Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan...

14

Transcript of Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan...

Page 1: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.
Page 2: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Journal Idea Of HistoryJurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu BudayaUniversitas Halu Oleo

Penanggung JawabDekan Fakultas Ilmu Budaya UHO

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah

Pimpinan Redaksi Dr. Aslim, M.Hum.

Pelaksana RedaksiDra. Aswati M, M.Hum

Sarman, S.Pd.,M.Pd Sri Damayanti Djafar, S.Pd.,M.Pd

Suharni Suddin, S.Pd.,M.Pd.Hasni Hasan, S.Pd., M.Si.

Evang Asmawati, S.Pd, M.Hum.Nasihin, S.S., M.A.

Khabiirun, S.Sos, M.Sos.

Mitra Bestari Dr. Rifai Nur, M.Hum

Dr. La Ode Ali Basri, M.Hum

Penyunting: Sarman, S.Pd.,M.Pd

Faika Burhan, S.S., M.A.

Desain Grafis: Masrin, S.IP., MAP.

Basrin Melamba, S.Pd.,MA

Alamat RedaksiJurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo

JL. H.E.A Mokodompit Kendari

Page 3: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

DAFTAR ISI

SEJARAH GEREJA KRISTEN PROTESTAN

DI KOTA KENDARI (1928-2016)…………………………………………. 1-6

Robin Hood Adam

Aswati Mukadas

EKSISTENSI SENI TARI MODERO PADA MASYARAKAT MUNA

DI DESA LASUNAPA KECAMATAN DURUKA

KABUPATEN MUNA TAHUN 1946-2016………………………………….. 7-16

Wa Rina

Aslim

PENERAPAN PROGRAM POLITIK ETIS DI DISTRIK KATOBU

ONDERAFDEELING MUNA (1910-1942)…………………………………. 17-24

Rosi Aprilani

Hayari

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT NELAYAN

DI DESA TAPI-TAPI KECAMATAN MAROBO

KABUPATEN MUNA (1995-2016)…………………………………………. . 25-30

Meldy Aswanto

Rifai Nur

PERANAN PEREMPUAN DALAM MENINGKATKAN EKONOMI

KELUARGA DI KECAMATAN KALEDUPA TAHUN 1950-2016……....... 31-40

Murniyati

Faika Burhan

MIGRASI ORANG PATTAE MANDAR KE DESA PEATOA

KECAMATAN LOEA KABUPATEN KOLAKA TIMUR (1980-2016)…….... 41-48

Ni’Mah

Ali Hadara

SEJARAH PENGOBATAN TRADISIONAL ORANG BUTON

DI KECAMATAN BATUPOARO KOTA BAUBAU (19862016)…………...... 49-62

Wa Ode Lilis Wahid

La Ode Ali Basri

MAKNA SIMBOLIK DALAM PERKAWINAN ANGKA MATA

PADA MASYARAKAT MUNA………………………………………………… 63-72

Sitti Hermina

SEJARAH OBYEK WISATA PANTAI MEMBUKU

DI DESA KADACUA KECAMATAN KULISUSU

KABUPATEN BUTON UTARA (1994-2016)……………………………. 73-81

Harsina

Sarman

Page 4: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

7

Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016

Oleh:

Wa Rina

Aslim

Abstrak

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk (a) mengungkapkan perkembangan tari Modero di Desa

Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna, (b) mendeskripsikan pelaksanaan tari Modero, dan

(c) menunjukkan perubahan tari Modero dalam periode 1946–2016 di lingkungan Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah metode

penelitian sejarah. Tahapan-tahapan kerjanya meliputi heuristik sumber, verifikasi sumber,

interpretasi sumber, serta penulisan sejarah. Hasil interpretasi sumber menunjukkan fakta bahwa

pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten

Muna terjadi pada sekitar 1946. Adapun momen pertunjukan tari Modero adalah ketika

berlangsungnya upacara katoba, kakawi, kampua, dan kalempagi. Pakaian yang dikenakan para

penari Modero yang terdiri atas pria dan perempuan pada mulanya, yaitu baju sehari-hari dan

sarung bhia-bhia atau kambaea. Namun, belakangan hanya menggunakan baju sehari-hari saja.

