79 orang yang hadir pada saat penelitian hanya 30 orang,danpada saat penyuntikan ada 2 orang yang sakit (kontra indikasi ) sehingga jumlah sampeltotal 28 orang, hal ini disebabkan karena mobilitas penduduk yang tinggi di desa BanjurMukadan dan adanya kebiasaan untuk pergi merantau setelah WUS lulus SLTA untukmencari pekerjaan.Karena keterbatasan waktu dan biaya sehingga peneliti tidak bisamelaksanakan penelitian sesuai jumlah sample yang ditentukan.Tidak adanya batas maksimal penyuntikan TT 3 ke TT 4 sehingga menyamarkan hasilpenelitian

    2. Kesulitan penelitianAda sebagian WUS yang tidak hadir saat penelitian walaupun sudah disebarkanundangan resmi dan pengumuman oleh perangkat desa dan kader kesehatan.

    Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8Page 9Page 10Page 11Page 12Page 13Page 14Page 15Page 16Page 17Page 18Page 19Page 20Page 21Page 22Page 23Page 24Page 25Page 26Page 27Page 28Page 29Page 30Page 31