Perubahan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten

Muna periode 1946–2016 tampak pada domain-domain: waktu pelaksanaan, tata cara, serta pakaian

para penari.

Kata-kata kunci: seni tari, upacara adat, perkembangan.

I. PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentuk dari beribu-ribu pulau. Masyarakat

yang mendiami pulau-pulau tersebut memiliki keanekaragaman suku bangsa dengan adat serta

bahasa daerah yang berbeda-beda. Masyarakat Indonesia juga memiliki adat istiadat tersendiri dan

kaya akan keanekaragaman budaya yang lahir dari kepribadian bangsanya sehingga

keanekaragaman adat istiadat tersebut dapat memperkaya khasanah budaya masyarakat Indonesia.

Setiap kebudayaan daerah merupakan bagian yang penting bagi kekayaan tradisi Indonesia.

Kebudayaan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Kebudayaan sebagai hasil dari

kreativitas manusia dijadikan sebagai milik diri manusia dan kemudian dijadikan sebagai pola

perilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, perubahan dan perkembangannya

banyak dipengaruhi oleh pertumbuhan dan perkembangan masyarakat pendukungnya. Salah satu

yang turut mempengaruhi perubahan dan perkembangannya tersebut adalah perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ini dapat mempengaruhi segala aspek

kehidupan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Perkembangan tersebut akan

memperlihatkan mampu tidaknya suatu kebudayaan bertahan dalam masyarakat yang bersangkutan.

Kesadaran untuk melestarikan nilai-nilai budaya sebagai warisan generasi banyak

dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan masyarakat. Pelestarian nilai-nilai budaya tersebut tentunya

dipengaruhi oleh berbagi faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaannya, sebagaimana

yang diatur dalam UUD 1945 pasal 32 ayat (1) disebutkan: “Negara memajukan kebudayaan

nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam

memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.

Pada masyarakat Muna di Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna misalnya,

tari Modero merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang masih dipertunjukkan. Tari Modero

Page 5: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

8

dilaksanakan pada waktu adanya upacara adat katoba (pengislaman), kakawi (perkawinan), kampua

(khitanan), dan kalempagi (pingitan). Seiring perkembangannya, tari Modero pada masyarakat

Muna menjadi tradisi yang dilaksanakan secara turun temurun hingga saat ini. Dengan demikian

seni tari Modero memiliki eksistensi sebagai tarian yang dikenal pada masyarakat Muna di Desa

Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna. Jenistari ini mempertahankan sifatnya yang asli

yaitu dengan menggunakan pantun sebagai ciri khasnya.

Seni tari Modero memiliki makna khusus. Hal itu dapat dilihat dari aspek gerak dan pantun

yang digunakan ketika pelaksanaannya. Makna yang terkandung dalam gerak tari Modero adalah

sebagai alat pemersatuan. Hal itu tercermin dari salah satu gerakannya yang berpegangan tangan

antara penari satu dengan penari lainnya. Bagi masyarakat Muna di Desa Lasunapa, berpegangan

tangan antara satu dengan yang lain melambangkan adanya persatuan antara keduanya. Gerak tari

Modero ini mampu mewakili pesan yang ingin disampaikan. Selain aspek gerak, dalam pertunjukan

tari Modero menggunakan juga pantun. Pantun itu memiliki arti dan fungsi, selain sebagai tanda

bermula dan berahirnya tari, juga menggambarkan tentang kekokohan persatuan masyarakat serta

kemampuan menyampaikan sesuatu dengan menggunakan bahasa asli daerah Muna.

Tari Modero sebagai seni budaya memiliki latar sejarah dan budaya yang luhur bagi

masyarakat Muna. Tari tersebut sudah selayaknya dilestarikan serta dikembangkan dalam rangka

memperkaya khasanah budaya bangsa. Tari Modero merupakan juga salah satu peninggalan budaya

Muna sehingga penting untuk menelitinya.

Modero merupakan tarian yang dilakukan tanpa iringan musik. Para penarinya terdiri atas

kelompok laki-laki dan kelompok perempuan. Ketika prosesi penarian menggunakan bahasa Muna

dalam bentuk kabhanti (pantun). Tari Modero hanya memiliki satu bentuk gerakan saja. Namun,

gerakan itu justru menjadi faktor keunikan dan keistimewaannya. Model gerakan tarian itu menarik

perhatian para penontonnya.

Sebagai salah satu fenomena kultural, eksistensi tari Modero dapat dikaji dengan

menggunakan teori pertumbuhan budaya yang dikemukakan oleh Arnold J. Toynbee. Toynbee

(Sutrisno, 2005) dalam melihat dan menentukan pola gerak sejarah membandingkannya dengan

proses dan perkembangan kebudayaan. Bahwasanya, kebudayaan adalah wujud dari kehidupan

suatu golongan seluruhnya dan pertumbuhan budaya melalui tingkatan-tingkatan seperti berikut.

Pertama, lahirnya kebudayaan. Suatu kebudayaan terjadi dan muncul karena adanya tantangan dan

jawaban (challenge and response) antara manusia dengan alam sekitar. Alam sebagai tempat

tinggal manusia, tidak selamanya akan memenuhi kebutuhan manusia. Manusia tidak akan

selamanya terlena akan kekayaan alam yang ada tanpa mengolah dan melestarikannya. Alam akan

memberikan tantangan kepada manusia untuk memberikan pengalaman hidup yang akan

berkembang menjadi suatu kebudayaan. Setelah alam memberi tantangan kepada manusia, manusia

pun memberi jawaban, maka lahirlah suatu kebudayaan. Alam yang memiliki kondisi yang baik

dapat mendukung lahirnya suatu kebudayaan yang setelah itu ditumbuhkembangkan oleh manusia

itu sendiri sebagai peradaban yang dapat memberikan nilai positif. Apabila kondisi alam tidak baik,

manusia tidak akan bisa mendirikan suatu kebudayaan yang nantinya menjadi sebuah peradaban.

Misalnya, di daerah yang terlalu dingin atau terlalu panas, kemungkinan untuk lahirnya sebuah

kebudayaan akan kecil karena alamnya tidak bersahabat. Maka dari itu, manusia sibuk

mempertahankan diri tanpa harus memperhatikan kelahiran kebudayaan yang dapat diwariskan

kepada anak cucunya.

Kedua, perkembangan kebudayaan. Toynbee mengemukakan bahwa selain dukungan

kondisi alam, perkembangan kebudayaan ditunjang pula oleh para pendukung kebudayaan tersebut.

Para pendukung kebudayaan itu adalah sekelompok manusia dalam entitas masyarakat. Kelompok

kecil (minority) masyarakat itu menciptakan suatu kebudayaan sebagai jawaban terhadap tantangan

alam. Lalu, ditiru oleh sebagian besar masyarakat (mayority). Suatu kebudayaan dikembangkan

Page 6: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

9

oleh segelintir warga kuat masyarakat. Kelompok kecil (minority) itu mengembangkan kebudayaan

dengan cara menyebarkannya kepada masyarakat sehingga masyarakat terpengaruh dengan

kebudayaan tersebut.

Menyimak pendapat Toynbee di atas, dapat disimpulkan bahwa gerak sejarah adalah ber-

bentuk hukum Fatum-Cyklus. Toynbee memperhatikan gerak sejarah dari proses hingga

perkembangannya. Demikian pula, Toynbee memperhatikan masalah waktu yang dibutuhkan suatu

kebudayaan untuk timbul dan berkembangnya.

Berdasarkan teori gerak sejarah yang dikemukakan oleh Toynbee di atas, tampak bahwa tari

Modero pada masyarakat Muna di Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna dimung-

kinkan oleh adanya gerak sejarah. Hal itu dapat dilihat dari awal muncul dan berkembangnya tari

Modero serta waktu pelaksanaan dan perubahan pakaian yang dikenakan oleh para penari.

Eksistensi tari Modero dapat juga dianalisis dengan menggunakan teori perubahan waktu.

Fernand Braudel menyebutkan bahwa sejarah adalah perubahan waktu. Braudel memahami waktu

dalam tiga kerangka, yaitu jangka pendek (short term), jangka menengah (mid term) dan jangka

panjang (long term). Sejarah pada suatu tempat dan komunitas terkait dengan ketiga konsep waktu

tersebut. Perubahan diukur bukan hanya dalam kaitannya dengan kesadaran tentang peristiwa yang

terdekat, melainkan juga dalam kaitannya dengan perubahan dalam kurun waktu yang lebih panjang

yang selalu terjadi tanpa memikirkan kesadaran tiap individu. Jika dikaitkan dengan waktu

kalender, short term berlangsung antara beberapa minggu, musim, sampai beberapa tahun, mid term

berlangsung sekitar 10-50 tahun, sedangkan long term berlangsung lebih lama, yakni sampai pada

beberapa abad.

Braudel lebih lanjut menjelaskan bahwa dalam sejarah wilayah laut tengah terdapat tiga

tingkatan waktu. Tingkatan pertama adalah tingkatan lingkungan. Pada tingkatan ini, perubahan

berjalan lambat tetapi pasti dan inilah waktu geografis. Tingkatan waktu yang kedua adalah

tingkatan sejarah kultural dan sosial, ini adalah waktu tentang kelompok, pengelompokan, dan

tentang peradaban. Tingkatan yang berlangsung dalam tingkatan ini jauh lebih cepat dari pada yang

berlangsung dalam tingkatan lingkungan. Tingkatan waktu yang ketiga adalah tingkatn waktu

peristiwa (history eventmentielle), ini adalah sejarah munusia dan individu (Lechte, 2001: 145).

Menurut perubahan pola siklus, masyarakat berkembang laksana perputaran sebuah roda:

kadang kala naik ke atas. Menurut Oswald Spengler, perubahan kebudayaan tumbuh dan

berkembang laksana perjalanan gelombang yang muncul mendadak dari perkembangan kehidupan

manusia. Valveredo Pareto melihat sirkulasi kekuasaan kaum elit yang hanya dapat bertahan dalam

jangka waktu tertentu saja untuk selanjutnya berubah dan diganti dengan kekuasaan baru (Sunarto,

2004: 211).

Teori tersebut dapat dikaitkan dengan gerak sejarah bahwa suatu peristiwa muncul, berkembang

dan mengalami perubahan, seperti halnya tari Modero yang seiring dengan perubahan waktu juga

mengalami perubahan. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan pola pikir masyarakat yang

telah mendapatkan pengaruh seiring dengan masuknya pengaruh kebudayaan baru. Pengaruh

tersebut terlihat dari perubahan seni tari Modero, baik dari segi pelaksanaannya, maupun dari segi

pakaian yang digunakan.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sejarah. Kuntowijoyo (2013:

69) mengemukakan ada lima tahapan metode sejarah yaitu: 1. pemilihan topik, 2. pengumpulan

sumber, 3. verifikasi sumber, 4. interpretasi: analisis dan sintesis, 5. Penulisan sejarah.

Page 7: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

10

2. PEMBAHASAN

2.1 Munculnya Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa Kecamatan

Duruka Kabupaten Muna

Pada 1946, tari Modero mulai masuk di Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten

Muna. Tari tersebut dibawa oleh Wa Ode Namu dan La Katoonde serta teman-temannya yang

merupakan pejuang kemerdekaan. Pada masa itu, tari Modero dilaksanakan di hutan dan belum

diketahui oleh masyarakat Muna pada umumnya. Seiring dengan perkembangan waktu, tari

Modero mulai diketahui oleh masyarakat Desa Lasunapa dan mulai dilaksanakan pada saat

pembukaan lahan baru untuk bertani, acara syukuran, dan setelah upacara-upacara adat seperti

kakawi (perkawinan), kampua (khitanan), kalempagi (pingitan), katoba (pengislaman). Hingga

saat ini tari Modero masih menjadi salah satu tarian yang dipertunjukkan oleh masyarakat Muna

di Desa Lasunapa pada acara-acara tertentu. Seni tari Modero dilasanakan pada setiap kegiatan

upacara-upacara adat dan bentuk penyajiannya sama yaitu dilaksanakan setelah kegiatan

upacara adat selesai yaitu dilaksanakan pada malam hari pada pukul 08.00 sampai selesai.

2.2 Proses Pelaksanaan Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kacamatan Duruka Kabupaten Muna

Pada masyarakat Muna, pelaksanaan tari Modero dipertunjukkan pada upacara katoba,

kakawi, kampua dan kalempagi. Hal itu berdasarkan hasil wawancara dengan seorang informan

yang menjelaskan bahwa: “Pelaksanaan seni tari Modero dipertunjukkan pada malam hari

sesudah upacara-upacara adat dan tari Modero dipertunjukkan di lapangan terbuka” (La Tani,

wawancara 13 Mei 2017). La Tani menjelaskan bahwa pakaian yang digunakan yaitu baju

sehari-hari dan sarung bhia-bhia atau sering disebut kambaea. Namun, dalam

perkembangannya, tari Modero hanya menggunakan baju sehari-hari baik itu penari perempuan

maupun penari laki-laki. Hal itu menunjukkan bahwa pertunjukan tari Modero tidak dilihat dari

segi kostumnya, tetapi dilihat dari segi gerakan dan bunyi pantun (kabhanti) yang dilontarkan

oleh penari Modero.

Tari yang berhubungan langsung dengan manusia merupakan suatu pendorong untuk

merumuskan nilai-nilai keindahan. Keterkaitan antara tari dan kehidupan manusia tidak dapat

dipisahkan karena keduanya saling mengisi bagi kehidupan manusia. Keberadaan tari yang

merupakan salah satu cabang dari seni memiliki arti tersendiri seperti halnya tari Modero.

Pelaksanaan tari Modero dalam upacara adat tersebut sudah menjadi tradisi turun-

temurun bagi masyarakat Muna di Desa Lasunapa Kecamatan Duruka. Pertunjukan tari Modero

dilaksanakan pada pukul 20.00 sampai selesai yang melibatkan seluruh anggota masyarakat

pendukungnya. Pada dasarnya setiap seni pertunjukan di lingkungan masyarakat tentunya

memililki bentuk pertunjukan yang berbeda. Pada tari Modero, sebelum pertunjukan, terlebih

dahulu diadakan persiapan, baik itu persiapan pribadi penari sendiri, kostum yang akan

digunakan dalam tarian tersebut, maupun tata rias yang akan digunakan dalam pertunjukan.

Tari Modero merupakan simbol yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk

menggambarkan rasa ekspresif masyarakat mengenai persatuan. Tarian tersebut disertai dengan

pantun-pantun. Adapun pantun yang digunakan dalam tari Modero yaitu:

a. Modero datumandaamodamolapasi tolau kamokulahi

Modero datumandamo palenda ko bhekadai

Kadai nongkodohomu dapopalenda mongkesa

Artinya:

Page 8: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

11

Mari kita main Modero untuk melepas hajatan orang tua

Mari kita main Modero, jangan ada pantun yang tidak baik

Pertengkaran harus dijauhkan, mari kita saling menyindir dengan baik

b. Aloma, aloma hae

Ane nonghondo kawu ngkaruku

Modero- Modero hae

Ane mpaie dangkolagu

Artinya:

Ini embun-embun apa

Kalau hanya membasahi rumput

Modero ini Modero apa

Kalaulah tidak mempunyai lagu

c. Ane ngkaruku noghodoe aloma

Sau bhalano tantumo dua

Ane mpaie tangkolagu

NtaModero sohae dua

Artinya:

Kalau rumput dibasahi embun

Kayu yang besar basahlah pula

Kalau kami tak ada lagu

Buatlah apa ikut Modero.

d. Aekulusimo okahitela

Gara ihino odhalangka

Ladhangka bela kakasunduno

Labihaku bela ngkoemu

Artinya:

Saya mengupas jagung

Padahal isinya tidak bagus

Laki-laki yang menyiksa

Lebih baik tidak usah

e. Awura bheka wekoro lawa

Nentanga sasa nerokalei

Basa-basangho salawa

Koana bhela nontipalei

Artinya:

Kulihat kucing di bawah tangga

Mengejar cicak di daun pisang

Bacakanlah shalawat

Agar tidak ada halangan

f. Aetisamo bhela ongkolope

Aforambae nebamalaka

Sasoka ntolao orope

Dobelo ngkahali maka

Artinya:

Kucoba menanam keladi

Kurambatkan di pohon jambu batu

Ketika sudah berharap

Susah untuk berpaling

Page 9: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

12

g. Afonimo te kanta

Apoghawangho La Mbolosi

Koem ntingo fentaa

Mewura membolosim

Artinya:

Jalan-jalan ke pasar

Kujumpa dengan La Mbolosi

Jangan banyak berharap

Berpindalah ke lain hati

h. Waina ngkomelili

Amate nolomponam

Dhunia dasumabara

Domate-mateanemu

Artinya:

Ibu jangan cari

Sudah lama aku meninggal

Hidup di dunia harus sabar

Kita berusaha mati-matian

i. Kaasi dhunia ini

Damate nsolahaeno

Bhara ohae tingkuno

Tanda kapombarahano

Artinya:

Kasihan dunia ini

Kita meninggal buat siapa

Entah apa sebabnya

Sehingga dia berpaling

j. Koemo merande-randea

Bunga kokambe-kambea

Bhara ohae tingkuno

Tanda kapombarahano

Artinya:

Jangan main-main

Bunga yang penuh kembang

Entah apa alasannya

Sehingga dia berpaling

(La Tani, 13 Mei 2017)

2.3 Eksistensi Pelaksanaan Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna

Menurut wawancara dengan salah seorang informan bahwa pelaksanaan tari Modero

untuk sekarang ini memiliki sedikit perubahan dengan tari Modero terdahulu. Perubahan

tersebut dilihat dari waktu pelaksanaan, tata cara pelaksanaannya serta pakaian yang digunakan.

Hal tersebut tergantung dari orang yang membutuhkan tarian ini atau bisa dikatakan bahwa

disesuaikan dengan perkembangan zaman. Namun dari segi adat dan tradisi tidak ada perubahan

signifikan. Tarian Modero tetap menempati fungsinya sebagai salah satu tarian yang dimiliki

Page 10: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

13

oleh masyarakat Muna di Desa Lasunapa yang dilaksanakan setelah acara pernikahan,

pengislaman, aqiqah, acara syukuran, dan lain-lain baik terdahulu maupun sekarang (La Dhima,

wawancara 14 Mei 2017).

Berikut tabel perubahan pelaksanaan tari Modero pada masyarakat Muna di Desa

Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna.

Tabel 4

Perubahan Pelaksanaan Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna pada 1946-2000 dan 2001-2016

NO 1946-2000 2001-2016

1 Tari Modero dilaksanakan di berbagai hajatan

upacara kampua (aqiqah), katoba

(pengislaman), kariya/kalempagi (pingitan)

kafonisino lambu (pembukaan rumah baru),

peresmian suatu tempat, festival, perayaan hari-

hari besar, pembukaan lahan baru, pesta panen,

serta penjemputan tamu agung.

Tari Modero dilaksanakan di

berbagai hajatan seperti kampua

(aqiqah), katoba (pengislaman),

kariya/kalempagi (pingitan) dan

acara syukuran.

2 Tari Modero dimulai oleh penari laki-laki yang

memasuki area pertunjukan, setelah mendengar

pantun yang dilontarkan kelompok penari laki-

laki, kelompok penari perempuan mulai masuk

dalam arena pertunjukan dengan kelompoknya

sambil berpegangan tangan dengan membalas

pantun yang telah dilontarkan pada penari laki-

laki.

Tari Modero dimulai dengan cara

langsung membentuk lingkaran,

penari laki-laki dan penari

perempuan tidak memiliki perantara

(tidak terpisah). Setelah lingkaran

tari Modero terbentuk, penari laki-

laki melontarkan pantun kepada

penari perempuan begitupun

sebaliknya.

3 Pakaian yang digunakan dalam tari Modero

adalah pakaian adat Muna yang

menggambarkan bahwa masyarakat setempat

memiliki adat yang kuat. Bagi perempuan, baju

yang dikenakan yaitu baju sehari-hari dan

sarung bhia-bhia atau kumbaea sedangkan

pakaian yang digunakan pada penari laki-laki

yaitu pakaian bebas rapi dan sopan.

Pakaian yang digunakan oleh penari

laki-laki dan penari perempuan yaitu

pakaian bebas rapi dan sopan

(La Dhima, wawancara 14 Mei 2017).

3. KESIMPULAN

1. Pada 1946 tari Modero mulai masuk di Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna

yang dibawa oleh Wa Ode Namu dan La Katoonde. Dalam perkembangannya, tari Modero

selalu dipentaskan pada saat pembukaan lahan baru untuk bertani, acara syukuran, dan

setelah upacara-upacara adat.

2. Pada masyarakat Muna, seni tari Modero mulai dikembangkan di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna pada 1946. Pelaksanaan tari Modero dipertunjukkan

pada upacara katoba, kakawi, kampua dan kalempagi. Dalam hal pelaksanaan, seni tari

Modero dipertunjukkan pada malam hari sesudah upacara-upacara adat dan tari Modero

Page 11: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

14

dipertunjukan di lapangan terbuka dan pakaian yang digunakan yaitu baju sehari-hari dan

sarung bhia-bhia atau sering disebut kambaea. Namun, dalam perkembangannya, penari

Modero hanya menggunakan baju sehari-hari, baik itu penari perempuan maupun penari

laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa pertunjukan tari Modero tidak dilihat dari segi

kostumnya, tetapi dilihat dari segi gerakan dan bunyi pantun (kabhanti) yang dilontarkan

oleh para penari.

3. Adapun perubahan pada pelaksanaan tari Modero yaitu dahulu tari ini dilaksanakan di

berbagai hajatan upacara seperti kampua (aqiqah), katoba (pengislaman), kariya/kalempagi

(pingitan), kafonisino lambu (pembukaan rumah baru), peresmian suatu tempat, festival,

perayaan hari-hari besar, pembukaan lahan baru, pesta panen, serta penjemputan tamu

agung. Sementara, untuk saat ini tari Modero ini dilaksanakan setelah acara kampua

(aqiqah), katoba (pengislaman), kariya/kalempagi (pingitan) dan acara syukuran. Dahulu

pakaian yang digunakan dalam tari Modero adalah pakaian adat Muna yang

menggambarkan bahwa masyarakat setempat memiliki adat yang kuat, bagi perempuan baju

yang dikenakan yaitu baju sehari-hari dan sarung bhia-bhia atau kumbaea. Namun, saat ini

pakaian yang digunakan para penari laki-laki yaitu pakaian bebas rapi dan sopan dan

pakaian yang digunakan oleh penari laki-laki dan penari perempuan yaitu juga berupa

pakaian bebas rapi dan sopan.

Page 12: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

15

DAFTAR PUSTAKA

Atmadibrata, E. 1978. Kritik Mengenai Kritik Tari. Budaya Jaya.

Amin, Muhammad Bedi. 2001. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Tari Lariangi di Kecamatan

Kaledupa. Skripsi. Kendari: FKIP Unhalu.

Baharudin, Sri Novianti. 2015. Sejarah Tari Luminda Pada Masyarakat Menui. Skripsi. Kendari:

FKIP UHO.

Brakel-papenhuyzen, Clara. 1991. Seni Tari Jawa. Jakarta: ILDEP-RUL.

Braudel, Fernand. 2001. 50 Filsuf Kontemporer dari Strukturalisme Sampai Postmodernisasi.

Yogyakarta: Pustaka Filsafat.

Gazalba, Sidi. 1981. Pengantar Sejarah sebagai Ilmu. Jakarta: Bharata Karya Aksara

Hadara, Ali. 2005. Metode Penelitian. Disampaikan pada Pelatihan Metodologi Penelitian Bagi

Mahasiswa Tingkat Akhir Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pandidikan Universitas Halu Oleo Tanggal 11-15 Juli 2005. Kendari

Hadara, Ali. 2014. Prosedur Penelitian dan Penulisan Sejarah, Panduan Untuk Mahasiswa SI

Pendidikan Sejarah. Kendari: Universitas Halu Oleo

Harun, 2005. Struktur, Fungsi, dan Nilai Hadjimadja, Kajian Puisi Lisan. Disertasi. Malang:

Universitas Negeri Malang

Hidayat, Robby. 2005. Menerobos Pembelajaran Tari Pendidikan. Malang: Banjar Seni Gontar

Gumelar

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana

La Ode Rahmat. 2011. Sejarah Tari Kompania Pada Masyarakat Kulisusu Kabupaten Buton

Utara. Skripsi Unhalu. Kendari: FKIP

Lechte, J. 2001. 50 Filsuf Kontemporer. Dari Strukturalisme sampai Postmodernitas. Yogyakarta:

Kanisius

Notosusanto, Nugroho. 1978. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta: Yayasan Idayu

Nurhasriani, Idham. 2013. Sejarah Tari Fomani di Kecamatan Siompu Kabupaten Buton. Skripsi.

Kendari: FKIP UHO

Salim. P, dkk, 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

Siti Ati. 2007. Tari Lulo di Kelurahan Lawolu Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe. Skripsi.

Kendari: FKIP Unhalu

Page 13: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.

Wa Rina

Aslim [Eksistensi Tari Modero pada Masyarakat Muna di Desa Lasunapa

Kecamatan Duruka Kabupaten Muna: 1946–2016]

I d e a O f H i s t o r y V o l 0 1 N o m o r 1 / J a n u a r i - J u n i 2 0 1 8

16

Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sony Kartika, Dharsono. 2007. Kritik Seni. Bandung: Rekayasa Sain

Sudjoko. 1983. Seni Sebagai Wujud Kebudayaan. Majalah Analisis Kebudayaan Edisi 05 Tahun

VIII. Jakarta: Depdikbud RI

Sunarto, Kamanto.2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

Sutrisno. Muji. 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius

Yudibrata. 1982. Kesenian Daerah Minagkabau. Majalah Analisis Kebudayaan Edisi 05 Tahun

VII. Jakarta: Depdikbud

Page 14: Journal Idea Of History - formuna.files.wordpress.com€¦ · pengembangan tari Modero di kalangan masyarakat Desa Lasunapa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna terjadi pada sekitar 1946.